UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …repository.uinjambi.ac.id/3737/1/Tra162015 - upaya...
Transcript of UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …repository.uinjambi.ac.id/3737/1/Tra162015 - upaya...
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL
HURUF HIJAIYAH PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK A
DI TAMAN KANAK KANAK AL BADARIYAH
KECAMATAN MUARA BULIAN
KABUPATEN BATANG HARI
SKRIPSI
OLEH :
NILA DIA RAHMA
NIM : TRA 162015
PROGRAM STUDI PENDIDIKANISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2020
i
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL
HURUF HIJAIYAH PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK A
DI TAMAN KANAK-KANAK AL-BADARIYAH
KECAMATAN MUARA BULIAN
KABUPATEN BATANG HARI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S. 1)
Dalam Ilmu Pendidikan Islam Anak
Usia DiniFakultas Tarbiyah
OLEH
NILA DIA RAHMA
NIM : TRA 162015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2020
ii
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini di persembahkan kepada kedua orang tua Bapak Mariyadi dan Ibu
Diana Rahmawati, adik-adikku Nalani Silma dan Ulinnuha Tsaabitah, serta
sahabat-sahabat seperjuangan dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.
vii
viii
KATA PENGANTAR
Alhmdulillah puji syukur Allah SWT, Tuhan yang Maha’Alim yang kita
tidak mengetahui kecuali apa yang diajarkan Nya , atas iradahnya sehingga skripsi
ini dapat dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi SAW pembawa risalah
pencerah bagi manusia. Penulis skripi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah
satu syarat akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas
Tarbiyah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Penulis menyadari sepenuhnya penyelesaian skripsi ini tidak banyak
melibatkan pihak yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil,
untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada :
1. Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari,MA, Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Dr. Hj. Fadlillah, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ridwan S,Psi, M.Psi.Psikolog dan Amirul Mukminin Al Anwari, M.Pd.I
Selaku Kaprodi dan Sekprodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).
4. Dra. Rts. Magdalena, M.Pd.I Selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Amrindono, M.Pd.I Pembimbing II
5. Ibu Diana Rahmawati, S.Pd, Aud Selaku Kepala Sekolah yang telah memberi
kemudahan kepada penulis dalam memperoleh data dilapangan.
6. Kedua Orang Tua Tercinta dan keluarga yang telah memberikan motivasi
tiada henti hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Seseorang yang spesial dihidupku “ASM”, yang tiada hentinya menjadi
partner diskusi , juga motivasi dalam menyelesaikan skripsi.
8. Sahabat-sahabat seperjuanaganku “ Liyana Arina Rambe, Melly Safera,
Ninda Rahilda, Nisrina zihni, Nurzalina, Rahma Puja Afdilla, Ricka Alfitri,
Rosa Lestari, Rosia Lestari, Safitri Bahran, sety Puji Astuti, Vira Septina.
ix
9. Kepada semua Pihak yang telah banyak memberikan dukungannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga bantuan dan bimbingan yang mereka berikan dengan penuh ke
ikhlasan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, AAMIIN Ya
Rabbal Alamin.
Penulis,
Nila Dia Rahma
NIM: TRA.162015
x
ABSTRAK
Nama : Nila Dia Rahma
NIM : TRA162015
Jurusan / Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Judul : Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan
Mengenal Huruf Hijaiyah Pada Anak Usia Dini Kelompok
A di TK AL Badariyah Kelurahan Rengas Condong
Kecamatan Muara Bulian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan anak dalam
mengenal huruf hijaiyah kelompok A di TK AL-Badariyah Kecamatan Muara
Bulian Kabupaten Batang Hari.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu dengan cara
mengumpulkan data. Penulis menggunakan metode observasi, metode
wawancara, studi pustaka dan metode dokumentasi. Tahapan yang ditempuh
adalah reduksi data, kajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan
Mengenal Huruf Hijaiyah Pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK AL Badariyah
Kelurahan Rengas Condong Kecamatan Muara Bulian.Penelitian merupakan
penelitian deskriptif kualitatif yang dilihat melalui sudut pandang pendidikan
dengan mengkaji tentang Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan
Mengenal Huruf Hijaiyah Pada Anak Usia Dini Kelompok A di TK AL Badariyah
Kelurahan Rengas Condong Kecamatan Muara Bulian.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pengenalan huruf hijaiyyah bagi anak-anak TK AL Badariyah Kelurahan Rengas
Condong Kecamatan Muara Bulian telah dilaksanakan secara terprogram,
sistematis dan terarah.
Kata kunci : meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah pada anak
usia dini
xi
ABSTRACT
Name : Nila Dia Rahma
NIM : TRA162015
Department : Aarly Childhood Islamic Education
Title : Teacher’s Efforts to Improv Ability To Know Hijaiyah
Letters In Early Children Age In A AL Badariyah
Village Office Rengas Condong Districts Muara Bulian
This study aims to determine the level of ability of children to recognize
letters hijaiyah group A in kindergarten AL-Badariyah Muara Bulian District
Batang Hari District.
This type of research is qualitative research, namely by collecting data.
The author uses the method of observation, interview methods, literature study
and documentation methods. The steps taken are data reduction, data study and
conclusion drawing. This study aims to determine the efforts of teachers in
improving the ability to recognize letters Hijaiyah in Early Childhood Group In A
AL Badariyah Village Office Rengas Condong Districts Muara Bulian. The
research is a qualitative descriptive study that is seen from an educational
perspective by examining the efforts of teachers in improving the ability to
recognize letters Hijaiyah in Early Childhood Group A In A AL Badariyah
Village Office Rengas Condong Districts Muara Bulian.The subject of the study
was the Class A class as the top manager who took the lead in knowing the
Teachers' Efforts to Improve the Ability to Recognize Hijaiyah Letters in Early
Childhood Group A In A AL Badariyah Village Office Rengas Condong Districts
Muara Bulian.
Based on the results of research conducted, it can be concluded that the
introduction of hijaiyyah letters for children of Badariyah Kindergarten AL
Rengas Condong Village, In its operation the introduction of hijaiyyah letters
begins with reading basmallah then the teacher teaches his children hijaiyyah
letters while his child imitates it.
Keywords: improve the ability to recognize letters hijaiyah in early childhood
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
NOTA DINAS ............................................................................................ ii
PENGESAHAN ......................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................... v
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi
MOTTO ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................. x
ABSTRACT ............................................................................................... xi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B.Fokus Penelitian .......................................................................... 5
C.Rumusan Masalah ........................................................................ 5
D.Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Kerangka Teori .......................................................................... 8
1.Upaya Guru ............................................................................. 8
a.Pengertian Upaya Guru ....................................................... 8
b.Kompetensi Guru ................................................................ 13
c.Tugas Guru .......................................................................... 16
d.Peran Guru .......................................................................... 19
2.Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah .................................. 20
a. Pengertian Kemampuan ................................................... 20
b. Pengertian Huruf Hijaiyah ................................................. 21
c. Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah ............................. 23
d. Metode Pengenalan Huruf ................................................. 24
xiii
e. Faktor Yang Menunjang Dan Menghambat Kemapuan
Mengenal Huruf Hijaiyah ................................................. 24
f. Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Mengenal Huruf
Hijaiyah ............................................................................. 25
3.Pengertian Anak Usia Dini ...................................................... 25
B. Penelitian Yang Relevan .......................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendkatan dan Desain Penelitian ............................................... 30
B. Setting dan Subjek Penelitian ..................................................... 30
C. Jenis dan Sumber Data Penelitian .............................................. 31
D.Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 34
E.Teknik Analisis Data ................................................................... 37
F.Uji Keabsahan Data ..................................................................... 40
G.Rencana Waktu Penelitian ........................................................... 43
BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
1. Temuan Umum ............................................................................ 45
A. Historis dan Geografis TK AL Badariyah ............................. 45
a. Historis ............................................................................... 45
b. Letak Geografis .................................................................. 47
c. Identitas Sekolah ................................................................ 47
B.Struktur Organisasi ................................................................. 48
C. Keadaan Pendidik,Tenaga Kependidikan, dan Anak ............. 50
2. Temuan Khusus dan Pembahasan ............................................... 52
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan .................................................................................. 65
B.Rekomendasi ............................................................................... 65
C. Saran ........................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Jadwal Penelitian ................................................................... 44
Tabel 4.1 Keadaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan .............................. 36
Tabel 4.2 Data Jumlah Siswa ........................................................................... 51
Tabel 4.3 Data Anak Kelompok A ................................................................... 52
Tabel 4.4 Data Anak dalam Mengenal Huruf Hijaiyah ................................... 53
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Adaptasi Analisis Data Model Miles dan Huberman .............. 38
Gambar 4.1 Struktur Organisasi .................................................................. 49
Gambar 4.2 Buku Catatan Mengaji ............................................................. 57
Gambar 4.3 Kartu Huruf Hijaiyah .............................................................. 58
Gambar 4.4 Puzzle Huruf Hijaiyah ............................................................. 59
Gambar 4.5 Pohon Huruf Hijaiyah ............................................................. 60
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : Kartu Konsultasi
LAMPIRAN 2 : Instrumen Pengumpulan Data (IPD)
LAMPIRAN 3 : Surat Pernyataan Responden
LAMPIRAN 4 : Dokumentasi Penelitian
LAMPIRAN 5 : Daftar Riwayat Hidup
1
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 14 yaitu, Pendidikan anak usia dini
(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Selanjutnya pasal 28 dinyatakan bahwa pendidikan
anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal, non formal, dan
informal. (Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional).
Anak usia dini adalah anak yang berusia 3-6 tahun. Usia dini
merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam
sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan
manusia. Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang funda
mental, dalam kehidupan anak selanjutnya Anak usia dini merupakan
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan pemberian stimulus pendidikan agar
membantu perkembangan, pertumbuhan baik jasmani maupun rohani
sehingga anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut.
sampai periode akhir perkembangannya. (Dr. H. Martinis Yamin,. 2010: 1).
Salah satu periode yang menjadi ciri masa usia dini adalah the
golden ages atau periode keemasan. Banyak konsep dan fakta yang
ditemukan memberikan penjelasan periode keemasan pada masa usia dini,
dimana semua potensi anak berkembang paling cepat. Beberapa konsep
yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masa eksplorasi, masa
identifikasi/imitasi, masa peka, dan masa bermain. Pendidikan usia dini
merupakan wahana pendidikan yang sangat fudamental dalam memberikan
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan,
sikap dan keterampilan pada anak. Keberhasilan proses pendidikan pada
masa dini tersebut menjadi dasar untuk proses pendidikan selanjutnya.
(Maria Montessori dalam Suyadi, 2010: 24-25)
Dasar-dasar pendidikan sosial yang diajarkan dalam agama Islam
didalam mendidik anak adalah membiasakan mereka bertingkah laku sesuai
dengan etika sosial yang benar dan membentuk akhlak kepribadian
sejakdini. Jika interaksi sosial dan pelaksanaan etika berpijak pada landasan
iman dan takwa, maka pendidikan sosial akan mencapai tujuan yang paling
tinggi yaitu manusia dengan perangai akhlak dan interaksi yang sangat
baik sebagai insan yang sholeh,cerdas, bijak dan dinamis.
(Ulwan, 1999: 535).
Pendidikan Anak Usia Dini juga harus disesuaikan dengan nilai-
nilai yang dianut oleh lingkungan disekitarnya yang meliputi faktor
budaya,keindahan,kesenian dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Banyak ide dari guru-guru ternama masih merupakan mimpi, karena
ketidakmampuan kita untuk mewujudkan mimpi menjadi kenyataan.
HoraceMann, pendidik pembaharu abad sembilan belas yang dijuluki
“Bapak Pendidikan Amerika” mengatakan hal dibawah ini mengenai
pentingnya dan perlunya mendidik semua anak. Ini adalah sistem sekolah
gratis tidak ada perbedaan kaya dan miskin, pintu-pintu terbuka dan
kebaikan dibagian bagi semua anak dinegara ini, maka pendidikan di atas
alat lain yang diciptakan manuisa , adalah penyamarata kondisi manusia,
roda keseimbangan mesin sosial. Tujuan untuk mendidik semua anak masih
sukar dipahami, namun demikian tujuan ini tetap harus diwujudkan. Seperti
yang dikatakan Sekretaris Mentri Pendidikan Amerika , tugas kitalah yang
memastikan semua anak memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk
meraih kesuksesan. Mimpi untuk mendidik semua anak hingga potensi
penuh mereka sangat mulia, dan kita dapat dan harus menggunakannya
sebagai dasar untuk membangun karier mengajar yang penuh makna dan
3
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
membangun kehidupan yang penuh makna bagi anak-anak dan keluarga
mereka. Kita memeiliki kewajiban untuk menjadikan visi cemerlangorang
lain untuk anak-anaksebagai visi kita. Lagipula jika bukan kita yang
memiliki visi cemerlang untuk anak-anak, siapa lagi?fitur penerapan
program memprelihatkan bagaimana fasilitas pendidikan telah berubah
selama ini. (Georgi Morrison S, 2012:58-59).
Teori-teori membantu kita memahami bagaimana,mengapa,di mana,
dan kapan proses belajar terjadi. Sehingga teori-teori tersebut dapat
mengarahkan anda dalam mengembangkan program untuk anak yang
mendukungdan meningkatkan proses belajar tersebut. Sebagai contoh,
seperti yang kita akan lihat sebentarlagi, apa yang diyakini piaget sebagai
cara anak belajar berpengaruh langsung terhadap pengaturan kelas dan apa
yang diajarkan dan cara mengajarkannya. Mengembangkan program dan
kurikulum adalah bagian penting dari pekerjaan profesional anda. Oleh
karena itu sejarah pendidikan anak usia dini teori-teori tentang bagaimana
anak belajar akan memudahkan anda untuk memenuhi dimensi-dimensi
penting dari peran profesional anda. (Georgi Mrrison S, 2012: 61).
Pada masa anak-anak mulai diperkenalkan pada pendidikan Al-
Qur’an dengan tahap dasar pengenalan huruf hijaiyah, karena Al-Qur’an
yang menjadi pegangan dan pedoman didalam kehidupan nanti,sehingga
ketika dewasa tidak kehilangan pegangan dan pedoman. Maka dari itulah
untuk membaca Al-Qur’an, kita harus mengenalkan huruf-huruf hijaiyah
pada anak sebagai dasar pembelajaran Al-Qur’an tuntutan dasar dalam
pendidikan al-qur’an adalah jelas terdapat didalam AL-Qur’an surah AL-
Tahrimayat 6 :
ة ار ج ح ل ا و اس لن ا ا ه ود ق ا و ار م ن يك ل ه أ و م ك س ف ن أ وا وا ق ن آم ين ذ ل ا ا ه ي أ ا ي
ا ون م ل ع ف ي م و ه ر م أ ا م ون الل ص ع ل ي اد د ظ ش ل ة غ ك ئ ل ا م ه ي ل ع
ون ر م ؤ ي
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluar
gamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu penjagaannya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
4
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahnya
kepada mereka dan selalu mengajarkan apa yang
diperintahkan”.
Abdullah Asysyafi’I (1992) Pelajaran Tajwid Lengkap dan
Praktis. Bandung: Husaini
Menurut James B. Brow seperti yang dikutip oleh Sardiman (2005)
mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan
mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan
pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan anak. Tugas
guru dalam proses belajar mengajar meliputi tugas paedagogis dan tugas
administrasi. Keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh
kepiawaian seorang guru yang membelajarkan anak dengan memilih serta
menggunakan metode pembelajaran yang tepat dalam kegiatan
pembelajaran. Pemilihan metode di samping mengacu pada materi dan
tujuan pembelajaran, juga menunjukkan pada kegiatan yang akan
dilakukan. Metode pembelajaran sangat beraneka ragam, guru dapat
memilih metode pembelajaran yang efektif untuk mendorong anak
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Mengatasi masalah ini
tentunya harus ada upaya yang dilakukan oleh guru. Kalau harus merubah
keadaan fisik kelas tentu akan merepotkan pihak sekolah. Namun ada
upaya guru yang lebih mudah untuk dilakukan, dengan melakukan inovasi
pada penggunaan metode pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran
yang inovatif akan berpengaruh terhadap situasi pembelajaran, sehingga
situasi pembelajaran tidak lagi membosankan.
(Sardiman A.M, 2014: 137-138).
Dari hasil tinjauan awal yang peneliti lakukan pada 29 Agustus
2019 mengenai kemampuan mengenal huruf hijaiyah di TK Al-
Badariyah, ada beberapa hal yang peneliti temui, hasil observasi
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran pengenalan huruf hijaiyah
pada anak usia dini, guru memiliki peran yang sangat penting. Kemudian
data yang peneliti dapat di TK Al-badariyah dari 15 anak yang terdiri dari
5
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
6 anak laki-laki dan 9 anak perempuan baru 8 anak yang bisa mengenal
huruf hijaiyah, sehingga penulis memandang perlu melakukan penelitian
ini. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH PADA ANAK USIA
DINI KELOMPOK A DI TK ALBADARIYAH.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas,
dan luasnya bahan kajian tentang mengenal huruf hijaiyah, maka fokus
penelitian ini adalah berkaitan dengan upaya guru dalam meningkatkan
kemampuan anak usia dini dalam mengenal huruf hijaiyah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian yang dikemukakan maka dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kemampuan anak dalam mengenal huruf hijaiyah di
TK AL-Badariyah Kabupaten Batanghari?
2. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan mengenal
huruf hijaiyah pada anak usia dini di TK AL-Badariyah Kabupaten
Batanghari?
3. Apa faktor penghambat dan pendukung guru dalam meningkatkan
kemampuan mengenal huruf hijaiyah pada anak usia dini di TK AL-
Badariyah Kabupaten Batanghari?
6
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mendeskripsikan bagaimana tingkat kemampuan anak dalam
mengenal huruf hijaiyah di TK AL-Badariyah Kabupaten
Batanghari
b. Untuk mendeskripsikan bagaimana upaya guru dalam
meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah pada anak usia
dini di TK AL-Badariyah Kabupaten Batanghari.
c. Untuk mendekripsikan faktor apa yang mendukung dan
menghambat guru dalam meningkatkan kemampua nmengenal
huruf hijaiyah pada anak usia dini di TK AL-Badariyah Kabupaten
Batanghari
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan yang baik dalam
bidang teoritis dan praktis maupun yang lainnya diantaranya sebagai
berikut :
a. Kegunaan teoritis
Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan hasilnya dapat menjadi
pedoman dan acuan bagi para orangtua dan guru dalam
meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah pada anak usia
dini.
b. Kegunaan praktis
Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan temuan-temuan dari
pembahasan hasil penelitian dapat menjadi pedoman dalam
memahami upaya kendala dan faktor.
1. Kepala Sekolah
Dapat memberi motivasi , arahan bagi guru-guru tentang
penghambat anak dalam mengenal huruf hijaiyah.
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Guru
Dapat menjadi masukan bagi guru tentang faktor yang
menunjang dan menghambat untuk meningkatkan kemampuan
mengenal huruf hijaiyah pada anak usia dini.
3. Anak Usia Dini
Dapat menjadikan anak usia dini memiliki kemampuan yang
baik dalam mengenal huruf hijaiyah.
8
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
Penelitian sangat memerlukan landasan berfikir. Untuk itu, bagian
ini akan dikemukakan teori dari sejumlah ahli untuk mengkaji masalah
yang ada di lapangan, teori yang digunakan adalah:
1. Upaya Guru
a. Pengertian Upaya Guru
Dalam KBBI upaya adalah usaha, ikhtiar ( untuk mencapai
suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dan
sebagainya).
Upaya adalah usaha, ikhtiar untuk mencapai suatu apa yang
hendak dicapai untuk diinginkan Upaya merupakan usaha sadar
yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
hal ini adalah upaya guru PAUD dalam meningkatkan kemampuan
mengenal huruf hijiayah pada anak usia dini kelompok A. Guru
adalah poros utama pendidikan. Ia menjadi penentu kemajuan
suatu negara di masa depan. Secara umum, tugas guru adalah
mengajar siswa-siswi agar memilki pengetahuan dan keterampilan
dalam masing-masing bidang pelajaran. Selain itu guru juga
mempunyai tanggung jawab dalam mendidik siswa agar
mempunyai sikap dan tingkah laku baik, entah itu ketika berada di
lingkungan sekolah ataupun masyarakat.
(Pius A Pratanto, 1990:770).
Guru adalah orang yang memberi ilmu pengetahuan kepada
anak didik. Guru adalah orang yang melaksanakan pendidikan di
tempat-tempat tertentu seperti sekolah, madrasah, masjid, rumah
dan lain sebagainya Guru adalah tenaga pendidik yang
memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di
sekolah atau madrasah. Guru adalah orang yang berpengalaman
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya, dia
dapat menjadikan anka didik menjadi orang yang cerdas
(Syaiful Bahri Djamarah, 2000:126).
Guru sebagai pengajar atau pendidik merupakan salah satu
faktor yang menjadi penentu keberhasilan setiap usaha pendidikan.
Oleh karena itu, upaya guru dalam peningkatan proses
pembelajaran adalah suatu hal yang amat penting. Guru dapat
melalui tahap-tahap pembelajaran dalam melaksanakan strategi
mengajar. Pendekatan proses belajar mengajar, proses belajar
mengajar merupakan proses yang sistematis, artinya proses
dilakukan guru dan siswa di tempat belajar untuk mencapai tujuan
(Martinis Yamin, 2010: 59). Demikian juga guru dalam proses
belajar -mengajar harus memiliki kemampuan tersendiri guna
mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan
pendidikan pada umumnya dan proses belajar-mengajar pada
khususnya. (Martinis Yamin, 2010: 59).
Untuk memiliki kemampuan tersebut guru membina diri
secara baik karena fungsi guru adalah membina dan
mengembangkan kemampuan murid secara profesional di dalam
proses belajar-mengajar. Tujuan dasar pembelajaran adalah
mentransfer ilmu pengetahuan secara efektif dan menyeluruh
(totality) dalam artian bahwa proses pembelajaran untuk
membentuk pola berpikir dalam konsep pengetahuan yang lengkap
dan detail, sehingga perlu strategi yang efektif pula dalam
mencapai proses tersebut. Dalam pengaruhnya lebih lanjut dapat
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian anak.
(Martinis Yamin, 2010: 45).
Peserta didik membutuhkan pendidikan karena pendidikan
dipandang penting. Sebagai salah satu aspek yang memiliki
penerapan pokok dalam membentuk generasi masa mendatang.
Dalam pendidikan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dan bertanggung jawab serta mampu menghadapi masa depan.
Salah satu untuk meningkatakan mutu pendidikan adalahdengan
memberikan kesempatan kepada pihak sekolah untuk mengelola
lembaga pendidikan sebaik mungkin agar tujuan pendidikan dapat
tercapai, termasuk kesempatan kepada kepala sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru. (Martinis Yamin, 2010: 12).
Guru adalah salah satu faktor yang menentukan berbagai
keberhasilan murid dalam suatu proses pembelajaran di kelas.
Untuk itu, profesionalitas guru dalam suatu pembelajaran sangatlah
dirasakan penting. Menurut (Martinis dan Maisah, 2010: 3-4) ada
beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk mewujudakan hal-
hal tersebut yaitu:
1. Menguasai bahan meliputi menguasai bahan mata pelajaran
dalam kurikulum dan menguasai bahan penunjang mata
pelajaran.
2. Mengelola program pengajaran berupa intruksional, mengenal
dan dapat menggunakan prosedur instruksional yang tepat,
melaksanakan program pengajaran dan mengenal kemampuan
anak didik.
3. Mengelola kelas meliputi mengatur tata ruang kelas dan
menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.
4. Menggunakan media/sumber.
5. Menguasai landasan-landasan pendidikan.
6. Mengelola interaksi belajar mengajar.
7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan belajar mengajar.
8. Mengenal layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
9. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan.
Guru mempunyai tugas untuk mendorong, membina,
membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi murid untuk
mencapai tujuan. Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mendidik dengan titik berat memberikan arah pencapaian tujuan
baik jangka pendek maupun jangka panjang, memberi fasilitas
pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai,
membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-
nilai, dan penyesuaian diri. Pendidikan guru tidak terbatas sebagai
penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia
bertanggung jawab atas keseluruhan perkembangan kepribadian
siswa. (Martinis dan Maisah, 2010: 3-4)
Sebagai salah satu aspek terpenting dalam proses
pembelajaran aktivitas murid merupakan tolak ukur berhasil atau
tidaknya suatu proses pembelajaran tersebut. Dengan aktivitas
belajar yang tinggi, maka sumbangan partisipasi siswa akan
optimal, sehingga mempercepat untuk mencapai kemandirian dan
dapat mengembangkan cakrawala berfikir murid. Dengan demikian
aktivitas belajar siswsa menjadi keharusan dalam proses
pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal.
Tidak semua pendidik memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar seorang anak. Hal ini disebabkan kebekuan
pemahaman pendidik terhadap anak. Tidak sepatutnya guru
memiliki kebekuan pemikiran dalam hal ini, guru bisa bersifat
dinamisator dengan melakukan tindakan efektif dalam mengajar
dengan lebih memahami sisi individu seorang anak baik psikologis,
sosiologis, maupun fisikisnya. Ini tentu memerlukan kerja keras
dari pendidik sendiri dalam mengikuti pertumbuhan dan
perkembangan anak selalu berubah setiap waktunya.
Aktivitas belajar setiap individu tidak selamanya dapat
berlangsung secara wajar. Murid terkadang cepat menangkap apa
yang dipelajari, kadang lambat. Pada waktu tertentu terkadang
terasa amat sulit untuk menangkap apa yang dipelajari. Setiap
individu tidak ada yang sama. Perbedaan individu itulah yang
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak
didik. Keadaan dimana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana
mestinya maka anak didik tersebut telah mengalami kesulitan
belajar. Konsep yang terkait dengan guru:
1. Guru harus menyayangi dan menghormati anak-anak, memiliki
pengharapan yang tinggi atas mereka .
2. Guru harus mengabdi ke profesi mengajar.
3. Mengajar yang baik didasarkan pada teori, filosofi, sasaran, dan
tujuan.
4. Pembelajaran anak-anak meningkat jika menggunakan materi
konkret.
5. Pengajaran harus beralih dari konkret ke abstrak.
6. Observsi merupakan cara kunci menentukan kebutuhan anak-
anak.
7. Mengajar harus merupakan proses yang terencana dan
sistematis.
8. Mengajar harus berpusat pada anak-anak bukan pada orang
dewasa atau pada mata pelajaran.
9. Mengajar harus didasarkan pada minat anak-anak.
10. Mengajar harus berkolaborasi dengan anak-anak sebagai sarana
meningkatkan perkembangan.
11. Guru harus merencana, sehingga mereka memasukkan semua
jenis kecerdasan.
Dalam proses pembelajaran guru melakukan tindakan
mendidik seperti memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum,
atau memberi nasehat. Tindakan guru tersebut bearti menguatkan
motivasi intrinsik; tindakan guru tersebut bearti juga mendorong
siswa belajar, suatu penguatan siswa belajar, suatu penguatan minat
belajar. Siswa tertarik belajar karena ingin memperoleh hadiah.
Meskipun hadiah memiliki fungsi yang tepat untuk membangkitkan
minat anak, namun guru memperhatikan waktu penggunaannya,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
sehingga hadiah memiliki fungsi sebagai motivasi belajar saat
digunakan dalam pembelajaran. (Rulam Ahmadi, 2014: 52).
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu interaksi antara
guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
pembelajaran. Tujuan yang ingin dicapai dari interaksi itu pada
dasarnya adalah bertambahnya pengalaman siswa baik teori
maupun praktek dan perubahan tingkah laku siswa. Proses
pembelajaran membutuhkan adanya kegiatan komunikasi.
Komunikasi tesebut timbul karena adanya hubungan timbal
balik antara guru dan siswa yang tujuan hubungan itu akan
mempengaruhi perubahan intelek, watak serta sosial dan hubungan
tersebut didasarkan pada hubungan yang bersifat mendidik. Dalam
proses pembelajaran , diperlukan adanya aksi dan reaksi yang
menjadi interaksi antara guru dan siswa mempunyai fungsi
berbeda, yaitu guru berfungsi sebagai pengajar dan siswa berfungsi
sebagai pelajar. Dalam proses pembelajaran, siswa sering
dihadapkan dengan berbagai hambatan dalam menerima pelajaran
yang diajarkan. Untuk itu diperlukan adanya binaan dari guru.
(Rulam Ahmadi, 2014: 15).
b. Kompetensi Guru
Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. (Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen)
Standar Kompetensi Guru adalah beberapa indikator yang
dapat dijadikan ukuran karakteristik guru yang dinilai kompeten
secara profesional. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara
kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual
yang secara menyeluruh membentuk kompetensi standar profesi
guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan
pribadi, dan profesionalisme. Sebagaimana yang tertulis dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru Dan Dosen, disebutkan bahwa “Guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
Ada empat kompetensi guru :
a. Kompetensi Pedagogik
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, lebih rinci
dijelaskan apa saja yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru
terkait dengan Kompetensi Pedagogik.
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata
pelajaran yang diampu/diajarkan.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran
b. Kompetensi Kepribadian.
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan
personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta
didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian guru
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator
esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak
sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan
norma.
2. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial:
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai
pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial:
menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial:
memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap
peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
5. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki
indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius
(iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan
memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
c. Kompetensi profesional
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung pelajaran yang dimampu
2. Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu
secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan melakukan tindakan reflektif
5. Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan
mengembangakan diri.
d. Kompetensi sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar.
1. Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak
diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agara,
raskondisifisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
keluarga.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan
masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang
memiliki keragaman social budaya.
4. Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. Tugas Guru
1. Mengajar Peserta Didik
Tugas pertama dari seorang guru adalah mengajar seluruh
peserta didik terkait ilmu pengetahuan yang diketahuinya
secara mendalam.Berkaitan dengan tugas pengajaran, seorang
guru diharapkan bisa menyampaikan materi yang tertulis di
buku atau media lainnya kepada peserta didik, agar di
kemudian hari peserta didik yang bersangkutan bisa
menerapkan ilmu yang didapatkannya di kehidupan sehari-hari.
2. Mendidik Peserta Didik
Setiap peserta didik atau murid memiliki karakter
masing-masing yang terkadang membantu jalannya proses
belajar mengajar atau sebaliknya. Hal inilah yang menjadi
tugas seorang guru untuk mendidik sang murid agar berjalan di
koridor yang semestinya di dunia pendidikan. Seorang guru
wajib memberikan teladan kepada sang murid untuk mengubah
tingkah laku dan karakter, agar menjadi lebih baik. Nantinya
dampak positif yang timbul adalah pola pergaulan dari sang
peserta didik sendiri yang dapat membedakan mana yang baik
dan buruk untuk dirinya.
3. Memberikan Bimbingan Dan Pengarahan Paad Peserta Didik
Tugas seorang guru yang lainnya adalah memberikan
bimbingan dan arahan kepada peserta didik. Bimbingan dan
arahan ini diharapkan mengembangkan kemampuan motorik
maupun kemampuan lain yang dimiliki seorang anak didik.
Bimbingan dan arahan ini bisa dilakukan dalam beragam
bentuk, diantaranya memberikan tugas kepada anak didik
dengan terlebih dahulu menekankan apa yang harus dikerjakan.
Memberikan pembenaran atau revisi apabila anak didik
melakukan kesalahan pada tugas yang diberikan.
4. Melatih Peserta Didik.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Memberikan pelatihan kepada peserta didik, memiliki
fungsi yang hampir sama seperti pada saat seorang guru
memberikan bimbingan dan pengarahan. Pelatihan dalam dunia
pendidikan, dapat dilakukan dalam beberapa hal, seperti:
a. Memberikan pekerjaan rumah yang membantu
meningkatkan kreativitas anak, seperti membuat prakarya
seni gambar atau seni rupa.
b. Menerapkan diskusi kelompok dalam membahas sebuah
masalah berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang
diberikan, untuk melatih keterampilan berbicara dan
mengemukakan sebuah pendapat.
c. Memberikan pelatihan kecakapan atau pelatihan dasar
berkaitan dengan ketertarikan atau bakat anak didik, seperti
pelatihan menjahit, pelatihan bahasa, pelatihan mekanik,
pelatihan kelistrikan, dan beragam pelatihan lain yang
mampu mengembangkan bakat alami yang dimiliki.
5. Memberikan Penilaian.
Seorang guru memiliki kewajiban memberikan
penilaian kepada anak didik, secara langsung maupun tidak
langsung untuk membantu sang anak memahami kesalahan dan
kekurangan yang dimiliki, untuk kemudian merubahnya
menuju kearah yang lebih positif. Di dunia pendidikan formal,
penilaian ini bisa dilakukan dengan mengadakan ujian tertulis
maupun tidak terkait bidang ilmu tertentu.
6. Memberi Evaluasi.
Evaluasi di bidang pendidikan tidak sama dengan
pemberian nilai. Evaluasi juga bisa berkaitan dengan sang guru
sendiri mengingat evaluasi ini akan memberikan pandangan
seberapa berhasil seorang guru dalam memberikan pendidikan
kepada anak didiknya. Evaluasi memiliki arti luas, dimana
evaluasi bisa dilakukan secara tertulis maupun tidak.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
7. Memberikan Dorongan Moral Dan Mental
Seorang guru memiliki tugas dan kewajiban untuk
memberikan dorongan moral maupun mental kepada anak
didiknya agar sang anak didik mampu menghadapi segala jenis
permasalahan yang terjadi dalam hidupnya selama mengenyam
pendidikan formal maupun non formal.Misalnya saja saat
seorang anak mendapatkan nilai paling rendah diantara teman
sekelasnya, seorang guru yang baik akan memberikan
semangat kepada anak yang bersangkutan agar belajar lebih
baik lagi kedepannya dengan memberikan hadiah sebagai
perangsang niat belajar atau penghargaan lainnya. Terkait
dengan tugas yang dimiliki seorang guru, ada peran guru yang
tidak bisa digantikan oleh orang lain bahkan orangtua murid,
diantaranya: (Hamzah,2016:151).
a. Sebagai seorang pengajar, dimana seseorang yang menjadi
guru dianggap sanggup mengajarkan suatu ilmu
pengetahuan di bidang tertentu kepada anak didiknya.
b. Sebagai seorang pendidik, dimana seorang guru sanggup
mengarahkan dan memberikan teladan kepada anak didik
agar sang anak mengikuti norma maupun aturan yang
berlaku di masyarakat.
c. Sebagai seorang pembimbing, dimana seorang guru
sanggup membimbing agar seluruh anak didik tetap berada
di jalur yang tepat selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung di jalur formal maupun non formal.
a. Peran Guru
Terkait bahasan diatas, peran guru dalam dunia
pembelajaran juga tidak kalah penting, mengingat seorang guru
akan berperan sebagai:
(Mulyasa,2011:36)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Motivator
Sebagai seorang motivator, seorang guru diharapkan mampu
memberikan dorongan mental dan moral kepada anak didik
agar kedepannya, mereka selalu memiliki semangat dan tujuan
dalam belajar. Seorang motivator yang handal akan menjadikan
muridnya sebagai seseorang yang handal dan berani dalam
menghadapi setiap masalah yang ada di kehidupan.
2. Administrator
Seorang guru berperan sebagai administrator, dimana guru yang
bersangkutan akan mencatat perkembangan individual
muridnya dan menyampaikannya kepada orangtua. Hal ini
diharapkan dapat menjaga anak yang bersangkutan untuk selalu
berjalan di jalur yang benar.
3. Evaluator
Sebagai seorang evaluator, seorang guru berhak memberikan
penilaian dan masukan-masukan untuk kemajuan peserta didik.
2. Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan merupakan potensi yang ada berupa kesanggupan,
kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.
(Mohammad Zain dalam Milman Yusdi, 2010: 10).
Kemampuan merupakan hal telah ada dalam diri kita sejak
lahir. Kemampuan yang ada pada diri manusia juga bisa disebut
dengan potensi. Potensi yang ada pada manusia pada dasarnya bisa
diasah. Dalam hal ini banyak para ahli mengartikan kemampuan secara
bervariasi akan tetapi pada dasarnya masih memiliki konteks yang
sama. (Anggiat M. Sinaga dan Sri Hadiati, 2001: 34).
Kemampuan merupakan sebuah kapasitas yang dimiliki oleh
tiap-tiap individu untuk melakasanakan tugasnya. Sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa kemampuan merupakan suatu penilaian
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
atau ukuran dari apa yang dilakukan oleh orang tersebut. Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan merupakan
kecakapan setiap individu untuk menyelesaiakan pekerjaannya atau
menguasai hal-hal yang ingin dikerjakan dalam suatu pekerjaan, dan
kemampuan juga dapat dilihat dari tindakan tiap-tiap individu.
(Robbin, 2007: 57)
Pada dasarnya kemampuan keseluruhan seorang individu pada
dasarnya terdiri atas dua kelompok factor (Robbin, 2007: 57) yaitu :
1. Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang
untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan kemampuan
berfikir.
2. Kemampuan fisik merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas
yang menuntut tenaga atau stamina berupa keterampilan, kekuatan,
atau karakteristik serupa.
b. Pengertian Huruf Hijaiyah
Pembelajaran huruf hijaiyah tentunya masing-masing metode
atau caranya berbeda-beda sesuai dengan ciri khas dari masing-masing
metode yang dikembangkan. Salah satu dasar yang penting untuk
memperkenalkan huruf hijaiyah adalah bagaimana seseorang dapat
membedakan huruf dengan jelas. Inilah yang disebut dengan istilah
makhraj huruf. Untuk itu berikut akan diuraikan bagaimana makhraj
itu sendiri. Makhraj dari segi bahasa adalah tempat keluar,
sedangkan dari segi istilah makhraj diartikan tempat keluarnya huruf.
Dalam pembahasan tentang makhraj ini terdapat beberapa
istilah atau pembagian dari makhraj itu sendiri, yaitu :
1. Jahr, yaitu tertahannya nafas pada makhraj ketika melafalkan huruf
karena persentuhan/tempelan antara dua organ penutur sangat kuat
di tempat ي و ن م ل ق غ ع ظ ط ض ز ر ذ د ج ب ء: yaitu, 18 ada
hurufnya-Huruf. Makhrajtersebut
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Isti’la’, yaitu terangkatnya sebagian besar lidah ketika melafalkan
huruf, terdiri atas ق غ ظ ط ض: yaitu, huruf lima
3. Ithbaq mengangkat pangkal lidah ke arah langit-langit lunak ketika
melafalkan huruf. Ithbaq mempunyai 4 huruf, yaitu : ص ض ط ظ
4. Ishmat, adalah huruf yang agak berat dan tidak dapat dilafadzkan
dengan cepat karena makhrajnya jauh dari ujung lidah. Hurufnya
sama dengan huruf ithbaq.
5. Syiddah, yaitu menahan suara sejenak pada makhraj kemudian
melepaskan secara tiba-tiba bersama udara, hurufnya adalah : ط
6. Pertengahan, yaitu menyederhanakan suara ketika melafadzkan
huruf, terdiri dari 5 ن م ل ع ر: yaitu huruf.
7. Shafir adalah suara tambahan yang mirip suara siulan, hurufnya
tiga yaitu : ز س ص
8. Qalqalah yaitu terjadinya getaran sewaktu menuturkan huruf yang
sukun, sehingga terdengar semacam aspirasi suara yang kuat.
Hurufnya 5 yaitu :ب ج د ط ق
9. Layin, yaitu keluarnya suara dengan mudah dan memanjang,
hurufnya 2, yaitu : و ي
10. Inhiraf, yaitu beralihnya suatu huruf setelah keluar dari makhrajnya
kepada makhraj huruf lain. Hurufnya ada 2 yakni : ر ل
11. Takrir adalah bergetarnya ujung lidah ketika melafadzkan huruf
yaitu 1 huruf : ر
Tafasysyi, yaitu tersebarnya udara dalam mulut ketika melafalkan
huruf, dan hanya 1 huruf yakni : ش. Istithalah adalah
memanjangnya suara pada makhraj huruf yaitu 1 huruf : ض. Khafa,
yaitu hilangnya sebagian huruf ketika melafalkannya, hurufnya ada
3 yakni : ي و ه. Gunnah, yaitu suara yang keluar dari rongga hidung
berupa gema yang ada pada huruf مdan نbertasydid, tidak ada
pengaruh lidah di dalamnya. Dengan penjelasan di atas, jelaslah
bagaimana dasar yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memperkenalkan huruf-huruf hijaiyah,sebagai dasar pemahaman
terhadap baca tulis al Qur’an.
c. Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah
Kemampuan mengenal huruf adalah kesanggupan melakukan
sesuatu dengan mengenali tanda-tanda/ciri-ciri dari tanda aksara dalam
tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi
bahasa. Definisi kemampuan adalah daya seseorang untuk melakukan
sesuatu.Sedangkan bahasa adalah penguasaan alat komunikasi, baik
secara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat.
Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi anak untuk
mengungkapkan berbagai keinginannya maupun kebutuhannya. Jadi
kemampuan huruf adalah daya yang dimiliki anak dari sebuah proses
belajar mengajar dalam hal kemampuan berkomunikasi.
(Carol Seefelt dan Barbara A.Wasik, 2008: 330-331 ),
Pendapat Ehri dan Mc. Cormack dalam wasik belajar huruf
adalah komponen hakiki dari perkembangan baca tulis. Anak bisa
membaca beberapa kata dan mengenal huruf cetak
dilingkungan/environmental print sebelum mereka mengetahui abjad.
Anak menyebut huruf pada daftar abjad, dalam belajar membaca
tidak memiliki kesulitan dari pada anak yang tidak mengenal huruf.
(Carol Seefelt dan Barbara A.Wasik, 2008: 331).
Burnett menyatakan bahwa mengenal huruf merupakan hal
penting bagi anak usia dini yang didengar dari lingkungannya baik
huruf latin, huruf Arab dan lainnya. Berbagai huruf yang dikenal anak
menumbuhkan kemampuan untuk memilih dan memilah berbagai jenis
huruf. Melatih anak untuk mengenal huruf dan mengucapkannya mesti
harus diulang-ulang. ( Harun Rasyid dkk, 2009: 241).
Selain pendapat di atas, menurut (Slamet Suyanto, 2005: 165),
bagi anak mengenal huruf bukanlah hal yang mudah. Salah satu
penyebabnya adalah karena banyak huruf yang bentuknya mirip tetapi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
bacaannya berbeda, seperti D dan B, M dengan W, maka diperlukan
permainan membaca untuk mengenal huruf.
d. Metode Pengenalan Huruf
Dalam pendekatan ini guru menggunakan kata-kata anak sendiri
untuk membantunya belajar membaca.Kata-kata itu dapat berupa
penjelasan suatu gambar atau suatu cerita pendek yang dimasukkan
kedalam suatu buku. Banyak guru menggunakan metode ini sebagai
suatu pendekatan pertama untuk membaca. Membaca kata-kata mereka
sendiri membantu anak-anak memahami bahwa kata yang tertulis
adalah untuk komunikasi makna.Jadi, kekuatan dari pendekatan
pengalaman bahasa yang utama adalah dapat membuat anak
menggunakan pengalaman mereka sendiri sebagai bahan utama
pelajaran membaca. Keunggulan lain dalam pendekatan ini anak
menggunakan pola bahasa mereka sendiri, mereka dapat membaca lebih
efektif dari pada membaca pola bahasa yang ada dalam buku.
e. Faktor Yang Menunjang Dan Menghambat Kemampuan
Mengenal Huruf Hijaiyah
Dalam upaya meningkatkan kemampuan mengenal huruf
hijaiyah dapat berjalan dengan baik karena adanya faktor yang
menunjang yaitu, adanya kerjasama dengan orangtua dengan pihak
sekolah, guru memiliki kompetensi dibidangnya, tersedianya sarana
prasarana serta murid yang mempunyai semangat dalam kegiatan
mengenal huruf hijaiyah. Pola asuh orang tua adalah salah satu cara
terbaik yang dapat ditempuh oleh orangtua dalam mendidik anak
sebagai perwujudan dan rasa tanggung jawab kepada anak. Setiap orang
bisa menjadi orangtua dan setiap orang tua tahu bahwa tugas
terpentingnya adalah mencintai dan mendidik anak-anak mereka
dengan demikian yang dimaksud dengan pola asuh orang tua adalah
bagaimana cara mendidik anak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Adapun faktor yang menghambat adalah guru yang kurang
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memiliki kreaatifitas dalam mengajar sehingga kurang menarik minat
belajar anak. Kendala yang lain adalah murid yang moody serta cara
belajar yang berbeda-beda hal ini harus mendapat perhatian khusus dari
guru disekolah juga orang tua dirumah bagaimana peran dan pola asuh
mereka. (Chabib Thoha, 1996 : 110).
f. Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Mengenal Huruf
Hijaiyah
Menurut Mc.Donald yang dikutip oleh (Sardiman, 2003: 198)
motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Dari pendapat Mc.Donald diatas memberi gambaran
bahwa seseorang akan termotivasi apabila yang dilakukan itu akan
memberi manfaat untuk dirinya. Oleh karena itu mendorong atau
memotivasi seseorng untuk gemar membaca dapat dilakukan dengan
dua macam motivasi (Sri Hapsri, 2005: 74) yaitu :
1) Motivasi Instrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsang dari luar jadi motivasi atau
tenaga pendorong yang berasal dari luar diri seseorang dengan kata
lain merupakan perangasang .hal- hal yang dapat menimbulkan
motivsi eksternal tersebut adalalh : hadiah dan persaingan ataupun
kompetesi.
3. Pengertian Anak Usia Dini
Pengertian anak usia dini secara umum adalah anak-anak di bawah
usia 6 tahun. Pemerintah melalui UU Sisdiknas mendifinisikan anak usia
dini adalah anak dengan rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini yang
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dimaksud anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6
tahun.Batasan yang dipergunakan oleh the National Association For The
Eduction Of Young Children (NAEYC), dan para ahli pada umumnya
adalah :“Early childhood” anak masa awal adalah anak yang sejak lahir
sampai dengan usia delapan tahun. Jadi mulai dari anak itu lahir hingga ia
mencapai umur 6 tahun ia akan dikategorikan sebagai anak usia dini.
Beberapa orang menyebut fase atau masa ini sebagai golden age karena
masa ini sangat menentukan seperti apa mereka kelak jika dewasa baik
dari segi fisik, mental maupun kecerdasan.Sedangkan hakikat anak usia
dini adalah individu yang unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosioemosional, kreativitas,
bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan tahapan yang
sedang dilalui oleh anak tersebut. Dari berbagai definisi, peneliti
menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun
yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik
maupun mental.
(Biecheler dan Snowman patmonodewo, 2003: 19)
Menurut Berk dalam sujono, anak usia dini adalah sosok individu
yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pasat dan
fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada
rentang usia 0-8 tahun pada masa ini proses pertumbuhan dan
perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat
dalam rentang perkembangan hidup manuisa. Proses pembelajaran sebagai
bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan
karakteristik yang dimilikisetiap tahapan perkembangan anak.
(Hendra Sofyan: 2015 : 48).
Konsep dasar yang pentinguntuk praktik pendidikan yang baik
(George Morrison S, 2012: 88) :
a. Setiap orang perlu belajar membaca dan menulis.
b. Anak- anak belajar paling baik ketika mereka menggunakan semua
indera.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c. Semua anak mampu dididik.
d. Semua anak harus dididik, hingga kesepenuh kemampuannya.
e. Pendidikan harus dimulai sejak awal kehidupan.
f. Anak-anak harus diajar secara memadai bahan yang siap mereka
pelajari.
g. Aktivitas pembelajaran harus menarik dan bermakna.
h. Interaksi sosial dengan guru dan teman sekelas merupakan bagian
wajib dari perkembangan dan pembelajaran.
i. Semua anak memiliki banyak cara untuk mengetahui, mempelajari,
dan mengaitkan dirinya dengan dunia.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian upaya guru dalam meningkatkan kemampuan mengenal
huruf hijaiyah pada anak usia dini kelompok A di Tk AL-Badariyah
Kabupaten Batang Hari adalah dari hasil pemikiran penulis langsung dengan
cara melakukan penelitian langsung kelapangan, setelah itu barulah mendapat
masalah dan jadilah sebuah skripsi. Berbagai temuan yang ada dilapangan
penulis dapatkan dengan sumber yang bermacam-macam. Study yang relevan
dengan penelitian ini antara lain:
1. Nur Handayani (2014). Skripsi tentang upaya meningkatkankemampuan
mengenal huruf hijaiyah melalui media gambardikelompok A siswa RA
Aisyiyah Rejosari Bondangan. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah anak usia dini
dikelompok A melalui media gambar. Kesamaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama-sama mengangkat
permasalahan mengenai pengenalan huruf hijaiyah pada anak usia dini.
Sedangkan letak perbedaanya yakni pada penelitian ini membahas
mengenai upaya meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah
pada usia dini melalui media gambar, sedangkan penelitian yang akan
peneliti lakukan lebih berfokus untuk melihat upaya guru dalam
meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah pada anak usia dini
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
serta melihat faktor yang mendukung dan menghambat pengenalan huruf
hijaiyah pada anak usia dini.
2. Tri Lestari Wayaningsih (2014) skripsi Tentang upaya meningkatkan
kemampuan mengenal huruf menggunakan media kartu kata di Tk
Sulthoni Ngaglik Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan mengenal huruf dengan menggunakan media kartu kata pada
anak kelompok A di TK Sulthoni Ngaglik Sleman. Kesamaan penelitian
ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama-sama
mengangkat permasalahan mengenai pengenalan huruf hijaiyah pada
anak usia dini. Sedangkan letak perbedaanya yakni pada penelitian ini
membahas mengenai upaya meningkatkan kemampuan mengenal huruf
hijaiyah pada usia dini melalui media kartu, sedangkan penelitian yang
akan peneliti lakukan lebih berfokus untuk melihat upaya gurudalam
meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah pada anak usia dini
serta melihat faktor yang mendukung dan menghambat pengenalan huruf
hijaiyah pada anak usia dini.
3. Putri Sarah (2016). Skripsi Tentang upaya meningkatkan kemampuan
huruf hijaiyah melalui permainan kartu huruf pada ank usia dini
kelompok B di Tk/RA as-saa’dah jalan medan area selatan GG.Usman.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak usia dini
kelompok B dalam membaca huruf hijaiyah sebelum melalui media
kartu. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti
lakukan adalah sama-sama mengangkat permasalahan mengenai
pengenalan huruf hijaiyah pada anak usia dini. Sedangkan letak
perbedaanya yakni pada penelitian ini membahas mengenai upaya
meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah pada usia dini
melalui kartu huruf, sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan
lebih berfokus untuk melihat upaya guru dan dalam meningkatkan
kemampuan mengenal huruf hijaiyah pada anak usia dini serta melihat
faktor yang mendukung dan menghambat pengenalan huruf hijaiyah pada
anak usia dini.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Berbeda dengan skripi yang dibuat dalam skripsi ini, perbedaan
skripsi yang penulis buat ini dibandingkan dengan skripsi sebelumnya
pernah dibuat orang lain adalah skripsi ini lebih fokus dengan upaya guru
dalam meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah pada anak
usia dini kelompok A di TK AL-Badariyah Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Btang Hari.
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai sumber informasi sehingga dapat memperluas pengetahuan
dengan memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pendalaman
konsep dan pendewasaan ilmu yang berhungan dengan membina akhlaq
siswa, sehingga proses pembelajaran terlaksana dengan baik.
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat dari sudut
pandang pendidikan. Penelitian ini di fokuskan di TK AL-Badariyah Muara
Bulian. Dengan mengkaji dengan Upaya Guru Dalam Meningkatkan
Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah Pada Anak Usia Dini Kelompok A
di TK AL-Badariyah Muara Bulian.
Sedangkan menurut Sujana penelitian deskripsi adalah penelitian
yang berupaya mendeskripsikan suatu gejala, pristiwa, kejadian yang terjadi
pada saat sekarang (Sudjana, 1989: 64). Dengan kata lain penelitian
deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah
aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilakukan. Dengan
demikian Penelitian ini dengan judul UPAYA GURU DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH
PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK A DI TK ALBADARIYAH.
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi : tempatdan waktu
penelitian sebagai berikut :
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK AL Badariyah Kecamatan Muara
Bulian bupaten Batang Hari. Pemilihan tempat tersebut sebagai
tempat penelitian berdasarkan atas pemikiran bahwa fokus
permasalahan penelitian.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019 yang dimulai dari bulan
Agustus 2019 sampai dengan bulan November 2019
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang memberikan informasi
tentang hal-hal yang di teliti atau orang yang banyak memberikan
informasi, sekaligus paham dengan masalah yang diteliti. Subjek dalam
penelitian ini adalah ini adalah guru kelompok a, kepala sekolah, dan
anak. Dalam hal ini subjek penelitian juga disebut informan.
Dalam study kasus berbasis penelitian kualitatif lapangan,
penarikan sampel dari populasi atau subjek penelitisn, lebih banyak
digunakan teknik penarikannya sample atau subjek yang di sesuaikan
kebutuhan secara populer pola penarikan sampel atau subjek yang
disesuaikan kebutuhan ini dikenal dengan “Purpossive
Sampling”(Sudjana, 1989: 79-80).
Purpossive sampling adalah pengambilan sampel subjektif
peneliti berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap
mempunyai sangkut paut dengan karakteristik yang sudah diketahui
sebelumnyadengan pertimbangan tertentu, misal meneliti tentang
pendidikan, maka peneliti mencari sampel para ahli dalam pendidikan,
maka peneliti mencari sampel para ahli pendidikan, sampel semacam
ini digunakan dalam penelitian kualitatif (Iskandar, 2008: 74).
Berdasarkan teknik ini, maka sebagai key iinforman dalam
penelitian ini ditetapkan guru TK AL Badariyah, dan sebagai responden
di tetapkan kepada anak murid. Sedangkan sebagai informann
tambahan ditetapkan sebagai guru TK AL Badariyah yang diperoleh
berdasarkan observasidan mengzmati secara langsung pada proses
mengenal huruf hijaiyah di TK AL Badariyah Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batanghari .
C. Jenis dan Sumber Data Penelitian
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
a. Data primer
Data Primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti
tanpa campur tangan orang lain yaitu peneliti langsung dapat data
dari objek yang diteliti. (Sugiono, 2014: 1).
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan jika peneliti
ingin memiliki data primer, diantaranya: Apakah cukup waktu dan
dana dalam memperoleh data primer, jika tidak cukup maka yang
diketahui adalah: dimana saja data primer untuk riset dapat diketahui
dan cara memperolehnya, selain itu data primer dapat diperoleh
melalui wawancara, observasi dan kuesioner.
Data primer yang penulis maksudkan dalam penelitian ini
adalah data wawancara dan observasi mengenai upaya guru dalam
meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah kelompok a pada
anak usia dini TK AL-Badariyah Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batang Hari, antara lain:
1. Bagaimana tingkat kemampuan anak dalam mengenal huruf
hijaiyah di TK AL-Badariyah Kabupaten Batanghari?
2. Bagaimana upaya guru dalam meningkatkan kemampuan
mengenal huruf hijaiyah pada anak usia dini di TK AL-Badariyah
Kabupaten Batanghari?
3. Apa factor penghambat dan pendukung guru dalam meningkatkan
kemampuan mengenal huruf hijaiyah pada anak usia dini di TK
AL-Badariyah Kabupaten Batanghari?
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak langsung misalnya
lewat orang lain atau di dapatkan lewat dokumen.(Sugiyono, 2010:
225).
Adapun data sekunder yang peneliti maksudkan dalam
penelitian ini adalah data yang di peroleh dari yang sudah
terdokumentasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Historis dan geografis TK AL-Badariyah Muara Bulian.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Identitas TK AL-Badariyah Muara Bulian.
3. Struktur Organisai TK AL-Badariyah Muara Bulian.
4. Keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki TK AL-Badariyah
Muara Bulian.
5. Keadaan guru, tenaga pendidik dan anak di TK AL-Badariyah
Muara Bulian.
2. Sumber Data
Menurut Arikunto (1998:144), sumber data adalah subjek dari
mana suatu data dapat diperoleh. Menurut Sutopo (2006:56-57), Sumber
data adalah tempat data diperoleh dengan menggunakan metode tertentu
baik berupa manusia, artefak, ataupun dokumen-dokumen. Menurut
Moleong (2001:112), pencatatan sumber data melalui wawancara atau
pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat,
mendengar, dan bertanya. Pada penelitian kualitatif, kegiatankegiatan ini
dilakukan secara sadar, terarah dan senantiasa bertujuan memperoleh
suatu informasi yang diperlukan.
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Suharsimi Arikunto, 2006: 129). Sumber data atau informasi baik
jumlah atau keragamannya diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau
dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen
penelitian (Margono,2010: 55).
Sumber data dalam penelitian ini adalah kata-kata, peristiwa, dan
dokumentasi. Dalam penelitian ini sumber data yang didapatkan yaitu
pencatatan yang dilakukan peneliti melalui observasi dan
wawancara(catatan dilapangan)kepada guru.
Sedangkan sumber data dalam penelitian ini orang dan materi
yang meliputi:
a. Kepala TK AL-Badariyah Muara Bulian
b. Guru pendidik kelompok A TK AL-Badariyah Muara Bulian
c. Anak murid TK AL-Badariyah Muara Bulian
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. Arsip/Dokumen TK AL-Badariyah Muara Bulian
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Maryadi dkk (2010:14), Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teknik yang memungkinkan
diperoleh data detail dengan waktu yang relatif lama. Menurut Sugiyono
(2005:62), “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data”. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan
bahwa pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti
untuk mendapatkan data yang diperlukan dari narasumber dengan
menggunakan banyak waktu.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data , maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Data
adalah keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang
diketahui atau dianggap atau anggapan, atau suatu fakta yang digambarkan
lewat angka, simbol, kode dan lain-lain. (sugiyono, 2017:19-20).
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah observasi, wawancara, dan dokumnetasi, lebih lengkapnya adalah
sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan
dan mengikuti, memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati
dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju. Menurut
Cartwright yang dikutip dalam Haris Herdiansyah mendefinisikan
sebagai suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta
merekam perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.
Definisi lain observasi adalah suatu kegiatan mencari data yang dapat
digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Inti
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dari observasi ialah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan
yang ingin dicapai.
Nasution ( 1988) observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang
sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil(proton atau
elektron) maupun yang sangat jauh( benda ruang angkasa) dapat
diobservasikan dengan jelas. (Sugiyono, 2017 : 226).
Observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan
kegiatan pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan
seluruh inder. Metode observasi juga dapat diartikan sebagai
pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan
objek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya mengumpulkan
data penelitian. Metode atau pengamatan mengoptimalkan kemampuan
peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tidak sadar,
kebiasaan dan sebagainya. Observasi dalam rangka penelitian kualitatif
harus dalam konteks alamiah. Teknink observasi ini adalah dimana
peneliti melakukan pengamatan langsung dilakukan terhadap objek
penelitian.
Berkaitan dengan focus penelitian ditujukan kepada
guru,bahwa observasi ini berguna untuk mendapatkan informasi secara
akurat melalui pengamatan langsung oleh peneliti, peneliti berperan
langsung dalam observasi dimana peneliti mempersiapkan pertanyaan-
pertanyaan yang akandiamati. Ada beberapa hal yang diobservasikan
yaitu :
1) Bagaimana anak mengenal huruf hijaiyah.
2) Bagaimana cara guru meningkatkan kemampuan mengenal huruf
hijaiyah pada anak usia dini.
3) Bagaimana hambatan guru dalam meningkatkan kemampuan
mengenal huruf hijaiyah pada anak usia dini di TK AL-Badariyah
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Kabupaten Batanghari
2. Metode Wawancara
Dalam penelitian kualitatif, wawancara menjadi metode
pengumpulan data yang utama. Menurut moleong, wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua
pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan tersebut. Definisi lain dari wawancara merupakan
percakapan antara dua orang yang salah satunya bertujuan untuk
menggali dan mendapatkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam satu topik tertentu. Wawancara digunakan digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
respondenyang lebih mendalam. Wawancara atau interview adalah
suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang
bertujuan memperoleh informasi. Dalam wawancara pertanyaan dan
jawaban diberikan secara verbal. Hubungan anatara penginterviewdan
yang interview bersifat sementara, yaitu berlangsung dalam jangka
wantu tertentu dan kemudian diakhiri. Wawancara digunakan sebagai
tekhnik pengumpula data ketika peneliti ingin melakukan study
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, tetapi juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam .
(Sugiyono, 2017:231)
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan
data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain oleh subjek.
Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti
kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek
melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau
dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. Dengan metode ini,
peneliti mengumpulkan data dari dokumen yang sudah ada, sehingga
penulis dapat memperoleh catatan-catatan yang berhubungan dengan
penelitian seperti : gambaran umum sekolah, struktur organisasi sekolah
dan personalia, keadaan guru dan peserta didik, catatan-catatan, foto-
foto dan sebagainya. Metode dokumentasi ini dilakukan untuk
mendapatkan data-data yang belum didapatkan melalui metode
observasi dan wawancara.
Dokumen merupakan catatan pristiwa yang sudah berlaku.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau kerya-karyamonumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan , kebijkan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya, foto, gambar hidup, sketsa
dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya, kaerya seni
yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Dokumentasi
adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat
atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri
atau oleh orang lain tentang subjek.
( Sugiyono, 2017: 240)
E. Teknik Analisis Data
Aktivitas dalam analisis data kualitatif harus dilakukan secara terus
menerus. Analisis data dalam penelitian ini dilaksanakan pada saat
pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisi data adalah pencarian
atau pelacakan pola-pola. Analisis data kualitatif adalah pengujian
sistematik dari sesuatu yang untuk menetapkan bagian-bagiannya,
hubungan antar kajian dan hubungannya terhadap keseluruhan artinya
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
semua analsiis data kualitatif dan mencakup penelusuran data, melalui
catatan-catatan pengalaman lapangan, untuk menemukan pola-pola yang
dikaji peneliti. ( Sugiono, 2008: 237 ).
Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono 2004, mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktifdan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sampai data yang
diperoleh sudah jenuh atau tidak ditemukan data baru kegiatan analisis data
sudah dimulai sejak peneliti mengambil data sampai data penelitian selesai
dikumpulkan. (Endang Mulyatiningsih, 2014 : 45).
Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis data:
1.Bagan Teknik Analisis Data (Miles dan Hubermen, 1984: 133).
1. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,
untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah
dikemukakan, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu dilakukan analisis
data melalui reduksi data. Mereduksi data bearti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutny, dan mencarinya bila
diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik
seperti komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Verifikasi/
Penarikan
Kesimpulan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tertentu. Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di
lapangan yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan
penelitian. Validitas instrumen pengumpulan data serta kualifiasi
pengumpul data sangat diperlukan untuk memperoleh data yang
berkualitas.Saat mengumpulkan data, peneliti harus tekun, sabar, dan
tidak putus asa. Peneliti harus sabar untuk berjalan mendatangi
instansi tertentu untuk mengadakan wawancara atau membagi
kuesioner. (Sugiyono,2012 ; 247).
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang
tinggi. Kegiatan merrangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan polanya. Data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan
memudahkan untuk melakukan pengumpulan data. (Sugiyono, 2014:
247).
3. Penyajian Data
Pemyajian data adalah untuk lebih meningkatkan pemahaman
kasus dan sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan
pemahaman dan analisis sajian data. Data penelitian ini disajikan
dalam bentuk uraian yang didukung dengan matriks jaringan kerja.
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Dalam hal ini Miles
and Huberman (1984) menyatakan “the most frequent form of display
data for qualitative research data in the past has been narrative text”.
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat narative.
(Sugiyono, 2012 : 249).
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4. Kesimpulan / Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisi data kualitatif menurut Miles
dan Huberman adalah penrikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Kegiatan verifikasi diperlukan
untuk membuat kesimpulan menjadi kredibel, artinya terpercaya yang
dapat teruji dengan bukti dan catatan lapangan melalui metode
pengumpulan data yang digunakan. (Sugiyono, 2013: 345).
F. Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data adalah upaya peneliti untuk memberikan
jaminan yang diperoleh terpercaya kebenarannya (Valid). Dalam penelitian
kualitatif bermacam cara untuk menguji keabsahan data yaitu kredibilitas,
uji transferability, uji dependability, uji komfirmabillity. Masing-masing uji
tersebut memiliki konsep pengujian yang berbeda. Dalam penelitian
menggunakan uji kredibilitas data sebagai alat uji keabsahan data. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan uji kredibilitas (kepercayaan terhadap
data) sebagai alat uji keabsahan data. (Sugiyono, 2007: 270).
1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjang pengamatan dimna peneliti harus kembali
kelapangan untuk melakukan pengamatan dan wawancara dengan
sumber data yang pernah ditemui atau sumber data baru. Dengan
perpanjangan pengamatan ini bearti hubungan peneliti dengan
narasumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada
jarak lagi), saling terbuka saling mempercayai sehingga tidak ada
informasi yang disembunyikan lagi. Bila terbentuk raport maka telah
terjadi kewajaran dalam penelitian dimana kehadiran peneliti tidak lagi
mengganggu perilaku yang dipelajari
Perpanjangan pengamatan yang dilakukan peneliti guna untuk
menguatkan data yang diperoleh pada tahap awal. Dan peneliti juga
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
harus mengecek kembali apakah data yang di berikan pada tahap awal
sudah benar atau tidak, jika peneliti menemukan ada data yang tidak
benar ketika di cek dengan sumber yang asli maka peneliti harus
melakukan pengamatan dan wawancara mendalam sehingga diperoleh
data yang pasti akan kebenarannya. (Sugiyono 2014: 435).
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan bearti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan pristiwa akan dapat direkam secara pasti dan
sistematis. Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkkan ketekunan
adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil
penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan
yang diteliti. (Sugiyono 2014: 435).
3. Tringulasi
Tringulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagi sumber dengan berbgai cara, dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tringulasi sumber,
tringulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. (Sugiyono, 2012;273).
Tringulasi mencari dengan cepat pengujian data yang sudah ada
dalam memperkuat tafsir dan meningkatkan kebijakan, serta program
yang berbasis pada bukti yang telah tersedia. Tringulasi adalah suatu
pendekatan analisa data yang mensintesa data dari berbagai sumber.
Tringulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itusendiri, untuk keperluan
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tringulasi sumber , teknik,
dan waktu. (Imam Gunawan, 2015: 117-118).
a. Tringulasi Sumber
Tringulasi sumber untuk menguji kredibilitas data
dilakukan dengan cara mengecek data yang telahdiperoleh melalui
beberapa sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tentang data kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan
pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kebawahan yang
dipimpin, ke atasan yang menugasi, dan keteman kerja yang
merupakan kelompok kerjasama. Data dari ketiga sumber tersebut,
tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi
dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang
berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data
yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan selanjutnyadimintakan kesepakatan (member chek)
dengan tiga sumber data tersebut.
Tringulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi
tertentu melalui berbagai sumber memperoleh data. Dalam
tringulasi dengan perbedaan-perbedaan tersebut. Sebuah strategi
kunci harus menggolongkan masing-masing kelompok bahwa
peneliti sedang “mengevaluasi” kemudian yakin pada sejumlah
orang untuk dibandingkan dari masing-masing kelompok dalam
evaluasi tersebut. Dengan demikian, tringulasi sumber bearti
membandingkan (pengecekan ulang) informasi yang diperoleh
melalui sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil
pengamatan dengan wawancara, membandingkan dengan apa yang
dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan
dokumen. (Sugiyono, 2012;274).
b. Tringulasi Teknik
Tringulasi teknik adalah upaya pengecekan data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Teknik dilakukan
pengecekan data dengan teknik yang berbeda untuk menarik
kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara
pandang. Imam Gunawan (2015). Tringiulasi teknik untuk menguji
kredebilitas data dilakukan dengan cara pengecekan data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya data
diperoleh dengan wawancara ,lalu dicek dengan observasi ,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
dokumentasi atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian
kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda,
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data
yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana
yang dianggap benar. Atau mungkin semua benar, karena sudut
pandangnya berbeda-beda. (Sugiyono, 2012 ; 274)
c. Tringulasi Waktu
Tringulasi waktu adalah pengecekan data dengan cara
pengumpulan data melalui observasi dan wawancara pada waktu
yang berbeda. Perbedaan waktu dalam melakukan pengumpulan
data dapat memberikan hasil berbeda terhadap sumber yang sama
dapat berbeda dengan wawancara yang dilakukan siang atau sore
hari. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh kesegaran fisik. Untuk
itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapa tdilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi
atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Waktu juga
sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan
dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat nara sumber masih
segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih
valid sehingga lebih kredibel. Bila hasil uji menghasilkan data yang
berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai
ditemukan kepastian datanya. (Sugiyono, 1012; 274).
G. Rencana Waktu Penelitian
Rencana waktu penelitian akan dilakukan selama satu bulan rencana
waktu ini masih bersifat tentative,artinya dapat berubah berdasarkan situasi
dan kondisi secara teknis administrative maupun kondisi di lapangan.
Berikut ini dapat diberikan uraian tahap-tahap yang dilakukan selama
penelitian dilaksanakan.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Bulan
Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
1. Pengajuan judul x
2. Penyusunan
proposal
x x x
3. Pengajuan
seminar
x
4. Seminar
proposal
x
5. Perbaikan hasil
seminar
proposal
x
6. Pengajuan riset x
7. Riset x x
8. Analisis data x x x
9. Pengajuan
siding
x
10. Sidang x
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
1. Temuan Umum
A. Historis dan Geografis TK AL Badariyah Kecamatan Muara
Bulian Kabupaten Batanghari
a. Historis
Taman Kanak-Kanak Al-Badariyah didirikan pada 28
September 1996 dibawahnaungan Yayasan Pendidikan Muslimat
NU Bina Bakti Wanita Cabang Batanghari. Tokoh yang berjasa
dalam lahirnya Taman Kanak-Kanak Al –Badariyah diantaranya
Ibu Hj. Surtini Khoiril dan Ibu Hj. Nurlina ,M.Pd.I. Kegiatan awal
dilaksanakan di Rt 01 Kelurahan Sridadi menumpang di gedung
SD Sridadi.
Taman Kanak-Kanak Al- Badariyah merupakan satuan
PAUD yang melayani kelompok usia 4-6 tahun yang dikelola
dengan management berbasis masyarakat dibawah naungan
Yayasan Pendidikan Muslimat NU Bina Bakti Wanita Cabang
Batanghari, telah memiliki izin opersional sejak 28 september 1996
dengan nomor 1479/ 110/2/Fc-1996 , nomor statistic sekolah
002102102012 dan NPSN 10506242. Selainitu TK Al- Badariyah
telah mengikuti akreditasi sekolah dua kali yaitu pada tahun 2007
dan tahun 2016 lulus akreditasi BAN PNF.
Kemudian pada tahun 2003 berpindah keJalan Sultan Taha
Kelurahan Rengas Condong (menumpang di gedung Kantor Pajak
Batanghari ) yang kemudian pada tahun 2007 berpindah kegedung
DPRD Batanghari dengan status hakpakai. Padatahun 2010
Yayasan Pendidikan Muslimat NU Kabupaten Batanghari membeli
sebidang tanah di Rt 27 Rw 04 Kelurahan Rengas Condong, dan
tahun 2012 Taman Kanak-Kanak Al- Badariyah mendapatkan
bantuan Unit Gedung Baru ( UGB ) dari Kementrian Pendidikan.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Surat izin operasional Taman Kanak-Kanak Al- Badariyah
pertama kali diperoleh dengan nomor 1479/ 110/2/Fc-1996 yang
kemudian diperbaharui pada tahun 2007 dan 2016. Sedangkan
sejarah kepemimpinan Kepala Sekolah TK AL- Badariyah dari
tahun 1995/1996 sampai dengan 2019/2020, mengalami beberapa
pergantian, diantaranya:
1. Bapak Idham Kholid dari tahun 1996-1998
2. Bapak haji Mawardi dari tahun 1998-1999
3. Ibu Nurhana dari tahun 1999-2010
4. Ibu Diana Rahmawati, S.Pd AUD dari tahun 2010 sampai
sekarang
Tanah bangunan TK AL Badariyah Kelurahan Rengas
Condong Kecamatan Muara Bulian merupakan tanah milik sendiri.
Kemudian pada tahun 2010 TK AL Badariyah Kelurahan Rengas
Condong Kecamatan Muara Bulian ini direnovasi menjadi sebuah
bangunan yang permanen sampai dengan sekarang.
(Dokumentasi,30 Agustus 2019).
Adapun Visi didirikannya TK AL Badariyah Kelurahan
Rengas Condong Kecamatan Muara Bulian “Taqwa, Cerdas,
Berprestasi, Cinta Al-Qur’an, danBerakhlaqulKarimah”.
Misi yang digunakan TK AL Badariyah Kelurahan Rengas
Condong Kecamatan Muara Bulian adalah :
1. Menciptakan insane dan insani yang sholeh dan sholehah.
2. Cinta lingkungan yang bersih
3. Melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar yang efektif dan
efisien.
Tujuan yang digunakan TK AL Badariyah Kelurahan
Rengas Condong Kecamatan Muara Bulian adalah :
“Membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi
baik psikis dan fisik yang meliputi nilai Agama, sosial, emosional,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
kognitif, bahasa, motorik agar menjadi generasi yang beriman dan
berilmu”.
b. Letak Geografis
Lokasi TK AL Badariyah Kecamatan Muara Bulian
Kabupaten Batanghari merupakan lokasi yang sangat baik untuk
kegiatan pembelajaran, karena letaknya yang cukup dekat dari
keramaian. Sehingga kelihatannya dampak positif dari anak-anak
dalam mengikuti proses pembelajaran adapun letak geografis TK
AL Badriyah Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batanghari
sebagai berikut
1. Sebelah barat berbatasan dengan rumah penduduk
2. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk
3. Sebelah timur berbatasan dengan kebun karet
4. Sebelah utara berbatsan dengan komplek perumahan BTN citra
palem
c. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : TK AL Badariyah
N.S.S : 002102102012
Alamat Sekolah : RT 27 RW 04 Kelurahan Rengas Condong
Kecamatan Muara Bulian
Kecamatan : Muara Bulian
Kabupaten : Batang Hari
Provinsi : Jambi
Status Sekolah : Swasta
Waktu Belajar : Pagi
Tahun Berdiri : 28 september 1996
Luas Tanah : 300 Meter
Status Tanah : Milik sendiri
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan tolak ukur dalam suatu lembaga
organisasi baik lembaga pendidikan maupun lembaga lainnya.
Organisasi yang baik dapat menunjukkan kegiatan yang baik dan juga
merupakan pendukung dalam pelaksanaan segala program kerja
organisasi tersebut. TK AL Badariyah Kelurahan Rengas Condong
Kecamatan Muara Bulian telah mempunyai struktur organisasi
sekolah, sama halnya dengan sekolah lainnya. Secara operasional
struktur organisasi ini sudah mempunyai tugas dan wewenang masing-
masing dalam menjalankan tugas sehari-hari. TK AL Badariyah
Kelurahan Rengas Condong Kecamatan Muara Bulian dipimpin oleh
Kepala sekolah,dibantu oleh Guru-Guru dan beberapa staf lainnya.
(Dokumentasi, 30 Agustus 2019).
Untuk lebih jelas mengenai struktur organisasi TK AL
Badariyah Kelurahan Rengas Condong Kecamatan Muara Bulian dapat
dilihat pada struktur berikut :
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
STRUKTUR ORGANISASI TAMAN KANAK KANAK AL BADARIYAH
KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI
Gambar 4.1 Struktur 0rganisasi (Dokumentasi, 30
Agustus 2019)
Dari struktur organisasi diatas , didapat keterangan sebagai berikut :
1. Ketua Yayasan : Hj. Fauriah, S.E
2. Kepala Sekolah :Diana Rahmawati,S.Pd.AUD
3. Tenaga Kependidikan : Rika Mandasari
4. Bendahara : Anyk Widiyanti, S.Pd
5. Pendidik/Guru : Rita Marlina, S.Pd
Kurniawati,S.Pd.AUD
Dedek Fitriati, S.Pd.I
Ika Mualiyana, S.Pd
KETUA YAYASAN
Hj. Fauriah, S.E
Hj. Nurlina, S.Pd.IM.Pd
KEPALA SEKOLAH
Diana Rahmawati, S.Pd.AUD
BENDAHARA
Ika Muliyana, S.Pd
PENDIDIK/GURU
Rita Marlina, S.Pd
Kurniawati, S.Pd.AUD
DedekFitriati, S.Pd.I
Anyk Widiyanti, S.Pd
IkaMuliana, S.Pd
TENAGA KEPENDIDIKAN
Rika Mandasari
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
C. Keadaan Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Anak di TK AL
Badariyah Kelurahan Rengas Condong Kecamatan Muara Bulian
a. Keadaan Pendidik, Tenaga Kependidikan
Sampai dengan tahun 2019, jumlah guru di TK AL
Badariyah Kelurahan Rengas Condong Kecamatan Muara Bulian
berjumlah 7 orang dengan kualifikasi pendidikan status dan jenis
kelamin sebagai berikut :
Tabel 4.1 Keadaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan TK AL
Badariyah Kelurahan Rengas Condong Kabupaten
Muara Bulian
No Tingkat
Pendidikan
Jenis dan Status
Guru
Jumlah PNS
Guru
Tetap
Yayasan
L P L P
1. S1 - - - 6 6
2. MAN - - - 1 1
Jumlah - - - 7 7
Sumber data : Data Kepegawaian TK AL Badariyah Kelurahan
Rengas Condong Kacamatan Muara Bulian (Dokumentasi, 14
September 2019)
Sedangkan jumlah tenaga kependidikan (Tenaga penunjang) adalah
sebagai berikut :
1. Tata Usaha : 1 orang
2. Perpustakaan : 1 orang
3. Teknisi komputer : 1 orang
4. Penjaga sekolah : 1 orang
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Keadaan Anak
1. Jumlah Anak Kelompok A
Anak-anak Kelompok A TK AL Badariyah umumnya dari
berbagai Kelurahan Rengas Condong. Diantaranya berasal dari
kelurahan Rengas Condong Sendiri dan dari Kecamatan Muara
Bulian. Berikut data keseluruhan Anak-Anak TK AL Badariyah
Kelurahan Rengas Condong Kecamatan Muara Bulian Tahun
ajaran 2019/2020.
Tabel 4.2 Data Anak Kelompok A di TK AL Badariyah
Kelurahan Rengas Condong Kabupaten Muara Bulian
No Nama Kelompok A
4-5
tahun
L P
1 ABI KELOMPOK A L
2 ADIBAH KELOMPOK A P
3 ANDO KELOMPOK A L
4 FARHAN KELOMPOK A L
5 FAQIH KELOMPOK A L
6 KEYSHA KELOMPOK A P
7 KHALILA KELOMPOK A P
8 MARYAM KELOMPOK A P
9 MARWA KELOPMOK A P
10 NUHA KELOMPOK A P
11 NAYLA KELOMPOK A P
12 PUPUT KELOMPOK A P
13 SYAKIRA KELOMPOK A P
14 FAIQ KELOMPOK A L
15 FIRZA KELOMPOK A L
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
D. Sarana dan Prasarana di TK AL Badariyah Kelurahan Rengas
Condong Kecamatan Muara Bulian
Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana TK AL Badariyah
Kelurahan Rengas Condong
No Jenis Ruang Jumlah Kondisi
1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2. Ruang Guru 1 Baik
3. Ruang Perpustakaan 1 Baik
4. Ruang Teori / kelas 5 Baik
5. UKS 1 Baik
6. Dapur 1 Baik
7. Kamar Mandi / WC
Guru
3 Baik
Jumlah 15 Baik
Sumber Data : (Dokumentasi, 14 September 2019
2. Temuan Khusus dan Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dilapangan melalui
wawancara bersama kepala sekolah dan guru kelompok A TK AL
Badariyah Kelurahan Rengas Condong Kecamatan Muara Bulian dengan
hasil penelitian sebagai berikut :
A. Tingkat Kemampuan Anak Dalam Mengenal Huruf Hijaiyah di
TK AL Badariyah Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang
Hari
Pada tingkat kemampuan anak dalam mengenal huruf hijaiyah
berbeda-beda, di TK AL Badariyah Kelurahan Rengas Condong
Kecamatan Muara Bulian ada yang sudah mengenal huruf hijaiyah
dan ada yang kurang dalam mengenal huruf hijaiyah. Didalam tingkat
kemampuan anak untuk mengenal huruf hijaiyah di TK AL Badariyah
Kelurahan Rengas Condong Kecamatan Muara Bulian ini kelompok A
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
hampir keseluruhan sudah mngenal huruf hijaiyah hanya beberapa
saja yang masih kurang dalam mengenal huruf hijaiyah.
Tabel 4.4 Data Anak dalam Mengenal Huruf Hijaiyah di TK
AL Badariyah Kelurahan Rengas Condong Kabupaten Muara
Bulian
No Nama Kelompok A/
Kelas
4-5
tahun Keterangan
L P
1 ABIMANYU ASHRAF KELOMPOK A L BAIK
2 ADIBAH SALSA BILA KELOMPOK A P BAIK
3 ANDO PUTRA RAMBE KELOMPOK A L BAIK
4 FARHAN MUHAMMAD
DZAKI KELOMPOK A L CUKUP
5 FAQIH DARMAWAN KELOMPOK A L BAIK
6 KEYSHA ANAJLA KELOMPOK A P CUKUP
7 KHALILA PUTRI
PAMUNGKAS KELOMPOK A P BAIK
8 MARYAM SALWA KELOMPOK A P BAIK
9 MARWA PUTRISARI KELOMPOK A P BAIK
10 ULINNUHA TSABITAH KELOMPOK A P BAIK
11 NAYLA CANTIKA KELOMPOK A P CUKUP
12 PUPUT DWI PRATIWI KELOMPOK A P CUKUP
13 SYAKIRA LALA DEWI KELOMPOK A P CUKUP
14 FAIQ BACHRI KELOMPOK A L CUKUP
15 FIRZA PARHAN BAGUS
SAPUTRO KELOMPOK A L CUKUP
Peneliti telah meneliti perkembangan anak dalam mengenal huuf
hijaiyah di TK AL Badariyah Kelompok A Kelurahan Rengas
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Condong Kecamatan Muara Bulian, dari 15 anak di kelompok A
dimana diantaranya 6 anak laki-laki dan 9 anak perempuan, yang telah
mengenal huruf hijaiyah dengan baik hanya 7 anak saja , kemudian 8
anak sisanya masih kurang dalam mengenal huruf hijaiyah.
Untuk mengetahui tingkat kemampuan anak dalam mengenal
huruf hijaiyah, guru TK AL Badariyah Kelurahan Rengas Condong
Kecamatan Muara Bulian ini telah menggunakan catatan tangan (buku
catatan kecil) dimana setiap anak memiliki buku tersebut. Berikut
hasil wawancara dengan informan yang peneliti lakukan :
1) Sulit mengenal huruf hijaiyah
Anak usia dini TK AL-Badariyah kelompok A khususnya,
masih ada anak yang kurang dalam mengenal hurif hijaiyah.
Berikut wawancara oleh penulis kepada ibu Diana Rahmawati
S.Pd. Aud selaku Kepala sekolah yang mengatakan
“jika melihat dari apa yang telah di capai anak-anak di
kelompok A, kemampuan mengenal huruf hijaiyah yang
mereka miliki bisa dikatakan kurang baik, hal ini
dibuktikan dengan nilai iqro’/mengenal huruf hijaiyah
yang kurang baik, kurangnya keinginan minat belajar huruf
hijaiyah, bahkan diantara 15 anak hanya 7 anak yang
mencapai target sesuai umur anak” (wawancara peneliti, 2
September 2019).
Hal tersebut dibenarkan oleh guru kelompok A yang bernama
ibu Ika Muliana S.Pd yang mengatakan :
“Tingkat kemampuan anak dalam mengenal huruf hijaiyah
di kelompok A ini hampir mendekati sempurna , setiap pagi
sebelum anak mulai kegiatan belajar anak mengaji terlebih
dahulu dengan membawa buku catatan, tidak semua anak
mau mengikuti kegiatan mengaji setiap pagi , dikarenakan
kurangnya minat mereka untuk mengenal huruf hijiayh.”
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(wawancara peneliti, 2 September 2019).
Dari beberapa wawancara peneliti dapat disimpulkan hambir
60% anak murid kelompok A yang belum bisa mengenal huruf
hijiyah. Dalam hal ini sangat dikhawatirkan terhadap anak yang
belum bisa mengenal huruf hijaiyah, karena masa depan mereka
akan sulit jika mereka tidak bisa mengenal huruf hijiayah, ditambah
lagi kurangnya dukungan dari orang tua anak tersebut yang tidak
memberikan anaknya pendidikan membaca iqra’. (Observasi
Peneliti, 2 September 2019).
2) Bisa Mengenal Huruf Hijaiyah.
Beberapa bentuk kesulitan dalam mengenal huruf hijaiyah
lainnya ada yang sudah bisa mengenal huruf hiaiyah dengan baik.
Hal ini dijelaskan oleh kepala sekolah ibuk Ika Muliana S.Pd yang
mengatakan :
“saya masih merasa tenang karena diantara beberapa anak
masih ada yang mengenal huruf hijaiyah dengan lancar
hampir 60% anak di kelompok A yang sudah lancar dalam
mengenal huruf hijiayah, walaupun umur mereka belum
mencapai target yang ditentukan dalam mengenal huruf
hijiayah. (wawancara peneliti, 2 September 2019).
Dari hasil wawancara peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa
ada beberapa anak yang sulit dalam mengenal huruf hijiyah
dikarenakan faktor tertentu, bahkan ada yang sudah bisa mengenal
huruf hijaiyah dengan baik dan sempurna, (Observasi Peneliti, 2
September 2019)
B. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf
Hijaiyah Pada Anak Usia Dini Kelompok A di Tk AL Badariyah
Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Upaya guru dalam meningkatkan kemampuan anak dalam
mengenal huruf hijaiyah ini, guru TK AL Badariyah Kelurahan Rengas
Condong Kecamatan Muara Bulian ini telah menggunakan APE (Alat
Permaiann Edukatif) yaitu kartu huruf hijiyah dan catatan tangan (buku
catatan kecil) dimana setiap anak memiliki buku tersebut.
Berikut hasil wawancara penulis dengan ibuk Diana Rahmawati
S.Pd. Aud selsku kepala sekolah TK AL-Badariyah Muara Bulian
mengatakan :
“upaya yang kami lakukan di TK Al Badariyah untuk
meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah pada anak usia
dini diantaranya dengan menggunakan metode kartu huruf
hijaiyah, puzzle, pohon hijaiyah dan metode iqro’. Metode ini kami
gunakan karena cukup efektif dalam mengenalkan huruf hijaiyah
pada anak”
(wawancara peneliti, 2 September 2019)
Hal tersebut dibenarkan oleh ibuk Ika Muliana S.Pd selaku guru
kelompok A di TK AL-Badariyah Muara Bulian mengatakan:
“ jadi upaya guru dalam meningkatkan kemampuan mengenal
huruf hijaiyah ini salah satunya dengan menggunakan kartu huruf
hijiayah dan buku catatan kecil untuk memantau tingkat
pengenalan huruf hijaiyah pada anak, “ kemudian kami juga selalu
Merencanakan pembuatan APE (Alat Permainan Edukatif) yang
baru agar anak tidak mudah bosan dalam mengenal huruf hijaiyah
dengan mengaji saja, APE(Alat Permainan Edukatif) adalah
permainan kartu huruf hijaiyah, pohon huruf hijiyah, puzzle huruf
hijaiyah , di permainan tersebut supaya anak lebih konsentrasi
dalam meningkatkan mengenal huruf hijiayah” (wawancara
peneliti, 2 September 2019)
Berdasarkan uraian di atas, dari data yang didapatkan,
disimpulkan bahwa dengan adanya berbagai metode yang
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
diterapkan guna mengenalkan huruf hijaiyah pada anak usia dini,
sehingga upaya yang dilakukan bisa dikatakan berhasil, selain itu
setiap anak juga memiliki buku catatan agar orang tua dan guru
bisa mengetahui tingkatan anak dalam mengenal huruf hijaiyah
setiap harinya.
Perencanaan guru dalam meningkatkan mengenal huruf
hijaiyah dengan adanya buku catatan mengaji ini agar proses
pengenalan huruf hijiyah pada anak dapat selalu diketahui baik itu
di sekolah maupun dirumah.
Peneliti menemukan ada 4 (empat) Strategi Guru dalam
meningkatkan huruf hijiyah kepada anak usia dini , strateginya
antara lain :
a. Buku catatan mengaji
Gambar 4.2 Buku Catatan Mengaji (Dokumentasi, 30
Agustus2019)
Di bagian ini ,pemneliti menemukan beberapa hal
yang menjadi temuan dalam penlitian ini. Guru
kelompok A (semnagka) tersebut menguraikan beberapa
hal yang menjadi pekerjaannya di kelas. Hal yang di
maksud yaitu guru membiaskan anak setiap pagi untuk
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
mengaji sebelum awal pembelajaran , agar anak mudah
mengenal huruf hijaiyah dan tingkatan dalam mengenal
huruf hijaiyah sangat baik.
b. Menggunakan APE (Alat Permaianan Edukatif ) Kartu
Huruf Hijaiyah
Gambar 4.3 Kartu Huruf Hijaiyah (Dokumentasi, 30
Agustus 2019)
Untuk mencapai tingkatan mengenal huruf hijiayah
lebih baik lagi anak melakukan kegjatan permainan
kartu huruf yang telah disediakan oleh guru , agar anak
lebih mudah untuk memahami bentuk dan bacaan yang
benar dalam mengenal huruf hijaiyah.
c. APE (Alat Permainan Edukatif ) Puzzle Huruf Hijaiyah
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 4.4 Puzzle Huruf Hijaiyah (Dokumentasi, 30
Agustus 2019)
Untuk mencapai tingkat mengenal huruf hijaiyah
agar lebih baik lagi anak melakukan kegiatan dengan
menggunakan puzzle huruf hijaiyah, dimana kegiatan
puzzle huruf hijaiyah ini supaya anak bisa mengurutkan
huruf hijaiyah dari huruf alif- ya’dengan baik dan benar.
Selain dapat mengurutkan dan beljar huruf hijaiyah,
anak dapat melihat bentuk dari penyusunan huruf
hijaiyah tersebut, dan anak-anak pum tidak bosan. Anak
dapat mengenal wrna yang ada pada huruf hijaiyah.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d. APE (Alat Permainan Edukatif) pohon huruf hijaiyah
Gambar 4.5 Pohon Huruf Hijiyah (Dokumentasi, 30
Agustus2019)
Untuk mencapai tingkat mengenal huruf hijaiyah
lebih baik lagi anak melakukan kegiatatan pohon huruf
hijaiyah dimana kegiatan tersebut melatih anak supaya
dalam mengenal huruf hijiayah bisa lebih sempurna.
Dalam perencanaan tersebut peneliti berpendapat bahwa
perencanaan guru sebagai bentuk strategi dalam mengoptimalkan
pengenalan huruf hijaiyah ini sudah sangat baik dengan adanya buku
catatan mengaji dan menggunakan APE (Alat Permainan Edukatif)
yaitu menggunakan kartu huruf hijiayah, puzzle huruf hijaiyah,dan
pohon huruf hijaiyah.(Observasi Peneliti, 2 September 2019).
C. Faktor penghambat dan Pendukung Guru Dalam Meningkatkan
Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah di TK AL Badariyah
Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Masalah anak usia dini dalam mengenal huruf hijaiyah datang
dari lingkungan keluarga yang lingkungan hidupnya berbeda-beda,
anak usia dini datang kesekolah membawa kemampuan dan caranya
sendiri yang tumbuh berkembang dilingkungannya, begitu juga di
sekolah TK AL-Badariyah Muara Bulian, ada anak yang bisa
mengenal huruf hijaiyah dan ada juga yang belum bisa dalam
mengenal huruf hijaiyah, ada yang bersikap menurut dan patuh
dinasehati, dan ada yang manja suka dipuji dan ada pula yang
bertindak seenaknya tanpa memperdulikan anak lain, ada yang suka
mengganggu keadaan masing-masing anak tersebut bisa
mempengaruhi proses-proses kegiatan belajar dalam mengenal huruf
hijaiyah yang perlu mendapatkan perhatian oleh guru, bahkan guru
bertindak untuk memberikan reword/hadiah supaya anak menjadi
semangat.
Berikut wawancara penulis dengan Kepala sekolah Ibu (Diana
Rahmawati S.Pd.Aud)
“menegnal huruf hijaiyah hukumnya wajib bagi setiap
kaum muslimin dan muslimat, dalam proses
pembelajaran menegnal huruf hijaiyah hampir separuh
anak dikelompok A masih sulit mengenal huruf hijaiyah,
hal ini dapat disebabkan oleh faktor lingkungan dan
orang tua, untuk faktor yang mendukung dalam
mengenalkan anak huruf hijaiyah adalah sebagian besar
guru yang dimiliki oleh TK Al Badariyah adalah guru
yang memiliki pendidikan strata 1 di bidang pendidikan
anak usia dini sehingga guru-guru disini memiliki
banyak metode yang bisa diterapkan dalam mengajar”.
(wawancara peneliti, 2 September 2019)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Hasil wawancara penulis dengan salah satu anak
kelompok A yang bernama Nuha di TK AL-Badariyah Muara
Bulian mengatakan :
“ pulang sekolah saya tidak boleh main keluar rumah ,
hanya diperbolehkan bermain di dalam rumah,
kemudian malam hari orangtua saya mengajari saya
ngaji”
(wawancara peneliti, 2 september 2019)
Pendapat tersebut didukung oleh ibu (Ika Muliana S.Pd)
guru kelompok A berikut yang mengatakan bahwa :
”seharusnya lingkungan dan oarng tua disini berperan
penting dalam mengenal huruf hijaiyah kepada anak,
agar anak lebih lancar dan lebih meningkat lagi dalam
mengenal huruf hijaiyah dirumah maupun di sekolah,
sejak dini anak harus sudah dikenalkan huruf hijaiyah,
maka dari itu faktor pendukung guru dalam
meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah ini
adanya semngat anak dalam bernyanyi huruf hijaiyah,
dan memainkan kartu huruf hijaiyah”
(wawancara peneliti, 2 september 2019)
Ada dua faktor yang menjadi penghambat anak sulitnya
dalam mengenal huruf hijaiyah, antara lain:
1. faktor lingkungan
Lingkungan yang kurang baik sangatlah mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan
seorang anak yang belum mengetahui mana yang baik
dan yang burukuntuk diikuti. Sehingga berpengaruh
kepada jiwa seorang anak tersebut.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
(Observasi peneliti, 2 September 2019).
Wawancara penulis dengan kepala sekolah ibuk
Diana Rahmawati S.Pd, Aud terhadap anak didik di TK AL-
Badariyah Muara Bulian mengatakan :
“para anak sering bermaindengan temannya yang tidak
mau belajar mengaji baik yang disebabkan karena
lingkungan, dimana lingkungan rumah anak sudah
banyak sekali berkembang media untuk bermain,
bersantai dan tempat rekreasi lainnya,salah satunya
handphone. sehingga mereka tidak berkeinginan untuk
mengaji.”
(wawancara peneliti 2 September 2019)
Hasil wawancara penulis dengan anak di kelompok A salah
satunya yang bernama Faiq di TK AL-Badariyah mengatakan:
“setelah mengaji dan belajar huruf hijaiyah di sekolah
sampai rumah langsung bermain dengan teman dan
bermain handphone milik sendiri yang berisikan game,
youtube dll, dan tidak ngaji lagi.” (wawancara peneliti,
2 September 2019)
2. Orang tua
Orang tua adalah guru dirumah tangga, yang
mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan
seorang anak dirumah dan lingkungan, apabila seorang
orang tua salah mendidik seorang anak, maka anak
tersebut tidak akan berhasil didalam mengenal huruf
hijaiyah dan mengaji iqra’dengan baik, dan dari akibat
ini anak tidak akan mendapatkan hasil dalam membaca
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
iqra’dan orang tua dikatakan tidak berhasil dalam
mendidik seorang anak.
(Observasi Peneliti, 2 September 2019).
Hasil wawancara penulis dengan salah satu anak
kelompok A yang bernama Puput di TK AL-Badariyah Muara
Bulian mengatakan :
“ Ibu dan ayah saya main handphone sendiri sendiri
,dan tidak mengaji dirumah , setelah pulang sekolah
saya main dengan teman teman didekat rumah.”
(wawancara peneliti, 2 september 2019)
Hal senada dibenarkan oleh guru kelompok A Ibuk Ika
Muliana S.Pd di TK AL-Badariyah Muara Bulian:
“Dari hasil yang saya lihat kegiatan anak sepulang
sekolah yang rumahnya berdekatan dengan TK AL-
Badariyah bahwasannya anak tidak istirahat melainkan
langsung bermain dengan teman-temannya dan tanpa ganti
baju terlebih dahulu.” (Wawancara Peneliti, 2 September
2019)
Dari sebagian tempat tinggal ada yang tidak mau mengaji
dan mengulang kembali mengenal huruf hijaiyah dirumah dan juga di
daerah tempat tinggal anak tersebut tidak adanya tempat pengajian
sore ataupun malam. Hal ini hanya mengandalkan pihak sekolah saja.
(Observasi Peneliti, 2 September 2019).
65
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam tingkatan mengenal huruf hijaiyah anak berbeda-beda,
sesuai dengan kemampuan bahkan sesuai umur anak. Mayoritas
di kelompok A telah mampu dalam mengenal huruf hijaiyah
walaupun umur mereka belum mencapai target yang ditentukan.
2. Dengan adanya metode yang digunakan guru TK AL Badariyah
terutama guru kelompok A ini sangat penting guna untuk
mempermudah guru dan anakl dalam kegiatan mengenalkan huruf
hijaiyah.
3. Adanya faktor penghambat dalam mngenal huruf hijaiyah ini
dikarenakan orng tua yang kurang perhatian dalam mengajari
anak dalam mengenalkan huruf hijaiyah dirumah , hanya
mengandalkan sekolah saja. Kemudian adanya faktor pendukung
ini karena semangat anak dalam mengenalkan huruf hijaiyah
dengan menggunakan berbagai APE (Alat Permaona
Edukatif)yang membuat anak tambah bersemngat dan tidak
merasa bosan.
B. Rekomendasi
Sebelum mengakhiri tulisan ini tak lupa peneliti menyampaikan
beberapa saran yang dirasakan berguna dan bermanfaat sebagai masukan
dalam mengatasi sulitnya mengenal huruf hijaiyah di TK AL-Badariyah
Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Adapun saran dari
peneliti sebagai berikut:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
1. Kepada kepala sekolah untuk terus berupaya meningkatkan jumlah
sumber yang ada perlu dilakukan, hal ini mengingat pentingnya
mengenal huruf hijaiyah sejak dini .
2. Kepada guru kelompok A di TK AL-Badariyah Muara Bulian untuk
membenahi sistem mengajar yang telah ada dan melakukan inovasi
baru bagi peningkatan anak. Kemudian, terus berupaya untuk
menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar, agar bisa
menampilkan karakter dan minat belajar anak dalam mengenal huruf
hijaiyah.
3. Kepada anak anak kelompok A di TK AL-Badariyah Muara Bulian
untuk giat dalam belajar mengenal huruf hijaiyah dan mengikuti
peraturan sekolah serta peraturan yang diterapkan oleh ibik guru
kelompok A agar menjadi anak yang pandai akan ilmu dalam
mengenal huruf hijaiyahdengan baik dan benar.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran dari penulis yang
dapat dijadikan pertimbangan adalah sebagai berikut :
1. Bagi kepala sekolah
a. Pelaksanaan pembelajaran mengenal huruf hijaiyah yang dilakukan
oleh guru kelompok A di TK AL Badariyah Kelurahan Rengas
Condong Kecamatan Muara Bulian sudah berjalan dengan baik,
hendaknya ditindak lanjuti dengan adanya APE (alat permainan
edukatif) yang tidak membosankan bagi anak.
b. Diharapkan diupayakan agar sarana dan prasarana di TK AL
Badariyah ini diprioritaskan, karena sangat disayangkan apabila
semangat dari anak muridnya sudah ada, semangat mengajar
gurunya juga ada namun dari APE (alat permainan edukatif) masih
kurang.
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Bagi pendidik
a. Diharapkan selalu melihat langsung permasalahan anak secara
individu, serta memberikan pemahaman kepada anak pentingnya
mengenal huruf hijaiyah sejak dini.
b. Diharapkan wali kelas lebih mampu lagi menjadi contoh dan suri
tauladan bagi anak untuk meraih cita-citanya, dan selalu
memberikan motivasi kepada anak.
3. Bagi anak
a. Diharapkan kepada anak untuk selalu bersemangat dalam belajar,
ikuti apa yang diperintahkan oleh guru.
b. Diharapkan kepada anak untuk menjaga keindahan kelas, menjaga
kebersihan ruangan kelasnya agar kelas tetap indah.
4. Bagi pembaca
Diharapkan para pembaca mampu memahami dan dapat
menerapkan strategi pembelajaran yang efektif sehingga dapat
mengoptimalkan pengenalan huruf hijaiyah dalam proses pembelajaran
agar lebih baik serta bermanfaat untuk pengembangan khazanah
keilmuan atau bahan referensi.
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada,2003.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta . 2000.
Gunawan Imam. Metode Penelitian Kualitatif, Teori dan Praktik Jakarta: PT
Bumi Aksara. 2013.
Heri.//Journal, Pengertian Guru Definisi,Tugas dan Peran Guru Dalam
Pendidikan; 2019.
Iskandar , Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan
Kualitatif).
Jakarta: GP Press; 2008
Morrison George S. (2012). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Jakarta:indeks.
Martinis Yamin, Panduan Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Gaung Persada
Press; 2010
Martinis Yamin, Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Gaung Persada
Press, 2010 , Cet. 1, hlm. 59
Mulyatiningsih Endang, Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan,
Bandung: Penerbit Alfabeta;2014
M. Sinaga Anggiat dan Sri Hadiati, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia; 2001
Miles, M.B & Huberman A.M. 1984, Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh
Tjetjep Rohendi
Nana Sudjana.1989. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah,
Bandung : Sinar Baru.
Rasyid, H., Mansyur, dan Suratno, Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: penerbit Multi Pressindo; 2009
Robbin. Belajar dan Mengajar. Bandung; 2007:57
Sardiman A.M, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2014), hal. 137-138
Seefeldt, Carol dan Barbara A.Wasik. ,Pendidikan Anak Usia Dini Menyiapkan
Anak Usia Tiga, Empat dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta : PT
Indeks; 2008
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2012
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2017
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta; 2010
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,: 2009
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta.;2008
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2013
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta. 2007.
SKRIPSI Astika Leni, Upaya Guru Agama Islam Dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Membaca AL-Qur’an Pada Siswa Sekolah Menengah Atas
Negeri 14 Muara Tabir, Jambi 2016
SKRIPSI Nasrullah Rizka, Analisis Nilai-Nilai Pendidikan dalam Kitab Aulad
Fil Islam Karya Abdullah Nashih Ulwan dan Relevansinya Terhadap
Pendidikan Karakter, Malang 2016.
Sri Hapsari, Bimbingan dan Konseling SMA Untuk Kelas XII. Jakarta : PT
Grasindo; 2005.
Suyadi, Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta : Pedagogia 2010
Suyanto, Konsep Dasar Anak Usia Dini : Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional. 2005.
Sofyan Hendra, (2015).Perkembangan Anak Usia Dini dan Cara Praktis
Peningkatannya; Infomedika,Jakarta
Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Ulwan Abdullah Nasih, Pendidikan Anak Dalam Islam, juz 2, Jakarta: Pustaka
Amani, 1999
Yamin, Martinis dan Maisah. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Persada Press.
2010
5http://journal.unp.ac.id/index.php/paud/article/viewFile/1651/1421/(21/1/16: 10-
40)
INTRUMEN PENGUMPULAN DATA
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL
HURUF HIJAIYAH KELOMPOK A PADA ANAK USIA DINI DI TK
AL-BADARIYAH KECAMATAN MUARA BULIAN
KABUPATEN BATANG HARI
No Jenis Data Metode Sumber Data
1 Letak Geografis TK AL- Badariyah Observasi
Wawancara
Dokumentasi
Kepala Sekolah
Arsip TK AL – Badariyah
2 Sejarah TK AL-Badariyah Wawancara
Dokumentasi
Kepala Sekolah
Arsip TK AL – Badariyah
3 Visi-Misi TK AL-Badariyah Dokumentasi Kepala Sekolah
Arsip TK AL – Badariyah
4 Struktur Organisasi dan Kepengurusan di
TK AL-Badariyah
Dokumentasi Bagan Struktur Organisasi
TK AL – Badariyah
5 Sarana/Fasilitas di TK AL-Badariyah Observasi
Wawancara
Dokumentasi
Keadaan Fasilitas
Doumentasi fasilitas
6 Guru dan Kepala Sekolah Wawancara
Observasi
7 Anak Usia Dini di TK AL – Badariyah Observasi
INTRUMEN PENGUMPULAN DATA
UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL
HURUF HIJAIYAH KELOMPOK A PADA ANAK USIA DINI DI TK
AL-BADARIYAH KECAMATAN MUARA BULIAN
KABUPATEN BATANG HARI
A. Panduan Observasi
No Jenis Data Objek Observasi
1 Letak geografis TK AL- Badariyah Keadaan dan letak geografis Di
TK AL- Badariyah
2 Sarana/fasilitas di TK AL- Badariyah Sarana dan prasarana yang
tersedia di TK AL- Badariyah
3 Tingkat Kemampuan anak dalam mengenal huruf
hijaiyah
Melihat/mengamati bagaimana
tingkat kemampuan anak usia dini
dalam mengenal huruf hijaiyah
4 Upaya guru dalam meningkatkan kemampuan
mengenal huruf hijaiyah
Melihat/mengamati bagaimana
upaya atau usaha guru dalam
meningkatkan kemampuan anak
usia dini dalam mengenal huruf
hijaiyah
B. Butir-Butir Wawancara
No Objek Wawancara Intrumen
1 Letak geografi TK AL-
Badariyah
Kepala Sekolah
- Bisa Ibu jelaskan letak geografi TK AL-Badariyah?
2 Sejarah TK AL-
Badariyah
Kepala Sekolah
- Bagaimana sejarah awal didirikannya TK AL-Badariyah?
3 Sarana /fasilitas di TK
AL-Badariyah
Kepala Sekolah
- Apa saja sarana/Fasilitas yang ada di TK AL-Badariyah?
4 Tingkat kemampuan
anak dalam mengenal
huruf hijaiyah
- Kepala sekolah
. Bagaimana Kemampuan anak-anak di kelompok A dalam
mengenal huruf hijaiyah?
- Guru kelompok A
. Bagaimana Kemampuan anak-anak di kelompok A dalam
mengenal huruf hijaiyah?
5 Upaya Guru dalam
meningkatkan
kemampuan anak
mengenal huruf
hijaiyah
- Kepala sekolah
. Bagaimana Upaya Guyu dalam meningkatkan Kemampuan
anak-anak kelompok A dalam mengenal huruf hijiayh?
- Guru Kelompok A
. Bagaimana Upaya Guyu dalam meningkatkan Kemampuan
anak-anak kelompok A dalam mengenal huruf hijiayh?
6 Faktor penghambat dan
pendukung guru dalam
meningkatkan
kemampuan mengenal
huruf hijaiyah
- Kepala sekolah
. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam meningkatkan
kemampuan mengenal huruf hijaiyah?
- Guru Kelompok A
. Apa faktor penghambat dan pendukung dalam meningkatkan
kemampuan mengenal huruf hijaiyah?
C. Panduan Dokumentasi
No Jenis Data Objek Observasi
1 Letak geografis TK AL-Badariyah - Data dokumentasi tentang
letak dan luas TK AL-
Badariyah
2 Sejarah TK AL-Badariyah - Data dokumentasi tentang
sejarah awal mula TK AL-
Badariyah
3 Visi-Misi TK AL-Badariyah - Data dokumentasi tentang
Visi-Misi
4 Struktur Organisasi dan Kepengurusan di TK AL-
Badariyah
- Data dokumentasi tentang
struktur organisasi dan
kepengurusan TK AL-
Badariyah
5 Sarana/fasilitas di TK AL-Badariyah - Data dokumentasi tentang
sarana/fasilitas yang ada di TK
AL-Badariyah
DOKUMENTASI
1. Foto penyerahan surat izin riset sekaligus wawancara kepada Kepala sekolah
Ibu Diana Rahmawati S.Pd. Aud.
2. Foto bermsama wali kelas kelompok A Ibu Ika Muliana S.Pd.
3. Foto bersama Faiq Anak kelopok A.
4. Foto bersama Nuha anak kelopok A.
5. Foto bersama Puput anak kelompok A.
6. Foto bersama kelompok a
7. Foto pembelajaran mengenal huruf hijaiyah
8. Foto kegiatan mengaji setiap pagi
9. Buku Prestasi (buku kecil catatan ngaji anak kelompok
10. Puzzle Hurf Hijiayah
.
11. Pohon Huruf Hijaiyah
12. Kartu Huruf Hijaiyah
13. Foto tentang sekolah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Nama : Nila Dia Rahma
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat,tgl Lahir : Ponorogo, 01 Mei 1997
Alamat : BTN 1 Lindung Indah Blok B
No,96 Kec. Muara Bulian Kab
Batang Hari
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat Email : [email protected]
No. Kontak : 081278389017
Pengalaman-pengalaman
Pendidikan Formal :
1. SD Negeri No.80 Kel. Rengas Condong, Jambi.
Tamatan Tahun 2009
2. SMP IT AL Mawaddah Assakinah Village, Ponorogo, Jawa Timur,
Tamatan Tahun 2012
3. Madrasah Aliyah Negeri 2 Ponorogo, Jawa Timur,
Tamatan Tahun 2015
Pengalaman Ogranisasi:
1. Pengurus OSIS sebagai Anggota Kesenian Tahun 2015
2. Pengurus HMJ
Motto Hidup :Diriwayatkan dari Usman bin Affan ra. Bahwa Rasulullah SaW.
Bersabda.”Orang terbaik diantara kalian adalah orang yang
mempelajari AL-Qur’an dan mengajarkannya.”[H. R. Bukhari,
9930]. (Riyadhush Shalihin:162).
Jambi, Maret 2020
Penulis,
Nila Dia Rahma
NIM. TRA.162015