UPAYA CAMAT DALAM MEMBINA APARATUR DESA (Studi di …repository.uinjambi.ac.id › 2205 › 1 ›...

98
UPAYA CAMAT DALAM MEMBINA APARATUR DESA (Studi di Kantor Camat Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Pemerintahan Pada Fakultas Syariah Oleh: ROZA NANDA SAPUTRI SIP. 141782 PEMBIMBING: 1. Dr. H. Hermanto Harun, Lc., M.HI., Ph.D 2. Yudi Armansyah, M. Hum PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of UPAYA CAMAT DALAM MEMBINA APARATUR DESA (Studi di …repository.uinjambi.ac.id › 2205 › 1 ›...

  • UPAYA CAMAT DALAM MEMBINA APARATUR DESA (Studi di Kantor Camat Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin)

    Skripsi

    Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu

    Pemerintahan Pada Fakultas Syariah

    Oleh:

    ROZA NANDA SAPUTRI

    SIP. 141782

    PEMBIMBING:

    1. Dr. H. Hermanto Harun, Lc., M.HI., Ph.D 2. Yudi Armansyah, M. Hum

    PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

    JAMBI

    2019

  • 2

  • 3

  • 4

  • MOTTO

    Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”. An-

    Nisa (4) 58”1

    1An-Nisa (4): 58

    v

  • ABSTRAK

    Nama Roza Nanda Saputri, Nim SIP.141782. Skripsi ini berjudul upaya camat

    dalam membina aparatur desa studi di Kantor Camat Kecamatan Tabir Barat

    Kabupaten Merangin. Sebagai tujuan antaranya untuk mengetahuikewenangan

    camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten

    Merangin, untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam pembinaan

    aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin, dan untuk

    mengetahui upaya camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir

    Barat Kabupaten Merangin. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

    metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai

    berikut: (1) Pelaksanaan kewenangan camat dalam pembinaan aparatur desa di

    Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin dilakukan dengan mendorong

    partisipasi aparatur desa, dimana dengan melakukan sosialisasi dan surat

    pemberitahuan guna mengikuti pembinaan, pembinaan dan pengawasan, dimana

    camata Tabit Barat melakuakn pengarahan, pembinaan, pengawasan, melakukan

    evaluasi dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten

    Merangin; (2) Kendala camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir

    Barat Kabupaten Merangin, yaitu terbatasnya sarana dan prasarana, dimana sumber

    daya manusia yang terbatas, dimana kemampuan pegawai kecamatan yang terbatas

    sehingga program yang dijalankan terkadang kurang direspon oleh pemerintah

    desa; (3) Upaya camat dalam pembinaan aparatur Desa di Kecamatan Tabir Barat

    Kabupaten Merangin, kepemimpinan camat, di mana camat memberikan motivasi

    kepada seluruh pegawai di Kecamatan Tabir Barat, menciptakan lingkungan kerja

    yang disiplin dan harmonis, dimana dengan meningkatkan disiplin dan kesadaran

    dalam diri dan menigkatkan pengetahuan, di mana camat melakukan pelatihan dan

    peningkatan peengatahuan.

    Kata kunci: Upaya Camat, Membina Aparatur Desa

    vi

  • PERSEMBAHAN

    Alhamdulilllah….

    Kupanjatkan rasa syukurku kehadirat-MU ya Allah

    Berkat ridho-MU aku telah berhasil menyelesaikan skripsi ini

    Kupersembahkan semua ini sebagai tanda cinta

    Dan baktiku atas segala curahan kasih sayang

    Serta doa yang kuterima dari ibunda Jauhari dan ayahanda M. Sapar

    Serta kakakku Fahrul Rozi

    Terima kasih….

    Ya Allah….. Diriku berserah semua atas kehendak-MU Diriku ingin berguna dalam

    hidup Semoga hidayah dan rahmat-MU selalu menyertaiku Aku berharap masa depanku akan lebih baik

    Dengan membaca bismillahirrohmaanirrohim Aku akan meneruskan langkahku menuju masa depan yang lebih cerah

    Amin……….

    vii

  • KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,

    karena atas berkat rahmat, hidayahnya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini

    penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan

    skripsi ini dengan baik. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah

    kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya

    kejalan yang benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Imam, Islam

    dan amal nyata yang shalih likulli zaman wa makan.

    Skripsi ini diberi judul “Upaya Camat dalam Membina Aparatur Desa

    (Studi di Kantor Camat Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin)”

    merupakan suatu kajian terhadap Komunikasi Kepemimpinan yang diperuntukkan

    untuk komunikasi kepemimpinan terhadap sebagai abdi masyarakat. Dan inilah

    yang diketengahkan dalam skripsi ini.

    Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit

    hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun

    dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama

    bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini

    dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan

    adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian

    skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:

    viii

  • 1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.

    2. Bapak Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph. D selaku wakil rektor I Bidang Akademik

    dan Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd selaku wakil

    rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu

    Dr. Hj. Fadillah, M. Pd, selaku wakil rektor III Bidang Kemahasiswaan dan

    Kerjasama UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS

    Jambi.

    4. Bapak Dr. H. Hermanto Harun, M. HI., Ph. D, selaku Wakil Dekan I, Bidang

    Akademik dan selaku Pembimbing I skripsi, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S. Ag.,

    M. HI, selaku Wakil Dekan II, Bidang Adminitrasi Umum, Perencanaan dan

    Keuangan, Ibu Dr. Yuliatin, S. Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan III, Bidang

    Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    5. Ibu Mustiah, S. Ag., M. Sy selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan di

    Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    6. Ibu Tri Endah Karya Lestriyani, S. IP., M. IP selaku Sekretaris jurusan Ilmu

    Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    7. Bapak Yudi Armansyah, M. Hum selaku Pembimbing II skripsi ini di

    Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah UIN STS Jambi yang telah

    memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

    ix

  • x

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

    LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................... ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iii

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................................ iv

    MOTTO ................................................................................................................................ v

    ABSTRAK ........................................................................................................................... vi

    PERSEMBAHAN ............................................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR ..................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xi DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5

    C. Batasan Masalah ...................................................................................... 6

    D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ................................... 6

    E. Kerangka Teori ........................................................................................ 7

    F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 14

    BAB II METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitan ............................................................... 17 B. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 17

    C. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 18

    D. Unit Analisis ............................................................................................. 19

    E. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 20

    F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 25

    G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 28

    BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Tabir Barat ........................................... 30 B. Visi dan Misi Kecamatan Tabir Barat ............................................... 32

    C. Struktur Organisasi Kecamatan Tabir Barat .................................... 33

    D. Sarana dan Prasarana Kecamatan Tabir Barat ................................ 48

    BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Kewenangan Camat Dalam Pembinaan

    Aparatur Desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin ................................................................................................... 52

    B. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pembinaan Aparatur Desa

    di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin ........................... 64

    C. Upaya Camat dalam Pembinaan Aparatur Desa di

    Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin ................................ 69

    xi

  • BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………... 76 B. Saran.............. ………...……………………............……... 77

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    xii

  • DAFTAR SINGKATAN

    APBD

    KUPT

    STS

    SWT

    SAW

    SDM

    SDA

    UIN

    UU

    : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    : Kepala Unit Pemukiman Transmigrasi

    : Sulthan Thaha Saifuddin

    : Subhanahu Wata’ala

    : Shallallahu Alaihi Wasallam

    : Sumber Daya Manusia

    : Sumber Daya Alam

    : Universitas Islam Negeri

    : Undang-Undang

    xiii

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sejak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

    Pemerintahan Daerah. Kemudian sekarang undang-undang tersebut telah dirubah

    dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah,

    maka penyelenggaraan otonomi daerah yang sesuai dengan Undang-Undang

    tersebut dalam substansinya juga mengalami perubahan, namun pada esensinya

    tetap menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan

    kewenangan mengurus dan mengatur semua unsur pemerintahan di luar yang

    menjadi urusan Pemerintah Pusat. 2 Daerah memiliki kewenangan membuat

    kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan

    pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

    Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan

    bertanggung jawab. 3

    Secara garis besar tugas pembinaan Camat terhadap pemerintah desa yang

    tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan

    Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2008 tentang Kecamatan pada dasarnya

    mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan tugas-tugas pembinaan dan pengawasan

    2Muhamad Irfan, Akuntabilitas dan Good Governance, (Jakarta: Departemen Agama Ri

    Sekretariat Jenderal Biro Organisasi Dan Tatalaksana, 2006), hlm. 33. 3Penjelasan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah.

    1

  • 2

    terhadap pemerintahan desa. Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

    adalah suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus dengan corak dan

    intensitas dan prestasi yang berbeda-beda sesuai dengan kapabillitas aparatur dan

    ketersediaan sumber daya. 4 Dalam hal ini perlu diadakannya pembinaan dan

    pengawasan yang dilakukan pimpinan pemerintah terhadap penyelenggaraan

    pemerintahan desa agar dalam melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan fungsi

    dan tanggung jawab yang diemban kepadanya guna terwujudnya tujuan otonomi

    desa. 5 Pada umumnya keberhasilan dari pelaksaan otonomi desa sangat tergantung

    kepada kemampuan aparatur pemerintah desa dan pemerintahan yang berada di

    atasnya.

    Implementasi kebijakan otonomi daerah tersebut mendorong terjadinya

    perubahan secara struktural, fungsional dan kultural dalam keseluruhan tatanan

    penyelenggaraan pemerintahan daerah. Salah satu perubahan yang sangat esensial

    adalah yang berkenaan dengan kedudukan, kewenangan, tugas dan fungsi Camat.

    6Perubahan paradigmatik penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut,

    mengakibatkan pola distribusi kewenangan Camat menjadi sangat tergantung pada

    pendelegasian sebagian kewenangan pemerintahan dari Bupati/Walikota untuk

    menangani sebagian urusan otonomi daerah dan penyelenggaraan pemerintahan

    umum, yang mempunyai implikasi langsung terhadap optimalisasi peran dan

    kinerja Camat dalam upaya pemenuhan pelayanan kepada masyarakat.

    4Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Ikar Mandiri Abadi, 2010),

    hlm. 6. 5Budiman Rusli, Kebijakan Publik Membangaun Pelayanan Publik Yang Responsip,

    (Jawa Barat: Hakim Publishing, 2013), hlm. 5. 6Feisal Tamin, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun

    2003, (Jakarta: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, 2003), hlm. 9.

  • 3

    Pemerintah Kecamatan merupakan tingkat pemerintahan yang mempunyai

    peranan penting dalam pelaksanaan pelayanan terhadap masyarakat, hal ini yang

    kemudian menjadikan Camat sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan tugas-tugas

    umum pemerintahan serta sebagian urusan otonomi yang dilimpahkan oleh Bupati/

    Walikota untuk dilaksanakan dalam wilayah Kecamatan. Namun, tugas tersebut

    tidak dengan serta merta memposisikan Camat sebagai kepala wilayah seperti pada

    waktu lalu. Pemerintah Kecamatan merupakan tingkat pemerintahan yang

    mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan pelayanan terhadap masyarakat.

    Untuk melihat sebagian kewenangan yang dilimpahkan dari bupati kepada Camat

    dalam melaksanakan tugasnya untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah

    dapat dilihat dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah pada pasal 126 ayat (1) yang dijelaskan bahwa:

    “Kecamatan dipimpin oleh Camat dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Dan selanjutnya dalam Pasal 126 ayat (3) huruf F menyatakan bahwa Camat memiliki kewenangan

    untuk membina penyelenggaraan pemerintahan desa. ”7

    Camat berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada

    Bupati/Walikota melalui sekretaris daerah, tugas-tugas umum pemerintahan yang

    diselenggarakan oleh Camat, meliputi:8Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan

    masyarakat, megoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

    umum. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-

    undangan, mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan

    umum, mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

    7Penjelasan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah Pasal

    126 (1)

  • 4

    Kecamatan., membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan dan

    melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan

    yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa/kelurahan.

    Selain melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan Camat juga

    melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh pemerintahan di

    atasnya untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek

    Perizinan, rekomendasi, koordinasi, pembinaan, pengawasan, fasilitasi, penetapan,

    penyelenggaraan, kewenangan lain yang dilimpahkan. Pelimpahan sebagian

    wewenang ini dilakukan berdasarkan kriteria ekternalitas dan efisiensi.

    Eksternalitas yang dimaksud adalah kriteria pelimpahan urusan pemerintahan

    dengan memperhatikan dampak yang timbul sebagai akibat dari penyelenggaraan

    suatu urusan pemerintahan. Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat internal

    Kecamatan, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan Camat.

    Sedangkan yang dimaksud dengan efisiensi adalah kriteria pelimpahan urusan

    pemerintahan dengan memperhatikan daya guna tertinggi yang dapat diperoleh

    dari penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan dilingkup Kecamatan. Apabila

    urusan pemerintahan lebih berdayaguna ditangani oleh Kecamatan, maka urusan

    tersebut menjadi kewenangan Camat.9

    Berdasarkan hasil observasi penulis di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten

    Merangin ditemukan bahwa pemerintah Kecamatan Tabir belum sepenuhnya

    merumuskan, mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan aparatur desa dan

    kelurahan, sehingga ini berdampak pada kinerja perangkat desa yang terjadi di

    beberapa desa saat ini terkesan lambat, selain itu pula pemerintah Kecamatan

    9Ibid, ayat (2)

  • 5

    belum melakukan pembinaan guna mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut

    serta dalam perencanaan pembangunan di desa yang ditunjukkan jarangnya

    melakuan pembinaan kepada pemerintah desa, pemerintah desa seolah dilpas

    begitu saja tanpa adanya bimbingan dan pengawasan yang diberikan pemerintah

    Kecamatan Tabir Barat, selain itu juga dalam mengurus surat administrasi yang

    terjadi di Kecamatan Tabir Barat masih lambat dan tidak efektid dan efesien,

    seringkali terjadi penambahan waktu dalam pengerjaan yang kaitanya dengan

    masyarakat, seperti surat menyurat. Rendahnya pengawasan yang dilakuakn pada

    pemerintah desa sehigga pemerintah desa dala melakukan pembangunan tidak

    sesuai dengan yang diharapkan di mana jalan cepat rusak dan

    pertanggungjawabannya banyak direkayasa.

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk

    mengangkat dalam sebuah skripsi yang berjudul Upaya Camat dalam Membina

    Aparatur Desa (Studi di Kantor Camat Kecamatan Tabir Barat Kabupaten

    Merangin).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut agar tidak menjadi

    kerancuan dalam proposal skripsi ini, maka penulis membatasi permasalahannya

    dengan rumusannya adalah sebagai berikut:

    1. Apa saja kewenangan Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan

    Tabir Barat Kabupaten Merangin?

    2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan

    Tabir Barat Kabupaten Merangin?

  • 6

    3. Bagaimana upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir

    Barat Kabupaten Merangin?

    C. Batasan Masalah

    Batasan masalah dalam penelitian skiripsi ini diperlukan agar pembahasan

    dan tujuan terarah dan tidak menjalar menjadi luas, dengan ini maka penulis akan

    membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya pada ruang

    lingkup kantor Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin guna mengetahui

    upaya Camat dalam melakukan pembinaan Kepala desa di Kecamatan Tabir Barat

    pada tahun 2019.

    D. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian pada hakekatnya mengungkapkan apa yang hendak

    dicapai oleh peneliti. Sedangkan tujuannya sendiri merupakan sejumlah keadaan

    yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitiaan yang dilakukan dalam rangka

    penulisan proposal skripsi ini adalah:

    a. Untuk mengetahui kewenangan Camat dalam pembinaan aparatur desa di

    Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin.

    b. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam pembinaan aparatur

    desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin.

    c. Untuk mengetahui upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan

    Tabir Barat Kabupaten Merangin.

  • 7

    E. Kegunaan Penelitian

    Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah :

    a. Secara akademisi dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya dan

    kepada pembaca pada umumnya, dalam hal ini berkenaan dengan kewenangan

    Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten

    Merangin.

    b. Bagi penulis, penelitian ini dapat melengkapi salah satu syarat guna

    memperoleh gelar serjana stara satu (S1) pada jurusan ilmu pemerintahan

    fakultas Syariah UIN STS Jambi dan tulisan ini bias menambah

    pembendaharaan referensi keperpustakaan di Fakultas Syariah dan bagi

    mahasiswa yang mengkaji permasalahan tentang kewenangan Camat dalam

    pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin.

    c. Bagi instansi terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai

    bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait topic penelitian

    penulis.

    F. Kerangka Teori

    1. Kewenangan

    Wewenang dalam konsep hukum publik merupakan konsep inti dari hukum

    tata negara dan hukum administrasi negara. Pemerintah baru dapat menjalankan

    fungsinya atas dasar wewenang yang diperolehnya, artinya keabsahan tindak

    pemerintahan atas dasar wewenang yang diatur dalam peraturan perundang-

    undangan. Tanpa adanya kewenangan yang dimiliki, maka badan atau pejabat tata

    usaha negara tidak dapat melaksanakan suatu perbuatan atau tindakan pemerintah,

    ada dua fungsi berkaitan dengan kewenangan yaitu: fungsi pembuatan kebijakan

  • 8

    (policy marking) yaitu kekuasaan yang menentukan tugas (taakstelling) dari alat

    pemerintahan atau kekuasaan yang menentukan politik negara dan fungsi

    pelaksanaan kebijakan (policy exsecuting) yaitu kekuasaan yang bertugas untuk

    merealisasikan politik Negara yang telah ditentukan (verwezeblikking van de

    taak).10

    Sukasmanto dan Dina Mariana menerangkan kewenangan adalah apa yang

    disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari kekuasaan yang diberikan

    oleh undang-undang, sedangkan wewenang hanya mengenai suatu “onderdeel”

    (bagian) tertentu saja dari kewenangan.11

    Wewenang terdiri atas sekurang-

    kurangnya mempunya 3 (tiga) komponen, yaitu pengaruh, dasar hukum, dan

    komformitas hukum. Komponen pengaruh, bahwa penggunaan wewenang

    dimaksudkan untuk mengendalikan prilaku subjek hukum; dasar hukum

    dimaksudkan, bahwa wewenang itu haruslah mempunyi dasar hukum; sedangkan

    komponen komformitas, bahwa wewenang haruslah mempunyai standar.12

    Bahasan mengenai keabsahan itu sendiri setara jika berbicara mengenai

    keberadaan hukum, sebagaimana pendapat Silahuddin bahwa hukum ada karena

    kekuasaan yang sah.13

    Kekuasaan yang sahlah yang menciptakan hukum.

    Ketentuan-ketentuan yang tidak berdasarkan kekuasaan yang sah pada dasarnya

    bukanlah hukum, jadi hukum berdasar kekuasaan yang sah. Secara teoritas,

    kewenangan yang bersumber dari peraturan perundang-undangan tersebut

    10

    Lutfiah Hanim, “Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pemerintah Kelurahan Dalam Pelayanan Publik Di Era Otonomi Daerah (Studi Di Kelurahan Gadang Kota Malang)”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 2, 2014, hlm. 3

    11 Sukasmanto dan Dina Mariana, Modul Panduan Menyususn Kewenangan dan

    Perencanaan Desa, (Yogyakart: IRE Yogyakarta – CCES, 2015), hlm. 13 12

    Syamsi, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Tehadap Kepuasan Konsumen Pada Siswa Bimbingan Dan Konsultasi Belajar Al Qolam Bandarlampung”, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Volume 5 Nomor 1, April, 2008, hlm. 25

    13 Silahuddin, Kewenangan Desa Dan Regulasi Desa, (Jakarta: Kementerian Desa,

    Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm. 32

  • 9

    diperoleh melalui tiga cara yaitu atribusi, delegasi, dan mandat. Kewenangan yang

    sumbernya dari peraturan perundang-undangan disebut dengan kewenangan

    konstitusionalisme yang merupakan sejumlah ketentuan hukum yang tersusun

    secara sistematis untuk menata dan mengatur sturtur dan fungsi lembaga-lembaga

    negara.

    a. Atribusi adalah kewenangan yang diperoleh oleh organ pemerintah secara

    langsung dari peraturan perundang-undangan.

    b. Delegasi adalah pelimpahan wewenang dari satu organ pemerintahan kepada

    organ pemerintahan lainnya.

    c. Mandat terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan kewenangan dijalankan

    oleh organ lain atas namanya.14

    Pada atribusi terjadi pemberian yang baru oleh suatu ketentuan dalam

    peraturan perundang-undangan. Disini dilahirkan atau diciptakan suatu wewenang

    pemerintah baru. Dapat diberi uraian bahwa ketentuan hukum yang menjadi dasar

    dikeluarkanya keputusan yang disengketakan itu mungkin menyebutkan dengan

    jelas badan atau pejabat tata usaha negara yang diberi wewenang pemerintah, jadi

    dasar wewenang tersebut dinamakan bersifat atributif. Delegasi yaitu terjadinya

    pelimpahan suatu wewenang yang telah ada oleh badan atau jabatan tata usaha

    negara yang telah memperoleh suatu wewenang pemerintahan secara atributif

    kepada badan tata usaha negara lainnya.15

    Dengan demikian, suatu delegasi selalu

    didahului oleh adanya atribusi wewenang, adalah sangat penting untuk mengetahui

    apakah suatu badan atau jabatan tata usaha negara itu pada waktu mengeluarkan

    14 Badan Ramdan dkk, ABCD Perencanaan desa Bacaan Khusus Untuk Kaum Perempuan

    dan Masyarakat Miskin, (Jakarta: Inisiatif, 2014), hlm. 6.

    15 Basseng, Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2015), hllm. 27.

  • 10

    suatu keputusan yang berisi suatu pendelegasian wewenang berdasarkan suatu

    wewenang pemerintah atributif yang sah atau tidak. Dalam hal mandat, maka tidak

    terjadi perubahan apa-apa mengenai distribusi wewenang yang telah ada, yang ada

    hanya suatu hubungan intern, pemberi mandat menugaskan penerima mandat

    untuk atas nama mandans melakukan suatu tindakan hukum dan mengambil serta

    mengeluarkan keputusan-keputusan tata usaha negara tertentu. Jadi pada mandat,

    wewenang pemerintah tersebut dilakukan oleh mandataris atas nama dan tanggung

    jawab mandans.16

    2. Pembinaan

    Pembinaan adalah suatu usaha yang berencana yang meliputi organisasi

    secara keseluruhan dan dikelolah dari pucuk pimpinan untuk meningkatkan

    efektivitas dan kesehatan organisasi melalui intervensi yang berencana didalam

    proses organisasi dengan mempergunakan ilmu prilaku.

    Kegiatan pembinaan dalam rangka pengembangan organisasi yang

    dilakukan menyangkut dua hal pokok yang tidak dapat dipisahkan. Kedua

    halpokok tersebut adalah menyangkut pengembangan dan pelembagaan organisasi

    sehingga dapat berjalan optimal serta kegiatan pengarahan organisasi dalam

    menjalankan usaha organisasi. Pembinaan yang baik diperlukan adanya usaha

    koordinasi yang ditetapkan dan dilaksanakan sebagai satu kesatuan tindakan

    perencanaan, bimbingan dan pengendalian/pengawasan. 17

    16 Ihsanuddin, “Kualitas Pelayanan Publik Pada Badan Perizinan Penanaman Modal dan

    Promosi Daerah (BP2MPD) Kabupaten Indragiri Hilir”, Jurnal Universitas Negeri Padang, 2011, hlm. 7

    17Thoha, Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara (Jakarta:PT. Raja Grafindo

    Persada, 2003), hlm. 182

  • 11

    Pembinaan sebagai suatu konsep yang selalu dipakai untuk memacu

    pertumbuhan pembangunan diberbagai sektor selalu mendapatkan perhatian dari

    pemerintah. Hal ini tentu disebabkan karena pembinaan bertanggungjawab

    terhadap penyelenggaraan pembangunan. Pembangunan akan berhasilapabila

    masyarakat tahu dan mengerti apa yang seharusnya ia lakukan sebagaibagian

    penggerak pembangunan. Karena itu peran pemerintah dalam hal ini Camat

    diharapkan melakukan berbagai pembinaan terhadap lembaga-lembaga

    kemasyarakatan yang ada dilingkungan kerjanya.

    3. Aparatur Desa

    Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

    Daerah, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-

    bataswilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

    masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat setempat yang diakui dan

    dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Adapun menurut Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah, Pemerintahan Daerah terdiri dari Pemerintah Desa yaitu Kepala Desa dan

    Perangkat Desa, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau disebut dengan

    nama lainnya.

    Keberadaan pemerintah daerah dilandasi oleh ketentuan pasal 18 UU tahun

    1945 yang menyatakan bahwa negara kesatuan Republik Indonesia di bagi atas

    daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,

  • 12

    yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintah daerah,

    yang di atur dengan undang-undang. 18

    Menurut pasal 14 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

    72Tahun 2005 tentang Desa :

    1. Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusanpemerintahan,

    pembangunan, dankemasyarakatan.

    2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala desa

    mempunyai kewenangan :

    a. Memimpin menyelenggarakan pemerintahan desa berdasarkan

    kebijakan yang ditetapkan bersama BPD

    b. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD

    c. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa

    untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD

    d. Membina kehidupan masyarakat desa

    e. Membina perekonomian desa

    f. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif

    g. Mewakili desanya didalam dan diluar pengadilan dan dapatmenunjuk kuasa

    hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan

    h. Dan melaksanakan kewenangan lain sesuai dengan peraturan perundang-

    undangan.

    Pemerintahan Desa merupakan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan

    pemerintah yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa. Pentingnya pembinaan

    dalam hal ini adalah pembinaan administrasi desa dikarenakan tanpa administrasi

    14 Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, (Jakarta:Sinar Grafika 2006), Hlm. 54

  • 13

    tidak mungkin suaatu kegiatan organisasi dapat dilaksanakan. Berikut beberapahal

    mendasar tentang penyelenggaraan pemerintahan dan birokrasi desa.

    a. Landasan pemikiran dalam pengaturan tentang pemerintahan desa adalah

    keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan

    masyarakat.

    b. Penyelenggaraan pemerintah desa merupakan bagian atau subsistem dari

    sistem penyelenggaraan pemerintah sehingga desa memiliki kewenangan untuk

    mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat. Kepala desa

    bertanggungjawab pada badan perwakilan desa (BPD) dan menyampaikan

    laporan pelaksanaan tugas itu kepada bupati.

    c. Desa dapat melakukan perbuatan hukum, baik hukum publik maupun hukum

    perdata, memiliki kekayaan, harta benda dan bangunan serta dapat dituntut dan

    menuntut di pengadilan. Oleh karena itu, kepala desa mempunyai wewenang

    untuk melakukan perbuatan hukum dan mengadakan perjanjian yang saling

    menguntungkan.

    d. Sebagai perwujudan demokrasi, di desa dibentuk badan perwakilan desa atau

    sebutan lain yang sesuai dengan budaya yang berkembang di desa

    bersangkutan, yang berfungsi sebagai lembaga legislasi dan pengawasan dalam

    hal pelaksanaan peraturan desa, anggaran dan pendapatan belanja desa, dan

    keputusan kepala desa.

    e. Di desa dibentuk lembaga kemasyarakatan desa lainnya sesuai dengan

    kubutuhan. Lembaga dimaksud merupakan mitra pemerintah desa dalam

    rangka pemberdayaan masyarakat desa.

  • 14

    f. Desa memiliki sumber pemberdayaan berupa pendapatan desa, bentuk

    pemerintah dan pemerintah daerah, pendapatan lain-lain yang sah, sumbangan

    pihak ketiga dan pinjaman desa.

    g. Berdasarkan hak asal-usul desa yang bersangkutan, kepala desa mempunyai

    wewenang untuk mendamaikan perkara atau sengketa dari para warganya. 19

    G. Tinjauan Pustaka

    Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu

    (penelitian-penelitian lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek

    focus/tema yang diteliti. Skripsi Paramitha Rusadi yang berjudul “ peran kepala

    desa dalam pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Kerumutan kabupaten

    Pelalawan” universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasyim Riau Pekanbaru Tahun

    2011 yang tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana peran kepala desa dalam

    pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Kerumutan kabupaten Pelalawan.

    Adapun persamaan dengan penelitian ini adalah pada pelaksanaan pembangunan

    sedangkan perbedaannya adalah tempat penelitian serta rumusan penelitiannya. 20

    Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Habibi yang berjudul “peran

    pemerintah desa telentam Kecamatan Kecamatan Tabir Barat kabupaten Merangin

    dalam keberhasilan pembangunan pembangkit tenaga mini hidro (PLTMH)’’

    Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2014 yang

    tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah desa telentam

    Kecamatan tabir barat kabupaten merangin dalam keberhasilan pembangunan

    pembangkit tenaga mini hidro (PLTMH). Adapun persamaan dengan penelitian ini

    19

    . Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, (Jakarta : Raja Grafindo Persama, 2015) Hlm. 233-234

    20 Paramitha Rusadi, peran kepala desa dalam pelaksanaan pembangunan di kecamatan

    Kerumutan kabupaten Pelalawan” Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasyim Riau Pekanbaru Tahun 2011, hlm. 3

  • 15

    adalah sama-sama tentang peran pemerintah di Kecamatan tabir barat kabupaten

    merangin sedangkan perbedaannya adalah tempat penelitiannya. 21

    Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Khoerul Umamah yang berjudul

    “peranan aparatur desa untuk terwujudnya desa mandiri di desa bulian baru

    Kecamatan Batin XXIV kabupaten Batang Hari “Institut Agama Islam Negeri

    Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2014 yang tujuannya adalah untuk

    mengetahui bagaimana peranan aparatur desa untuk terwujudnya desa mandiri

    didesa bulian baru Kecamatan batin XXIV kabupaten batang hari. Adapun

    persamaannya dengan penelitian ini adalah pada apatarur desa sedangkan

    perbedaannya adalah tempat penelitian serta rumusan penelitian. 22

    Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Darmansyah Putra, Jurusan

    Administrasi Negara Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri

    Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, ditulis pada tahun 2013, dengan judul

    “Analisis Kinerja Pegawai Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Di

    Kantor Camat Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu”,23

    Penelitian ini bertujuan

    untuk mengetahui kinerja pegawai Pada Kantor Camat Pasir Penyu Kabupaten

    Indragiri Hulu. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai

    dengan indikator pengetahuan, pangalaman, dan kepribadian dapat dikatakan baik

    sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan rata-rata pegawai menyatakan bahwa

    kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakatat dapat dikatakan

    21 Habibi, peran pemerintah desa telentam kecamatan kecamatan Tabir Barat kabupaten

    Merangin dalam keberhasilan pembangunan pembangkit tenaga mini hidro (PLTMH)’’ Institut

    Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2014, hlm. 5

    22 Khoerul Umamah, peranan aparatur desa untuk terwujudnya desa mandiri di desa bulian baru kecamatan Batin XXIV kabupaten Batang Hari “ Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha

    Saifuddin Jambi Tahun 2014, hml. 3

    23 Darmansyah Putra, “Analisis Kinerja Pegawai Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Kantor Camat Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu”, Skripsi Jurusan Administrasi

    Negara Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2013, hlm. 2

  • 16

    baik dengan jumlah jawaban sebanyak 272 jawaban atau sebesar 64% dari

    keseluruhan jawaban. Pada kesempatan ini penulis menyarankan agar pegawai

    dapat meningkatkan kinerjanya, untuk menciptakan kinerja yang baik, pimpinan

    setelahnya banyak melakukan dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai Pada

    Kantor Camat Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu agar dapat lebih baik lagi.

    Sedangkan penulis hanya fokus meneliti tentang Peran Pemerintah

    Daerah Dalam Membina Aparatur Desa ( Studi Dikantor Camat Kecamatan Tabir

    Barat Kabupaten Merangin). Perbandingan Skripsi peran aparatur desa untuk

    terwujudnya desa mandiri di desa bulian baru Kecamatan batin XXIV kabupaten

    batang hari, dengan Skripsi peran pemerintah daerah dalam membina aparatur desa

    di kantor Kecamatan tabir barat kabuparen merangin.

  • BAB II

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini tentang upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa di

    Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak

    disahkannya penelitian ini pada tanggal 20 September 2019 sampai 20 Oktober

    2019. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

    1. Upaya Camat dirasa kurang maksimal dala pembinaan pada perangkat desa

    dibuktikan dengan seringkali pemerintah desa melakukan pembangunan tidak

    sesuai dengan perencanaan yang baik sehingga diketahui bahwa upaya Camat

    belum maksimal dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat

    Kabupaten Merangin.

    2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai

    keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.

    B. Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk

    mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti. 24

    Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam

    rangka mengetahui peran pemerintah dalam pembangunan di Kecamatan Tabir

    Barat Kabupaten Merangin Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “Metode

    penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

    24

    Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 22.

    17

  • 18

    kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti

    adalah sebagai instrument kunci”. 25

    Kualitatif adalah suatu rencana dan cara yang akan digunakan peneliti untuk

    meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

    eksperimen)26

    dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik

    pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

    induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

    pada generalisasi

    .

    C. Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun

    jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan

    secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat

    dipercaya. 27

    . Data yang penulis ambil dari informasi dilapangan melalui

    observasi dan wawancara dilokasi penelitian, data primer yang dimaksud dalam

    penelitian ini adalah kepala Camat Kecamatan Tabir Barat dan kepala Desa di

    Kecamatan Tabir Barat.

    2. Data skunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

    pengumpul data. 28

    Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala

    data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan

    25

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 9. 26

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 9.

    27Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha

    Ilmu, 2006), hlm. 16. 28

    Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18.

  • 19

    melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik

    yang berbentuk buku, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang berhubungan

    dengan objek penelitian.

    Sumber data penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/ peristiwa, dan

    dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan orang yang bisa

    memberikan data melalui wawancara. Sumber data yang berbentuk suasana/

    peristiwa berupa suasana yang bergerak ataupun lisan, meliputi ruangan, suasana,

    dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan diobservasi. Adapun

    sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Peristiwa atau Kejadian

    Dalam penelitian ini peristiwa dijadikan sumber data adalah penerapan prinsip

    Pemerintahan yang baik di Kecamatan Tabir Barat.

    b. Pelaksana pemberi pelayanan

    Dalam hal ini seperangkat organisasi kepengurusan lembaga dapat memberikan

    informasi dapat dilakukan melalui wawancara dan lainnya.

    c. Dokumentasi

    Sumber data yang diambil dari dokumen ini berupa data dalam bentuk laporan,

    catatan peristiwa, keterangan, jumlah permasalahan serta keuntungan, dan lain

    sebagainya. 29

    D. Unit Analisis

    Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian

    tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.

    Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun

    29Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 16.

  • 20

    organisasi swasta atau sekelompok orang. 30

    Unit analisis juga menjelaskan kapan

    waktu (tahun berapa, atau bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian

    tidak secara jelas menggambarkan mengenai batasan waktu tersebut. Dalam skripsi

    ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis judul: “upaya Camat dalam

    pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin”

    Penelitian ini, unit analisisnya adalah upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa

    di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin. Penetapan unit analisis tersebut,

    karena penelitian yang dilakukan tidak menggunakan populasi dan sampel, namun

    hanya menggunakan dokumen-dokumen dari Kecamatan Tabir Barat Kabupaten

    Merangin. dan informasi-informasi yang berasal dari karyawan atau pegawai di

    sana saja. Maka yang menjadi informannya adalah:

    1. Kepala Camat Tabir Barat Kabupaten Merangin (satu orang)

    2. Sekretaris Camat Tabir Barat Kabupaten Merangin (satu orang)

    3. Kasi pemerintahan Camat Tabir Barat Kabupaten Merangin (satu orang)

    4. Kepala desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin (empat orang)

    E. Instrumen Pengumpulan Data

    1. Observasi

    Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

    sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Hartinis

    Yamin menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa

    yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi

    30

    Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS Jambi, (2012), hlm. 62.

  • 21

    aktif dalam aktiivitas mereka. ”31

    Penelitian partisipatif ini kemudian dikhususkan

    lagi menjadi partisipasi pasif (passive participation) artinya peneliti datang ke

    tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan

    tersebut.

    Alasan penggunaan pengamatan adalah karena teknik pengamatan ini

    didasarkan atas pengalaman secara langsung. Kedua karena teknik pengamatan

    memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan

    kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, teknik

    pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang

    berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung

    diperoleh dari data. Keempat, dapat mencegah bias yang biasanya terjadi pada

    proses wawancara. Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu

    memahami situasisituasi yang rumit. Obyek observasi menurut Spradley

    dinamakan situasi sosial, sebagaimana di kutip oleh Syamsudin terdiri atas:32

    a. Place, tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung.

    b. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.

    c. Activity, kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang

    berlangsung.

    Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih

    observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana

    peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang

    diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung

    31

    Hartinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipaayung, 2009), hlm. 79.

    32Syamsudin dkk, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: Sekolah Pascasarjana

    Universitas Pendidikan Indonesia dan PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 238.

  • 22

    terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-

    kegiatan yang dilakukan oleh Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan

    Tabir Barat Kabupaten Merangin. Observasi yang dilakukan penulis dalam skripsi

    ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai

    berikut:

    1) Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara

    berfikir

    2) Interaksi sosial dan tempt lingkungan

    3) Ekspresi saat wawancara

    4) Bahasa tubuh saat wawancara

    2. Wawancara

    Syamsudin dan Vismaia S. Damainti menyatakan wawancara adalah

    pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

    sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 33

    Wawancara

    digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

    permasalahan yang diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal

    dari responden yang lebih mendalam. Wawancara yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (semistructure interview) di mana

    pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

    Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui

    dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. 34

    Oleh karena itu dalam

    melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian

    berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan.

    33Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm. 238.

    34Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm. 239.

  • 23

    Bedanya dengan semi terstruktur di sini adalah tidak memakai alternatif jawaban,

    namun pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.

    Wawancara ini termasuk wawancara mendalam (in–depth interview) adalah

    proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

    sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang

    diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di

    mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif

    lama. 35

    Langkah-langkah dalam wawancara menurut Lincoln dan Guba

    sebagaimana di kutip Sugiono terdiri dari 7 tahap, yaitu:36

    a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilaksanakan.

    b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.

    c. Mengawali atau membuka alur wawancara.

    d. Melangsungkan alur wawancara.

    e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.

    f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam cacatan lapangan.

    g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. Alat-

    alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku catatan,

    laptop, tape recorder dan camera karena penulis menggunakan wawancara catatan

    lapangan. Hal ini bermanfaat untuk mencatat dan mendokumentasikan semua

    percakapan dengan sumber data, di mana kesemuanya telah digunakan setelah

    mendapat izin dari sumber data. Karena wawancara yang digunakan adalah semi

    terstruktur. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode wawancara yang

    35

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 233-234. 36

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 233-237.

  • 24

    dilakukan kepada subyek dengan menggunakan dokumntasi catatan lapangan.

    Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai berikut:

    2) Latar belakang, lingkungan dan aktivitas dalam penerapan prinsip

    Pemerintahan yang baik di di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin.

    3) Kegiatan dan aktivitas penerapan prinsip Pemerintahan yang baik yang

    bertempat di di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin.

    4) Berlangsungnya upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan

    Tabir Barat Kabupaten Merangin.

    5) Kendala Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat

    Kabupaten Merangin.

    6) Upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat

    Kabupaten Merangin

    7) Kondisi sarana dan sumberdaya

    8) Hasil pencapaian dan harapan

    3. Dokumentasi

    Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari

    upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten

    Merangin, dari arsip dan dokumen baik yang berada di Kecamatan Tabir Barat

    Kabupaten Merangin, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Nasution

    menyatakan dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau

    mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan

  • 25

    masalah yang diteliti. 37

    Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-

    dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti.

    Menurut Hartinis, “dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

    variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

    notulen rapat, agenda dan sebagainy. ”38

    Dokumentasi dalam penelitian sebagai

    sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan

    untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Teknik dokumentasi

    digunakan untuk mengumpulkan data. Adapun di dalam skripsi ini penulis

    mengumpulkan data mengenai sejarah, visi-misi, profil, serta bukti-bukti upaya

    Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten

    Merangin.

    F. Teknik Analisis Data

    Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke

    dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

    penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan

    kepada orang lain. Menurut Bogdan sebagaimana di kutip oleh Sugiyono analisis

    data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh

    dari wawancara, catatatn lapangan dan bahan-bahan lain. 39

    Sehingga mudah

    dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

    Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian anatara data yang satu

    dengan data yang lain. Fakta atau informasi tersebut kemudian di seleksi dan

    37

    Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 143.

    38Hartinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif,

    39

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 90.

    hlm. 219.

  • 26

    dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang penuh makna. Analisis data

    merupakan langkah yang terpenting dalam suatu penelitian. Data yang telah

    diperoleh akan dianalisis pada tahap ini sehingga dapat ditarik kesimpulan. Dalam

    penelitian ini menggunakan teknik analisis model Miles and Huberman. Menurut

    Miles and Huberman di dalam buku Sugiyono mengemukakan bahwa “aktivitas

    analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

    menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenu, ”40

    Aktivitas analisis data

    yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.

    1. Reduksi Data

    Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

    penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

    tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan

    membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis

    memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak

    relevan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

    memfokuskan pada hal-hal yang penting. Adapun data yang direduksi akan

    memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk

    melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam

    penelitian ini, data diperoleh melalui catatan lapangan dan wawancara, kemudian

    data tersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang

    jelas kepada penulis.

    40

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 95.

  • 27

    2. Penyajian Data

    Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau

    menyajikan data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.

    Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. Penyajian

    data juga dapat dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan antara kategori dan

    sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “the most frequent

    from of display data for qualitative research data in the past has been narrative text,

    ”41

    Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

    kualitatif adalah data teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka

    akan memudahkan penulis untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

    selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami, selain dengan teks yang naratif,

    juga dapat berupa, grafik, matrik dan nerwork (jejaring kerja).

    Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk

    uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang paling

    sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini peneliti

    menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan

    mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang telah

    didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.

    3. Kesimpulan/Verifikasi

    Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah

    penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

    bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang

    41Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 249.

  • 28

    mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. 42

    Kesimpulan dalam

    penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

    Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya

    kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.

    Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa, ketiga

    metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan penulis

    lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan lapangan,

    dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik kesimpulan

    terhadap upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat

    Kabupaten Merangin.

    H. Sistematika Penulisan

    Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam penulisan

    skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:

    Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya

    menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran

    tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan

    Masalah, Batsan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori,

    Kerangka Pemikiran, Tinjauan Pustaka.

    BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan

    Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan

    Alat Analisis Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.

    42

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 252.

  • 29

    BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah

    Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana

    BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang

    pembahasan dan hasil penelitian.

    BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang

    terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan

    Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.

  • BAB III

    GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

    A. Sejarah Kecamatan Tabir Barat

    Setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia dicetuskan oleh Soekarno-Hatta

    pada tanggal 17 Agustus 1945, kota Banko yang pernah menjadi basis patroli

    Belanda menjadi bagian dari Kabupaten Jambi ilir (Timur) dengan pusat

    pemerintahannya berkedudukan di Jambi dengan Bupatinya pada masa itu adalah

    M. Kamil. Pada tahun 1950 sampai Jambi menjadi Propinsi tahun 1957, Merangin

    menjadi kewedanaan bersama kota-kota lainnya yaitu Sarolangun, Muaro Bungo,

    dan Muaro Tebo yang tergabung dalam Kabupaten Merangin dengan Ibukotanya

    semula berkedudukan di Jambi yang selanjutnya berpindah ke Sungai Emas

    Bangko. Sejak saat itu, Kota Merangin menjadi Kewedanaan selama kurang lebih

    20 tahun. Selanjutnya dimulai dari tahun 1960 berdasarkan hasil sidang pleno

    DPRD Kabupaten Merangin dipecah menjadi dua Kebupaten, yaitu Kabupaten

    Sarolangun Bangko dan Kabupaten Bungo Tebo. Maka sejak saat itu kewedanaan

    Merangin secara resmi menjadi bagian wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II

    Sarolangun Bangko dengan ibukotanya Bangko. Melalui Undang-Undang Nomor

    54 Tahun 1999 secara yuridis formal Kabupaten Merangin resmi terbentuk.43

    Selanjutnya diperkuat dengan Keputusan DPRD Propinsi Jambi Nomor :

    2/DPRD/99 Tanggal 9 Juli 1999 Tentang Pemekaran Kabupaten di Propinsi Jambi

    menjadi 9 Kabupaten dan 1 Kota. Atas dasar kebijakan tersebut, maka pada

    43 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang

    Sejarah Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019

    30

  • 31

    tanggaln 12 Oktober 1999 Kabupaten Sarolangun resmi menjadi daerah otonom

    dengan Bupati Pertama 1999 - 2001 adalah H. Muhammad Madel (Care Taker).

    Dalam rangka melengkapi kelembagaan pemerintahaan dan birokrasi publik

    dan sebagai Kabupaten Pemekaran, maka lembaga Legislatif Kabupaten Merangin

    DPRD pada awal berdirinya masih merupakan bagian dari DRPD Kabupaten

    Sarolangun Bangko (Sarko). Pemisahan lembaga Legislatif Kabupaten Merangin

    dibentuk bersamaan dengan dasar Undang – Undang Nomor 54 Tahun 1999 dan

    selanjutnya disempurnakan kembali melalui Undang-Undang Nomor 14 Tahun

    2000 dengan jumlah anggota DPRD sebanyak 25 orang. Pada saat ini Kabupaten

    Merangin terdiri dari 24 (dua puluh empat) Kecamatan, 203 Desa, 10 Kelurahan.

    Kecamatan Tabir Barat merupakan salah satu dari 24 Kecamatan di

    Kabupaten Merangin. Tabir Barat adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten

    Merangin, Jambi, Indonesia. Tabir Barat merupakan pemekaran wilayah dari

    Kecamatan Tabir ulu. Sekolah menengah di Tabir Barat di antaranya adalah

    SMKN 13 MERANGIN, yang telah banyak menjuarai berbagai lomba se kab-

    MERANGIN. Tabir Barat memiliki objek wisata berupa, makanan tradisional,

    budaya, religi (kuburan keramat), cerita rakyat.Tabir Barat memiliki motto "Bumi

    saiye, saijun, sakate", sebagai simbol sikap penduduk Tabir Barat yang

    menghomati lembaga adat, menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong

    royong terdapat Desa / Kelurahan di Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin,

    Jambi diantaranya:

    Bukit Peranginan, Butang Baru, Guruh Baru, Gurun Mudo, Gurun Tuo,

    Gurun Tuo Simpang, Jati Baru, Jati Baru Mudo, Jati Baru Mudo, Jernang Baru,

    Kerto Pati, Kute Jaye,. Mandiangin, Tabir Barat Pasar, Tabir Barat Tuo, Meranti

    https://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sarolangunhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sarolangunhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sarolangunhttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia

  • 32

    Baru, Meranti Jaya, Muara Ketalo, Pemusiran, Petiduran Baru, Rangkiling,

    Rangkiling Simpang Simpang Gurun Tuo Simpang Kertopati Suka Maju Sungai

    Butang Sungairotan Talang Serdang Taman Dewa (Desa Taman Dewa). 44

    B. Visi dan Misi Kecamatan Tabir Barat

    Visi merupakan gambaran keadaaan yang dibayangkan dapat atau ingin

    dicapai atau diwujudkan pada masa mendatang, merupakan cita-cita yang

    didukung oleh keadaan sekarang dan merupakan arah bagi pengelolaan lembaga..

    1. Visi

    Adapun visi Kantor Camat Tabir Barat Kabupaten Merangin yaitu

    “Terwujudnya Pelayanan Publik Yang Didukung Oleh Sumber Daya Aparatur

    Yang Mandiri, Agamis, Sejahtera Lahir Bathin”.

    2. Misi

    Adapun pernyataan misi Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin

    yaitu:

    a) Mengoptimalkan kemampuan aparatur dalam memberikan pelayanan prima

    kepada publik yang meliputi jangkauan dan mutu.

    b) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing menuasai

    iptek dan imtaq.

    c) Mewujudkan pemberdayaan generasi muda melalui penyiapan lapangan kerja,

    seni dan budaya.

    44 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang

    Sejarah Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019

  • C. Struktur Organisasi Desa Tanjung Beringin Kecamatan Tabir Barat

    STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA

    TANJUNG BERINGIN KECAMATAN TABIR BARAT

    KEPALA DESA Akmal Havis

    SEKRETARIS DESA

    M. Ridwan

    KAUR PEMBANGUNAN KAUR PEMERINTAHAN

    Jamaludin Supirman

    KADUS I KADUS II KADUS III

    Amer Mahmud Bahrulzai Sawaludin

    C. Struktur Organisasi Desa Pulau Terbakar Kecamatan Tabir Barat

    33

    KAUR UMUM Marzuki

    KADUS IV

    Ibnu Hajar

  • 34

    STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN

    DESA PULAU TERBAKAR KECAMATAN TABIR BARAT

    KEPALA DESA Ibrahim. K

    SEKRETARIS DESA

    KAUR PEMBANGUNAN KAUR PEMERINTAHAN KAUR UMUM

    KADUS I KADUS II KADUS III KADUS IV

    C. Struktur Organisasi Kecamatan Tabir Barat

    STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN

    KECAMATAN TABIR BARAT

  • 35

    CAMAT

    IDRIS S, S.Pd

    PEMBINA/IVa

    NIP. 19661005 198001 1 001

    Plt. KASUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIS KASUBBAG PROGRAM DAN KEUANGAN MUHAMAD SARA’I, S.Pd ABDUL RAHMAN, SP MUHAMMAD RIVA’I, S.Pd

    PEMBINA/IVa PENATA/IIIc PENATA/IIIc

    NIP. 196311207 198601 001 NIP. 19720728 200801 1 NIP. 19810818 201001 1 012

    KEPALA SEKSI PEMRINTAHAN KETENTRAMAN

    DAN KETERTIBAN UMUM SUNARYO A, MA

    PEMBINA/IVa

    NIP. 19600427 198203 1 005

    STAFF STAFF STAFF STAFF TENAGA KONTRAK TENAGA KONTRAK ION HENRI AHMAD SONRI

    -SRIGUSTININGSIH -LILIS VANRIANA, SH NIP. 19770101 201001 1 032 NIP. 19790906 200801 1 003

    -AMELIA FITRI, S.Pd -ISSOLIHIN MUHAMAD AMIN, S.Pd.I TENAGA KONTRAK TENAGA KONTRAK

    SATPOL PP KEPALA SEKSI SOSIAL

    KEPALA SEKSI PELAYANAN UMUM

    Idi hafis a, ma SYAFE’I M. Arif

    MAKMUR, SH

    PENATA MUDA TK I/IIIb Dedi putra

    PENATA/IIIc

    NIP. 19621215 198603 1 006 Pardianto NIP. 19600112 200604 1 014

    Antoni saputra

    STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA STRUKTUR DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

    KEPALA SEKSI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT HALIMAH TUSAKDIAH, S.Sos PENATA MUDA TK I/IIIb NIP. 19790215 200701 2 019

    KABUPATEN MUARO JAMBI

  • 36

    KEPALA DINAS

    SEKRETARIS

    KELOMPOK JABATAN

    FUNGSIONAL

    KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN

    UMUM DAN KEPEGAWAIAN PERENCANAAN UMUM DAN

    KEPEGAWAIAN

    KEPALA BIDANG TANAMAN KEPALA BIDANG HORTIKULTURA KEPALA BIDANG PRASARANA DAN KEPALA BIDANG PENYULUHAN

    PANGAN

    SARANA

    KEPALA SEKSI PERBENIHAN

    DAN PERLINDUNGAN

    TANAMAN

    KEPALA SEKSI PRODUKSI

    TANAMAN PANGAN

    SEKSI PENGOLAHAN DAN

    PEMASARAN HASIL

    TANAMAN PANGAN

    KEPALA SEKSI PERBENIHAN

    DAN PERLINDUNGAN HORTIKULTURA

    KEPALA SEKSI PRODUKSI HORTIKULTURA

    SEKSI PENGOLAHAN DAN

    PEMASARAN HASIL

    TANAMAN HORTIKULTURA

    KEPALA SEKSI PENGOLAHAN

    LAHAN DAN IRIGASI

    KEPALA SEKSI PUPUK, PESTISIDA,

    ALAT DAN MESIN PERTANIAN

    KEPALA SEKSI PEMBIAYAAN DAN

    INVESTASI

    KEPALA SEKSI KELEMBAGAAN

    PENYULUHAN

    KEPALA SEKSI KETENAGAAN

    PENYULUHAN

    KEPALA SEKSI METODE DAN

    PENYULUHAN

    KOORDINATOR PENYULUH PERTANIAN BPP KEC. MESTONG

    KEPALA UPTD BALAI

    PRODUKSI BENIH

    TANAMAN PANGAN

    DAN HORTIKULTURAL

    KOORDINATOR PENYULUH

    PERTANIAN BPP KEC. SEKERNAN

    KOORDINATOR PENYULUH

    PERTANIAN BPP KEC. MUARO SEBO

    KOORDINATOR PENYULUH PERTANIAN BPP KEC. TAMAN RAJO

    KOORDINATOR PENYULUH

    PERTANIAN BPP KEC. KUMPEH ULU

    KOORDINATOR PENYULUH

    KOORDINATOR PENYULUH

    PERTANIAN BPP KEC. SUNGAI GELAM

    KOORDINATOR PENYULUH PERTANIAN BPP KEC. JALUKO

    KOORDINATOR PENYULUH

    PERTANIAN BPP KEC. SUNGAI

    BAHAR

  • 37

    C. Struktur Organisasi Kecamatan Tabir Barat

    1. Kepala Kecamatan

    Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang

    dilimpahkan oleh walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang

    meliputi :

    a. perizinan;

    b. rekomendasi;

    c. koordinasi;

    d. pembinaan;

    e. pengawasan;

    f. fasilitasi;

    g. penetapan;

    h. penyelenggaraan, dan;

    i. kewenangan lain yang dilimpahkan walikota. 45

    Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga menyelenggarakan tugas umum

    serta fungsi:

    1) pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;

    2) pengoordinasian upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;

    3) pengoordinasian penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan

    4) pengoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

    5) pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan;

    6) pembinaan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan;

    45 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019

  • 38

    7) pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau

    yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan kelurahan.

    2. Sekretaris Kecamatan

    Sekretaris Kecamatan mempunyai tugas membantu Camat dalam

    mengoordinasikan pelaksanaan tugas serta membina dan memberikan pelayanan teknis

    dan administratif kepada semua unsur di lingkungan pemerintah Kecamatan. Dalam

    melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Sekretaris Kecamatan

    menyelenggarakan fungsi :

    a. pembinaan serta pelaksanaan tugas serta administrasi Kecamatan yang meliputi

    perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan program, keuangan, pelaporan,

    kepegawaian, umum, perlengkapan, dokumentasi, hukum, data dan informasi serta

    hubungan antar lembaga dan masyarakat;

    b. pengoordinasian dan pengaturan tugas unit organisasi di lingkungan pemerintah

    Kecamatan;

    c. pengoordinasian dan pengaturan kerjasama;

    d. pengoordinasian perumusan kebijakan strategik di lingkungan pemerintah

    Kecamatan;

    e. pelaksanaan urusan tata usaha pemerintah Kecamatan;

    f. pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh atasan. 46

    3. Kepala Sub bagian Program, Keuangan dan Pelaporan

    Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas sekretaris Kecamatan dalam

    menyiapkan bahan mulai proses perencanaan, pengorganisasian tugas dan

    pelaksanaannya, pemantauan, pengevaluasian, serta pelaporan mengenai program,

    46 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah

    Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019

  • 39

    keuangan, pelaporan di lingkungan pemerintah Kecamatan berdasarkan peraturan

    perundang-undangan. Rincian tugas Subbagian Program, Keuangan dan Pelaporan

    a. merencanakan kegiatan Subbagian Program, Keuangan, dan Pelaporan sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan;

    b. memberikan petunjuk kepada para bawahan di lingkungan Subbagian Program,

    Keuangan, dan Pelaporan sesuai dengan petunjuk dan ketentuan peraturan

    perundang-undangan;

    c. membagi tugas atau kegiatan kepada para bawahan di lingkungan Subbagian

    Program, Keuangan, dan Pelaporan dengan memberikan arahan baik secara lisan

    maupun tertulis sesuai dengan permasalahan bidang tugasnya masing-masing;

    d. memeriksa, mengecek, mengoreksi, dan mengontrol hasil kerja para bawahan di

    lingkungan Subbagian Program, Keuangan, dan Pelaporan guna penyempurnaan

    lebih lanjut;

    e. menilai prestasi kerja para bawahan di lingkungan Subbagian Program, Keuangan,

    dan Pelaporan berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai

    bahan dalam peningkatan karier;

    f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,

    pedoman, dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan

    tugas Subbagian Program, Keuangan, dan Pelaporan sebagai pedoman landasan

    kerja; 47

    g. menyiapkan bahan-bahan penyusunan kebijakan, pedoman, petunjuk teknis dan

    petunjuk pelaksanaan mengenai bidang tugas Subbagian Program, Keuangan, dan

    Pelaporan;

    47 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah

    Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019

  • 40

    h. menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang

    tugas Subbagian Program, Keuangan, dan Pelaporan dan menyiapkan bahan-bahan

    dalam rangka pemecahan masalah;

    i. melakukan penyusunan laporan pelaksanaan tugas;

    j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

    4. Kepala Sub bagian Kepegawaian

    Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretaris Kecamatan dalam

    menyiapkan bahan mulai proses perencanaan, pengorganisasian tugas dan

    pelaksanaannya, pemantauan, pengevaluasi, serta pelaporan mengenai kepegawaian di

    lingkungan dinas berdasarkan peraturan perundang-undangan. Rincian tugas Subbagian

    Kepegawaian: 48

    a. merencanakan kegiatan Subbagian Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan;

    b. memberikan petunjuk kepada para bawahan di lingkungan Subbagian Kepegawaian

    agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku

    sehingga tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;

    c. membagi tugas atau kegiatan kepada para bawahan di lingkungan Subbagian

    Kepegawaian dengan memberikan arahan baik secara lisan maupun tertulis sesuai

    dengan permasalahan bidang tugasnya masing-masing;

    d. memeriksa, mengecek, mengoreksi, dan mengontrol hasil kerja para bawahan di

    lingkungan Subbagian Kepegawaian guna penyempurnaan lebih lanjut;

    48 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah

    Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019

  • 41

    e. menilai prestasi kerja para bawahan di lingkungan Subbagian Kepegawaian

    berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam

    peningkatan karier;

    f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,

    pedoman, dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan

    tugas Subbagian Kepegawaian sebagai pedoman landasan kerja;

    g. menyiapkan bahan-bahan dalam rangka menyusun kebijakan, pedoman, dan petunjuk

    teknis mengenai bidang tugas Subbagian Kepegawaian;

    h. menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang

    tugas Subbagian Kepegawaian dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka

    pemecahan masalah;

    i. melakukan penyusunan laporan pelaksanaan tugas dengan cara mencari,

    mengumpulkan, menghimpun, mensistematiskan, dan atau mengolah data dan

    informasi yang berhubungan dengan bidang tugas;

    j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 49

    5. Kepala Sub bagian Umum dan Perlengkapan

    Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretaris Kecamatan dalam

    menyiapkan bahan mulai proses perencanaan, pengorganisasian tugas dan

    pelaksanaannya, pemantauan, pengevaluasian, serta pelaporan berdasarkan peraturan

    perundang-undangan. Rincian tugas Subbagian Umum dan Perlengkapan:

    a. merencanakan kegiatan Subbagian Umum dan Perlengkapan sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan;

    49 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah

    Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019

  • 42

    b. memberikan petunjuk kepada para bawahan di lingkungan Subbagian Umum dan

    Perlengkapan agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan

    yang berlaku sehingga tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;

    c. membagi tugas atau kegiatan kepada para bawahan di lingkungan Subbagian Umum

    dan Perlengkapan dengan memberikan arahan baik secara lisan maupun tertulis

    sesuai dengan permasalahan bidang tugasnya masing-masing;

    d. memeriksa, mengecek, mengoreksi, dan mengontrol hasil kerja para bawahan di

    lingkungan Subbagian Umum dan Perlengkapan guna penyempurnaan lebih lanjut;

    e. menilai prestasi kerja para bawahan di lingkungan Subbagian Umum dan

    Perlengkapan berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan

    dalam peningkatan karier;

    f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,

    pedoman, dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan

    tugas Subbagian Umum dan Perlengkapan sebagai pedoman landasan kerja; 50

    g. menyiapkan bahan-bahan dalam rangka menyusun kebijakan, pedoman, dan petunjuk

    teknis mengenai bidang tugas Subbagian Umum dan Perlengkapan;

    h. menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang

    tugas Subbagian Umum dan Perlengkapan dan menyiapkan bahan-bahan dalam

    rangka pemecahan masalah;

    i. melakukan penyusunan laporan pelaksanaan tugas dengan cara mencari,

    mengumpulkan, menghimpun, mensistematiskan, dan atau mengolah data dan

    informasi yang berhubungan dengan bidang tugas;

    j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

    50 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019

  • 43

    6. Kepala Seksi Tata Pemerintahan

    Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Camat dalam menyiapkan bahan

    mulai proses perencanaan, pengorganisasian tugas dan pelaksanaannya, pemantauan,

    pengevaluasian, serta pelaporan mengenai tata pemerintahan berdasarkan peraturan

    perundang-undangan. Rincian tugas Seksi Tata Pemerintahan: 51

    a. merencanakan kegiatan Seksi Tata Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-

    undangan;

    b. memberikan petunjuk kepada para bawahan di lingkungan Seksi Tata Pemerintahan

    agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku

    sehingga tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;

    c. membagi tugas atau kegiatan kepada para bawahan di lingkungan Seksi Tata

    Pemerintahan dengan memberikan arahan baik secara lisan maupun tertulis sesuai

    dengan permasalahan bidang tugasnya masing-masing;

    d. memeriksa, mengecek, mengoreksi, dan mengontrol hasil kerja para bawahan di

    lingkungan Seksi Tata Pemerintahan guna penyempurnaan lebih lanjut;

    e. menilai prestasi kerja para bawahan di lingkungan Seksi Tata Pemerintahan

    berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam

    peningkatan karier;

    f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,

    pedoman, dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan

    tugas Seksi Tata Pemerintahan sebagai pedoman landasan kerja;

    g. menyiapkan bahan-bahan dalam rangka menyusun kebijakan, pedoman, dan petunjuk

    teknis mengenai bidang tugas Seksi Tata Pemerintahan;

    51 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah

    Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019

  • 44

    h. menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang

    tugas Seksi Tata Pemerintahan dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka

    pemecahan masalah;

    i. melakukan penyusunan laporan pelaksanaan tugas dengan cara mencari,

    mengumpulkan, menghimpun, mensistematiskan, dan atau mengolah data dan

    informasi yang berhubungan dengan bidang tugas;

    j. menyiapkan bahan untuk melakukan koordinasi dan sikronisasi perencanaan dengan

    satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan

    kegiatan pemerintahan; 52

    k. menyiapkan bahan untuk evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

    Kecamatan

    l. menyiapkan bahan pelaporan penyelenggaraan laporan kegiatan pemerintahan di

    tingkat Kecamatan kepada walikota secara berjenjang;

    m. menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi pemerintahan

    kelurahan;

    n. menyiapkan bahan pemberian bimbingan, supervisi, fasilitasi, dan konsultasi

    pelaksanaan administrasi kelurahan;

    o. menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan terhadap lurah

    p. menyiapkan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat kelurahan;

    q. menyiapkan bahan untuk melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan

    kelurahan;

    r. menyiapkan bahan pelaporan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan

    penyelenggaraan pemerintahan kelurahan di tingkat Kecamatan kepada walikota;

    52 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah

    Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019

  • 45

    s. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 53

    7. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat

    Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Camat dalam menyiapkan bahan

    mulai proses perencanaan, pengorganisasian tugas dan pelaksanaannya, pemantauan,

    pengevaluasian, serta pelaporan mengenai pemberdayaan masyarakat berdasarkan

    ketentuan peraturan perundang-undangan. Rincian tugas Seksi Pemberdayaan

    Masyarakat:

    a. merencanakan kegiatan Seksi Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan ketentuan

    peraturan perundang-undangan;

    b. memberikan petunjuk kepada para bawahan di lingkungan Seksi Pemberdayaan

    Masyarakat agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan

    yang berlaku sehingga tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;

    c. membagi tugas atau kegiatan kepada para bawahan di lingkungan Seksi

    Pemberdayaan Masyarakat dengan memberikan arahan baik secara lisan maupun

    tertulis sesuai dengan permasalahan bidang tugasnya masing-masing;

    d. memeriksa, mengecek, mengoreksi, dan mengontrol hasil kerja para bawahan di

    lingkungan Seksi Pemberdayaan Masyarakat guna penyempurnaan lebih lanjut;

    e. menilai prestasi kerja para bawahan di lingkungan Seksi Pemberdayaan Masyarakat

    berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam

    peningkatan karier;

    f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,

    pedoman, dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan

    tugas Seksi Pemberdayaan Masyarakat sebagai pedoman landasan kerja;

    53 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah

    Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019

  • 46

    g. menyiapkan bahan-bahan dalam rangka menyusun kebijakan, pedoman, dan petunjuk

    teknis mengenai bidang tugas Seksi Pemberdayaan Masyarakat;

    h. menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang

    tugas seksi pemberdayaan masyarakat dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka

    pemecahan masalah; 54

    i. melakukan penyusunan laporan pelaksanaan tugas dengan cara mencari,

    mengumpulkan, menghimpun, mensistematiskan, dan atau mengolah data dan

    informasi yang berhubungan dengan bidang tugas;

    j. menyiapkan bahan untuk pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit

    kerja baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program kerja dan kegiatan

    pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja Kecamatan

    k. menyiapkan bahan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat di

    wilayah Kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja pemerintah maupun swasta;

    l. menyiapkan pelaksanaan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat sesuai

    dengan peraturan perundang-undangan;

    m. menyiapkan pelaporan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja

    Kecamatan kepada walikota dengan tembusan kepada satuan kerja perangkat daerah

    yang membidangi pemberdayaan masyarakat

    n. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 55

    8. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban

    Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Camat dalam menyiapkan bahan

    mulai proses perencanaan, pengorganisasian tugas dan pelaksanaannya, pemantauan,

    pengevaluasian, serta pelaporan mengenai monitoring dan evaluasi Seksi Ketentraman

    54 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah

    Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019

    55 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019

  • 47

    dan Ketertiban berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Rincian tugas

    Seksi Ketentraman dan Ketertiban:

    a. merencanakan kegiatan Seksi Ketentraman dan Ketertiban berdasarkan ketentuan

    peraturan perundang-undangan memberikan petunjuk kepada para bawahan di

    lingkungan Seksi Ketentraman dan Ketertiban agar dalam melaksanakan tugas sesuai

    dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku sehingga tercapai efektifitas

    pelaksanaan tugas;

    b. membagi tugas atau kegiatan kepada para bawahan di lingkungan Seksi Ketentraman

    dan Ketertiban dengan memberikan arahan baik secara lisan maupun tertulis sesuai

    dengan permasalahan bidang tugasnya masing-masing;

    c. memeriksa, mengecek, mengoreksi, dan mengontrol hasil kerja para bawahan di

    lingkungan Seksi Ketentraman dan Ketertiban guna penyempurnaan lebih lanjut; 56

    d. menilai prestasi kerja para bawahan di lingkungan Seksi Ketentraman dan Ketertiban

    berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam

    peningkatan karier;

    e. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,

    pedoman, dan petunjuk t