UPAYA CAMAT DALAM MEMBINA APARATUR DESA (Studi di …repository.uinjambi.ac.id › 2205 › 1 ›...
Transcript of UPAYA CAMAT DALAM MEMBINA APARATUR DESA (Studi di …repository.uinjambi.ac.id › 2205 › 1 ›...
-
UPAYA CAMAT DALAM MEMBINA APARATUR DESA (Studi di Kantor Camat Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin)
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu
Pemerintahan Pada Fakultas Syariah
Oleh:
ROZA NANDA SAPUTRI
SIP. 141782
PEMBIMBING:
1. Dr. H. Hermanto Harun, Lc., M.HI., Ph.D 2. Yudi Armansyah, M. Hum
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
-
2
-
3
-
4
-
MOTTO
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”. An-
Nisa (4) 58”1
1An-Nisa (4): 58
v
-
ABSTRAK
Nama Roza Nanda Saputri, Nim SIP.141782. Skripsi ini berjudul upaya camat
dalam membina aparatur desa studi di Kantor Camat Kecamatan Tabir Barat
Kabupaten Merangin. Sebagai tujuan antaranya untuk mengetahuikewenangan
camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten
Merangin, untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam pembinaan
aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin, dan untuk
mengetahui upaya camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir
Barat Kabupaten Merangin. Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai
berikut: (1) Pelaksanaan kewenangan camat dalam pembinaan aparatur desa di
Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin dilakukan dengan mendorong
partisipasi aparatur desa, dimana dengan melakukan sosialisasi dan surat
pemberitahuan guna mengikuti pembinaan, pembinaan dan pengawasan, dimana
camata Tabit Barat melakuakn pengarahan, pembinaan, pengawasan, melakukan
evaluasi dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten
Merangin; (2) Kendala camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir
Barat Kabupaten Merangin, yaitu terbatasnya sarana dan prasarana, dimana sumber
daya manusia yang terbatas, dimana kemampuan pegawai kecamatan yang terbatas
sehingga program yang dijalankan terkadang kurang direspon oleh pemerintah
desa; (3) Upaya camat dalam pembinaan aparatur Desa di Kecamatan Tabir Barat
Kabupaten Merangin, kepemimpinan camat, di mana camat memberikan motivasi
kepada seluruh pegawai di Kecamatan Tabir Barat, menciptakan lingkungan kerja
yang disiplin dan harmonis, dimana dengan meningkatkan disiplin dan kesadaran
dalam diri dan menigkatkan pengetahuan, di mana camat melakukan pelatihan dan
peningkatan peengatahuan.
Kata kunci: Upaya Camat, Membina Aparatur Desa
vi
-
PERSEMBAHAN
Alhamdulilllah….
Kupanjatkan rasa syukurku kehadirat-MU ya Allah
Berkat ridho-MU aku telah berhasil menyelesaikan skripsi ini
Kupersembahkan semua ini sebagai tanda cinta
Dan baktiku atas segala curahan kasih sayang
Serta doa yang kuterima dari ibunda Jauhari dan ayahanda M. Sapar
Serta kakakku Fahrul Rozi
Terima kasih….
Ya Allah….. Diriku berserah semua atas kehendak-MU Diriku ingin berguna dalam
hidup Semoga hidayah dan rahmat-MU selalu menyertaiku Aku berharap masa depanku akan lebih baik
Dengan membaca bismillahirrohmaanirrohim Aku akan meneruskan langkahku menuju masa depan yang lebih cerah
Amin……….
vii
-
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas berkat rahmat, hidayahnya, yang mana dalam penyelesaian skripsi ini
penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Kemudian shalawat dan salam semoga tetap telimpah
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya
kejalan yang benar dan dapat dirasakan manifestasinya dalam wujud Imam, Islam
dan amal nyata yang shalih likulli zaman wa makan.
Skripsi ini diberi judul “Upaya Camat dalam Membina Aparatur Desa
(Studi di Kantor Camat Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin)”
merupakan suatu kajian terhadap Komunikasi Kepemimpinan yang diperuntukkan
untuk komunikasi kepemimpinan terhadap sebagai abdi masyarakat. Dan inilah
yang diketengahkan dalam skripsi ini.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data maupun
dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama
bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan
adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian
skripsi ini, terutama sekali kepada yang terhormat:
viii
-
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph. D selaku wakil rektor I Bidang Akademik
dan Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr. H. Hidayat, M. Pd selaku wakil
rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, dan Ibu
Dr. Hj. Fadillah, M. Pd, selaku wakil rektor III Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
4. Bapak Dr. H. Hermanto Harun, M. HI., Ph. D, selaku Wakil Dekan I, Bidang
Akademik dan selaku Pembimbing I skripsi, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S. Ag.,
M. HI, selaku Wakil Dekan II, Bidang Adminitrasi Umum, Perencanaan dan
Keuangan, Ibu Dr. Yuliatin, S. Ag., M. HI, selaku Wakil Dekan III, Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
5. Ibu Mustiah, S. Ag., M. Sy selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan di
Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
6. Ibu Tri Endah Karya Lestriyani, S. IP., M. IP selaku Sekretaris jurusan Ilmu
Pemerintahan di Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
7. Bapak Yudi Armansyah, M. Hum selaku Pembimbing II skripsi ini di
Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah UIN STS Jambi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
ix
-
x
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................................ iv
MOTTO ................................................................................................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xi DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Batasan Masalah ...................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ................................... 6
E. Kerangka Teori ........................................................................................ 7
F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 14
BAB II METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitan ............................................................... 17 B. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 17
C. Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 18
D. Unit Analisis ............................................................................................. 19
E. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 20
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 25
G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 28
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Tabir Barat ........................................... 30 B. Visi dan Misi Kecamatan Tabir Barat ............................................... 32
C. Struktur Organisasi Kecamatan Tabir Barat .................................... 33
D. Sarana dan Prasarana Kecamatan Tabir Barat ................................ 48
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Kewenangan Camat Dalam Pembinaan
Aparatur Desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin ................................................................................................... 52
B. Kendala Yang Dihadapi Dalam Pembinaan Aparatur Desa
di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin ........................... 64
C. Upaya Camat dalam Pembinaan Aparatur Desa di
Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin ................................ 69
xi
-
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………... 76 B. Saran.............. ………...……………………............……... 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
-
DAFTAR SINGKATAN
APBD
KUPT
STS
SWT
SAW
SDM
SDA
UIN
UU
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
: Kepala Unit Pemukiman Transmigrasi
: Sulthan Thaha Saifuddin
: Subhanahu Wata’ala
: Shallallahu Alaihi Wasallam
: Sumber Daya Manusia
: Sumber Daya Alam
: Universitas Islam Negeri
: Undang-Undang
xiii
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah. Kemudian sekarang undang-undang tersebut telah dirubah
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah,
maka penyelenggaraan otonomi daerah yang sesuai dengan Undang-Undang
tersebut dalam substansinya juga mengalami perubahan, namun pada esensinya
tetap menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan
kewenangan mengurus dan mengatur semua unsur pemerintahan di luar yang
menjadi urusan Pemerintah Pusat. 2 Daerah memiliki kewenangan membuat
kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang nyata dan
bertanggung jawab. 3
Secara garis besar tugas pembinaan Camat terhadap pemerintah desa yang
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2008 tentang Kecamatan pada dasarnya
mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan tugas-tugas pembinaan dan pengawasan
2Muhamad Irfan, Akuntabilitas dan Good Governance, (Jakarta: Departemen Agama Ri
Sekretariat Jenderal Biro Organisasi Dan Tatalaksana, 2006), hlm. 33. 3Penjelasan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah.
1
-
2
terhadap pemerintahan desa. Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
adalah suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus dengan corak dan
intensitas dan prestasi yang berbeda-beda sesuai dengan kapabillitas aparatur dan
ketersediaan sumber daya. 4 Dalam hal ini perlu diadakannya pembinaan dan
pengawasan yang dilakukan pimpinan pemerintah terhadap penyelenggaraan
pemerintahan desa agar dalam melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan fungsi
dan tanggung jawab yang diemban kepadanya guna terwujudnya tujuan otonomi
desa. 5 Pada umumnya keberhasilan dari pelaksaan otonomi desa sangat tergantung
kepada kemampuan aparatur pemerintah desa dan pemerintahan yang berada di
atasnya.
Implementasi kebijakan otonomi daerah tersebut mendorong terjadinya
perubahan secara struktural, fungsional dan kultural dalam keseluruhan tatanan
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Salah satu perubahan yang sangat esensial
adalah yang berkenaan dengan kedudukan, kewenangan, tugas dan fungsi Camat.
6Perubahan paradigmatik penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut,
mengakibatkan pola distribusi kewenangan Camat menjadi sangat tergantung pada
pendelegasian sebagian kewenangan pemerintahan dari Bupati/Walikota untuk
menangani sebagian urusan otonomi daerah dan penyelenggaraan pemerintahan
umum, yang mempunyai implikasi langsung terhadap optimalisasi peran dan
kinerja Camat dalam upaya pemenuhan pelayanan kepada masyarakat.
4Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Ikar Mandiri Abadi, 2010),
hlm. 6. 5Budiman Rusli, Kebijakan Publik Membangaun Pelayanan Publik Yang Responsip,
(Jawa Barat: Hakim Publishing, 2013), hlm. 5. 6Feisal Tamin, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun
2003, (Jakarta: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, 2003), hlm. 9.
-
3
Pemerintah Kecamatan merupakan tingkat pemerintahan yang mempunyai
peranan penting dalam pelaksanaan pelayanan terhadap masyarakat, hal ini yang
kemudian menjadikan Camat sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan tugas-tugas
umum pemerintahan serta sebagian urusan otonomi yang dilimpahkan oleh Bupati/
Walikota untuk dilaksanakan dalam wilayah Kecamatan. Namun, tugas tersebut
tidak dengan serta merta memposisikan Camat sebagai kepala wilayah seperti pada
waktu lalu. Pemerintah Kecamatan merupakan tingkat pemerintahan yang
mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan pelayanan terhadap masyarakat.
Untuk melihat sebagian kewenangan yang dilimpahkan dari bupati kepada Camat
dalam melaksanakan tugasnya untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah
dapat dilihat dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah pada pasal 126 ayat (1) yang dijelaskan bahwa:
“Kecamatan dipimpin oleh Camat dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Dan selanjutnya dalam Pasal 126 ayat (3) huruf F menyatakan bahwa Camat memiliki kewenangan
untuk membina penyelenggaraan pemerintahan desa. ”7
Camat berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada
Bupati/Walikota melalui sekretaris daerah, tugas-tugas umum pemerintahan yang
diselenggarakan oleh Camat, meliputi:8Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan
masyarakat, megoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban
umum. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan, mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan
umum, mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
7Penjelasan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah Pasal
126 (1)
-
4
Kecamatan., membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan dan
melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan
yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa/kelurahan.
Selain melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan Camat juga
melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh pemerintahan di
atasnya untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek
Perizinan, rekomendasi, koordinasi, pembinaan, pengawasan, fasilitasi, penetapan,
penyelenggaraan, kewenangan lain yang dilimpahkan. Pelimpahan sebagian
wewenang ini dilakukan berdasarkan kriteria ekternalitas dan efisiensi.
Eksternalitas yang dimaksud adalah kriteria pelimpahan urusan pemerintahan
dengan memperhatikan dampak yang timbul sebagai akibat dari penyelenggaraan
suatu urusan pemerintahan. Apabila dampak yang ditimbulkan bersifat internal
Kecamatan, maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan Camat.
Sedangkan yang dimaksud dengan efisiensi adalah kriteria pelimpahan urusan
pemerintahan dengan memperhatikan daya guna tertinggi yang dapat diperoleh
dari penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan dilingkup Kecamatan. Apabila
urusan pemerintahan lebih berdayaguna ditangani oleh Kecamatan, maka urusan
tersebut menjadi kewenangan Camat.9
Berdasarkan hasil observasi penulis di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten
Merangin ditemukan bahwa pemerintah Kecamatan Tabir belum sepenuhnya
merumuskan, mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan aparatur desa dan
kelurahan, sehingga ini berdampak pada kinerja perangkat desa yang terjadi di
beberapa desa saat ini terkesan lambat, selain itu pula pemerintah Kecamatan
9Ibid, ayat (2)
-
5
belum melakukan pembinaan guna mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut
serta dalam perencanaan pembangunan di desa yang ditunjukkan jarangnya
melakuan pembinaan kepada pemerintah desa, pemerintah desa seolah dilpas
begitu saja tanpa adanya bimbingan dan pengawasan yang diberikan pemerintah
Kecamatan Tabir Barat, selain itu juga dalam mengurus surat administrasi yang
terjadi di Kecamatan Tabir Barat masih lambat dan tidak efektid dan efesien,
seringkali terjadi penambahan waktu dalam pengerjaan yang kaitanya dengan
masyarakat, seperti surat menyurat. Rendahnya pengawasan yang dilakuakn pada
pemerintah desa sehigga pemerintah desa dala melakukan pembangunan tidak
sesuai dengan yang diharapkan di mana jalan cepat rusak dan
pertanggungjawabannya banyak direkayasa.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk
mengangkat dalam sebuah skripsi yang berjudul Upaya Camat dalam Membina
Aparatur Desa (Studi di Kantor Camat Kecamatan Tabir Barat Kabupaten
Merangin).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut agar tidak menjadi
kerancuan dalam proposal skripsi ini, maka penulis membatasi permasalahannya
dengan rumusannya adalah sebagai berikut:
1. Apa saja kewenangan Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan
Tabir Barat Kabupaten Merangin?
2. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan
Tabir Barat Kabupaten Merangin?
-
6
3. Bagaimana upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir
Barat Kabupaten Merangin?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian skiripsi ini diperlukan agar pembahasan
dan tujuan terarah dan tidak menjalar menjadi luas, dengan ini maka penulis akan
membatasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya pada ruang
lingkup kantor Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin guna mengetahui
upaya Camat dalam melakukan pembinaan Kepala desa di Kecamatan Tabir Barat
pada tahun 2019.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pada hakekatnya mengungkapkan apa yang hendak
dicapai oleh peneliti. Sedangkan tujuannya sendiri merupakan sejumlah keadaan
yang ingin dicapai. Adapun tujuan penelitiaan yang dilakukan dalam rangka
penulisan proposal skripsi ini adalah:
a. Untuk mengetahui kewenangan Camat dalam pembinaan aparatur desa di
Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin.
b. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam pembinaan aparatur
desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin.
c. Untuk mengetahui upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan
Tabir Barat Kabupaten Merangin.
-
7
E. Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dari penelitian ini adalah :
a. Secara akademisi dapat menambah wawasan bagi penulis khususnya dan
kepada pembaca pada umumnya, dalam hal ini berkenaan dengan kewenangan
Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten
Merangin.
b. Bagi penulis, penelitian ini dapat melengkapi salah satu syarat guna
memperoleh gelar serjana stara satu (S1) pada jurusan ilmu pemerintahan
fakultas Syariah UIN STS Jambi dan tulisan ini bias menambah
pembendaharaan referensi keperpustakaan di Fakultas Syariah dan bagi
mahasiswa yang mengkaji permasalahan tentang kewenangan Camat dalam
pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin.
c. Bagi instansi terkait, diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai
bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan terkait topic penelitian
penulis.
F. Kerangka Teori
1. Kewenangan
Wewenang dalam konsep hukum publik merupakan konsep inti dari hukum
tata negara dan hukum administrasi negara. Pemerintah baru dapat menjalankan
fungsinya atas dasar wewenang yang diperolehnya, artinya keabsahan tindak
pemerintahan atas dasar wewenang yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan. Tanpa adanya kewenangan yang dimiliki, maka badan atau pejabat tata
usaha negara tidak dapat melaksanakan suatu perbuatan atau tindakan pemerintah,
ada dua fungsi berkaitan dengan kewenangan yaitu: fungsi pembuatan kebijakan
-
8
(policy marking) yaitu kekuasaan yang menentukan tugas (taakstelling) dari alat
pemerintahan atau kekuasaan yang menentukan politik negara dan fungsi
pelaksanaan kebijakan (policy exsecuting) yaitu kekuasaan yang bertugas untuk
merealisasikan politik Negara yang telah ditentukan (verwezeblikking van de
taak).10
Sukasmanto dan Dina Mariana menerangkan kewenangan adalah apa yang
disebut kekuasaan formal, kekuasaan yang berasal dari kekuasaan yang diberikan
oleh undang-undang, sedangkan wewenang hanya mengenai suatu “onderdeel”
(bagian) tertentu saja dari kewenangan.11
Wewenang terdiri atas sekurang-
kurangnya mempunya 3 (tiga) komponen, yaitu pengaruh, dasar hukum, dan
komformitas hukum. Komponen pengaruh, bahwa penggunaan wewenang
dimaksudkan untuk mengendalikan prilaku subjek hukum; dasar hukum
dimaksudkan, bahwa wewenang itu haruslah mempunyi dasar hukum; sedangkan
komponen komformitas, bahwa wewenang haruslah mempunyai standar.12
Bahasan mengenai keabsahan itu sendiri setara jika berbicara mengenai
keberadaan hukum, sebagaimana pendapat Silahuddin bahwa hukum ada karena
kekuasaan yang sah.13
Kekuasaan yang sahlah yang menciptakan hukum.
Ketentuan-ketentuan yang tidak berdasarkan kekuasaan yang sah pada dasarnya
bukanlah hukum, jadi hukum berdasar kekuasaan yang sah. Secara teoritas,
kewenangan yang bersumber dari peraturan perundang-undangan tersebut
10
Lutfiah Hanim, “Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pemerintah Kelurahan Dalam Pelayanan Publik Di Era Otonomi Daerah (Studi Di Kelurahan Gadang Kota Malang)”, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 2, 2014, hlm. 3
11 Sukasmanto dan Dina Mariana, Modul Panduan Menyususn Kewenangan dan
Perencanaan Desa, (Yogyakart: IRE Yogyakarta – CCES, 2015), hlm. 13 12
Syamsi, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Tehadap Kepuasan Konsumen Pada Siswa Bimbingan Dan Konsultasi Belajar Al Qolam Bandarlampung”, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Volume 5 Nomor 1, April, 2008, hlm. 25
13 Silahuddin, Kewenangan Desa Dan Regulasi Desa, (Jakarta: Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2015), hlm. 32
-
9
diperoleh melalui tiga cara yaitu atribusi, delegasi, dan mandat. Kewenangan yang
sumbernya dari peraturan perundang-undangan disebut dengan kewenangan
konstitusionalisme yang merupakan sejumlah ketentuan hukum yang tersusun
secara sistematis untuk menata dan mengatur sturtur dan fungsi lembaga-lembaga
negara.
a. Atribusi adalah kewenangan yang diperoleh oleh organ pemerintah secara
langsung dari peraturan perundang-undangan.
b. Delegasi adalah pelimpahan wewenang dari satu organ pemerintahan kepada
organ pemerintahan lainnya.
c. Mandat terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan kewenangan dijalankan
oleh organ lain atas namanya.14
Pada atribusi terjadi pemberian yang baru oleh suatu ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan. Disini dilahirkan atau diciptakan suatu wewenang
pemerintah baru. Dapat diberi uraian bahwa ketentuan hukum yang menjadi dasar
dikeluarkanya keputusan yang disengketakan itu mungkin menyebutkan dengan
jelas badan atau pejabat tata usaha negara yang diberi wewenang pemerintah, jadi
dasar wewenang tersebut dinamakan bersifat atributif. Delegasi yaitu terjadinya
pelimpahan suatu wewenang yang telah ada oleh badan atau jabatan tata usaha
negara yang telah memperoleh suatu wewenang pemerintahan secara atributif
kepada badan tata usaha negara lainnya.15
Dengan demikian, suatu delegasi selalu
didahului oleh adanya atribusi wewenang, adalah sangat penting untuk mengetahui
apakah suatu badan atau jabatan tata usaha negara itu pada waktu mengeluarkan
14 Badan Ramdan dkk, ABCD Perencanaan desa Bacaan Khusus Untuk Kaum Perempuan
dan Masyarakat Miskin, (Jakarta: Inisiatif, 2014), hlm. 6.
15 Basseng, Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2015), hllm. 27.
-
10
suatu keputusan yang berisi suatu pendelegasian wewenang berdasarkan suatu
wewenang pemerintah atributif yang sah atau tidak. Dalam hal mandat, maka tidak
terjadi perubahan apa-apa mengenai distribusi wewenang yang telah ada, yang ada
hanya suatu hubungan intern, pemberi mandat menugaskan penerima mandat
untuk atas nama mandans melakukan suatu tindakan hukum dan mengambil serta
mengeluarkan keputusan-keputusan tata usaha negara tertentu. Jadi pada mandat,
wewenang pemerintah tersebut dilakukan oleh mandataris atas nama dan tanggung
jawab mandans.16
2. Pembinaan
Pembinaan adalah suatu usaha yang berencana yang meliputi organisasi
secara keseluruhan dan dikelolah dari pucuk pimpinan untuk meningkatkan
efektivitas dan kesehatan organisasi melalui intervensi yang berencana didalam
proses organisasi dengan mempergunakan ilmu prilaku.
Kegiatan pembinaan dalam rangka pengembangan organisasi yang
dilakukan menyangkut dua hal pokok yang tidak dapat dipisahkan. Kedua
halpokok tersebut adalah menyangkut pengembangan dan pelembagaan organisasi
sehingga dapat berjalan optimal serta kegiatan pengarahan organisasi dalam
menjalankan usaha organisasi. Pembinaan yang baik diperlukan adanya usaha
koordinasi yang ditetapkan dan dilaksanakan sebagai satu kesatuan tindakan
perencanaan, bimbingan dan pengendalian/pengawasan. 17
16 Ihsanuddin, “Kualitas Pelayanan Publik Pada Badan Perizinan Penanaman Modal dan
Promosi Daerah (BP2MPD) Kabupaten Indragiri Hilir”, Jurnal Universitas Negeri Padang, 2011, hlm. 7
17Thoha, Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara (Jakarta:PT. Raja Grafindo
Persada, 2003), hlm. 182
-
11
Pembinaan sebagai suatu konsep yang selalu dipakai untuk memacu
pertumbuhan pembangunan diberbagai sektor selalu mendapatkan perhatian dari
pemerintah. Hal ini tentu disebabkan karena pembinaan bertanggungjawab
terhadap penyelenggaraan pembangunan. Pembangunan akan berhasilapabila
masyarakat tahu dan mengerti apa yang seharusnya ia lakukan sebagaibagian
penggerak pembangunan. Karena itu peran pemerintah dalam hal ini Camat
diharapkan melakukan berbagai pembinaan terhadap lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang ada dilingkungan kerjanya.
3. Aparatur Desa
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-
bataswilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat setempat yang diakui dan
dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Adapun menurut Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, Pemerintahan Daerah terdiri dari Pemerintah Desa yaitu Kepala Desa dan
Perangkat Desa, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau disebut dengan
nama lainnya.
Keberadaan pemerintah daerah dilandasi oleh ketentuan pasal 18 UU tahun
1945 yang menyatakan bahwa negara kesatuan Republik Indonesia di bagi atas
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
-
12
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintah daerah,
yang di atur dengan undang-undang. 18
Menurut pasal 14 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
72Tahun 2005 tentang Desa :
1. Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusanpemerintahan,
pembangunan, dankemasyarakatan.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala desa
mempunyai kewenangan :
a. Memimpin menyelenggarakan pemerintahan desa berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan bersama BPD
b. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD
c. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa
untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD
d. Membina kehidupan masyarakat desa
e. Membina perekonomian desa
f. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif
g. Mewakili desanya didalam dan diluar pengadilan dan dapatmenunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
h. Dan melaksanakan kewenangan lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Pemerintahan Desa merupakan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan
pemerintah yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa. Pentingnya pembinaan
dalam hal ini adalah pembinaan administrasi desa dikarenakan tanpa administrasi
14 Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, (Jakarta:Sinar Grafika 2006), Hlm. 54
-
13
tidak mungkin suaatu kegiatan organisasi dapat dilaksanakan. Berikut beberapahal
mendasar tentang penyelenggaraan pemerintahan dan birokrasi desa.
a. Landasan pemikiran dalam pengaturan tentang pemerintahan desa adalah
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan
masyarakat.
b. Penyelenggaraan pemerintah desa merupakan bagian atau subsistem dari
sistem penyelenggaraan pemerintah sehingga desa memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat. Kepala desa
bertanggungjawab pada badan perwakilan desa (BPD) dan menyampaikan
laporan pelaksanaan tugas itu kepada bupati.
c. Desa dapat melakukan perbuatan hukum, baik hukum publik maupun hukum
perdata, memiliki kekayaan, harta benda dan bangunan serta dapat dituntut dan
menuntut di pengadilan. Oleh karena itu, kepala desa mempunyai wewenang
untuk melakukan perbuatan hukum dan mengadakan perjanjian yang saling
menguntungkan.
d. Sebagai perwujudan demokrasi, di desa dibentuk badan perwakilan desa atau
sebutan lain yang sesuai dengan budaya yang berkembang di desa
bersangkutan, yang berfungsi sebagai lembaga legislasi dan pengawasan dalam
hal pelaksanaan peraturan desa, anggaran dan pendapatan belanja desa, dan
keputusan kepala desa.
e. Di desa dibentuk lembaga kemasyarakatan desa lainnya sesuai dengan
kubutuhan. Lembaga dimaksud merupakan mitra pemerintah desa dalam
rangka pemberdayaan masyarakat desa.
-
14
f. Desa memiliki sumber pemberdayaan berupa pendapatan desa, bentuk
pemerintah dan pemerintah daerah, pendapatan lain-lain yang sah, sumbangan
pihak ketiga dan pinjaman desa.
g. Berdasarkan hak asal-usul desa yang bersangkutan, kepala desa mempunyai
wewenang untuk mendamaikan perkara atau sengketa dari para warganya. 19
G. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu
(penelitian-penelitian lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek
focus/tema yang diteliti. Skripsi Paramitha Rusadi yang berjudul “ peran kepala
desa dalam pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Kerumutan kabupaten
Pelalawan” universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasyim Riau Pekanbaru Tahun
2011 yang tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana peran kepala desa dalam
pelaksanaan pembangunan di Kecamatan Kerumutan kabupaten Pelalawan.
Adapun persamaan dengan penelitian ini adalah pada pelaksanaan pembangunan
sedangkan perbedaannya adalah tempat penelitian serta rumusan penelitiannya. 20
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Habibi yang berjudul “peran
pemerintah desa telentam Kecamatan Kecamatan Tabir Barat kabupaten Merangin
dalam keberhasilan pembangunan pembangkit tenaga mini hidro (PLTMH)’’
Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2014 yang
tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah desa telentam
Kecamatan tabir barat kabupaten merangin dalam keberhasilan pembangunan
pembangkit tenaga mini hidro (PLTMH). Adapun persamaan dengan penelitian ini
19
. Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, (Jakarta : Raja Grafindo Persama, 2015) Hlm. 233-234
20 Paramitha Rusadi, peran kepala desa dalam pelaksanaan pembangunan di kecamatan
Kerumutan kabupaten Pelalawan” Universitas Islam Negeri Sulthan Syarif Kasyim Riau Pekanbaru Tahun 2011, hlm. 3
-
15
adalah sama-sama tentang peran pemerintah di Kecamatan tabir barat kabupaten
merangin sedangkan perbedaannya adalah tempat penelitiannya. 21
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Khoerul Umamah yang berjudul
“peranan aparatur desa untuk terwujudnya desa mandiri di desa bulian baru
Kecamatan Batin XXIV kabupaten Batang Hari “Institut Agama Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2014 yang tujuannya adalah untuk
mengetahui bagaimana peranan aparatur desa untuk terwujudnya desa mandiri
didesa bulian baru Kecamatan batin XXIV kabupaten batang hari. Adapun
persamaannya dengan penelitian ini adalah pada apatarur desa sedangkan
perbedaannya adalah tempat penelitian serta rumusan penelitian. 22
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Darmansyah Putra, Jurusan
Administrasi Negara Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, ditulis pada tahun 2013, dengan judul
“Analisis Kinerja Pegawai Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Di
Kantor Camat Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu”,23
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kinerja pegawai Pada Kantor Camat Pasir Penyu Kabupaten
Indragiri Hulu. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai
dengan indikator pengetahuan, pangalaman, dan kepribadian dapat dikatakan baik
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan rata-rata pegawai menyatakan bahwa
kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakatat dapat dikatakan
21 Habibi, peran pemerintah desa telentam kecamatan kecamatan Tabir Barat kabupaten
Merangin dalam keberhasilan pembangunan pembangkit tenaga mini hidro (PLTMH)’’ Institut
Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Tahun 2014, hlm. 5
22 Khoerul Umamah, peranan aparatur desa untuk terwujudnya desa mandiri di desa bulian baru kecamatan Batin XXIV kabupaten Batang Hari “ Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi Tahun 2014, hml. 3
23 Darmansyah Putra, “Analisis Kinerja Pegawai Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Di Kantor Camat Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu”, Skripsi Jurusan Administrasi
Negara Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, 2013, hlm. 2
-
16
baik dengan jumlah jawaban sebanyak 272 jawaban atau sebesar 64% dari
keseluruhan jawaban. Pada kesempatan ini penulis menyarankan agar pegawai
dapat meningkatkan kinerjanya, untuk menciptakan kinerja yang baik, pimpinan
setelahnya banyak melakukan dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai Pada
Kantor Camat Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu agar dapat lebih baik lagi.
Sedangkan penulis hanya fokus meneliti tentang Peran Pemerintah
Daerah Dalam Membina Aparatur Desa ( Studi Dikantor Camat Kecamatan Tabir
Barat Kabupaten Merangin). Perbandingan Skripsi peran aparatur desa untuk
terwujudnya desa mandiri di desa bulian baru Kecamatan batin XXIV kabupaten
batang hari, dengan Skripsi peran pemerintah daerah dalam membina aparatur desa
di kantor Kecamatan tabir barat kabuparen merangin.
-
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini tentang upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa di
Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak
disahkannya penelitian ini pada tanggal 20 September 2019 sampai 20 Oktober
2019. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
1. Upaya Camat dirasa kurang maksimal dala pembinaan pada perangkat desa
dibuktikan dengan seringkali pemerintah desa melakukan pembangunan tidak
sesuai dengan perencanaan yang baik sehingga diketahui bahwa upaya Camat
belum maksimal dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat
Kabupaten Merangin.
2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai
keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk
mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti. 24
Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam
rangka mengetahui peran pemerintah dalam pembangunan di Kecamatan Tabir
Barat Kabupaten Merangin Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “Metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
24
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 22.
17
-
18
kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci”. 25
Kualitatif adalah suatu rencana dan cara yang akan digunakan peneliti untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen)26
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi
.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun
jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan
secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat
dipercaya. 27
. Data yang penulis ambil dari informasi dilapangan melalui
observasi dan wawancara dilokasi penelitian, data primer yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kepala Camat Kecamatan Tabir Barat dan kepala Desa di
Kecamatan Tabir Barat.
2. Data skunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. 28
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala
data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 9. 26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 9.
27Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), hlm. 16. 28
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18.
-
19
melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik
yang berbentuk buku, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang berhubungan
dengan objek penelitian.
Sumber data penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi/ peristiwa, dan
dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan orang yang bisa
memberikan data melalui wawancara. Sumber data yang berbentuk suasana/
peristiwa berupa suasana yang bergerak ataupun lisan, meliputi ruangan, suasana,
dan proses. Sumber data tersebut merupakan objek yang akan diobservasi. Adapun
sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Peristiwa atau Kejadian
Dalam penelitian ini peristiwa dijadikan sumber data adalah penerapan prinsip
Pemerintahan yang baik di Kecamatan Tabir Barat.
b. Pelaksana pemberi pelayanan
Dalam hal ini seperangkat organisasi kepengurusan lembaga dapat memberikan
informasi dapat dilakukan melalui wawancara dan lainnya.
c. Dokumentasi
Sumber data yang diambil dari dokumen ini berupa data dalam bentuk laporan,
catatan peristiwa, keterangan, jumlah permasalahan serta keuntungan, dan lain
sebagainya. 29
D. Unit Analisis
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.
Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun
29Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 16.
-
20
organisasi swasta atau sekelompok orang. 30
Unit analisis juga menjelaskan kapan
waktu (tahun berapa, atau bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian
tidak secara jelas menggambarkan mengenai batasan waktu tersebut. Dalam skripsi
ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis judul: “upaya Camat dalam
pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin”
Penelitian ini, unit analisisnya adalah upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa
di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin. Penetapan unit analisis tersebut,
karena penelitian yang dilakukan tidak menggunakan populasi dan sampel, namun
hanya menggunakan dokumen-dokumen dari Kecamatan Tabir Barat Kabupaten
Merangin. dan informasi-informasi yang berasal dari karyawan atau pegawai di
sana saja. Maka yang menjadi informannya adalah:
1. Kepala Camat Tabir Barat Kabupaten Merangin (satu orang)
2. Sekretaris Camat Tabir Barat Kabupaten Merangin (satu orang)
3. Kasi pemerintahan Camat Tabir Barat Kabupaten Merangin (satu orang)
4. Kepala desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin (empat orang)
E. Instrumen Pengumpulan Data
1. Observasi
Dalam observasi ini, penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Hartinis
Yamin menyatakan bahwa “dalam observasi partisipatif peneliti mengamati apa
yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpatisipasi
30
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS Jambi, (2012), hlm. 62.
-
21
aktif dalam aktiivitas mereka. ”31
Penelitian partisipatif ini kemudian dikhususkan
lagi menjadi partisipasi pasif (passive participation) artinya peneliti datang ke
tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan
tersebut.
Alasan penggunaan pengamatan adalah karena teknik pengamatan ini
didasarkan atas pengalaman secara langsung. Kedua karena teknik pengamatan
memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan
kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, teknik
pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang
berkaitan dengan pengetahuan proposisional maupun pengetahuan yang langsung
diperoleh dari data. Keempat, dapat mencegah bias yang biasanya terjadi pada
proses wawancara. Kelima, teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu
memahami situasisituasi yang rumit. Obyek observasi menurut Spradley
dinamakan situasi sosial, sebagaimana di kutip oleh Syamsudin terdiri atas:32
a. Place, tempat di mana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung.
b. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.
c. Activity, kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang
berlangsung.
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih
observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana
peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang
diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung
31
Hartinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipaayung, 2009), hlm. 79.
32Syamsudin dkk, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia dan PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 238.
-
22
terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan
Tabir Barat Kabupaten Merangin. Observasi yang dilakukan penulis dalam skripsi
ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai
berikut:
1) Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara
berfikir
2) Interaksi sosial dan tempt lingkungan
3) Ekspresi saat wawancara
4) Bahasa tubuh saat wawancara
2. Wawancara
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti menyatakan wawancara adalah
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. 33
Wawancara
digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam. Wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (semistructure interview) di mana
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.
Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. 34
Oleh karena itu dalam
melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan.
33Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm. 238.
34Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm. 239.
-
23
Bedanya dengan semi terstruktur di sini adalah tidak memakai alternatif jawaban,
namun pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
Wawancara ini termasuk wawancara mendalam (in–depth interview) adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di
mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif
lama. 35
Langkah-langkah dalam wawancara menurut Lincoln dan Guba
sebagaimana di kutip Sugiono terdiri dari 7 tahap, yaitu:36
a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilaksanakan.
b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
c. Mengawali atau membuka alur wawancara.
d. Melangsungkan alur wawancara.
e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam cacatan lapangan.
g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. Alat-
alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku catatan,
laptop, tape recorder dan camera karena penulis menggunakan wawancara catatan
lapangan. Hal ini bermanfaat untuk mencatat dan mendokumentasikan semua
percakapan dengan sumber data, di mana kesemuanya telah digunakan setelah
mendapat izin dari sumber data. Karena wawancara yang digunakan adalah semi
terstruktur. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode wawancara yang
35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 233-234. 36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 233-237.
-
24
dilakukan kepada subyek dengan menggunakan dokumntasi catatan lapangan.
Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai berikut:
2) Latar belakang, lingkungan dan aktivitas dalam penerapan prinsip
Pemerintahan yang baik di di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin.
3) Kegiatan dan aktivitas penerapan prinsip Pemerintahan yang baik yang
bertempat di di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin.
4) Berlangsungnya upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan
Tabir Barat Kabupaten Merangin.
5) Kendala Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat
Kabupaten Merangin.
6) Upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat
Kabupaten Merangin
7) Kondisi sarana dan sumberdaya
8) Hasil pencapaian dan harapan
3. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari
upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten
Merangin, dari arsip dan dokumen baik yang berada di Kecamatan Tabir Barat
Kabupaten Merangin, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Nasution
menyatakan dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau
mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan
-
25
masalah yang diteliti. 37
Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-
dokumen atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti.
Menurut Hartinis, “dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan sebagainy. ”38
Dokumentasi dalam penelitian sebagai
sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan
untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Teknik dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan data. Adapun di dalam skripsi ini penulis
mengumpulkan data mengenai sejarah, visi-misi, profil, serta bukti-bukti upaya
Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat Kabupaten
Merangin.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan
kepada orang lain. Menurut Bogdan sebagaimana di kutip oleh Sugiyono analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari wawancara, catatatn lapangan dan bahan-bahan lain. 39
Sehingga mudah
dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian anatara data yang satu
dengan data yang lain. Fakta atau informasi tersebut kemudian di seleksi dan
37
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 143.
38Hartinis Yamin, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan Kuantitatif,
39
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 90.
hlm. 219.
-
26
dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang penuh makna. Analisis data
merupakan langkah yang terpenting dalam suatu penelitian. Data yang telah
diperoleh akan dianalisis pada tahap ini sehingga dapat ditarik kesimpulan. Dalam
penelitian ini menggunakan teknik analisis model Miles and Huberman. Menurut
Miles and Huberman di dalam buku Sugiyono mengemukakan bahwa “aktivitas
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenu, ”40
Aktivitas analisis data
yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.
1. Reduksi Data
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan
membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis
memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak
relevan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Adapun data yang direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam
penelitian ini, data diperoleh melalui catatan lapangan dan wawancara, kemudian
data tersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang
jelas kepada penulis.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 95.
-
27
2. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau
menyajikan data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.
Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. Penyajian
data juga dapat dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan antara kategori dan
sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “the most frequent
from of display data for qualitative research data in the past has been narrative text,
”41
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah data teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka
akan memudahkan penulis untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami, selain dengan teks yang naratif,
juga dapat berupa, grafik, matrik dan nerwork (jejaring kerja).
Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang paling
sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini peneliti
menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan
mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang telah
didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.
3. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang
41Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 249.
-
28
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. 42
Kesimpulan dalam
penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa, ketiga
metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan penulis
lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan lapangan,
dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik kesimpulan
terhadap upaya Camat dalam pembinaan aparatur desa di Kecamatan Tabir Barat
Kabupaten Merangin.
H. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam penulisan
skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya
menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran
tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Batsan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori,
Kerangka Pemikiran, Tinjauan Pustaka.
BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan
Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan
Alat Analisis Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 252.
-
29
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah
Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang
pembahasan dan hasil penelitian.
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan
Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.
-
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Kecamatan Tabir Barat
Setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia dicetuskan oleh Soekarno-Hatta
pada tanggal 17 Agustus 1945, kota Banko yang pernah menjadi basis patroli
Belanda menjadi bagian dari Kabupaten Jambi ilir (Timur) dengan pusat
pemerintahannya berkedudukan di Jambi dengan Bupatinya pada masa itu adalah
M. Kamil. Pada tahun 1950 sampai Jambi menjadi Propinsi tahun 1957, Merangin
menjadi kewedanaan bersama kota-kota lainnya yaitu Sarolangun, Muaro Bungo,
dan Muaro Tebo yang tergabung dalam Kabupaten Merangin dengan Ibukotanya
semula berkedudukan di Jambi yang selanjutnya berpindah ke Sungai Emas
Bangko. Sejak saat itu, Kota Merangin menjadi Kewedanaan selama kurang lebih
20 tahun. Selanjutnya dimulai dari tahun 1960 berdasarkan hasil sidang pleno
DPRD Kabupaten Merangin dipecah menjadi dua Kebupaten, yaitu Kabupaten
Sarolangun Bangko dan Kabupaten Bungo Tebo. Maka sejak saat itu kewedanaan
Merangin secara resmi menjadi bagian wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II
Sarolangun Bangko dengan ibukotanya Bangko. Melalui Undang-Undang Nomor
54 Tahun 1999 secara yuridis formal Kabupaten Merangin resmi terbentuk.43
Selanjutnya diperkuat dengan Keputusan DPRD Propinsi Jambi Nomor :
2/DPRD/99 Tanggal 9 Juli 1999 Tentang Pemekaran Kabupaten di Propinsi Jambi
menjadi 9 Kabupaten dan 1 Kota. Atas dasar kebijakan tersebut, maka pada
43 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang
Sejarah Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019
30
-
31
tanggaln 12 Oktober 1999 Kabupaten Sarolangun resmi menjadi daerah otonom
dengan Bupati Pertama 1999 - 2001 adalah H. Muhammad Madel (Care Taker).
Dalam rangka melengkapi kelembagaan pemerintahaan dan birokrasi publik
dan sebagai Kabupaten Pemekaran, maka lembaga Legislatif Kabupaten Merangin
DPRD pada awal berdirinya masih merupakan bagian dari DRPD Kabupaten
Sarolangun Bangko (Sarko). Pemisahan lembaga Legislatif Kabupaten Merangin
dibentuk bersamaan dengan dasar Undang – Undang Nomor 54 Tahun 1999 dan
selanjutnya disempurnakan kembali melalui Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2000 dengan jumlah anggota DPRD sebanyak 25 orang. Pada saat ini Kabupaten
Merangin terdiri dari 24 (dua puluh empat) Kecamatan, 203 Desa, 10 Kelurahan.
Kecamatan Tabir Barat merupakan salah satu dari 24 Kecamatan di
Kabupaten Merangin. Tabir Barat adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten
Merangin, Jambi, Indonesia. Tabir Barat merupakan pemekaran wilayah dari
Kecamatan Tabir ulu. Sekolah menengah di Tabir Barat di antaranya adalah
SMKN 13 MERANGIN, yang telah banyak menjuarai berbagai lomba se kab-
MERANGIN. Tabir Barat memiliki objek wisata berupa, makanan tradisional,
budaya, religi (kuburan keramat), cerita rakyat.Tabir Barat memiliki motto "Bumi
saiye, saijun, sakate", sebagai simbol sikap penduduk Tabir Barat yang
menghomati lembaga adat, menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong
royong terdapat Desa / Kelurahan di Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin,
Jambi diantaranya:
Bukit Peranginan, Butang Baru, Guruh Baru, Gurun Mudo, Gurun Tuo,
Gurun Tuo Simpang, Jati Baru, Jati Baru Mudo, Jati Baru Mudo, Jernang Baru,
Kerto Pati, Kute Jaye,. Mandiangin, Tabir Barat Pasar, Tabir Barat Tuo, Meranti
https://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sarolangunhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sarolangunhttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sarolangunhttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
-
32
Baru, Meranti Jaya, Muara Ketalo, Pemusiran, Petiduran Baru, Rangkiling,
Rangkiling Simpang Simpang Gurun Tuo Simpang Kertopati Suka Maju Sungai
Butang Sungairotan Talang Serdang Taman Dewa (Desa Taman Dewa). 44
B. Visi dan Misi Kecamatan Tabir Barat
Visi merupakan gambaran keadaaan yang dibayangkan dapat atau ingin
dicapai atau diwujudkan pada masa mendatang, merupakan cita-cita yang
didukung oleh keadaan sekarang dan merupakan arah bagi pengelolaan lembaga..
1. Visi
Adapun visi Kantor Camat Tabir Barat Kabupaten Merangin yaitu
“Terwujudnya Pelayanan Publik Yang Didukung Oleh Sumber Daya Aparatur
Yang Mandiri, Agamis, Sejahtera Lahir Bathin”.
2. Misi
Adapun pernyataan misi Kecamatan Tabir Barat Kabupaten Merangin
yaitu:
a) Mengoptimalkan kemampuan aparatur dalam memberikan pelayanan prima
kepada publik yang meliputi jangkauan dan mutu.
b) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing menuasai
iptek dan imtaq.
c) Mewujudkan pemberdayaan generasi muda melalui penyiapan lapangan kerja,
seni dan budaya.
44 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang
Sejarah Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019
-
C. Struktur Organisasi Desa Tanjung Beringin Kecamatan Tabir Barat
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA
TANJUNG BERINGIN KECAMATAN TABIR BARAT
KEPALA DESA Akmal Havis
SEKRETARIS DESA
M. Ridwan
KAUR PEMBANGUNAN KAUR PEMERINTAHAN
Jamaludin Supirman
KADUS I KADUS II KADUS III
Amer Mahmud Bahrulzai Sawaludin
C. Struktur Organisasi Desa Pulau Terbakar Kecamatan Tabir Barat
33
KAUR UMUM Marzuki
KADUS IV
Ibnu Hajar
-
34
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN
DESA PULAU TERBAKAR KECAMATAN TABIR BARAT
KEPALA DESA Ibrahim. K
SEKRETARIS DESA
KAUR PEMBANGUNAN KAUR PEMERINTAHAN KAUR UMUM
KADUS I KADUS II KADUS III KADUS IV
C. Struktur Organisasi Kecamatan Tabir Barat
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN
KECAMATAN TABIR BARAT
-
35
CAMAT
IDRIS S, S.Pd
PEMBINA/IVa
NIP. 19661005 198001 1 001
Plt. KASUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN SEKRETARIS KASUBBAG PROGRAM DAN KEUANGAN MUHAMAD SARA’I, S.Pd ABDUL RAHMAN, SP MUHAMMAD RIVA’I, S.Pd
PEMBINA/IVa PENATA/IIIc PENATA/IIIc
NIP. 196311207 198601 001 NIP. 19720728 200801 1 NIP. 19810818 201001 1 012
KEPALA SEKSI PEMRINTAHAN KETENTRAMAN
DAN KETERTIBAN UMUM SUNARYO A, MA
PEMBINA/IVa
NIP. 19600427 198203 1 005
STAFF STAFF STAFF STAFF TENAGA KONTRAK TENAGA KONTRAK ION HENRI AHMAD SONRI
-SRIGUSTININGSIH -LILIS VANRIANA, SH NIP. 19770101 201001 1 032 NIP. 19790906 200801 1 003
-AMELIA FITRI, S.Pd -ISSOLIHIN MUHAMAD AMIN, S.Pd.I TENAGA KONTRAK TENAGA KONTRAK
SATPOL PP KEPALA SEKSI SOSIAL
KEPALA SEKSI PELAYANAN UMUM
Idi hafis a, ma SYAFE’I M. Arif
MAKMUR, SH
PENATA MUDA TK I/IIIb Dedi putra
PENATA/IIIc
NIP. 19621215 198603 1 006 Pardianto NIP. 19600112 200604 1 014
Antoni saputra
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA STRUKTUR DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
KEPALA SEKSI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT HALIMAH TUSAKDIAH, S.Sos PENATA MUDA TK I/IIIb NIP. 19790215 200701 2 019
KABUPATEN MUARO JAMBI
-
36
KEPALA DINAS
SEKRETARIS
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN
UMUM DAN KEPEGAWAIAN PERENCANAAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
KEPALA BIDANG TANAMAN KEPALA BIDANG HORTIKULTURA KEPALA BIDANG PRASARANA DAN KEPALA BIDANG PENYULUHAN
PANGAN
SARANA
KEPALA SEKSI PERBENIHAN
DAN PERLINDUNGAN
TANAMAN
KEPALA SEKSI PRODUKSI
TANAMAN PANGAN
SEKSI PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN HASIL
TANAMAN PANGAN
KEPALA SEKSI PERBENIHAN
DAN PERLINDUNGAN HORTIKULTURA
KEPALA SEKSI PRODUKSI HORTIKULTURA
SEKSI PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN HASIL
TANAMAN HORTIKULTURA
KEPALA SEKSI PENGOLAHAN
LAHAN DAN IRIGASI
KEPALA SEKSI PUPUK, PESTISIDA,
ALAT DAN MESIN PERTANIAN
KEPALA SEKSI PEMBIAYAAN DAN
INVESTASI
KEPALA SEKSI KELEMBAGAAN
PENYULUHAN
KEPALA SEKSI KETENAGAAN
PENYULUHAN
KEPALA SEKSI METODE DAN
PENYULUHAN
KOORDINATOR PENYULUH PERTANIAN BPP KEC. MESTONG
KEPALA UPTD BALAI
PRODUKSI BENIH
TANAMAN PANGAN
DAN HORTIKULTURAL
KOORDINATOR PENYULUH
PERTANIAN BPP KEC. SEKERNAN
KOORDINATOR PENYULUH
PERTANIAN BPP KEC. MUARO SEBO
KOORDINATOR PENYULUH PERTANIAN BPP KEC. TAMAN RAJO
KOORDINATOR PENYULUH
PERTANIAN BPP KEC. KUMPEH ULU
KOORDINATOR PENYULUH
KOORDINATOR PENYULUH
PERTANIAN BPP KEC. SUNGAI GELAM
KOORDINATOR PENYULUH PERTANIAN BPP KEC. JALUKO
KOORDINATOR PENYULUH
PERTANIAN BPP KEC. SUNGAI
BAHAR
-
37
C. Struktur Organisasi Kecamatan Tabir Barat
1. Kepala Kecamatan
Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang
dilimpahkan oleh walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang
meliputi :
a. perizinan;
b. rekomendasi;
c. koordinasi;
d. pembinaan;
e. pengawasan;
f. fasilitasi;
g. penetapan;
h. penyelenggaraan, dan;
i. kewenangan lain yang dilimpahkan walikota. 45
Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga menyelenggarakan tugas umum
serta fungsi:
1) pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;
2) pengoordinasian upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;
3) pengoordinasian penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan
4) pengoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
5) pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan;
6) pembinaan penyelenggaraan pemerintahan kelurahan;
45 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019
-
38
7) pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau
yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan kelurahan.
2. Sekretaris Kecamatan
Sekretaris Kecamatan mempunyai tugas membantu Camat dalam
mengoordinasikan pelaksanaan tugas serta membina dan memberikan pelayanan teknis
dan administratif kepada semua unsur di lingkungan pemerintah Kecamatan. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1), Sekretaris Kecamatan
menyelenggarakan fungsi :
a. pembinaan serta pelaksanaan tugas serta administrasi Kecamatan yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian dan ketatalaksanaan program, keuangan, pelaporan,
kepegawaian, umum, perlengkapan, dokumentasi, hukum, data dan informasi serta
hubungan antar lembaga dan masyarakat;
b. pengoordinasian dan pengaturan tugas unit organisasi di lingkungan pemerintah
Kecamatan;
c. pengoordinasian dan pengaturan kerjasama;
d. pengoordinasian perumusan kebijakan strategik di lingkungan pemerintah
Kecamatan;
e. pelaksanaan urusan tata usaha pemerintah Kecamatan;
f. pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh atasan. 46
3. Kepala Sub bagian Program, Keuangan dan Pelaporan
Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas sekretaris Kecamatan dalam
menyiapkan bahan mulai proses perencanaan, pengorganisasian tugas dan
pelaksanaannya, pemantauan, pengevaluasian, serta pelaporan mengenai program,
46 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah
Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019
-
39
keuangan, pelaporan di lingkungan pemerintah Kecamatan berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Rincian tugas Subbagian Program, Keuangan dan Pelaporan
a. merencanakan kegiatan Subbagian Program, Keuangan, dan Pelaporan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. memberikan petunjuk kepada para bawahan di lingkungan Subbagian Program,
Keuangan, dan Pelaporan sesuai dengan petunjuk dan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. membagi tugas atau kegiatan kepada para bawahan di lingkungan Subbagian
Program, Keuangan, dan Pelaporan dengan memberikan arahan baik secara lisan
maupun tertulis sesuai dengan permasalahan bidang tugasnya masing-masing;
d. memeriksa, mengecek, mengoreksi, dan mengontrol hasil kerja para bawahan di
lingkungan Subbagian Program, Keuangan, dan Pelaporan guna penyempurnaan
lebih lanjut;
e. menilai prestasi kerja para bawahan di lingkungan Subbagian Program, Keuangan,
dan Pelaporan berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai
bahan dalam peningkatan karier;
f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,
pedoman, dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan
tugas Subbagian Program, Keuangan, dan Pelaporan sebagai pedoman landasan
kerja; 47
g. menyiapkan bahan-bahan penyusunan kebijakan, pedoman, petunjuk teknis dan
petunjuk pelaksanaan mengenai bidang tugas Subbagian Program, Keuangan, dan
Pelaporan;
47 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah
Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019
-
40
h. menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang
tugas Subbagian Program, Keuangan, dan Pelaporan dan menyiapkan bahan-bahan
dalam rangka pemecahan masalah;
i. melakukan penyusunan laporan pelaksanaan tugas;
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
4. Kepala Sub bagian Kepegawaian
Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretaris Kecamatan dalam
menyiapkan bahan mulai proses perencanaan, pengorganisasian tugas dan
pelaksanaannya, pemantauan, pengevaluasi, serta pelaporan mengenai kepegawaian di
lingkungan dinas berdasarkan peraturan perundang-undangan. Rincian tugas Subbagian
Kepegawaian: 48
a. merencanakan kegiatan Subbagian Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. memberikan petunjuk kepada para bawahan di lingkungan Subbagian Kepegawaian
agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku
sehingga tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;
c. membagi tugas atau kegiatan kepada para bawahan di lingkungan Subbagian
Kepegawaian dengan memberikan arahan baik secara lisan maupun tertulis sesuai
dengan permasalahan bidang tugasnya masing-masing;
d. memeriksa, mengecek, mengoreksi, dan mengontrol hasil kerja para bawahan di
lingkungan Subbagian Kepegawaian guna penyempurnaan lebih lanjut;
48 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah
Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019
-
41
e. menilai prestasi kerja para bawahan di lingkungan Subbagian Kepegawaian
berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam
peningkatan karier;
f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,
pedoman, dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan
tugas Subbagian Kepegawaian sebagai pedoman landasan kerja;
g. menyiapkan bahan-bahan dalam rangka menyusun kebijakan, pedoman, dan petunjuk
teknis mengenai bidang tugas Subbagian Kepegawaian;
h. menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang
tugas Subbagian Kepegawaian dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka
pemecahan masalah;
i. melakukan penyusunan laporan pelaksanaan tugas dengan cara mencari,
mengumpulkan, menghimpun, mensistematiskan, dan atau mengolah data dan
informasi yang berhubungan dengan bidang tugas;
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 49
5. Kepala Sub bagian Umum dan Perlengkapan
Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Sekretaris Kecamatan dalam
menyiapkan bahan mulai proses perencanaan, pengorganisasian tugas dan
pelaksanaannya, pemantauan, pengevaluasian, serta pelaporan berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Rincian tugas Subbagian Umum dan Perlengkapan:
a. merencanakan kegiatan Subbagian Umum dan Perlengkapan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
49 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah
Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019
-
42
b. memberikan petunjuk kepada para bawahan di lingkungan Subbagian Umum dan
Perlengkapan agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan
yang berlaku sehingga tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;
c. membagi tugas atau kegiatan kepada para bawahan di lingkungan Subbagian Umum
dan Perlengkapan dengan memberikan arahan baik secara lisan maupun tertulis
sesuai dengan permasalahan bidang tugasnya masing-masing;
d. memeriksa, mengecek, mengoreksi, dan mengontrol hasil kerja para bawahan di
lingkungan Subbagian Umum dan Perlengkapan guna penyempurnaan lebih lanjut;
e. menilai prestasi kerja para bawahan di lingkungan Subbagian Umum dan
Perlengkapan berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan
dalam peningkatan karier;
f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,
pedoman, dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan
tugas Subbagian Umum dan Perlengkapan sebagai pedoman landasan kerja; 50
g. menyiapkan bahan-bahan dalam rangka menyusun kebijakan, pedoman, dan petunjuk
teknis mengenai bidang tugas Subbagian Umum dan Perlengkapan;
h. menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang
tugas Subbagian Umum dan Perlengkapan dan menyiapkan bahan-bahan dalam
rangka pemecahan masalah;
i. melakukan penyusunan laporan pelaksanaan tugas dengan cara mencari,
mengumpulkan, menghimpun, mensistematiskan, dan atau mengolah data dan
informasi yang berhubungan dengan bidang tugas;
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
50 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019
-
43
6. Kepala Seksi Tata Pemerintahan
Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Camat dalam menyiapkan bahan
mulai proses perencanaan, pengorganisasian tugas dan pelaksanaannya, pemantauan,
pengevaluasian, serta pelaporan mengenai tata pemerintahan berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Rincian tugas Seksi Tata Pemerintahan: 51
a. merencanakan kegiatan Seksi Tata Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-
undangan;
b. memberikan petunjuk kepada para bawahan di lingkungan Seksi Tata Pemerintahan
agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku
sehingga tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;
c. membagi tugas atau kegiatan kepada para bawahan di lingkungan Seksi Tata
Pemerintahan dengan memberikan arahan baik secara lisan maupun tertulis sesuai
dengan permasalahan bidang tugasnya masing-masing;
d. memeriksa, mengecek, mengoreksi, dan mengontrol hasil kerja para bawahan di
lingkungan Seksi Tata Pemerintahan guna penyempurnaan lebih lanjut;
e. menilai prestasi kerja para bawahan di lingkungan Seksi Tata Pemerintahan
berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam
peningkatan karier;
f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,
pedoman, dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan
tugas Seksi Tata Pemerintahan sebagai pedoman landasan kerja;
g. menyiapkan bahan-bahan dalam rangka menyusun kebijakan, pedoman, dan petunjuk
teknis mengenai bidang tugas Seksi Tata Pemerintahan;
51 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah
Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019
-
44
h. menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang
tugas Seksi Tata Pemerintahan dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka
pemecahan masalah;
i. melakukan penyusunan laporan pelaksanaan tugas dengan cara mencari,
mengumpulkan, menghimpun, mensistematiskan, dan atau mengolah data dan
informasi yang berhubungan dengan bidang tugas;
j. menyiapkan bahan untuk melakukan koordinasi dan sikronisasi perencanaan dengan
satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan; 52
k. menyiapkan bahan untuk evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat
Kecamatan
l. menyiapkan bahan pelaporan penyelenggaraan laporan kegiatan pemerintahan di
tingkat Kecamatan kepada walikota secara berjenjang;
m. menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi pemerintahan
kelurahan;
n. menyiapkan bahan pemberian bimbingan, supervisi, fasilitasi, dan konsultasi
pelaksanaan administrasi kelurahan;
o. menyiapkan bahan pembinaan dan pengawasan terhadap lurah
p. menyiapkan pembinaan dan pengawasan terhadap perangkat kelurahan;
q. menyiapkan bahan untuk melakukan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan
kelurahan;
r. menyiapkan bahan pelaporan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan kelurahan di tingkat Kecamatan kepada walikota;
52 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah
Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019
-
45
s. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 53
7. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat
Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Camat dalam menyiapkan bahan
mulai proses perencanaan, pengorganisasian tugas dan pelaksanaannya, pemantauan,
pengevaluasian, serta pelaporan mengenai pemberdayaan masyarakat berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Rincian tugas Seksi Pemberdayaan
Masyarakat:
a. merencanakan kegiatan Seksi Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. memberikan petunjuk kepada para bawahan di lingkungan Seksi Pemberdayaan
Masyarakat agar dalam melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan
yang berlaku sehingga tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;
c. membagi tugas atau kegiatan kepada para bawahan di lingkungan Seksi
Pemberdayaan Masyarakat dengan memberikan arahan baik secara lisan maupun
tertulis sesuai dengan permasalahan bidang tugasnya masing-masing;
d. memeriksa, mengecek, mengoreksi, dan mengontrol hasil kerja para bawahan di
lingkungan Seksi Pemberdayaan Masyarakat guna penyempurnaan lebih lanjut;
e. menilai prestasi kerja para bawahan di lingkungan Seksi Pemberdayaan Masyarakat
berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam
peningkatan karier;
f. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,
pedoman, dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan
tugas Seksi Pemberdayaan Masyarakat sebagai pedoman landasan kerja;
53 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah
Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019
-
46
g. menyiapkan bahan-bahan dalam rangka menyusun kebijakan, pedoman, dan petunjuk
teknis mengenai bidang tugas Seksi Pemberdayaan Masyarakat;
h. menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang
tugas seksi pemberdayaan masyarakat dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka
pemecahan masalah; 54
i. melakukan penyusunan laporan pelaksanaan tugas dengan cara mencari,
mengumpulkan, menghimpun, mensistematiskan, dan atau mengolah data dan
informasi yang berhubungan dengan bidang tugas;
j. menyiapkan bahan untuk pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit
kerja baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program kerja dan kegiatan
pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja Kecamatan
k. menyiapkan bahan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat di
wilayah Kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja pemerintah maupun swasta;
l. menyiapkan pelaksanaan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
m. menyiapkan pelaporan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja
Kecamatan kepada walikota dengan tembusan kepada satuan kerja perangkat daerah
yang membidangi pemberdayaan masyarakat
n. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan. 55
8. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban
Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Camat dalam menyiapkan bahan
mulai proses perencanaan, pengorganisasian tugas dan pelaksanaannya, pemantauan,
pengevaluasian, serta pelaporan mengenai monitoring dan evaluasi Seksi Ketentraman
54 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah
Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019
55 Dokumentasi Profil Kecamatan Tabir Barat, di Kantor Kecamatan Tabir Barat, tentang Sejarah Berdirinya Kecamatan Tabir Barat, 15 September 2019
-
47
dan Ketertiban berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Rincian tugas
Seksi Ketentraman dan Ketertiban:
a. merencanakan kegiatan Seksi Ketentraman dan Ketertiban berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan memberikan petunjuk kepada para bawahan di
lingkungan Seksi Ketentraman dan Ketertiban agar dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan petunjuk dan ketentuan yang berlaku sehingga tercapai efektifitas
pelaksanaan tugas;
b. membagi tugas atau kegiatan kepada para bawahan di lingkungan Seksi Ketentraman
dan Ketertiban dengan memberikan arahan baik secara lisan maupun tertulis sesuai
dengan permasalahan bidang tugasnya masing-masing;
c. memeriksa, mengecek, mengoreksi, dan mengontrol hasil kerja para bawahan di
lingkungan Seksi Ketentraman dan Ketertiban guna penyempurnaan lebih lanjut; 56
d. menilai prestasi kerja para bawahan di lingkungan Seksi Ketentraman dan Ketertiban
berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam
peningkatan karier;
e. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis,
pedoman, dan petunjuk t