Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

30
UPAYA BANDING, UPAYA BANDING, KASASI DAN KASASI DAN PENINJAUAN KEMBALI PENINJAUAN KEMBALI Kuliah Hukum Acara Perdata Kuliah Hukum Acara Perdata Peradilan Agama, Tgl.28-11-2007 Peradilan Agama, Tgl.28-11-2007 Kelas A : Ibu Wismar ‘Ain M, Kelas A : Ibu Wismar ‘Ain M, SH.MH. SH.MH. Kelas B : Ibu Gemala Dewi, Kelas B : Ibu Gemala Dewi, SH.LL.M. SH.LL.M.

Transcript of Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

Page 1: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

UPAYA BANDING, UPAYA BANDING, KASASI DAN KASASI DAN

PENINJAUAN KEMBALIPENINJAUAN KEMBALI

Kuliah Hukum Acara Perdata Kuliah Hukum Acara Perdata Peradilan Agama, Tgl.28-11-2007Peradilan Agama, Tgl.28-11-2007

Kelas A : Ibu Wismar ‘Ain M, Kelas A : Ibu Wismar ‘Ain M, SH.MH.SH.MH.

Kelas B : Ibu Gemala Dewi, Kelas B : Ibu Gemala Dewi, SH.LL.M. SH.LL.M.

Page 2: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

A. UPAYA BANDINGA. UPAYA BANDING

1.1. PengertianPengertian

2.2. Tata Cara dan Dasar HukumTata Cara dan Dasar Hukum

3.3. Pemeriksaan Tingkat BandingPemeriksaan Tingkat Banding

4.4. Jangkauan Pemeriksaan BandingJangkauan Pemeriksaan Banding

5.5. Dasar Hkum Pemeriksaan Banding Dasar Hkum Pemeriksaan Banding dlm UU No. 7 Th. 1989 jo. UU No. 3 dlm UU No. 7 Th. 1989 jo. UU No. 3 Th. 2006Th. 2006

Page 3: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

A.Upaya BandingA.Upaya Banding

Apabila salah satu pihak yang berperkara Apabila salah satu pihak yang berperkara merasa bahwa putusan hakim tidak (belum) merasa bahwa putusan hakim tidak (belum) memenuhi rasa keadilan, para pihak dapat memenuhi rasa keadilan, para pihak dapat mengajukan keberatan atas putusan hakim mengajukan keberatan atas putusan hakim pada tingkat pertama (I), untuk diperiksa pada tingkat pertama (I), untuk diperiksa kembali oleh pengadilan (peradilan) di kembali oleh pengadilan (peradilan) di tingkat yang lebih tinggi. Y a i t u m e l a l u i tingkat yang lebih tinggi. Y a i t u m e l a l u i : :

Upaya hukum biasa; banding dan KasasiUpaya hukum biasa; banding dan Kasasi Upaya hukum luar biasa: Peninjauan Kembali Upaya hukum luar biasa: Peninjauan Kembali

Page 4: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

1. Pengertian1. Pengertian

Banding ialah permohonan yang diajukan Banding ialah permohonan yang diajukan oleh salah satu pihak yang terlibat dalam oleh salah satu pihak yang terlibat dalam perkara, agar penetapan atau putusan yang perkara, agar penetapan atau putusan yang dijatuhkan pengadilan Agama diperiksa dijatuhkan pengadilan Agama diperiksa ulang dalam pemeriksaan tingkat banding ulang dalam pemeriksaan tingkat banding oleh Pengadilan Tinggi Agama, karena oleh Pengadilan Tinggi Agama, karena merasa belum puas dengan putusan merasa belum puas dengan putusan Pengadilan tingkat pertama.Pengadilan tingkat pertama.

Page 5: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

2. Tata Cara dan Dasar Hukum2. Tata Cara dan Dasar Hukum

Berdasarkan Pasal 7-15 UU No. 20 Tahun 1947 Berdasarkan Pasal 7-15 UU No. 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura, tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura, maka tata cara permohonan banding adalah :maka tata cara permohonan banding adalah :

a.a. Tenggang waktu permohonan banding:Tenggang waktu permohonan banding:

1) 14 hari setelah putusan diucapkan, apabila waktu putusan di ucapkan pihak pemohon banding hadir sendiri di Persidangan atau.,

2) 14 hari sejak putusan diberitahukan apabila pemohon banding tidak hadir pada saat putusan diucapkan di Persidangan.,

Page 6: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

b.b. Permohonan banding disampaikan Permohonan banding disampaikan kepada panitera Pengadilan yang kepada panitera Pengadilan yang memutus perkara Pengadilan Agama memutus perkara Pengadilan Agama yang hendak di banding.yang hendak di banding.

c.c. Yang berhak mengajukan : 1) Pihak Yang berhak mengajukan : 1) Pihak berperkara; 2) kuasanya setelah berperkara; 2) kuasanya setelah mendapat kuasa khusus.mendapat kuasa khusus.

d.d. Bentuk permintaan banding : 1) dengan Bentuk permintaan banding : 1) dengan lisan; 2) secara tertulislisan; 2) secara tertulis

3) Jika perkara prodeo, terhitung 14 hari dari tanggal pemberitahuan putusan dari Pengadilan Tinggi kepada pemohon banding (Pasal 7 ayat 3)

Page 7: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

e.e. Biaya banding : dibebankan kepada Biaya banding : dibebankan kepada pemohon bukan kepada pihak Termohonpemohon bukan kepada pihak Termohon

f.f. Panitera bertugas :Panitera bertugas :

1)1) Meregistrasi (mendaftar) permohonanMeregistrasi (mendaftar) permohonan

2)2) Membuat akta bandingMembuat akta banding

3)3) Melampirkan akta banding dalam Melampirkan akta banding dalam berkas perkara sebagai bukti dari PTA.berkas perkara sebagai bukti dari PTA.

g.g. Juru sita menyampaikan pemberitahuan Juru sita menyampaikan pemberitahuan permohonan banding kepada pihak permohonan banding kepada pihak lawan.lawan.

h.h. Penyampaian pemberitahuan (inzage) Penyampaian pemberitahuan (inzage) oleh juru sita :oleh juru sita :

Page 8: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

1)1) Selambat-lambatnya dalam tempo 14 Selambat-lambatnya dalam tempo 14 hari dari tanggal permohonan bandinghari dari tanggal permohonan banding

2)2) Pemberitahuan (inzage) disampaikan Pemberitahuan (inzage) disampaikan kepada kedua belah pihak yang kepada kedua belah pihak yang berperkaraberperkara

i.i. Penyampaian memori banding :Penyampaian memori banding :

Memori banding bukan syarat formal, Memori banding bukan syarat formal, seperti di tegaskan dalam Putusan MA seperti di tegaskan dalam Putusan MA tanggal 14 Agustus Tahun 1957 No. tanggal 14 Agustus Tahun 1957 No. 143K/Sip/1956.143K/Sip/1956.1)1) Tenggang waktu mengajukan memori Tenggang waktu mengajukan memori

banding tidak terbatas.banding tidak terbatas.

2)2) Harus memberitahu dengan relas Harus memberitahu dengan relas adanya memori banding kepada pihak adanya memori banding kepada pihak lawan.lawan.

Page 9: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

3)3) Harus memberitahu dengan relas Harus memberitahu dengan relas adanya kontra memori banding adanya kontra memori banding kepada pemohon banding.kepada pemohon banding.

4)4) Memori banding, kontra memori Memori banding, kontra memori banding dan relas pemberitahuan banding dan relas pemberitahuan dilampirkan dalam berkas perkara.dilampirkan dalam berkas perkara.

j) Satu bulan sejak tanggal permohonan j) Satu bulan sejak tanggal permohonan banding, berkas perkara harus dikirim ke banding, berkas perkara harus dikirim ke Pengadilan Tinggi (Pasal 11 ayat 2 UU Pengadilan Tinggi (Pasal 11 ayat 2 UU tahun 1947).tahun 1947).

Page 10: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

3. Pemeriksaan Tingkat Banding3. Pemeriksaan Tingkat Banding

a.a. Dilakukan berdasar berkas perkara :Dilakukan berdasar berkas perkara :

Pemeriksaan pada Tingkat banding Pemeriksaan pada Tingkat banding dilakukan melalui Berita Acara dilakukan melalui Berita Acara Pemeriksaan Pengadilan Tingkat Pemeriksaan Pengadilan Tingkat Pertama, yaitu “berdasar berkas Pertama, yaitu “berdasar berkas perkara”perkara”b.b. Apabila dianggap perlu dapat melakukan Apabila dianggap perlu dapat melakukan “Pemeriksaan tambahan”, melalui proses “Pemeriksaan tambahan”, melalui proses ::1) Pemeriksaan tambahan berdasar 1) Pemeriksaan tambahan berdasar

Putusan Sela, sebelum menjatuhkan Putusan Sela, sebelum menjatuhkan putusan akhir; atau putusan putusan akhir; atau putusan ditangguhkan menunggu hasil ditangguhkan menunggu hasil pemeriksaan tambahan.pemeriksaan tambahan.

Page 11: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

2)2) Pemeriksaan tambahan dapat Pemeriksaan tambahan dapat dilakukan sendiri oleh Pengadilan dilakukan sendiri oleh Pengadilan Tinggi Agama (PTA).Tinggi Agama (PTA).

3)3) Pelaksanaan pemeriksaan tambahan Pelaksanaan pemeriksaan tambahan diperintahkan kepada pengadilan diperintahkan kepada pengadilan yang semula memeriksa dan yang semula memeriksa dan memutus pada tingkat pertama.memutus pada tingkat pertama.

4)4) Pemeriksaan tingkat banding Pemeriksaan tingkat banding dilakukan dengan majelis; Pasal 11 dilakukan dengan majelis; Pasal 11 ayat 1 Lembaran Negara No. 36 ayat 1 Lembaran Negara No. 36 Tahun 1955, di pertegas dalam Pasal Tahun 1955, di pertegas dalam Pasal 15 UU No. 14 Tahun 197015 UU No. 14 Tahun 1970

Page 12: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

4. 4. Jangkauan Pemeriksaan BandingJangkauan Pemeriksaan Banding

Putusan Pengadilan Agama yang dapat Putusan Pengadilan Agama yang dapat dibanding ialah putusan akhir yang dibanding ialah putusan akhir yang sudah mengakhiri sengketa secara sudah mengakhiri sengketa secara keseluruhan.keseluruhan.

5. Dasar-dasar Hukum Pemeriksaan 5. Dasar-dasar Hukum Pemeriksaan Banding dalam UU No. 7 Tahun 1989Banding dalam UU No. 7 Tahun 1989

a)a) Penjelasan umum angka 2 (dua) Penjelasan umum angka 2 (dua) alinea 1 dan alinea 8 dinyatakan alinea 1 dan alinea 8 dinyatakan bahwa : Kekuasaan Kehakiman di bahwa : Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama dalam UU lingkungan Peradilan Agama dalam UU ini dilaksanakan oleh Pengadilan ini dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan PTA yang berpuncak pada Agama dan PTA yang berpuncak pada Mahkamah Agung. PTA merupakanMahkamah Agung. PTA merupakan

Page 13: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

Pengadilan Tingkat Banding terhadap Pengadilan Tingkat Banding terhadap perkara-perkara yang diputus oleh PA perkara-perkara yang diputus oleh PA dan merupakan Pengadilan tingkat 1 dan merupakan Pengadilan tingkat 1 dan terakhir mengenai sengketa dan terakhir mengenai sengketa mengadili antara Pengadilan Agama di mengadili antara Pengadilan Agama di daerah hukumnya.daerah hukumnya.

b.b. Pasal 4 ayat 2 PTA berkedudukan di Ibu Pasal 4 ayat 2 PTA berkedudukan di Ibu Kota Propinsi, dan daerah hukumnya Kota Propinsi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Propinsi.meliputi wilayah Propinsi.

c.c. Pasal 6 butir 2 Pengadilan terdiri dari :Pasal 6 butir 2 Pengadilan terdiri dari :1)1) Pengadilan Agama, yang merupakan Pengadilan Agama, yang merupakan Pengadilan Tingkat Pertama.Pengadilan Tingkat Pertama.

2)2) PTA yang merupakan Pengadilan PTA yang merupakan Pengadilan Tingkat Banding.Tingkat Banding.

Page 14: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

d.d. Pasal 8 PTA dibentuk dengan UU.Pasal 8 PTA dibentuk dengan UU.

e.e. Pasal 9 ayat 2 susunan PTA terdiri dari Pasal 9 ayat 2 susunan PTA terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera dan Sekretaris.dan Sekretaris.

f.f. Pasal 10 ayat 2 pimpinan PTA terdiri Pasal 10 ayat 2 pimpinan PTA terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil dari seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua.Ketua.

g.g. Pasal 12 Pembinaan dan pengawasan Pasal 12 Pembinaan dan pengawasan terhadap Hakim sebagai Pegawai terhadap Hakim sebagai Pegawai Negeri dilakukan oleh Menteri Agama.Negeri dilakukan oleh Menteri Agama.

h.h. Pasal 13 Syarat-syarat Menjadi Hakim Pasal 13 Syarat-syarat Menjadi Hakim Pengadilan Agama.Pengadilan Agama.

i.i. Pasal 14 ayat 1 untuk dapat di angkat Pasal 14 ayat 1 untuk dapat di angkat menjadi Hakim pada PTA, seorang menjadi Hakim pada PTA, seorang caloncalon

Page 15: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

harus memenuhi syarat-syarat sebagai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :berikut :(1)(1) Syarat sebagaimana yang Syarat sebagaimana yang

dimaksud dalam pasal 13 ayat 1 dimaksud dalam pasal 13 ayat 1 huruf a s/d i. (lihat perubahan huruf a s/d i. (lihat perubahan menurut UU No. 3 Tahun 2006)menurut UU No. 3 Tahun 2006)

(2)(2) Berumur serendah-rendahnya 40 Berumur serendah-rendahnya 40 (empat puluh) tahun.(empat puluh) tahun.

(3)(3) Berpengalaman sekurang-Berpengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun sebagai Ketua kurangnya 5 tahun sebagai Ketua atau Wakil Ketua Pengadilan atau Wakil Ketua Pengadilan Agama atau 15 tahun sebagai Agama atau 15 tahun sebagai Hakim Pengadilan Agama.Hakim Pengadilan Agama.

Page 16: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

j.j. Pasal 51 ayat 1 PTA bertugas dan Pasal 51 ayat 1 PTA bertugas dan berwenang mengadili perkara yang berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat banding.Agama dalam tingkat banding.

Pasal 51 ayat 2 PTA bertugas dan Pasal 51 ayat 2 PTA bertugas dan berwenang mengadili di tingkat berwenang mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antara kewenangan mengadili antara Pengadilan Agama di daerah Pengadilan Agama di daerah hukumnya.hukumnya.

k.k. Pasal 53 ayat 2 PTA melakukan Pasal 53 ayat 2 PTA melakukan pengawasan terhadap jalannya pengawasan terhadap jalannya Peradilan di tingkat Pengadilan Agama Peradilan di tingkat Pengadilan Agama dan menjaga agar Peradilan dan menjaga agar Peradilan diselenggarakan dengan seksama dan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.sewajarnya.

Page 17: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

l.l. Pasal 61 atas Penetapan dan putusan Pasal 61 atas Penetapan dan putusan Pengadilan Agama dapat di mintakan Pengadilan Agama dapat di mintakan banding oleh pihak yang berperkara, banding oleh pihak yang berperkara, kecuali apabila UU menentukan lain.kecuali apabila UU menentukan lain.

Page 18: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

BB. UPAYA . UPAYA KASASIKASASI

1.1. PengertianPengertian dan Dasar Hukum dan Dasar Hukum

2.2. Syarat-Syarat KasasiSyarat-Syarat Kasasi

3.3. Prosedur (Tata Cara) Permohonan Prosedur (Tata Cara) Permohonan KasasiKasasi

Page 19: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

1. Pengertian dan Dasar Hukum1. Pengertian dan Dasar Hukum

Kasasi adalah suatu upaya hukum biasa yang Kasasi adalah suatu upaya hukum biasa yang kedua, yang diajukan oleh pihak yang merasa kedua, yang diajukan oleh pihak yang merasa tidak puas atas penetapan dan putusan di tidak puas atas penetapan dan putusan di bawah Mahkamah Agung mengenai :bawah Mahkamah Agung mengenai :

a.a. Kewenangan Pengadilan.Kewenangan Pengadilan.

b.b. Kesalahan penerapan hukum yang Kesalahan penerapan hukum yang dilakukan pengadilan bawahan (Tingkat dilakukan pengadilan bawahan (Tingkat I/II). Dalam memeriksa dan memutus I/II). Dalam memeriksa dan memutus perkara.perkara.

c.c. Kesalahan atau kelalaian dalam cara-Kesalahan atau kelalaian dalam cara-cara mengadili menurut syarat-syarat cara mengadili menurut syarat-syarat yang ditentukan peraturan perundang-yang ditentukan peraturan perundang-undangan.undangan.

Page 20: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

2. Syarat-Syarat Kasasi2. Syarat-Syarat KasasiSyarat-syarat untuk mengajukan kasasi Syarat-syarat untuk mengajukan kasasi adalah :adalah :

a.a. Diajukan oleh pihak yang berhak Diajukan oleh pihak yang berhak mengajukan kasasi.mengajukan kasasi.

b.b. Diajukan masih dalam tenggang Diajukan masih dalam tenggang waktu kasasiwaktu kasasi

c.c. Putusan atau penetapan judex, Putusan atau penetapan judex, factie, menurut hukum dapat factie, menurut hukum dapat dimintakan kasasi.dimintakan kasasi.

d.d. Membuat memori kasasiMembuat memori kasasi

e.e. Membayar panjar (uang muka) biaya Membayar panjar (uang muka) biaya kasasi.kasasi.

Page 21: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

f.f. Menghadap di Kepaniteraan Menghadap di Kepaniteraan Pengadilan Agama yang Pengadilan Agama yang bersangkutan.bersangkutan.

Berbeda dengan permohonan Berbeda dengan permohonan banding di mana pemohon banding banding di mana pemohon banding tidak wajib membuat memori tidak wajib membuat memori banding, memori kasasi merupakan banding, memori kasasi merupakan syarat mutlak untuk dapat syarat mutlak untuk dapat diterimanya permohonan kasasi.diterimanya permohonan kasasi.

Page 22: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

3. 3. Prosedur (Tata Cara) Permohonan Prosedur (Tata Cara) Permohonan KasasiKasasi

a.a. Tenggang waktu mengajukan Tenggang waktu mengajukan permohonan kasasi:permohonan kasasi:

1) 14 hari sejak tanggal pemberitahuan Putusan Pengadilan Tinggi Agama disampaikan secara resmi oleh Juru Sita kepada yang bersangkutan.Hal ini diatur dalam Pasal 46 ayat 1 dan ayat 2.

b.Permohonan kasasi disampaikan kepada Panitera Pengadilan Agama yang memutus perkara.

Page 23: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

c. Yang berhak mengajukan:1) Pihak yang beperkara, atau2) Wakil yang secara khusus diberi

kuasa. (Pasal 44 ayat 1 UU No.14 Tahun 1985).

Page 24: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

C. C. UUpaya paya PPeninjauan eninjauan KKembaliembali

1. Pengertian dan Dasar Hukum

2. Syarat-Syarat Permohonan Peninjauan Kembali

3. Prosedur (Tata Cara Permohonan Peninjauan Kembali)

Page 25: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

1. Pengertian dan Dasar Hukum1. Pengertian dan Dasar Hukum

Peninjauan kembali atau request civiel yaitu Peninjauan kembali atau request civiel yaitu memeriksa dan mengadili atau memutus kembali memeriksa dan mengadili atau memutus kembali putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena diketahui terdapat hal-hal baru hukum tetap karena diketahui terdapat hal-hal baru yang dulu tidak dapat diketahui, yang apabila yang dulu tidak dapat diketahui, yang apabila terungkap maka keputusan hakim akan menjadi lain.terungkap maka keputusan hakim akan menjadi lain.

Peninjauan kembali adalah upaya hukum luar biasa Peninjauan kembali adalah upaya hukum luar biasa yang diajukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan yang diajukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan hanya dapat dilakukan oleh Mahkamahhanya dapat dilakukan oleh Mahkamah Agung (Pasal Agung (Pasal 21 UU No. 14 Tahun 1970, selanjutnya diatur dalam 21 UU No. 14 Tahun 1970, selanjutnya diatur dalam Bab IV Bagian ke-IV UU No. Tahun 1985, Pasal 66-76.Bab IV Bagian ke-IV UU No. Tahun 1985, Pasal 66-76.

Page 26: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

22.. SyaratSyarat -- syarat Permohonan syarat Permohonan Peninjauan KembaliPeninjauan Kembali

Syarat-syarat Permohonan Peninjauan Syarat-syarat Permohonan Peninjauan Kembali ialah:Kembali ialah:a.Diajukan oleh pihak yang beperkara, ahli

warisnya, atau wakilnya yang secara khusus diberi kuasa untukitu.

b.Putusan telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

c. Membuat permohonan peninjauan kembali yang memuat alasan-alasannya.

Page 27: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

d.d. Diajukan oleh pemohon kepada Diajukan oleh pemohon kepada Mahkamah Agung melalui Ketua Mahkamah Agung melalui Ketua Pengadilan Agama yang memutus perkara Pengadilan Agama yang memutus perkara dalam tenggang waktu 180 hari (atau dalam tenggang waktu 180 hari (atau sesuai alasan yang disebutkan).sesuai alasan yang disebutkan).

e.e. Membayar panjar (uang muka) biaya Membayar panjar (uang muka) biaya peninjauan kembali.peninjauan kembali.

3. Prosedur (Tata Cara Permohonan Peninjauan Kembali)1) Permohonan diajukan oleh Pemohon (ahli

warisnya, atau wakilnya) kepada Mahkamah Agung melalui Ketua Pengadilan Agama yang memutus perkara dalam tingkat pertama (Pasal 70 ayat (1) UU No. 14 Tahun 1985).

Page 28: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

2)2) Permohonan diajukan oleh pemohon secara Permohonan diajukan oleh pemohon secara tertulis dengan me-nyebutkan sejelas-jelasnya tertulis dengan me-nyebutkan sejelas-jelasnya alasan yang dijadikan dasar permohonan.alasan yang dijadikan dasar permohonan.

3)3) Apabila pemohon tidak dapat menulis maka ia Apabila pemohon tidak dapat menulis maka ia menguraikan per-mohonannya secara lisan menguraikan per-mohonannya secara lisan dihadapan Ketua Pengadilan Agama yang dihadapan Ketua Pengadilan Agama yang memutus perkara dalam tingkat pertama atau memutus perkara dalam tingkat pertama atau Hakim yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Hakim yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan yang akan membuat catatan tentang per-yang akan membuat catatan tentang per-mohonan tersebut. (Pasal 71 UU No. 14 Tahun mohonan tersebut. (Pasal 71 UU No. 14 Tahun 1985).1985).

4)4) Mahkamah Agung memeriksa dan memutus Mahkamah Agung memeriksa dan memutus dengan sekurang-kurangnya dengan tiga dengan sekurang-kurangnya dengan tiga orang hakim (Pasal 40 ayat (1) UU No. 14 orang hakim (Pasal 40 ayat (1) UU No. 14 Tahun 1985).Tahun 1985).

Page 29: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

5)5) Permohonan peninjauan kembali dapat Permohonan peninjauan kembali dapat diajukan hanya satu kali (Pasal 66 ayat (1) UU diajukan hanya satu kali (Pasal 66 ayat (1) UU No. 14 Tahun 1985.No. 14 Tahun 1985.

6)6) Permohonan peninjauan kembali tidak Permohonan peninjauan kembali tidak menangguhkan atau me-nantikan menangguhkan atau me-nantikan pelaksanaan putusan (Pasal 66 ayat (2) UU pelaksanaan putusan (Pasal 66 ayat (2) UU No. 14 Tahun 1985).No. 14 Tahun 1985).

7)7) Mahkamah Agung berwenang memerintahkan Mahkamah Agung berwenang memerintahkan Pengadilan Agama yang memeriksa perkara Pengadilan Agama yang memeriksa perkara dalam tingkat pertama atau Pengadilan Tinggi dalam tingkat pertama atau Pengadilan Tinggi (tingkat banding) mengadakan pemeriksaan (tingkat banding) mengadakan pemeriksaan tambahan, atau meminta segala hal tambahan, atau meminta segala hal keterangan serta pertimbangan dari keterangan serta pertimbangan dari pengadilan yang dimaksud (Pasal 73 ayat (1) pengadilan yang dimaksud (Pasal 73 ayat (1) UU No. 14 Tahun 1985).UU No. 14 Tahun 1985).

Page 30: Upaya Banding Kasasi Dan Peninjauan Kembali

8)8) Mahkamah Agung berwenang Mahkamah Agung berwenang memerintahkan Pengadilan Agama yang memerintahkan Pengadilan Agama yang memeriksa perkara dalam tingkat pertama memeriksa perkara dalam tingkat pertama atau Pengadilan Tinggi (tingkat banding) atau Pengadilan Tinggi (tingkat banding) mengadakan pemeriksaan tambahan, atau mengadakan pemeriksaan tambahan, atau meminta segala hal keterangan serta meminta segala hal keterangan serta pertimbangan dari Pengadilan yang pertimbangan dari Pengadilan yang dimaksud (Pasal 73 ayat (1) UU No. 14 dimaksud (Pasal 73 ayat (1) UU No. 14 Tahun 1985).Tahun 1985).

9)9) Permohonan peninjauan kembali dapat Permohonan peninjauan kembali dapat dicabut selama belum diputus.dicabut selama belum diputus.Uraian lebih lengkap mengenai tata cara

permohonan peninjauan kem bali lihat A Mukti Arto dalam praktik perkara perdata pada Pengadilan Agama, him. 297-302.00