Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Budaya … · Wayang dan Sabtu Kliwon karena hari tersebut...
Transcript of Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Budaya … · Wayang dan Sabtu Kliwon karena hari tersebut...
LAPORAN STUDI BUDAYA YOGA
DI KAMPUNG TINTHIR
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Budaya Nusantara
Program Studi Televisi dan Film
Jurusan Seni Media Rekam
Nama Kelompok:
Nining Yunikasari 16148129
Nadya Salza Sandra Devi 16148130
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA
SURAKARTA
2018
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
1.1 Gambar 1 ........................................................................................................................ 5
1.2 Gambar 2 ........................................................................................................................ 5
METODE .............................................................................................................................. 6
2.1 Gambar 3&4................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 8
3.1 Gambar 5 ...................................................................................................................... 11
3.2 Gambar 6 ...................................................................................................................... 11
3.3 Gambar 7 ...................................................................................................................... 12
3.4 Gambar 8 ...................................................................................................................... 12
3.5 Gambar 9 ...................................................................................................................... 13
3.6 Gambar 10 .................................................................................................................... 13
3.7 Gambar 11 .................................................................................................................... 14
PENUTUP ........................................................................................................................... 15
DAFTAR ACUAN ............................................................................................................. 16
3
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat yang diberikan pada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas yaitu membuat laporan kegiatan Wisata Ngenger yang diadakan di
Kampung Thintir, Dusun Demping, Desa Anggrasmanis, Kecamatan Jenawi,
Karanganyar.
Laporan kegiatan kami ini berisikan tentang penjelasan kegiatan-kegiatan
Ngenger yang dilakukan di Kampung Thintir. Kegiatan ini telah dilangsungkan
selama 2 hari yaitu tanggal 21 dan 22 September 2018 dan telah dibagi pertim,
tim kami mendapatkan sesi pada hari Sabtu tanggal 22 September 2018 pada
pukul 07.00 yaitu sesi Do’a dan yoga di Menara Dewa oleh Mr. Ananda Markus
Osari yang kemudian kami susun secara ringkas dan runtut. Namun kami
menyadari bahwa karya tulis kami inijauh dari sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati kami mohon para pembaca memberikan saran dan kritikan
yang membangundemi perbaikan, untuk itu kami ucapkan selamat amembaca dan
semoga seluruh laporan kegiatan Ngenger di Kampung Thintir, Jenawi,
Karanganyar ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Surakarta, 23 September 2018
4
PENDAHULUAN
Wisata Ngenger Kampung Thintir ke V yaitu acara yang diadakan setiap tahunnya di
lereng Gunung Lawu tepatnya di Dusun Demping, Desa Anggrasmanis, Kecamatan Jenawi,
Kabupaten Karanganyar. Acara Wisata Ngenger Kampung Thintir diadakan pada Wuku
Wayang dan Sabtu Kliwon karena hari tersebut adalah hari baik menurut perhitungan
Pemangku Adat setempat. Wisata Ngenger Kampung Thintir ke V diadakan pada tanggal 21-
22 September 2018. Tujuan diadakannya Wisata Ngenger Kampung Thintir adalah
memberikan pengalaman pada orang lain terutama pada masyarakat perkotaan mengenai pola
kehidupan desa di lereng utara Gunung Lawu, belajar bersama tentang budaya, sosial dan alam,
menggali potensi dan melestarikan budaya jawa (nusantara). Selain itu, dalam acara Wisata
Ngenger Kampung Thintir juga ada Sarasehan bersama budayawan, yoga, jalan-jalan ke situs,
diskusi santai sambil menikmati makanan dan jajanan Naliko Semono atau Ngopi bareng Sri,
jamu tradisional dan lain-lain.
Di acara Wisata Ngenger Kampung Thintir ada 2 peserta, yang satu untuk para
mahasiswa dan yang satu lagi untuk umum. Peserta mahasiswa di pandu oleh para panitia
karena mahasiswa lebih mempelajari ke pola kehidupan masyarakat ampung Thintir,
contohnya interaksi antar tetangga yang masih terjaga dan saling menyapa antara satu dengan
yang lain. Interaksi antar masyarakat inilah yang perlu dikembangkan dan dilestarikan oleh
para mahasiswa. Untuk peserta umum sendiri acara Ngenger menggunakan konsep Ngenger
yang sebenarnya yaitu tinggal dirumah penduduk, membantu yang mempunyai rumah,
memasak makanan sendiri, membuat minum sendiri, mencuci sendiri. Untuk peserta umum di
pandu oleh Pamengku Adat, karena yang dipaparkan lebih kepada filosofisnya atau lebih
mendalami budaya. Lalu untuk Ngenger sendiri ada beberapa tahapan-tahapan yang lebih
mendalam, tahapan yang paling dasar yaitu tahapan pengenalan budaya yang diikuti
mahasiswa. Tahapan yang selanjutnya adalah meditasi dan olah kanuragan yang biasanya
diikuti oleh masyarakat umum.
Masyarakat Kampung Thintir 96% menganut agama Hindu-Jawa. Dimana agama
Hindu-Jawa berbeda dengan agama Hindu-Bali, karena masyarakat yang menganut Hindu-
Jawa masih sangat menjaga tradisi budaya Jawa atau Nguri-uri Budoyo. Jadi, kehidupan
masyarakat Kampung Thintir lebih ke interaksi pada masyarakat Jawa dan masih terjaga.
5
Acara Ngenger Kampung Thintir ini sudah dilaksanakan sudah memasuki yang ke-5.
Untuk pembeda di setiap tahunnya terletak pada temanya. Tema pada tahun ke-5 ini yaitu
Konsep Budaya Jowo Jawoto, Jowo Jawi, Jowo Jewawut dalam prespektif budaya. Arti dari
Jowo Jawoto, Jowo Jawi, dan Jowo Jewawut memiliki filsafat untuk memahami titik imbang
mencari jalan kedamaian hati, kedamaian keluarga, kedamaian lingkungan akan mampu
membawa kedamaian nusantara. Terlepas dari agama yang dianut orang Jawa masih
menghormati para leluhur.
1.1 Gambar 1: Saat akan melakukan yoga dengan Mr. Ananda Markus Osari
Sumber: Nadya Salza Sandra Devi, TVF FSRD ISI SURAKARTA 2018
1.2 Gambar 2: Peserta melakukan proses yoga
Sumber: Nadya Salza Sandra Devi, TVF FSRD ISI SURAKARTA 2018
6
METODE
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan
secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, kami dengan
berpedoman pada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati
langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Dengan observasi kita dapat
memperoleh gambaran tentang kehidupan sosial yang sukar untuk diketahui. Dengan begitu
tujuan observasi adalah untuk memperoleh berbagai data konkret secara langsung di lapangan
atau tempat penelitian. Beberapa hal yang menjadi pengatan seorang peneliti yaitu :
a. Pelaku atau partisipan, menyangkut siapa saja yang terlibat dalam kegiatan yang
diamati, apa status mereka, bagaimana hubungan mereka dengan kegiatan tersebut,
bagaimana kedudukan mereka dalam masyarakat atau budaya tempat kegiatan tersebut,
kegiatan menyangkut apa yang dilakukan oleh partisipan, apa yang mendorong mereka
melakukannya, bagaimana bentuk kegiatan tersebut, serta akibat dari kegiatan tersebut.
b. Tujuan, menyangkut apa yang diharapkan partisipan dari kegiatan atau peristiwa yang
diamati.
c. Perasaan, menyangkut ungkapan-ungkapan emosi partisipan, baik itu dalam bentuk
tindakan, ucapan, ekspresi muka, atau gerak tubuh.
d. Ruang atau tempat, menyangkut lokasi dari peristiwa yang diamati serta pandangan
para partisipan tentang waktu.
e. Waktu, menyangkut jangka waktu kegiatan atau peristiwa yang diamati serta
pandangan para partisipan tentang waktu.
f. Benda atau alat, menyangkut jenis, bentuk, bahan, dan kegunaan benda atau alat yang
dipakai pada saat kegiatan berlangsung.
g. Peristiwa, menyangkut kejadian-kejadian lain yang terjadi bersamaan atau seiring
dengan kegiatan yang diamati.
Teknik pengumpulan data yang kita lakukan adalah dengan wawancara (interview)
dengan narasumber. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan
7
pribadi. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh
peneliti dalam menggunakan metode interview adalah:
1. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan peneliti.
Jadi, kami mengambil data untuk laporan kegiatan ini dengan melakukan observasi dengan
datang langsung ke lokasi kegiatan kemudian kami menggunakan pengumpulan data dengan
wawancara langsung dengan narasumber.
Sebelumnya kita di bagi pertim, lalu tim saya mendapatkan sesi Do’a dan yoga di
Menara Dewa bersama Mr. Ananda Markus Osari. Narasumber yang bisa kita wawancarai
adalah Mr. Ananda Markus Osari dan Bapak Yona Artea selaku panitia dari Wisata Ngenger
Kampung Thintir. Kami mewawancarai mengenai apa itu yoga, manfaat dari yoga, dan lain-
lain kepada Mr. Ananda Markus Osari dan kami mewawancarai mengenai asal muasal acara
Wisata Ngenger Kampung Thintir kepada Bapak Yona Artea.
2.1 Gambar 3&4: Wawancara dengan Bapak Yona Artea selaku panitia
Sumber: Nadya Salza Sandra Devi, TVF FSRD ISI SURAKARTA 2018
8
PEMBAHASAN
Narasumber dari sesi Do’a dan yoga di menara dewa pada Wisata Ngenger Kampung
Thintir adalah Mr. Ananda Markus Osari, dengan nama asli Markus Osari tambahan Ananda
di dapat dari India karena nama Ananda lebih bisa menyatu dari masyarakat sekitar. Mr.
Ananda Markus Osari di Indonesia sudah 4 tahun lebih dan sudah mendalami yoga sejak usia
15 tahun. Sudah 23 tahun berlatih yoga, namun bukan menjadi guru yoga, tetapi jika di minta
untuk mengajarkan yoga dia bisa melakukannya.
Awal mula tertarik pada yoga karena mempelajari filsafat kuno dan meditasi. Jadi lama
kelamaan akhirnya menjadi tertarik mempelajari yoga. Fungsi dari dari dia mempelajari dan
mendalami yoga karena dari meditasi sendiri orang-orang terlalu lama duduk dan itu
menyebabkan tubuh menjadi tidak seimbang.
Yoga berasal dari bahasa Sansekerta. Arti yoga sendiri mempunyai arti yaitu
memusatkan seluruh pikiran agar bisa mengendalikan panca indera. Berarti jika seseorang
melakukan yoga harus mampu berkonsentrasi penuh, mengatur dan mengontrol untuk
menciptakan keselarasan dan keseimbangan antara jiwa, pikiran dan tubuh. Arti dari
keseluruhan, yoga berarti menyatukan seluruh pikiran, tubuh dan jiwa dalam kesatuan dan satu
sisi serta bersatunya sang hamba dengan maha pencipta. Senam yoga bisa dipahami melalui
teknik meditasi atau gerakan untuk membantu mengenali diri sendiri sehingga lebih dekat dan
mengenal sang pencipta. “Yoga sudah termasuk kesatuan dalam Tuhan” (Wawancara, Mr.
Ananda Markus Osari, 22/9/2018)
Sejarah atau asal muasal yoga yaitu yoga berasal dari India yang muncul sekitar 3.000
SM. Cerita mengenai yoga banyak terdapat dalam tulisan kuno dalam bahasa Sansekerta.
Dalam tulisan tersebut terdapat praktek yoga dan juga meditasinya, juga diperkenalkan 3 jenis
yoga, yakni Karma Yoga, Bhakti Yoga, dan Jnana Yoga. Dalam proses perkembangannya,
yoga menjadi berbagai aliran dengan teknik dan olah tubuh serta meditasi diberbagai negara.
Di negara bagian Barat, yoga mulai dikenal sejak 30 tahun terakhir. Manfaat yang didapatkan
banyak orang dari yoga yaitu menjadikannya tidak hanya sebagai latihan untuk kesehatan fisik
saja tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup. Di Indonesia yoga dikenal sejak tahun 1990-
an. Yoga juga dibawa oleh anak-anak Indonesia yang belajar di luar negeri seperti Amerika
yang sudah merasakan manfaat yoga dan mengenalkan ke masyarakat tanah air.
9
Yoga memiliki beberapa manfaat. Manfaat utama dari yoga sendiri yaitu:
1. Membuat lebih peka dan konsentrasi
Latihan yoga seperti meditasi akan membuat berkonsentrasi lebih mudah dan membuat
lebih peka.
2. Peningkatan Spiritual
Latihan yoga secara rutin sangat baik untuk menyeimbangkan pikiran dan tubuh serta
memandu mencapai peningkatan spiritual
3. Mengatasi depresi
Yoga merupakan olahraga yang menggunakan teknik pernapasan, sehingga tidak hanya
membuat sehat tetapi juga pikiran. Memang tidak mudah menguasai teknik pernapasan
ala yoga, tetapi dengan teknik pernapasan biasa sudah bisa mengatasi depresi, stress
dan cemas.
4. Menurunkan berat badan
Olahraga yoga menjadi salah satu olahraga yang banyak dipilih untuk menurunkan
berat badan dan mengecilkan perut.
Dalam acara Wisata Ngenger Kampung Thintir pada pagi hari diawali dengan sesi
yoga. Dimana para mahasiswa dibawa ke Menara Dewa umtuk menyambut pagi dengan
semangat. Tujuan dari diadaannya yoga pada pagi hari yaitu untuk memberikan pagi yang segar
kepada para mahasiswa karena pada malam sebelumnya acaranya sampai malam dan udara di
daerah Kampung Thintir yang begitu dingin. Namun disisi lain juga berfungsi untuk
pemanasan sebelum acara jalan – jalan menuju situs atau pengenalan situs. Dengan yoga
diharapan memberikan pagi yang segar karena pemanasan yang menyatu dengan alam dan
menyambut matahari pagi.
Bentuk kegiatannya yaitu yoga dipagi hari yang brfungsi :
a. Meningkatan metabolisme tubuh
Yoga diketahui dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga kestabilan
kadar gula darah. Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan oleh International
Medical Sciences Academy, yoga dipercaya lebih efektif daripada latihan fisik yang
10
kuat dalam menstimulasi metabolisme, mendorong pencernaan dan mengurangi
kadar gula darah.
b. Untuk mengumpulkan energi
Menurut para pakar yoga tradisional, melakukan latihan yoga yang baik adalah di
saat perut kosong. Hal ini, dikarenakan tubuh tidak akan mengeluarkan lebih
banyak energi untuk mencerna makanan yang ada dalam perut di saat Anda
melakukan yoga. Jika perut penuh, akan menimbulkan rasa sakit. Hasil yang
didapatpun akhirnya menjadi tidak maksimal. Selain itu, melakukan yoga di pagi
hari juga baik karena pada pagi hari tubuh belum banyak bergerak, sehingga yoga
dapat dilakukan dengan lebih bugar dan santai.
c. Membuat tubuh rileks
Melakukan yoga dapat meningkatkan suasana hati dan ketajaman mental. Yoga di
pagi hari dapat menjadi obat alami untuk mengurangi rasa cemas dan stress dalam
menghadapi hari-hari yang panjang.
d. Melath diri untuk emosi lebih stabil
Pagi hari adalah waktu yang tepat untuk menciptakan pikiran yang tenang. Berlatih
yoga mengajarkan untuk mengendalikan pikiran agar fokus pada pernapasan.
Alhasil, latihan fisik yang satu ini secara ampuh dapat melatih kestabilan emosi
Anda.
Yoga yang sederhana di pagi hari akan memberikan efek reversal pada tulang belakang
setelah tidur malam harinya, sehingga mengaktifkan sirkulasi darah dan memberikan asupan
oksigen yang lebih banyak ke tubuh. Selain memberikan stimulan dan memberikan energi pada
tubuh, yoga di pagi hari akan memperbaiki mood, meningkatkan fokus, dan membuat pikiran
rileks sehingga siap untuk menghadapi aktivitas sepanjang hari. “Dalam film biasanya harus
ada komposisi yang baik sama halnya seperti dalam yoga” (Wawancara, Mr. Ananda Markus
Osari, 22/9/2018)
11
Berikut ini adalah urutan gerakannya:
1. Tadasana (Mountain Pose)
Berdirilah di ujung matras dengan kaki rapat, luruskan tubuh, dan taruh kedua
tangan di sisi tubuh dengan rileks. Seimbangkan kedua sisi tubuh dan distribusikan
berat tubuh dengan rata ke kedua telapak kaki. Bernafaslah dengan pelan dan mantap.
3.1 Gambar 5: Tadasana (Mountain Pose)
Sumber: Nadya Salza Sandra Devi, TVF FSRD ISI SURAKARTA 2018
2. Anjali Mudra (Prayer Pose)
Kedua bahu rileks. Tarik nafas, angkat kedua tangan. Sambil menghembuskan
nafas, tangkupkan tangan di depan dada. Tekan kedua telapak tangan dengan lembut.
3.2 Gambar 6: Anjali Mudra (Prayer pose)
Sumber: Nadya Salza Sandra Devi, TVF FSRD ISI SURAKARTA 2018
12
3. Urdhva Hastasana (Upward Salute)
Tarik napas lalu angkat lengan ke atas kepala, terus sampai ke belakang sejauh
mungkin Pose ini bertujuan untuk peregangan seluruh tubuh, mulai dari tungkai hingga
ujung jari tangan.
3.3 Gambar 7: Urdhva Hastasana (Upward Salute)
Sumber: Nadya Salza Sandra Devi, TVF FSRD ISI SURAKARTA 2018
4. Uttanasana (Standing Forward Bend)
Hembuskan nafas sambil melipat tubuh ke arah depan, usahakan tulang
punggung tetap lurus. Bawa tangan ke depan, lalu letakkan di samping kaki. Bila belum
langsung bisa melakukannya, maka dapat menekuk lutut, jika perlu, untuk membawa
telapak tangan ke lantai. Lalu buat usaha lembut untuk meluruskan lutut.
3.4 Gambar 8: Uttanasana (Standing Forward Bend)
Sumber: Nadya Salza Sandra Devi, TVF FSRD ISI SURAKARTA 2018
13
5. Anjaneyasana (Low Lunge)
Tarik napas, dorong kaki kanan ke belakang sejauh mungkin. Letakkan lutut
kanan di atas lantai dan tengadahkan pandangan ke atas. Pastikan telapak kaki kiri
sejajar dengan kedua telapak tangan.
3.5 Gambar 9: Anjaneyasana (Low Lunge)
Sumber: Nadya Salza Sandra Devi, TVF FSRD ISI SURAKARTA 2018
6. Adho Mukha Svanasana (Downward-Facing Dog)
Hembuskan nafas, langkahkan kaki kiri ke belakang dan angkat pinggul dan
tulang ekor ke atas. Tekan dada ke bawah hingga tulang punggung dan kedua tangan
benar-benar lurus. Jika mampu, luruskan kaki dan letakkan seluruh telapak kaki
(termasuk tumit) di atas lantai, hal ini akan memaksimalkan peregangan otot kaki
bagian belakang.
3.6 Gambar 10: Adho Mukha Svanasana (Downward-Facing Dog)
Sumber: Nadya Salza Sandra Devi, TVF FSRD ISI SURAKARTA 2018
14
7. Ashtanga Namaskara (Knees, Chest, and Chin Pose)
Masih dengan hembusan nafas yang sama dengan poin 8, turunkan lutut ke
lantai. Kedua siku masih rapat di sisi tubuh. Bawa dada turun ke bawah menempel di
lantai sambil menjaga pinggul agar tetap terangkat di atas lantai. Tempatkan dada di
antara tangan dan dengan lembut sentuhkan dagu ke lantai. Pose ini juga dinamakan
Eight-Limbed Salutation karena ada delapan bagian tubuh menyentuh lantai (dua
tangan, dua kaki, dua lutut, dada, dan dagu).
8. Bhujangasana (Cobra Pose)
Tarik nafas, luncurkan badan ke arah depan dan angkat dada ke atas sambil
meregangkan kaki dan meletakkan punggung kaki di atas lantai. Kedua siku boleh
ditekuk. Pandangan ke arah atas. Tekan bagian paha dan panggul dengan kuat ke lantai.
Luruskan lengan perlahan sambil menjaga agar panggul tetap menempel ke lantai.
3.7 Gambar Bhujangasana (Cobra Pose)
Sumber: Nadya Salza Sandra Devi, TVF FSRD ISI SURAKARTA 2018
Yoga di pagi hari dapat dilakukan setiap hari untuk mendapatkan kondisi kesehatan
yang lebih prima dan tubuh yang segar. Selain untuk kesehatan juga dapat membuat kita
menyatu dengan alam. “Sehabis meditasi tidak boleh langsung berdiri atau berbicara, jadi buka
mata dan rasakan apa yang dirasakan, mungkin imajinasi yang dirasakan seperti mimpi yang
tidak muncul begitu saja karena mimpi berasal dari harapan yang telah di pikirkan”
(Wawancara, Mr. Ananda Markus Osari, 22/9/2018)
15
PENUTUP
Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah marilah kita melestarikan kebudayaan di
Indnesia, karena kebudayaan di Indonesia sangatlah beragam jika kita menggali lebih luas.
Dengan mengadakan acara di televisi dengan tema yang mengangkat Keberagaman Budaya
sepertinya sangat cocok, agar masyarakat luas juga tahu bahwa ada banyak ragam budaya di
Indonesia yang belum kita ketahui. Semoga dengan diadakannya acara ini bisa dapat
melestarikan kebudayaan di Indonesia oleh pemuda-pemuda masa kini.
16
DAFTAR ACUAN
Sindu, Pujiastuti: 2006, Hidup Sehat dan Seimbang dengan Yoga: Qanita
Kaminoff, Leslie dan Amy Matthews: 2011, Yoga Anatomy: Human Kinetics
Yudha, Wirawanda: 2014, Kedahsyatan Terapi Yoga: Jakarta, Serambi Baru
Prof. Dr. Sugiyono: 2017, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D:Bandung,
ALFABETA