Untitled

download Untitled

If you can't read please download the document

Transcript of Untitled

BAB I PENDAHULUAN Alat dan mesin dalam industri merupakan faktor fisik yang mendukung peningkatan produktivitas kerja dalam industri. Bahan baku mentah yang akan diproses secara industri tentunya perlu melalui beberapa tahapan untuk memenuhi standar ukuran a lat atau mesin produksi. Beberapa teknik dan metode dapat dilakukan untuk melaku kan perubahan bentuk pada bahan baku. Alat-alat pengecil ukuran ini biasanya dik enal dengan Size Reduction. Pengecilan ukuran merupakan salah satu proses dalam industri pengolahan bahan pe rtanian, pertambangan, dan sebagainya. Operasi ini merupakan salah satu proses d alam industri yang sangat penting. Operasi pengecilan ini bertujuan untuk memper mudah proses selanjutnya, sehingga akan lebih efektif dalam penanganan bahan bak u sebelum masuk pada proses selanjutnya. Operasi ini merupakan pengembangan dar i operasi empiris yang biasanya hanya dilakukan tanpa menggunakan mesin. Namun d engan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka operasi pengecilan ukur an pun dilakukan dengan bantuan mesin. Dalam dunia industri pengecilan dapat dibedakan menjadi pengecilan yang ekstrim dan pengecilan yang relatif masih berukuran besar misalnya hanya dengan pemotong an yang menghasilkan bentuk khusus. Pengecilan biasanya dilakukan dengan dua ope rasi yaitu operasi basah dan operasi kering. Terdapat tiga gaya yang digunakan d alam operasi pengecilan yaitu dengan penekanan, pukulan, dan sobekan atau potong an. Ketiga cara tersebut dilakukan sesuai dengan karakteristik bahan yang akan d ireduksi. Penggunaan alat pengecil ukuran bertujuan untuk mendapatlkan efektifitas dalam o perasi reduksi sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal. Permasalahn yang s ering dihadapi dalam penggunaan mesin pengecil ukran ini adalah penentuan diamet er bahan yang diinginkan, sehingga sering dilakukan kesalahan-kesalahan pada dia meter ukuran partikel yang ingin direduksi. Operasi pengecilan antara lain yaitu hummer mill, disk mill, multi mill, dan slicer. Mesin tersebut memiliki karakte ristik, kelemahan, dan kelebihan tersendiri. Oleh karena diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai mesin pengecil ukuran dan karakteristiknya. Pengoperasian unit size reduction dalam industri kimia dan mineral sering mengak ibatkan biaya tinggi karena operasi yang kurang efisien. Hal ini disebabkan adan ya sifat fisis dari beban yang beranekaragam. Segi lain yang mengakibatkan size reduction tidak efisien adalah kebutuhan energi untuk membentuk permukaan baru. Energi ini berbanding terbalik dengan ukuran partikel yang dihasilkan.BAB II PEMBAHASAN Size reduction adalah salah satu operasi untuk memperkecil ukuran dari suatu pad atan dengan cara memecah, memotong, atau menggiling bahan tersebut sampai didapa t ukuran yang diinginkan. Pengecilan ukuran (sizereduction) artinya membagi bagi suatu bahan padat menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan menggunakan gaya mekanis atau menekan. Si ze reduction merupakan salah satu operasi dalam dunia industri dimana bahan baku dikecilkan ukurannya untuk menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai mutu d an nilai tambah yang tinggi. Operasi pengecilan ukuran terbagi menjadi dua kateg ori yaitu untuk bahan padatan dan untuk cairan. Secara umum tujuan dari size re duction yaitu untuk menghasilkan padatan dengan ukuran maupun spesifik permukaantertentu dan memecahkan bagian dari mineral atau kristal dari persenyawaan kim ia yang terpaut pada padatan tertentu (Indra, 2012). Selain itu menurut Brennan et.al. (1974), pengecilan ukuran bertujuan untuk membantu proses ekstraksi, mem perkecil bahan sampai dengan ukuran tertentu dengan maksud tertentu, memperbesar luas permukaan bahan untuk proses lebih lanjut dan membantu proses pencampuran. Dalam dunia industri, Menurut Henderson dan Perry (1982), dikenal dua macam peng ecilan. Pengecilan ini pada prinsipnya yaitu diklasifikasikan berdasarkan pada p roduk akhir yang dihasilkan yang dibagi menjadi dua yaitu pengecilan ekstrim dan pengecilan yang relatif masih berukuran besar. Pengecilan ekstrim maksudnya yai tu pengecilan ini menghasilkan produk dengan ukuran yang jauh lebih kecil daripa da sebelum dikecilkan. Sedangkan pengecilan yang kedua yaitu pengecilan dimana p roduk yang dihasilkan masih berdimensi besar atau nisbah produk akhir dengan awa lnya tidak terlalu signifikan. Contoh pengecilan ektrim adalah pengecilan ukuran dengan mesin penggiling dimana hasil produk gilingan adalah bahan dengan ukuran yang relatif sangan kecil, misalnya tepung. Sedangkan contoh opererasi yang ked ua yaitu pemotongan dimana operasi ini menghasilkan bahan dengan ukuran yang rel atif masih besar. Contoh di Industri: Bongkahan bijih tambang dipecah sehingga menjadi ukuran yang di inginkan Pada industri material bahan bangunan. Industri Plastik --> Lembaran plastik dihancurkan menjadi kubus-kubus ke. cil.Industri Semen. Industri Pupuk. Jadi, tujuan dari size reduction yaitu : Meningkatkan daya larut. Meningkatkan daya guna ( mempermudah dalam penggunaan bahan ). Mempermudah dalam proses pencampuran bahan. Mempermudah penyimpanan dan penanganan bahan padat. Mekanisme Size ReductionPerlakuan Dan Penaganan Partikel Padatan Semua bentuk dan ukuran dapat ditentukan dalam padatan, sedangkan yang terpentin g dalam pandangan teknik kimia adalah pertikel-partikel kecil. Pemahaman sifat-s ifat dari massa partikel padat diperlukan dalam perencanaan proses dari peralata n agar sesuai dengan aliran / arus yang mengandung padatan. Sebuah partikel padatan mempunyai karakteristik dalam bentuk jika dilihat dari u kurannya, bentuknya, density ( kerapatannya ). Partikel yang homogen mempunyai d ensity yang sama sebagai material curah. Partikel ini diperoleh dari pemecahan p adatan, misalnya : biji logam mempunyai density yang berbeda dengan bahan curah. Karakteristik bahan terdiri dari : Tingkat kekerasan bahan. Tingkat fragile ( mudah pecah ) suatu bahan. Tingkat kandungan serat-serat dalam bahan. Kadar cairan bahan. Beberapa step operasi dilakukan untuk memproduksi material dari ukuran >30 cm menjadi 75 m : 1. mereduksi ukuran besar (coarse size reduction, crushing) untuk material >7 cm. 2. mereduksi ukuran sedang (intermediate size reduction, crushing) untuk ukuran 1 - 7 cm. 3. mereduksi padatan halus (fine size reduction, grinding). Menurut ukuran produk yang dihasilkan alat size reduction dibedakan menjadi crus her, grinder, ultrafine grinder, dan cutter.JENIS- JENIS ALAT SIZE REDUCTION MENURUT PRODUK CRUSHER Crusher merupakan alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang be sar menjadi bongkahanbongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya sampai batas be berapa inch. Crusher terbagi menjadi dua yaitu: Primary crusher Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed. Produk yang dihasilkan mempunyai ukur an 610 inch. Secondary crusher Mampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primary crusher dengan uk uran /4 inch. Jenis-Jenis Crusher Jaw Crusher Jaw Crusher adalah jenis crusher yang paling banyak digunakan untuk crusher prim er. Jenis ini paling efektif digunakan untuk batuan sedimen sampai batuan yang p aling keras seperti granit atau basalt. Jaw crusher merupakan mesin penekan (com pression) dengan rasio pemecahan 6:1. Umumnya untuk material hasil peledakan, ma terial yang berukuran sampai dengan 90 % dari bukaan feednya dapat diterima. Unt uk kerikil, karena umumnya berbentuk bulat, disarankan pemakaian material dengan ukuran 80 % dari bukaan. Secara umum, discharge material dua kali setting crush er. Gradasi keluaran diatur dengan bukaan discharge setting. Pada mesin ini umpan dimasukkan diantara dua katup (jaw), rahang tersebut dipasa ng sedemikian rupa sehingga membentuk V. Satu katup landasan (anvil jaw) dipasan g hampir vertikal dan tidak bergerak. Katup ayun (swinging jaw) bergerak bolak ba lik dalam horizontal, katup ini membuat sudut 20 sampai 30 derajat terhadap katu p landasan. Katup ayun digerakkan oleh gaya eksentris sehingga memberi gaya komp resi yang cukup besar terhadap bongkahan bongkahan yang terjepit diantara kedua k atup. Kedua katup membuka dan menutup sebanyak dua ratus sampai empat ratus kali permenit. Primary Impact Crusher Crusher Impak Primer disarankan terutama untuk batu kapur atau untuk penggunaan dengan abrasi lebih rendah. Single impeller impact breakers menghasilkan produk yang bentuknya seperti kubus meskipun semula merupakan batu lempengan serta meni ngkatkan kualitas aggregat dan mempertinggi kapasitas plant. Pemecahan impak bek erja di sepanjang garis belahan alam untuk menghasilkan material dengan sudut ya ng kurang tajam. Ukuran pemecah impak umumnya menunjukkan feed openingnya. Denga n rasio pemecahan sampai dengan 20 : 1, persyaratan pemecahan sekunder dikurangi bila dibandingkan jenis tekanan primer. Pemecah impak biasanya digunakan untuk material dengan 10-15 abrasif atau kurang. Gradasi keluaran diatur dengan berbag ai kecepatan dan stripper car setting. Cone Crusher Cone Crusher digunakan secara luas sebagai mesin pemecah batu sekunder dan tersier seperti halnya jaw crusher untuk pemecah batu primer. Crusher jenis cone meru pakan mesin serba guna bagi /kebanyakan pasir dan kerikil serta material yang me miliki ukuran butir asal (sebelum dipecah) 20-25 cm yang tidak memerlukan lagi c rusher primer. Untuk batu hasil ledakan, cone cruher berfungsi sebagai crusher l anjutan dan/atau crusher akhir setelah crusher primer. Head cone standar dengan rasio pemecahan 6-8 : 1, mengurangi ukuran material menjadi minimum 20 mm minus. Head cone halus dapat mengurangi material menjadi 6 mm minus dengan rasio pemec ahan 4-6 : 1. Berbagai susunan liner menyesuaikan masing-masing mesin dengan uku ran batu yang akan dipecah dan persyaratan produk. Gradasi produk berubah mengik uti bukaan setting samping yang tertutup. Horizontal Secondary Impact Crushers Crusher Impak Sekunder Horizontal menggabungkan kelebihan pemecah batu jenis imp ak dengan teknologi high chrome. Crusher impak sekunder menghasilkan produk berb entuk kubus (diperlukan pada spesifikasi yang saat ini semakin ketat) pada mater ial yang sebelumnya sangat abrasive untuk proses impak. Dengan rasio pemecahan s ampai dengan 12 : 1, crusher impak sekunder dapat mengurangi atau bahkan menggan tikan crusher akhir. Dari ukuran terbesar yang masuk 30 40 cm dapat dihasilkan d apat diatur melalui 2 (dua) cara. Yang pertama dengan mengubah kecepatan rotor. Semakin cepat, produk yang dihasilkan semakin halus. Yang kedua dengan mengatur pelat pemecah juga dapat berpengaruh terhadap gradasi keluaran (output).Roll Crushers Roll Crusher sangat diperlukan untuk menghasilkan produk dengan ukuran tertentu. Crusher jenis tekanan ini menghasilkan variasi pemecahan yang lebih besar diban ding jenis crusher lainnya. Crusher dengan roll ganda memiliki rasio pemecahan t erbatas antara 2 2,5 : 1. Roll triple menghasilkan rasio pemecahan 4 5 : 1. Untu k meningkatkan produksi serta agar keausan dapat merata, harus diusahakan agar m aterial yang masuk dapat tersebar merata di permukaan roll. Gradasi keluaran dia tur dengan bukaan setting pembuang. Roll tidak terpengaruh oleh kelembaban atau plastisitas material seperti pada crusher jenis cone. Vertical Shaft Impact Crushers Crusher Impak Corong Vertikal, sebagaimana crusher impak sekunder horizontal, cr uher impak corong vertikal menggabungkan keunggulan impak dengan bahan logam ber sepuh high chrome. Ini merupakan crusher akhir yang dapat menghasilkan produk be rbentuk kubus . Tergantung susunan crusher, material dengan abrasif 75-80 % dapa t ditangani dengan crusher ini. Ukuran material yang masuk dibatasi 5 8 cm, terg antung ukuran crusher. Crusher jenis ini adalah mesin yang sangat memuaskan untu k menghasilkan chip untuk perkerasan beraspal berukuran 12 20 mm. Susunan table/ envil akan menghasilkan gradasi paling halus dengan keausan paling tinggi. Crush er ini dapat ditambah rotor yang dapat mengganti shoe table dan berpasangan deng an anvil ring atau rock shelf pada material yang lebih abrasif. Seperti pada cru sher jenis impak lainnya, perubahan kecepatan akan merubah gradasi keluaran. GRINDER Grinder menerima umpan yang berasal dari produk crusher. Grinder menggiling hasi l yang masih kasar menjadi serbuk (lolos ayakan 40 mesh). Alat ini beroperasi un tuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher, sehingga bongkahan ini menjadi bu buk. Untuk intermediate grinder, produk yang dihasilkan 40 mesh. Ultrafine grind er hanya dapat menerima ukuran feed lebih kecil /4 mesh. Jenis-Jenis Grinder Hammermills/Limemills Hammermill/Limemill cruher jenis mill digunakan untuk ba tu kapur berkualitas tinggi, dengan kadar abrasif yang kurang dari 5 %, menghasi lkan jumlah besar material halus. Hammermill umumnya digunakan untuk pemecah sek under yang dapat menerima feed material berukuran sampai dengan 20 cm dan memiliki rasio pemecahan 20 : 1. Limemill didesain khusus untuk menghasilkan Quality a glime dan dapat menerima feed material berukuran sampai dengan 10 cm. Pemilihan k apasitas / kemampuan untuk menerima feed material yang tepat, kedudukan pelat br eaker dan kecepatan crusher menentukan gradasi crusher untuk kedua unit. Penggil ing ini memiliki sebuah rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi dalam sebuah casing berbentuk silinder. Umpan yang masuk dari bagian puncak casing di hancur kan selanjutnya keluar melalui bukaan pada dasar casing. Umpan dipecahkan oleh s eperangkat palu ayun yang berada pada piring rotor. Kemudian pecahan ini terlemp ar pada anvil plate didalam sebuah casing sehingga dipecah lagi menjadi bagian y ang lebih kecil, lalu digosok menjadi serbuk. Akhirnya didorong palu keluar buka an yang dilapisi dengan ayakan. Kapasitas dan kebutuhan daya bervariasi menurut jenis umpannya dan tidak mudah diperkirakan dengan pasti dari pertimbangan teor itis saja.Impactor Impactor menyerupai hammer mill tetapi tidak dilengkapi dengan ayakan. Impactor merupakan mesin pemecah primer untuk batuan dan biji, dengan kemampuan olah samp ai 600 ton/jam. Partikel yang dihasilkan hampir seragam menyerupai kubus. Pada i mpactor hanya terjadi aksi pukulan, rotornya dapat dijalankan kedua arah yang sa ma. Hal ini dilakukan untuk perawatan terhadap palu palunya. Atrition Mills Dalam mesin ini partikel pertikel zat padat lunak digosok gosok diantara alur pe rmukaan datar piring piring bundar (circular disk) yang berputar. Sumbu piring b iasanya horizontal tetapi kadang kadang vertikal. Pada single runner mills satu piring diam dan satu lagi berputar dengan kecepatan tinggi dalam arah yang berla wanan. Umpan masuk melalui bukaan pada pusat salah satu piring. Mesin ini mempun yai piring yang terbuat dari batu gerinda dan sering digunakan untuk menghaluska n zat padat seperti kayu, kanji, serbuk insektisida, lilin karnauba. Kadang k adang kedalam penggiling ini dialirkan udara untuk mengeluarkan hasil gilinganda n mencegah terjadinya penyumbatan.Gambar attrition mill Ball Mills Merupakan alat untuk penggilingan berbagai macam material menjadi bubuk halus. U mumnya dipergunakan dalam industri pengolahan semen, produk silikat, bahan bangu nan, pupuk kimia, gelas, keramik, dll. Penggiling peluru terdiri dari sebuah tro mol yang pada bagian dalamnya diisi peluru-peluru yang dibuat dari baja atau bat u. Peluru-peluru itu berada diatas tembereng-tembereng yang disusun pada kelilin g bagian dalam teromol.Tembereng-tembereng ini mempunyai lubang-lubang sedangkan diluar dari keliling t embereng ini dipasang pula sebuah teromol yang merupakan ayakan. Ball/road mill adalah salah satu alat penghalus yang menggunakan road (batang) sebgai penggilin g. Alat ini terdiri dari suatu shell slinder yang didalamnya terdapat media peng giling, yang tercampur dengan bahan gilingan dan akhirnya terjadi tumbukan terha dap bahan gilingan dengan road. Biasanya media penggiling tersebut dipasang para llel dengan sumbu putar, batang (road) biasanya terbuat dari baja karbon. Prinsi p kerja alat ini adalah material akan di perhalus akibat tumbukan antara batang penggiling yang berada dalam shell silinder ynag berputar pada sumbu putar horiz ontal. Cara kerja dari penggiling peluru ini adalah sebagai berikut. Bila teromo l penggiling berputar, tembereng-tembereng dan ayakannya akan ikut berputar bers ama-sama menurut sumbu mendatar. Bahan giling dimasukkan dari bagian atas sehing ga bercampur dengan peluru-peluru. Bahan giling yang sudah halus akan keluar dari lubang yang pengeluaran setelah m elewati tembereng-tembereng dan ayakan yang berbentuk teromol. Bentuk hasil gili ng dari penggiling peluru ini tidak pernah bersudut tapi berbentuk bola, yang ka dang-kadang sangat penting bagi suatu industri. Penggilingan peluru ini dapat berjalan terus-menerus. Pada mesin sedang bekerja, peluru-peluru ini tidak boleh jatuh diatas ayakan, ka rena dapat mengakibatkan ayakan menjadi cepat rusak. Kadang-kadang pengeluaran h asil giling yang sudah halus pada mesin ini bersama-sama dengan air yang diisika n kedalam teromol penggiling. Pengerjaan secara demikian ini disebut penggilinga n basah. Sebuah peluru penggiling yang teromolnya sangat panjang (kalau dibandingkan deng an garis tengahnya) disebut pipa penggiling. Karena bahan giling yang dimasukkan atau dikerjakan dalam sebuah pipa penggiling harus menjalani seluruh panjang da ri teromol itu, maka hasil giling akan sangat halus karena lebih dalam menjalani proses penggilingan bila dibandingkan dengan hasil dari penggiling peluru biasa (yang teromolnya lebih pendek). Sebuah pipa penggiling dapat dipakai untuk peng gilingan kering ataupun penggilingan basah. Penggiling peluru biasanya dipakai u ntuk menggiling tanah liat, tepung Thomas, tulang, arang kayu, bahan cat, pelapi s kaca, email, kwarsa, dan sebagainya. Ukuran butir bahan giling diantara 20-50 mm, dan ukuran butir hasil giling kira-kira 0,25 mm. Gambar Ball Mill Ultra Fine Grinder Pada umumnya, Ultrafine grinder digunakan untuk menghasilkan bubuk. Bahan olahan , masuk dari atas ke dalam ruang penggilingan, ini dicapai dengan menggunakan ud ara terkompresi, ditiup dalam melalui titik injeksi berpusat. Proses penggilinga n dicapai dengan dampak dan penggilingan partikel satu sama lain. Pengelompokan terpadu memilih partikel dari ukuran yang dibutuhkan dan mengembalikan ukuran pa rtikel yang tidak diinginkan kembali ke proses penggilingan sampai ukuran yang d ibutuhkan tercapai. Digunakan untuk menghasilkan prosduk yang tidak terkontaminasi, seperti pada ind dustri cat, kosmetik dan obat-obatan. Alat ini juga dapat menghandle material ya ng sensitif terhadap panas dan mudah meledak Cutter Alat ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction sebelumnya. Pad a cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini dipakai untuk produk ulet dan tidak bisa diperkecil dengan cara sebelumnya. Ukuran produk 210 mesh. Operasi size reduction sering digunakan pada indusriindustri yang memerlukan baha n baku dalam ukuran tertentu dan produk dalam ukuran tertentu, misalnya industri semen, batu bara, pertambangan, pupuk, keramik, dll. Pemilihan jenis alat yang digunakan biasanya berdasarkan ukuran feed pada produk, sifat bahan, kekerasan b ahan, dan kapasitasnya. Energi yang dibutuhkan untuk operasi size reduction sangat bergantung dari ukura n partikel yang dihasilkan. Makin kecil partikel, maka makin besar energi yang d ibutuhkan.B. Hukum-hukum Size Reduction Kebutuhan Energi Pada Alat Rittingers Number =(Luas Permukaan Yang Baru)/(Energi Mekanis yang Dibutuhkan) Luas Permukaan Yang baru = Luas permukaan sebelum dihancurkan Luas Permukaan Set elah dihancurkan Contoh Bilangan Rittinger Mineral Rittingers Number in2/(ft. lb) cm2/ (ft. lb) cm2/(Kg. cm) Quartz (SiO2) 37.7 243 17.56 Pyrite (FeS2) 48.7 314 22. 57 Sphalerite (ZnS) 121.0 780 56.2 Calcite (CaCO3) 163.3 1053 75.9 Galena (PbS) 201.5 1300 95.8 Energi yang dibutuhkan crusher biasanya lebih besar daripada kebutuhan yang ditu njukkan pada bilangan rittinger, hal ini disebabkan energi alat harus mengatasi friksi dan efek enersia. Efisiensi Alat Size Reduction = (Energi teoritis)/(Energi Aktual) Hukum Rittinger Rittinger beranggapan bahwa besarnya energy yang diperlukan untuk size reduction berbanding lurus dengan luasan baru partikel / perbandingan luas permukaan part ikel. Setelah reduksi dibuat model kubik kubusan dengan volume R x F x P inch. B ila F=F, n=1, maka luasan baru yang ditimbulkan pada operasi reduksi (3(n-1)F2). Dimisalkan energy yang dibutuhkan untuk pertambahan luas line BHFE. Energy yang diperlukan untuk pemecahan kubus: E =3BF2(F-1) = 3 B F2 (n-1) F3 = 3 B (n-1) D Untuk partikel yang berbentuk kubus, kebutuhan energy yang bisa dihitung dengan menganggap luasan partikel tersebut mempunyai perbandingan tertentu (k) dengan p artikel pada luasan yang sama / ukuran sama berbentuk kubus, sehingga : Persamaan di atas dikenal dengan persamaan Rittinger. Masih banyak terdapat keku rangan dari hasil percobaan zat padat terhadap fraksi-fraksi yang ukurannya lebi h kecil dari hasil yang terletak di Hukum Rittinger.Hukum Kick Kick beranggapan bahwa energy yang dibutuhkan untuk pemecahan partikel zat padat adalah berbanding lurus dengan ratio dari feed dengan produk. Secara matematis dinyatakan dengan: HP = k log D/d dimana, HP : tenaga yang dibutuhkan untuk memecahkan partikel zat padat atau feed k : konstanta Kick D : diameter rata-rata feed Memecah partikel kubus berukuran lebih dari /2 inch adalah sama besarnya dengan energy yang dibutuhkan untuk memecah partikel /2 inch menjadi 1/4 inch. Hukum Bond Persamaan lain yang bisa digunakan adalah persamaan Bond. Bond beranggapan bahwa energy yang dibutuhkan untuk membuat partikel dengan ukuran Dp dari feed dengan ukuran sangat besar adalah berbanding lurus dengan volume produk. Dengan memeca hkan factor sphericity: Cp / Vp = G / (v). (Dp)dimana, Cp : luasan partikel produk Vp : volume partikel produk : sphericity Tenaga sphericity untuk berbagai macam produk dapat dilihat dari bermacam buku, misalnya Mc Cabe table 261 halaman 80. Besarnya energy yang dibutuhkan : p / M = Kb / (Dp)^0,5 Dimana Kb adalah suatu konstanta yang besarnya sama, tergantung pada tipe mesin dan material yang akan direduksi. Hubungan antara Kb dan W sebagai berikut: Kb = Wi = 0,3162 Wi dimana, Wi adalah energy dalam Kwh tiap ton feed yang dibutuhkan untuk mereduksi feed dengan ukuran yang sangat besar sampai menghasilkan produk yang 90% mampu melewati saringan 100, dimana: P : dalam satuan kwh M : dalam satuan ton/jam Dp : dalam satuan mm Bila 80% feed mampu melewati screen dengan ukuran Dpa dan 80% produk mampu melew ati screen dengan ukuran, maka gabungan persamaan sebagai berikut: Harga indeks tenaga Wi dapat dibaca pada Mc Cabe hal 77 tabel 271. Peramaan umum : dE = dx/xn dimana, E : energy yang dibutuhkan x : ukuran partikel Bila harga n = 1, maka integrasi akan menghasilkan persamaan Rittinger: E=C ( 1/xp 1/xf) Untuk n = 1,5, maka pada integrasi akan muncul: Persamaan lain yang harus dicatat adalah grindability suatu bahan. Didefinisikan sebagai ton/jam bahan yang dapat dihasilkan menjadi ukuran tertentu dalam pesaw at tertentu. Grindabilitas relatif adalah perbandingan suatu bahan standar dan d ata grindabilitas tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan energy mereduksi bahan, memperkirakan ukuran jenis pesawat. C. Beberapa Istilah-Istilah Trade Aritmathic Average Diameter (TAAD) TAAD didefinisikan sebagai diameter ratarata berdasarkan jumlah. dimana, Di : diameter partikel Ni : jumlah partikel dengan diameter Di Mi : massa total partikel dengan diameter Di m : massa partikel dengan diameter Di Vi : volume total partikel dengan diameter Di C : konstanta yang harganya tergantung dari titik partikel, sehingga: D3 adalah volume partikel untuk bola = a/b, kubus = 1 V : volume partikel dengan diameter Di Mean Surface Diameter Didefinisikan sebagai diameter rata rata berdasarkan luas permukaan jumlah parti kel x luas dimana, B : konstanta yang harganya tergantung bentuk partikel, untuk bola B = 2 dan untuk kubus B = 6. Mean Volume Diameter Didefinisikan sebagai diameter ratarata berdasarkan volume Jumlah total = Ni. Vi = Ni . Ci. Di3 . n = C (D vol)3_(i=1)^nNi _(i=1)^nm/c .xi/(Ci Di ^3 ) Ci . Di ^3 = C (D vol)3_(i=1)^nxi/(Ci Di ^3 )D vol= ((_(i=1)^nXi)/(C_(i=1)^nxi/(Ci Di^3 )))1. moisture content : kandungan cairDi bawah 3 4 % (%berat) cairan dalam bahan, Size Reduction tidak mengalami kesul itan. Di atas 4%, bahan menjadi sticky (lengket), cenderung menyumbat mesin/alat . Di atas 50%, wet size reduction, biasanya untuk padatan halus. 2. Reduction ratio: rasio diameter rerata umpan dengan diameter rerata produk. Reduction ratio Mesin penghancur ukuran besar atau crusher, mempunyai rasio 3 s/d 7. Mesin penhancur ukuran halus atau grinder, mempunyai rasio s/d 100. 3. Free crushing, proses penghancuran dimana produk yang dihasilkan langsung seg era dikeluarkan sesuadah dalam waktu singkat tinggal di dalam alat. Pengeluaran produk dapat dengan cara a.l.: a. gaya gravitasi. b. Dihembus udara bertekanan. c. Dicuci dengan air. d. Dilemparkan dengan gaya sentrifugal. Free crushing ini untuk mencegah pembentukan kelebihan jumlah padatan yang ukura nnya halus. 4. Choke feeding, kebalikan dari free crushing. Alat penghancur dilengkapi hoppe r (pengumpan) dan terisi terus sehingga produk tidak dapat bebas keluar dari ala t. Cara ini untuk meningkatkan produk dengan ukuran halus. 5. Closed circuit. Alat pereduksi di lengkapi dengan unit pengayakan, produk yan g tidak lolos ayakan didaur ulang. 6. Open circuit. Produk yang tidak lolos tidak didaur ulang. 7. Disintegrator, alat pereduksi yang dengan maksud untuk mecabik material berse rat, seperti kayu atau kertas. c. Pemilihan alat SR berdasarkan sifat dan ukuran, seperti yang disajikan di tab le 10.12 Coulson&Richardson Vol 6. dan table 20-7 Perry, 7th ed.BAB III KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Size Reduction merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperkecil uku ran material dari bahan baku agar lebih mudah untuk diproses dan diproduksi.Jenis-jenis alat yang digunakan dalam size reduction yaitu: crusher, gri nder, dan cutter. Hukum-hukum yang digunakan pada size reduction yaitu hukum rittinger, hu kum kick dan hukum bond yang dipakai untuk menghitung energy yang diperlukan unt uk menghancurkan material. Saran Diperlukan adanya motivasi dan kreatifitas untuk mengembangkan alat-alat untuk m emperkecil ukuran partikel dengan alat yang lebih efektif dari pada yang sebelum nya serta adanya penggabungan antara alat untuk size reduction dan alat-alat dal am industry lainnya sehingga lebih kompleks.DAFTAR PUSTAKA Brown, G.G. 1979.Unit Operation. Modern Asia Edition. Mc Graw Hill Book. Co.Ltd. T okyo. Japan. Edahwati, Luluk. Alat Industri Kimia. UPN Press Mc. Cablpe, W.L. 1985.Unit Operation of Chemical Engineering. Tioon Well Finishing Co. Ltd. Singapura. Perry, R.H. 1978.Chemical Engineers Handbook. Mc Graw Hill. Kogakusha. Tokyo. Japa n. http://www.SIZE REDUCTION _ All About Chemical Engineering USK 2009.html http://www. Alat Pengecil Ukuran (Size Reduction) Wibawa Indra.html http://Fine size reduction _ hembusan angin lembut.html http://www. Materi Praktikum Size Reduction - UNIT OPERATION LABORATORY.html http:// lab.tekim.undip.ac.id/otk/2010/09/29/size-reduction/html. http:// Size Reduction (peralatan Industri) alfyandiishaq.html http:// sentrifugasi-size-reduction.html http:// pipperalatan-industri-prosesperalatan.html Size-Reduction Equipment Power Point Ch7_SizeReduction Power Point Size-reduction1.pdf PERALATAN-INDUSTRI-KIMIA-SIZE-REDUCTION-STORAGE-REACTOR-.pdfspesifikasi-alat-size-reduction-indra-wibawa-tkim-unila.pdf