Untitled

download Untitled

If you can't read please download the document

Transcript of Untitled

LBM 3 MODUL 2 KOMUNIKASI DENGAN TEMAN SEJAWAT STEP 1 Merujuk : o Memberikan tindakan selanjutnya yang bisa berupa surat rujukan yang memu at proses meminta bantuan dari pihak lain o Menindak lanjuti masalah pasien o Upaya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik Inform consent : o Pernyataan setuju dari seseorang yang diberikan secara rasional dan tanp a paksaan tentang tindakan medis yang akan dilakukan o Surat yang ditulis oleh pasien atau keluarga pasien mengenai tindakan do kter yang akan dilakukan selanjutnya o Persetujuan dari pasien atau keluarga pasien atas tindakan medis o Bentuk persetujuan dari seorang pasien yang berupa ucapan, isyarat maupu n berbentuk tertulis yang berisi memberikan persetujuan atas tindak lanjut penan gan yang dilakukan dokter dan tim medis Komunikasi interprofesional : o Interaksi antara orang-orang yang profesional o Komunikasi yang dilakukan antar pelaku pekerjaan yang memiliki keahlian yang berbeda akan tetapi bisa saling melengkapi UGD : o Suatu bagian yang berada di balai pengobatan atau medis yang khusus mena ngani kegawatdaruratan. o Suatu bagian terdepan pada rumah sakit yang sangat berperan penting dala m pembarian pelayanan kesehatan o Bagian rumah sakit di mana pasien yang datang dalam kondisi yang teranca m o Unit Gawat Darurat Tim medis : o Sekumpulan individu yang berkompeten dalam bidang pelayanan kesehatan ya ng bertujuan untuk menangani masalah pada pasien secara bersama-sama, meliputi d okter perawat dll Patah tulang terbuka : o Patah tulang yang sampai mencuat/tampak pada permukaan tubuh yang ditand ai dengan kulit robek, otot keluar dan sumsum tulangnya keluar Stabil : o Dalam keadaan normal o Keadaannya konstant tidak berubah Pasien : o seseorang yang keadaan kesehatannya terganggu sehingga memerlukan tindak an/perawatan o istilah medis bagi seseorang yang mengalami gangguan kesehatan o sperma o ) o Biasanya ditandai dengan perut yang membesar terdapat janin (pada wanita Teman sejawat : Rekan kerja teman seperjuangan yang memiliki profesi yang sama Hamil : Berhentinya masa menstruasi yang diakibatkan oleh ovum yang dibuahi olehSTEP 2 Komunikasi interpersonal 1. Bagaimana cara melakukan komunikasi interpersonal yang baik? 2. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan teman sejawat? Informed consent 3. Bagaimana cara melakukan langkah-langkah informed consent? 4. apa saja jenis-jenis informed consent? 5. Apa manfaat dan tujuan informed consent? 6. Ciri-ciri informed consent yang tidak sah? 7. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam informed consent? 8. Apakah ada dasar hukum yang mengatur informed consent? 9. Apa sajakah yang harus ada dalam informed consert (format)? 10. Bagaimana format refusal consent (surat penolakan)? Rujukan 11. 12. 13. 14. 15. Apa manfaat dan tujuan rujukan medis? Cara membuat surat rujukan medis? Bagaimana alur rujukan medis yang benar? bagaimana syarat-syarat rujukan medis yang benar? Apa saja jenis-jenis surat rujukan?Tim medis 16. Proses kerja yang dilakukan oleh tim medis? 17. Apa tujuan dibentuk tim medis? 18. Bagaiman solusinya apabila terdapat konflik dalam tim medis? 19. Apa kelebihan dari tim medis? 20. Apa saja kendala dan solusi dalam pelaksanaan tim medis? STEP 3 Komunikasi interprofesinal 1. Bagaimana cara melakukan komunikasi interprofesional yang baik? Menghargai lawan bicara, tidak memotong dan tidak menyela pembicaraan. Sesuai dengan tata aturan yang berlaku Menerapkan adab sopan santun Aspek-Aspek Komunikasi Yang Efektif Sedikitnya ada lima aspek yang harus dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif. 1. Kejelasan (Clarity): bahasa maupun informasi yang Modul Diklat Prajabatan Golongan III 27 disampaikan harus jelas. Dalam kehidupan kita sehari-hari, seringkali kita mendengar ucapan-ucapan seperti ini: "Masalahnya ininya belum dianukan". Apa ini dan di apakan? Akan lebih mudah dipahami maknanya bila, misalnya, kata ini diganti buku dan kata anu diganti bagi. Jadi kalimat itu berbunyi: Masalahnya, bukunya belum dibagikan. 2. Ketepatan (accuracy): bahasa dan informasi yang disampaikan harus betul-betul akurat alias tepat. Bahasa yang digunakan harus sesuai dan informasi yang disampaikan harus benar. Benar ini artinya sesuai dengan apa yang sesungguhnya ingin disampaikan. Bisa saja informasi yang ingin kita sampaikan belum tentu kebenarannya, tetapi apa yang kita sampaikan benar-benar apa yang memang kita ketahui. Inilah yang dimaksud akurasi di sini. 3. Konteks (contex): bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan di mana komunikasi itu terjadi. Bisa saja kita menggunakan bahasa dan informasi yang jelas dan tepat tetapi karena konteksnya tidak tepat, reaksi yang kita peroleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contohnya, sepulang kerja seorang suami berkata kepada istrinya: "Dindaku, tolong kanda berikan segelas air nan jernih, kanda haus sekali." Dari segi kejelasan dankeakuratan bahasa dan informasi tidak ada masalah. Tetapi konteksnya tidak tepat, sehingga mungkin sang istri tidak segera mengambil air melainkan bertanya tentang keadaan sang suami. 4. Alur (flow): keruntutan alur bahasa dan informasi akan sangat berarti dalam menjalin komunikasi yang efektif. Sewaktu kita meminjam uang, misalnya, kita cenderung mengemukakan kesulitan-kesulitan kita terlebih dahulu sebelum kita menyampaikan maksud kita untuk meminjam uang. Mungkin begitu juga pada saat kita pertama kali menyampaikan perasaan jatuh cinta pada seseorang. 5. Budaya (Culture): aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga tatakrama atau etika. Bersalaman dengan satu tangan bagi orang Sunda mungkin terkesan rada kurang sopan, tetapi bagi etnis lain mungkin suatu hal yang biasa. Kata Juancu bagi arek-arek Suroboyo merupakan kata yang lumrah didengar dan dapat diterima. Tetapi bagi wong Solo atau Jogja, mungkin risih mendengar kata itu. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&ved=0CEoQFjAH&u rl=http%3A%2F%2Fpap.diklat.dephub.go.id%2Flampiran%2Fmateri_prajab%2FPRAJAB3%2Fk omunikasi_yang_efektif3.pdf&ei=luePUI2oIIfsrAeF0oDYDw&usg=AFQjCNHyCigAcXHx-Y4nP2 kOXv4vIDJRCw&sig2=xfxdfTOX1YORDcGCi1iROA&cad=rja 2. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan tema n sejawat? Menghargai lawan bicara, tidak memotong dan tidak menyela pembicaraan. Sesuai dengan tata aturan yang berlaku Menerapkan adab sopan santun Informed consent Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan suatu komunikasi yang efektif. 1. Ketahui mitra bicara (Audience): Kita harus sangat sadar dengan siapa kita bicara, apakah dengan orang tua, anakanak, laki-laki atau perempuan, status sosialnya seperti apa pangkat, jabatan dan semacamnya petani, pengusaha, guru, kyai, dan lain-lain. Dengan mengetahui audience kita, kita harus cerdik dalam memilih kata-kata yang digunakan dalam menyampaikan informasi atau buah fikiran kita. Artinya, bahasa yang dipakai harus sesuai dengan bahasa yang mudah Modul Diklat Prajabatan Golongan III 29 dipahami oleh audience kita. Berbicara dengan orang dewasa tentu akan sangat berbeda dengan berbicara kepada anakanak. Berbicara dengan atasan tentu akan berbeda berbicara pada bawahan atau teman sederajat. Pengetahuan mitra bicara kitapun harus diperhatikan. Informasi yang disampaikan mungkin saja bukan hal yang baru bagi mitra kita, tetapi kalau penyampaiannya dengan menggunakan jargon-jargon atau istilah-istilah yang tidak dipahami oleh mitra, informasi atau gagasan yang kita sampaikan bisa saja tidak dapat dipahami. Jadi, dengan memperhatikan mitra bicara kita, kita akan dapat menyesuaikan diri dalam berkomunikasi dengannya. 2. Ketahui tujuan. Tujuan kita berkomunikasi akan sangat menentukan cara kita menyampaikan informasi, tentu komunikasi kita bersifat pengumuman. Tetapi bila kita bermaksud membeli atau menjual barang komunikasi kita akan bersifat nogosiasi. Lain pula cara kita berkomunikasiapabila tujuan kita untuk menghibur, membujuk, atau sekedar basa-basi. Misalnya kita bertanya : Anda mau pergi kemana? Apakah pertanyaan ini dimaksudkan untuk benarbenar mengetahui agenda orang yang ditanya ataukah kita bertanya sekedar basa-basi? Jadi, kejelasan tujuan dalam berkomunikasi harus diketahui sebelum kita berkomunikasi. 3. Perhatikan Konteks. Konteks disini bisa saja berarti keadaan atau lingkungan pada saat berkomunikasi. Pada saat berkomunikasi konteks sangat berperan dalam memperjelas informasi yang disampaikan. Dalam hal pemakaian kata, misalnya. Kata hemat dalam kalimat: Kita harus menghemat uang, waktu dan tenaga kita, sangat berbeda dengan kata hemat dalam kalimat Menurut hemat saya, kita harus lebih jujur dan terbuka dalam berkomunikasi dengan sesama rekan sekerja." Tidak hanya kata konteks kalimat, tetapi cara mengucapkan dan kepada siapa kata itu diucapkan akan membuat makna yang disampaikan berbeda pula. "Ah...dasar gila." Kalimat ini bisa bermakna cacian bisa juga bermakna kekaguman, tergantung bagaimana kita mengucapkannya. Bila diucapkan dengan nada tinggi berarti cacian, tetapi bila diucapkan dengan nada datar apalagi dibarengi dengan gelengan kepala, kalimat ini bisa berarti kekaguman. Ungkapan "Gila ha" disampaikan kepada teman dekat, pasti dipahami sebagai ungkapan biasa yang tidak bermakna negatif. Tetapi bila disampaikan kepada orang yang belum atau baru kita kenal ungkapan ini tentu akan dipahami sebagai ungkapan yang memiliki makna negatif. Formalitas dalam konteks tertentu juga dapat mempengaruhi cara berkomunikasi seseorang. Coba perhatikan gaya komunikasi atasan dan bawahan di lingkungan dunia kerja, bahkan komunikasi antar sesama atasan maupun sesama bawahan pasti berbeda. Apabila orang-orang ini bertemu di mall atau di undangan (tempat resepsi) gaya komunikasi diantara mereka akan sangat lain dengan gaya pada saat mereka berada di kantor. Modul Diklat Prajabatan Golongan III 31 Mengirim bunga kepada orang yang berulang tahun atau kepada orang yang kita kasihi, akan berbeda maknanya bila disampaikan kepada orang yang sedang berduka. Bahkan jenis bunga yang disampaikanpun membawa pesan atau kesan tersendiri. Dengan ilustrasi singkat di atas, jelaslah bahwa konteks sangat mempengaruhi makna apapun yang disampaikan. 4. Pelajari Kultur. Kultur atau budaya, habit atau kebiasaan orang atau masyarakat juga perlu diperhatikan dalam berkomunikasi. Orang Jawa atau Sunda pada umumnya dikenal dengan kelembutannya dalam bertutur kata. Kegemulaian bertutur ini akan sangat baik bila diimbangi dengan cara serupa. Tetapi tentu tidak berarti mutlak. Maksudnya, bukan berarti orang non Jawa atau non Sunda mutlak harus seperti bertuturnya orang Jawa atau Sunda, meskipun kalau memang bisa itu lebih baik. Atau orang Batak yang dikenal bernada tinggi dalam bertutur perlukah diimbangi dengan nada tinggi pula oleh orang yang non Batak? Perimbangan di sini tidak berarti orang Jawa harus ber tutur seperti orang Batak bila bermitra bicara dengannya, atau orang Batak harus bertutur seperti orang Sunda, orang Maluku, orang Papua, dan sebagainya pada saat mereka berkomunikasi. Yang penting adalah pelaku komunikasi harus memahami kultur mitra bicaranya sehingga timbul salingpengertian dan penyesuaian gaya komunikasi dapat terjadi. Ingat peribahasa: "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung" atau "When in Rome, do as the Romans do." 5. Pahami Bahasa. "Bahasa menunjukkan bangsa" artinya bahasa dapat menjadi ciri atau identitas suatu bangsa. Berbicara identitas berarti berbicara harga diri atau kebanggaan. Dengan memahami bahasa orang lain berarti berusaha menghargai orang lain. Tetapi memahami bahasa di sini tidak berarti harus memahami semua bahasa yang dipakai oleh mitra bicara kita. Istimewa sekali kalaupun memang demikian. Yang lebih penting adalah memahami gaya orang lain berbahasa (bukan gaya bahasa). Coba perhatikan bagaimana anak muda berbahasa dengan sesamanya, atau bagaimana cara orang terminal (bis atau angkutan kota) berbahasa. Bahasa orang kantoran, bahasa pedagang, bahasa petani, bahasa politisi tentu semuanya ada perbedaan. Perhatikan kalimat berikut. "Masyarakat Indonesia pada umumnya masih berada pada tingkat kehidupan pra sejahtera. "Apa bedanya dengan: "Masyarakat Indonesia pada umumnya masih miskin?" Siapa memakai kalimat yang mana akan membantu kita memahami pesan yang disampaikannya. Orang kebanyakan tentu akan lebih suka memakai kalimat yang kedua dari pada yang pertama. Para politisi biasanya cenderung memakai bahasa yang sumir-sumir, eufimistis, atau diplomatis. Untuk memperjelas pesan yang hendak disampaikan dalam berkomunikasi, gunakanlah kalimat-kalimat sederhana yang mudah dipahami. Kalimat panjang dan kompleks seringkali mengaburkan makna. Kepiawaian dalam menggunakan Modul Diklat Prajabatan Golongan III 33 kalimat-kalimat yang sederhana dan tepat dalam berbahasa akan sangat mempengaruhi efektifitas komunikasi kita. Bagaimana bila kita berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing? Sama saja! Memahami bahasa asing memang prasyarat mutlak untuk dapat berkomunikasi secara global. 3. 4. 5. Manfaat 6. Bagaimana cara melakukan langkah-langkah informed consent? Pertama menjelaskan diagnosis Menjelaskan tujuan dan prospek keberhasilan tindakan medis Menjelaskan tata cara tindakan medis yang akan dilakukan Menjelaskan risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi Menjelaskan alternatif tindakan medis yang lain Menjelaskan biaya yang dibutuhkan Menjelaskan jenis tindakan (dokter telah berpengalaman atau belum) apa saja jenis-jenis informed consent? Tersurat : tertulis dan lisan Tersirat : dalam keadaan gawat dan biasa (tanpa pernyataan resmi) Apa manfaat dan tujuan informed consent? dan tujuan : Adanya perlindungan hukum bagi pasien maupun dokter Meringankan beban psikis dari pasien tersebut. Mencegah terjadinya penipuan memberikan perlindungan kepada pasien atas tindakan dokter mencegah miscommunication/misunderstanding antara pasien dan dokter Ciri-ciri informed consent yang tidak sah? Pasien di bawah paksaan, belum dewasa Pengetahuan yang kurang Tanpa sepengetahuan pasien Informed concent tidak sesuai dengan aturan7. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam informed consent? Adanya saksi dan dasar hukum yang dapat dipertanggung jawabkan Telah disetujui oleh pihak dokter dan pasien Menjunjung tinggi hak-hak pasien Sesuai dengan aturan hukum yang berlaku 8. Apakah ada dasar hukum yang mengatur informed consent? Ada, pasal 53 UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 yang menyatakan bahwa pasien : berh ak memperoleh informasi, hak memberikan ijin atas tindakan dokter 9. Apa sajakah yang harus ada dalam informed consert (format)? Tanda tangan persetujuan dari saksi-saksi yang bersangkutan Pernyataan bersedia dari pasien Identitas diri dari pasien Jenis tindakan medis yang akan dilakukan Diagnosis penyakit Identitas dari dokter penanggung jawab 10. 11. 12. 13. nt Rujukan 14. 15. 16. 17. ien 18. 19. 20. Bagaimana format refusal consent (surat penolakan)? Kapan seorang dokter harus memberikan informed consent? Kepada siapa saja informed consent diberikan? Apa yang harus dilakukan pasien/ keluarga pasien terhadap informed conse Apa manfaat dan tujuan rujukan medis? Agar pasien mendapatkan perawatan yang lebih optimal Menyembuhkan dan memulihkan kondisi pasien Cara membuat surat rujukan medis? Bagaimana alur rujukan medis yang benar? Dokter umum ke dokter spesialis Dokter spesialis ke dokter spesialis Dokter spesialis kembali ke dokter umum bagaimana syarat-syarat rujukan medis yang benar? Rujukan dikeluarkan oleh dokter yang diakui oleh negara Berisi identitas pasien, riwayat penyakit dan pengobatan yang telah dijalani pas Apa saja jenis-jenis surat rujukan? Kapan seorang dokter harus merujuk pasien? Siapa saja yang berhak memberikan rujukan?Tim medis 21. Proses kerja yang dilakukan oleh tim medis? Melakukan tindakan kolaboratif untuk menentukan tindakan medis, terapi dan pembe rian obat Melakukan pengorganisasian antar anggota kelompok demi mendapatkan tindakan yang paling efektif Melakukan komunikasi dengan profesi lain dalam melakukan pengobatan Menginformasikan resiko atau potensi yang mungkin terjadi dalm tindakan yang aka n dilakukan 22. Apa tujuan dibentuk tim medis? Memberikan pengobata yang optimal kepada pasien karena di dalam tim tersebut ter dapat beberapa ahli 23. Bagaiman solusinya apabila terdapat konflik dalam tim medis? Menyelesaikan dengan baik dan jangan sampai merugikan bagi pasien24. Apa keuntungan dengan adanya tim medis? Masalah kesehatan bisa terselesaikan dengan optimal karena adanya beberapa ahli yang saling berkonfirmasi. 25. 26. 27. 28. Apa saja kendala dan solusi dalam pelaksanaan tim medis? Adanya silang pendapat antara anggota tim medis Ego yang besar dari masing-masing anggota tim medis Kapan tim medis dibentuk? Siapa saja yang bisa terlibat dalam tim medis? Alasan-alasan dibentuknya tim medis?