UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN...

90
UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN (PENYALAHGUNAAN KEADAAN) DALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memp<:roleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.l) Oleh: ALI RIFA'I 103044228100 KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHW AL SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARI' AH DAN HUl(UM UNIVERSITAS ISLAM NEGEIU SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1 Li?Q J.i nllf\'7 M

Transcript of UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN...

Page 1: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN

(PENYALAHGUNAAN KEADAAN)

DALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK

(STUDI DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR)

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memp<:roleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.l)

Oleh:

ALI RIFA'I 103044228100

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDAT AAN ISLAM PROGRAM STUDI AHW AL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARI' AH DAN HUl(UM UNIVERSITAS ISLAM NEGEIU

SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA

1 Li?Q J.i nllf\'7 M

Page 2: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM

PELAKSANAAN TAKLIK TALAK

(STUDI DI PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR)

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syari'ah dan Hukum

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperole:h Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I)

Oleh:

ALI RIFA'I 103044228100

Di Bawah Bimbingan

Drs. H. Ase arifuddin Hida at S.H. 11'1.H. NIP. 150 268 783

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AL-AHW AL AL-SYAKHSIYY AH

FAKUL TAS SY ARI' AH DAN HU:KUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SY ARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1428 H/2007 M

Page 3: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "Unsur Penyalahgunaan Keadaan dalam Pelaksanaan Taklik Talak (Studi di Pengadilan Agama Jakarta Timur)", telah diajukan dalam sidang munaqasah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 7 Juni 2007. Skripsi ini tel ah diterima sebagai salab satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam Program Strata I (SI) Konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam Program Studi Al-Ahwal As-Syahsiyyah.

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua : Ors. H. A. Basig Ojalil, S.H., M.A. (, r ' ( ................... ) Nip. 150 169 102

Sekretaris : Kamarusdiana, S. Ag., M.H. Nip. 150 285 972

Penguji I : Kamarusdiana, S. Ag., M.H.

:~: ~ ( .................... )

Pembimbing : Ors. H. Asep Syarifuddin Hidayat. S.H., M.H. Nip. 150 268 783

Nip. 150 285 972

Penguji II : Afwan Faizin, M.A. Nip. 150 326 890

Page 4: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

ABSTRAK

Ali Rifa'i : Analisis Mengenai Unsur Penyalahguuaan Keadaan dalam

Pelaksauaan Taklik Talak (Studi Kasus di Pengadilan Agama Jakarta Timur),

dibimbiug oleh Drs. H. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H.

Penelitian ini dilakukau di DK.I Jakarta tepatnya di Pengadilan Agama

Jakarta Timur. Tajuan penelitian untuk mengetahui sejauhmima penerapan ajaran

Penyalahgunaan Keadaau yang terdapat dalam pasal 1320 dan 1321 KUH

Perdata pada Pengadilan Agama.

Teknik analisis yang digunakan dalam pengolahan data penelitian adalah

analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan : Pertama, Hakim Pengadilan Agama

Jakarta Timur temyata belum pemah mempertimbangkan unsur perjanjian taklik

talak dalam putusau penyelesaian perkara perceraian dengan alasan pelanggaran

sigbat taklik talak. Hal ini terjadi karena hakim telah terbiasa menggunakan

metode berfikir deduktif. Karena belum pemah ada putusan serupa sebelumnya

sehingga tidak beraui menerapkan pada kasus yang mereka hadapi. Kedua, Hakim

Pengadilan Agama Jakarta Timur tidak setuju menerapkan pasal 1320 dan 1321

KUH Perdata dalam menyelesaikan pelanggaran sigbat taklik talak di Pengadilan

Ag am a.

Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi semua

pihak dalam rangka bagi semua pihak dalam rangka peni:ngkatan pemahaman

masyarakat mengenai filosofi dan tujuan diadakannya Lembaga Taklik Talak. Di

sampiug itu diharapkan menjadi bahan renungan bagi para hakim dalarn rangka

peningkatan wawasan sehingga mempunyai keberanian dalam menggali hukum

(ijtihad hukum).

Page 5: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

KATAPENGANTAR

Segala Puji bagi Allah seru sekalian alam, yang telah memberikan rahmat,

taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan. skripsi ini.

Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi

Besar Muhammad SAW, pembawa syari'ah-Nya yang universal bagi semua

manusia dalam setiap waktu clan tempat sampai akhir zaman.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan clan hambatan yang

penulis jumpai, namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan inayah-Nya,

kesungguhan, kerja keras clan kerja cerdas disertai dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langs1mg, segalla kesulitan akhimya

dapat diatasi dengan sebaik-baiknya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan

skripsi ini penulis secara khusus mempersembahkan ungkapan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M., selaku Dekan

Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. H. A. Basiq Djalil, S.H., M.A., dan Bapak J(amarusdiana, S.Ag.,

M.H., selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Al-Ahwal

Al-Syakhsiyyah Fakultas Syari'ah dan Hukum Univ.ersitas Islam Negeri

. (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. H. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H., selaku dosen

pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran selama

Page 6: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

4. Segenap bapak dan ibu dosen atau staf pengajar pada lingkungan Program

Studi Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu

pengetahuannya kepada penulis selama duduk di bangku kuliah.

5. Segenap jajaran staf dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syari'ah dan

Hukum, Perpustakan Utarna serta perpustakaan Fakultas Hukum Universitas

Indonesia (UI) yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi­

referensi sebagai bahan rujukan skripsi.

6. Bapak Ors. SarifUsman, S.H., selaku Ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur

dan seluruh jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

dalam mencari data-data sebagai bahan rujukan skripsi.

7. Segenap Asatidz Madrasah Qudsiyyah Menara Kudus, khusus kepada KH.

Ma'ruf Asnawi, KH. Muhammad Sya'roni Ahmadi, KH. Muhammad Ma'ruf

Irsyad, KH. Nor Halim Asnawi. Terima kasih atas segala ilmu sebagai bekal

di masa depan yang diberikan kepada penulis. Semoga ilmu-ilmu yang

diberikan bisa bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

8. Ucapan terima kasih penulis haturkan secara khusus kepada Ayahanda Astari

dan Ibunda Suliyati. Sejumput bakti ini kupersembahkan atas segala kasih

sayang yang senantiasa diberikan serta do' a tulus ihlas yang selalu mengiringi

setiap langkahku.

9. Terima kasih kepada Mbah Yasin dan Mbah Aminatun, karena beliau

berdualah penulis mendapatkan pelajaran dalam menjalani kehidupan

terutarna dalam ha! kerja keras dan pantang menyerah.

Page 7: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

10. Khusus untuk Mas Ali Khumaidi serta istri (Mbak Yuliana Alfiani). Terima

kasih yang sebesar-besarnya atas semua biaya kuliah dan menjadi orang tua

kedua sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliahnya.

11. Adik-adikku (Fitri Kurniawati, Zulia Wahyuningsih, Ilham Aufa). Rajin

belajar, tuntutlah ilmu setinggi-tingginya, karena dengan ilmu manusia akan

hidup mulia di dunia maupun akhirat.

12. Bapak Drs. H. Ismail Ibrahim, S.H., M.H., .. (Wakil Ketua Pengadilan Tinggi

Agama Kendari) clan Bapak Drs. H. Muhammad Ichwan JRidwan, S.H. (Wakil

Ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur). Terima kasih atas segala

wejangannya (pengarahannya) sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi

ini.

13. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF) Syar'iah dan Hukum UIN

Jakarta Periode 2005-2006 (Imam Musthofa, Anhar Kurniawan, Romai

Kurniawati) terima kasih atas kerjasamanya selama memegang pemerintahan

tingkat mahasiswa di Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Jakarta.

14. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Fakultas Syari'ah

dan Hukum UIN Jakarta ( Ihsan, Nor Shollah, Iqbal Al-Habsy, Hasby As­

Syidiqi, Reva dan sahabat-sahabat lainnya) terima kasih atas sarana untuk

meningkatkan keilmuan dengan media diskusi clan lain sebagainya

15. Sahabatku Syamsul Bahri, Amrullah, Hilmah, terima kasih atas semua

bantuan serta do'anya, yang begitu setia menemani dan membantu penulis

dalam melakukan penelitian dikawasan Jakarta Timur.

16. Temen-temen Konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam angkatan 2003,

Page 8: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

Reyza Amalia, Ella, !is, Adit, Mia dan temen-temen semua yang tidak

mungkin disebutkan semua. Terima kasih atas 'kerjasamanya dan

kekompakkannya, penulis merindukan suasana kelas terutama ketika diskusi,

pertahankan persahabatan kita.

Penulis menyadari bahwa segala bantuan dan motivasi yang penulis

peroleh tidak akan dapat terbayar oleh apapun, hanya do'a yang dapat penulis

panjatkan semoga pahala berlipat ganda dilimpahkan Allah SWT kepada kita

semua. Amin

Jakarta I Juni 2007

Penulis

Page 9: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

DAFTARISI

KATA PENGANTAR. .. .,...................................................................................... i

DAFT AR ISi ................................................................................. ,......................... v

DAFI' AR T ABEL.................................................................................................. vii

DAFT AR LAMPIRAN ................................................................. ~........................ viii

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................. I

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah............................................. 4

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 5

D. Kegunaan Penelitian....................................................................... 5

E. Metode Penelitian.......................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan.. ....................................................... ............ 9

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP

A. Pengertian Penyalahgunaan Keadaan............................................. 11

B. Alasan-alasan Hukum Pembatalan Perjanjian ................................. 15

C. Pelaksanaan Taklik Talak ......................................... ..................... 18

D. Kerangka Pikir........................................................... ..................... 28

Page 10: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

BAB III GAMBARAN UMUM PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR

A. Sejarah ............................................................................................ 33

B. Letak clan Kedudukan..................................................................... 39

C. Wilayah Hukum ............ ............................................. ..................... 40

BAB IV UNSUR PENYALAHGUNAAN KEADAAN DALAM

PELAKSANAAN TAKLIK T ALAK DI PENGADILAN AGAMA

JAKARTA TIMUR

A. Unsur Penyalahgunaan Keadaan dalarn Pelaksanaan Taklik

Talak ................................................................................................. 47

B. Penerapan Asas Penyalahgunaan Keadaan Sebagai Alasan Perceraian

karena Pelanggaran Taklik Talak di Pengadilan Agama Jakarta

Timur ................................................................................................ 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 60

B. Saran ................................................................................................ 61

DAIT AR PUST AKA .................................................................... o ............................ 62

LAMPIRAN ................................................................................................................ 64

Page 11: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Frekuensi Perkara Pengadilan Agama Jakarta Timur.................. 50

Tabel 4.2 Frekuensi Putusan Hakim Pengadilan Agan1a Jakarta Timur

tentang Taklik Talak.................................................................... 51

Tabel 4. 3 Pendapat lnforman Mengenai Penyelesaian Taklik Talak

dengan Hukum perjanjian............... ............................................. 54

Tabel 4.4 Pendapat lnforman Mengenai Pemberlakuan

Hukum Perjanjian KUH Perdata Perjanjian Taklik Talak........... 55

Page 12: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

DAFTAR LAMPIRAN

1. Interviu Pejabat Pengadilan Agama Jakarta Timur

2. Hasil Interviu Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur

3. Surat Izin Penelitian ke Pengadilan Agama Jakarta Timur

4. Surat Keterangan Pene!itian Pengadilan Agama Jakarta Timur

5. Peta Wilayah Hukurn Pengadilan Agama Jakarta Timur

Page 13: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peradilan Agarna merupakan salah satu pdaksana kekuasaan

kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai

perkara tertentu. Lahimya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang

disempumakan dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan

Agarna telah membawa perubahan besar terhadap fungsi, kedudukan dan

kewenangan Peradilan Agarna di Indonesia.

Salah satu sektor yang mengalarni perubahan mendasar adalah

beralihnya fungsi dan kedudukan Jembaga Peradilan Agarna dari peradilan

semu (Quasi Rechtspraat) menjadi lembaga peradilan yang mandiri (Court of

Law) dalam tata hukum di Indonesia, sehingga mempunyai kedudukan yang

sejajar dengan lembaga peradilan lain (Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha

Negara dan Peradilan Militer)1

Lembaga Peradilan yang mandiri (Court of Law) mempunyai ciri-ciri

antara lain : I. tertibnya administrasi peradilan, baik administrasi umum

maupun administrasi teknis yustisial, 2. penerapan hukurn acara dalarn proses

berperkara dilaksanakan dengan baik dan benar, 3. putusan yang telah

dijatuhkan oleh hakim terhadap suatu perkara dapat dieksekusi oleh Jembaga

peradilan yang memutuskan perkara itu sendiri.

Page 14: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

2

Ketiga hal ini hendaknya berjalan secara simultan, seiring dan sejalan

dengan gerak lajunya proses berperkara di lembaga peradilan tersebut,

sehingga setiap putusan yang dijatuhkan mempunyai nilai keadilan,

kemanfaatan dan kepastian hukum.

Hukum Acara yang berlaku di lingkungan Peradilan Agama adalah

hukum acara perdata yang berlaku pada pengadi!an dalam lingkungan

Peradilan Umum, kecuali yang diatur secara khusus dalam undang-undang ini

(Pasal 54 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama).2

Oleh karena itu para praktisi hukum di Jingkungan Peradilan Agama harus

mencarinya dalan1 sumber hukum acara yang berlaku di lingkungan Peradilan

Umum seperti HIR (Herziene lndonesische Reg/ement), RBg

(Rechtsreglement voor de Buitengewesten), RV (Reglement op de Burger/ijke

Rechtsvordering) dan berbagai macam peraturan perunda:ng-undangan lainnya

yang berlaku di Indonesia.

Peradilan Agama masih banyak menemukan han1batan dan rintangan

dalam menerapkan hukum acara yang berlaku di lingkungan Peradilan Umum,

yaitu masih ada nilai-nilai maupun ajaran-ajaran yang terdapat dalam hukum

acara tersebut yang perlu pemahaman mendalam bagi aparat lembaga

Peradilan Agama, seperti halnya ajaran Misbruik van Omstandigheden

(Penyalahgunaan Keadaan).

Pembicaraan mengenai ajaran Misbruik van Omstandigheden dapat

dikaji secara mendalam pada pembahasan dalam persoalan perjanjian, yaitu

menyangkut penerapan Pasal 1320 dan Pasal 1321 KUH Perdata. Pasal 1320

Page 15: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

3

KUH Perdata menentukan 4 syarat untulc sahnya suatu perjanjian, yaitu: I.

harus ada kesepakatan, 2. harus ada kecakapan, 3. harus ada pokok persoalan,

4. tidak merupakan sebab yang dilarang. Dua syarat pertama dinamakan

syarat-syarat subyektif, karena mengenai subyek yang mengadakan perjanjian,

sedangkan dua syarat terakhir dinamakan syarat-syarat obyektif. Sedangkan

Pasal 1321 KUH Perdata menyangkut alasan pembatalan perjanjian berupa: I.

kesesatan (dwaling), 2. paksaan (dwang), 3 ... penipuan (bedrog). Pada

Misbruik van Omstandigheden tidaklah semata-mata berhubungan dengan isi

perjanjian, tetapi berhubungan dengan apa yang terjadi pada saat lahimya

perjanjian, yaitu penyalahgunaan keadaan yang menyebabkan pemyataan

kehendak dan dengan sendirinya persetujuan satu pihak tanpa cacat.

Lembaga Taklik Talak bila dilihat dari segi ese:nsinya adalah suatu

perjanjian yang digantungkan kepada syarat dengan tujuan utamanya

melindungi isteri dari kemudharatan karena tindakan sewenang-wenang

suami. Di samping itu lembaga Taklik talak juga sudah merupakan alasan

perceraian. Dalam praktek di Peradilan Agama, baik ia sebagai perjanjian

ataupun alasan perceraian, maka hakim hams secara tegas

mempertimbangkannya dalam putusannya, bulcan semat11 hanya esensi alasan

perceraiannya, melainkan juga esensinya sebagai suatu perjanjian, jangan

sampai mengandung unsur Misbruik van Omstandigheden. Hendaknya hakim

mempertajam upaya dalam mengkonstantir, mengkualifisir maupun

mengkonstituir perkaranya dari dua segi tersebut.

Lembaga Taklik talak di Indonesia telah 11da sejak dahulu kala.

Page 16: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

4

perkawinan di Indonesia yang dilaksanakan menurnt agama Islam selalu

diikuti pengucapan sighat taklik oleh suami. Sekalipun sifatnya sukarela,

namun mengucapkan taklik talak seolah-olah telah menjadi kewajiban yang

harus dilaksanakan oleh suami. Pokok permasalahannya terletak pada

tanggung jawab dari aparat yang diserahi tugas ters1:but yaitu Pegawai

Pencatat Nikah (PPN) yang dalam penampilannya terkadang kurang

memahami sejarah dan arti pengucapan sighat takLik, sehingga selain

dipaksakan, pembacaannya juga sambil lalu. Mereka seharusnya diingatkan

kembali akan tugasnya dalam memberi penyuluhan sebdum maupun dalam

upacara aqad nikah. Mereka seharusnya (wajib) menjelaskan tentang arti dan

kedudukan taklik talak, dasar kesukarelaan maupun k1~manfaatannya. Jika

calon suami menyetujui untuk mengucapkan sighat taklik, maka

pembacaannya harus dipandu agar tetap terasa khidmat seperti halnya aqad

nikah.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas dapatlah

dirnmuskan masalah sebagai berikut :

!. Apakah Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur dalarn memeriksa

perkara perceraian dengan alasan pelanggardII taklik talak telah

mempertimbangkan unsur perjanjian dari sighat taklik talak?

2. Apakah Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur setuju menerapkan unsur

penyalahgunaan keadaan (pasal 1320 dan 1321) dalam menyelesaikan

Page 17: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

I. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan judul tulisan: "Unsur Penya/ahgunaan

Keadaan dalam Pelaksanaan Taklik Talak (Studi di Pengadi/an Agama

Jakarta Timur)" maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana Hakim Pengadilan Agama Jakarta

Timur dalam menyelesaikan perceraian dengan alasan pelanggaran

taklik talak telah mempertimbangkan unsur perjanjian dari sighat

taklik talak.

b. Untuk mengetahui Apakah Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur

setuju menerapkan unsur penyalahgunaan keadaan (pasal 1320 dan

1321) dalam menyelesaikan perkara pelanggaran sighat taklik oleh

suam1.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini antara lain :

a. Agar dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi khazanah ilmu

pengetahuan, khususnya di bidang hukurn perjanjian, yang selama ini

hanya berlaku di lingkungan Peradilan Umum, kemudian ternyata

dapat berlaku di lingkungan Peradilan Agama.

b. · Agar dapat bermanfaat bagi para praktisi hukum, khususnya para

hakim Pengadilan Agama agar dalam meme:riksa dan mengadili

Page 18: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

6

pula mempertimbangkan dari seg1 kemungkinan adanya unsur

Penyalahgunaan Keadaan.

c. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan oleh penulis dalam

meyelesaikan skripsi ini adalah metode-metode yang berlaku dalam penulisan

karya ilmiah, yaitu:

I. Library Research (Penelitian Kepustakaan), yaitu penelitian yang

dilakukan di perpustakaan-perpustakaan, ars1p, museum, dan lain-lain3

dengan cara mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan aspek­

aspek permasalahan, mengambil data, meneliti dan mengkaji literatur dan

pendapat para ahli yang terdapat dalam buku-buku, surat kabar, majalah

dan lain-lain.

2. Field Research (Penelitian Lapangan), yaitu peneliti<m yang dilakukan di

lapangan dan diartikan sebagai lokasi di mana peristiwa-peristiwa yang

menjadi obyek penelitian berlangsung atau di mana sumber-sumber primer

dapat ditemukan4• Data lapangan penulis peroleh melalui teknik:

3 Taliziduhu Ndraha, Research, Teori Metodo/ogi Administrasi, (Jakarta PT Bina

Page 19: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

7

a. Wawancara (interview), yaitu percakapan dengm1 maksud tertentu

yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (intervieuwer)

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (intervieuwee)

yang memberikanjawaban atas pe1tanyaan itu.5

b. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada

subyek penelitian. 6 Studi dokumentasi berupa telaah buku dan telaah

terhadap dokumen-dokumen khususnya tentang be:rkas-berkas perkara,

register dan perangkat hukum yang digunakan oleh Pengadilan Agama.

c. Observasi (pengamatan), yaitu pengamatan dan pencatatan sesuatu

objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki.7 Teknik

pengumpulan data ini bertujuan untuk mendapatkan data secara

empiris. Sasaran observasi adalah putusan-putusan Pengadilan Agama

Jakarta Timur mengenai pelanggaran sighat taklik talak yang pernah

diputus di Pengadilan tersebut.

Adapun pengolahan data atau penyajiannya dengan menggunakan cara

kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan berdasarkan logika dengan

menggunakan kalimat atau kata sedangkan data kuantitatif disajikan dengan

menggunakan lambang atau angka.

Data-data yang telah terkumpul kemudian dikatc:gorikan berdasarkan

kriteria tertentu. Jika data kuantitatif, penulis sajikan dalam bentuk tabel

dengan menggunakan teknik prosentase. Rumus yang dipakai adalah:

5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandrn1g: Remaja Rosdakarya, 2004), cet. ke-18, h. 135

Page 20: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

f

p = ------------- x 100%

N

P = Prosentase

f = Frekuensi

N = Jumlah Responden

I 00% = Angka Pembulatan

8

Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada Buku Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

diterbitkan CeQDA tabun 2007 dengan menggunakan Ejaan Bahasa

Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dengan beberapa pengecualian

sebagai berikut:

l. Beberapa kata atau istilah yang masih mempergunakan Ejaan Suwandi

seperti bentuk nama seseorang atau suatu identitas tetap ditulis biasa.

2. Kutipan yang diambil dari buku-buku yang berejam1 lama diubah dan

disesuaikan dengan ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

3. Nama kitab/buku dicetak miring.

Untuk memudahkan memahami skripsi ini maka penulis merasa perlu

untuk menyertakan Definisi Operasional sebagai berikut:

I. Misbruik van Omstandigheden adalah penyalahgunaan keadaan yang

berkaitan dengan kondisi yang ada pada siiat kesepakatan terj adi.

2. Taklik Talak ialah perjanjian yang diucapkan oleh mempelai pria setelah

akad nikah berupa janji talak yang digantungkan k1:pada suatu keadaan

Page 21: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

9

3. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya, yaitu sebah-musabab, duduk perkaranya, dan

sebagainya.

4. Unsur adalah bagian dari kelompok kecil dari kelompok yang lebih besar.

5. Pelaksanaan adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan sesuatu seperti

rancangan, keputusan clan sebagainya.

6. Keadaan Darurat adalah keadaan terpaksa di mana s1~eorang tidak kuasa

menempuh pilihan sendiri atau memberi pendapat.

7. Ketergantungan adalah perihal hubungan sosial sieseorang yang yang

tergantung kepada orang lain.

8. Kurang Waras adalah keadaan seseorang yang tidak sehat rohaninya

(mental, ingatan).

9. Tidak Pengalaman adalah keadaan seseorang yang tidak pemah

mengalami, merasakan, menjalani, menanggung suatu peristiwa.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, untuk mempermudah dalam memaharni

skripsi ini, maka penulis membagi isi skripsi ini terdiri dari :

BABI Merupakan pendahuluan yang terdui dari latar belakang masalah,

pembahasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

Page 22: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

10

BAB II Merupakan tinjauan teoritis mengenai pengertian Penyalahgunaan

Keadaan, alasan hukum pembatalan perjanjian, pelaksanaan taklik

talak, kerangka Pikir.

BAB III Merupakan paparan mengenai gambaran umum Pengadilan Agama

Jakarta Timur. Gambaran umumnya mengenai sejarah, kedudukan,

letak, wilayah hukum, wewenang Pengadilan Agama Jakarta

Timur.

BAB IV Merupakan pembahasan hasil penelitian yang terdiri dari unsur

Penyalahgunaan Keadaan dalam pelaksanaan taklik talak,

penyalahgunaan keadaan dalam taklik talak dalam putusan

pengadilan Pengadilan Agama Jakarta Timur. Meliputi penerapan

asas penyalahgunaan keadaan sebagai alasan perceraian karena

pelanggaran taklik talak di Pengadilan Agama Jakarta Timur.

BAB V Merupakan tahap akhir dari penulisan skripsi yang berisi

kesimpulan-kesimpulan penelitian dari awal sampai akhir dalam

skripsi ini, juga terdiri dari saran-saran penulis tentang persoalan

yang diangkat dalam penelitian skripsi ini.

Page 23: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

A. Pengertian Penyalabgunaan Keadaan

Dalam Kitab Hukum Perdata Belanda yang baru (Nieuw

Burgerlijke Wetboek) diberikan rumusan antara lain sebagai berikut :

Misbruik van Omstandigheden yang diterjemahkan dengan istilah

penyalahgunaan keadaan, dan dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah

Undue Influence adalah di samping paksaan dan penipuan merupakan

suatu alasan untuk membatalkan suatu perbuatan hukum.

Menurut Prof. Z. Asikin Kusumah Atmadja, S.H., Ketua Muda

Mahkamah Agung RI Urusan Lingkungan Peradilan Umum Bidang

Hukum Perdata Tertulis menyatakan bahwa dalam Ilmu Hukum Moral

disebutkan bahwa penyalahgunaan keadaan atau penyalahgunaan

kesempatan (Misbruik van Omstandigheden) dapat digunakan dalam

kategori cacat dalam menentukan kehendak (wilsgebrek) atau tidak bebas

dalam menentukan kehendaknya untuk memberikan persetujuan. Hal ini

merupakan alasan untuk menyatakan batal atau membatalkan suatu

perjanjian yang tidak diatur dalam Undang-undang melainkan merupakan

suatu konstruksi yang dapat dikembangkan melalui Yurisprudensi. Sesuai

dengan hukum kebutuhan konstruksi penyalahgunaan keadaan/kesempatan

merupakan atau dianggap sebagai faktor yang membatasi atau

Page 24: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

12

mengganggu adanya kehendak yang bebas untuk menentukan persetujuan

diantara kedua belah pihak (perhatikan pasal 1320 BW ke l ).1

Penyalahgunaan keadaan terjadi apabila orang mengetahui atau

seharusnya rnengerti bahwa pihak Jain karena suatu keadaan khusus

seperti keadaan darurat, ketergantungan, tidak dapat berfikir panjang,

keadaan jiwa yang abnormal atau tidak berpengalaman tergerak untuk

melakukan suatu perbuatan hukurn, rneskipun ia tahu atau seharusnya

mengerti bahwa sebenarnya ia harus mencegahnya. 2

Sebelurn ketentuan ajaran penyalahgunaan k<eadaan dicantumkan

dalam Nieuw Burgerlijke Wetboek, cukup lama dan cukup banyak

perrnasalahan yang terkandung di dalamnya dibahas para ilrnuan,

khususnya dalam hubungannya dengan putusan perkara oleh para hakirn di

pengadilan. Dicantumkannya ketentuan penyalahgunaan keadaan kedalam

Nieuw Burgerlijke Wetboek adalah dilatarbelakangi pertirnbangan hukurn

dalam berbagai putusan hakim. Terbentuknya ajaran tentang

penyalahgunaan keadaan adalah disebabkan belurn adanya pada waktu itu

ketentuan dalam Burgerlijke Wetboek Belanda yang mengatur ha! itu.

Dalam ha! seorang hakirn menemukan adanya keadaan yang

bertentangan dengan kebiasaan, rnaka hakim dalam putusannya

mernbatalkan perjanjian itu untuk seluruhnya atau sebagian, dengan

pertirnbangan-pertirnbangan yang didasarkan pada salah satu alasan

1 Z. Asikin Kusumah Atmadja, Beberapa Yurisprudensi Perdata yang Penting serta Hubungan Ketentuan Hukum Acara, (Jakarta: Mahkamah Agung RJ, Proyek Peningkatan Tertib Hukum dan Pembinaan Hukum, 1991), h. 348.

Page 25: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

13

pembatalan perjanjian, yaitu cacat kehendak "klas.ik" seperti termuat

dalam pasal 1321 KUH Perdata berupa:

I. Kesesatan (dwaling)

2. Paksaan (dwang)

3. Penipuan (bedrog)

Salah satu yang menjadi permasalah adalah me:nyangkut penerapan

Pasal 1320 KUH Perdata tentang syarat-syarat sahnya perjanjian, apakah

tepat menggolongkan penyalahgunaan keadaan itu ke dalam sebab (causa)

yang tidak diperbolehkan. Seperti diketahui, Pasal 1320 KUH Perdata

menentukan 4 syarat untuk sahnya suatu perjanjian, yaitu :

I. Harns ada kesepakatan

2. Harns ada kecakapan

3. Harns ada pokok persoalan (ha! tertentu)

4. Tidak merupakan sebab yang dilarang

Dua syarat pertama dinamakan syarat subyektif, karena mengenai

subyek yang mengadakan perjanjian. Sedangkan dua syarat terakhir

dinamakan syarat obyektif.3

Prof. Z. Asikin Kusumah Atmadja, S.H., tidak sependapat untuk

menggolongkan penyalahgunaan keadaan/kesempalan kedalam sebab

yang tidak halal (ongeoorloofde oorzaak, pasal 1320 BW ke-4) karena

sebab yang tidak halal mempunyai ciri yang sangat berbeda karena tidak

ada kaitannya dengan kehendak yang cacat dan kalau pihak yang

bersangkutan tidak mendalilkannya sebagai alasan untuk menyatakan

Page 26: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

14

batalnya perjanjian tersebut maka hakim secara ex officio wajib

mempertimbangkannya. Sedangkan dalam hal kehendak yang cacat

(wilsgebrek) pemyataan batal atau pembatalan pe~janjian hanya akan

diperiksa oleh hakim kalau didalilkan oleh pihak yang bersangkutan.4

Begitu pula penyalahgunaan keadaan/kesempatan tidak digolongkan

dalam kategori yang dikuasai oleh ajaran itiqad baik. Karena dalam hal

itiqad baik yang dipersoalkan ialah cara untuk memperoleh hak atau

wewenang. Sedangkan dalam hal kehendak yang cacat persoalan atau

yang dipersoalkan ialah bagaimana sejarahnya sampai diperoleh

hak/wewenang tersebut. Tegasnya persoalan terletak dalam sejarah

terjadinya perolehan hak tersebut (het verleden) dan bukan seperti halnya

itiqad baik bagaimana cara pada waktu melakukan perbuatan untuk

memperoleh hak/wewenang.5

Berbeda dengan kehendak yang cacat (wilsgebrek) pemyataan

batal atau pembatalan perjanjian hanya akan diperiksa oleh hakim atau

didalilkan oleh yang bersangkutan. Menggolongkan penyalahgunaan

keadaan kedalam salah satu bentuk cacat kehendak, lebih sesuai dengan

kebutuhan konstruksi hukum dalam ha! seseorang yang dirugikan

menuntut pembatalan perjanjian.

Gugatan atas dasar penyalahgunaan keadaan terjadi dengan suatu

tujuan tertentu. Penggugat harus mendalilkan bahwa perjanjian itu

sebenamya tidak ia kehendaki atau bahwa perjanjian itu tidak ia kehendaki

dalam bentuknya yang demikian.

Page 27: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

15

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penyalahgunaan

keadaan (Misbruik van Omstandigheden) dikategorikan sebagai kehendak

yang cacat, karena lebih sesuai dengan isi dan kehendak penyalahgunaan

keadaan itu sendiri. Ia tidak berhubungan dengan syarat-syarat obyektif

perjanjian, melainkan mempengaruhi syarat-syarat subyektifuya.

B. Alasan·alasan Hukum untuk Pembatalan Perjanjian

KUH Perdata Pasal 1321 menyebutkan 3 (tiga) alasan untuk

pembatalan perjanjian, yaitu :

1. Khilafan/kesesatan (dwaling), yo pasal 1322 KUH Perdata

2. Paksaan (dwang), yo pasal 1323, 1324, 1325, 1326 dan 1327 KUH

Perdata.

3. Penipuan (bedrog), yo pasal 1328 KUH Perdata.6

Perkembangan dalam NBW dapat dilihat dengan penambahan

suatu alasan baru untuk pembatalan suatu perjanjian. Ketentuan tentang

alasan-alasan pembatalan perjanjian diatur di dalam 2 pasal pada Buku 3

dan Buku 6, yang diuraikan sebagai berikut :

I. Pasal 3:44 lid I NBW (dapat dibaca : Buku 3 pasal 44, ayat 1)

menyebutkan bahwa perbuatan hukum dapat dibatalkan, jika terjadi

adanya:

a. Ancaman (bedreiging)

b. Penipuan (bedrog)

6 Henry P. Panggabean, Penya/ahgunaan Keadaan (Misbruik Van Omstandigheden) Sebagai

Page 28: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

16

c. Penyalahgunaan Keadaan (misbruik van omstandigheden)

2. Pasal 6:228 lid I NBW (dapat dibaca : pasal 228 ayat I, Buku 6)

menyebutkan bahwa suatu perjanjian yang lahir (terjadi karena

pengaruh kesesatan (dwaling) dan apabila dia mendapat gambaran

yang sebenarnya, maka perjanjian itu dapat dibatalkan.

a. Apabila kesesatan itu disebabkan oleh penjelasan yang keliru dari

kedua belah pihak, kecuali apabila perjanjian itu dapat diterima dan

ditutup walaupun tanpa adanya penjelasan tersebut.

b. Apabila kedua partij mengetahui atau patut mengetahui adanya

kesesatan itu, seharusnya mereka berupaya mendapatkan

penjelasan terlebih dahulu.

c. Apabila kedua pihak yang menutup pe~janjian mempunyai

pandangan keliru yang menimbulkan kesesatan kecuali apabila dia

tidak perlu mengetahui tentang pandangan yang sebenarnya itu

bahwa kesesatan itu timbul dari perjanjian yang telah ditutup itu.

3. Pasal 6:228 lid 2 NBW : Pembatalan itu tidak dapat didasarkan pada

suatu kesesatan yang akan ditutup pada masa yang akan datang, atau

yang berhubungan dengan dasar dari perjanjian itu, yang mana

keadaan yang keliru itu adalah merupakan tanggungjawab dari yang

keliru.7

Dengan di tempatkan alasan-alasan pembatalan perjanjian itu pada

Buku 3 (tentang hak harta kekayaan apada iimunmya) dan pada Buku 6

(tentang bagian yang umum dari hukum perikatan) dapat diartikan bahwa

Page 29: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

17

ajaran penyalahgunaan keadaan itu akan dapat diterapkan untuk berbagai

jenis perjanjian. 8

Suatu perjanjian {perbuatan hukum) dapat dibatalkan jika terjadi

penyalahgunaan keadaan {pasal 3:44 lid 1). Nieuwenlmis mengemukakan

4 syarat-syarat adanya penyalahgunaan keadaan, sebagai berikut :

I. Keadaan-keadaan istimewa (bijzondere omstandigheden), seperti

keadaan darurat, ketergantungan, ceroboh, jiwa yang kurang waras,

dan tidak berpengalaman.

2. Suatu Hal yang Nyata (kenbaarheid) disyaratkan bahwa salah satu

pihak mengetahui semestinya mengetahui bahwa pihak lain karena

keadaan istemewa tergerak (hatinya) untuk menutup suatu perjanjian.

3. Penyalahgunaan (misbuik). Salal1 satu pihak telah melaksanakan

perjanjian itu walaupun dia mengetahui atau seharusnya mengerti

bahwa dia seharusnya tidak melakukannya.

4. Hubungan Kuasal (causaal verband) adalah p1~nting bahwa tanpa

menyalahgunaan keadaan itu maka perjanjian itu ti.dak akan ditutup.9

Van Dunne membedakan penyalahgunaan keadaan karena

keunggulan ekonomis dan keunggulan kejiwaan, de:ngan uraian sebagai

berikut:

8 Ibid. 34.

Page 30: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

18

I. Persyaratan-persyaratan untuk penyalahgunaan keunggulan ekonomis:

a. Satu pihak harus mempunyai keunggulan ekonomis terhadap yang

lain.

b. Pihak lain terpaksa mengadakan perjanjian.

2. Persyaratan untuk adanya penyalahgunaan keunggulan kejiwaan :

a. Salah satu pihak menyalahgunakan ketergantungan relatif, seperti

hubungan kepercayaan istimewa antara orang 1ua dan anak, suami

isteri, dokter pasien dan sebagainya.

b. Salah satu pihak menyalahgunakan keadaan jiwa yang istimewa

dari pihak lawan, seperti adanya gangguan jiwa, tidak

berpengalaman, gegabah, kurang pengetahuan, kondisi badan yang

tidak baik dan sebagainya.10

C. Pelaksanaan Taklik Talak

Taklik talak adalah perjanjian yang diucapkan oleh mempelai pria

setelah akad nikah yang dicantumkan dalam akta nikah berupa janji talak

yang digantungkan kepada suatu keadaan tertentu yang mungkin terjadi di

masa yang akan datang. (Pasal I huruf e Kompilasi Hukum Islam). 11

Adapun bunyi sighat taklik talak yang diatur dalam Peraturan

Menteri Agama RI. No. 2 Tahun 1990 adalah sebagllli berikut: "Sesudah

akad nikah, saya .... ......... bin............ berjanji dengan sesungguh hati,

bahwa saya akan menepati kewajiban saya sebagai seorang suami, dan

'0 Ibid 44.

Page 31: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

19

akan saya pergauli isteri saya bernama ................ binti ................... dengan

baik (mu'asyarah bi/ ma'ruj) menurut qjaran syari'at Islam. Selanjutnya

saya mengucapkan Sighat Taklik atas isteri saya sebagai berikut:

Sewaktu-waktu saya :

(1) Meninggalkan isteri saya tersebut dua tahun berturut-turut;

(2) Atau saya tidak memberi najkah wajib kepadanya tiga bu/an

lamanya;

(3) Atau saya menyakiti badanljasmani isteri saya itu;

(4) Atau saya membiarkan (tidak memperdulikan) isteri saya itu enam

bu/an lamanya;

Kemudian isteri saya tidak ridha dan mengadukan halnya kepada

Pengadilan Agama dan pengaduannya dibenarkan serta diterima oleh

Pengadi/an tersebut, dan isteri saya membayar uang sebesar Rp. 10.000

(sepuluh ribu rupiah) sebagai iwadh (pengganti) kepada saya, maka

jatuhlah talak saya satu kepadanya.

Kepada Pengadilan tersebut saya kuasakan untuk menerima uang iwadh

itu dan kemudian menyerahkan kepada Direktorat Jenderal Bimas Islam

dan Penyelenggaraan Hqji Cq. Direktorat Urusan Agama Islam untuk

keperluan ibadah sosial.

Suami

Page 32: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

20

Subtansi taklik talak menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI) dapat

dilihat dari 2 segi yakni :

I. Sebagai perjanjian perkawinan

2. Sebagai alasan perceraian.

Jika melihat dari sistematika penyusunan Kompilasi Hukum Islam

(KHI), nampaknya kompilasi ini menitikberatkan esensinya sebagai

perjanjian perkawinan. Hal ini nampak dari pemuatannya pada Pasal 45

dan46.

Pasal 45 Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa kedua

mempelai dapat mengadakan perjanjian dalam bentuk :

I. Taklik talak

2. Perjanjian Jain yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. 12

Sedangkan dalam Pasal 46 Kompilasi Hukum Islam menyatakan

bahwa:

I. Isi taklik talak tidak boleh bertentangan dengan Hukum Islam.

2. Apabila keadaan yang disyaratkan dalam taklik talak betul-betul terjadi

kemudian, tidak dengan sendirinya talak jatuh. Supaya talak sungguh­

sungguh jatuh, istri harus mengajukan persoalannya ke Pengadilan

Ag am a.

3. Perjanjian taklik talak bukan suatu perjanjian yang wajib diadakan

pada setiap perkawinan, akan tetapi taklik talak sudah diperjanjikan

tidak dapat dicabut kembali. 13

12 Ibid h. 143.

Page 33: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

21

Sangat jelas dalam Pasal 46 ayat (3) di atas bahwa pengucapan

taklik talak setelah akad nikah bukanlah suatu hal yang wajib

dilaksanakan, melainkan sifatnya sukarela. Kenyataan yang ada sampai

saat ini menunjukkan hampir di setiap perkawinan di Indonesia yang

dilaksanakan menurut agama Islam selalu diikuti pengucapan sighat taklik

talak oleh suami, seolah-olah telah menjadi kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh suami. Rumusan sighat taklik talak sudah tersedia pada

bagian belakang akta nikah untuk siap dibaca dan ditandatangani pihak

suami.

H. Zaini Ahmad Noeh, mantan Kepala Jawatlm Peradilan Agama

dan Staf Ahli Menteri Agama bidang Antar Agama, mengakui bahwa

kunci permasalahannya terletak pada tanggungjawab dari aparatur

Direktorat Jenderal Bimas Islam dan Urusan Haji, diilam hal ini para

Pegawai Pencatat Nikah (PPN) yang dalam penampilannya terkadang

kurang memahami sejarah dan arti pembacaan sighat taklik, sehingga

selain dipaksakan maka pembacaannya seperti sambil lalu. Mereka perlu

diingatkan kembali akan tugasnya dalam penyuluhlm sebelum maupun

dalam upacara akad nikah, bahwa mereka wajib meryelaskan tentang arti

dan kedudukan taklik talak,dasar kesukarelaan maupun kemanfaatarmya.

Jika disetujui, maka pembacaanya harus dipandu agar terasa khidmat

seperti akad nikah. 14

Jika suami tidak mengetahui isi maksud dari sighat taklik yang

diucapkan, maka ucapan ini harus dianggap tidak ada. Menurut fakta

Page 34: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

22

yuridis, sigaht taklik talak yang tersebut dalam surat nikah pada masa

sebelum kemerdekaan samapai tahun 1950, selalu ad.a catatan : "Untuk

mereka yang kurang faham dengan bahasa Indonesia, oleh PPN

diterangkan dalam bahasa daerah masing-masing mereka sampai faham,

dan disuruhnya mengucapkan ikrar taklik itu dalam bahasa daerah".

Sedang setelah tahun 1950 tidak ada catatan demikian. Sehingga ada

kemungkinan jika PPN tidak menerangkan dan menjelaskan isi maksud

sighat taklik talak tersebut, suami tidak dapat m1:ngetahui dan atau

memahaminya. Jika salah satu pihak tidak mengetahui isi perjanjian (taklik

talak) itu maka perjanjian dianggap tidak ada, batal demi hukum.

Sebagaimana Qa'idah Fiqhiyah menetapkan bahwa yang dianggap ada

dalam perjanjian adalah maksud pengertiannya, bukan berdasarkan ucapan

dan bentuk kata-katanya 15

Agar suatu perjanjian dapat menjadi hukum yang mengikat para

pihak yang bersangkutan, maka para pihak dalam hal ini suami-istri

tersebut harus mengetahui maksudnya. Disamping suami yang akan

mengucapkan sighat taklik tersebut harus mengetab.ui maksud ucapan

tersebut, maka istri juga harus mengetahui maksud sighat taklik yang akan

diucapkan suami tersebut, apakah ia sebagai istri mi~mang menghendaki

seperti dalam rumusan yang sudah tersedia dalam buku nikah tersebut.

Jika salah satu tidak mengetahui isi perjanjian itu dianggap tidak ada, dan

ia dapat membatalkan perjanjian itu.

Page 35: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

23

Jika suami mengucapkan sighat taklik karena dipaksa atau dalam

keadaan terpaksa maka taklik suami tidak jatuh. Karena paksaan atau

terpaksa berarti bukan kehendak bebas. Sedangkan apabila kehendak

bebas tidak ada, maka taklif (pembebanan) harus dianggap tidak ada pula.

Dan orang yang terpaksa tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas

tindakannya, karena ia hanya sebagai pelaku kemauan pemaksanya.16

Menurut Purwahid Patrik, pengertian paksaan . dalam arti luas

meliputi segala baik kata-kata maupun tindakan. Kalan orang di bawah

paksaan fisik, misalnya orang yang tangannya dipegang oleh orang yang

lebih kuat untuk menandatangani surat, disini perjanjiannya adalah batal,

karena adanya rasa takut. Ketakutan itu harus merugikan orang yang

dipaksa. Kerugian itu meliputi tidak hanya kerugian untuk hidup, tetapi

juga kesehatan, kehormatan, nama baik dan kebebasannya. 17

Sedangkan pengertian terpaksa dapat digambarkan disini bahwa

ketika suasana pelaksanaan upacara akad nikah yang begitu meriah,

khidmat dan sakral, dengan perhatian undangan tertuju pada rentetan acara

demi acara sampai saatnya suami ditanya oleh petugas, "apakah saudara

(suami) bersedia mengucapkan sighat taklik? Dalam suasana seperti yang

demikian secara psychis suami sangat tertebm jiwanya dalam

mengucapkan ha! yang sebenarnya. Apakah terasa 1etis kalau pada saat

16 Ibid. h. 87

Page 36: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

24

demikian itu mengatakan "tidak", sehingga para undlangan seakan-akan

mencemoohnya sebagai suami yang tidak bertanggungj:awab.18

Berdasarkan fakta yuridis pasal 11 (3) Permenag No. 2 talmn J 990,

untuk sahnya perjanjian taklik talak, maka suami barns menandatangani

sighat taklik yang diucapkannya sesudah akad nikah. Sifatnya kumulatif,

kedua-duanya (membaca dan menandatanganinya) harus terpenuhi.

Sedangkan menurut fakta riil banyak sekali kita jumpai suami tidak

menandatangani sighat taklik yang tertera dalam kutipan Akta Nikah,

sekalipun dalam kutipan Akta Nikah diterangkan bahwa suami

mengucapkan sighat taklik. Jika dijumpai keadaan seperti itu, bagaimana

seharusnya praktek peradilan? 19

Pada dasamya hakim harus terikat pada fakta yuridis, yakni syarat

(membaca dan menandatanginya) itu sifat kumulatif. Sehingga jika tidak

terpenuhi salah satunya, perjanjian taklik talak itu harus dianggap tidak

sah atau batal. Dilihat dari kekuatan pembuktian, jika dalam kutipan Akta

Nikah itu tertera bahwa suami mengucapkan sighat taklik, maka hakim

seharusnya terikat dengan yang tertera dalam kutipan Akta Nikah itu.

Karena pada dasamya kutipan akta nikah itu adalah akta otentik yang

sifatnya kekuatan pembuktiannya sempuma, kecuali dibuktikan

sebaliknya. Akan tetapi jika dilihat dari subtansinya, perjanjian taklik talak

pada dasamya mernpakan perjanjian suami isteri yang bersifat sukarela,

ada tidaknya ditentukan oleh para pihak suami ister:i yang bersangkutan.

Hanya dalam hal ini aturan perundangan (fakta yuridis) ikut campur

Page 37: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

25

tangan, yakni Pennenang No. 2 tahun 1990 yang mengatur tentang

memberikan keadilan bagi masing-masing pihak, baik kepentingan suami

maupun kepentingan perlindungan terhadap pihak isteri. Oleh karena itu

hakim karena jabatannya berwenang untuk menilai bahwa

penandatanganan oleh suami dalam sighat taklik talak itu tak ubahnya

sebagai penandatanganan akta dibawah tangan, yang sifatnya lebih

menunjukkan pada tindakan administratif. Jalan keluarnya, jika suami

hadir dalam persidangan maka hakim dapat menanyakan langsung kepada

suami tentang benar tidaknya ia mengucapkan sighat taklik talak serta

apakah ia mengerti isi maksudnya itu atau tidak. Jika ia mengaku maka

taklik talak itu dipandang sah sekalipun ia tidak menandatanganinya. Jika

ia menyangkal maka hakim harus memeriksa ada tidaknya perjanjian

taklik talak sesuai dengan dengan hukum acara yang berlaku. Jika suami

tidak hadir dalam persidangan, baik karena ta'azuz a.taupun ghaib, maka

pihak isteri harus dapat membuktikan bahwa benar suami telah

mengucapkan sighat taklik talak. Hakim tidak cukup memakai bukti

keterangan dalam Kutipan Akta Nikah, tetapi harus dikuatkan dengan

bukti lain, misalnya berupa keterangan dari PPN dimana pernikahan itu

dilangsungkan atau keterangan dua orang saksi. 20

Dalam praktek di Pengadilan Agama selama ini, para hakim dalam

memeriksa pe_rkara perceraian dengan alasan pelanggaran taklik talak

hanya mempertimbangkan dari segi alasan percel'l!iannya semata, yaitu

rumusan sighat taklik yang telah dibacakan suami. Ji\\a terdapat salah satu

Page 38: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

26

rumusan yang terbukti terpenuhi, maka dikabulkanlah gugatan isteri untuk

bercerai. Sedangkan dari segi perjllf\jiannya para hakim belum pernah

mempertimbangkannya, sehingga dengan demikian mereka menolak

gugatan isteri untuk bercerai.

Para hakim dalam memeriksa gugatan cerai dengan alasan

pelanggaran perjanjian/taklik talak seharusnya mempertimbangkan

terlebih dahulu apakah dalam pelaksanaanya taklik talak tersebut tidak

terdapat unsur penyalahgunaan keadaan. Jika tidak ditemukan adanya

unsur penyalahgunaan keadaan, maka pemeriksaan selanjutnya pada unsur

alasan-alasan perceraian seperti dalam rumusan sighat taklik tersebut.

Sedangkan apabila ternyata dalam pelaksanaan pembacaan taklik talak

terdapat unsur penyalahgunaan keadaan, seperti tidak mengetahui maksud

taklik talak atau mengucapkan sighat taklik dengan terpaksa, maka

seharusnya hakim menolak gugatan isteri, karena tidak memenuhi syarat

taklik atau tidak terjadi pelanggaran sighat taklik talak.

Menurut teori sistem dari Lawrence M Friedmen, bahwa ada tiga

unsur dalam suatu sistem hukum, apabila ketiga unsur tersebut telah tertata

atau bekerja dengan baik maka dapat dipastikan bahwa hukum dapat

ditegakkan dengan baik dan benar. Unsur-unsur ter:iebut adalah sebagai

berikut:

I) Struktur hukum, yaitu pola yang memperlihatkan tentang bagaimana

hukum itu dijalankan menurut ketentuan-ketenl:uan formalnya, jadi

struktur ini memperlihatkan bagaimana pengadilan, pembuatan hukum

.. . .. ~

Page 39: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

27

2) Substansi hukum, yaitu peraturan·peraturan yang dipakai oleh para

pelaku hukum pada waktu melakukan perbualian-perbuatan serta

hubungan-hubungan hukum.

3) Budaya hukum, yaitu tuntutan atau pennintaan dari yang

berkepentingan untuk menyelesaikan seluruh pennasalahan mereka

melalui institusi hukum. 21

Dengan uraian yang sedikit agak luas, Soerjono Soekanto

mengemukakan bahwa masalah pokok dari penegakan hukum sebenarnya

adalah terletak pada faktor-faktor yang mungkin mempengarui penegakan

hukum tersebut. Faktor-faktor tersebut mempunyai arti yang netral,

sehingga dampak positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor

tersebut.

I. Faktor hukumnya sendiri.

2. Faktor Penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum.

3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.

4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan di mana hulrum tersebut berlaku

atau diterapkan

5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang

dirasakan pada karsa manusia di dalam pergaulan lhidup. 22

Dari kedua teori di atas menunjukkan bahwa salah satu komponen

yang sangat berperan dalam upaya penegakkan hukum adalah hakim.

21 Satjipto Rahardjo, I/mu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991), h. 15.

Page 40: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

28

Hakim merupakan aparat penegak hukum yang selalu terkait dalam semua

proses penyelesaian perkara, bahkan hakimlah yang memberikan putusan,

yang menentukan hukumnya terhadap setiap perkara, karena itulah sering

dikatakan bahwa hakim merupakan benteng terakhir untuk menegakkan

hukum dan keadilan. 23

Penerapan ajaran tentang penyalahgunaan keadaan sebagai alasan

(baru) pembatalan peljanjian, telah cukup memadai untuk dikembangkan,

terutama dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul dari berbagai

peljanjian khusus yang tidak dapat diselesaikan dengan mengunakan asas­

asas perjanjian yang ada.

D. Kerangka Pikir

Kekuasaan kehakiman dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

dilakukan oleh empat lingkungan peradilan, termasuk Peradilan Agama.

Keempat lingkungan peradilan tersebut masing-masing : 1. Peradilan

Umum, 2. Peradilan Agama, 3. Peradilan Militer, 4. Peradilan Tata Usaha

Negara. Sedangkan Mahkarnah Agung adalah Pengadilan Negara Tinggi.

(Pasal JO ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970

Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman).

Hukum Acara yang berlaku di lingkw1gan peradilan Agama

adalah hukunl acara perdata yang berlaku pada. pengadilan dalam

lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang diatur ;;ecara khusus dalam

Undang-Undang ini. (Pasal 54 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

Page 41: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

29

Tentang Peradilan Agama). Hukum Acara yang berlaku pada lingkungan

Peradilan Umum adalah HIR (Herziene Indonesische Reglement), R. Bg

(Rechtsreglement voor deBuitengewesten), Rv (Reglement op de

Burgerlijke Rechtsvoordering) dan berbagai macam peraturan perundang­

undangan lainnya.

Walaupun Pasal 54 Undang-undang nomor 7 tahun 1989 tersebut

menyebutkan hukum acara yang berlaku pada Peradilan Agama adalah

hukum acara perdata yang berlaku pada pengadilan di lingkungan

Peradilan Umum, namun dalam lapangan hukum materiilpun banyak hal

yang mempunyai kesamaan yang berlaku antara kedua lembaga peradilan

tersebut, diantaranya adalah lapangan hukum perjanjian pada Peradilan

Umum dengan lembaga taklik talak pada Peradilan Agama.

Pasal 1321 KUH Perdata mengatur tentang alasan pembatalan

perjanjian : 1. kesesatan (dwaling), 2. paksaan (dwang), 3. penipuan

(bedrog). Sedangkan pasal 1320 KUH Perdata mengatur tentang syarat

untuk sahnya suatu perjanjian, yaitu : 1. harus ada kesepakatan, 2. harus

ada kecakapan, 3. harus ada pokok persoalan (ha/ tertentu), dan 4. tidak

merupakan sebab yang dilarang. Syarat yang terakhir inilah merupakan

Misbruik van Omstandigheden, yang dalam lapangan hukum perjanjian

dikenal dengan cacat kehendak. Unsur-unsur yang termasuk Misbruik van

Omstandigheden adalah keadaan-keadaan di mana seseorang : 1) dalam

situasi darurat, 2) ketergantungan, 3) ceroboh, 4) jiwa yang kurang waras,

5) tidak berpengalaman. Hakim dalam lingkungan P·eradilan Umum telah

Page 42: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

30

menerapkan ajaran ini sebagai acuan dalam memutus perkara dalam

lapangan hukum perjanjian.

Lembaga taklik talak diatur dalam Pasal 45 dan 46 Kompilasi

Hukum Islam (KHI). Pasal 45 Kompilasi Hulrum Islam berbunyi : "Kedua

ca/on mempelai dapat mengadakan perjanjian dalam bentuk : 1. taklik

talak, 2. perjanjian lain yang tidak bertentangan dengan hukum Islam.

Sedangkan Pasal 46 ayat (3) berbunyi : "Perjanjian taklik talak bukan

suatu perjanjian yang wajib diadakan pada setiap perkawinan, akan tetapi

sekali taklik talak sudah diperjanjikan tidak dapat dicabut kembali.

Sangat jelas dalam Pasal 46 ayat (3) tersebut bahwa pengucapan

sighat taklik talak setelah akad nikah bukanlah suatu yang wajib dilakukan

oleh suami, akan tetapi sifatnya sukarela. Oleh karena itu seharusnya

kedua calon mempelai diberi penyuluhan lebih dal1ulia agar mereka dapat

memahami makna, kedudukan dan akibat dari pembacaan sighat taklik

talak, kemudian setelah mereka mengerti barulah dirninta kesediannya

untuk membacakan sighat taklik talak. Kenyataan yang ada sampai saat ini

menunjukkan hampir disetiap perkawinan selalu diikuti pengucapan sighat

taklik talak oleh suami, seolah-olah menjadi kewajiban. Blanko sighat

taklik sudah tersedia untuk dibaca dan ditandatangani mempelai pria,

tanpa lebih dahulu diberi penyulullan tentang apa dan bagaimana taklik

talak itu sebenarnya. Sehingga dengan demikian, pelaksanaan sighat taklik

talak (perjanjian) yang diucapkan mempelai pria tersebut mengandung

unsur penyalahgunaan keadaan, yaitu antara lain : 1) tidak berpengalaman

• 1 '., • 1 - 1 ..... ,

Page 43: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

31

keadaan darurat, dimana situasi upacara sakral tersebut tidak

memungkinkan memberi kesempatan mengemukakan pilihan, melainkan

hanya menuruti perintah petugas untuk membaca sighat taklik talak.

Hakim dalam lingkungan Peradilan Agama dalam memeriksa dan

mengadili perkara perceraian dengan alasan pelanggaran taklik talak

selama ini belum pemah mempertimbangkan taklik talak itu dari segi

perjanjiannya. Padahal kemungkinan dalam pengucapan sighat taklik

talak tersebut suami dalam keadaan dipaksa, terpaksa atau tidak tahu apa

taklik talak itu, sehingga suami dapat dibebaskan dari tuduhan melanggar

taklik talak, karena dasamya adalah taklik talak (perjanjian) yang

mengandung unsur cacat kehendak.

Page 44: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

32

DIAGRAM KERANGKA PIKIR

NBW, BW, KUH. Perd. dll. Pasal 54 UU. No. 7/89

·• "

Pasal 46 (3) KHI I Hukrnn PerjaQjian

Faktor Penyebab 1. Petugas tidak memahami

sejarah dan arti Taklik talak 2. Petugas tidak memberi

penyuluhan sebelum akad nikah

d.

Penyalal1gunaan Keadaan

Pelaksanaan Taklik Talak 1. Keadrum darurat 2. Tidak pengalaman

~

I T aklik talak sah a tau tidak sah

Page 45: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

BABIIl

GAMBARAN UMUM PENGADILAN AGAMA JAKARTA TIMUR

A. Sejarah

Sejarah kelahiran Pengadilan Agarna Jakarta Timur erat berkait

mata rantainya dengan sejarah pembentukan Pengadilan Agarna pada

umumnya diseluruh kepulauan Indonesia, terutarna di wilayah Daerah

Khusus Ibukota Jakarta.

Secara khusus sejarah lahimya Pengadilan Agama Kelas IA Jakarta

Timur adalah dibidani oleh Menteri Agarna RI sebagaimana tersebut

dalarn Keputusan Menteri Agarna RI Nomor 67 Tahun 1963 jo Nomor 4

Tahun 1967. Adapun secara kronologis saat-saat lahimya Pengadilan

Agarna Jakarta Timur sebagai berikut :

1. Pada saat itu Pengadilan Agarna di tanah tumpah darah si Pitung ini

hanya memiliki satu Pengadilan Agama yaitu "'Pengadilan Agama

Istimewa Jakarta Raya" yang dibantu 2 (dua) Kantor Cabang

Pengadilan Agama Jakarta Tengah. Kemudian warga Ibukota ini kian

bertambah sehingga terbitlah Keputusan Menteri Agama Nomor 67

tahun 1963 yang berbunyi antara lain "Membubarkan Kantor-kantor

Cabang Pengadilan Agama (bentuk lama) dalam Daerah Khusus

Ibukota Jakarta Raya.

2. Pada tahun 1966 Gubemur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta

melalui keputusan beliau Nomor Ib.3/I/1/1966 tanggal 12 Agustus

Page 46: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

34

1966 membentuk Ibukota negara ini menjadi 5 (lima) wilayah dengan

sebutan Kota Administratif.

Dengan pembentukan kota Administratif terse,but, secara yuridis

formil keberadaan Pengadilan Agama Istimewa berikut 2 (dua) kantor

cabangnya dipandang sudah tidak aspiratif lagi untuk melayani

kepentingan masyarakat pencari keadilan yang berdornisili di 5 (lima)

wilayah. Secara cerdik, Kepala Inspektorat Peradilan Agama rnenyambut

baik kebijakan Gubemur dirnaksud seraya rnegajukan nota usu! kepada

Direktorat Peradilan Agama rnelalui surat beliau Nomor BIUIOO tanggal

24 Agustus 1966 tentang usu! pembentukan kantor cabang Pengadilan

Agama dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya sesuai dengan

pembagian 5 (lima) wilayah administrasi yang baru terbentuk. Dengan

memetik rekomendasi brilian tersebut, secara sigap Direktur Peradilan

Agama meneruskan nota usu! dimaksud kepada Menteri Agama RI

melalui surat beliau Nomor B/Ul 049 tanggal 19 September 1966 tentang

persetujuan atas usu! Kepala Inspektorat Pengadilan Agama. Kedua surat

pejabat teras Pengadilan Agama tersebut menjadi bahan pertimbangan

Keputusan Menteri Agarna RI Nomor 4 Tahun 1967 tentang Perubahan

Kantor-kantor Cabang Pengadilan Agama dalam Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Raya, tanggal 17 Januari 1967 yang berbunyi antara lain sebagai

berikut:

Page 47: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

35

1. Membubarkan Kantor-kantor Cabang Pengadilan Agama (bentuk lama)

dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, yaitu :

a. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara dan

b. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat

2. Membentuk Kantor-kantor Cabang Pengadilan Agama yang baru

sederajat/setara dengan Kantor Pengadilan Agama Tingkat II, yaitu:

a. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara

b. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat

c. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan

d. Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Timur

3. Pengadilan Agama Istimewa Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya

yang daerah hukumnya meliputi wilayah kekuasaan Daerah Khusus

Ibukota Jakarta Raya, adalah Kantor Induk Pengadilan Agama Jakarta

Raya, ditetapkan berkedudukan di Kota Jakarta Pusat dan secara

khusus bertugas pula sebagai Pengadilan Agama sehari-hari bagi

wilayah kekuasaan Jakarta Pusat.

Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, akhirnya melalui

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor

Ib.3/I/I/1966 tanggal 12 Agustus 1966, maka pada 1tanggal 18 Februari

1967 diresmikanlah sebutan maupun operasional Pengadilan Agama di 5

(lirna) wilayah Daerah Khusus Ibukota, terutama Pengadilan Agama

Jakarta Timur menjadi sebagai berikut :

a. Pengadilan Agama Jakarta Pusat

Page 48: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

36

c. Pengadilan Agama Jakarta Barat

d. Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan

e. Pengadilan Agama Jakarta Timur

Pengadilan Agama Jakarta Timur, dibentuk dan berdiri

berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 4 tahun 1967 tertanggal 17

Januari 1967.Pendirian Pengadilan Agama Di Wilayah Hukum Daerah

Khusus Ibukota (DKI) Jakarta.

Tonggak sejarah berdirinya PENGADILAN A GAMA JAKARTA

TIMUR mengalami beberapa pergantian pimpinan/periode :

I. Periode tahun 1962-1970, bahwa kantor tersebut menempati rumah

Bapak Ketua Pengadilan Agama yang pertama yaitu Bapak KH.M.Ali

dan dibantu oleh Panitera/Sekretaris H.M.Rosyid, dengan jumlah

pegawai 9 orang (PNS) dan ditambah tenaga honorer 5 orang yang

berkantor di alamat JI. Raya Bekasi Pulogadung, Jakarta Timur/Depan

Kantor Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur.

2. Periode tahun 1970-1980, Kantor Pengadilan Agama Jakarta Timur,

menempati di sebelah Walikota Jakarta Timur (Jatinegara) dengan

status sewa, dengan ketuanya Bpk KH.Irsyad Muin, SH dan dibantu

oleh H.M.Rosyid dan Ali Syafie sebagai Panitera/Sekretaris, dengan

dibantu 11 orang pegawai.

3. Periode tahun 1980-1983 Kantor Pengadilan Agama Jakarta Timur

terpecah menjadi 5 wilayah dan mengikuti perkcmbangan kota DK.I

menjadi 5 wilayah Jakarta, yakni Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta

Page 49: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

37

belum dibagi. Dengan ketuanya Bapak Drs. Asmui Kasim Lubis

dengan dibantu paniteranya Bapak Ali Syafie dengan periode inilah

Kantor Pengadilan Agama Jakarta Timur mula:i membangun dan

menambah sarana dan prasarana gedung dan peralatan dengan dana

DIP Depag RI.

Seperti halnya instansi-instansi lainnya, Pengadilan Agama Jakarta

Timur, mengalami beberapa kali pergantian pimpinan yaitu

No. NAMA MA.SA JABAT AN

I. KH. Moh. Ali 1962- 1967

2. KH. Muhtar 1967-1969

3. KH. Irsyad 1969-1980

4. Drs. H. Asmu'i Kasim Lubis, SH l 980 -1985

5. Drs. H. Supangat, SH 1985-1989

6. Drs. H. Muhail 1989-1992

7. Drs. H. Abdul Manan Le, SH 1992-1994

8. H. Abdullah, SH 1994-1996

9. Drs. H. Sudirman Malaya 1996-1999

10. Drs. H. Hasan Bisri, SH, M. Hum 1999- 2001

11 Drs. H. Sayed Usman, SH 2001-2004

12 H. Helmy Bakrie, SH 2004

13 Drs. H. Ruslan Harunarrasyid, SH.MH 2004-2006

Pada tanggal I Maret 2004 Kantor Lama di Jalan Raya Bekasi KM

Page 50: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

38

No. 24 Kelapa Dua Wetan Ciracas Jakarta Timur dan segala pelayanan

masyarakat dan sidang berpindah pula di kantor tersebut. pada tanggal 16

Maret 2004, bersamaan dengan itu dilantik H. Helmy Hakrie, SH sebagai

ketua yang menjabat sampai dengan tanggal 30 Nopember 2004. Dan

selanjutnya diketuai oleh Drs. H. Ruslan Harunar Rasyid, SH, MH

sampai dengan tanggal 06 juni 2006. Selanjutnya Pengadilan Agama

Jakarta Timur diketuai oleh Drs. Sarif Usman. SH sampai dengan

sekarang.

Sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat yang

dibungkus dengan konstitusi made in bangsa Indonesia sendiri, dimana

setelah 25 tahun (seperempat abad) lelap dalam mimpi indah yang

panjang, kemudian tersentak bangun sehingga terbitlah undang-undang

Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan

Kehakiman. Pada pasal 2 ayat (2) jo pasal 10 ayat (I) dari Undang-undang

yang baru disebutkan, terukir bahwa lembaga Peradilan Agama

dilegitimasi dan disejajarkan dengan badan-badan peradilan lainnya.

Untuk selanjutnya atas berkat Rahmat Allah SWT yang dicurahkan

kepada umat Islam di bumi pertiwi ini, maka terbit pula Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 1970 tersebut diatas telah diperbaiki dengan lahimya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1999 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 tahun 1970. pada pasal 11 ayat

(I) menyebutkan bahwa "Badan-badan peradilan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 10 ayat (I) secara organisasi administratif dan finansial berada

_J 01 ____ 1_ 1- _ 1 _ _ _ _ _ __ 'I. Ir_ 1.1 ____ 1_ .I. _ _ _ Tio T" _ " _1 _ _ 1 _ _ _I_ _ __ 1 1 1 .I.

Page 51: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

39

ayat (2) menyebutkan bahwa "Pengadilan organisasi, administrasi, dan

finansial bagi Peradilan Agama waktunya tidak ditentukan sebagaimana

dimaksud dalam ayat (I) paling lama lima (5) tahun s<tiak undang-undang

ini berlaku yaitu tanggal 31 Agustus 1999.

Menyikapi aspirasi tentang langkah untuk memasuki satu atap

dibawah Mahkamah Agung RI sebagaimana tercermin pada pasal 4 ayat

(1) Kepres RI tahun 2004 tersebut diatas, maka diserah terimakan.Badan

Peradilan Agama itu dari Departemen Agama RI ke Mahkamah Agung RI

pada hari Rabu, tanggal 30 Juni 2004 Auditorium Mahkamah Agung RI,

Jalan Medan Merdeka Utara NO. 9-13 Jakarta, dengan dihadiri Bapak

Ketua Mahkamah Agung RI Prof.DR.Baqir Manan, SH, Mel dan Menteri

Agama RI Prof. DR.Said Agil Al Munawar, MA

B. Letak dan Kedudukan

Pengadilan Agama Jakarta Timur berkedudU:kan di Kelapa Dua

Wetan alamat Jalan Raya PKP No. 24 Kelurahan Kelapa Dua Wetan

Kecamatan Ciracas Kotamadya Jakarta Timur telp (021) 87717549 Faks

(021) 87717548 Kode Pos 13730. Gedung Pengadllan Agama Jakarta

Timur dibangun diatas tanah negara milik Pengadilan Tinggi Agama

Jakarta dengan luas tanah 2.760 m2, luas bangunan 1400 m2 terdiri dari 3

lantai yang dibangun tahun 2003 dengan dana APBD Pemda DKl. Dengan

keadaan gedung kantor yang demikian besar dan volume pekerjaan yang

cukup padat, begitu pula dengan karyawan yang berjumlah 57 orang

Page 52: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

40

ditambah dengan pegawai honorer 10 orang, maka gedung kantor tersebut

cukup memadai.

C. Wilayah Hukum

Wilayah yurisdiksi yang dimaksud pada pembahasan ini bermuara

pada istilah kewenangan memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan

suatu perkara bagi pengadilan.

Dalam istilah "kewenangan" mengadili ini sebagaimana

bersinonim dengan kata "kekuasaan". Adapun yang dimaksud dengan

kewenangan dan kekuasaan dan atau pada HIR dikenal pula dengan istilah

kompetensi. Adapun pembahasan kompetensi ini terbagi kepada 2 (dua)

aspek yaitu :

I. Kompetensi Absolut, yaitu kewenangan atau kekuasaan untuk

memeriksa, memutus dan menyelesaikan suatu perkara bagi

Pengadilan yang menyangkut pokok perkara itu sendiri. Pada Undang­

undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama disebut pada

Bab III yang berjudul K.EKUASAAN PENGADILAN pasal 49 ayat

(I) yang berbunyi "Pengadilan Agama bertugas dan berwenang

memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan perkara-perdata ditingkat

pertama antara orang-orang yang beragama Islam dlibidang :

a. Perkawinan;

b. Kewarisan, Wasiat dan Hibah yang dilakukan berdasarkan hukum

Islam;

Page 53: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

41

2. Kompetensi Relatif, yaitu kewenangan atau kekuasaan untuk

memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan suatu perkara bagi

pengadilan yang berhubungan dengan wilayah atau domisili pihak atau

para pihak pencari keadilan. Hal demikian tersebut pada ketentuan

sebagai berikut :

a. HIR pasal 118 ayat (I s/d 4) jo pasal 142 (2) dan

b. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 pasal 66 ayat l s/d 5.

Tentang kompentensi relatif ini bagi Pengadilan Agama yang

berkedudukan di 5 (lima) wilayah Daerah Khlllsus Ibukota Jakarta

telah ditetapkan pada saat kelahirannya yaitu dalam Keputusan

Menteri Agan1a Nomor 4 Tahun 1967 yang berbunyi antara lain:

1) Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat yang daerah

huk1mmya meliputi kekuasaan Kota Jakarta Barat.

2) Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang

daerah hukunmya meliputi kekuasaan Kota Jakarta Selatan.

3) Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Timur yang

daerah hukumnya meliputi kekuasaan Ko:ta Jakarta Timur.

4) Khusus untuk Pengadilan Agama Istirnewa Jakarta Raya

ditetapkan sebagai Kantor Induk Pengadilan Agama Jakarta

Raya yang daerah hukunmya meliputi seluruh wilayah

kekuasaan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, adalah juga

sebagai Pengadilan Agama yang daerah hukunmya meliputi

wilayah kekuasaan Kota Jakarta Pusat

Page 54: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

42

Wilayah kekuasaan hukum (yuridiksi) Pengadilan Agama Jakarta

Timur adalah wilayah daerah Kotamadya Jakarta Timur yang terdiri dari

I 0 (sepuluh) kecamatan dan 65 kelurahan.

Adapun batas-batas wilayahnya adalah :

I. Sebelah utara dengan : Kodya Jakarta Utara dan Kodya Jakarta Pusat

2. Sebelah barat dengan : Kodya Jakruta Selatan

3. Sebelah selatan dengan : Kabupaten Bogor /Kodya Depok

4. Sebelah timur dengan : Kabupaten Bekasi/Kota Bekasi

Luas wilayah: 18.877.77 Ha. Jumlah penduduknya 3.050.713 jiwa

(bersumber data BAPEKO TAHUN 2003). Jumlah penduduk yang

beragama Islam 2.569.390 jiwa (bersumber data De:pag. Tahun 2003).

Kodya Jakarta Timur adalah wilayah Yuridiksi Pengadilan Agama Jakarta

Timur, adapun I 0 wilayah kecamatan tersebut adalah sebagai berikut :

I) Kecamatan Matraman, terdiri dari 6 (enam) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 153.484 jiwa:

• Kelurahan Kebon Manggis

• Kelurahan Palmeriam

• Kelurahan Pisangan Baru

• Kelurahan Kayu Manis

• Kelurahan Utan Kayu Utara

• Kelurahan Utan Kayu Selatan

2) Kecamatan Jatinegara, terdiri dari 8 (delapan) Kelurahan dengan

jumlah penduduknya sebanyak 250.186 jiwa :

Page 55: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

43

• Kelurahan Bali Mester

• Kelurahan Bidaracina

• Kelurahan Cipinang Besar Selatan

• Kelurahan Cipinang Besar Utara

• Kelurahan Cipinang Cempedak

• Kelurahan Cipinang Muara

• Kelurahan Rawa Bunga

• Kelurahan Kampung Melayu Kecil

3) Kecamatan Pasar Reho, terdiri dari 5 (lima) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 240.074 jiwa:

• Kelurahan Baru

• Kelurahan Cijantung

• Kelurahan Gedong

• Kelurahan Kalisari

• Kelurahan Pekayon

4) Kecamatan kramat jati, terdiri dari 7 (tujuh) kelurahan dengan jumlah

penduduknya sebanyak 175.883 jiwa:

• Kelurahan Balekambang

• Kelurahan Batu Ampar

• Kelurahan Cawang

• Kelurahan Cililitan

• Kelurahan Dukuh

• Kelurahan Kampung Tengah

Page 56: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

44

5) Kecamatan Pulogadung terdiri dari 7 (tujuh) kelurnhan dengan jumlah

penduduk sebanyak 250.878 jiwa :

• Kelurahan Cipinang

• Kelurahan Jati

" Kelurahan Jatinegara Kaum

• Kelurahan Kayu Putih

• Kelurahan Pisangan Timur

• Kelurahan Pulogadung

• Kelurahan Rawamangun

6) Kecamatan Cakung terdiri dari 7 (tujuh) kelurallan dengan jurnlah

penduduknya sebanyak 251.184 jiwa :

• Kelurahan Cakung Barat

• Kelurahan Cakung Timur

• Kelurahan Jatinegara

• Kelurahan Penggilingan

• Kelurahan Pulogebang

• Kelurahan Rawa Terate

• Kelurahan Ujung Menteng

7) Kecamatan Ciracas, terdiri dari 5 (lima) kelurahan dengan jurnlah

penduduknya sebanyak 160.679 jiwa:

• Kelurahan Cibubur

• Kelurahan Ciracas

• Kelurahan Kelapa Dua Wetan

Page 57: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

45

• Kelurahan Susukan

8) Kecamatan Cipayung terdiri dari 8 (delapan) kelurahan denganjumlah

penduduknya sebanyak 171.883 jiwa :

• Kelurahan Ceger

• Kelurahan Cilangkap

• Kelurahan Cipayung

• Kelurahan Lubang Buaya

• Kelurahan Munjul

• Kelurahan Pondok Rangon

• Kelurahan Setu

• Kelurahan Bambu Apus

9) Kecamatan Makasar terdiri dari 5 (lima) keluraihan dengan jumlah

penduduk sebanyak 193.085 jiwa:

• Kelurahan Cipinang Melayu

• Kelurahan Halim

• Kelurahan Kebon Pala

• Kelurahan Pinang Ranti

• Kelurahan Makasar

I 0) Kecamatan Duren Sawit terdiri dari 7 (tujuh) kelumhan dengan jurnlah

penduduknya 203.280 jiwa :

• Kelurahan Duren Sawit

• Kelurahan Malaka Jaya

• Kelurahan Pondok Kopi

Page 58: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

46

• Kelurahan Klender

• Kelurahan Malaka Sari

• Kelurahan Pondok Kelapa

Page 59: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

BAB IV

UNSUR PENYALAHGUNAAN KEADAAN

DALAM PELAKSANAAN T AKLIK TALAK DI PENGADILAN AGAMA

JAKARTA TIMUR

A. Unsur Penyalahgunaan Keadaan dalam Pelaksanaa1n Taklik Talak

Subyek hukum dalam hukum perdata adalah or.ang yang terdiri dari

manusia pribadi dan badan hukum. Di dalam kehidupan manusia seriug

diadakan perikatan antara satu orang dengan orang lain, misalnya dengan

perjanjian. Dengan adanya perjanjian ini maka para pihak yang

mengadakannya menjadi terikat untuk memenuhi apa yang

diperjanjikannya itu, karena akan muncul hak dan kewajiban.

Di dalam KUHP Perdata Pasal 1320 diatur tentang syarat-syarat

sahnya suatu perjanjian, yaitu : I. adanya kata sepakat, 2. kecakapan, 3.

suatu hal tertentu, 4. sebab yang halal. 1 Syarat pertama dan kedua

merupakan syarat subyek:tif, sedangkan syarat ketiga dan keempat

merupakan syarat obyektif. Konsekwensinya adaJah apabila syarat

subyektif tidak dipenuhi, maka menyebabkan perjimjian dapat dibatalkan.

Sedangkan apabila syarat obyek:tif yang tidak dipenuhi, maka

menyebabkan perjanjian batal demi hukum.

Keterkaitan antara hukum perjanjian dengan taklik talak dapat dilihat

dalam Kompilasi Hukum Islam (Kl-II). Pasal 45 KHI menyebutkan:

Page 60: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

48

Kedua calon mempelai dapat mengadakan perjanjian dalam bentuk : I.

taklik talak, 2. perjanjian lain yang tidak bertentangan dengan hukum

Islam.2 Dengan demikian lembaga taklik talak merupakan suatu bentuk

perjanjian yang seharusnya tunduk dengan syarat-syarat dan asas-asas

hukum perjanjian yang tertuang dalam pasal 1320 KUH Perdata, karena

ketentuan syarat-syarat dan asas-asas tersebut tidak bertentangan dengan

hukum Islam.

Seperti telah diuraikan pada bab terdahulu bahwa pengertian

penyalahgunaan keadaan (Misbruik van Omstandig Heden) dalam

lapangan hukum perjanjian dikenal dengan cacat kehendak, dimana unsur­

unsurnya yang terdapat di dalarnnya adalah keadaan-keadaan dimana

seseorang : I. dalam situasi darurat, 2. ketergantungan, 3. ceroboh, 4. jiwa

yang kurang waras, 5. tidak berpe'ngalaman.

B. Penerapan Asas Penyalahgunaan Keadaan Sebagai Alasan Perceraian

karena Pelanggaran Taklik Talak di Pengadilan Agama Jakarta

Timur

Pasal 45 Kompilasi Hukum Islam berbunyi : "Kedua ca/on

mempe/ai dapat mengadakan perjanjian dalam bentuk: 1. taklik talak, 2.

perjanjian lain yang tidak bertentangan dengan hukum Islam. Dan pasal

46 ayat (3) berbunyi : Perjanjian taklik talak bukan suatu perjanjian yang

wajib diadakan pada setiap perkawinan, akan tetapi sekali taklik talak

2 Himpunan Peraturan Perundang-undangan dalam Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta :

Page 61: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

49

sudah diperjanjikan tidak dapat dicabut kembali3. Kedua pasal tersebut

dengan jelas menyatakan bahwa taklik talak adalah suatu bentuk dari

perjanjian dan oleh karena itu seharusnyalah tunduk pada hukum

perjanjian pada umumnya selama tidak bertentangan demgan hukum Islam.

Membahas masalah putusan hakim dalam hubungannya dengan

perceraian di Peradilan Agama terdapat dua bentuk yaitu permohonan

cerai (cerai talak) dan gugatan cerai. Produk hukum dari kedua bentuk

perceraian tersebut juga berbeda. Permohonan izin ikrar talak, apabila

hakim mengabulkan maka produknya adalah menetapkan atau memberi

izin kepada suami untuk mengikrarkan talak terhadap isterinya pada hari

yang ditentukan di hadapan majlis hakim Pengadilan Agama, sehingga

putusnya ikatan perkawinan adalah pada saat sidang pengucapan ikrar

talak tersebut, dengan talak raj'i. sedangkan proses perceraian dalam

bentuk cerai gugat, maka produk hakim apabila m•mgabulkan gugatan

adalah langsung pada saat itu menyatakan putusnya. ikatan perkawinan

dengan talak bai' in sughro.

Kedua bentuk proses perceraian tersebut di atas, jika dihubungkan

dengan taklik talak, maka perceraian karena pelanggaran sighat taklik

talak termasuk dalam kategori gugat cerai. Karena pada hakikatnya

suamilah yang menjatuhkan talaknya sebagai haknya namun digantungkan

pada suatu syarat tertentu yang apabila syarat terselbut terpenuhi, maka

isteri dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Agama agar dinyatakan

syarat telah terpenuhi sebagai tanda jatuhnya talak. Apabila hakim

Page 62: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

50

mengabulkan gugatan isteri tersebut, maka hakim mentanfidzkan

(menyatakan telab terpenuhi) syarat-syarat jatunya talak.

Oleh karena perkara taklik talak termasuk kategori gugat cerai,

maka yang akan dianalisa selanjutnya adalab putusan-putusan Pengadilan

Agama Jakarta Timur dalam bentuk gugat cerai, seberapa besar

frekuensinya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabcl 1 : Frekuensi Pcrkara Pengadilan Agama Jalkarta Timur

Jen is Perl<ara PERCERAIAN

No. Tahun Juml Lain- ah Talak % Gugat %

lain %

1. 2004 437 29,77 846 29,56 39 25,16 1322

2. 2005 574 39,10 1088 38,02 67 43,23 1729

3. 2006 457 31,13 928 32,42 49 31,61 1434

Jumlab 1468 32,73 2862 63,81 155 3,46 4485

Sumber Data: Laporan Tabunan PA Jakarta Timur, April 2007.

Dalam tabel diatas menuajukkan dalam 3 (tiga) tabun terakhir

Pengadilan Agama Jakarta Timur telah menerima, memeriksa, memutus,

dan menyelesaikan sebanyak 4485 perkara. Dan yang paling besar adalah

jenis perkara perceraian, yaitu terbanyak adalab cerai gugat mencapai

2862 (63, 81%). Menyusul cerai talak mencapai jurnlab 1468 (32, 73%).

Sedangkan perkara-perkara lainnya seperti pembatalan nikab, pencegaban

nikab, izin poligami, hadlanab, harta bersama, kewarisan dan lain-lain

hanya 155 (3,46%) perkara.

Karena fokus analisa adalab cerai gugat dalam tabel tersebut di atas

Page 63: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

51

diantara 2862 perkara tersebut semuanya adalah perkara taklik talak atau

bukan. Karena dalam proses perceraian dengan cerai gugat masih ada

alasan lain yang dapat diglUlakan isteri dalam mengajukan gugatan selain

gugat taklik talak seperti alasan perselisihan pertengkaran (cekcok) yang

tidak dapat lagi dirukunkan, suami penjudi, pemadat yang tidak dapat

disembuhkan, suami dihukum penjara 5 tahlUl lebih dan sebagainya.

Tabel 2 : Frekuensi Putusan Hakim Pengadilan Agama Jakarta

Timur dalam Perkara Taklik Talak

Jen is P UTUSAN HAKIM

Per ra Juml No. Ce kc Lain- ah

Tahun Taklik % ok % lain %

1. 2004 218 28,35 276 29,65 352 30,29 846

2. 2005 315 40,96 364 39,10 409 35,20 1088

3. 2006 236 30,69 291 31,26 401 34,51 928

Jumlah 769 26,87 931 32,53 '1162 40,60 2862

Sumber Data : Laporan TahlUlan PA Jakarta Timur, April 2007.

Berdasarkan data tabel di atas, dari 2862 perkara cerai gugat

selama tiga tahlUl terakhir (2004-2006), yang seharusnya diputus dengan

alasan taklik talak temyata hanya 769 (26,87%) perkara yang diputus

dengan alasan pelanggaran taklik talak, dan lebih banyak yang diputus

dengan alasan perselisihan pertengkaran (cekcok) sebanyak 931 (32,53%)

perkara dan alasan lainnya 1162 ( 40,60%) perkara.

Menurut analisa peneliti saat survai pada daftar putusan hakim

maupun putusan perkara Pengadilan Agama Jakarta Timur menyimpulkan

bahwa hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur cendeflUlg menerapkan

-'----- ---1-·--------- ... _1_1!t_ L----- __ ..J_ -1---- H_!J __ J_ -------! _____ ! _____ JL __ _

Page 64: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

52

isteri selama 2 tahun berturut-turut tanpa seizin pihak isteri" sehingga

hakim mengabulkan gugatan isteri dalam keadaan suami tidak menghadiri

persidangan atau putusan verstek, karena temyata 769 perkara tersebut

diputuskan dengan putusan verstek. Sedangkan apabila para pihak suami

isteri hadir di persidangan maka hakim cend1~rung menerapkan

pemeriksaan kearah perselisihan pertengkaran (cekcok), walaupun alasan­

alasan sesuai faktanya adalah suami tidak memperdulikan isteri selama 3

bulan, atau suami tidak memberikan nafkah selama 6 bulan lamanya atau

suami menyakiti badan jasmani isteri, karena memang dari akibat

perlakuan suami demikian menyebabkan perselisihan pertengkaran

(cekcok) dalam rumah tangganya Dari 931 perkara tersebut diputus

dengan alasan perselisihan pertengkaran (cekcok) walau ada unsur

pelanggaran taklik talak di dalamnya.

Dari 2862 perkara gugatan cerai selama 3 tahun terakhir (2004-

2006) yang diputuskan oleh hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur

hampir semuanya mengandung unsur pelanggran sighat taklik talak, tetapi

tidak semuanya diputus dengan pelanggaran sighat taklik talak hanya 769

atau 26,87% perkara dan diputus dengan alasan cekcok 931 (32,53%)

perkara selebihnya diputus dengan alasan lainnya sekitar 1162 ( 40,60%)

perkara. Padahal kalau dicermati potensi pelanggaran sighat taklik talak

terdapat dalam perkara tersebut.

Dari 769 perkara yang diputus dengan pelanggaran sighat taklik

talak yang ada di Pengadilan Agama Jakarta Timm·, tidak ada satupun

Page 65: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

53

hakim memutuskan perkara tersebut hanya mempe1rtimbangkan sighat

taklik talak sebagai alasan perceraian, apalagi kalau melihat perkara gugat

cerai selama tiga tahun terakhir (2004-2006) yang berpotensi ada

pelanggaran sighat taklik talak hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur

sama sekali tidak mempertimbangkan unsur perjanjian dalam perkara

tersebut.

Seperti telah dikemukakan pada bab terdahulu bahwa lembaga

taklik talak dilihat dari segi esensinya mempunyai 2 (dua) unsur:

I. esensinya sebagai suatu perjanjian yang digantungkan kepada syarat

dengan tujuan utamanya melindungi isteri dari kemudharatan karena

tindakan sewenang-wenang suami, 2. esensinya sebagai suatu alasan

perceraian.

Dan oleh karena itu seharusnyalah di Pengadilan Agama Jakarta

Timur, baik ia sebagai perjanjian ataupun alasan perceraian, maka hakim

harus secara tegas mempertimbangkan dalam putusannya, bukan semata­

mata hanya esensinya sebagai alasan perceraian, tetapi juga esensinya

sebagai suatu perjanjian jangan sampai mengandung unsur penyalahgunaan

keadaan (Misbruik van Omstandig Heden ).

Menurut analisa peneliti saat wawancara dengan 7 orang aparat

Pengadilan Agama maupun saat survei register perkara tahun 2004-2006

melihat kecenderungan hakim di Pengadilan Agama Jakarta Timur hanya

mempertimbangkan taklik talak itu dari esensinya sebagai alasan perceraian

semata, sedangkan esensinya sebagai suatu perjairjian tidak pernah

Page 66: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

54

dipertimbangkan. Keadaan demikian dapat disimak dari basil wawancara

seperti dalam tabel berikut :

Tabel 3 Pendapat Informan Mengenai Penyelesaian Taklik Talak Dengan Hukum Perjanjian.

Pendapat Informan Tentang Memutus Taklik Talak

No. Dengan Hukum Perjanjian Frekuensi Persentase KUHPerdata

1. Pemah 0 0

2. TidakPemah 7 100

Jumlah 7 100

Sumber : Data Primer diolah, Juni 2007

Tabel di atas menunjukkan bahwa 7 orang aparat Pengadilan

Agama Jakarta Timur .tidak pemah memutus taklik talak dengan

mempertimbangkan unsumya selaku perjanjian. Kebanyakan alasan mereka

kenapa tidak pemah memutus atau menyelesaikan J!>erkara pelanggaran . . sighat taklik talak dengan mempertimbangkan perjanjian karena belum ada

putusan semacam yang pemah diputuskan di Pengadilan Agama. (basil

wawancara terlampir)4

Bagaimana sikap para aparat Pengadilan Agama Jakarta Timur

apakah setuju mempertimbangkan taklik talak tersebut dari segi esensinya

sebagai suatu perjanjian dan memberlakukan hukun1 perjanjian seperti

dalam KUHPerdata, dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 67: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

55

Tabel 4 : Pendapat Informan Mengenai Pemberlakuan Hukum Perjanjian KUHPerdata dalam Perjanjian Taklik Talak.

Sikap Informan Tentang

No. Berlakunya Hukum Perjanjian Frekuensi Persentase Dalam Taklik Talak

1. Setuju I 8,34

2. Tidak Setuju 6 91,66

Jumlah 7 100

Sumber : Data primer diolah, Juni 2007

Kesimpulan dari data tabel di atas bahwa mayoritas dali aparat

Pengadilan Agama Jakarta Timur tidak setuju diterapkan hukum perjanjian

KUHPerdata dalam perjanjian taklik talak ke depan, dan hanya I (satu)

orang yang menyatakan setuju. Kebanyakan alasan para hakim di

pengadilan Agama Jakarta Timur menganggap bahwa pasal 1320 dan

1321KUH Perdata itu berlaku pada perjanjian yang menggandung unsur

ekonomi seperti perjanjian utang piutang dan lain sebagainya .(hasil

wawancara terlampir).5

Sikap para informan tersebut nampaknya tidak sejalan dengan

substansi Kompilasi Hukum Islam. Karena Kompilasi Hukum Islam

menitikberatkan esensinya sebagai perjanjian, yang nampak dali

pemuatannya pada pasal 45 dan pasl 46.

Kesimpulan dari data tabel di atas bahwa mayoritas dali aparat

Pengadilan Agama Jakarta Timur tidak setuju diterapkan hukum

perjanjian KUH Perdata (pasal 1320 dan 1321 KUH Perdata) dalam

perjanjian taklik talak, hal tersebut diakui oleh Bapak Drs. H. Moh.

Ichwan Ridwan. S.H .. selaku Wakil Ketua Pengadilan Agama Jakarta

Page 68: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

56

Timur, mayoritas hakim-hakim di Pengadilan Agama Jakarta Timur tidak

sepakat memasukkan unsur penyalahgunaan keadaan yang terdapat dalam

pasal 1320 dan pasal 1321 atau mempertimbangkannya ketika memeriksa

atau memutus perkara perceraian karena adanya pelanggaran sighat taklik

talak oleh suami, alasan para hakim bersikap semacam itu karena mereka

mengganggap bahwa perjanjian yang ada dipasal 1320 dan 1321 KUH

Perdata itu berbeda dengan yang ada di. Kompilasi (pasal 45 dan 46)

Hukum Islam tentang taklik talak, selain itu alasan yang lain karena belum

adanya putusan semacam itu yang benar-benar mempertimbangkan unsur

penyalahgunaan keadaan (pasal 1320 dan 1321 KUH Perdata) yang

Berkekuatan Hukum Tetap. Sikap mereka tersebut diatas sebagai akibat

seperti dikemukakan Achmad Ali 6 para hakim di Indonesia pada asasnya

sudah terbiasa menggunakan metode berpikir deduktif yaitu berpikir

aturan umum untuk diterapkan pada kasus in-konkreto yang mereka

hadapi. Sehingga Hakim pengadilan Agama tidak ada keberanian untuk

mempertimbangkan unsur perjanjian dalam taklik talaik karena belum ada

putusan serupa sebelumnya. Seharusnya para hakim dalam rangka

peningkatan wawasan harus mempunyai keberanian menggunakan metode

berpikir induktif dalam menyelesaikan perkara. Berbeda dengan hakim­

hakim di negeri Belanda, mereka telah memperluas penerapan pasal 1320

KUH Perdata yaitu cacat kehendak telah diperluas sedemikian yang

dikenal sekarang dengan penyalahgunaan keadaan (Misbruik van

Omstanding Heden), demi untuk mengikuti perkembangan zaman.

Page 69: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

57

Hakim Pengadilan Agama juga seharunya mempunyai sikap yang

demikian, demi untuk mengikuti perkembangan berkenaan pula dengan

telah masuknya para pengacara untuk mendampingi kliennya di

Pengadilan Agama.

Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur belurn berani melakukan

ijtihad hukum dan menggunakan kebebasan dan kemerdekaan dalam

praktek upaya menemukan hukum terhadap perkara yang diajukan

kepadanya. Walaupun hakim untuk sementara ini masih menempati

predikat "konsumen". Tentu ini tidak berarti hakim-hakim tidak ada

keberanian untuk ijtihad, justru harus diyakini bahwa pada saat hakim

mengetok palu, maka putusannya itulah sebenamya yang merupakan

wujud hasil ijtihadnya, yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah

SWT.7

Hakim yang baik akan selalu menempatkan putusan hukum yang

dijatuhkannya sebagai penjaga martabat kearifannya. Putusannya itu juga

sekaligus berguna untuk menunjukkan jati diri, keberadaan dan

kemampuanya Karenanya, ia akan selalu akan menempatkan setiap

putusan hukumnya pada tempat dimana reputasiinya selaku hakim

dipertaruhkahkan. Ia tidak akan pemah dan tidak mungkin mampu untuk

bermain-main dengan putusannya sendiri.8

Dari uraian diatas penulis bisa menarik beberapa analisa yang

diantaranya :

7 Mimbar Hukum, No. 23 Tahun VJ (Jakarta : Al·Hikmah dan Ditbmdapera Islam, PT.

Page 70: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

58

Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur dalam menyelesaikan

perkara gugatan cerai karena alasan pelanggaran taklik talak belum pemah

mempertimbangkan unsur perjanjian yang ada dalam pasal 1320 dan 1321

KUHP yang salah satu isinya adanya unsur keterpaksaan atau dipaksa.

Jika suarni mengucapkan sighat taklik talak karena dipaksa atau dalarn

keadaan terpaksa maka talak suarni tidak jatuh. Karena paksaan atau

terpaksa berarti bukan kehendak bebas. Maka ketilm isteri mengajukan

gugatan cerai karena alasan pelanggaran sighat taklik talak, sedangkan

ketika suami setelah akad nikalmya membaca sighat taklik talak karena

terpaksa atau dipaksa, maka seharusnya hakim menolak gugatan isteri,

karena tidak memenuhi syarat taklik talak atau tidak terjadi pelanggaran

sighat taklik.

Dalarn menyelesaikan perkara pelanggaran sighat taklik talak

hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur hanya mempertimbangkan sighat

taklik talak sebagai esensi alasan perceraian, belum mempertimbangkan

sighat taklik talak sebagai esensi perjanjian. Dan hakim Pengadilan

Agama Jakarta Timur mayoritas tidak setuju apabila menerapkan unsur

penyalahgunaan keadaan yang ada dalam Pasal 1320 dan 1321 KUH

Perdata untuk dipertimbangkan ketika menyelesaikan pelanggaran sighat

taklik yang ditanganinya.

Dari beberapa kesimpulan dan analisa diatas, penulis bisa menarik

benang merah dari permasalahan tersebut yaitu bahwa untuk saat ini

penerapan unsur penyalahgunaan keadaan yang terdapat dalam perjanjian

Page 71: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

59

lingkup Peradilan Umum. Karena penyalahgunaan keadaan adalah

penemuan baru dalam pembatalan perjanjian. Ajaran penyalal1gunaan

keadaan sudah maksimal di negeri Belanda, ajaran tersebut terdapat dalam

Nieuw Burgerlijke Wetboek (NBW) yang terkenal dengan istilah Misbruik

van Omstandigheden. Dalam ruang lingkup Peradilau Agama peuerapan

ajaran tersebut belum pemah dipertimbangkan terutama dalam

menyelesaikan pelanggaran perjanjian yang terdapat dalam taklik talak,

hakim Peugadilan Agama belum berani mempertimbangkan perjanjian

dalam menyelesaikan pelanggaran sighat taklik talak di samping

mempertimbangkan sighat taklik talak sebagai alasan perceraian.

Page 72: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

A. Kesimpulan

BABV

PENUTUP

Berdasarkan dari hasil penelitian dan uraian di atas, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur dalam memeriksa, mengadili

dan menyelesaikan perkara perceraian dengan alasan pelanggaran sigat

taklik talak belum pernah mempertimbangkan unsur perjanjian taklik

talak. Hal demikian sebagai akibat para hakim hanya mengikuti saja

apa yang sudah berlaku selama ini dan tidak mempunyai keberanian

untuk mengembangkan yang sudah ada untuk mengikuti kebutuhan

masyarakat selaras dengan perkembangan zaman.

2. Mayoritas Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur tidak setuju

apabila menerapkan unsur penyalahgunaan keadaan (pasal 1320 dan

1321 KUH Perdata) dalam menyelesaikan gugatan perceraian karena

alasan pelanggaran sighat taklik talak, mereka menganggap bahwa

perjanjian yang ada di pasal tersebut itu berbeda dengan perjanjian

yang ada dalam dalam Kompilasi Hukum Islam paiSal 45.

Page 73: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

61

B. Saran

I. Para hakim Pengadilan Agama agar mempertimbangkan juga esensi

taklik talak dari segi perjanjiannya dalam putusan-putusannya.

2. Para hakim dituntut mempunyai keberanian untuk mengembangkan

ketentuan-ketentuan yang sudal1 ada untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat sesuai perkembangan zaman, seiring dengan banyaknya

persoalan-persoalan baru berkenaan dinamika masyarakat modern.

3. Hakim Pengadilan Agama sepantasnya mempe,rtimbangkan unsur

penyalaligunaan keadaan yang terdapat dalam pasal 1320 dan 1321

dalam menyelesaikan gugatan karena pelanggaran sighat taklik talak.

Karena penyalaligunaan keadaan adalali salali satu penemuan hukum

perjanjian yang terbaru dan sangat relevan dalam setiap bentuk

perjanjian yang ada di Indonesia.

Page 74: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar Zainal Abidin. Kumpulan Peraturan Perundang-undangan dalam Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta : Yayasan Al-Hikmah, 1993).

Ali Achmad, Menang dalam Perkara Perdata, (Ujung Pandang : PT. UMI Toha Ukhuwa Garfika, 1997)

Himpunan Peraturan Perundang-undangan dalam Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta : Direktorat Jenderal, Bimbingan, Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji Departemen Agama, 2003)

Hamzah Andi, Kamus Hukum, (Jakarta : Ghalia Indonesia).

Harahap M.Yahya, Segi-segi Hukum Peljanjian, (Bandung: Alumni, 1986).

lkatan Hakim Indonesia, Varia Peradilan, No. 14 Tahun II, (Jakarta : PT. Garuda Metropolitan Press, 1986)

lkatan Hakim Indonesia, Varia Peradilan, No. 246 Tahun XKI (Jakarta : !KAHi, 2006)

Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta : Departemen Agama RI, Derektorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji, 2004)

Kusumah Atmadja Asikin S.H., Z. Prof., Beberapa Yurisprudensi Perdata yang Penting serta Hubungan Ketentuan Hukum Acara, (Jakarta : Mahkamah Agung RI, Proyek Peningkatan Tertib Hukum dan Pembinaan Hukum, 1991)

Mimbar Hukum, No. 23 Tahun VJ (Jakarta : Al-Hikmah dan Ditbindapera Islam, PT. Intermasa 1995)

Mimbar Hukum, No. 30 Tahun VIII, (Jakarta : Al-Hikmah dan Ditbindapera Islam, PT. lntermasa 1997)

Patrike Purwahid, Dasar-dasar Hukum Perikatan, (Bandung : CV. Mandar Maju, 1994)

Page 75: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

63

Panggabean, S.H., Henry P., Penyalahgunaan Keadaan (Misbmik Van Omstandigheden) Sebagai alasan (Bani) untuk Pembatalan Perjatyian (Berbagai Perkembangan Hukum di Belanda), Yogyakarta: Liberty, 1992)

Syahrani Riduan, Rangkuman Intisari llmu Hukum, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1991)

Sabiq Sayid, Fiqih Sunnah, (Alih bahasa, Moh. Nabhan Husein), (Bandung : Al­Ma'arif, 1993)

Rahardjo Satjipto, llmu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1991)

Soekanto Soerjono, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, (Jakarta : Rajawali Press, 1982)

Subekti, S.H. R. Prof, Tjitrosudibio R., Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 1996)

Taliziduhu Ndraha, Research, Teori Metodologi Administrasi', (Jakarta : PT Bina Aksara, 1985)

Page 76: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

Jawaban : Be/um pernah. Udah saya bilang diatas bahwa perjanjian ada

di Kompi/asi Hukum Islam itu berbeda dengan dengan yang ada di Pasal

1320 dan 1321 yang Anda sebutkan tadi.

Page 77: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

Nama Infonnan

Jabatan

INTERVIU

PELAKSANAAN TAKLIK TALAK

UNTUK PENELITIAN SKRIPSI

: Drs. H. M. Noer.

: Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur

I. Pertanyaan : Perkawinan yang dilakukan menurut ajaran agama Islam

hampir seluruh pengantin pria mengucapkan sighat taklik talak setelah

akad nikahnya. Apakah perkara perceraian yang pemah ditangani semua

juga diselaisaikan dengan alasan pelanggaran taklik talak

tersebut? ............................................... .

Jawaban : Gini Mas. Emang bener hampir setiap pengantin di Indonesia

mengucapkan sighat taklik talak dalam pernikahannya, tetapi tidak semua

perkara perceraian yang diajukan di Pengadilan Agama itu dengan

alasan pelanggaran sighat taklik ta/ak. Ada beberapa alasan lainnya kok.

2. Pertanyaan : Taklik talak merupakan salah satu bentuk perjanjian (Vide

Pasal 45 Kompilasi Hukum Islam), dan oleh karena itu ketentuan hukum

perjanjian dalam KUH Perdata Indonesia (terutama pasal 1320) berlaku

pula pada pemeriksaan di Pengadilan Agama. Apakah Bapak/lbu setuju

dengan statemen tersebut? .................................................................... ..

Jawaban : lni bukan masalah setuju tidak setuju. Dalam masalah ini saya

be/um berani menjawabnya karena be/um ada putusan serupa yang sudah

berkekuatan hukum tetap

3. Pertanyaan : Dalam pemeriksaan perkara perccraian dcngan alasan

pelanggaran taklik talak selama ini, apakah Bapak/Ibu sudah pemah

menyelesaikan perkara dengan pertimbangan sesuai pasal KUH Perdata

tersebut? ............................................ .

Jawaban : Saya be/um pernah mutusin perlwra tersebut dengan

mempertimbangkan pasa/ terse but.

Page 78: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

Nama Informan

Jabatan

INTERVIU

PELAKSANAAN TAKLIK TALAK

UNTUK PENELITIAN SKRIPSI

: Drs. TB. A. Murtaqi SY, S.H.

: Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur

1. Pertanyaan : Perkawinan yang dilakukan menurut ajaran agama Islam

hampir seluruh pengantin pria mengucapkan sighat taklik talak setelah

akad nikahnya. Apakah perkara perceraian yang pernah ditangani semua

juga diselaisaikan dengan alasan pelanggaran taklik talak

tersebut? ....................... 1 •..•..•••••.

Jawaban : Pernyataan diatas ada benarnya, emang hampir semua

gugatan cerai yang di ajukan oleh isteri itu pasti ada pe/anggaran sighat

taklik ta/aknya. Tetapi banyak kok alasan lain yang bisa digunakan o/eh

isteri atau suami da/am me/akukan perceraian di Pengadilan Agama.

2. Pertanyaan : Taklik talak merupakan salah satu bentuk perjanjian (Vide

Pasal 45 Kompilasi Hukum Islam), dan oleh karena itu ketentuan hukum

perjanjian dalam KUH Perdata Indonesia (terutama pasal 1320) berlaku

pula pada pemeriksaan di Pengadilan Agama. Apakah Bapak/Ibu setuju

dengan statemen tersebut? ..................................................................... .

Page 79: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

Jawaban : Dalam masalah ini Saya tidak setuju kalau menerapkan pasal

tersebut dalam masalah pelanggaran sighat taklik ta/ak. Kan be/um ada

putusan sejenis yang pernah diputus di Pengadilan Agama. Ini bukan

masalah setuju tidak setuju.

3. Pertanyaan : Dalam pemeriksaan perkara perceraian dengan alasan

pelanggaran taklik talak selama ini, apakah .eapak/Ibu sudah pernah

menyelesaikan perkara dengan pertimbangan sesuai pasal KUH Perdata

tersebut? ............................................ .

Jawaban : Pasa/ tersebut itu hanya ber/aku di pe~;anjian umum bukan

perjanjian yang ada di Kompilasi Hukun Islam. Jacli saya be/um pernah

mempertimbangkan pasal tersebut dalam masalah pelanggaran sighat

taklik talak

Page 80: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

Nama Informan

Jabatan

INTERVIU

PELAKSANAAN TAKLIK TALAK

UNTUK PENELITIAN SKRIPSI

: Dra. Nurroh Sunnah, S.H.

: Hakim Pengadilan Agama Jakarfa Timur

I. Pertanyaan : Perkawinan yang dilakukan menurut ajaran agama Islam

hampir seluruh pengantin pria mengucapkan sigha1t taklik talak setelah

akad nikahnya. Apakah perkara perceraian yang pemah ditangani semua

juga diselaisaikan dengan alasan pelanggaran taklik talak

tersebut? ................................... .

Jawaban : Hampir semua perceraian karena gugatan cerai oleh isteri,

biasanya ada pelanggaran sighat taklik talak, Ya macam-macam

alasannya ada karena suami tidak memberikan nafaah selama tiga tahun

berturut, suami meninggalkan isteri selama 2 tahun berturut-turut. Tetapi

tidak semua gugatan cerai yang diajukan oleh suami di putus karena

pelanggaran sighat taklik talak Ada banyak alasan isteri menggugat cerai

suaminya.

2. Pertanyaan : Taklik talak merupakan salah satu be:ntuk perjanjian (Vide

Pasal 45 Kompilasi Hukum Islam), dan oleh karena itu ketentuan hukum

perjanjian dalam KUH Perdata Indonesia (terutama pasal 1320) berlaku

pula pada pemeriksaan di Pengadilan Agama. Apakah Bapak/lbu setuju

dengan statemen terse but? ..................................................................... .

Page 81: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

Jawaban : Saya setiefu mempertimbangkan pa.ml tersebut dalam

menyelesaikan pelanggaran sighat taklik talak, karena menurut saya ini

adalah terobosan terbaru bagi para hakim khususnya hakim Peradilan

Ag am a.

3. Pertanyaan : Dalam pemeriksaan perkara perce1raian dengan alasan

pelanggaran taklik talak selama ini, apakah Bapak/Ibu sudah pemah

menyelesaikan perkara dengan pertimbangan sesuai pasal KUH Perdata

tersebut? ............................................ .

Jawaban : Terus terang Mas saya be/um pernah mempertimbangkannya.

Saya berterima kasih kepada Anda telah menayakcm ha/ tersebut, jadi

saya akan mempertimbangkan pasal tersebut ka/au aeandainya saya

menyelesaikan masalah diatas.

Page 82: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

Nama Infonnan

Jabatan

INTERVIU

PELAKSANAAN TAKLIK TALAK

UNTUK PENELITIAN SKRIPSI

: Drs. Faisal Kamil, S.H., M.H.

: Hakim Pengadilan Agama Jakarta. Timur

1. Pertanyaan : Perkawinan yang dilakukan menurut ajaran agama Islam

hampir seluruh pengantin pria mengucapkan sighat taklik talak setelah

akad nikahnya. Apakah perkara perceraian yang pemah ditangani semua

juga diselaisaikan dengan alasan pelanggaran taklik talak

tersebut? ................................... .

Jawaban : Kebanyakan emang kayak gitu. Tapi ada alasan lain yang bisa

diajukan o/eh isteri ke Pengadilan seperti adanya gangguan pihak ketiga,

cacat biologis dan lain sebagainya. Banyak kok Mas. Anda juga tahukan

itu.

2. Pertanyaan : Taklik talak merupakan salah satu bentuk perjanjian (Vide

Pasal 45 Kompilasi Hukurn Islam), dan oleh karena itu ketentuan hukurn

perjanjian dalam KUH Perdata Indonesia (terutama pasal 1320) berlaku

pula pada pemeriksaan di Pengadilan Agama. Apakah Bapak/Ibu setuju

dengan statemen tersebut? ...................................................................... .

Jawaban : Saya kira Anda salah, perjanjian yang ada di KUH Perdata itu

biasanya berlaku dalam masalah ekonomi, seperti dalam masa/ah utang-

/'""'""-Y-piutang, jual beli dan lain sebagainy,b, tetapi~dq/am masalah perjanjian

Page 83: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

yang ada da/am taklik ta/ak yang di atur dalam Kompilasi Hukum Islam

itu Perjanjian yang berbeda, dia bersifat khusus.

3. Pertanyaan : Dalam pemeriksaan perkara perceraian dengan alasan

pelanggaran taklik talak selama ini, apakah Bapak/Ibu sudah pemah

menyelesaikan perkara dengan pertimbangan sesuai pasal KUH Perdata

tersebut? ............................................ .

Jawaban : Saya Be/um berani melakukannya •. masalahnya sampai

sekarang be/um ada putusan yang semacam itu yang pernah diputuskan

dalam ruang lingkup Peradilan Agama terutama dalam masalah taklik

talak

Page 84: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

Nama Informan

Jabatan

INTERVIU

PELAKSANAAN TAKLIK TALAK

UNTUK PENELITIAN SKRIPSI

: Drs. Abd. Latief, M.H.

: Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur

I. Pertanyaan : Perkawinan yang dilakukan menurut ajaran agama Islam

hampir seluruh pengantin pria mengucapkan sighat taklik talak setelah

akad nikahnya. Apakah perkara perceraian yang pemah ditangani semua

juga diselaisaikan dengan alasan pelanggaran taklik talak

tersebut? ................................... .

Jawaban : Bisa Jadi, tergantung pihak isteri mengajukan sighat taklik

talak sebagai alasan perceraian atau tidak tergantung gugatan isteri,

emang dibenarkan setiap gugatan cerai oleh isteri itu biasanya

menggandung pelanggaran sighat taklik talak

2. Pertanyaan : Taklik talak merupakan salah satu bentuk perjanjian (Vide

Pasal 45 Kompilasi Hukum Islam), dan oleh karena itu ketentuan hukum

perjanjian dalam KUH Perdata Indonesia (terutama pasal 1320) berlaku

pula pada pemeriksaan di Pengadilan Agama. Apakah Bapak/lbu setuju

dengan statemen terse but? ..................................................................... .

Jawaban : Emang benar taklik talak itu bagian dari peljanjian, kalo tidak

salah ada di pasal 45 KHI kan?Saya menganggap bahwa pasal yang Anda

sebutkan itu berlaku di Pengadilan Umum bukan Pengadilan Agama

Page 85: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

3. Pertanyaan : Dalam pemeriksaan perkara perceraian dengan alasan

pelanggaran taklik talak selama ini, apakah Bapak/Ibu sudah pemah

menyelesaikan perkara dengan pertimbangan sesuai pasal KUH Perdata

tersebut? ............................................ .

Jawaban : Saya sih be/um pernah melakukannyanya, biasanya kita

mempertimbangkan sighat taklik itu sebagai alasan perceraian, Saya sih

setuju aja tapi sampai sekarang kan be/um ada putusan yang semacam

itu.

Page 86: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

Nama Informan

Jabatan

INTERVIU

PELAKSANAAN TAKLIK TALAK

UNTUK PENELITIAN SKRIPSI

: Drs. Nasrul

: Hakim Pengadilan Agama Jakartm Timur

I. Pertanyaan : Perkawinan yang dilakukan menurut ajaran agama Islam

hampir seluruh pengantin pria mengucapkan sighat taklik talak setelah

akad nikahnya. Apakah perkara perceraian yang pemah ditangani semua

iuga diselaisaikan dengan alasan pelanggaran taklik talak

tersebut? ................................... .

Jawaban : Semua perceraian yang di ajukan oleh pihak isteri itu benar

menggandung pelanggaran sighat taklik talak, tetapi hakim juga jeli tidak

semuanya itu bisa dikabulkan kan banyak alasan yang bisa dipakai dalam

masalah ini.

2. Pcrtanyaan : Taklik talak merupakan salah satu bentuk perjanjian (Vide

Pasal 45 Kompilasi Hukum Islam), dan oleh karena itu ketentuan hukum

perjanjian dalam KUH Perdata Indonesia (terutama pasal 1320) berlaku

pula pada pemeriksaan di Pengadilan Agama. Apakah Bapak/Ibu setuju

dengan statemen tersebut? ..................................................................... .

Jawaban : Dalam masalah ini kami hanya memakai Kompilasi Hukum

Islam dalam memutus masalah tersebut, kami belum berani memakai

pasal 1320 dan 1321 KUH Perdata yang Anda sebutkan tadi, walaupun

Page 87: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

3. Pertanyaan : Dalam pemeriksaan perkara percerruan dengan alasan

pelanggaran taklik talak selama ini, apakah Bapak/Ibu sudah pemah

menyelesaikan perkara dengan pertimbangan sesuai pasal KUH Perdata

tersebut? ............................................ .

Jawaban : Saya sudah ngomong tadi walaupun Hukum Acara Peradilan

Agama membenarkan kalau seandainya hakim peradilan agama memakai

pasal tersebut, tapi saya terus terang be/um berani melakukanya, itu butuh

proses.

Page 88: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

l? E T A

w I L A y

A H

H u K u M

l? E N G A D I L

KOTA JAKARTA BARAT

A KOTA N JAKARTA SELATAH

A G A M A

J A K A R T A

T I M u R

/ l

/ Ol'AnwG \

~ "' . -~ .., j ·,.

c' i

PR INSI JAWABARAT

u

Page 89: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

PENGADILAN AGAMA JAKART.1\ TIMUR JI. Raya PKP No. 24 Kelapa Dua Wetan Ciracas Telp. 87717548

JAKARTA-13730

SURAT KEIERANGAN Nomor: PA. J/6/P/HK.06.4/6534/2007

Panitera Pengadilan Agama Jakarta Timur, dengan ini menerangkan bahwa :

Nama NIM Semester Jurusan Alam at

: Ali Rifa'i : I 03044228100 : VIII : SAS/AKI :JI. H. Juhri No. 32 RT 03/02 Meruya Selatan Kee. Kembangan Jakarta Barat

Adalah mahasiswa Fakultas Syari'ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta telah melakukan riset/penelitian dalam rangka penyelesaian tugas akhir/skripsinya tentang pelanggaran sighat taklik talak di Pengadilan Agan1a Jakarta Timur pada tanggal 4 Juni 2007 dengan judul : Unsur Misbruik va11 Omsta11dighede11 (pe11yalahgunaan keadaa11) tlalam Pelaksanaan Taklik Talak Studi di Pe11gadila11 Agama Jakarta Timur

Demikian keterangan ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Page 90: UNSUR MISBRUIK VAN OMSTANDIGHEDEN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19780...UNSURPENYALAHGUNAANKEADAANDALAM PELAKSANAAN TAKLIK TALAK (STUDI DI PENGADILAN AGAMA

DEPARTEMEN A GAMA Rll UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS SYARl'AH DAN HUKUM

'In. lr.H.Juanda No.95 Ciputat Jakarta 15412 Tclp. (62-21) 74711537 Fax. (62-21) 7491821

\Vcbsitc: www.uinjJi.t....as.,jj!. Entail: syar [email protected]

Nomor Lampiran Hal

: Ft. 43/ KM. llll. 02/30 zc,; 2UU6 Jakarla, 5 Dcsernlwr 2006

: Mohon Data /Wawancara

I<epada Yth. Ketua Pcngadilan /\gdn1.1

Jakarta 'filnur Di-

Assnlr111w 'nlnik11111 Wr. W/l. f)cngan I-Iorinat

Pi1Ttpinan FakultasSyari1.1h de:11.1 l lukun1 LJIN Sy<irif I Iidayatull'1h Jakarta mcnerangkan bahvl<.l :

NainJ

Nom<ll' l'okok ·rempat/l'anggal I .ahir Sc:n1cster Ju rusan/ Pro di 1\l.:1.1nat

: ;\Ii !\if,1'i : I tnlJ.J.J.2281 llll : [(udus, '16 Mei l<.JK.J : VII ( Tuju!t) : Si\S I i\KI : JI. J-1.Juhri l'V1eruy,1 SC'latan J(embctngan Jakarta

baral

;\dalah bendr 111t1hdsi.'->\\'cl l·.1kulL.1s S\'.1ri'.1h d.in l lukurn U!N Svzirif I-Iidoyatullah Jakartc1 yang scdong n1enyclesaikan skripsinya dengan

Topik/judul:

"An<Jlisis inengenai Unsur Pt•n.\'<1l<igunann KL'aaduan dalan1 Pelaksanaan Taklik Thalak."

Untuk 1nclL~ngkapi bahan/ d.1l.t ~1 <1ng lKTkc1il.1n dengan penulisan/ pcn1bnhasan lopik/judul di atas, din1ohon kir<H1y;.1 saud<1r<1 d!1p8l n1cn1bantu/1ncnerifna yang bersangkutan untuk n1elc1kukan observosi / wawancara.

/\tas kcsediaan bantu.111 ~audara diurt1pkan banyak terin1a ka::;ih.

l·V11ssnf r111111 'nl11ilu1111 Wr. Wb . . -~"'!J.i3:MN

/~~.-~~<s<I~ ·.1.11t~~ .. :iu Debn.llid.i\kadl'rnik

i-:r t?j ~. (~ · \~\ , ., / ~j}r-

~;,·~~ . , jar Jbrw~rif, M. i\~. "-"