UNSUR INTRINSIK

4
UNSUR INTRINSIK “TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK” 1. Tema: Novel karya Hamka yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, yang bertema tentang cinta yang sejati, tulus dan cinta yang setia antara laki-laki dan perempuan tetapi tidak dapat dipersatukan dan tak tersampaikan karena tradisi adat Minangkabau yang begitu mengikat dan terlalu mendiskriminasi adat lainnya pada saat itu. 2. Alur: Menggunakan Alur maju Karena di dalam Novel tersebut banyak mengulang kisah masa lalu dari kehidupan Zainuddin, seperti contoh dari awal cerita Novel tersebut, terdapat bagian cerita tentang perjalanan hidup ayah Zainuddin yang diceritakan oleh Mak Base. Cerita dari Muluk tentang karya Zainuddin yang terakhir kalinya sebelum dia meninggal. Selebihnya menceritakan tentang masa depan kehidupan Zainuddin dan Hayati. 3. Tokoh: Tokoh Utama: - Zainuddin - Hayati - Khadijah - Aziz Alasanya karena di dalam cerita mereka sering terlibat dalam dialog langsung maupun tidak langsung. Konflik dalam cerita juga diakibatkan oleh tokoh tersebut. Tokoh Pendukung: - Mak Base (Orang Tua Angkat Zainuddin) 1

description

aaaa

Transcript of UNSUR INTRINSIK

Page 1: UNSUR INTRINSIK

UNSUR INTRINSIK“TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK”

1. Tema:          Novel karya Hamka yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, yang bertema tentang cinta yang sejati, tulus dan cinta yang setia antara laki-laki dan perempuan tetapi tidak dapat dipersatukan dan tak tersampaikan karena tradisi adat Minangkabau yang begitu mengikat dan terlalu mendiskriminasi adat lainnya pada saat itu.

2. Alur:            Menggunakan Alur maju Karena di dalam Novel tersebut banyak mengulang kisah masa lalu dari kehidupan Zainuddin, seperti contoh dari awal cerita Novel tersebut, terdapat bagian cerita tentang perjalanan hidup ayah Zainuddin yang diceritakan oleh Mak Base. Cerita dari Muluk tentang karya Zainuddin yang terakhir kalinya sebelum dia meninggal. Selebihnya menceritakan tentang masa depan kehidupan Zainuddin dan Hayati.

3. Tokoh:

Tokoh Utama:

-         Zainuddin

-          Hayati

-          Khadijah

-          Aziz Alasanya karena di dalam cerita mereka sering terlibat dalam dialog langsung maupun tidak langsung. Konflik dalam cerita juga diakibatkan oleh tokoh tersebut.

Tokoh Pendukung:

-          Mak Base (Orang Tua Angkat Zainuddin)

-          Muluk  (Sahabat Zainddin)

-          Daeng Masiga 

-          Mak Tengah Limah (Mamak dari Hayati)

Alasannya karena mereka sebagai tokoh pendukung dari tokoh utama mereka juga melakukan dialog dengan tokoh utama pada novel tersebut. Tokoh Pendukung juga menjadi tokoh dalam adanya konflik dalam novel tersebut.

1

Page 2: UNSUR INTRINSIK

4. Penokohan:

-          Zainuddin (Tokoh Protagonis)Seorang pemuda yang baik hati, alim, sederhana, memiliki ambisi dan cita-cita yang tinggi, pemuda yang setia, sering putus asa, hidupnya penuh kesengsaraan oleh cinta, tetapi memiliki percaya diri yang tinggi, mudah rapuh, orang yang keras kepala.Bukti: “Zainuddin seorang yang terdidik lemah lembut, didikan ahli seni, ahli sya’ir, yang lebih suka mengalah untuk kepentingan orang lain”. (1986 : 27)

-          Hayati  (Tokoh Protagonis)Perempuan yang baik, lembut, ramah dan penurut adat. Perempuan yang pendiam, sederhana, dan memiliki kesetiaan. Perempuan yang menghormati ninik mamaknya, penyayang, memiliki belas kasihan, orang yang tulus, sabar dan terkesan mudah dipengaruhi.

-          Aziz (Tokoh Antagonis)Seorang laki-laki yang pemboros, suka berfoya-foya, tidak setia, tidak memiliki tujuan hidup, orang kaya dan berpendidikan, orang yang tidak beriman, tidak bertanggung jawab dan dalam hidup hanya bersenang-senang senang menganiaya istrinya dan putus asa.Bukti: “…..ketika akan meninggalakan rumah itu masih sempat juga Aziz menikamkan kata-kata yang tajam ke sudut hati Hayati…..sial”. (181:1986)

-          KhadijahPerempuan yang berpendidikan, berwatak keras, senang mempengaruhi orang lain, orang kaya, penyayang teman, merupakan orang kota, memiliki keinginan yang kuat.

5. Sudut Pandang

            Penulis dalam meceritakan Novel tersebut menggunakan sudut pandang orang ke tiga.Bukti dengan menggunakan “dia” dan menggambakan tokoh Zainuddin dan hayati secara jelas melalui deskripsi dan cerita yang menyampaikan melalui pengamatan dari pembaca. Terlihat dialog-dilaog yang menceritakan tentang karakter dari para tokoh.

6. Latar/ Setting

Latar tempat:

-      Mengkasar (tempat Zainuddin dilahirkan)-      Dusun Batipuh (tempat Hayati tinggal dan bertemu dengan Zainuddin pertama kali)-        Padang Panjang (Tempat Zainuddin pindah dari Batipuh untuk mendalami ilmu, tempat

Khadijah tinggal, tempat adanya pacuan kuda dan Pasar Malam)-        Jakarta/ Batavia (Tempat Zainuddin dan temannya Muluk pertama kali pindah ke Jawa)-        Surabaya (Tempat Zainuddin tinggal dan menjadi penulis, tempat pindahan kerja Aziz

dan Hayati)-       Lamongan (di rumah sakit, tempat terakhir kalinya Zainuddin dan Hayati berdialog

sebelum meninggal)

2

Page 3: UNSUR INTRINSIK

Latar Waktu:

-          Siang-          Malang

Penggambaran Waktu tidak begitu tergambar jelas dalam cerita hanya mengalir siang dan malam.

Latar Suasana:

-      Mengharukan (saat Hayati menerima cinta Zainuddin ketika Zainuddin menyatakan lewat surat dan bertemeu di bentang sawah milik Datuk)

-       Menyedihkan (ketika Zainuddin hiup dengan sengsara, permintaan Zainuddin di tolak oleh keluarga Hayati, ketika Hayati meninggal)

7. Gaya Bahasa

            Gaya bahasa dalam novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck menggunkan bahasa melayu kental di padukan bahasa Minangkabau. Sering pula menggunakan bahasa pengandaian.

8. Amanat

-          Tersirat

“Demikian penghabisan kehidupan orang besar itu. Seorang di antara Pembina yang menegakkan batu pertama dari kemuliaan bangsanya; yang hidup didesak dan dilamun oleh cinta. Dan sampai matipun dalam penuh cinta. Tetapi sungguhpun dia meninggal namun riwayat tanah air tidaklah akan dapat melupakan namanya dan tidaklah akan sanggup menghilangkan jasanya. Karena demikian nasib tiap-tiap orang yang bercita-cita tinggi kesenangannya buat orang lain. Buat dirinya sendiri tidak”

-          Tersurat

1.      Jika cinta itu tulus dari hati yang sebenarnya, maka cinta itu tidak perlu memaksanakan untuk dimiliki.

2.      Walaupun cinta tak tersampaikan, kita harus tetap menjaga cinta itu dengan baik.3.      Dalam hidup kita tidak boleh mudah putus asa dan harus selalu memiliki tujuan hidup.4.      Ikutilah kata hati dan juga dengan pemikiran jika ingin bertindak.5.      Cinta tak sampai seharusnya bukan akhir dari segalanya.6.      Cinta dapat membuat orang yang merasakan cinta itu melakukan segalanya untuk

orang yang dicintai.7.      Cinta sejati dan tulus tak lekang oleh waktu.8.      Sejahat-jahat orang yang mencintai kita, sadarlah bahwa ia tidak pernah membenci

kita.Hidup merupakan pilihan yang harus kita pilih sendiri tujuan hidup kita

3