Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9....

49
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) OLEH IBU BALITA DI DESA KEUDE LINTEUNG KECAMATAN SEUNAGAN TIMUR KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI OLEH : ROSA HERDIKASARI 08C10104156 PROGRAM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2013

Transcript of Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9....

Page 1: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANPEMANFAATAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS)OLEH IBU BALITA DI DESA KEUDE LINTEUNG

KECAMATAN SEUNAGAN TIMURKABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH :

ROSA HERDIKASARI08C10104156

PROGRAM ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH

2013

Page 2: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANPEMANFAATAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS)OLEH IBU BALITA DI DESA KEUDE LINTEUNG

KECAMATAN SEUNAGAN TIMURKABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH:

ROSA HERDIKASARI

NIM: 08C10104156

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SarjanaKesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Teuku Umar

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH – ACEH BARAT

2013

Page 3: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan balita di usia 5 tahun sangat berpengaruh

pada kelangsungan hidup dan masa depannya. Oleh karena itu diperlukan

pemenuhan gizi dan kesehatannya. Anak usia ini sangat bersemangat belajar hal-hal

yang baru, mereka juga mudah sekali untuk mengingat sesuatu. Maka dari itu

dibutuhkan asupan nutrisi yang menunjang. Jika asupan gizinya kurang maka akan

mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya seperti anemia,

kwashiorkor, infeksi. Maka dari itu upaya untuk memberikan hasil yang optimal

untuk pertumbuhan serta perkembangan balita, diperlukan dukungan dari orang-

orang disekitarnya terutama keluarga. Target MDGs tahun 2015 Indonesia berupaya

keras menurunkan prevalensi gizi kurang dari 18,4% pada tahun 2007 menjadi

setinggi-tingginya 15% tahun 2015 (Pelita, 2010).

Di Indonesia alat yang digunakan untuk memantau tumbuh kembang balita

adalah Kartu Menuju Sehat (KMS). Melalui KMS dilakukan pemantauan

pertumbuhan balita dengan cara menuliskan umur dan berat badan balita berupa

titik-titik yang mengikuti garis kurva pertumbuhan. Garis kurva pertumbuhan

pada KMS mempunyai fungsi sebagai monitoring pertumbuhan dan

perkembangan balita yang harus dicapai oleh grafik berat badan sesuai standar

kelompok balita sehat. Salah satu faktor penyebab pertumbuhan dan

perkembangan balita adalah status gizi balita. Dengan pemberian asupan gizi

seperti makanan, vitamin, buah-buahan, sayuran, dll secara teratur dalam proses

pertumbuhannya maka akan terbentuklah manusia yang sehat, baik sehat fisik dan

Page 4: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

2

sehat psikis. Asupan juga berpengaruh dengan cara berfikir, pertumbuhan badan,

dan lain-lain. Petumbuhan dan perkembangan balita juga dipengaruhi oleh faktor

genetik dan faktor lingkungan Intervensi kesehatan dan gizi harus diberikan

secara optimal pada masa pertumbuhan dan perkembangan balita untuk menjamin

kelangsungan hidup dan tumbuh kembang balita (Rahayu, 2007).

KMS merupakan alat bantu ibu atau orang tua dan petugas kesehatan yang

harus dimiliki oleh setiap balita dan selalu dibawa pada kegiatan Posyandu dalam

pemantauan tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita dengan membaca

garis pertumbuhan berat badan balita dari bulan ke bulan berikutnya.

Pemerintah Indonesia telah banyak mengeluarkan biaya untuk percetakkan

dan promosi KMS, namun hasil yang didapat masih belum optimal, terbukti dari

masih banyaknya kasus balita Bawah Garis Merah (BGM) dan gizi buruk

diberbagai wilayah Indonesia, selain itu selama ini KMS belum dimanfaatkan

secara optimal sebagai alat penyuluhan gizi bagi ibu dan anak balita (Rahayu, 2007).

Masalah kesehatan dan pertumbuhan anak merupakan masalah penting

terutama di daerah pedesaan karena masih belum berkembangnya taraf kehidupan

ekonomi, sosial budaya, tingkat pendidikan dan pelayanan kesehatan termasuk

keadaan pangan dan gizi masyarakat serta perilaku yang masih kurang. Status gizi

kurang dan buruk pada anak-anak akan menyebabkan angka kematian yang tinggi

pada bayi, anak balita, pertumbuhan berat badan terlambat, gangguan mental dan

kecerdasan serta timbulnya penyakit tertentu. Melalui Posyandu masyarakat dapat

memperoleh pelayanan bagi bayi dan anak balita meliputi penimbangan,

penyuluhan gizi, pemberian makanan tambahan, penyuluhan dan imunisasi yang

Page 5: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

3

semua hasil pelayanan tersebut dicatat di Kartu Menuju Sehat (KMS) sehingga ibu

dapat selalu memonitor pertumbuhan dan kesehatan anaknya. Dengan pengetahuan

yang dimiliki ibu akan mendapatkan informasi tentang tumbuh kembang anak serta

dapat mengambil tindakan apabila di dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) diketahui

bahwa berat badan menurun atau garis berat badan berada di garis kuning atau merah

(Sundari, 2009).

Pemantauan tumbuh kembang anak perlu dilakukan secara rutin antara lain

dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS), dengan kartu ini setiap ada

penyimpangan tumbuh kembang anak dapat diketahui sedini mungkin. Pemanfaatan

KMS sebagai alat untuk memantau kesehatan dan gizi balita akan diperoleh manfaat

yang besar apabila dilakukan pada semua balita yang ada pada suatu daerah, namun

untuk dapat melaksanakan hal ini bukanlah merupakan suatu yang mudah karena

banyak faktor yang mempengaruhi pemanfaatan KMS balita itu sendiri

(Soetjiningsih, 2003).

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 Persentase kepemilikan KMS anak

balita di Indonesia adalah 30,5% yang dapat menunjukkan, 24,1% disimpan di

tempat lain, 26,9% yang KMSnya sudah hilang dan yang tidak pernah memiliki

KMS yaitu sebayak 18,5% (Riskesdas, 2010).

Di Provinsi Aceh jumlah ibu yang memiliki KMS dan dapat menunjukkan

sebanyak 24,1%, yang memiliki KMS namun disimpan ditempat lain 28,9%, yang

memiliki KMS namun sudah hilang 21,7%, sedangkan yang tidak pernah memiliki

sama sekali sebanyak 25,8%. Frekuensi penimbangan dalam 6 bulan terakhir

dikelompokkan menjadi tidak pernah, 1-3 kali, dan 4-6 kali. Secara

Page 6: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

4

umum sebesar 17,0% balita di Provinsi Aceh tidak pernah di timbang dan yang rutin

menimbang balitanya 47,3%. (Riskesdas, 2010).

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Nagan Raya bulan Januari-

November tahun 2012, jumlah balita yang memiliki KMS pada umur 2-5 tahun yaitu

sebanyak 5893 balita yang terdiri dari 2961 laki-laki dan 2932 perempuan (Dinkes

Nagan Raya, 2012). Jumlah balita di Desa Keude Linteng yang memiliki KMS

balita adalah sebanyak 41 orang yaitu 22 laki-laki dan 19 yang berjenis kelamin

perempuan (Laporan Puskesmas Uteun Pulo, 2012).

Berdasarkan pengamatan awal dan hasil wawancara dengan bidan desa

Keude Linteung, masih banyak ibu-ibu di desa Keude Linteung yang belum

memanfaatkan KMS balita baik dalam pemantauan pertumbuhan maupun kesehatan

balita. Dari 41 balita yang memiliki KMS, hanya 10 ibu balita yang memanfaatkan

KMS (24,4%).Umumnya ibu-ibu di desa tersebut hanya membawa KMS setiap bulan

ke posyandu untuk dicatat hasilnya saja oleh petugas kesehatan dan kemudian di

simpan dan tidak dimanfaatkan hasil yang tercatat di KMS tersebut. Hal ini juga

berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ibu balita tentang manfaat dan pentingnya

KMS balita serta kurangnya partisipasi suami ataupun kurangnya dukungan keluarga

dalam memanfaatkan atau menanyakan dan melihat hasil pertimbangan balita

melalui KMS. Dari data tersebut menunjukkan masih rendahnya pemanfaatan KMS

oleh ibu balita di desa Keudelinteung.

1.2.Rumusan Masalah

Menunjukkan bahwa masih rendahnya pemanfaatan KMS oleh ibu balita di

desa Keudelinteung. Dari 41 ibu balita yang memiliki KMS yaitusebayak 31

Page 7: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

5

ibu balita (75,6%) yang tidak memanfaatkan KMS, Maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalahbagaimana faktor-faktor yang berhubungan

dengan rendahnya pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita di desa

Keude Linteung Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya tahun 2013.

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahuifaktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Kartu

Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita di desa Keude Linteung Kecamatan Seunagan

Timur Kabupaten Nagan Raya tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemanfaatan KMS balita

di Desa Keude LinteungKecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya

Tahun 2013

2. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu dengan pemanfaatan KMS balita di Desa

Keude Linteung Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya Tahun

2013

3. Untuk mengetahui hubungan peran petugas kesehatan dengan pemanfaatan KMS

balita di Desa Keude Linteung Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan

Raya Tahun 2013

4. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan KMS

balita di Desa Keude Linteung Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan

Raya Tahun 2013

Page 8: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

6

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1.4.1.1 Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan bahan perbandingan bacaan

bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat yang berminat melanjutkan

objek penelitian ini.

1.4.1.2 Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, khususnya bagi penulis untuk

mengembangkan diri dalam disiplin ilmu kesehatan masyarakat terutama

yang terkait dengan pemanfaatan KMS.

1.4.2 Manfaat Praktis

Bagi masyarakat Desa Keude Linteung sebagai bahan masukan dalam

meningkatkan pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) terutama bagi kalangan ibu-

ibu yang mempunyai anak balita serta meningkatkan kesadaran dalam mengetahui

dan mengaplikasikan pesan yang terkandung dalam KMS yang berhubungan dengan

status gizi balita.

Page 9: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kartu Menuju Sehat (KMS)

Kartu Menuju Sehat untuk balita (KMS-Balita) adalah alat yang sederhana

dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau pertumbuhan dan kesehatan anak

balita. Oleh karena itu KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus

selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan,

termasuk bidan dan dokter. KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan,

perkembangan anak, imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A,

kondisi kesehatan anak, pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI,

pemberian makanan anak dan rujukan ke Puskesmas/RS.KMS balita juga berisi

pesan-pesan penyuluhan kesehatan dan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan

anaknya (www.slideshare.net, 2012).

Menurut Permenkes (2010), Kartu Menuju Sehat (KMS) bagi balita

merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks

antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis

kelamin.Dengan KMS gangguan pertumbuhan dapat diketahui lebih dini, sehingga

dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum

masalahnya lebih berat (Permenkes, 2010).

KMS adalah kartu yang memantau pertumbuhan serta beberapa informasi

lain mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak, yang dicatat setiap bulan dari

sejak lahir sampai berusia 5 tahun. KMS juga bisa di artikan sebagai “Raport”

kesehatan gizi (www.slideshare.net, 2012).

Page 10: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

8

2.2. Manfaat Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita:

1. Pertumbuhan mudah diamati

2. Dapat menciptakan kebutuhan akan rasa ingin tahu terhadap pertumbuhan

anak

3. Meningkatkan lingkungan yang layak untuk pertumbuhan anak

4. Melukiskan setiap kejadian yang kurang menguntungkan anak, misalnya

infeksi, musim, ibu meninggal dan lain-lain

5. Menemukan seawal mungkin gejala-gejala gangguan pertumbuhan anak

6. Merupakan sarana untuk memberikan penyuluhan kepada ibu mengenai

gizi; makanan bayi dan anak, tumbuh kembang anak, kesehatan anak, dan

pencegahan difisiensi vitamin A, dehidrasi, diare, sanitasi pesonal dan

lingkungan dan lain-lain (Suryana, 1996).

Menurut Depkes (2000) dalam Referensi kesehatan (2008) manfaat KMS

adalah sebagai berikut :

1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita

secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan

imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi

kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping Air

susuibu ASI.

2. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak

3. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk

menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

Page 11: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

9

Manfaat / fungsi KMS (Kartu Menuju Sehat) Menurut Nursalam (2005)yaitu

sebagai berikut:

1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita

secara lengkap, meliputi: pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan

imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vit A, ASI eksklusif,

dan makanan pendamping Air Susu Ibu (ASI)

2. Sebagai media penyuluhan bagi orang tua mengenai kesehatan balita

3. Sebagai sarana pemantauan yang dapat digunakan oleh petugas untuk

menentukan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi terbaik bagi balita

4. Sebagai kartu analisis tumbuh kembang

2.2.1. Pemantauan Pertumbuhan Anak

Program gizi, khususnya UPGK (Upaya Perbaikan Gizi Keluarga) telah

meluas keberbagai pendesaan di Indonesia, dalam program ini telah dikembangkan

program penimbangan berat badan anak blita. Dan penggunaan Kartu Menuju Sehat

(KMS) untuk memantau keadaan kesehatan dan gizi melalui petumbuhan atas dasar

kenaikan berat badan.

KMS adalah alat untuk mencatat dan mengamati perkembangan kesehatan

anak yang mudah dilakukan oleh para ibu. Dengan membaca garis pertumbuhan

berat badan anak dari bulan ke bulan pada KMS, maka seorang ibu dapat menilai

dan berbuat sesuatu untuk berusaha memperbaiki dan meningkatakan perkembangan

kesehatan anaknya.

Dalam program gizi terdapat slogan yaitu “ anak sehat bertambah umur

bertambah berat” ibu-ibu diharapkan selalu memantau pertumbuhan anaknya oleh

karena itu, semua yang berhubungan dengan kesehatan anak dari sejak lahir

Page 12: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

10

sampai berusia 5 tahun perlu dicatat dalam KMS. Selain itu KMS berisi pesan-pesan

penyuluhan tentang penganggulangan diare, makanan anak, pemberian kapsul

vitamin A dan imunisasi. Semua ibu perlu memiliki KMS anaknya dan selalu

membawa KMS tersebut dalam kegiatan gizi di posyandu (Suryanah, 1996).

2.2.2. Pemberian Vitamin A

Peningkatan gizi balita bertujuan untuk mengurangi malnutrisi dan difisiensi

vitamin A. Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak atau minyak yang

mempunyai beberapa fungsi dalam tubuh manusia, karena vitamin A merupakan

komponen dari retina (selaput jala) maka fungsinya adalah untuk penglihatan,

pertumbuhan dan perkembangan, diferensiasi sel (proses pematangan suatu sel

menjadi sel yang spesifik dan fungsional), kekebalan. Sumber vitamin A dapat

berasal dari bahan pangan hewani seperti hati, kuning telur, susu dan mentega.

Karoten dapat ditemui pada bahan pangan nabati seperti sayuran berwarna hijau,

buah berwarna kuning, misalnya pepaya, tomat, labu, ubi jalar kuning, nanas, dan

mangga (Endang, 2007)

Kebutuhan vitamin A anak balita adalah 500 – 600 µg RE/ hari.

Sumber makanan : hati, minyak ikan, susu, produk lemak susu, ikan air tawar,

kuning telur, mentega, sayur dan buah berwarna hijau, kuning dan

merah(Arwin,2007). Vitamin A memegang peranan penting untuk pemeliharaan sel

kornea dan epitel dari penglihatan, metabolisme umum dan proses reproduksi,

membantu melindungi tubuh terhadap kanker.Untuk kesehatan jaringan tubuh,

vitamin A mempercepat proses penyembuhan luka. Dalam kegiatan pertumbuhan

dan perkembangan jaringan epitelial, vitamin A mempertahankan kesehatan dan

Page 13: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

11

struktur kulit, rambut dan gigi. Beberapa penyakit kulit seperti jerawat dan psoriasis

adalah sebagai akibat kekurangan vitamin A.

Penyakit akibat kekurangan Vitamin A yaitu sebagai berikut:

1. Hemeralopia yang timbul karena menurunnya kemampuan sel basilus

pada waktu senja

2. Bintik bitot (kerusakan pada retina)

3. Seroftalmia (kornea mata mengering karena terganggunya kelenjar air

mata)

4. Keratomalasi (kornea mata rusak sama sekali karena berkurangnya

produksi minyak meibom)

5. Frinoderma (kulit kaki dan tangan bersisik karena pembentukan epitel

kulit terganggu)

6. Pendarahan pada selaput usus, ginjal, dan paru-paru karena rusaknya

epitel organ

7. Proses pertumbuhan terhenti

2.2.3. Imunisasi

Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Imunisasi juga merupakan

suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang

antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Program

imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mecegah

penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering

berjangkit. Manfaat imunisasi untuk anak yaitu mencegah

Page 14: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

12

penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian

(Properawati, 2010).

Jenis vaksin lima imunisasi lengkap menurut Alimul (2009) dalam Maulana

(2012) adalah sebagai berikut:

a. BCGImunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau

yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. Frekuensi

pemberian imunisasi BCG adalah 1 dosis sejak lahir sebelum umur 3 bulan. Vaksin

BCG diberikan melalui intradermal/intracutan.

b. Hepatitis BImunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit hepatitis B. kandungan vaksin ini adalah Hepatitis B Surface

Antigen (HbsAg) dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B

adalah 3 dosis.

c. Polio

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.

Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi

polio adalah 4 dosis. Imunisasi polio diberikan melalui oral.

d. DPT

Imunisasi DPT merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya

penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Frekuensi pemberian imuisasi DPT adalah 3

dosis. Pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan)

terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh

Page 15: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

13

membuat zat anti. Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup.

Imunisasi DPT diberikan melalui intramuscular.

e. CampakImunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah

terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular.

Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi

campak adalah 1 dosis. Imunisasi campak diberikan melalui subkutan. (Alimul,

2009).

Jadwal pemberiaan Imunisasi menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)

tahun 2011 adalah:

Jenis VaksinUmur Pemberian Vaksin

Bulan TahunLhr 1 2 3 4 5 6 7 8 9 12 15 18 24 3 5

Hepatisi B 1 2 3Polio 0 1 2 3 4 5BCG 1DTP 1 2 3 4 5Rota Virus 1 2 3Campak 1MMR 1

Sumber : IDAI, 2011

Berdasarkan tabel di atas jadwal pemeberian imunisasi vaksin Hepatitis B

diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, vaksin polio diberikan pada kunjungan

pertama. Bayi yang lahir di RB/RS diberikan vaksin OPV saat bayi dipulangkan

untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain. Selanjutnya, untuk polio-

1, polio-2, polio-3 dapat diberikan vaksin OPV atau IPV, BSG optimal diberikan

pada umur 2 sampai 3 bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan sesudah umur 3 bulan,

perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberkulin pra-BCG tidak dimungkinkan,

BCG dapat diberikan, namun harus diobservasi dalam 7 hari. Bila ada reaksi lokal

cepat di tempat suntikan (accelerated local reaction), perlu dievaluasi lebih lanjut

Page 16: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

14

(diagnostik TB), DTP diberikan pada umur > 6 minggu. Dapat diberikan vaksin

DTwP atau DTP atau kombinasi dengan Hepatitis B atau Hib. Ulangan DTP umur 18

bulan dan 5 tahun. Program BIAS: disesuaikan dengan jadwal imunisasi

Kementerian Kesehatan. Untuk anak umur di atas 7 tahun dianjurkan vaksin Td,

vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali.

Vaksin rotavirus monovalen dosis I diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2

diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksin rotavirus monovalen

selesai diberikan sebelum umur 16 minggu dan tidak melampaui umur 24 minggu.

Vaksin rotavirus pentavalen : dosis ke-1 diberikan umur 6-12 minggu, interval dosis

ke-2, dan ke-3 4-10 minggu, dosis ke-3 diberikan pada umur < 32 minggu (interval

minimal 4 minggu). Campak diberikan pada umur 9 bulan, vaksin penguat diberikan

pada umur 5-7 tahun. Program BIAS: disesuaikan dengan jadwal imunisasi

Kementerian Kesehatan. MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum

mendapat vaksin campak umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada

umur 5-7 tahun.

2.2.4. Pemberian Asi Eklusif dan Makanan Pendamping ASI

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-

garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna bagi

makanan bayi. ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara

ibu melalui proses menyusui. Secara alamiah, ia mampu menghasilkan ASI. Dengan

demikian, ASI merupakan makanan yang telah disiapkan untuk calon bayi saat ibu

mengalami kehamilan. Semasa kehamilan, payudara ibu mengalami perubahan untuk

menyiapkan produksi ASI tersebut (Khamzah, 2012).

Page 17: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

15

ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat

alamiah. Asi mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal yang perlu

disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai

pentingnya ASI bagi bayi. ASI diberikan kepada bayi karena mengandung banyak

manfaat dan kelebihan. Di antaranya ialah menurunkan resiko terjadinya penyakit

infeksi, misalnya infeksi saluran pencernaan (diare) (Prasetyono,2012).

Menurut WHO (2006), definisi ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya

menerima ASI dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu, tanpa

penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi vitamin,

suplemen mineral atau obat. Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI

selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,

dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti bubur susu, biskuit, bubur

nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat (Windayanti, 2010).

Manfaat ASI Bagi Bayi adalah: (a). Asi mengandung protein, lemak,

vitamin, mineral, air dan enzim yang dibutuhkan oleh bayi, karenanya Asi

mengurangi resiko berbagai jenis kekurangan nutrisi. (b). Meningkatkan daya tahan

tubuh (c). Antibodi yang ada didalam kolostrum juga melindungi bayi baru lahir dari

alergi, asma, diare dan lain-lain. (d). Meningkatkan jalinan kasih sayang (e).

Meningkatkan kecerdasan (f). Merupakan sumber zat gizi yang ideal, berkomposisi

seimbang dan secara alami disesuaikan dengan pertumbuhan masa

Page 18: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

16

pertumbuhan bayi. (g). Asi mudah diserap dan mencegah karies karena mengandung

mineral selenium.

Manfaat ASI untuk Ibu adalah: (a). Menyusui menolong rahim menyerut

lebih cepat dan mencapai ukuran normalnya dalam waktu singkat. Menyusui

mengurangi banyaknya perdarahan setelah persalinan dan karena itu mencegah

anemia. (b). Menyusui mengurangi resiko kanker payudara dan indung telur. (c).

Menyusui menolong menurunkan kenaikan berat badan berlebihan yang terjadi

selama kehamilan karenanya menurunkan resiko obesitas. (d). Menjarangkan

kehamilan (e). Meningkatkan kasih sayang ibu dan anak (f). Ibu menjadi

perempuan yang lengkap karena dapat menyusui (g). Memberikan kesenangan dan

kepuasan bagi bayi (Windayanti, 2010).

Menurut Prasetyono (2012), ada beberapa hal yang penting yang harus

diperhatikan oleh ibu dalam pemberian makanan tambahan kepada bayi adalah

sebagai berikut:

1. Makanan apapun yang diberikan kepada bayi mesti memenuhi standar

kecukupan zat gizi

2. Jumlah (porsi) makanan yang diberikan kepada bayi jangan terlalu besar,

karena kapasitas perutnya masih kecil

3. Ibu memberikan makanan tambahan setelah bayi menyusu

4. Pada awalnya makanan yang diberikan kepada bayi harus dihaluskan terlebih

dahulu.

5. Selama masa penyapihan, bayi sering kali menderita berbagai penyakit,

seperti batuk, campak, dan diare. Apabila makanannya mencukupi

Page 19: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

17

kebutuhan tubuhnya, gejala penyakit yang muncul tidak sehebat bayi yang

kekurangan gizi.

Makanan tambahan yang diberikan kepada bayi harus memenuhi beberapa

syarat tertentu, yakni memiliki kandungan energi dan protein yang tinggi,

mempunyai nilai suplementasi yang baik, mengandung vitamin dan mineral dalam

jumlah yang cukup, dapat diterima dengan baik oleh bayi, harganya relatif murah,

serta diproduksi dari bahan-bahan yang mudah ditemui di berbagai tempat. Makanan

tambahan yang diberikan kepada bayi minimal mengandung 360 kkal per 100 gram

bahan. Kecukupan energi bayi berusia 6-12 bulan sekitar 870 kkal dan kecukupan

protein per hari kira-kira 20 gram. Sebaiknya, makanan tambahan bagi bayi bersifat

padat gizi, serta cukup mengandung serat dan bahan lain yang mudah dicerna

(Prasetyono 2012).

2.3. Faktor Internal

Perilaku yang dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk memberikan respon

terhadap situasi di luar subjek tersebut. Hal tersebut sesuai juga dengan pendapat

yang dikemukan oleh Sarwono (1993) bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari

pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang

terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku

merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar

maupun dalam dirinya.

2.3.1. Pengetahuan

Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil

jangka menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. selanjutnya

Page 20: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

18

perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan

masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan . Pengetahuan adalah

hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek. pengetahuan juga bisa diartikan sebagai suatu bentuk tahu dari manusia yang

diperolehnya, dari pengalaman perasaan, akal pikiran dan instituisinya setelah orang

melalukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Syarif (1994) dalam Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah kesan

dari pikiran manusia sebagai hasil panca indra. Pengetahuan dapat diperoleh melalui

pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehencion)

Kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpetasikan secara benar tentang

objek yang diketahuinya, dalam hal ini mencakup kemampuan menangkap

makna dan arti bahan yang diajarkan, yang ditunjukkan dalam bentuk

kemampuan menguraikan ini pokok dari suatu bacaan misalnya menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap

materi atau substansi yang dipelajari.

Page 21: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

19

c. Aplikasi (Application)

Kemampuan menggunakan materi yang dipelajari berupa hukum-hukum,

rumus, metode, prinsip dan sebagainya pada kondisi nyata. Mencakup

kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah metode bekerja pada suatu kasus

dan masalah yang nyata misalnya mengerjakan, memanfaatkan,

menggunakan dan mendemonstrasikan.

d. Analisis (Analysis)

Kemampuan menggabungkan komponen-komponen yang terpisah-pisah

sehingga membentuk suatu keseluruhan, misalnya menggabungkan,

menyusun kembali dan mendiskusikannya.

e. Evaluasi (Evaluasion)

Kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek atau

materi. Evaluasi ini dilandaskan pada kriteria yang telah ada atau kriteria

yang disusun yang bersangkutan misalnya mendukung, menentang dan

merumuskan.

Menurut Gmikro (2006), pengetahuan merupakan sangat penting

terbentuknya tindakan seseorang. Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka

akan semakin baik seseorang dalam melakukan suatu tindakan termasuk dalam

hal pemanfaatan KMS sebagai sarana pemantauan pertumbuhan dan gizi balita.

Pertumbuhan balita dapat diketahui apabila setiap bulan ditimbang, hasil

penimbangan dicatat di KMS, dan dihubungkan antara titik berat badan pada

KMS dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini.

Rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan

Page 22: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

20

anak. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu naik, mengikuti pita

pertumbuhan sesuai dengan umurnya.

Ibu yang berpengetahuan tinggi dapat melihat pertumbuhan bayinya

berdasarkan catatan hasil penimbangan, perkembangan, serta keadaan kesehatan

anak dalam KMS-Balita, kader/petugas kesehatan dalam melakukan konseling atau

dialog dengan ibu balita tentang pertumbuhan anaknya serta membantu ibu dalam

memecahkan masalah pertumbuhan anaknya. Konseling tersebut dilakukakan setelah

mencatat hasil penimbangan anak pada KMS- Balita (Gmikro, 2006).

Kurangnya pengetahuan tentang pemanfaatan Kartu Menuju Sehat maka akan

mempengaruhi tumbuh kembang anak terutama tentang masalah gizi anak. semakin

tingggi masalah pengetahuan gizi seseorang makan semakin diperhitungkan jenis dan

jumlah makanan yang dipilih untuk dikosumsi. Orang yang tidak cukup pengetahuan

tentang gizi akan memilih makanan yang paling menarik perhatiannya baik dari segi

warna dan rasa serta tidak mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan itu.

Pengetahuan orangtua khususnya ibu tentang pemanfaatan Kartu Menuju

Sehat (KMS) merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang

anak. Karena dengan pengetahuan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala

informasi dari luar terutama tentang cara memakai dan memaknai KMS yang baik,

bagaimana anak tersebut tumbuh dan berkembang dengan baik berdasarkan tahap

perkembangan dan bagaimana cara menjaga kesehatannya (Soetjiningsih, 2005).

Page 23: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

21

2.3.2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat , tetapi hanya dapat

ditapsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukakan konotasi adanya kesesuain reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam

kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimmulus

sosial (Sumantri, 2012).

Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan juga merupakan pelaksana

motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi

merupakan’pre-disposisi’ tindakan atau perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi

tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku terbuka. Lebih dapat

dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap objek dilingkungan tertentu

sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Sumantri, 2012)

Dalam bagian lain Alport (1954) dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan

bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok yaitu:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan

yakni:

1. Menerima (Receiving)

Menerima, diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan (objek).

Page 24: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

22

2. Merespons ( Responing)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas

yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang

lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya

seorang ibu mengajak ibu yang lain untuk pergi menimbang anak ke

posyandu adalah suatu bukti bahwa ibu tersebut telah mempunyai sikap

positif terhaap gizi anak.

4. Bertanggung Jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi. pengukuran sikap dilakukan

secara langsung dan tiak langsung, secara langsung dapat ditanyakan

bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap objek.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku manusia, Lowren Green

dalam Notoatmodjo (2007) mengatakan ada dua faktor yang ada dalam diri

seseorang (faktor internal) yaitu faktor perilaku dan faktor yang ada diluar diri

seseorang (faktor eksternal) seperti faktor lingkungan , manusia, sosial, ekonomi,

kebudayaan dan lain sebagainya.

2.4.Faktor Eksternal

Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh

dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal yang

Page 25: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

23

berhubungan dengan pemanfaatan KMS adalah faktor yang berasal dari luar diri ibu

seperti faktor lingkungan, manusia, sosial, ekonomi ,kebudayaan dan lain

sebagainya. Adapun faktor tersebut adalah sebagai berikut:

2.4.1. Peranan Petugas Kesehatan

Peranan petugas kesehatan adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang

lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam suatu sistem. Petugas

kesehatan sendiri berkedudukan dalam suatu sistem pelayanan kesehatan.

Kedudukan petugas kesehatan dalam sistem ini sebagai anggota tim kesehatan yang

memiliki wewenang. Oleh karena mempunyai wewenang maka mempunyai pula

kewajiban dan tanggung jawab (Depkes, 2002).

Peran petugas kesehatan terdiri dari beberapa peran utama sebagai berikut:

sebagai pelaksanan pelayanan kesehatan; perawat bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan keperawatan, dari bersifat sederhana sampai yang paling

komplek kepada individu, keluarga dan masyarakat; sebagai pengelola pelayanan

institusi pendidikan ; sebagai penelitian dan pengembangan ilmu keperawatan,

khususnya yang terikat dengan upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan

secara terus menerus (Depkes, 2002).

Peranan petugas kesehatan harus mampu memberikan motivasi dan

pelayanan yang baik yaitu pemeriksaan rutin dan perawatan anak sendiri melalui

anjuran dan penjelasan saat berkunjung selama pemeriksaan anak. Memeriksakan

anak kepada petugas kesehatan sedini mungkin akan mempuyai manfaat yang sangat

besar, misalnya ibu mungkin sudah lama tidak memeriksakan kesehatan anaknya

sehingga tidak mengetahui bagaimana sebenarnya kondisi kesehatan anak. selain itu

pertambahan berat badan, tinggi badan anak dapat diketahui secara

Page 26: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

24

pasti. hal ini dapat dilakukan dengan deteksi dini, pemeriksaan dan perawatan anak

dengan memanfaatkan KMS balita.

Petugas dapat menggunakan KMS untuk mengetahui jenis

pelayanankesehatan yang telah diterima anak, seperti imunisasi dan kapsulvitamin A.

Bila anak belum menerima pelayanan maka petugas harusmemberikan imunisasi dan

kapsul vitamin A sesuai dengan jadwalnya.Petugas kesehatan juga dapat

menggerakkan tokoh masyarakatdalam kegiatan pemantauan pertumbuhan.KMS

juga dapat digunakan sebagai alat edukasi kepada para orangtua balita tentang

pertumbuhan anak, manfaat imunisasi danpemberian kapsul vitamin A, cara

pemberian makan, pentingnya ASIeksklusif dan pengasuhan anak. Petugas dapat

menekankan perlunyaanak balita ditimbang setiap bulan untuk memantau

pertumbuhannya (Permenkes, 2010).

2.4.2. Dukungan keluarga

Faktor dukungan keluarga juga mempengaruhi perilaku ibu. Interaksi sosial

yang dilalaikan secara terbatas pada suatu kelompok referensi saja tanpa mengenal

kelompok atau individu di luar kelompok, akan menyebabkan persepsi yang tidak

benar dan untuk berpatisipasi aktif atau melibat diri dalam sesuatu kegiatan melihat

dari segi pengaruh lingkungan. Hambatan penting alam penyerapan perilaku

kesehatan dapat berasal dari orang tua, suami atau orang lain yang berada

dikelompoknnya. Faktor dukungan keluarga merupakan salah satu faktor dari luar

individu yang menentukan tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak.

sumber penguat, tentu saja bergantung pada tujuan dan jenis program (Depkes,

1999).

Page 27: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

25

Orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Dianjurkanagar

setiap bulan membawa balita ke Posyandu untuk ditimbang.Apabila ada indikasi

gangguan pertumbuan (berat badan tidak naik)atau kelebihan gizi, orang tua balita

dapat melakukan tindakanperbaikan, seperti memberikan makan lebih banyak atau

membawaanak ke fasilitas kesehatan untuk berobat.Orang tua balita juga dapat

mengetahui apakah anaknya telahmendapat imunisasi tepat waktu dan lengkap dan

mendapatkankapsul vitamin A secara rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan

(Permenkes, 2010).

2.5.Kerangka Teoritis

2.6. Kerangka Konsep Penelitian

2.6. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan teori Lawren Green dalam Notoatmodjo (2007) dan dalam

Depkes (2002), perilaku seorang ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor

internal seperti pengetahuan, sikap, pendididkan dan faktor eksternal seperti

Lawren Green (2007)a. Faktor internal

Pengetahuan Sikap Tindakan Pendidikan

b. Faktor Eksternal Peran petugas kesehatan

Depkes (2002) Peran petugas kesehatan

Dukungan Suami/keluarga

PemanfaatanKMS Balita

Page 28: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

26

peranan petugas kesehatan dan dukungan keluarga maka yang menjadi kerangka

konsep penelitian adalah sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

2.7. Hipotesis Penelitian

1. Ha: Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan KMS balita di

Desa Keude Linteung Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

2. Ha: Ada hubungan antara sikap ibu dengan pemanfaatan KMS balita di Desa

Keude Linteung Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

3. Ha: Ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan pemanfaatan KMS

balita di Desa Keude Linteung Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

4. Ha: Ada hubungan dukungan keluarga dengan pemanfaatan KMS balita di Desa

Keude Linteung Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

Pengetahuan ibu

Sikap ibu

Peran Petugas Kesehatan

Dukungan Keluarga

Pemanfaatan KMSBalita

Page 29: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Analitik dengan desain cross sectional dimana

variabel bebas dan variabel terikat yang terjadi pada obyek penelitian diobservasi dan

diukur dalam waktu yang bersamaan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dari

keduanya.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Keude Linteung Kecamatan Seunagan

Timur Kabupaten Nagan Raya pada tanggal 25 Juli – 01 Agustus tahun 2013, dengan

alasan bahwa di tempat penelitian ini belum pernah dilakukan penelitian tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS)

oleh ibu balita, dan juga masih banyak ibu yang belum memanfaatkan KMS balita.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang mempunyai balita

yang berada di Desa Keude Linteung Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan

Raya, dan yang memiliki KMS (Kartu Menuju Sehat) yaitu sebanyak 41 orang.

Page 30: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

28

3.3.2. Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah total dari populasi yaitu

semua ibu-ibu yang memiliki KMS balita yang berada di Desa Keude Linteung

Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data yang dikumpulkan bersumber langsung dari responden. Untuk

memperoleh data primer dari responden peneliti mengunakan alat pengumpulan data

berupa kuesioner yang terdiri dari 2 bagian yaitu kuesioner tentang faktor-faktor

yang berhubungan dengan pemanfaatan KMS oleh ibu balita dan pemanfaatan KMS

di desa Keude Linteung.

3.4.2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari Puskesmas Keude Linteung, Dinkes Nagan Raya

serta studi kepustakaan yang ada hubungannya dengan penelitian serta literatur

penelitian lainnya.

Page 31: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

29

3.5. Devinisi Operasional Variabel

No Variabel Keterangan

Variabel Dependen1 Pemanfaatan Devinisi

KMS balita

Cara ukurAlat ukurHasil ukur

Skala ukur

Pemantauan setiap bulan perkembanganbalita melalui KMS (membandingkanhasil KMS bulan lalu dengan sekarang,melihat kelengkapan imunisasi,pemberian vit A).WawancaraKuesioner1. Dimanfaatkan2. Tidak dimanfaatkanOrdinal

Variabel Independen2 Pengetahuan ibu Devinisi

Cara ukurAlat ukurHasil ukur

Skala ukur

Pemahaman responden terhadappemanfaatan KMS sebagai pemantauananak balita.WawancaraKuesioner1. Baik2. KurangOrdinal

3 Sikap ibu Devinisi

Cara ukurAlat ukurHasil ukur

Skala ukur

Reaksi atau respon positif dan negatifterhadap pemanfaatan KMS balita.WawancaraKuesioner1. Positif2. NegatifOrdinal

4 Peran petugas Devinisikesehatan

Cara ukurAlat ukurHasil ukur

Skala ukur

Persepsi responden terhadap petugaskesehatan dalam memberikan informasiterhadap pemanfaatan KMS balita.WawancaraKuesioner1. Berperan2. Kurang berperanOrdinal

5 Dukungan DevinisiKeluarga

Cara ukurAlat ukurHasil ukurSkala ukur

Dorongan dan motivasi suami ataukeluarga responden lainnya yangberhubungan dengan pemanfaatan KMSbalita.WawancaraKuesioner1. Mendukung2. Tidak mendukung

Page 32: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

30

3.6. Aspek Pengukuran Variabel

3.6.1. Pemanfaatan KMS balita

1. Dimanfaatkan ≥ 11

2. Tidak dimanfaatan < 11

3.6.2. Pengetahuan ibu

1. Baik ≥ 17

2. Tidak baik < 17

3.6.3. Sikap ibu

1. Negatif ≥18

2. Positif < 18

3.6.4. Peranan petugas kesehatan

1. Berperan ≥18

2. Kurang berperan < 18

3.6.5. Dukungan Keluarga

1. Mendukung ≥5

2. Tidak mendukung: < 5

3.7. Tehnik Analisa Data

3.7.1. Analisa Univariat

Data univariat adalah analisis untuk melihat karakteristik responden dan

ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Pada analisa univariat, data

yang diperoleh dari hasil pengumpulan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi.

Page 33: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

31

3.7.2. Analisa Bivariat

.Data bivariat yaitu melakukan analisis hasil dari variabel independen yang

diduga berpengaruh terhadap variabel dependen. Analisis yang di gunakan adalah

tabulasi silang dengan menggunakan uji statistik Chi-Squer dengan rumus sebagai

berikut :

X2 =∑ ( )Keterangan:

X2 = Nilai Chi-squer

O = Frekuensi observasi

E = Frekuensi nilai harapan

Perhitungan statistic untuk analisa tersebut dilakukan dengan menggunakan

program computer. Maka hasil yang diperoleh diinterpretasikan menggunakan nilai

probilitas dengan keputusan untuk tabel kontingen 2 x 3 dimana terdapat sel yang

kurang dari 5 maka dilakukan merger sel dan bila tidak ada sel kurang dari 5 dapat

dilihat nilai p-value pada kolom Asymp. Sig (2-Sided)barisPearson Chi-Square dan

untuk tabel kontingen 2 x 2 dimana tedapat sel yang kurang dari 5 dapat dilihat nilai

p-value pada baris Fisher’s Exact Test Kolomexact Sig (2-Sided), bila terdapat sel

yang lebih dari 5 dapat dilihat nilai p-value pada baris continuity correction

Kolomasymp Sig (2-Sided), jika p-value > 0,05 maka Ho diterima sedangkan jika p-

value < 0,05 Ho ditolak.

Page 34: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Desa Keude Linteung terletak di Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten

Nagan Raya dengan luas 80 Ha. Jumlah penduduk 670 jiwa yang berjenis kelamin

laki-laki sebayak 316 orang dan perempuan 354 orang. Adapun batas wilayah Desa

Keude Linteung adalah:

1. Utara : Berbatas dengan Desa Uteun Puloe

2. Selatan : Bebatas dengan Desa Paya

3. Timur : Berbatas dengan Desa Kabu Baroh

4. Barat : Berbatas dengan Desa Blang Panyang

4.1.2. Analisa Univariat

Sebelum dilakukannya analisis bivariat untuk melihat hubungan antar

variabel maka terlebih dahulu dibuat analisis univariat dengan tabel distribusi

frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti.

1. Pengetahuan Ibu

Kebanyakan responden yang berada di Desa Keude Linteung Kabupaten

Nagan Raya memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 25 responden dari 41

responden yang diteliti atau sekitar (61%), selebihnya yaitu 16 responden yang

tingkat pengetahuan masih kurang atau sekitar (39%). Lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Page 35: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

33

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu DiDesa Keude Linteung Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

No Penngetahuan Ibu Frekuensi (%)

1 Baik 25 61

2 Kurang 16 39

Jumlah 41 100

Sumber : Data Primer diolah tahun 2013

2. Sikap Ibu

Kebanyakan responden yang berada di Desa Keude Linteung Kabupaten

Nagan Raya memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 24 responden dari 41

responden yang diteliti atau sekitar (58,5%), selebihnya yaitu 17 responden yang

memiliki sikap negatif atau sekitar (41,5%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Ibu Di DesaKeude Linteung Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

No Sikap Ibu Frekuensi (%)

1 Positif 24 58,5

2 Negatif 17 41,5

Jumlah 41 100

Sumber : Data Primer diolah tahun 2013

3. Peran Petugas Kesehatan

Kebanyakan responden yang berada di Desa Keude Linteung Kabupaten

Nagan Raya menyatakan peran petugas kesehatan masih kurang yaitu sebanyak 21

responden dari 41 responden yang diteliti atau sekitar (51,2%), selebihnya yaitu 20

responden menyatakan berperan atau sekitar (48,8%). Lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut:

Page 36: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

34

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran PetugasKesehatan Di Desa Keude Linteung Kabupaten Nagan Raya 2013

No Peran Petugas kesehatan Frekuensi (%)

1 Berperan 20 48,8

2 Kurang berperan 21 51,2

Jumlah 41 100

Sumber : Data Primer diolah tahun 2013

4. Dukungan Keluarga

Kebanyakan responden yang berada di Desa Keude Linteung Kabupaten

Nagan Raya menyatakan dukungan keluarganya yang masih kurang mendukung

yaitu sebanyak 23 responden dari 41 responden yang diteliti atau sekitar (56,1%),

selebihnya yaitu 18 responden yang menyatakan mendukung atau sekitar (43,9%).

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan KeluargaDi Desa Keude Linteung Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

No Dukungan Keluarga Frekuensi (%)

1 Mendukung 18 43,9

2 Kurang mendukung 23 56,1

Jumlah 41 100

Sumber : Data Primer diolah tahun 2013

5. Pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS)

Kebanyakan responden yang berada di Desa Keude Linteung Kabupaten

Nagan Raya tidak memanfaatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) yaitu sebanyak 25

responden dari 41 responden yang diteliti atau sekitar (61%), selebihnya yaitu 16

Page 37: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

35

responden yang memanfaatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) atau sekitar (39%).

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemanfaatan KMS Di

Desa Keude Linteung Kabupaten Nagan Raya Tahun 2013

No Pemanfaatan KMS Frekuensi (%)

1 Dimanfaatkan 16 39

2 Tidak dimanfaatkan 25 61

Jumlah 41 100

Sumber : Data Primer diolah tahun 2013

4.1.3. Analisa Bivariat

Analisa bivariat untuk mengetahui hubungan variabel independen dan

dependen. Peneliti menggunakan uji chi-square. Dikatakan ada hubungan yang

bermakna secara statistik jika diperoleh nilai p < 0,05.

1. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemanfaatan Kartu Menuju Sehat(KMS)

Tabel 4.6 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemanfaatan Kartu MenujuSehat (KMS) di Desa Keude Linteung Kabupaten Nagan Raya tahun2013

Pemanfaatan KMS

Jumlah %P

valueNoPengetahuan

ibu DimanfaatkanTidak

dimanfaatkanFrek % Frek %

12

Baikkurang

14 56,02 12,5

11 44,014 87,5

2516

100100

0,014

Total 16 39,0 25 61,0 41 100Sumber : Data Primer diolah tahun 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 25 responden yang memiliki

pengetahuan baik, 14 orang (56%) memanfaatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan

Page 38: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

36

11 orang (44%) tidak memanfaatkan. Sedangkan dari 16 responden yang memiliki

tingkat pengetahuan kurang, 2 orang (12,5%) yang memanfaatkan Kartu Menuju

Sehat (KMS) dan 14 orang (87,5%) tidak memanfaatkan.

Setelah dilakukan uji statistik Chi squre diperoleh P value = 0,014 (0,014 <

0,05) maka Ha diterima. Jadi artinya ada Hubungan Antara pengetahuan ibu dengan

pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita di Desa Keude Linteung

Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 .

2. Hubungan Sikap Ibu Dengan Pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS)

Tabel 4.7 Hubungan Sikap Ibu Dengan Pemanfaatan Kartu Menuju Sehat(KMS) Di Desa Keude Linteung Kabupaten Nagan Raya Tahun2013

Pemanfaatan KMSJumlah %

P

valueNo Sikap ibu Dimanfaatkan Tidak dimanfaatkanFrek % Frek %

12

PositifNegatif

13 54,23 17,6

11 45,814 82,4

2417

100100

0,042

Total 16 39,0 25 61,0 41 100Sumber : Data Primer diolah tahun 2013

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dari 24 responden yang memiliki sikap

positif, 13 orang (54,2%) memanfaatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan 11 orang

(45,8%) tidak memanfaatkan. Sedangkan dari 17 responden yang memiliki sikap

negatif, 3 orang (17,6%) yang memanfaatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan 14

orang (82,4%) tidak memanfaatkan.

Setelah dilakukan uji statistik Chi squre diperoleh P value = 0,042 (0,042 <

0,05) maka Ha diterima. Jadi artinya ada Hubungan Antara sikap ibu Dengan

Page 39: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

37

pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita di Desa Keude Linteung

Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 .

3. Hubungan Peran Petugas Kesehatan Dengan Pemanfaatan Kartu MenujuSehat (KMS)

Tabel 4.8 Hubungan Peran Petugas Kesehatan Dengan Pemanfaatan KartuMenuju Sehat (KMS) Di Desa Keude Linteung Kabupaten NaganRaya Tahun 2013

Pemanfaatan KMS

Jumlah %P

valueNoPeran petugas

kesehatan DimanfaatkanTidak

dimanfaatkanFrek % Frek %

12

BerperanKurang berperan

15 75,01 4,8

5 25,020 95,2

2021

100100

0,000

Total 16 39,0 25 61,0 41 100Sumber : Data Primer diolah tahun 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 20 responden yang menyatakan

petugas kesehatan berperan, 15 orang (75%) memanfaatkan Kartu Menuju Sehat

(KMS) dan 5 orang (25%) tidak memanfaatkan. Sedangkan dari 21 responden yang

menyatakan petugas kesehatan kurang berperan, 1 orang (4,8%) yang memanfaatkan

Kartu Menuju Sehat (KMS) dan 20 orang (95,2%) tidak memanfaatkan.

Setelah dilakukan uji statistik Chi squre diperoleh P value = 0,000 (0,000 <

0,05) maka Ha diterima. Jadi artinya ada Hubungan Antara peran petugas kesehatan

dengan pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita di Desa Keude

Linteung Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 .

4. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Kartu Menuju Sehat(KMS)

Tabel 4.9 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemanfaatan Kartu MenujuSehat (KMS) Di Desa Keude Linteung Kabupaten Nagan RayaTahun 2013

Page 40: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

38

Pemanfaatan KMS

Jumlah %P

valueNoDukungankeluarga Dimanfaatkan

Tidakdimanfaatkan

Frek % Frek %12

MendukungTidak mendukung

9 50,07 30,4

9 50,016 69,6

1823

100100

0,341

Total 16 39,0 25 61,0 41 100Sumber : Data Primer diolah tahun 2013

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 18 responden yang menyatakan

dukungan keluarga mendukung, 9 orang (50%) memanfaatkan Kartu Menuju Sehat

(KMS) dan 9 orang (50%) tidak memanfaatkan. Sedangkan dari 23 responden yang

menyatakan dukungan keluarga tidak mendukung, 7 orang (30,4%) yang

memanfaatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan 16 orang (69,6%) tidak

memanfaatkan.

Setelah dilakukan uji statistik Chi squre diperoleh P value = 0,341 (0,341 >

0,05) maka Ho diterima. Jadi artinya tidak ada hubungan antara dukungan keluarga

dengan pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita di Desa Keude

Linteung Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 .

4.2. Pembahasan

4.2.1 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemanfaatan Kartu Menuju Sehat(KMS)

Uji statistik Chi squre diperoleh P value = 0,014 (0,014 < 0,05) maka Ha

diterima. Jadi artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan

Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita di Desa Keude Linteung Kecamatan

Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 .

Dari hasil penelitian ini di dapatkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

ibu dengan pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita di Desa Keude

Page 41: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

39

Linteung Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya. Diperoleh hasil

bahwa dari 25 responden yang memiliki pengetahuan baik, 14 orang (memanfaatkan

Kartu Menuju Sehat (KMS) dan 11 orang tidak memanfaatkan. Sedangkan dari 16

responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang, 2 orang yang memanfaatkan

Kartu Menuju Sehat (KMS) dan 14 orang tidak memanfaatkan.

Pengetahuan orangtua khususnya ibu tentang pemanfaatan Kartu Menuju

Sehat (KMS) merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang

anak. Karena dengan pengetahuan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala

informasi dari luar terutama tentang cara memakai dan memaknai KMS yang baik,

bagaimana anak tersebut tumbuh dan berkembang dengan baik berdasarkan tahap

perkembangan dan bagaimana cara menjaga kesehatannya (Soetjiningsih, 2005).

Pengetahuan ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pemanfaatan Kartu Menunuju Sehat oleh ibu balita. Ibu yang berpengetahuan tinggi

dapat melihat pertumbuhan bayinya berdasarkan catatan hasil penimbangan,

perkembangan, serta keadaan kesehatan anak dalam KMS-Balita. Sehingga ibu yang

memiliki pengetahuan baik lebih banyak memanfaatkan KMS dibandingkan dengan

ibu yang berpengetahuan kurang dan sebaliknya ibu yang berpengetahuan kurang

lebih banyak tidak memanfaatkan KMS dibandingkan dengan yang memiliki

pengetahuan baik.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lenfrin (2011), dengan analisa

bivariat fisher Exact Test (CI 95 % dan α = 0,05) menunjukkan ada hubungan

pengetahuan ibu dengan pemanfaatan KMS dengan nilai probabilitas 0,003.

Page 42: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

40

4.2.2 Hubungan Sikap Ibu dengan Pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS)

Uji statistik Chi squre diperoleh P value = 0,042 (0,042 < 0,05) maka Ha

diterima. Jadi artinya ada hubungan antara sikap ibu dengan pemanfaatan Kartu

Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita di Desa Keude Linteung Kecamatan Seunagan

Timur Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 .

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara sikap ibu

dengan pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita di Desa Keude

Linteung Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya. Diperoleh hasil

bahwa dari 24 responden yang memiliki sikap positif, 13 orang memanfaatkan Kartu

Menuju Sehat (KMS) dan 11 orang tidak memanfaatkan. Sedangkan dari 17

responden yang memiliki sikap negatif, 3 orang yang memanfaatkan Kartu Menuju

Sehat (KMS) dan 14 orang (82,4%) tidak memanfaatkan.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam

kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus

sosial (Sumantri, 2012).

Sikap ibu juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan

Kartu Menuju Sehat oleh ibu balita, Karena sikap juga merupakan suatu kesiapan

untuk bertindak. Sehingga ibu yang memiliki sikap positif lebih banyak yang

memanfaatkan KMS dibandingkan dengan ibu yang bersikap negatif dan sebaliknya,

ibu yang yang mimiliki sikap negatif lebih banyak

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Joseph (2007),

tentang hubungan pengetahuan ibu dan sikap ibu terhadap pemanfaatan KMS anak

Page 43: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

41

balita di kampung Farusi Distrik Swaniwe Kabupaten Biak dengan responden yang

memiliki sikap baik sebanyak 78% dan nilai P= 0,004.

4.2.3 Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Pemanfaatan KartuMenuju Sehat (KMS).

Uji statistik Chi squre diperoleh P value = 0,000 (0,000 < 0,05) maka Ha

diterima. Jadi artinya ada hubungan antara peran petugas kesehatan dengan

pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita di Desa Keude Linteung

Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 .

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara peran

petugas kesehatan dengan pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita di

Desa Keude Linteung Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

Diperoleh hasil bahwa dari 20 responden yang menyatakan perugas kesehatan

perperan, 15 orang (75%) memanfaatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan 5 orang

(25%) tidak memanfaatkan. Sedangkan dari 21 responden yang menyatakan petugas

kesehatan kurang berperan, 1 orang (4,8%) yang memanfaatkan Kartu Menuju Sehat

(KMS) dan 20 orang (95,2%) tidak memanfaatkan.

Petugas kesehatan juga dapat menggerakkan tokoh masyarakat dalam

kegiatan pemantauan pertumbuhan. KMS juga dapat digunakan sebagai alat edukasi

kepada para orang tua balita tentang pertumbuhan anak, manfaat imunisasi dan

pemberian kapsul vitamin A, cara pemberian makan, pentingnya ASI eksklusif dan

pengasuhan anak. Petugas dapat menekankan perlunya anak balita ditimbang setiap

bulan untuk memantau pertumbuhannya (Permenkes, 2010).

Peran petugas kesehatan juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pemanfaatan KMS ole ibu balita, Apabila petugas kesehatan berperan

Page 44: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

42

dalam memberikan penjelasan ataupun memberikan penyuluhan tentang KMS maka

kemungkinan besar pemanfaatan KMS oleh ibu balita semakin tingggi. di sini juga

terlihat bahwa dengan petugas kesehatan berperan lebih banyak ibu yang

memanfaatkan KMS dibandingkan yang tidak memanfaatkan dan yang petugas

kesehatan kurang berperan hanya 1 orang yang memanfaatkan KMS.

Penelitian yang dilakukan oleh Misnaniarti (2011), tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) di posyandu oleh ibu

yang mempunyai anak balita pada wilayah kerja puskesmas kertapati. Hasil

penelitian menunjukkan secara statistik berhubungan secara bermakna dengan

pemanfaatan KMS terhadap perilaku petugas posyandu (p-value=0,03, RP=2,85).

4.2.4 Hubungan Dukungan Kelurga dengan Pemanfaatan Kartu MenujuSehat (KMS)

Setelah dilakukan uji statistik Chi squre diperoleh P value = 0,341 (0,341 >

0,05) maka Ho diterima. Jadi artinya tidak ada hubungan antara dukungan keluarga

dengan pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita di Desa Keude

Linteung Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya tahun 2013 .

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada Hubungan Antara

dukungan keluarga dengan pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita

di Desa Keude Linteung Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya.

Diperoleh hasil bahwa dari 18 responden yang menyatakan dukungan keluarga

mendukung, 9 orang memanfaatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan 9 orang tidak

memanfaatkan. Sedangkan dari 23 responden yang menyatakan dukungan keluarga

tidak mendukung, 7 orang yang memanfaatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan 16

orang (69,6%) tidak memanfaatkan.

Page 45: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

43

Orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Dianjurkan agar

setiap bulan membawa balita ke Posyandu untuk ditimbang. Apabila ada indikasi

gangguan pertumbuan (berat badan tidak naik) atau kelebihan gizi, orang tua balita

dapat melakukan tindakan perbaikan, seperti memberikan makan lebih banyak atau

membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk berobat. Orang tua balita juga dapat

mengetahui apakah anaknya telah mendapat imunisasi tepat waktu dan lengkap dan

mendapatkan kapsul vitamin A secara rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan

(Permenkes, 2010).

Dukungan keluarga memang merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pemanfaatan KMS oleh ibu balita, Faktor dukungan keluarga

merupakan salah satu faktor dari luar individu yang menentukan tindakan kesehatan

memperoleh dukungan atau tidak, Namun disini dukungan keluarga bukan faktor

satu-satunya yang mempengaruhi pemanfaatan KMS oleh ibu balita yaitu walaupun

keluarga mendukung tetap masih banyak yang tidak memanfaatkan KMS.

Penelitian Handayanai (2012), tentang hubungan perilaku ibu dan dukungan

keluarga terhadap pemanfaatan KMS balita di wilayah kerja Puskesmas Darussalam

tahun 2012 dengan hasil penelitian nilai tertinggi pada kategori kurang, yaitu

sebanyak 78 responden (81,3%), kemudian terendah pada kategori baik sebanyak 18

responden (18,7%).

Page 46: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Pengetahuan Ibu

Kebanyakan responden memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak

25 responden dari 41 responden yang diteliti atau sekitar (61%). Dari hasil

uji statistik Chi squre didapatkan ada hubungan antara pengetahuan ibu

dengan pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita dengan

nilaiP value = 0,014 (0,014 < 0,05).

2. Sikap Ibu

Kebanyakan responden memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 24

responden dari 41 responden yang diteliti atau sekitar (58,5%). Dari hasil

uji statistik Chi squre didapatkanada hubungan antara sikap ibu dengan

pemanfaatan Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balitadengan nilai P

value = 0,042 (0,042< 0,05.

3. Peran Petugas Kesehatan

Kebanyakan responden menyatakan peran petugas kesehatan masih kurang

yaitu sebanyak 21 responden dari 41 responden yang diteliti atau sekitar

(51,2%). Hasil uji statistik Chi squre didapatkan artinya ada hubungan

antara peran petugas kesehatan dengan pemanfaatan Kartu Menuju Sehat

(KMS) oleh ibu balita dengan nilai P value = 0,000 (0,000 < 0,05).

Page 47: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

44

4. Dukungan Keluarga

Kebanyakan responden menyatakan dukungan keluarganya yang masih

kurang mendukung yaitu sebanyak 23 responden dari 41 responden yang

diteliti atau sekitar (56,1%).Dari hasil uji statistik Chi squre didapatkan

tidak ada hubungan antara dukungan keluargadengan pemanfaatan Kartu

Menuju Sehat (KMS) oleh ibu balita dengan nilai P value = 0,341 (0,341

>0,05).

6.2. Saran

1. Bagi Masyarakat

Disarankan kepada masyarakat khususnya ibu yang memiliki balita untuk

memanfaatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) guna untuk memahami

gangguan pertumbuhan agar dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat

dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum

masalahnya lebih berat.

Page 48: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

DAFTAR PUSTAKA

Arwin, 2007. Nutrisi Untuk Balita http://perawatpemula.blogspot.com/2007/10/nutrisi-untuk-balita.html Diakses padatanggal 9 November 2012.

Depkes, RI. 1999. Pedoman Pegangan Kader, Jakarta

Depkes, RI. 2000. Referensi Kesehatan tahun 2008. http://creasoft.wordpress.com.Diakses pada tanggal 15 september 2012.

Hidayat, Alimun. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisa Data,Jakarta: Salemba Medika.

Http://www.slideshare.net/manjilala/materi-4-pelatihan-kader-posyandu diakses padatanggal 20 Desember 2012

Khamzah, Siti Nur. 2012. Segudang Keajaiban ASI, Jogyakarta: FlashBook

Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Nagan Raya tahun 2012

Laporan Tahunan Puskesmas Uteun Pulo Tahun 2012

Maulana, 2012. Lima Imunisasi Dasar Lengkap (Lil),http://rizky0811.blogspot.com/2012/06/penjelasan-imunisasi-dasar-lengkap.html. Diakses pada tanggal 20 September 2012.

Menkes, 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor155/Menkes/Per/I/2010 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (Kms)Bagi Balita.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam, 2005. Ilmu kesehatan anak, Jakarta : Salemba Medika

Prasetiyono, Dwi Sunar. 2012. ASI Eklusif : Pengenalan, Praktik, danKemanfaatan-Kemanfaatannya, Jogyakarta: DIVA Press.

Proverawati, Atikah dan Dwi Andini, 2010. Imunisasi dan Vaksinasi, Yokyakarta:Nuha Offset.

Rahayu, Atikah dkk, 2007. Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita Di Desa TelokSelong Ilir Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar Tahun 2007.

Referensi Kesehatan, 2008. Status Gizi Versi KMS,http://creasoft.wordpress.com/2008/05/01/ Diakses pada tanggal Desember2012

Page 49: Universitas Teuku Umar - FAKTOR-FAKTOR YANG …repository.utu.ac.id/473/1/BAB I_V.pdf · 2017. 9. 21. · Kesehatan Masyarakat Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku

Riskesdas, 2010. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan KementerianKesehatan Ri Tahun 2010.

Sarwono, Solita, 1993. Sosiologi Kesehatan, Yogyakarta: Gajah Mada UniversityPress.

Soetjiningsih, 2003. Tumbuh Kembang Anak, Surabaya: EGC.

2005. Tumbuh Kembang Anak, Surabaya: EGC.

Sumantri, 2012. Medical World, http://mantrinews.blogspot.com/2012/01/sikap.htmlDiakses pada tanggal 20 Desember 2012

Sundari, 2009. Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Ibu Balita TentangHasil Penimbangan Balita Pada Kartu Menuju Sehat ( Kms ) DiPosyandu Desa Kembangan Kecamatan Bukateja KabupatenPurbalingga. Skripsi Universitas Muhammadiyah Semarang.

Suryana, 1996. Keperawatan Anak, Jakarta: ECG.

Windayanti, 2010. Hubungan Umur Dan Tingkat Pendidikan Ibu TerhadapPemberian Asi Eksklusif Di Desa Gunung Selan Wilayah Kerja PuskesmasArga Makmur Kecamatan Kota Arga Makmur Kabupaten Bengkulu UtaraTahun 2010, Skripsi Universitas Ratu Samban Bengkulu Utara.