UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id fileMENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN...
Transcript of UNIVERSITAS SEBELAS MARET - digilib.uns.ac.id fileMENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SKRIPSI
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK PADA SISWA KELAS V
SDN 03 KARANGMOJO TASIKMADU KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
SRI WAHYUNI
K7108233
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Sri Wahyuni
NIM : K7108233
Jurusan/Program Study : ILMU PENDIDIKAN / PGSD
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KETERAMPILAN
MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03 KARANGMOJO TASIKMADU
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Sri Wahyuni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK PADA SISWA KELAS V SDN 03
KARANGMOJO TASIKMADU KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
Sri Wahyuni
K7108233
Skripsi
diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui
Model pembelajaran Konstruktivistik pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangmojo
Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012”.
Nama : Sri Wahyuni
NIM : K 7108233
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada:
Hari :
Tanggal :
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Suharno, M.Pd
NIP 19521129 198003 1 001
Drs. Djaelani, M. Pd
NIP 19520317 198303 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis puisi melalui
Model Pembelajaran Konstruktivistik pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangmojo
Tasikmadu, Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012”.
Nama : Sri Wahyuni
NIM : K 7108233
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd ........................
Sekretaris : Drs. Usada, M.Pd ......................
Anggota I : Dr. Suharno, M. Pd .........................
Anggota II : Drs. Djaelani, M.Pd .........................
Disahkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Sri Wahyuni. K7108233. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS
PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK
PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGMOJO TASIKMADU
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatan keterampilan menulis puisi
melalui model pembelajaran konstruktivistik. Penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian siswa kelas V terdiri dari 21 siswa.
Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, tes, dan kajian
dokumen. Untuk menguji validitas data, digunakan triangulasi sumber dan
triangulasi metode. Teknik analisis data digunakan model analisis interaktif
meliputi tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan.
Penelitian dilaksanakan tiga siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1)
perencanaan , (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi tindakan.
Hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: nilai rata-rata kelas
pada tes awal 53,09. Dengan kriteria ketuntasan minimal 65, maka siswa yang
menempati KKM sebanyak 7 siswa atau 33,33% sedangkan yang mendapat <65
sebanyak 14 siswa atau 66,67%. Pada siklus I, II, III nilai rata-rata kelas menjadi
69,14, 73,43, dan 87,66, pencapaian ketuntasan klasikal sebanyak 14, 19, dan 21
siswa atau 66,14%, 90,47%, dan 100%.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
konstruktivistik dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas
V SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar tahun ajaran 2011/2012.
Kata kunci: Keterampilan menulis puisi, Model pembelajaran konstruktivistik,
Kriteria Ketuntasan Minimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Sri Wahyuni. K7108233. IMPROVING POETRY WRITING SKILL
THROUGH CONSTRUCTIVISTIC LEARNING MODEL FOR THE FIFTH
GRADE STUDENTS OF SDN 03 KARANGMOJO TASIKMADU
KARANGANYAR IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Minithesis.
Surakarta : Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret
University, Surakarta, July 2012.
The purpose of this research is to improve poetry writing skill. This
research is Classroom Action Research (CAR). Subject of this research is the fifth
grade studenst consists of 21 students. The data collecting method used were
observation, interview, test, and document. The validity of the data was tested by
using a triangulation those are a source triangulation and a method triangulation.
The data analysis model applied was interactive analysis model having three
components, those are data reduction, data presentation, and drawing conclusion.
The research of three cycles, and each cycle comprised of four phases, namely:
(1) planning, (2) implementation, (3) observation, and (4) reflection.
The result of this research can be described as follows: the average score
of the achievement test prior to the treatment is 53,09. By using Minimum criteria
completeness 65, so amount 7 students or 33,33% was completely KKM while
they were got <65 amount 14 students or 66,67%. In cycle I, II, III the average
score of the achievement test improve becomes 69.14, 73,43, and 87,66. The
classical learning completeness amaunt 14, 19, and 21students or 66,14 %,
90,47%, and 100%.
The concluded those constructivistic learning model can improve poetry
writing skill for the fifth grade students of SDN 03 Karangmojo Tasikmadu
Karanganyar in the academic year of 2011/2012.
Key words: Poetry writing skill, Construktivistic learning model, Minimum
criteria completeness.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah
urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Allah kamu berharap.”
(QS. Al-Insyirah:6-8)
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
(QS. Muhammad: 7 )
“Allah menyukai pekerjaan yang dilakukan terus-menerus walaupun pekerjaan itu
kecil atau sedikit.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Ketahuilah pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran, jalan keluar itu akan
selalu beriringan dengan cobaan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(HR. Tirmidzy)
“Bersyukur atas sesuatu yang kita miliki dan bersabar atas ujian adalah kunci
kebahagiaan menjalani kehidupan.”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Orang tuaku,
Ibu Suminem yang memberikan arti tulusnya kasih sayang tanpa mengharap
balas jasa dan mendoakan aku dalam setiap langkahku. Terima kasih ibu
Bapak Saiman yang telah memberikan motivasi, perhatian, kasih sayang
dengan tulus ikhlas, bekerja keras tanpa mengenal lelah untuk mencukupi
kebutuhan keluarga, dan mendoakan aku dalam setiap langkahku. Terima
kasih ayah.
Kakak-kakakku (Mas Sriyono, Mbk Sriyatun, dan Mas winardi) yang
telah memberikan dukungan.
Teman-temanku SI PGSD angkatan 2008 terkhusus untuk kelas VIIIF dan
adik-adik tingkatku PGSD FKIP UNS yang telah banyak membantu dan
mendoakanku.
Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
almamaterku tercinta tempatku menimba ilmu berkarakter kuat dan cerdas
untuk masa depan yang cerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME atas rahmat dan
karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul “ Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui
Model Pembelajaran Konstruktivistik pada Siswa Kelas V SDN 03 Karangmojo,
Tasikmadu, Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012 ”
Skripsi dapat terselesaikan karena beberapa pihak :
1. Prof. Dr. HM. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan FKIP UNS.
2. Drs. KRT. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan FKIP UNS.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD FKIP UNS.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD FKIP
UNS.
5. Dr. Suharno, M.Pd. dan Drs. Djaelani, M.Pd selaku Pembimbing I dan II yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Elkana Margito, S.Pd dan Bapak Subawa, S.Pd selaku Kepala sekolah
dan guru kelas V yang telah memberikan ijin penelitian.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Semoga skr[psi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
Sri Wahyuni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................................................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................................................................................. iv
ABSTRACT ................................................................................................................................................................ v
MOTTO ...................................................................................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ....................................................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................................................. 3
C. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................................................... 6
A. Kajian Pustaka ........................................................................................................................... 6
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................................................ 18
C. Kerangka Berfikir ...................................................................................................................... 18
D. Pengajuan Hipotesis Tindakan ................................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................................................. 21
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................................................... 21
B. Subjek Penelitian ...................................................................................................................... 22
C. Sumber Data .............................................................................................................................. 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................................ 22
E. Evaluasi Data ............................................................................................................................ 25
F. Validitas Data ............................................................................................................................ 26
G. Analisis Data ............................................................................................................................. 26
H. Indikator Kerja .......................................................................................................................... 27
I. Prosedur Penelitian .................................................................................................................... 27
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ..................................................................................... 32
A. Diskripsi Kondisi awal ............................................................................................................. 32
B. Pelaksanaan Tindakan ............................................................................................................... 34
1. Siklus I ............................................................................................................................... 34
2. Siklus II.............................................................................................................................. 43
3. Siklus III ........................................................................................................................... 53
C. Hasil Penelitian ........................................................................................................................ 63
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................................... 71
A. Simpulan .................................................................................................................................. 71
B. Implikasi .................................................................................................................................. 71
C. Saran ........................................................................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................................. 76
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ........................................................................... 21
Tabel 4.1 Tabel Frekuensii Nilai Keterampilan menulis puisi Silkus I....... 41
Tabel 4.2 Tabel Hasil Tes Akir Siklus I ........................................................ 41
Tabel 4.3 Tabel Frekuensii Nilai Keterampilan menulis puisi Silkus II ...... 51
Tabel 4.4 Tabel Hasil Tes Akir Siklus II ....................................................... 51
Tabel 4.7 Tabel Frekuensii Nilai Keterampilan menulis puisi Silkus III ..... 61
Tabel 4.8 Tabel Hasil Tes Akir Siklus III ..................................................... 61
Tabel 4.9 Tabel Ketuntasan Nilai Keterampilan Menulis puisi pada
Kondisi awal (Prasiklus),Siklus I,Siklus II, Siklus III .................. 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ............................................................ 20
Gambar 3.1 Siklus Observasi ......................................................................... 24
Gambar 4.1 Grafik Nilai Tes Keterampilan Menulis puisi Siklus I ............... 42
Gambar 4.2 Grafik Nilai Tes Keterampilan Menulis puisi Siklus II ............. 52
Gambar 4.3 Grafik Nilai Tes Keterampilan Menulis puisi Siklus III ............. 62
Gambar 4.4 Nilai Tes Keterampilan Menulis puisi Pada Prasiklus, Siklus I,
Sklus II, Siklus III ...................................................................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ................................................................ 78
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ........................... 79
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .......................... 87
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ......................... 95
Lampiran 8 Soal Evaluasi Siklus I ............................................................... 103
Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus II .............................................................. 105
Lampiran 12 Soal Evaluasi Siklus III ............................................................ 108
Lampiran 13 Kriteria Penilaian ...................................................................... 109
Lampiran 14 Daftar Nilai Keterampilan Menulis puisi Kemampuan Awal . 110
Lampiran 14 Daftar Nilai Keterampilan Menulis puisi Siklus I .................... 111
Lampiran 18 Daftar Nilai Keterampilan Menulis puisi Siklus II ................... 117
Lampiran 21 Daftar Nilai Keterampilan Menulis puisi Siklus III ................. 114
Lampiran 24 Foto Kegiatan Pembelajaran ..................................................... 120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara ( Undang-Undang Sisdiknas, 2003: 2).
Pembelajaran bahasa yang utama sebagai alat komunikasi. Seorang anak belajar
bahasa karena didesak oleh kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang-orang
di lingkungan sekitar. Manusia adalah makhluk sosial, sehingga manusia perlu
berinteraksi dengan manusia lainnya. Dengan komunikasi orang dapat
menyampaikan semua yang dirasakannya kepada orang lain.
Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.
Bahasa sebagai milik manusia menjadi salah satu ciri pembeda antara manusia
dengan makhluk lainnya, bahkan dengan bahasa dapat menunjukkan bangsa
seseorang. Pembelajaran bahasa Indonesia secara fungsional dan komunikatif
adalah pembelajaran yang menekankan siswa untuk belajar berbahasa, dalam
kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk komunikasi. Siswa bukan
sekedar belajar tentang pengetahuan bahasa, melainkan belajar menggunakan
bahasa untuk keperluan komunikasi.
Sesuai dengan pendapat Fulistyo dalam (http://www.google.com) yang
mengatakan bahwa keterampilan berbahasa yang dipelajari di sekolah berdasarkan
kurikulum meliputi empat aspek, yaitu (1) keterampilan menyimak, (2)
keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis.
Hal ini menunjukkan bahwa empat aspek tersebut sangat berperan penting dalam
pengajaran bahasa di sekolah. Dari keempat aspek ini disebutkan salah satunya
adalah keterampilan menulis.
Pendidikan menulis puisi bagi siswa, sangat baik dalam membantu
membentuk karakter dan merancang masa depan anak. Karena itu, menulis puisi
menjadi satu mata pelajaran tersendiri yang sangat penting. melalui pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menulis puisi, seorang anak dapat menuangkan berbagai ide dan gagasan,
termasuk mimpi-mimpi untuk meraih masa depannya dalam sebuah tulisan.
Menurut Shahnon Ahmad (1978:3-4) Unsur – unsur puisi antara lain : emosi,
imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan, pancaindera, susunan kata, kata –
kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur. Di situ dapat
disimpulkan ada tiga unsur pokok. Pertama, hal yang meliputi pemikiran, ide,
emosi. Kedua, bentuknya, dan yang ketiga ialah kesannya. Semua itu terungkap
dengan media bahasa. Puisi sebagai salah satu jenis sastra yang paling inti. Segala
unsur seni kesastraan mengental dalam puisi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri 03
Karangmojo Tasikmadu Karanganyar, pembelajaran menulis puisi menjadi suatu
hal yang diminati dan mendapat respon yang baik dari siswa, akan tetapi mereka
tampak mengalami kesulitan ketika harus menulis puisi. Mereka tidak tahu apa
yang harus ditulis ketika akan menulis puisi. Mereka sulit menemukan suatu kata-
kata dalam membuat puisi. Mereka kerap menghadapi sindrom kertas kosong
(blank page syndrome) tidak tahu apa yang akan ditulisnya. Guru SDN 03
Karangmojo mengalami kesulitan untuk membiasakan siswa belajar menulis
puisi. Penyebabnya adalah kesalahan dalam hal pengajaran yang terlalu kaku
sehingga menimbulkan kesan bahwa menulis puisi itu sulit.
Konsentrasi yang kurang dan cepat marasa jenuh menjadikan mereka
kesulitan dalam menulis puisi. Hal ini diketahui setelah dilakukan observasi
dokumentasi nilai Bahasa Indonesia di SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu
Karanganyar. Standar Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang dipakai guru
dalam keterampilan mengarang puisi adalah 65. Dari jumlah 21 siswa yang
mendapat nilai 65 ke atas ( kategori tuntas ) sebanyak 7 siswa (33,33%), yang
mendapat nilai kurang dari 65 ( kategori belum tuntas ) sebanyak 14 siswa
(66,67%). Dari data ini dapat dikatakan bahwa nilai bahasa Indonesia kelas V
belum mencapai batas tuntas sehingga dapat dikatakan prestasi masih kurang.
Berdasarkan informasi tersebut, penulis bermaksud mengadakan penelitian
di kelas V SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar, Karena
pembelajaran bahasa Indonesia masih kurang maksimal. Selain itu berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
hasil wawancara dengan siswa serta guru kelas V dan pengamatan pada kajian
pustaka dan beberapa artikel di SD Negeri 03 Karangmojo diketahui bahwa upaya
khusus untuk meningkatkan nilai pembelajaran bahasa Indonesia belum banyak
dilakukan. Oleh karena itu, pengajaran bahasa Indonesia harus segera dilakukan
inovasi.
Penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat penting dalam
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa berpartisipasi aktif untuk
mengikuti proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang tepat
digunakan untuk pembelajaran keterampilan anak adalah model pembelajaran
konstruktivistik, Sebagai salah satu usaha untuk memperbaiki rendahnya
keterampilan menulis puisi. Pembelajaran konstruktivistik menekankan
pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman
siswa, sehingga dengan pengalaman yang dimiliki siswa, siswa dapat dengan
mudah mengknstruksikan ilmu pengetahuannya sendiri.
Berdasarkan kenyataan dan permasalahan yang diuraikan di atas peneliti
tertarik melaksanakan penelitian dengan judul “PENINGKATAN
KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISTIK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 03
KARANGMOJO TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN
2011-2012”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah
sebagai berikut:
1. Nilai bahasa Indonesia belum mencapai batas ketuntasan.
2. Keterampilan menulis puisi masih kurang.
3. Siswa tidak terbiasa menulis puisi melalui pengalaman siswa sendiri.
C. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Apakah penggunaan model pembelajaran Konstruktivistik dapat meningkatkan
keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri 03 Karangmojo
Tasikmadu Karanganyar ?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini untuk:
Meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri 03
Karangmojo Tasikmadu Karanganyar melalui model pembelajaran
Konstruktivistik.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat dipakai:
a. Meningkatkan nilai bahasa Indonesia.
b. Untuk mengetahui secara nyata tentang peningkatan keterampilan menulis
puisi melalui pembelajaran Konstruktivistik.
c. Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru SD Negeri 03 Karangmojo
1) Dengan adanya penelitian ini, bertambahnya wawasan dan
pengalaman guru mengenai model pembelajaran dalam meningkatkan
keterampilan menulis puisi yaitu melalui pembelajaran
Konstruktivistik.
2) Meningkatkan profesionalime guru dalam membelajarkan siswa.
Khususnya dalam membelajarkan keterampilan menulis puisi.
3) Sebagai masukan bagi guru untuk melibatkan siswa secara aktif
sehingga berdampak pada meningkatnya kualitas pembelajaran Bahasa
Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
b. Bagi Siswa SD Negeri 03 Karangmojo
Meningkatnya keterampilan menulis puisi, sehingga dapat
meningkat pula nilai mata pelajaran bahasa Indonesia.
c. Bagi SD Negeri 03 Karangmojo
Model pembelajaran konstruktivistik dapat memberikan kontribusi
dalam meningkatkan nilai mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya
dalam keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri 03
Karangmojo Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat model pembelajaran Konstruktivistik
a. Pengertian Model Pembelajaran
Menurut Isjoni (2008: 146) model pembelajaran merupakan strategi yang
digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar, sikap belajar di kalangan
siswa, mampu berfikir kritis, memiliki keterampilan social, dan pencapaian hasil
pembelajaran yang lebih optimal.
Winataputra (dalam Anton Sukarno: 2006:67-69) adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang, pembelajar dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan belajar-mengajar. Setiap model harus
dipersiapkan dengan baik agar proses pembelajaran dapat berlangsung efektif,
tanpa persiapan yang matang pembelajaran apapun akan menjadikan siswa
menjadi jenuh. Model pun harus berganti-ganti dalam beberapa pertemuan agar
proses belajar mengajar tidak monoton.
Ada banyak model atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh
para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Banyaknya model atau
strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh para pakar tersebut tidaklah berarti
semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap mata pelajaran. Hal ini
disebabkan tidak semua model pembelajaran cocok untuk setiap topik atau mata
pelajaran. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih model
atau strategi pembelajaran, yaitu: 1) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, 2)
sifat bahan/materi yang diajarkan, 3) kondisi siswa, 4) ketersediaan sarana-
prasarana belajar.
Lebih khusus Killen (1998) dan Depdiknas (2005) dalam (Sugiyanto,
2009: 4) menjelaskan delapan prinsip dalam memilih strategi pembelajaran yaitu:
1) berorientasi pada tujuan, 2) mendorong aktivitas siswa, 3)memperhatikan aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
individual siswa, 4) mendorong proses interaksi, 5) menantang siswa untuk
berfikir, 6) menimbulkan inspirasi siswa untuk berbuat dan menuji, 7)
menimbulkan proses belajar yang menyenangkan, serta 8) mampu memotivasi
siswa belajar lebih lanjut.
Tidaklah setiap model atau strategi pembelajaran mampu mengembangkan
delapan prinsip penggunaan model pembelajaran. Setiap model pembelajaran
berakar dari pihak pendidik yaitu guru, dan kegiatan belajar secara pedagodis
berakar dari pihak peserta didik. Pembelajaran yang akan direncanakan
memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang
disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran
(Sugiyanto, 2009: 4).
Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya
adalah guru. Guru memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran yang
berkaitan erat dengan kemampuannya dalam memilih model pembelajaran yang
dapat member keefektivitasan kepada siswa. Adapun siswa merupakan sasaran
dari proses pembelajaran sehingga memiliki motivasi dalam belajar, sikap
terhadap pembelajaran guru, dapat menimbulkan kemampuan kritis, memiliki
keterampilan sosial, serta hasil pencapaian berefektivitas lebih baik.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
adalah suatu cara efektif yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Pengertian Model Pembelajaran Konstruktivistik
Konstruktivistik adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan
baru dalam struktur siswa berdasarkan pengalaman. Pengetahuan memang berasal
dari luar tetapi dikonstruksikan oleh dalam diri seseorang. Oleh sebab itu
pengetahuan terbentuk oleh dua factor penting yaitu: obyek yang menjadi bahan
pengamatan dan kemampuan subyek untuk mengintrepretasi obyek
tersebut.(Sugiyanto, 2009:17)
Von Glaserfeld (dalam Daniel Muijs & David Reynolds, 2008:26)
Menyatakan Konstruktivisme berakar pada asumsi bahwa pengetahuan, tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
peduli bagaimana pengetahuan itu didefinisikan, terbentuk di dalam otak manusia,
dan subjek yang berpikir tidak memiliki alternatif selain mengkonstruksikan apa
yang diketahuinya berdasarkan pengalamannya sendiri.
Pembelajaran konstruktivistik pada dasarnya menekankan pentingnya
siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses
belajar mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered
daripada teacher centered ( Trianto, 2007: 106 ).
Brooks & Brooks (dalam Sri Anitah, 1993:13) menyatakan
Konstruktivisme menempatkan posisi peserta didik untuk membangun
pengetahuannya sendiri secara aktif. Konstruktivisme mengandung arti bahwa
belajar adalah menginternalisasi dan membentuk kembali, atau mentransformasi
pengetahuan baru.
Robert B. Innes ( dalam http://baturbajang.blogspot.com/2010/01/teori-
belajar-konstruktivisme.html diakses pada 13 Februari 2012 ) bahwa
“Constructivist views of learning include a range of theories that share the
general perspective that knowledge is constructed by learners rather than
transmitted to learners. Most of these theories trace their philosophical roots to
John Dewey”. Maksudnya adalah bahwa pandangan penganut konstruktivisme
mengenai belajar meliputi serangkaian teori yang membagi perespektif umum
bahwa pengetahuan dikonstruksi oleh pembelajar bukan ditransfer ke pembelajar.
Berdasarkan pendapat – pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa
konstruktivistik adalah suatu metode pembelajaran yang menggunakan
pengalaman peserta didik sebagai dasar membangun ilmunya sendiri. Melalui
pengalaman siswa itu sendiri diharapkan siswa dengan mudah membangun
ilmumya sendiri.
1) Prinsip – Prinsip Konstruktivistik
Menurut Von Glaserfeld ( dalam Daniel Muijs &
David Reynolds, 2008:9 7 ), Prinsip–Prinsip Pengajaran
Konstruktivistik adalah :
a) Konstruksi pengetahuan bukan sesuatu yang bersifat
individual semata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
b) Belajar selalu dikonseptualiasikan, tidak mempelajari
fakta – fakta secara murni abstrak, tetapi selalu dalam
hubungannya dengan apa yang telah kita ketahui.
c) Belajar secara betul–betul mendalam berarti
mengkonstruksikan pengetahuan secara menyeluruh
,dengan mengeksplorasi dan menengok kembali materi
yang kita pelajari.
d) Mengajar adalah tentang memberdayakan pelajar, dan
memungkinkan pelajar untuk menemukan dan
melakukan refleksi terhadap pengalaman – pengalaman
realitas.
2) Tahap – Tahap Model Pembelajaran Konstruktivistik
Menurut Von Glaserfeld ( dalam Daniel Muijs &
David Reynolds, 2008: 105 ) , Tahap – Tahap Model
Pembelajaran Konstruktivistik yaitu :
a) Tahapan pertama adalah apersepsi, pada tahap ini
dilakukan kegiatan menghubungkan konsepsi awal,
mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan dari materi
sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat.
b) Tahap kedua adalah eksplorasi, pada tahap ini siswa
mengungkapkan dugaan sementara terhadap konsep
yang mau dipalajari. Kemudian siswa menggali
menyelidiki dan menemukan sendiri konsep sebagai
jawaban dari dugaan sementara yang dikemukakan pada
tahap sebelumnya, melalui manipulasi benda langsung.
c) Tahap ketiga, diskusi dan penjelasan konsep, pada tahap
ini siswa mengkomunikasikan hasil penyelidikan dan
temuannya, pada tahap ini pula guru menjadi fasilitator
dalam menampung dan membantu siswa membuat
kesepakatan kelas, yaitu setuju atau tidak dengan
pendapat kelompok lain serta memotifasi siswa
mengungkapkan alasan dari kesepakatan tersebut
melalui kegiatan tanya jawab.
d) Tahap keempat, pengembangan dan aplikasi, pada tahap
ini guru memberikan penekanan terhadap konsep-
konsep esensial, kamudian siswa membuat kesimpulan
melalui bimbingan guru dan menerapkan pemahaman
konseptual yang telah diperoleh melalui pembelajaran
saat itu melalui pengerjaan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3) Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Konstruktivistik
a) Kelebihan Model Pembelajaran Konstruktivistik:
(1) Pembelajaran berdasarkan konstruktivistik memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara
eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi
gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan
penjelasan tentang gagasannya.
(2) pembelajaran berdasarkan konstruktivistik memberi pengalaman
yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa
atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa
agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena
dan memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga
siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan
tentang fenomena yang menantang siswa.
(3) Pembelajaran konstruktivistik memberi siswa kesempatan untuk
berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa
berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model
dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.
(4) pembelajaran berdasarkan konstruktivistik memberi kesempatan
kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong
untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan
berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru
dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai
strategi belajar.
(5) Pembelajaran Konstruktivistik mendorong siswa untuk
memikirkan perubahan gagasan merka setelah menyadari
kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
b) Kekurangan Model Pembelajaran Konstruktivistik
(1) Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak
jarang bahwa hasil konstruksi siswa tidak cocok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
dengan hasil konstruksi para ilmuan sehingga
menyebabkan miskonsepsi.
(2) Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun
pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan
waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan
penanganan yang berbeda-beda.
(3) Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena
tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana yang
dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa.
(http://dirinyachapvunk.wordpress.com/
2011/12/22/model pembelajaran-konstruktivisme/).
2 . Hakikat Keterampilan Menulis Puisi
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan seseorang di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau
bidang tertentu jelas berbeda-beda. Keterampilan itu hanya dapat diperoleh
melalui proses belajar dan latihan yang berkesinambungan. Dengan keterampilan,
seseorang akan mampu menghasilkan suatu pola pikir dan karya inovatif dengan
penyelesaian yang efektif dan efisien.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:1180) mengartikan terampil adalah
cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu, dan cekatan. Sedangkan, keterampilan
adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas, kecakapan seseorang untuk
memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara.
Soemarjadi, Muzni Ramanto, dan Wikdati Zahri (2001:2) berpendapat
bahwa kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau
cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar.
Ruang lingkup keterampilan cukup luas meliputi kegiatan berupa perbuatan,
berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan sebagainya.
Tri Budiharto (2008:1-2) mengungkapkan bahwa keterampilan berasal
dari kata terampil yang artinya adalah mampu bertindak dengan cepat dan tepat.
Istilah lain dari terampil adalah cekatan, cakap mengerjakan sesuatu. Dengan kata
lain keterampilan dapat disebut juga kecekatan, kecakapan, atau kemampuan
untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat.
Pengertian keterampilan dalam konteks pembelajaran mata pelajaran
keterampilan di sekolah adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar. (http://aksay.
multiply.com/journal/item/20). Dalam hal ini, pembelajaran keterampilan
dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa
menjadi cekat, cepat, dan tepat dalam melakukan sesuatu.Perilaku terampil ini
dibutuhkan dalam keterampilan hidup manusia di lingkungannya.
Bertolak dari beberapa pengertian di atas,maka dapat disimpulkan bahwa
keterampilan adalah kemampuan bertindak atau melakukan suatu pekerjaan
(tugas) dengan baik, cermat, cepat, dan tepat.Seseorang yang dapat melakukan
sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil.Demikian pula,
apabila seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat juga
tidak dapat dikatakan terampil. Jadi, keterampilan itu berlandaskan pada
kecepatan dan ketepatan tertentu sehingga seseorang tidak akan merasakan
kesulitan-kesulitan yang berarti dalam pekerjaannya.
b. Pengertian Menulis
Pengertian menulis menurut H. G. Tarigan (dalam Agus Suriamiharja,
1997: 1) adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
atau gambaran grafik itu.
Jurnal internasional oleh David dalam (http://www.isetl.org/ijtlhe/)
mengemukakan beberapa hal yang berkaitan dengan menulis sebagai berikut:
Writing contributes uniquely to learning. Through writing we can create
new possibilities not inherentto speaking and observation (Emig, 1997). Artinya
menulis dapat memberikan kontibusi untik untuk belajar.Melalui menulis kita
dapat membuat kemungkinan-kemungkinan baru yang tidak melekat pada
berbicara dan observasi semata (Emig, 1997).
Writting is an active learning process key to improving communicatioan
(both written and oral) and thinkin, writing is embedded within social process
some formal and others informal, and writing is primarily (although formal not
exlusively) in a social activity (Russell, 1997; Young. 1994). Artinya menulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
adalah proses pembelajaran aktif yang dijadikan kunci untuk meningkatkan
komunikasi (baik tertulis maupun lisan) dan berfikir, menulis adalah proses sosial
dalam bentuk formal maupun informal, dan menulis adalah kegiatan utama
(walaupun tidak ekslusif) dalam kegiatan sosial (Russell, 1997; Young. 1994).
Sedangkan Robert Lado (dalam Depdiknas, 1997: 1) mengatakan bahwa:
“ To write is to put down the graphics symbols that represent a language one
understands, so that other can read these graphic representation”. Artinya
menulis adalah menurunkan atau meletakkansimbol-simbolgrafis yang
mewakilisatubahasa yang dapat dipahami sehinggaoranglaindapatmembacaarti
dari simbol atau grafis tersebut. Agus Suriamiharja (1997: 2) mengatakan bahwa
menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak
kepada orang lain secara tertuulis).
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam
bentuk bahasa tulis (http://definisipengertian.blogspot.com/2010/04/pengertian-
menulis.html). Menulis merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses menulis
mencakup serangkaian kegiatan mulai dari penemuan gagasan atau topic yang
akan di bahas sampai penulisan akhir (Sabarti Akhadiah dkk, 1997: 2).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan
menulis adalah serangkaian kegiatan yang kompleks yang memerlukan tahapan-
tahapan, dan menuangkan ke dalam bentuk tulisan sehingga pembaca dapat
memahami isi dari gagasan yang disampaikan. Dengan kata lain bahwa menulis
merupakan serangkaian kegiatan yang akan melahirkan pikiran dan perasaan
melalui tulisan untuk disampaikan kepada pembaca.
1) Tujuan Menulis
Menurut Hugo Hartig (dalam Depdikbud: 2001:235) ada beberapa tujuan
menulis, antara lain: Assigment Purpose, Altruistic Purpose, Persuasive Purpose,
Informatical Purpose, Self Expressive, Creative Purpose Problem Solving
Purpose.
a) Assigment Purpose (tujuan penugasan)
Penulis menulis karena mendapat tugas, bukan atas kemauan
sendiri. Misalnya siswa ditugaskan merangkum sebuah buku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
bacaan, membuat cerita pendek, membuat laporan observasi
dan sebagainya.
b) Altruistic Purpose (tujuan altruistik)
Penulis menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, menolong para pembaca untuk
memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin
menjadikan hidup pembaca menyenangkan. Penulis
berkeyakinan bahwa pembaca adalah “teman” hidupnya.
Sehingga penulis benar-benar dapat mengkomunikasikan suatu
idea tau gagasan bagi kepentingan pembaca. Hanya dengan
cara itulah tujuan altruistic dapat tercapai.
c) Persuasive Purpose (tujuan persuasi)
Penulis bertujuan mempengaruhi pembaca, agar pembaca yakin
akan kebenaran gagasan atau ide yang dituangkan oleh penulis.
Tulisan semacam ini banyak dipergunakan oleh para penulis
untuk menawarkan sebuah produksi barang dagangan.
d) Informatical Purpose (tujuan informasional)
Penulis menuangkan ide atau gagasan dengan tujuan memberi
informasi atau keterangan kepada pembaca. Di sini penulis
berusaha menyampaikan informasi agar pembaca menjadi tahu
mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis.
e) Self Expressive (tujuan pernyataan diri)
Penulis berusaha untuk memperkenalkan atau menyatakan
dirinya kepada para pembaca.
f) Creative Purpose (tujuan kreatif)
Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai-nilai
artistic atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si
penulis. Di sini penulis bukan hanya memberikan informasi,
melainkan lebih dari itu. Dalam informasi yang disajikan oleh
penulis, para pembaca bukan hanya sekedar tahu apa yang
disajikan penulis, tetapi juga merasa terharu membaca tulisan
tersebut.
g) Problem Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dikenal tulisannya, penulis berusaha member kejelasan kepada
para pembaca tentang bagaimana cara pemecahan suatu
masalah.
2) Manfaat Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang mempunyai banyak manfaat yang dapat
diterapkan oleh penulis itu sendiri. Menurut Sabartiah, dkk (1994: 1) ada beberapa
manfaat menulis antara lain:
a) Dengan menulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi
pribadi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang
ditulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b) Melalui kegiatan menulis dapat mengembangkan berbagai
gagasan atau pemikiran yang akan dikemukakan.
c) Dari kegiatan menulis dapat memperluas wawasan kemampuan
berfikir, baik dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk
berfikir terapan.
d) Permasalahan yang kabur dapat dijelaskan dan dipertegas
melalui kegiatan menuli.
e) Melalui kegiatan tulisan dapat menilai gagasan sendiri secara
objektif.
f) Dalam konteks yang lebih konkret, masalah dapt dipecahkan
dengan lebih melalui tulisan.
g) Dengan menulis dapat memotivasi diri untuk belajar membaca
lebih giat. Penulis menjadi penemu atu pemecah masalah bukan
sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.
h) Melalui kegiatan menulis dapat membiasakan diri untuk
berfikir dan berbahasa secara tertib.
c. Pengertian Puisi
Secara etimologi istiiah puisi berasal dari bahasa Yunani, poema berarti
membuat atau poeisis yang berarti perbuatan.Dalam bahasa Inggris disebut poem
atau poetry berarti membuat atau pembuatan. Lewat puisi pada dasarnya
seseorang telah menciptakan dunia tersendirl yang mungkin berisi pecan-pecan
atau gambaran suasana tertentu balk fisik maupun batiniah (Aminuddin, 1991 :
134).
Puisi adalah karya sastra. Semua karya sastra bersifat imajinatif. Bahasa
sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kias dan makna lambang
(majas). Dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain seperti: novel,
roman, dan lain-lain, puisi lebih bersifat konotatif, karena bahasanya lebih
memiliki banyak kemungkinan makna. Hal ini disebabkan terjadinya
pengkonsentrasian atau pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam puisi. Puisi
merupakan kritik kehidupan yang disampaikan dengan kata-kata terbaik dan
dengan susunan terbaik sebagai suatu luapan gelora perasaan yang bersifat
imajinatif .
Samuel Taylor Coleridge (2001:2-3) mengemukakan puisi itu adalah kata-
kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang
setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat hubungannya, dan sebagainya.
Carlyle (2009:10-14) berkata, puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal.
Penyair dalam menciptakan puisi itu memikirkan bunyi yang merdu seperti musik
dalam puisinya, kata-kata di susun begitu rupa hingga yang menonjol adalah
rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan
orkestrasi bunyi. Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan
perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun
Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan
yang bercampur-baur.
Sedangkan Dunton (2008:4-5) berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu
merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa
emosional serta berirama. Di sini, misalnya dengan kiasan, dengan citra-citra, dan
disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan katanya tepat, dan
sebagainya) dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik
pergantian bunyi kata-katanya berturut-turut secara teratur). Shelley (2006:7-9)
mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam
hidup kita. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan
menimbulkan keharuan yang kuat, seperti kebahagiaan, kegembiraan yang
memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematianorang yang sangat
dicintai. Semuanya itu merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.
Dari definisi-definisi tersebut kelihatan adanya perbedaan--
perbedaan pikiran mengenai pengertian puisi. Namun, seperti
dikemukakan Shahnon Ahmad (1978:3-4) bahwa bila unsur-unsur
dari pendapat-pendapat itu dipadukan, maka akan didapat garis-
garis besar tentang pengertian puisi yang sebenarnya. Unsur-unsur
tersebut berupa: emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama,
kesan pancaindera, susunan kata, kata-kata kiasan, kepaclatan, dan
perasaan yang bercampur-baur. Di situ dapat disimpulkan ada tiga
unsur yang pokok.Pertama, hal yang meliputi pemikiran, ide, atau
emosi; kedua, bentuknya; dan yang ketiga ialah
kesannya.Semuanya itu terungkap dengan media bahasa.
Berdasarkan pengertian-pengertian di alas dapat ditarik kesimpulan hahwa
puisi adalah ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang
imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan
menarik dan memberi kesan.Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi
pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan.
1) Unsur-unsur puisi
a) Dalam puisi terdapat struktur 1-1-A atau yang disebut pula sebagai
struktur kehahasaan dan struktur batin puisi yang berupa ungkapan batin
pengarang.
b) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisinya, sehingga dalam puisi diperlukan suatu
pemahaman atas suasana perasaan pengarang.
c) Dalam puisi unsur penting yaitu tema dan struktur . Yang dimaksud tema
adalah struktur batin , sedangkan yang dimaksud struktur adalah struktur
fisik.
d) Istilah bentuk dan isi atau tema struktur disebut hakikat puisi dan metode
puisi. Hakikat puisi terdiri dari tema , nada, perasaan, dan amanat.
2) Ciri-ciri puisi Anak-anak
Menurut Norton (2009:323-324), puisi anak-anak mempunyai kriteria
sebagai berikut :
a) Puisi anak adalah puisi yang berisi kegembiraan dan rima.
b) Mengutamakan bunyi bahasa sadar yang membangkitkan
semangat bermain bahasa.
c) Harus berupaya memperbilki ketajaman imajinasi visual dan
kata yang dipergunakan mengembangkan imajinasi dan melihat
serta mendengar kata-kata dalam cara baru.
d) Menyajikan cerita sederhana dan memperkenalkan tindakan
yang dilakukan.
e) Bukan ditulis berdasarkan dugaan yang rendah terhadap anak.
f) Berbentuk informasi sederhana yang membuat anak dapat
menafsir dan menangkap sesuatu dari puisi itu.
g) Tema puisi harus yang menyenangkan anak-anak, menyatakan
sesuatu kepada anak, menggelitik egonya, mengingat
kebahagiaan, menyentuh kejenakaan dan membangkitkan
semangat menggali.
http://one.itidoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/puisi-
anak-anak-2//
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3) Pemerolehan Keterampilan Menulis Puisi di SD
Pembelajaran kemampuan menulis puisi pada jenjang sekolah dasar
merupakan landasan pemerolehan keterampilan berbahasa khususnya dalam
pendidikan berbahasa dan sastra Indonesia. Siswa sekolah dasar diharapkan dapat
menyerap aspek-aspek dasar dari keterampilan menulis puisi sebagai bekal ilmu
berbahasa dan sastra Indonesia. Dengan banyaknya latihan menulis puisi,
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa.
Kaitannya dengan keterampilan menulis puisi di tingkat Sekolah Dasar
sering diadakan lomba menulis puisi dan lomba membaca puisi, lomba menulis
puisi di surat kabar, majalah, Koran dan masih banyak lagi, untuk
mengembangkan bakat dan minat siswa dalam meningkatkan keterampilan
menulis puisi siswa.
B. Penelitian yang Relevan
1. Muhamad Hasan Sidik (2008) berjudul, “Penerapan Model Pembelajaran
Kontrukstivisme untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Energi
Gerak Pada Siswa Kelas III SD Negeri 1 Cilengkrang Girang Kecamatan
Pasaleman Kabupaten Cirebon Tahun Ajaran 2007/2008”. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman energy gerak dengan
menerapkan model pembelajaran kontrukstivistik.
2. Penelitian Argha Prasetyo (2008) dengan judul, ”Peningkatan Kemampuan
Memahami lingkungan sehat dan tidak sehat Melalui Model Pembelajaran
Konstruktivistik Pada Siswa Kelas III SD Negeri Ngemplak Tawangsari Teras
Boyolali Tahun Ajaran 2007/2008” . Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa terdapat peningkatan pemahaman lingkungan sehat dan tidak sehat
dengan menerapkan model pembelajaran kontrukstivistik.
C. Kerangka Berfikir
Keterampilan menulis puisi merupakansalah satu keterampilan yang
harus diajarkan dan dikuasai oleh siswa dalam kegiatan belajar dan mengajar di
Sekolah Dasar (SD), karena keterampilan menulis puisi bermanfaat bagi siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
(khususnya siswa SD) untuk meningkatkan kemampuan menulis dan
mengembangkan kemampuan siswa dalam berbahasa sastra Indonesia .
Berdasarkan hasil observasi kajian pustaka yang dilakukan
menunjukkan bahwa nilai bahasa indonesia masih rendah, RRP yang digunakan
gurupun belum mengarah kepembelajaran yang inovatif. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru serta siswa keterampilan menulis puisi dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 03 Karangmojo
Tasikmadu Karanganyar diidentifikasikan masih mengalami kesulitan sehingga
menyebabkan nilai bahasa Indonesia rendah. Pembelajaran menulis puisi yang
selama ini dilakukan di dalam kelas masih mengalami beberapa hambatan
yang dapat menyebabkan rendahnya nilai bahasa Indonesia. Penyebab
rendahnya keterampilan menulis puisi siswa antara lain sebagai berikut:
(1)siswa kurang berminat dan termotivasi dalam kegiatan menulis puisi.
(2)Kurangnya latihan keterampilan menulis puisi dalam pembelajaran.
Bertolak dari permasalahan tersebut, diperlukan suatu tindakan dengan
menggunakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Salah satu metode yang dapat
diterapkan adalah model pembelajaran kontrukstivistik. Dengan metode
pembelajaran ini, keterampilan menulis puisi siswa diharapkan dapat
meningkat karena dengan menulis puisi dengan model pembelajaran
kontrukstivistik siswa akan dengan mudah menulis puisi berdasarkan pengalaman
siswa karena dengan pengalaman yang di miliki siswa diharapkan siswa lebih
mudah membangun ilmunya sendiri.
Pada kondisi akhir diharapkan terdapat peningkatan keterampilan menulis
puisi dengan menggunakan model pembelajaran kontrukstivistik. Peningkatan ini
akan ditandai dengan target akhir sebanyak 80% dari jumlah siswa kelas V yang
ada mendapatkan nilai di atas KKM yang telah ditetapkan atau batas ketuntasan
dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat divisualisasikan pada
gambar 2 sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:
Penggunaan model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan
keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V SD Negeri 03 Karangmojo
Tasikmadu karanganyar tahun ajaran 2011/2012.
Tindakan
Kualitas keterampilan menulis siswa
masih rendah Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
Guru belum menggunakan
model pembelajaran
konstruktivistik
dalampembelajaran menulis
puisi
Guru menggunakan model
pembelajaran
konstruktivistik dalam
pembelajaran menulis puisi
Dengan menggunakan model
pembelajaran konstruktivistik
dapat meningkatkan
keterampilan menulis puisi pada
siswa kelas V SD Negeri 03
Karangmojo Tasikmadu
karanganyar
Siklus I Kualitas
keterampilan menulis
puisi meningkat 70%
Siklus II Kualitas
keterampilan menulis
puisi meningkat 80%
Siklus III Kualitas
keterampilan menulis
puisi meningkat 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 03 Karangmojoyang
berada di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada semester 2 (genap)
tahun ajaran 2011/2012 selama 6 bulan. Yaitu pada bulan Januari sampai Juni
2012 dengan rincian waktu pada tabel 3.1:
Tabel 3.1.Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Januari
2012
Feb
2012
Maret
2012
April
2012
Mei
2012
Juni
2012
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan dan
pengajuan proposal
2 Mengurus izin
penelitian
3 Persiapan penelitian
4 Pelaksanaan siklus I
5 Pelaksanaan siklus II
6 Analisis data
7
Penyusunan skripsi,
sidang skripsi, revisi,
dan penjilidan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian PTK ini adalah siswa kelas V SD Negeri 03
Karangmojo. Siswa kelas V ini terdiri dari 21 siswa yaitu 11 siswa perempuan
dan 10 siswa laki-laki.
C. Sumber Data
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi diperoleh dari data
kualitatif. Informasi data diperoleh dari berbagai sumber. Adapun sumber data
yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini yaitu:
1. Informasi dari hasil wawancara dengan nara sumber yang terdiri dari siswa
kelas V dan guru kelas V SD Negeri 03 Karangmojo.
2. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran konstruktivistik kelas V SD Negeri 03 Karangmojo.
D. Teknik Pengumpulan Data
Fungsi data dalam penelitian tindakan adalah sebagai landasan refleksi.
Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti dan guru kelas V melalui tes,
metode dokumentasi, observasi dan wawancara.
1. Tes
Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan
sejumlah pertanyaan atau suruhan kepada subyek penelitian
(Budiono,1998:39). Menurut S Margono (2005:170) tes adalah seperangkat
rangsangan atau stimuli yang diberikan kepada seseorang dengan maksud
untuk mendapatkan jawaban yang dapat disajikan sebagai dasar bagi penetapan
skor angka.
Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 03Karangmojo mengenai
keterampilan menulis puisi.Bentuk tes unjuk kerja selama proses pembelajaran
dan tertulis pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Tes ini dilakukan untuk
mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa terhadap keterampilan
menulis puisi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2. Metode Dokumentasi
Menurut St. Y. Slamet dan Suwarto (2007:53) dokumen adalah bahan
tertulis maupun filmyang digunakan sebagai sumber data.Dokumentasi
merupakan suatu metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan
melihat buku-buku, arsip-arsip atau catatan yang berhubungan dengan orang
yang diteliti.Selain itu dokumentasi ini sebagai sumber data karena dalam
banyak hal digunakan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk
meramalkan.Selain itu sebagai “bukti” untuk suatu pengujian.
Dokumentasi dilakukan dengan mencatat/mengabadikan kegiatan berupa
foto,video dan melihat arsip-arsip(catatan-catatan) yang dilakukan dalam
penelitian. Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip perencanaan
pembelajaran serta hasil pekerjaan siswa yang dapat memberi informasi data
serta dokumen berupa foto dan video yang menggambarkan situasi
pembelajaran Bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
pada siswa kelas V SD Negeri03 Karangmojo ini menggunakan dokumen
resmi. Dokumen resmi untuk mengetahui data awal yaitu silabus, RPP sebelum
dilakukan tindakan, dan daftar nilai Bahasa Indonesia kelas V tentang
keterampilan menulis puisi sebelum tindakan. Sedangkan dokumen yang
digunakan untuk mengetahui perkembangan anak dalam proses pembelajaran
setelah tindakan berupa foto dan video pembelajaran dan nilai evaluasi tentang
ketprampilan menulis puisi dengan menerapkan model pembelajaran
Kontruktivistik.
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran
yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif
dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran
beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya (H. Amir, 2007: 134).
Langkah-langkah observasi meliputi : (1) perencanaan (planning), (2)
pelaksanaan observasi kelas (classroom), (3) pembahasan balikan (feedback).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Gambar 3.1. Siklus Observasi
Gambar siklus observasi (David Hopkins, 1992: 243) Dalam Amir (2007: 135).
Sedangkan menurut Ronny HS dalam Joko Subagyo (2004:63) observasi
adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja sistematis mengenai
fenomena social dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan
pencatatan.
Observasi dalam penelitian pada siswa kelas V SD Negeri 03
Karangmojo ini bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan siswa dan
guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi keterampilan menulis
puisi.Melalui observasi ini diharapkan dapat mengetahui hambatan ataupun
kendala dalam perencanaan tindakan sehingga dapat diperbaiki perencanaan
pembelajaran sebelum berjalan lebih lanjut.
4. Wawancara
Menurut St.Y. Slamet dan Suwarto (2007:48) tujuan wawancara adalah
untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai
tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya.
Menurut Anas sudijono (1996:82) wawancara adalah cara menghimpun bahan-
bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan
secara sepihak, berhadapan muka dan dengan arah serta tujuan yang telah
ditentukan.
Alam praktek penelitian ini ada dua jenis alat bantu wawancara yaitu
pedoman wawancara dan daftar pertanyaan. Pedoman wawancara hanya
memberikan secara garis besar pokok permasalahan. Sedangkan daftar
pertanyaan lebih terinci dari segala hal yang dikehendaki dalam penelitian.
Wawancara dilakukan pada siswa dan guru kelas V SD Negeri 03
Karangmojosebelum menerapkan model pembelajaran Kontruktivistik.
Planning
Classroom Feedback
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
E. Validitas Data
Informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti dan dijadikan data dalam
penelitian harus diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggung
jawabkan.Selain itu data tersebut dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik
kesimpulan. Adapun teknik yang digunakan dalam memeriksa validitas data
dalam penelitian ini adalah dengan trianggulasi. Triangulasi terdiri atas menarik
kembali rangkaian kausal yang paling masuk akal dari rancangan program untuk
pengerjaan hasil sementara (sampel kerja), untuk memperoleh hasil akhir (angka
uji), mencoba untuk bisa mendapatkan lebih dari satu ukuran dari berbagai
sumber untuk setiap kaitan dalam rangkaian (Miles & Huberman, 2009: 436).
Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Trianggulasi data dalam penelitian yaitu dengan mengkroscekkan data yang
diperoleh sebelum penelitian tindakan kelas diadakan dengan data setelah
pelaksanaan penelitian tindakan kelas, sehingga dari data tersebut dapat dilihat
apakah ada perubahan dari sebelum dan setelah pelaksanaan penelitian
tindakan kelas. Dalam penelitian ini dicapai dengan cara membandingkan data
hasil observasi kegiatan pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 03
Karangmojo dengan data hasil evaluasi Bahasa Indonesia siswa kelas V materi
menulis puisi sebelum tindakan dengan data hasil evaluasi Bahasa Indonesia
siswa kelas V tentang Keterampilan menulis puisi setelah tindakan.
2. Trianggulasi sumber dalam penelitian pada siswa kelas V SD Negeri 03
Karangmojo yaitu dengan mengkroscekkan data yang diperoleh dengan
informasi dari siswa, guru lain, kepala sekolah ataupun pihak-pihak lain yang
berhubungan.
3. Trianggulasi metode dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode
tes, observasi dan catatan lapangan atau dokumentasi sehingga didapatkan
hasil yang seakurat dan sebanyak mungkin mengenai penelitian tindakan kelas
di kelas V SD Negeri 03 Karangmojo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
F. Analisis Data
Menurut sarwiji suwandi ( 2008 : 70 ) mengemukakan bahwa untuk
menganalisis data diperlukan suatu cara yaitu deskriptif komperatif dan analisis
kritis adalah sebagai berikut :
1. Deskriptif komperatif adalah teknik dengan membandingkan hasil antar siklus.
Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir
setiap siklus.
2. Analisis kritis adalah teknik yang mencakup kegiatan untuk mengungkap
kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar
berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis maupun dari
ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam penyusunan
perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.
Aanalisis data dilakukan bersamaan atau setelah pengumpulan data.
Sarwiji Suwandi dan Madyo Eko Susilo ( 2007 : 26 ) Teknik analisis yang
digunakan untuk menganalisis data – data yang telah berhasil dikumpulkan,
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu : reduksi data, paparan data dan penyimpulan
data. Teknik analisis data tersebut, masing – masing secara singkat diuraikan
berikut ini :
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,
pemfokusan dan mengabstraksian data mentah menjadi informan yang
bermakna. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian.
Data reduksi adalah sesuatu bentuk analisis yang mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal – hal yang tidak penting dan
mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dilakukan. Proses
ini berakhir sampai laporan akhir penelitian selesai ditulis.
2. Paparan Data
Paparan data adalah proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk
paparan naratif, representasi tabular termasuk format matriks, representasi
grafis dan sebagainya. Dengan melihat penyajian data, maka akan dimengerti
apa yang terjadi dan memungkinkan untuk untuk mengerjakan sesuatu pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut, dalam hal ini
penyajian data meliputi berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja dan
tabel.
3. Penyimpulan Data
Penyimpulan data adalah proses pengambilan inti sari dan sajian data yang
telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat atau formula
yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas. Dalam
tahapan ini apabila ditemukan data yang akurat, maka peneliti tidak segan –
segan untuk melakukan penyimpulan ulang. Peneliti dalam hal ini bersifat
terbuka dan skeptis, namun demikian semakin lama meningkat secara eksplisit
dan memiliki landasan yang kuat. Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai
proses pengumpulan data berakhir
G. Indikator Kinerja
Tercapainya indikator kinerja penelitian tindakan kelas ini ketika siswa
Kelas V SD Negari 03 Karangmojo dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimum
(KKM) sebesar ≥ 65 keterampilan menulis puisi 70 % siswa di siklus I, 80 %
siswa di siklus II dan 100% pada siklus III. Jika dalam siklus III masih ada
beberapa siswa yang tidak mencapai nilai 100% yang diinginkan peneliti maka
peneliti melakukan siklus berikutnya sampai siswa sampai mencapai nilai yang
diinginkan peneliti
H. Prosedur Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2007:20). Ada empat tahapan penting dalam
penelitian tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, dan refleksi.
Hubungan keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan
berkelanjutan berulang. Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahapan
penelitian dari awalhingga akhir penelitian. Penelitian ini merupakan tindakan
kelas suatu penelitian yang mengkaji tentang permasalahan dengan ruang lingkup
yang tidak terlalu luasdan berkaitan dengan perilaku seseorang/kelompok tertentu,
disertai dengan penelahan yang diteliti terhadap suatu perlakuan dan mengkaji
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
sampai sejauh mana dampak perlakuan dalam rangka mengubah, memperbaiki,
dan meningkatkan mutu perilaku itu terhadap perilaku yang sedang diteliti.
Penelitian ini adalah proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka
berpikir. Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus (direncanakan
2 siklus) yang masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan pembelajaran
yang dalam satu siklus ada dua kali tatap muka yang masing-masing 2x35 menit
sesuai RPP. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai,
seperti yang telah didesain.
Penerapan prosedur penelitian tersebut dalam pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan peneliti yaitu:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah
1) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran (RPP terlampir)
2) Menetukan pokok bahasan
3) Menyusun lembar kerja siswa (LKS)
4) Menyusun instrumen (terlampir)
5) Menyiapkan sumber belajar dan media
6) Mengembangkan format evaluasi
7) Mengembangkan format observasi pembelajaran(terlampir)
b. Tindakan
Pada langkah ini guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran kontruktivistik yang mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran, skenario dan LKS. Dalam hal ini, pelakasanaan
pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan.
c. Obsevasi.
Dalam melakukan observasi dengan memakai format observasi
dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan
siswa) selain itu menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKS
dan pengumpulan data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
d. Refleksi
Refleksi dalam penelitian tidakan kelas adalah upaya mengkaji
apa yang telah terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil
dituntaskan dengan tindakan yang dilakukan. Refleksi itu digunakan untuk
menetapkan lebih lanjut dalam mencapai tujuan PTK. Guru dan peneliti
secara bersama-sama membahas hasil pembelajaran meliputi evaluasi
mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan serta RPP, skenario,
dan LKS, memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang
akan digunakan pada siklus berikutnya dan evaluasi tindakan I.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan dalam siklus II meliputi
1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan
masalah
2) Merencanakan perbaikan pembelajaran dengaa penerapan pembelajaran
kontriktivistik
3) Menentukaan pokok bahasan
4) Mengembangkan skenario pembelajaran
5) Menyusun LKS
6) Menyiapkan sumber belajar dan media
7) Mengembangkan format evaluasi
8) Mengembangkan observasi pembelajaran
b. Tindakan
Beberapa tindakan yang dilakukan dalam siklus II ini meliputi
1) Memperbaiki tindakan berdasarkan refleksi pada siklus I
2) Guru melaksanakan pembelajaran kontrukstivistik yang mengacu pada
RPP, skenario dan LKS
3) Siswa belajar dalm situasi pembelajaran kontrukstivistik
4) Memantau proses peningkatan hasil belajar Bahasa indonesia materi
menulis puisi pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c. Observasi
Dalam melakukan observasi dengan memakai format observasi
dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktifitas siswa dan
guru) kemudian menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKS
dan pengumpulan data
d. Refleksi
Menganalisis, merefleksi dan mengevaluasi tindakan dan hasil
observasi pada siklus II yang selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk
menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis puisi
menggunakan model pembelajaran kontrukstivistik pada siswa kelas V.
3. Siklus III
a. Perencanaan
Perencanaan dalam siklus III meliputi
1) Identifikasi masalah pada siklus II dan penetapan alternatif pemecahan
masalah
2) Merencanakan perbaikan pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran kontriktivistik
3) Menentukaan pokok bahasan
4) Mengembangkan skenario pembelajaran
5) Menyusun LKS
6) Menyiapkan sumber belajar dan media
7) Mengembangkan format evaluasi
8) Mengembangkan observasi pembelajaran
b. Tindakan
Beberapa tindakan yang dilakukan dalam siklus III ini meliputi
1) Memperbaiki tindakan berdasarkan refleksi pada siklus II
2) Guru melaksanakan pembelajaran kontrukstivistik yang mengacu pada
RPP, skenario dan LKS
3) Siswa belajar dalm situasi pembelajaran kontrukstivistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4) Memantau proses peningkatan hasil belajar Bahasa indonesia materi
menulis puisi pada siswa.
c. Observasi
Dalam melakukan observasi dengan memakai format observasi
dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran (aktifitas siswa dan
guru) kemudian menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKS
dan pengumpulan data
d. Refleksi
Menganalisis, merefleksi dan mengevaluasi tindakan dan hasil
observasi pada siklus III yang selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk
menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis puisi
menggunakan model pembelajaran kontrukstivistik pada siswa kelas V.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dikemukakan tentang: (A) Deskripsi kondisi awal
(prasiklus), (B) Pelaksanaan tindakan (siklus), (C) Hasil penelitian, dan (D)
Pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan dilakukan dalam 3 siklus dengan
empat tahap dalam setiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi: perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
A. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)
Pengamatan kondisi awal (prasiklus) dilakukan untuk mengetahui
keadaan nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses
penelitian. Pengamatan ini dilakukan dengan cara pengamatan proses
pembelajaran menulis puisi di kelas.
Sebagai gambaran awal hasil pengamatan yaitu diindikasikan bahwa
terjadi permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V
SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar. Pembelajaran Bahasa
Indonesia masih sulit untuk dilakukan secara optimal mengingat rendahnya minat
siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga berakibat pada rendahnya
nilai Bahasa Indonesia siswa. Siswa cenderung pasif di dalam pembelajaran dan
kurang tertarik dengan pembelajaran, akibatnya selama pembelajaran Bahasa
Indonesia terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan. Pendidikan menulis
puisi bagi anak didik, sangat baik dalam membentuk karakter dan merancang
masa depan anak. Karena itu, menulis puisi menjadi satu mata pelajaran tersendiri
yang sangat penting. melalui pendidikan menulis puisi, seorang anak dapat
menuangkan berbagai ide dan gagasan, termasuk mimpi-mimpi untuk meraih
masa depannya dalam sebuah tulisan. Penggunaan model pembelajaran yang tepat
sangat penting dalam pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa berpartisipasi
aktif untuk mengikuti proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan untuk pembelajaran
keterampilan anak adalah model pembelajaran konstruktivistik, Sebagai salah satu
usaha untuk memperbaiki rendahnya keterampilan menulis puisi.
Pembelajaran konstruktivistik menekankan pentingnya siswa membangun
sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman siswa, sehingga dengan
pengalaman yang dimiliki siswa, siswa dapat dengan mudah mengkonstruksikan
ilmu pengetahuannya sendiri.
Dari gambaran-gambaran hasil pengamatan diatas kegiatan proses
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V masih perlu ditingkatkan lagi.
Banyak terdapat kekurangan, antara lain: (1) guru perlu menggunakan RPP
dengan adanya inovasi RPP sesuai saat ini yakni ada eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi yang tesusun jelas. (2) menarik perhatian siswa dalam pembelajaran
dengan melakukan pembelajaran yang PAKEM yaitu pembelajaran yang
menekankan pada kegiatan yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan kelas.
Kualitas proses tentu akan mempengaruhi kualitas hasil dalam
pembelajaran di kelas. Pengamatan pada proses pembelajaran ini tidak terlepas
dari hasil penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia siswa.
Berdasarkan kondisi nilai siswa Bahasa Indonesia Pada prasiklus siswa
yang belum tuntas KKM sebanyak 14 siswa, sedangkan yang sudah tuntas
KKM sebanyak 7 siswa atau 33,33%. Nilai terendah pada prasiklus adalah 40
dan nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90.
Selama prasiklus nilai rata-rata klasikal yang dicapai adalah 53,09..
Nilai rata-rata ini dapat dikatakan rendah, selanjutnya guru dan peneliti
melakukan diskusi untuk mencari solusi permasalahan yang terdapat dalam
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga dicapailah kesepakatan
bahwa peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas bersama guru kelas V
sebagai kolaborator dengan judul ”Peningkatan Keterampilan Menulis puisi
melalui Model Pembelajaran Konstruktivistik pada Siswa Kelas V SD Negeri 03
Karangmojo Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012”. Penerapan
tindakan ini difokuskan pada peningkatan proses dan hasil pembelajaran Bahasa
Indonesia siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
B. Pelaksanaan Tindakan (Siklus)
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
1. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan
terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus I dilaksanakan pada hari
Rabu, 11 April 2012 (pertemuan 1) dan Jumat,14 April 2012 (pertemuan 2).
Tahapan-tahapan pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rencana tindakan
yang akan dilakukan dalam proses penelitian siklus I ini untuk
mendapatkan hasil yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan
dicapai adalah siswa mendapat nilai 65 dan sebanyak 15 siswa atau
sebesar 70 % siswa tuntas dari hasil tes unjuk kerja keterampilan menulis
puisi. Tahap-tahap perencanaan pada siklus I meliputi kegiatan sebagai
berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah:
a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas V.
b) Materi pembelajaran, materi pertemuan I mempelajari tentang,
(1) pengertian puisi, (2) langkah-langkah menyusun puisi, (3)
membuat puisi bebas, contoh puisi bebas sebagai berikut:
Pesawat terbang
Pesawat terbang,
Engkau bawa orang-orang membelah angkasa biru
Melayang-layang di udara
Pesawat terbang,
Engkau bawa orang-orang ke tujuannya
Dengan cepat dan segera
Pesawat terbang,
Aku ingin terbang bersamamu
Mengintari dunia, meraih cita-cita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Materi pada pertemuan II siswa diajak mengulang kembali
materi pada pertemuan pertama.
c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang
digunakan adalah lingkungan sekitar sekolah.
2) Menyiapkan Lembar Observasi: RPP, Pelaksanaan Pembelajaran
Guru, dan Penilaian Proses Siswa
3) Menyiapkan Instrumen Penilaian
Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang
berupa penilaian tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil
tes unjuk kerja (praktik) menulis puisi siswa sesuai kompetensi
dasar yang ingin dicapai. Lembar penilaian tes keterampian
menulis puisi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 11 April 2012 dan pertemuan kedua
pada hari Sabtu, 14 April 2012. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di
ruang kelas V SD Negeri 03 Karangmojo.
Dalam pelaksanaan tindakan I ini, peneliti bertindak sebagai guru/
pengajar proses kegiatan pembelajaran keterampilan menulis puisi melalui
pembelajaran Konstruktivistik sedangkan guru kelas V (Bapak Subawa, S.Pd)
melakukan observasi atau pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran.
Peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang mengendalikan dan mengamati
jalannya pembelajaran keterampilan menulis puisi di kelas.
Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:
Pertemuan I (2x35 menit)
Pada pertemuan pertama yang diajarkan kepada siswa kelas V
terlebih dahulu adalah mengenai materi puisi bebas yang meliputi: penjelasan
materi puisi, langkah-langkah membuat puisi, membuat puisi dan membacakan
puisi di depan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Siswa ditanya tentang pengertian puisi agar siswa lebih berpikir
tentang puisi yang mereka ketahui. puisi adalah ekspresi pengalaman yang
ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis, sedangkan siswa menjawab
puisi adalah ekspresi jiwa manusia. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa
sudah memahami makna puisi secara umum belum secara mendasar. Tindakan
selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik
dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa
menyimak penjelasan dari guru tentang materi yang berkaitan dengan puisi,
langkah-langkah membuat puisi, dan kemudian membacakan puisi yang telah
dibuatnya. Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media LCD.
Dalam media ini, berisikan materi puisi, antara lain lankah-langkah membuat
puisi berdasarkan pengalaman pribadi sebagai berikut:
1) Menentukan pengalaman yang menarik
2) Menentukan tema puisi
3) Mencatat hal-hal yang memudahkan menulis puisi
4) Menulis puisi bait demi bait
5) Menentukan judul yang sesuai
Setelah itu guru memberikan contoh-contoh puisi bebas sebagai
berikut:
Jasa Petani
Bila datang waktu pagi
Berbondong-bondong petani menuju sawah
menuai padi nan ranum dan melimpah
Sungguh tenteram hati kami
Kita tak bakal kurang pangan
Kita tak akan kelaparan
Kami berharap dan terus berharap
semoga petani bekerja penuh semangat
di atas lahan pertanian yang kian berkurang
demi tercukupinya kebutuhan pangan
berkat jasamu wahai petani
kami bisa makan kenyang tiap hari
pergi belajar dan bekerja
dengan semangat yang menyala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Guru menjelaskan dengan memberikan contoh mendeklamasikan cara
membacakan puisi dengan baik dan benar .
Selanjutnya, guru mengajak siswa keluar kelas, siswa diajak
mengamati lingkungan sekitar sekolah sebagai referensi membuat puisi bebas.
Guru memberikan arahan dan bimbingan dalam membuat puisi bebas. Dengan
melihat dan merasakan secara langsung diharapkan membuat puisi dengan
dengan pengalaman sendiri akan memudahkan siswa membuat puisi. Hasil
puisi yang dibuat siswa sebagai berikut:
Memandang Alam
Memandang alam dari atas bukit
Sejauh pandang kulepas
Sungai tampak berliku
Sawah hijau terbentang
Bagai permadani di kaki langit
Gunung menjulang
Berpayung awan
Ohh indahnya pemandangan
Kemudian, siswa disuruh maju kedepan membacakan puisi yang telah
dibuat.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa
bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang
dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat kliping puisi
bebas. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru.
Pertemuan 2 (2x35 menit)
Pada pertemuan kedua mengulang kembali pembelajaran pada
pertemuan pertama yang diajarkan kepada siswa kelas V terlebih dahulu
adalah mengenai materi puisi bebas yang meliputi: penjelasan materi puisi,
langkah-langkah membuat puisi, membuat puisi dan membacakan puisi di
depan kelas.
Siswa ditanya tentang pengertian puisi agar siswa lebih berpikir
tentang puisi yang mereka ketahui. puisi adalah ekspresi pengalaman yang
ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis, sedangkan siswa menjawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis dengan bahasa yang sistematis
dengan bahasa yang puitis. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah
memahami makna puisi secara mendasar. Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi
dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik dalam pembelajaran antara
guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa menyimak penjelasan dari
guru tentang materi yang berkaitan dengan puisi, langkah-langkah membuat
puisi, dan kemudian membacakan puisi yang telah dibuatnya. Guru
menjelaskan materi ini dengan menggunakan media LCD. Dalam media ini,
berisikan materi puisi, antara lain lankah-langkah membuat puisi berdasarkan
pengalaman pribadi sebagai berikut:
1) Menentukan pengalaman yang menarik
2) Menentukan tema puisi
3) Mencatat hal-hal yang memudahkan menulis puisi
4) Menulis puisi bait demi bait
5) Menentukan judul yang sesuai
Setelah itu guru memberikan contoh-contoh puisi bebas sebagai
berikut:
Indahnya bersekolah
Ketika aku berangkat ke sekolah
Aku melihat sebayaku juga bersekolah
Ketika diluar kelas bermain dengan teman
Aku menjalin persabatan
Ketika aku didalam kelas
Aku belajar dengan keras
Ketika pulang
Aku mengulang pelajaran di kelas
Supaya ayah dan ibuku bangga
Selanjutnya, guru mengajak siswa keluar kelas, siswa diajak
mengamati lingkungan sekitar sekolah sebagai referensi membuat puisi bebas.
Guru memberikan arahan dan bimbingan dalam membuat puisi bebas. Dengan
melihat dan merasakan secara langsung diharapkan membuat puisi dengan
dengan pengalaman sendiri akan memudahkan siswa membuat puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Salah satu contoh puisi yang dibuat siswa sebagai berikut:
Pak Tani
Jiwamu sangat mulia
Kau tak kenal lelah
Kau berteduh dipanasnya terik matahari
Kau mengayuh cangkul tanpa putus asa
Capek dan lapar bukan kendala bagimu
Demi menghidupi anak dan istrimu
Kemudian, siswa disuruh maju kedepan membacakan puisi yang telah
dibuat.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa
bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang
dilakukan guru. Siswa diberikan tugas rumah untuk membuat kliping puisi
bebas. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru.
c. Observasi
Tahap observasi siklus I pada hari Rabu dan Jumat, 16-18 Februari
2012 yaitu dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa
selama proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas V
terhadap RPP, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru, dan penilaian
proses siswa ketika mengikuti pembelajaran menuli puisi melalui model
pembelajaran konstruktivistik. Kegiatan pengamatan ini menggunakan lembar
observasi yang sudah dipersiapkan.
Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu: (1) RPP yang dijadikan
pedoman mengajar guru (peneliti), (2) berlangsungnya proses pelaksanaan
pembelajaran terkait sikap siswa dan kegiatan guru selama pembelajaran
berlangsung, (3) hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi
melalui pembelajaran konstruktivistik oleh siswa. Dalam pengamatan ini,
peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang mengendalikan proses
pembelajaran. Sementara guru kelas V sebagai pengamat inti dengan duduk di
tempat paling belakang agar bisa mengamati dan menilai proses pembelajaran
yang dipimpin oleh peneliti secara intensif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh
gambaran tentang hasil dan jalannya pembelajaran dari mata pelajaran
Bahasa Indonesia tentang keterampilan menulis puisi siswa dengan
pembelajaran konstruktivistik sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru
Secara garis besar RPP yang disusun sudah relevan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dengan sistematika yang runtut
dan tujuan pembelajaran yang jelas mencakup ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
2) Penilaian Proses (Sikap Siswa)
Di dalam proses pembelajaran siswa sudah terlihat lebih aktif dan
bersungguh-sungguh dibandingkan dengan kondisi awal. Secara klasikal
terdapat peningkatan terhadap minat, keaktifan, dan kesungguhan pada diri
siswa.
3) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru
Kekurangan/catatan yang diberikan oleh observer yaitu guru kurang
memperhatikan dan menegur siswa yang ramai. Kesan kerja guru masih
rendah dan perlu ditingkatkan.
4) Hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi melalui
pembelajaran konstrukvistik.
5) Hasil puisi yang dibuat siswa sebagai berikut:
Pak Tani
Jiwamu sangat mulia
Kau tak kenal lelah
Kau berteduh dipanasnya terik matahari
Kau mengayuh cangkul tanpa putus asa
Capek dan lapar bukan kendala bagimu
Demi menghidupi anak dan istrimu
Setelah diadakan tes tindakan pada siklus I diperoleh data nilai
keterampilan menulis puisi. Data nilai tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 4
di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel.4.1 Frekuensi Data Nilai Tes Akhir Siklus 1
Interval Median Frekuensi Prosentase (%)
Relatif Kumulatif
42 – 54 48.5 6 28.57 28.57
55 – 64 56 8 38.09 66.66
65 – 79 65 7 33.34 100.00
80- 100 74 0 0 100.00
Jumlah 21 100,00
Nilai rata-rata 1231: 21 = 58,61
Ketuntasan Klasikal (14 : 21) × 100 % = 66,67%
Nilai dibawah KKM (7 : 21) × 100 % = 33,33%
Tabel 4.2 Hasil Tes Akhir Siklus 1
Keterangan Tes Akhir Siklus 1
Nilai terendah 57
Nilai Tertinggi 89,5
Rata – rata 58,61
Presentasi belajar tuntas 66,67%
Tabel 4 di atas menunjukkan persentase siswa yang belum dan sudah
tuntas KKM. Dari 21 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 03 Karangmojo,
terdapat sebesar 33,3% siswa belum tuntas KKM yang terbagi dalam kelas
42-54 sebesar 28,57%, dan pada kelas 55-64 sebesar 38,09%. Sisanya
sebesar 66,70% siswa sudah tuntas KKM yang terbagi pada kelas 65-79
sebesar 33,34%, dan pada kelas 80-100 sebesar 0%. Dari tabel tersebut juga
dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 66,67%
atau 14 siswa sudah tuntas.
Berdasarkan data pada tabel 3 maka hasil pembelajaran keterampilan
menulis puisi setelah diadakan tindakan siklus I pada siswa kelas V SDN 03
Karangmojo dapat disajikan dalam grafik pada gambar 2 dibawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Gambar 2. Grafik Nilai Keterampilan Menulis puisi Siswa Kelas V SDN 03
Karangmojo pada siklus 1
Pada gambar 2 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing kelas.
Pada kelas 42-54 terdapat sebanyak 6 siswa, pada kelas 55-64 terdapat
sebanyak 8 siswa, pada kelas 65-79 terdapat 7 siswa, pada kelas 80-100, dan
pada kelas 80-100 terdapat sebanyak 0 siswa. Dengan jumlah keseluruhan 21
siswa, masih terdapat 13 siswa yang belum tuntas KKM. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil keterampilan berbicara siswa yang
memperoleh nilai 65 (KKM) pada siklus I belum mencapai 70%, sehingga
pembelajaran akan dilanjutkan untuk siklus II.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa kualitas
pembelajaran menulis puisi pada siklus I baik proses maupun hasil telah
menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal (prasiklus), akan tetapi
belum mencapai target yang diharapkan yaitu sebanyak 70% siswa mencapai
target kentuntasan KKM.
Hal ini terbukti dari 21 siswa yang melakukan tes menulis puisi, 14
siswa atau hanya sekitar 66,67% yang telah mencapai ketuntasan belajar
dengan mendapat nilai di atas 65 (KKM). Meskipun belum mencapai target
6
8
7
00
1
2
3
4
5
6
7
8
9
42-54 55-64 65-79 80-100
fre
kue
nsi
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Ketuntasan belajar ini mengalami peningkatan dari kondisi awal dengan nilai
rata-rata kelas sebesar 58,61.
Namun, selain ada keberhasilan juga masih terdapat kekurangan dari
tindakan pada siklus I yang menyebabkan hasil pembelajaran keterampilan
menulis puisi kurang maksimal. Setelah berdiskusi dengan guru kelas V,
diperoleh simpulan mengenai hal-hal yang menyebabkan nilai siswa
kurang maksimal antara lain:
1) Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan meggunakan
model pembelajaran konstruktivistik. Keberanian siswa juga belum terlihat
maksimal atau masih malu membaca puisi di depan kelas.
2) Siswa belum terbiasa membuat puisi sendiri jadi keterampiln membuat puisi
siswa masih perlu ditingkatkan.
3) Siswa kurang percaya diri, terlihat pada ekspresi membacakan puisi masih
kurang sehingga kegiatan membaca puisi terasa kaku.
4) Guru jarang menegur atau memperingatkan siswa yang tidak fokus terhadap
proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
5) Pada umumnya siswa belum dapat memanfaatkan waktu. Hal ini karena
siswa tidak memikirkan betapa terbatasnya waktu yang tersedia sehingga
mereka kurang bisa memanfaatkan waktu dengan baik.
2. Siklus II
Tindakan pada siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap
pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus II dilaksanakan
pada hari Senin, 16 April 2012 (pertemuan 1) dan Rabu, 18 April 2012
(pertemuan 2).
Bertolak dari hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti bersama guru
kelas V yang sekaligus bertindak sebagai observer, berdiskusi mengenai cara
yang tepat untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. Tahap ini
dilakukan pada hari Sabtu, 19 April 2012 di ruang kelas V SDN 03
Karangmojo setelah dilaksanakannya siklus I. Proses pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
keterampilan menulis puisi pada siklus II ini, rencananya akan dilakukan
dengan beberapa langkah perbaikan dari tindakan siklus I, yaitu:
1) Guru meningkatkan kulitas proses dari aspek minat, keaktifan, dan
kesungguhan di dalam proses pembelajaran dengan menciptakan kondisi
pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar.
2) Memperbaiki puisi yang telah dibuat pada siklus I dengan melakukan
pengamatan di lingkungan sekolah kembali. Siswa yang belum aktif, perlu
dibangkitkan semangatnya sehingga yang dilaksanakan bermanfaat untuk
menyempurnakan hasil kerjanya.
3) Guru lebih memotivasi siswa agar berani dan percaya diri tampil
membacakan puisi di depan kelas dengan cara penguatan verbal dan
pemberian hadiah bagi siswa terbaik.
4) Menciptakan situasi belajar yang lebih menyenangkan agar siswa semakin
berminat dalam mengikuti pelajaran sehingga akan lebih meningkatkan
keaktifannya.
5) Guru selalu memberikan arahan dan perhatian pada siswa agar
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.
6) Guru menyarankan agar siswa mampu mengembangkan daya imajinasi
dan kreativitas diri disaat menulis puisi.
7) Guru lebih memberikan perhatian kepada siswa dengan cara pendekatan
individu dan menegur bagi siswa yang tidak fokus pada proses
pembelajaran.
Tahapan-tahapan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rencana tindakan yang
akan dilakukan dalam proses penelitian siklus II ini untuk mendapatkan hasil
yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah 80 % atau
sebanyak tuntas dari hasil tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tahap-tahap perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah:
a) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas V yang biasa
digunakan setiap hari.
b) Materi pembelajaran, materi pertemuan I mempelajari tentang,(1)
pengertian puisi ,(2) langkah-langkah menyusun puisi, (3) membuat
puisi bebas, contoh puisi bebas sebagai berikut :
Pesawat terbang
Pesawat terbang,
Engkau bawa orang-orang membelah angkasa biru
Melayang-layang di udara
Pesawat terbang,
Engkau bawa orang-orang ke tujuannya
Dengan cepat dan segera
Pesawat terbang,
Aku ingin terbang bersamamu
Mengintari dunia, meraih cita-cita
Materi pada pertemuan II siswa diajak mengulang kembali materi
pada pertemuan pertama.
c) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang
digunakan adalah lingkungan sekitar sekolah.
d) Menyiapkan Lembar Observasi: RPP, Pelaksanaan Pembelajaran
Guru, dan Penilaian Proses Siswa
e) Menyiapkan Instrumen Penilaian
Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa
penilaian tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes unjuk
kerja (praktik) menulis puisi siswa sesuai kompetensi dasar yang
ingin dicapai. Lembar penilaian tes keterampian menulis puisi dan
rubrik penilaian tes unjuk kerja membacakan puisi di depan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Senin,16 April 2012 dan pertemuan kedua
pada hari Rabu, 18 April 2012. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di
ruang kelas V SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar.
Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
Pertemuan I (2x35 menit)
Pada pertemuan pertama siklus II yang diajarkan kepada siswa kelas
V terlebih dahulu adalah mengulang kembali mengenai materi puisi dan
memperbaiki dalam membuat puisi serta membacakan puisi di depan kelas.
Siswa ditanya tentang pengertian puisi agar siswa lebih berpikir
tentang puisi yang mereka ketahui. puisi adalah ekspresi pengalaman yang
ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis, sedangkan siswa menjawab
puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis dengan bahasa yang sistematis
dengan bahasa yang puitis. Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara umum
siswa sudah memahami makna puisi secara mendasar. Tindakan selanjutnya
yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik dalam
pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa
menyimak penjelasan dari guru tentang materi yang berkaitan dengan puisi,
langkah-langkah membuat puisi, dan kemudian membacakan puisi yang telah
dibuatnya. Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media LCD.
Dalam media ini, berisikan materi puisi, antara lain lankah-langkah membuat
puisi berdasarkan pengalaman pribadi sebagai berikut:
1) Menentukan pengalaman yang menarik
2) Menentukan tema puisi
3) Mencatat hal-hal yang memudahkan menulis puisi
4) Menulis puisi bait demi bait
5) Menentukan judul yang sesuai
Setelah itu guru memberikan contoh-contoh puisi bebas sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Jasa Petani
Bila datang waktu pagi
Berbondong-bondong petani menuju sawah
menuai padi nan ranum dan melimpah
Sungguh tenteram hati kami
Kita tak bakal kurang pangan
Kita tak akan kelaparan
Kami berharap dan terus berharap
semoga petani bekerja penuh semangat
di atas lahan pertanian yang kian berkurang
demi tercukupinya kebutuhan pangan
berkat jasamu wahai petani
kami bisa makan kenyang tiap hari
pergi belajar dan bekerja
dengan semangat yang menyala
Guru menjelaskan dengan memberikan contoh mendeklamasikan cara
membacakan puisi dengan baik dan benar .
Selanjutnya, guru mengajak siswa keluar kelas, siswa diajak
mengamati lingkungan sekitar sekolah sebagai referensi membuat puisi bebas.
Guru memberikan arahan dan bimbingan dalam membuat puisi bebas. Dengan
melihat dan merasakan secara langsung diharapkan membuat puisi dengan
dengan pengalaman sendiri akan memudahkan siswa membuat puisi. Hasil
puisi yang dibuat siswa sebagai berikut:
Bunga Mawar
Warnamu merah
Harum semerbak
Ingin rasanya ku memetikmu
Tapi sayang aku takut durimu
Selanjutnya, guru mengajak siswa keluar kelas, siswa diajak
mengamati lingkungan sekitar sekolah sebagai referensi membuat puisi bebas.
Guru memberikan arahan dan bimbingan dalam membuat puisi bebas. Dengan
melihat dan merasakan secara langsung diharapkan membuat puisi dengan
dengan pengalaman sendiri akan memudahkan siswa membuat puisi.
Kemudian siswa disuruh maju kedepan membacakan puisinya..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa
bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang
dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat kliping puisi
bebas. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru.
Pertemuan 2 (2x35 menit)
Pada kedua siklus II yang diajarkan kepada siswa kelas V adalah
mengulang kembali mengenai materi puisi dan memperbaiki dalam membuat
puisi serta membacakan puisi di depan kelas.
Siswa ditanya tentang pengertian puisi agar siswa lebih berpikir
tentang puisi yang mereka ketahui. puisi adalah ekspresi pengalaman yang
ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis, sedangkan siswa menjawab
puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis dengan bahasa yang sistematis
dengan bahasa yang puitis. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah
memahami makna puisi secara mendasar. Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi
dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik dalam pembelajaran antara
guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa menyimak penjelasan dari
guru tentang materi yang berkaitan dengan puisi, langkah-langkah membuat
puisi, dan kemudian membacakan puisi yang telah dibuatnya. Guru
menjelaskan materi ini dengan menggunakan media LCD. Dalam media ini,
berisikan materi puisi, antara lain lankah-langkah membuat puisi berdasarkan
pengalaman pribadi sebagai berikut:
1) Menentukan pengalaman yang menarik
2) Menentukan tema puisi
3) Mencatat hal-hal yang memudahkan menulis puisi
4) Menulis puisi bait demi bait
5) Menentukan judul yang sesuai
Setelah itu guru memberikan contoh-contoh puisi bebas sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Jasa Petani
Bila datang waktu pagi
Berbondong-bondong petani menuju sawah
menuai padi nan ranum dan melimpah
Sungguh tenteram hati kami
Kita tak bakal kurang pangan
Kita tak akan kelaparan
Kami berharap dan terus berharap
semoga petani bekerja penuh semangat
di atas lahan pertanian yang kian berkurang
demi tercukupinya kebutuhan pangan
berkat jasamu wahai petani
kami bisa makan kenyang tiap hari
pergi belajar dan bekerja
dengan semangat yang menyala
Guru menjelaskan dengan memberikan contoh mendeklamasikan cara
membacakan puisi dengan baik dan benar .
Selanjutnya, guru mngajak siswa keluar kelas, siswa diajak mengamati
lingkungan sekitar sekolah sebagai referensi membuat puisi bebas. Guru
memberikan arahan dan bimbingan dalam membuat puisi bebas. Dengan
melihat dan merasakan secara langsung diharapkan membuat puisi dengan
dengan pengalaman sendiri akan memudahkan siswa membuat puisi Salah
satu contoh puisi yang dibuat siswa sebagai berikut:
Sekolahku
Kau tempatku mencari ilmu
Dengan semangat
Setiap pagi aku datang ke sekolah
Bertemu Bapak dan Ibu guru
Ohh sekolahku kau tempat meraih cita-citaku
Aku berjanji akan belajar dengan giat
Demi masa depanku
Terimakasih bapak ibu guru
Terimakasih sekolahku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Kemudian siswa disuruh maju kedepan membacakan puisinya.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa
bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang
dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat kliping puisi
bebas. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru.
c. Observasi
Tahap observasi siklus II pada hari Senin dan Rabu, 16-18 April 2012
dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa selama
proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas V bapak
Subawa S.Pd. Pengamatan menggunakan lembar observasi yang sudah
dipersiapkan. Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu (1) RPP yang
dijadikan pedoman mengajar peneliti, (2) berlangsungnya proses pelaksanaan
pembelajaran terkait sikap siswa (penilaian proses) dan kegiatan guru selama
pembelajaran berlangsung. (3) hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan
menulis puisi melalui pembelajaran konstruktivistik oleh siswa.
Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh
gambaran tentang jalannya pembelajaran dari mata pelajaran Bahasa
Indonesia tentang keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
model pembelajaran Konstriktivistik sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru
Secara garis besar RPP yang disusun sudah relevan dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dengan sistematika yang runtut
dan tujuan pembelajaran yang jelas mencakup ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
2) Sikap Siswa (Penilaian Proses)
Pengamatan sikap siswa selama pembelajaran ini adalah bentuk
penilaian kualitas proses. Di dalam proses pembelajaran siklus II siswa
sudah terlihat lebih aktif dan bersungguh-sungguh dibandingkan dengan
siklus I. Secara klasikal terdapat peningkatan terhadap minat, keaktifan, dan
kesungguhan pada diri siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru
Masukan/catatan yang diberikan pengamat pembelajaran sudah
berlangsung lebih baik dari siklus I, akan tetapi tingkat kedisiplinan siswa
haru ditingkatkan lagi.
4) Hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi siswa melalui
pembelajaran konstruktivistik.
5) Hasil Puisi yang dibuat siswa :
Bunga Mawar
Warnamu merah
Harum semerbak
Ingin rasanya ku memetikmu
Tapi sayang aku takut durimu
Daftar nilai keterampilan menulis puisi siswa siklus II. Data nilai
tersebut dikelompokkan ke dalam table 5 di bawah ini:
Tabel 4.3. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis puisi Siswa Kelas V SDN
03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar pada Siklus II
Interval Median Frekuensi Persentase (%)
Relatif Kumulatif
42 - 54 48 1 4.76 4.76
55 - 64 59,5 5 23.81 28.57
65 - 79 72 9 42.86 71.43
80- 100 90 6 28.57 100.00
Jumlah 21 100,00
Nilai rata-rata 1489.5 : 21 = 70,92
Ketuntasan Klasikal (19 : 21) × 100 % = 90,47%
Nilai dibawah KKM (2 : 21) × 100 % = 9,53%
Tabel 4.4 Hasil Tes Akhir Siklus 11
Keterangan Tes Akhir Siklus 11
Nilai terendah 57
Nilai Tertinggi 90
Rata – rata 70,92
Presentasi belajar tuntas 90,47%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Dari tabel 4 di atas dapat dilihat persentase siswa yang belum dan
sudah tuntas KKM. Dari 21 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 03
Karangmojo , hanya terdapat sebesar 9,53% siswa belum tuntas KKM yang
terbagi dalam kelas 42-54 sebesar 4,76%, dan pada kelas 55-64 sebesar
23,81%. Sisanya sebesar 90,47% siswa sudah tuntas KKM yang terbagi
pada kelas 65-79 sebesar 42,86%, dan interval kelas 80-100 terdapat 28,57%.
Dari tabel tersebut juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar siswa pada
siklus II mencapai 90,47% atau 19 siswa sudah tuntas. Sedangkan siswa yang
belum tuntas 9,53% atau 2 siswa.
Berdasarkan data pada tabel 3 maka hasil pembelajaran keterampilan
menulis puisi setelah diadakan tindakan siklus II pada siswa kelas V SDN 03
Karangmojo dapat disajikan dalam grafik pada gambar 6 dibawah ini :
Gambar 4.2. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN 03
Karangmojo pada siklus II
Pada gambar 3 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing kelas.
Pada kelas 42-54 terdapat 1 siswa, pada kelas 55-64 terdapat sebanyak 5
siswa, pada kelas 65-79 terdapat sebanyak 9 siswa, dan pada interval kelas 80-
100 terdapat 6 siswa. Dengan jumlah keseluruhan 21 siswa, hanya terdapat 2
siswa yang belum tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
ketuntasan hasil keterampilan menulis puisi siswa yang memperoleh nilai 65
1
5
9
6
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
42-54 55-64 65-79 80-100
fre
kue
nsi
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
(KKM) sudah mencapai 80% akan tetapi penelitian masih akan terus
dilaksanakan sampai didapat nilai ketuntasan 100%.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas
proses dan hasil pembelajaran berbicara siklus II ini telah menunjukkan adanya
peningkatan yang signifikan dari siklus I.
Keberhasilan proses pembelajaran berbicara siklus II dapat dilihat dari
beberapa indikator berikut ini:
Bertolak dari perbaikan pada siklus I dibuktikan bahwa penggunaan
model pembelajaran konstruktivistik pada siklus II ini dapat meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis puisi. Hal ini terbukti dari
21 siswa yang melakukan tes unjuk kerja membacakan puisi yang telah dibuat,
19 siswa atau sebesar 90,47% telah mencapai ketuntasan belajar dengan
mendapat nilai di atas 65 (KKM). Ketuntasan belajar ini mengalami
peningkatan dari siklus I sebesar 23,77% dengan rata-rata nilai keterampilan
menulis puisi dalam kelas sebesar 70,92
Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses
pembelajaran keterampilan menulis puisi pada siklus II sudah dapat
diatasi dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang
aktif dan kurang bersungguh-sungguh. Namun, secara garis besar
siswa merasa termotivasi dalam belajar, senang hati, dan antusias
dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Selain itu, peningkatan
kualitas hasil keterampilan menulis puisi pada siklus II mencapai
indikator ketercapaian yaitu 80% dari jumlah siswa yang ada,
penelitian masih perlu dilakukan lagi agar mencapai 100% ketuntasan,
untuk itu perlu adanya lagi penelitian siklus III.
3. Siklus III
Tindakan pada siklus III dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap
pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran (2x35 menit). Siklus III dilaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
pada hari Senin, 23 April 2012 (pertemuan 1) dan Rabu, 25 April 2012
(pertemuan 2).
Bertolak dari hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti bersama guru
kelas V yang sekaligus bertindak sebagai observer, berdiskusi mengenai cara
yang tepat untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus II. Tahap ini
dilakukan pada hari Senin, 23 Februari 2012 di ruang kelas V SDN 03
Karangmojo setelah dilaksanakannya siklus II. Proses pembelajaran
keterampilan menulis puisi pada siklus III ini, rencananya akan dilakukan
dengan beberapa langkah perbaikan dari tindakan siklus II, yaitu:
a. Guru meningkatkan kulitas proses dari aspek minat, keaktifan, dan
kesungguhan di dalam proses pembelajaran dengan menciptakan kondisi
pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar.
b. Memperbaiki puisi yang telah dibuat pada siklus I dengan melakukan
pengamatan di lingkungan sekolah kembali. Siswa yang belum aktif, perlu
dibangkitkan semangatnya sehingga yang dilaksanakan bermanfaat untuk
menyempurnakan hasil kerjanya.
c. Guru lebih memotivasi siswa agar berani dan percaya diri tampil
membacakan puisi di depan kelas dengan cara penguatan verbal dan
pemberian hadiah bagi siswa terbaik.
d. Menciptakan situasi belajar yang lebih menyenangkan agar siswa semakin
berminat dalam mengikuti pelajaran sehingga akan lebih meningkatkan
keaktifannya.
e. Guru selalu memberikan arahan dan perhatian pada siswa agar mempunyai
rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.
f. Guru menyarankan agar siswa mampu mengembangkan daya imajinasi
dan kreativitas diri disaat menulis puisi.
g. Guru lebih memberikan perhatian kepada siswa dengan cara pendekatan
individu dan menegur bagi siswa yang tidak fokus pada proses
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tahapan-tahapan pada siklus III adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan rencana tindakan yang
akan dilakukan dalam proses penelitian siklus III ini untuk mendapatkan
hasil yang optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah 100
% nilai siswa mencapai 65 atau sebanyak 21 siswa tuntas dari hasil tes unjuk
kerja keterampilan menulis puisi.
Tahap-tahap perencanaan pada siklus III meliputi kegiatan sebagai
berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
adalah:
1) Ruang kelas, ruang kelas yang digunakan adalah kelas V yang biasa
digunakan setiap hari.
2) Materi pembelajaran, materi pertemuan I mempelajari tentang ,(1)
pengertian puisi, (2) langkah-langkah menyusun puisi, (3) membuat puisi
bebas, contoh puisi bebas sebagai berikut :
Pesawat terbang
Pesawat terbang,
Engkau bawa orang-orang membelah angkasa biru
Melayang-layang di udara
Pesawat terbang,
Engkau bawa orang-orang ke tujuannya
Dengan cepat dan segera
Pesawat terbang,
Aku ingin terbang bersamamu
Mengintari dunia, meraih cita-cita
Materi pada pertemuan II siswa diajak mengulang kembali materi pada
pertemuan pertama.
3) Mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang
digunakan adalah lingkungan sekitar sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
4) Menyiapkan Lembar Observasi: RPP, Pelaksanaan Pembelajaran Guru,
dan Penilaian Proses Siswa
5) Menyiapkan Instrumen Penilaian
Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa
penilaian tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil tes unjuk
kerja (praktik) menulis puisi siswa sesuai kompetensi dasar yang ingin
dicapai. Lembar penilaian tes keterampian menulis puisi dan rubrik
penilaian tes unjuk kerja membacakan puisi di depan kelas.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus III dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Senin, 23 April 2012 dan pertemuan kedua
pada hari Rabu, 25 April 2012. Pelaksanaan tindakan tersebut dilaksanakan di
ruang kelas V SD Negeri 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar.
Deskripsi pelaksanaan tindakan siklus III adalah sebagai berikut:
Pertemuan I (2x35 menit)
Pada pertemuan pertama siklus III yang diajarkan kepada siswa kelas
V terlebih dahulu adalah mengulang kembali mengenai materi puisi.
Siswa ditanya tentang pengertian puisi agar siswa lebih berpikir
tentang puisi yang mereka ketahui. puisi adalah ekspresi pengalaman yang
ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis, sedangkan siswa menjawab
puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis dengan bahasa yang sistematis
dengan bahasa yang puitis. Hal ini dapat disimpulkan bahwa secara umum
siswa sudah memahami makna puisi secara mendasar. Tindakan selanjutnya
yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama timbal balik dalam
pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa
menyimak penjelasan dari guru tentang materi yang berkaitan dengan puisi,
langkah-langkah membuat puisi, dan kemudian membacakan puisi yang telah
dibuatnya. Guru menjelaskan materi ini dengan menggunakan media LCD.
Dalam media ini, berisikan materi puisi, antara lain lankah-langkah membuat
puisi berdasarkan pengalaman pribadi sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
1) Menentukan pengalaman yang menarik
2) Menentukan tema puisi
3) Mencatat hal-hal yang memudahkan menulis puisi
4) Menulis puisi bait demi bait
5) Menentukan judul yang sesuai
Setelah itu guru memberikan contoh-contoh puisi bebas sebagai berikut:
Alam Semesta
Sejauh mata memandang
Terlihat begitu luas sawah membentang
Tanaman hijau bergoyang-goyang
Seakan mengajakku ikut bergoyang
Banyak pepohonan nan hijau
Memberikan kesegaran dalam hati
Dalam benakku berkata
Terimaksih Tuhan atas karuniamu ini
Setelah itu guru memberikan contoh membacakan puisi di depan kelas.
Selanjutnya, guru mngajak siswa keluar kelas, siswa diajak mengamati
lingkungan sekitar sekolah sebagai referensi membuat puisi bebas. Guru
memberikan arahan dan bimbingan dalam membuat puisi bebas. Dengan
melihat dan merasakan secara langsung diharapkan membuat puisi dengan
dengan pengalaman sendiri akan memudahkan siswa membuat puisi. Salah
satu contoh hasik karya puisi siswa sebagai berikut:
Angin
Aku berdiri didepan sekolahku
Ada angin sepoi-sepoi
Rambutku berantakan karnanya
Tapi tak apa
Karna dialah yang memberikan kesejukkan
Setelah seharian aku belajar didalam kelas
Kemudian siswa disuruh maju kedepan membacakan puisinya. Kegiatan
akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa bersama guru
mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru.
Kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat kliping puisi bebas. Hal ini
merupakan tindak lanjut yang diberikan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Pertemuan 2 (2x35 menit)
Pada pertemuan kedua siklus III yang diajarkan kepada siswa kelas
V adalah mengulang kembali mengenai materi puisi dan memperbaiki dalam
membuat puisi serta membacakan puisi di depan kelas.
Siswa ditanya mengenai pengertian puisi. puisi adalah ekspresi
pengalaman yang ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis,
sedangkan siswa menjawab puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis
dengan bahasa yang sistematis dengan bahasa yang puitis. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa siswa sudah memahami makna puisi secara mendasar.
Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi dengan pendalaman materi kerja sama
timbal balik dalam pembelajaran antara guru dan siswa. Dalam kegiatan
elaborasi ini siswa menyimak penjelasan dari guru tentang materi yang
berkaitan dengan puisi, langkah-langkah membuat puisi, dan kemudian
membacakan puisi yang telah dibuatnya. Guru menjelaskan materi ini dengan
menggunakan media LCD. Dalam media ini, berisikan materi puisi, antara lain
lankah-langkah membuat puisi berdasarkan pengalaman pribadi sebagai
berikut:
1) Menentukan pengalaman yang menarik
2) Menentukan tema puisi
3) Mencatat hal-hal yang memudahkan menulis puisi
4) Menulis puisi bait demi bait
5) Menentukan judul yang sesuai
Setelah itu guru memberikan contoh-contoh puisi bebas sebagai berikut:
Wanita-Wanita Perkasa
Setiap pagi aku melihat
Wanita-Wanita perkasa menuruni bukit
Membawa sabit dan keranjang
Begitu berat pekerjaanmu
Namun tak sedikitpun terlihat keluh kesahmu
Wajahmu tetap tersenyum manis
Menggambarkan betapa ihklasnya hatimu
Membantu sang suami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Setelah itu guru memberikan contoh membacakan puisi di depan kelas.
Selanjutnya, guru mngajak siswa keluar kelas, siswa diajak mengamati
lingkungan sekitar sekolah sebagai referensi membuat puisi bebas. Guru
memberikan arahan dan bimbingan dalam membuat puisi bebas. Dengan
melihat dan merasakan secara langsung diharapkan membuat puisi dengan
dengan pengalaman sendiri akan memudahkan siswa membuat puisi. Salah
satu hasil puisi yang di buat siswa sebagai berikut:
Burung
Aku melihat burung-burung berterbangan
Kesana kemari hinggap di pepohonan
Suaramu merdu sekali
Ingin rasanya ku ikut bernyanyi
Burung dimana rumahmu
Bolehkah ku ikut denganmu
Cuma ingin tahu
Bukan ingin mengambil sarangmu
Kemudian siswa disuruh maju kedepan membacakan puisinya.
Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa bersama
guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang dilakukan
guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat kliping puisi bebas. Hal
ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru.
c. Observasi
Tahap observasi siklus II pada hari Senin dan Rabu, 23-25 April 2012
dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa selama
proses pembelajaran. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas V bapak
Subawa S.Pd. Pengamatan menggunakan lembar observasi yang sudah
dipersiapkan. Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu (1) RPP yang
dijadikan pedoman mengajar peneliti, (2) berlangsungnya proses pelaksanaan
pembelajaran terkait sikap siswa (penilaian proses) dan kegiatan guru selama
pembelajaran berlangsung. (3) hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan
menulis puisi melalui pembelajaran konstruktivistik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh
gambaran tentang jalannya pembelajaran dari mata pelajaran Bahasa
Indonesia tentang keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan
model pembelajaran Konstriktivistik sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru
Guru menilai RPP yang digunakan oleh peneliti menunjukkan
penyusunan RPP dalam kategori sangat baik. Secara garis besar RPP yang
disusun sudah relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang ada dengan sistematika yang runtut dan tujuan pembelajaran yang
jelas mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
2) Sikap Siswa (Penilaian Proses)
Pengamatan sikap siswa selama pembelajaran ini adalah bentuk
penilaian kualitas proses. Di dalam proses pembelajaran siklus III siswa
sudah terlihat lebih aktif dan bersungguh-sungguh dibandingkan dengan
siklus II. Secara klasikal terdapat peningkatan terhadap minat, keaktifan,
dan kesungguhan pada diri siswa.
3) Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru
Masukan/catatan yang diberikan pengamat yaitu pembelajaran sudah
berlangsung dengan baik, kedisiplinan siswa serta keaktifan siswa sudah
banyak terlihat.
4) Hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi siswa melalui
pembelajaran konstruktivistik
5) Contoh puisi yang dibuat siswa
Sawah
Membentang luas
Padi terhampar menguning
Bagaikan permadani
Menghiasi jagat raya
Menyejukkan yang memandang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Daftar nilai keterampilan menulis puisi siswa siklus III. Data nilai
tersebut dikelompokkan ke dalam tabel 7 di bawah ini:
Tabel 4.7.. Data Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis puisi Siswa Kelas V
SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar pada Siklus III
Interval Median Frekuensi Prosentase (%)
Relatif Kumulatif
42 – 54 48 0 0 0
55 – 64 59,5 2 9.52 9.52
65 – 79 72 9 42.86 52.38
80- 100 90 10 47.62 100.00
Jumlah 21 100,00
Nilai rata-rata 1667: 21 = 79,38
Ketuntasan Klasikal (21: 21) × 100 % = 100%
Nilai dibawah KKM (0: 21) × 100 % = 0%
Tabel 4.8. Hasil Tes Akhir Siklus 111
Keterangan Tes Akhir Siklus III
Nilai terendah 68
Nilai Tertinggi 93
Rata – rata 79,38
Presentasi belajar tuntas 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat persentase siswa yang belum dan
sudah tuntas KKM. Dari 21 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 03
Karangmojo ,terdapat sebesar 0% siswa tidak tuntas KKM yang terbagi dalam
kelas 42-54 sebesar 0%, dan pada kelas 55-64 sebesar 9,52%. Sisanya
sebesar 100% siswa sudah tuntas KKM yang terbagi pada kelas 65 - 79
sebesar 42,86%, dan interval kelas 80-100 terdapat 47,62%. Dari tabel tersebut
juga dapat diketahui ketuntatasan hasil belajar siswa pada siklus III mencapai
100% atau 21 siswa sudah tuntas.
Berdasarkan data pada tabel diatas maka hasil pembelajaran
keterampilan menulis puisi setelah diadakan tindakan siklus III pada siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
kelas V SDN 03 Karangmojo dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4
dibawah ini :
Gambar 4.3. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas V SDN 03
Karangmojo pada siklus III
Pada gambar 3 di atas ditunjukkan frekuensi dari masing-masing kelas.
Pada kelas 42-54 terdapat 0 siswa, pada kelas 55-64 terdapat sebanyak 2
siswa, pada kelas 65-79 terdapat sebanyak 9 siswa, dan pada interval kelas 80-
100 terdapat 10 siswa. Dengan jumlah keseluruhan 21 siswa sudah mencapai
target ketuntasan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil
keterampilan menulis puisi siswa yang memperoleh nilai 65 (KKM) sudah
mencapai 100% sesuai target capaian sehingga tindakan dapat dihentikan.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas
proses dan hasil pembelajaran menulis puisi siklus III ini telah menunjukkan
adanya peningkatan yang signifikan dari siklus II. Keberhasilan proses
pembelajaran berbicara siklus III dapat dilihat dari beberapa indikator berikut
ini:
Bertolak dari perbaikan pada siklus II dibuktikan bahwa penggunaan
model pembelajaran konstruktivistik pada siklus III ini dapat meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran keterampilan menulis puisi. Hal ini terbukti dari 21
0
2
9
10
0
2
4
6
8
10
12
42-54 55-64 65-79 80-100
fre
kue
nsi
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
siswa yang melakukan tes unjuk kerja menulis puisi, 21 siswa atau sebesar
100% telah mencapai ketuntasan belajar dengan mendapat nilai di atas 65
(KKM). Ketuntasan belajar ini mengalami peningkatan dari siklus II sebesar
9,53% dengan rata-rata nilai keterampilan menulis puisi dalam kelas
sebesar79,38.
Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses
pembelajaran keterampilan menulis puisi pada siklus III sudah dapat
diatasi dengan baik. Secara garis besar siswa merasa termotivasi dalam
belajar, senang hati, dan antusias dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. Selain itu, peningkatan kualitas hasil keterampilan
menulis puisi pada siklus III sudah mencapai indikator ketercapaian
yaitu 100% dari jumlah siswa yang ada. Oleh karena itu, penelitian
dapat dihentikan karena sudah mencapai target ketuntasan yaitu 100%.
C. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk peningkatan dari
hubungan antarsiklus. Untuk hasil penelitian persiklus sudah disajikan pada tahap
observasi (pengamatan) pada masing-masing siklus. Berdasarkan pengamatan dari
analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan kualitas proses dan hasil
siswa kelas V SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar dalam pembelajaran
bahasa Indonesia pada aspek keterampilan menulis puisi dengan model
pembelajaran konstruktivistik.
Tabel 4.9. Data Frekuensi Nilai Keterampilan menulis puisi Siswa Kelas V SDN
03 Karangmojo pada Prasiklus, Siklus I, Sikllus II, dan Siklus III
Keterangan Tes
Awal
Tes Akhir
Siklus I
Tes Akhir
Siklus II
Tes Akhir
Siklus III
Nilai terendah 40 57 57 68
Nilai Tertinggi 89,5 90 93 93
Rata – rata 53.09 58,61 70,92 79,38
Presentasi
belajar tuntas 33,33% 66,67% 90,47% 100%
Tabel 9 di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai keterampilan
menulis puisi siswa dari prasiklus sampai siklus III. Presentase ketuntasan klasikal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
meningkat dari prasiklus sebesar 33,33% menjadi 66,67% pada siklus 1,
meningkat lagi pada siklus II menjadi 90,47% dan pada siklus III Presentase
ketuntasan menjadi 100%. Sehingga dapat dikatakan penelitian berhasil dengan
baik dengan seluruh siswa mampu mencapai nilai tuntas KKM yaitu 65.
Perbandingan nilai rata-rata kelas dari tiap siklus terjadi peningkatan. Pada
prasiklus nilai rata-rata siswa sebesar 60, pada siklus I nilai rata-rata kelas
meningkat menjadi 58,61. Selanjutnya nilai rata-rata kelas keterampilan menulis
puisi mengalami peningkatan signifikan pada siklus II menjadi 70, dan mencapai
ketuntasan 100% pada siklus III. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa model
penbelajaran konstruktivistik tepat untuk membantu meningkatkan kualitas proses
dan hasil keterampilan menulis puisi.
Dari tabel 10 perbandingan nilai keterampilan menulis puisi di atas dapat
dibuat grafik pada gambar 5 sebagai berikut:
40
80
57
89
57
90
68
93
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai terendah Nilai tertinggi
Nila
i te
ren
dah
/ t
ert
ingg
i
Pelaksanaan Tindakan
kondisi Awal siklus I siklus II Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Gambar 4.4. Grafik Frekuensi Nilai Keterampilan menulis puisi Siswa Kelas V
SDN 03 Karangmojo pada Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan siklus
III
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi
peningkatan kualitas keterampilan menulis puisi , baik proses maupun hasil
keterampilan menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivistik pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Secara garis besar,
penelitian ini telah berhasil menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan
peneliti pada bagian bab I.
Pembahasan hasil penelitian ini akan dijabarkan secara garis besar kualitas
proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis puisi dari prasiklus dan
setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III dengan
menggunakan model pembelajaran konstruktivistik. Pembahasan hasil penelitian
ini sebagai berikut :
a. Prasiklus
Pada prasiklus terlihat bahwa minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti
proses kegiatan pembelajaran masih tergolong rendah. Pembelajaran keterampilan
menulis puisi masih menggunakan cara yang kurang menarik daya imaginasi
53,09
33,33
58,6166,6770,92
90,4779,38
100
0
20
40
60
80
100
120
Nilai Rata-rata Prosentase Ketuntasan
Nila
i / P
rose
nta
se
Pelaksanaan Tindakan
kondisi Awal siklus I siklus II Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
siswa. Pembelajaran terkesan membosankan sehingga membuat siswa jenuh dan
tidak bisa mengembangkan daya imaginasinya kedalam sebuah puisi. Selain itu
siswa merasa takut dan malu membacakan hasil karyanya kedepan kelas. Hal ini
membuat siswa tidak antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi yang
diberikan oleh guru. Akibatnya presentase nilai kualitas nilai menulis puisi masih
rendah.
Kualitas proses yang rendah berimbas pada kualitas hasil keterampilan
menulis puisi siswa menjadi rendah. Terbukti dengan banyaknya siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM. Nilai keterampilan menulis puisi yang
diperoleh siswa masih rendah. Pada prasiklus siswa yang belum tuntas KKM
sebanyak 14 siswa, sedangkan yang sudah tuntas KKM sebanyak 7 siswa atau
33,33%. Nilai terendah pada prasiklus adalah 40 dan nilai tertinggi yang dicapai
siswa adalah 90.
Siswa yang memperoleh nilai pada kelas 42-54 sebanyak 7 siswa atau
33,33%, pada kelas 55-64 sebanyak 7 siswa atau 33,34%, pada kelas 65-79
sebanyak 5 siswa atau 23,80%, dan pada kelas 80-100 sebanyak 2 siswa atau
9.52%. Selama prasiklus nilai rata-rata klasikal yang dicapai adalah 60. Nilai
rata-rata ini dapat dikatakan rendah karena nilai yang diperoleh siswa pun
juga masih rendah. Oleh karena itu dilakukan tindakan untuk meningkatkan
keterampilan menulis puisi siswa.
b. Siklus I
Berdasarkan tindakan yang sudah dilaksanakan pada siklus I terbukti
adanya peningkatan kualitas proses dan hasil keterampilan menulis puisi siswa.
Dalam proses pembelajaran menulis puisi siklus I ini peneliti menggunakan
model pembelajaran konstruktivistik ,dengan pembelajaran kostruktivistik
digarapkan siswa akan lebih mudah membangun ilmunya sendiri melalui
pengalaman siswa itu sendiri.
Pada siklus I kualitas hasil keterampilan menulis puisi yang ingin dicapai
adalah 70% siswa dapat tuntas KKM. Hal ini berarti dalam siklus I
diharapkan sebanyak 16 siswa memperoleh nilai di atas KKM. Dilihat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
banyaknya siswa yang tuntas KKM diketahui tepat sebanyak 14 siswa atau
66,7% sudah tuntas dan masih terdapat 7 siswa atau 33,3% yang belum
tuntas KKM. Setelah tindakan siklus I nilai terendah terdapat pada kelas 42-
54 sebanyak 6 siswa atau 28,57%, pada kelas 55-64 sebanyak 8 siswa atau
38,09%, pada kelas 65-79 sebanyak 7 siswa atau 33,34%, dan pada kelas 80-100
sebanyak 0 siswa atau 0%. Dilihat dari nilai rata-rata klasikal siswa juga
terdapat peningkatan. Nilai rata-rata klasikal pada siklus prasiklus sebesar
69,14% meningkat menjadi 77,43%
Dengan jumlah ketuntasan seperti itu dapat dikatakan indikator
kinerja siklus I belum tercapai, pada siklus I nilai siswa belum memuaskan.
Karena kebanyakan siswa hanya memperoleh nilai pada interval nilai sedang. Dari
hasil yang diatas terbukti bahwa pembelajaran konstruktivistik perlu menangani
beberapa kendala dalam pembelajaran antara lain: Siswa mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri sehingga menyebabkan miskonsepsi, siswa membangun
pengetahuannya sendiri sehingga membutuhkan waktu yang lama dan
penanganan yang berbeda-beda, Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama. Hal
ini dapat dilihat pada bab.2 hal.10-11.
Pengamatan dari tindakan pada siklus I ditemukan beberapa hal yang
terkait faktor-faktor penilaian keterampilan menulis puisi siswa yaitu: pertama,
rata-rata siswa sudah bisa menulis puisi dengan baik akan tetapi ada beberapa
siswa yang belum bisa mencari kata-kata yang tepat untuk dijadikan puisi. Kedua,
dalam membacakan hasil karyanya di depan kelas mereka masih terlihat enggan
dan malu-malu sehingga membaca puisi terkesan seperti membaca sebuah cerita.
Kelancaran siswa pada siklus I rata-rata cukup lancar dan dari segi pemahaman
materi cukup baik.
Peningkatan kualitas proses dan hasil pada siklus I belum memuaskan dan
masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki dan diharapkan keterampilan
menulis puisi siswa semakin meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini dilanjutkan
ke siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
c. Siklus II
Kualitas hasil keterampilan menulis puisi siklus II terjadi peningkatan.
Indikator ketercapaian kualitas hasil pada siklus II adalah 80% atau sebanyak 18
siswa mampu tuntas KKM dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi. Dari
21 siswa kelas V setelah diadakan tindakan siklus II terdapat 19 siswa atau
90,47% tuntas KKM dan 2 siswa atau 9,53% belum tuntas KKM. Hal ini
dibuktikan dengan naiknya jumlah frekuensi pada tiap kelas interval. Dari 21
siswa kelas V ditunjukkan pada kelas interval 42-50 saat siklus I terdapat 2
siswa meningkat menjadi tidak ada. Setelah tindakan siklus II nilai terendah
terdapat pada kelas interval 42-54 sebanyak 1 siswa atau 4,76%, pada kelas
interval 55-64 sebanyak 5 siswa atau 23,81%, pada kelas interval 65-79 sebanyak
9 siswa atau 42,86%, dan pada kelas interval 80-100 sebanyak 6 siswa atau
28,57%. Dilihat dari nilai rata-rata klasikal siswa juga terdapat peningkatan.
Nilai rata-rata klasikal pada siklus I sebesar 69,14 meningkat menjadi 77,43 pada
siklus II.
Dari hasil diatas dapat dibuktikan bahwa pembelajaran konstruktivistik
telah berhasil meningkatkan nilai keterampilan menulis puisi dengan
mengimplikasikan pembelajaran konstruktivistik antara lain : Pembelajaran
konstruktivistik memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
gagasan secara eksplisit, memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan
yang telah dimiliki siswa, memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang
pengalamannya, memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan
baru, mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan merka setelah
menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi perubahan gagasan mereka. Hal ini dapat dilihat pada bab.2
hal.10-11.
Peningkatan kualitas poses dan hasil keterampilan menulis puisi dengan
menggunakan model pembelajaran konstruktivistik pada siklus II sudah
memuaskan akan tetapi belum mencapai indikator ketercapaian 100%. Oleh
karena itu, pelaksanaan tindakan akan dilanjutkan lagi ke siklus III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
d. Siklus III
Kualitas hasil keterampilan menulis puisi siklus III terjadi peningkatan.
Indikator ketercapaian kualitas hasil pada siklus III adalah 100% atau sebanyak
21 siswa mampu tuntas KKM dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi.
Dari 21 siswa kelas V setelah diadakan tindakan siklus III terdapat 21 siswa
atau 100% tuntas KKM dan 0 siswa atau 0% yang tidak tuntas KKM. Hal ini
dibuktikan dengan naiknya jumlah frekuensi pada tiap kelas interval. Dari 21
siswa kelas V ditunjukkan pada kelas 51-60 saat siklus II terdapat 1 siswa
meningkat menjadi tidak ada. Setelah tindakan siklus III nilai terendah
terdapat pada kelas 42-54 sebanyak 0 siswa atau 0%, pada kelas interval 55-
64 sebanyak 2 siswa atau 9,52%, pada kelas interval 65-79 sebanyak 9 siswa atau
42,86%, dan pada kelas interval 80-100 sebanyak 10 siswa atau 47,62%. Dilihat
dari nilai rata-rata klasikal siswa juga terdapat peningkatan. Nilai rata-rata
klasikal pada siklus I sebesar 69,14 meningkat menjadi 77,43, pada siklus II dan
pada siklus III meningkat lagi menjadi 87,66.
Dari hasil diatas dapat dibuktikan bahwa pembelajaran konstruktivistik
telah berhasil meningkatkan nilai keterampilan menulis puisi dengan
mengimplikasikan pembelajaran konstruktivistik antara lain: Pembelajaran
konstruktivistik memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan
gagasan secara eksplisit, memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan
yang telah dimiliki siswa, memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang
pengalamannya, memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan
baru, mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan merka setelah
menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi perubahan gagasan mereka. Hal ini dapat dilihat pada bab.2
hal.10-11.
Peningkatan kualitas poses dan hasil keterampilan menulis puisi dengan
menggunakan model pembelajaran konstruktivistik pada siklus II sudah
memuaskan dan sudah mencapai target indikator ketercapaian 100%. Oleh karena
itu, peneltian dapat dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Berdasarkan atas tindakan yang dilakukan pada siklus I, II dan III,
keberhasilan pembelajaran keterampilan menulis puisi dengan menggunakan
model pembelajaran konstruktivistik dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai
berikut:
a. Kualitas Proses
1) Siswa semakin berminat dalam mengikuti pembelajaran keterampilan
menulis puisi. Hal ini ditunjukkan dengan siswa menujukkan sikap yang
memperhatikan dan tidak gaduh.ketika proses pembelajaran berlangsung.
Selain itu, siswa antusias mengikuti pembelajaran dan tidak ada siswa yang
mengantuk atau melamun.
2) Siswa terlihat bersemangat dan aktif dalam pembelajaran. Keadaan ini
ditandai dengan keaktifan siswa bertanya .
3) Siswa memiliki kesungguhan dalam belajar. Hal ini ditunjukkan dengan
keseriusan siswa ketika harus mengamati lingkungan sekolah untuk
dijadikan bahan reverensi membuat puisi.
b. Kualitas Hasil
Nilai tes unjuk kerja keterampilan menulis puisi siswa dengan model
pembelajaran konstruktivistik yang telah dilaksanakan guru menunjukkan
peningkatan dari siklus I sampai siklus III dibandingkan dengan kondisi awal.
Ketuntasan klasikal akhir siklus mencapai 100% dengan nilai rata-rata 87,67.
Kualitas hasil keterampilan menulis puisi ditandai dengan meningkatnya
aspek-aspek penilaian menulis puisi yang secara garis besar dijelaskan sebagai
berikut :
1) Siswa mampu membuat puisi dengan pilihan kata atau diksi dengan benar
dan tepat.
2) Siswa mampu membuat puisi dengan koherensi atau kesesuaian judul
dengan isi puisi dengan benar dan tepat.
3) Siswa mampu menyusun kata per baris / per bait dengan padu dan saling
berhubungan.
4) Siswa mampu membacakan hasil puisinya kedepan kelas dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga
siklus, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya.
Penggunaan model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan
keterampilan menulis puisi peserta didik kelas V SDN 03 Karangmojo Tasikmadu
Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada kondisi awal
sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata keterampilan menulis puisi peserta
didik 53,09 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 33,33%, siklus I nilai
rata-rata keterampilan menulis puisi peserta didik 69,14 dengan presentase
ketuntasan klasikal sebesar 66,70% , siklus II nilai rata-rata keterampilan menulis
puisi peserta didik 77,43 dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 90,47%.
dan siklus III nilai rata-rata keterampilan menulis puisi peserta didik 87,66
dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 100%. Penerapan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivistik dapat dilaksanakan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V sehingga
dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada penggunaan model pembelajaran konstruktivistik dalam meningkatkan
keterampilan menulis siswa kelas V. Model yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model siklus, dimana model siklus yang digunakan terdiri dari tiga siklus.
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 11 s.d. 14 April 2012, siklus II dilaksanakan
pada tanggal 16 April s.d.18 April 2012, dan siklus III dilaksanakan pada tanggal
23 April s.d 25 April 2012. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat
langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan
tindakan dalam setiap siklus perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan
keberhasilan siklus sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan
dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis
perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus III.
Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa penggunaan model
pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi
peserta didik kelas V SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar Karanganyar.
Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan
keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V , hal itu dapat ditinjau dari hal-
hal berikut:
Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih model
pembelajaran yang tepat agar peserta didik mampu menguasai konsep-konsep
dalam pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran konstruktivistik dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi
peserta didik kelas V karena penggunaan model pembelajaran konstruktivistik
dalam pembelajaran menulis puisi memungkinkan terjadinya interaksi antara
guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik, peserta didik
dengan pengalamannya, peserta didik dengan lingkungan. Proses pembelajaran
lebih menarik dan lebih interaktif, dan sikap belajar peserta didik dapat
ditingkatkan.
Di dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi pada peserta didik
juga sangat penting. Motivasi diberikan agar peserta didik dapat belajar dengan
baik sehingga peserta didik mempunyai keinginan untuk berpikir, memusatkan
perhatian, dan melaksanakan kegiatan yang menunjang dalam proses
pembelajaran. Motivasi dapat ditanamkan pada diri peserta didik dengan
memberikan latihan-latihan, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi
dalam proses pembelajaran dan memberikan penghargaan terhadap
keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Pentingnya penggunaan model pembelajaran konstruktivistik dalam
pembelajaran menulis puisi terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Selain
itu penggunaan model pembelajaran konstruktivistik juga mempermudah anak
membangun ilmunya sendiri melalui pengalamanya serta mampu
meningkatkan kreativitas dan daya imaginasi anak.
Presentase hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik setelah
menggunakan model pembelajaran konstruktivistik meningkat. Hal ini terbukti
dengan adanya peningkatan nilai rata-rata tiap siklus pada aspek psikomotor,
aspek afektif dan aspek kognitif peserta didik. Dengan adanya peningkatan ini
pada akhirnya keterampilan menulis puisi peserta didik kelas V SDN 03
Karangmojo Tasikmadu Karanganyar meningkat.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan
model dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai
oleh peserta didik SDN 03 Karangmojo Tsaikmadu Karanganyar.
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan
dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada
umumnya dimiliki oleh sebagian besar peserta didik. Adanya kendala yang
dihadapi dalam pembelajaran menulis puisi melalui penggunaan model
pembelajaran konstruktivistik harus di atasi semaksimal mungkin. Oleh karena
itu ketiga aspek hasil belajar harus diperhatikan sehingga mendukung
keberhasilan pembelajaran khususnya dalam ketrampilan menulis puisi siswa.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa
saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:
1. Bagi Sekolah SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
mengupayakan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan model
pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai
dengan harapan.
2. Bagi Guru SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar
a) Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan
merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga peserta
didik menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif
dan bermakna. Hal ini membuat peserta didik tidak mudah bosan dan tetap
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
b) Dalam penyampaian materi guru hendaknya menggunakan model
pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat memberikan kemudahan
terhadap peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan
keterampilan tertentu, serta mampu memberikan pengalaman yang
berbeda dan bervariasi.
c) Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran pada pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Penggunaan model pembelajaran konstruktivistik dapat
mempermudah siswa dalam membangun ilmunya sendiri melalui
pengalaman-pengalaman siswa sendiri.
3. Bagi Peserta Didik SDN 03 Karangmojo Tasikmadu Karanganyar
Peserta didik harus lebih megembangkan inisiatif, kreatif, aktif,
motivasi belajar dan meningkatkan keberanian menyampaikan gagasan dan
imaginasinya dalam proses pembelajaran untuk menambah keterampilan
menulis puisi. Mengingat penilaian hasil belajar meliputi aspek psikomotor,
aspek afektif, dan aspek kognitif.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan
dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran konstruktivistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif
dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi yang belum tercakup dalam
penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.