UNIVERSITAS PGRI SEMARANG 2018eprints.upgris.ac.id/187/1/LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH APBU.pdf ·...
Transcript of UNIVERSITAS PGRI SEMARANG 2018eprints.upgris.ac.id/187/1/LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH APBU.pdf ·...
i
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN HIBAH APBU
PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENCEGAH
PERILAKU KONFORMITAS NEGATIF SISWA
SMK NEGERI 5 SEMARANG
TIM PENGUSUL
Dra. Tri Suyati, M.Pd NPP. 855601013
Suhendri, S.Pd, M. Pd., Kons NPP. 108301316
Heri Saptadi Ismanto, M. Pd.,Kons NPP. 106701254
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2018
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 803/Bimbingan Konseling
ii
iii
ABSTRAK
Tri Suyati
Suhendri
Heri Saptadi Ismanto
Konformitas pada dasarnya sangat penting dalam kehidupan setiap
individu. Konformitas dalam kalangan siswa yang notabene remaja sangat
penting, karena mereka akan berlomba-lomba menemukan jati diri mereka.
Namun demikian ketika siswa tidak memilki kontrol diri dalam pergaulan maka
akan menimbulkan konformitas negative. Juga sebaliknya jika dalam pergaulan
siswa mampu mengontrol dirinya, maka akan melahirkan koformitas positif.
Perilaku konformitas tidak terlepas dari dua aspek yaitu aspek emosional
dan aspek usia perkembangan. dua hal tersebut adalah merupakan dua hal yang
tidak bisa terpisahkan. Dimana pada usia remaja selalu dominan rasa atau aspek
emosional. Usia remaja aspek emosional masih termasuk emosional yang labil
atau belum terkontrol. Sehingga memungkinkan terjadi perilaku-perilaku yang
tidak terkontrol. Dampak dari konformitas negative siswa, seperti tawuran,
menjadikan hubungan pergaulan antar sekolah menjadi kurang harmonis dan
sangat meresahkan masyarakat serta menganggu lalu lintas di jalan raya ketika
siswa melakukan tawuran. Bahkan berdasarkan penyataan Guru BK, menyatakan
bahwa beberapa siswa di tangkap oleh polisi saat meraka melakukan tawuran.
Tujuan akhir penelitian ini adalah untuk mencegah terjadinya perilaku
konformitas negatif siswa Sesuai dengan tujuan penelitian, maka metode
penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Desain one gruop pre
test dan post test desain. Dalam desain ini subjek dikenakan dua kali pengukuran,
yakni dengan menggunakan skalapsikologis terkait perilaku konformitas negatif
siswa.
Berdasarkan hasil klasifikasi pree test dan post test tersebut di atas
terdapat selisih prosesntase yaitu 36,63 %. Maka dapat di simpulkan bahwa dalam
penelitian ini terdapat perubahan positif pada siswa yang semula memiliki
perilaku konformitas negative sangat tinggi, namun setelah di beri layanan
bimbingan kelompok, perilaku konformitas siswa menjadi rendah.
Kata Kunci : Bimbingan Kelompok, Perilaku Konformitas Negatif.
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karuniaNya
pada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
penelitian yang berjudul: Penerapan Bimbingan Kelompok untuk Mencegah
Perilaku Konformitas Negatif Siswa SMK Negeri 5 Semarang.
Penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi Tri Dharma Perguruan
Tinggi yaitu untuk meningkatkan aspek kesadaran oleh siswa terhadap perilaku
yang normative dalam kehidupannya, ini melalui layanan bimbingan kelompok.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat diselesaikan berkat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis berterima kasih
kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung memberikan
kontribusi dalam penyelesaian penelitian ini. Secara khusus pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Muhdi, SH., M.Hum selaku Rektor Universitas PGRI Semarang
2. Ir. Suwarno Widodo, M.Si selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Universitas PGRI Semarang
3. Drs. Agus Suharno, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
PGRI Semarang
4. Dan berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya penelitian ini.
Tim peneliti meskipun telah berusaha mengerjakan penelitian sebaik
mungkin, namun masih tetap membuka dan mengharapkan saran dan kritik demi
perbaikan dan pengembangan keilmuan. Semoga hasil penelitian ini mendorong
terwujudnya pelayanan BK yang bermutu dan profesional.
v
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul ............................................................................................................. i
Lembar pengesahan .......................................................................................... ii
Abstrak ............................................................................................................. iii
Kata Pengantar …………………………………………………………………. iv
Daftar isi .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
A. Konformitas Positif ................................................................................... 5
1. Pengertian Konformitas ........................................................................ 5
2. Proses Terbentuknya Perilaku Konformitas .......................................... 6
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konformitas ................................ 7
4. Dampak Konformitas ........................................................................... 10
B. Bimbingan Kelompok ................................................................................ 10
1. Pengertian Bimbingan Kelompok .......................................................... 10
2. Tujuan Bimbingan Kelompok ................................................................ 11
3. Tahapan Bimbingan Kelompok ............................................................ 11
C. Penelitian Relevan .................................................................................... 12
D. Road Map Penelitian .................................................................................. 13
E. Kerangka Pikir .......................................................................................... 13
F. Hipotesis ................................................................................................... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 15
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................. 15
B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 15
C. Instrumen Penelitian .................................................................................. 16
D. Populasi, Sampel dan Sampling ................................................................. 17
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 17
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 18
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................19
A. Deskripsi Data Pre-test dan Post-test ..........................................................19
B. Pembahasan ...............................................................................................24
BAB V PENUTUP ...........................................................................................26
A. Simpulan .....................................................................................................26
B. Saran ..........................................................................................................26
vi
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 2. Skala Penelitian
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Biodata Tim Pengusul
Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 7. Daftar Hadir
Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 9. Surat Tugas
1
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan suatu sarana bagi semua kalangan individu tanpa
terkecuali. Dimana individu akan berproses sesuai prosedur yang telah
ditetapkan secara sistematis dan baik. Sekolah, selain merupakan suatu sarana
juga merupakan suatu system. Arti system yaitu terdapat guru dan siswa.
Dimana memiliki peran yang berbeda-beda, namun tetap memiliki tujuan yang
sama. Fasilitas sekolah yang baik akan mempengaruhi baik prestasi maupun
prilaku siswa. Ketercapaiannya tujuan yang ditetapkan oleh sekolah kepada
siswa, tidak hanya di ukur dari aspek akademik melainkan juga dari aspek
sikap atau perilaku.
Siswa SMK merupakan usia remaja, usia tersebut akan mengalami
berbagai macam perubahan, baik fisik maupun psikis sampai pada perilaku.
Usia remaja penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi anak
laki-laki dan perempuan, (Hurlock, 2012:208). Usia remaja merupakan usia
pergaulan pada teman sebaya. Pergaulan teman sebaya atau sering disebut
konformitas.
Konformitas pada dasarnya sangat penting dalam kehidupan setiap
individu. Konformitas dalam kalangan siswa yang notabene remaja sangat
penting, karena mereka akan berlomba-lomba menemukan jati diri mereka.
Namun demikian ketika siswa tidak memilki kontrol diri dalam pergaulan
maka akan menimbulkan konformitas negative. Juga sebaliknya jika dalam
pergaulan siswa mampu mengontrol dirinya, maka akan melahirkan
koformitas positif.
Pada dasarnya remaja akan dihadapkan dua pilihan dalam hidup yaitu
melakukan hal positif dan negatif, dimana remaja yang memiliki sikap positif
mampu menjalani hidup sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di
dalam lingkungan. Namun sebaliknya jika remaja yang bersikap negatif tidak
mampu mematuhi peraturan atau norma yang berlaku di lingkungan. Menurut
2
Al-Mighwar (2011:176-177) pergaulan dengan kelompok teman sebaya
diperlukan dalam rangka menambah pengalaman dan menemukan kemantapan
dirinya. Bila interaksi menimbulkan akibat negatif maka merasa harga diri
remaja rendah, sebaliknya bila interaksi itu menimbulkan akibat positif, harga
diri remajapun akan naik dan kematangan serta kedewasaan akan cepat diraih
seorang remaja.
Perilaku konformitas tidak terlepas dari dua aspek yaitu aspek emosional
dan aspek usia perkembangan. dua hal tersebut adalah merupakan dua hal
yang tidak bisa terpisahkan. Dimana pada usia remaja selalu dominan rasa
atau aspek emosional. Usia remaja aspek emosional masih termasuk
emosional yang labil atau belum terkontrol. Sehingga memungkinkan terjadi
perilaku-perilaku yang tidak terkontrol. Pada usia remaja sangat erat kaitannya
dengan pengaruh kelompok sebaya. Hal ini sejalan Hurlock, (2010:213)
kuatnya pengaruh kelompok sebaya karena remaja lebih banyak berada dluar
rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah
dimengerti bahwa pengaruh tema-teman sebaya pada sikap, pembicaraan,
minat, penampilan, dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh keluarga.
Peneliti melakukan wawancara di beberapa guru bimbingan dan konseling
SMK N kota semarang, di ketahui bahwa perilaku konformitas telah terbentuk
dari tahun ketahun pada siswa-siswa tertentu. Dan itu dipelopori siswa-siswa
yang kelas sebelas (11) secara umum pada siswa-siswa tertentu. Kelas satu
yang masih tahap peralihan, sekaligus membutuhkan perlindungan dari
seniornya (kaka kelas) serta merta mereka juga ikut dengan ajakan tersebut.
Selanjutnya diketahui informasi dari salah satu siswa yang memang berada
dalam komunitas konformitas negative, seperti ; tawuran, minum-minuman
beralkohol sampai pada obat-obat terlarang. Salah satu alasan siswa-siswa
kelas satu ikut dalam ajakan tersebut, dikarenakan untuk mendapatkan suatu
kelompok dan merasa terlindung jika bersahabat atau ikut ajakan seniornya.
Selanjutnya peneliti melakukan wawancara langsung kepada siswa SMK
N di salah satu kota semarang pada tanggal 22 September 2017 pernyataan
yang di sampaikan adalah perilaku tawuran dilakukan karena atas dasar ajakan
3
pemimpin kelompok sekaligus juga keinginan sendiri. Ketika terjadi tawuran
di pastikan ada korban jiwa maupun luka. Ketika terjadi demikian maka,
nyawa harus di bayar nyawa dan darah di bayar dengan darah.
Perilaku konformitas merupakan perilaku yang sering terjadi dikalangan
remaja seperti siswa atau pada semua individu. Perilaku konformitas sangat
dibutuhkan dalam kehidupan setiap manusia. Namun demikian terkadang
ditemukan konformitas yang terlalu berlebihan terhadap suatu peristiwa.
Pertemanan antar sebaya tidak bisa di pungkiri dalam kalangan remaja siswa.
Dampak dari konformitas negative siswa, seperti tawuran, menjadikan
hubungan pergaulan antar sekolah menjadi kurang harmonis dan sangat
meresahkan masyarakat serta menganggu lalu lintas di jalan raya ketika siswa
melakukan tawuran. Bahkan berdasarkan penyataan Guru BK, menyatakan
bahwa beberapa siswa di tangkap oleh polisi saat meraka melakukan tawuran.
Dan siswa tersebut berulang kali membuat surat pernyataan untuk tidak
mengulangi perilaku tawuran baik di sekolah sampai pada pihak kepolisian,
namun ternyata siswa-siswa tersebut tetap saja melakukannya perilaku
tawuran tersebut.
Dengan demikian berdasarkan fenomena tersebut di atas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Bimbingan
Kelompok untuk Mencegah Perilaku Konformitas Negatif Siswa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi di atas dapat di simpulkan
rumusan masalah dalam penelitian ini “Bagaimana dampak penerapan
bimbingan kelompok untuk mencegah perilaku konformitas negatif siswa” ?.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui dampak penerapan bimbingan kelompok untuk mencegah
prilaku konformitas negative siswa.
4
D. Manfaat Penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti, karena memiliki manfaat
bagi pihak-pihak berikut :
1. Manfaat Teoretis :
a. Mendapatkan pengetahuan baru tentang dampak perilaku
konformitas negatif.
b. Sebagai dasar penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Mampu meningkatkan power, significance, dengan baik untuk
mampu membedakan antara konformitas positif dan negative.
b. Bagi Peneliti
Dalam penelitian menerapkan wawasan khusus dalam bidang
konseling untuk mengembangkan konformitas positif siswa.
c. Bagi Sekolah
Menciptakan iklim yang kondusif bagi peningkatan dan
pengembangan skill konformitas siswa pada teman sebaya baik antar
sekolah maupun antar siswa.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. State of the art
1. Pengertian Konformitas Positif
Konformitas merupakan fenomena sosial yang banyak dialami individu di
seluruh dunia, tak memandang usia, jenis kelamin, pendidikan. Fenomena
konformitas menjadi hal yang mudah untuk ditemukan terutama dalam kelompok.
Baron & Byrne (2005: 53) menyatakan konformitas adalah suatu jenis pengaruh
sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku agar sesuai dengan
norma sosial yang ada. Kecenderungan yang kuat terhadap konformitas ini untuk
mengikuti harapan masyarakat atau kelompok mengenai seharusnya bertindak di
berbagai situasi.
Adapun konformitas menurut Myers (2014:252) adalah bertindak atau
berfikir secara berbeda dari tindakan dan pikiran yang biasa dilakukan. Oleh
karena itu konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan agar selaras
dengan orang lain. Konformitas tidak hanya sekedar bertindak sesuai dengan
tindakan yang dilakukan oleh orang lain, tetapi juga berarti dipengaruhi oleh
bagaimana orang lain bertindak.
Pengertian konformitas antara ahli satu dengan yang lain tidak jauh berbeda
yaitu mengenai perilaku dalam bersosialisasi. Menurut Sears (2009:76)
konformitas adalah orang atau organisasi yang berusaha agar pihak lain
menampilkan tindakan tertentu, pada saat pihak lain menampilkan tindakan
tertentu pada saat pihak lain tersebut tidak ingin melakukannya. Bila seseorang
menampilkan perilaku tertentu karena setiap orang lain menampilkan perilaku
tersebut, hal demikian disebut konformitas.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konformitas adalah individu
yang melakukan suatu tindakan yang dipengaruhi oleh individu lain. Individu
tersebut berperilaku tidak sesuai dengan apa yang ingin dilakukannya tetapi
berperilaku seperti individu lain. Konformitas menjadi salah satu kunci dalam
bersosialisasi, individu dengan konformitas rendah akan kesulitan dalam
6
bersosialisasi, akan tetapi konformitas yang berlebihanpun tidak baik, karena
dapat menjadikan individu tidak mempunyai pendirian.
2. Proses Terbentuknya Perilaku Konformitas
Manusia sebagai individu tidak mampu hidup sendiri. Individu satu dengan
individu lainnya saling membutuhkan dan harus bersosialisasi, karena dalam
menjalani kehidupannya senantiasa bersama dan bergantung pada individu
lainnya, hal tersebut akan terjalin dengan baik dengan syarat terjalin pula interaksi
sosial yang baik. Menurut Herimanto dan Winarno (2012:52) interaksi sosial
merupakan faktor utama dalam kehidupan sosial yang dinamis, yang menyangkut
hubungan timbal balik antar individu, antar kelompok, maupun antara individu
dengan kelompok, bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerjasama,
persaingan, dan pertikaian.
Interaksi sosial yang terjadi dapat menentukan penerimaan ataupun
penolakan dari lingkungan. Penolakan adalah hal yang menyakitkan bagi setiap
individu yang ingin bergabung dalam sebuah kelompok maupun lingkungan.
Maka dari itu individu akan melakukan tindakan apapun agar diterima oleh
kelompok maupun lingkungan, salah satunya adalah berprilaku konformis.
Konformitas banyak dilakukan oleh individu, karena konformitas dianggap
dapat mempermudah individu untuk beradaptasi dan diterima oleh lingkungan.
Adapun proses terbentuknya konformitas menurut Baron dan Byrne (2005:53-54)
tekanan untuk melakukan konformitas berakar dari kenyataan bahwa di berbagai
konteks ada aturan – aturan tak terucap yang mengindikasikan bagaimana
sebaiknya bertingkah laku, aturan – aturan ini dikenal sebagai norma sosial.
Norma sosial dapat menimbulkan efek yang kuat pada tingkah laku.
Kecenderungan yang kuat terhadap konformitas ini untuk mengikuti harapan
masyarakat atau kelompok mengenai keharusan berperilaku di berbagai situasi
serta membatasi kebebasan pribadi. Akan tetapi, ada dasar yang kuat berkaitan
dengan konformitas, tanpa konformitas kekacauan sosial akan terjadi.
Konformitas berkaitan dengan tekanan sosial dan kekuatan yang tidak dapat
ditolak. Asch dalam (Baron dan Byrne, 2005:53-54) melakukan penelitian (1951),
7
pada penelitiannya Asch meminta partisipan untuk merespon serangkaian
permasalahan persepsi sederhana. Pada setiap permasalahan, partisipan diminta
untuk mengindikasikan satu dari ketiga garis pembandingyangpanjangnya sama
persis dengan garis standar. Enam orang turut hadir saat kegiatan berlangsung,
dan tanpa diketahui oleh partisipan bahwa keenam orang tersebut adalah asisten
peneliti. Para asisten memberikan jawaban yang salah, para asisten memilih garis
yang salah sebagai garis yang sesuai dengan garis standar. Lebih dari itu, para
asisten menyatakan jawabannya sebelum partisipan yang sebenarnya merespon.
Hasilnya partisipan yang sebenarnya memilihi garis yang salah seperti para
asisten.
Menurut Asch dalam (Baron dan Byrne, 2005:53-54) konformitas dapat
dibedakan menjadi konformitas publik dan penerimaan pribadi. Konformitas
publik adalah melakukan atau mengatakan apa yang orang lain di sekitar kita
lakukan atau katakan, sedangkan penerimaan diri adalah melakukan apa yang
orang lain lakukan tetapi tak merubah pandangan dan pola pikir diri sendiri.
Penjelasan mengenai proses konformitas terjadi serta dibuktikan dengan
hasil penelitian,konformitas dapat terjadi ketika individu bergabung dengan
kelompok, organisasi bahkan lingkungan masyarakat, dan ingin cepat diterima
dalam kelompok maka individu akan berperilaku konformis, karena kelompok
lebih cepat menerima anggota yang berperilaku seperti yang kelompok harapkan.
Konformitaspun terjadi ketika salah satu anggota kelompok tidak menyetujui
pendapat ketua akan tetapi anggota kelompok lainnya menyetujui pendapat
tersebut, maka anggota kelompok yangtidak setuju menjadisetuju karena merasa
takut terhadap celaan sosial. Dapat disimpulkan bahwa konformitas terjadi
bergantung pada motif individu. Motif tersebut menjadi faktor yang
mempengaruhi individu melakukan konformitas.
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konformitas
Individu dalam melakukan konformitas memiliki faktor penyebab. Anas
(2007 : 123 – 128) menyatakan bahwa faktor – faktor utama yang memungkinkan
terjadinya perilaku konformitas yaitu :
8
a. Kurangnya Informasi
Orang lain merupakan sumber informasi yang penting, seringkali orang lain
mengetahui sesuatu yang tidak individu ketahui, sehingga dengan melakukan
apa yang dilakukan kelompok, individu akan memperoleh manfaat dari
pengetahuan kelompok. Oleh karena itu, tingkat konformitas yang didasarkan
pada informasi ditentukan oleh dua aspek situasi, yaitu sejauh mana mutu
informasi yang dimiliki oleh orang lain atau kelompok tentang apa yang benar,
dan sejauh mana kepercayaan diri terhadap penilaian sendiri.
b. Rasa Takut Terhadap Celaan Sosial
Alasan lain tentang munculnya konformitas adalah demi memperoleh
persetujuan atau menghindari celaan kelompok. Terdapat sejumlah faktor yang
menentukan bagaimana pengaruh persetujuan dan celaan ini terhadap tingkat
konformitas yaitu 1) Rasa takut terhadap penyimpangan, 2) Kekompakan
kelompok, 3) Kesepakatan atau keputusan kelompok. Rasa takut dipandang
sebagai orang yang menyimpang merupakan faktor dasar hampir dalam semua
situasi sosial. Umumnya tidak mau terlihat sebagai orang yang lain daripada
yang lain, tidak ingin tampak sebagai oranglain. Individu ingin agar
kelompokmenyukai, memperlakukan dengan baik, dan bersedia menerima, tak
jarang individu memakai topeng dan berperilaku sesuai dengan keinginan
kelompok. Perilaku tersebut dilakukan individu karena rasa takutnya terhadap
penyimpangan yang dapat memicu pengucilan dalam kelompok.
Konformitas juga dipengaruhi oleh eratnya hubungan antara individu
dengan kelompoknya. Kekompakan berarti sejauh mana individu merasa dekat
dengan kelompok dan seberapa besar keinginan individu untuk tetap menjadi
anggota kelompok. Semakin besar loyalitas anggota kelompok terhadap
kelompoknya maka semakin kuat kelompok tersebut.
Faktor penting lain bagi timbulnya konformitas adalah kesepakatan
pendapat kelompok. Orang yang dihadapkan pada keputusan kelompok yang
sudah bulat akan mendapat tekanan yang kuat untuk menyesuaikan
pendapatnya.
9
c. Keterikatan Pada Penilaian Awal
Seseorang yang secara terbuka dan bersungguh – sungguh terikat pada suatu
penilaian awal sehingga menjadi enggan menyesuaikan diri terhadap penilaian
kelompok yang berlawanan. Sears dkk (2009 : 80 - 82) menyatakan bahwa
faktor – faktor utama yang memungkinkan terjadinya perilaku konformitas
yaitu 1) Kurangnya informasi, 2) Kepercayaan informasi, 3) Kepercayaan yang
lemah terhadap penilaian sendiri, 4) Rasa takut terhadap celaan sosial, 5) Rasa
takut terhadap penyimpangan. Orang lain merupakan sumber informasi yang
penting. Sering kali kelompok mengetahui sesuatu yang individu tidak ketahui,
dengan melakukan apa yang kelompok lakukan anggota kelompok akan
memperoleh manfaat dari pengetahuan kelompok.
Faktor utamanya adalah apakah individu mempercayai informasi yang
dimiliki oleh kelompok atau tidak. Dalam situasi konformitas, individu
mempunyai suatu pandangan dan kemudian menyadari bahwa kelompoknya
menganut pandangan yang bertentangan. Oleh karena itu, semakin besar
kepercayaan individu terhadap kelompok sebagai sumber informasi yang benar,
semakin besar pula kemungkinan untuk menyesuaikan diri terhadap kelompok.
Sisi yang lain adalah bahwa sesuatu yang meningkatkan kepercayaan
individu terhadap penilaian diri akan menurunkan konformitas. Salah satu faktor
yang sangat mempengaruhi rasa percaya diri dan tingkat konformitas adalah
tingkat keyakinan individu pada kemampuannya sendiri untuk menampilkan suatu
reaksi.
Alasan utama konformitas yang kedua adalah demi memperoleh persetujuan
atau menghindari celaan kelompok. Celaan kelompok dianggap memalukan dan
menurunkan harga dirinya di depan anggota kelompok lainnya. Rasa takut
dipandang sebagai individu yang menyimpang merupakan faktor dasar hampir
dalam semua situasi sosial.
Baron & Byrne (2005:56) menyatakan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi konformitas adalah 1) Kohesivitas, 2) Ukuran kelompok, 3)
Norma sosial. Kohesivitas adalah menerima pengaruh dari orang – orang yang
individu sukai..
10
Faktor kedua berpengaruhpenting pada kecenderungan untuk melakukan
konformitas adalah ukuran dari kelompok yang berpengaruh. Norma sosial yang
ada dapat bersifat formal atau informal, sebagaimana perbedaan antara aturan
yang tertulis pada rambu – rambu besar dan petunjuk – petunjuk informal.
4. Dampak Konformitas
Konformitas memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif
konformitas menjadikan individu mudah diterima oleh kelompok, akan tetapi
konformitaspun memiliki dampak negatif diantaranya sulit untuk mengungkapkan
pendapat, berpegang erat pada satu perilaku, dan tidak konsisten. Semakin
individu melakukan perilaku konformitas, semakin merasa tak berdaya, semakin
merasa tak berdaya semakin harus melakukan konformitas. Maka dari itu, dampak
konformitas membuat individu tidak berkembang dan menjadi diri sendiri, serta
tidak mempunyai pendirian.
B. Bimbingan Kelompok
1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Prayitno (1995:61) bahwa “Bimbingan kelompok adalah memanfaatkan
dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, bimbingan
kelompok lebih menekankan suatu upaya bimbingan kepada individu melalui
kelompok”. Sukardi (2002: 48) menjelaskan bahwa : Layanan bimbingan
kelompok adalah layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama memperoleh bahan dari narasumber tertentu (terutama guru
pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-
hari baik individu sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta
untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian
bimbingan kelompok adalah proses pemberian informasi dan bantuan yang
diberikan oleh seorang yang ahli (guru pembimbing) pada sekelompok orang
dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu tujuan
tertentu.
11
2. Tujuan Bimbingan Kelompok
Kesuksesan layanan bimbngan kelompok sangat dipengaruhi sejauh mana
tujuan yang akan dicapai dalam layanan layanan kelompok yang
diselenggarakan.
Tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh Prayitno (2004: 2-3)
adalah sebagai berikut :
1) Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya
sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi anggota kelompok.
Melalui layanan Bimbingan Kelompok hal-hal yang menganggu atau
menghimpit perasaan yang diungkapkan, diringankan melalui berbagai
cara dan dinamikan melalui berbagai masukan dan tanggapan baru. Selain
bertujuan sebagimana Bimbingan Kelompok, juga bermaksud
mengentaskan masalah klien denagn memanfaatkan dinamika kelompok.
2) Tujuan Khusus
Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik tertentu. Melalui
dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong
pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang
menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini
kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal ditingkatkan.
3. Tahapan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi maupun aktifitas
kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
Bimbingan kelompok dilaksanakan dalam tiga kelompok, yaitu kelompok kecil
(2-6 orang), kelompok sedang (13-20 orang), dan kelompok kelas (20-40 orang).
Juntika Nurhisan (2006; 24). Langkah-langkah dalam bimbingan kelompok
ditentukan oleh orientasi teoritis yang menjadi dasar penerapan model. Dalam hal
ini yang menjadi dasar penerapan bimbingan kelompok yaitu model konseling
kelompok yang dikemukakan oleh Gladding (1995), ada empat langkah utama
yang harus ditempuh dalam melaksanakan konseling kelompok, yaitu : 1) langkah
awal (Beginning a Group); 2) langkah Transisi (The Transition Stage in a
12
Group); 3) langkah kerja (The working Stage in a Group); dan 4) langkah
terminasi (Termination of a Group). Menurut Galadding (1999) empat langkah
konseling yang dikemukakannya selaras dengan langkah-langkah dinamika
kelompok dari Tuckman, yakni forming, storming, norming, performing, dan
enjourning (Suhardinata Kadek.2011).
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan telah dikaji dari berbagai aspek sesua
kontek penelitian seperti tawuran, emosional dan hubungan antara siswa. Perilaku
tawuran terjadi karena ketidak mampuan siswa mengontrol emosionalnya lebih
dari itu hubungan antar siswa ketidak mampu memfilter antara konformitas positif
dan konformitas negative. Hasil penelitian yang dilakukan (Wahyu N Hidayah,
2016 :36) bahwa terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara
konformitas teman sebaya dengan kenakalan remaja. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi konformitas teman sebaya maka kenakalan remaja juga akan
semakin tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian (Singgih K, dk, 2009:92), menyimpulkan bahwa
ada perbedaan yang sangat signifikan prasangka terhadap kelompok siswa sekolah
lain antara siswa yang terlibat dengan yang tidak terlibat tawuran. Ini sesuai
dengan hipotesis yang diajukan bahwa siswa yang terlibat tawuran memiliki
prasangka terhadap kelompok siswa sekolah lain yang lebih tinggi dibandingkan
dengan siswa yang tidak terlibat tawuran. Hipotesis diterima. Simpulan lain
adalah adanya perbedaan signifikan konformitas pada kelompok teman sebaya
antara siswa yang terlibat dengan yang tidak terlibat tawuran. Siswa yang terlibat
memiliki konformitas terhadap kelompok teman sebaya yang lebih tinggi
dibandingkan dengan yang tidak terlibat tawuran.
Kekompakan yang terjadi dalam kelompok teman sebaya memang
menyatakan kesatuan, kelekatan, kesetiaan dan kebersamaan antar anggota
kelompok.akan tetapi hal ini juga menyatakan ketidak percayaan diri seorang
remaja untuk tampil sebagai pribadi individual, bukan sebagai pribadi yang
memiliki dukungan kelompoknya. Dengan mengetahui tentang kelebihan dan
13
kekurangan dirinya ini, seorang remaja akan mampu membangun percaya diri dan
menunjukkan kemampuannya kepada rekan-rekan sebayanya. Ada suatu
peraturan tidak tertulis di kalangan kelompok teman sebaya yaitu siapa yang
paling bisa, dia yang berkuasa atau dalam hal ini menjadi ketua dari kelompok
tersebut. Dengan memiliki kemampuan tertentu, seorang remaja akan mampu
untuk membina hubungan dengan orang lain, (Praditya Indrayana, 2013 :206)
D. Road Map Penelitian
Peneliti telah mengawali beberapa penelitian yang berkaitan dengan perilaku
konformitas siswa yaitu sikap positif terhadap tawuran, self consep, perilaku
menyontek, mengembangkan karakter. Semua ini dapat dikurangi maupun
ditingkatkan dengan menggunakan berbagai layanan bimbingan dan konseling.
Peta jalan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
E. Kerangka Pikir
Konformitas adalah perilaku individu yang dipengaruhi oleh individu lain.
Individu tersebut berperilaku tidak sesuai dengan apa yang ingin dilakukannya
tetapi berperilaku seperti individu lain. Konformitas menjadi salah satu kunci
dalam bersosialisasi, individu dengan konformitas rendah akan kesulitan dalam
Tahun 2012. Pengembangan
Model Bimbingan Kelompok
dengan Teknik Sosiodrama
untuk Meningkatkan Sikap
Positif Terhadap Tawuran antar
Pelajar
Tahun 2013. Meningkatkan
Self-Concept Mahasiswa
Melalui Konseling
Kelompok Dengan Teknik
Asertif Training
Tahun 2014.
Pengembangan model
konseling rational emotive
therapy untuk
mengentaskan perilaku
menyontek
Mahasiswa dalam
menghadapi
Ujian akhir semester Tahun 2015. Desain
model penguasaan konten
melalui teknik modelling
untuk mengembangkan
Karakter mahasiswa
Tahun 2017.
Penerapan Bimbingan
kelompok untuk
mencegah perilaku
konformitas negative
siswa
Tahun 2018. Efektifitas Konseling
Rational Emotive Behavior Therapy
untuk meningkatkan Konformitas
Positif SiswaSiswa
Tahun 2019. Pengembangan Model
Konseling Rational Emotive
Behavior Therapy Berbasis Social
Skill untuk Meningkatkan
Konformitas Positif Siswa
14
bersosialisasi,akantetapi konformitas yang berlebihanpun tidak baik, karena dapat
menjadikan individu tidak mempunyai pendirian. Perilaku konformitas banyak
dilakukan oleh individu yang berkelompok termasuk siswa–siswa di
sekolah.Dalam hal ini sekolah menjadi salah satu tempat individu melakukan
konformitas.
Berbagai bentuk konformitas dilakukan siswa di sekolah. Antara siswa satu
dengan siswa lainnya memiliki kekuatan dalam mempengaruhi teman kelompok
atau organisasi yang diikuti, hal ini bergantung pada besarnya pengaruh individu
terhadap kelompok atau organisasi yang diikuti. Berbagai macam upaya dan
strategi yang dilakukan pihak sekolah dalam mengedukasi serta mengentaskan
perilaku konfromitas negative siswa, namun demikian belum membuahkan hasil
sesuai harapan. Penanganan suatu masalah tentu harus berawal dari penyebab
munculnya masalah tersebut. Artinya penyebab masalah penting untuk di ketahui
dalam penanganannya.
Suatu persoalan yang telah di ketahui penyebabnya, akan berdampak pada
penentuan strategi penanganannya. Artinya akan muda dalam mengatasinya. Oleh
karena itu dalam penelitian ini akan focus dalam menganalisis penyebab
munculnya perilaku konformitas siswa disekolah. Sehingga dampak-dampak
negative yang selama ini terjadi dapat terminimalis. Salah satu tujuan untuk
mengatahui faktor penyebab munculnya konformitas negatif siswa adalah untuk
menjadikan siswa mampu membedakan anatara pertemanan yang baik dan yang
buruk.
F. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan, peneliti mengajukan
hipotesis kerja yaitu: Bimbingan kelompok efektif untuk mencegah perilaku
konformitas negative siswa.
15
BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan desain pra eksperimental
(eksperimen awal) dengan jenis desain one gruop pre test dan post test desain.
Dalam desain ini subjek dikenakan dua kali pengukuran, yakni dengan
menggunakan skalapsikologis terkait perilaku konformitas negatif siswa. Pertama
untuk mengukur kondisi perilaku konformitas siswa sebelum diberi layanan
bimbingan kelompok (pre test). Kedua dilakukan untuk mengukur kondisi
perilaku konformitas siswa sesudah diberikan layanan bimbingan kelompok (post
test). Desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Pola Kelompok pretest dan postest
Keterangan:
X¹ : Pretest (pengukuran awal) sebelum pemberian treatmen bimbingan
kelompok
O : Tidak di beri treatment mengunakan bimbingan kelompok
X² : Postest (pengukuran akhir) setelah treatment mengunakan bimbingan
kelompok.
B. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Variabel X (Perilaku konformitas negatif).
Perilaku konformitas adalah suatu jenis pengaruh sosial dimana individu
mengubah sikap dan tingkah laku agar sesuai dengan norma sosial yang
ada. Kecenderungan yang kuat terhadap konformitas ini untuk mengikuti
harapan masyarakat atau kelompok mengenai seharusnya bertindak di
berbagai situasi.
X¹ X²
16
b. Variabel Y (Bimbingan kelompok)
Bimbingan kelompok adalah proses pemberian informasi dan bantuan
yang diberikan oleh seorang yang ahli (guru pembimbing) pada
sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna
mencapai suatu tujuan tertentu.
C. Instrumen Penelitian
Penelitian ini bermaksud mengungkap variabel perilaku konformitas negatif
sebagai variabel X dan bimbingan kelompok sebagai variabel Y. Untuk
mengukur variabel tersebut digunakan instrumen penelitian yang berbentuk skala
psikologis. Skala psikologis digunakan sebagai metode utama dalam
pengumpulan data. Skala merupakan usaha mengumpulkan informasi dengan
menyampaikan sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh
subyek penelitian. Data yang diungkap oleh skala psikologi berupa konstrak atau
konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu, (Azwar,
2007:5).
Adapun alasan peneliti menggunakan skala psikologi sebagai alat ukur
dengan alasan :
1 Data yang diungkap berupa konstruk atau konsep psikologi yang
menggambarkan perilaku konformitas negatif
2 Stimulus berupa pertanyaan tertuju pada indikator perilaku guna
memancing jawaban yang merupakan refleksi keadaan diri subyek yang
biasanya tidak disadari oleh responden yang bersangkutan.
3 Respon terhadap skala psikologi diberi melewati skala penskalaan.
Adapun alternatif jawabannya adalah Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai
(TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pemberian skor tersebut adalah SS (Sangat
Sesuai) = skor 4, S (Sesuai) = skor 3, TS (Tidak Sesuai) = 2, STS (Sangat Tidak
Sesuai) = skor 1, dan jika pertanyaanya negatif maka skornya SS (Sangat Sesuai)
= skor 1, S (Sesuai) = skor 2, TS (Tidak Sesuai) = skor 3, STS (Sangat Tidak
Sesuai) = skor 4.
17
Adapun langkah-langkah penyusunan instrumen sampai instrumen siap jadi
adalah sebagai berikut;
Gambar 3.2 Bagan Prosedur Penyusunan Instrume
D. Populasi, Sampel dan Sampling
a. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa
kelas X yang berjumlah 468 siswa.
b. Sampel
S. Margono (2004: 121) mengatakan sampel adalah sebagai bagian dari
populasi sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara
tertentu. Oleh karena itu jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 20 siswa
dari masing – masing kelas.
c. Teknik Sampling
Adapun teknik pengambilan sampel adalah menggunakan teknik sampel
populasi yaitu teknik yang memungkinkan semua siswa menjadi sampel.
Jadi semua kelas X berkesempatan untuk menjadi sampel penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dan alat pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala psikologis berdasarkan pada data yang akan diungkap
yaitu sikap sosial siswa. Soegeng (2006 : 89) menjelaskan bahwa skala adalah
serangkaian nilai bernomor yang diberikan kepada subjek, objek atau perilaku
dengan maksud menghitung dan mengukur kualitas. Skala digunakan untuk
mengukur perilaku konformitas negatif.
Kisi-kisi instrumen
penelitian
Instrumen Uji Coba
Analisis Instrumen Jadi
18
F. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan upaya yang dilakukan peneliti dalam
memberikan pemahaman lanjut terhadap variabel penelitian yang memberikan
gambaran secara umum mengenai hasil penelitian yang diperoleh peneliti.
Sebelum dideskripsikan, hasil penelitian ditentukan klasifikasi skor
pengkategorian untuk mengetahui seberapa besar perilaku konformitas negatif
siswa. Kategori yang digunakan dalam skor skala sikap sosial terdapat empat
tingkatan diantaranya sangat rendah, rendah, tinggi, dan sangat tinggi.
2. Analisis Inferensial
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
rumus t-test untuk mengetahui adanya perubahan hasil sebelum perlakuan dan
sesudah perlakuan.
Rumus uji statistik yang digunakan sebagai berikut;
√∑
(Sugiyono, 2003)
Keterangan;
: selisih dari mean antara pretest dan posttest
: deviasi masing-masing subjek
n : subjek pada sampel
df : atau db adalah N-1
Lebih lanjut analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t-tes. Analisis data
secara keseluruhan dilakukan menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS 16.00
for windows.
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah penelitian dilaksanakan, peneliti dapat memperoleh hasil penelitian
dan pembahasan tentang penerapan bimbingan kelompok untuk mencegah
perilaku konformitas negatif siswa di SMK Negeri 5 Semarang. Untuk
membuktikan hipotesis dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan penelitian
yang hasilnya sebagai berikut:
A. Deskripsi Data Pre-test dan Post-test
Deskripsi data yang telah disusun oleh peneliti bertujuan untuk
mempermudah dalam pemahaman variabel dan membuktikan bahwa data yang
diperoleh akurat. Setelah langkah-langkah penelitian dilakukan maka bab ini akan
diuraikan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian
diperoleh dari lokasi yang telah peneliti tentukan yaitu siswa di SMK Negeri 5
Semarang. Untuk memperoleh data penelitian, langkah selanjutnya adalah dengan
memberikan pre-test. Untuk dapat menentukan kriteria pengembangan perilaku
konformitas negatif yang rendah dan tinggi maka menggunakan skor yang
diklasifikasikan.
Kelas interval disusun berdasarkan skor total tertinggi apabila semua
dijawab dengan pilihan jawaban sangat sesuai, maka mempunyai skor total
tertinggi 88 (4x22) dan skor total terendah apabila semua dijawab dengan pilihan
jawaban sangat tidak sesuai, maka mempunyai skor total terendah 22 (1x22).
Skor total terendah dan skor total tertinggi skala perilaku konformitas negatif
siswa tersebut digunakan untuk menentukan kelas interval dengan rumus sebagai
berikut:
Kelas interval =
=
=
= 16.5
20
Berdasarkan kelas interval skor tersebut dengan panjang kelas interval 16.5
dapat disusun menjadi empat kategori distribusi bergolong yaitu: kelas interval
22-38 termasuk kategori sangat rendah, kelas interval 39-55 termasuk kategori
rendah, kelas interval 56-72 termasuk kategori tinggi dan kelas interval 73-88
termasuk kategori sangat tinggi. Berikut adalah distribusi bergolong yang dapat
dilihat pada tabel.
Tabel 4.1
Kategori Distribusi Bergolong
Kelas Interval Kategori
73-88 Sangat Tinggi
56-72 Tinggi
39-55 Rendah
22-38 Sangat Rendah
Berdasarkan klasifikasi interval di atas, maka dapat diperoleh data pre-test
tentang perilaku konformitas negatif pada siswa SMK Negeri 5 Semarang adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Rekapitulasi Hasil Pre-test
No Kode Skor Kategori
1 PY 88 Sangat Tinggi
2 ZD 87 Sangat Tinggi
3 MK 85 Sangat Tinggi
4 IN 84 Sangat Tinggi
5 SD 82 Sangat Tinggi
6 TK 82 Sangat Tinggi
7 FC 81 Sangat Tinggi
8 KR 81 Sangat Tinggi
9 DM 81 Sangat Tinggi
10 FA 80 Sangat Tinggi
11 AA 80 Sangat Tinggi
Jumlah 911
Rata-Rata 82.81 Sangat Tinggi
21
Berdasarkan hasil rekapitulasi data pre-test 11 responden diperoleh skor
berjumlah 911 dan rata-rata sebesar 82,81. Skor terendah diketahui yaitu sebesar
80 sedangkan skor tertinggi yaitu 88. Jumlah skor dapat diklasifikasikan dalam
kategori perilaku konformitas negatif siswa SMK Negeri 5 Semarang dengan
prosentase 100%. Adapun tabel kategori distribusi frekuensi perilaku konformitas
negatif pre-test sebagai berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pre-test Perilaku Konformitas Negatif
Kategori Frekuensi (F) Prosentase Interval
Sangat Tinggi 11 100% 73-88
Tinggi 0 0 56-72
Rendah 0 0 39-55
Sangat Rendah 0 0 22-38
Jumlah 11 100%
Berdasarkan hasil pre-test mengenai skala perilaku konformitas negatif di
atas maka dapat diketahui bahwa 11 siswa atau 100% yang termasuk daalm
kategori sangat tinggi. Peneliti akan mengupayakan agar perilaku perilaku
konformitas negatif siswa yang sangat tinggi dapat diturunkan menjadi rendah.
Maka langkah yang ditempuh yaitu memberikan layanan bimbingan kelompok
terhadap siswa kelas X SMK Negeri 5 Semarang.
Peneliti memberikan perlakuan atau treatment menggunakan layanan
bimbingan kelompok kepada siswa. Setelah melaksanakan layanan bimbingan
kelompok untuk menurunkan perilaku konformitas negatif siswa kelas X SMK
Negeri 5 Semarang, kemudian diambil data post-test yang hasilnya adalah sebagai
berikut:
22
Tabel 4.4
Rekapitulasi Hasil Post-test
No Kode Skor Kategori
1 PY 45 Rendah
2 ZD 61 Tinggi
3 MK 55 Rendah
4 IN 50 Rendah
5 SD 56 Tinggi
6 TK 56 Tinggi
7 FC 51 Rendah
8 KR 55 Rendah
9 DM 53 Rendah
10 FA 52 Rendah
11 AA 57 Tinggi
Jumlah 591
Rata-Rata 57.36 Tinggi
Berdasarkan hasil rekapitulasi data post-test diperoleh skor berjumlah 591
dan rata-rata sebesar 57,36. Skor terendah diketahui yaitu sebesar 45 sedangkan
skor tertinggi yaitu 61. Jumlah skor dapat diklasifikasikan dalam kategori perilaku
konformitas negatif siswa SMK Negeri 5 Semarang dengan prosentase 100%.
Adapun tabel kategori distribusi frekuensi post-test perilaku konformitas negatif
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Post-test Perilaku Konformitas Negatif
Kategori Frekuensi (F) Prosentase Interval
Sangat Tinggi 0 0 73-88
Tinggi 4 36,36 56-72
Rendah 7 63,64 39-55
Sangat Rendah 0 0 22-38
Jumlah 11 100%
23
Berdasarkan hasil post-test mengenai skala perilaku konformitas negatif di
atas maka dapat diketahui bahwa 4 siswa atau 36,36% yang termasuk dalam
kategori tinggi dan 7 siswa atau 63,64% yang termasuk dalam kategori rendah,
sehingga total prosentase 100%.
Gambar 4.1
Grafik Pre-test dan Post-test per Subjek Penelitian
Hasil analisis perilaku konformitas negatif pada layanan bimbingan
kelompok sebelum diberikan treatment (pre-test) dan setelah diberikan treatment
(post-test) mengalami penurunan. Berdasarkan data yang ada dapat diperoleh hasil
klasifikasi persentase hasilnya setelah layanan bimbingan kelompok ada
perubahan yang membaik dibandingkan dengan klasifikasi persentase hasil
sebelum diberikan treatment atau perlakuan.
Pada akhirnya hasil data setelah layanan bimbingan kelompok memang
memberikan pengaruh positif untuk menurunkan perilaku konformitas negatif.
88 87 85 84 82 82 81 81 81 80 80
58 62 60 59 57 57 56 56 56 55 55
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
PY ZD MK IN SD TK FC KR DM FA AA
Pre test Post test
24
Agar mengetahui hasil selisih rata-rata pre-test dan post-test, yang disajikan dalam
bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2
Grafik Rata-rata Hasil Pre-test dan Post-test
Data di atas menunjukkan rata-rata hasil pre-test dan post-test, data hasil
pre-test ditunjukkan dengan angka 82,81 sedangkan skor post-test ditunjukkan
dengan angka 57,36. Dengan demikian terjadi penurunan sebesar 25,45 poin.
Penurunan tersebut terjadi karena telah dilakukannya bimbingan kelompok
kepada siswa sebanyak empat kali. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan
layanan bimbingan kelompok dapat menurunkan perilaku konformitas negatif
pada siswa kelas X SMK Negeri 5 Semarang.
82.81
57.36
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pre test Post test
Eksperimen
25
B. Pembahasan
Dalam perhitungan analisis data penelitian dengan menggunakan t-test di
SPSS windows 16 dapat dibandingkan bahwa hasil pre-test sebesar 991 dengan
rata-rata 82,81 sedangkan hasil post-test sebesar 591 dengan rata-rata 57,36,
selisih keduanya yaitu 400, sehingga dapat diketahui rata-ratanya adalah 36,36.
Jumlah siswa yang mengikuti treatment bimbingan kelompok yaitu ada 11
(sebelas) siswa kelas X SMK Negeri 5 Semarang. Dari perhitungan t-test
diperoleh bahwa hasil pre-test dan hasil post-test ada perbedaan.
Layanan bimbingan kelompok dilakukan sebanyak 4 pertemuan, pertemuan
tersebut membahas tentang kurangnya informasi, rasa takut terhadap celaan sosial
dan keterikatan pada penilaian awal. Sebelum dilaksanakan bimbingan kelompok
siswa mengikuti pre-test dan setelah dilaksanakan bimbingan kelompok siswa
mengikuti post-test. Siswa sangat antusias dalam mengikuti layanan bimbingan
kelompok karena sebelumnya siswa belum pernah tahu apa itu bimbingan
kelompok. Meskipun awalnya siswa atau anggota kelompok masih malu dan
susah untuk mengeluarkan pendapatnya didalam pembahasan masalah yang
dialami oleh anggota kelompok, tetapi setelah pertemuan kedua, ketiga, dan
keempat siswa sudah menunujukkan keantusiasan dalam mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok. Hal ini ditandai dengan siswa yang sudah terlihat rileks dan
merasa nyaman karena bimbingan kelompok ada permainan sehingga tercipta
dinamika kelompok yang membuat siswa merasa senang. Siswa menjadi lebih
aktif dalam bimbingan kelompok dapat menurunkan konformitas negatif siswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok
dapat mencegah perilaku konformitas negatif siswa kelas X SMK Negeri 5
Semarang.
26
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pre-test diperoleh nilai rata-rata 82.81. Jumlah rerata
tersebut diklasifikasikan dalam kategori sangat tinggi, sedangkan hasil post-
tes diperoleh rata-rata 57.36. Jumlah rerata tersebut diklasifikasikan dalam
kategori tinggi. Dari hasil pre test dan post test tersebut terdapat selisih nilai
yaitu 25,45.
Selanjutnya hasil post test dengan prosentase 100%, jika diprosentasekan
maka terdapat 36,36 % masuk pada kategori tinggi pada empat orang siswa
dalam kelompok, dan 63,64 % masuk pada kategori rendah pada tujuh orang
siswa dalam kelompok. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
penurunan perilaku konformitas negative siswa setelah di beri layanan
bimbingan kelompok.
B. Saran
1. Bagi Guru BK / Konselor
Bagi Guru BK/ Konselor dapat mengunakan layanan bimbingan kelompok
untuk mencegah perilaku konformitas negative siswa.. Hal ini sangat
bermanfaat karena sebagai salah satu alternatif yang akan digunakan oleh
konselor sekolah agar siswa-siswinya memiliki perilaku yang baik dalam
kehidupannya.
2. Siswa
Siswa yang memiliki perilaku konformitas negative maupun yang belum,
dapat mengikuti layanan bimbingan kelompok yang dilakukan oleh
konselor sekolah, untuk mencegah perilaku konfromitas negative.
27
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Hairul. 2013. “Konformitas dalam Kelompok Teman Sebaya: Studi Kasus
Dua Kelompok Punk di Makassar”. Skripsi. Makassar: Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik, Universitas Hasanudin.
http://www.repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/konformitas-dalam-
kelompok-teman-sebaya/Hairul-Anwar. (diunduh pada hari Rabu, tanggal
25 Maret 2015).
Azwar. S. 2007. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Almighwar, Muhammad. 2011. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia.
Anas, Muhammad. 2007. Pengantar Psikologi Sosial. Makassar: Badan Penerbit
UNM.
Baron, Robert dan Byrne, Donn. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Gelora Aksara
Utama.
Gerungan. 2010. Psikologi sosial. Refika Aditama : Bandung
Surya, Mohamad. 2003. Teori-Teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Corey Gerald. 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
Rafika Aditama.
Corey Gerald. 2013. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
Rafika Aditama. (Terjemahan E.Koswara).
Latipun. 2011. Psikologi Konseling Edisi ketiga. Malang: UMM.
Gladding, Samuel. T. (1995). Group Work A Counseling Specialty. United States
of America: Prentice Hall Inc Hidayah, N. 2004. Pendekatan-pendekatan
Konseling Individual. (Fauzan, L, Ed). Malang. Elang Mas.
Hidayati W N. 2016. Hubungan Harga Diri Dan Konformitas Teman Sebaya
Dengan Kenakalan Remaja. IKIP PGRI Pontianak, Kalimantan Barat.
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 2, April
2016.
Herimanto dan Winarno. 2012. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Hurlock. B Elizabeth. 2012. Psikologi Perkembangan. Erlangga : Jakarta
28
Indrayana P. 2013. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dan Konformitas
Kelompok Teman Sebaya Dengan Konsep Diri Remaja. Untag :
Surabaya. Jurnal Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Sept. 2013,
Vol. 2, No 3, hal 199 – 207.
Komalasari, Gantina. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta : Indeks.
Kurniawan Singgih, dkk. 2009. Tawuran, Prasangka Terhadap Kelompok Siswa
Sekolah Lain, Serta Konformitas Pada Kelompok Teman Sebaya.
Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung. Semarang.
Proyeksi, Vol. 4 (2), 85-94.
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan dan Konseling (l.1-L.9). Padang: Universitas
Negeri Padang.
Myers, David. 2014. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Sears, David. dkk. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Gelora Aksara Utama.
Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Suhardinata Kadek. 2011. Efektifitas Pengunaan Teknik Permainan Dalam
Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa.
UPI Bandung. Edisi Khusus No.1, Agustus 2011
Santrock, John. 2002. Life Span Development. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sugiyono. 2012. Metode penelitian pendidikan. Alfabeta : Bandung
, 2009. Metode Penelitian Pendidikan ; Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Alfabeta ; Bandung.
Soegeng. 2006. Dasar – dasar penelitian bidang sosial psikologi dan pendidikan.
IKIP PGRI Press: Semarang
29
Lampiran. 1 Jadwal Penelitian
N
o Uraian Kegiatan
September Oktober Nopember Desember
Persiapan
1 Study pendahuluan
2 Study literatur
3 Penyusunan proposal
penelitian
4 Penyusunan
Instrumen dan Try
Out
Pelaksanaan
5 Treatment 1
6 Treatment 2
7 Treatment 3
8 Treatment 4
Penyelesaian
9 Penyusunan Draf
Laporan
1
0
Penyusunan Laporan
1
1
Penyerahan laporan
di LPPM
1
2
Seminar Hasil
Penelitian
30
lampiran. 2 Skala Penelitian
SKALA PENELITIAN
“Perilaku Konformitas Negatif”
Data Pribadi :
a. Nama Lengkap : ……………..
b. Jenis Kelamin : ……………..
c. Kelas : …………….
Pengantar :
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
dan dalam rangka membantu meningkatkan konformitas, maka pada saat ini Anda
kami pilih untuk memberikan jawaban terhadap serangkaian pernyataan dalam
inventori.
Tujuan angket ini adalah untuk mengukur perilaku konformitas pada diri
Anda. Jawaban yang Anda berikan tidak akan berpengaruh terhadap nilai hasil
belajar yang Anda capai serta akan dijamin kerahasiaannya. Oleh karena itu
diharapkan Anda dapat memberikan jawaban secara jujur dan sesuai dengan
keadaan Anda pada saat menghadapi pergaulan. Di sini tidak ada jawaban benar
atau salah, apapun jawaban Anda merupakan kondisi.
Petunjuk :
a. Pada saat Anda mengisi inventori ini, bacalah setiap pernyataan-pernyataan
dalam inventori ini.
b. Setiap pernyataan tersebut mengambarkan keadaan Anda pada saat
menghadapi ujian, pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan apa yang
Anda alami pada saat menghadapi ujian.
c. Anda diminta untuk menjawab semua pernyataan dalam inventori ini dengan
jujur karena jawaban yang Anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai hasil
belajar Anda.
d. Anda diminta memberikan jawaban dengan memeberikan tanda cek () pada
alternatif jawaban yang Anda pilih pada salah satu kolom dengan keterangan
sebagai berikut :
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
31
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya selalu ingin tahu tentang berita atau isue-
isue.
2. Saya bersikap respek dan peduli bila ada
informasi baru.
3. Saya selalu mempelajari terhadap informasi
baru.
4. Saya menyukai tantangan dan hal-hal baru.
5. Saya suka berinteraksi bila ada informasi
kelompok baru.
6. Saya tidak suka tantangan dan hal-hal yang
baru.
7. Saya tidak pernah mengetahui informasi
apapun.
8. Saya senang bila ada yang mengkritik yang
bersifat membangun.
9. Saya mampu mengemban amanah kepercayaan
dari orang lain.
10. Saya bersabar ketika ada fitnah atau sangkaan
buruk.
11. Saya benci bila ada orang yang mengkritik saya.
12. Saya selalu bersikap ramah kepada siapapun.
13. Saya senang berteman dan bergaul.
14. Saya tertarik dengan hal-hal baru di sekolah.
15. Saya mudah berkomunikasi dengan siapapun.
16. Saya menyukai toleransi dan saling menghargai.
17. Saya tidak suka bekerja sama dengan teman
sekolah.
32
18. Saya selalu bersikap sombong dan angkuh pada
siapapun.
19. Saya suka menyendiri dalam bergaul.
20. Saya selalu masa bodoh dan tidak suka
berteman.
21. Saya sulit berkomunikasi dengan siapapun.
22. Saya tidak suka toleransi dan sulit menghargai
orang lain.
“Selamat Mengerjakan”
33
Lampiran. 3 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No Nama NIDN Bidang
Ilmu
Alokasi Waktu
(jam/minggu) Uraian Tugas
1 Dra. Tri Suyati,
M.Pd
0605025602 Bimbingan
dan
Konseling
10 jam/ minggu 1. Bertanggungj
awab secara
keseluruhan
kegiatan
penelitian
demi
keberhasilan
penelitian
2. Mengkoordin
asikan
pelaksanaan
penelitian
2 Suhendri, S.Pd.,
M.Pd.,Kons
0626108302 Bimbingan
dan
Konseling
10 jam/ minggu 1. Menggali
potensi dan
masalah
tentang
konformitas
siswa di
beberapa
sekolah SMK
kota
semarang
siswa
2. Penyusunan
manual BKp
3 Heri Saptadi
Ismanto,
S.Pd.,M.Pd.Kon
s
0620056706 Bimbingan
dan
Konseling
10 jam/ minggu 1. Uji pre tes
dan post test
2. Uji validasi
3. Penyusunan
laporan
34
Lampiran. 4 Biodata Tim Pengusul
A. Ketua Tim Pengusul
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dra. Tri Suyati, M.Pd
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4. NIP/NIK/Identitas Lainnya 855601013
5. NIDN 0605025602
6. Bidang Keahlian Bimbingan dan Konseling
7. Fakultas / Jurusan FIP / Bimbingan dan Konseling
8. Tempat dan Tanggal Lahir Magelang, 2 Februari 1956
9. E-mail [email protected]
10. Nomor Telepon/HP 08164882323
11. Alamat Kantor Jl. Dr. Cipto Sidodadi Timur No. 24
Semarang
12. Nomor Telepon/Faks (024)8316377 / 8448217 / Homepage:
www.ikippgrismg.ac.id
13. Alamat Rumah Jl. Raya Patemon No 48. Gunungpati.
Semarang
14. Lulusan yang Telah Dihasilkan Lebih dari 200 mahasiswa
1. Psikologi Perkembangan Remaja
15. Mata Kuliah yang Diampu 2. Seminar Masalah BK
3. Psikologi Orang Dewasa
B. Riwayat Pendidikan
Sarjana
Muda S-1
S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi UKSW UKSW UNNES UNNES
Bidang Ilmu Bimbingan
Konseling
Bimbinga
n
Konseling
Manajemen
Pendidikan
Manajemen
Pendidikan
Tahun Masuk-Lulus 1975-1977 1978-1982 2000-2002 2008-
sekarang
Judul Tesis / Skripsi /
Thesis
Kenakalan
Remaja
Persepsi Dosen
Tentang
Perilaku
Kepemimpinan
Rektor dan
Kepuasan Kerja
Dosen PTS
Kopertis
Wilayah VI
35
Jawa Tengah
(Ditinjau Dari
Jabatan
Akademik dan
Jenjang
Pendidikan
Nama Pembimbing /
Promotor
Soebanu,
BA
Prof. D.Y.P
Sugiharto
C. Pengalaman Pengabdian dan Pengalaman Penelitian:
1. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
No Tahun Judul Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1 2015
Pengembangan Komik Asertif
Sebagai Prevensi Dini Kekerasan
Seksual Pada Anak Usia Dini
Universitas
PGRI Semarang 7.500.000
2 2015
Hubungan Persepsi Kesejahteraan
Psikologis Siswa Di Sekolah Pada
Tingkat Pendidikan Anak Usia Dini
Dan Sekolah Dasar Dengan
Perkembangan Sosial – Emosi Siswa
Dan Komunikasi Orangtua – Guru
Universitas
PGRI Semarang 9.000.000
Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DIKTI maupun sumber
lainnya
2. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun
Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1 2011
IbM Kelompok Darma Wanita
Tentang Kecemasan Wanita Yang
Menghadapi Menopause IKIP PGRI
Semarang 4.000.000
2 2014
IbM Penyuluhan Tentang Kekerasan
Seksual Pada Anak Di Kelurahan
Kalipancur
Universitas PGRI
Semarang 3.750.000
3 2015
IbM POS PAUD Kartini Di Kelurahan
Pandean Lamper, Kecamatan
Gayamsari Semarang
Universitas PGRI
Semarang 3.750.000
4 2015 IbM Implementasi Kurikulum 2013 Universitas PGRI 6.250.000
36
Pendidikan Anak Usia Dini Di TK
Kartika Wilayah Kota Semarang
Semarang
5 2016
IbM IBU-IBU PKK Kelurahan
Mlatiharjo, Kecamatan Semarang
Timur, Semarang
Universitas PGRI
Semarang 6.250.000
Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema Pengabdian Kepada Masyarakat
DIKTI maupun sumber lainnya
D. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1 Memahami Gaya Belajar
Anak Usia Dini
Reorientasi Pendidikan Anak
Usia Dini: Dalam Rangka
Mewujudkan Anak Indonesia
Harapan. Malang: Universitas
Negeri Malang. 9 Desember
2014
ISSBN: 978-602-
71820-0-4 / 2014
Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema Pengabdian Kepada Masyarakat
DIKTI maupun sumber lainnya
E. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah /
Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1
International Conference,
Enhancing Education
Quality in Facing Asian
Community
The Role of Lecturers to
Produce Quality Graduates in
The Higher Education
2015
PPs UPGRIS
37
38
Biodata Anggota Tim Peneliti I
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Suhendri, S.Pd., M.Pd., Kons.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitas Lainnya 108301316
5 NIDN 0626108302
6 Tempat dan Tanggal Lahir Lambangi, 26 September 1983
7 E-mail [email protected]
8 Nomor Telepon/ HP 085876190981
9 Alamat Kantor Jl. Sidodadi Timur No. 24; Jl. Dr. Cipto No. 1
Semarang
10 Nomor Telepon/Faks -
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = orang; S-2 = orang; S-3 =
orang
12 Mata Kuliah yang Diampu
1. Pendekatan Konseling
2. Keterampilan Dasar Konseling
3. Konseling Individu
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas
Halu Oleo
Universitas Negeri
Semarang
Universitas Negeri
Semarang
Bidang Ilmu Bimbingan dan
Konseling
Bimbingan Konseling Bimbingan Konseling
Masuk-Lulus 2005-2009 2010-2012 2015 - sekarang
(dalam proses)
Judul
Skripsi/Tesis/Disert
asi
Faktor-Faktor
Penyebab
Ketidakdisiplina
n Belajar dan
Penangananya
Siswa SMP
Negeri 5 Kendari
Pengembangan Model
Konseling Kelompok
Rational Emotive Untuk
Mengentaskan
Kecemsan Siswa dalam
Menghadapi Ujian.
(Siswa SMK N 7
Semarang)
Nama
Pembimbing/Promo
tor
1. Dra. Aisyah,
M.Pd
2. Drs. Husain
Ibrahim, M.Pd
1. Prof.Dr.DYP.Sugihar
to, M.Pd. Kons
2. Dr. Suwarjo, M.Si
1.Prof.Dr.DYP.Sugiha
rto, M.Pd. Kons.
2.Prof. Dr. Mungin
Eddy Wibowo,
M.Pd.,Kons.
3.Mulawarman, M.Pd.,
Ph.D
39
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (juta rp)
1 2011 Dampak Sertifikasi Terhadap Peningkatan
Kompetensi Guru Dan Prestasi Belajar
Siswa (Penelitianpada Guru MTs Se-
Kabupaten Semarang)
APBI
LPPM
UPGRIS
Rp.
4.500.000,-
2 2012 Pengembangan Model Bimbingan
Kelompok dengan Teknik Sosiodrama
untuk Meningkatkan Sikap Positif
terhadap Tawuran Antar Pelajar SMK Dr
Cipto Semarang
APBI
LPPM
UPGRIS
Rp.
8.500.000,-
3 2013 Meningkatkan Self-Concept Mahasiswa
Melalui Konseling Kelompok dengan
Teknik Asertif Training
APBI
LPPM
UPGRIS
Rp.
4.500.000,-
4 2014 Pengembangan Model Konseling Rational
Emotive Therapy Untuk Mengentaskan
Perilaku Menyontek Mahasiswa dalam
Menghadapi Ujian Akhir Semester
APBI
LPPM
UPGRIS
Rp. 8.500.000
5 2015 Desain model penguasaan konten melalui
teknik modelling untuk mengembangkan
Karakter mahasiswa
APBI
LPPM
UPGRIS
Rp. 10.000.000
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2012 IbM Pengabdian kepada masyarakat
dengan judul Penyuluhan Perkembangan
Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive
LPPM
UPGRIS
Rp. 3.000.000,-
2 2015 IbM Membangun Keluarga yang Sehat,
Mandiri dan Sejahtera bagi Masyarakat
Kelurahan Pandean Lamper Kecamatan
Gayamsari Kota Semarang
LPPM
UPGRIS
3.000.000,-
3 2016 IbM Pola Asuh Orang Tua Siswa dan Guru
di PAUD Gempita, Kota Semarang
LPPM
UPGRIS
6.000.000,-
4 2017 IbM Bagi Pengawas Sekolah Dasar Se-
Kabupaten Demak
LPPM
UPGRIS
7.500.000,-
5 2017 IbM Mendidik Anak Untuk Menyongsong
Masa Depan
LPPM
UPGRIS
4.500.000,-
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1 Efektivitas konseling kelompok
Rational emotive untuk membantu
mengatasi kecemasan menghadapi
Bimbingan
dan Konseling
Volume 2. 2012
40
ujian (pada siswa SMK N 7
Semarang)
2 Pengaruh layanan penguasaan konten
dengan media Mind Mapping
terhadap kreativitas belajar siswa
Empati-Jurnal
Bimbingan
dan Konseling
Volume 1/ Nomor 1/
Tahun 2014
3 Pengaruh konseling kelompok
rasional emotif terhadap kepercyaan
diri siswa
Empati-Jurnal
Bimbingan
dan Konseling
Volume 2/ Nomor 2/
Tahun 2015
4 Faktor-faktor penyebab
ketidakdisiplinan belajar siswa di
sekolah dan upaya pemecahannya
Empati-Jurnal
Bimbingan
dan Konseling
Vol.3 No 2. Tahun
2016
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Temu
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1 Seminar nasional
Hasil Penelitian
Dampak Sertifikasi terhadap
Peningkatan Kompetensi Guru dan
Prestasi Belajar Siswa (Penelitian
pada Guru MTS Se Kabupaten
Semarang)
2011. Univ PGRI
Semarang
2 Seminar nasional
Hasil Penelitian
Pengembangan model konseling
kelompok Rational Emotive Untuk
Membantu Siswa Mengatasi
Kecemasan Menghadapi Ujian
2012. Univ PGRI
Semarang
3 Seminar nasional
Hasil Penelitian
Pengembangan Model Bimbingan
Kelompokdengan Teknik
Sosiodrama Untuk Meningkatkan
Sikap positif Terhadap Tawuran
Antar Pelajar
2012. Univ PGRI
Semarang
4 Seminar nasional
Hasil Penelitian
Meningkatkan Self-Concept
Mahasiswa Melalui Konseling
Kelompok dengan Teknik Asertif
Training
2013. Univ PGRI
Semarang
5 Seminar Nasional
“Strategi pelayanan
bimbingan dan
konseling dalam
kurikulum 2013”
Sosok Utuh Kompetensi Konselor
dan Pelanggaran Kode etik
Konselor
30 Nov 2013.
UNNES Hotel
Gresia Semarang
6 Seminar Nasional
“Pelecehan seksual
dan kekerasan pada
siswa (strategi dan
penanganannya)
Tindakan Penyimpangan Aborsi
Pada Remaja
11 November
2014. UNNES
Hotel Gresia
Semarang
7 Seminar Nasional
“Pengembangan Skill
Konselor / Guru BK
Cyber Counseling as Innovation
Counseling”
November 2015.
BK FIP UPGRIS
41
Berbasis Kearifan
Lokal untuk
Menghadapi
Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA).
8 Seminar Nasional
BK.”Profesi BK di Era
Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA)”
Pentingnya Cyber Counseling
terhadap Konselor dalam ASEAN
Economic Society (MEA).
13 Maret 2015.
Univ
Muhammadiyah
Malang
9 Konvensi Nasional
BK XIX ABKIN”
tema “Penguatan Teori
dan Praktik Konseling
dalam Membangun
SDM yang
Berkarakter dan
berbudaya Bangsa”.
Pentingnya konseling rational
emotive behavior therapy (REBT)
untuk mengentaskan kecemasan
siswa menghadapi ujian
20-21 Mei 2016.
Banjarmasin
10 Seminar Nasional
Konseling Teman
Sebaya untuk
Mencegah Perilaku
Beresiko pada
Remaja.
Konseling rational emotive
behavior untuk membentuk
konformitas positif siswa SMK
Negeri Kota Semarang
September 2016.
BK FIP Univ
PGRI Semarang
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman Penerbit
H. Perolehan HAKI dalam 10 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
42
43
Anggota Peneliti II
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Heri Saptadi Ismanto, S.Pd., M.Pd., Kons.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NPP 106701254
5 NIDN 0620056706
6 Tempat dan tanggal lahir Semarang, 20 Mei 1967
7 E-mail [email protected]
8 NomorTelepon/HP 08157649969
9 Alamat kantor Jl. Sidodadi Timur Nomor 2, Jl. Dr. Cipto
Semarang
10 Nomor Telepon/faks (024) 8448217/ (024) 8448271
B. RiwayatPendidikan
S.1 S.2 PendidikanProfesi S3
Nama
Perguruan
Tinggi
IKIP PGRI
Semarang
Universitas
Negeri
Semarang
Universitas Negeri
Semarang
Universitas
Negeri Semarang
Bidang Ilmu Bimbingan
Konseling
Bimbingan
Konseling
Bimbingan
Konseling
Bimbingan
Konseling
Tahun Lulus
2011 2012 2013
(dalam Proses)
C. Pengalaman penelitian
No Tahun JudulPenelitian
Pendanaan
Sumber Jml
(Juta/ Rp.)
1 2007 Pengaruh Bimbingan Karir Terhadap
Konsep Diri Santri
Mandiri
2 2010 Faktor-Faktor Determinan Kemampuan
Menghafal Al Quran dan Implikasinya
dalam Bimbingan dan Konseling
Mandiri
3 2011 Model Pembelajaran Ponstulat Einstein
Menggunakan Media Lirik Lagu
LPPM
IKIP
PGRI
Semarang
4
4 2016 Profil Pemahaman Moral Dan Harga Diri
Siswa SMA, MA Dan SMK Di Kota
Semarang
LPPM
UPGRIS
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml
(Juta Rp)
44
1. 2012 IbM Remaja Desa Sumurgede Kecamatan
Godong
2. 2012 IbM PKK RW 11 Kelurahan Tambakaji
Kecamatan Ngaliyan
3. 2012 IbM Bagi Kader Paud di Desa Banyu Urip,
Margorejo, Pati
4. 2013 Upaya Membina Pentingnya Pengetahuan
Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT) dan Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Anak
5. 2013 IbM Bagi Orang Tua, Guru dan Siswa MTS
1”Upaya Pengetahuan Tentang Pergaulan
Bebas dan Pencegahan Penggunaan
Narkoba”
6. 2013 IbM Ibu-ibu PKK Kelurahan Kedungwuni
Timur Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten
Pekalongan
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/
Nomor/
Tahun
1. Faktor-faktor Pendukung Kemampuan
Menghafal Al-Qur’an dan Implikasinya
dalam Bimbingan dan Konseling
“BIMBINGAN
DAN
KONSELING”
ISSN: 2252-6889
Volume 1
Nomor 2
November
2012
2. Meningkatkan Interakasi Sosial melalui
Layanan Penguasaan Konten dengan Media
Puzzle pada Siswa X SMA Negeri 1
Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015
“EMPATI”
ISSN 2406-8691
Volume 1
Nomor 1
Oktober
2014
45
46
Lampiran. 5 Dokumentasi Penelitian
Foto Try Out Skala
47
Foto Pree Test
48
Foto Treatment BKp
49
Foto Post Test
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62