Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web...

138
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelengaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya

Transcript of Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web...

Page 1: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar

bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di

sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta

didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses

pembelajaran. Dalam konteks penyelengaraan ini, guru dengan sadar

merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada

seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam

bentuk kurikulum.

Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan

mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional,

tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah

yang dihadapi dalam dunia pendidikan Indonesia adalah lemanya proses

pembelajaran. Berdasarkan pengamatan riil dilapangan, proses pembelajaran

disekolah sekarang ini kurang meningkatkan rasa ingin tahu belajar peserta

didik, terutama pada pelajaran IPS, yang dimana pembelajaran masih

menggunakan metode ceramah secara monoton dalam kegiatan pembelajaran

dikelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh sang

guru.

Page 2: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

2

Istilah ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran

ditingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik

dengan istilah “social studies” dalam kurikulum persekolahan di negara lain,

khususnya di negara-negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat.

Pengertian IPS merujuk pada kajian yang memusatkan perhatiannya pada

aktifitas kehidupan manusia. Pada intinya, fokus kajian IPS adalah berbagai

aktivitas manusia dalam berbagai dimensi kehidupan sosial sesuai dengan

karakteristik manusia sebagai makhluk sosial. (Sapriya, 2006).

Tujuan pembelajaran IPS di jenjang pendidikan sekolah dasar, para

ahli sering mengaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan

dari program pendidikan tersebut. Waterwroth, (2007: 5) menyebutkan bahwa

tujuan social studies (IPS) adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga

negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, dimana secara tegas ia

mengatakan "to prepare students to be well-functioning citizens in a

democratic society".

Hasan (2007) mengatakan bahwa tujuan dari IPS adalah untuk:

mengembangkan kemampuan berpikir, sikap, dan nilai peserta didik sebagai

individu maupun sosial dan budaya.

Di sisi lain, melalui pembelajaran IPS diharapkan mampu

dikembangkan aspek pengetahuan dan pengertian (knowledge and

understanding), aspek sikap dan nilai (atitude and value), dan aspek

keterampilan (skill) (Skeel, 1995; Jarolimek, 1993). Untuk skala Indonesia,

Page 3: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

3

maka tujuan IPS khususnya pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar

sebagimana tecantum dalam Kurikulum IPS-SD Tahun 2006 adalah agar

peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar

yang berguna bagi dirinya dalam kehidupannya sehari-hari (Depdiknas,

2006). Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia

dengan lingkungannya, yaitu lingkungan masyarakat dimana anak didik

tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dan dihadapkan

pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya.

Pola pembelajaran IPS di SD hendaknya lebih menekankan pada unsur

pendidikan dan pembekalan pemahaman, nilai-moral, dan keterampilan-

keterampilan sosial pada siswa. Untuk itu, penekanan pembelajarannya bukan

sebatas pada upaya mencekoki atau menjejali siswa dengan sejumlah konsep

yang bersifat hapalan belaka, melainkan terletak pada upaya menjadikan

siswa memiliki seperangkat pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan agar

mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam

memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat

lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan

ke jenjang yang lebih tinggi. Disinilah sebenarnya penekanan misi dari

pembelajaran IPS di sekolah dasar.

Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa di kelas IV SD Negeri

Belendung II Kecamatan Klari Kabupaten Karawang, masih rendah

pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang keberagaman

Page 4: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

4

sosial budaya berdasarkan kenampakan alam. Keadaan demikian disebabkan

karena banyak faktor, diantaranya kegiatan masih bersifat individu,

keterlibatan dan peran aktif siswa dalam pembelajaran sangat rendah. Rasa

ingin tahu siswa juga sangat kurang akibatnya hasil belajar juga sangat rendah

dikarenakan siswa kurang memiliki rasa ingin tahu dan keberanian untuk

menyampakain pendapat dengan teman yang lain dan beberapa bagian kecil

siswa saat diskusi tidak berperan aktif, mereka lebih mengandalkan pekerjaan

kepada ketua kelompok. Padahal dengan pembelajaran yang menekankan

pembelajaran yang aktif serta mencari tahu jawaban-jawaban dengan

pemikiran yang berbeda-beda antar siswa akan mampu memberikan warna

dan pengelaman tersendiri pada diri siswa. Kegiatan pembelajaran masih

didominasi oleh guru sedangkan peserta didik lebih pasif dan guru hanya

menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran kurang aktif serta tidak

menyenangkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri

Belendung II Kecamatan Klari Kabupaten Karawang yang menjelaskan

bahwa penguasaan guru pada materi pembelajaran IPS tentang keberagaman

sosial budaya berdasarkan kenampakan alam masih belum maksimal,

sehingga guru kurang memberikan perhatian dan porsi pada anak untuk

menggali kemapuan siswa dalam mebangun rasa ingin tahu siswa agar

menemukan jawaban hasil temuan siswa. Guru juga kurang menggali

pemahaman siswa di dalam proses pembelajaran sehingga rasa ingin tahu dan

Page 5: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

5

hasil belajar siswa rendah, guru belum tepat megelompokan siswa sesuai

dengan karakteristiknya, dan guru kurang memahami model-model

pembelajaran, siswa kurang memahami dengan konsep-konsep materi

pembelajaran yang bersifat satu arah, sehingga peserta didik kurang mengerti

mengenai pembelajaran yang disampaikan guru, guru masih menggunakan

metode ceramah dalam proses penyampaian materi pembelajaran, guru kurang

kratif dalam pembelajaran menyebabkan pembelajaran kurang menarik.

Sehingga mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa, bisa dilihat pencapaian

kompetensi dan hasil belajarnya khususnya pada pembelajaran IPS tentang

keberagama sosial budaya berdasarkan kenampakan alam kelas IV masih

tergolong rendah. Dengan dilakukannya tes awal dengan diberikan soal, dari

33 siswa hanya 9 orang atau 27,27% siswa yang mencapai KKM, sedangkan

siswa yang tidak tuntas dari 33 siswa hanya 24 orang atau 72,72%

pencapaiannya berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),

sedangkangkan KKM pembelajaran IPS yaitu 60.

Upaya memperbaiki kondisi dan menciptakan suasana yang disukai

oleh siswa sebaiknya guru harus melakukan suatu inovasi baru dengan

menggunakan model pembelajaran, model pembelajaran ini bertujuan untuk

menolong para guru untuk menyampaikan materi pelajaran dan sangat

berguna untuk guru karena memudahkan guru untuk menentukan apa yang

harus dilakukan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penelitian ini menitik

beratkan pada penerapan model pembelajaran problem based learning pada

Page 6: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

6

pembelajaran IPS tentang kebergaman sosial budaya berdasarkan kenampakan

alam untuk meninghkatkan rasa ingin tahu dalam proses pembelajaran.

Sehingga diharapkan pembelajaran di dalam kelas akan semakin hidup dan

hasil belajarnya meningkat, terjalin interaksi kerjasama antar siswa, proses

pembelajarannya menjadi lebih bermakna dan menyenangkan sehingga

motivasi siswa juga semakin tinggi. Selain itu juga yang dilakukan oleh guru

untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan hasil belajar siswa yaitu dengan

penggunaan media pembelajaran yang semenarik mungkin misalnya dengan

menggunakan gambar-gambar atau mengamati lingkungan yang ada disekitar

sekolah dan juga penggunaan model pembelajaran yang dapat

membangkitkan semangat siswa untuk mempelajari dan memahami materi.

Model Pembelajaran Problem Based Learning ini, sangat tepat

diterapkan dalam pelajaran IPS yang dimana pelajaran IPS yang lebih

menekankan bersifat pemahaman dan cenderung membosankan dengan

menerapkan model berbasis masalah(Problem Based Learning) diharapakan

dapat melibatkan siswa dan menarik minat siswa sehingga memudahka siswa

dalam memahami materi pelajaran serta meningkatkan rasa ingin tahu dan

hasil belajar siswa.

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menurut Moffit adalah

suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata

sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan

keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan

Page 7: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

7

konsep yang esensi dari materi pelajaran. Dalam model pembelajaran ini,

siswa memahami konsep dan prinsip dari suatu materi yang dimulai dari

bekerja dan belajar terhadap situasi atau masalah yang diberikan melalui

investigasi, inquiry, pemecahan masalah.Siswa membangun konsep atau

prinsip dengan kemampuannya sendiri yang mengintegrasikan keterampilan

dan pengetahuan yang sudah dipahami sebelumnya. Menurut Fogarty,

Problem Based Learning (PBL) dimulai dengan masalah yang tidak

terstruktur (sesuatu yang kacau). Dari kekacauan ini siswa menggunakan

berbagai kecerdasannya melalui diskusi dan penelitian untuk menetukan isu

nyata yang ada.

Melihat pentingnya hal tersebut di atas penulis tertarik untuk

mengangkat permasalahan tersebut menjadi tema pembahasan skripsi dengan

judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada

Pembelajaran IPS Tentang Keberagaman Sosial Budaya Berdasarkan

Kenampakan Alam Untuk Meningkatkan Rasa Ingin Tahu dan Hasil Belajar

Siswa Kelas IV SDN Belendung II Kecamatan Klari Kabupaten Karawang”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari latar belakang masalah terdapat masalah-masalah dalam

penelitian ini.

Adapun masalah-masalah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 8: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

8

1. Siswa kurang memahami konsep-konsep materi pembelajaran yang

bersifat satu arah, sehingga peserta didik kurang mengerti mengenai

pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

2. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam proses penyampaian

materi pembelajaran.

3. Guru kurang kreatif dalam pembelajaran menyebabkan pembelajaran

kurang menarik.

4. Guru kurang menggali pemahaman siswa di dalam proses pembelajaran

sehingga rasa ingin tahu dan hasil belajar siswa rendah.

5. Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat dengan

teman yang lain pada saat berdiskusi.

6. Guru kurang memahami model-model pembelajaran.

C. BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka

pembatasan masalah penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based Learning Pada Pembelajaran IPS Tentang Keberagaman

Sosial Budaya Berdasarkan Kenampakan Alam Untuk Meningkatkan Rasa

Ingin Tahu dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Belendung II Kecamatan

Klari Kbaupaten Karawang.

Page 9: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

9

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahannya dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui model

pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS tentang

keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan alam pada kelas IV

SDN Belendung II Kecamatan Klari Kabupaten Karawang?

2. Bagaimana menerapkan model Problem Based Learning pada

pembelajaran IPS tentang keberagaman sosial budaya berdasarkan

kenampakan alam dalam aktivitas belajar siswa?

3. Bagaimana meningkatkan rasa ingin tahu siswa kelas IV SDN Belendung

II dalam pembelajaran IPS tentang keberagaman sosial budaya

berdasarkan kenampakan alam dalam menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning?

4. Apakah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV

SDN Belendung II Kecamatan Klari Kabupaten Karawang pada

pembelajaran IPS tentang keberagaman sosial budaya berdasarkan

kenampakan alam?

Page 10: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

10

E. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Secara umum, penelitian tindakan kelas bertujuan ingin meningkatkan

rasa ingin tahu dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran problem based learning pada pembelajaran IPS tentang

keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan alam.

2. Tujuan khusus

a. Ingin menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran melalui model

pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS

tentang keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan alam

pada kelas IV SDN Belendung II Kecamatan Klari Labupaten

Karawang.

b. Ingin menerapkan model Problem Based Learning pada pembelajaran

IPS tentang keberagaman sosial buadaya berdasarkan kenampakan

alam dalam aktivitas belajar siswa kelas IV SDN Belendung II

Kecamatan Klari Kabupaten Karawang.

c. Ingin meningkatkan rasa ingin tahu siswa kelas IV SDN Belendung II

dalam pembelajaran IPS tentang keberagaman sosial budaya

berdasarkan kenampakan alam dalam menggunakan model

pembelajaran Problem Based Learning.

d. Ingin meningkatkan hasil pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil

Page 11: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

11

belajar siswa kelas IV SDN Belendung II Kecamatan Klari Kabupaten

Karawang pada pembelajaran IPS tentang keberagaman sosaial buaya

berdasarkan kenampakan alam.

F. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang telah

dikemukakan maka hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah meningkatkan

wawasan keilmuan tentang Penerapan Model Pembelajaran Problem

Based Learning Pada Pembelajaran IPS tentang Keberagaman Sosial

Budaya Berdasarkan Kenampakan Alam Untuk Meningkatkan Rasa Ingin

Tahu dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Belendung II Kecamatan

Klari Kabupaten Karawang. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan

bagi pengembangan keilmuan oleh guru-guru Sekolah Dasar dalam proses

pemeblajaran.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapankan dapat bermanfaat bagi peneliti, peserta

didik, guru, dan sekolah.

Page 12: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

12

a. Bagi Siswa

Untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan hasil belajar siswa,

dan diharapkan semua itu dapat diperoleh siswa secara penuh denagan

diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning.

b. Bagi Guru

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dikelas sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercpai dan untuk meningkatkan sikap professional

pada guru.

c. Bagi Sekolah

Dari rasa ingin tahu belajar siswa terhadap subtema hewan dan

tumbuhan di lingkungan rumahku akan meningkatkan hasil

pembelajaran yang baik. Dimana hasil pembelajaran akan

meningkatkan suatu citra positif dari masyarakat sehingga masyarakat

akan percaya pada sekolah tersebut untuk dapat mendidik anak-

anaknya dan juga penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai

pendoman pembinaan terhadap kegiatan yang di laksanakan di sekolah

sebagai temapatnya memimpin kegiatan pendidikan yang baik.

d. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahjuan dan pengalaman mengenai

Penelitian Tindakan Kelas dalam memecahkan masalah pembelajaran

sekolah terutama pada pembelajaran tematik dengan menggunakan

Model Pembelajaran Problem Based Learning

Page 13: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

13

e. Bagi PGSD

Hasil penelitian mudah-mudahan dapat memberikan dampak

positif bagi FKIP UNPAS pada umunya, Bagi PGSD pada

khususnya.Untuk mencetak lulusan mahasiswa-mahasiswa yang

berkompeten karena mahasiswa tersebut dilatih untuk memecahkan

suatu permasalahan-permasalahan yang ada dilapangan atau sekolah

dan juga adanya citra yang positif bagi lembaga, jiga lulusan dari

lembaga FKIP UNPAS khusunya PGSD ini berkompeten.

G. DEFINISI OPRASIONAL

1. Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu adalah kodrat manusia. Salah satu kodrat manusia

adalah untuk mencari tahu apa yang belum diketahui. Disadari atau tidak,

sebenarnya seseorang lebih banyak belajar dari pertanyaan dari pada

jawaban.

Dalam pembelajaran rasa ingin tahu yaitu segala sesuatu yang

mendorong siswa untuk belajar melakukan suatu hal menarik atau

bermanfaat bagi, yang berguna bagi siswa dimasa depan nanti.Serta

menguasai pelajaran yang sedang dipelajari.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemapuan yang dimiliki oleh siswa setelah

menerima pengalaman belajar.Ranah kognitif berkenaan dengan

Page 14: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

14

perubahan tingkah laku dan intelktual (pengetahuan), dimana diterimanya

pengetahuan oleh yang belajar sehingga terjadi perubahan dari yang tidak

tahu menjadi tahu. Ranah afektif berkenaan dengan perubahan dari

tingkah laku dalam sikap atau perbuatannya. Ranah psikomotor berkenaan

dengan kemampuan memanipulasi secara fisik, dimana diperolehnya

keterampilan bagi individu yang belajar sehingga terjadi perubahan yang

semula tidak biasa menjadi biasa.

3. Pembelajaran IPS

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

(Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006, tujuan

pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar adalah sebagai

berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan

kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan

kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah,

dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai

sosial dan kemanusiaan.

Page 15: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

15

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di

tingkat lokal, nasional, dan global.

Pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial di SD berfungsi

untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan

keterampilan sosial dan kewarganegaraan peserta didik agar

dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa,

dan negara Indonesia. Berkaitan dengan fungsi mata

pelajaran IPS, Jarolimek (1986: 4) berpendapat bahwa: The

major mission of social studies education is to help children

learn about the social world in which they live and how it got

that way; to learn to cope with social realities; and to

develop the knowledge, attitudes, and skills, needed to help

shape an enlightened humanity. Artinya, bahwa misi utama

pendidikan IPS adalah untuk membantu siswa belajar

tentang masyarakat dunia di mana mereka hidup dan

memperoleh jalan, untuk belajar menerima realitas sosial,

dan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap dan

ketrampilan untuk membantu mengasah pencerahan

manusia.

4. Model Pembelajaran Problem Based Lerning

Page 16: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

16

Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah model

pembelajaran Problem Based Learning ini berpusat pada siswa dimana siswa

dapat mengembangkan pengetahuan berpikir yang telah merka miliki

maupun pengetahuan baru untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata

yang diaplikasikan dengan pembelajaran yang berlangsung.Model

pembelajaran Problem Based Learning ini dapat memberikan pengetahuan

baru kepada siswa dalam mengikuti aktifitas belajar serta fasilitas dengan

kelompok belajar sehingga siswa dapat berpikir kritis dan mengembangkan

kemapuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru yang dapat

dikembangkan minat belajar siswa terus-menerus dalam belajar.

Page 17: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

17

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Belajar dan Strategi Belajar

1. Pengertian Belajar

Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi

pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung

dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit

pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umumnya di sekolah

dasar sebgai lembaga pendidikan formal.

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan

dengan tujuan dan bahan secara interaksi baik yang bersifat terbuka

ataupun tersembunyi. Belajar dapat dipahami sebagai berusaha berlatih

atau berlatih supaya mendapatkan suatu kepandaian.

Page 18: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

18

Belajar dimulai dengan adanya dorongan, semangat, dan upaya

yang timbul dalam diri seseorang sehingga orang itu melakukan kegiatan

belajar. Kegiatan belajar yang dilakukan menyesuaikan dengan tingkah

lakunya dalam upaya meningkatkan kemampuan dirinya. Dalam hal ini,

belajar adalah perilaku pengembangan diri melalui proses penyesuaian

tingkah laku.

Belajar sebagai proses dapat dikatakan sebagai kegiatan seseorang

yang dilakukan dengan sengaja melalui penyesuaian tingkah laku dirinya

dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupannya. Banyak definisi para

ahli tentang belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:

Hilgard & Bower dalam bukunya Theories of Learning (1975) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku sesorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seorang (misalnya kelelaha, pengaruh obat dan sebagainya).

Dengan demikian belajar diartikan sebagai perubahan dalam

kemungkinan atau peluang terjadinya respons. Apabila proses belajar itu

diselenggarakan secara formal tidak lain dimaksudkan untuk mengarahkan

perubahan pada diri siswa secara terencana baik dalam pengetahuan,

keterampilan, maupun sikap dan faktor yang bersal dari dalam dan dari

luar diri siswa.

2. Pengertian Strategi Pembelajaran

Page 19: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

19

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang

diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk

memenagkan suatu peperangan. Seseorang yang berperan dalam mengatur

strategi untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu

tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang

dimilikinya baik dilihat dari kualitas maupun kuatnya setiap personal

jumlah dan kekuatan persenjataannya maupun pasukannya dan lain

sebagainya. Dari ilustarsi itu disimpulkan, bahwa strategi yang digunakan

untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai suatu

tujuan.

Dalam dunia pendidikan, strategi menurut J.R.Davis. 1976 (dalam

Wina Sanjaya, 2010:126) diartikan sebagai a plan, method, or series of

activities to archive a particular educational goal. Jadi, dengan demikian

strategi pembelajran dapat diartikan sebgai perencanaan yang berisi

tentang rangkaian kegiatan yang didesian untuk pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian pertama,

strategi pembelajran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)

termasuk penggunaan metode, media dan pemanfaatan berbagai sumber

daya/kekuatan dalam kegiatan pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu

startegi baru samapai proses penyusunan rencan kerja belum sampai pada

tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya,

arah dari semua keputusan penyusuna strategi adalah pencapaian tujuan.

Page 20: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

20

Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran,

pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan

dalam upaya pencapian tujuan. Oleh sebab itu sebelum menentukan

strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur

keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu

strategi. Strategi yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran disebut

strategi pembelajaran. Pembelajaran adalah upya pendidik untuk

membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Tujuan strategi pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan

efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Pihak-pihak

yang terlihat dalam pembelajaran adalah pendidik (perorangan dan

kelompok) atau peserta didik (perorangan, kelompok dan komunitas) yang

berinteraksi edukatif antara satu dengan lainnya. Isi kegitan adalah

bahan/materi belajar yang bersumber dari kurikulum suatu program

pendidikan.

3. Pembelajaran IPS

Istilah ilmu pengetahuan sosial sebagaimana

dirancang dalam draf kurikulum 2004 memang

membingungkan untuk dicarikan definisinya, karena

dalam berbagai literatur, baik yang ditulis oleh ahli dari

luar maupun dalam negeri, kita hanya mempunyai istilah

Page 21: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

21

ilmu pengetahuan sosial yang merupakan terjemahan dari

social studies. Sedangkan nama IPS dalam dunia

pendidikan dasar di negara kita muncul bersamaan

dengan diberlakukannya kurikulum SD, SMP dan SMU

tahun 1975. Dilihat dari sisi keberlakuannya, IPS disebut

sebagai bidang studi “baru”, karena cara pandangnya

bersifat terpadu. Hal tersebut mengandung arti bahwa IPS

bagi pendidikan dasar dan menengah merupakan hasil

perpaduan dari mata pelajaran geografi, ekonomi, ilmu

politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, dan

sosiologi. Perpaduan ini disebabkan mata pelajaran

tersebut memiliki objek material kajian yang sama yaitu

manusia.

Dalam bidang pengetahuan sosial, kita mengenal

banyak istilah yang kadangkadang dapat mengacaukan

pemahaman. Istilah tersebut meliputi Ilmu Sosial (Social

Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS).

Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur

pendidikan Amerika Serikat. Nama asli IPS di Amerika

Serikat adalah “Social Studies”. Istilah tersebut pertama

Page 22: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

22

kali dipergunakan sebagai nama sebuah Komite yaitu

“Committee of Social Studies” yang didirikan pada tahun

1913. Tujuan dari lembaga itu adalah sebagai wadah

himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum Ilmu-

ilmu Sosial di tingkat Sekolah Dasar dan Menengah, dan

ahliahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama.

Nama Komite itulah yang kemudian dipergunakan sebagai

nama kurikulum yang mereka hasilkan. Meskipun

demikian nama “Social Studies” menjadi makin terkenal

pada tahun 1960-an, ketika pemerintah mulai

memberikan dana untuk mengembangkan kurikulum

tersebut.

Berikut ini dikemukakan pengertian IPS menurut para

ahli :

1) IPS merupakan mata pelajaran yang mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam usaha pembentukan warga negara yang baik dan handal sesuai dengan tujuan pembangunan nasional (Waterworth, 2007).

2) Pengertian IPS, menurut Barth (1990: 360) mengemukakan sebagai berikut. Social studies was assigned the mission of citizenship education, that mission included the study of personal/social problems in an interdiciplinary integrated school curriculum that would emphasize the practice of decision making.

Page 23: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

23

Maksudnya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial

membawa misi pendidikan kewarganegaraan termasuk

didalamnya pemahaman mengenai individu atau masalah

sosial yang terpadu secara interdisipliner dalam kurikulum

sekolah yang akan menekankan pada praktek

pengambilan keputusan. Ilmu pengetahuan sosial

dibelajarkan di sekolah dasar, dimaksudkan agar siswa

menjadi manusia dan warga negara yang baik, seperti

yang diharapkan oleh dirinya, orang tua, masyarakat, dan

agama (Somantri, 2004)

Jadi pengertian IPS dapat disimpulkan suatu

pendidikan yang mempunyai misi pendidikan bahwa

warga negara untuk pengembangan pengetahuan, sikap,

nilai-moral, dan keterampilan siswa agar menjadi manusia

yang mampu memasyarakat (civic-community).

a. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran IPS

Sebagai bidang ajar di sekolah, IPS memiliki

tujuan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap,

dan keterampilan sosial dalam bentuk konsep dan

pengalaman belajar yang dipilih atau diorganisasikan

dalam rangka kajian ilmu sosial.

Page 24: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

24

Tujuan pembelajaran IPS (Pusat Kurikulum, 2006:

7) adalah mengembangkan potensi peserta didik agar

peka terhadap masalah sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap

perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan

terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-

hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang

menimpa masyarakat.

Berdasarkan paparan di atas, dalam perspektif

formal dan realistik, IPS di tingkat sekolah pada

dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para

peserta didik sebagai warga negara yang menguasai

pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap

dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan

sebagai kemampuan mengambil keputusan dan

berpartisipasi dalam berbagai kegiatan

kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang

baik. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan belajar dan

mengajar serta situasi berikut ini (Permendiknas No.

22 Tahun 2006) hendaknya menjadi orientasi utama

pelaksanaan Pendidikan IPS di sekolah dasar.

Page 25: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

25

1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi,

geografi, ekonomi, sejarah dan kewarganegaraan

melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.

2) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan

kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

3) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan

kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan

masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial.

4) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-

nilai sosial dan kemanusiaan.

5) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama

dan berkompetisi dalam masyarakat yang

majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.

Sementara itu, fungsi pengajaran IPS di SD adalah

untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan

keterampilan sosial dan kewarganegaraan peserta didik

agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat,

bangsa, dan negara Indonesia. Berkaitan dengan fungsi

mata pelajaran IPS. Maka misi utama pendidikan IPS

adalah untuk membantu siswa belajar tentang masyarakat

dunia di mana mereka hidup dan memperoleh jalan, untuk

Page 26: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

26

belajar menerima realitas sosial, dan untuk

mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan

untuk membantu mengasah pencerahan manusia.

b. Karakteristik IPS

Untuk mempelajari karakteristik IPS dapat dilihat

dari dua sudut pandang yaitu :

1) Materi IPS

Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:

(a) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan

terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga,

sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan

yang luas negara dan dunia dengan berbagai

permasalahannya.

(b) Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian,

pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi,

transportasi.

(c) Lingkungan geografi dan budaya meliputi

segala aspek geografi dan antropologi yang

terdapat sejak dari lingkungan anak yang

terdekat sampai yang terjauh.

Page 27: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

27

(d) Kehidupan masa lampau, perkembangan

kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari

sejarah lingkungan terdekat sampai yang

terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-

kejadian yang besar.

(e) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai

segi, dari makanan, pakaian, permainan,

keluarga.

2) Strategi Penyampaian Pengajaran IPS

Strategi penyampaian pengajaran IPS,

sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu

tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak

(diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota,

region, negara, dan dunia. Sebutan Masa Sekolah

Dasar, merupakan periode keserasian bersekolah,

artinya anak sudah matang untuk besekolah.

Adapun kriteria keserasian bersekolah adalah

sebagai berikut:

(a) Anak harus dapat bekerjasama dalam kelompok

dengan teman-teman sebaya, tidak boleh

Page 28: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

28

tergantung pada ibu, ayah atau anggota

keluarga lain yang dikenalnya.

(b) Anak memiliki kemampuan sineik-analitik,

artinya dapat mengenal bagian-bagian dari

keseluruhannya, dan dapat menyatukan

kembali bagian-bagian tersebut.

(c) Secara jasmaniah anak sudah mencapai bentuk

anak sekolah.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa

pendidikan IPS merupakan tujuan pendidikan IPS

menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan

pada peserta didik. Penekanan pembelajarannya bukan

sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali peserta

didik dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan

belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka

mampu menjadikan apa yang tekag dipelajarinya sebagai

bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni

kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal

bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi. Serta rancangan pembelajaran guru

hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai dengan

Page 29: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

29

kondisi dan perkembangan potensi siswa agar

pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan

bermanfaat bagi siswa.

B. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencana atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain (Trianto, 2007: 5).

Dari uraian diatas menyatakan bahwa setiap model

pembelajran mengarahkan kita ke dalam mendesain

pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian

rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Adapun Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000: 10)

mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah:

“Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengelaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”.

Page 30: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

30

Dari uraian diatas menyatakan bahwa model

pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru

untuk mengajar. Istilah model pengajaran mengarah pada

suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk

tujuannya, sintaknya, lingkungannya, dan sistem

pengelolaannya. Setiap guru pada dasarnya menginginkan

agar materi pelajaran yang disampaikan kepada anak

didiknya dapat dipahami secara tuntas. Sementara setiap

guru juga menyadari bahwa untuk dapat memenuhi

harapan tersebut bukanlah sesuatu yang dianggap

mudah, karena setiap siswa memiliki karakteristik yang

berbeda baik dari segi minat, potensi, kecerdasan dan

usaha siswa itu sendiri.

Dari keberagaman pribadi tersebut kita sebagai

guru hendaknya mampu memberikan pelayanan yang

sama sehingga siswa menjadi tanggung jawab kita di

kelas itu merasa mendapatkan perhatian yang sama.untuk

memberikan pelayanan yang sma tentunya kita perlu

mencari solusi dan strategi yang tepat, sehingga harapan

yang sudah dirumuskan dalam setiap rencana

pembelajaran dpat tercpai.

Page 31: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

31

Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat

mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap

pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi

dlam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi

siswa untuk memahami pelajaran sehingga

memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang baik.

Sesuai dengan pengertian yang di ungkapkan oleh

Aunurahman (2009: 146) bahwa:

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Model pembelajaran juga dapat dimaknai sebagai

perangkat rencana atau pola yang dapat di pergunakan

untuk merancang bahan-bahan pembelajaran serta

membimbing aktivitas pembelajaran dikelas atau tempat-

tempat lain yang melaksanakan aktivitas-aktivitas

pembelajaran.

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas

dari kemampuan guru mengembangkan model

pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan

Page 32: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

32

intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam

proses pembelajran. Pengembangan model pembelajaran

yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan

kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat

belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa

dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.

Mengembangkan model pembelajaran yang efektif

dalam pelaksanaannya setiap guru harus memiliki

pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep

dan cara-cara pengimplementasian model pembelajaran

tersebut. Model pembelajaran yang efektif memiliki

keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap

perekembangan dan kondisi siswa-siswa di kelas.

Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap

saranadan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas

dan beberapa faktor lain yang terkait dengam

pembelajaran. Tanpa pemahaman terhadap berbagai

kondisi ini, model yang dikembangkan guru cenderung

tidak dapat meningkat peran siswa secara optimal dalam

pembelajaran dan pada akhirnya tidak dapat member

Page 33: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

33

sumbangan yang besar terhadap pencapaian hasil belajar

siswa.

2. Jenis-jenis Model Pembelajaran

Ada beberapa jenis model pembelajaran untuk dapat

di gunakan dalam pembelajaran diataranya:

a) Model Pembelajaran Problem Based Learning

Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran

berbasis masalah sebuah pendekatan pembelajaran

yang menyajikan masalah kontekstual sehingga

merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas

yang menerapakan pembelajaran berbasis masalah,

peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan

masalah dunia nyata.

b) Model Pembelajaran Project Based Learning

Project Based Learning (PJBL) atau pembelajaran

berbasis proyek adalah model pembelajaran yang

menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta

didik melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi,

sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai

bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasi Proyek

Page 34: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

34

merupakan model pembelajaran yang menggunakan

masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan

dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan

pengalaman nya dalam beraktivitas secara nyata

(Septiana, 2013: 29).

c) Model Pembelajaran Discovery Learning

Discovery Learning (DL) atau pembelajaran

berbasis penemuan adalah untuk mendorong siswa

berpikir secara ilmiah, kreatif, intuitif dan bekerja atas

dasar inisiatif sendiri (Zuhdan Kun Prasetyo dkk, 2001:

17).

d) Model Pembelajaran Inquiry

Inquiry adalah model yang mampu menggiring peserta

didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan

selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik

sebagai subjek belajar yang aktif (Mulyasa, 2003: 234).

Berdasarkan keempat jenis-jenis model pembelajaran diatas, maka

peneliti memilih model Problem Based Learning (PBL). Problem Based

Learning merupakan salah satu metode yang banyak digunakan dalam proses

pembelajaran. Model pembelajaran ini didasarkan pada beberapa teori belajar,

Page 35: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

35

antara lain toeri kontruktivisme, teori belajar bermakna dari David Ausubel,

teori belajar Vigotsky, dan teori belajar Jerome S. Bruner.

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menurut Moffit adalah

suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata

sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan

keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan

konsep yang esensi dari materi pelajaran. Dalam model pembelajaran ini,

siswa memahami konsep dan prinsip dari suatu materi yang dimulai dari

bekerja dan belajar terhadap situasi atau masalah yang diberikan melalui

investigasi, inquiry, pemecahan masalah. Siswa membangun konsep atau

prinsip dengan kemampuannya sendiri yang mengintegrasikan keterampilan

dan pengetahuan yang sudah dipahami sebelumnya. Menurut Fogarty,

Problem Based Learning (PBL) dimulai dengan masalah yang tidak

terstruktur (sesuatu yang kacau). Dari kekacauan ini siswa menggunakan

berbagai kecerdasannya melalui diskusi dan penelitian untuk menetukan isu

nyata yang ada.

Dari definisi serta penjelasan menurut para ahli diatas, dapat

disimpulkan model pembelajaran Problem Based Learning ini berpusat pada

siswa dimana siswa dapat mengembangkan pengetahuan berpikir yang telah

mereka miliki maupun pengetahuan baru untuk memahami masalah dalam

kehidupan nyata yang diaplikasikan dengan pembelajaran yang berlangsung.

Model pembelajaran Problem Based Learning ini dapat memberikan

Page 36: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

36

pengetahuan baru kepada siswa dalam mengikuti aktifitas belajar serta

fasilitas dengan kelompok belajar sehingga siswa dapat berpikir kritis dan

mengembangkan kemapuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan

baru yang dapat dikembangkan minat belajar siswa terus-menerus dalam

belajar.

Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penilitian ini dengan

menggunakan model pembelajaran, yaitu pembelajaran Problem Based

Learning. Penggunaan model mengajar yang tepat merupakan suatu

alternative dalam usaha menumbuhkan rasa senang bagi siswa dalam

mengikuti pelajaran sehingga siswa dapat mempelajari pembelajaran IPS

keberagaman sosial budaya berdasarkan kenamapakan alam dengan rasa

senang. Model pembelajaran problem based learning yang diterapkan oleh

guru diharapkan agar dapat berlangsung secara aktif dan efisien.

3. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning

Pengertian Problem Based Learning menurut Moffit bahwa:

Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran

yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa

untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah,

serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi

pembelajaran.

Pengertian Problem Based Learning dikemukakan oleh Suherman

(dalam septiana, 2013: 29)

Page 37: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

37

Model pembelajaran Problem Based Learning dimaksudkan sebagai pola interkasi peserta didik dengan guru di dalam kleas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model Problem Based

Learning ini berpusat pada siswa dimana siswa dapat mengembangkan

pengetahuan berpikir yang telah merka miliki maupun pengetahuan baru

untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata yang diaplikasikan dengan

pembelajaran yang berlangsung. Model pembelajaran Problem Based

Learning ini dapat memberikan pengetahuan baru kepada siswa dalam

mengikuti aktifitas belajar serta fasilitas dengan kelompok belajar sehingga

siswa dapat berpikir kritis dan mengembangkan kemapuan mereka untuk

menyesuaikan dengan pengetahuan baru yang dapat dikembangkan minat

belajar siswa terus-menerus dalam belajar.

4. Karakteristik Model Problem Based Learning

Problem Based Learning (PBL) memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

a) Pengajuan pertanyaan atau masalah.

b) Berfokus pada keterkaitan antara disiplin ilmu.

c) Penyelidikan autentik.

d) Menghasilkan karya dan memamerkannya.

e) Dikerjakan secara bersama-sama antara siswa dalam kelompok kecil.

5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning

Page 38: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

38

Pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 langkah utama yang

dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan

diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah

tersebut dijelaskan berdasarkan sumber dari Ibrahim & Nur, 2000:13.

Tabel 2.1

Sintaks Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap-1 Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Tahap-2Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap-3Membimbing penyelidikan individual maupunn kelompok.

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

Tahap-4Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

Tahap-5Menganalis dan mengevaluasi proses pemcahan masalah.

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Page 39: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

39

Ibrahim, Nur, dan Ismail (dalam Rusman, 2012:243)

mengemukakan bahwa langkah Pembelajaran Berbasis Masalah adalah

sebagai berikut:

a. Orientasi Siswa Pada Masalah Dalam tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang diperlukan dan memotivasi sswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.

b. Mengorganisasikan siswa untuk belajarSiswa dengan dibantu guru mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

c. Membimbing pengalaman individual/ kelompokSiswa didorong untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah .

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karyaSiswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalahSiswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang digunakan.

Menurut sudjana (dalam sulaiman, 2003:18) langkah-langkah

model pembelajaran problem based learning yaitu

a) Merumuskan masalah.

b) Membuat hipotesis.

c) Mengumpulkan data.

d) Menguji hipotesis.

e) Menarik kesimpulan dan diakhiri dengan penerapan atau aplikasi

6. Manfaat Model Pembelajaran Problem Based Learning

Page 40: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

40

Manfaat di dalam Problem Based Learning sangat banyak, cukup

komplek dan ambigu yang artinya bergantung pada pemahamn dan

pembelajaran pesereta didik di dalam mengartikan makna tersebut, antara

lain:

a) Berfikir tingkat tinggi (Higher-Order Thinking)

Skenario masalah yang tidak lengkap memamnggil keluar

(membangkitkan) berfikir kritis dan kreatif peserta didik, menebak

apa jawaban yang benar yang dikehendaki pengajar untuk saya

temukan.

b) Pembelajaran bagaimana belajar (Learning How To Learn)

Problem Based Learning mengembangkan metakognisi dan

pembelajaran diri yang teratur dengan meminta peserta didik untuk

menghasilkan cara mereka sendiri mendefinisikan masalah, mencari

informasi, menganalisis data dan membuat serta menguji hipotesis,

membandingkan strategi lain, dan membaginya dengan siswa lain

dan strategi dari pembimbing.

c) Keaslian (Authenticity)

Problem Based Learning melibatkan peserta didik dalam

mempelajari informasi dalam cara yang sama ketika mengingatnya

kembali dan menerapkan dalam situasi yang akan datang dan menilai

pembelajaran dengan cara mendemostrasikan pemahaman dan bukan

kemahiran belaka.

Page 41: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

41

7. Kelebihan dan Kelemahan Problem Based Learning

a) Kelebihan

1) Retensi siswa pada apa yang dipelajari lebih lama dan kuat.

2) Pengetahuan terintegrasi dengan lebih baik.

3) Mengembangkan keterampilan belajar jangka panjang, yaitu

bagaimana meneliti, berkomunikasi dalam kelompok, dan

baigaman mengenai masalah.

4) Meningkatkan motivasi, minat dalam kemandirian belajar.

5) Meningkatkan interaksi siswa-siswa dan siswa-guru.

b) Kelemahan

a) Instrument penilaian hasil belajar yang valid dan dapat diterima

sulit dibuat atau ditafsirkan.

b) Waktu yang diperlukan dalam pembelajaran lebih banyak.

c) Kendala pada faktor guru yang sulit berubah orientasi dari guru

mengejar menjadi siswa belajar.

d) Sulitnya merancang masalah yang memenuhi standar pembelajar

berbasis masalah.

8. Materi Pokok Bahasan

Di lingkungan sekitar terdapat bermacam-macam kenapakan alam.

Ternyata kenampakan alam di lingkungan tempat tinggal mempengaruhi

keadaan sosial budaya. Keragaman sosial budaya berdasarkan

Page 42: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

42

kenampakan alam akan membahas hal-hal sebagai berikut (Tantiys dan

Winardi, 2008: 23):

a) Memahami dan menyebutkan aneka ragam kenampakan alam yang

ada di sekitar tempat tinggal.

b) Menjelaskan sebab-sebab terjadinya beberapa gejala alam.

c) Menyebut tindakan dan perilaku manusia yang menyebabkan

kerusakan alam.

d) Menjelaskan hubungan antara keanekaagaman sosial budaya dengan

keanekaan kenapakan alam.

Kenampakan alam Indonesia menunjukkan keragaman sosial

budya. Keragaman sosial, misalnya dari segi pendidikan, masyarakat di

daerah pegunungan dan tempat terpencil memiliki kesempatan yang lebih

kecil dalam memperoleh pendidikan dibandingkan dengan masyrakat di

daerah yang mudah di jangkau. Kehidupan di banding teknologi pun

sama. Mereka yang tinggal di tempat terpencil dan tersolasi lebih lamban

perkembangan teknologinya dibandingkan dengan masyarakat di daerah

yang mudah di jangkau. Disni, transportasi menjadi sarana yang penting

bagi perkembangan suatu masyarakat.

Penampakan alam Indonesia juga menunjukkan bahwa sebagian

besar masyarakat Indonesia tinggal di daerah pedesaan. Masyarakat yang

tinggal di wilayah pedesaan umumnya lebih sederhana dibandingkan

dengan di daerah perkotaan. Dari tingkat konsumsi, misalnya. Masyarakat

Page 43: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

43

di daerah pedesaan mengkonsumsi makanan yang lebih sederhana

dibandingkan dengan mereka yang ada di daerah perkotaan. Tentu saja

tetap diingat, bahwa makanan yang lebih sederhana tidak berarti kurang

gizi.

Masyarakat yang ada di pedesaan umumnya bekerja sebagai

petani. Mereka mengolah sawah secara sederhana. Masyarakat belum

mengenal cara bercocok tanam secara modern, misalnya dengan

menggunakan mesin-mesin pengolah tanah yang canggih. Sementara

masyarakat perkotaan bekerja di sektor industri, menjadi karyawan di

kantor, wiraswasta, bekerja di bidang jasa, dan berbagai jenis pekerjaan

lainnya.

Masyarakat pedesaan di pantai berbeda dengan masyarakat

pedesaan pedalaman. Masyarakat yang tinggal di pedalaman lebih lambat

perkembangnya karena faktor komunikasi. Sementara masyarakat di

daerah pantai umumnya lebih cepat berkembang dan lebih dinamis.

Pengaruh-pengaruh dari luar umumnya cepat masuk ke masyarakat di

daerah pantai. Mata pencaharian mereka pun berbeda. Masyarakat di

daerah pantai umumnya bekerja sebagai nelayan, sementara masyarakat

di daerah pedalaman umumnya adalah petani.

Masyarakat di daerah pedesaan masih menghormati kekerabatan

atau keluarga besar. Sering ada acara keluarga dimana sebagai besar

anggota keluarga dari ayah atau ibu datang dan terlibat. Hubungan antara

Page 44: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

44

warga masyarakat pun asih sangat akrab. Kalau ada tetangga yang

mengadakan hajatan, tetangga yang lainnya dengan sukarela membantu

mengambil bagian. Masyarakat perkotaan sudah jarang melakukan hal

ini. Bagi mereka, segalanya harus bisa diatur dengan uang. Juga dalam

bidang agama. Kehidupan ber-agama di daerah pedesaan jauh lebih

mendalam dibandingkan dengan di daerah kota.

Keadaan alam sangat mempengaruhi mata pencaharian penduduk,

kebanyakan penduduk di sekitar pantai bekerja sebagai nelayan. Mereka

yang tinggal di daratan tinggi bekerja sebagai petani. Umumnya mereka

bertani sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman perkebunan. Masyarakat

yang tinggal di dataran rendah juga bertani. Tapi pertanian mereka,

diantaranya mengolah sawah-sawah yang luas. Masyarakat di daerha

yang tidak memiliki curah hujan yang tinggi dan tidak ada sawah juga

bekerja sebagai petani.

Tetapi mereka bukan tanam padi, mereka mereka menanam

kacang-kacang, umbi-umbian, ketela dan sebagainya. Masyarakat yang

tinggal di sekitar padang rumput yang luas mengusahakan peternakan.

Mereka memelahara hewan seperti kerbau sapi, kuda, domba, kambing

dan sebagainya.

C. Rasa Ingin Tahu

1. Pengertian Rasa Ingin Tahu

Page 45: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

45

Rasa ingin tahu adalah sikap atau tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dipelajarinya, dilihatnya dan didengar. Menurut Nasoetion (Hadi dan

Permata, 2010:3) berpendapat, rasa ingin tahu adalah suatu dorongan atau

hasrat untuk lebih mengerti suatu hal yang sebelumnya kurang atau tidak

kita ketahui.

Bahwa rasa ingin tahu adalah dorongan untuk hal-hal baru dan

kekuatan pendorong utama dibalik penelitian ilmiah serta disiplin ilmu

lain dari studi manusia.

Di bawah ini merupakan indikator rasa ingin tahu

dalam perumusan instrument dalam pelaksanaan

pembelajaran menurut (M. Dalyono, 2012: 196).

a) Keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan, dan permasalahannya;

b) Keinginan dsn keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar;

c) Penampilan berbagai usaha/kekreatifan belajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar sampai mencapai keberhasilan;

d) Kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut di atas tanpa tekanan guru/pihak lainya (kemandirian belajar).

Rasa ingin tahu adalah kodrat manusia. Salah satu kodrat manusia

adalah untuk mencari tahu apa yang belum diketahui. Disadari atau tidak,

sebenarnya seseorang lebih banyak belajar dari pertanyaan dari pada

Page 46: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

46

jawaban. Dalam pembelajaran rasa ingin tahu yaitu segala sesuatu yang

mendorong siswa untuk belajar melakukan suatu hal menarik atau

bermanfaat bagi, yang berguna bagi siswa dimasa depan nanti. Serta

menguasai pelajaran yang sedang dipelajari.

D. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan akibat adanya proses belajar yang telah

dilakukan oleh guru bersama peserta didik, sudjana (1989:2)

mengemukakan bahwa hasil belajar adalah:

Kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima pengalaman belajarnya. Lebih jauh lagi kingsely (dalam sudjana, 1989:22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3) sikap dan cita-cita.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan,

baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan hasil

belajar dari bloom (purwanto, 2008:50) yang secara garis besar

membaginya dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan

ranah psikomotor.

a) Ranah Kognitif

Ranah Kohnitif adalah perubahan perilaku yang terjadi

dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kawasan

Page 47: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

47

kognisimeliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus,

penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga

pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk

menyelesaikan masalah. Menurut Bloom Secara hirarki tingkat hasil

belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu

hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.Enam

tingkatan itu adalah pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan

(C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evluasi (C6).

1) Pengetahuan (knowledge) yaitu kemampuan seseorang untuk

mengingat kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus

dan lainnya sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk

menggunkannya.

2) Pemahaman (comprehension) yakni kemampuan seseorang untuk

memehami sesuatu setelah itu diketahui dan diingat melalui

penjelasan dari kata-katanya sendiri.

3) Penerapan (application) yaitu kesanggupan seseorang untuk

menggunakan ide –ide umum, tata cara atau metode-metode,

prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan lain sebagainnya

dalam situasi yang baru dan kongkret.

4) Analisis (analysis) yakni kemampuan seseorang untuk

menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian

Page 48: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

48

yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara

bagian-bagian tersebut.

5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir memadukan

bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjadi

suatu pola yang baru dan terstruktur.

6) Evaluasi (evaluation) yang merupakan jenjang berfikir paling

tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penelitian

disini adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan

terhadap suatu situasi, nilai atau ide, atas beberapa pilihan

kemudian menentukan pilihan nilai atau ide yang tepat sesuai

kriteria yang ada.

b) Ranah Afektif

Kratwohl (Purwanto, 2008 :51) membagi belajar afektif

menjadi lima tingkat, yaitu penerimaan (merespon rangsangan),

partisipasi, penilaian (menentukan pilihan sebuah nilai dari

rangsangan), organisasi (menghubungkan nilai-nilai yang dipelajari),

dan internalisasi (menjadikan nilai-nilai sebagai pedoman hidup).

Hasil belajar disusun secara hirakis mulai dari tingkat yang paling

rendah hingga yang paling tinggi.Jadi ranah afektif adalah yang

Page 49: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

49

berhubungan dengan nilai-nilai yang kemudian dihubungkan dengan

sikap dan perilaku.

c) Ranah Psikomotor

Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarki dari

hasil belajar psikomotorik. Hasil belajar disusun berdasarkan urutan

mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang paling

tinggi hanya dapat dicapai apabila siswa telah menguasai hasil belajar

yang lebih rendah.Simpson (Purwanto, 2008:51) mengklasifikasikan

hasil belajar psokomotorik menjadi enam yaitu, persepsi

(membedakan gejala), kesiapan (menempatkan diri untuk memulai

suatu gerakan), gerakan terbimbing (meniru model yang

dicontohkan), gerakan terbiasa (melakukan gerakan tanpa model

hingga mencapai kebiasaan), gerakan kompleks (melakukan serang

serangkaian gerakan secara berurutan), dan kreativitas (menciptakan

gerakan dan kombinasi baru yang orisinil atau asli).

Ketiga ranah di atas menjadi objek penilian hasil belajar.

Kemudian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan

perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manusia memiliki potensi perilaku

kejiwaan yang dapat dididiki dan diubah perilakunnya yang meliputi

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan uraian diatas hasil

belajar merupakan perubahan tingkah laku individu yang mencakup tiga

Page 50: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

50

aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar juga

merupakan suatu perubahan tingkah laku dari belum bisa menjadi bisa

dan yang belum tahu menjadi tahu.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

M. Dalyono (2009:55) mengemukakan factor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal meliputi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan

motivasi, dan cara belajar. sedangkan faktor eksernal meliputi keluarga,

sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar.

1) Faktor Internal, yaitu faktor berasal dari dalam diri, meliputi:

a) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya

terhadap kemampuan belajar.bila seseorang tidak sehat dapat

mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. demikian pula jika

kesehatan rohani kurang baik dapat mengganggu atau

mengurangi semangat belajar. Dengan semangat belajar yang

rendah tentu akan menyebabkan hasil belajar yang rendah pula.

b) Intelegensi dan Bakat

Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya

terhadap kemampuan belajar.seseorang yang memilikiintelegasi

baik (IQ nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya

cenderung baik, sebaliknya orang yang intelegasinya rendah,

Page 51: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

51

cenderung mengalami kesulitan dalam belajar, lambat berpikir,

sehingga hasil belajarpun rendah. Orang yang memiliki bakat

akan lebih mudah dan cepat pandai bila dibandingkan dengan

orang yang tidak memiliki bakat. Bila seseorang mempunya

intelegasi tinggi dan bakat dalam bidang yang dipelajari, maka

proses belajarnya akan lancer dan sukses.

c) Minat dan Motivasi

Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang benar

pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar.minat belajar

yang benar cenderung memperoleh hasil belajar yang tinggi,

sebaliknya minat belajar kurang akan memperoleh hasil belajar

yang rendah. Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat,

akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-

sungguh, penuh gairah atau semangat. Kuat lemahnyamotivasi

belajar seseorang turut mempengaruhinya hasil belajar.minat dan

motivasi belajar ini dapat juga dipengaruhi oleh cara guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Guru yang menyampaikan

materi dengan metode dan era yang inovatif akan mempengaruhi

juga minat dan motivasi siswa.

d) Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian

hasil belajar. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor

Page 52: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

52

Fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh

hasil yang kurang memuaskan. Cara belajar antar anak berbeda-

beda. Ada anak yang dapat dengan cepat menyerap materi

pelajaran dengan cara visual atau melihat langsung, audio atau

dengan cara mendengarkan dari orang lain da nada pula anak

yang memiliki cara belajar kinesteik yaitu denga gerak

motoriknya misalnya dengan cara berjalan-jalan dan mengalami

langsung aktivitas belajarnya.

2) Faktor Eksternal

a) Keluarga

Keluarga sangatlah besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan siswa dalam belajar.Tinggi rendahnya

pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cakup

atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, kerukunan

antar anggota keluarga, hubungan antara anak dengan

anggota keluarga yang lain, situasi dan kondisi rumah juga

mempengaruhi hasil belajar.

b) Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar mempengaruhi

keberhasilan belajar, kualitas guru, metode mengajar,

kesesuian kurikulum dengan kemampuan siswa, keadaan

fasilitas di sekolah, keadaan ruangan, jumlah siswa perkelas,

Page 53: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

53

pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya , semua

mempengaruhi hasil belajar. metode pengajaran guru yang

inovatif dapat pula mempengaruhi hasil belajar siswa.

Metode mengajar dengan model kooperatif misalnya,

dengan siswa belajar secara kelompok dapat merangsang

siswa untuk mengadakan interaksi dengan temannya yang

lain. Teknik belajar dengan teman sebaya pundapat

mengaktifkan keterampilan proses yang dimiliki oleh anak.

c) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar

siswa. Bila di sekitar tempat tinggal siswa keadaan

masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan,

akan mendorong siswa lebih giat lagi dalam belajar. tetapi

jika di sekitar tempat tinggal siswa banyak anak-anak yang

nakal, pengangguran, tidak bersekolah maka akan

menguramgi semangat belajar sehingga motivasi dan hasil

belajar berkurang.

d) Lingkungan Sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat

mempengaruhi hasil belajar.bila rumah berada pada daerah

padat penduduk dan keadaan lalu lintas yang

membisingkan , banyak suara orang yang hiruk pikik, suara

Page 54: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

54

mesin dari pabrik, solusi udara, iklim yang terlalu panas,

akan mempengaruhi gairah siswa dalam belajar. Tempat

yang sepi dan beriklim sejuk akan menunjang proses belajar

siswa.

3. Karakteristik Hasil Belajar

karakteristik atau cirri-ciri hasil belajar adalah adanya perubahan

tingkah laku dalam diri individu. Artinya seseorang yang telah

mengalami proses belajar itu akan berubah tingkah lakunya. Tetapi tidak

semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar.

Menurut (Dimyati dan Mudjiono, 2002) ciri-ciri hasil belajar

ialah sebagai berikut:

1) Hasil belajar memiliki kapasitas berupa pengetahuan, kebiasaan,

keterampilan sikap dan cita-cita.

2) Adanya perubahan menatal dan perubahan jasmani.

3) Memiliki dampak pengajaran dan pengiring.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan kemapuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima

pengalaman belajar.Ranah kognitif berkenaan dengan perubahan tingkah

laku dan intelktual (pengetahuan), dimana diterimanya pengetahuan oleh

yang belajar sehingga terjadi perubahan dari yang tidak tahu menjadi

tahu.Ranah afektif berkenaan dengan perubahan dari tingkah laku dalam

Page 55: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

55

sikap atau perbuatannya.Ranah psikomotor berkenaan dengan

kemampuan memanipulasi secara fisik, dimana diperolehnya

keterampilan bagi individu yang belajar sehingga terjadi perubahan yang

semula tidak biasa menjadi biasa.

4. Faktor Pendorong Dan Faktor Penghambat Hasil Belajar

1) Faktor Pendorong Hasil Belajar

Faktor pendorong kemapuan siswa besar sekali pengaruhnya

terhadap keberhasilan belajar siswa yang dicapai, motivasi belajar,

keterampilan belajar, ketekunan, dan sosial ekonomi.

2) Faktor Penghambat Hasil Belajar

Pengaruh dari dalam siswa, merupakan hal yang logis dan wajar,

sebab hakekat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku

individu yang diniati dan disadarinya, siswa harus merasakan adanya

suatu kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus menggerakan

segala daya dan upaya untuk mencapainya

E. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil Penelitian Septian Apendi. Tahun 2012

Dinna Herdianti mahasiswa Universitas Pendidikan

Indonesia melakukan penelitian dengan judul “Penerapan

Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil

Page 56: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

56

Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada konsep Makhluk Hidup

dan Lingkungannya” (Penelitian Tindakan Kelas di SDN

Lebaksiuh kelas IV Semester II Tahun ajaran 2008/2009

Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi). Masalah yang

dihadapi peneliti adalah masalah guru di SD yang mengajar

lebih banyak mengejar target nilai ujian yang melebihi KKM,

namun tidak melihat masalah yang dihadapi oleh siswa,

aktivitas guru lebih dominan daripada siswa akibatnya guru

seringkali mengabaikan proses pengalaman belajar akan

menambah nilai hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil analisis pada siklus 1 yaitu perolehan

nilai rata-rata siswa sebelum diterapkannya metode

pembelajaran berbasis masalah mencapai 19,44% atau 11

orang yang mencapai KKM, kemudian dilanjutkan dengan

siklus II.

Berdasarkan hasil analisis pada siklus II hasil belajar

siswa mengalami peningkatan dari siklus I, yang mencapai

KKM sebanyak 72,34% atau 32 siswa. Namun hal itu belum

mencapai target yang diinginkan yaitu 75% siswa mencapai

KKM, dengan demikian dilanjutkan siklus III pada siklus ini

berdasarkan hasil analisis presentasi hasil belajar dengan

Page 57: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

57

materi makhluk hidup dan lingkungannya dengan

menggunakan metode pembelajaran berdasarkan masalah

sebanyak 85,63% atau 40 orang siswa melebihi nilai KKM

yang ditentukan sebesar 70% dan indikator keberhasilan yang

telah ditetapkan yaitu sebesar 75%.

Berdasarkan data di atas dengan ketetapan KKM 70 dan

presentase keberhasilan 75% Septian Apendi menarik

kesimpulan, bahwa dengan penerapan Model Problem Based

Learning dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman

siswa dalam pembelajaran IPS.

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Setiap guru di sekolah tentu menginginkan agar semua siswa yang

diajarkan dapat menguasai pembelajaran pada pembelajaran IPS tentang

keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan alam sehingga memiliki

prestasi belajar yang baik. Akan tetapi keinginan atau harapan tersebut harus

diikuti dengan kreatifitas guru, diantaranya menggunakan model pembelajaran

yang sesuai dengan tuntutan pembelajaran dan karakteristik siswa sehingga

siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik, seperti penggunaan model

pembelajaran problem based learning yang menuntut siswa bekerjasama

dalam kelompok dan aktif dalam proses pembelajaran.

Page 58: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

58

Melalui penggunaan model pembelajaran problem based learning,

siswa diharapkan dapat meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa serta

mentransfer siswa dari pengetahuan yang ia punya dengan pengetahuan baru

melalui pengetahuan lingkungan belajarnya untuk memahami masalah-

masalah dalam kehidupan nyata. Pemecahan masalah ini dapat

mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir krtis dan menyesuaikan

kemampuan mereka dalam berpikir menghadapi pengetahuan barunya.

Penggunaan model pembelajaran problem based learning harus

memperhatikan kemampuan dan karakteristik siswa sehingga penggunaan

model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata hasil

belajar siswa dari siklus I sampai siklus II. Sedangkan hasil penelitian dari

Yuliana septiana (2013:163-185) penerpan model PBL dapat meningkatkan

pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran terbukti dari pembelajaran

siswa.

Dari penjelasan kelebihan model PBL menurut para ahli dan peneliti

terdahulu , maka penelitian ini akan menerpakan model PBL Problem Based

Learning) pada pada pembelajaran IPS tentang keberagaman sosial budaya

berdasarkan kenampakan alam untuk meningkatkan rasa ingin ingin tahu dan

hasil belajar siswa kelas IV SDN Belendung II Kecamatan Klari Kabupaten

Karawang.

Page 59: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

59

Adapun langkah-langkah dalam penerapan model PBL ialah peneliti

melihat kondisi awal guru dan siswa, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan dua siklus dimana setiap siklus diterapkan model PBL untuk

mengatasi masalah-masalah kondisi awala guru dan siswa. Setiap siklus akan

diadakan refleksi untuk melihat perkembangannya dan perubahan rasa ingin

tahu dan hasil belajar siswa. Pada akhirnya siklus II hasil penelitian akan

memperlihatkan apakah rasa ingin tahu dan hasil belajar siswa meningkat

pada kondisi akhir.

Tabel 2.2 Kerangka Berpikir

Guru hanya menggunakan metode ceramah saja dan belum mampu menggunakan model PBL dengan

Siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPS, siswa lebih pasif dalam kegiatan pemebalajaran dan rendahnya rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran IPA

Page 60: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

60

G. ASUMSI DAN HIPOTESIS

Kondisi awal

Guru hanya menggunakan metode ceramah saja dan belum mampu menggunakan model PBL dengan

Siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPS, siswa lebih pasif dalam kegiatan pemebalajaran dan rendahnya rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran IPA

Siklus I:Penyesuaian proses pembelajaran dengan menggunakan model 25% rasa ingin tahu dan hasil belajar siswa mencapai KKM

TINDAKAN

Penggunaan Model Problem Based Learning Model ini merupakan salah satu model pembelajaran yang bercirikan adanya permaslahan nayata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pemngetahuan .

Siklus II:Uji coba kembali penggunaan model pembelajaran problem based learning dengan penerapan yang lebih mendalam 95% rasa ingin tahu dan hasil belajar siswa mencapai KKM

KONDISI AKHIR

Diduga melalui metode problem based learning dapat meningkatkan rasa ingin tahu dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Belendung II Kecamatan Klari Kabupaten Karawang

Page 61: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

61

1. Asumsi

Asumsi atau anggapan dasar merupakan kebenaran umum tentang

pokok-pokok permasalahan yang sedang di teliti. Suharsimi Arikunto

(1989:17) berpendapat bahwa “anggapan dasar adalah sesuatu yang

diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal

yang akan di pakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di dalam

pelaksanaan penelitiannya”.

a. Dalam usaha meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan kemampuan

siswa hampir setiap guru di sekolah dasar telah menggunakan

beberapa model pembelajaran dalam rangka menciptakan suasana

yang menyenangkan.

b. Model pembelajaran Problem Based Learning pernah dilakukan dan

secara sekilas telah diketahuimanfaatnya.

c. Efektivitas sebuah metode penelitian perlu di uji dalam upaya

mengetahui kemanfaatannya dalam pembelajarannya.

2. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul

(Arikunto, 200:71). Berdasarkan asumsi yang telah dikemukankan di atas,

maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

“Penerapan Model Pembelajaran problem based learning dapat

meningkatkan rasa ingin tahu dan hasil belajar siswa kelas IV SDN

Page 62: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

62

Belendung II Kecamatan Kalri Kabupaten Karawang dalam pembelajaran

IPS tentang keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan alam.

BAB III

Page 63: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

63

METODE PENELITIAN

A. SETTING PENELITIAN

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Belendung II Kecamatan

Klari Kabupaten Karawang, yang beralamat di Desa Belendung

Kecamatan Klari Kabupaten Karawang. Penetuan tempat ini diharapkan

memberi kemudahan yang menyangkut dengan objek penelitian atau

menyangkut personal yang akan membantu kelancaran kegiatan

penelitian.

2. Keadaan siswa

Penelitian dengan penerapan model pembelajaran problem based

learning pada pembelajaran IPS tentang keberagaman sosial budaya

berdasarkan kenampakan alam untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan

hasil belajar siswa kelas IV SDN Belendung II Kecamatan Klari

Kabupaten Karawang Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan jumlah

siswanya adalah 149 orang dari kelas I sampai dengan kelas VI.

Berdasarkan dari sumber guru SDN Belendung II Kecamatan Klari

Kabupaten Karawang, jumlah siswa saat ini merupakan suatu kekuatan

dalam meningkatkan pemahaman siswa pada proses pembelajaran,

sehingga perlu usaha yang lebih keras untuk mewujudkan program

tersebut dengan bekerjasama yang baik dengan pihak sekolah dan orang

Page 64: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

64

tua murid. Adapun klasifikasi daftar siswa dari kelas I sampai kelas VI

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Keadaan Siswa-Siswi SDN Belendung II Kecamatan Klari

Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2015/2016

Kelas Jumlah siswa

Laki-laki Perempuan Total

I 7 7 14

II 12 13 25

III 10 14 24

IV 21 12 33

V 11 12 23

VI 17 13 30

Jumlah 78 71 149

Tabel 3.2

Page 65: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

65

Daftar Siswa Khususnya Kelas IV SDN Belendung II Kecamatan

Klari Kabupaten Karawang Tahun Ajaran 2015/2016

No Nama Siswa Jenis Kelamin

1 Muhamad Farid Laki-laki

2 Artaslim Laki-laki

3 Dede Padilah Perempuan

4 Euis Alya Vanesha Perempuan

5 Hermawan Laki-laki

6 Rosadi Laki-laki

7 Angga Nugraha Laki-laki

8 Agustian Alpa Rizki Laki-laki

9 Andrian Ramadani Laki-laki

10 Al Laelatunazwa Perempuan

11 Dea Aprilia Zahra Perempuan

12 Denada Perempuan

13 Fazriaturrohmaniah N F Perempuan

14 Hasan Nurwahid Laki-laki

15 Indri Sri Lestari Perempuan

16 Irfansyah Laki-laki

17 Kartika Perempuan

18 Muhamad Nurhidayah Laki-laki

19 Muhamad RRizki Nurdiansyah Laki-laki

20 M. Aziz Habibi Laki-laki

21 Muhamad Guntur Habibi Laki-laki

22 Muhamad Gian Iskandar Laki-laki

23 Nurhayati Perempuan

24 Nursifa Aulia Perempuan

25 Ombi Laki-laki

26 Resti Otaviani Perempuan

Page 66: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

66

27 Supriyadi Laki-laki

28 Sumirta Laki-laki

29 Siti Patimah Perempuan

30 Siti Istiqomah Perempuan

31 Tiara Mutia Perempuan

32 Ujang Riki Juhana Laki-laki

33 Gustaf prasetia Laki-laki

3. Keadaan guru

Berdasarkan sumber dari tata usaha di SDN Belendung II

Kecamatan Klari Kabupaten Karawang, tabel kepala sekolah dan guru-

guru yang bertugas saat ini seperti yang tercantum di bawah ini sebagai

berikut:

Tabel 3.3

Keadaan Guru SDN Belendung II Kecamatan Klari Kabupaten

Karawang Tahun Ajaran 2015/2016

No Nama L/P NIPPendidikan

TerakhirJabatan

1 Agus Sudrajat, S.Pd L 196408111986101001 SI Kepsek

2 H. Nana Suryana, S.Pd L 196008281979121001 SIGuru

Kelas

3 Mamun Hajmudin, S.Pd L 196002291982011001 SI Guru

Kelas

4H. Dasir, S.Pd

L 196307061984101003 SIGuru

Kelas

5 Tarso, S.Pd L 196602151988031011 SI Guru

Page 67: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

67

Kelas

6 Mintarsih, S.Pd P 197006102007012012 SIGuru

Kelas

7 Suyatna, S.Pd L 196502082007011009 SIGuru

Kelas

8 Didi Junaedi, S.Pd.I L ─ SIGuru

Agama

9 Haris Jeje Jaelani, S.Pd L ─ SIGuru

Olahraga

10 Meri Lianita A, S.Pd P ─ SIGuru

SBK

11 Kardi L 196304101982061001 SMAPenjaga

Sekolah

4. Lingkungan belajar

SDN Belendung II Kecamatan Klari Kabupaten Karawang berada

di sebuah desa, sebagai besar mata pencaharian orang tua siswa tersebut

adalah buruh dan perhatian dalam dunia pendidikan pun kurang

diperhatikan tetapi masih sebagian orang tua yang masih memperhatikan

pendidikan anak-anaknya.

5. Waktu penelitian

Di dalam penelitian tindakan kelas (PTK), kehadiran penelitian dalam

kegiatan yang dilakukan merupakan yang penting, dalam hal ini peneliti

hadir dua kali dalam seminggu, sesuai dengan jadwal pelajaran dan

Page 68: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

68

penelitian berlangsung, serta pemusatan kegiatan di SDN Belendung II

Kecamatan Klari Kabupaten Karawang.

Waktu penelitian ini diharapkan member kemudahan khususnya dalam

penelitian yang akan dilaksanakan yang berhubungan dengan siswa

sebagai objek penelitian yang akan membantu kelancaran kegiatan

penelitian dalam pembelajaran IPS tentang keberagaman sosail buadaya

berdasarkan kenampakan alam di kelas IV SDN Belendung II Kecamatan

Klari Kabupaten Karawang.

Tabel 3.4

Jadwal Penelitain

No Kegiatan

Bulan dan Minggu

Juni Juli Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penjajakan awal

2. Penyususna surat

perizinan

3. Pelaksanaan penelitian

4. Siklus I

Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

5 Siklus II

Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Page 69: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

69

6 Tahap penyelesaian

7 Penyelesaian draf

laporan

8 Rancanagan siding

B. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di kelas IV SDN

Belendung II yang beralamat di Dusun Sembang RT.02/RW.06 di Desa

Belendung Kecamatan Klari Kabupaten Karawang tahun ajaran

2015/2016. Dengan jumlah siswa 33 orang, yang mana jumlah

perempuan 12 orang dan laki-laki 21 orang. Penelitian dilaksanakan di

SDN Belendung II Kecamatan Klari Kabupaten Karawang. Karena

tempat tinggal peneliti dan lokasi penelitian tidak terlalu jauh.

Sehingga peneliti memilih sekolah ini untuk dijadikan tempat

penelitian dan setelah melakukan observasi, dengan berdasarkan hasil

obeservasi penelitin menemukan beberapa permasalahan pada

pembelajaran di kelas IV, yaitu kurangnya rasa ingin tahu belajar siswa

untuk mengikuti pembelajaran pada pembelajaran IPS tentang

keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan alam sehingga hasil

belajar yang di dapat tergolong rendah.

Page 70: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

70

Karena sebelumnya di SDN Belendung II tidak pernah memakai

model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran IPS.

Model yang sering digunakan yaitu metode ceramah saja. Maka dari itu

peneliti mencoba untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based

Learning dalam materi Keberagaman Sosial Budaya Berdasarkan

Kenampakan Alam.

2. Objek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas IV SDN

Belendung II Kecamatan Klari Kabupaten Karawang. SDN Belendung II

Kecamatan Klari Kabupaten Karawang berada di sebuah desa, sebagai

besar mata pencaharian orang tua siswa tersebut adalah buruh dan

perhatian dalam dunia pendidikan pun kurang diperhatikan tetapi masih

sebagian orang tua yang masih memperhatikan pendidikan anak-anaknya.

Dengan menggunakan model pembelajaran ini diharapkan rasa

ingin tahu siswa pada pembelajaran IPS tentang keberagaman sosial

budaya berdasarkan kenampakan alam sehingga dapat meningkatkan hasil

belajar yang optimal. Yang mana pada awalnya siswa di SDN Belendung

II Kecamatan Klari Kabupaten Karawang mendapatkan nilai 60%

dibawah KKM sehingga setelah penggunaan model ini diharapkan setelah

penggunaan model ini diharapkan dapat meningkat.

Page 71: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

71

C. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan guru untuk memecahkan

masalah dalam proses belajar mengajar dikelas secara langsung. Dengan

tujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu proses belajar mengajar di

kelas serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah

pembelajaran di sekolah.

Menurut Wiriatmadja (2007:11) PTK adalah penelitian yang

mengakombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtansi, suatu

tindkan yang dilakukukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang

untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses

perbaikan dan perubahan.

Tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas adalah untuk:

1. Peningkatan dan perbaikan praktek pembelajaran yang seharusnya

dilakukan oleh guru.

2. Perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam mengenai

proses belajar mengajar.

3. Terwujudnya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian

berlangsung.

4. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau pratisi

dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan

atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas

Page 72: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

72

merupakan kegaiatan langsung yang berhubungan dengan tugas guru di

lapangan. Dengan melakukan penelitian tindakan kelas seorang guru bias

menggambarkan manfaat penelitian bagi guru itu sendiri atau guru yang

lain.

5. Kebiasaan seorang guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas dapat

mencerminkan bahwa guru tersebut mampu mengadakan inovasi dan

mengembangkan program pembelajaran.

6. Adapun mengenai tujuan akhir penelitian tindakan kelas adalah untuk

meningkatkan:

a. Kulitas praktik pembelajaran di sekolah.

b. Relevansi pendidikan.

c. Mutu hasil pendidikan.

d. Efisiensi pengelolaan pendidikan Suryanto (Basrowi, 2008:52)

7. Menurut kemmis dan Mc. Taggart (2008:30) PTK adalah penelitian

tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus .pada setiap siklus terdiri dari

empat tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4)

refleksi. Apabila dalam siklus I belum berhasil maka di lanjutkan kedalam

siklus II, dan apabila dalam siklus II belum berhasil maka dilanjutkan juga

pada tahap selanjutnya. Penelitian ini di dimaksudkan sebagai kajian,

refleksi diri dari tindakan penulis terhadap proses pemvbelajaran IPS di

kelas IV tentang keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan

alam. Dalam penelitian ini digunakan penelitian tindakan kelas yang

Page 73: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

73

bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran di

dalam kelas.

Adapun rincian kegiatan pada setiap tahapnya sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahapan ini peneliti dan guru secara kolaboratif

mengadakan kegiatan sebagai berikut:

1) Merancang pembelajaran pada pembelajaran IPS tentang

keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan alam

melalui penerapan model problem based learning.

2) Tindakan (acting)

Pada tahapan kegiatan ini peneliti melaksanakan tindakan pada

kegiatan pembelajaran sesuai dengan scenario RPP, dimana pada

pembelajaran IPS tentang keberagaman sosial budaya berdasarkan

kenampakan alam ditekankan atau diterapkan yang

diimplementasikan model pembelajaran problem based

learningyang akan di lakukan pada kegiatan ini. Kemudian pada

setiap siklus diakhiri kegiatan pembelajaran atau penutup. Peneliti

melakukan test tertulis terhadap siswa untuk mengevaluasi hasil

belajar siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Pengamatan (observing)

Pada tahap kegiatan ini peneliti mengamati rasa ingin tahu dan

hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Perkembangan rasa ingin

Page 74: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

74

tahu dan hasil belajar siswa siswa selama kegaiatan pembelajaran

berlangsung dengan mengimplementasikan model pembelajaran

PBL.

c. Refleksi (Reflecting)

Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti dengan meminta

observer atau rekan sejawat peneliti untuk menilai dan

mengintropeksi kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti.

Apakah peneliti kurang ini atau itu, atau peneliti berbicara terlalu

cepat, peneliti kurang membing peserta didik dan lain-lain.

Kegiatan refleksi dilakukan pada setiap siklus setelah

melakukan kegiatan pembelajaran.pada setiap siklusnya.

D. DESAIN PENELITIAN

Menurut kemmis dan Mc. Taggart ( 2008:30) PTK adalah penelitian

tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus . Pada setiap siklus terdiri dari

empat tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4)

refleksi. Apabila dalam siklus I belum berhasil maka di lanjutkan kedalam

siklus II, dan apabila dalam siklus II belum berhasil maka dilanjutkan juga

pada tahap selanjutnya. Penelitian ini di dimaksudkan sebagai kajian, refleksi

diri dari tindakan penulis terhadap proses pemvbelajaran IPS di kelas IV

tentang keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan alam. Dalam

Page 75: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

75

penelitian ini digunakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk

meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas.

Adapun rincian kegiatan pada setiap tahapanya sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahapan ini peneliti dan guru secara kolaboratif

mengadakan kegiatan sebagai berikut:

1) Merancang pembelajaran pada pemebalajaran IPS tentang

keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan alam

melalui penerapan model problem based learning.

2) Tindakan (acting)

Pada tahapan kegiatan ini peneliti melaksanakan tindakan pada

kegiatan pembelajaran sesuai dengan skenario RPP, dimana pada

pembelajaran IPS tentang keberagaman sosial budaya berdasarkan

kenampakan alam ditekankan atau diterapkan yang

diimplementasikan model pembelajaran problem based

learningyang akan di lakukan pada kegiatan ini. Kemudian pada

setiap siklus diakhiri kegiatan pembelajaran atau penutup. Peneliti

melakukan test tertulis terhadap siswa untuk mengevaluasi hasil

belajar siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Pengamatan (observing)

Pada tahap kegiatan ini peneliti mengamati rasa ingin tahu dan

hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Perkembangan rasa ingin

Page 76: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

76

tahu dan hasil belajar siswa selama kegaiatan pembelajaran

berlangsung dengan mengimplementasikan model pembelajaran

PBL.

c. Refleksi (Reflecting)

Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti dengan meminta

observer atau rekan sejawat peneliti untuk menilai dan

mengintropeksi kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti.

Apakah peneliti kurang ini atau itu, atau peneliti berbicara terlalu

cepat, peneliti kurang membing peserta didik dan lain-lain. Kegiatan

refleksi dilakukan pada setiap siklus setelah melakukan kegiatan

pembelajaran.pada setiap siklusnya.

Berdasarkan pandangan di atas, penelitian yang dilaksanakan peneliti

adalah untuk melakukan upaya perbaikan dan peningkatan layanan

professional guru dalam menangani proses pembelajaran khususnya untuk

meningkatkan rasa ingin tahu siswa melalui model pembelajaran problem

based learning pada pembelajaran IPS tentang keberagaman sosial budaya

berdasarkan kenampakan alam.

Page 77: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

77

Model siklus penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikemukakan oleh

Kemmis dan Mc. Taggart :

Gambar 3.1Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

(Kemmis dan Taggart, 2008:30)

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dimulai dari rencana

tindakan, observasi dan refleksi, merupakan tahap yang saling berhubungan

antara yang satu dengan yang lainnya. Pada setiap tahap meliputi proses

penyempurnaan yang didasarkan atas hasil dari setiap proses. Dimulai dari

rencana lalu diadakan tindakan dan observasi kemudian dilakukan refleksi.

Pada tahap rencana yang dilakukan adalah penyusunan pembelajaran,

menyiapkan alat peraga atau media instrument. Selain itu baru dilanjutkan

Perencanaan RefleksiPengamatan

SIKLUS I

Pelaksanaan

Refleksi Pengamatan Perencanaan

SIKLUS II

Pelaksanaan

Page 78: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

78

pada tindakan untuk melaksanakan rencana yang telah dipersiapakan. Pada

tahap observasi dilakukan pengamatan proses pembelajaran dari awal sampai

akhir, yang di observasi adalah kegiatan pendidik dan peserta didik selama

kegiatan pembelajaran berlangsung. tahap refleksi dengan menganalisis

masalah, menganalisis model pembelajaran dan menganalisis kegiatan

pembelajaran.

Setiap tahap memiliki fungsi yang saling berhubungan karena masing-

masing tahapan meliputi proses penyempurnaan yang berdasarkan pada hasil

setiap tahap tersebut. Pelaksanaan dalam setiap tahap dilakukan secara terus

menerus dari awal sampai akhir penelitian. Dalam penelitian tindakan kelas

ini terdiri dari dua siklus setiap siklus terdiri dari dua tindakan.

E. RANCANGAN PENGUMPULAN DATA

Data penelitian ini di olah untuk dikumpulkan dan dilakukan dengan

cara menentukan sumber data terlebih dahulu, kemudian jenis data, cara

pengumpulan data, dan yang terakhir indikator keberhasilan.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan anatar lain:

1. Teknik Tes

Tes adalah alat untuk mendapatkan data atau informasi yang

dirancang khusus sesuai dengan karakteristik informasi yang diingnkan

penilai, bisa juga disebut sebagai alat ukur (Arikunto, 2006:223). Tes

Page 79: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

79

tertulis digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada ranah

kognitif.

Tes ini digunakan untuk mengukur tentang tingkah laku peserta

didik pada saat proses pembelajaran, teknik ini juga bisa untuk mengetahui

keadaan peserta didik. Non tes juga dapat digunakan untuk memperbaiki

data tentang situasi kegiatan belajar mengajar dan kesulitan pada materi

pembelajaran.

2. Teknik Non Tes

Metode pengambilan data dalam proses pembelajaran ini dilakukan

dengan menggunakan beberapa instrumen:

a. Observasi

Nasution (1998) (dalam Sugiono, 2005: 310)

menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Kegiatan observasi dilakukan secara

bersamaan dalam pelaksanaan pembelajaran untuk

mengukur sejauh mana keterlibatan siswa dalam

pembelajaran serta untuk membuat catatan lapangan

yang lengkap mengenai hal – hal yang terjadi selama

proses pembelajaran berlangsung.

Page 80: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

80

Hal-hal yang diamati dari peserta didik, yaitu sikap

peserta didik dalam mengikuti kegiatan pemebelajaran

yang dijabarkan sebagai berikut:

1) Perhatian peserta didik terhadap pendidik, pada saat

guru menjelaskan.

2) Adanya interaksi antara peserta didik dan pendidik.

3) pendidik dapat memberikan tanggapan senang/tidak

senang mengenai pembelajaran tersebut.

F. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN

Berdasarkan pada pengertian yang dikemukakan oleh Arikunto

(2010:203) dapat dijelaskan bahwa instrument penelitian merupakan alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik atau memiliki arti lebih

cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih memudahkan peneliti ketika

akan melakukan pengolahan data.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrument-instrumen

sebagai berikut:

1. Lembar Tes

Page 81: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

81

Lembar tes merupakan alat yang digunakan untuk megukur

kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok berupa

pertanyaan atau latihan. Peneliti menggunakan 3 buah tes yaitu:

a. Lembar Pre-test

Lembar ini bertujuan untuk mengetahui nilai awal dan

pemahaman siswa mengenai materi yang akan diajarkan, pre tes ini

hanya dilakukan pada siklus 1 saja.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar ini dikerjakan secara berkelompok, siswa

mendiskusikan pertanyaan dan mencoba memecahkan masalah

bersama bertukar pendapat/ memberikan masukan bagi kelompok

untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan siswa dalam

berpikir kritis, bekerja sama, serta bertanggung jawab terhadap tugas

yang diberikan.

c. Lembar Evaluasi (post-test)

Lembar ini dikerjakan secara individu untuk mengukur

pemahaman dan hasil belajar siswa setelah melaksanakan tugas

kelompok yaitu pada saat mengerjakan LKS.

2. Lembar Non Tes

a. Lembar Observasi (pengamatan)

Page 82: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

82

Pada penelitian ini dilakukan pengamatan bagi siswa berupa

pengamatan terhadap pemahaman siswa oleh guru sebagai peneliti,

sedangkan pengamatan pelaksanaan pembelajaran Problem Based

Learning yang diamati oleh observer yakni: Guru kelas IV B dan rekan

sejawat mengenai cara mengajar/ kegiatan guru selama proses

pembelajaran di kelas berlangsung. Pengamatan ini dilakukan dengan

cara mengisi lembar observasi yang telah disusun oleh guru/ peneliti,

lembar tersebut berisi tentang urutan kegiatan siswa dan guru yang

dilakukan ketika pembelajaran.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berisi langkah-

langkah yang terdiri dari: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi

Dasar (KD), indikator, tujuan pembelajaran, materi, metode, scenario,

media dan sumber, teknikpenilaian berupa LKS dan lembar evaluasi

yang diberikan ketika scenario pembelajaran berlangsung, penskoran

nilai hasil kerja dan evaluasi siswa.

G. RANCANGAN ANALISIS DATA

Data dari hasil tes belajar siswa dari setiap siklus tindakan

pembelajaran yang telah dilkukan, diolah dan dianaliss untuk mengukur

tingkat kemampuan siswa. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif, kualitatif. Untuk menganlisis tingkat keberhasilan atau persentase

Page 83: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

83

keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar disetiap siklus dilakukan

dengan cara meberikan evaluasi berupa soal tertulis pada setiap akhir siklus.

a. Tes

Tes terdiri dari 5 soal essay, dalam 1 soal diberi skor sebesar 20

tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman hasil belajar

siswa. Skor ideal yang dipakai yaitu bernilai 100. Analisis data yang

dilakukan pada tes ini yaitu dengan menghitung nilai jawaban yang

dijawab oleh siswa dengan bobot tertentu menggunakan rumus:

×=∈∝N

∝100 atau

b. Menganalisis Hasil Observasi

Penilaian Aktivitas Guru:

Dengan menggunakan model skala ya dan tidak dengan skala 0-1.

Jika Tidak = 0 dan Ya = 1

maka hasil penilaian aktivitas guru didapat dengan rumus:

Persentase:Jumlah jawaban

24 x 100 = ........

c. Penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran:

Untuk memperoleh skor RPP menggunakan instrument pedoman

observasi dengan 8 item, sedangkan penskoran dengan model Adapun

Nilai tes= jumlah jawaban benar

Skor maksimal∝100

Page 84: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

84

pedoman penskoran terdiri dari 5 kriteria diantaranya yaitu 1 = sangat

kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = baik sekali

Hasil penilaian RPP didapat dengan rumus :

Nilai RPP = Skor Perole hanSkor Total(40) x Standar Nilai (4) = ........

Persentase:Nilai RPP

Skor maximal x 100 = ........

Katagori Penilaian:

Jika peneliti memperoleh nilai 3,50-4,00 dapat dinyatakan sangat baik (A)

Jika peneliti memperoleh nilai 2,75-3,49 dapat dinyatakan baik (B)

Jika peneliti memperoleh nilai 2,00-2,75 dapat dinyatakan cukup (C)

Jika peneliti memperoleh nilai kurang dari 2,00 dapat dinyatakan buruk

(D)

d. Menganalisis Rasa Ingin Tahu Siswa

Dalam penelitian ini peneliti mengangkat masalah tentang

peningkatan rasa ingin tahu belajar siswa. Adapun keberhasilan tersebut

tercapainya indikator yang dikemukakan oleh M. Dalyono (2012: 196)

sebagai berikut:

a) Menanggapi tujuan yang di sampaikan guru;

Page 85: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

85

b) Antusias dan siap untuk belajar IPS tentang

keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan

alam;

c) Memeperhatikan ilustrasi yang dilakukan guru sebagai

apresiasi;

d) Mencatata materi pokok yang disajikan;

e) Memahami tugas-tugas yang disajikan;

f) Menyelesaikan soal-soal pada LKS;

g) Berdiskusi kelempok dengan tertib untuk mengerjakan;

h) Menanggapi penghargaan yang diberikan guru;

i) Mengajukan pertanyaan;

j) Mempunyai motivasi untuk mengerjakan tugas;

Tabel 3.5 Analisis Penilian Rasa Ingin Tahu

No Indikator Ketercapaian Penilaian Ya Tidak

1. Menanggapi tujuan yang disampaikan guru

2.Antusias dan siap untuk belajar IPS tentang keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan alam.

3. Memperhatikan ilustrasi yang dilakukan guru sebagai apresiasi.

Page 86: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

86

4. Mencatat materi pokok yang di sajikan.

5. Memahami tugas-tugas yang disajikan.

6. Menyelesaikan soal-soal pada LKS.

7. Berdiskusi kelompok dengan tertib untuk mengerjakan.

8. Menanggapi penghargaan yang diberikan guru.

9. Mengajukan pertanyaan.

10. Mempunyai motivasi untuk mengerjakan tugas.

Jumlah Persentase

Dengan menggunakan model skala ya dan tidak dengan skala 0-1.

Jika Tidak = 0 dan Ya = 1

maka hasil penilaian indikator rasa ingin tahu siswa didapat dengan

rumus:

Jumlah: Jumlah jawaban yang sesuai ya dan tidak

Persentase:Jumlah jawaban

10 x 100 = ........

e. Ketuntasan Belajar Klasikal

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa dapat menggunakan rumus:

Keterangan:

KB= Ketuntasan Belajar

KB= NsN

×100 %

Page 87: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

87

Ns = Jumlah Siswa yang mendapat nilai ≥

N = Jumlah siswa

f. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran

Hasil observasi yang diperoleh dianalisis sebagai bahan

perenungan untuk mengetahui berhasil tidaknya proses pembelajaran

yang telah dilaksanakan ataupun dapat mengetahui kekurangan atau

kelebihan dari pembelajaran yang berlangsung sehingga pada

pembelajaran berikutnya dapat diperbaiki.

Seperti telah dijelaskan diatas gambar observasi merupakan

panduan observer dalam mengadakan pengamatan terhadap jalannya

penelitian, salah satunya untuk memantau kegiatan dan tingkah laku

siswa serta guru selama mengikuti proses pembelajaran. Ini dilakukan

untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran.

Tabel 3.6

Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran

No Indikator/Aspek yang diamati PenilaianYa Tidak

I Prapembelajaran1 Mempersiapkan siswa untuk belajar2 Melakukan kegiatan untuk apersepsiII Kegiatan Inti Pembelajaran

Page 88: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

88

A. Penguasaan Materi Pelajaran

3 Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran4 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan5 Menyampaikan materi dengan jelas, sesuai dengan

hirarki belajar dan karakteristik siswa6 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupanB. Pendekatan atau strategi pembelajaran

7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapaio dan karakteristik siswa

8. Melaksanakan pembelajaran secara runtut9. Menguasai kelas10. Melaksanakan pemebelajaran secara kontekstual11. Melaksanakan pembelajaran yang emmungkinkan

tumbuhnya kebiasaan positif.12. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu yang direncanakan.C. Pemanfaatan Sumber Belajar/ Media

Pembelajaran13. Menggunakan media secara efektif dan efisien.14. Menghasilkan pesan yang menarik15. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media16. Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dalam

pembelajaranD. Pembelajaran yang memicu dan memelihara

ketertiban siswa17. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa18. Menumbuhkan keceriaan dan antusiaseme siswa

dalam belajarE. Penilaian Proses dan Hasil Belajar

19. Memantau kemajuan belajar selama proses20. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan

kompetensi (tujuan)F. Penggunaan Bahasa

21. Menggunakan bahasa lisan dan tulisan secara jelas, baik dan benar

Page 89: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

89

22. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuaiIII Penutup 23. Melakukan refleksi atau mebuat rangkuman dengan

melibatkan siswa24. Melaksanakan tindak lanjut dengan memeberikan

arahan, atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.

Jumlah

Keterangan:1 √ Ya bernilai 1

1 √ Tidak bernilai 0

jumla hceklis pada tahapan pembelajaran(Ya )jumlahceklis keseluru han tah ap pembelajaran

×100 %

Tabel 3.7

Lembar Observasi Rasa Ingin Tahu

No Indikator Ketercapaian Penilaian Ya Tidak

1. Menanggapi tujuan yang disampaikan guru

2.Antusias dan siap untuk belajar IPS tentang keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan alam.

3. Memperhatikan ilustrasi yang dilakukan guru sebagai apresiasi.

4. Mencatat materi pokok yang di sajikan.

5. Memahami tugas-tugas yang disajikan.

6. Menyelesaikan soal-soal pada LKS.

7. Berdiskusi kelompok dengan tertib untuk mengerjakan.

8. Menanggapi penghargaan yang diberikan guru.

9. Mengajukan pertanyaan.

10. Mempunyai motivasi untuk mengerjakan tugas.

Jumlah

Page 90: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

90

Persentase¿ jumlahceklis pada ta hapan pembelajaran (Ya)jumlahceklis keseluru han tah ap pembelajaran

× 100 %

Tabel 3.8

Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

No

.Indikator Aspek yang diamati Skor

1.Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar)

1 2 3 4 5

2. Pemilihian materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik)

1 2 3 4 5

3. Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian denagn alokasi waktu)

1 2 3 4 5

4. Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi dan karakteristik peserta didik)

1 2 3 4 5

5. Kejelasan sekenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi / metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)

1 2 3 4 5

6. Kerincian sekenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi / metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)

1 2 3 4 5

7. Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran 1 2 3 4 58. Kelengkapan instrument (soal, kunci, pedoman penskoran) 1 2 3 4 5

Skor Perolehan Skor Total

Nilai RPP = ∑ Skor Perolehan

∑ Skor Totalx standar nilai4 =

H. INDIKATOR KEBERHASILAN

Page 91: Universitas Pasundan Bandungrepository.unpas.ac.id/9101/9/BAB I II DAN III SIAP.docx · Web viewHasil belajar disusun berdasarkan urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana

91

Indikator keberhasilan ini meliputi keberhasilan proses dan

keberhasilan hasil. Keberhasilan proses yaitu keterlaksanaan RPP dalam

proses pembelajaran keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan

alam dalam proses belajar. Keterlaksanaan RPP dikatakan berhasil jika setelah

proses analisis data dilakukan dan didapatkan hasil rata-rata 3, 49 - 4.00 KKM

atau keterlaksanaan RPP dalam proses pembelajaran terlaksana dengan baik.

Indikator keberhasilan hasil dapat dilihat dari peningkatan pemahaman

peserta didik selama proses pembelajaran. Jika pemahaman peserta didik 80%

memiliki katagori baik selama pembelajaran. Sedangkan keberhasilan aspek

siswa dilihat dari adanya rasa ingin tahu dan hasil belajar meningkat menjadi

yang lebih aktif dan juga peningkatan hasil belajar dengan mengadakan pre-

test dan post-test. Dikatakan berhasil jika 80% peserta didik telah mencapai

nilai lebih dari KKM yang di tentukan oleh pihak sekolah 60 (sesuai KKM

yang tentukan SDN Belendung II Kecamatan Klari Kabupaten Karawang.

Adapun dipertimbangkan sumber daya pendukung tingkat kemampuan

rata-rata peserta didik, kompleksitas Standar Kompetensi Lulusan (SKL),

Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar, KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) yaitu 60. Apabila peserta didik memperoleh nilai 60 pas atau diatas

60 maka peserta didik dinyatakan tuntas dan apabila peserta didik

memperoleh nilai dibawah 60 dinyatakan belum tuntas.