UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/17903/1/4201408091.pdf · Dyah...
Transcript of UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/17903/1/4201408091.pdf · Dyah...
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SESAAT
KELAS PUTRA, KELAS PUTRI, DAN KELAS CAMPURAN
MATERI GETARAN
DI SMA N 1 KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN
skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
Taufik Yulianto
4201408091
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 4 April 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. NIP. 19561029 198601 1 001 NIP. 19620301 198901 2 001
ii
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul
Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, Dan
Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan Kabupaten
Grobogan
disusun oleh
Taufik Yulianto
4201408091
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Universitas
Negeri Semarang pada hari Kamis tanggal 4 April 2013.
Panitia: Ketua Sekretaris
Prof.Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si. NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 196306101989011002
Ketua Penguji
Dra. Siti Khanafiyah, M.Si. NIP. 19520521 197603 2 001
Anggota Penguji/ Anggota Penguji/ Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. NIP. 19561029 198601 1 001 NIP. 19620301 198901 2 001
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat
dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Semarang, 24 April 2013
Taufik Yulianto
4201408091
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Persipakan diri untuk mati.
2. Sabar, Sukur, Iklas.
3. Dalan urip iku ono mestine, podo eling lan waspodo. Dalan urip iku ono
watese.
Karya ini aku persembahkan kepada:
1. Ayahku dan ibuku, bagai langit dan bumi yang memberi
kehidupan.
2. Ketiga adikku (Sigit, Feri, Riski), yang menyiratkan
semangat.
3. Guru sejati.
4. Mas-mas, kakak-kakak, sahabat-sahabat, rekan-rekanita,
teman-teman, dan adik-adik yang mengisi halaman buku
hidupku.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
nikmat-Nya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan skripsi berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika
Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, Dan Kelas Campuran Materi Getaran Di
SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan”.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa
saran, bimbingan, petunjuk, dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
3. Dr. Khumaedi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
4. Bambang Subali, M.Pd. sebagai Dosen Wali yang telah membimbing dan
mengarahkan selama studi berlangsung.
5. Drs. Sukiswo Edi Supeni, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis selama penyusunan
skripsi.
vi
6. Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis selama penyusunan
skripsi.
7. Seluruh Dosen Jurusan Fisika, atas ilmu yang diberikan.
8. Drs. H. Haryono, selaku Kepala SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan
yang telah memberikan ijin penelitian.
9. Dyah Narwati, S.Pd, selaku guru fisika kelas XI SMA N 1 Kradenan
Kabupaten Grobogan yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
10. Irham, Mukmin dan seluruh teman yang telah membantu selama studi,
penelitian, dan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurahan. Untuk itu,
saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap
semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan khususnya
pengembangan pendidikan fisika..
Semarang, April 2013
Penulis,
vii
ABSTRAK
Yulianto, Taufik. 2013. Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si.
Kata kunci: studi perbandingan, hasil belajar fisika, kelas putra, kelas putri, kelas campuran.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya pengaturan kelas termasuk komposisi teman belajar. Hasil observasi menunjukkan bahwa kelas sejenis mempunyai hasil belajar fisika yang lebih baik dari pada kelas campuran. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian-penelitian yang mengambil objek kajian tentang kelas sejenis dan kelas campuran. Perbedaan kemampuan antara siswa putra dan siswa putri mengakibatkan interaksi antar siswa dalam kelas putra, kelas putri, maupun kelas campuran yang berbeda. Dalam pembelajaran fisika, idealnya menggunakan metode praktikum dan diskusi. Hal ini sangat memerlukan interaksi antar siswa. Interaksi ini juga menyebabkan perbedaan hasil belajar ketiga kelas. Rumuasan masalah penelitian ini adalah adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran serta manakah kelas yang lebih baik? Penelitian ini akan menunjukkan perbandingan hasil belajar antara ketiga kelas tersebut.
Jenis penelitian ini merupakan true experimental dengan metode pembelajaran praktikum dan diskusi. Subjek penelitian adalah kelas putra 18 siswa, kelas putri 18 siswa, dan kelas campuran 18 siswa yang dipilih dan dibentuk dari siswa kelas XI IPA SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan. Data diambil dengan menggunakan tes, observasi, dokumentasi, dan angket. Data kognitif dianalisis dengan uji analisis varians, uji t, dan ketuntasan klasikal, sedangkan data psikomotorik dan data afektif dianalisis dengan deskriptif persentase.
Secara umum disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Untuk aspek psikomotorik dan aspek afektif terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Hasil belajar psikomotorik kelas putra lebih baik dari pada kelas campuran dan hasil belajar kelas campuran lebih baik dari pada kelas putri. Hasil belajar afektif kelas campuran lebih baik dari pada kelas putri dan hasil belajar afektif kelas putri lebih baik daripada kelas putra. Sedangkan untuk aspek kognitif tidak ada perbedaan hasil belajar antara ketiga kelas.
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. v
ABSTRAK ………………………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... viii
DAFTAR TABEL ……………………...…………………………………… xii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xiv
BAB
1. PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………… 4
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 5
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………... 5
1.5 Penegasan Istilah ……………………………………………………. 6
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ……………………………………….. 7
2. LANDASAN TEORI ……………………………………………………. 8
2.1 Hasil Belajar ………………………………………………………… 8
2.1.1 Pengertian Belajar ……………………………………………. 8
2.1.2 Hasil Belajar ………………………………………………….. 9
2.1.2.1 Ranah Kognitif ………………………………………. 10
2.1.2.2 Ranah Afektif ………………………………………. 10
2.1.2.3 Ranah Psikomotorik …………………………………. 11
2.2 Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran ……………………… 12
2.2.1 Kelompok Sosial ……………………………………………... 12
2.2.2 Interaksi Sosial ……………………………………………….. 13
2.2.3 Interaksi Kelas Putra dan Kelas Putri ………………………… 14
2.2.4 Interaksi Kelas Campuran ……………………………………. 15
ix
2.3 Tinjauan Materi ……………………………………………………… 15
2.3.1 Pegas …………..……………………………………………… 15
2.3.2 Susunan Pegas ……………………………………………….. 16
2.3.2.1 Susunan Seri ………………………………………… 16
2.3.2.2 Susunan Paralel ……………………………………… 17
2.3.3 Periode dan Frekuensi Getaran ………………………………. 17
2.3.4 Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Getaran ……………………. 20
2.3.5 Energi Getaran Pegas ………………………………………… 22
2.4 Kerangka Berfikir …………………………………………………… 23
3. METODE PENELITIAN ……………………………………………….. 25
3.1 Populasi dan Sampel ………………………………………………… 25
3.1.1 Populasi ………………………………………………………. 25
3.1.2 Sampel ……………………………………………………….. 25
3.2 Variabel ……………………………………………………………… 26
3.2.1 Variabel Bebas ……………………………………………….. 26
3.2.2 Variabel Terikat ……………………………………………… 26
3.3 Desain Penelitian ……………………………………………………. 26
3.4 Pelaksanaan …………………………………………………………. 28
3.5 Instrumen ……………………………………………………………. 28
3.5.1 Validitas ……………………………………………………… 28
3.5.2 Reliabilitas …………………………………………………… 30
3.5.3 Taraf Kesukaran ……………………………………………… 31
3.5.4 Daya Pembeda Soal ………………………………………….. 32
3.6 Metode Pengumpulan Data …………………………………………. 34
3.6.1 Metode Tes …………………………………………………… 34
3.6.2 Metode Observasi ……………………………………………. 34
3.6.3 Metode Angket ………………………………………………. 34
3.6.4 Metode Dokumentsai ………………………………………… 34
3.7 Metode Analisis Data ……………………………………………….. 34
3.7.1 Analisis Tahap Awal …………………………………………. 34
3.7.1.1 Uji Normalitas ………………………………………. 35
x
3.7.1.2 Uji Homogenitas …………………………………….. 35
3.7.2 Analisis Tahap Akhir ………………………………………… 36
3.7.2.1 Analisis Tes Hasil Belajar ………………………….. 36
3.7.2.2 Analisis Lembar Observasi ………………………….. 36
3.7.2.3 Uji Normalitas ……………………………………..... 37
3.7.2.4 Uji Homogenitas ……………………………………. 37
3.7.2.5 Uji Analisis Varians ………………...………………. 38
3.7.2.6 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ………………………. 39
3.7.2.7 Ketuntasan Belajar Secara Klasikal ………………… 39
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………………. 40
4.1 Hasil Penelitian ……………………………………………………... 40
4.1.1 Hasil Analisis Tahap Awal …………………………………… 40
4.1.1.1 Uji Homogenitas Populasi ………………………….. 40
4.1.1.2 Uji Normalitas Sampel ……………………………... 41
4.1.1.3 Uji Analisis Varians Sampel ………………………... 41
4.1.2 Hasil Analisis Tahap Akhir …………………………………... 41
4.1.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif ………………………… 42
4.1.2.1.1 Uji Normalitas Tes ………………………… 42
4.1.2.1.2 Uji Homogenitas Tes ……………………… 42
4.1.2.1.3 Uji Analisis Varians Tes …………………... 43
4.1.2.1.4 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Tes ………… 43
4.1.2.1.5 Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes ………. 44
4.1.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik ………………. 44
4.1.2.2.1 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada
Kelas Putra ………………………………... 44
4.1.2.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada
Kelas Putri ……………………………….… 45
4.1.2.2.3 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada
Kelas Campuran ………………………….... 47
4.1.2.2.4 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik … 48
4.1.2.3 Deskripsi Hasil Belajar Afektif ……………………… 49
xi
4.1.2.3.1 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas
Putra ……………………………………..… 49
4.1.2.3.2 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas
Putri …………………………………...…… 50
4.1.2.3.3 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas
Campuran ……………………………...…… 51
4.1.2.3.4 Perbandingan Hasil Belajar Afektif ………. 53
4.1.2.4 Hasil Belajar Secara Umum ………………………... 54
4.2 Pembahasan ………………………………………………………….. 54
4.2.1 Pembahasan Hasil Belajar Psikomotorik …………………….. 55
4.2.2 Pembahasan Hasil Belajar Afektif …………………………… 57
4.2.3 Pembahasan Hasil Belajar Kognitif ………………………….. 59
5. PENUTUP ……………………………………………………………….. 62
5.1 Simpulan …………………………………………………………….. 62
5.2 Saran …………………………………………………………………. 62
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 63
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 66
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Hasil Belajar Fisika MA Salafiyah Kajen dan MA Silahul Ulum ……. 2
3.1 Jumlah Populasi Penelitian …………………………………………… 25
3.2 Desain penelitian ……………………………………………………... 26
3.3 Validitas Soal …………………………………………………………. 30
3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ............................................................ 31
3.5 Indeks Kesukaran Soal ………………………………………………... 32
3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal ................................................................. 33
3.7 Daya Pembeda Soal ………………………………………………...…. 33
3.8 Butir-Butir Soal Yang Memenuhi Syarat ……………………………… 33
3.9 Ringkasan Analisis Varians ……………………………………………. 38
4.1 Data Populasi ……………………………………………………..….... 40
4.2 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Populasi …………………… 40
4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Sampel ………………………. 41
4.4 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Sampel ………………… 41
4.5 Hasil Belajar Konitif (Tes) …………………………………………….. 42
4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Tes …………………………... 42
4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Tes ………………………... 42
4.8 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Tes …………….…….... 43
4.9 Hasil Perhitungan Uji t Data Tes …………………………………….. 43
4.10 Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes ……………... 44
4.11 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra …………...…….. 44
4.12 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri ………………...... 45
4.13 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Campuran …………..... 47
4.14 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik ………………………….. 48
4.15 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra ………………………... 49
4.16 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri ……………………….... 50
4.17 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Campuran ………………….... 52
xiii
4.18 Perbandingan Hasil Belajar Afektif ………………………………...... 53
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Sistem Pegas………………………………………………….……….. 15
2.2 Pegas-Pegas Disusun Seri……………………………………….…….. 16
2.3 Pegas-Pegas Disusun Paralel…………………………………….……. 16
2.4 Proyeksi Titik A pada Sumbu y dan Grafik Sinusoidal Getaran ….….. 17
2.5 Proyeksi Titik A pada Sumbu y dan Grafik Cosinusoidal Getaran …... 18
3.1 Skema Alur Penelitian ………………………………………………… 27
4.1 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik Antara Kelas Putra,
Kelas Putri, dan Kelas Campuran …………………….………………. 55
4.2 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Afektif Antara Kelas Putra,
Kelas Putri, dan Kelas Campuran ………………………………….…. 57
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ....................................................................................................... 67
2. RPP ........................................................................................................... 69
3. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ............................................................................ 78
4. Soal Uji Coba ............................................................................................ 79
5. Daftar Nama Siswa Uji Coba Soal ............................................................ 88
6. Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat
Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Uji Coba ............................................... 89
7. Kisi-Kisi Soal Penelitian ........................................................................... 93
8. Soal Penelitian ........................................................................................... 94
9. Pedoman Observasi Penilaian Hasil Belajar Afektif ................................ 100
10. Lembar Observasi Penilaian Hasil Belajar Afektif .................................. 101
11. Pedoman Observasi Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik ..................... 102
12. Lembar Observasi Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik ......................... 103
13. Lembar Kerja Siswa ................................................................................. 104
14. Lembar Diskusi Siswa ............................................................................ 112
15. Lembar Angket Siswa ............................................................................... 116
16. Daftar Nilai Hasil UTS Kelas XI IPA ...................................................... 118
17. Uji Homogenitas Populasi ......................................................................... 119
18. Daftar Nilai Hasil UTS Kelas Sampel ...................................................... 120
19. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Putra ............................................. 121
20. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Putri .............................................. 122
21. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Campuran ..................................... 123
22. Uji Analisis Varian Data Sampel .............................................................. 124
23. Daftar Nama Siswa Kelas Putra ............................................................... 126
24. Daftar Nama Siswa Kelas Putri ................................................................ 127
25. Daftar Nama Siswa Kelas Campuran ........................................................ 128
26. Daftar Nilai Tes Penelitian ....................................................................... 129
xv
27. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Putra ............................................... 130
28. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Putri ............................................... 131
29. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Campuran ....................................... 132
30. Uji Homogenitas Data Nilai Tes ............................................................... 133
31. Uji Analisis Varian Data Nilai Tes ............................................................ 134
32. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putra Dan
Kelas Putri ................................................................................................. 136
33. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putra Dan
Kelas Campuran ......................................................................................... 137
34. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putri Dan
Kelas Campuran ......................................................................................... 138
35. Perhitungan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal Tes ................ 139
36. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra .... 141
37. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri ..... 142
38. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas
Campuran .................................................................................................. 143
39. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra .............. 144
40. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri ............... 145
41. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Campuran ...... 146
42. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Belajar
Psikomotorik dan Afektif ......................................................................... 147
43. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ……………………….. 148
44. Surat Ijin Penelitian ……………………………………………………... 149
45. Surat Keterangan Penelitian …………………………………………….. 150
46. Foto-Foto Penelitian …………………………………………………….. 151
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk menyalurkan pengetahuan, wawasan,
dan keterampilan tertentu pada seseorang agar dapat mengembangkan dirinya
untuk bertahan menghadapi perubahan. Menurut Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Keberhasilan tujuan pendidikan yang direncanakan tersebut
dapat diukur dengan berbagai indikator, salah satu indikator tersebut adalah hasil
belajar siswa.
Baik atau tidaknya hasil belajar siswa tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri siswa, yaitu keadaan/kondisi jasmani dan rohani
siswa, meliputi aspek fisiologis (kondisi tubuh dan panca indra) dan aspek
psikologis (intelegensi, sikap, bakat, cara belajar, minat, dan motivasi). Faktor
eksternal yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa, terdiri atas faktor lingkungan
sosial (guru, teman, masyarakat, dan keluarga) dan faktor lingkungan non sosial
(gedung sekolah, tempat tinggal, alat belajar, cuaca dan waktu belajar).
2
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada dua sekolah berlatar belakang
sama diperoleh data hasil belajar fisika seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Hasil Belajar Fisika MA Salafiyah Kajen dan MA Silahul Ulum Tahun 2012
Sekolah MA Salafiyah Kajen MA Silahul Ulum Jenis kelamin Laiki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Jumlah siswa 28 35 17 21 Nilai rata-rata siswa
79 80 69 74
Nilai rata-rata keseluruhan
80 70
Pada MA Salafiyah Kajen diberlakukan kebijakan pemisahan kelas antara
siswa putra dengan siswa putri. Kebijakan tersebut berkaitan dengan sejarah
berdirinya MA Salafiyah Kajen yang berada dibawah wewenang yayasan
Salafiyah Kajen. Yayasan ini mulanya merupakan pondok pesantren yang
memberlakukan pemisahan santri putra dan santri putri saat pengajian
berlangsung. Sedangakan pada MA Silahul Ulum siswa putra dan siswa putri
dijadikan satu kelas. Awal terbentuknya MA Silahul Ulum tidak terlepas dari MI
dan MTs Silahul Ulum yang telah ada sebelumnya dan merupakan wadah lanjutan
bagi lulusan MI dan MTs tersebut. Dari tabel terlihat bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.
Perbedaan hasil belajar tersebut diperkuat dengan adanya hasil dari
penelitian-penelitian yang mengambil objek kajian tentang kelas sejenis dan kelas
campuran. Penelitian Rennie dan Parker (1997) yang secara umum
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi belajar matematika pada kelas
putra, kelas putri, dan kelas campuran. Penelitian Gilmore et al (2002) dan Shieh,
3
Chang, dan Liu (2011) yang bertema sama mendapati hal yang sama yaitu
terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.
Penelitian oleh Harianto (2005) menyebutkan adanya perbedaan prestasi belajar
biologi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.
Sadker (1994) menyebutkan bahwa ada hubungan antara hasil belajar
dengan jenis kelamin. Penelitian lain oleh sekolah di Inggris didapatkan bahwa
siswa putri yang belajar disekolah putri lebih cerdas dibandingkan dengan siswa
disekolah campuran. Didapati pula dari 71.286 siswa yang mengikuti program
sekolah menengah disekolah khusus putri antara tahun 2005 sampai tahun 2007
diperoleh hasil yang lebih baik. Sementara itu lebih dari 647.942 siswa putri yang
mengikuti ujian disekolah campuran diperoleh 20% tidak sesuai harapan.
Hasil tersebut berkaitan dengan perkembangan otak laki-laki dan
perempuan pada usia 12-16 tahun yang berbeda, karena selama puber
perkembangan otak perempuan lebih cepat dua tahun daripada laki-laki. Ini
menjelaskan mengapa siswa putra lebih sulit belajar bahasa, tetapi lebih cepat
menyerap pelajaran matematika daripada siswa putri. Hasil tersebut diperkuat
oleh pendapat Gurian dan Henley (dalam Carol 2006) yang menyatakan:
“Anak perempuan adalah pendengar yang lebih baik daripada anak laki-laki, mendengar lebih banyak dari apa yang dikatakan, dan lebih reseptif terhadap kebanyakan rincian dalam pelajaran atau percakapan. Anak laki-laki cenderung mendengar lebih sedikit dan lebih sering meminta bukti jelas untuk mendukung guru atau orang lain. Anak perempuan lebih mampu berfikir secara abstrak dan intruksional”. Perbedaan kemampuan ini juga mempengaruhi cara berinteraksi antar teman
belajar dalam kelas. Pembagian kelas berdasarkan jenis kelamin sebagai teman
belajar secara umum dapat berupa kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.
4
Siswa dalam kelas putra sering bercanda dengan tujuan membuat diri mereka
sebagai orang yang hebat dan cenderung berbicara terbuka pada teman belajarnya.
Jadi interaksi antar anggota kelas putra juga lebih terbuka. Kelas putri memiliki
interaksi yang baik dikarenakan kemampuan mereka dalam berkomunikasi
terutama dengan sesamanya. Cara berkomunikasi inilah yang menjadikan suasana
keakraban dalam kelas. Sedangkan siswa kelas campuran memiliki kecanggungan
dalam berinteraksi karena kehadiran lawan jenis, kecanggungan ini karena
timbulnya rasa malu dan adanya norma tertentu. Di Indonesia sendiri, perbedaan
posisi antara laki-laki dan perempuan sangat besar dan masih dipandang sebagai
penghambat terhadap proses belajar disekolah yang berlatar belakang agama,
terutama agama Islam. Dan tidak menutup kemungkinan hal yang sama juga
terjadi di sekolah umum. Sedangkan pembelajaran fisika merupakan kegiatan
yang idealnya banyak melakukan praktek, sehingga interaksi antar siswa akan
sering terjadi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengadakan penelitian
yang berjudul : Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra,
Kelas Putri, dan Kelas Campuran Pada Materi Getaran di SMA N 1
Kradenan Kabupaten Grobogan.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah:
1) Adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri,
dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten
Grobogan?
5
2) Manakah hasil belajar siswa yang lebih baik antara kelas putra, kelas putri,
dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten
Grobogan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1) Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra,
kelas putri, dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan
Kabupaten Grobogan.
2) Mengetahui hasil belajar siswa yang lebih baik antara kelas putra, kelas
putri, dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten
Grobogan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Bagi sekolah, sebagai informasi dalam menyusun kelas dan menempatkan
siswa.
2) Bagi peneliti, digunakan untuk menambah pengetahuan dalam membekali
diri sebagai calon guru fisika yang memperoleh pengalaman penelitian
secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal sebagai guru dalam
mengajar.
6
1.5 Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu
dijelaskan beberapa istilah, antara lain:
1) Studi Perbandingan
Studi perbandingan merupakan penelitian yang berusaha untuk
membandingkan dua hal atau lebih. Perbandingan ini ditunjukkan dengan
adanya perbedaan hasil belajar antar kelas, serta urutan hasil belajar kelas
dari yang tertinggi hingga terendah. Perbedaan hasil belajar kognitif,
psikomotorik, dan afektif dianalisis melalui analisis varians dan uji t dengan
taraf kepercayaan 90%.
2) Hasil Belajar Fisika Sesaat
Hasil belajar fisika sesaat adalah hasil yang telah dicapai seseorang
setelah mengalami proses belajar fisika yang dilakukan dalam waktu singkat
dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi, hasil belajar meliputi tiga
aspek yaitu: kognitif, psikomotorik, dan afektif.
3) Kelas Putra
Kelas putra adalah kelas yang terdri dari siswa berjenis kelamin putra
saja.
4) Kelas Putri
Kelas putri adalah kelas yang terdri dari siswa berjenis kelamin putri
saja.
5) Kelas Campuran
Kelas campuran adalah kelas yang terdiri dari siswa putra dan siswa
putri.
7
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika dalam skripsi ini disusun dengan tujuan agar pokok-pokok
masalah dibahas secara urut dan terarah. Sistematika terdiri dari tiga bagian yaitu
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
(1) Bagian awal skripsi berisi judul, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan,
persembahan, motto, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,
dan daftar lampiran.
(2) Bagian isi skripsi dibagi atas lima bab.
Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan
sistematika penulisan skripsi.
Bab II Landasan teori yang berisi kajian hasil belajar, kajian kelas
putra, kelas putri, dan kelas campuran, dan kajian pegas dan
getaran serta berisi kerangka berfikir penelitian.
Bab III Metode penelitian berisi tentang desain penelitian, subjek
penelitian, lokasi penelitian, variabel dan indikator,
pengambilan data penelitian, dan analisis data.
Bab IV Hasil dan pembahasan berisi tentang perbandingan hasil belajar
kognitif, psikomotorik, afektif antara kelas putra, kelas putri,
dan kelas campuran. Adapun dalam pembahasan menerangkan
pengaruh-pengaruh yang menyebabkan terjadinya hasil tersebut.
Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran bagi penelitian selanjutnya.
(3) Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hasil Belajar
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar memiliki pengertian yang berbeda-beda. Gagasan UNESCO yang
dilaporkan oleh Delors (1997) tentang empat pilar pendidikan, yakni: learning to
know (belajar mengetahui), learning to do (belajar berbuat), learning to be
(belajar menjadi), dan learning to live together (belajar hidup bersama)
merupakan salah satunya.
Beberapa pengertian belajar menurut para ahli. Mudzakir (1997:34)
mengartikan belajar sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah
laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Winkel
(1997:193) berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai
suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan
nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Sedangkan
menurut Wahyuningsih (2004) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta
8
9
membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan,
dan ilmu pengetahuan yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan.
2.1.2 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian
tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri
dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil akhir pengambilan
keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar
mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa
bertambah dari hasil sebelumnya (Djamarah, 2000: 25).
Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid
dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan realisasi
atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Sedangkan hasil belajar menurut Arikunto (2008:63) sebagai hasil
yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih
dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.
10
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,yaitu:
2.1.2.1 Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan,
dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup enam aspek meliputi
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, penilaian.
Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2)
pilihan ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5)
jawaban atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.
2.1.2.2 Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah
afektif dalam penelitian ini yaitu berupa keterampilan sosial (social skill). Secara
teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu:
a) laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket
anonim,
b) pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar
pengamatan.
Penilaian dilakukan melalui cara pengamatan, aspek penilaiannya meliputi
tanggung jawab, kerjasama, dan kreatifitas.
11
(a) Tanggung jawab diartikan sebagai sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan YME. Tanggung jawab berkaitan tentang
kehadiran, penggunaan alat, dan pengerjaan tugas.
(b) Kerjasama merupakan perilaku yang dilakukan oleh beberapa orang untuk
mencapai tujuan bersama. Kerjasama bisa dalam bentuk keikutsertaan,
dukungan, maupun keaktifan dalam kegiatan.
(c) Kreatifitas merupakan berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau
logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang
telah dimiliki.
2.1.2.3 Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.
Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik meliputi persepsi, kesiapan,
gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, kreativitas.
Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur
melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama
proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran,
yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran
selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
12
Metode pengukuran ranah psikomotorik dalam penelitian ini adalah
observasi berbantuan lembar observasi dengan aspek penilaian yaitu
berkomunikasi dengan teman, menggunakan alat praktikum, dan ketepatan waktu
selama praktikum.
(a) Berkomunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Komponen komunikasi minimal
terdiri dari pengirim informasi, penerima, dan informasi yang disampaikan.
Suatu komunikasi dikatakan berhasil apabila penerima dapat mengerti
informasi yang disampaikan dengan jelas.
(b) Menggunakan alat meliputi persiapan alat dan bahan, pelaksanaan mencari
nilai besaran sesuai prosedure, dan merapikan alat.
(c) Ketepatan waktu disini adalah waktu pelaksanaan praktikum tidak melewati
batas waktu yang telah ditentukan.
2.2 Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran
2.2.1 Kelompok Sosial
Kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup
bersama, karena adanya hubungan diantara mereka. Dalam kelompok sosial
dikenal adanya InGroup dan OutGroup. InGroup adalah kelompok sosial dimana
individu mengidentifikasikan dirinya. OutGroup adalah kelompok sosial yang
oleh individu diartikan sebagai lawan dari InGroupnya, misal seorang siswa putra
akan menganggap kelompok putra sebagai InGroupnya dan menganggap
kelompok kelompok putri sebagai OutGroupnya.
13
2.2.2 Interaksi Sosial
Soerjono (2006:62) menyatakan bahwa “Interaksi sosial merupakan
hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara
kelompok maupun antara individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan
oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan
antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang
menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan
struktur sosial”.
“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling
mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004). Terdapat tiga
macam interaksi sosial, yaitu interaksi antara individu dan individu, interaksi
antara individu dan kelompok, dan interaksi sosial antara kelompok dan
kelompok.
Interaksi sosial dapat terjadi dalam dua bentuk umum, yaitu yang bersifat
asosiatif dan yang bersifat disosiatif. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni
yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti
kerja sama dan asimilasi. Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Asimilasi diartikan
sebagai proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar
belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka
waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan
wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
14
Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada
bentuk-bentuk pertentangan, seperti persaingan, kontravensi, dan konflik.
Persaingan merupakan suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau
kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara
kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan
konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara
tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan
atau kelompok atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap
tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi
konflik. Sedangkan yang dimaksud konflik adalah proses sosial antar perorangan
atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan
kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya jurang
pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.
Interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat, yaitu kontak
sosial dan komunikasi.
2.2.3 Interaksi Kelas Putra dan Kelas Putri
Menurut teori sosiologi, suatu kelompok terbentuk karena adanya faktor
yang dimiliki bersama. Semakin banyak persamaan maka hubungan diantara
anggotanya bertambah erat. Kelas putra dan kelas putri adalah kelas yang terdiri
dari siswa berjenis kelamin sama. Berarti semakin banyak pula persamaan yang
dimiliki oleh kelas putra dan kelas putri dari pada kelas campuran.
15
Interaksi sosial yang mungkin muncul dalam kelas putra dan kelas putri
adalah interaksi yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk-
bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan). Namun perbedaan kemampuan antara
siswa putra dan siswa putri berakibat pada beda pula hasil belajar yang diperoleh
keduanya.
2.2.4 Interaksi Kelas Campuran
Masyarakat umum mengangap siswa putri sebagai individu yang lemah,
penyabar, dan lebih banyak menggunakan perasaan. Sedangkan siswa putra
dianggap sebagai individu yang tegas, keras, dan berani. Pandangan tersebut
menimbulkan interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yang dapat mengarah
kepada bentuk-bentuk pertentangan atau konflik.
2.3 Tinjauan Materi
2.3.1 Pegas
Pegas merupakan benda yang bersifat elastis, artinya pegas dapat kembali
ke bentuk semula selama mendapat sejumlah gaya yang masih berada dalam batas
elastisitasnya. Namun jika gayanya melebihi batas elastisitasnya, maka sifat
keelastisitasan dari pegas bisa hilang atau bahkan patah atau putus.
Gambar 2.1.a merupakan pegas tanpa beban.
Gambar 2.1.b menunjukkan bahwa pada
keadaan setimbang, pegas tidak mengerjakan
gaya pada benda. Apabila benda disimpangkan
sejauh y dari kedudukan setimbang seperti Gambar 2.1 Sistem pegas
16
Gambar 2.1.c, pegas akan mengerjakan gaya sebesar atau dapat dituliskan:
= gaya, dengan satuan N.
= konstanta pegas, dengan satuan N/m.
= pertambahan panjang, dengan satuan m.
Tanda (-) negatif menunjukkan bahwa arah gaya pegas berlawanan dengan
arah simpangannya.
2.3.2 Susunan Pegas
Secara sederhana dua pegas dapat disusun menjadi sistem pegas disusun
seri dan sistem pegas disusun paralel.
2.3.2.1 Susunan Seri
Gambar 2.2 menunjukkan dua pegas yang disusun seri.
Pertambahan panjang pegas tersusun seri (∆xseri)
adalah jumlah pertambahan panjang pada masing-
masing pegas (∆x1 dan ∆x2), sehingga konstanta
penggantinya adalah:
Gambar 2.2 Pegas‐pegas disusun seri
17
2.3.2.2 Susunan Paralel
Pada susunan pegas paralel seperti Gambar 2.3
terlihat adanya dua pegas sejajar yang ujung-
ujungnya dihubungkan kemudian diberi beban, maka
pertambahan panjangnya sama dengan pertambahan
panjang masing masing pegas (∆xparalel = ∆x1 = ∆x2),
dan gaya pada sistem adalah:
Dengan memperhatikan aturan di atas, maka dapat ditentukan besar
konstanta dari pegas yang disusun seri, paralel, atau kombinasi.
2.3.3 Periode dan Frekuensi Getaran
Dengan menggabungkan persamaan (2.1) dan hukum kedua Newton
didapatkan persamaan:
Gambar 2.3 Pegas‐pegas disusun paralel
18
a = percepatan benda, dengan satuan m/s2.
m = massa benda, dengan satuan kg.
Getaran pegas dapat digambarkan sebagai proyeksi sebuah titik yang
bergerak melingkar beraturan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Simpangan/proyeksi titik yang bergerak sepanjang jari-jari A pada
Gambar 2.4 dapat dituliskan dalam persamaan 2.5.
y = simpangan, dengan satuan m.
A = amplitudo getaran, dengan satuan m.
ω = kecepatan sudut, dengan satuan rad/s.
t = waktu getaran, dengan satuan s.
y y
A
x t
0 T/4 T/2 3T/4 T
Gambar 2.4 Proyeksi titik A pada sumbu y dan grafik sinusoidal getaran
ωt
19
Simpangan/proyeksi titik yang bergerak sepanjang jari-jari A pada
Gambar 2.5 dapat dituliskan dalam persamaan 2.6.
Turunan pertama dari y = A sin (ωt) terhadap waktu memberikan kecepatan v.
Dengan menurunkan kembali kecepatan terhadap waktu diperoleh percepatan
benda.
Dari persamaan (2.4) dan persamaan diatas diperoleh:
y y
A
x t
0 T/4 T/2 3T/4 T 5T/4
Gambar 2.5 Proyeksi titik A pada sumbu y dan grafik cosinusoidal getaran
ωt
20
Jadi diperoleh periode dan frekuensi pegas yang melakukan getaran
harmonik sederhana sebagai berikut.
T = periode, dengan satuan s.
f = frekuensi, dengan satuan Hz.
2.3.4 Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Getaran
Jika pada posisi awal, titik yang melakukan getaran harmonik sederhana
pada sudut awal δ, maka simpangan persamaan (2.5) dapat dinyatakan menjadi:
21
keterangan :
ϕ = fase getaran , tidak bersatuan.
Jadi fase getaran dirumuskan :
Dengan demikian, jika suatu titik telah bergetar dari t1 ke t2 di mana t2 > t1
maka beda fase yang dialami titik yang bergetar tersebut adalah:
Δ ϕ = beda fase
Dua kedudukan suatu titik dapat dikatakan sefase atau berlawan fase jika
beda fase yang dimilikinya adalah :
Sefase
Berlawanan fase
dengan n = bilangan cacah = 0,1,2,3, . . .
Selain fase dan beda fase dikenal juga sudut fase dengan persamaan:
22
Sudut fase getaran harmonik sederhana dititik keseimbangan θ = 0o
sehingga y = 0, v = vmax , a = 0 sedangkan sudut fase dititik simpangan terbesar θ
= 90o sehingga y = ymax = A, v = 0, a = amax.
2.3.5 Energi Getaran Pegas
Energi potensial sebuah pegas dengan konstanta pegas k yang teregang
sejauh y dari kesetimbangannya diberikan oleh persamaan:
Energi kinetik sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kelajuan v
adalah:
Energi total/energi mekanik adalah jumlah energi potensial dan energi kinetik.
23
Ep = energi potensial, dengan satuan Nm atau J.
Ek = energi kinetik, dengan satuan Nm atau J.
Em = energi mekanik, dengan satuan Nm atau J.
2.4 Kerangka Berfikir
Siswa putri sebagian besar lebih mudah belajar bahasa dibandingkan siswa
putra, sehingga siswa putri memiliki kemampuan lebih baik dalam berkomunikasi
dengan sesamanya. Selain itu, siswa putri mampu menjadi pendengar yang baik.
Namun dibandingkan siswa putri, siswa putra memiliki kelebihan dalam belajar
matematika dan lebih meminta pembuktian dalam sebuah kasus.
Menurut teori sosiologi, suatu kelompok terbentuk karena adanya faktor
yang dimiliki bersama. Semakin banyak persamaan maka hubungan diantara
anggotanya bertambah erat. Salah satu persamaan yang sering menjadi latar
belakang adalah persamaan jenis kelamin.
Kelas yang dihuni oleh siswa putra atau siswa putri saja kemungkinan
besar antar anggota kelas akan terjalin hubungan timbal balik yang lebih positif
dibandingkan kelas campuran. Hal tersebut diperkuat dengan adanya pandangan
masyarakat yang menganggap siswa putri sebagai individu yang lemah, penyabar,
dan lebih banyak menggunakan perasaan. Sedangkan siswa putra dianggap
sebagai individu yang tegas, keras, dan berani. Akibatnya apabila siswa putra dan
siswa putri ditempatkan dalam satu kelas (sadar atau tidak sadar) akan terjadi
24
pertentangan diantara kedua jenis kelamin. Pembentukan kelas merupakan
strategi agar tujuan pembelajaran tercapai.
Pembelajaran fisika bertujuan merangsang proses belajar pada diri siswa
untuk mengungkap fenomena alam yang dikemas dalam konsep-konsep fisika.
Konsep-konsep tersebut merupakan pesan yang harus dikomunikasikan melalui
pembelajaran dengan pendekatan dan metode yang sesuai. Beberapa metode yang
digunakan dalam pembelajaran fisika adalah praktikum dan diskusi. Metode
praktikum dan diskusi memaksa siswa untuk saling berinteraksi. Apabila kedua
metode tersebut dihadirkan dalam kelas campuran yang telah mengalami
pertentangan, maka akan terjadi interaksi yang kurang positif. Berbeda dengan
kelas campuran, kelas putra atau kelas putri akan lebih besar kemungkinan
terjalin kerjasama yang menguntungkan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah interaksi antar
anggota kelas. Interaksi dalam kelas putra dan kelas putri lebih baik daripada
interaksi dalam kelas campuran, sehingga hasil belajar kelas putra dan kelas putri
juga lebih baik daripada hasil belajar kelas campuran.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester 1 SMA
N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah
enam kelas. Jumlah populasi dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah siswa 1 XI IPA 1 29 2 XI IPA 2 40 3 XI IPA 3 40 4 XI IPA 4 40 5 XI IPA 5 42 6 XI IPA 6 41
Jumlah 231
3.1.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik
random sampling. Sampel diambil 9 anak secara acak dari setiap kelas yang
terdiri dari 5 siswa putra dan 4 siswa putri atau 4 siswa putra dan 5 siswa putri,
sehingga dari enam kelas diperoleh 54 siswa yang dibagi menjadi tiga kelas yaitu
18 siswa putra sebagai kelas putra, 18 siswa putri sebagai kelas putri, dan 18
siswa putra-putri sebagai kelas campuran.
25
26
3.2 Variabel
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelas, meliputi kelas
putra, kelas putri, dan kelas campuran.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas adalah
hasil belajar siswa, meliputi hasil belajar kognitif, hasil belajar psikomotorik, dan
hasil belajar afektif.
3.3 Desain Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilaksanakan berupa True Experimental,
merupakan jenis penelitian dengan menggunakan kelompok pembanding. Desain
penelitian yang digunakan adalah random terhadap subjek.
Tabel 3.2 Desain penelitian.
Sampel Perlakuan Post-test Kelas Putra (X1) Eksperimen dan Diskusi T2 Kelas Putri (X2) Eksperimen dan Diskusi T2
Kelas Campuran (X3) Eksperimen dan Diskusi T2
27
Penelitian ini memiliki alur yang bertujuan mempermudah pelaksanaan
penelitian. Alur penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Skema alur penelitian
Ada perbedaan bidang kemampuan siswa putra dan siswa putri
Ada perbedaan pola interaksi antara kelas sejenis dengan kelas campuran
Kelas Putra Kelas Putri Kelas Campuran
Eksperimen
dan Diskusi
Eksperimen
dan Diskusi
Eksperimen
dan Diskusi
Tes Tes Tes
Hasil (kognitif, psikomotorik, dan
afektif)
Hasil (kognitif, psikomotorik, dan afektif)
Hasil (kognitif, psikomotorik, dan
afektif)
Analisis dan Pembahasan
Kesimpulan
28
3.4 Pelaksanaan
Penelitian ini berlangsung di area SMA N 1 Kradenan Kabupaten
Grobogan semester gasal tahun ajaran 2012/2013.
3.5 Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data yang diharapkan agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160). Dalam penelitian ini instrumen yang
dibuat adalah: a) Silabus, b) Rencana pelaksanaan pembelajaran, c) Soal tes, d)
Lembar kerja siswa, e) Lembar diskusi siswa, f) Lembar observasi, dan g) Lembar
angket.
Khusus untuk instrumen soal tes diujicobakan dan dipilih soal yang
memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen yang baik. Instrumen ini berupa 34
soal tes objektif yang diujicobakan kepada siswa kelas XII IPA 6 SMA Negeri 1
Kradenan Kabupaten Grobogan yang berjumlah 32 siswa. Hasil uji coba tersebut
kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, dan
tingkat kesukaran.
3.5.1 Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2006:168). Untuk mengetahui
29
validitas butir soal maka dapat menggunakan rumus korelasi point biseral.
Keterangan:
pbisr = Koefisien korelasi point biserial
pM = Rerata skor siswa yang menjawab benar
tM = Rerata skor siswa total
p = Proporsi skor siswa yang menjawab benar
q = Proporsi skor siswa yang menjawab salah (1-p)
tS = Standar deviasi total
Harga pbisr yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment.
Soal dikatakan valid jika harga rpbis > rtabel dengan taraf signifikan 5%.
Berdasarkan uji coba diperoleh hasil perhitungan validitas butir soal
nomor 1 dengan rhitung = 0,251 dan rtabel = 0,349. Karena rhitung < rtabel maka butir
soal nomor 1 tidak valid. Dengan melihat perhitungan validitas keseluruhan
terdapat 23 butir soal valid dan 11 butir soal tidak valid yang dapat dilihat pada
Tabel 3.3.
30
Tabel 3.3 Validitas Soal
Kriteria Nomor soal Valid 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29,
30, 32, 33, dan 34. Tidak valid 1, 4, 7, 11, 12, 14, 17, 19, 25, 26, dan 31.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
3.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen itu cukup baik. (Arikunto, 2006:178). Rumus yang digunakan untuk
mencari reliabilitas instrument penelitian adalah rumus K-R. 21.
Keterangan :
r11 = Reliabilitas soal
M = Rata-rata skor awal
K = Jumlah butir soal
Vt = Variasi skor total = kuadrat simpangan baku skor total
Jika r11> rtabel maka instrument yang diuji bersifat reliable.
Hasil perhitungan reliabilitas instrument diperoleh r11 = 0,732 dengan rtabel
= 0,349. Karena r11> rtabel maka instrumen reliabel. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 6.
31
3.5.3 Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan indikator mudah
sukarnya soal bagi siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan indeks
kesukaran.
Keterangan :
IK = Indeks kesukaran
JBA = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas
JBB = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah
JSA = banyak siswa pada kelompok atas
JSB = banyak siswa pada kelompok bawah
Pada Tabel 3.4 disajikan kriteria tingkat kesukaran soal.
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Interval IK Kriteria IK = 0,00 Terlalu sukar
0,01 < IK ≤ 0,30 Sukar 0,31 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,71 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah (Arikunto, 2006: 210)
Butir soal nomor 1 dikatakan mudah karena berdasarkan hasil perhitungan
IK = 0,97. Diperoleh 1 butir soal terlalu sukar, 6 butir soal sukar, 22 butir soal
sedang, dan 5 butir soal mudah yang dapat dilihat pada Tabel 3.5.
32
Tabel 3.5 Indeks Kesukaran Soal
Kriteria Nomor soal Terlalu sukar 29
Sukar 4, 10, 13, 24, 28, dan 31 Sedang 3, 5, 7, 9, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 30, 32, 33, dan 34. Mudah 1, 2, 6, 8, dan 12.
Terlalu mudah - Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
3.5.4 Daya Pembeda Soal
Daya beda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar
oleh siswa-siswa yang pandai saja. Makin tinggi daya beda soal maka makin baik
pula kualitas soal tersebut. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
Keterangan :
BA = Banyaknya peserta kelas atas yang menjawab soal benar
BB = Banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab soal benar
JA = Banyaknya peserta kelas atas (kelompok upper)
JB = Banyaknya peserta kelas bawah (kelompok lower)
PA = Proporsi peserta kelas atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelas bawah yang menjawab benar
Klasifikasi item instrumen berdasarkan daya bedanya disajikan pada Tabel
3.6.
33
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pemeda Soal
Inteval Kriteria DP ≤ 0,00 0,00< DP ≤ 0,20 0,20< DP ≤ 0,40 0,40< DP ≤ 0,70 0,70< DP ≤ 1,00
sangat jelek jelek cukup baik sangat baik
(Arikunto, 2006: 218)
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh DP = 0,06 artinya butir soal
nomor 1 mempunyai daya beda cukup. Terdapat 8 soal yang memiliki daya beda
baik, 16 soal berdaya beda cukup, dan 10 soal berdaya beda jelek.
Tabel 3.7 Daya Pembeda Soal
Kriteria Nomor soal Sangat jelek -
Jelek 1, 4, 7, 12, 14, 17, 19, 25, 29, dan 31 Cukup 2, 5, 6, 9, 10, 11, 13,18, 20, 21, 26, 27, 28, 30, 33, dan 34. Baik 3, 8, 15, 16, 22, 23, 24, dan 32.
Sangat baik - Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
Berdasarkan hasil analisis uji coba (validitas, reliabilitas, daya beda, dan
indeks kesukaran) diperoleh 22 butir soal dari 34 butir soal uji coba yang
memenuhi syarat sebagai instrumen penelitian. Butir-butir soal yang memenuhi
syarat kemudian dipilih kembali menjadi 20 butir soal dan diubah nomor itemnya.
Tabel 3.8 Butir-Butir Soal Yang Memenuhi Syarat
Soal Nomor item Soal Uji Coba 2 3 5 6 8 9 10 13 15 16 18 Penelitian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
20 21 22 23 24 27 28 30 32 33 34 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Perhitungan selangkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.
34
3.6 Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Metode Tes
Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis yang diberikan pada akhir
pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa.
3.6.2 Metode Observasi
Observasi dilakukan untuk mengambil data nilai psikomotorik dan nilai
afektif.
3.6.3 Metode Angket
Angket digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah
afektif.
3.6.4 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
dokumen dan data–data yang mendukung penelitian yang berupa daftar nama
siswa, daftar nilai, foto selama penelitian berlangsung.
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis Tahap Awal
Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaan populasi,
menentukan sampel dan mengetahui keadaan awal sampel. Analisis yang
dilakukan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
35
3.7.1.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data sampel
berdistribusi normal atau tidak. Apabila berdistribusi normal maka memenuhi
syarat dijadikan sampel penelitian. Untuk melakukan uji normalitas menggunakan
Chi-Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
χ2 = chi kuadrat
= frekuensi yang diobservasi
= frekuensi yang diharapkan
Jika χ2hitung ≤ χ2
tabel, maka data terdistribusi normal (Sugiyono, 2007: 172).
3.7.1.2 Uji Homogenitas
Pada awal penelitian, peneliti harus mengetahui populasi yang akan diteliti
memiliki varians yang sama atau tidak. Apabila populasi memiliki varians yang
sama (homogen) maka teknik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan teknik
random sampling. Uji homogenitas dilakukan menggunakan varians terbesar
dibandingkan varians terkecil.
36
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka data bersifat homogen, jika Fhitung ≥ Ftabel maka
data tidak homogen (Sugiyono, 2007: 199).
3.7.2 Analisis Tahap Akhir
Pada tahap ini selanjutnya membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan.
3.7.2.1 Analisis Tes Hasil Belajar
Data dari hasil tes kognitif berupa tes dihitung menggunakan rumus:
Ketuntasan dapat dilihat dari nilai siswa sekurang-kurangnya 76% dari
nilai total.
3.7.2.2 Analisis Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk menilai aspek psikomotorik dan aspek
afektif siswa. Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan
menggunakan rumus:
Hasil tersebut kemudian ditafsirkan dengan rentang kualitatif, yaitu:
85% - 100% = sangat baik
65% - 84% = baik
37
55% - 64% = cukup baik
0% - 54% = kurang baik (Aqib, 2011: 161)
3.7.2.3 Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data hasil penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk menentukan
teknik statistik yang digunakan. Apabila data berdistribusi normal maka statistik
yang digunakan adalah statistik parametrik, dan data tidak berdistribusi normal
digunakan statistik nonparametrik. Untuk melakukan uji normalitas menggunakan
Chi-Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
χ2 = chi kuadrat
= frekuensi yang diobservasi
= frekuensi yang diharapkan
Jika χ2hitung ≤ χ2
tabel, maka data terdistribusi normal (Sugiyono, 2007: 172).
3.7.2.4 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan menggunakan varians terbesar dibandingkan
varians terkecil.
38
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka data bersifat homogen, jika Fhitung ≥ Ftabel maka
data tidak homogen (Sugiyono, 2007: 199).
3.7.2.5 Uji Analisis Varians
Uji analisis varians digunakan untuk menguji kesamaan varians yang lebih
dari dua nilai. Dengan menggunakan uji ini dapat diketahui perbedaan hasil
belajar tiga kelompok data sekaligus. Uji analisis varians dapat dirumuskan:
Tabel 3.9 Ringkasan Analisis Varians
Sumber JK db MK F
Kelompok (k) ∑X2k/nk - (�XT)2/N k-1 JKk : dbk MKk :Mkd
Dalam (d) JKT - JKk N-k JKd : dbd
Total (T) ∑X2T - (�XT)2/N N-1
Keterangan:
�X2 = Jumlah nilai kuadrat
�X = Jumlah nilai
N = Jumlah subjek penelitian
JK = Jumlah kuadrat
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima. Dimana H0 = tidak ada perbedaan hasil
belajar antara ketiga kelas yang dibandingkan. Serta H1 = ada perbedaan.
39
3.7.2.6 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Uji t digunakan untuk menguji perbedaan rerata dari dua nilai. Dari hasil
uji t akan diketahui kelas yang memiliki hasil belajar yang lebih baik. Uji t
tersebut dapat dirumuskan:
Jika thitng ≤ ttabel maka hipotesis nihil H0 diterima. Dimana H0 = tidak ada
perbedaan hasil belajar antara kedua kelas yang dibandingkan, dan H1 = ada
perbedaan hasil belajar antara kedua kelas yang dibandingkan.
3.7.2.7 Ketuntasan Belajar Secara Klasikal
Keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah
siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal
Keterangan:
n = jumlah seluruh siswa.
x = jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk hasil analisis tahap awal dan hasil
analisis tahap akhir.
4.1.1 Hasil Analisis Tahap Awal
Data yang digunakan adalah nilai ujian tengah semester gasal dari populasi
kelas XI IPA yang berjumlah 6 kelas. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Populasi No Kelas n Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata 1 XI IPA 1 29 45,00 90,00 69,05 2 XI IPA 2 40 40,00 92,50 70,13 3 XI IPA 3 40 42,50 100,00 82,50 4 XI IPA 4 40 40,00 100,00 82,19 5 XI IPA 5 42 65,00 100,00 87,56 6 XI IPA 6 41 30,00 97,50 74,70
Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16.
4.1.1.1 Uji Homogenitas Populasi
Hasil perhitungan uji homogenitas data populasi disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Populasi Kelas n χ2
hitung χ2tabel Kriteria
XI IPA 1 29
1,68
1,69
Homogen XI IPA 2 40 XI IPA 3 40 XI IPA 4 40 XI IPA 5 42 XI IPA 6 41
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17.
40
41
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data populasi diperoleh χ2hitung <
χ2tabel maka dapat disimpulkan bahwa populasi bersifat homogen sehingga teknik
pengambilan sampel dapat dilakukan.
4.1.1.2 Uji Normalitas Sampel
Hasil perhitungan uji normalitas data populasi disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Sampel Kelas χ2
hitung χ2tabel Kriteria
Putra 6,89 11,1 Normal Putri 6,95 11,1 Normal
Campuran 8,34 11,1 Normal Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19-21.
Berdasarkan perhitungan uji normalitas data populasi pada ketiga kelas
diperoleh χ2hitung < χ2
tabel maka dapat disimpulkan ketiga kelas berdistribusi normal.
4.1.1.3 Uji Analisis Varians Sampel
Hasil perhitungan uji analisis varians data sampel disajikan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Sampel Sumber JK db MK Fhitung Ftabel Kriteria
Kelompok (k) 44,44 2 22,22 0,0002
3,15
Varians tidak
berbeda Dalam (d) 6397023,26 51 125431,83Total (T) 6307067,71 54
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22.
Berdasarkan perhitungan uji analisis varians data sampel diperoleh Fhitung <
Ftabel berarti sampel memiliki varians yang tidak berbeda.
4.1.2 Hasil Analisis Tahap Akhir
Data yang dianalisis adalah data hasil belajar kognitif (tes), data hasil belajar
psikomotorik, dan data hasil belajar afektif.
42
4.1.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif
Data yang dianalisis sebagai hasil belajar kognitif adalah data nilai tes.
Gambaran hasil belajar kognitif disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Belajar Kognitif (Tes) Kelas Putra Putri Campuran
Nilai rata-rata 58,89 61,94 57,22 Simpangan baku 13,90 12,26 15,57
Nilai tertinggi 85 85 90 Nilai terendah 40 40 25
Rentang 45 45 65 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26.
4.1.2.1.1 Uji Normalitas Tes
Hasil perhitungan uji normalitas data tes disajikan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Tes Kelas χ2
hitung χ2tabel Kriteria
Putra 5,69 9,49 Normal Putri 7,59 9,49 Normal
Campuran 1,25 12,59 Normal Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27-29.
Berdasarkan perhitungan uji normalitas data tes pada ketiga kelas diperoleh
χ2hitung < χ2
tabel maka dapat disimpulkan ketiga kelas berdistribusi normal.
4.1.2.1.2 Uji Homogenitas Tes
Hasil perhitungan uji homogenitas data tes disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Tes Kelas N χ2
hitung χ2tabel Kriteria
Putra 18 1,61
3,07
Homogen Putri 18
Campuran 18 Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30.
43
Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data tes diperoleh χ2hitung < χ2
tabel
maka dapat disimpulkan ketiga kelas bersifat homogen.
4.1.2.1.3 Uji Analisis Varians Tes
Hasil perhitungan uji analisis varians tes disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Tes Sumber JK db MK Fhitung Ftabel Kriteria
Kelompok (k) 206,48 2 103,24 0,002
3,15
Varians tidak
berbeda Dalam (d) 3237295,83 51 63476,39 Total (T) 3237502,31 53
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.
Berdasarkan perhitungan uji analisis varians data tes diperoleh Fhitung < Ftabel,
maka ketiga kelas memiliki varians yang tidak berbeda dan dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar kognitif kelas putra, kelas putri dan kelas campuran sama.
4.1.2.1.4 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Tes
Hasil perhitungan uji t data tes disajikan padaTabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji t Data Tes Sumber Putra dan putri Putra dan campuran Putri dan campuran
thitung 0,698 0,339 1,011 ttabel 2,042 2,042 2,042
Kriteria Tidak berbeda Tidak berbeda Tidak berbeda Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32-34.
Berdasarkan perhitungan uji t data tes putra dan tes putri diperoleh thitung <
ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tes yang signifikan
antara kelas putra dan kelas putri. Hal yang sama juga terjadi antara kelas putra dan
kelas campuran, serta antara kelas putri dan kelas campuran.
44
4.1.2.1.5 Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes
Hasil perhitungan uji ketuntasan belajar klasikal disajikan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes Kelas Putra Putri Campuran
(%) hitung 11,1 % 11,1 % 16,7 % (%) table 85 % 85 % 85 % Kriteria Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 35.
Hasil perhitungan tersebut mengacu pada ketuntasan belajar individu yang
mencapai KKM (kriteria ketuntasa minimal) sekolah yaitu sebesar 76.
4.1.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik
4.1.2.2.1 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putra
Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar
psikomotorik kelas putra yang disajikan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah
skor Rata-rata
(%) Kategori 1 2 3
Komunikasi 3 8 7 40 2,22 74,07 B Menggunakan alat 0 5 13 49 2,72 90,74 A Ketepatan waktu 5 5 8 39 2,17 72,22 B Rata-rata skor 2,37 79,01 B
1) Pada aspek penilaian komunikasi, siswa mendapat skor 40 dengan rata-rata 2,22.
Hal ini ditunjukkan adanya 7 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa sering
berkomunikasi dengan teman dan memahami pesan yang dikomunikasikan.
Terdapat 8 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa sering berkomunikasi
45
dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan. Dan ada 3 siswa
yang mendapat skor 1 karena siswa jarang berkomunikasi dengan teman.
2) Pada aspek penilaian penggunaan alat, siswa mendapat skor 49 dengan rata-rata
2,72. Hal ini ditunjukkan adanya 13 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa
menggunakan alat sesuai prosedur dan selalu merapikan alat setelah digunakan.
Terdapat 5 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menggunakan alat sesuai
prosedur tetapi jarang merapikan alat setelah digunakan.
3) Pada aspek penilaian ketepatan waktu, siswa mendapat skor 39 dengan rata-rata
2,17. Hal ini ditunjukkan adanya 8 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa
menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya sesuai perintah/prosedur. Terdapat 5
siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menyelesaikan tugas tepat waktu dan
isinya tidak sesuai perintah/prosedur. Dan ada 5 siswa yang mendapat skor 1
karena siswa menyelesaikan tugas tidak tepat waktu dan isinya tidak sesuai
perintah/prosedur.
4.1.2.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putri
Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar
psikomotorik kelas putri yang disajikan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah
skor Rata-rata
(%) Kategori 1 2 3
Komunikasi 3 7 8 41 2,28 75,93 B Menggunakan alat 6 9 3 33 1,83 61,11 C Ketepatan waktu 8 8 2 30 1,67 55,56 C Rata-rata skor 1,93 64,20 C
46
1) Pada aspek penilaian komunikasi, siswa mendapat skor 41 dengan rata-rata 2,28.
Hal ini ditunjukkan adanya 8 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa sering
berkomunikasi dengan teman dan memahami pesan yang dikomunikasikan.
Terdapat 7 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa sering berkomunikasi
dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan. Dan ada 3 siswa
yang mendapat skor 1 karena siswa jarang berkomunikasi dengan teman.
2) Pada aspek penilaian penggunaan alat, siswa mendapat skor 33 dengan rata-rata
1,83. Hal ini ditunjukkan adanya 3 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa
menggunakan alat sesuai prosedur dan selalu merapikan alat setelah digunakan.
Terdapat 9 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menggunakan alat sesuai
prosedur tetapi jarang merapikan alat setelah digunakan. Dan ada 6 siswa yang
mendapat skor 1 karena siswa menggunakan alat tidak sesuai prosedur dan jarang
merapikan alat setelah digunakan.
3) Pada aspek penilaian ketepatan waktu, siswa mendapat skor 30 dengan rata-rata
1,67. Hal ini ditunjukkan adanya 2 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa
menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya sesuai perintah/prosedur. Terdapat 8
siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menyelesaikan tugas tepat waktu dan
isinya tidak sesuai perintah/prosedur. Dan ada 8 siswa yang mendapat skor 1
karena siswa menyelesaikan tugas tidak tepat waktu dan isinya tidak sesuai
perintah/prosedur.
47
4.1.2.2.3 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Campuran
Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar
psikomotorik kelas campuran yang disajikan pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Campuran
1) Pada aspek penilaian komunikasi, siswa mendapat skor 41 dengan rata-rata 2,28.
Hal ini ditunjukkan adanya 8 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa sering
berkomunikasi dengan teman dan memahami pesan yang dikomunikasikan.
Terdapat 7 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa sering berkomunikasi
dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan. Dan ada 3 siswa
yang mendapat skor 1 karena siswa jarang berkomunikasi dengan teman.
2) Pada aspek penilaian penggunaan alat, siswa mendapat skor 45 dengan rata-rata
2,50. Hal ini ditunjukkan adanya 11 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa
menggunakan alat sesuai prosedur dan selalu merapikan alat setelah digunakan.
Terdapat 5 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menggunakan alat sesuai
prosedur tetapi jarang merapikan alat setelah digunakan. Dan ada 2 siswa yang
mendapat skor 1 karena siswa menggunakan alat tidak sesuai prosedur dan jarang
merapikan alat setelah digunakan.
Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah skor
Rata-rata
(%) Kategori 1 2 3
Komunikasi 3 7 8 41 2,28 75,93 B Menggunakan alat 2 5 11 45 2,50 83,33 B Ketepatan waktu 3 11 4 37 2,06 68,52 B Rata-rata skor 2,28 75,93 B
48
3) Pada aspek penilaian ketepatan waktu, siswa mendapat skor 37 dengan rata-rata
2,06. Hal ini ditunjukkan adanya 4 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa
menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya sesuai perintah/prosedur. Terdapat
11 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menyelesaikan tugas tepat waktu
dan isinya tidak sesuai perintah/prosedur. Dan ada 3 siswa yang mendapat skor 1
karena siswa menyelesaikan tugas tidak tepat waktu dan isinya tidak sesuai
perintah/prosedur.
4.1.2.2.4 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik
Untuk mempermudah analisis perbandingan hasil belajar psikomotorik antara
kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran, maka hasil tersebut direkapitulasi pada
Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik Aspek penilaian Skor rata-rata kelas
Putra Putri Campuran Komunikasi 2,22 2,28 2,28 Menggunakan alat 2,72 1,83 2,50 Ketepatan waktu 2,17 1,67 2,06 Jumlah 7,11 5,78 6,48 Rata-rata 2,37 1,93 2,28 % 79,01 64,20 75,93 Kategori B C B
Berdasarkan uraian dan perhitungan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan
hasil belajar psikomotorik antara kelas putra dengan kelas putri (thitung=3,02) dan
kelas putri dengan kelas campuran (thitung=1,82) tetapi tidak ada perbedaan signifikan
antara kelas putra dengan kelas campuran (thitung = 0,47, ttabel=1,68). Dilihat dari
49
persentase hasil pengamatan, hasil belajar psikomotorik kelas putra (79,01%) lebih
baik diantara kedua kelas yang lain dan hasil belajar psikomotorik kelas campuran
(75,93%) lebih baik daripada kelas putri (64,20%).
4.1.2.3 Deskripsi Hasil Belajar Afektif
4.1.2.3.1 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Putra
Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar
afektif kelas putra yang disajikan pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah
skor Rata-rata
(%) Kategori 1 2 3
Tanggung jawab 3 10 5 38 2,11 70,37 B Kerjasama 6 6 6 36 2,00 66,67 B Kreatifitas 7 8 3 32 1,78 59,26 C Rata-rata skor 1,96 65,43 B
1) Pada aspek penilaian tanggung jawab, siswa mendapat skor 38 dengan rata-rata
2,11. Hal ini ditunjukkan adanya 5 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3
indikator yang terpenuhi yaitu a) kehadiran siswa dalam setiap pertemuan, b)
menggunakan dan merapikan alat, c) melaporkan tugas. Ada 10 siswa mendapat
skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 3 siswa
mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator yang terpenuhi.
2) Pada aspek penilaian kerjasama, siswa mendapat skor 36 dengan rata-rata 2,00.
Hal ini ditunjukkan adanya 6 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator
yang terpenuhi yaitu a) partisipasi/keikutsertaan dalam kerja kelompok, b)
dukungan terhadap terlaksananya kerja kelompok,penyusunan laporan, dan
50
presentasi, c) keaktifan dalam memberikan ide dan realisasi ide, penyusunan
laporan dan strategi presentasi. Ada 6 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1
indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 6 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1
indikator yang terpenuhi.
3) Pada aspek penilaian kreatifitas, siswa mendapat skor 32 dengan rata-rata 1,78.
Hal ini ditunjukkan adanya 3 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator
yang terpenuhi yaitu a) kemampuan mencetuskan gagasan dengan cara yang asli,
b) kemampuan mengemukakan pemecahan atau pendekatan terhadap masalah, c)
kemampuan meninjau persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dari
kebanyakan orang. Ada 8 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator yang
tidak terpenuhi. Dan ada 7 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator yang
terpenuhi.
4.1.2.3.2 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Putri
Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar
affektif kelas putri yang disajikan pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah
skor Rata-rata
(%) Kategori 1 2 3
Tanggung jawab 2 10 6 40 2,22 74,07 B Kerjasama 3 9 6 39 2,17 72,22 B Kreatifitas 0 13 5 41 2,28 75,93 B Rata-rata skor 2,22 74,07 B
1) Pada aspek penilaian tanggung jawab, siswa mendapat skor 40 dengan rata-rata
2,22. Hal ini ditunjukkan adanya 6 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3
51
indikator yang terpenuhi yaitu a) kehadiran siswa dalam setiap pertemuan, b)
menggunakan dan merapikan alat, c) melaporkan tugas. Ada 10 siswa mendapat
skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 2 siswa mendapat
skor 1 karena hanya 1 indikator yang terpenuhi.
2) Pada aspek penilaian kerjasama, siswa mendapat skor 39 dengan rata-rata 2,17.
Hal ini ditunjukkan adanya 6 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator
yang terpenuhi yaitu a) partisipasi/keikutsertaan dalam kerja kelompok, b)
dukungan terhadap terlaksananya kerja kelompok,penyusunan laporan, dan
presentasi, c) keaktifan dalam memberikan ide dan realisasi ide, penyusunan
laporan dan strategi presentasi. Ada 9 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1
indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 3 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1
indikator yang terpenuhi.
3) Pada aspek penilaian kreatifitas, siswa mendapat skor 41 dengan rata-rata 2,28.
Hal ini ditunjukkan adanya 5 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator
yang terpenuhi yaitu a) kemampuan mencetuskan gagasan dengan cara yang asli,
b) kemampuan mengemukakan pemecahan atau pendekatan terhadap masalah, c)
kemampuan meninjau persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dari
kebanyakan orang. Ada 13 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator yang
tidak terpenuhi.
4.1.2.3.3 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Campuran
Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar
afektif kelas campuran yang disajikan pada Tabel 4.17.
52
Tabel 4.17 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Campuran
1) Pada aspek penilaian tanggung jawab, siswa mendapat skor 44 dengan rata-rata
2,44. Hal ini ditunjukkan adanya 9 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3
indikator yang terpenuhi yaitu a) kehadiran siswa dalam setiap pertemuan, b)
menggunakan dan merapikan alat, c) melaporkan tugas. Ada 8 siswa mendapat
skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 1 siswa
mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator yang terpenuhi.
2) Pada aspek penilaian kerjasama, siswa mendapat skor 45 dengan rata-rata 2,50.
Hal ini ditunjukkan adanya 9 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator
yang terpenuhi yaitu a) partisipasi/keikutsertaan dalam kerja kelompok, b)
dukungan terhadap terlaksananya kerja kelompok,penyusunan laporan, dan
presentasi, c) keaktifan dalam memberikan ide dan realisasi ide, penyusunan
laporan dan strategi presentasi. Ada 9 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1
indikator yang tidak terpenuhi.
3) Pada aspek penilaian kreatifitas, siswa mendapat skor 36 dengan rata-rata 2,00.
Hal ini ditunjukkan adanya 3 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator
yang terpenuhi yaitu a) kemampuan mencetuskan gagasan dengan cara yang asli,
b) kemampuan mengemukakan pemecahan atau pendekatan terhadap masalah, c)
Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah skor
Rata-rata
(%) Kategori 1 2 3
Tanggung jawab 1 8 9 44 2,44 81,48 B Kerjasama 0 9 9 45 2,50 83,33 B Kreatifitas 3 12 3 36 2,00 66,67 B Rata-rata skor 2,31 77,16 B
53
kemampuan meninjau persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dari
kebanyakan orang. Ada 12 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator
yang tidak terpenuhi. Dan ada 3 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator
yang terpenuhi.
4.1.2.3.4 Perbandingan Hasil Belajar Afektif
Untuk mempermudah analisis perbandingan hasil belajar afektif, maka hasil
tersebut direkapitulasi pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Aspek penilaian Skor rata-rata kelas
Putra Putri Campuran Komunikasi 2,11 2,22 2,44 Menggunakan alat 2,00 2,17 2,50 Ketepatan waktu 1,78 2,28 2,00 Jumlah 5,89 6,67 6,94 Rata-rata 1,96 2,22 2,31 % 65,43 74,07 77,16 Kategori B B B
Berdasarkan uraian dan perhitungan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan
hasil belajar psikomotorik antara kelas putra dengan kelas putri (thitung=2,28) dan
kelas putra dengan kelas campuran (thitung=3,65) tetapi tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kelas putri dengan kelas campuran (thitung = 0,93, ttabel=1,68). Dilihat
dari persentase, hasil belajar afektif kelas campuran (77,16%) lebih baik diantara
kedua kelas yang lain dan hasil belajar afektif kelas putri (74,07%) lebih baik
daripada kelas putra (65,43%).
54
4.1.2.4 Hasil Belajar Secara Umum
Hasil belajar secara umum diperoleh dari pengolahan hasil belajar masing-
masing aspek yaitu untuk kelas putra memperoleh nilai 67,78, kelas putri
memperoleh nilai 66,74, dan kelas campuran memperoleh nilai 70,10. Sehingga
diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dengan hasil belajar tertinggi
diperoleh oleh kelas campuran dilanjutkan kelas putra dan terendah kelas putri.
4.2 Pembahasan
Data populasi adalah hasil ujian tengah semester yang dianggap memuat tiga
aspek hasil belajar yaitu hasil belajar kognitif, hasil belajar psikomotorik, dan hasil
belajar afektif.
Siswa dalam kelas-kelas sampel harus mempunyai kemampuan awal yang
sama. Oleh sebab itu, pemilihan dan penempatan siswa dalam kelas-kelas sampel
didasarkan pada analisis data sampel dengan varian dan rata-rata yang tidak jauh
berbeda.
Setelah ketiga kelas terbentuk, kemudian diberi perlakuan yang sama yaitu
dengan menggunakan metode praktikum dan metode diskusi. Selama pembelajaran
berlangsung hingga tes selasai, siswa diamati dan dinilai untuk memperoleh data hasil
belajar berupa hasil belajar psikomotorik, hasil belajar kognitif, dan hasil belajar
afektif.
55
4.2.1 Pembahasan Hasil Belajar Psikomotorik
Dari deskripsi hasil penelitian hasil belajar psikomotorik diperolah keterangan
bahwa kelas putra memiliki persentase nilai sebesar 79,01% dengan kriteria B, kelas
putri memiliki persentase nilai sebesar 64,20% dengan kriteria C, dan kelas campuran
memiliki persentase nilai sebesar 75,93% dengan kriteria B. Data tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk diagram Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik antara Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran
Berdasarkan diagram diatas, dapat dilihat adanya perbedaan hasil belajar
psikomotorik antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Hasil belajar
psikomotorik yang tertinggi didapat oleh kelas putra, dilanjutkan kelas campuran, dan
terendah adalah kelas putri. Hasil ini dipengaruhi oleh perbedaan interaksi pada setiap
metode pembelajaran masing-masing kelas.
Putra Putri Campuran
56
Pada kelas putra, interaksi yang aktif cenderung terjadi ketika praktikum
dilaksanakan. Siswa dalam kelompok tampak bersemangat dalam menyusun alat dan
melaksanakan langkah-langkah praktikum. Namun dari hasil pengamatan aspek
penilaian berkomunikasi yang merupakan cerminan proses diskusi, pada kelas putra
diskusi berlangsung kurang lancar. Hal tersebut terjadi karena sebagian siswa
berbicara keluar topik dan sebagian hanya diam.
Berbanding terbalik dengan kelas putra, interaksi yang lebih aktif pada kelas
putri justru terjadi ketika proses diskusi. Dengan adanya keaktifan interaksi dalam
proses diskusi akan memicu siswa untuk saling mengeksplorasi pengetahuan,
sehingga pengetahuan yang dimiliki siswa dapat ditajamkan lagi dan siswa lain juga
memperoleh pengetahuan tersebut. Sedangkan pada pelaksanaan praktikum hanya
sedikit siswa dalam kelas putri yang terampil menggunakan alat, disebabkan karena
dalam kelas sebenarnya (sebelum penelitian) siswa putri lebih bergantung pada siswa
putra.
Hal diatas sesuai dengan pendapat Kansaku dan Kitazawa (dalam Magon,
2009) yang menyatakan bahwa otak putri memproses kegiatan bahasa yang lebih
mudah, lebih awal dan lebih cepat daripada putra, sementara putra lebih unggul
dalam tugas motorik spasial-mekanik dan keterampilan.
Interaksi antar siswa pada kelas campuran cenderung datar, baik ketika
pelaksanaan praktikum maupun proses diskusi. Ini disebabkan karena keadaan siswa
kelas campuran sama dengan keadaan kelas sebelum penelitian, dimana komposisi
kelas sebelum penelitian juga terdiri atas siswa putra dan siswa putri.
57
4.2.2 Pembahasan Hasil Belajar Afektif
Berdasarkan hasil analisis, pada hasil belajar afektif siswa antara kelas putra,
kelas putri, dan kelas campuran terdapat perbedaan. Hasil belajar afektif kelas putri
lebih baik daripada kelas putra. Hasil belajar afektif kelas campuran lebih baik
daripada kelas putra. Dan hasil belajar afektif kelas campuran lebih baik daripada
kelas putri. Perbedaan ini dilihat dari persentase hasil belajar afektif yaitu 65,43%
untuk kelas putra, 74,07% untuk kelas putri, dan 77,16% untuk kelas campuran.
Namun dilihat dari kriterianya, terdapat kesamaan hasil belajar afektif siswa antara
kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran yaitu kriteria baik (B). Ini menunjukkan
bahwa hasil belajar afektif tergolong tinggi.
Untuk memperjelas perbedaan hasil belajar afektif tersebut, maka
digambarkan dalam diagram Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Afektif antara Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran
Putra Putri Campuran
58
Perbedaan tersebut ditunjukkan oleh aspek penilaian, yang terdiri dari
tanggung jawab, kerjasama, dan kreatifitas. Pada aspek penilaian tanggung jawab,
persentase kelas campuran lebih baik dari pada persentase kelas putri dan persentase
kelas putri lebih baik dari pada persentase kelas putra. Perolehan ini didasari dari
indikator yang terlihat pada siswa selama mengikuti pembelajaran sampai tes
berakhir. Siswa putri (baik dalam kelas campuran maupun kelas putri) menunjukkan
indikator kehadiran yang lebih baik dibandingkan siswa putra. Selain itu, kehadiran
siswa putri dalam kelas campuran juga mendorong siswa putra datang tepat waktu.
Perolehan yang sama terjadi pada indikator melaporkan tugas, siswa putri melaporkan
tugas lebih awal dengan isi yang lebih rinci. Namun dalam indikator menggunakan
dan merapikan alat siswa putra lebih baik dibandingkan siswa putri. Dengan
demikian pada kelas campuran memiliki kelebihan disetiap indikator, sebab adanya
siswa putri dalam kelas campuran secara tidak langsung akan mempengaruhi siswa
putra. Kelas putri memiliki kelebihan pada dua indikator, dan kelas putra memiliki
kelebihan satu indikator.
Menurut Gilmore et al (2002) pada kelas campuran siswa-siswa putri akan
terkena dampak negatif pada emosi dan perilaku karena kehadiran siswa putra dan
mungkin merasa dirugikan. Namun justru kerjasama pada kelas campuran lebih baik
dari pada kelas putra dan kelas putri. Ini disebabkan karena kelas sebelum penelitian
juga kelas campuran sehingga siswa-siswa lebih mudah beradaptasi. Selain itu
terdapat faktor individu antara siswa putra dan siswa putri yang berpengaruh.
Dukungan siswa putri terhadap kelancaran tugas kelompok lebih baik dibandingkan
59
siswa putra. Siswa putri juga lebih aktif dalam memberikan pendapat terkait dengan
jalannya tugas kelompok meskipun dalam realisasinya masih bergantung/tidak sebaik
siswa putra. Namun dalam penyusunan laporan, justru siswa putra bergantung atau
malah menyerahkan pada siswa putri kelas campuran serta laporan kelas putri lebih
baik dari pada kelas putra. Keikutsertaan siswa putra dalam kerja kelompok lebih
baik dibandingkan siswa putri. Proses praktikum menunjukkan hal tersebut, yaitu
lebih aktifnya siswa putra merangkai alat. Hal-hal diatas menunjukkan bahwa kelas
campuran memiliki kelebihan disetiap indikator, kelas putri memiliki kelebihan pada
dua indikator, dan kelas putra memiliki kelebihan satu indikator.
Kreatifitas siswa putri lebih baik dari pada siswa putra yang ditunjukkan
dengan banyaknya pertanyaan dan usulan oleh siswa putri. Vasyura (2008)
menyatakan bahwa pada putri, komponen kegiatan komunikatif seperti internalisasi,
kesadaran, dan kesulitan komunikasi pribadi lebih diungkapkan. Inilah yang
menyebabkan pertanyaan dan usulan lebih banyak disampaikan oleh siswa putri.
4.2.3 Pembahasan Hasil Belajar Kognitif
Dari data hasil belajar kognitif diketahui bahwa nilai rata-rata kelas putra
adalah 58,89 dengan nilai terendah 40, nilai tertinggi 85, dan ketuntasan belajar
klasikal 11,1%, nilai rata-rata kelas putri adalah 61,94 dengan nilai terendah 40, nilai
tertinggi 85, dan ketuntasan belajar klasikal 11,1%, serta nilai rata-rata kelas
campuran adalah 57,22 dengan nilai terendah 25, nilai tertinggi 90, dan ketuntasan
belajar klasikal 16,7%.
60
Data diatas menunjukkan bahwa ketiga kelas memiliki hasil belajar kognitif
yang rendah. Rendahnya hasil belajar kognitif disebabkan karena waktu pelaksanaan
tes. Tes merupakan kegiatan terakhir untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran,
sedangkan pembelajaran sendiri berlangsung setelah pulang sekolah. Diwaktu-waktu
tersebut keadaan tubuh siswa sudah menurun dan daya panca indra tidak fokus.
Selain hasil belajar kognitif yang rendah, waktu pelaksanaan tes juga menyebabkan
perbandingan hasil belajar kognitif antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran
tidak jauh berbeda atau sama.
Perbandingan tersebut diperkuat dengan analisis varian yang dilakukan pada
data hasil belajar kognitif (tes). Dari analisis varian diperoleh bahwa data tersebut
memiliki varian dan rata-rata yang tidak jauh berbeda, dengan demikian dapat
dikatakan kemampuan kognitif siswa pada kelas putra, kelas putri, dan kelas
campuran tidak berbeda. Hasil tersebut juga ditunjukkan oleh uji perbedaan dua rata-
rata antar kelas.
Uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar kognitif antara kelas putra dan kelas
putri diperoleh t hitung sebesar 0,698 dan t tabel 2,042 sehingga kelas putra dan kelas
putri memiliki hasil belajar kognitif yang sama. Hal yang sama juga terjadi antara
kelas putra dan kelas campuran dengan t hitung sebesar 0,339 dan t tabel sebesar
2,042, serta kelas putri dan kelas campuran dengan t hitung sebesar 1,011 dan t tabel
sebesar 2,042.
Perbedaan hasil belajar kognitif yang tidak signifikan juga disebabkan karena
metode pembelajaran yang digunakan lebih dari satu. Menurut Shieh, Chang, dan Liu
61
(2011) perbedaan hasil belajar antara siswa putra dan siswa putri dapat dikurangi
melalui strategi pedagogis misalnya, bergantian antara kelompok diskusi dan
instruksi terstruktur untuk mengakomodasi kebutuhan belajar yang berbeda untuk
kedua jenis kelamin. Metode praktikum dan diskusi yang diaksanakan pada
pembelajaran menjadi sarana belajar yang efektif bagi siswa putra dan siswa putri.
Siswa putra yang memiliki kelebihan dibidang motorik dan keterampilan lebih baik
belajar menggunakan metode praktikum, sedangkan siswa putri yang memiliki
kelebihan dibidang kegiatan bahasa/berkomunikasi dengan metode diskusi.
Dengan adanya kelebihan pada masing-masing individu seharusnya kelas
campuran yang lebih diuntungkan, tetapi kenyataannya hasil belajar ketiga kelas tidak
jauh berbeda. Faktor interaksi antar individu dalam kelas campuran yang
mempengaruhi hal tersebut. Adanya lawan jenis dalam kelas campuran membuat
siswa-siswa terkena dampak negatif dalam emosi dan perilaku meskipun tidak
semuanya. Ada sebagian siswa justru bersemangat dengan adanya lawan jenis. Sesuai
dengan hasil penemuan Reni dan Parker (1997) tentang adanya persaingan positif
yang terjadi antara siswa putra dan siswa putri dalam kelas campuran, serta peran
siswa putri sebagai pengendali perilaku negatif siswa putra.
Interaksi dalam kelas sejenis baik kelas putra maupun kelas putri berjalan
kurang baik. Karena kelas-kelas tersebut dibentuk dari kelas campuran yang terdiri
dari teman dengan jenis kelamin berbeda dan cara berinteraksi yang berbeda pula.
Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di kelas sebelumnya masih dilakukan.
62
BAB V
PENUTUP
4.3 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
Terdapat perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas
putri, dan kelas campuran yaitu nilai kelas putra 67,78, nilai kelas putri 66,74, dan
nilai kelas campuran 70,10. Untuk aspek psikomotorik dan aspek afektif terdapat
perbedaan hasil belajar antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.
Sedangkan untuk aspek kognitif tidak ada perbedaan hasil belajar antara ketiga
kelas, walau nilai kelas putra 58,89, kelas putri 61,94, dan kelas campuran 57,22.
Hasil belajar fisika sesaat yang paling baik adalah kelas campuran
dilanjutkan kelas putra dan yang terendah adalah kelas putri. Hasil belajar
psikomotorik tertinggi kelas putra (79,01) dilanjutkan kelas campuran (75,93) dan
terendah kelas putri (64,20). Hasil belajar afektif tertinggi kelas campuran (77,16)
dilanjutkan kelas putri (74,07) dan terendah kelas putra (65,43).
4.4 Saran
Penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut untuk penelitian-penelitian
selanjutnya, diantaranya membandingkan satuan-satuan pendidikan/sekolah yang
setingkat namun memiliki kelas dengan komposisi siswa yang berbeda menurut
jenis kelamin.
63
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Aqib, Z. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK.
Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek (ed VI). Jakarta
: Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (ed revisi). Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Delor. 1996. Life Skill. Educational Scondary Education. UNESCO Online.
Tersedia di http://portal.Unesco.org/ [diakses 3 Desember 2012].
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, B. S. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
RinekaCipta.
Gilmore, L., Patton, W., McCrindle, A., & Callum, L. 2002. Single-sex classes in
a Queensland primary school: An evaluation of outcomes. The
Australian Educational and Developmental Psychologist, 19(1):49-
58.
Glynn, T. L & Smith, A. B. 1990. Contexts for Boys and Girls Learning
Mathematics: Teacher Interactions and Student Behaviour in Two
Classrooms. New Zealand Journal of Psychology, 19: 9-16.
Magon, A. J. 2009. Gender, The Brain and Education: Do Boys and Girls Lear
Differently?. A Project Report Supervisor. University of Victoria.
Marsh, H. W & Rowe, K. J. 1996. The effects of single-sex and mixed-sex
mathematics classes within a coeducational school: a reanalysis and
comment. Australian Journal of Education, 40(2): 147-161.
64
Maryati, K. & Suryawati, J. 2003. Sosiologi 1. Jakarta: Erlangga.
Murdiyatmoko, J. & Handayani, C. 2004. Sosiologi 1. Jakarta: Grafindo Media
Pratama.
Rennie, L. J. & Parker, L. H. 1997. Students' and Teachers' Perceptions of
Single-Sex and Mixed-Sex Mathematics Classes. Mathematics
Education Research Journal, 9(3): 257-273.
Ryan, D. C. 1980. Characteristics Of Teacher. A Research Study: Their
Description, Comparation, and Appraisal. Washington, DC:
American Council Of Education.
Sadker, M. & Sadker, D. 1994. Failing at Fairness: How Our Schools Cheat
Girls. New York: Touchstone.
Salim, A. 2007. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Semarang: UNNES Press.
Sarwono, S. W. 1989. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Shieh, R. S., Chang, W., & Liu, E. Z. 2011. Technology enabled active learning
(TEAL) in introductory physics: Impact on genders and achievement
levels. Australian Journal of Educational Technology, 27(7): 82-99.
Soekanto, S. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Siagian, S. P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Thom, C. E. 2006. A Comparison Of The Effect Of Single-Sex Versus Mixed Sex
Classes on Middle School Student Achievement. Dissertation. West
Virginia: Marshall University.
65
Tipler, P. A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik (ed 3). Terjemah oleh
Soegijono, B. 1996. Jakarta: Erlangga.
Vasyura, S. A. 2008. Psychology of Male and Female Communicative Activity.
The Spanish Journal, 11(1): 289-300.
Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Edisi
Revisi). Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Wiyanto. 2011. Panduan Penulisan Skripsi dan Artikel Ilmiah. Semarang :
FMIPA UNNES.
Yates, S. M. 2004. Aspirations, Progress and Perceptions of Boys From A Single
Sex Sghool Following The Changeover To Coeducation.
International Educational Journal, 4(4): 167-177.
Zhu, Zheng. 2007. Gender Differences in Mathematical Problem Solving Patterns:
A Review of Literature. International Educational Journal, 8(2): 187-
203.
68
SILABUS
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : XI (sepuluh)/ 1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik..
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Alat
1.3. Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan.
1. Hukum Hooke
2. Susunan pegas
1. Praktik hukum Hooke, pegas disusun seri dan paralel.
2. Pembuatan laporan praktikum.
3. Presentasi hasil pengolahan data praktikum.
4. Diskusi kelompok dan diskusi kelas.
1. Mendeskripsikan hukum Hooke.
2. Menganalisis konstanta pengganti pada pegas yang disusun seri dan paralel.
Tes tertulis Observasi aspek psikomotorik dan afektif Angket aspek afektif
2 x 45 menit
Sumber 1. Buku paket 2. Internet 3. LKS Alat 1. Pegas 2. Beban. 3. Penyangga. 4. Mistar.
Lampiran 1
67
69
SILABUS
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : XI (sepuluh)/ 1
Standar Kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik..
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Alat
1.4. Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran.
1. Pengertian getaran
2. Periode dan frekuensi getaran.
3. Simpangan, kecepatan, dan frekuensi getaran.
4. Sudut fase, fase, dan beda fase
5. Energi getaran
1. Praktik hukum Hooke, pegas disusun seri dan paralel.
2. Pembuatan laporan praktikum.
3. Presentasi hasil pengolahan data praktikum.
4. Diskusi kelompok dan diskusi kelas.
1. Menentukan periode dan frekuensi getaran.
2. Menganalisis simpangan, kecepatan, dan percepatan getaran.
3. Menganalisis beda fase fungsi sinusoidal getaran.
4. Menganalisis energi potensial, energi kinetik, dan energi mekanik pada getaran.
Tes tertulis Observasi aspek psikomotorik dan afektif Angket aspek afektif
2 x 45 menit
Sumber 1. Buku paket 2. Internet 3. LKS Alat 1. Pegas 2. Beban. 3. Penyangga. 4. Tali. 5. Stopwatch. 6. Mistar.
68
69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
GETARAN PEGAS
Sekolah : SMA N 1 KRADENAN
Kelas/ Semester : XI (sepuluh)/ 1
Mata Pelajaran : Fisika
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)
Standar kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam
cakupan mekanika benda titik..
Kompetensi dasar : 1.3. Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas
bahan.
A. Indikator
1. Mendeskripsikan hukum Hooke.
2. Menganalisis konstanta pengganti pada pegas yang disusun seri dan
paralel.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendeskripsikan hukum Hooke.
2. Siswa dapat menganalisis konstanta pengganti pada pegas yang
disusun seri dan paralel.
C. Materi Pembelajaran
Hukum Hooke
Susunan pegas
• Susunan seri
• Susunan paralel
D. Metode Pembelajaran
Lampiran 2
70
Model : Cooperative Learning.
Metode : Praktikum.
Diskusi
Ceramah
E. Alat dan Bahan
1. Pegas
2. Beban.
3. Penyangga.
4. Mistar.
F. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa t Pendahuluan
1. Guru mengucap salam dan memperkenalkan diri.
2. Guru memberi penjelasan awal pembelajaran melalui pembacaan tema, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran.
1. Siswa menjawab salam guru dan mendengarkan.
2. Siswa menyimak penjelasan guru.
30 menit
K e g i a t a n I n t i
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa tentang contoh dan pengertian pegas.
2. Guru bersama siswa mendiskusikan hasil Tanya jawab untuk menemukan pengertian pegas.
3. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil tanya jawab.
4. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan meminta perwakilan kelompok mengambil penugasan LKS01.
5. Guru mempersilakan siswa melaksanakan diskusi kelompok dengan bahasan (LKS 01) yang berisi
1. Siswa menjawab pertanyaan sesuai yang diketahui.
2. Siswa ikut aktif dalam diskusi.
3. Siswa berperan aktif dalam pembahasan.
4. Siswa berkumpul dalam kelompoknya dan mengambil LKS 01.
5. Siswa melaksanakan diskusi kelompok.
55 menit
71
Elaborasi Eksplorasi
langkah-langkah praktikum sub materi hukum Hooke.
6. Guru memberi kesempatan bertanya tentang langkah-langkah praktikum sub materi hukum Hooke yang belum dimengerti.
7. Guru membimbing siswa melaksanakan praktikum sesuai LKS 01.
8. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mengolah data hasil praktikum hukum Hooke dalam kelompok.
9. Guru bersama siswa membahas hasil pengolahan data didepan kelas.
10. Guru meminta siswa membentuk kelompok baru, dimana dua kelompok digabungkan menjadi satu kelompok dan meminta perwakilan kelompok mengambil penugasan LKS02.
11. Guru membimbing siswa melaksanakan diskusi kelompok dengan bahasan (LKS 02) yang berisi langkah-langkah praktikum sub materi pegas disusun seri dan paralel.
12. Guru memberi kesempatan bertanya tentang langkah-langkah praktikum sub materi pegas disusun seri dan parallel yang belum dimengerti.
13. Guru membimbing siswa melaksanakan praktikum sesuai LKS 02.
14. Guru menugaskan siswa
6. Siswa menyampaikan pertanyaan.
7. Siswa melaksanakan praktikum.
8. Siswa mengolah data praktikum dalam kelompoknya.
9. Siswa ikut aktif dalam pembahasan.
10. Siswa melaksanakan pembentukan kelompok baru dan mengambil LKS 02.
11. Siswa melaksanakan diskusi kelompok.
12. Siwa menyampaikan pertanyaan.
13. Siswa melaksanakan praktikum.
14. Siswa mengolah data
72
Elaborasi Konfirmasi
mengolah data hasil praktikum pegas disusun seri dan parallel dalam kelompok.
15. Guru membimbing siswa membahas hasil pengolahan data yang dilaksanakan.
16. Guru membimbing siswa melaksanakan diskusi tentang konstanta pengganti pegas disusun seri dan paralel sesuai LDS 01 selama 10 menit dilanjutkan pemaparan sederhana didepan kelas.
17. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil praktikum dan analisis data praktikum.
18. Guru memberi tanggapan dan penegasan pada kesimpulan siswa.
19. Guru memberikan contoh soal untuk dikerjakan.
20. Guru bersama siswa membahas jawaban yang ada.
praktikum.
15. Siswa berperan aktif dalam pembahasan.
16. Siswa melaksanakan diskusi sesuai LDS 01.
17. Siswa memberi
kesimpulan.
18. Siswa memperhatikan dan memahami.
19. Siswa mengerjakan contoh soal.
20. Siswa ikut membahas.
Penutup 1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran.
2. Guru memberi penugasan berupa beberapa soal untuk dikerjakan dirumah.
3. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang proses pembelajaran.
1. Siswa menyampaikan kesimpulan.
2. Siswa mencatat soal tersebut.
3. Siswa bertanya
tentang hal yang belum dimengerti.
5 menit
G. Sumber Belajar
1. Buku Fisika untuk Sains dan Teknik
2. Internet
73
H. Penilaian
1. Penilaian Kognitif : Terlampir.
2. Penilaian Psikomotorik : Terlampir.
3. Penilaian Afektif : Terlampir.
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
GETARAN PEGAS
Sekolah : SMA N 1 KRADENAN
Kelas/ Semester : XI (sepuluh)/ 1
Mata Pelajaran : Fisika
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)
Standar kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik..
Kompetensi dasar :1.4. Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran.
A. Indikator 1. Menentukan periode dan frekuensi getaran. 2. Menganalisis simpangan, kecepatan, dan percepatan getaran. 3. Menganalisis beda fase fungsi sinusoidal getaran. 4. Menganalisis energi potensial, energi kinetik, dan energi mekanik pada
getaran. B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan periode dan frekuensi getaran. 2. Siswa dapat menganalisis simpangan, kecepatan, dan percepatan getaran. 3. Siswa dapat menganalisis sudut fase, fase, dan beda fase fungsi sinusoidal
getaran. 4. Siswa dapat menganalisis energi potensial, energi kinetik, dan energi
mekanik pada getaran. C. Materi Pembelajaran
Pengertian getaran
Periode dan frekuensi getaran.
Simpangan, kecepatan, dan frekuensi getaran.
Sudut fase, fase, dan beda fase
Energi getaran
D. Metode Pembelajaran
Model : Cooperative Learning.
Metode : Praktikum.
75
Diskusi
Ceramah
E. Alat dan Bahan 1. Pegas 2. Beban. 3. Penyangga. 4. Tali. 5. Stopwatch. 6. Mistar.
F. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa t Pendahuluan
1. Guru mengingatkan tema, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran.
2. Guru mengingatkan kesimpulan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya.
1. Siswa membuka catatan kembali.
2. Siswa membuka catan hasil pembelajaran yang lalu.
5 menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi Elaborasi
1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan meminta perwakilan kelompok mengambil penugasan LKS03.
2. Guru membimbing siswa melaksanakan diskusi kelompok dengan bahasan (LKS 03) yang berisi langkah-langkah praktikum getaran pegas tunggal.
3. Guru memberi kesempatan bertanya tentang langkah-langkah praktikum sub materi getaran pegas tunggal yang belum dimengerti.
4. Guru membimbing siswa melaksanakan praktikum sesuai LKS 03.
5. Guru menugaskan siswa untuk mengolah data hasil praktikum getaran pegas tunggal dalam kelompok.
6. Guru mengarahkan siswa menyimpulkan hasil praktikum
1. Siswa berkumpul bersama kelomponya dan perwakilan mengambil LKS 03.
2. Siswa melaksanakan diskusi.
3. Siswa mengajukan pertanyaan.
4. Siswa melaksanakan praktikum.
5. Siswa mengolah
data hasil praktikum.
6. Siswa menyimpulkan hasil
55 menit
76
Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi
dan pengolahan data praktikum.
7. Guru mengajukan pertanyaan tentang asal persamaan yang digunakan dalam pengolahan data.
8. Guru menunjukan lintasan beban saat mengalami getaran menggunakan media sederhana.
9. Guru membimbing siswa melaksanakan diskusi untuk menganalisis data lintasan getaran beban hingga diperoleh periode dan frekuensi getaran sesuai LDS 02 (selama 10 menit) dilanjutkan pemaparan hasil diskusi didepan kelas.
10. Guru mengarahkan siswa dalam menyimpulkan hasil praktikum dan analisis data.
11. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok untuk menemukan konsep beda fase dan energi getaran sesuai LDS 03 (selama 10 menit) dilanjutkan pemaparan didepan kelas.
12. Guru memberi tanggapan dan penegasan pada kesimpulan yang diperoleh.
13. Guru memberikan contoh soal kepada siswa.
14. Guru bersama siswa membahas jawaban yang diperoleh.
praktikum dan analisis datanya.
7. Siswa belum bisa menjawab dan timbul pertanyaan.
8. Siswa memperhatikan lintasan tersebut.
9. Siswa berdiskusi dalam menganalisis lintasan getaran hingga diperoleh periode dan frekuensi getaran sesuai LDS 02.
10. Siswa
menyimpulkan hasil praktikum dan analisis data.
11. Siswa memperhatikan dan memahami.
12. Siswa melaksanakan diskusi sesuai LDS 03.
13. Siswa mengerjakan contoh soal.
14. Siswa berperan aktif dalam pembahasan.
Penutup 1. Guru bersama siswa mengulas kembaliseluruh hasil pembelajaran.
2. Guru meminta siswa mengerjakan soal postes.
1. Siswa ikut aktif dan memberi pendapat.
2. Siswa mengerjakan soal postes.
30 menit
77
G. Sumber Belajar 1. Buku Fisika untuk Sains dan Teknik 2. Internet
H. Penilaian 1. Penilaian Kognitif : Terlampir. 2. Penilaian Psikomotorik : Terlampir. 3. Penilaian Afektif : Terlampir.
78
Kisi – Kisi Soal Uji Coba
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kradenan Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Getaran Pegas
No Indikator Jenjang
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Mendeskripsikan hukum
Hooke.
1 2,5 3,4
2. Menganalisis konstanta
pengganti pada pegas yang
disusun seri dan paralel.
24 22 23,25 14,16
,19
- -
3. Menentukan periode dan
frekuensi getaran.
6,7,8 10,11 9,12,
13
- - -
4. Menganalisis simpangan,
kecepatan, dan percepatan
getaran.
17,20,
21
15,18 - - -
5. Menganalisis beda fase
fungsi sinusoidal getaran.
28 29 30 26,27 - -
6. Menganalisis energi
potensial, energi kinetik,
dan energi mekanik pada
getaran.
- 33,34 31 32 - -
Jumlah Soal 6 11 11 6 0 0
Lampiran 3
79
SOAL UJI COBA MATERI GETARAN PEGAS
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI / 1
Waktu : 60 menit
Petunjuk: Berilah tanda silang (X) salah satu jawaban yang paling benar
pada lembar jawab soal!
1. Pegas dapat kembali ke bentuk semula selama mendapat sejumlah gaya yang
masih dalam batasnya. Menurut pernyataan tersebut pegas memiliki sifat ...
a. tidak elastis. d. keras.
b. lentur. e. lunak
c. elastis.
2. Manakah grafik dibawah ini yang menunjukkan hukum Hooke …
a. d.
b. e.
c .
3. Suatu beban 100 gram digantungkan pada sebuah pegas. Jika pegas
bertambah panjang 0,5 cm, maka konstanta pegas adalah ... .
a. 100 N/m d. 500 N/m
b. 150 N/m e. 1.000 N/m
F
ΔL
F
ΔL
F
ΔL
F
ΔL
F
ΔL
Lampiran 4
80
c. 200 N/m
4. Sebatang logam ditimbang menggunakan neraca pegas yang memiliki
konstanta 400 N/m sehingga pegas pada sistem neraca bertambah panjang
0,25 cm. Berapakah berat logam yang ditimbang ...
a. 1 N d. 10 kg
b. 1 kg e. 0,1 N
c. 10 N
5. Apa maksud tanda negatif dari persamaan hukum Hooke....
a. arah gaya pegas berlawanan dengan arah simpangannya.
b. arah gaya pegas searah dengan arah simpangannya.
c. arah kecepatan berlawanan dengan arah simpangannya.
d. arah kecepatan searah dengan arah simpangannya.
e. tidak memiliki arti.
6. Gerak bolak-balik suatu benda melewati titik kesetimbangannya disebut....
a. gelombang d. gerak linear
b. getaran e. frekuensi
c. regangan
7. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran disebut ...
a. frekuensi d. periode
b. tegangan e. amplitudo
c. regangan
8. Jumlah getaran yang dilakukan per detik disebut ...
a. frekuensi d. periode
b. tegangan e. amplitudo
c. regangan
81
9. Suatu pegas yang diberi beban 40 gram dan mempunyai konstanta pegas 4 π2
N/m, jika digetarkan, akan mempunyai periode ... .
a. 0,1 s d. 0,4 s
b. 0,2 s e. 0,5 s
c. 0,3 s
10. Agar periode pegas tetap, maka variasi massa dan konstanta pegas adalah ... .
(1) massa dijadikan 2 kali semula, konstanta pegasnya 2 kali semula
(2) massa dijadikan 4 kali semula, konstanta pegasnya 2 kali semula
(3) massa dijadikan 4 kali semula, konstanta pegasnya 4 kali semula
(4) massa dijadikan 16 kali semula, konstanta pegasnya dijadikan 4 kali
semula
Daripernyataan di atas yang benaradalah....
a. (1), (2), dan (3) d. (4) saja
b. (1) dan (3) e. semuabenar
c. (2) dan (4)
11. Agar frekuensi getar pegas tetap, maka saat beban pegas dijadikan 4 kali
semula, maka konstanta pegasnya diubah menjadi ... .
a. 1/16 kali semula d. 2 kali semula
b. ¼ kali semula e. 4 kali semula
c. ½ kali semula
12. Sebuah gerak harmonik sederhana mempunyai persamaan y = 0,8 sin (10 π
t) di mana y dalam cm dan t dalam sekon, maka amplitudo dan frekuensi
getaran harmonik adalah ... .
a. 8 cm dan 2 Hz d. 0,8 cm dan 5 Hz
82
b. 4 cm dan 2 Hz e. 0,4 cm dan 10 Hz
c. 1 cm dan 4 Hz
13. Pada percobaan getaran harmonik, diperoleh getaran sebanyak 10 kali
selama 3 detik. Berapakah besar periode getaran tersebut ....
a. 0,1 detik c. 0,3 detik e. 0,5 detik
b.0, 2 detik d. 0,4 detik
14. Sebuah pegas yang diberi beban 100 gram dan konstanta pegasnya 1000
N/m, maka saat pegas diberi simpangan maksimum 10 cm, kemudian
dilepaskan hingga bergetar, kelajuan maksimum dari getaran pegas
adalah...
a. 10 m/s d. 1 m/s
b. 5 m/s e. 0,1 m/s
c. 2 m/s
15. Jika pegas yang bergetar harmonis mempunyai amplitudo 8 cm dan periode
2π s, maka percepatan maksimum getarannya adalah ... .
a. 8.10-2 m/s2 d. 1.10-2 m/s2
b. 4.10-2 m/s2 e. 8.10-3 m/s2
c. 2.10-2 m/s2
16. Suatu pegas melakukan getaran harmonis sederhana dengan amplitudo 6 cm.
Berapakah besarnya simpangan pada waktu t=2 detik dan ω=π/6 rad/s ... .
a. 3 √2 cm d. 2√3 cm
b. ½ √3 cm e. 3√3 cm
c. √3 cm
17. Pada benda yang melakukan getaran harmonis sederhana, besaran yang
berbanding lurus dengan percepatannya adalah ... .
83
a. simpangannya d. energi kinetiknya
b. amplitudonya e. energi potensialnya
c. kecepatannya
18. Sebuah titik bergetar dengan periode 1,20 detik dan amplitudo 3,6 cm. Pada
saat t = 0 detik, titik itu melewati titik kesetimbangannya kearah atas, maka
simpangannya pada saat t = 0,1 detik adalah ....
a. 1,8 cm d. 0,5 cm
b. 0 cm e. 1,5 cm
c. 1 cm
19. Sebuah benda yang massanya 0,005 kg melakukan getaran harmonis
sederhana dengan periode 0,04 sekon dan amplitudonya 0,01 m. Percepatan
maksimum benda sama dengan ...
a. 123 m/s2 d. 988 m/s2
b. 246m/s2 e. 1976m/s2
c. 494 m/s2
20. Pernyataan yang tepat tentang kecepatan benda yang bergetar secara
harmonis adalah ....
a. terbesar pada simpangan terbesar
b. berbanding terbalik dengan periodenya
c. terbesar pada simpangan terkecil
d. tidak tergantung pada frekuensi getaran
e. tidak tergantung simpangannya
21. Saat amplitudo getaran harmonis dijadikan ½ kali semula, maka kecepatan
maksimumnya menjadi ... .
84
a. ¼ kali semula d. 2 kali semula
b. ½ kali semula e. 4 kali semula
c. tetap
22. Jika dua buah pegas disusun seri maka ...
a. ∆xseri = ∆x1 = ∆x2 dan Fseri = F1 = F2
b. ∆xseri = ∆x1 = ∆x2 dan Fseri = F1 + F2
c. ∆xseri = ∆x1 + ∆x2 dan Fseri = F1 + F2
d. ∆xseri = ∆x1 + ∆x2 dan Fseri = F1 = F2
e. ∆xseri = 0 dan Fseri = F1 + F2
23. Dua buah pegas masing-masing memiliki konstanta k1= 500 N/m dan k2 =
125 N/m dipasang seri, maka konstanta penggantinya adalah...
a. 100 N/m d. 325 N/m
b. 200 N/m e. 400 N/m
c. 625 N/m
24. Berikut ini konstanta pengganti untuk pegas yang disusun paralel adalah ...
a. d.
b. k = k + k + .... e.
c.
25. Sebuah sistem neraca pegas terdiri dari dua pegas identik yang disusun seri.
Neraca tersebut digunakan untuk menimbang benda bermassa 100 gram dan
mengalami pertambahan panjang 0,25 cm. Berapakah konstanta masing-
masing pegas (g=10 m/s2) ...
a. 500 N/m d. 200 N/m
b. 400 N/m e. 100 N/m
85
c. 300 N/m
26. Jika dua buah pegas identik, masing-masing memiliki konstanta k1 = k2 =
100 N/m disusun paralel, kemudian disusun seri dengan pegas yang
mempunyai konstanta 200 N/m. Saat sistem pegas diberi beban 40 N, maka
akan bertambah panjang ... .
a. 10 cm d. 50 cm
b. 20 cm e. 80 cm
c. 40 cm
27. Perbandingan konstanta pengganti dua buah sistem pegas yang masing-
masing terdiri atas dua buah pegas yang identik, dengan susunan seri dan
paralel adalah ... .
a. 1 : 1 d. 2 : 3
b. 1 : 2 e. 2 : 5
c. 1 : 4
28. Berapakah sudut fase getaran saat t=1 detik dan periode getaran 2 detik ..
a. π d. π/2
b. 2π e. π/3
c. 3π
29. Pada getaran yang membentuk grafik sinusoidal, yang bukan keadaan saat
sudut fase θ=90º adalah ...
a. simpangan maksimum d. energi potensial maksimum
b. kecepatannya maksimum e. energi kinetik nol
c. percepatan maksimum
86
30. Dua buah titik melakukan gerak harmonik sederhana pada suatu garis lurus.
Mula-mula kedua titik berangkat dari titik keseimbangan dengan arah yang
sama. Jika periode masing-masing 101 s dan
121 s, maka beda fase kedua
titik setelah bergerak selama 31 s adalah ... .
a. 71 d.
21
b. 61 e.
32
c. 31
31. Sebuah benda yang diikat pada ujung suatu pegas melakukan gerak harmonis
dengan amplitude A, konstanta pegas C. Pada saat simpangan sebesar 0,5 A,
energi kinetiknya adalah sebesar .. ..
a. 3/4 CA2 d. 1/4 CA2
b. 1/2 CA2 e. 1/8 CA2
c. 3/8 CA2
32. Sebuah pegas bila diberi beban yang massanya 1 kg meregang 1 cm. Beban
ditarik vertical kebawah dan bila dilepaskan bergetar harmonis. Pada saat
energi potensialnya 20 joule, pegas itu meregang dari kedudukan setimbang
sebesar ....
a. 0,1 meter d. 0,3 meter
b. 0,13 meter e. 0,4 meter
c. 0,2 meter
87
33. Apabila Ek menyatakan energi kinetik, Ep menyatakan energi potensial, dan
Em energi mekanik suatu getaran, maka saat simpangan getaran maksimum
....
a. Ek = Em dan Ep = 0 d. Ek = 1/2 Ep
b. Ek = 0 dan percepatannya nol e. Ek = 0, Ep = Em
c. Ek = Ep = 1/2 Em
34. Energi mekanik getaran harmonis selalu berbanding ....
a. terbalik dengan kuadrat amplitudonya
b. terbalik dengan periodenya
c. lurus dengan kuadrat amplitudonya
d. lurus dengan kuadrat periodenya
e. lurus dengan amplitudonya
88
DAFTAR NAMA SISWA UJI COBA SOAL
No Nama NIS 1 Suryani U-1 2 Repnosari U-2 3 Lita Melina U-3 4 Tika Nur Afifah U-4 5 Nia Retnowati U-5 6 Silvi Mia Audina U-6 7 Tias Mugi R U-7 8 Amin Nur Rohmat U-8 9 Erna Puji Astutik U-9 10 Fera S.T.S U-10 11 Galuh Desi Saputri U-11 12 Kitri Lestari U-12 13 Muhammad Mustofa U-13 14 Nidia Aprillinasari U-14 15 Yunita Oktaviani U-15 16 Yuyun Apitasari U-16 17 Winda Listyaningsih U-17 18 Yulia Pratiwi U-18 19 Fadika Pristi U-19 20 Alimatul Marfu'ah U-20 21 Ana Mulya W. U-21 22 Evita Dwi S. U-22 23 Hesti Rahmawati U-23 24 Muhamad Faizin U-24 25 Septi Nurul L. U-25 26 Siti Mauliddyah K.S. U-26 27 Tubagus N. U-27 28 Hanifatul Millah T.U. U-28 29 Irnawati U-29 30 Ni'am Fikriyatun F. U-30 31 Devi Novita Sari U-31 32 Vivi Kurniasih U-32
Lampiran 5
89
Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Uji Coba
No Nomor Nomor Soal
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 1 U-1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 U-2 1 1 1 0 1 1 1 1 3 U-3 1 1 0 1 1 1 1 1 4 U-4 1 1 1 1 1 1 1 1 5 U-5 1 1 1 0 1 1 1 1 6 U-6 1 1 1 1 0 1 0 1 7 U-7 1 1 1 1 0 1 1 1 8 U-8 1 1 1 0 1 1 0 1 9 U-9 1 1 1 0 1 1 1 1 10 U-10 1 1 0 0 1 1 1 1 11 U-11 1 1 1 0 0 0 1 1 12 U-12 1 1 1 0 1 1 1 1 13 U-13 1 1 1 0 1 1 0 0 14 U-14 1 1 1 0 1 1 1 1 15 U-15 1 1 1 0 1 1 1 1 16 U-16 1 1 0 1 1 1 0 1 17 U-17 1 1 1 0 1 1 1 1 18 U-18 1 1 1 1 1 1 1 1 19 U-19 1 1 0 0 1 1 1 0 20 U-20 1 0 1 0 0 1 1 1 21 U-21 1 1 0 0 1 1 0 0 22 U-22 1 1 0 0 0 0 1 1 23 U-23 1 1 0 1 0 0 1 1 24 U-24 1 0 0 0 0 0 1 0 25 U-25 1 1 0 0 1 1 1 1 26 U-26 1 1 1 0 0 0 1 1 27 U-27 1 0 1 0 1 0 0 0 28 U-28 1 0 0 0 1 1 0 0 29 U-29 1 0 0 0 0 1 0 0 30 U-30 1 0 1 0 0 0 0 0 31 U-31 1 1 0 0 0 0 1 1 32 U-32 0 1 0 1 0 1 0 0
Val
idita
s
Total 31 26 19 9 20 24 22 23 Mp 16,806 17,846 18,421 19,000 18,750 18,208 17,409 18,217 p 0,969 0,813 0,594 0,281 0,625 0,750 0,688 0,719 q 0,031 0,188 0,406 0,719 0,375 0,250 0,313 0,281 St 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 Mt 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563
rpbis 0,251 0,493 0,415 0,281 0,521 0,526 0,232 0,488 rtabel 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349
Kriteria tidak valid valid tidak valid valid tidak valid
Day
a B
eda
Ba 16 16 13 6 13 15 12 15 Bb 15 10 6 3 7 9 10 8 Ja 16 16 16 16 16 16 16 16 Jb 16 16 16 16 16 16 16 16 D 0,06 0,38 0,44 0,19 0,38 0,38 0,13 0,44
Kriteria J C B J C C J B
Tin
gkat
K
esuk
aran
B 31 26 19 9 20 24 22 23 N 32 32 32 32 32 32 32 32 IK 0,97 0,81 0,59 0,28 0,63 0,75 0,69 0,72
Kriteria Mudah Mudah Sedang Sukar Sedang Mudah Sedang Mudah KRITERIA SOAL Buang Pakai Pakai Buang Pakai Pakai Buang Pakai
Lampiran 6
90
Nomor Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 17 5 18 29 6 12 17 19 11 20
18,765 23,200 18,000 16,517 22,000 16,917 19,059 18,684 15,818 18,600 0,531 0,156 0,563 0,906 0,188 0,375 0,531 0,594 0,344 0,625 0,469 0,844 0,438 0,094 0,813 0,625 0,469 0,406 0,656 0,375 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 0,433 0,527 0,301 -0,026 0,482 0,051 0,490 0,473 -0,099 0,485 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 valid valid tidak Tidak valid Tidak valid valid Tidak valid
11 5 11 14 5 6 12 14 4 13 6 0 7 15 1 6 5 5 7 7 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
0,31 0,31 0,25 -0,06 0,25 0,00 0,44 0,56 -0,19 0,38 C C C J C J B B J C 17 5 18 29 6 12 17 19 11 20 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
0,53 0,16 0,56 0,91 0,19 0,38 0,53 0,59 0,34 0,63 Sedang Sukar Sedang Mudah Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Pakai Pakai Buang Buang Pakai Buang Pakai Pakai Buang Pakai
91
Nomor Soal
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 10 10 8 13 18 14 13 17 15 8
16,100 19,900 21,625 19,231 18,833 19,286 17,077 17,882 19,067 21,250 0,313 0,313 0,250 0,406 0,563 0,438 0,406 0,531 0,469 0,250 0,688 0,688 0,750 0,594 0,438 0,563 0,594 0,469 0,531 0,750 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 -0,058 0,415 0,539 0,407 0,475 0,443 0,079 0,259 0,434 0,499 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 tidak valid valid valid valid valid tidak tidak Valid valid
4 7 6 10 14 11 7 11 10 6 6 3 2 3 4 3 6 6 5 2 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
-0,13 0,25 0,25 0,44 0,63 0,50 0,06 0,31 0,31 0,25 J C C B B B J C C C 10 10 8 13 18 14 13 17 15 8 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
0,31 0,31 0,25 0,41 0,56 0,44 0,41 0,53 0,47 0,25 Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Buang Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai Buang Buang Pakai Pakai
92
Nomor Soal Y Y^2 29 30 31 32 33 34 0 1 0 1 1 1 29 841 0 1 0 1 0 1 26 676 0 1 0 1 1 1 23 529 0 1 0 0 1 1 23 529 0 1 0 1 1 1 23 529 0 1 0 1 1 1 22 484 0 1 0 1 1 1 20 400 0 1 1 1 1 1 23 529 0 1 0 1 0 1 18 324 0 0 0 0 1 1 21 441 0 1 0 1 1 1 21 441 0 0 0 1 0 0 17 289 0 1 1 0 1 1 17 289 0 1 0 1 0 0 19 361 0 0 0 0 0 0 17 289 0 1 0 1 0 1 18 324 0 1 0 1 1 1 16 256 0 0 0 0 0 0 16 256 0 1 0 0 1 1 16 256 0 0 0 1 0 0 12 144 0 1 1 0 0 1 15 225 0 0 1 0 0 1 12 144 0 1 0 0 0 0 11 121 0 1 0 0 1 1 11 121 0 0 0 0 0 0 14 196 0 0 0 0 0 0 11 121 0 1 1 0 1 0 12 144 0 1 0 0 0 1 12 144 0 1 1 0 0 1 11 121 0 0 0 0 0 0 8 64 0 0 0 0 0 0 7 49 0 0 0 1 0 0 9 81 0 21 6 15 14 20 530 9718 - 18,381 15,000 19,733 19,786 18,850 16,56 303,69
0,000 0,656 0,188 0,469 0,438 0,625 1,000 0,344 0,813 0,531 0,563 0,375 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 Reliabilitas
- 0,464 -0,138 0,550 0,525 0,545 r11 = 0,732 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 rtabel=0,349 valid valid tidak valid valid valid
0 13 2 12 10 13 0 8 4 3 4 7 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
0,00 0,31 -0,13 0,56 0,38 0,38 J C J B C C 0 21 6 15 14 20 32 32 32 32 32 32
0,00 0,66 0,19 0,47 0,44 0,63 Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Buang Pakai Buang Pakai Pakai Pakai
93
Kisi – Kisi Soal Penelitian
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kradenan Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Getaran Pegas No Idikator Jenjang
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Mendeskripsikan hukum
Hooke.
- 1,3 2 - - -
2. Menganalisis konstanta
pengganti pada pegas yang
disusun seri dan paralel.
14 12 13 9 - -
3. Menentukan periode dan
frekuensi getaran.
4 6 5,7 - - -
4. Menganalisis simpangan,
kecepatan, dan percepatan
getaran.
- 11 8,10 - - -
5. Menganalisis beda fase fungsi
sinusoidal getaran.
16 - 17 15 - -
6. Menganalisis energi
potensial, energi kinetik, dan
energi mekanik pada getaran.
- 19,20 - 18 - -
Jumlah Soal 3 7 7 3 0 0
Lampiran 7
94
SOAL PENELITIAN
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/ Semester : XI/ 1
Waktu : 30 menit
Petunjuk: Berilah tanda silang (X) salah satu jawaban yang paling benar
pada lembar jawab soal!
1. Manakah grafik dibawah ini yang menunjukkan hukum Hooke …
a. d.
b. e.
c .
2. Suatu beban 100 gram digantungkan pada sebuah pegas. Jika pegas
bertambah panjang 0,5 cm, maka konstanta pegas adalah ... .
a. 100 N/m d. 500 N/m
b. 150 N/m e. 1.000 N/m
c. 200 N/m
3. Apa maksud tanda negatif dari persamaan hukum Hooke....
a. arah gaya pegas berlawanan dengan arah simpangannya.
b. arah gaya pegas searah dengan arah simpangannya.
F
ΔL
F
ΔL
F
ΔL
F
ΔL
F
ΔL
Lampiran 8
95
c. arah kecepatan berlawanan dengan arah simpangannya.
d. arah kecepatan searah dengan arah simpangannya.
e. tidak memiliki arti.
4. Gerak bolak-balik suatu benda melewati titik kesetimbangannya disebut....
a. gelombang d. gerak linear
b. getaran e. frekuensi
c. regangan
5. Suatu pegas yang diberi beban 40 gram dan mempunyai konstanta pegas 4 π2
N/m, jika digetarkan, akan mempunyai periode ... .
a. 0,1 s d. 0,4 s
b. 0,2 s e. 0,5 s
c. 0,3 s
6. Agar periode pegas tetap, maka variasi massa dan konstanta pegas adalah ... .
(1) massa dijadikan 2 kali semula, konstanta pegasnya 2 kali semula
(2) massa dijadikan 4 kali semula, konstanta pegasnya 2 kali semula
(3) massa dijadikan 4 kali semula, konstanta pegasnya 4 kali semula
(4) massa dijadikan 16 kali semula, konstanta pegasnya dijadikan 4 kali
semula
Daripernyataan di atas yang benaradalah....
a. (1), (2), dan (3) d. (4) saja
b. (1) dan (3) e. semuabenar
c. (2) dan (4)
96
7. Pada percobaan getaran harmonik, diperoleh getaran sebanyak 10 kali
selama 3 detik. Berapakah besar periode getaran tersebut ....
a. 0,1 detik c. 0,3 detik e. 0,5 detik
b.0, 2 detik d. 0,4 detik
8. Jika pegas yang bergetar harmonis mempunyai amplitudo 8 cm dan periode
2π s, maka percepatan maksimum getarannya adalah ... .
a. 8.10-2 m/s2 d. 1.10-2 m/s2
b. 4.10-2 m/s2 e. 8.10-3 m/s2
c. 2.10-2 m/s2
9. Suatu pegas melakukan getaran harmonis sederhana dengan amplitudo 6 cm.
Berapakah besarnya simpangan pada waktu t=2 detik dan ω=π/6 rad/s ... .
a. 3 √2 cm d. 2√3 cm
b. ½ √3 cm e. 3√3 cm
c. √3 cm
10. Sebuah titik bergetar dengan periode 1,20 detik dan amplitudo 3,6 cm. Pada
saat t = 0 detik, titik itu melewati titik kesetimbangannya kearah atas, maka
simpangannya pada saat t = 0,1 detik adalah ....
a. 1,8 cm d. 0,5 cm
b. 0 cm e. 1,5 cm
c. 1 cm
11. Saat amplitudo getaran harmonis dijadikan ½ kali semula, maka kecepatan
maksimumnya menjadi ... .
a. ¼ kali semula d. 2 kali semula
b. ½ kali semula e. 4 kali semula
97
c. tetap
12. Jika dua buah pegas disusun seri maka ...
a. ∆xseri = ∆x1 = ∆x2 dan Fseri = F1 = F2
b. ∆xseri = ∆x1 = ∆x2 dan Fseri = F1 + F2
c. ∆xseri = ∆x1 + ∆x2 dan Fseri = F1 + F2
d. ∆xseri = ∆x1 + ∆x2 dan Fseri = F1 = F2
e. ∆xseri = 0 dan Fseri = F1 + F2
13. Dua buah pegas masing-masing memiliki konstanta k1= 500 N/m dan k2 =
125 N/m dipasang seri, maka konstanta penggantinya adalah...
a. 100 N/m d. 325 N/m
b. 200 N/m e. 400 N/m
c. 625 N/m
14. Berikut ini konstanta pengganti untuk pegas yang disusun paralel adalah ...
d. d.
e. k = k + k + .... e.
f.
15. Perbandingan konstanta pengganti dua buah sistem pegas yang masing-
masing terdiri atas dua buah pegas yang identik, dengan susunan seri dan
paralel adalah ... .
a. 1 : 1 d. 2 : 3
b. 1 : 2 e. 2 : 5
c. 1 : 4
98
16. Berapakah sudut fase getaran saat t=1 detik dan periode getaran 2 detik ..
d. π d. π/2
e. 2π e. π/3
f. 3π
17. Dua buah titik melakukan gerak harmonik sederhana pada suatu garis lurus.
Mula-mula kedua titik berangkat dari titik keseimbangan dengan arah yang
sama. Jika periode masing-masing 101 s dan
121 s, maka beda fase kedua
titik setelah bergerak selama 31 s adalah ... .
a. 71 d.
21
b. 61 e.
32
c. 31
18. Sebuah pegas bila diberi beban yang massanya 1 kg meregang 1 cm. Beban
ditarik vertical kebawah dan bila dilepaskan bergetar harmonis. Pada saat
energi potensialnya 20 joule, pegas itu meregang dari kedudukan setimbang
sebesar ....
a. 0,1 meter d. 0,3 meter
b. 0,13 meter e. 0,4 meter
c. 0,2 meter
99
19. Apabila Ek menyatakan energi kinetik, Ep menyatakan energi potensial, dan
Em energi mekanik suatu getaran, maka saat simpangan getaran maksimum
....
a. Ek = Em dan Ep = 0 d. Ek = 1/2 Ep
b. Ek = 0 dan percepatannya nol e. Ek = 0, Ep = Em
c. Ek = Ep = 1/2 Em
20. Energi mekanik getaran harmonis selalu berbanding ....
a. terbalik dengan kuadrat amplitudonya
b. terbalik dengan periodenya
c. lurus dengan kuadrat amplitudonya
d. lurus dengan kuadrat periodenya
e. lurus dengan amplitudonya
100
PEDOMAN OBSERVASI PENILAIAN HASIL BELAJAR AFEKTIF
Aspek Indikator penilaian
1. Tanggung jawab
• Kehadiran siswa dalam setiap pertemuan • Menggunakan dan merapikan alat • Melaporkan tugas
2. Kerjasama
• Partisipasi/keikutsertaan dalam kerja kelompok • Dukungan terhadap terlaksananya kerja kelompok, penyusunan
laporan, dan presentasi • Keaktifan dalam meberikan ide dan realisasi ide, penyusunan
laporan, dan strategi presentasi 3. Kreatifitas • Kemampuan mencetuskan gagasan dengan cara yang asli
• Kemampuan mengemukakan pemecahan atau pendekatan terhadap masalah
• Kemampuan meninjau persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dari kebanyakan orang.
RUBRIK PENILAIAN HASIL BELAJAR AFEKTIF
• Tanggung Jawab
3 : Ketiga indikator terpenuhi
2 : Terdapat dua indikator yang terpenuhi
1 : Hanya salah satu indikator yang terpenuhi
• Kerjasama
3 : Ketiga indikator terpenuhi
2 : Terdapat dua indikator yang terpenuhi
1 : Hanya salah satu indikator yang terpenuhi
• Kreatifitas
3 : Ketiga indikator terpenuhi
2 : Terdapat dua indikator yang terpenuhi
1 : Hanya salah satu indikator yang terpenuhi
Lampiran 9
101
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN HASIL BELAJAR AFEKTIF
Waktu :
Kelas :
No Nomor
Responden
Aspek Penilaian Tanngung Jawab Kreativitas Kerjasama
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jumlah (%)
Lampiran 10
102
PEDOMAN OBSERVASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK
Aspek Penilaian Kriteria Penilaian 1. Berkomunikasi
dengan teman 3 : Sering berkomunikasi dengan teman dan memahami pesan yang dikomunikasikan
2 : Sering berkomunikasi dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan.
1 : Jarang berkomunikasi dengan teman. 2. Menggunakan alat
praktikum 3 : Menggunakan alat sesuai prosedur dan selalu merapikan alat setelah digunakan.
2 : Menggunakan alat tidak sesuai prosedur tetapi selalu merapikan alat setelah digunakan.
1 : Menggunakan alat tidak sesuai prosedur dan jarang merapikan alat setelah digunakan. 3. Ketepatan waktu 3 : Menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya sesuai perintah/prosedur.
2 : Menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya tidak sesuai perintah/prosedur.
1 : Menyelesaikan tugas tidak tepat waktu dan isinya tidak sesuai perintah/prosedur.
Keterangan : Sangat Baik (3), Baik (2), Kurang Baik (1)
102Lam
piran 11
103
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK
Waktu :
Kelas :
No Nomor
Responden
Aspek Penilaian Tanngung Jawab Kreativitas Kerjasama
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Jumlah (%)
Lampiran 12
104
A. Standar kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya
dalam cakupan mekanika benda titik.
B. Kompetensi dasar : 1.3. Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak
getaran. 1.4. Menganalisis pengaruh gaya pada sifat
elastisitas bahan. C. Tujuan
1. Mencari konstanta pegas tunggal. 2. Membuktikan hukum Hooke.
D. Alat dan Bahan 1. Pegas. 2. Beban/bandul. 3. Mistar.
E. Langkah Kerja 1. Rangkailah alat dan bahan sesuai Gambar 1. Pegas tunggal.
2. Ukurlah panjang pegas tergantung tanpa beban. 3. Pasanglah beban pada ujung pegas.
4. Ukurlah kembali panjang pegas setelah diberi beban.
5. Ulangi langkah 1-4 dengan massa beban yang berbeda.
6. Masukan data dalam tabel yang tersedia.
F. Data Pengukuran
Massa L0 L1
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 01
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
Gambar 1. Pegas Tunggal
Lampiran 13
105
*Ket : L0 = panjang pegas tanpa beban.
L1 = panjang pegas setelah diberi beban.
G. Analisis Data 1. Ubahlah satuan ukur menjadi satuan dalam SI kemudian isikan dalam tebel
yang tersedia. 2. Hitunglah gaya berat (F=W=m.g) tiap massa kemudian isikan dalam tabel
yang tersedia. 3. Mencari perubahan panjang (ΔL=L1 - L0) kemudian isikan dalam tabel yang
tersedia. Massa (kg) L0 (m) L1 (m) F (N) ΔL (m)
4. Gambarlah grafik hubungan ΔL terhadapF pada tempat yang disediakan.
5. Hitunglah konstanta pegas dari gadien grafik tersebut.
Grafik hubungan ΔL terhadap F
106
A. Standar kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam
cakupan mekanika benda titik. B. Kompetensi dasar : 1.3. Menganalisis hubungan antara gaya dengan
gerak getaran.
1.5. Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan.
C. Tujuan 1. Mencari konstanta pegas pengganti yang disusun seri. 2. Mencari konstanta pegas pengganti yang disusun paralel.
D. Alat dan Bahan 1. Pegas. 2. Beban/bandul. 3. Mistar.
E. Langkah Kerja
Pegas Disusun Seri 1. Rangkailah alat dan bahan sesuai gambar dibawah ini.
2. Gunakanlah isolasi untuk menghubungkan masing-masing pegas serta beban.
3. Ukurlah panjang pegas masing-masing dan panjang pegas total saat sistem pegas tergantung tanpa beban.
4. Pasanglah beban pada ujung pegas. 5. Ukurlah kembali panjang pegas total setelah diberi beban. 6. Ukurlah pula panjang masing-masing pegas setelah diberi beban. 7. Ulangi langkah 1-6 dengan massa beban yang berbeda.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 02
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
Gmbar2. Pegas seri
107
8. Masukan data pada tabel yang tersedia. Pegas Disusun Paralel 1. Rangkailah alat dan bahan sesuai gambar dibawah ini. 2. Gunakanlah isolasi dan batang kayu untuk menghubungkan masing-masing
pegas. 3. Ukurlah panjang pegas maing-masing dan panjang pegas total saat sistem
pegas tergantung tanpa beban. 4. Pasanglah beban pada ujung pegas.
5. Ukurlah kembali panjang pegas total setelah diberi
beban. 6. Ukurlah pula panjang masing-masing pegas
setelah diberi
beban. 7. Ulangi langkah 1-6 dengan massa beban
yang berbeda.
8. Masukkan data dalam tabel yang tersedia.
F. DataPengukuran Seri
Massa Seri Pegas 1 Pegas 2
L0 L1 L0 L1 L0 L1
Paralel
Massa Paralel Pegas 1 Pegas 2
L0 L1 L0 L1 L0 L1
Gambar 3. Pegas paralel
108
*Ket : L0 = panjang pegas sebelum diberi beban. L1 = panjang pegas setelah diberi beban.
G. Analisis Data Pegas Disusun Seri
1. Ubahlah satuan ukur menjadi satuan dalam SI kemudian isikan dalam tebel yang tersedia.
2. Hitunglah gaya berat (F=W=m.g) tiap massa kemudian isikan dalam tabelyang tersedia.
3. Mencari perubahan panjang (ΔL=L1 - L0) kemudian isikan dalam tabelyang tersedia.
Massa (kg) L0 (m) L1 (m) F (N) ΔL (m)
4. Gambarlah grafik hubungan ΔL terhadapF pada tempat yang disediakan.
5. Hitunglah konstanta pegas dari gradien grafik tersebut..
Grafik hubungan ΔL terhadap F
110
Pegas Disusun Paralel
1. Ubahlah satuan ukur menjadi satuan dalam SI kemudian isikan dalam tebel yang tersedia.
2. Hitunglah gaya berat (F=W=m.g) tiap massa kemudian isikan dalam tabelyang tersedia.
3. Mencari perubahan panjang (ΔL=L1 - L0) kemudian isikan dalam tabelyang tersedia.
Massa (kg) L0 (m) L1 (m) F (N) ΔL (m)
4. Gambarlah grafik hubungan ΔL terhadapF pada tempat yang disediakan.
5. Hitunglah konstanta pegas dari grafik tersebut..
6. Bagaimanakah hubungan konstanta pengganti pegas paralel dengan konstanta pegas masing-masing?
Grafik hubungan ΔL terhadap F
111
A. Standar kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya
dalam cakupan mekanika benda titik. B. Kompetensi dasar : 1.3. Menganalisis hubungan antara gaya dengan
gerak getaran. 1.6. Menganalisis pengaruh gaya pada sifat
elastisitas bahan. C. Tujuan
Mencari konstanta pegas tunggal.
D. Alat dan Bahan 1. Pegas. 2. Beban/bandul. 3. Mistar. 4. Stopwatch.
E. Langkah Kerja 1. Rangkailah alat dan bahan sesuai gambar sistem pegas tunggal dibawah ini.
2. Biarkan hingga beban menjadi seimbang (diam). 3. Tarik bandul pada simpangan 5 cm. 4. Lepaskan beban sehingga beban bergerak bolak-
balik. 5. Hitunglah waktu yang diperlukan beban dari
keadaan diam (saat dilepaskan) sampai
bergerak bolak-balik melalui titik setimbang sebanyak 10 kali.
6. Isikan data pada tabel data pegas tunggal. 7. Ulangi langkah 4-7 sebanyak 3 kali.
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 03
Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
Gambar 4. Pegastunggal
112
8. Ulangi langkah 4-8 dengan massa beban yang berbeda.
F. DataPengukuran
Massa n t1 t2 t3
*Ket : n = jumlah getaran. t1 = waktu percobaan pertama. t2 = waktu percobaan kedua. t3 = waktu percobaan ketiga.
G. Analisis Data 1. Ubahlah satuan ukur menjadi satuan dalam SI kemudian isikan dalam tebel
yang tersedia. 2. Mencari waktu rata-rata (trat = t1 + t2 + t3 /3) kemudian isikan dalam tabel. 3. Mencari periode rata-rata ( Trat = trat /n) kemudian isikan dalam tabel.
4. Mencari besar konstanta pegas masing-masing beban (k = T2 m /4π2), isikan dalam tabel.
Konstanta percobaan pertama
Konstanta percobaan kedua Konstanta percobaan ketiga
Massa (kg) n t1 (s) t2 (s) t3 (s) trat (s) Trat (s)
114
Sistem Seri
1. Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada sistem?
2. Apakah gaya yang dilakukan oleh pegas 1, pegas 2, dan oleh sistem pegas seri
sama besarnya?
3. Bagaimana hubungan gaya sistem (Fseri) tersebut dengan gaya pada masing-
masing pegas (F1 dan F2)?
4. Berapakah pertambahan panjang yang dialami pegas 1 dan pegas 2?
5. Berapakah pertambahan panjang yang dialami sistem pegas yang disusun seri?
6. Apakah pertambahan panjang pegas 1, pegas 2, dan sistem pegas seri besarnya
sama?
7. Bagaimanakah hubungan pertambahan panjang sistem (∆xseri) dengan
pertambahan panjang masing-masing pegas (∆x1 dan ∆x2)?
8. Dari hubungan pertambahan panjang dan hubungan gaya diatas, carilah
konstanta pengganti pada sistem pegas disusun seri?
LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS) 01
Kelompok :
Lampiran 14
115
Sistem Paralel
1. Berapakah pertambahan panjang yang dialami pegas 1 dan pegas 2?
2. Berapakah pertambahan panjang yang dialami sistem pegas yang disusun
paralel?
3. Apakah pertambahan panjang pegas 1, pegas 2, dan sistem pegas paralel
besarnya sama?
4. Bagaimanakah hubungan pertambahan panjang sistem (∆xparalel) dengan
pertambahan panjang masing-masing pegas (∆x1 dan ∆x2)?
5. Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada sistem pegas paralel?
6. Apakah gaya yang dilakukanoleh pegas 1, oleh pegas 2, dan oleh sistem pegas
paralel sama besarnya?
7. Bagaimana hubungan gaya sistem (Fparalel) tersebut dengan gaya pada masing-
masing pegas (F1 dan F2)?
8. Dari hubungan pertambahan panjang dan hubungan gaya diatas, carilah
konstanta pengganti pada sistem pegas disusun paralel?
116
Perode dan Frekuensi Getaran
1. Bagaimanakah persamaan yang menunjukan hukum Hooke?
2. Bagaimanakah persamaan hukum kedua Newton?
3. Dari persamaan hukum Hooke dan hukum kedua Newton, carilah percepatan
getaran pegas?
4. Perhatikan gambar yang ditampilkan layar!
5. Gambar tersebut adalah simulasi lintasan beban yang bergetar mengikuti
kurva sinusoidal, bagaimanakah persamaan simpangannya?
6. Turunkan persamaan simpangan tersebut sehingga diperoleh kecepatan dan
percepatan getaran?
7. Bagaimanakah hubungan percepatan getaran dan simpangan getaran?
8. Dari kedua persamaan percepatan (jawaban no.3 dan no.7), carilah persamaan
periode getaran?
9. Bagaimanakah persamaan frekuensi getaran?
LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS) 02
Kelompok :
117
Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase
1. Apa yang dimaksud sudut fase, fase, dan beda fase?
2. Bagaimana persamaan sudut fase, fase, dan beda fase?
3. Bagaimana dua titik dikatakan sefase? bagaimana pula dikatakan berlawanan
fase?
4. Energi potensial adalah energi yang bergantung pada posisi, bagaimanakah
energi potensial yang dimiliki oleh pegas yang bergetar?
5. Secara umum energi kinetik dinyatakan oleh persamaan Ek = ½ m v2,
turunkanlah menjadi variabel k, A, ω, dan t?
6. Energi mekanik adalah energi total (jumlah energi potensial dan energi
kinetik) yang bekerja pada sistem pegas, carilah persamaannya?
LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS) 03
Kelompok :
118
ANGKET PENGARUH LAWAN JENIS PADA KELOMPOK BELAJAR
SISWA SMA N 1 KRADENAN
Nama :
Jenis Kelamin :
A. Berikan tanda (√) pada pernyataan yang sesuai dengan keadaan Anda!
SL : Selalu (Jika dilakukan 91% - 100%) SR : Sering (Jika dilakukan 51% - 90%) KK: Kadang – Kadang ( Jika dilakukan 1% - 50%) TP : Tidak Pernah ( Jika sama sekali tidak dilakukan atau 0%)
No Pernyataan SL SR KK TP 1. Saya mempersiapkan materi dan semua keperluan belajar
fisika sebelum mengikuti pelajaran fisika.
2. Saya merasa bosan pada saat pembelajaran fisika. 3. Saya memperhatikan ketika guru mengajarkan materi
fisika di kelas.
4. Jika ada suatu materi yang tidak saya mengerti saat pembelajaran fisika, saya berusaha bertanya kepada guru.
5. Saya mengajak teman saya bercerita pada saat pembelajaran fisika berlangsung.
6. Saya mengerjakan sendiri tugas dari guru yang berkaitan dengan fisika.
7. Saya merasa malas jika mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan fisika.
8. Saya kesulitan dalam mengerjakan soal fisika. 9 Jika menemui kesulitan pada saat mengerjakan soal
fisika, saya memilih diam tanpa bertanya kepada teman atau guru saya.
10. Saya tidak mampu menyelesaikan soal-soal fisika. 11. Guru memberikan jawaban yang membuat saya lebih
mengerti jika saya mengajukan pertanyaan.
12. Guru akan memberikan penjelasan kembali, apabila ada siswa yang belum jelas dalam memahami materi fisika.
13. Guru saya menggunakan alat peraga baik langsung maupun mengunakan LCD dalam mengajar materi fisika.
14. Guru saya melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan percobaan di laboratorium.
Lampiran 15
119
B. Berikan tanda (√) pada pernyataan yang sesuai dengan keadaan Anda!
No Pernyataan Ya Tidak 1. Saya tidak bisa bekerjasama dengan lawan jenis. 2. Saya terganggu jika berada satu kelompok dengan
lawan jenis.
3. Saya merasa nyaman bertukar pendapat tentang materi fisika dengan lawan jenis.
4. Saya merasa cemas saat berbicara dengan lawan jenis. 5. Jika ada suatu materi yang tidak saya mengerti saat
pembelajaran fisika, saya suka bertanya kepada lawan jenis.
6. Saya lebih bersemangat saat belajar fisika bersama dengan lawan jenis.
7. Saya bersaing agar bisa melampaui kemampuan lawan jenis dalam prestasi fisika.
8. Saya tidak suka diperintah oleh lawan jenis. 9. Saya merasa malas jika mengerjakan soal-soal fisika
bersama lawan jenis.
10. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih bertanggung jawab.
11. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih percaya diri.
12. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih serius mengerjakan tugas fisika.
13. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih teliti melakukan sesuatu.
14. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih kritis menghadapi permasalahan fisika.
15. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka memiliki banyak peralatan sekolah dan buku referensi.
16. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka rajin mengerjakan soal fisika.
17. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih cepat dalam memahami materi fisika.
15. Saya mengatur jadwal belajar fisika dengan teratur.
120
DAFTAR NILAI HASIL UTS KELAS XI IPA
No IPA 1 IPA 2 IPA 3 IPA 4 IPA 5 IPA 6 1 72,5 62,5 87,5 90 75 57,5 2 67,5 85 70 65 95 65 3 65 75 82,5 92,5 100 70 4 90 47,5 80 100 92,5 97,5 5 77,5 47,5 85 80 85 55 6 75 45 85 92,5 72,5 42,5 7 82,5 50 72,5 100 75 70 8 85 65 85 100 100 67,5 9 87,5 90 67,5 85 95 95 10 60 85 80 57,5 95 70 11 75 52,5 77,5 87,5 67,5 67,5 12 80 72,5 42,5 90 75 80 13 85 87,5 75 87,5 100 82,5 14 77,5 87,5 70 72,5 95 90 15 77,5 60 52,5 50 67,5 80 16 70 60 82,5 40 77,5 95 17 87,5 92,5 72,5 70 77,5 80 18 50 87,5 82,5 92,5 95 75 19 42,5 95 92,5 87,5 80 72,5 20 65 70 75 87,5 87,5 67,5 21 60 87,5 95 - 100 72,5 22 55 72,5 57,5 90 65 52,5 23 50 70 57,5 92,5 100 75 24 67,5 67,5 85 77,5 100 87,5 25 75 80 95 87,5 100 95 26 45 75 90 80 100 87,5 27 62,5 47,5 90 90 82,5 87,5 28 65 77,5 57,5 100 100 80 29 50 70 82,5 97,5 77,5 82,5 30 75 85 82,5 82,5 87,5 31 - 92,5 82,5 97,5 62,5 32 77,5 95 85 80 77,5 33 87,5 100 75 97,5 87,5 34 82,5 100 80 90 85 35 40 100 95 97,5 60 36 92,5 100 97,5 72,5 30 37 77,5 100 80 72,5 60 38 72,5 100 72,5 80 80 39 70 100 100 100 72,5 40 65 100 95 100 67,5 41 80 92,5 42 95 Jml 2002,5 2805 3300 3287,5 3677,5 3062,5 Rat 69,05 70,13 82,50 82,19 87,56 74,70 n 29 39 40 39 42 41 s 13,25 14,72 14,62 13,57 11,36 14,55 s2 175,61 216,81 213,75 184,28 129,01 211,64
Lampiran 16
121
UJI HOMOGENITAS POPULASI
Hipotesis:
H0 = σ1 = σ 2 = σ 3 = σ 4 = σ 5 = σ 6
H1 = Tidak semua σ i sama, untuk i= 1, 2, 3, 4, 5, 6
Kriteria:
H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel
Pengujian Hipotesis:
Kelas IPA 1 IPA2 IPA3 IPA4 IPA5 IPA6 ΣX 2002,5 2805 3300 3287,5 3677,5 3062,5 Xrat 69,05 70,13 82,50 82,19 87,56 74,70 n 29 39 40 39 42 41 s 13,25 14,72 14,62 13,57 11,36 14,55 s2 175,61 216,81 213,75 184,28 129,01 211,64
Dilakukan perhitungan:
Fhitung = = 1,68
Pada α = 5% dengan dk pembilang = 41-1 = 40 dan dk penyebut = 42-1 = 41 diperoleh Ftabel sebesar 1,69 (Arikunto, 2006:368).
Kesimpulan:
Karena Fhitung < Ftabel maka data tersebut homogen.
H0Daerah penerimaan H0
,6968
Lampiran 17
122
DAFTAR NILAI UTS SAMPEL
Kelas Putra Kelas Putri Kelas Campuran NIS XPA NIS XPI NIS XCA PA-1 75 PI-1 82.5 CA-1 85
PA-2 70 PI-2 65 CA-2 87,.5
PA-3 50 PI-3 80 CA-3 50
PA-4 92.5 PI-4 92.5 CA-4 95
PA-5 72.5 PI-5 45 CA-5 85
PA-6 77.5 PI-6 90 CA-6 57.5
PA-7 100 PI-7 100 CA-7 100
PA-8 100 PI-8 85 CA-8 92.5
PA-9 82.5 PI-9 95 CA-9 95
PA-10 100 PI-10 92.5 CA-10 72.5
PA-11 87.5 PI-11 92.5 CA-11 67.5
PA-12 90 PI-12 65 CA-12 77.5
PA-13 100 PI-13 100 CA-13 97.5
PA-14 97.5 PI-14 75 CA-14 100
PA-15 90 PI-15 100 CA-15 95
PA-16 62.5 PI-16 87.5 CA-16 95
PA-17 87.5 PI-17 80 CA-17 97.5
PA-18 67.5 PI-18 95 CA-18 45
Jumlah 1502.5 Jumlah 1522.5 Jumlah 1482.5
Rata2 83.47 Rata2 84,58 Rata2 82.36
S 14.49 S 14,21 S 16.84 S2 209,96 S2 201,92 S2 283.66
Lampiran 18
124
UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS KELAS PUTRA Hipotesis:
H0 = Data berdistribusi normal
H1 = Data tidak berdistribusi normal
Kriteria:
H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
χ² = ∑ (f₀ - fh)²
fh
Data Kelas Nilai maksimal = 100 Rata-rata = 83,47 Nilai minimal = 50 S = 14,49 Rentang = 50 N = 18 Panjang kelas = 10 Banyak kelas = 6
Kelas Interval Batas Kelas Nilai Z Peluang
untuk Z d fh f0 χ²
50-59 49,5 -2,35 0,4906 0,0401 0,7218 1 0,11
60-69 59,5 -1,65 0,4505 0,119 2,142 2 0,01
70-79 69,5 -0,96 0,3315 0,2251 4,0518 4 0,00
80-89 79,5 -0,27 0,1064 0,0564 1,0152 3 3,88
90-99 89,5 0,42 0,1628 0,2037 3,6666 4 0,03
100-109 99,5 1,11 0,3665 0,0976 1,7568 4 2,86
109,5 1,80 0,4641 χ² 6,89
Untuk α= 5%, dengan dk= 6-1= 5 diperoleh χ² tabel = 11,1 (Sugiyono, 2008: 334)
Kesimpulan:
Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.
Daerah penerimaan H0
11,16,89
Lampiran 19
125
UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS KELAS PUTRI
Hipotesis:
H0 = Data berdistribusi normal
H1 = Data tidak berdistribusi normal
Kriteria:
H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
χ² = ∑ (f₀ - fh)²
fh
Data Kelas Nilai maksimal = 100 Rata-rata = 84,58 Nilai minimal = 45 S = 14,21 Rentang = 55 N = 18 Panjang kelas = 10 Banyak kelas = 6
Kelas Interval Batas Kelas Nilai Z Peluang
untuk Z d fh f0 χ²
45-54 44,5 -2,87 0,4979 0,0129 0,2322 1 2,54 55-64 54,5 -2,17 0,485 0,0571 1,0278 0 1,03 65-74 64,5 -1,46 0,4279 0,1515 2,727 2 0,19 75-84 74,5 -0,76 0,2764 0,2565 4,617 4 0,08 85-94 84,5 -0,05 0,0199 0,2223 4,0014 5 0,25 95-104 94,5 0,65 0,2422 0,1693 3,0474 6 2,86
104,5 1,35 0,4115 χ² 6,95
Untuk α= 5%, dengan dk= 6-1= 5 diperoleh χ² tabel = 11,1(Sugiyono, 2008: 334)
Kesimpulan:
Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.
Daerah penerimaan
11,116,951,
Lampiran 20
126
UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS KELAS CAMPURAN
Hipotesis:
H0 = Data berdistribusi normal
H1 = Data tidak berdistribusi normal
Kriteria:
H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
χ² = ∑ (f₀ - fh)²
Fh
Data Kelas Nilai maksimal = 100 Rata-rata = 82,36 Nilai minimal = 45 S = 16,84 Rentang = 55 N = 18 Panjang kelas = 10 Banyak kelas = 6
Kelas Interval Batas Kelas Nilai Z Peluang
untuk Z d fh f0 χ²
45-54 44,5 -2,22 0,4868 0,0384 0,6912 2 2,48 55-64 54,5 -1,63 0,4484 0,0976 1,7568 1 0,33 65-74 64,5 -1,04 0,3508 0,1748 3,1464 2 0,42 75-84 74,5 -0,44 0,176 0,1164 2,0952 2 0,00 85-94 84,5 0,15 0,0596 0,2138 3,8484 4 0,01 95-104 94,5 0,75 0,2734 0,1365 2,457 6 5,11
104,5 1,34 0,4099
χ² 8,34 Untuk α= 5%, dengan dk= 6-1= 5 diperoleh χ² tabel = 11,1 (Sugiyono, 2008: 334)
Kesimpulan:
Daerah penerimaan H0
11,18,34
Lampiran 21
127
Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.
UJI ANALISIS VARIAN SAMPEL
Kelas Putra Putra Campuran Jumlah .nk 18 18 18 54
ƩXk 1502,5 1522,5 1482,5 4507,5
ƩX2k 2257506,25 2318006,25 2197806,25 6773318,75
ƩX2k/nk
125417,01 128778,13 122100,35 376295,49
Hipotesis:
H0 = μ1 = μ2 = μ3
H1 = Tidak semua μ i sama, untuk i= 1, 2, 3
Kriteria:
H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel
Pengujian Hipotesis:
Jumlah kuadrat total:
JKT = ƩX2T - (ƩXT)2/N
= 6773318,75 - (4507,5)2/54
= 6773318,75 - 376251,04
= 6307067,71
Jumlah kuadrat kelompok:
JKk =Ʃ(Xk2/nk) - (ƩXT)2/N
= 376295,49 - 376251,04
= 44,44
Jumlah Kuadrat dalam:
JKd = JKT - JKk
= 6307067,71 - 44,44
Lampiran 22
128
= 6397023,26
Tabel ringkasan: Sumber JK db MK F
Kelompok (k) JKk k-1 JKk : dbk MKk :Mkd
Dalam (d) JKd N-k JKd : dbd
Total (T) JKT N-1
Sumber JK db MK Fhitung
Kelompok (k) 44,44 2 22,22
0,0002 Dalam (d) 6397023,26 51 125431,83
Total (T) 6307067,71 54
Pada α = 5% dengan dkk = 2 dan dkd = 51 diperoleh Ftabel sebesar 3,15 (Arikunto, 2006: 368)
Kesimpulan:
Karena Fhitung < Ftabel maka data tersebut mempunyai varian yang tidak berbeda.
Daerah penerimaan H0
3,150,0002
129
DAFTAR NAMA SISWA KELAS PUTRA
No Nama NIS
1 Winar Dwi P PA-1
2 Lanang Dhamar Djati PA-2
3 Sonny Alfian PA-3
4 Indra Tri Cahyono PA-4
5 Handoko PA-5
6 Gunawan PA-6
7 Suwarno PA-7
8 Andin Prasetyo PA-8
9 Tio Dewantoro PA-9
10 Nur Wakhid PA-10
11 Deni A.S. PA-11
12 Wahyu Febriana Islami PA-12
13 Ahmad Faisal Murfi PA-13
14 Rendi Setiya Budi PA-14
15 Sean Rich Cheise Connery PA-15
16 Heru Nugroho PA-16
17 Mulyono PA-17
18 Prasetyo Dwi Utowo PA-18
Lampiran 23
130
DAFTAR NAMA SISWA KELAS PUTRI
No Nama NIS
1 Della Ardana Yuliantika PI-1
2 Ratna Devi Puspita R. PI-2
3 Anti Nur Arsa Hayati PI-3
4 Lestari Ningsih PI-4
5 Jeni Retnawati PI-5
6 Umi Choiriyah PI-6
7 Nuri Nurmaya PI-7
8 Nuryuana Dwi W. PI-8
9 Muntayati PI-9
10 Nugraheni PI-10
11 Rahayu Widhiyawati PI-11
12 Pitri Yuliasih PI-12
13 Yesi Nanda Fitriyani PI-13
14 Nanda Putri S. PI-14
15 Nurul Fatimah PI-15
16 Nur Ayomi PI-16
17 Restu Diana PI-17
18 Fatma Nur Fadilla PI-18
Lampiran 24
131
DAFTAR NAMA SISWA KELAS CAMPURAN
No Nama NIS
1 Azharia Arda K CA-1
2 Lusiana Andreani CA-2
3 Rizki Kurnia M. CA-3
4 Ahmad Abdul Rois CA-4
5 Cicik Maryani CA-5
6 Eko Nugroho CA-6
7 Bayu Saputra CA-7
8 Yanuar Eka Candra CA-8
9 Wahyuni CA-9
10 Habik Setiawan CA-10
11 Gita Faresa F CA-11
12 Adik Rudiono CA-12
13 Nais Volum S. CA-13
14 Nur Hasiyah CA-14
15 Aji Subekti CA-15
16 Nikmatus Salamah CA-16
17 Tito W.S. CA-17
18 Della Wisnhu A. CA-18
Lampiran 25
132
DAFTAR NILAI TES PENELITIAN
Kelas Putra Kelas Putri Kelas Campuran
NIS XPA NIS XPI NIS XCA
PA-1 60 PI-1 65 CA-1 65
PA-2 60 PI-2 60 CA-2 65
PA-3 55 PI-3 65 CA-3 60
PA-4 45 PI-4 70 CA-4 50
PA-5 45 PI-5 70 CA-5 50
PA-6 60 PI-6 70 CA-6 70
PA-7 50 PI-7 55 CA-7 40
PA-8 40 PI-8 40 CA-8 55
PA-9 75 PI-9 65 CA-9 75
PA-10 45 PI-10 65 CA-10 40
PA-11 50 PI-11 55 CA-11 45
PA-12 60 PI-12 60 CA-12 50
PA-13 50 PI-13 45 CA-13 25
PA-14 45 PI-14 45 CA-14 45
PA-15 85 PI-15 45 CA-15 60
PA-16 80 PI-16 85 CA-16 80
PA-17 80 PI-17 80 CA-17 65
PA-18 75 PI-18 75 CA-18 90
Jumlah 1060 Jumlah 1115 Jumlah 1030
Rata2 58.89 Rata2 61.94 Rata2 57.22
S 13.90 S 12.26 S 15.57
S2 193.21 S2 150.39 S2 242.28
Lampiran 26
133
UJI NORMALITAS DATA NILAI TES KELAS PUTRA
Hipotesis:
H0 = Data berdistribusi normal
H1 = Data tidak berdistribusi normal
Kriteria: H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
χ² = ∑ (f₀ - fh)²
Fh
Data Kelas Nilai maksimal = 85 Rata-rata = 58,89 Nilai minimal = 40 S = 13,90 Rentang = 45 N = 18 Panjang kelas = 10 Banyak kelas = 5
Kelas Interval Batas Kelas
Nilai Z
Peluang untuk Z d fh f0 χ²
40-49 39,5 -1,39 0,4177 0,166 2,988 5 1,35
50-59 49,5 -0,68 0,2517 0,2357 4,2426 4 0,01
60-69 59,5 0,04 0,016 0,2604 4,6872 4 0,10
70-79 69,5 0,76 0,2764 0,1542 2,7756 2 0,22
80-89 79,5 1,48 0,4306 0,0555 0,999 3 4,01
89,5 2,20 0,4861 χ² 5,69
Untuk α= 5%, dengan dk= 5 -1 = 4 diperoleh χ² tabel = 9,49 (Sugiyono, 2008: 334)
Kesimpulan:
Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.
Daerah penerimaan H0
9,495,69
Lampiran 27
134
UJI NORMALITAS DATA NILAI TES KELAS PUTRI
Hipotesis:
H0 = Data berdistribusi normal
H1 = Data tidak berdistribusi normal
Kriteria: H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
χ² = ∑ (f₀ - fh)²
Fh
Data Kelas Nilai maksimal = 85 Rata-rata = 61,94 Nilai minimal = 40 S = 12,26 Rentang = 45 N = 18 Panjang kelas = 10 Banyak kelas = 5
Kelas Interval Batas Kelas Nilai Z Peluang
untuk Z d fh f0 χ²
40-49 39,5 -1,83 0,4664 0,1226 2,2068 4 1,46
50-59 49,5 -1,01 0,3438 0,2645 4,761 2 1,60
60-69 59,5 -0,20 0,0793 0,1531 2,7558 6 3,82
70-79 69,5 0,62 0,2324 0,1912 3,4416 4 0,09
80-89 79,5 1,43 0,4236 0,0642 1,1556 2 0,62
89,5 2,25 0,4878 χ² 7,59
Untuk α= 5%, dengan dk= 5 -1 = 4 diperoleh χ² tabel = 9,49 (Sugiyono, 2008: 334)
Kesimpulan:
Daerah penerimaan H0
9,497,59
Lampiran 28
135
Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.
UJI NORMALITAS DATA NILAI TES KELAS CAMPURAN
Hipotesis:
H0 = Data berdistribusi normal
H1 = Data tidak berdistribusi normal
Kriteria: H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
χ² = ∑ (f₀ - fh)²
Fh
Data Kelas Nilai maksimal = 90 Rata-rata = 57,22 Nilai minimal = 25 S = 15,57 Rentang = 65 N = 18 Panjang kelas = 10 Banyak kelas = 7
Kelas Interval Batas Kelas Nilai Z Peluang
untuk Z d fh f0 χ²
25-34 24,5 -2,10 0,4821 0,0542 0,9756 1 0,00 35-44 34,5 -1,46 0,4279 0,134 2,4120 2 0,07 45-54 44,5 -0,82 0,2939 0,2264 4,0752 5 0,21 55-64 54,5 -0,17 0,0675 0,1133 2,0394 3 0,45 65-74 64,5 0,47 0,1808 0,1857 3,3426 4 0,13 75-84 74,5 1,11 0,3665 0,0934 1,6812 2 0,06 85-94 84,5 1,75 0,4599 0,0317 0,5706 1 0,32
94,5 2,39 0,4916 χ² 1,25 Untuk α= 5%, dengan dk= 7-1= 6 diperoleh χ² tabel = 12,59 (Sugiyono, 2008: 334)
Kesimpulan:
Daerah penerimaan H0
12,591,25
Lampiran 29
136
Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.
137
UJI HOMOGENITAS NILAI TES
Hipotesis:
H0 = σ1 = σ 2 = σ 3
H0 = Tidak semua σ i sama, untuk i= 1, 2, 3
Kriteria: H0 diterima apabila Fhitung< Ftabel
PengujianHipotesis:
Kelas Putra Putri Campuran
ΣX 1060 1115 1030
XRat 58.89 61.94 57.22
N 18 18 18
S 13.90 12.26 15.57
s2 193.21 150.39 242.28
Dilakukan perhitungan:
Fhitung = = 1,61
Pada α = 5% dengan dk pembilang = 18-1 = 17 dan dk penyebut= 18-1 = 17 diperoleh Ftabel sebesar 3,07 (Arikunto, 2006: 368)
Kesimpulan:
Karena Fhitung< Ftabel maka data tersebut homogen.
Daerah penerimaan H0
3,071,61
Lampiran 30
138
UJI ANALISIS VARIAN TES
Kelas Putra Putri Campuran Jumlah nk 18 18 18 54 ∑Xk 1060 1115 1030 3205 ∑X2
k 1123600 1243225 1060900 3427725 ∑X2
k/nk 62422,22 69068,06 58938,89 190429,17
Hipotesis: H0 = μ1 = μ2 = μ3
H0 = Tidak semua μi sama, untuk i= 1, 2, 3
Kriteria: H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel
Pengujian Hipotesis:
Jumlah kuadrat total:
JKT = ƩX2T - (ƩXT)2/N
= 3427725 - (3205)2/54
= 3427725 - 190222,69
= 3237502,31
Jumlah kuadrat kelompok:
JKk = ∑X2k/nk - (ƩXT)2/N
= 190429,17 – 190222,69
= 206,48
Jumlah kuadrat dalam:
JKd = JKT - JKk
= 3237502,31 - 206,48
= 3237295,83
Lampiran 31
139
Tabel ringkasan: Sumber JK db MK F
Kelompok (k) JKk k-1 JKk : dbk MKk :Mkd
Dalam (d) JKd N-k JKd : dbd
Total (T) JKT N-1
Sumber JK db MK F Kelompok (k) 206,48 2 103,24 0,002 Dalam (d) 3237295,83 51 63476,39 Total (T) 3237502,31 53
Pada α = 5% dengan dkk = 2 dan dkd = 51 diperoleh Ftabel sebesar 3,15 (Arikunto, 2006: 368)
Kesimpulan:
Karena Fhitung < Ftabel maka data tersebut mempunyai varians yang tidak berbeda.
Daerah penerimaan H0
3,150,002
140
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA
HASIL TES ANTARA KELAS PUTRA DAN KELAS PUTRI
Hipotesis: H₀ = μ₁ = μ₂ H₁ = μ₁ ≠ μ₂
Kriteria: H0 diterima apabila –ttabel < thitung < ttabel
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Dimana,
Sumber Kelas Putra Kelas Putri Jumlah 1060 1115
N 18 18 Rata-rata 58,89 61,94
s² 193,21 150,39 S 13,9 12,26
s² = (18 - 1). 193,21 + (18 - 1).150,39 = 5841,2 = 171,8 18 + 18 -2 34
s = 13,11
= -3,050
= -0,698 4,370
Pada α = 5% dengan dk = 34 diperoleh t tabel sebesar 2,042 (Arikunto, 2006: 363) Kesimpulan:
181
18111,13
94,6189,58
+
−=t
21
21
11nn
s
xxt+
−=
2
21
222
112
2)1()1(
−+−+−
=nn
snsns
Daerah penerimaan H0
2,042-0,698-2,042
Lampiran 32
141
Karena thitung berada pada daerah penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai tes yang signifikan antara kelas putra dan kelas putri.
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA
HASIL TES ANTARA KELAS PUTRA DAN KELAS CAMPURAN
Hipotesis: H₀ = μ₁ ≤ μ₂ H₁ = μ₁ > μ₂
Kriteria: H0 diterima apabila –ttabel < thitung < ttabel
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Dimana,
Sumber Kelas Putra Kelas Campuran Jumlah 1060 1030
N 18 18 Rata-rata 58,89 57,22
s² 193,21 242,28 S 13,9 15,57
s² = (18 - 1). 193,21 + (18 - 1).242,28 = 7403,33 = 217,74 18 + 18 -2 34
s = 14,77
= 1,670 = 0,339 4,919
Pada α = 5% dengan dk = 34 diperoleh t tabel sebesar 2,042 (Arikunto, 2006: 363) Kesimpulan:
181
18177,14
22,5789,58
+
−=t
21
21
11nn
s
xxt+
−=
2
21
222
112
2)1()1(
−+−+−
=nn
snsns
Daerah penerimaan H0
2,0420,339 -2,042
Lampiran 33
142
Karena thitung berada pada daerah penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai tes yang signifikan antara kelas putra dan kelas campuran.
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA
DATA HASIL TES ANTARA KELAS PUTRI DAN KELAS CAMPURAN
Hipotesis: H₀ = μ₁ ≤ μ₂ H₁ = μ₁ > μ₂
Kriteria: H0 diterima apabila –ttabel < thitung < ttabel
Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:
Dimana,
Sumber Kelas Putri Kelas Campuran Jumlah 1115 1030
N 18 18 Rata-rata 61,94 57,22
s² 150,39 242,28 S 12,26 15,57
s² = (18 - 1). 150,39 + (18 - 1).242,28 = 6675, = 196,34 18 + 18 -2 34
s = 14,01
= 4,72 = 1,011 4,671
Pada α = 5% dengan dk = 34 diperoleh t tabel sebesar 2,042 (Arikunto, 2006: 363) Kesimpulan:
181
18101,14
22,5794,61
+
−=t
21
21
11nn
s
xxt+
−=
2
21
222
112
2)1()1(
−+−+−
=nn
snsns
Daerah penerimaan H0
2,0421.011-2,042
Lampiran 34
143
Karena thitung berada pada daerah penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai tes yang signifikan antara kelas putri dan kelas campuran.
PERHITUNGAN PERSENTASE
KETUNTASAN BELAJAR KLASIKAL TES
KELAS PUTRA
Kriteria:
Tuntas = (%) ≥ 85%
Tidak tuntas = (%) < 85%
Perhitungan:
(%) = Jumlah siswa dengan nilai > 75 x 100 % Jumlah siswa
= 2 x 100% 18
= 11,1 % Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas putra tidak mencapai ketuntasan belajar tes.
KELAS PUTRI
Kriteria:
Tuntas = (%) ≥ 85%
Tidak tuntas = (%) < 85%
Perhitungan:
(%) = Jumlah siswa dengan nilai > 75 x 100 % Jumlah siswa
= 2 x 100% 18
= 11,1 % Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas putri tidak mencapai ketuntasan belajar tes.
Lampiran 35
144
KELAS CAMPURAN
Kriteria:
Tuntas = (%) ≥ 85%
Tidak tuntas = (%) < 85%
Perhitungan:
(%) = Jumlah siswa dengan nilai > 75 x 100 % Jumlah siswa
= 2 x 100% 18
= 16,7 %
Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas campuran tidak mencapai ketuntasan belajar tes.
145
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI
HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK KELAS PUTRA
NIS Berkomunikasi Menggunakan
Alat
Ketepatan
Waktu
Jumlah
Skor
PA-1 3 1 2 6
PA-2 3 3 2 8
PA-3 1 2 2 5
PA-4 2 3 3 8
PA-5 3 3 3 9
PA-6 1 2 3 6
PA-7 2 3 2 7
PA-8 3 2 2 7
PA-9 3 3 3 9
PA-10 2 3 2 7
PA-11 2 1 2 5
PA-12 2 3 1 6
PA-13 3 2 2 7
PA-14 3 3 1 7
PA-15 1 3 2 6
PA-16 3 3 1 7
PA-17 2 3 2 7
PA-18 2 3 2 7
Jumlah 40 49 39 128
Lampiran 36
146
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI
HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK KELAS PUTRI
NIS Berkomunikasi Menggunakan
Alat
Ketepatan
Waktu
Jumlah
Skor
PI-1 2 2 1 5
PI-2 3 1 1 5
PI-3 1 1 1 3
PI-4 2 1 2 5
PI-5 1 2 2 5
PI -6 3 2 2 7
PI -7 3 3 1 7
PI -8 2 2 2 6
PI -9 1 3 2 6
PI -10 2 2 2 6
PI -11 3 1 1 5
PI -12 3 1 3 7
PI -13 3 2 3 8
PI -14 2 2 2 6
PI -15 2 1 1 4
PI -16 3 2 1 6
PI -17 2 2 1 5
PI -18 3 3 2 8
Jumlah 41 33 30 104
Lampiran 37
147
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI
HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK KELAS CAMPURAN
NIS Berkomunikasi Menggunakan
Alat
Ketepatan
Waktu
Jumlah
Skor
CA -1 2 3 1 6
CA -2 2 3 1 6
CA -3 3 3 2 8
CA -4 3 2 3 8
CA -5 1 3 1 5
CA -6 1 2 3 6
CA -7 3 2 2 7
CA -8 2 3 3 8
CA -9 2 3 2 7
CA -10 1 3 3 7
CA -11 2 3 3 8
CA -12 2 3 3 8
CA -13 2 3 2 7
CA -14 3 3 2 8
CA -15 3 2 1 6
CA -16 3 3 1 7
CA -17 3 3 3 9
CA -18 2 2 3 7
Jumlah 41 45 37 123
Lampiran 38
148
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI
HASIL BELAJAR AFEKTIF KELAS PUTRA
NIS Tanggung
Jawab
Kerjasama Kreatifitas Jumlah
Skor
PA-1 3 2 2 7
PA-2 1 2 1 4
PA-3 1 3 2 6
PA-4 2 1 1 4
PA-5 2 3 2 7
PA-6 3 2 1 6
PA-7 2 2 2 6
PA-8 2 1 2 5
PA-9 2 3 1 6
PA-10 3 3 1 7
PA-11 3 1 3 7
PA-12 2 3 2 7
PA-13 2 1 3 6
PA-14 2 1 2 5
PA-15 2 2 1 5
PA-16 2 2 2 6
PA-17 3 1 1 5
PA-18 1 3 3 7
Jumlah 38 36 32 106
Lampiran 39
149
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI
HASIL BELAJAR AFEKTIF KELAS PUTRI
NIS Tanggung
Jawab
Kerjasama Kreatifitas Jumlah
Skor
PI-1 2 2 2 6
PI-2 2 1 2 5
PI-3 3 1 2 6
PI-4 2 2 2 6
PI-5 3 2 2 7
PI -6 1 3 3 7
PI -7 2 1 3 6
PI -8 3 3 2 8
PI -9 2 3 2 7
PI -10 1 2 3 6
PI -11 2 2 2 6
PI -12 3 2 2 7
PI -13 2 2 2 6
PI -14 3 3 3 9
PI -15 2 3 2 7
PI -16 2 2 2 6
PI -17 3 3 3 9
PI -18 2 2 2 6
Jumlah 40 39 41 120
Lampiran 40
150
REKAPITULASI HASIL OBSERVASI
HASIL BELAJAR AFEKTIF KELAS CAMPURAN
NIS Tanggung
Jawab
Kerjasama Kreatifitas Jumlah
Skor
CA -1 2 3 2 7
CA -2 3 3 3 9
CA -3 3 3 1 7
CA -4 2 3 2 7
CA -5 2 2 2 6
CA -6 2 2 1 5
CA -7 2 2 3 7
CA -8 3 3 2 8
CA -9 3 3 2 8
CA -10 3 2 2 7
CA -11 2 2 2 6
CA -12 2 2 2 6
CA -13 3 2 3 8
CA -14 3 2 2 7
CA -15 2 2 1 5
CA -16 3 3 2 8
CA -17 3 3 2 8
CA -18 1 2 2 5
Jumlah 44 45 36 125
Lampiran 41
151
RINGKASAN HASIL UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA
HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF Hasil Perhitungan Hasil Belajar Psikomotorik
Sumber Putra dan Putri Putra dan Campuran Putri dan Campuran
thitung 3,02 0,47 1,82
ttabel 1,68 1,68 1,68
Kriteria Berbeda Tidak Berbeda Berbeda
Hasil Perhitungan Hasil Belajar Afektif
Sumber Putra dan Putri Putra dan Campuran Putri dan Campuran
thitung 2,28 3,65 0,93
ttabel 1,68 1,68 1,68
Kriteria Berbeda Berbeda Tidak Berbeda
Lampiran 42