UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/17903/1/4201408091.pdf · Dyah...

174
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SESAAT KELAS PUTRA, KELAS PUTRI, DAN KELAS CAMPURAN MATERI GETARAN DI SMA N 1 KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh Taufik Yulianto 4201408091 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Transcript of UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/17903/1/4201408091.pdf · Dyah...

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SESAAT

KELAS PUTRA, KELAS PUTRI, DAN KELAS CAMPURAN

MATERI GETARAN

DI SMA N 1 KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN

skripsi

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

Taufik Yulianto

4201408091

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

 

i  

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 4 April 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. NIP. 19561029 198601 1 001 NIP. 19620301 198901 2 001

 

ii  

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, Dan

Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan Kabupaten

Grobogan

disusun oleh

Taufik Yulianto

4201408091

telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA Universitas

Negeri Semarang pada hari Kamis tanggal 4 April 2013.

Panitia: Ketua Sekretaris

Prof.Dr. Wiyanto, M.Si. Dr. Khumaedi, M.Si. NIP. 19631012 198803 1 001 NIP. 196306101989011002

Ketua Penguji

Dra. Siti Khanafiyah, M.Si. NIP. 19520521 197603 2 001

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/ Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. NIP. 19561029 198601 1 001 NIP. 19620301 198901 2 001

 

iii  

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, dan apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat

dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Semarang, 24 April 2013

Taufik Yulianto

4201408091

 

iv  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

1. Persipakan diri untuk mati.

2. Sabar, Sukur, Iklas.

3. Dalan urip iku ono mestine, podo eling lan waspodo. Dalan urip iku ono

watese.

Karya ini aku persembahkan kepada:

1. Ayahku dan ibuku, bagai langit dan bumi yang memberi

kehidupan.

2. Ketiga adikku (Sigit, Feri, Riski), yang menyiratkan

semangat.

3. Guru sejati.

4. Mas-mas, kakak-kakak, sahabat-sahabat, rekan-rekanita,

teman-teman, dan adik-adik yang mengisi halaman buku

hidupku.

 

v  

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

nikmat-Nya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan skripsi berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika

Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, Dan Kelas Campuran Materi Getaran Di

SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan”.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak berupa

saran, bimbingan, petunjuk, dan bantuan dalam bentuk lain, maka penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Khumaedi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

4. Bambang Subali, M.Pd. sebagai Dosen Wali yang telah membimbing dan

mengarahkan selama studi berlangsung.

5. Drs. Sukiswo Edi Supeni, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis selama penyusunan

skripsi.

 

vi  

6. Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan saran bagi penulis selama penyusunan

skripsi.

7. Seluruh Dosen Jurusan Fisika, atas ilmu yang diberikan.

8. Drs. H. Haryono, selaku Kepala SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan

yang telah memberikan ijin penelitian.

9. Dyah Narwati, S.Pd, selaku guru fisika kelas XI SMA N 1 Kradenan

Kabupaten Grobogan yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

10. Irham, Mukmin dan seluruh teman yang telah membantu selama studi,

penelitian, dan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurahan. Untuk itu,

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap

semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi kemajuan pendidikan khususnya

pengembangan pendidikan fisika..

Semarang, April 2013

Penulis,

 

vii  

ABSTRAK

Yulianto, Taufik. 2013. Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran Materi Getaran Di SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Utama Drs. Sukiswo Supeni Edi, M.Si. dan Pembimbing Pendamping Dra. Pratiwi Dwijananti, M.Si.

Kata kunci: studi perbandingan, hasil belajar fisika, kelas putra, kelas putri, kelas campuran.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya pengaturan kelas termasuk komposisi teman belajar. Hasil observasi menunjukkan bahwa kelas sejenis mempunyai hasil belajar fisika yang lebih baik dari pada kelas campuran. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian-penelitian yang mengambil objek kajian tentang kelas sejenis dan kelas campuran. Perbedaan kemampuan antara siswa putra dan siswa putri mengakibatkan interaksi antar siswa dalam kelas putra, kelas putri, maupun kelas campuran yang berbeda. Dalam pembelajaran fisika, idealnya menggunakan metode praktikum dan diskusi. Hal ini sangat memerlukan interaksi antar siswa. Interaksi ini juga menyebabkan perbedaan hasil belajar ketiga kelas. Rumuasan masalah penelitian ini adalah adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran serta manakah kelas yang lebih baik? Penelitian ini akan menunjukkan perbandingan hasil belajar antara ketiga kelas tersebut.

Jenis penelitian ini merupakan true experimental dengan metode pembelajaran praktikum dan diskusi. Subjek penelitian adalah kelas putra 18 siswa, kelas putri 18 siswa, dan kelas campuran 18 siswa yang dipilih dan dibentuk dari siswa kelas XI IPA SMA N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan. Data diambil dengan menggunakan tes, observasi, dokumentasi, dan angket. Data kognitif dianalisis dengan uji analisis varians, uji t, dan ketuntasan klasikal, sedangkan data psikomotorik dan data afektif dianalisis dengan deskriptif persentase.

Secara umum disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Untuk aspek psikomotorik dan aspek afektif terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Hasil belajar psikomotorik kelas putra lebih baik dari pada kelas campuran dan hasil belajar kelas campuran lebih baik dari pada kelas putri. Hasil belajar afektif kelas campuran lebih baik dari pada kelas putri dan hasil belajar afektif kelas putri lebih baik daripada kelas putra. Sedangkan untuk aspek kognitif tidak ada perbedaan hasil belajar antara ketiga kelas.

 

viii  

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. v

ABSTRAK ………………………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………... viii

DAFTAR TABEL ……………………...…………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xiv

BAB

1. PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………… 4

1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 5

1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………... 5

1.5 Penegasan Istilah ……………………………………………………. 6

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ……………………………………….. 7

2. LANDASAN TEORI ……………………………………………………. 8

2.1 Hasil Belajar ………………………………………………………… 8

2.1.1 Pengertian Belajar ……………………………………………. 8

2.1.2 Hasil Belajar ………………………………………………….. 9

2.1.2.1 Ranah Kognitif ………………………………………. 10

2.1.2.2 Ranah Afektif ………………………………………. 10

2.1.2.3 Ranah Psikomotorik …………………………………. 11

2.2 Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran ……………………… 12

2.2.1 Kelompok Sosial ……………………………………………... 12

2.2.2 Interaksi Sosial ……………………………………………….. 13

2.2.3 Interaksi Kelas Putra dan Kelas Putri ………………………… 14

2.2.4 Interaksi Kelas Campuran ……………………………………. 15

 

ix  

2.3 Tinjauan Materi ……………………………………………………… 15

2.3.1 Pegas …………..……………………………………………… 15

2.3.2 Susunan Pegas ……………………………………………….. 16

2.3.2.1 Susunan Seri ………………………………………… 16

2.3.2.2 Susunan Paralel ……………………………………… 17

2.3.3 Periode dan Frekuensi Getaran ………………………………. 17

2.3.4 Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Getaran ……………………. 20

2.3.5 Energi Getaran Pegas ………………………………………… 22

2.4 Kerangka Berfikir …………………………………………………… 23

3. METODE PENELITIAN ……………………………………………….. 25

3.1 Populasi dan Sampel ………………………………………………… 25

3.1.1 Populasi ………………………………………………………. 25

3.1.2 Sampel ……………………………………………………….. 25

3.2 Variabel ……………………………………………………………… 26

3.2.1 Variabel Bebas ……………………………………………….. 26

3.2.2 Variabel Terikat ……………………………………………… 26

3.3 Desain Penelitian ……………………………………………………. 26

3.4 Pelaksanaan …………………………………………………………. 28

3.5 Instrumen ……………………………………………………………. 28

3.5.1 Validitas ……………………………………………………… 28

3.5.2 Reliabilitas …………………………………………………… 30

3.5.3 Taraf Kesukaran ……………………………………………… 31

3.5.4 Daya Pembeda Soal ………………………………………….. 32

3.6 Metode Pengumpulan Data …………………………………………. 34

3.6.1 Metode Tes …………………………………………………… 34

3.6.2 Metode Observasi ……………………………………………. 34

3.6.3 Metode Angket ………………………………………………. 34

3.6.4 Metode Dokumentsai ………………………………………… 34

3.7 Metode Analisis Data ……………………………………………….. 34

3.7.1 Analisis Tahap Awal …………………………………………. 34

3.7.1.1 Uji Normalitas ………………………………………. 35

 

x  

3.7.1.2 Uji Homogenitas …………………………………….. 35

3.7.2 Analisis Tahap Akhir ………………………………………… 36

3.7.2.1 Analisis Tes Hasil Belajar ………………………….. 36

3.7.2.2 Analisis Lembar Observasi ………………………….. 36

3.7.2.3 Uji Normalitas ……………………………………..... 37

3.7.2.4 Uji Homogenitas ……………………………………. 37

3.7.2.5 Uji Analisis Varians ………………...………………. 38

3.7.2.6 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ………………………. 39

3.7.2.7 Ketuntasan Belajar Secara Klasikal ………………… 39

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………………. 40

4.1 Hasil Penelitian ……………………………………………………... 40

4.1.1 Hasil Analisis Tahap Awal …………………………………… 40

4.1.1.1 Uji Homogenitas Populasi ………………………….. 40

4.1.1.2 Uji Normalitas Sampel ……………………………... 41

4.1.1.3 Uji Analisis Varians Sampel ………………………... 41

4.1.2 Hasil Analisis Tahap Akhir …………………………………... 41

4.1.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif ………………………… 42

4.1.2.1.1 Uji Normalitas Tes ………………………… 42

4.1.2.1.2 Uji Homogenitas Tes ……………………… 42

4.1.2.1.3 Uji Analisis Varians Tes …………………... 43

4.1.2.1.4 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Tes ………… 43

4.1.2.1.5 Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes ………. 44

4.1.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik ………………. 44

4.1.2.2.1 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada

Kelas Putra ………………………………... 44

4.1.2.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada

Kelas Putri ……………………………….… 45

4.1.2.2.3 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada

Kelas Campuran ………………………….... 47

4.1.2.2.4 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik … 48

4.1.2.3 Deskripsi Hasil Belajar Afektif ……………………… 49

 

xi  

4.1.2.3.1 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas

Putra ……………………………………..… 49

4.1.2.3.2 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas

Putri …………………………………...…… 50

4.1.2.3.3 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas

Campuran ……………………………...…… 51

4.1.2.3.4 Perbandingan Hasil Belajar Afektif ………. 53

4.1.2.4 Hasil Belajar Secara Umum ………………………... 54

4.2 Pembahasan ………………………………………………………….. 54

4.2.1 Pembahasan Hasil Belajar Psikomotorik …………………….. 55

4.2.2 Pembahasan Hasil Belajar Afektif …………………………… 57

4.2.3 Pembahasan Hasil Belajar Kognitif ………………………….. 59

5. PENUTUP ……………………………………………………………….. 62

5.1 Simpulan …………………………………………………………….. 62

5.2 Saran …………………………………………………………………. 62

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 63

LAMPIRAN ………………………………………………………………… 66

 

xii  

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Belajar Fisika MA Salafiyah Kajen dan MA Silahul Ulum ……. 2

3.1 Jumlah Populasi Penelitian …………………………………………… 25

3.2 Desain penelitian ……………………………………………………... 26

3.3 Validitas Soal …………………………………………………………. 30

3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ............................................................ 31

3.5 Indeks Kesukaran Soal ………………………………………………... 32

3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal ................................................................. 33

3.7 Daya Pembeda Soal ………………………………………………...…. 33

3.8 Butir-Butir Soal Yang Memenuhi Syarat ……………………………… 33

3.9 Ringkasan Analisis Varians ……………………………………………. 38

4.1 Data Populasi ……………………………………………………..….... 40

4.2 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Populasi …………………… 40

4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Sampel ………………………. 41

4.4 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Sampel ………………… 41

4.5 Hasil Belajar Konitif (Tes) …………………………………………….. 42

4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Tes …………………………... 42

4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Tes ………………………... 42

4.8 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Tes …………….…….... 43

4.9 Hasil Perhitungan Uji t Data Tes …………………………………….. 43

4.10 Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes ……………... 44

4.11 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra …………...…….. 44

4.12 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri ………………...... 45

4.13 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Campuran …………..... 47

4.14 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik ………………………….. 48

4.15 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra ………………………... 49

4.16 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri ……………………….... 50

4.17 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Campuran ………………….... 52

 

xiii  

4.18 Perbandingan Hasil Belajar Afektif ………………………………...... 53

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Sistem Pegas………………………………………………….……….. 15

2.2 Pegas-Pegas Disusun Seri……………………………………….…….. 16

2.3 Pegas-Pegas Disusun Paralel…………………………………….……. 16

2.4 Proyeksi Titik A pada Sumbu y dan Grafik Sinusoidal Getaran ….….. 17

2.5 Proyeksi Titik A pada Sumbu y dan Grafik Cosinusoidal Getaran …... 18

3.1 Skema Alur Penelitian ………………………………………………… 27

4.1 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik Antara Kelas Putra,

Kelas Putri, dan Kelas Campuran …………………….………………. 55

4.2 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Afektif Antara Kelas Putra,

Kelas Putri, dan Kelas Campuran ………………………………….…. 57

 

xiv  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ....................................................................................................... 67

2. RPP ........................................................................................................... 69

3. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ............................................................................ 78

4. Soal Uji Coba ............................................................................................ 79

5. Daftar Nama Siswa Uji Coba Soal ............................................................ 88

6. Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat

Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Uji Coba ............................................... 89

7. Kisi-Kisi Soal Penelitian ........................................................................... 93

8. Soal Penelitian ........................................................................................... 94

9. Pedoman Observasi Penilaian Hasil Belajar Afektif ................................ 100

10. Lembar Observasi Penilaian Hasil Belajar Afektif .................................. 101

11. Pedoman Observasi Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik ..................... 102

12. Lembar Observasi Penilaian Hasil Belajar Psikomotorik ......................... 103

13. Lembar Kerja Siswa ................................................................................. 104

14. Lembar Diskusi Siswa ............................................................................ 112

15. Lembar Angket Siswa ............................................................................... 116

16. Daftar Nilai Hasil UTS Kelas XI IPA ...................................................... 118

17. Uji Homogenitas Populasi ......................................................................... 119

18. Daftar Nilai Hasil UTS Kelas Sampel ...................................................... 120

19. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Putra ............................................. 121

20. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Putri .............................................. 122

21. Uji Normalitas Data Nilai UTS Kelas Campuran ..................................... 123

22. Uji Analisis Varian Data Sampel .............................................................. 124

23. Daftar Nama Siswa Kelas Putra ............................................................... 126

24. Daftar Nama Siswa Kelas Putri ................................................................ 127

25. Daftar Nama Siswa Kelas Campuran ........................................................ 128

26. Daftar Nilai Tes Penelitian ....................................................................... 129

 

xv  

27. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Putra ............................................... 130

28. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Putri ............................................... 131

29. Uji Normalitas Data Nilai Tes Kelas Campuran ....................................... 132

30. Uji Homogenitas Data Nilai Tes ............................................................... 133

31. Uji Analisis Varian Data Nilai Tes ............................................................ 134

32. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putra Dan

Kelas Putri ................................................................................................. 136

33. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putra Dan

Kelas Campuran ......................................................................................... 137

34. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Data Hasil Tes Antara Kelas Putri Dan

Kelas Campuran ......................................................................................... 138

35. Perhitungan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal Tes ................ 139

36. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra .... 141

37. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri ..... 142

38. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas

Campuran .................................................................................................. 143

39. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra .............. 144

40. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri ............... 145

41. Rekapitulasi Hasil Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Campuran ...... 146

42. Ringkasan Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil Belajar

Psikomotorik dan Afektif ......................................................................... 147

43. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ……………………….. 148

44. Surat Ijin Penelitian ……………………………………………………... 149

45. Surat Keterangan Penelitian …………………………………………….. 150

46. Foto-Foto Penelitian …………………………………………………….. 151

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya untuk menyalurkan pengetahuan, wawasan,

dan keterampilan tertentu pada seseorang agar dapat mengembangkan dirinya

untuk bertahan menghadapi perubahan. Menurut Undang-Undang Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional

adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Keberhasilan tujuan pendidikan yang direncanakan tersebut

dapat diukur dengan berbagai indikator, salah satu indikator tersebut adalah hasil

belajar siswa.

Baik atau tidaknya hasil belajar siswa tergantung dari faktor-faktor yang

mempengaruhinya, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor

yang berasal dari dalam diri siswa, yaitu keadaan/kondisi jasmani dan rohani

siswa, meliputi aspek fisiologis (kondisi tubuh dan panca indra) dan aspek

psikologis (intelegensi, sikap, bakat, cara belajar, minat, dan motivasi). Faktor

eksternal yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa, terdiri atas faktor lingkungan

sosial (guru, teman, masyarakat, dan keluarga) dan faktor lingkungan non sosial

(gedung sekolah, tempat tinggal, alat belajar, cuaca dan waktu belajar).

2  

  

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada dua sekolah berlatar belakang

sama diperoleh data hasil belajar fisika seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1 Hasil Belajar Fisika MA Salafiyah Kajen dan MA Silahul Ulum Tahun 2012

Sekolah MA Salafiyah Kajen MA Silahul Ulum Jenis kelamin Laiki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Jumlah siswa 28 35 17 21 Nilai rata-rata siswa

79 80 69 74

Nilai rata-rata keseluruhan

80 70

Pada MA Salafiyah Kajen diberlakukan kebijakan pemisahan kelas antara

siswa putra dengan siswa putri. Kebijakan tersebut berkaitan dengan sejarah

berdirinya MA Salafiyah Kajen yang berada dibawah wewenang yayasan

Salafiyah Kajen. Yayasan ini mulanya merupakan pondok pesantren yang

memberlakukan pemisahan santri putra dan santri putri saat pengajian

berlangsung. Sedangakan pada MA Silahul Ulum siswa putra dan siswa putri

dijadikan satu kelas. Awal terbentuknya MA Silahul Ulum tidak terlepas dari MI

dan MTs Silahul Ulum yang telah ada sebelumnya dan merupakan wadah lanjutan

bagi lulusan MI dan MTs tersebut. Dari tabel terlihat bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.

Perbedaan hasil belajar tersebut diperkuat dengan adanya hasil dari

penelitian-penelitian yang mengambil objek kajian tentang kelas sejenis dan kelas

campuran. Penelitian Rennie dan Parker (1997) yang secara umum

menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi belajar matematika pada kelas

putra, kelas putri, dan kelas campuran. Penelitian Gilmore et al (2002) dan Shieh,

3  

  

Chang, dan Liu (2011) yang bertema sama mendapati hal yang sama yaitu

terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.

Penelitian oleh Harianto (2005) menyebutkan adanya perbedaan prestasi belajar

biologi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.

Sadker (1994) menyebutkan bahwa ada hubungan antara hasil belajar

dengan jenis kelamin. Penelitian lain oleh sekolah di Inggris didapatkan bahwa

siswa putri yang belajar disekolah putri lebih cerdas dibandingkan dengan siswa

disekolah campuran. Didapati pula dari 71.286 siswa yang mengikuti program

sekolah menengah disekolah khusus putri antara tahun 2005 sampai tahun 2007

diperoleh hasil yang lebih baik. Sementara itu lebih dari 647.942 siswa putri yang

mengikuti ujian disekolah campuran diperoleh 20% tidak sesuai harapan.

Hasil tersebut berkaitan dengan perkembangan otak laki-laki dan

perempuan pada usia 12-16 tahun yang berbeda, karena selama puber

perkembangan otak perempuan lebih cepat dua tahun daripada laki-laki. Ini

menjelaskan mengapa siswa putra lebih sulit belajar bahasa, tetapi lebih cepat

menyerap pelajaran matematika daripada siswa putri. Hasil tersebut diperkuat

oleh pendapat Gurian dan Henley (dalam Carol 2006) yang menyatakan:

“Anak perempuan adalah pendengar yang lebih baik daripada anak laki-laki, mendengar lebih banyak dari apa yang dikatakan, dan lebih reseptif terhadap kebanyakan rincian dalam pelajaran atau percakapan. Anak laki-laki cenderung mendengar lebih sedikit dan lebih sering meminta bukti jelas untuk mendukung guru atau orang lain. Anak perempuan lebih mampu berfikir secara abstrak dan intruksional”. Perbedaan kemampuan ini juga mempengaruhi cara berinteraksi antar teman

belajar dalam kelas. Pembagian kelas berdasarkan jenis kelamin sebagai teman

belajar secara umum dapat berupa kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.

4  

  

Siswa dalam kelas putra sering bercanda dengan tujuan membuat diri mereka

sebagai orang yang hebat dan cenderung berbicara terbuka pada teman belajarnya.

Jadi interaksi antar anggota kelas putra juga lebih terbuka. Kelas putri memiliki

interaksi yang baik dikarenakan kemampuan mereka dalam berkomunikasi

terutama dengan sesamanya. Cara berkomunikasi inilah yang menjadikan suasana

keakraban dalam kelas. Sedangkan siswa kelas campuran memiliki kecanggungan

dalam berinteraksi karena kehadiran lawan jenis, kecanggungan ini karena

timbulnya rasa malu dan adanya norma tertentu. Di Indonesia sendiri, perbedaan

posisi antara laki-laki dan perempuan sangat besar dan masih dipandang sebagai

penghambat terhadap proses belajar disekolah yang berlatar belakang agama,

terutama agama Islam. Dan tidak menutup kemungkinan hal yang sama juga

terjadi di sekolah umum. Sedangkan pembelajaran fisika merupakan kegiatan

yang idealnya banyak melakukan praktek, sehingga interaksi antar siswa akan

sering terjadi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengadakan penelitian

yang berjudul : Studi Perbandingan Hasil Belajar Fisika Sesaat Kelas Putra,

Kelas Putri, dan Kelas Campuran Pada Materi Getaran di SMA N 1

Kradenan Kabupaten Grobogan.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah:

1) Adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas putri,

dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten

Grobogan?

5  

  

2) Manakah hasil belajar siswa yang lebih baik antara kelas putra, kelas putri,

dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten

Grobogan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1) Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra,

kelas putri, dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan

Kabupaten Grobogan.

2) Mengetahui hasil belajar siswa yang lebih baik antara kelas putra, kelas

putri, dan kelas campuran materi getaran di SMA N 1 Kradenan Kabupaten

Grobogan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Bagi sekolah, sebagai informasi dalam menyusun kelas dan menempatkan

siswa.

2) Bagi peneliti, digunakan untuk menambah pengetahuan dalam membekali

diri sebagai calon guru fisika yang memperoleh pengalaman penelitian

secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal sebagai guru dalam

mengajar.

6  

  

1.5 Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu

dijelaskan beberapa istilah, antara lain:

1) Studi Perbandingan

Studi perbandingan merupakan penelitian yang berusaha untuk

membandingkan dua hal atau lebih. Perbandingan ini ditunjukkan dengan

adanya perbedaan hasil belajar antar kelas, serta urutan hasil belajar kelas

dari yang tertinggi hingga terendah. Perbedaan hasil belajar kognitif,

psikomotorik, dan afektif dianalisis melalui analisis varians dan uji t dengan

taraf kepercayaan 90%.

2) Hasil Belajar Fisika Sesaat

Hasil belajar fisika sesaat adalah hasil yang telah dicapai seseorang

setelah mengalami proses belajar fisika yang dilakukan dalam waktu singkat

dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi, hasil belajar meliputi tiga

aspek yaitu: kognitif, psikomotorik, dan afektif.

3) Kelas Putra

Kelas putra adalah kelas yang terdri dari siswa berjenis kelamin putra

saja.

4) Kelas Putri

Kelas putri adalah kelas yang terdri dari siswa berjenis kelamin putri

saja.

5) Kelas Campuran

Kelas campuran adalah kelas yang terdiri dari siswa putra dan siswa

putri.

7  

  

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika dalam skripsi ini disusun dengan tujuan agar pokok-pokok

masalah dibahas secara urut dan terarah. Sistematika terdiri dari tiga bagian yaitu

bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.

(1) Bagian awal skripsi berisi judul, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan,

persembahan, motto, prakata, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar,

dan daftar lampiran.

(2) Bagian isi skripsi dibagi atas lima bab.

Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan

sistematika penulisan skripsi.

Bab II Landasan teori yang berisi kajian hasil belajar, kajian kelas

putra, kelas putri, dan kelas campuran, dan kajian pegas dan

getaran serta berisi kerangka berfikir penelitian.

Bab III Metode penelitian berisi tentang desain penelitian, subjek

penelitian, lokasi penelitian, variabel dan indikator,

pengambilan data penelitian, dan analisis data.

Bab IV Hasil dan pembahasan berisi tentang perbandingan hasil belajar

kognitif, psikomotorik, afektif antara kelas putra, kelas putri,

dan kelas campuran. Adapun dalam pembahasan menerangkan

pengaruh-pengaruh yang menyebabkan terjadinya hasil tersebut.

Bab V Penutup berisi kesimpulan dan saran bagi penelitian selanjutnya.

(3) Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

8  

  

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hasil Belajar

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar memiliki pengertian yang berbeda-beda. Gagasan UNESCO yang

dilaporkan oleh Delors (1997) tentang empat pilar pendidikan, yakni: learning to

know (belajar mengetahui), learning to do (belajar berbuat), learning to be

(belajar menjadi), dan learning to live together (belajar hidup bersama)

merupakan salah satunya.

Beberapa pengertian belajar menurut para ahli. Mudzakir (1997:34)

mengartikan belajar sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan

mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah

laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Winkel

(1997:193) berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai

suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan

nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Sedangkan

menurut Wahyuningsih (2004) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta

8

9  

  

membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi

dengan lingkungannya.

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan,

dan ilmu pengetahuan yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan.

2.1.2 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian

tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya diakhiri

dengan suatu evaluasi. Hasil belajar diartikan sebagai hasil akhir pengambilan

keputusan tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar

mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa

bertambah dari hasil sebelumnya (Djamarah, 2000: 25).

Hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh murid

dalam mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Sukmadinata (2007: 102) mengatakan hasil belajar merupakan realisasi

atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki

seseorang. Sedangkan hasil belajar menurut Arikunto (2008:63) sebagai hasil

yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih

dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan.

10  

  

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan

kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari

Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,yaitu:

2.1.2.1 Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan,

dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup enam aspek meliputi

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, penilaian.

Bentuk tes kognitif diantaranya; (1) tes atau pertanyaan lisan di kelas, (2)

pilihan ganda, (3) uraian obyektif, (4) uraian non obyektif atau uraian bebas, (5)

jawaban atau isian singkat, (6) menjodohkan, (7) portopolio dan (8) performans.

2.1.2.2 Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah

afektif dalam penelitian ini yaitu berupa keterampilan sosial (social skill). Secara

teknis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu:

a) laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket

anonim,

b) pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar

pengamatan.

Penilaian dilakukan melalui cara pengamatan, aspek penilaiannya meliputi

tanggung jawab, kerjasama, dan kreatifitas.

11  

  

(a) Tanggung jawab diartikan sebagai sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan

budaya), negara dan Tuhan YME. Tanggung jawab berkaitan tentang

kehadiran, penggunaan alat, dan pengerjaan tugas.

(b) Kerjasama merupakan perilaku yang dilakukan oleh beberapa orang untuk

mencapai tujuan bersama. Kerjasama bisa dalam bentuk keikutsertaan,

dukungan, maupun keaktifan dalam kegiatan.

(c) Kreatifitas merupakan berpikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan atau

logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang

telah dimiliki.

2.1.2.3 Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berkenaan dengan kemampuan fisik seperti

keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik meliputi persepsi, kesiapan,

gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, kreativitas.

Ryan (1980) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur

melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama

proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran,

yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur

pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran

selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

12  

  

Metode pengukuran ranah psikomotorik dalam penelitian ini adalah

observasi berbantuan lembar observasi dengan aspek penilaian yaitu

berkomunikasi dengan teman, menggunakan alat praktikum, dan ketepatan waktu

selama praktikum.

(a) Berkomunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,

gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Komponen komunikasi minimal

terdiri dari pengirim informasi, penerima, dan informasi yang disampaikan.

Suatu komunikasi dikatakan berhasil apabila penerima dapat mengerti

informasi yang disampaikan dengan jelas.

(b) Menggunakan alat meliputi persiapan alat dan bahan, pelaksanaan mencari

nilai besaran sesuai prosedure, dan merapikan alat.

(c) Ketepatan waktu disini adalah waktu pelaksanaan praktikum tidak melewati

batas waktu yang telah ditentukan.

2.2 Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran

2.2.1 Kelompok Sosial

Kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup

bersama, karena adanya hubungan diantara mereka. Dalam kelompok sosial

dikenal adanya InGroup dan OutGroup. InGroup adalah kelompok sosial dimana

individu mengidentifikasikan dirinya. OutGroup adalah kelompok sosial yang

oleh individu diartikan sebagai lawan dari InGroupnya, misal seorang siswa putra

akan menganggap kelompok putra sebagai InGroupnya dan menganggap

kelompok kelompok putri sebagai OutGroupnya.

13  

  

2.2.2 Interaksi Sosial

Soerjono (2006:62) menyatakan bahwa “Interaksi sosial merupakan

hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara

kelompok maupun antara individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan

oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan

antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang

menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan

struktur sosial”.

“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling

mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004). Terdapat tiga

macam interaksi sosial, yaitu interaksi antara individu dan individu, interaksi

antara individu dan kelompok, dan interaksi sosial antara kelompok dan

kelompok.

Interaksi sosial dapat terjadi dalam dua bentuk umum, yaitu yang bersifat

asosiatif dan yang bersifat disosiatif. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni

yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti

kerja sama dan asimilasi. Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang

perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Asimilasi diartikan

sebagai proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar

belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka

waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan

wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.

14  

  

Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada

bentuk-bentuk pertentangan, seperti persaingan, kontravensi, dan konflik.

Persaingan merupakan suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau

kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara

kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.

Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan

konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara

tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan

atau kelompok atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap

tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi

konflik. Sedangkan yang dimaksud konflik adalah proses sosial antar perorangan

atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan

kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya jurang

pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.

Interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat, yaitu kontak

sosial dan komunikasi.

2.2.3 Interaksi Kelas Putra dan Kelas Putri

Menurut teori sosiologi, suatu kelompok terbentuk karena adanya faktor

yang dimiliki bersama. Semakin banyak persamaan maka hubungan diantara

anggotanya bertambah erat. Kelas putra dan kelas putri adalah kelas yang terdiri

dari siswa berjenis kelamin sama. Berarti semakin banyak pula persamaan yang

dimiliki oleh kelas putra dan kelas putri dari pada kelas campuran.

15  

  

Interaksi sosial yang mungkin muncul dalam kelas putra dan kelas putri

adalah interaksi yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk-

bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan). Namun perbedaan kemampuan antara

siswa putra dan siswa putri berakibat pada beda pula hasil belajar yang diperoleh

keduanya.

2.2.4 Interaksi Kelas Campuran

Masyarakat umum mengangap siswa putri sebagai individu yang lemah,

penyabar, dan lebih banyak menggunakan perasaan. Sedangkan siswa putra

dianggap sebagai individu yang tegas, keras, dan berani. Pandangan tersebut

menimbulkan interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yang dapat mengarah

kepada bentuk-bentuk pertentangan atau konflik.

2.3 Tinjauan Materi

2.3.1 Pegas

Pegas merupakan benda yang bersifat elastis, artinya pegas dapat kembali

ke bentuk semula selama mendapat sejumlah gaya yang masih berada dalam batas

elastisitasnya. Namun jika gayanya melebihi batas elastisitasnya, maka sifat

keelastisitasan dari pegas bisa hilang atau bahkan patah atau putus.

Gambar 2.1.a merupakan pegas tanpa beban.

Gambar 2.1.b menunjukkan bahwa pada

keadaan setimbang, pegas tidak mengerjakan

gaya pada benda. Apabila benda disimpangkan

sejauh y dari kedudukan setimbang seperti Gambar 2.1 Sistem pegas 

16  

  

Gambar 2.1.c, pegas akan mengerjakan gaya sebesar atau dapat dituliskan:

= gaya, dengan satuan N.

= konstanta pegas, dengan satuan N/m.

= pertambahan panjang, dengan satuan m.

Tanda (-) negatif menunjukkan bahwa arah gaya pegas berlawanan dengan

arah simpangannya.

2.3.2 Susunan Pegas

Secara sederhana dua pegas dapat disusun menjadi sistem pegas disusun

seri dan sistem pegas disusun paralel.

2.3.2.1 Susunan Seri

Gambar 2.2 menunjukkan dua pegas yang disusun seri.

Pertambahan panjang pegas tersusun seri (∆xseri)

adalah jumlah pertambahan panjang pada masing-

masing pegas (∆x1 dan ∆x2), sehingga konstanta

penggantinya adalah:

Gambar 2.2 Pegas‐pegas disusun seri 

17  

  

2.3.2.2 Susunan Paralel

Pada susunan pegas paralel seperti Gambar 2.3

terlihat adanya dua pegas sejajar yang ujung-

ujungnya dihubungkan kemudian diberi beban, maka

pertambahan panjangnya sama dengan pertambahan

panjang masing masing pegas (∆xparalel = ∆x1 = ∆x2),

dan gaya pada sistem adalah:

Dengan memperhatikan aturan di atas, maka dapat ditentukan besar

konstanta dari pegas yang disusun seri, paralel, atau kombinasi.

2.3.3 Periode dan Frekuensi Getaran

Dengan menggabungkan persamaan (2.1) dan hukum kedua Newton

didapatkan persamaan:

Gambar 2.3  Pegas‐pegas disusun paralel 

18  

  

a = percepatan benda, dengan satuan m/s2.

m = massa benda, dengan satuan kg.

Getaran pegas dapat digambarkan sebagai proyeksi sebuah titik yang

bergerak melingkar beraturan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Simpangan/proyeksi titik yang bergerak sepanjang jari-jari A pada

Gambar 2.4 dapat dituliskan dalam persamaan 2.5.

y = simpangan, dengan satuan m.

A = amplitudo getaran, dengan satuan m.

ω = kecepatan sudut, dengan satuan rad/s.

t = waktu getaran, dengan satuan s.

y y

A

x t

0 T/4 T/2 3T/4 T

Gambar 2.4 Proyeksi titik A pada sumbu y dan grafik sinusoidal getaran

ωt

 

19  

  

Simpangan/proyeksi titik yang bergerak sepanjang jari-jari A pada

Gambar 2.5 dapat dituliskan dalam persamaan 2.6.

Turunan pertama dari y = A sin (ωt) terhadap waktu memberikan kecepatan v.

Dengan menurunkan kembali kecepatan terhadap waktu diperoleh percepatan

benda.

Dari persamaan (2.4) dan persamaan diatas diperoleh:

y y

A

x t

0 T/4 T/2 3T/4 T 5T/4

Gambar 2.5 Proyeksi titik A pada sumbu y dan grafik cosinusoidal getaran

ωt

20  

  

Jadi diperoleh periode dan frekuensi pegas yang melakukan getaran

harmonik sederhana sebagai berikut.

T = periode, dengan satuan s.

f = frekuensi, dengan satuan Hz.

2.3.4 Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase Getaran

Jika pada posisi awal, titik yang melakukan getaran harmonik sederhana

pada sudut awal δ, maka simpangan persamaan (2.5) dapat dinyatakan menjadi:

21  

  

keterangan :

ϕ = fase getaran , tidak bersatuan.

Jadi fase getaran dirumuskan :

Dengan demikian, jika suatu titik telah bergetar dari t1 ke t2 di mana t2 > t1

maka beda fase yang dialami titik yang bergetar tersebut adalah:

Δ ϕ = beda fase

Dua kedudukan suatu titik dapat dikatakan sefase atau berlawan fase jika

beda fase yang dimilikinya adalah :

Sefase

Berlawanan fase

dengan n = bilangan cacah = 0,1,2,3, . . .

Selain fase dan beda fase dikenal juga sudut fase dengan persamaan:

22  

  

Sudut fase getaran harmonik sederhana dititik keseimbangan θ = 0o

sehingga y = 0, v = vmax , a = 0 sedangkan sudut fase dititik simpangan terbesar θ

= 90o sehingga y = ymax = A, v = 0, a = amax.

2.3.5 Energi Getaran Pegas

Energi potensial sebuah pegas dengan konstanta pegas k yang teregang

sejauh y dari kesetimbangannya diberikan oleh persamaan:

Energi kinetik sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kelajuan v

adalah:

Energi total/energi mekanik adalah jumlah energi potensial dan energi kinetik.

23  

  

Ep = energi potensial, dengan satuan Nm atau J.

Ek = energi kinetik, dengan satuan Nm atau J.

Em = energi mekanik, dengan satuan Nm atau J.

2.4 Kerangka Berfikir

Siswa putri sebagian besar lebih mudah belajar bahasa dibandingkan siswa

putra, sehingga siswa putri memiliki kemampuan lebih baik dalam berkomunikasi

dengan sesamanya. Selain itu, siswa putri mampu menjadi pendengar yang baik.

Namun dibandingkan siswa putri, siswa putra memiliki kelebihan dalam belajar

matematika dan lebih meminta pembuktian dalam sebuah kasus.

Menurut teori sosiologi, suatu kelompok terbentuk karena adanya faktor

yang dimiliki bersama. Semakin banyak persamaan maka hubungan diantara

anggotanya bertambah erat. Salah satu persamaan yang sering menjadi latar

belakang adalah persamaan jenis kelamin.

Kelas yang dihuni oleh siswa putra atau siswa putri saja kemungkinan

besar antar anggota kelas akan terjalin hubungan timbal balik yang lebih positif

dibandingkan kelas campuran. Hal tersebut diperkuat dengan adanya pandangan

masyarakat yang menganggap siswa putri sebagai individu yang lemah, penyabar,

dan lebih banyak menggunakan perasaan. Sedangkan siswa putra dianggap

sebagai individu yang tegas, keras, dan berani. Akibatnya apabila siswa putra dan

siswa putri ditempatkan dalam satu kelas (sadar atau tidak sadar) akan terjadi

24  

  

pertentangan diantara kedua jenis kelamin. Pembentukan kelas merupakan

strategi agar tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran fisika bertujuan merangsang proses belajar pada diri siswa

untuk mengungkap fenomena alam yang dikemas dalam konsep-konsep fisika.

Konsep-konsep tersebut merupakan pesan yang harus dikomunikasikan melalui

pembelajaran dengan pendekatan dan metode yang sesuai. Beberapa metode yang

digunakan dalam pembelajaran fisika adalah praktikum dan diskusi. Metode

praktikum dan diskusi memaksa siswa untuk saling berinteraksi. Apabila kedua

metode tersebut dihadirkan dalam kelas campuran yang telah mengalami

pertentangan, maka akan terjadi interaksi yang kurang positif. Berbeda dengan

kelas campuran, kelas putra atau kelas putri akan lebih besar kemungkinan

terjalin kerjasama yang menguntungkan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah interaksi antar

anggota kelas. Interaksi dalam kelas putra dan kelas putri lebih baik daripada

interaksi dalam kelas campuran, sehingga hasil belajar kelas putra dan kelas putri

juga lebih baik daripada hasil belajar kelas campuran.

25  

 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

3.1.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester 1 SMA

N 1 Kradenan Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah

enam kelas. Jumlah populasi dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah siswa 1 XI IPA 1 29 2 XI IPA 2 40 3 XI IPA 3 40 4 XI IPA 4 40 5 XI IPA 5 42 6 XI IPA 6 41

Jumlah 231

3.1.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik

random sampling. Sampel diambil 9 anak secara acak dari setiap kelas yang

terdiri dari 5 siswa putra dan 4 siswa putri atau 4 siswa putra dan 5 siswa putri,

sehingga dari enam kelas diperoleh 54 siswa yang dibagi menjadi tiga kelas yaitu

18 siswa putra sebagai kelas putra, 18 siswa putri sebagai kelas putri, dan 18

siswa putra-putri sebagai kelas campuran.

25

26  

 

3.2 Variabel

3.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis kelas, meliputi kelas

putra, kelas putri, dan kelas campuran.

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas adalah

hasil belajar siswa, meliputi hasil belajar kognitif, hasil belajar psikomotorik, dan

hasil belajar afektif.

3.3 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilaksanakan berupa True Experimental,

merupakan jenis penelitian dengan menggunakan kelompok pembanding. Desain

penelitian yang digunakan adalah random terhadap subjek.

Tabel 3.2 Desain penelitian.

Sampel Perlakuan Post-test Kelas Putra (X1) Eksperimen dan Diskusi T2 Kelas Putri (X2) Eksperimen dan Diskusi T2

Kelas Campuran (X3) Eksperimen dan Diskusi T2

27  

 

Penelitian ini memiliki alur yang bertujuan mempermudah pelaksanaan

penelitian. Alur penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Skema alur penelitian

Ada perbedaan bidang kemampuan siswa putra dan siswa putri 

Ada perbedaan pola interaksi antara kelas sejenis dengan kelas campuran 

Kelas Putra  Kelas Putri  Kelas Campuran 

Eksperimen  

dan Diskusi 

Eksperimen  

dan Diskusi 

Eksperimen  

dan Diskusi 

Tes  Tes  Tes 

Hasil (kognitif, psikomotorik, dan 

afektif) 

Hasil (kognitif, psikomotorik, dan afektif)

Hasil (kognitif, psikomotorik, dan 

afektif) 

Analisis dan Pembahasan 

Kesimpulan 

28  

 

3.4 Pelaksanaan

Penelitian ini berlangsung di area SMA N 1 Kradenan Kabupaten

Grobogan semester gasal tahun ajaran 2012/2013.

3.5 Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

untuk memperoleh data yang diharapkan agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160). Dalam penelitian ini instrumen yang

dibuat adalah: a) Silabus, b) Rencana pelaksanaan pembelajaran, c) Soal tes, d)

Lembar kerja siswa, e) Lembar diskusi siswa, f) Lembar observasi, dan g) Lembar

angket.

Khusus untuk instrumen soal tes diujicobakan dan dipilih soal yang

memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen yang baik. Instrumen ini berupa 34

soal tes objektif yang diujicobakan kepada siswa kelas XII IPA 6 SMA Negeri 1

Kradenan Kabupaten Grobogan yang berjumlah 32 siswa. Hasil uji coba tersebut

kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, dan

tingkat kesukaran.

3.5.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2006:168). Untuk mengetahui

29  

 

validitas butir soal maka dapat menggunakan rumus korelasi point biseral.

Keterangan:

pbisr = Koefisien korelasi point biserial

pM = Rerata skor siswa yang menjawab benar

tM = Rerata skor siswa total

p = Proporsi skor siswa yang menjawab benar

q = Proporsi skor siswa yang menjawab salah (1-p)

tS = Standar deviasi total

Harga pbisr yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel product moment.

Soal dikatakan valid jika harga rpbis > rtabel dengan taraf signifikan 5%.

Berdasarkan uji coba diperoleh hasil perhitungan validitas butir soal

nomor 1 dengan rhitung = 0,251 dan rtabel = 0,349. Karena rhitung < rtabel maka butir

soal nomor 1 tidak valid. Dengan melihat perhitungan validitas keseluruhan

terdapat 23 butir soal valid dan 11 butir soal tidak valid yang dapat dilihat pada

Tabel 3.3.

30  

 

Tabel 3.3 Validitas Soal

Kriteria Nomor soal Valid 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29,

30, 32, 33, dan 34. Tidak valid 1, 4, 7, 11, 12, 14, 17, 19, 25, 26, dan 31.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

3.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen itu cukup baik. (Arikunto, 2006:178). Rumus yang digunakan untuk

mencari reliabilitas instrument penelitian adalah rumus K-R. 21.

Keterangan :

r11 = Reliabilitas soal

M = Rata-rata skor awal

K = Jumlah butir soal

Vt = Variasi skor total = kuadrat simpangan baku skor total

Jika r11> rtabel maka instrument yang diuji bersifat reliable.

Hasil perhitungan reliabilitas instrument diperoleh r11 = 0,732 dengan rtabel

= 0,349. Karena r11> rtabel maka instrumen reliabel. Perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 6.

31  

 

3.5.3 Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan indikator mudah

sukarnya soal bagi siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan

tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran soal dapat dihitung dengan indeks

kesukaran.

Keterangan :

IK = Indeks kesukaran

JBA = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas

JBB = jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah

JSA = banyak siswa pada kelompok atas

JSB = banyak siswa pada kelompok bawah

Pada Tabel 3.4 disajikan kriteria tingkat kesukaran soal.

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

Interval IK Kriteria IK = 0,00 Terlalu sukar

0,01 < IK ≤ 0,30 Sukar 0,31 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,71 < IK < 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu mudah (Arikunto, 2006: 210)

Butir soal nomor 1 dikatakan mudah karena berdasarkan hasil perhitungan

IK = 0,97. Diperoleh 1 butir soal terlalu sukar, 6 butir soal sukar, 22 butir soal

sedang, dan 5 butir soal mudah yang dapat dilihat pada Tabel 3.5.

32  

 

Tabel 3.5 Indeks Kesukaran Soal

Kriteria Nomor soal Terlalu sukar 29

Sukar 4, 10, 13, 24, 28, dan 31 Sedang 3, 5, 7, 9, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26,

27, 30, 32, 33, dan 34. Mudah 1, 2, 6, 8, dan 12.

Terlalu mudah - Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

3.5.4 Daya Pembeda Soal

Daya beda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh

(berkemampuan rendah). Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar

oleh siswa-siswa yang pandai saja. Makin tinggi daya beda soal maka makin baik

pula kualitas soal tersebut. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

Keterangan :

BA = Banyaknya peserta kelas atas yang menjawab soal benar

BB = Banyaknya peserta kelas bawah yang menjawab soal benar

JA = Banyaknya peserta kelas atas (kelompok upper)

JB = Banyaknya peserta kelas bawah (kelompok lower)

PA = Proporsi peserta kelas atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelas bawah yang menjawab benar

Klasifikasi item instrumen berdasarkan daya bedanya disajikan pada Tabel

3.6.

33  

 

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pemeda Soal

Inteval Kriteria DP ≤ 0,00 0,00< DP ≤ 0,20 0,20< DP ≤ 0,40 0,40< DP ≤ 0,70 0,70< DP ≤ 1,00

sangat jelek jelek cukup baik sangat baik

(Arikunto, 2006: 218)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh DP = 0,06 artinya butir soal

nomor 1 mempunyai daya beda cukup. Terdapat 8 soal yang memiliki daya beda

baik, 16 soal berdaya beda cukup, dan 10 soal berdaya beda jelek.

Tabel 3.7 Daya Pembeda Soal

Kriteria Nomor soal Sangat jelek -

Jelek 1, 4, 7, 12, 14, 17, 19, 25, 29, dan 31 Cukup 2, 5, 6, 9, 10, 11, 13,18, 20, 21, 26, 27, 28, 30, 33, dan 34. Baik 3, 8, 15, 16, 22, 23, 24, dan 32.

Sangat baik - Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

Berdasarkan hasil analisis uji coba (validitas, reliabilitas, daya beda, dan

indeks kesukaran) diperoleh 22 butir soal dari 34 butir soal uji coba yang

memenuhi syarat sebagai instrumen penelitian. Butir-butir soal yang memenuhi

syarat kemudian dipilih kembali menjadi 20 butir soal dan diubah nomor itemnya.

Tabel 3.8 Butir-Butir Soal Yang Memenuhi Syarat

Soal Nomor item Soal Uji Coba 2 3 5 6 8 9 10 13 15 16 18 Penelitian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

20 21 22 23 24 27 28 30 32 33 34 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Perhitungan selangkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

34  

 

3.6 Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Metode Tes

Dalam penelitian ini digunakan tes tertulis yang diberikan pada akhir

pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa.

3.6.2 Metode Observasi

Observasi dilakukan untuk mengambil data nilai psikomotorik dan nilai

afektif.

3.6.3 Metode Angket

Angket digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah

afektif.

3.6.4 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh

dokumen dan data–data yang mendukung penelitian yang berupa daftar nama

siswa, daftar nilai, foto selama penelitian berlangsung.

3.7 Metode Analisis Data

3.7.1 Analisis Tahap Awal

Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui keadaan populasi,

menentukan sampel dan mengetahui keadaan awal sampel. Analisis yang

dilakukan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.

35  

 

3.7.1.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data sampel

berdistribusi normal atau tidak. Apabila berdistribusi normal maka memenuhi

syarat dijadikan sampel penelitian. Untuk melakukan uji normalitas menggunakan

Chi-Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

χ2 = chi kuadrat

= frekuensi yang diobservasi

= frekuensi yang diharapkan

Jika χ2hitung ≤ χ2

tabel, maka data terdistribusi normal (Sugiyono, 2007: 172).

3.7.1.2 Uji Homogenitas

Pada awal penelitian, peneliti harus mengetahui populasi yang akan diteliti

memiliki varians yang sama atau tidak. Apabila populasi memiliki varians yang

sama (homogen) maka teknik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan teknik

random sampling. Uji homogenitas dilakukan menggunakan varians terbesar

dibandingkan varians terkecil.

36  

 

Jika Fhitung ≤ Ftabel maka data bersifat homogen, jika Fhitung ≥ Ftabel maka

data tidak homogen (Sugiyono, 2007: 199).

3.7.2 Analisis Tahap Akhir

Pada tahap ini selanjutnya membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan.

3.7.2.1 Analisis Tes Hasil Belajar

Data dari hasil tes kognitif berupa tes dihitung menggunakan rumus:

Ketuntasan dapat dilihat dari nilai siswa sekurang-kurangnya 76% dari

nilai total.

3.7.2.2 Analisis Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk menilai aspek psikomotorik dan aspek

afektif siswa. Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan

menggunakan rumus:

Hasil tersebut kemudian ditafsirkan dengan rentang kualitatif, yaitu:

85% - 100% = sangat baik

65% - 84% = baik

37  

 

55% - 64% = cukup baik

0% - 54% = kurang baik (Aqib, 2011: 161)

3.7.2.3 Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui sebaran data hasil penelitian

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk menentukan

teknik statistik yang digunakan. Apabila data berdistribusi normal maka statistik

yang digunakan adalah statistik parametrik, dan data tidak berdistribusi normal

digunakan statistik nonparametrik. Untuk melakukan uji normalitas menggunakan

Chi-Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

χ2 = chi kuadrat

= frekuensi yang diobservasi

= frekuensi yang diharapkan

Jika χ2hitung ≤ χ2

tabel, maka data terdistribusi normal (Sugiyono, 2007: 172).

3.7.2.4 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan menggunakan varians terbesar dibandingkan

varians terkecil.

38  

 

Jika Fhitung ≤ Ftabel maka data bersifat homogen, jika Fhitung ≥ Ftabel maka

data tidak homogen (Sugiyono, 2007: 199).

3.7.2.5 Uji Analisis Varians

Uji analisis varians digunakan untuk menguji kesamaan varians yang lebih

dari dua nilai. Dengan menggunakan uji ini dapat diketahui perbedaan hasil

belajar tiga kelompok data sekaligus. Uji analisis varians dapat dirumuskan:

Tabel 3.9 Ringkasan Analisis Varians

Sumber JK db MK F

Kelompok (k) ∑X2k/nk - (�XT)2/N k-1 JKk : dbk MKk :Mkd

Dalam (d) JKT - JKk N-k JKd : dbd

Total (T) ∑X2T - (�XT)2/N N-1

Keterangan:

�X2 = Jumlah nilai kuadrat

�X = Jumlah nilai

N = Jumlah subjek penelitian

JK = Jumlah kuadrat

Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima. Dimana H0 = tidak ada perbedaan hasil

belajar antara ketiga kelas yang dibandingkan. Serta H1 = ada perbedaan.

39  

 

3.7.2.6 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Uji t digunakan untuk menguji perbedaan rerata dari dua nilai. Dari hasil

uji t akan diketahui kelas yang memiliki hasil belajar yang lebih baik. Uji t

tersebut dapat dirumuskan:

Jika thitng ≤ ttabel maka hipotesis nihil H0 diterima. Dimana H0 = tidak ada

perbedaan hasil belajar antara kedua kelas yang dibandingkan, dan H1 = ada

perbedaan hasil belajar antara kedua kelas yang dibandingkan.

3.7.2.7 Ketuntasan Belajar Secara Klasikal

Keberhasilan kelas dapat dilihat dari sekurang-kurangnya 85% dari jumlah

siswa yang ada di kelas tersebut telah mencapai ketuntasan individu.

Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan klasikal

Keterangan:

n = jumlah seluruh siswa.

x = jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar.

40  

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk hasil analisis tahap awal dan hasil

analisis tahap akhir.

4.1.1 Hasil Analisis Tahap Awal

Data yang digunakan adalah nilai ujian tengah semester gasal dari populasi

kelas XI IPA yang berjumlah 6 kelas. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data Populasi No Kelas n Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata 1 XI IPA 1 29 45,00 90,00 69,05 2 XI IPA 2 40 40,00 92,50 70,13 3 XI IPA 3 40 42,50 100,00 82,50 4 XI IPA 4 40 40,00 100,00 82,19 5 XI IPA 5 42 65,00 100,00 87,56 6 XI IPA 6 41 30,00 97,50 74,70

Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16.

4.1.1.1 Uji Homogenitas Populasi

Hasil perhitungan uji homogenitas data populasi disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Populasi Kelas n χ2

hitung χ2tabel Kriteria

XI IPA 1 29

1,68

1,69

Homogen XI IPA 2 40 XI IPA 3 40 XI IPA 4 40 XI IPA 5 42 XI IPA 6 41

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17.

40

41  

 

Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data populasi diperoleh χ2hitung <

χ2tabel maka dapat disimpulkan bahwa populasi bersifat homogen sehingga teknik

pengambilan sampel dapat dilakukan.

4.1.1.2 Uji Normalitas Sampel

Hasil perhitungan uji normalitas data populasi disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Sampel Kelas χ2

hitung χ2tabel Kriteria

Putra 6,89 11,1 Normal Putri 6,95 11,1 Normal

Campuran 8,34 11,1 Normal Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19-21.

Berdasarkan perhitungan uji normalitas data populasi pada ketiga kelas

diperoleh χ2hitung < χ2

tabel maka dapat disimpulkan ketiga kelas berdistribusi normal.

4.1.1.3 Uji Analisis Varians Sampel

Hasil perhitungan uji analisis varians data sampel disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Sampel Sumber JK db MK Fhitung Ftabel Kriteria

Kelompok (k) 44,44 2 22,22 0,0002

3,15

Varians tidak

berbeda Dalam (d) 6397023,26 51 125431,83Total (T) 6307067,71 54

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22.

Berdasarkan perhitungan uji analisis varians data sampel diperoleh Fhitung <

Ftabel berarti sampel memiliki varians yang tidak berbeda.

4.1.2 Hasil Analisis Tahap Akhir

Data yang dianalisis adalah data hasil belajar kognitif (tes), data hasil belajar

psikomotorik, dan data hasil belajar afektif.

42  

 

4.1.2.1 Hasil Analisis Data Kognitif

Data yang dianalisis sebagai hasil belajar kognitif adalah data nilai tes.

Gambaran hasil belajar kognitif disajikan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Belajar Kognitif (Tes) Kelas Putra Putri Campuran

Nilai rata-rata 58,89 61,94 57,22 Simpangan baku 13,90 12,26 15,57

Nilai tertinggi 85 85 90 Nilai terendah 40 40 25

Rentang 45 45 65 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 26.

4.1.2.1.1 Uji Normalitas Tes

Hasil perhitungan uji normalitas data tes disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Tes Kelas χ2

hitung χ2tabel Kriteria

Putra 5,69 9,49 Normal Putri 7,59 9,49 Normal

Campuran 1,25 12,59 Normal Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 27-29.

Berdasarkan perhitungan uji normalitas data tes pada ketiga kelas diperoleh

χ2hitung < χ2

tabel maka dapat disimpulkan ketiga kelas berdistribusi normal.

4.1.2.1.2 Uji Homogenitas Tes

Hasil perhitungan uji homogenitas data tes disajikan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Tes Kelas N χ2

hitung χ2tabel Kriteria

Putra 18 1,61

3,07

Homogen Putri 18

Campuran 18 Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30.

43  

 

Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data tes diperoleh χ2hitung < χ2

tabel

maka dapat disimpulkan ketiga kelas bersifat homogen.

4.1.2.1.3 Uji Analisis Varians Tes

Hasil perhitungan uji analisis varians tes disajikan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Analisis Varians Data Tes Sumber JK db MK Fhitung Ftabel Kriteria

Kelompok (k) 206,48 2 103,24 0,002

3,15

Varians tidak

berbeda Dalam (d) 3237295,83 51 63476,39 Total (T) 3237502,31 53

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.

Berdasarkan perhitungan uji analisis varians data tes diperoleh Fhitung < Ftabel,

maka ketiga kelas memiliki varians yang tidak berbeda dan dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar kognitif kelas putra, kelas putri dan kelas campuran sama.

4.1.2.1.4 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Tes

Hasil perhitungan uji t data tes disajikan padaTabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji t Data Tes Sumber Putra dan putri Putra dan campuran Putri dan campuran

thitung 0,698 0,339 1,011 ttabel 2,042 2,042 2,042

Kriteria Tidak berbeda Tidak berbeda Tidak berbeda Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32-34.

Berdasarkan perhitungan uji t data tes putra dan tes putri diperoleh thitung <

ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata tes yang signifikan

antara kelas putra dan kelas putri. Hal yang sama juga terjadi antara kelas putra dan

kelas campuran, serta antara kelas putri dan kelas campuran.

44  

 

4.1.2.1.5 Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes

Hasil perhitungan uji ketuntasan belajar klasikal disajikan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Ketuntasan Belajar Klasikal Tes Kelas Putra Putri Campuran

(%) hitung 11,1 % 11,1 % 16,7 % (%) table 85 % 85 % 85 % Kriteria Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 35.

Hasil perhitungan tersebut mengacu pada ketuntasan belajar individu yang

mencapai KKM (kriteria ketuntasa minimal) sekolah yaitu sebesar 76.

4.1.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik

4.1.2.2.1 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putra

Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar

psikomotorik kelas putra yang disajikan pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putra Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah

skor Rata-rata

(%) Kategori 1 2 3

Komunikasi 3 8 7 40 2,22 74,07 B Menggunakan alat 0 5 13 49 2,72 90,74 A Ketepatan waktu 5 5 8 39 2,17 72,22 B Rata-rata skor 2,37 79,01 B

1) Pada aspek penilaian komunikasi, siswa mendapat skor 40 dengan rata-rata 2,22.

Hal ini ditunjukkan adanya 7 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa sering

berkomunikasi dengan teman dan memahami pesan yang dikomunikasikan.

Terdapat 8 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa sering berkomunikasi

45  

 

dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan. Dan ada 3 siswa

yang mendapat skor 1 karena siswa jarang berkomunikasi dengan teman.

2) Pada aspek penilaian penggunaan alat, siswa mendapat skor 49 dengan rata-rata

2,72. Hal ini ditunjukkan adanya 13 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa

menggunakan alat sesuai prosedur dan selalu merapikan alat setelah digunakan.

Terdapat 5 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menggunakan alat sesuai

prosedur tetapi jarang merapikan alat setelah digunakan.

3) Pada aspek penilaian ketepatan waktu, siswa mendapat skor 39 dengan rata-rata

2,17. Hal ini ditunjukkan adanya 8 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa

menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya sesuai perintah/prosedur. Terdapat 5

siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menyelesaikan tugas tepat waktu dan

isinya tidak sesuai perintah/prosedur. Dan ada 5 siswa yang mendapat skor 1

karena siswa menyelesaikan tugas tidak tepat waktu dan isinya tidak sesuai

perintah/prosedur.

4.1.2.2.2 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Putri

Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar

psikomotorik kelas putri yang disajikan pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Putri Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah

skor Rata-rata

(%) Kategori 1 2 3

Komunikasi 3 7 8 41 2,28 75,93 B Menggunakan alat 6 9 3 33 1,83 61,11 C Ketepatan waktu 8 8 2 30 1,67 55,56 C Rata-rata skor 1,93 64,20 C

46  

 

1) Pada aspek penilaian komunikasi, siswa mendapat skor 41 dengan rata-rata 2,28.

Hal ini ditunjukkan adanya 8 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa sering

berkomunikasi dengan teman dan memahami pesan yang dikomunikasikan.

Terdapat 7 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa sering berkomunikasi

dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan. Dan ada 3 siswa

yang mendapat skor 1 karena siswa jarang berkomunikasi dengan teman.

2) Pada aspek penilaian penggunaan alat, siswa mendapat skor 33 dengan rata-rata

1,83. Hal ini ditunjukkan adanya 3 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa

menggunakan alat sesuai prosedur dan selalu merapikan alat setelah digunakan.

Terdapat 9 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menggunakan alat sesuai

prosedur tetapi jarang merapikan alat setelah digunakan. Dan ada 6 siswa yang

mendapat skor 1 karena siswa menggunakan alat tidak sesuai prosedur dan jarang

merapikan alat setelah digunakan.

3) Pada aspek penilaian ketepatan waktu, siswa mendapat skor 30 dengan rata-rata

1,67. Hal ini ditunjukkan adanya 2 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa

menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya sesuai perintah/prosedur. Terdapat 8

siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menyelesaikan tugas tepat waktu dan

isinya tidak sesuai perintah/prosedur. Dan ada 8 siswa yang mendapat skor 1

karena siswa menyelesaikan tugas tidak tepat waktu dan isinya tidak sesuai

perintah/prosedur.

47  

 

4.1.2.2.3 Deskripsi Hasil Belajar Psikomotorik pada Kelas Campuran

Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar

psikomotorik kelas campuran yang disajikan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Campuran

1) Pada aspek penilaian komunikasi, siswa mendapat skor 41 dengan rata-rata 2,28.

Hal ini ditunjukkan adanya 8 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa sering

berkomunikasi dengan teman dan memahami pesan yang dikomunikasikan.

Terdapat 7 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa sering berkomunikasi

dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan. Dan ada 3 siswa

yang mendapat skor 1 karena siswa jarang berkomunikasi dengan teman.

2) Pada aspek penilaian penggunaan alat, siswa mendapat skor 45 dengan rata-rata

2,50. Hal ini ditunjukkan adanya 11 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa

menggunakan alat sesuai prosedur dan selalu merapikan alat setelah digunakan.

Terdapat 5 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menggunakan alat sesuai

prosedur tetapi jarang merapikan alat setelah digunakan. Dan ada 2 siswa yang

mendapat skor 1 karena siswa menggunakan alat tidak sesuai prosedur dan jarang

merapikan alat setelah digunakan.

Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah skor

Rata-rata

(%) Kategori 1 2 3

Komunikasi 3 7 8 41 2,28 75,93 B Menggunakan alat 2 5 11 45 2,50 83,33 B Ketepatan waktu 3 11 4 37 2,06 68,52 B Rata-rata skor 2,28 75,93 B

48  

 

3) Pada aspek penilaian ketepatan waktu, siswa mendapat skor 37 dengan rata-rata

2,06. Hal ini ditunjukkan adanya 4 siswa yang mendapat skor 3 karena siswa

menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya sesuai perintah/prosedur. Terdapat

11 siswa yang mendapat skor 2 karena siswa menyelesaikan tugas tepat waktu

dan isinya tidak sesuai perintah/prosedur. Dan ada 3 siswa yang mendapat skor 1

karena siswa menyelesaikan tugas tidak tepat waktu dan isinya tidak sesuai

perintah/prosedur.

4.1.2.2.4 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik

Untuk mempermudah analisis perbandingan hasil belajar psikomotorik antara

kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran, maka hasil tersebut direkapitulasi pada

Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik Aspek penilaian Skor rata-rata kelas

Putra Putri Campuran Komunikasi 2,22 2,28 2,28 Menggunakan alat 2,72 1,83 2,50 Ketepatan waktu 2,17 1,67 2,06 Jumlah 7,11 5,78 6,48 Rata-rata 2,37 1,93 2,28 % 79,01 64,20 75,93 Kategori B C B

Berdasarkan uraian dan perhitungan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan

hasil belajar psikomotorik antara kelas putra dengan kelas putri (thitung=3,02) dan

kelas putri dengan kelas campuran (thitung=1,82) tetapi tidak ada perbedaan signifikan

antara kelas putra dengan kelas campuran (thitung = 0,47, ttabel=1,68). Dilihat dari

49  

 

persentase hasil pengamatan, hasil belajar psikomotorik kelas putra (79,01%) lebih

baik diantara kedua kelas yang lain dan hasil belajar psikomotorik kelas campuran

(75,93%) lebih baik daripada kelas putri (64,20%).

4.1.2.3 Deskripsi Hasil Belajar Afektif

4.1.2.3.1 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Putra

Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar

afektif kelas putra yang disajikan pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putra Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah

skor Rata-rata

(%) Kategori 1 2 3

Tanggung jawab 3 10 5 38 2,11 70,37 B Kerjasama 6 6 6 36 2,00 66,67 B Kreatifitas 7 8 3 32 1,78 59,26 C Rata-rata skor 1,96 65,43 B

1) Pada aspek penilaian tanggung jawab, siswa mendapat skor 38 dengan rata-rata

2,11. Hal ini ditunjukkan adanya 5 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3

indikator yang terpenuhi yaitu a) kehadiran siswa dalam setiap pertemuan, b)

menggunakan dan merapikan alat, c) melaporkan tugas. Ada 10 siswa mendapat

skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 3 siswa

mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator yang terpenuhi.

2) Pada aspek penilaian kerjasama, siswa mendapat skor 36 dengan rata-rata 2,00.

Hal ini ditunjukkan adanya 6 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator

yang terpenuhi yaitu a) partisipasi/keikutsertaan dalam kerja kelompok, b)

dukungan terhadap terlaksananya kerja kelompok,penyusunan laporan, dan

50  

 

presentasi, c) keaktifan dalam memberikan ide dan realisasi ide, penyusunan

laporan dan strategi presentasi. Ada 6 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1

indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 6 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1

indikator yang terpenuhi.

3) Pada aspek penilaian kreatifitas, siswa mendapat skor 32 dengan rata-rata 1,78.

Hal ini ditunjukkan adanya 3 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator

yang terpenuhi yaitu a) kemampuan mencetuskan gagasan dengan cara yang asli,

b) kemampuan mengemukakan pemecahan atau pendekatan terhadap masalah, c)

kemampuan meninjau persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dari

kebanyakan orang. Ada 8 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator yang

tidak terpenuhi. Dan ada 7 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator yang

terpenuhi.

4.1.2.3.2 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Putri

Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar

affektif kelas putri yang disajikan pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Putri Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah

skor Rata-rata

(%) Kategori 1 2 3

Tanggung jawab 2 10 6 40 2,22 74,07 B Kerjasama 3 9 6 39 2,17 72,22 B Kreatifitas 0 13 5 41 2,28 75,93 B Rata-rata skor 2,22 74,07 B

1) Pada aspek penilaian tanggung jawab, siswa mendapat skor 40 dengan rata-rata

2,22. Hal ini ditunjukkan adanya 6 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3

51  

 

indikator yang terpenuhi yaitu a) kehadiran siswa dalam setiap pertemuan, b)

menggunakan dan merapikan alat, c) melaporkan tugas. Ada 10 siswa mendapat

skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 2 siswa mendapat

skor 1 karena hanya 1 indikator yang terpenuhi.

2) Pada aspek penilaian kerjasama, siswa mendapat skor 39 dengan rata-rata 2,17.

Hal ini ditunjukkan adanya 6 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator

yang terpenuhi yaitu a) partisipasi/keikutsertaan dalam kerja kelompok, b)

dukungan terhadap terlaksananya kerja kelompok,penyusunan laporan, dan

presentasi, c) keaktifan dalam memberikan ide dan realisasi ide, penyusunan

laporan dan strategi presentasi. Ada 9 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1

indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 3 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1

indikator yang terpenuhi.

3) Pada aspek penilaian kreatifitas, siswa mendapat skor 41 dengan rata-rata 2,28.

Hal ini ditunjukkan adanya 5 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator

yang terpenuhi yaitu a) kemampuan mencetuskan gagasan dengan cara yang asli,

b) kemampuan mengemukakan pemecahan atau pendekatan terhadap masalah, c)

kemampuan meninjau persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dari

kebanyakan orang. Ada 13 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator yang

tidak terpenuhi.

4.1.2.3.3 Deskripsi Hasil Belajar Afektif pada Kelas Campuran

Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan diperoleh hasil belajar

afektif kelas campuran yang disajikan pada Tabel 4.17.

52  

 

Tabel 4.17 Observasi Hasil Belajar Afektif Kelas Campuran

1) Pada aspek penilaian tanggung jawab, siswa mendapat skor 44 dengan rata-rata

2,44. Hal ini ditunjukkan adanya 9 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3

indikator yang terpenuhi yaitu a) kehadiran siswa dalam setiap pertemuan, b)

menggunakan dan merapikan alat, c) melaporkan tugas. Ada 8 siswa mendapat

skor 2 karena terdapat 1 indikator yang tidak terpenuhi. Dan ada 1 siswa

mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator yang terpenuhi.

2) Pada aspek penilaian kerjasama, siswa mendapat skor 45 dengan rata-rata 2,50.

Hal ini ditunjukkan adanya 9 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator

yang terpenuhi yaitu a) partisipasi/keikutsertaan dalam kerja kelompok, b)

dukungan terhadap terlaksananya kerja kelompok,penyusunan laporan, dan

presentasi, c) keaktifan dalam memberikan ide dan realisasi ide, penyusunan

laporan dan strategi presentasi. Ada 9 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1

indikator yang tidak terpenuhi.

3) Pada aspek penilaian kreatifitas, siswa mendapat skor 36 dengan rata-rata 2,00.

Hal ini ditunjukkan adanya 3 siswa yang mendapat skor 3 karena ada 3 indikator

yang terpenuhi yaitu a) kemampuan mencetuskan gagasan dengan cara yang asli,

b) kemampuan mengemukakan pemecahan atau pendekatan terhadap masalah, c)

Aspek penilaian Jumlah siswa dengan skor Jumlah skor

Rata-rata

(%) Kategori 1 2 3

Tanggung jawab 1 8 9 44 2,44 81,48 B Kerjasama 0 9 9 45 2,50 83,33 B Kreatifitas 3 12 3 36 2,00 66,67 B Rata-rata skor 2,31 77,16 B

53  

 

kemampuan meninjau persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dari

kebanyakan orang. Ada 12 siswa mendapat skor 2 karena terdapat 1 indikator

yang tidak terpenuhi. Dan ada 3 siswa mendapat skor 1 karena hanya 1 indikator

yang terpenuhi.

4.1.2.3.4 Perbandingan Hasil Belajar Afektif

Untuk mempermudah analisis perbandingan hasil belajar afektif, maka hasil

tersebut direkapitulasi pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18 Perbandingan Hasil Belajar Afektif Aspek penilaian Skor rata-rata kelas

Putra Putri Campuran Komunikasi 2,11 2,22 2,44 Menggunakan alat 2,00 2,17 2,50 Ketepatan waktu 1,78 2,28 2,00 Jumlah 5,89 6,67 6,94 Rata-rata 1,96 2,22 2,31 % 65,43 74,07 77,16 Kategori B B B

Berdasarkan uraian dan perhitungan, dapat diketahui bahwa ada perbedaan

hasil belajar psikomotorik antara kelas putra dengan kelas putri (thitung=2,28) dan

kelas putra dengan kelas campuran (thitung=3,65) tetapi tidak ada perbedaan yang

signifikan antara kelas putri dengan kelas campuran (thitung = 0,93, ttabel=1,68). Dilihat

dari persentase, hasil belajar afektif kelas campuran (77,16%) lebih baik diantara

kedua kelas yang lain dan hasil belajar afektif kelas putri (74,07%) lebih baik

daripada kelas putra (65,43%).

54  

 

4.1.2.4 Hasil Belajar Secara Umum

Hasil belajar secara umum diperoleh dari pengolahan hasil belajar masing-

masing aspek yaitu untuk kelas putra memperoleh nilai 67,78, kelas putri

memperoleh nilai 66,74, dan kelas campuran memperoleh nilai 70,10. Sehingga

diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dengan hasil belajar tertinggi

diperoleh oleh kelas campuran dilanjutkan kelas putra dan terendah kelas putri.

4.2 Pembahasan

Data populasi adalah hasil ujian tengah semester yang dianggap memuat tiga

aspek hasil belajar yaitu hasil belajar kognitif, hasil belajar psikomotorik, dan hasil

belajar afektif.

Siswa dalam kelas-kelas sampel harus mempunyai kemampuan awal yang

sama. Oleh sebab itu, pemilihan dan penempatan siswa dalam kelas-kelas sampel

didasarkan pada analisis data sampel dengan varian dan rata-rata yang tidak jauh

berbeda.

Setelah ketiga kelas terbentuk, kemudian diberi perlakuan yang sama yaitu

dengan menggunakan metode praktikum dan metode diskusi. Selama pembelajaran

berlangsung hingga tes selasai, siswa diamati dan dinilai untuk memperoleh data hasil

belajar berupa hasil belajar psikomotorik, hasil belajar kognitif, dan hasil belajar

afektif.

55  

 

4.2.1 Pembahasan Hasil Belajar Psikomotorik

Dari deskripsi hasil penelitian hasil belajar psikomotorik diperolah keterangan

bahwa kelas putra memiliki persentase nilai sebesar 79,01% dengan kriteria B, kelas

putri memiliki persentase nilai sebesar 64,20% dengan kriteria C, dan kelas campuran

memiliki persentase nilai sebesar 75,93% dengan kriteria B. Data tersebut dapat

digambarkan dalam bentuk diagram Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Psikomotorik antara Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran

Berdasarkan diagram diatas, dapat dilihat adanya perbedaan hasil belajar

psikomotorik antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran. Hasil belajar

psikomotorik yang tertinggi didapat oleh kelas putra, dilanjutkan kelas campuran, dan

terendah adalah kelas putri. Hasil ini dipengaruhi oleh perbedaan interaksi pada setiap

metode pembelajaran masing-masing kelas.

Putra  Putri Campuran 

56  

 

Pada kelas putra, interaksi yang aktif cenderung terjadi ketika praktikum

dilaksanakan. Siswa dalam kelompok tampak bersemangat dalam menyusun alat dan

melaksanakan langkah-langkah praktikum. Namun dari hasil pengamatan aspek

penilaian berkomunikasi yang merupakan cerminan proses diskusi, pada kelas putra

diskusi berlangsung kurang lancar. Hal tersebut terjadi karena sebagian siswa

berbicara keluar topik dan sebagian hanya diam.

Berbanding terbalik dengan kelas putra, interaksi yang lebih aktif pada kelas

putri justru terjadi ketika proses diskusi. Dengan adanya keaktifan interaksi dalam

proses diskusi akan memicu siswa untuk saling mengeksplorasi pengetahuan,

sehingga pengetahuan yang dimiliki siswa dapat ditajamkan lagi dan siswa lain juga

memperoleh pengetahuan tersebut. Sedangkan pada pelaksanaan praktikum hanya

sedikit siswa dalam kelas putri yang terampil menggunakan alat, disebabkan karena

dalam kelas sebenarnya (sebelum penelitian) siswa putri lebih bergantung pada siswa

putra.

Hal diatas sesuai dengan pendapat Kansaku dan Kitazawa (dalam Magon,

2009) yang menyatakan bahwa otak putri memproses kegiatan bahasa yang lebih

mudah, lebih awal dan lebih cepat daripada putra, sementara putra lebih unggul

dalam tugas motorik spasial-mekanik dan keterampilan.

Interaksi antar siswa pada kelas campuran cenderung datar, baik ketika

pelaksanaan praktikum maupun proses diskusi. Ini disebabkan karena keadaan siswa

kelas campuran sama dengan keadaan kelas sebelum penelitian, dimana komposisi

kelas sebelum penelitian juga terdiri atas siswa putra dan siswa putri.

57  

 

4.2.2 Pembahasan Hasil Belajar Afektif

Berdasarkan hasil analisis, pada hasil belajar afektif siswa antara kelas putra,

kelas putri, dan kelas campuran terdapat perbedaan. Hasil belajar afektif kelas putri

lebih baik daripada kelas putra. Hasil belajar afektif kelas campuran lebih baik

daripada kelas putra. Dan hasil belajar afektif kelas campuran lebih baik daripada

kelas putri. Perbedaan ini dilihat dari persentase hasil belajar afektif yaitu 65,43%

untuk kelas putra, 74,07% untuk kelas putri, dan 77,16% untuk kelas campuran.

Namun dilihat dari kriterianya, terdapat kesamaan hasil belajar afektif siswa antara

kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran yaitu kriteria baik (B). Ini menunjukkan

bahwa hasil belajar afektif tergolong tinggi.

Untuk memperjelas perbedaan hasil belajar afektif tersebut, maka

digambarkan dalam diagram Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Afektif antara Kelas Putra, Kelas Putri, dan Kelas Campuran

Putra  Putri Campuran 

58  

 

Perbedaan tersebut ditunjukkan oleh aspek penilaian, yang terdiri dari

tanggung jawab, kerjasama, dan kreatifitas. Pada aspek penilaian tanggung jawab,

persentase kelas campuran lebih baik dari pada persentase kelas putri dan persentase

kelas putri lebih baik dari pada persentase kelas putra. Perolehan ini didasari dari

indikator yang terlihat pada siswa selama mengikuti pembelajaran sampai tes

berakhir. Siswa putri (baik dalam kelas campuran maupun kelas putri) menunjukkan

indikator kehadiran yang lebih baik dibandingkan siswa putra. Selain itu, kehadiran

siswa putri dalam kelas campuran juga mendorong siswa putra datang tepat waktu.

Perolehan yang sama terjadi pada indikator melaporkan tugas, siswa putri melaporkan

tugas lebih awal dengan isi yang lebih rinci. Namun dalam indikator menggunakan

dan merapikan alat siswa putra lebih baik dibandingkan siswa putri. Dengan

demikian pada kelas campuran memiliki kelebihan disetiap indikator, sebab adanya

siswa putri dalam kelas campuran secara tidak langsung akan mempengaruhi siswa

putra. Kelas putri memiliki kelebihan pada dua indikator, dan kelas putra memiliki

kelebihan satu indikator.

Menurut Gilmore et al (2002) pada kelas campuran siswa-siswa putri akan

terkena dampak negatif pada emosi dan perilaku karena kehadiran siswa putra dan

mungkin merasa dirugikan. Namun justru kerjasama pada kelas campuran lebih baik

dari pada kelas putra dan kelas putri. Ini disebabkan karena kelas sebelum penelitian

juga kelas campuran sehingga siswa-siswa lebih mudah beradaptasi. Selain itu

terdapat faktor individu antara siswa putra dan siswa putri yang berpengaruh.

Dukungan siswa putri terhadap kelancaran tugas kelompok lebih baik dibandingkan

59  

 

siswa putra. Siswa putri juga lebih aktif dalam memberikan pendapat terkait dengan

jalannya tugas kelompok meskipun dalam realisasinya masih bergantung/tidak sebaik

siswa putra. Namun dalam penyusunan laporan, justru siswa putra bergantung atau

malah menyerahkan pada siswa putri kelas campuran serta laporan kelas putri lebih

baik dari pada kelas putra. Keikutsertaan siswa putra dalam kerja kelompok lebih

baik dibandingkan siswa putri. Proses praktikum menunjukkan hal tersebut, yaitu

lebih aktifnya siswa putra merangkai alat. Hal-hal diatas menunjukkan bahwa kelas

campuran memiliki kelebihan disetiap indikator, kelas putri memiliki kelebihan pada

dua indikator, dan kelas putra memiliki kelebihan satu indikator.

Kreatifitas siswa putri lebih baik dari pada siswa putra yang ditunjukkan

dengan banyaknya pertanyaan dan usulan oleh siswa putri. Vasyura (2008)

menyatakan bahwa pada putri, komponen kegiatan komunikatif seperti internalisasi,

kesadaran, dan kesulitan komunikasi pribadi lebih diungkapkan. Inilah yang

menyebabkan pertanyaan dan usulan lebih banyak disampaikan oleh siswa putri.

4.2.3 Pembahasan Hasil Belajar Kognitif

Dari data hasil belajar kognitif diketahui bahwa nilai rata-rata kelas putra

adalah 58,89 dengan nilai terendah 40, nilai tertinggi 85, dan ketuntasan belajar

klasikal 11,1%, nilai rata-rata kelas putri adalah 61,94 dengan nilai terendah 40, nilai

tertinggi 85, dan ketuntasan belajar klasikal 11,1%, serta nilai rata-rata kelas

campuran adalah 57,22 dengan nilai terendah 25, nilai tertinggi 90, dan ketuntasan

belajar klasikal 16,7%.

60  

 

Data diatas menunjukkan bahwa ketiga kelas memiliki hasil belajar kognitif

yang rendah. Rendahnya hasil belajar kognitif disebabkan karena waktu pelaksanaan

tes. Tes merupakan kegiatan terakhir untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran,

sedangkan pembelajaran sendiri berlangsung setelah pulang sekolah. Diwaktu-waktu

tersebut keadaan tubuh siswa sudah menurun dan daya panca indra tidak fokus.

Selain hasil belajar kognitif yang rendah, waktu pelaksanaan tes juga menyebabkan

perbandingan hasil belajar kognitif antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran

tidak jauh berbeda atau sama.

Perbandingan tersebut diperkuat dengan analisis varian yang dilakukan pada

data hasil belajar kognitif (tes). Dari analisis varian diperoleh bahwa data tersebut

memiliki varian dan rata-rata yang tidak jauh berbeda, dengan demikian dapat

dikatakan kemampuan kognitif siswa pada kelas putra, kelas putri, dan kelas

campuran tidak berbeda. Hasil tersebut juga ditunjukkan oleh uji perbedaan dua rata-

rata antar kelas.

Uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar kognitif antara kelas putra dan kelas

putri diperoleh t hitung sebesar 0,698 dan t tabel 2,042 sehingga kelas putra dan kelas

putri memiliki hasil belajar kognitif yang sama. Hal yang sama juga terjadi antara

kelas putra dan kelas campuran dengan t hitung sebesar 0,339 dan t tabel sebesar

2,042, serta kelas putri dan kelas campuran dengan t hitung sebesar 1,011 dan t tabel

sebesar 2,042.

Perbedaan hasil belajar kognitif yang tidak signifikan juga disebabkan karena

metode pembelajaran yang digunakan lebih dari satu. Menurut Shieh, Chang, dan Liu

61  

 

(2011) perbedaan hasil belajar antara siswa putra dan siswa putri dapat dikurangi

melalui strategi pedagogis misalnya, bergantian antara kelompok diskusi dan

instruksi terstruktur untuk mengakomodasi kebutuhan belajar yang berbeda untuk

kedua jenis kelamin. Metode praktikum dan diskusi yang diaksanakan pada

pembelajaran menjadi sarana belajar yang efektif bagi siswa putra dan siswa putri.

Siswa putra yang memiliki kelebihan dibidang motorik dan keterampilan lebih baik

belajar menggunakan metode praktikum, sedangkan siswa putri yang memiliki

kelebihan dibidang kegiatan bahasa/berkomunikasi dengan metode diskusi.

Dengan adanya kelebihan pada masing-masing individu seharusnya kelas

campuran yang lebih diuntungkan, tetapi kenyataannya hasil belajar ketiga kelas tidak

jauh berbeda. Faktor interaksi antar individu dalam kelas campuran yang

mempengaruhi hal tersebut. Adanya lawan jenis dalam kelas campuran membuat

siswa-siswa terkena dampak negatif dalam emosi dan perilaku meskipun tidak

semuanya. Ada sebagian siswa justru bersemangat dengan adanya lawan jenis. Sesuai

dengan hasil penemuan Reni dan Parker (1997) tentang adanya persaingan positif

yang terjadi antara siswa putra dan siswa putri dalam kelas campuran, serta peran

siswa putri sebagai pengendali perilaku negatif siswa putra.

Interaksi dalam kelas sejenis baik kelas putra maupun kelas putri berjalan

kurang baik. Karena kelas-kelas tersebut dibentuk dari kelas campuran yang terdiri

dari teman dengan jenis kelamin berbeda dan cara berinteraksi yang berbeda pula.

Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan di kelas sebelumnya masih dilakukan.

 

62  

BAB V

PENUTUP

4.3 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

Terdapat perbedaan hasil belajar fisika sesaat antara kelas putra, kelas

putri, dan kelas campuran yaitu nilai kelas putra 67,78, nilai kelas putri 66,74, dan

nilai kelas campuran 70,10. Untuk aspek psikomotorik dan aspek afektif terdapat

perbedaan hasil belajar antara kelas putra, kelas putri, dan kelas campuran.

Sedangkan untuk aspek kognitif tidak ada perbedaan hasil belajar antara ketiga

kelas, walau nilai kelas putra 58,89, kelas putri 61,94, dan kelas campuran 57,22.

Hasil belajar fisika sesaat yang paling baik adalah kelas campuran

dilanjutkan kelas putra dan yang terendah adalah kelas putri. Hasil belajar

psikomotorik tertinggi kelas putra (79,01) dilanjutkan kelas campuran (75,93) dan

terendah kelas putri (64,20). Hasil belajar afektif tertinggi kelas campuran (77,16)

dilanjutkan kelas putri (74,07) dan terendah kelas putra (65,43).

4.4 Saran

Penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut untuk penelitian-penelitian

selanjutnya, diantaranya membandingkan satuan-satuan pendidikan/sekolah yang

setingkat namun memiliki kelas dengan komposisi siswa yang berbeda menurut

jenis kelamin.

63  

 

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Aqib, Z. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SMP, SMA, SMK.

Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek (ed VI). Jakarta

: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (ed revisi). Jakarta : PT.

Bumi Aksara.

Delor. 1996. Life Skill. Educational Scondary Education. UNESCO Online.

Tersedia di http://portal.Unesco.org/ [diakses 3 Desember 2012].

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, B. S. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

RinekaCipta.

Gilmore, L., Patton, W., McCrindle, A., & Callum, L. 2002. Single-sex classes in

a Queensland primary school: An evaluation of outcomes. The

Australian Educational and Developmental Psychologist, 19(1):49-

58.

Glynn, T. L & Smith, A. B. 1990. Contexts for Boys and Girls Learning

Mathematics: Teacher Interactions and Student Behaviour in Two

Classrooms. New Zealand Journal of Psychology, 19: 9-16.

Magon, A. J. 2009. Gender, The Brain and Education: Do Boys and Girls Lear

Differently?. A Project Report Supervisor. University of Victoria.

Marsh, H. W & Rowe, K. J. 1996. The effects of single-sex and mixed-sex

mathematics classes within a coeducational school: a reanalysis and

comment. Australian Journal of Education, 40(2): 147-161.

64  

 

Maryati, K. & Suryawati, J. 2003. Sosiologi 1. Jakarta: Erlangga.

Murdiyatmoko, J. & Handayani, C. 2004. Sosiologi 1. Jakarta: Grafindo Media

Pratama.

Rennie, L. J. & Parker, L. H. 1997. Students' and Teachers' Perceptions of

Single-Sex and Mixed-Sex Mathematics Classes. Mathematics

Education Research Journal, 9(3): 257-273.

Ryan, D. C. 1980. Characteristics Of Teacher. A Research Study: Their

Description, Comparation, and Appraisal. Washington, DC:

American Council Of Education.

Sadker, M. & Sadker, D. 1994. Failing at Fairness: How Our Schools Cheat

Girls. New York: Touchstone.

Salim, A. 2007. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Semarang: UNNES Press.

Sarwono, S. W. 1989. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Shieh, R. S., Chang, W., & Liu, E. Z. 2011. Technology enabled active learning

(TEAL) in introductory physics: Impact on genders and achievement

levels. Australian Journal of Educational Technology, 27(7): 82-99.

Soekanto, S. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Siagian, S. P. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Thom, C. E. 2006. A Comparison Of The Effect Of Single-Sex Versus Mixed Sex

Classes on Middle School Student Achievement. Dissertation. West

Virginia: Marshall University.

65  

 

Tipler, P. A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik (ed 3). Terjemah oleh

Soegijono, B. 1996. Jakarta: Erlangga.

Vasyura, S. A. 2008. Psychology of Male and Female Communicative Activity.

The Spanish Journal, 11(1): 289-300.

Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Edisi

Revisi). Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Wiyanto. 2011. Panduan Penulisan Skripsi dan Artikel Ilmiah. Semarang :

FMIPA UNNES.

Yates, S. M. 2004. Aspirations, Progress and Perceptions of Boys From A Single

Sex Sghool Following The Changeover To Coeducation.

International Educational Journal, 4(4): 167-177.

Zhu, Zheng. 2007. Gender Differences in Mathematical Problem Solving Patterns:

A Review of Literature. International Educational Journal, 8(2): 187-

203.

66  

 

LAMPIRAN-LAMPIRAN

67  

 

68  

 

SILABUS

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : XI (sepuluh)/ 1

Standar Kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik..

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Alat

1.3. Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan.

1. Hukum Hooke

2. Susunan pegas

1. Praktik hukum Hooke, pegas disusun seri dan paralel.

2. Pembuatan laporan praktikum.

3. Presentasi hasil pengolahan data praktikum.

4. Diskusi kelompok dan diskusi kelas.

1. Mendeskripsikan hukum Hooke.

2. Menganalisis konstanta pengganti pada pegas yang disusun seri dan paralel.

Tes tertulis Observasi aspek psikomotorik dan afektif Angket aspek afektif

2 x 45 menit

Sumber 1. Buku paket 2. Internet 3. LKS Alat 1. Pegas 2. Beban. 3. Penyangga. 4. Mistar.

Lampiran 1

67

69  

 

SILABUS

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : XI (sepuluh)/ 1

Standar Kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik..

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/ Alat

1.4. Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran.

1. Pengertian getaran

2. Periode dan frekuensi getaran.

3. Simpangan, kecepatan, dan frekuensi getaran.

4. Sudut fase, fase, dan beda fase

5. Energi getaran

1. Praktik hukum Hooke, pegas disusun seri dan paralel.

2. Pembuatan laporan praktikum.

3. Presentasi hasil pengolahan data praktikum.

4. Diskusi kelompok dan diskusi kelas.

1. Menentukan periode dan frekuensi getaran.

2. Menganalisis simpangan, kecepatan, dan percepatan getaran.

3. Menganalisis beda fase fungsi sinusoidal getaran.

4. Menganalisis energi potensial, energi kinetik, dan energi mekanik pada getaran.

Tes tertulis Observasi aspek psikomotorik dan afektif Angket aspek afektif

2 x 45 menit

Sumber 1. Buku paket 2. Internet 3. LKS Alat 1. Pegas 2. Beban. 3. Penyangga. 4. Tali. 5. Stopwatch. 6. Mistar.

68

69  

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

GETARAN PEGAS

Sekolah : SMA N 1 KRADENAN

Kelas/ Semester : XI (sepuluh)/ 1

Mata Pelajaran : Fisika

Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

Standar kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam

cakupan mekanika benda titik..

Kompetensi dasar : 1.3. Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas

bahan.

A. Indikator

1. Mendeskripsikan hukum Hooke.

2. Menganalisis konstanta pengganti pada pegas yang disusun seri dan

paralel.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mendeskripsikan hukum Hooke.

2. Siswa dapat menganalisis konstanta pengganti pada pegas yang

disusun seri dan paralel.

C. Materi Pembelajaran

Hukum Hooke

Susunan pegas

• Susunan seri

• Susunan paralel

D. Metode Pembelajaran

Lampiran 2

70  

 

Model : Cooperative Learning.

Metode : Praktikum.

Diskusi

Ceramah

E. Alat dan Bahan

1. Pegas

2. Beban.

3. Penyangga.

4. Mistar.

F. Kegiatan Pembelajaran

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa t Pendahuluan

1. Guru mengucap salam dan memperkenalkan diri.

2. Guru memberi penjelasan awal pembelajaran melalui pembacaan tema, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran.

1. Siswa menjawab salam guru dan mendengarkan.

2. Siswa menyimak penjelasan guru.

30 menit

K e g i a t a n I n t i

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa tentang contoh dan pengertian pegas.

2. Guru bersama siswa mendiskusikan hasil Tanya jawab untuk menemukan pengertian pegas.

3. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil tanya jawab.

4. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan meminta perwakilan kelompok mengambil penugasan LKS01.

5. Guru mempersilakan siswa melaksanakan diskusi kelompok dengan bahasan (LKS 01) yang berisi

1. Siswa menjawab pertanyaan sesuai yang diketahui.

2. Siswa ikut aktif dalam diskusi.

3. Siswa berperan aktif dalam pembahasan.

4. Siswa berkumpul dalam kelompoknya dan mengambil LKS 01.

5. Siswa melaksanakan diskusi kelompok.

55 menit

71  

 

Elaborasi Eksplorasi

langkah-langkah praktikum sub materi hukum Hooke.

6. Guru memberi kesempatan bertanya tentang langkah-langkah praktikum sub materi hukum Hooke yang belum dimengerti.

7. Guru membimbing siswa melaksanakan praktikum sesuai LKS 01.

8. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mengolah data hasil praktikum hukum Hooke dalam kelompok.

9. Guru bersama siswa membahas hasil pengolahan data didepan kelas.

10. Guru meminta siswa membentuk kelompok baru, dimana dua kelompok digabungkan menjadi satu kelompok dan meminta perwakilan kelompok mengambil penugasan LKS02.

11. Guru membimbing siswa melaksanakan diskusi kelompok dengan bahasan (LKS 02) yang berisi langkah-langkah praktikum sub materi pegas disusun seri dan paralel.

12. Guru memberi kesempatan bertanya tentang langkah-langkah praktikum sub materi pegas disusun seri dan parallel yang belum dimengerti.

13. Guru membimbing siswa melaksanakan praktikum sesuai LKS 02.

14. Guru menugaskan siswa

6. Siswa menyampaikan pertanyaan.

7. Siswa melaksanakan praktikum.

8. Siswa mengolah data praktikum dalam kelompoknya.

9. Siswa ikut aktif dalam pembahasan.

10. Siswa melaksanakan pembentukan kelompok baru dan mengambil LKS 02.

11. Siswa melaksanakan diskusi kelompok.

12. Siwa menyampaikan pertanyaan.

13. Siswa melaksanakan praktikum.

14. Siswa mengolah data

72  

 

Elaborasi Konfirmasi

mengolah data hasil praktikum pegas disusun seri dan parallel dalam kelompok.

15. Guru membimbing siswa membahas hasil pengolahan data yang dilaksanakan.

16. Guru membimbing siswa melaksanakan diskusi tentang konstanta pengganti pegas disusun seri dan paralel sesuai LDS 01 selama 10 menit dilanjutkan pemaparan sederhana didepan kelas.

17. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan hasil praktikum dan analisis data praktikum.

18. Guru memberi tanggapan dan penegasan pada kesimpulan siswa.

19. Guru memberikan contoh soal untuk dikerjakan.

20. Guru bersama siswa membahas jawaban yang ada.

praktikum.

15. Siswa berperan aktif dalam pembahasan.

16. Siswa melaksanakan diskusi sesuai LDS 01.

17. Siswa memberi

kesimpulan.

18. Siswa memperhatikan dan memahami.

19. Siswa mengerjakan contoh soal.

20. Siswa ikut membahas.

Penutup 1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran.

2. Guru memberi penugasan berupa beberapa soal untuk dikerjakan dirumah.

3. Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang proses pembelajaran.

1. Siswa menyampaikan kesimpulan.

2. Siswa mencatat soal tersebut.

3. Siswa bertanya

tentang hal yang belum dimengerti.

5 menit

 

G. Sumber Belajar

1. Buku Fisika untuk Sains dan Teknik

2. Internet

73  

 

H. Penilaian

1. Penilaian Kognitif : Terlampir.

2. Penilaian Psikomotorik : Terlampir.

3. Penilaian Afektif : Terlampir.

74  

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

GETARAN PEGAS

Sekolah : SMA N 1 KRADENAN

Kelas/ Semester : XI (sepuluh)/ 1

Mata Pelajaran : Fisika

Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1 x pertemuan)

Standar kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik..

Kompetensi dasar :1.4. Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran.

A. Indikator 1. Menentukan periode dan frekuensi getaran. 2. Menganalisis simpangan, kecepatan, dan percepatan getaran. 3. Menganalisis beda fase fungsi sinusoidal getaran. 4. Menganalisis energi potensial, energi kinetik, dan energi mekanik pada

getaran. B. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menentukan periode dan frekuensi getaran. 2. Siswa dapat menganalisis simpangan, kecepatan, dan percepatan getaran. 3. Siswa dapat menganalisis sudut fase, fase, dan beda fase fungsi sinusoidal

getaran. 4. Siswa dapat menganalisis energi potensial, energi kinetik, dan energi

mekanik pada getaran. C. Materi Pembelajaran

Pengertian getaran

Periode dan frekuensi getaran.

Simpangan, kecepatan, dan frekuensi getaran.

Sudut fase, fase, dan beda fase

Energi getaran

D. Metode Pembelajaran

Model : Cooperative Learning.

Metode : Praktikum.

75  

 

Diskusi

Ceramah

E. Alat dan Bahan 1. Pegas 2. Beban. 3. Penyangga. 4. Tali. 5. Stopwatch. 6. Mistar.

F. Kegiatan Pembelajaran

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa t Pendahuluan

1. Guru mengingatkan tema, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran.

2. Guru mengingatkan kesimpulan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya.

1. Siswa membuka catatan kembali.

2. Siswa membuka catan hasil pembelajaran yang lalu.

5 menit

Kegiatan Inti

Eksplorasi Elaborasi

1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan meminta perwakilan kelompok mengambil penugasan LKS03.

2. Guru membimbing siswa melaksanakan diskusi kelompok dengan bahasan (LKS 03) yang berisi langkah-langkah praktikum getaran pegas tunggal.

3. Guru memberi kesempatan bertanya tentang langkah-langkah praktikum sub materi getaran pegas tunggal yang belum dimengerti.

4. Guru membimbing siswa melaksanakan praktikum sesuai LKS 03.

5. Guru menugaskan siswa untuk mengolah data hasil praktikum getaran pegas tunggal dalam kelompok.

6. Guru mengarahkan siswa menyimpulkan hasil praktikum

1. Siswa berkumpul bersama kelomponya dan perwakilan mengambil LKS 03.

2. Siswa melaksanakan diskusi.

3. Siswa mengajukan pertanyaan.

4. Siswa melaksanakan praktikum.

5. Siswa mengolah

data hasil praktikum.

6. Siswa menyimpulkan hasil

55 menit

76  

 

Eksplorasi Elaborasi Konfirmasi

dan pengolahan data praktikum.

7. Guru mengajukan pertanyaan tentang asal persamaan yang digunakan dalam pengolahan data.

8. Guru menunjukan lintasan beban saat mengalami getaran menggunakan media sederhana.

9. Guru membimbing siswa melaksanakan diskusi untuk menganalisis data lintasan getaran beban hingga diperoleh periode dan frekuensi getaran sesuai LDS 02 (selama 10 menit) dilanjutkan pemaparan hasil diskusi didepan kelas.

10. Guru mengarahkan siswa dalam menyimpulkan hasil praktikum dan analisis data.

11. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok untuk menemukan konsep beda fase dan energi getaran sesuai LDS 03 (selama 10 menit) dilanjutkan pemaparan didepan kelas.

12. Guru memberi tanggapan dan penegasan pada kesimpulan yang diperoleh.

13. Guru memberikan contoh soal kepada siswa.

14. Guru bersama siswa membahas jawaban yang diperoleh.

praktikum dan analisis datanya.

7. Siswa belum bisa menjawab dan timbul pertanyaan.

8. Siswa memperhatikan lintasan tersebut.

9. Siswa berdiskusi dalam menganalisis lintasan getaran hingga diperoleh periode dan frekuensi getaran sesuai LDS 02.

10. Siswa

menyimpulkan hasil praktikum dan analisis data.

11. Siswa memperhatikan dan memahami.

12. Siswa melaksanakan diskusi sesuai LDS 03.

13. Siswa mengerjakan contoh soal.

14. Siswa berperan aktif dalam pembahasan.

Penutup 1. Guru bersama siswa mengulas kembaliseluruh hasil pembelajaran.

2. Guru meminta siswa mengerjakan soal postes.

1. Siswa ikut aktif dan memberi pendapat.

2. Siswa mengerjakan soal postes.

30 menit

77  

 

G. Sumber Belajar 1. Buku Fisika untuk Sains dan Teknik 2. Internet

H. Penilaian 1. Penilaian Kognitif : Terlampir. 2. Penilaian Psikomotorik : Terlampir. 3. Penilaian Afektif : Terlampir.

78  

 

Kisi – Kisi Soal Uji Coba

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kradenan Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Getaran Pegas

No Indikator Jenjang

C1 C2 C3 C4 C5 C6

1. Mendeskripsikan hukum

Hooke.

1 2,5 3,4

2. Menganalisis konstanta

pengganti pada pegas yang

disusun seri dan paralel.

24 22 23,25 14,16

,19

- -

3. Menentukan periode dan

frekuensi getaran.

6,7,8 10,11 9,12,

13

- - -

4. Menganalisis simpangan,

kecepatan, dan percepatan

getaran.

17,20,

21

15,18 - - -

5. Menganalisis beda fase

fungsi sinusoidal getaran.

28 29 30 26,27 - -

6. Menganalisis energi

potensial, energi kinetik,

dan energi mekanik pada

getaran.

- 33,34 31 32 - -

Jumlah Soal 6 11 11 6 0 0

Lampiran 3

79  

 

SOAL UJI COBA MATERI GETARAN PEGAS

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : XI / 1

Waktu : 60 menit

Petunjuk: Berilah tanda silang (X) salah satu jawaban yang paling benar

pada lembar jawab soal!

1. Pegas dapat kembali ke bentuk semula selama mendapat sejumlah gaya yang

masih dalam batasnya. Menurut pernyataan tersebut pegas memiliki sifat ...

a. tidak elastis. d. keras.

b. lentur. e. lunak

c. elastis.

2. Manakah grafik dibawah ini yang menunjukkan hukum Hooke …

a. d.

b. e.

c .

3. Suatu beban 100 gram digantungkan pada sebuah pegas. Jika pegas

bertambah panjang 0,5 cm, maka konstanta pegas adalah ... .

a. 100 N/m d. 500 N/m

b. 150 N/m e. 1.000 N/m

ΔL 

F

ΔL 

F

ΔL 

ΔL 

ΔL 

Lampiran 4

80  

 

c. 200 N/m

4. Sebatang logam ditimbang menggunakan neraca pegas yang memiliki

konstanta 400 N/m sehingga pegas pada sistem neraca bertambah panjang

0,25 cm. Berapakah berat logam yang ditimbang ...

a. 1 N d. 10 kg

b. 1 kg e. 0,1 N

c. 10 N

5. Apa maksud tanda negatif dari persamaan hukum Hooke....

a. arah gaya pegas berlawanan dengan arah simpangannya.

b. arah gaya pegas searah dengan arah simpangannya.

c. arah kecepatan berlawanan dengan arah simpangannya.

d. arah kecepatan searah dengan arah simpangannya.

e. tidak memiliki arti.

6. Gerak bolak-balik suatu benda melewati titik kesetimbangannya disebut....

a. gelombang d. gerak linear

b. getaran e. frekuensi

c. regangan

7. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran disebut ...

a. frekuensi d. periode

b. tegangan e. amplitudo

c. regangan

8. Jumlah getaran yang dilakukan per detik disebut ...

a. frekuensi d. periode

b. tegangan e. amplitudo

c. regangan

81  

 

9. Suatu pegas yang diberi beban 40 gram dan mempunyai konstanta pegas 4 π2

N/m, jika digetarkan, akan mempunyai periode ... .

a. 0,1 s d. 0,4 s

b. 0,2 s e. 0,5 s

c. 0,3 s

10. Agar periode pegas tetap, maka variasi massa dan konstanta pegas adalah ... .

(1) massa dijadikan 2 kali semula, konstanta pegasnya 2 kali semula

(2) massa dijadikan 4 kali semula, konstanta pegasnya 2 kali semula

(3) massa dijadikan 4 kali semula, konstanta pegasnya 4 kali semula

(4) massa dijadikan 16 kali semula, konstanta pegasnya dijadikan 4 kali

semula

Daripernyataan di atas yang benaradalah....

a. (1), (2), dan (3) d. (4) saja

b. (1) dan (3) e. semuabenar

c. (2) dan (4)

11. Agar frekuensi getar pegas tetap, maka saat beban pegas dijadikan 4 kali

semula, maka konstanta pegasnya diubah menjadi ... .

a. 1/16 kali semula d. 2 kali semula

b. ¼ kali semula e. 4 kali semula

c. ½ kali semula

12. Sebuah gerak harmonik sederhana mempunyai persamaan y = 0,8 sin (10 π

t) di mana y dalam cm dan t dalam sekon, maka amplitudo dan frekuensi

getaran harmonik adalah ... .

a. 8 cm dan 2 Hz d. 0,8 cm dan 5 Hz

82  

 

b. 4 cm dan 2 Hz e. 0,4 cm dan 10 Hz

c. 1 cm dan 4 Hz

13. Pada percobaan getaran harmonik, diperoleh getaran sebanyak 10 kali

selama 3 detik. Berapakah besar periode getaran tersebut ....

a. 0,1 detik c. 0,3 detik e. 0,5 detik

b.0, 2 detik d. 0,4 detik

14. Sebuah pegas yang diberi beban 100 gram dan konstanta pegasnya 1000

N/m, maka saat pegas diberi simpangan maksimum 10 cm, kemudian

dilepaskan hingga bergetar, kelajuan maksimum dari getaran pegas

adalah...

a. 10 m/s d. 1 m/s

b. 5 m/s e. 0,1 m/s

c. 2 m/s

15. Jika pegas yang bergetar harmonis mempunyai amplitudo 8 cm dan periode

2π s, maka percepatan maksimum getarannya adalah ... .

a. 8.10-2 m/s2 d. 1.10-2 m/s2

b. 4.10-2 m/s2 e. 8.10-3 m/s2

c. 2.10-2 m/s2

16. Suatu pegas melakukan getaran harmonis sederhana dengan amplitudo 6 cm.

Berapakah besarnya simpangan pada waktu t=2 detik dan ω=π/6 rad/s ... .

a. 3 √2 cm d. 2√3 cm

b. ½ √3 cm e. 3√3 cm

c. √3 cm

17. Pada benda yang melakukan getaran harmonis sederhana, besaran yang

berbanding lurus dengan percepatannya adalah ... .

83  

 

a. simpangannya d. energi kinetiknya

b. amplitudonya e. energi potensialnya

c. kecepatannya

18. Sebuah titik bergetar dengan periode 1,20 detik dan amplitudo 3,6 cm. Pada

saat t = 0 detik, titik itu melewati titik kesetimbangannya kearah atas, maka

simpangannya pada saat t = 0,1 detik adalah ....

a. 1,8 cm d. 0,5 cm

b. 0 cm e. 1,5 cm

c. 1 cm

19. Sebuah benda yang massanya 0,005 kg melakukan getaran harmonis

sederhana dengan periode 0,04 sekon dan amplitudonya 0,01 m. Percepatan

maksimum benda sama dengan ...

a. 123 m/s2 d. 988 m/s2

b. 246m/s2 e. 1976m/s2

c. 494 m/s2

20. Pernyataan yang tepat tentang kecepatan benda yang bergetar secara

harmonis adalah ....

a. terbesar pada simpangan terbesar

b. berbanding terbalik dengan periodenya

c. terbesar pada simpangan terkecil

d. tidak tergantung pada frekuensi getaran

e. tidak tergantung simpangannya

21. Saat amplitudo getaran harmonis dijadikan ½ kali semula, maka kecepatan

maksimumnya menjadi ... .

84  

 

a. ¼ kali semula d. 2 kali semula

b. ½ kali semula e. 4 kali semula

c. tetap

22. Jika dua buah pegas disusun seri maka ...

a. ∆xseri = ∆x1 = ∆x2 dan Fseri = F1 = F2

b. ∆xseri = ∆x1 = ∆x2 dan Fseri = F1 + F2

c. ∆xseri = ∆x1 + ∆x2 dan Fseri = F1 + F2

d. ∆xseri = ∆x1 + ∆x2 dan Fseri = F1 = F2

e. ∆xseri = 0 dan Fseri = F1 + F2

23. Dua buah pegas masing-masing memiliki konstanta k1= 500 N/m dan k2 =

125 N/m dipasang seri, maka konstanta penggantinya adalah...

a. 100 N/m d. 325 N/m

b. 200 N/m e. 400 N/m

c. 625 N/m

24. Berikut ini konstanta pengganti untuk pegas yang disusun paralel adalah ...

a. d.

b. k = k + k + .... e.

c.

25. Sebuah sistem neraca pegas terdiri dari dua pegas identik yang disusun seri.

Neraca tersebut digunakan untuk menimbang benda bermassa 100 gram dan

mengalami pertambahan panjang 0,25 cm. Berapakah konstanta masing-

masing pegas (g=10 m/s2) ...

a. 500 N/m d. 200 N/m

b. 400 N/m e. 100 N/m

85  

 

c. 300 N/m

26. Jika dua buah pegas identik, masing-masing memiliki konstanta k1 = k2 =

100 N/m disusun paralel, kemudian disusun seri dengan pegas yang

mempunyai konstanta 200 N/m. Saat sistem pegas diberi beban 40 N, maka

akan bertambah panjang ... .

a. 10 cm d. 50 cm

b. 20 cm e. 80 cm

c. 40 cm

27. Perbandingan konstanta pengganti dua buah sistem pegas yang masing-

masing terdiri atas dua buah pegas yang identik, dengan susunan seri dan

paralel adalah ... .

a. 1 : 1 d. 2 : 3

b. 1 : 2 e. 2 : 5

c. 1 : 4

28. Berapakah sudut fase getaran saat t=1 detik dan periode getaran 2 detik ..

a. π d. π/2

b. 2π e. π/3

c. 3π

29. Pada getaran yang membentuk grafik sinusoidal, yang bukan keadaan saat

sudut fase θ=90º adalah ...

a. simpangan maksimum d. energi potensial maksimum

b. kecepatannya maksimum e. energi kinetik nol

c. percepatan maksimum

86  

 

30. Dua buah titik melakukan gerak harmonik sederhana pada suatu garis lurus.

Mula-mula kedua titik berangkat dari titik keseimbangan dengan arah yang

sama. Jika periode masing-masing 101 s dan

121 s, maka beda fase kedua

titik setelah bergerak selama 31 s adalah ... .

a. 71 d.

21

b. 61 e.

32

c. 31

31. Sebuah benda yang diikat pada ujung suatu pegas melakukan gerak harmonis

dengan amplitude A, konstanta pegas C. Pada saat simpangan sebesar 0,5 A,

energi kinetiknya adalah sebesar .. ..

a. 3/4 CA2 d. 1/4 CA2

b. 1/2 CA2 e. 1/8 CA2

c. 3/8 CA2

32. Sebuah pegas bila diberi beban yang massanya 1 kg meregang 1 cm. Beban

ditarik vertical kebawah dan bila dilepaskan bergetar harmonis. Pada saat

energi potensialnya 20 joule, pegas itu meregang dari kedudukan setimbang

sebesar ....

a. 0,1 meter d. 0,3 meter

b. 0,13 meter e. 0,4 meter

c. 0,2 meter

87  

 

33. Apabila Ek menyatakan energi kinetik, Ep menyatakan energi potensial, dan

Em energi mekanik suatu getaran, maka saat simpangan getaran maksimum

....

a. Ek = Em dan Ep = 0 d. Ek = 1/2 Ep

b. Ek = 0 dan percepatannya nol e. Ek = 0, Ep = Em

c. Ek = Ep = 1/2 Em

34. Energi mekanik getaran harmonis selalu berbanding ....

a. terbalik dengan kuadrat amplitudonya

b. terbalik dengan periodenya

c. lurus dengan kuadrat amplitudonya

d. lurus dengan kuadrat periodenya

e. lurus dengan amplitudonya

88  

 

DAFTAR NAMA SISWA UJI COBA SOAL

No Nama NIS 1 Suryani U-1 2 Repnosari U-2 3 Lita Melina U-3 4 Tika Nur Afifah U-4 5 Nia Retnowati U-5 6 Silvi Mia Audina U-6 7 Tias Mugi R U-7 8 Amin Nur Rohmat U-8 9 Erna Puji Astutik U-9 10 Fera S.T.S U-10 11 Galuh Desi Saputri U-11 12 Kitri Lestari U-12 13 Muhammad Mustofa U-13 14 Nidia Aprillinasari U-14 15 Yunita Oktaviani U-15 16 Yuyun Apitasari U-16 17 Winda Listyaningsih U-17 18 Yulia Pratiwi U-18 19 Fadika Pristi U-19 20 Alimatul Marfu'ah U-20 21 Ana Mulya W. U-21 22 Evita Dwi S. U-22 23 Hesti Rahmawati U-23 24 Muhamad Faizin U-24 25 Septi Nurul L. U-25 26 Siti Mauliddyah K.S. U-26 27 Tubagus N. U-27 28 Hanifatul Millah T.U. U-28 29 Irnawati U-29 30 Ni'am Fikriyatun F. U-30 31 Devi Novita Sari U-31 32 Vivi Kurniasih U-32

Lampiran 5

89  

 

Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Uji Coba

No Nomor Nomor Soal

Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 1 U-1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 U-2 1 1 1 0 1 1 1 1 3 U-3 1 1 0 1 1 1 1 1 4 U-4 1 1 1 1 1 1 1 1 5 U-5 1 1 1 0 1 1 1 1 6 U-6 1 1 1 1 0 1 0 1 7 U-7 1 1 1 1 0 1 1 1 8 U-8 1 1 1 0 1 1 0 1 9 U-9 1 1 1 0 1 1 1 1 10 U-10 1 1 0 0 1 1 1 1 11 U-11 1 1 1 0 0 0 1 1 12 U-12 1 1 1 0 1 1 1 1 13 U-13 1 1 1 0 1 1 0 0 14 U-14 1 1 1 0 1 1 1 1 15 U-15 1 1 1 0 1 1 1 1 16 U-16 1 1 0 1 1 1 0 1 17 U-17 1 1 1 0 1 1 1 1 18 U-18 1 1 1 1 1 1 1 1 19 U-19 1 1 0 0 1 1 1 0 20 U-20 1 0 1 0 0 1 1 1 21 U-21 1 1 0 0 1 1 0 0 22 U-22 1 1 0 0 0 0 1 1 23 U-23 1 1 0 1 0 0 1 1 24 U-24 1 0 0 0 0 0 1 0 25 U-25 1 1 0 0 1 1 1 1 26 U-26 1 1 1 0 0 0 1 1 27 U-27 1 0 1 0 1 0 0 0 28 U-28 1 0 0 0 1 1 0 0 29 U-29 1 0 0 0 0 1 0 0 30 U-30 1 0 1 0 0 0 0 0 31 U-31 1 1 0 0 0 0 1 1 32 U-32 0 1 0 1 0 1 0 0

Val

idita

s

Total 31 26 19 9 20 24 22 23 Mp 16,806 17,846 18,421 19,000 18,750 18,208 17,409 18,217 p 0,969 0,813 0,594 0,281 0,625 0,750 0,688 0,719 q 0,031 0,188 0,406 0,719 0,375 0,250 0,313 0,281 St 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 Mt 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563

rpbis 0,251 0,493 0,415 0,281 0,521 0,526 0,232 0,488 rtabel 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349

Kriteria tidak valid valid tidak valid valid tidak valid

Day

a B

eda

Ba 16 16 13 6 13 15 12 15 Bb 15 10 6 3 7 9 10 8 Ja 16 16 16 16 16 16 16 16 Jb 16 16 16 16 16 16 16 16 D 0,06 0,38 0,44 0,19 0,38 0,38 0,13 0,44

Kriteria J C B J C C J B

Tin

gkat

K

esuk

aran

B 31 26 19 9 20 24 22 23 N 32 32 32 32 32 32 32 32 IK 0,97 0,81 0,59 0,28 0,63 0,75 0,69 0,72

Kriteria Mudah Mudah Sedang Sukar Sedang Mudah Sedang Mudah KRITERIA SOAL Buang Pakai Pakai Buang Pakai Pakai Buang Pakai

Lampiran 6

90  

 

Nomor Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 17 5 18 29 6 12 17 19 11 20

18,765 23,200 18,000 16,517 22,000 16,917 19,059 18,684 15,818 18,600 0,531 0,156 0,563 0,906 0,188 0,375 0,531 0,594 0,344 0,625 0,469 0,844 0,438 0,094 0,813 0,625 0,469 0,406 0,656 0,375 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 0,433 0,527 0,301 -0,026 0,482 0,051 0,490 0,473 -0,099 0,485 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 valid valid tidak Tidak valid Tidak valid valid Tidak valid

11 5 11 14 5 6 12 14 4 13 6 0 7 15 1 6 5 5 7 7 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16

0,31 0,31 0,25 -0,06 0,25 0,00 0,44 0,56 -0,19 0,38 C C C J C J B B J C 17 5 18 29 6 12 17 19 11 20 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

0,53 0,16 0,56 0,91 0,19 0,38 0,53 0,59 0,34 0,63 Sedang Sukar Sedang Mudah Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Pakai Pakai Buang Buang Pakai Buang Pakai Pakai Buang Pakai

91  

 

Nomor Soal

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 10 10 8 13 18 14 13 17 15 8

16,100 19,900 21,625 19,231 18,833 19,286 17,077 17,882 19,067 21,250 0,313 0,313 0,250 0,406 0,563 0,438 0,406 0,531 0,469 0,250 0,688 0,688 0,750 0,594 0,438 0,563 0,594 0,469 0,531 0,750 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 -0,058 0,415 0,539 0,407 0,475 0,443 0,079 0,259 0,434 0,499 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 tidak valid valid valid valid valid tidak tidak Valid valid

4 7 6 10 14 11 7 11 10 6 6 3 2 3 4 3 6 6 5 2 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16

-0,13 0,25 0,25 0,44 0,63 0,50 0,06 0,31 0,31 0,25 J C C B B B J C C C 10 10 8 13 18 14 13 17 15 8 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

0,31 0,31 0,25 0,41 0,56 0,44 0,41 0,53 0,47 0,25 Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Buang Pakai Pakai Pakai Pakai Pakai Buang Buang Pakai Pakai

92  

 

Nomor Soal Y Y^2 29 30 31 32 33 34 0 1 0 1 1 1 29 841 0 1 0 1 0 1 26 676 0 1 0 1 1 1 23 529 0 1 0 0 1 1 23 529 0 1 0 1 1 1 23 529 0 1 0 1 1 1 22 484 0 1 0 1 1 1 20 400 0 1 1 1 1 1 23 529 0 1 0 1 0 1 18 324 0 0 0 0 1 1 21 441 0 1 0 1 1 1 21 441 0 0 0 1 0 0 17 289 0 1 1 0 1 1 17 289 0 1 0 1 0 0 19 361 0 0 0 0 0 0 17 289 0 1 0 1 0 1 18 324 0 1 0 1 1 1 16 256 0 0 0 0 0 0 16 256 0 1 0 0 1 1 16 256 0 0 0 1 0 0 12 144 0 1 1 0 0 1 15 225 0 0 1 0 0 1 12 144 0 1 0 0 0 0 11 121 0 1 0 0 1 1 11 121 0 0 0 0 0 0 14 196 0 0 0 0 0 0 11 121 0 1 1 0 1 0 12 144 0 1 0 0 0 1 12 144 0 1 1 0 0 1 11 121 0 0 0 0 0 0 8 64 0 0 0 0 0 0 7 49 0 0 0 1 0 0 9 81 0 21 6 15 14 20 530 9718 - 18,381 15,000 19,733 19,786 18,850 16,56 303,69

0,000 0,656 0,188 0,469 0,438 0,625 1,000 0,344 0,813 0,531 0,563 0,375 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 5,420 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 16,563 Reliabilitas

- 0,464 -0,138 0,550 0,525 0,545 r11 = 0,732 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 rtabel=0,349 valid valid tidak valid valid valid

0 13 2 12 10 13 0 8 4 3 4 7 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16

0,00 0,31 -0,13 0,56 0,38 0,38 J C J B C C 0 21 6 15 14 20 32 32 32 32 32 32

0,00 0,66 0,19 0,47 0,44 0,63 Sukar Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Buang Pakai Buang Pakai Pakai Pakai

93  

 

Kisi – Kisi Soal Penelitian

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kradenan Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Getaran Pegas No Idikator Jenjang

C1 C2 C3 C4 C5 C6

1. Mendeskripsikan hukum

Hooke.

- 1,3 2 - - -

2. Menganalisis konstanta

pengganti pada pegas yang

disusun seri dan paralel.

14 12 13 9 - -

3. Menentukan periode dan

frekuensi getaran.

4 6 5,7 - - -

4. Menganalisis simpangan,

kecepatan, dan percepatan

getaran.

- 11 8,10 - - -

5. Menganalisis beda fase fungsi

sinusoidal getaran.

16 - 17 15 - -

6. Menganalisis energi

potensial, energi kinetik, dan

energi mekanik pada getaran.

- 19,20 - 18 - -

Jumlah Soal 3 7 7 3 0 0

Lampiran 7

94  

 

SOAL PENELITIAN

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/ Semester : XI/ 1

Waktu : 30 menit

Petunjuk: Berilah tanda silang (X) salah satu jawaban yang paling benar

pada lembar jawab soal!

1. Manakah grafik dibawah ini yang menunjukkan hukum Hooke …

a. d.

b. e.

c .

2. Suatu beban 100 gram digantungkan pada sebuah pegas. Jika pegas

bertambah panjang 0,5 cm, maka konstanta pegas adalah ... .

a. 100 N/m d. 500 N/m

b. 150 N/m e. 1.000 N/m

c. 200 N/m

3. Apa maksud tanda negatif dari persamaan hukum Hooke....

a. arah gaya pegas berlawanan dengan arah simpangannya.

b. arah gaya pegas searah dengan arah simpangannya.

ΔL 

F

ΔL 

F

ΔL 

ΔL 

ΔL 

Lampiran 8

95  

 

c. arah kecepatan berlawanan dengan arah simpangannya.

d. arah kecepatan searah dengan arah simpangannya.

e. tidak memiliki arti.

4. Gerak bolak-balik suatu benda melewati titik kesetimbangannya disebut....

a. gelombang d. gerak linear

b. getaran e. frekuensi

c. regangan

5. Suatu pegas yang diberi beban 40 gram dan mempunyai konstanta pegas 4 π2

N/m, jika digetarkan, akan mempunyai periode ... .

a. 0,1 s d. 0,4 s

b. 0,2 s e. 0,5 s

c. 0,3 s

6. Agar periode pegas tetap, maka variasi massa dan konstanta pegas adalah ... .

(1) massa dijadikan 2 kali semula, konstanta pegasnya 2 kali semula

(2) massa dijadikan 4 kali semula, konstanta pegasnya 2 kali semula

(3) massa dijadikan 4 kali semula, konstanta pegasnya 4 kali semula

(4) massa dijadikan 16 kali semula, konstanta pegasnya dijadikan 4 kali

semula

Daripernyataan di atas yang benaradalah....

a. (1), (2), dan (3) d. (4) saja

b. (1) dan (3) e. semuabenar

c. (2) dan (4)

96  

 

7. Pada percobaan getaran harmonik, diperoleh getaran sebanyak 10 kali

selama 3 detik. Berapakah besar periode getaran tersebut ....

a. 0,1 detik c. 0,3 detik e. 0,5 detik

b.0, 2 detik d. 0,4 detik

8. Jika pegas yang bergetar harmonis mempunyai amplitudo 8 cm dan periode

2π s, maka percepatan maksimum getarannya adalah ... .

a. 8.10-2 m/s2 d. 1.10-2 m/s2

b. 4.10-2 m/s2 e. 8.10-3 m/s2

c. 2.10-2 m/s2

9. Suatu pegas melakukan getaran harmonis sederhana dengan amplitudo 6 cm.

Berapakah besarnya simpangan pada waktu t=2 detik dan ω=π/6 rad/s ... .

a. 3 √2 cm d. 2√3 cm

b. ½ √3 cm e. 3√3 cm

c. √3 cm

10. Sebuah titik bergetar dengan periode 1,20 detik dan amplitudo 3,6 cm. Pada

saat t = 0 detik, titik itu melewati titik kesetimbangannya kearah atas, maka

simpangannya pada saat t = 0,1 detik adalah ....

a. 1,8 cm d. 0,5 cm

b. 0 cm e. 1,5 cm

c. 1 cm

11. Saat amplitudo getaran harmonis dijadikan ½ kali semula, maka kecepatan

maksimumnya menjadi ... .

a. ¼ kali semula d. 2 kali semula

b. ½ kali semula e. 4 kali semula

97  

 

c. tetap

12. Jika dua buah pegas disusun seri maka ...

a. ∆xseri = ∆x1 = ∆x2 dan Fseri = F1 = F2

b. ∆xseri = ∆x1 = ∆x2 dan Fseri = F1 + F2

c. ∆xseri = ∆x1 + ∆x2 dan Fseri = F1 + F2

d. ∆xseri = ∆x1 + ∆x2 dan Fseri = F1 = F2

e. ∆xseri = 0 dan Fseri = F1 + F2

13. Dua buah pegas masing-masing memiliki konstanta k1= 500 N/m dan k2 =

125 N/m dipasang seri, maka konstanta penggantinya adalah...

a. 100 N/m d. 325 N/m

b. 200 N/m e. 400 N/m

c. 625 N/m

14. Berikut ini konstanta pengganti untuk pegas yang disusun paralel adalah ...

d. d.

e. k = k + k + .... e.

f.

15. Perbandingan konstanta pengganti dua buah sistem pegas yang masing-

masing terdiri atas dua buah pegas yang identik, dengan susunan seri dan

paralel adalah ... .

a. 1 : 1 d. 2 : 3

b. 1 : 2 e. 2 : 5

c. 1 : 4

98  

 

16. Berapakah sudut fase getaran saat t=1 detik dan periode getaran 2 detik ..

d. π d. π/2

e. 2π e. π/3

f. 3π

17. Dua buah titik melakukan gerak harmonik sederhana pada suatu garis lurus.

Mula-mula kedua titik berangkat dari titik keseimbangan dengan arah yang

sama. Jika periode masing-masing 101 s dan

121 s, maka beda fase kedua

titik setelah bergerak selama 31 s adalah ... .

a. 71 d.

21

b. 61 e.

32

c. 31

18. Sebuah pegas bila diberi beban yang massanya 1 kg meregang 1 cm. Beban

ditarik vertical kebawah dan bila dilepaskan bergetar harmonis. Pada saat

energi potensialnya 20 joule, pegas itu meregang dari kedudukan setimbang

sebesar ....

a. 0,1 meter d. 0,3 meter

b. 0,13 meter e. 0,4 meter

c. 0,2 meter

99  

 

19. Apabila Ek menyatakan energi kinetik, Ep menyatakan energi potensial, dan

Em energi mekanik suatu getaran, maka saat simpangan getaran maksimum

....

a. Ek = Em dan Ep = 0 d. Ek = 1/2 Ep

b. Ek = 0 dan percepatannya nol e. Ek = 0, Ep = Em

c. Ek = Ep = 1/2 Em

20. Energi mekanik getaran harmonis selalu berbanding ....

a. terbalik dengan kuadrat amplitudonya

b. terbalik dengan periodenya

c. lurus dengan kuadrat amplitudonya

d. lurus dengan kuadrat periodenya

e. lurus dengan amplitudonya

100  

 

PEDOMAN OBSERVASI PENILAIAN HASIL BELAJAR AFEKTIF

Aspek Indikator penilaian

1. Tanggung jawab

• Kehadiran siswa dalam setiap pertemuan • Menggunakan dan merapikan alat • Melaporkan tugas

2. Kerjasama

• Partisipasi/keikutsertaan dalam kerja kelompok • Dukungan terhadap terlaksananya kerja kelompok, penyusunan

laporan, dan presentasi • Keaktifan dalam meberikan ide dan realisasi ide, penyusunan

laporan, dan strategi presentasi 3. Kreatifitas • Kemampuan mencetuskan gagasan dengan cara yang asli

• Kemampuan mengemukakan pemecahan atau pendekatan terhadap masalah

• Kemampuan meninjau persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dari kebanyakan orang.

RUBRIK PENILAIAN HASIL BELAJAR AFEKTIF

• Tanggung Jawab

3 : Ketiga indikator terpenuhi

2 : Terdapat dua indikator yang terpenuhi

1 : Hanya salah satu indikator yang terpenuhi

• Kerjasama

3 : Ketiga indikator terpenuhi

2 : Terdapat dua indikator yang terpenuhi

1 : Hanya salah satu indikator yang terpenuhi

• Kreatifitas

3 : Ketiga indikator terpenuhi

2 : Terdapat dua indikator yang terpenuhi

1 : Hanya salah satu indikator yang terpenuhi

Lampiran 9

101  

 

LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN HASIL BELAJAR AFEKTIF

Waktu :

Kelas :

No Nomor

Responden

Aspek Penilaian Tanngung Jawab Kreativitas Kerjasama

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Jumlah (%)

Lampiran 10

102  

 

PEDOMAN OBSERVASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK

Aspek Penilaian Kriteria Penilaian 1. Berkomunikasi

dengan teman 3 : Sering berkomunikasi dengan teman dan memahami pesan yang dikomunikasikan

2 : Sering berkomunikasi dengan teman tanpa memahami pesan yang dikomunikasikan.

1 : Jarang berkomunikasi dengan teman. 2. Menggunakan alat

praktikum 3 : Menggunakan alat sesuai prosedur dan selalu merapikan alat setelah digunakan.

2 : Menggunakan alat tidak sesuai prosedur tetapi selalu merapikan alat setelah digunakan.

1 : Menggunakan alat tidak sesuai prosedur dan jarang merapikan alat setelah digunakan. 3. Ketepatan waktu 3 : Menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya sesuai perintah/prosedur.

2 : Menyelesaikan tugas tepat waktu dan isinya tidak sesuai perintah/prosedur.

1 : Menyelesaikan tugas tidak tepat waktu dan isinya tidak sesuai perintah/prosedur.

Keterangan : Sangat Baik (3), Baik (2), Kurang Baik (1)

102Lam

piran 11

103  

 

103  

 

LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK

Waktu :

Kelas :

No Nomor

Responden

Aspek Penilaian Tanngung Jawab Kreativitas Kerjasama

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Jumlah (%)

Lampiran 12

104

 

A. Standar kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya

dalam cakupan mekanika benda titik.

B. Kompetensi dasar : 1.3. Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak

getaran. 1.4. Menganalisis pengaruh gaya pada sifat

elastisitas bahan. C. Tujuan

1. Mencari konstanta pegas tunggal. 2. Membuktikan hukum Hooke.

D. Alat dan Bahan 1. Pegas. 2. Beban/bandul. 3. Mistar.

E. Langkah Kerja 1. Rangkailah alat dan bahan sesuai Gambar 1. Pegas tunggal.

2. Ukurlah panjang pegas tergantung tanpa beban. 3. Pasanglah beban pada ujung pegas.

4. Ukurlah kembali panjang pegas setelah diberi beban.

5. Ulangi langkah 1-4 dengan massa beban yang berbeda.

6. Masukan data dalam tabel yang tersedia.

F. Data Pengukuran

Massa L0 L1

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 01

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

Gambar 1. Pegas Tunggal 

Lampiran 13

105

 

*Ket : L0 = panjang pegas tanpa beban.

L1 = panjang pegas setelah diberi beban.

G. Analisis Data 1. Ubahlah satuan ukur menjadi satuan dalam SI kemudian isikan dalam tebel

yang tersedia. 2. Hitunglah gaya berat (F=W=m.g) tiap massa kemudian isikan dalam tabel

yang tersedia. 3. Mencari perubahan panjang (ΔL=L1 - L0) kemudian isikan dalam tabel yang

tersedia. Massa (kg) L0 (m) L1 (m) F (N) ΔL (m)

4. Gambarlah grafik hubungan ΔL terhadapF pada tempat yang disediakan.

5. Hitunglah konstanta pegas dari gadien grafik tersebut.

Grafik hubungan ΔL terhadap F

 

106

 

A. Standar kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam

cakupan mekanika benda titik. B. Kompetensi dasar : 1.3. Menganalisis hubungan antara gaya dengan

gerak getaran.

1.5. Menganalisis pengaruh gaya pada sifat elastisitas bahan.

C. Tujuan 1. Mencari konstanta pegas pengganti yang disusun seri. 2. Mencari konstanta pegas pengganti yang disusun paralel.

D. Alat dan Bahan 1. Pegas. 2. Beban/bandul. 3. Mistar.

E. Langkah Kerja

Pegas Disusun Seri 1. Rangkailah alat dan bahan sesuai gambar dibawah ini.

2. Gunakanlah isolasi untuk menghubungkan masing-masing pegas serta beban.

3. Ukurlah panjang pegas masing-masing dan panjang pegas total saat sistem pegas tergantung tanpa beban.

4. Pasanglah beban pada ujung pegas. 5. Ukurlah kembali panjang pegas total setelah diberi beban. 6. Ukurlah pula panjang masing-masing pegas setelah diberi beban. 7. Ulangi langkah 1-6 dengan massa beban yang berbeda.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 02

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

Gmbar2. Pegas seri 

107

 

8. Masukan data pada tabel yang tersedia. Pegas Disusun Paralel 1. Rangkailah alat dan bahan sesuai gambar dibawah ini. 2. Gunakanlah isolasi dan batang kayu untuk menghubungkan masing-masing

pegas. 3. Ukurlah panjang pegas maing-masing dan panjang pegas total saat sistem

pegas tergantung tanpa beban. 4. Pasanglah beban pada ujung pegas.

5. Ukurlah kembali panjang pegas total setelah diberi

beban. 6. Ukurlah pula panjang masing-masing pegas

setelah diberi

beban. 7. Ulangi langkah 1-6 dengan massa beban

yang berbeda.

8. Masukkan data dalam tabel yang tersedia.

F. DataPengukuran Seri

Massa Seri Pegas 1 Pegas 2

L0 L1 L0 L1 L0 L1

Paralel

Massa Paralel Pegas 1 Pegas 2

L0 L1 L0 L1 L0 L1

Gambar 3. Pegas paralel

108

 

*Ket : L0 = panjang pegas sebelum diberi beban. L1 = panjang pegas setelah diberi beban.

G. Analisis Data Pegas Disusun Seri

1. Ubahlah satuan ukur menjadi satuan dalam SI kemudian isikan dalam tebel yang tersedia.

2. Hitunglah gaya berat (F=W=m.g) tiap massa kemudian isikan dalam tabelyang tersedia.

3. Mencari perubahan panjang (ΔL=L1 - L0) kemudian isikan dalam tabelyang tersedia.

Massa (kg) L0 (m) L1 (m) F (N) ΔL (m)

4. Gambarlah grafik hubungan ΔL terhadapF pada tempat yang disediakan.

5. Hitunglah konstanta pegas dari gradien grafik tersebut..

Grafik hubungan ΔL terhadap F 

109

 

6. Bagaimanakah hubungan konstanta pengganti pegas seri dengan konstanta pegas masing-masing?

110

 

Pegas Disusun Paralel

1. Ubahlah satuan ukur menjadi satuan dalam SI kemudian isikan dalam tebel yang tersedia.

2. Hitunglah gaya berat (F=W=m.g) tiap massa kemudian isikan dalam tabelyang tersedia.

3. Mencari perubahan panjang (ΔL=L1 - L0) kemudian isikan dalam tabelyang tersedia.

Massa (kg) L0 (m) L1 (m) F (N) ΔL (m)

4. Gambarlah grafik hubungan ΔL terhadapF pada tempat yang disediakan.

5. Hitunglah konstanta pegas dari grafik tersebut..

6. Bagaimanakah hubungan konstanta pengganti pegas paralel dengan konstanta pegas masing-masing?

Grafik hubungan ΔL terhadap F 

111

 

A. Standar kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya

dalam cakupan mekanika benda titik. B. Kompetensi dasar : 1.3. Menganalisis hubungan antara gaya dengan

gerak getaran. 1.6. Menganalisis pengaruh gaya pada sifat

elastisitas bahan. C. Tujuan

Mencari konstanta pegas tunggal.

D. Alat dan Bahan 1. Pegas. 2. Beban/bandul. 3. Mistar. 4. Stopwatch.

E. Langkah Kerja 1. Rangkailah alat dan bahan sesuai gambar sistem pegas tunggal dibawah ini.

2. Biarkan hingga beban menjadi seimbang (diam). 3. Tarik bandul pada simpangan 5 cm. 4. Lepaskan beban sehingga beban bergerak bolak-

balik. 5. Hitunglah waktu yang diperlukan beban dari

keadaan diam (saat dilepaskan) sampai

bergerak bolak-balik melalui titik setimbang sebanyak 10 kali.

6. Isikan data pada tabel data pegas tunggal. 7. Ulangi langkah 4-7 sebanyak 3 kali.

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 03

Kelompok :

Anggota : 1.

2.

3.

Gambar 4. Pegastunggal 

112

 

8. Ulangi langkah 4-8 dengan massa beban yang berbeda.

F. DataPengukuran

Massa n t1 t2 t3

*Ket : n = jumlah getaran. t1 = waktu percobaan pertama. t2 = waktu percobaan kedua. t3 = waktu percobaan ketiga.

G. Analisis Data 1. Ubahlah satuan ukur menjadi satuan dalam SI kemudian isikan dalam tebel

yang tersedia. 2. Mencari waktu rata-rata (trat = t1 + t2 + t3 /3) kemudian isikan dalam tabel. 3. Mencari periode rata-rata ( Trat = trat /n) kemudian isikan dalam tabel.

4. Mencari besar konstanta pegas masing-masing beban (k = T2 m /4π2), isikan dalam tabel.

Konstanta percobaan pertama

Konstanta percobaan kedua Konstanta percobaan ketiga

Massa (kg) n t1 (s) t2 (s) t3 (s) trat (s) Trat (s)

113

 

5. Mencari besar konstanta pegas rata-rata.

k rat = k1 + k2 + k3 /3

114

 

Sistem Seri

1. Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada sistem?

2. Apakah gaya yang dilakukan oleh pegas 1, pegas 2, dan oleh sistem pegas seri

sama besarnya?

3. Bagaimana hubungan gaya sistem (Fseri) tersebut dengan gaya pada masing-

masing pegas (F1 dan F2)?

4. Berapakah pertambahan panjang yang dialami pegas 1 dan pegas 2?

5. Berapakah pertambahan panjang yang dialami sistem pegas yang disusun seri?

6. Apakah pertambahan panjang pegas 1, pegas 2, dan sistem pegas seri besarnya

sama?

7. Bagaimanakah hubungan pertambahan panjang sistem (∆xseri) dengan

pertambahan panjang masing-masing pegas (∆x1 dan ∆x2)?

8. Dari hubungan pertambahan panjang dan hubungan gaya diatas, carilah

konstanta pengganti pada sistem pegas disusun seri?

LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS) 01

Kelompok :

Lampiran 14

115

 

Sistem Paralel

1. Berapakah pertambahan panjang yang dialami pegas 1 dan pegas 2?

2. Berapakah pertambahan panjang yang dialami sistem pegas yang disusun

paralel?

3. Apakah pertambahan panjang pegas 1, pegas 2, dan sistem pegas paralel

besarnya sama?

4. Bagaimanakah hubungan pertambahan panjang sistem (∆xparalel) dengan

pertambahan panjang masing-masing pegas (∆x1 dan ∆x2)?

5. Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada sistem pegas paralel?

6. Apakah gaya yang dilakukanoleh pegas 1, oleh pegas 2, dan oleh sistem pegas

paralel sama besarnya?

7. Bagaimana hubungan gaya sistem (Fparalel) tersebut dengan gaya pada masing-

masing pegas (F1 dan F2)?

8. Dari hubungan pertambahan panjang dan hubungan gaya diatas, carilah

konstanta pengganti pada sistem pegas disusun paralel?

116

 

Perode dan Frekuensi Getaran

1. Bagaimanakah persamaan yang menunjukan hukum Hooke?

2. Bagaimanakah persamaan hukum kedua Newton?

3. Dari persamaan hukum Hooke dan hukum kedua Newton, carilah percepatan

getaran pegas?

4. Perhatikan gambar yang ditampilkan layar!

5. Gambar tersebut adalah simulasi lintasan beban yang bergetar mengikuti

kurva sinusoidal, bagaimanakah persamaan simpangannya?

6. Turunkan persamaan simpangan tersebut sehingga diperoleh kecepatan dan

percepatan getaran?

7. Bagaimanakah hubungan percepatan getaran dan simpangan getaran?

8. Dari kedua persamaan percepatan (jawaban no.3 dan no.7), carilah persamaan

periode getaran?

9. Bagaimanakah persamaan frekuensi getaran?

LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS) 02

Kelompok :

117

 

Sudut Fase, Fase, dan Beda Fase

1. Apa yang dimaksud sudut fase, fase, dan beda fase?

2. Bagaimana persamaan sudut fase, fase, dan beda fase?

3. Bagaimana dua titik dikatakan sefase? bagaimana pula dikatakan berlawanan

fase?

4. Energi potensial adalah energi yang bergantung pada posisi, bagaimanakah

energi potensial yang dimiliki oleh pegas yang bergetar?

5. Secara umum energi kinetik dinyatakan oleh persamaan Ek = ½ m v2,

turunkanlah menjadi variabel k, A, ω, dan t?

6. Energi mekanik adalah energi total (jumlah energi potensial dan energi

kinetik) yang bekerja pada sistem pegas, carilah persamaannya?

LEMBAR DISKUSI SISWA (LDS) 03

Kelompok :

118

 

ANGKET PENGARUH LAWAN JENIS PADA KELOMPOK BELAJAR

SISWA SMA N 1 KRADENAN

Nama :

Jenis Kelamin :

A. Berikan tanda (√) pada pernyataan yang sesuai dengan keadaan Anda!

SL : Selalu (Jika dilakukan 91% - 100%) SR : Sering (Jika dilakukan 51% - 90%) KK: Kadang – Kadang ( Jika dilakukan 1% - 50%) TP : Tidak Pernah ( Jika sama sekali tidak dilakukan atau 0%)

No Pernyataan SL SR KK TP 1. Saya mempersiapkan materi dan semua keperluan belajar

fisika sebelum mengikuti pelajaran fisika.

2. Saya merasa bosan pada saat pembelajaran fisika. 3. Saya memperhatikan ketika guru mengajarkan materi

fisika di kelas.

4. Jika ada suatu materi yang tidak saya mengerti saat pembelajaran fisika, saya berusaha bertanya kepada guru.

5. Saya mengajak teman saya bercerita pada saat pembelajaran fisika berlangsung.

6. Saya mengerjakan sendiri tugas dari guru yang berkaitan dengan fisika.

7. Saya merasa malas jika mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan fisika.

8. Saya kesulitan dalam mengerjakan soal fisika. 9 Jika menemui kesulitan pada saat mengerjakan soal

fisika, saya memilih diam tanpa bertanya kepada teman atau guru saya.

10. Saya tidak mampu menyelesaikan soal-soal fisika. 11. Guru memberikan jawaban yang membuat saya lebih

mengerti jika saya mengajukan pertanyaan.

12. Guru akan memberikan penjelasan kembali, apabila ada siswa yang belum jelas dalam memahami materi fisika.

13. Guru saya menggunakan alat peraga baik langsung maupun mengunakan LCD dalam mengajar materi fisika.

14. Guru saya melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan percobaan di laboratorium.

Lampiran 15

119

 

B. Berikan tanda (√) pada pernyataan yang sesuai dengan keadaan Anda!

No Pernyataan Ya Tidak 1. Saya tidak bisa bekerjasama dengan lawan jenis. 2. Saya terganggu jika berada satu kelompok dengan

lawan jenis.

3. Saya merasa nyaman bertukar pendapat tentang materi fisika dengan lawan jenis.

4. Saya merasa cemas saat berbicara dengan lawan jenis. 5. Jika ada suatu materi yang tidak saya mengerti saat

pembelajaran fisika, saya suka bertanya kepada lawan jenis.

6. Saya lebih bersemangat saat belajar fisika bersama dengan lawan jenis.

7. Saya bersaing agar bisa melampaui kemampuan lawan jenis dalam prestasi fisika.

8. Saya tidak suka diperintah oleh lawan jenis. 9. Saya merasa malas jika mengerjakan soal-soal fisika

bersama lawan jenis.

10. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih bertanggung jawab.

11. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih percaya diri.

12. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih serius mengerjakan tugas fisika.

13. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih teliti melakukan sesuatu.

14. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih kritis menghadapi permasalahan fisika.

15. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka memiliki banyak peralatan sekolah dan buku referensi.

16. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka rajin mengerjakan soal fisika.

17. Saya suka bekerja dengan lawan jenis karena mereka lebih cepat dalam memahami materi fisika.

15. Saya mengatur jadwal belajar fisika dengan teratur.

120

 

DAFTAR NILAI HASIL UTS KELAS XI IPA

No IPA 1 IPA 2 IPA 3 IPA 4 IPA 5 IPA 6 1 72,5 62,5 87,5 90 75 57,5 2 67,5 85 70 65 95 65 3 65 75 82,5 92,5 100 70 4 90 47,5 80 100 92,5 97,5 5 77,5 47,5 85 80 85 55 6 75 45 85 92,5 72,5 42,5 7 82,5 50 72,5 100 75 70 8 85 65 85 100 100 67,5 9 87,5 90 67,5 85 95 95 10 60 85 80 57,5 95 70 11 75 52,5 77,5 87,5 67,5 67,5 12 80 72,5 42,5 90 75 80 13 85 87,5 75 87,5 100 82,5 14 77,5 87,5 70 72,5 95 90 15 77,5 60 52,5 50 67,5 80 16 70 60 82,5 40 77,5 95 17 87,5 92,5 72,5 70 77,5 80 18 50 87,5 82,5 92,5 95 75 19 42,5 95 92,5 87,5 80 72,5 20 65 70 75 87,5 87,5 67,5 21 60 87,5 95 - 100 72,5 22 55 72,5 57,5 90 65 52,5 23 50 70 57,5 92,5 100 75 24 67,5 67,5 85 77,5 100 87,5 25 75 80 95 87,5 100 95 26 45 75 90 80 100 87,5 27 62,5 47,5 90 90 82,5 87,5 28 65 77,5 57,5 100 100 80 29 50 70 82,5 97,5 77,5 82,5 30 75 85 82,5 82,5 87,5 31 - 92,5 82,5 97,5 62,5 32 77,5 95 85 80 77,5 33 87,5 100 75 97,5 87,5 34 82,5 100 80 90 85 35 40 100 95 97,5 60 36 92,5 100 97,5 72,5 30 37 77,5 100 80 72,5 60 38 72,5 100 72,5 80 80 39 70 100 100 100 72,5 40 65 100 95 100 67,5 41 80 92,5 42 95 Jml 2002,5 2805 3300 3287,5 3677,5 3062,5 Rat 69,05 70,13 82,50 82,19 87,56 74,70 n 29 39 40 39 42 41 s 13,25 14,72 14,62 13,57 11,36 14,55 s2 175,61 216,81 213,75 184,28 129,01 211,64

Lampiran 16

121

 

UJI HOMOGENITAS POPULASI

Hipotesis:

H0 = σ1 = σ 2 = σ 3 = σ 4 = σ 5 = σ 6

H1 = Tidak semua σ i sama, untuk i= 1, 2, 3, 4, 5, 6

Kriteria:

H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel

Pengujian Hipotesis:

Kelas IPA 1 IPA2 IPA3 IPA4 IPA5 IPA6 ΣX 2002,5 2805 3300 3287,5 3677,5 3062,5 Xrat 69,05 70,13 82,50 82,19 87,56 74,70 n 29 39 40 39 42 41 s 13,25 14,72 14,62 13,57 11,36 14,55 s2 175,61 216,81 213,75 184,28 129,01 211,64

Dilakukan perhitungan:

Fhitung = = 1,68

Pada α = 5% dengan dk pembilang = 41-1 = 40 dan dk penyebut = 42-1 = 41 diperoleh Ftabel sebesar 1,69 (Arikunto, 2006:368).

Kesimpulan:

Karena Fhitung < Ftabel maka data tersebut homogen.

H0Daerah penerimaan H0

,6968

Lampiran 17

122

 

DAFTAR NILAI UTS SAMPEL

Kelas Putra Kelas Putri Kelas Campuran NIS XPA NIS XPI NIS XCA PA-1 75 PI-1 82.5 CA-1 85

PA-2 70 PI-2 65 CA-2 87,.5

PA-3 50 PI-3 80 CA-3 50

PA-4 92.5 PI-4 92.5 CA-4 95

PA-5 72.5 PI-5 45 CA-5 85

PA-6 77.5 PI-6 90 CA-6 57.5

PA-7 100 PI-7 100 CA-7 100

PA-8 100 PI-8 85 CA-8 92.5

PA-9 82.5 PI-9 95 CA-9 95

PA-10 100 PI-10 92.5 CA-10 72.5

PA-11 87.5 PI-11 92.5 CA-11 67.5

PA-12 90 PI-12 65 CA-12 77.5

PA-13 100 PI-13 100 CA-13 97.5

PA-14 97.5 PI-14 75 CA-14 100

PA-15 90 PI-15 100 CA-15 95

PA-16 62.5 PI-16 87.5 CA-16 95

PA-17 87.5 PI-17 80 CA-17 97.5

PA-18 67.5 PI-18 95 CA-18 45

Jumlah 1502.5 Jumlah 1522.5 Jumlah 1482.5

Rata2 83.47 Rata2 84,58 Rata2 82.36

S 14.49 S 14,21 S 16.84 S2 209,96 S2 201,92 S2 283.66

Lampiran 18

123

 

124

 

UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS KELAS PUTRA Hipotesis:

H0 = Data berdistribusi normal

H1 = Data tidak berdistribusi normal

Kriteria:

H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel

Pengujian Hipotesis:

Rumus yang digunakan:

χ² = ∑ (f₀ - fh)²

fh

Data Kelas Nilai maksimal = 100 Rata-rata = 83,47 Nilai minimal = 50 S = 14,49 Rentang = 50 N = 18 Panjang kelas = 10 Banyak kelas = 6

Kelas Interval Batas Kelas Nilai Z Peluang

untuk Z d fh f0 χ²

50-59 49,5 -2,35 0,4906 0,0401 0,7218 1 0,11

60-69 59,5 -1,65 0,4505 0,119 2,142 2 0,01

70-79 69,5 -0,96 0,3315 0,2251 4,0518 4 0,00

80-89 79,5 -0,27 0,1064 0,0564 1,0152 3 3,88

90-99 89,5 0,42 0,1628 0,2037 3,6666 4 0,03

100-109 99,5 1,11 0,3665 0,0976 1,7568 4 2,86

109,5 1,80 0,4641 χ² 6,89

Untuk α= 5%, dengan dk= 6-1= 5 diperoleh χ² tabel = 11,1 (Sugiyono, 2008: 334)

Kesimpulan:

Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.

Daerah penerimaan H0

11,16,89

Lampiran 19

125

 

UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS KELAS PUTRI

Hipotesis:

H0 = Data berdistribusi normal

H1 = Data tidak berdistribusi normal

Kriteria:

H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel

Pengujian Hipotesis:

Rumus yang digunakan:

χ² = ∑ (f₀ - fh)²

fh

Data Kelas Nilai maksimal = 100 Rata-rata = 84,58 Nilai minimal = 45 S = 14,21 Rentang = 55 N = 18 Panjang kelas = 10 Banyak kelas = 6

Kelas Interval Batas Kelas Nilai Z Peluang

untuk Z d fh f0 χ²

45-54 44,5 -2,87 0,4979 0,0129 0,2322 1 2,54 55-64 54,5 -2,17 0,485 0,0571 1,0278 0 1,03 65-74 64,5 -1,46 0,4279 0,1515 2,727 2 0,19 75-84 74,5 -0,76 0,2764 0,2565 4,617 4 0,08 85-94 84,5 -0,05 0,0199 0,2223 4,0014 5 0,25 95-104 94,5 0,65 0,2422 0,1693 3,0474 6 2,86

104,5 1,35 0,4115 χ² 6,95

Untuk α= 5%, dengan dk= 6-1= 5 diperoleh χ² tabel = 11,1(Sugiyono, 2008: 334)

Kesimpulan:

Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.

Daerah penerimaan

11,116,951,

Lampiran 20

126

 

UJI NORMALITAS DATA NILAI UTS KELAS CAMPURAN 

Hipotesis:

H0 = Data berdistribusi normal

H1 = Data tidak berdistribusi normal

Kriteria:

H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel

Pengujian Hipotesis:

Rumus yang digunakan:

χ² = ∑ (f₀ - fh)²

Fh

Data Kelas Nilai maksimal = 100 Rata-rata = 82,36 Nilai minimal = 45 S = 16,84 Rentang = 55 N = 18 Panjang kelas = 10 Banyak kelas = 6

Kelas Interval Batas Kelas Nilai Z Peluang

untuk Z d fh f0 χ²

45-54 44,5 -2,22 0,4868 0,0384 0,6912 2 2,48 55-64 54,5 -1,63 0,4484 0,0976 1,7568 1 0,33 65-74 64,5 -1,04 0,3508 0,1748 3,1464 2 0,42 75-84 74,5 -0,44 0,176 0,1164 2,0952 2 0,00 85-94 84,5 0,15 0,0596 0,2138 3,8484 4 0,01 95-104 94,5 0,75 0,2734 0,1365 2,457 6 5,11

104,5 1,34 0,4099

χ² 8,34 Untuk α= 5%, dengan dk= 6-1= 5 diperoleh χ² tabel = 11,1 (Sugiyono, 2008: 334)

Kesimpulan:

Daerah penerimaan H0

11,18,34

Lampiran 21

127

 

Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.

UJI ANALISIS VARIAN SAMPEL

Kelas Putra Putra Campuran Jumlah .nk 18 18 18 54

ƩXk 1502,5 1522,5 1482,5 4507,5

ƩX2k 2257506,25 2318006,25 2197806,25 6773318,75

ƩX2k/nk

125417,01 128778,13 122100,35 376295,49

Hipotesis:

H0 = μ1 = μ2 = μ3

H1 = Tidak semua μ i sama, untuk i= 1, 2, 3

Kriteria:

H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel

Pengujian Hipotesis:

Jumlah kuadrat total:

JKT = ƩX2T - (ƩXT)2/N

= 6773318,75 - (4507,5)2/54

= 6773318,75 - 376251,04

= 6307067,71

Jumlah kuadrat kelompok:

JKk =Ʃ(Xk2/nk) - (ƩXT)2/N

= 376295,49 - 376251,04

= 44,44

Jumlah Kuadrat dalam:

JKd = JKT - JKk

= 6307067,71 - 44,44

Lampiran 22

128

 

= 6397023,26

Tabel ringkasan: Sumber JK db MK F

Kelompok (k) JKk k-1 JKk : dbk MKk :Mkd

Dalam (d) JKd N-k JKd : dbd

Total (T) JKT N-1

Sumber JK db MK Fhitung

Kelompok (k) 44,44 2 22,22

0,0002 Dalam (d) 6397023,26 51 125431,83

Total (T) 6307067,71 54

Pada α = 5% dengan dkk = 2 dan dkd = 51 diperoleh Ftabel sebesar 3,15 (Arikunto, 2006: 368)

Kesimpulan:

Karena Fhitung < Ftabel maka data tersebut mempunyai varian yang tidak berbeda.

 

Daerah penerimaan H0

3,150,0002

129

 

DAFTAR NAMA SISWA KELAS PUTRA

No Nama NIS

1 Winar Dwi P PA-1

2 Lanang Dhamar Djati PA-2

3 Sonny Alfian PA-3

4 Indra Tri Cahyono PA-4

5 Handoko PA-5

6 Gunawan PA-6

7 Suwarno PA-7

8 Andin Prasetyo PA-8

9 Tio Dewantoro PA-9

10 Nur Wakhid PA-10

11 Deni A.S. PA-11

12 Wahyu Febriana Islami PA-12

13 Ahmad Faisal Murfi PA-13

14 Rendi Setiya Budi PA-14

15 Sean Rich Cheise Connery PA-15

16 Heru Nugroho PA-16

17 Mulyono PA-17

18 Prasetyo Dwi Utowo PA-18

Lampiran 23

130

 

DAFTAR NAMA SISWA KELAS PUTRI

No Nama NIS

1 Della Ardana Yuliantika PI-1

2 Ratna Devi Puspita R. PI-2

3 Anti Nur Arsa Hayati PI-3

4 Lestari Ningsih PI-4

5 Jeni Retnawati PI-5

6 Umi Choiriyah PI-6

7 Nuri Nurmaya PI-7

8 Nuryuana Dwi W. PI-8

9 Muntayati PI-9

10 Nugraheni PI-10

11 Rahayu Widhiyawati PI-11

12 Pitri Yuliasih PI-12

13 Yesi Nanda Fitriyani PI-13

14 Nanda Putri S. PI-14

15 Nurul Fatimah PI-15

16 Nur Ayomi PI-16

17 Restu Diana PI-17

18 Fatma Nur Fadilla PI-18

Lampiran 24

131

 

DAFTAR NAMA SISWA KELAS CAMPURAN

No Nama NIS

1 Azharia Arda K CA-1

2 Lusiana Andreani CA-2

3 Rizki Kurnia M. CA-3

4 Ahmad Abdul Rois CA-4

5 Cicik Maryani CA-5

6 Eko Nugroho CA-6

7 Bayu Saputra CA-7

8 Yanuar Eka Candra CA-8

9 Wahyuni CA-9

10 Habik Setiawan CA-10

11 Gita Faresa F CA-11

12 Adik Rudiono CA-12

13 Nais Volum S. CA-13

14 Nur Hasiyah CA-14

15 Aji Subekti CA-15

16 Nikmatus Salamah CA-16

17 Tito W.S. CA-17

18 Della Wisnhu A. CA-18

Lampiran 25

132

 

DAFTAR NILAI TES PENELITIAN

Kelas Putra Kelas Putri Kelas Campuran

NIS XPA NIS XPI NIS XCA

PA-1 60 PI-1 65 CA-1 65

PA-2 60 PI-2 60 CA-2 65

PA-3 55 PI-3 65 CA-3 60

PA-4 45 PI-4 70 CA-4 50

PA-5 45 PI-5 70 CA-5 50

PA-6 60 PI-6 70 CA-6 70

PA-7 50 PI-7 55 CA-7 40

PA-8 40 PI-8 40 CA-8 55

PA-9 75 PI-9 65 CA-9 75

PA-10 45 PI-10 65 CA-10 40

PA-11 50 PI-11 55 CA-11 45

PA-12 60 PI-12 60 CA-12 50

PA-13 50 PI-13 45 CA-13 25

PA-14 45 PI-14 45 CA-14 45

PA-15 85 PI-15 45 CA-15 60

PA-16 80 PI-16 85 CA-16 80

PA-17 80 PI-17 80 CA-17 65

PA-18 75 PI-18 75 CA-18 90

Jumlah 1060 Jumlah 1115 Jumlah 1030

Rata2 58.89 Rata2 61.94 Rata2 57.22

S 13.90 S 12.26 S 15.57

S2 193.21 S2 150.39 S2 242.28

Lampiran 26

133

 

UJI NORMALITAS DATA NILAI TES KELAS PUTRA 

Hipotesis:

H0 = Data berdistribusi normal

H1 = Data tidak berdistribusi normal

Kriteria: H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel

Pengujian Hipotesis:

Rumus yang digunakan:

χ² = ∑ (f₀ - fh)²

Fh

Data Kelas Nilai maksimal = 85 Rata-rata = 58,89 Nilai minimal = 40 S = 13,90 Rentang = 45 N = 18 Panjang kelas = 10 Banyak kelas = 5

Kelas Interval Batas Kelas

Nilai Z

Peluang untuk Z d fh f0 χ²

40-49 39,5 -1,39 0,4177 0,166 2,988 5 1,35

50-59 49,5 -0,68 0,2517 0,2357 4,2426 4 0,01

60-69 59,5 0,04 0,016 0,2604 4,6872 4 0,10

70-79 69,5 0,76 0,2764 0,1542 2,7756 2 0,22

80-89 79,5 1,48 0,4306 0,0555 0,999 3 4,01

89,5 2,20 0,4861 χ² 5,69

Untuk α= 5%, dengan dk= 5 -1 = 4 diperoleh χ² tabel = 9,49 (Sugiyono, 2008: 334)

Kesimpulan:

Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.

Daerah penerimaan H0

9,495,69

Lampiran 27

134

 

UJI NORMALITAS DATA NILAI TES KELAS PUTRI 

Hipotesis:

H0 = Data berdistribusi normal

H1 = Data tidak berdistribusi normal

Kriteria: H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel

Pengujian Hipotesis:

Rumus yang digunakan:

χ² = ∑ (f₀ - fh)²

Fh

Data Kelas Nilai maksimal = 85 Rata-rata = 61,94 Nilai minimal = 40 S = 12,26 Rentang = 45 N = 18 Panjang kelas = 10 Banyak kelas = 5

Kelas Interval Batas Kelas Nilai Z Peluang

untuk Z d fh f0 χ²

40-49 39,5 -1,83 0,4664 0,1226 2,2068 4 1,46

50-59 49,5 -1,01 0,3438 0,2645 4,761 2 1,60

60-69 59,5 -0,20 0,0793 0,1531 2,7558 6 3,82

70-79 69,5 0,62 0,2324 0,1912 3,4416 4 0,09

80-89 79,5 1,43 0,4236 0,0642 1,1556 2 0,62

89,5 2,25 0,4878 χ² 7,59

Untuk α= 5%, dengan dk= 5 -1 = 4 diperoleh χ² tabel = 9,49 (Sugiyono, 2008: 334)

Kesimpulan:

Daerah penerimaan H0

9,497,59

Lampiran 28

135

 

Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.

UJI NORMALITAS DATA NILAI TES KELAS CAMPURAN 

Hipotesis:

H0 = Data berdistribusi normal

H1 = Data tidak berdistribusi normal

Kriteria: H0 diterima apabila χ²hitung < χ²tabel

Pengujian Hipotesis:

Rumus yang digunakan:

χ² = ∑ (f₀ - fh)²

Fh

Data Kelas Nilai maksimal = 90 Rata-rata = 57,22 Nilai minimal = 25 S = 15,57 Rentang = 65 N = 18 Panjang kelas = 10 Banyak kelas = 7

Kelas Interval Batas Kelas Nilai Z Peluang

untuk Z d fh f0 χ²

25-34 24,5 -2,10 0,4821 0,0542 0,9756 1 0,00 35-44 34,5 -1,46 0,4279 0,134 2,4120 2 0,07 45-54 44,5 -0,82 0,2939 0,2264 4,0752 5 0,21 55-64 54,5 -0,17 0,0675 0,1133 2,0394 3 0,45 65-74 64,5 0,47 0,1808 0,1857 3,3426 4 0,13 75-84 74,5 1,11 0,3665 0,0934 1,6812 2 0,06 85-94 84,5 1,75 0,4599 0,0317 0,5706 1 0,32

94,5 2,39 0,4916 χ² 1,25 Untuk α= 5%, dengan dk= 7-1= 6 diperoleh χ² tabel = 12,59 (Sugiyono, 2008: 334)

Kesimpulan:

Daerah penerimaan H0

12,591,25

Lampiran 29

136

 

Karena χ²hitung < χ²tabel berada pada daerah penerimaan H0, maka distribusi data tidak berbeda dengan normal.

137

 

UJI HOMOGENITAS NILAI TES

Hipotesis:

H0 = σ1 = σ 2 = σ 3

H0 = Tidak semua σ i sama, untuk i= 1, 2, 3

Kriteria: H0 diterima apabila Fhitung< Ftabel

PengujianHipotesis:

Kelas Putra Putri Campuran

ΣX 1060 1115 1030

XRat 58.89 61.94 57.22

N 18 18 18

S 13.90 12.26 15.57

s2 193.21 150.39 242.28

Dilakukan perhitungan:

Fhitung = = 1,61

Pada α = 5% dengan dk pembilang = 18-1 = 17 dan dk penyebut= 18-1 = 17 diperoleh Ftabel sebesar 3,07 (Arikunto, 2006: 368)

Kesimpulan:

Karena Fhitung< Ftabel maka data tersebut homogen.

Daerah penerimaan H0

3,071,61

Lampiran 30

138

 

UJI ANALISIS VARIAN TES 

Kelas Putra Putri Campuran Jumlah nk 18 18 18 54 ∑Xk 1060 1115 1030 3205 ∑X2

k 1123600 1243225 1060900 3427725 ∑X2

k/nk 62422,22 69068,06 58938,89 190429,17

Hipotesis: H0 = μ1 = μ2 = μ3

H0 = Tidak semua μi sama, untuk i= 1, 2, 3

Kriteria: H0 diterima apabila Fhitung < Ftabel

Pengujian Hipotesis:

Jumlah kuadrat total:

JKT = ƩX2T - (ƩXT)2/N

= 3427725 - (3205)2/54

= 3427725 - 190222,69

= 3237502,31

Jumlah kuadrat kelompok:

JKk = ∑X2k/nk - (ƩXT)2/N

= 190429,17 – 190222,69

= 206,48

Jumlah kuadrat dalam:

JKd = JKT - JKk

= 3237502,31 - 206,48

= 3237295,83

Lampiran 31

139

 

Tabel ringkasan: Sumber JK db MK F

Kelompok (k) JKk k-1 JKk : dbk MKk :Mkd

Dalam (d) JKd N-k JKd : dbd

Total (T) JKT N-1

Sumber JK db MK F Kelompok (k) 206,48 2 103,24 0,002 Dalam (d) 3237295,83 51 63476,39 Total (T) 3237502,31 53

Pada α = 5% dengan dkk = 2 dan dkd = 51 diperoleh Ftabel sebesar 3,15 (Arikunto, 2006: 368)

Kesimpulan:

Karena Fhitung < Ftabel maka data tersebut mempunyai varians yang tidak berbeda.

Daerah penerimaan H0

3,150,002

140

 

UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA

HASIL TES ANTARA KELAS PUTRA DAN KELAS PUTRI

Hipotesis: H₀ = μ₁ = μ₂ H₁ = μ₁ ≠ μ₂

Kriteria: H0 diterima apabila –ttabel < thitung < ttabel

Pengujian Hipotesis:

Rumus yang digunakan:

Dimana,   

Sumber Kelas Putra Kelas Putri Jumlah 1060  1115 

N 18 18 Rata-rata 58,89  61,94 

s² 193,21 150,39 S 13,9 12,26

 

s² = (18 - 1). 193,21 + (18 - 1).150,39 = 5841,2 = 171,8 18 + 18 -2 34

s = 13,11  

= -3,050

= -0,698 4,370

Pada α = 5% dengan dk = 34 diperoleh t tabel sebesar 2,042 (Arikunto, 2006: 363) Kesimpulan:

181

18111,13

94,6189,58

+

−=t

21

21

11nn

s

xxt+

−=

2

21

222

112

2)1()1(

−+−+−

=nn

snsns

Daerah penerimaan H0

2,042-0,698-2,042

Lampiran 32

141

 

Karena thitung berada pada daerah penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai tes yang signifikan antara kelas putra dan kelas putri.

UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA

HASIL TES ANTARA KELAS PUTRA DAN KELAS CAMPURAN

Hipotesis: H₀ = μ₁ ≤ μ₂ H₁ = μ₁ > μ₂

Kriteria: H0 diterima apabila –ttabel < thitung < ttabel

Pengujian Hipotesis:

Rumus yang digunakan:

Dimana,

Sumber Kelas Putra Kelas Campuran Jumlah 1060 1030

N 18 18 Rata-rata 58,89 57,22

s² 193,21 242,28 S 13,9 15,57

s² = (18 - 1). 193,21 + (18 - 1).242,28 = 7403,33 = 217,74 18 + 18 -2 34

s = 14,77

= 1,670 = 0,339 4,919

Pada α = 5% dengan dk = 34 diperoleh t tabel sebesar 2,042 (Arikunto, 2006: 363) Kesimpulan:

181

18177,14

22,5789,58

+

−=t

21

21

11nn

s

xxt+

−=

2

21

222

112

2)1()1(

−+−+−

=nn

snsns

Daerah penerimaan H0

2,0420,339 -2,042

Lampiran 33

142

 

Karena thitung berada pada daerah penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai tes yang signifikan antara kelas putra dan kelas campuran.

UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA

DATA HASIL TES ANTARA KELAS PUTRI DAN KELAS CAMPURAN

Hipotesis: H₀ = μ₁ ≤ μ₂ H₁ = μ₁ > μ₂

Kriteria: H0 diterima apabila –ttabel < thitung < ttabel

Pengujian Hipotesis:

Rumus yang digunakan:

Dimana,

Sumber Kelas Putri Kelas Campuran Jumlah 1115 1030

N 18 18 Rata-rata 61,94 57,22

s² 150,39 242,28 S 12,26 15,57

s² = (18 - 1). 150,39 + (18 - 1).242,28 = 6675, = 196,34 18 + 18 -2 34

s = 14,01

= 4,72 = 1,011 4,671

Pada α = 5% dengan dk = 34 diperoleh t tabel sebesar 2,042 (Arikunto, 2006: 363) Kesimpulan:

181

18101,14

22,5794,61

+

−=t

21

21

11nn

s

xxt+

−=

2

21

222

112

2)1()1(

−+−+−

=nn

snsns

Daerah penerimaan H0

2,0421.011-2,042

Lampiran 34

143

 

Karena thitung berada pada daerah penerimaan H0 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai tes yang signifikan antara kelas putri dan kelas campuran.

PERHITUNGAN PERSENTASE

KETUNTASAN BELAJAR KLASIKAL TES

KELAS PUTRA

Kriteria:

Tuntas = (%) ≥ 85%

Tidak tuntas = (%) < 85%

Perhitungan:

(%) = Jumlah siswa dengan nilai > 75 x 100 % Jumlah siswa

= 2 x 100% 18

= 11,1 % Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas putra tidak mencapai ketuntasan belajar tes.

KELAS PUTRI

Kriteria:

Tuntas = (%) ≥ 85%

Tidak tuntas = (%) < 85%

Perhitungan:

(%) = Jumlah siswa dengan nilai > 75 x 100 % Jumlah siswa

= 2 x 100% 18

= 11,1 % Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas putri tidak mencapai ketuntasan belajar tes.

Lampiran 35

144

 

KELAS CAMPURAN

Kriteria:

Tuntas = (%) ≥ 85%

Tidak tuntas = (%) < 85%

Perhitungan:

(%) = Jumlah siswa dengan nilai > 75 x 100 % Jumlah siswa

= 2 x 100% 18

= 16,7 %

Karena persentase ketuntasan belajar kurang dari 85% maka kelas campuran tidak mencapai ketuntasan belajar tes.

145

 

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI

HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK KELAS PUTRA

NIS Berkomunikasi Menggunakan

Alat

Ketepatan

Waktu

Jumlah

Skor

PA-1 3 1 2 6

PA-2 3 3 2 8

PA-3 1 2 2 5

PA-4 2 3 3 8

PA-5 3 3 3 9

PA-6 1 2 3 6

PA-7 2 3 2 7

PA-8 3 2 2 7

PA-9 3 3 3 9

PA-10 2 3 2 7

PA-11 2 1 2 5

PA-12 2 3 1 6

PA-13 3 2 2 7

PA-14 3 3 1 7

PA-15 1 3 2 6

PA-16 3 3 1 7

PA-17 2 3 2 7

PA-18 2 3 2 7

Jumlah 40 49 39 128

Lampiran 36

146

 

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI

HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK KELAS PUTRI

NIS Berkomunikasi Menggunakan

Alat

Ketepatan

Waktu

Jumlah

Skor

PI-1 2 2 1 5

PI-2 3 1 1 5

PI-3 1 1 1 3

PI-4 2 1 2 5

PI-5 1 2 2 5

PI -6 3 2 2 7

PI -7 3 3 1 7

PI -8 2 2 2 6

PI -9 1 3 2 6

PI -10 2 2 2 6

PI -11 3 1 1 5

PI -12 3 1 3 7

PI -13 3 2 3 8

PI -14 2 2 2 6

PI -15 2 1 1 4

PI -16 3 2 1 6

PI -17 2 2 1 5

PI -18 3 3 2 8

Jumlah 41 33 30 104

Lampiran 37

147

 

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI

HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK KELAS CAMPURAN

NIS Berkomunikasi Menggunakan

Alat

Ketepatan

Waktu

Jumlah

Skor

CA -1 2 3 1 6

CA -2 2 3 1 6

CA -3 3 3 2 8

CA -4 3 2 3 8

CA -5 1 3 1 5

CA -6 1 2 3 6

CA -7 3 2 2 7

CA -8 2 3 3 8

CA -9 2 3 2 7

CA -10 1 3 3 7

CA -11 2 3 3 8

CA -12 2 3 3 8

CA -13 2 3 2 7

CA -14 3 3 2 8

CA -15 3 2 1 6

CA -16 3 3 1 7

CA -17 3 3 3 9

CA -18 2 2 3 7

Jumlah 41 45 37 123

Lampiran 38

148

 

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI

HASIL BELAJAR AFEKTIF KELAS PUTRA

NIS Tanggung

Jawab

Kerjasama Kreatifitas Jumlah

Skor

PA-1 3 2 2 7

PA-2 1 2 1 4

PA-3 1 3 2 6

PA-4 2 1 1 4

PA-5 2 3 2 7

PA-6 3 2 1 6

PA-7 2 2 2 6

PA-8 2 1 2 5

PA-9 2 3 1 6

PA-10 3 3 1 7

PA-11 3 1 3 7

PA-12 2 3 2 7

PA-13 2 1 3 6

PA-14 2 1 2 5

PA-15 2 2 1 5

PA-16 2 2 2 6

PA-17 3 1 1 5

PA-18 1 3 3 7

Jumlah 38 36 32 106

Lampiran 39

149

 

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI

HASIL BELAJAR AFEKTIF KELAS PUTRI

NIS Tanggung

Jawab

Kerjasama Kreatifitas Jumlah

Skor

PI-1 2 2 2 6

PI-2 2 1 2 5

PI-3 3 1 2 6

PI-4 2 2 2 6

PI-5 3 2 2 7

PI -6 1 3 3 7

PI -7 2 1 3 6

PI -8 3 3 2 8

PI -9 2 3 2 7

PI -10 1 2 3 6

PI -11 2 2 2 6

PI -12 3 2 2 7

PI -13 2 2 2 6

PI -14 3 3 3 9

PI -15 2 3 2 7

PI -16 2 2 2 6

PI -17 3 3 3 9

PI -18 2 2 2 6

Jumlah 40 39 41 120

Lampiran 40

150

 

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI

HASIL BELAJAR AFEKTIF KELAS CAMPURAN

NIS Tanggung

Jawab

Kerjasama Kreatifitas Jumlah

Skor

CA -1 2 3 2 7

CA -2 3 3 3 9

CA -3 3 3 1 7

CA -4 2 3 2 7

CA -5 2 2 2 6

CA -6 2 2 1 5

CA -7 2 2 3 7

CA -8 3 3 2 8

CA -9 3 3 2 8

CA -10 3 2 2 7

CA -11 2 2 2 6

CA -12 2 2 2 6

CA -13 3 2 3 8

CA -14 3 2 2 7

CA -15 2 2 1 5

CA -16 3 3 2 8

CA -17 3 3 2 8

CA -18 1 2 2 5

Jumlah 44 45 36 125

Lampiran 41

151

 

RINGKASAN HASIL UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA

HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK DAN AFEKTIF Hasil Perhitungan Hasil Belajar Psikomotorik

Sumber Putra dan Putri Putra dan Campuran Putri dan Campuran

thitung 3,02 0,47 1,82

ttabel 1,68 1,68 1,68

Kriteria Berbeda Tidak Berbeda Berbeda

Hasil Perhitungan Hasil Belajar Afektif

Sumber Putra dan Putri Putra dan Campuran Putri dan Campuran

thitung 2,28 3,65 0,93

ttabel 1,68 1,68 1,68

Kriteria Berbeda Berbeda Tidak Berbeda

Lampiran 42

152

 

Lampiran 43

153

 

Lampiran 44

154

 

Lampiran 45

155

 

FOTO-FOTO PENELITIAN

Lampiran 46

156