UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM...

15
Universitas Indonesia UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana INAYATILLAH 1006699354 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI INDONESIA DEPOK FEBRUARI 2014 Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM...

Page 1: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA

STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO

MAKALAH NONSEMINAR

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

INAYATILLAH

1006699354

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

PROGRAM STUDI INDONESIA

DEPOK

FEBRUARI 2014

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Page 2: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

2

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Page 3: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

3

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Page 4: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

4

Struktur dan Fungsi Didong dalam Masyarakat Gayo

Inayatillah, Syahrial

Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.

Surel : [email protected]

Abstrak

Masyarakat Gayo memiliki sebuah tradisi nyanyian rakyat (folksong) yang disebut Didong. Didong adalah seni

yang dipertandingkan antara dua kumpulan atau grup dari komunitas yang berbeda. Didong sebagai sastra lisan

masih bertahan dan menjadi unsur identitas pengenal etnik Gayo hingga saat ini. Didong terbentuk dari

konfigurasi antara ekspresi seni sastra, seni suara, dan seni tari dari hasil olah pikir dan rasa. Dalam pertunjukkan

Didong terdapat prinsip kelisanan yang dapat ditemukan: karya terjadi hanya pada saat pertunjukan berlangsung;

penciptaan karya yang bersifat spontan, isinya dinamis, tetapi memiliki formula tertentu. Formula Didong:

menguasai pengetahuan tentang adat-istiadat; tata bunyi lirik Didong, khususnya pada rima akhir. Makalah ini

menjelaskan struktur permainan Didong dan bagaimana fungsi Didong dalam masyarakat Gayo.

Kata Kunci : Didong; Fungsi; Gayo; Sastra Lisan; Struktur.

The Structure and Function of Didong in Gayo People

Abstract

Gayo people has a folksong which is called by Didong. Didong is an art which compete two groups from the

different communities. Didong is still remain and be the identity of Gayo ethnic till now. Didong is formed from

the configuration between art of literature, art of voice, and art of dance which are a result of mind and taste

processing. In the show of Didong, there are a principal of orality which can be found, such as work can be

happen when the show is on going, the spontanous work with a dinamic essential, but has a definite formulas.

The formulas of Didong are master of costums and traditions; sound order of Didong's lyrics, especially in the

last rhyme. This paper will explain about the structure of Didong show and the functions of it in the Gayo ethnic.

Keywords : Didong; Function; Gayo; Oral Literature; Structure.

Pendahuluan

Bahasa dapat diinterpretasikan dalam lisan dan tulisan. Menurut Ferdinand de Saussure

seperti dikutip oleh Ong (1982:5) tulisan adalah pelengkap lisan. Tulisan bukan bentuk

transformasi dari lisan. Diteruskan oleh Henry Sweet, setiap kata berawal dari suara fonem

bukan dari huruf. Setiap budaya pasti mengenal kelisanan, tetapi kelisanan sendiri tidak bisa

banyak ditampilkan melalui tulisan.

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Page 5: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

5

Dalam kelisanan terdapat tradisi lisan dan sastra lisan. Tradisi lisan adalah bagian penting

dalam warisan budaya takbendawi atau Intangiable Cultural Heritage (ICH). Menurut Ong

dalam bukunya Orality and Literacy: Technologizing of the Word (2005), tradisi lisan

merupakan sebagian kebudayaan yang mencakup kebiasaan suatu kolektif dalam

berkomunikasi satu sama lain. Tradisi lisan berfokus pada kesenian lisan yang dimiliki

kolektif tersebut, seperti cerita rakyat, teka-teki, peribahasa, dan nyanyian rakyat. Tradisi

lisan tidak menyoroti bentuk atau ciri fisik dari suatu kolektif yang melakukannya. Tradisi

lisan adalah bagian kecil dari folklor.

Folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun-

temurun, di antara kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik

dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu

pengingat (Danandjaya, 1982:2). Folklor memiliki sudut padang yang lebih luas daripada

sastra lisan. Selain mementingkan kesenian, folklor mempertimbangkan unsur-unsur lain

dalam kebudayaan, seperti ciri fisik; mata pencaharian, agama, pendidikan, dan bahasa.

Sastra lisan adalah salah satu bentuk kebudayaan yang telah ada dan berkembang di tengah

masyarakat. Ada sastra lisan yang telah hilang karena tidak sempat didokumentasikan, ada

pula yang masih terus dipertahankan bentuk aslinya, maupun tetap bertahan dengan adanya

perubahan seiring berkembangnya masyarakat. Sastra lisan merupakan salah satu bagian dari

tradisi lisan. Sastra lisan disebarkan dari satu orang ke orang lain secara lisan kemudian

prosesnya dilihat, didengar, kemudian dilisankan kembali. Jadi, yang dilihat dalam tradisi

lisan adalah proses dan hasil melisankan. Karakteristik pertama dari kelisanan (orality) adalah

suara (sound). Suara dapat diingat tetapi tidak dapat dicari di manapun. Karakteristik kedua

adalah bagaimana suara dapat menjadi sesuatu yang terorganisasi (Ong, 2005). Suara tanpa

rekaman maka tidak ada jejak dan tidak ada teks. Kelisanan mengembangkan pikiran dengan

pola mnemonic, yaitu teknik yang mempunyai formula (formulaik) dan ekspresi tertentu.

Misalnya ritmis (ada irama), pola seimbang, banyak repetisi, dan sebagainya.

Didong merupakan salah satu bentuk puisi lisan yang masuk dalam kategori nyanyian rakyat

(Folksong) yang berkembang dalam masyarakat Gayo, Daerah Istimewa Aceh. Didong

memiliki prinsip kelisanan yang berperan penyampaian pesan moral pada masyarakat luas.

Bentuk Didong adalah sebuah pertandingan yang diikuti oleh dua kelompok atau komunitas

yang terdiri dari sekitar 30 orang yang beperan sebagai pengiring dan sepasang atau tiga

orang ceh (Melalatoa, 2001:11). Pertandingan Didong bukanlah hanya sebagai pertandingan

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Page 6: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

6

yang menentukan pihak yang menang atau kalah. Namun, lebih dari itu Didong merupakan

sarana yang tepat untuk mengumpulkan orang dan mempererat hubungan persaudaraan

antarsesama masyarakat Gayo.

Literatur tentang Didong telah diterbitkan pada tahun 1971 dan 1981 oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan sebagai bentuk dokumentasi dan pelestarian. Meskipun

demikian, literatur tentang didong masih belum diteliti oleh orang banyak, sementara didong

merupakan salah satu khazanah sastra lisan nusantara yang memiliki fungsi dalam

masyarakat. Hal ini yang menjadi latar belakang penulis dalam membuat makalah ini.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengkaji didong agar menjadi kesenian yang disukai

secara nasional dan keberadaannya terlestarikan. Oleh karena itu, melalui makalah ini penulis

akan mendeskripsikan struktur permainan Didong dan bagaimana fungsi Didong dalam

masyarakat Gayo.

Didong Merupakan Ekspresi Sastra Lisan Masyarakat Gayo

Didong adalah seni pertandingan antara dua kumpulan atau grup yang masing-masing disebut

ulu (kelop) (Melalatoa, 2001: 2). Arti harafiah dari “didong” tidak begitu jelas, berkaitan

dengan kata denang atau donang yang berarti ‘dendang’. Namun, arti Didong mencakup

pengertian yang lebih luas dari sekadar “berdendang”. Kesenian Didong berasal dan

berkembang dalam masyarakat Gayo. Kelompok etnik Gayo mendiami bagian tengah atau

pedalaman dari wilayah Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Wilayah Gayo itu sendiri terbagi

menjadi tiga kabupaten, yaitu :

i. Aceh Tengah, dihuni oleh subetnik Gayo Lut;

ii. Aceh Tenggara, subetnik Gayo Luwes;

iii. Aceh Timur, subetnik Gayo Sebejadi.

Keterangan:

Aceh Tengah

Aceh Tenggara

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Page 7: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

7

Aceh Timur

Gambar 1. Peta wilayah Gayo, Aceh.

Dari ketiga subetnik tersebut, masing-masing mempunyai variasi yang cukup berbeda.

Walaupun sama-sama menjadi penutur bahasa Gayo, terdapat perbedaan dialek dari masing-

masing subkelompok tersebut dan penamaan dialeknya sesuai dengan nama subkelompok,

seperti dialek Gayo Lut, dialek Gayo Luwes dan dialek Gayo Seberjadi. Variasi lainnya yang

terlihat pada ketiga subetnik Gayo ini adalah bentuk dan jenis keseniannya. Pada dasarnya

ketiga subkelompok ini mengenal kesenian Didong, namun kesenian Didong lebih

berkembang pada masyarakat Gayo Lut, sedangkan untuk masyarakat Gayo Luwes, kesenian

Saman lebih berkembang daripada Didong. Tari Saman adalah sebuah tarian adat asli Gayo

Luwes yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat dan

masyarakat Aceh.

Struktur Pementasan Didong

Pergelaran Didong diadakan di ruang luas, seperti rumah panggung (umah sara); di atas

panggung buatan pada ruang terbuka (halaman, lapangan, dan lain-lain). Sarana penerangan

yang digunakan beragam, mulai dari api unggun, petromak, hingga lampu listrik. Seluruh

pemain (pengiring) menggunakan bantal kecil (kampas) yang digunakan sebagai alas tepuk-

tepukan tangan yang menjadi ritme bagi melodi dalam kesenian ini. Anggota kelop memakai

seragam yang disebut baju kelop. Sedangkan untuk pemimpin kelop (ceh) biasanya ditambah

atribut syal atau kopiah. Perlengkapan lainnya adalah Canang, alat yang digunakan juri

sebagai isyarat dimulai atau berakhirnya satu ronde pertandingan.

Para peserta dari masing-masing kelop berjumlah sekitar 30 orang. Dari jumlah itu terbagi

menjadi dua kategori, yaitu ceh dan penunung atau penyur atau pengiring (Melalatoa, 2001:

11). Ceh adalah seseorang yang menjadi pemimpin kelop, yang memegang kendali atas

kemenangan atau kekalahan kelop. Pengiring yang terdiri atas puluhan orang duduk

melingkar bersama para para ceh. Pengiring ini berfungsi mengiringi permainan dengan

kreasi tepuk tangan dan variasi gerak tubuh yang serasi. Tepok dengan media bantal tersebut

berfungsi sebagai ritme bagi melodi yang tengah mengantar lirik yang dibawakan oleh ceh. Di

antara pengiring, ada satu atau dua orang yang berperan memberi arah, mengatur variasi gerak

yang diperlukan untuk kekompakan kelop melalui komando suara tepukan atau isyarat bagian

tubuh lainnya.

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Page 8: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

8

Biasanya satu kelop menembangkan 30 melodi dengan pengantar lirik yang bermuatan rasa

indah, humor, duka, luka, geram, sinis, dan sebagainya. Suasana itu dilengkapi dengan gerak

dan melodi yang selaras oleh pengiring, sehingga pertandingan terasa hidup dan bisa

mengusir kantuk para penonton selama semalam suntuk. Penonton bukan bagian dari anggota

kelompok tetapi dapat dimasukkan dalam bagian pertandingan, karena penonton memegang

peranan penting dalam mendukung dan menjadi suporter setia bagi kelop yang berlatar

belakang daerah sama.

Arena Pertandingan Didong dapat dilihat melalui gambar ilustrasi berikut ini.

gambar 2. Arena Pertandingan Didong (Melalatoa, 1981)

Keterangan:

: penonton laki-laki

: penonton perempuan

: juri

: ceh

: penunung / pengiring

Pertandingan Didong dimulai sekitar pukul 21.00 dan berakhir pukul 05.00 atau beberapa saat

sebelum waktu salat subuh. Setiap grup tampil selama 30 menit dan terus bergilir hingga

subuh. Susunan pertandingan itu sendiri terdiri dari empat ronde utama, yaitu ronde pertama,

ronde kedua, klimaks, dan antiklimaks. Ronde pertama biasanya ditampilkan lirik-lirik yang

berisi salam perkenalan dan salam hormat bagi semua yang hadir (juri, penonton, orang

terpandang, dan lawan tanding). Masing-masing kelop memperkenalkan diri dengan lirik-lirik

yang santun, seperti pada kutipan bait berikut ini.

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Page 9: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

9

“Kutatangan pumu urum sepuluh jejari

Tabi langit tabi bumi

Tabi kuwen tabi kiri

Tabi reje tabi peteri ...”

‘kuangkat tangan dengan sepuluh jari

Salam takzim pada langit pada bumi

Salam takzim pada yang di kanan dan yang di kiri

Salam takzim pada raja dan permaisuri..’

(Melalatoa, 2001: 20)

Kemudian pada ronde kedua dan ronde berikutnya dimulai penaklukan lawan dengan lirik

balasan sesuai dengan kondisi atau kualitas serangan lawan. Seterusnya hingga sekitar pukul

24.00 atau satu dinihari, sudah dapat diduga mana grup yang akan unggul. Disinilah

dinamakan ronde klimaks, karena masing-masing kelop berusaha keras untuk membalas

serangan lawan dengan lirik-lirik andalan mereka. Ronde paling akhir atau penutup yang

disebut antiklimaks. Pada ronde ini disebut juga ronde gabungan karena seluruh anggota

kedua grup bergabung menjadi satu. Masing-masing grup membawakan satu atau dua lagu

yang isinya permintaan maaf pada lawan tanding, karena sejak awal telah bersikap kasar

dengan mendendangkan kata-kata yang melukai hati lawannya. Melodi yang muncul biasnya

bernada sendu, seperti pada kutipan bait berikut:

“abang, kadang te ara laingku terlanjur

Bo ko tanoh gemur kin penyebue

Abang, iki ara cerakku si lepas

So waih deras kin penanute”

‘abang, mungkin ada kata yang terlanjur

Ambillah tanah gembur untuk menimbunnya

Abang, bila ada ucapanku yang lepas

Itu arus deras tempat hanyutnya’

(Melalatoa, 2001: 22)

Prinsip kelisanan yang dapat ditemui dari pertunjukan Didong ini bahwa kesenian terjadi

hanya pada saat pertunjukan berlangsung, yaitu sekitar 8 jam. Selain itu, prinsip kelisanan

yang lain adalah penciptaan karya yang bersifat spontan, isinya dinamis, tetapi memiliki

formula tertentu yang menjadi ciri saat Didong dipentaskan.

Keberadaan ceh dalam pertunjukan Didong sangat penting. Seseorang yang biasa disebut ceh

adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk mencipta lirik secara spontan. Dalam setiap

kelop biasanya terdapat dua hingga tiga pasang ceh yang tampil berpasangan duet atau trio.

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Page 10: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

10

Jarang sekali ceh tampil sendiri, kecuali bila menyenandungkan melodi untuk lirik sebuah

ratapan (sebuku). Salah satu dari ceh itu adalah ceh utama atau aktor utama yang biasa disebut

Cceh Kul; kul=besar. Sedangkan pasangan duetnya disebut apit. Pasangan lainnya biasa

disebut Ceh Due (due = dua) atau aktor pembantu yang dalam pertandingan bertugas untuk

membantu ceh utama dalam menghadapi serangan atau menyerang lawan.

Syarat untuk menjadi seorang ceh harus memenuhi beberapa syarat. Syarat utamanya adalah

mempunyai suara merdu. Selain itu ia harus punya kemampuan menciptakan lirik atau puisi

(kekata) sendiri yang akan ditembangkan dengan melodi ciptaan sendiri. Ceh utama memiliki

suara paling merdu dibandingkan ceh lainnya. Ceh utama ini juga berperan penting dalam

mencipta melodi dan lirik, menyusun strategi merebut simpati penonton, dan menjaga

semangat juang para pengiringnya. Jadi kekalahan dan kemenangan suatu kelop secara tidak

langsung juga dipengaruhi oleh kinerja ceh utama.

Formula untuk menjadi Ceh Didong yang harus menciptakan lirik saat pertunjukan

berlangsung, mau tidak mau ia harus menguasai pengetahuan tentang adat-istiadat masyarakat

sekitar dan lingkungan lain yang lebih luas. Pengetahuan luas ini akan tertuang dalam kata,

ungkapan, simbol-simbol pikiran, sehingga lahirlah lirik-lirik indah dengan pesan yang sarat

akan makna.

Melodi dan lirik adalah hasil rasa dan pikir dari ceh kemudian menjadi milik komunitas. Lalu

yang menjadi formula kedua adalah pola lirik Didong sangat memperhatikan tata bunyi,

khususnya pada rima akhir. Seperti dapat dilihat dalam kutipan lirik berikut ini.

LALE GELUMANG Lale aku beketor I Bumi Bies emun berangkat

Meh jongor selapi sane Oya ilamat depik nge ara

Lale aku bedidong Bumi Bebuli emun bergunting

Mata mukelong jege sabe Oya pe sinting depik nge kona1

Lale aku besa’er

Laing geder hehe hehe2

Pola tata bunyi dari kedua lirik di atas sama persis. Pada bait pertama baris pertama puisi

Lale, bunyi -or berpadanan dengan bunyi -or pada baris ke dua. Pola ini muncul pula pada

bait ke dua dan ke tiga. Terdapat persamaan bunyi -e diakhir bait ke dua baris ke dua, sama

1 Lirik karya Ceh Lakkiki, dengan kelop yang bernama Lakkiki juga, tahun 1950 2 Lirik karya kelop Kabinet Baru tahun 1949

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Page 11: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

11

seperti pada baris pertama. Pola yang sama juga terdapat dalam puisi Gelumang. Contoh lirik

puisi di atas hanyalah sebagian kecil contoh dari ribuan lirik yang telah tercipta dari sistem

pertandingan Didong. Pada perkembangannya terdapat variasi tata bunyi sesuai dengan

penciptaan melodi, warna suara, dan gaya tembang dari masing-masing ceh.

Pola lirik yang diciptakan tidak akan sama persis dengan pola lirik yang sudah ada walaupun

dari ceh yang sama, karena seperti yang sudah dijelaskan, penciptaan lirik dilakukan secara

spontan. Hal ini dapat dibandingkan puisi Lale dengan puisi Musakit Kusi Legih yang

diciptakan oleh kelop yang sama, yaitu Kabinet Baru.

Musakit Kusi Legih Rede ku si mari

Muputer ku si mujening

Lagu tetemi urum aging

Sesudah kin gasing baro demu jangka

Sejuk ku si bengi

Porak ku si umping

Lagu seber urum giging

Nguk isaring ku jantung rasa3

Fungsi Didong

Usaha mengenal kesenian tradisional sekarang ini banyak yang masih terbatas pada preservasi

bentuk-bentuknya atau segi penampilannya saja. Kurang sekali perhatian terhadap nilai-nilai

yang dikandungnya. Menurut Danandjaja, perekaman bentuk-bentuk kesenian tradisional

serupa itu akan menjadi semacam koleksi kupu-kupu dalam kotak kaca seperti barang hiasan

tanpa menggambarkan alam tempat kediamannya (dalam Melalatoa, 1981: 11). Kesenian

tradisional telah berubah nilainya menjadi sekadar sarana hiburan bernuansa budaya. Sebuah

pertunjukan yang disaksikan tanpa digunakan lagi fungsi dasarnya.

Berikut ini fungsi dasar didong dalam masyarakat Gayo.

• Hiburan dan keindahan

Keindahan lirik dan melodi Didong dilengkapi pula dengan seni gerak atau tari yang

serasi. Fungsi hiburan itu terwujud dengan adanya unsur keindahan itu.

• Pelestari budaya

3 Kabinet Baru, 1952

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Page 12: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

12

Kesenian ini berfungsi menanamkan suatu sistem nilai yang ditunjang oleh satu

sistem norma yang ketat. Peran ceh dalam membawakan liriknya yang sarat akan

nilai-nilai dan adat Gayo.

• Pencari dana sosial

Pasca penjajahan, masyarakat Gayo ingin memulai hidup baru dengan membangun

sarana dan prasarana umum. Untuk itulah Didong yang awalnya tidak berkaitan

dengan pencarian dana, kemudian menjadi alat untuk mencari dana sosial yang hasil

akhirnya juga untuk kepentingan bersama.

• Sarana penerangan

Maksudnya Didong berfungsi sebagai sarana yang tepat untuk menyampaikan pesan

moral dan berita yang terjadi di negeri ini. Khususnya utuk orang-orang pedalaman,

orang-orang awam, dan buta huruf. Melalui kesenian ini, masyarakat mengerti apa

itu pancasila, sejarah bangsa, program pemerintah, dll. Karena Didong

menyampaikan informasi melalui lirik-lirik indah, bahasa Didong, bahasa rakyat.

• Kritik dan kontrol sosial

Didong berfungdi sebagai kontrol sosial yang mnegatur dan menyampaikan norma-

norma yang dipegang teguh oleh masyarakat Gayo.

• Sebagai wadah mempertahankan struktur sosial

Masyarakat Gayo mengenal sistem klen (belah) yang artinya masyarakat Gayo

seolah-olah terbelah menjadi dua (paroh) yang saling bersaing. Oleh sebab itu, untuk

meredakan ketegangan antara dua pihak itu, maka disalurkan melalui upacara adat

dan permainan adat. Salah satunya adalah Didong. Tujuannya untuk menciptakan

keseimbangan sosial.

Kebinet dan Lakkiki: Cerita Di Balik Dua Grup Didong

Dalam setiap kebudayaan di mana pun pasti ada unsur keseniannya. Namun, pada berbagai

suku bangsa suatu cabang kesenian tertentu lebih menonjol daripada yang lain. Seperti dalam

masyarakat Gayo, Didong menempati kedudukan yang paling menonjol di antara bentuk-

bentuk sastra yang lain.

Kebinet adalah nama sebuah grup didong di Gayo yang berasal dari kampung Bebesan.

Kebinet atau Kabinet Baru lahir pada tahun 1948. Nama Kabinet diambil dengan berasosiasi

pada makna kabinet ‘kumpulan “menteri-menteri” terbaik’. Kabinet berharap mereka dapat

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Page 13: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

13

menjadi yang terbaik dalam setiap kompetisi. Kabinet Baru sampat mengalami pergantian

nama menjadi Kabinet Asli pada tahun 1954, dan mulai tahun 1960 grup ini menggunakan

nama Kabinet Muda.

Kabinet memiliki seorang seniman tiga zaman bernama Abd Rauf (Aman Dahlan). Di

samping itu terdapat nama-nama besar lainnya seperti Banta, Semaun Ujung, Ecek Bahim

(Syeh Ibrahim), dan Gecik Mongal. Mereka umumnya hidup dalam keadaan berkekurangan

dibandingkan dengan rata-rata anggota masyarakat lainnya, karena profesi ini terlalu menyita

waktu dan pemikiran. Mereka adalah orang-orang yang harus diapresiasi atas sumbangannya

terhadap budaya dan pengorbanannya terhadap menerima kehidupan yang sederhana.

Tema yang diangkat oleh Kabinet dalam puisi-puisinya adalah masalah-masalah sosial dan

masalah perubahan sosial. Kabinet menyoroti konflik dalam keluarga, seperti munculnya

teknologi baru dan pengaruhnya, masalah suami-istri, dan masalah mata pencaharian. Grup

Kabinet tidak mengangkat tema-tema tentang alam dalam puisinya seperti grup didong

kebanyakan, tidak seperti grup didong Lakkiki yang puisi-puisinya menceritakan alam untuk

menyampaikan nasihat.

Didong Lakkiki berasal dari kampung Kutelintang, diprakarsai oleh seorang petani yang

menjadi ceh utama bernama Muhamad Basir. Tema yang diangkat oleh Lakkiki mencakup

nasib manusia, suasana pembangunan, penderitaan, ungkapan kegembiraan muda-mudi, dan

lain-lain. Suara burung, desau air dan angin dituangkan dalam karya-karyanya. Banyak yang

mengatakan didong Lakkiki adalah didong asli Gayo.

Nama Lakkiki berawal dari judul puisi yang dibuat Basir, yaitu Lakkiki, pada tahun 1945.

Nama tersebut semakin melekat pada Basir dan grupnya di tahun 1947. Saat itu grup Lakkiki

bertanding untuk mencari dana pembangunan jembatan. Pada masa itu didong memang

digunakan pula untuk mencari dana, sesuai dengan mufakat yang dipimpin oleh pimpinan

Lakkiki, Aman Jenen, yang menyetujui Lakkiki untuk pertama kali mengikuti pertandingan

untuk mencari sumbangan membuat joyah (surau untuk wanita).

Didong Lakkiki pernah diminta untuk menghibur Jepang pada masa kerja rodi digalakkan.

Imbalan yang didapatkan Basir dari Jepang adalah ia tidak perlu lagi mengikuti kerja rodi

membuat jalan, dan juga diberikan pekerjaan sebagai tukang cukur rambut khusus orang-

orang Jepang.

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Page 14: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

14

Grup Kebinet dan Lakkiki merupakan dua grup didong yang sudah besar namanya. Mereka

berkarya untuk budaya, untuk hidup, dan untuk sesama. Didong membawa keteladanan hidup

dan memiliki fungsi yang banyak bagi masyarakat Gayo sendiri.

Simpulan

Didong merupakan jenis kesenian yang paling mendapat tempat di hati masyarakat Gayo,

baik yang ada di tanah Gayo maupun di perantauan. Didong adalah identitas masyarakat Gayo

yang juga telah menjadi bagian dari sastra lisan Indonesia. Struktur didong lebih

mengutamakan formula sehingga setiap ceh dapat membuat puisi secara spontan dan indah.

Setiap pertunjukkan didong mempertandingkan dua grup dengan dinilai oeh juri dan

disaksikan oleh para penonton, baik laki-laki dan perempuan. Setiap grup terdiri dari 25--30

orang, 2—3 orang di antaranya berlaku sebagai ceh, dan yang lainnya adalah pengiring.

Didong memiiki fungsi sebagai hiburan dan keindahan, pelestarian budaya, pencari dana

sosial, sarana penerangan, kritik dan control sosial, dan wadah mempertahankan struktur

sosial. Keberadaan didong harus tetap dilestarikan sebagai bentuk kecintaan kita terhadap

negara. Selain itu agar fungsi didong dapat bermanfaat bagi masyarakat yang lebih luas lagi.

Pada tahun 1945 terdapat grup didong Lakkiki asal kampung Kutelintang. Pada tahun 1948

terdapat grup didong Kebinet asal kampung Bebesan. Didong pada masa kini telah menjadi

seni pertunjukkan untuk hiburan bukan lagi hanya sekadar tradisi. Didong memiliki tema

yang dapat dibuat sesuai kebutuhan dan ideologi grup. Tema yang diangkat dapat berupa

penggambaran alam, kehidupan sosial, dan lain-lain.

Daftar Pustaka

Ara, L.K. 1982. Didong Lakkiki. Jakarta: Balai Pustaka.

Danandjaya, James. 1982. Foklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Dandy, Abdurahim. 1979. Sejarah Daerah Dan Suku Gayo. Jakarta: Balai Pustaka.

Hurgronje, C. Snouck. 1996. Tanah Gayo Dan Penduduknya. Jakarta; Indonesian-

Netherlands Coorperation in Islamic Studies (INIS).

Melalatoa, M. Junus. 1981. Kabinet Dalam Sastra Gayo. Jakarta: Balai Pustaka.

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014

Page 15: UNIVERSITAS INDONESIA STRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20369000-MK-Inayatillah.pdfSTRUKTUR DAN FUNGSI DIDONG DALAM MASYARAKAT GAYO MAKALAH NONSEMINAR

15

Melalatoa, M. Junus. 2001. Didong Pentas Kreativitas Gayo. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

MPSS, Pudentia, peny. Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

1998.

Ong, J.W. 1982. Orality and Literacy. New York: British Library Cataloging In Publication

Data.

Teeuw, A. 1994. Indonesia Antara Kelisanan dan Keberaksaraan. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Website Iriansyah, Nova. http://www.novairiansyah.com/profil/, diunduh pada 3 Februari 2014 pukul

16.00

Struktur dan ..., Inayatillah, FIB UI, 2014