UNIVERSITAS INDONESIA PERHITUNGAN COOLING LOAD DAN ...
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA PERHITUNGAN COOLING LOAD DAN ...
i Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
PERHITUNGAN COOLING LOAD DAN DISTRIBUSI UDARA PADA
RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN SOFTWARE ELITE CHVAC
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
YUGO BITTRIANO
1006809805
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
DEPOK
DESEMBER 2013 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
ii Universitas Indonesia
Skripsi ini adalah hasil karya Saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah Saya nyatakan dengan benar.
Nama : Yugo Bittriano
NPM : 1006809805
Tanda Tangan : ...................
Tanggal : 30 Desember 2013
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
iii Universitas Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh
Nama : Yugo Bittriano
NPM : 1006809805
Program Studi : Teknik Mesin
Judul Skripsi :
PERHITUNGAN COOLING LOAD DAN DISTRIBUSI UDARA PADA
RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ELITE CHVAC
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program
Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Ir. Rusdy Malin, MME. (........................)
Penguji : Prof.Dr.Ir. M. Idrus Alhamid (........................)
Penguji : Dr.Ir. Budihardjo, Dipl.Ing. (........................)
Penguji : Dr.-Ing.Ir. Nasruddin, MEng. (........................)
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 17 Januari 2014
KATA PENGANTAR
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
iv Universitas Indonesia
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya Saya dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Perhitungan cooling load dan distribusi udara pada
rumah sakit menggunakan software Elite CHVAC. Penulisan skripsi ini dilakukan sebagai
salah satu syarat untuk mengikuti sidang skripsi sebagai syarat untuk mendapat gelar Sarjana
Teknik pada Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saran dan kritik
yang membangun sangat diharapkan oleh Saya demi melengkapi kekurangan yang ada dalam
penulisan ini. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini yaitu :
1. Ir. Rusdy Malin M.Eng, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga
dan pikiran untuk mengarahkan Saya dalam penyusunan laporan skripsi ini.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik material maupun
moral.
3. Saudara yang juga telah memberikan bantuan dan dukungan baik material maupun moral.
4. Seluruh pengajar di Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang
telah memberikan ilmunya.
5. Teman satu kelompok dalam tugas akhir ini yang telah berbagi suka dan duka dari awal
sampai akhir pengerjaan.
Akhir kata Saya berharap penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
Depok, 30 Desember 2013
Penyusun
Yugo Bittriano
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
v Universitas Indonesia Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Yugo Bittriano
NPM : 1006809805
Program Studi : Teknik Mesin
Departemen : Teknik Mesin
Fakultas : Teknik
Jenis karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul :
“Perhitungan Cooling Load Dan Distribusi Udara Pada Rumah Sakit Menggunakan
Software Elite CHVAC”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin
dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis pencipta dan sebagai pemilik
Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 30 Desember 2013
Yang menyatakan
(Yugo Bittriano)
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
1 Universitas Indonesia
PERHITUNGAN COOLING LOAD DAN DISTRIBUSI UDARA PADA
RUMAH SAKIT MENGGUNAKAN SOFTWARE ELITE CHVAC
Yugo Bittriano
Departemen Teknik Mesin, FT UI, Kampus UI Depok 16425 Indonesia
Pembimbing: Ir. Rusdy Malin M.Eng
ABSTRAK
Untuk melaksanakan perencanaan pembangunan rumah sakit, umumnya pemilik rumah sakit melakukan
kerjasama dengan pihak konsultan dalam bidang arsitektur, ME (mechanical & electrical) dan sebagainya. Saya
mendapat kesempatan untuk belajar dan membantu di suatu instansi pada bidang ME, khususnya perencanaan pada
bagian sistem pendinginan dan distribusi udara gedung rumah sakit di Surabaya. Dalam pembahasan tugas akhir ini,
akan dibahas mengenai perhitungan cooling load berdasarkan standar ASHRAE, data dan gambar arsitek yang ada
saat ini serta dengan bantuan software chvac, lalu akan ditentukan sistem distribusi udara yang sesuai untuk gedung
rumah sakit di Surabaya. Gedung terdiri dari sepuluh lantai dengan total luas sebesar 177.704,10 sq.ft , dan dengan
perhitungan dari data-data variabel yang menyebabakan adanya cooling load, maka dengan bantuan software
didapatkan nilai total cooling load sebesar 537,71 Tons dan total air quantity sebasar 194.179 CFM. Distribusi
ducting diperoleh dengan metode equal friction, sehingga didapatkan ukuran ducting yang sesuai dan total friction
loss.
1.PENDAHULUAN
Saat ini pembangunan instansi pelayanan
masyarakat sedang berkembang, salah satunya adalah
lembaga rumah sakit. Hal ini disebabkan karena
adanya permintaan dari masyarakat akan kebutuhan
atas rumah sakit. Saat ini grup rumah sakit swasta
semakin berkembang dan banyak mendirikan rumah
sakit di berbagai daerah baik di pulau Jawa maupun
di luar pulau Jawa.
Untuk melaksanakan perencanaan
pembangunan rumah sakit, umumnya pemilik rumah
sakit melakukan kerjasama dengan pihak konsultan
dalam bidang arsitektur, ME (mechanical &
electrical) dan sebagainya. Bangunan suatu gedung
terdiri dari tiga komponen penting, yaitu, struktur,
arsitektur dan ME. Ketiganya satu sama lain saling
terkait, struktur dan arsitektur mengedepankan
kekuatan, bentuk dan estetika, sedangkan ME
mengedepankan fungsi. Dalam hal ini umumnya
cakupannya adalah kelistrikan dan sistem mekanikal
gedung; plumbing, lift, sistem kebakaran dan sistem
pendingin dan distribusi udara.
Saya mendapat kesempatan untuk belajar dan
membantu di suatu instansi swasta dalam bisang ME,
khususnya dalam proyek perencanaan pembangunan
suatu rumah sakit di Surabaya. Saya diberikan
kesempatan membantu pada bagian sistem
pendinginan dan distribusi udara. Akhirnya Saya
memutuskan untuk menjadikan kesempatan ini
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
2 Universitas Indonesia
sebagai bahan tugas akhir dalam menyelesaikan
program studi S1 Teknik Mesin.
2. DASAR TEORI
2.1 Cooling Load
Cooling load atau beban pendinginan adalah
jumlah energi panas yang harus dipindahkan pada
suatu ruangan atau bangunan oleh peralatan atau
mesin HVAC agar temperatur ruangan yang
dikondisikan tetap terjaga. Perhitungan cooling load
juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan seperti
berikut :
• Menyediakan informasi untuk pemilihan
mesin dan desain sistem HVAC,
• Menyediakan data untuk evaluasi adanya
kemungkinan penurunan beban pendinginan.
Terdapat dua tipe heat gain dalam
pembahasan cooling load, yaitu sensible heal dan
latent heat, sensible heat/kalor sensibel merupakan
kalor yang secara langsung dapat dirasakan,
sedangkan latent heat/kalor laten merupakan kalor
yang tidak dapat dirasakan secara langsung.
Memperoleh komponen cooling load dari sumber
beban
Komponen sensible cooling load yang didapat
dari sumber beban, dikalkulasi dengan menggunakan
tabel faktor konversi, “Cooling Load Temperature
Differences”(CLTD) atau “Cooling Load
Factor”(CLF). Cooling loads dari atap,dinding luar
dan konduksi kaca dikalkulasikan dalam satu step
proses menggunakan faktor CLTD. Metode ini
menggantikan metode sebelumnya yaitu metode
“Total Equivalent Temperature Difference”(TETD).
Kondisi Indoor & Outdoor design
Desain temperatur udara ruang yang
diinginkan akan bervariasi sesuai dengan aktivitas
dan fungsi dari suatu ruangan atau bangunan.
Sedangkan desain kondisi luar ruang akan tergantung
oleh lokasi dan data kondisi cuaca pada suatu
wilayah.
Informasi yang diharapkan (output)
Hasil dari kalkulasi adalah total cooling load
dari suatu ruang, zona atau grup dari beberapa zona.
Cooling load harus cukup akurat agar tepat dalam
memilih peralatan atau mesin dan suplay udara.
Untuk memudahkan dalam kalkulasi cooling load,
maka kalkulasi dikategorikan menjadi tiga bagian :
1. External loads
2. Internal loads
3. Infiltration and Ventilation Loads.
2.1.1 External Loads
Komponen external load adalah sebagai
berikut :
1. Konduksi kalor melalui dinding luar dan
atap.
2. Konduksi kalor melalui partisi interior,
langit-langit ruangan dan lantai.
3. Konduksi panas dari fenestration.
4. Efek radiasi matahari.
Efek konduksi dan nilai U
Konduksi steady-state perpindahan kalor
melalui atap, dinding atau kaca adalah :
! = !" × ∆! !" (!!")×∆!
Dimana :
q = laju perpindahan kalor, Btu/hr
∆! = perbedaan temperature, deg F
Rt = jumlah total resistansi termal, (hr.ft2.F)/Btu ;
Rt = R1 + R2 = … = 1/U
U = koefisien transmisi, Btu/(hr. ft2.F) = 1/Rt
A = luas permukaan area, ft2
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
3 Universitas Indonesia
Persamaan unsteady-state untuk cooling load :
! = !×!×!"#$
Dimana :
q = cooling load
CLTD = the Cooling Load Temperature Difference,
deg F
Glass Solar Load
Konsep CLTD yang diaplikasikan pada
kaca, hanya meperhitungkan cooling load karena
konduksi. Sedangkan solar heat gain melalui
fenestration, didapatkan dari shading coefficient (SC)
dari jenis kaca tertentu dan Solar Heat Gain Factor
(SGHF). Persamaan cooling load yang berlaku
adalah :
! = !× !" × !"#$%&' ×(!"#)
Dimana :
q = cooling load akibat dari radiasi matahari melalui
kaca, Btu/hr
A = permukaan area kaca, ft2
SC = Shading coefficient
SGHFmax = maksimum SGHF pada bulan, dan
orientasi, Btu (hr.ft2)
CLF = Cooling load factor
2.1.2 Internal Loads
Internal loads terdiri dari komponen cooling
loads yang terbentuk dari sumber kalor yang ada di
dalam ruangan yang dikondisikan. Komponen
tersebut adalah; Pencahayaan, Manusia, dan peralatan
atau mesin.
Pencahayaan
Pencahayaan menimbulkan kalor karena
adanya supply energi listrik. Energi tersebut
berkonveksi ke udara dan juga melalui radiasi. Kalor
yang dihasilkan dari pencahayaan adalah sensible
heat/kalor sensibel.
! = 3,41×!×!"#$×!!"×!"#
Dimana :
q = sensible cooling load, Btu/hr
3,41 = Faktor konversi Btu/hr per watt
W = total lamp wattage
Fuse = faktor penggunaan lampu
Fal = special ballast allowance factor
CLF = cooling load factor, menurut waktu
penggunaan
Manusia
Tubuh manusia menghasilkan kalor melalui
proses metabolisme dan melepaskannya melalui
radiasi kulit atau pakaian juga melalui proses
konveksi dan penguapan melalui kulit, pakaian dan
proses bernafas. Kalor yang dihasilkan melalui uap
lebab dari tubuh adalah kalor laten dan selain itu
adalah kalor sensibel.
!" =!"
!"#$%×!"#$%ℎ !"#$%×!"#
!" =!"
!"#$!×!"#$%ℎ !"#$%
Dimana :
Qs = sensible cooling load, Btu/hr
qs = sensible heat gain per orang
Ql = latent cooling load, Btu/hr
Peralatan dan mesin
Kondisi peralatan dan mesin yang
menghasilkan kalor adalah sebagai berikut :
a. Peralatan elektrik, gas dan uap seperti pada
peralatan masak dan mesin pengering dapat
melepaskan kalor ke ruangan. Hal ini
menimbulkan adanya kalor laten dan kalor
sensibel.
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
4 Universitas Indonesia
b. Mesin elektrik seperti kalkulator, mesin tik,
dan motor listrik berpotensi menghasilkan
kalor yang siginifikan pada internal load
untuk pengaplikasian komersial.
!" = !"#!$%&" ×!"#
!" = !"#$%#
2.1.3 Infiltrasi and Ventilasi
Udara luar dalam bentuk infiltrasi dan
ventilasi menimbulkan tipe spesial dari beban
pendinginan yang terjadi pada ruangan. Ventilasi
disuplay untuk memenuhi aroma dan standar udara
yang bersih, sedangkan infiltrasi timbul dari leakage
yang terkontrol atau tidak terkontrol pada pintu,
jendela atau pada dinding.
Persamaan cooling load dari infiltrasi
dengan air change method :
!"#$%&' =!"#$%&×!"# !ℎ!"#$ !"# ℎ!"#
60
!" = 1,085×!"#$%&'×∆!
Dimana :
qs = sensible heat gain dari infiltrasi, Btu/hr
1,085 = produk dari density dan kalor spesifik,
Btu.min/hr.ft3. deg F
Airflow = kuantitas udara infiltrasi pada ruangan, cfm Δt = selisih antara desain temperatur luar dan temperatur dalam, oF
!" = 0,7×!"#$%&'×∆!
Dimana :
ql = latent heat gain dari infiltrasi, Btu/h
0,7 = latent heat factor, Btu.min.lb/hr.ft3.gr
ΔW = selisih desain rasio kelembaban luar dan
desain rasio kelembaban dalam, grains of water/lb of
dry air
Persamaan cooling load dari ventilasi :
!"#$%&'$%(# !"#$%&'
= !"#$%ℎ !"#$% ×!"#/!"#$%
!" = 1,085×!"#$%&'×∆!
!" = 0,7×!"#$%&'×∆!
2.2 Ducting
Selain perlengkapan Air handler dan
perlengkapan distribusi udara untuk ruangan yang
telah dikondisikan, ada juga sistem ducting yang
merupakan perantara dari kedua sistem di atas.
Untuk memenuhi fungsi ducting, sistem perlu
didesain terhadap batasan ketersediaan ruang
ducting, friction loss, kecepatan, suara, kalor dan
rugi kebocoran.
2.2.1 Duct Design
Dalam desain ducting dengan sistem
kecepatan rendah atau sistem kecepatan tinggi
dibutuhkan data. Data-data yang dibutuhkan adalah
data standar grafik air friction, data rekomendasi
desain kecepatan, kerugian pada elbows dan fittings,
dan metode yang umum digunakan untuk mendesain
sistem distribusi udara.
Friction Chart
Pada duct dimana ada aliran udara, maka di
sana akan terjadi rugi tekanan yang berkelanjutan.
Kerugian ini disebut juga duct friction loss dan
tergantung pada hal berikut ini :
• Kecepatan udara
• Ukuran duct
• Kekasaran permukaan bagian dalam
• Panjang duct
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
5 Universitas Indonesia
Mengubah salah satu dari keempat faktor di
atas akan mempengaruhi rugi friction pada sistem
ducting. Hubungan faktor-faktor di atas dapat
diilustrasikan melalui persamaan berikut :
∆! = 0,03!!
!!,!!(!
1000)!,!"
Dimana :
ΔP = rugi friction (in.wg)
F = kekasaran permukaan internal
L = panjang duct (ft)
d = diameter duct (in.)
v = kecepatan udara (fpm)
persamaan di atas merupakan dasar dalam
pembuatan standar grafik friction loss.
Kuantitas Udara
Total kuantitas suplay udara yang
dibutuhkan pada tiap-tiap ruang ditentukan dari
perhitungan cooling load.
Diameter Duct
Terdapat tabel yang menunjukan ukuran
duct persegi panjang setara dengan berbagai diameter
duct yang tertera pada grafik friction loss untuk duct
berbentuk bulat. Duct bentuk persegi panjang ini
memiliki penampang area yang mampu membawa
kuantitas udara dan memiliki rugi friction setara
dengan duct bentuk bulat. Untuk menentukan ukuran
duct persegi panjang ini, harus menentukan dahulu
duct bentuk bulat yang didapat dari perhitungan
kuantitas udara dan kecepatan udara.
Kecepatan Udara
Desain kecepatan udara bergantung kepada
tingkat suara yang diperbolehkan, biaya awal dan
biaya operasional. Terdapat tabel yang menunjukkan
rekomendasi kecepatan udara untuk suplay dan
return air dalam sistem duct kecepatan rendah.
Rekomendasi ini berdasarkan pengalaman.
Friction Rate
Tingkat friction pada grafik friction loss
diberikan dalam bentuk inchies of water per 100 ft
setara dengan panjang dari duct. Total panjang duct
pada bagian tersebut kemudian dikalikan dengan
tingkat friction untuk mendapatkan nilai rugi friction.
Total panjang duct termasuk semua elbow dan fitting
yang ada pada salah satu bagian duct.
Tekanan Kecepatan Udara
Grafik friction loss dapat menunjukkan garis
konversi tekanan kecepatan udara. Tekanan
kecepatan udara dapat dicari dengan membaca secara
vertical ke atas dari perpotongan antara garis konversi
dan kecepatan udara yang digunakan.
Flexible metal conduit
pipa penyalur fleksibel sering digunakan
untuk menyalurkan udara dari riser atau branch
header ke terminal AC pada sistem kecepatan udara
tinggi. Rugi friction pada pipa penyalur ini lebih
tinggi dari pada duct bentuk bulat.
Fan Convertion Loss or Gain Sebagai tambahan pada kalkulasi dalam
menentukan tekanan statis pada fan discharge, fan
convertion loss or gain harus dimasukkan. Besar
hasil konversi ini bisa saja signifikan, terutama pada
sistem kecepatan udara tinggi.
Jika kecepatan udara pada duct lebih tinggi
dari kecepatan fan outlet, gunakan persamaan di
bawah ini untuk mendapatkan nilai rugi tambahan
tekanan statis yang dibutuhkan :
!"## = 1,1 (!"4000
)! − (!"4000
)!
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
6 Universitas Indonesia
Dimana :
Vd = kecepatan udara duct
Vf = kecepatan udara fan outlet
Loss = in.wg
Jika kecepatan udara pada fan outlet lebih
tinggi dari pada kecepatan udara duct, maka gunakan
persamaan di bawah ini :
!"#$ = 0,75 (!"4000
)! − (!"4000
)!
Metode Desain duct Prosedur umum dalam merancang sistem
duct adalah menjaga tatak letak secara sederhana dan
membuat saluran duct secara simetris. Suplay
terminal dilokasikan untuk menyediakan distribusi
udara ke ruangan secara benar dan duct dibuat untuk
menghubungkan keluaran suplay udara tersebut.
Desain untuk sistem distribusi udara dengan
kecepatan rendah dapat dilakukan dengan tiga
metode seperti dibawah ini :
1. Velocity reduction
2. Equal Friction
3. Static regain
Ketiga metode ini menghasilkan hasil yang
berbeda dalam tingkat akurasi, ekonomi dan
kegunaan.
Equal Friction Method
Metode ini merupakan metode yang paling
umum digunakan dalam desain sistem ducting.
Metode pemilihan ukuran ducting ini digunakan
untuk sistem ducting suplay, exhaust dan return air
dimana diterapkannya kesamaan friction loss per foot
panjang duct pada seluruh sistem.
Prosedur umum yang dilakukan pertama kali
adalah menentukan kecepatan inisial pada duct utama
yang dekat dengan fan. Kecepatan udara dapat
ditentukan dengan tabel rekomendasi kecepatan udara
sesuai dengan batasan tingkat suara. Lalu dengan
menggunakan grafik friction loss dapat menentukan
inisial friction loss dari nilai kecepatan udara dan
nilai kuantitas udara. Inisial Friction loss ini
digunakan di sepanjang sistem ducting dan digunakan
untuk menetukan diameter duct yang setara
berdasarkan grafik friction loss for round duct.
Untuk mempercepat proses kalkulasi equal friction,
sering digunakan tabel persentasi penampang area
pada cabang duct. Area penampang yang didapat
pada hasil tabel ini digunakan untuk meperoleh
diameter duct yang setara pada tabel friction loss, lalu
disetarakan lagi dengan tabel ukuran duct bentuk
persegi panjang. Prosedur ini otomatis akan
menurunkan kecepatan udara pada arah aliran.
Untuk menentukan total friction loss pada
sistem ducting, agar fan yang digunakan mampu
mengalirkan udara, merupakan hal yang penting
untuk menghitung kerugian pada tahanan tertinggi
aliran duct. Friction loss pada elbow dan fitting harus
diperhitungkan.
3. PENGUMPULAN DATA
3.1 Data Cooling Load
3.1.1 Data Umum Jenis Bangunan : Rumah sakit, lantai 1, lantai 11
sampai lantai 19 (merupakan bangunan mix-used)
Lokasi bangunan : Surabaya, Indonesia
Kondisi luar (berdasarkan data lokasi software
(CHVAC) :
• Outdoor dry-bulb temp. : 89.6 deg F
• Outdoor wet-bulb temp. : 78.8 deg F
• Daily range : 14.4 deg F
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
7 Universitas Indonesia
Kondisi desain ruang :
• Indoor Dry-bulb temp. : 75.2 deg F
• Indoor RH : 50 %
Tabel 3.1 Standar temperatur dan kelembaban rumah sakit
Waktu operasional bangunan : 24 jam
Energi pencahayaan : 2 watts/sq.ft
Energi peralatan dan mesin : 1 watt/sq.ft
Luas bangunan tiap lantai : lantai 1, 26.576,1 sq.ft,
lantai 11 sampai lantai 19, 16.792 sq.ft
3.1.2 Data Eksternal
Ø Dinding
Jenis dinding pada bangunan rumah sakit
seragam dan dipilih menurut standar ASHRAE grup
E, 4 in. concrete, berwarna terang, memiliki faktor
nilai U sebesar 0.585.
Gambar 3.1 Data pemilihan material dinding
berikut ini data arah, panjang dan tinggi
ruangan :
Tabel 3.2 Data dimensi dinding tiap
lantai
Ø Atap
Jenis atap pada bangunan rumah
sakit dipilih berdasarkan standar ASHRAE,
yaitu material no.11, roof terrace system,
memiliki nilai U sebesar 0.106. Horizontal
dan memiliki luas permukaan sebesar
12.776,7 sq.ft.
Gambar 3.2 Gambar data pemilihan atap
lantai arah panjang (ft)
tinggi (ft)
1
utara 118.1
19.7 selatan 170.6 barat 167.3 timur
11
utara 85.3
16.4 selatan 85.3 barat 196.85 timur 196.85
12 s/d 19
utara 85.3
13.12 selatan 85.3 barat 196.85 timur 196.85
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
8 Universitas Indonesia
Ø Kaca jenis kaca yang dipilih adalah single glass,
clear, tanpa indoor shade, dengan nilai U
sebesar 1.04.
Gambar 3.3 Gambar data pemilihan kaca
Karena belum ada detai gambar arsitektur
untuk kaca, maka luasan kaca dibuat sebesar 10 %
dari luasan dindingnya. Berikut ini data luas kaca
tiap lantainya :
Tabel 3.3 Data luas kaca tiap lantai
3.1.3 Data Internal
Ø Manusia
Jumlah orang ditentukan dengan
standar jumlah orang per 1000 sq.ft, maka
dipilihlah untuk perhitungan jumlah orang
dengan batasan maksimal 20 orang per 1000
sq.ft, data pemilihan ditunjukkan pada
gambar. Kemudian kalor sensibel dan kalor
laten yang dipilih adalah 250 btuh dan 200
btuh. lalu profil operasi dari jam 07.00
hingga 17.00 adalah 100 %, sedangkan dari
jam 17.00 hingga 07.00 adalah 90 %.
Gambar 3.4 Gambar data pemilihan kalor
sensibel dan kalor laten
Ø Pencahayaan dan Peralatan atau Mesin
Data untuk pencahayaan dan
peralatan sudah disebutkan diatas, masing-
masing 2 watt/sq.ft dan 1 watt/sq.ft. lalu
profil operasi untuk peralatan dan mesin
disamakan dengan profil operasi manusia,
sedangkan untuk pencahayaan berbeda,
yaitu dari jam 06.00 sampai jam 18.00
adalah 90%, sedangkan dari jam 18.00
sampai 06.00 adalah 100%.
3.1.4 Data Infiltrasi dan Ventilasi
Data infiltrasi menggunakan
metode air change/hour, dengan nilai
sebesar 0.3.
lantai arah panjang (ft)
tinggi (ft)
luas dinding luas kaca
1
utara 118,1
19,7
2326,57 232,657 selatan 170,6 3360,82 336,082 barat 167,3 3295,81 329,581 timur
11
utara 85,3
16,4
1398,92 139,892 selatan 85,3 1398,92 139,892 barat 196,85 3228,34 322,834 timur 196,85 3228,34 322,834
12 s/d 19
utara 85,3
13,12
1119,136 111,9136 selatan 85,3 1119,136 111,9136 barat 196,85 2582,672 258,2672 timur 196,85 2582,672 258,2672
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
9 Universitas Indonesia
Tabel 3.4 Tabel data udara infiltrasi
Data ventilasi dipilih 25 cfm/orang, data tersebut
diambil dari gambar berikut ini :
Gambar 3.5 Gambar tabel data pemilihan udara ventilasi
3.2 Data Ducting
Ø Gambar kerja arsitektur
Untuk melakukan tata letak ducting
dibutuhkan gambar kerja dari ruangan dan
bangunan. Data gambar arsitektur bangunan
dapat dilihat pada lampiran.
Ø Total air quantity
Total kebutuhan udara tiap lantai
didapatkan dari hasil perhitungan cooling load
yang telah dilakukan dengan software CHVAC.
Berikut ini adalah contoh gambar laporan check
figures hasil perhitungan cooling load :
Gambar 3.6 Gambar contoh laporan
check figures hasil cooling load dengan
software CHVAC
Pada laporan terlihat nilai total kebutuhan
suplay udara sebesar 26.540 CFM, nilai ini selain
dibutuhkan untuk perhitungan dimensi ducting bisa
juga digunakan sebagai referensi dalam pemilihan Air
Handling Unit (AHU). Berikut tabel hasil
perhitungan total kebutuhan suplay udara yang
didapatkan dari laporan check figures :
Tabel 3.5 Tabel total air quantity tiap
lantai
Ø Kecepatan Udara Inisial
Kecepatan udara inisial harus ditentukan
untuk mendapatkan ukuran luas penampang
duct, dan kecepatan udara yang digunakan
adalah 1500 FPM dari faktor batasan noise.
Lantai total air quantity (CFM) 1 26540 CFM 11 20382 CFM
12 s/d 18 (18283 CFM x 7) 19 19275 CFM
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
10 Universitas Indonesia
Tabel 3.6 Tabel rekomendasi kecepatan udara
untuk sistem ducting kecepatan rendah
Ø Data Tabel yang Diperlukan
(Terlampir)
• Grafik Friction loss for round ducts
• Data tabel circular equivalent diameter,
equivalent area and ducts class of
rectangular ducts for equal friction
• Data tabel friction of round elbows
• Data tabel friction of rectangular elbows
• Data tabel percent section area in
branches for maintaining equal area
4. ANALISA PERHITUNGAN DAN HASIL
4.1 Perhitungan cooling load dengan bantuan
software CHVAC
Software CHVAC adalah software yang besifat
komersial dan umum digunakan dalam membantu
dalam perhitungan yang berkaitan dengan sistem
HVAC. Pada pembahasan kali ini, software ini
digunakan untuk membantu mencari cooling laod dan
total kebutuhan suplay udara. Dengan diketahuinya
cooling load, dapat dijadikan acuan sebagai
pemilihan kapasitas chiller yang akan digunakan.
Lalu informasi total kebutuhan suplay udara, dapat
membantu dalam perancangan distribusi udara, dan
dalam pembahasan kali ini adalah sistem ducting.
Proses penggunaan software ini adalah
memasukan variabel-variabel data yang berpengaruh
pada perhitungan cooling load, jadi data-data yang
ada pada bab sebelumnya akan di-input ke dalam
software CHVAC. Sekarang mari kita bahas proses
input data pada software ini dengan data lantai 1.
4.1.1 General Project Data
Setelah menjalankan software dan memulai
proyek baru, akan muncul selanjutnya general
project data. Pada bagian ini yang paling terpenting
adalah melakukan input data pada tab design dan
more design.
Pada tab design akan muncul kolom isi
variabel mengenai faktor-faktor beban internal.
Kemudian isi kolom kosong tersebut dengan data
yang telah ditentukan pada bab sebelumnya. Tab
more design adalah untuk memilih metode dan
persentasi faktor keselamatan
Gambar 4.1 Tab design
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
11 Universitas Indonesia
Gambar 4.2 Tab More design
4.1.2 Operating Profiles
Gambar 4.3 Operating profiles
4.1.3 Indoor/Outdoor design condition
Gambar 4.4 design condition
4.1.4 Master Data
Gambar 4.5 Master data
4.1.5 Air Handler Data
Gambar 4.6 Air Handler Data
4.1.6 Zone Data
Gambar 4.7 Zone data
4.1.7 Reports
Pada bagian ini merupakan hasil akhir dari
evaluasi perhitungan cooling laod dan total suplay
udara. Pada reports berisi informasi-informasi
mengenai data-data yang telah diisi pada bagian-
bagian sebelumnya. Reports sangat berguna untuk
melakukan cek ulang dari pengisian data, selain itu
juga dapat digunakan untuk mengetahui adanya error
dalam pengisian data. Data reports lengkap dapat
dilihat pada lampiran.
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
12 Universitas Indonesia
Berikut ini adalah tabel hasil cooling load dan total
suplay udara dari hasil reports : (Tabel 4.1)
Duct Design
Lantai 1 Total suplay udara 26.540 CFM menurut
perhitungan, untuk menghitung duct gunakan
kapasitas yang ada di pasaran menjadi 30.000 CFM.
Skema tata letak ducting suplay udara :
Gambar 4.8 skema supply duct lt.1
1. Tentukan luas area permukaan untuk
mendapatkan equivalent diameter duct :
30.000 !"#1500 !"#
= 20 !". !"
Cari pada tabel circular equivalent
diameter, equivalent area and ducts class of
rectangular ducts for equal friction, didapat 68
in x 46 in, dan equivalent round duct 60.8 in.
Setelah itu gunakan grafik Friction loss for
round ducts untuk mendapatkan inisial friction
loss, sebesar 0.038 in.wg.
2. Duct area dapat dicari dengan tabel percent
section area in branches for maintaining equal area,
lalu tentukan ukuran duct dengan tabel circular
equivalent diameter, equivalent area and ducts class
of rectangular ducts for equal friction.
Tabel 4.1 Tabel data ukuran duct
Duct section
air quantity (cfm)
cfm capacity
(%)
Duct area (%)
area (sq.ft)
Duct size (in.)
A 30.000 100 100 20 68 x 46
A -‐ 1 3750 12,5 19,5 3,9 34 x 18
A -‐ B 26.250 87,5 90 18 64 x 44
B -‐ 2 3750 12,5 19,5 3,9 34 x 18
B -‐ C 22.500 75 80,5 16,1 54 x 46
C -‐ 3 3750 12,5 19,5 3,9 34 x 18
C -‐ D 18.750 62,5 70 14 52 x 42
D -‐ 4 3750 12,5 19,5 3,9 34 x 18
D -‐ E 15.000 50 58 11,6 42 x 42
E -‐ 5 3750 12,5 19,5 3,9 34 x 18
E -‐ F 11.250 37,5 46 9,2 52 x 28
F -‐ 6 3750 12,5 19,5 3,9 34 x 18
6 -‐ G 7.500 25 32,5 6,5 36 x 28
G -‐ 7 3750 12,5 19,5 3,9 34 x 18
G -‐ 8 3750 12,5 19,5 3,9 34 x 18
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
13 Universitas Indonesia
3. Duct dari fan hingga terminal delapan memiliki
hambatan terbesar. R/D = 1,25
Duct section item panjang panjang
tambahan A duct 13 elbow 27
A -‐ B duct 65,6 elbow 26
B -‐ C duct 26,2 C -‐ D duct 26,2 D -‐ E duct 26,2 elbow 23
E -‐ F duct 26,2 F -‐ G duct 26,2 G -‐ 8 duct 26,2
Total 235,8 76
Tabel 4.2 tabel perhitungan panjang duct (resistansi
tertinggi)
4. Total friction loss pada ducting dari fan hingga
terminal 8 adalah :
5.
!"#$%&'( = !"!#$ !"#$"#% ×!"!#!$% !"#$%#&' !"##
= 311,8 !" ×0,038 !".!"100 !"
= 0,12 !".!"
Total tekanan statis pada fan utama adalah :
= Duct friction + terminal pressure
= 0,12 in. wg + terminal pressure
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Perhitungan cooling load merupakan
langkah awal yang harus dilakukan dalam
hal desain air conditioning, dari hasil
perhitungan ini akan dijadikan dasar atau
acuan dalam menentukan faktor-faktor
sistem AC.
2. Penggunaan software CHVAC dapat
mempercepat proses perhitungan yang
berkaitan dengan sistem air conditioning,
karena hampir semua pemilihan data
variabel yang dibutuhkan dalam perhitungan
ada dalam database software tersebut.
3. Kelemahan software ini, yang didapat dari
hasil tulisan ini adalah terbatasnya database
informasi lokasi kota yang berpengaruh pada
nilai CLTD.
4. Dalam sistem distribusi udara, sistem
ducting sangat bervariasi baik dalam metode
duct sizing, pemilihan materialnya, tata
letak, pilihan aksesorisnya, sehingga sistem
ducting harus dijadikan pertimbangan
menyangkut masalah biaya.
5. Kondisi dan desain bangunan seringkali
menentukan desain ducting, apabila desain
suatu bangunan banyak terdapat “obstacle”
dalam perancangan ducting, maka akan
berdampak pada cost.
5.2 Saran
1. Variabel dalam menentukan cooling load
bervariasi, sehingga dibutuhkan ketelitian
dalam memilih data variabel yang akan
diperhitungkan.
2. Melakukan perhitungan cooling load
dengan software hendaknya pengguna
software memahami dahulu cara
menghitung cooling load secara manual.
3. Hendaknya dalam merancang sistem
ducting, rancanglah sesederhana mungkin,
karena rancangan yang rumit
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014
14 Universitas Indonesia
memungkinkan terjadinya friction loss yang
lebih besar.
DAFTAR REFERENSI
1. Dr. William Rudoy (1982). Cooling and
Heating Load Calculation Manual 3rd
edition. ASHRAE GRP 158, New York.
2. ASHRAE HVAC 2001 Fundamentals
Handbook
3. HVAC Handbook, CARRIER, new edition,
part 2. Air Distirbutor
Perhitungan cooling…, Yugo Bittriano, FT UI, 2014