UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG...
Transcript of UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG...
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPERILAKU BRAND SWITCHING KONSUMEN JASA
OPERATOR TELEKOMUNIKASI
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarmagister manajemen
MEILIDA NADIA0906654355
FAKULTAS EKONOMIPROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMENKEKHUSUSAN MANAJEMEN PEMASARAN
JAKARTAJANUARI 2012
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPERILAKU BRAND SWITCHING KONSUMEN JASA
OPERATOR TELEKOMUNIKASI
TESIS
MEILIDA NADIA0906654355
FAKULTAS EKONOMIPROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
JAKARTAJANUARI 2012
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
Telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Meilida NadiaNPM : 0906654355Tanda tangan :Tanggal : 6 Januari 2012
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan olehNama : Meilida NadiaNPM : 090665435Program Studi : Magister ManajemenJudul Skripsi : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Brand
Switching Konsumen Jasa Operator Telekomunikasi
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagaibagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar MagisterManajemen pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dr. Ir. Tengku Ezni Balqiah M.E ( )
Penguji : Dr. M. Gunawan Alif ( )
Penguji : John Daniel Rembeth, MBA ( )
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 6 Januari 2012
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan olehNama : Meilida NadiaNPM : 090665435Program Studi : Magister ManajemenJudul Skripsi : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Brand
Switching Konsumen Jasa Operator Telekomunikasi
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagaibagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar MagisterManajemen pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dr. Ir. Tengku Ezni Balqiah M.E ( )
Penguji : Dr. M. Gunawan Alif ( )
Penguji : John Daniel Rembeth, MBA ( )
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 6 Januari 2012
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan olehNama : Meilida NadiaNPM : 090665435Program Studi : Magister ManajemenJudul Skripsi : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Brand
Switching Konsumen Jasa Operator Telekomunikasi
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagaibagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar MagisterManajemen pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Dr. Ir. Tengku Ezni Balqiah M.E ( )
Penguji : Dr. M. Gunawan Alif ( )
Penguji : John Daniel Rembeth, MBA ( )
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 6 Januari 2012
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan hidayat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister
Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sejak masa
perkuliahan sampai dengan masa penyusunan tesis ini, akan sangat sulit bagi penulis
untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Rhenald Khasali, Phd selaku Ketua Program Studi Magister
Manajemen Universitas Indonesia.
2. Ibu Dr. Ir. Tengku Ezni Balqiah M.E selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan karya akhir ini.
3. Bapak Dr. M. Gunawan Alif serta Bapak John Daniel Rembeth, MBA selaku
dosen penguji yang telah memberikan saran dan koreksi agar penelitian ini
hasilnya semakin baik.
4. Keluarga sebagai motivasi utama penulis dalam melanjutkan pendidikan;
kedua orang tua, Tjahjana Tjakrawinata dan Diana Hartono, terima kasih atas
doa dan support baik moril maupun materiil, saudara-saudara tercinta Joddy
dan Ariesha atas motivasi tiada henti, serta Om, Tante, Sepupu-sepupu yang
tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas doa dan dukungannya.
Alm. Omma Farida Hartono yang sudah pergi meninggalkan kami, cinta dan
dukungan Omma akan selalu penulis ingat.
5. Syukriansyah Putra, atas waktunya yang tidak pernah habis untuk berdiskusi
dengan penulis, serta dukungan yang tiada henti bagi penulis sejak masa
perkuliahan hingga masa penulisan karya akhir.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
v
6. Staf dosen dan pengajar Magister Manajemen Universitas Indonesia dan
khususnya Bapak-Ibu Staf perpustakaan yang dengan sabar membantu penulis
dalam proses penyusunan karya akhir ini.
7. Teman-teman G 092 MM UI, Ami, Hana, Rajif, yang membuat kuliah terasa
selalu menyenangkan, Ranti, Ridzky, Mba Riwi, terima kasih atas
dukungannya selama ini, dan anggota G 092 lain serta kelas PS 092 yang
sangat cerdas, penuh canda tawa dan selalu membuat penulis merasa kerasan
dan selalu bersemangat di kampus, baik selama masa perkuliahan sampai
dengan penyusunan karya akhir ini.
8. Rekan-rekan Unit Marketing Divisi Telkom Flexi, terima kasih atas dukungan
dan pengertiannya sejak masa perkuliahan sampai dengan masa penulis
menyusun karya akhir ini.
Dalam penulisan karya akhir ini, penulis manyadari bahwa tulisan ini masih
jauh dibawah sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan. Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini dapat
memberikan sedikit kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Jakarta, 6 Januari 2012
Meilida Nadia
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIRUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawahini:
Nama : Meilida NadiaNPM : 0906654355Program Studi : Manajemen PemasaranFakultas : EkonomiJenis Karya : Tesis
Demin pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan kepadaUniversitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Brand Switching KonsumenJasa Operator Telekomunikasi.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusifini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihkan media/format,mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di: JakartaPada tanggal: 6 Januari 2012
Yang menyatakan
(Meilida Nadia)
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
vii Universitas Indonesia
ABTSRAK
Nama : Meilida NadiaProgram Studi : ManajemenJudul :Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Brand SwitchingKonsumen Jasa Operator Telekomunikasi
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhiperilaku brand switching konsumen jasa operator telekomunikasi. Hasil penelitian inidiharapkan nantinya dapat bermanfaat sebagai masukan bagi operator telekomunikasiuntuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumennya dalammelakukan brand switching. Berdasarkan hasil penelitian melalui survey pada 145responden, maka diperoleh bahwa price, core service failure, service failure, rasatidak nyaman (inconvenience), rasa penasaran, komunitas, involuntary switching, dankompetitor dari sesama operator merupakan faktor yang mempengaruhi konsumendalam melakukan brand switching ke operator lain.
Kata Kunci : Perilaku Brand Switching, Operator Telekomunikasi, Price,Community, Curiousity, Service Failure, Inconvenience
ABSTRACTName : Meilida NadiaStudy Program: ManagementTitle :Analyzing Factors that Influence Brand Switching Behavior forTelecommunication Operator Consumer
This study aims to analyze the factors that influence brand switching behavior ofconsumers of telecommunications service operators. The results of this study areexpected to be useful as inputs for telecommunication operators to determine whatfactors are affecting consumers in doing brand switching. Based on the results of theresearch through a survey of 145 respondents, it was found that price, core servicefailure, service failure, inconvenience, curiosity, community, involuntary switching,and competitors from the same operator are factors that affects consumer in brandswitching to other operators.
Keyword : Brand Switching, Telecommunication Operators, Price, Community,Curiousity, Service Failure, Inconvenience
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
viii Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... iHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ iiHALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iiiKATA PENGANTAR ......................................................................................... ivHALAMAN PESETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................... vABSTRAK ........................................................................................................... viABSTRACT ........................................................................................................... viDAFTAR ISI......................................................................................................... viiDAFTAR TABEL................................................................................................. xDAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiDAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 11.1 Latar Belakang .................................................................................... 11.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 51.3 Tujuan ................................................................................................. 51.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 61.5 Ruang Lingkup.................................................................................... 61.6 Sistematika Penulisan ......................................................................... 7
BAB 2 LANDASAN TEORI .............................................................................. 92.1 Merek .................................................................................................. 92.2 Perpindahan Merek ............................................................................. 112.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Brand Switching ........................ 15
2.3.1 Pricing............................................................................... 152.3.2 Inconvenience.................................................................... 182.3.3 Core Service Failure ......................................................... 182.3.4 Response to Service Failure.............................................. 212.3.5 Competitors ....................................................................... 222.3.6 Involuntary Switching ....................................................... 232.3.7 Curiosity............................................................................ 242.3.8 Community ........................................................................ 24
2.4 Perilaku Konsumen ............................................................................. 252.4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen .. 26
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
ix Universitas Indonesia
2.4.1.1 Internal Influences ................................................ 252.4.1.2 External Influences ............................................... 26
2.5 Pembuatan Keputusan oleh Konsumen .............................................. 292.6 Layanan Jasa Operator di Indonesia ................................................... 342.7 Perilaku Pengguna Jasa Layanan Telekomunikasi di Indonesia......... 37
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 383.1 Jenis Penelitian.................................................................................... 383.2 Variabel Penelitian.............................................................................. 38
3.2.1 Pricing............................................................................... 383.2.2 Inconvenience.................................................................... 393.2.3 Core Service Failure ......................................................... 393.2.4 Response to Service Failure.............................................. 393.2.5 Competitors ....................................................................... 393.2.6 Involuntary Switching ....................................................... 403.2.7 Curiosity............................................................................ 403.2.8 Community ........................................................................ 41
3.3 Definisi Operasional ........................................................................... 413.4 Desain Penelitian ................................................................................ 50
3.4.1 Penelitian Eksploratori ...................................................... 503.4.2 Penelitian Kuantitatif ........................................................ 51
3.5 Metode Pengumpulan Data................................................................. 513.5.1 Sumber Data...................................................................... 513.5.2 Teknik Pengumpulan Data................................................ 52
3.6 Desain Kuesioner ................................................................................ 523.6.1 Tahap Penyusunan Kuesioner........................................... 533.6.2 Format Pertanyaan ............................................................ 543.6.3 Skala Pengukuran.............................................................. 54
3.7 Sampel dan Ukuran Sampel ................................................................ 553.7.1 Populasi Penelitian Tahap Penyusunan Kuesioner ........... 553.7.2 Ukuran Sampel.................................................................. 553.7.3 Teknik Sampling ............................................................... 55
3.8 Metode Analisis Data.......................................................................... 553.8.1 Analisis Deskriptif ............................................................ 553.8.2 Cross Tab .......................................................................... 563.8.3 Uji Reliabilitas .................................................................. 563.8.4 Analisis Faktor .................................................................. 56
3.8.4.1 Analisis Faktor Eksplorasi .................................... 563.8.5 Independent Sample T-test ................................................ 57
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
x Universitas Indonesia
3.8.6 Analysis of Variance (ANOVA) ...................................... 573.9 Hipotesis Penelitian ............................................................................ 57
3.9.1 Hipotesis 1 ........................................................................ 583.9.2 Hipotesis 2 ........................................................................ 583.9.3 Hipotesis 3 ........................................................................ 593.9.4 Hipotesis 4 ........................................................................ 59
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN...................................................... 604.1 Uji Pendahuluan.................................................................................. 604.2 Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 624.3 Screening dan Profil Responden ......................................................... 63
4.3.1 Tabulasi Silang Antara Screening dan Profil Responden . 644.3.2 Profil Responden............................................................... 614.3.3 Tabulasi Silang Antara Screening dan Profil Responden . 64
4.4 Analisis Faktor .................................................................................... 674.5 Independent Sample t-test ................................................................... 71
4.5.1 Uji Mean Faktor Price dengan Jenis Kelamin .................. 734.5.2 Uji Mean Faktor Inconvenience dengan Jenis Kelamin ... 744.5.3 Mean Faktor Core Service Failure dengan Jenis Kelamin 754.5.4 Uji Mean Faktor Service Failure dengan Jenis Kelamin.. 764.5.5 Uji Mean Faktor Competitors dengan Jenis Kelamin....... 764.5.6 Uji Mean Faktor Involuntary dengan Jenis Kelamin ........ 774.5.7 Uji Mean Faktor Curiosity dengan Jenis Kelamin............ 784.5.8 Uji Mean Faktor Community dengan Jenis Kelamin ........ 78
4.6 Uji ANOVA ........................................................................................ 794.6.1 Uji Mean Faktor Brand Switching Terhadap Usia............ 79
4.6.1.1 Uji Mean Faktor Price dengan Usia ..................... 804.6.1.2 Uji Mean Faktor Inconvenience dengan Usia ....... 804.6.1.3 Uji Mean Faktor Core Service Failure dengan Usia 814.6.1.4 Uji Mean Faktor Service Failure dengan Usia ..... 814.6.1.5 Uji Mean Faktor Competitors dengan Usia .......... 824.6.1.6 Uji Mean Faktor Involuntary dengan Usia ........... 834.6.1.7 Uji Mean Faktor Curiosity dengan Usia ............... 834.6.1.8 Uji Mean Faktor Community dengan Usia............ 84
4.6.2 Uji Mean Faktor Brand Switching Terhadap Pekerjaan ... 844.6.2.1 Uji Mean Faktor Price dengan Pekerjaan ............. 854.6.2.2 Uji Mean Faktor Inconvenience dengan Pekerjaan 854.6.2.3 Uji Mean Faktor Core Service Failure dengan Pekerjaan
............................................................................... 864.6.2.4 Uji Mean Faktor Service Failure dengan Pekerjaan 86
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
xi Universitas Indonesia
4.6.2.5 Uji Mean Faktor Competitors dengan Pekerjaan.. 874.6.2.6 Uji Mean Faktor Involuntary dengan Pekerjaan ... 874.6.2.7 Uji Mean Faktor Curiosity dengan Pekerjaan....... 884.6.2.8 Uji Mean Faktor Community dengan Pekerjaan ... 89
4.6.3 Uji Mean Faktor Brand Switching Terhadap Penghasilan 904.6.3.1 Uji Mean Faktor Price dengan Penghasilan ......... 904.6.3.2 Uji Mean Faktor Inconvenience dengan Penghasilan 914.6.3.3 Uji Mean Faktor Core Service Failure dengan
Penghasilan ........................................................... 914.6.3.4 Uji Mean Faktor Service Failure dengan Penghasilan924.6.3.5 Uji Mean Faktor Competitors dengan Penghasilan 924.6.3.6 Uji Mean Faktor Involuntary dengan Penghasilan 934.6.3.7 Uji Mean Faktor Curiosity dengan Penghasilan ... 934.6.3.8 Uji Mean Faktor Community dengan Penghasilan 94
4.6.4 Uji Mean Faktor Brand Switching Terhadap Pengeluaran 954.6.4.1 Uji Mean Faktor Price dengan Pengeluaran ......... 954.6.4.2 Uji Mean Faktor Inconvenience dengan Pengeluaran 964.6.4.3 Uji Mean Faktor Core Service Failure dengan
Pengeluaran........................................................... 964.6.4.4 Uji Mean Faktor Service Failure dengan Pengeluaran974.6.4.5 Uji Mean Faktor Competitors dengan Pengeluaran 974.6.4.6 Uji Mean Faktor Involuntary dengan Pengeluaran 984.6.4.7 Uji Mean Faktor Curiosity dengan Pengeluaran... 984.6.4.8 Uji Mean Faktor Community dengan Pengeluaran 99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 1005.1 Kesimpulan ......................................................................................... 1005.2 Implikasi Manajerial ........................................................................... 1025.3 Saran Penelitian Selanjutnya............................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 104
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
xii Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Market Share Operator 2010 s.d 2011 (Semester 1) Indonesia 2
Tabel 1.2 Daftar Market Share Operator CDMA 2010 s.d 2011 (Semester 1) di
Indonesia .............................................................................................................. 2
Tabel 1.3 Tingkat Loyalitas Konsumen Berbagai Industri di Dunia ................... 5
Tabel 2.1 Manfaat Merek bagi Pelanggan dan Perusahaan ................................. 10
Tabel 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelanggan akan Kualitas ............ 21
Tabel 2.3 Daftar Operator Telepon GSM dan CDMA di Indonesia Beserta Jumlah
Pelanggan Masing-Masing Operator .................................................................... 34
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................... 41
Tabel 4.1 Uji Pretest untuk Validitas dan Reliabilitas .......................................... 61
Tabel 4.2 Uji Test untuk Validitas dan Reliabilitas .............................................. 62
Tabel 4.3 Profil Demografi Responden ................................................................ 62
Tabel 4.4 Tabulasi Silang Alasan Pindah/Tidaknya Operator ............................. 64
Tabel 4.5 Tabulasi Silang Usia dan Operator yang Digunakan........................... 65
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dan Usia Responden........................... 65
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Penghasilan Responden ................ 66
Tabel 4.8 Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Pengeluaran Responden................. 66
Tabel 4.9 Analisis Faktor ...................................................................................... 67
Tabel 4.10 Rotated Component Matrix ................................................................ 68
Tabel 4.11 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Brand Switching ........................ 69
Tabel 4.12 Probabilitas Varian Faktor Terhadap Variabel Jenis Kelamin ............... 72
Tabel 4.13 Probabilitas Mean faktor terhadap jenis kelamin ...................................... 73
Tabel 4.14 Uji Mean Faktor Price dengan Jenis Kelamin ......................................... 73
Tabel 4.15 Uji Mean Faktor Inconvenience dengan Jenis Kelamin ............................ 74
Tabel 4.16 Uji Mean Faktor Core Service Failure dengan Jenis Kelamin ................... 75
Tabel 4.17 Uji Mean Faktor Service failure dengan Jenis Kelamin ............................ 76
Tabel 4.18 Uji Mean Faktor Competitors dengan Jenis Kelamin................................ 76
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
xiii Universitas Indonesia
Tabel 4.19 Uji Mean Faktor Involuntary dengan Jenis Kelamin................................. 77
Tabel 4.20 Uji Mean Faktor Curiosity dengan Jenis Kelamin .................................... 78
Tabel 4.21 Uji Mean Faktor Community dengan Jenis Kelamin ................................. 78
Tabel 4.22 Hasil Uji ANOVA .............................................................................. 79
Tabel 4.23 Probabilitas Mean Varian Faktor Price Terhadap Variabel Usia ....... 80
Tabel 4.24 Test of Homogeneity of Variances Brand switching terhadap Pekerjaan
............................................................................................................................... 84
Tabel 4.25 Varian Faktor Price Terhadap Variabel Pekerjaan ............................. 85
Tabel 4.26 Test of Homogeneity of Variances Brand switching terhadap Penghasilan
............................................................................................................................... 90
Tabel 4.27 Varian Faktor Price Terhadap Variabel Penghasilan ......................... 90
Tabel 4.28 Test of Homogeneity of Variances Brand switching terhadap Pengeluaran
............................................................................................................................... 95
Tabel 4.29 Varian Faktor Price Terhadap Variabel Pengeluaran ......................... 95
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
xiv Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Struktur Pasar Pembelian Ulang dan Perpindahan Merek .............. 13
Gambar 2.2: Struktur Pasar Pembelian Ulang dan Perpindahan Merek .............. 14
Gambar 2.3: Model Pemrosesan Kognitif Pengambilan Keputusan Konsumen 31
Gambar 2.4: Tahapan Pembuatan Keputusan oleh Konsumen............................ 32
Gambar 2.5: Problem Recognition: Pergeseran dalam Tingkat Ideal dan Aktual 33
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
xv Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: KMO & Bartlett’s Tes ....................................................................
Lampiran 2: Total Variance Explained ...............................................................
Lampiran 3: Rotated Component Matrix ............................................................
Lampiran 4: Uji T Terhadap Jenis Kelamin ........................................................
Lampiran 5: Independent Sample Test ...............................................................
Lampiran 6: Uji ANOVA Terhadap Usia ............................................................
Lampiran 7: Uji ANOVA Terhadap Pekerjaan....................................................
Lampiran 8: Uji ANOVA Terhadap Penghasilan ................................................
Lampiran 9: Uji ANOVA Terhadap Pengeluaran................................................
Lampiran 10: Means ANOVA..............................................................................
Lampiran 11: Riset Eksploratori ...........................................................................
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
1Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, semakin banyak merek yang
menghasilkan produk serupa seperti merek-merek di industri consumer goods,
elektronik, dan telekomunikasi. Dengan banyaknya merek yang ada, mengakibatkan
konsumen dengan mudah berpindah dari satu merek ke merek lainnya (Menon dan
Khan, 1995). Melihat fenomena tersebut, perusahaan seharusnya dapat memenuhi
apa yang dibutuhkan oleh konsumen untuk mencegah konsumennya berpindah
merek. Pengambilan keputusan brand switching yang dilakukan konsumen dapat
terjadi karena adanya ketidakpuasan yang diterima konsumen setelah melakukan
pembelian. Ketidakpuasan ini muncul karena harapan konsumen tidak sama atau
lebih tinggi daripada kinerja yang diterimanya dari pemasar, dan dapat
mempengaruhi sikap dan niat untuk melakukan pembelian pada masa konsumsi
berikutnya (Junaidi dan Dharmmesta, 2002).
Salah satu penyedia jasa yang rentan terhadap perilaku brand switching
konsumen adalah industri telekomunikasi. Persaingan di industri telekomunikasi di
Indonesia semakin lama semakin sengit, dikarenakan penduduk Indonesia pada akhir
tahun 2010 sebesar 238 juta penduduk (sumber www.bps.go.id ) sementara pada
bulan Juni 2011 tercatat 261.6 juta orang menggunakan layanan operator
telekomunikasi, selain itu banyaknya operator di Indonesia yang menawarkan
layanan serupa. Hal ini bisa kita lihat dari data market share operator
Telekomunikasi di Indonesia berikut:
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
2
Universitas Indonesia
Tabel 1.1 Daftar Market Share Operator 2010 s.d 2011
(Semester 1) di Indonesia
No Operator Market share 2010 Market share 2011
1 Telkomsel 41.93% 40.11%2 Indosat 17.77% 17.65%3 XL 16.67% 14.86%4 Tri 4.77% 7%5 Axis 3.11% 4.68%6 Mobile 8 1.22% 0.00%7 Esia 5.05% 5.44%8 Flexi 7.08% 7.46%9 Smart 1.99% 2.58%
10 StarOne 0.31% 0.16%11 Ceria 0.10% 0.06%
Sumber: Data Spire September 2010 & Juni 2011
Pada akhir bulan Juni 2011 tercatat 261,6 juta pengguna layanan operator baik
GSM maupun CDMA. Telkomsel tercatat memiliki market share sebesar 40,1%,
dimana Telkomsel mengalami penurunan market share, diikuti oleh Indosat sebesar
17,6% dan XL Axiata sebesar 14,8% yang juga mengalami penurunan. Untuk market
share secara keseluruhan Telkom Flexi tercatat sebesar 7.46%, namun untuk pangsan
pasar CDMA, Telkom Flexi merupakan pemimpin pasar. Hal ini bisa kita lihat dari
data berikut:
Tabel 1.2 Daftar Market Share Operator CDMA 2010 s.d 2011
(Semester 1) di Indonesia
Sumber: Data Spire September 2010 & Juni 2011
No Operator Market share 2010 Market share 2011
1 Flexi 56.92% 57.14%2 Esia 40.58% 41.65%3 StarOne 2.50% 1%
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
3
Universitas Indonesia
Dari data diatas dapat kita lihat bahwa Telkom Flexi memiliki 57,4% market
share CDMA yang mengalami peningkatan sejak tahun 2010, dan diikuti oleh Bakrie
Telecom sebesar 41,6% yang juga mengalami peningkatan sejak tahun 2010.
Dalam menghadapi persaingan yang sengit, setiap operator melakukan
berbagai berbagai upaya untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader di
Indonesia dan terus berupaya untuk meningkatkan market share. Usaha yang
dilakukan mulai dari mengeluarkan handset bundling, melakukan promosi di
berbagai media, serta membuat program pricing yang bertujuan untuk menarik baru
maupun pelanggan operator lain untuk melakukan brand switching ke tiap operator.
Contoh dari program pricing dan promosi operator antara lain Telkomsel yang
membuat program bazaar, melakukan bundling dengan handset high-end (harga dan
spesifikasi yang sangat baik) seperti Iphone sampai dengan handset low-end (harga
murah). Hal ini diikuti oleh XL yang juga merupakan pemain cukup besar di
Indonesia, dengan menawarkan paket handset Android, Iphone, dan Blackberry.
Selain menawarkan paket bundling, Telkomsel dan XL juga tetap melakukan
persaingan dalam penawaran Axis sebagai pemain baru masih menawarkan program
yang berhubungan dengan harga murah salah satunya Axis hemat ke semua. Tri
sebagai pemain yang sudah lebih lama juga menawarkan paket telepon, SMS seperti
Super Tri, Tarif Edan, dan SMS gratis 24 jam ke semua operator. Berbeda dengan
Axis dan Tri, SmartFren sebagai operator CDMA fokus pada penjualan paket data
dengan menjual bundling modem, dan diikuti oleh AHA yang juga menjual bundling
modem dan paket data murah. Flexi dan Esia masih fokus pada penjualan layanan
suara dan SMS, serta penawaran bundling handset low-end.
Brand switching terjadi saat seorang atau sekelompok konsumen berpindah
pemakaian dari satu merek ke merek lainnya. Fenomena ini dapat terjadi karena
berbagai alasan seperti banyaknya produk sejenis yang adal di pasar, cara promosi,
dan persaingan harga yang akan memudahkan konsumen untuk melakukan variety
seeking (pembelian bervariasi) seperti yang dijelaskan Menon dan Khan (1995)
bahwa perilaku berpindah dapat berasal dari sangat beragamnya penawaran produk
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
4
Universitas Indonesia
lain, atau karena terjadi masalah dengan produk yang sudah dibeli (Mutyalestari,
2009). Sedangkan menurut Assael (1995) perpindahan merek terjadi pada produk-
produk dengan karakteristik keterlibatan yang rendah (Low Involvement) (Widyasari,
2008).
Istilah brand switching di dunia telekomunikasi biasa disebut Churn Rate,
yang artinya persentase berhentinya pelanggan dari operator tertentu karena alasan
tertentu dalam satuan waktu (umumnya tahun). Apabila pada akhir tahun suatu
operator memiliki 10 juta pelanggan dengan tingkat churn rate sebesar 2% maka
berarti 200.000 pelanggan telah berhenti atau berpindah ke operator lain. Churn rate
merupakan indikator kemapanan sebuah operator, semakin rendah tingkat churn rate,
semakin baik kinerja operator tersebut (www.mobileburn.com).
Churn rate di pasar operator di Indonesia berkisar antara 12-15%, bergantung
perusahaan operatornya itu sendiri. Pada tahun 2010, sekitar 12.404.000 sampai
35.505.000 pelanggan yang berhenti dari satu operator ke operator lainnya. Sumber
lain menyebutkan churn rate di Indonesia mencapai 20% (www.kompasiana.com ).
Perilaku pelanggan layanan telekomunikasi yang sering berpindah ke oprator lain
juga didukung oleh data tingkat loyalitas industri, dimana loyalitas pelanggan industri
telekomunikasi berada di tingkat kedua terendah di dunia sebelum loyalitas karyawan
dalam berkomitmen (TNS dalam Akbar, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa secara
keseluruhan tingkat loyalitas pengguna layanan jasa telekomunikasi memang rendah
dan berpindah dari satu layanan ke layanan operator lain merupakan hal yang tidak
asing bagi pengguna layanan operator.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
5
Universitas Indonesia
Tabel 1.3 Tingkat Loyalitas Konsumen Berbagai Industri di Dunia
Industri IndeksBeer 82Cigarettes 80Diswashing Liquid 76Fast Food 69Soft Drinks 66Cars 63Petrol 61Banking 59Newspaper 49Telco 45Employee Commitment 43Sumber: www.tns.com/news/blogs dalam Akbar (2009)
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perpindahan merek konsumen
adalah persepsi harga. Licshtenstein, Ridgway & Netemeyer (1993) dalam
penelitiannya mengemukakan bahwa harga menjadi salah satu isyarat paling dominan
dalam pemasaran, hal tersebut dikarenakan harga ada pada semua situasi pembelian.
Harga juga merupakan salah satu isyarat yang digunakan konsumen dalam proses
persepsi, dimana harga akan mempengaruhi penilaian konsumen terhadap suatu
produk (Monroe, 1990). Selain itu yang varietas, packaging (Ness et al., 2002; Dick
et al., 1996; Veloutsou et al., 2004) dan ketidakpuasan (Abendoth, 2001; Shukla,
2004), kualitas dan kepuasan (McDougall dan Levesque, 2000), ketertarikan dari
produk atau jasa alternatif lain (Jones, Mothersbaugh, dan Beatty, 2000), perilaku
terhadap keputusan perpindahan (Bansal dan Taylor, 1999), pengaruh sosial (Bansal
dan Taylor, 1999) menjadi faktor yang mempengaruhi perpindahan merek konsumen.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi perpindahan merek konsumen, konsumen
seringkali dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi citra diri,
gaya hidup, dan pola konsumsi. Ada beberapa faktor penting yang telah diidentifikasi
oleh para peneliti, antara lain usia, jenis kelamin, gaya hidup, dan frekuensi
pembelian (Jacoby dan Chestnut, 1978; Veloutosou et al., 2004). Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
6
Universitas Indonesia
“Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Brand switching
Konsumen Operator Telekomunikasi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, operator telekomunikasi
memiliki tingkat churn rate atau brand switching yang cukup tinggi dan hal tersebut
menjadi cerminan performansi perusahaan.
Dari masalah yang tersebut, rumusan masalah pada penelitian ini adalah
Faktor apa saja yang membuat pelanggan operator untuk melakukan brand switching
dari satu operator ke operator lainnya? Selain itu akan dilihat pengaruh demografi
responden seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan dan pengeluaran.
Adapun pertanyaan pada penelitian ini adalah:
a. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggan suatu operator untuk
melakukan brand switching?
b. Apakah terdapat perbedaan faktor berdasarkan demografi pelanggan (usia,
jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan dan pengeluaran) dan pengaruhnya
terhadap keputusan brand switching?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian secara umum adalah :
a. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
pelanggan suatu operator untuk melakukan brand switching ke operator
lain.
b. Untuk mengidentifikasi apakah terdapat perbedaan faktor yang
mempengaruhi pelanggan suatu operator untuk brand switching ke
operator lain berdasarkan demografi.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
7
Universitas Indonesia
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna bagi:
1. Penulis
Bagi penulis, penelitian ini dapat menjadi pembelajaran dalam melakukan
marketing research khususnya dalam bidang perilaku konsumen.
Pengetahuan tentang marketing research sangat penting dalam
pengambilan keputusan di bidang marketing.
2. Keilmuan
Bagi keilmuan, penelitian ini berguna dalam memperkaya hasanah
penelitian marketing research yang diaplikasikan dalam produk operator
telekomunikasi.
3. Operator Telekomunikasi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada perusahaan Telekomunikasi mengenai faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi pelanggan untuk melakukan brand switching.
1.5 Ruang Lingkup
a. Objek penelitian ini adalah faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen
dalam melakukan brand switching.
b. Subjek penelitian ini adalah pelanggan operator telekomunikasi yang
berada di Area Jabodetabek karena daerah tersebut merupakan daerah yang
persaingannya paling tinggi dibandingkan dengan daerah lain, dan dengan
rentang usia 18 sampai dengan > 30 tahun tahun.
c. Waktu penelitian adalah bulan September – November 2011
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
8
Universitas Indonesia
1.6 Sistematika Penulisan
Bab. 1 PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan berisikan latar belakang yang melandasi masalah
tersebut, dilanjutkan dengan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini, manfaat, dan diakhiri dengan sistematika penulisan
penelitian ini.
Bab. 2 LANDASAN TEORI
Bagian kedua ini akan membahas lebih lengkap mengenai teori-teori yang
dapat membantu pemahaman lebih lanjut mengenai alasan orang melakukan
brand switching, definisi perilaku konsumen dan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku konsumen, layanan jasa telekomunikasi di Indonesia,
dan perilaku konsumen pengguna jasa telekomunikasi di Indonesia.
Bab. 3 METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ketiga ini berisikan metode penelitian, definisi operasional
penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data primer dan sekunder,
metode pengumpulan sampel menggunakan kuesioner, dan metode analisis
yang digunakan antara lain Uji Reliabilitas, Analisa Deskriptif, Analisis
Faktor, Exploratory Factor Analysis, Goodness to Fit, Uji Parsial (Uji T), dan
Analysis of Variance (ANOVA) untuk menganalisa masalah pada penelitian
ini.
Bab. 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini akan diberikan informasi mengenai hasil analisa data faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan brand
switching dari hasil objek penelitian, analisa data, dan interpretasi hasil serta
melihat apakah adanya perbedaan faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen dalam melakukan brand switching dari segi demografi.
Bab. 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dan proses analisa data dan saran-saran yang
sekiranya dapat menjadi masukan bagi pembaca penelitian ini maupun bagi
perusahaan objek penelitian ini.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
9Universitas Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Merek
Merek merupakah salah satu instrumen yang sangat penting dalam pemasaran.
Kekuatan dari sebuah merek ditandai dengan kemampuannya untuk bertahan di masa
yang sulit sekalipun. Sebuah merek yang baik akan dengan sendirinya akan sanggup
melewati batas dengan dukungan saluran distribusi yang kuat dan memberikan
seluruh nilai yang dikehendaki oleh konsumen. Sukses tidaknya sebuah merek dapat
terjawab jika sebuah produk dengan merek yang melekat padanya telah mampu
memberikan keuntungan fungsional untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan
segenap persaingan di dalamnya (Aditya, 2004 dalam Oktariko 2011).
Istilah brand berasal dari kata brandr yang berarti “to brand” yaitu aktivitas
yang sering dilakukan para peternak sapi di Amerika dengan memberikan tanda pada
ternak mereka untuk memudahkan identifikasi kepemilikan sebelum dijual ke pasar
(Keller, 1998). Sementara menurut Afiff (2002) kata merek yang sering kita gunakan
sebagai terjemahan dari brand berasal dari bahasa Belanda yang diadopsi dan
digunakan secara luas dalam bahasa pemasaran kita (Sadat, 2009).
Menurut Aaker (1991) merek jangan hanya dipandang sebagai sebuah merek
tetapi harus disadari sebagai sebuah nyawa. Dari pernyataan itu pula ia menyarankan
merek haruslah dianggap bukan sebagai produk atau jasa tetap sebagai sebuah
organisasi, orang atau simbol yang membedakannya dari merek-merek lain (Halim,
2002).
Merek lebih dari sekedar symbol, melainkan memiliki enam tingkatan
pengertian (Aditya, 2004 dalam Oktariko 2011), antara lain:
a. Atribut : Merek mengingat pada atribut tertentu,
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
10
Universitas Indonesia
b. Manfaat : Atribut dikembangkan untuk menjadi manfaat fungsional dan
emosional,
c. Nilai : Merek juga menyatakan nilai produsen. Pemasar merek harus dapat
mengetahui kelompok pembeli yang mana yang mencari nilai-nilai dari suatu
produk tertentu.
d. Budaya : Merek mewakili budaya tertentu,
e. Kepribadian : Merek mencerminkan kepribadian tertentu. Kadangkala merek
mencerminkan kepribadian seseorang yang terkenal,
f. Pemakai : Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan merek tersebut. Pemakainya adalah orang yang menghargai
nilai, budaya, dan kepribadian produk tersebut (Kotler, 1996).
Merek-merek yang kuat akan memberikan jaminan kualitas dan nilai tinggi
kepada pelanggan, yang akhirnya juga berdampak luas terhadap perusahaan. Berikut
ini terdapat beberapa manfaat merek yang dapat diperoleh pelanggan dan perusahaan:
Tabel 2.1 Manfaat Merek bagi Pelanggan dan Perusahaan
Pelanggan PerusahaanMerek sebagai lambang kualitas Magnet bagi pelangganMempermudah prosespembelian
Alat proteksi dari peniruan
Alat mengidentifikasi produk Memiliki segmen pelanggan yangloyal
Mengurangi resiko Membedakan produk daripesaing
Memberi nilai psikologis Mengurangi perbandingan hargasehingga dapat dijual denganharga premium
Mewakili kepribadian Memudahkan penawaran produkbaruBernilai finansial tinggiSenjata dalam kompetisi
Sumber: Sadat (2009) dalam Oktariko (2011)
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
11
Universitas Indonesia
2.2 Perpindahan Merek (Brand switching)
Perilaku perpindahan merek atau brand switching pada pelanggan merupakan
suatu fenomena yang kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku,
persaingan, dan waktu (Srinivasan, 1996). Perilaku brand switching juga dapat terjadi
karena adanya masalah yang ditemukan atas produk yang sudah dibeli (Widyasari,
2008). Menurut Van Trijp, Hoyer, dan Inman (1996) brand switching yang
dilakukan konsumen disebabkan oleh pencarian variasi. Sedangkan menurut Assael
(1995) brand switching terjadi pada produk-produk dengan karakteristik keterlibatan
pembelian yang rendah (Low Involvement). Tipe perilaku konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian yang cenderung melakukan brand switching
adalah pengambilan keputusan terbatas dan inersia. Konsumen yang hanya
mengaktifkan tahap kognitifnya adalah konsumen yang paling rentan terhadap
perpindahan merek karena adanya rangsangan pemasaran (Junaidi dan Dharmmesta,
2002 dalam Oktariko 2011).
Menurut Boyle, Halfacree, dan Robinson dalam Bansal, Taylor & James
(2005) migrasi dalam pengertian geografis mencakup perpindahan seseorang diantara
dua tempat dalam satu waktu tertentu. Analogi dalam pengertian migrasi geografis
tersebut dapat disamakan dengan perpindahan konsumen terhadap penyedia jasa.
Immigran (konsumen) pergi (berpindah) dari satu Negara (penyedia jasa) ke yang lain
(Bansal, et al, 2005 dalam Rahmania 2010).
Konsumen yang secara bebas memilih untuk berpindah antar penyedia jasa
dinamakan voluntary migrant. Sedangkan konsumen yang tidak memiliki pilihan
selain pindah penyedia jasa, seperti penyedia jasanya saat ini telah tutup atau
bangkrut merupakan refugees (Bansal, et al, 2005). (Bansal, et al, 2005) juga
mengatakan bahwa perpindahan dapat dikategorikan berdasarkan tingkat perpindahan
atau perubahan yang dilakukan, yaitu:
a. Intraurban migration atau redential mobility, yaitu perpindahan konsumen
diantara penyedia jasa yang berbeda dalam satu jenis jasa yang sama.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
12
Universitas Indonesia
b. International migration, yaitu perpindahan konsumen dari satu tipe atau
bentuk penyedia jasa ke tipe atau bentuk penyedia jasa yang lain untuk
memenuhi kebutuhannya.
c. National migration, yaitu perpindahan konsumen diantara beberapa merek
penyedia jasa.
Menurut Keaveney dan Parthasarathy dalam Anton, Camarero, dan Carerro
(2005) keinginan untuk berpindah akan lebih sering muncul untuk jasa yang
digunakan secara berkelanjutan dan terus menerus, seperti asuransi, bank, jasa
pelayanan publik, asuransi kesehatan, dan telekomunikasi. Keputusan untuk
memutuskan hubungan dengan penyedia jasa merupakan salah satu pertimbangan
dalam tahap pengambilan keputusan yang terjadi saat konsumen mulai
mempertimbangkan adanya penyedia jasa yang lain (Anton, et al, 2005 Rahmania
2010).
Grzybowsky (2007) mengemukakan bahwa konsumen hanya mau melakukan
perpindahan apabila harga yang ditetapkan oleh pesaing lebih rendah dari harga yang
ditetapkan oleh produk yang digunakan saat ini. Bila dilihat dari struktur industri,
industri dengan jumlah kompetitor yang banyak akan bermain dengan kebijakan
penetapan harga, dimana hal ini akan membentuk konsumen, baik untuk konsumen
baru maupun konsumen yang tidak loyal, yang sering berpindah karena sensitif
terhadap harga (price sensitive). Konsumen yang sensitif terhadap harga tersebut
cenderung akan memilih produk dengan harga yang lebih murah. Konsumen biasanya
membandingkan harga atau suatu produk dengan harga produk lain untuk
mendapatkan pertimbangan mengenai keuntungan ataupun kerugian yang akan
timbul dalam keputusan pembelian produk tersebut (Putles, 1992 dalam Rahmania
2010).
Brand switching merupakan bagian postpurchase behavior yaitu beralihnya
konsumen dari suatu merek produk yang digunakan dalam suatu waktu penggunaan
(www.swa.co.id). Ada beberapa faktor yang menyebabkan konsumen beralih dari
satu merek ke merek yang lain (www.mars-e.com), yaitu apabila kebutuhannya tidak
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
13
Universitas Indonesia
terpenuhi dengan produk atau jasa yang sebelumnya digunakan (core product
problem), tidak puas dengan layanan yang diberikan oleh pemilik merek (augmented
product problem), ada merek lain yang memberikan benefit yang lebih baik (tidak
berarti dissatiffied terhadap produk sebelumnya) dan ada keinginan untuk mencoba
sesuatu yang lain (variety seeking). Menurut Purwani dan Dharmmesta (2002)
kendala yang dihadapi konsumen untuk pindah dari satu merek ke merek lain tidak
sesederhana perasaan puas dan tidak puas saja. Hal ini juga berkaitan dengan adanya
biaya (financial dan non financial) yang harus ditanggung oleh konsumen (Herri,
Syafrizal, dan Kusuma, 2007 dalam Oktariko 2011).
Menurut Lin, Wu, dan Wang (2000) dalam Oktariko (2010) loyalitas merek
adalah kesetiaan terhadap merek tertentu dimana loyalitas mewakili karakteristik
yang diinginkan konsumen yang hanya akan membeli produk dari merek tersebut
daripada melakukan perpindahan merek (brand switching).
Gambar 2.1Struktur Pasar Pembelian Ulang dan Perpindahan MerekSumber : Lin, Wu, dan Wang (2000) dalam Oktariko(2010)
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
14
Universitas Indonesia
a. Potential Switcher
Kelompok ini terdiri dari seluruh pelanggan yang loyal terhadap suatu produk namun
ada potensi untuk dipengaruhi oleh berbagai macam faktor untuk berpindah merek.
b. Repeat Buyer
Kelompok pembeli yang membuat pilihan produk yang sama pada masa lalu,
sekarang dan masa yang akan datang.
c. Brand Switcher
Kelompok ini terdiri dari sebagian pembeli yang akan berpindah merek setidaknya
satu kali ketika merek membuat pilihan untuk pembelian sekarang atau di masa yang
akan datang.
Roos, et al. (2004) mengasumsikan bahwa konsumen dapat melakukan
perpindahan merek atau produk secara parsial maupun secara keseluruhan antara satu
produk ke produk lainnya, serta dimungkinkan adanya perpindahan secara internal
atau internal switching (Krishna, 2009).
Menurut Simamora (2001), switcher tergolong dalam tingkatan loyalitas yang
paling rendah dimana pembeli tidak memiliki loyalitas sama sekali dan tidak ingin
terikat secara penuh dengan merek apapun serta merek yang berperan kecil dalam
proses pembelian mereka (Mutyalestasri, 2009).
Gambar 2.2Struktur Pasar Pembelian Ulang dan Perpindahan MerekSumber : Mutyalestari (2009) dalam Oktariko (2011)
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
15
Universitas Indonesia
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Brand switching
2.3.1 Pricing
Harga adalah jumlah uang yang ditukarkan untuk memperoleh suatu produk
atau jasa. Kepekaan harga bagi konsumen sangat menentukan target pasar yang dituju
(Ferrinadewi dan Darmawan, 2004). Asumsi mendasar dan yang umum telah berlaku
menyatakan bahwa harga suatu produk sangat menentukan kualitasnya. Menurut
beberapa penelitian dinyatakan bahwa suatu tingkat harga yang tinggi menunjukkan
kualitas yang tinggi atau status yang tinggi (Djati dan Darmawan, 2004 dalam
Oktariko 2011).
Lichtenstein, Ridgway & Netemeyer (1993) dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa harga menjadi salah satu isyarat paling dominan dalam
pemasaran, hal tersebut dikarenakan harga ada pada semua situasi pembelian. Harga
juga merupakan salah satu isyarat yang digunakan oleh konsumen dalam proses
persepsi, dimana harga mempengaruhi penilaian konsumen tentang suatu produk
(Monroe, 1990 dalam Oktariko 2011).
Persepsi harga didefinisikan sebagai sesuatu yang diberikan atau dikorbankan
untuk mendapatkan jasa atau produk (Athanasopoulus, 2000; Cronin, Brudy, dan
Hult, 2000; Voss, Parasuraman, dan Grewal, 1998). Dalam memandang suatu harga,
konsumen mempunyai beberapa pandangan berbeda. Harga yang ditetapkan melebihi
harga pesaing dipandang menggambarkan kualitas yang lebih baik atau juga
dipandang sebagai harga yang terlalu mahal. Sementara harga yang ditetapkan
dibawah harga produk pesaing akan dipandang sebagai produk yang lebih murah atau
dipandang sebagai produk yang berkualitas rendah (Leliana dan Suryandari, 2004).
Dari sudut pandang produsen, harga merupakan satu-satunya unsur bauran
pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan,
sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan
timbulnya biaya (pengeluaran). Harga bisa diungkapkan dengan berbagai istilah,
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
16
Universitas Indonesia
contohnya iuran, tarif, sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji, honorarium, SPP,
dan lain sebagainya. (Oktariko, 2011)
Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran
lainnya (termasuk barang dan jasa) yang perlu ditukarkan agar memperoleh hak
kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 1997).
Dari sudut pandang konsumen, harga adalah sesuatu yang diberikan atau
dikorbankan untuk memperoleh suatu produk. Definisi ini sesuai dengan argumen
Ahtola (1984) yang menentang cakupan harga moneter sebagai atribut tingkat rendah
dalam model-atribut karena harga adalah komponen yang diberikan, bukan
komponen yang didapatkan.
Harga merupakan suatu nilai yang harus dibayarkan untuk memperoleh suatu
produk, sehingga nilai diartikan sama dengan harga (Schechter dan Bisho, 1984).
Pada tingkat ingin membeli, harga menjadi faktor yang sangat diperhatikan oleh
pembeli. Sebagian konsumen mengganggap harga yang tinggi menunjukkan kualitas
suatu produk, sebagian lain beranggapan bahwa kualitas ditentukan oleh desain
produknya (Sumarno dan Sitawati, 2007).
Menurut Tjiptono (1997) harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai
bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu
barang atau jasa. Nilai (value) dapat didefinisikan antara manfaat yang dirasakan
terhadap harga atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
Nilai =
Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan pada
pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.
a. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli
untuk memutuskan bagaimana memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi
yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian adanya harga
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
17
Universitas Indonesia
dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya
belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga
dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana
yang dikehendaki.
b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen
mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat
dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untk menilai faktor
produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah
bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas tinggi.
Tujuan penetapan harga antara lain:
a. Tujuan Berorientasi pada Laba
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih
harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah
maksimalisasi harga.
b. Tujuan Berorientasi pada Volume
Perusahaan menetapkan harga berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume
tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objectives.
c. Tujuan Berorientasi pada Citra
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.
Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan
citra prestisius.
d. Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan
menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka.
e. Tujuan-tujuan Lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,
mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari
campur tangan pemerintah.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
18
Universitas Indonesia
2.3.2 Inconvenience (Rasa Tidak Nyaman)
Kategori rasa tidak nyaman mencakup semua kejadian dimana konsumen
merasa tidak nyaman karena lokasi customer service, jam operasi, dan waktu
menunggu. Keaveney (1995) menyatakan sedikitnya satu atribut dari rasa tidak
nyaman mengakibatkan konsumen melakukan brand switching pada perusahaan jasa.
Sulit bagi konsumen untuk mengevaluasi kualitas dari layanan jasa
dibandingkan dengan kualitas dari sebuah produk. Hal ini sesuai berdasarkan
karakteristik layanan jasa antara lain: intangible (Tidak terlihat), bersifat variabel
karena tidak pernah sama bagi setiap konsumen, dan secara simultan diproduksi dan
dikonsumsi. Karena kualitas dari jasa yang sebenarnya dapat bervariasi dari hari ke
hari, dari layanan pegawai, dan dari konsumen yang berbeda pula, pemasar harus
menstandarisasi pelayanan untuk memberikan pelayanan yang konsisten. (Schiffman,
2009)
2.3.3 Core Service Failure (Kegagalan Layanan Utama)
Core service dalam industri telekomunikasi adalah kualitas layanan sinyal atau
jaringan. Sehingga sangat penting bagi operator untuk menjaga agar kualitas
jaringannya luas dan berjalan dengan baik. Apabila terjadi kesalahan ataupun
gangguan, sangat penting bagi operator untuk cepat memperbaiki kegagalan yang
terjadi tersebut karena kegagalan tersebut langsung dirasakan oleh konsumen.
Kategori core service failure mendapat respon terbesar untuk bagi konsumen untuk
melakukan brand switching.
Menurut Tjiptono, et al. (1998), banyak pakar dan organisasi yang
mendefinisikan kualitas berdasarkan sudut pandangnya masing-masing. Meskipun
tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal. Dari definisi
yang ada terdapat beberapa kesamaan dalam elemen-elemen berikut:
a. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan,
b. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan,
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
19
Universitas Indonesia
c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap
berkualitas saat ini belum tentu dianggap berkualitas pada masa yang akan
datang) (Putri, 2006).
Kotler (1997) mengemukakan bahwa kualitas adalah keseluruhan ciri serta
sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang tersirat. Kualitas produk menurut Bearden, et al. (1995)
merupakan wujud total dan karakteristik produk atau pelayanan yang memiliki
kemampuan untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan (Sumarno dan Sitawati,
2007).
Kualitas produk suatu perusahaan merupakan unsur yang sangat penting
untuk diperhatikan, bahkan dapat dikategorikan sebagai suatu senjata yang strategis
dalam berkompetisi dengan para pesaing untuk memenangkan perolehan pangsa
pasar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rao Bergen (1992) yang mengatakan
adanya kesediaan konsumen untuk membeli suatu produk dengan harga lebih tinggi
asalkan ada jaminan bahwa produk itu berkualitas tinggi (Rodhiah, 2007).
Gasperz (1998) menemukan langkah-langkah yang didesain untuk
mengidentifikasi peluang atau kesempatan kritis dan melakukan perbaikan kualitas,
antara lain:
a. Mengidentifikasi sifat kunci produk,
b. Hubungan antara sifat produk dan proses variabel,
c. Memiliki sifat kritis produk dan proses variabel,
d. Memilih proses dan mengukur produk,
e. Menilai proses dan siste control kualitas,
f. Menilai dukungan sarana dan prasarana serta mata rantai,
g. Mengidentifikasi kesempatan,
h. Melakukan estimasi perbaikan dalam kualitas dan proses kontrol (Putri, 2006)
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
20
Universitas Indonesia
Garvin dalam Oktariko (2011) telah mengungkapkan adanya delapan dimensi
kualitas produk yang bisa dimainkan oleh pemasar, yaitu :
a. Dimensi performance atau kinerja produk
Merupakan penampilan atau kinerja dari produk yang dapat diidentifikasi oleh
konsumen produk tersebut bekerja sebagai mana mestinya (Rodhiah, 2007).
Dimensi ini merupakan manfaat utama produk yang dibeli konsumen
(Istijanto, 2007).
b. Dimensi reliability atau kehandalan produk
Merupakan peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat menjalankan
fungsinya.
c. Dimensi feature atau fitur produk
Dimensi ini merupakan karakteristik tambahan yang melengkapi manfaat
dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau pilihan bagi konsumen. Jika
manfaat utama merupakan suatu standar, maka fitur seringkali ditambahkan
yang dapat meningkatkan kualitas produk jika tidak dimiliki pesaing.
d. Dimensi durability atau daya tahan
Daya tahan menunjukkan usia produk atau jumlah pemakaian suatu produk
sebelum produk tersebut perlu diganti atau rusak.
e. Dimensi conformance atau kesesuaian
Conformance adalah kesesuaian kinerja produk dengan standar yang
dinyatakan suatu produk. Dimensi ini seperti semacam janji yang harus
dipenuhi oleh produk. Produk yang memiliki kualitas dari dimensi ini berarti
sesuai dengan standarnya.
f. Dimensi serviceability atau kemampuan untuk diperbaiki
Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar
kemampuan diperbaiki; mudah, cepat dan kompeten.
g. Dimensi aesthetic atau keindahan
Aesthetic menyangkut tampilan produk yang bisa membuat konsumen
menyukai suatu produk. Seringkali dilakukan dalam bentuk desain produk
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
21
Universitas Indonesia
atau kemasannya. Beberapa merek memperbarui tampilannya supaya lebih
menarik dim ata konsumen.
h. Dimensi perceived quality
Perceived quality adalah kualitas yang dirasakan. Hal ini menyangkut
penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan.
Takeuchi dan Quelch dalam Oktariko (2011) mendeskripsikan faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi pelanggan berdasarkan waktu sebelum, pada saat, dan
setelah membeli suatu produk.
Tabel 2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Pelanggan akan Kualitas
Sebelum MembeliProduk
Saat MembeliProduk
Setelah MembeliProduk
Citra dan Merekperusahaan
Spesifikasi kinerja Kemudahan instalasidan penggunaan
Pengalamansebelumnya
Komentar penjualanproduk
Penanganan,perbaikan, pengaduanjaminan
Opini Teman Kondisi ataupersyaratan
Ketersediaan sukucadang
Reputasi toko atautempat penjualan
Kebijakan perbaikandan pelayanan
Keefektifan pelayananpurna jual
Publikasi hasilpengujian produk
Program-programpendukung
Kehandalan produk
Harga yang diiklankan Harga yangditetapkan
Kinerja komparatif
Sumber : Takeuchi dan Quelch dalam Oktariko (2011)
2.3.4 Response to Service Failure
Kategori “employee responses to services failures” memasukkan pengalaman
switching yang kritis, dimana konsumen berpindah bukan karena kegagalan pada
layanan, tetapi karena pelayanan yang gagal diberikan secara sepantasnya oleh pihak
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
22
Universitas Indonesia
pemberi jasa layanan sehingga konsumen merasa perlu untuk melakukan brand
switching (Keaveney, 1995).
2.3.5 Competitors
Menurut Keaveney (1995), kategori “attracted by competitors” memasukkan
pengalaman switching yang kritis dimana pelanggan menceritakan mengenai
pengalaman berpindah ke penyedia jasa layanan lain yang lebih baik. Pelanggan
umumnya berpindah ke penyedia layanan lain karena alasan pelayanan lebih baik,
lebih dapat diandalkan, dan lebih baik kualitas pelanyanannya.
Kompetitor di industri telekomunikasi melakukan berbagai cara untuk menarik
perhatian konsumen, antara lain dengan cara melakukan aktivitas promosi di berbagai
media baik cetak maupun elektronik, melakukan promosi di pusat penjualan
handphone, packaging yang menarik, dan lain sebagainya. Promosi yang dilakukan
oleh tiap operator bertujuan untuk menarik minat pelanggan baru maupun menarik
pelanggan operator lain untuk berpindah operator, yang nantinya akan meningkatkan
market share dan performansi perusahaan dari segi pertumbuhan jumlah pelanggan.
Menurut Belch dan Belch (2009) media yang digunakan para operator
umumnya merupakan cara promosi tradisional dan media tradisional pendukung.
Media tradisional antara lain:
a. Televisi
Keuntungan dari penggunaan televisi sebagai media promosi adalah memiliki
pengaruh yang besar, jangkauan yang luas, efektif dari segi biaya, mampu menarik
perhatian, lebih selektif dan fleksibel.
b. Radio
Keuntungan dari media radio adalah efisien dari segi biaya, selektif memilih pasar,
fleksibel, kesempatan untuk membuat integrated marketing.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
23
Universitas Indonesia
c. Majalah (Media Cetak)
Majalah memiliki karakteristik yang membuat mereka menarik sebagai media iklan.
Keuntungan dan majalah adalah kualitas reproduksi yang baik, fleksibel untuk
berkreasi, prestisius, layanan yang ditawarkan kepada para pengiklan.
Media Support Tradisional antara lain:
a. Outdoor Advertising
Advertising di luar ruangan sudah digunakan sejak 5000 tahun yang lalu, dan akan
sangat bermanfaat apabila digunakan di daerah urban atau sub-urban. Contoh iklan di
luar ruangan antara lain iklan di halte bus, mall, airport, dan lainnya.
b. Out-home Media
Out-home media antara lain aerial advertising, mobile boards, dan lain-lain
c. In-store Media
Media dalam toko antara lain display di dalam toko, leaflet, poster, shopping cart
signage, media dalam ruangan seperti Televisi untuk member tahu dimana letak toko,
dan lain-lain.
2.3.6 Involuntary Switching
Kategori “involuntary switching” menurut Keaveney (1995) sebesar 6 persen
dari yang hasil penelitiannya, konsumen akan berpindah karena faktor diluar kontrol
dari konsumen maupun penyedia layanan jasa. Hal ini termasuk berpindah karena
penyedia layanan jasanya berpindah, atau sudah tidak tersedia lagi. Konsumen yang
secara bebas memilih untuk berpindah antar penyedia jasa dinamakan voluntary
migrant. Sedangkan konsumen yang tidak memiliki pilihan selain pindah penyedia
jasa, seperti penyedia jasanya saat ini telah tutup atau bangkrut merupakan refugees
(Bansal, et al, 2005).
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
24
Universitas Indonesia
2.3.7 Curiosity
Greenwood dalam Bansal et al (2005) mengatakan bahwa keinginan untuk
mencari hal yang baru dalam keputusan untuk berpindah dicerminkan dengan adanya
berbagai tindakan yang menggerakkan orang untuk mencari informasi dan adanya
berbagai paket pilihan yang kemudian akan meningkatkan perhatian konsumen
terkait.
Dalam penelitian sebelumnya, dikatakan perpindahan preferensi merek yang
dilakukan konsumen merupakan perpindahan antar produk substitusi yang hampir
sama. Pada penelitian selanjutnya ditekankan bahwa pencarian alternatif merupakan
penentu yang memegang peranan penting dalam perilaku konsumen. Pencarian
alternatif memiliki peran yang sangat penting dalam keputusan pemilihan merek oleh
konsumen. Konsumen yang selalu ingin mencari variasi berkeinginan untuk terus
mencoba berbagai macam fitur yang dapat memberikan kepuasan terbaik, dengan
melakukan konsumsi dari berbagai macarm produk secara terus-menerus (Latting dan
McLister, 1985).
2.3.8 Community
Komunitas menurut kamusbahasaindonesia.org adalah kelompok organisme
(manusia dan lainnya) yg hidup dan saling berinteraksi di dalam daerah tertentu yang
biasa disebut masyarakat atau paguyuban. Setiadi (2003) secara lebih jauh
memandang pengambilan keputusan konsumen sebagai proses pemecahan masalah
yang diarahkan pada sasaran. Pemecahan masalah merupakan suatu aliran tindakan
timbal balik yang berkesinambungan di antara faktor lingkungan, proses kognitif dan
efektif, serta tindakan perilaku.
Brand community adalah sebuah kelompok konsumen yang berbagi
berdasarkan penggunaan atau ketertarikan pada sebuah produk (Solomon, 2009).
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
25
Universitas Indonesia
Komunitas dapat dibagi menjadi:
1. Referensi Grup
Karakteristik masyarakat yang komunal atau berkelompok akan
mempermudah untuk memperoleh referensi atau informasi mengenai produk
atau jasa.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sebuah organisasi kecil yang terdiri dari pasangan suami
istri beserta anak. Meskipun sebagai organisasi kecil, keluarga memiliki
potensi yang besar dalam melakukan switching dan akan teliti dalam
melakukan pembelian, selain itu, keluarga yang diwujudkan dalam organisasi
besar akan tampak seperti organisasi dimana mereka dapat memperoleh suatu
bentuk ajaran, pandangan mengenai politik, agama, kesamaan hobi dan
sebagainya.
2.4 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan studi mengenai individu, grup, maupun
organisasi beserta proses mereka dalam memilih, menjaga, menggunakan, dan
mengatur produk, jasa, pengalaman, maupun ide untuk memenuhi kebutuhan
(Hawkins, 2007: 6 dalam Hutapea 2008).
Sebelum memasarkan sebuah produk, hal utama yang perlu dilakukan adalah
dengan memahami target yang akan dituju. Pemahaman mengenai target merupakan
salah satu kegunaan perilaku konsumen dalam pemasaran. Karakteristik target selalu
berubah, mereka akan cenderung untuk mencari sesuatu yang baru dan menarik. Hal
ini merupakan salah satu kesempatan bagi para pemasar untuk melakukan inovasi
maupun diferensiasi terhadap produk mereka. Tidak hanya itu, dengan mengerti
perilaku konsumen, pemasar dapat berusaha untuk menciptakan suatu tindakan
informasi atau cara komunikasi yang dapat diterima mereka dan kemudian mengajak
mereka untuk membeli produk yang ditawarkan. Strategi untuk mempengaruhi
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
26
Universitas Indonesia
konsumen seperti dapat dilakukan dengan mendesain kemasan yang menarik, media
iklan atau promosi yang sesuai dengan segmen produk, dan lain-lain. Memahami
perilaku konsumen tidak hanya sebatas untuk memasarkan produk, akan tetapi
perilaku konsumen dapat berfungsi sebagai social marketing. Melalui social
marketing, aplikasi dari strategi marketing adalah dengan memotivasi mereka untuk
melakukan sebuah tindakan positif baik secara individu atau kelompok
Dalam perspektif role theory, perilaku konsumen menyerupai aksi dalam
sebuah permainan. Konsumen merupakan aktor penentu dimana mereka memiliki
masing-masing peran yang berbeda. Kriteria yang mereka gunakan dalamm
mengevaluasi produk maupun jasa akan berbeda dan disesuaikan dengan peran
masing-masing.
Faktor eksternal dan internal dapat menjadi motivasi utama untuk membentuk
dan mengubah perilaku konsumen terhadap produk. Motivasi dapat timbul dalam
waktu singkat dan dapat berubah dalam waktu yang singkat pula. Dengan demikian
pemasar perlu mempelajari keinginan, persepsip, preferensi, dan perilakunya dalam
mengkonsumsi barang maupun jasa. Studi seperti ini sangat diperlukan bagi pemasar
untuk mempersiapkan seperangkat kebijakan pemasarannya seperti pengembangan
produk beserta ciri-cirinya, harga, saluran distribusi, penyampaian pesan, dan unsur
detailnya.
2.4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Solomon (2009) perilaku konsumen akan sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti kebudayaan, sosial, pribadi, dan lain-lain. Faktor-faktor
tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam internal influences dan external influences.
2.4.1.1 Internal Influences
a. Faktor Pribadi
1. Umur dan tahapan hidup
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
27
Universitas Indonesia
Manusia pada tahapan hidup yang berbeda mempunyai pemikiran dan
kepentingan yang berbeda dengan tahapan hidup yang lain.
2. Pekerjaan
Tiap kelompok pekerjaan yang berbeda tentunya mempunyai minat dan
kebutuhan yang berbeda dengan kelompok pekerjaan lainnya.
3. Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari; pendapatan yang dibelanjakan,
tabungan, hartanya, kemampuan untuk meminjam dan menabung.
4. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup yang diekspresikan oleh kegiatan,
minat, dan pendapatan seseorang.
5. Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap
orang yang memandang responnya terhadap lingkungannya yang relatif
konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang berguna dalam
menganalisa perilaku konsumen bila jenis kepribadian dapat diklasifikasikan
dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis kepribadian tersebut dengan
berbagai pilihan produk.
b. Faktor Psikologis
1. Motivasi
Motivasi merupakan alasan untuk melakukan sesuatu. Kebutuhan merupakan
variabel yang dominan dalam motivasi. Adanya needs, wants, dan desires
memotivasi konsumen untuk memenuhinya. Adanya sebuah tension akan
mengendalikan konsumen dalam usahanya untuk mengeliminir kebutuhannya.
Proses learning dan cognitive processes akan diwujudkan dalam perilaku
mereka untuk mencapai goal.
2. Persepsi
Persepsi merupakan sebuah proses dimana seseorang dapat memeilih,
mengatur, dan menginterpretasikan sensasi yang mereka dapat dan rasakan.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
28
Universitas Indonesia
Sensasi merupakan suatu bentuk respon yang cepat dari alat sensorik seperti
mata, telinga, mulut, kulits terhadap stimuli yang dirsakan seperti cahaya,
suara, dan tekstur. Dalam marketing, stimuli yang diberikan dapat berupa
media informasi, seperti melihat televise, billboard, mencicipi makanan.
3. Learning
Learning atau proses belajar merupakan perubahan yang terjadi karena adanya
pengalaman dalam perilaku mereka. Hal ini ditimbulkan dari persepsi yang
mereka rasakan sebelumnya.
4. Kepercayaan dan Sikap
Kepercayaan merupakan gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap
sesuatu. Keputusan switching seseorang merupakan hasil hubungan yang
saling mempengaruhi antara faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi.
Faktor-faktor ini sangat berguna untuk mengidentifikaski pembeli yang
mungkin memiliki intensi untuk switching dari satu produk ke produk lainnya.
2.4.1.2.1 External Influences
a. Faktor Kebudayaan
i. Kebudayaan
Budaya merupakan akumulasi dari arti, ritual, norma, dan tradisi diantara
anggota dari sebuah organisasi maupun masyarakat tertentu, dimana di
dalamnya terkandung ide yang abstrak seperti nilai, etika, dan objek material
seperti pakaian, dan teknologi yang diproduksi oleh masyarakat.
ii. Subkultur
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-sub budaya yang lebih kecil dengan sub
budaya yang kecil ini akan memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih
spesifik untuk setiap anggotanya. Beberapa hal yang termasuk dalam
subkultur yakni kesamaan ras, etnis, agama.
iii. Kelas Sosial
Kelas sosial merupakan kelompok-kelompok yang lebih homogen dan
bertahan lama dalam sebuah masyarakat, dimana tersusun secara hirarki dan
keanggotaannya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
29
Universitas Indonesia
b. Faktor Sosial
i. Referensi Grup
Karakteristik masyarakat yang komunal atau berkelompok akan
mempermudah untuk memperoleh referensi atau informasi mengenai produk
atau jasa.
ii. Keluarga
Keluarga merupakan sebuah organisasi kecil yang terdiri dari pasangan suami
istri beserta anak. Meskipun sebagai organisasi kecil, keluarga memiliki
potensi yang besar dalam mempengaruhi seseorang melakukan pembelian dan
akan teliti dalam melakukan pembelian, selain itu, keluarga yang diwujudkan
dalam organisasi besar akan tampak seperti organisasi dimana mereka dapat
memperoleh suatu bentuk ajaran, pandangan mengenai politik, agama,
kesamaan hobi dan sebagainya.
iii. Peran dan Status
Seseorang yang secara umum berpartisipasi dalam kelompok selama
hidupnya, keluarga, klub, organisasi, maka posisi seseorang dalam setiap
kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.
2.5 Pembuatan Keputusan oleh Konsumen
Proses pengambilan keputusan oleh konsumen merupakan inti dari perilaku
konsumen, meski demikian cara konsumen tersebut menilai dan memilih suatu
produk berikut dengan jumlahnya berbeda-beda, tergantung pada dimensi penilaian
sebuah produk dinilai berbeda atau resiko atas keputusan tersebut (Solomon, 2009).
Suatu keputusan melibatkan pilihan di antara dua atau lebih alternatif tindakan atau
perilaku, dengan kata lain bahwa keputusan selalu mensyaratkan pilihan antara
beberapa perilaku yang berbeda (Setiadi, 2003 dalam Hutapea 2008). Lebih jauh,
Setiadi (2003) mengatakan bahwa semua aspek pengaruh dan kognisi dilibatkan
dalam pengambilan keputusan konsumen, termasuk pengetahuan, arti, kepercayaan
yang berasal dari ingatan serta proses perhatian dan pemahaman yang terlibat dalam
penerjemahan informasi baru di lingkungan.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
30
Universitas Indonesia
Inti dari pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making)
adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya,
dimana hasil dari pengintegrasian tersebut adalah suatu pilihan (choice), yang
disajikan secara kognitif, sebagai keinginan berperilaku (Setiadi, 2003). Diasumsikan
bahwa semua perilaku dilakukan secara sengaja (voluntary) dilandaskan pada
keinginan yang dihasilkan ketika konsumen secara sadar memilih salah satu diantara
tindakan alternatif yang ada. Hal ini tidak berarti bahwa suatu proses pengambilan
keputusan sadar harus muncul setiap saat perilaku tersebut dinyatakan. Beberapa
perilaku sadar dapat dirubah menjadi kebiasaan, dimana perilaku tersebut didasarkan
pada keinginan yang tersimpan dalam ingatan yang dihasilkan oleh proses
pengambilan keputusan dimasa lampau. Keinginan atau rencana keputusan yang telah
terbentuk sebelumnya ini secara otomatis mempengaruhi perilaku, yang berarti
bahwa proses pengambilan keputusan tidak diperlukan (Solomon, 2009; Setiadi,
2003). Dalam hal ini berarti bahwa beberapa perilaku tidak dilakukan secara sengaja
dan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Secara lebih lanjut, Solomon (2009)
mengungkapkan bahwa perspektif dalam pengambilan keputusan mencakup pada
kebiasaan seseorang yang terbentuk dari waktu ke waktu sampai pada pengambilan
keputusan pada situasi berbeda yang melibatkan resiko yang sedapat mungkin
dihindari oleh konsumen, dan penganalisaan informasi yang dilakukan sebelum
mengambil keputusan.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
31
Universitas Indonesia
Gambar 2.3Model Pemrosesan Kognitif Pengambilan Keputusan KonsumenSumber : Setiadi, (2003). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi danPenelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media.
Beberapa keputusan pembelian yang dilakukan akan dilihat lebih penting
dibandingkan keputusan pembelian suatu produk yang lain, karenanya usaha yang
dikerahkan untuk mendapatkan setiap produk dalam kedua kategori tersebut berbeda
satu sama lain. Permasalahan yang saat ini timbul adalah adanya consumer
hyperchoice yaitu banyaknya pilihan produk yang tersedia di pasar untuk memenuhi
kebutuhannya. Dimana hal ini akan mendorong konsumen untuk melakukan
pemilihan berulang yang dalam psikologisnya akan menurunkan kemampuan
konsumen dalam melakukan keputusan yang terbaik (Solomon, 2009). Setiadi (2003)
secara lebih jauh memandang pengambilan keputusan konsumen sebagai proses
pemecahan masalah yang diarahkan pada sasaran. Pemecahan masalah merupakan
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
32
Universitas Indonesia
suatu aliran tindakan timbal balik yang berkesinambungan di antara faktor
lingkungan, proses kognitif dan efektif, serta tindakan perilaku.
Solomon (2009) mengatakan bahwa terdapat beberapa tahapan dalam
pembuatan keputusan pembelian konsumen, yaitu sadar akan adanya permasalahan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, dan pemilihan produk.
Gambar 2.4Tahapan Pembuatan Keputusan oleh KonsumenSumber : Solomon (2009).
Proses tersebut secara lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
a. Pemahaman adanya masalah (problem recognition)
Perbedaan yang disarankan antara status hubungan yang ideal sebagai standard
komparasi dan yang sebenarnya dirasakan (Solomon, 2009; Setiadi, 2003).
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
33
Universitas Indonesia
Gambar 2.5Problem Recognition: Pergeseran dalam Tingkat Ideal dan AktualSumber : Solomon (2009).
Timbulnya pemahaman akan suatu permasalahan (need recognition) terjadi karena
hasil yang dirasakan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen,
sehingga dapat menimbulkan kekecewaan yang menjadi masalah. Sedangkan
pemahaman adanya keuntungan yang dirasakan (opportunity recognition) terjadi bila
hasil yang dirasakan sesuai atau lebih baik dari apa yang diharapkan oleh konsumen.
b. Pencarian alternatif pemecahan (information search)
Mencari informasi yang relevan dari lingkungan luar untuk memecahkan masalah,
atau mengaktifkan pengetahuan dari ingatan (Setiadi, 2003). Pencarian informasi
menurut Solomon (2009) adalah sebuah proses dimana konsumen mencari informasi
dari sekelilingnya untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam membuat
keputusan yang rasional.
c. Evaluasi alternatif (evaluation of alternatives)
Mengevaluasi atau menilai alternatif yang adala dalam konteks kepercayaan utama
tentang konsekuensi yang relevan, dan mengkombinasikan pengetahuan tersebut
untuk membuat keputusan (Setiadi, 2003). Segala alternatif yang diketahui dan
diperhatikan oleh konsumen merupakan bahan pertimbangannya (consideration set),
diketahui bahwa tidak semua merek dapat menjadi alternatif yang dipertimbangkan
konsumen karena adanya pertimbangan harga, pengalaman negatif, dan hal lain yang
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
34
Universitas Indonesia
tidak sesuai dengan harapan konsumen (Solomon, 2009). Dalam hal ini, konsumen
menentukan kriteria yang dievaluasi (evaluative criteria) yaitu dimensi yang
digunakan untuk menilai produk yang menjadi pilihan, berdasarkan atribut
(determinant attributes) penilaian yang biasa digunakan sebagai pembeda antara
produk pilihan tersebut (Solomon, 2009).
d. Pembelian (product choice)
Melakukan pembelian dari alternative yang dipilih (Setiadi, 2003)
e. Penggunaan pasca pembelian dan evaluasi ulang alternatif yang dipilih (outcome)
Menggunakan alternatif yang dipilih dan mengevaluasinya sekali lagi berdasarkan
kinerja yang dihasilkan (Setiadi, 2003).
2.6 Layanan Jasa Operator di Indonesia
Industri telekomunikasi di Indonesia merupakan salah satu industri yang
perkembangannya paling pesat saat ini baik dari segi layanan jasa maupun industri
penyediaan handset. Perkembangan industri telekomunikasi ini ditandai dengan
maraknya perang harga dan promosi yang dilakukan oleh para pelaku layanan jasa
telekomunikasi. Liberalisasi industri telekomunikasi di Indonesia dimulai dengan
penerbitan Undang-undang Telekomunikasi Nomor 36 tahun 1999 telah membuka
babak baru bagi perkembangan industry telekomunikasi Indonesia. Selain itu
pemerintah juga telah membuka lebar peluang masuknya operator baru dalam pasar
telekomunikasi Indonesia pada tahun 2002 (Adiningsih, 2007 dalam Rahmania 2010)
yang mengakibatkan pasar telekomunikasi sangat kompetitif.
Kondisi geografis dan jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan
belum semua dapat terlayani oleh operator lama menjadi daya tarik dan peluang besar
bagi operator baru untuk masuk ke pasar baik fixedline wireless dan seluler
(Adiningsih, 2007). Oleh karena itu pasar telekomunikasi masih menjadi lahan yang
sangat menjanjikan bagi pemain lama maupun baru untuk mendapatkan ceruk pasar
dan terus berkembang.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
35
Universitas Indonesia
Saat ini sebanyak 10 (sepuluh) operator yang beroperasi di Indonesia, baik
yang berbasis GSM (Global System for Mobile Communication) maupun CDMA
(Code-Division Multiple Access) yang bersaing dalam memenangkan market share
Indonesia. Persaingan ini ditandai dengan maraknya promosi yang dilakukan oleh
semua operator dan penawaran harga serendah mungkin untuk menarik minat baik
pelanggan baru maupun pelanggan yang telah menggunakan operator lain untuk
menggunakan layanan mereka. Hal ini mendorong pertumbuhan pengguna layanan
operator dari tahun ke tahun yang terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2004
pengguna telepon selular baru mencapai 30.336.607, kemudian pada tahun 2005
meningkat menjadi 46.992.118 pengguna, tahun 2006 menjadi 63.803.015 pengguna,
tahun 2007 meningkat menjadi 93.385.881 pengguna. Peningkatan ini terus terjadi,
hingga tahun 2008 terdapat 140.578.243 pengguna, dan pada tahun 2009 meningkat
menjadi 160 juta pelanggan (Djauhari, n, d). Hasil riset yang dilakukan Spire, pada
pertengahan tahun 2011 jumlah pelanggan layanan operator selular telah mencapai
261.6 juta orang.
Berikut adalah daftar operator GSM dan CDMA beserta jumlah pelanggan
masing-masing:
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
36
Universitas Indonesia
Tabel 2.3Daftar Operator Telepon GSM dan CDMA di Indonesia Beserta Jumlah Pelanggan
Masing-Masing Operator
Operator Produk Jaringan Prefiks JumlahPelanggan
(Semester 12011)
BakrieTelecom
Esia CDMA 800MHz
FWA14,232,381.9
XL Axiata XL GSM 0817, 0818, 0819, 0859,0878 38,877,425.7
Hutchison 3 GSM 0896, 0897, 0898, 089918,313,726.8
Indosat IM3 GSM 0856, 085746,176,753.9
Matrix GSM 0816, 0815, 0855Mentari GSM 0815, 0816, 0858StarOne CDMA 800
MHzFWA
418,599.5Mobile-8 Fren CDMA 800
MHz0885, 0886, 0887, 0888
-Hepi CDMA 800
MHzFWA
-Natrindo Axis GSM 0831, 0838
12,244,034.5SampoernaTelecom
Ceria CDMA 450MHz
FWA dan 0828156,974.8
SmartTelecom
Smart CDMA 1900MHz
0881, 0882, 0883, 08846,749,916.4
Telkom Flexi CDMA 800MHz
FWA19,517,200.2
Telkomsel Kartu As GSM 0852, 0853104,937,654.3
KartuHalo
GSM 0812, 0813, 0811
Simpati GSM 0812, 0813Sumber: Spire, 2011
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
37
Universitas Indonesia
2.7 Perilaku Pengguna Jasa Layanan Telekomunikasi di Indonesia
Liberalisasi dalam industri telekomunikasi di Indonesia telah membuka
peluang bagi para pemain baru untuk ikut bersaing dalam industri ini. Masuknya para
pemain baru semakin memperketat persaingan antar operator penyedia layanan
produk seluler terkait. Operator lama mulai khawatir market sharenya terambil
dengan pelanggannya berpindah ke operator baru. Berbagai strategi persaingan mulai
dari perang harga sampai penawaran promosi SMS dan percakapan gratis hingga data
dilakukan untuk menarik perhatian baik konsumen yang sudah ada maupun
konsumen baru dan hal ini menyebabkan pelanggan telepon seluler di Indonesia
begitu mudah untuk berganti nomor telepon ke nomor operator lain. Masyarakat dan
konsumen yang cerdas memanfaatkan strategi perang harga antar operator tersebut
untuk mendapatkan harga termurah dengan cara berganti-ganti operator atau dengan
menggunakan beberapa layanan operator. Hal ini merupakan hal yang sangat umum
dilakukan oleh masyarakat Indonesia dan tentunya merupakan hal yang merugikan
operator.
Dengan mudahnya para konsumen operator melakukan perpindahan, hal ini
menyebabkan pasar telepon seluler di Indonesia diperkirakan memiliki tingkat
perputaran pelanggan bulanan tertinggi di dunia. Angka perputaran pelanggan telepon
selular di Indonesia diperkirakan mencapai 8,6 persen dalam sebulan. Sementara
angka perputaran pelanggan di India mencapai 4 persen per bulan, Malaysia3,7
persen per bulan, Philipina 3,1 persen per bulan, Thailand 2,9 persen per bulan, Cina
2,7 persen per bulan, dan Bangladesuh 2,1 persen per bulan (Tempo, 2007 dalam
Adiningsih 2007). Perilaku pengguna telepon selular menuntut operator penyedia jasa
layanan telepon selular, baik operator lama maupun baru, melakukan berbagai inovasi
untuk menjaga loyalitas pelanggannya (Tabanan, 2010 dalam Rahmania 2010).
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
38Universitas Indonesia
BAB 3METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Bab ini akan membahas mengenai tahapan penelitian yang akan dilakukan.
Desain penelitian yang dilakukan bersifat eksploratif dimana tujuannya adalah untuk
memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam atas suatu permasalahan yang belum
dapat diidentifikasi. Hal ini dikarenakan peneliti belum memiliki pengetahuan secara
memadai. Oleh karena itu dalam karya tulis ini peneliti melakukan riset ekploratori
untuk lebih mendalami faktor-faktor yang mempengaruhi responden dalam
keputusannya untuk melakukan brand switching dari satu operator ke operator
lainnya.
3.2 Variabel Penelitian
Berdasarkan hasil studi literatur dari jurnal Keaveney (1995) dan Shukla
(2004) serta studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis, terdapat 8 (delapan)
faktor yang akan dipergunakan dalam penelitian ini yang di, yaitu pricing,
inconvenience, core service failure, response to service failure, competitors,
involuntary switching, curiosity, (Keaveney, 1995 dan Shukla, 2004) serta community
(dari hasil wawancara eksploratori).
3.2.1 Pricing
Harga adalah jumlah uang yang ditukarkan untuk memperoleh suatu produk.
Kepekaan harga bagi konsumen sangat menentukan target pasar yang dituju
(Ferrinadewi dan Darmawan, 2004). Asumsi mendasar dan yang umum telah berlaku
menyatakan bahwa harga suatu produk sangat menentukan kualitasnya. Menurut
beberapa penelitian dinyatakan bahwa suatu tingkat harga yang tinggi menunjukkan
kualitas yang tinggi atau status yang tinggi (Djati dan Darmawan, 2004).
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
39
Universitas Indonesia
Kategori pricing mencakup seluruh perilaku switching termasuk harga, biaya,
service charge, dan penalti. Dari penelitian yang dilakukan Keaveney (1995) harga
menempati tempat terbesar nomor tiga (30 persen) dari total responden sebagai alasan
untuk switching.
3.2.2 Inconvenience
Kategori rasa tidak nyaman mencakup semua kejadian dimana konsumen
merasa tidak nyaman karena lokasi customer service, jam operasi, dan waktu
menunggu. 20 persen dari total responden pada penelitian Keaveney (1995)
menyatakan sedikitnya satu atribut dari rasa tidak nyaman mengakibatkan keinginan
untuk switching dari layanan jasa yang digunakan.
3.2.3 Core Service Failure
Core service atau layanan utama dalam industri telekomunikasi adalah
layanan sinyal atau jaringan. Sehingga sangat penting bagi operator untuk menjaga
agar jaringannya luas dan berjalan dengan baik. Apabila terjadi kesalahan ataupun
gangguan, sangat penting bagi operator untuk cepat Kategori yang mendapat respon
terbesar untuk switching adalah core service failure dimana 44 persen responden
penelitian Keaveney (1995) mengatakan bahwa core service failure menjadi alasan
untuk switching ke penyedia jasa lainnya.
3.2.4 Response to Service Failure
Kategori “employee responses to services failures” merupakan pengalaman
switching yang kritis, dimana konsumen berpindah bukan karena kegagalan pada
layanan, tetapi karena pelayanan yang gagal diberikan secara sepantasnya oleh pihak
provider.
3.2.5 Competitors
Menurut Keaveney (1995), kategori “attracted by competitors” merupakan
pengalaman switching yang kritis dimana pelanggan menceritakan mengenai
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
40
Universitas Indonesia
pengalaman berpindah ke provider layanan lain yang lebih baik. Pelanggan umumnya
berpindah ke penyedia layanan lain karena alasan pelayanan lebih baik, lebih dapat
diandalkan, dan lebih baik kualitas pelanyanannya, serta iklan dan promosi yang
dilakukan oleh penyedia jasa lain yang lebih menarik.
3.2.6 Involuntary Switching
Kategori “involuntary switching” menurut Keaveney (1995) sebesar 6 persen
dari yang hasil penelitiannya, konsumen akan berpindah karena faktor diluar kontrol
dari konsumen maupun penyedia layanan jasa. Hal ini termasuk berpindah karena
penyedia layanan jasanya berpindah, atau sudah tidak tersedia lagi. Konsumen yang
secara bebas memilih untuk berpindah antar penyedia jasa dinamakan voluntary
migrant. Sedangkan konsumen yang tidak memiliki pilihan selain pindah penyedia
jasa, seperti penyedia jasanya saat ini telah tutup atau bangkrut merupakan refugees
(Bansal, et al, 2005).
3.2.7 Curiosity
Greenwood dalam Bansal et al (2005) mengatakan bahwa keinginan untuk
mencari hal yang baru dalam keputusan untuk berpindah dicerminkan dengan adanya
berbagai tindakan yang menggerakkan orang untuk mencari informasi dan adanya
berbagai paket pilihan yang kemudian akan meningkatkan perhatian konsumen
terkait.
Dalam penelitian sebelumnya, dikatakan perpindahan preferensi merek yang
silakukan konsumen merupakan perpindahan antar produk substitusi yang hampir
sama. Pada penelitian selanjutnya ditekankan bahwa pencarian alternatif merupakan
penentu yang memegang peranan penting dalam perilaku konsumen. Pencarian
alternatif memiliki peran yang sangat penting dalam keputusan pemilihan merek oleh
konsumen. Konsumen yang selalu ingin mencari variasi berkeinginan untuk terus
mencoba berbagai macam fitur yang dapat memberikan kepuasan terbaik, dengan
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
41
Universitas Indonesia
melakukan konsumsi dari berbagai macam produk secara terus-menerus (Latting dan
McLister, 1985).
3.2.8 Community
Komunitas menurut kamusbahasaindonesia.org adalah kelompok organisme
(manusia dan lainnya) yg hidup dan saling berinteraksi di dalam daerah tertentu yang
biasa disebut masyarakat atau paguyuban. Setiadi (2003) secara lebih jauh
memandang pengambilan keputusan konsumen sebagai proses pemecahan masalah
yang diarahkan pada sasaran. Pemecahan masalah merupakan suatu aliran tindakan
timbal balik yang berkesinambungan di antara faktor lingkungan, proses kognitif dan
efektif, serta tindakan perilaku.
3.3 Definisi Operasional
Pada bagian sebelumnya peneliti telah menjabarkan secara rinci definisi
variabel-variabel penelitian ini untuk mempermudah pemahaman indicator dan alat
ukur yang akan dipergunakan dalam kuesioner. Sebagai alat bantu pemerolehan data
primer, kuesioner tersebut juga melalui proses modifikasi dengan bantuan definisi
operasional agar mempermudah para responden dalam memahami dan mengisi
kuesioner nantinya. Berikut ini adalah definisi operasional dari variabel-variabel yang
digunakan oleh peneliti:
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
42
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 Definisi OperasionalNo Variabel Deskripsi Indikator/Alat Ukur Sumber
1 Harga Persepsi konsumen terhadapharga terdiri dari empat dimensiyaitu harga tinggi, harga naik,harga yang tidak adil (unfairpricing) dan harga yang menipu.Keempat dimensi ini menjadipembahasan pada penelitiansebelumnya (Keaveney, 2005)
1. Saya akan pindah ke operatorlain karena tarif yang diberikanoperator yang saya gunakansekarang terlalu tinggi dibandingkandengan tarif operator lain
Dimodifikasidari Keaveney(1995)
2. Saya akan pindah ke operatorlain karena tarif yang diberikanoperator yang saya gunakanmengalami kenaikan3. Saya akan pindah ke operatorlain karena harga yang diberikanoperator yang saya gunakan tidaksesuai dengan layanan yg diberikan(jaringan, customer care)
4. Saya akan pindah ke operatorlain karena tarif yang ditawarkanoperator yang saya gunakan lebihmahal dibandingkan operator lain
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
43
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 Definisi Operasional (Lanjutan)No Variabel Deskripsi Indikator/Alat Ukur Sumber
2 Rasa Tidak Nyaman Rasa tidak nyaman bagikonsumen yang menggunakanjasa telekomunikasi dapattimbul karena dimensi lokasi,waktu menunggu, dan waktupelayanan yang lama.
1. Saya akan pindah ke operatorlain karena lokasi customer serviceoperator yang saya gunakan lebihjauh dari tempat bekerja/tempattinggal saya dibandingkan denganlokasi customer service operator lain
Dimodifikasidari Keaveney(1995)
2. Saya akan pindah ke operatorlain karena saya harus menunggulama untuk mendapatkan pelayanancustomer service dari operator yangsaya gunakan sekarang
3. Saya akan pindah ke operatorlain karena apabila saya meneleponcall center operator yang sayagunakan, waktu pelayanan yangdiberikan sangat lama
4. Saya akan pindah ke operatorlain karena operator yang sayagunakan saat ini melakukankecurangan (pemotonganpulsa,mengikutsertakan programyang memotong pulsa tanpa izin)
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
44
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 Definisi Operasional (Lanjutan)No Variabel Deskripsi Indikator/Alat Ukur Sumber
3 Kegagalan LayananUtama
Persepsi konsumen terhadapkegagalan layanan utamadipengaruhi oleh faktorkesalahan pada layanan,kesalahan pada tagihan,(Keaveney, 1995), danketidakpuasan akan layanan(Shukla, 2009)
1. Saya akan pindah ke operatorlain karena sinyal operator yang sayagunakan tidak dapat diandalkan
Dimodifikasidari Keaveney(1995) danShukla (2009)2. Saya akan pindah ke operator
lain karena operator yang sayagunakan sekarang sering mengalamikesalahan pemotongan pulsa (untukpengguna prabayar).
Saya akan pindah ke operator lainkarena operator yang saya gunakansekarang sering mengalamikesalahan tagihan (untuk penggunapaskabayar)3. Saya akan pindah ke operatorlain karena layanan (sinyal, luasjaringan, customer care) operatoryang digunakan saat ini tidakmemuaskan
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
45
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 Definisi Operasional (Lanjutan)No Variabel Deskripsi Indikator/Alat Ukur Sumber
4 Kelalaian pada CustomerService
Persepsi konsumen terhadapkelalaian pada customer servicedipengaruhi oleh faktorpelayanan yang berkesan tidakpeduli, pelayanan tidak sopan,pelayanan yang berkesan tidakmerespon (unresponsive), danpenguasaan pelayanan yangkurang (unknowledgeable)(Keaveney, 1995).
1. Saya akan pindah ke operatorlain karena pelayanan yangdiberikan customer service operatoryang saya gunakan sekarangterkesan kurang memperdulikansaya
Dimodifikasidari Keaveney(1995) danShukla (2009)
2. Saya akan pindah ke operatorlain karena pelayanan yangdiberikan customer service operatoryang saya gunakan sekarang tidaksopan/tidak menyenangkan
3. Saya akan pindah ke operatorlain karena pelayanan yangdiberikan customer service operatoryang saya gunakan sekarang tidakmerespon keluhan saya
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
46
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 Definisi Operasional (Lanjutan)No Variabel Deskripsi Indikator/Alat Ukur Sumber5 Pengaruh Operator Lain Persepsi konsumen terhadap
pengaruh dari operator laindipengaruhi oleh kualitas
jaringan operator lain lebih baik,tarif promosi yang lebih menarik,pelayanan customer service lebihbaik, promosi di pusat penjualanhandphone, promosi di berbagai
media, promo serupa denganoperator lain, kualitas kemasan(packaging) (Keaveney, 1995;
Shukla 2009).
1. Saya akan pindah ke operatorlain karena customer service operatoryang saya gunakan sekarang kurangmenguasai tentang layanan yangdiberikan oleh operator
Dimodifikasidari Keaveney(1995) danShukla (2009)
2. Saya akan pindah ke operatorlain karena kualitas jaringan (sinyal)operator operator yang saya gunakansekarang lebih buruk dibandingkanoperator lain3. Saya akan pindah ke operatorlain karena operator yang sayagunakan sekarang tidak menawarkantarif promosi semenarik operator lain
4. Saya akan pindah ke operatorlain karena promosi di pusatpenjualan handphone yangditawarkan oleh operator yang sayagunakan tidak sebanyak operator lain
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
47
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 Definisi Operasional (Lanjutan)No Variabel Deskripsi Indikator/Alat Ukur Sumber5 Pengaruh Operator Lain Persepsi konsumen terhadap
pengaruh dari operator laindipengaruhi oleh kualitas
jaringan operator lain lebih baik,tarif promosi yang lebih menarik,pelayanan customer service lebihbaik, promosi di pusat penjualanhandphone, promosi di berbagai
media, promo serupa denganoperator lain, kualitas kemasan(packaging) (Keaveney, 1995;
Shukla 2009).
5. Saya akan pindah ke operatorlain karena promosi di berbagaimedia yang dilakukan oleh operatoryang saya gunakan tidak sebanyakoperator lain
Dimodifikasidari Keaveney(1995) danShukla (2009)
6. Saya akan pindah ke operatorlain karena banyak promo serupadengan operator yang saya gunakanyang ditawarkan oleh operator lain
7. Saya akan pindah ke operatorlain karena kualitas kemasan(packaging) dari operator yang sayagunakan tidak semenarik operatorlain8. Saya akan pindah ke operatorlain karena adanya kemudahan dalamberganti-ganti Starter Pack darioperator yang saya gunakan sekarangke operator lain
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
48
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 Definisi Operasional (Lanjutan)No Variabel Deskripsi Indikator/Alat Ukur Sumber
6 Faktor ketidaksengajaan Persepsi konsumen terhadapfaktor ketidaksengajaan(involuntary switching)dipengaruhi oleh faktor tidaktersedianya jasa operator danberhenti beroperasinya jasaoperator (Keaveney, 1995).
1. Saya akan pindah ke operatorlain karena saya harus pindah kelokasi dimana layanan operatoryang saya gunakan sebelumnyatidak tersedia
Dimodifikasidari Keaveney(1995)
2. Saya akan pindah ke operatorlain karena layanan operator yangsaya gunakan tidak lagi tersedia
7 Rasa Ingin Tahu / MencariVariasi
Persepsi konsumen terhadappermasalahan etika dipengaruhioleh faktor kecurangan yangdilakukan oleh operator yangdigunakan (Keaveney, 1995).
1. Saya akan pindah ke operatorlain karena rasa penasaran akanlayanan (harga, sinyal, customerservice) yang diberikan olehoperator yang saya gunakandibandingkan dengan operator lain
Dimodifikasidari Keaveney(1995)
2. Saya akan pindah ke operatorlain karena ingin membandingkan(harga, sinyal, customer care)operator yang saya gunakansekarang dengan operator lain
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
49
Universitas Indonesia
Tabel 3.1 Definisi Operasional (Lanjutan)No Variabel Deskripsi Indikator/Alat Ukur Sumber8 Komunitas Persepsi konsumen dalam
mengganti layanan operatordipengaruhi oleh faktorkomunitas atau lingkungan sosialdi sekitarnya (hasil wawancaraeksploratori).
1. Saya akan pindah ke operatorlain karena komunitas (keluarga,teman, rekan kerja, pasangan)menggunakan operator berbedadengan operator yang saya gunakansekarang
Dimodifikasidari hasilwawancaraeksploratori
2. Saya akan pindah ke operatorlain karena komunitas (keluarga,teman, rekan kerja, pasangan)menyarankan saya untukmenggunakan operator berbedadengan operator yang saya gunakansekarang
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
50
Universitas Indonesia
3.4 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka atau blue print bagi pelaksanaan penelitian
pemasaran yang terdiri dari sejumlah rincian prosedur untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam pemecahan masalah penelitian (Malhotra, 2010). Dalam memenuhi
tujuan penelitian, yakni untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
brand switching konsumen operator telekomunikasi, maka penelitian ini menggunakan
dua desain yaitu penelitian kualitatif dan kauntitatif.
3.4.1 Penelitian Eksploratori
Penelitian eksploratori merupakan penelitian yang dilakukan ketika suatu
penelitian belum memiliki informasi dan ilmu yang memadai berkaitan dengan subjek
yang akan diteliti (Sekaran dan Bougie, 2010). Selain itu, penelitian eksploratori juga
dapat disebut sebagai penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk menggali informasi
yang masih relatif baru atau belum pernah dikaji sebelumnya (Martono, 2010).
Dalam prakteknya, desain ini dipergunakan sebagai penelitian awal (pre research)
agar penulis dapat memperoleh gambaran awal mengenai faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam berpindah merek operator. Penelitian eksploratori ini dilakukan
melalui 2 metode yaitu Secondary Data Analysis dan Experience Survey. Secondary Data
Analysis diperoleh dengan menganalisis data yang berasal dari studi literatur seperti
buku, atrikel, jurnal, majalah, website, dan karya akhir sebelumnya. Dimana data ini akan
digunakan sebagai penggambaran industri telekomunikasi serta perilaku konsumennya di
Indonesia. Sedangkan Experience Survey dilakukan melalui proses wawancara singkat
atau in-depth interview pada 10 orang responden yang menggunakan berbagai layanan
operator dan diperoleh beberapa jawaban yang menggambarkan faktor-faktor yang
penting dalam perpindahan merek operator yang dapat mendukung penelitian ini.
Menurut Aaker et al (2000), individual in-depth interview adalah wawancara yang
dilakukan dengan responden dimana subjek digali secara mendetail.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
51
Universitas Indonesia
3.4.2 Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian terstruktur yang mengukur data-data
yang diperoleh melalui survey responden dan mempergunakan berbagai bentuk analisis
statistic dalam proses pengolahan data (Malhotra, 2007).
Dalam penelitian ini, desain kuantitatif tersebut dipergunakan untuk mengukur
dan menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam
berpindah merek operator. Penelitian kauntitatif dalam prakteknya dilakukan dalam dua
tahap yaitu:
a. Uji reliabilitas dan validitas kuesioner
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 30
responden yang menggunakan layanan merek operator. Tujuannya adalah untuk
mengetahui tingkat reliabilitas dan validitas variabel pada model penelitian dan
pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner sebelum nantinya disebarkan pada survey
penelitian.
b. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku berpindah merek operator.
Penelitian kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada sejumlah
responden pengguna layanan operator. Tujuannya adalah untuk menjawab
permasalahan penelitian ini dengan mengukur dan menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi keinginan untuk berpindah ke operator lain.
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti langsung dari sumber secara
individual terhadap variable-variabel yang menjadi focus penelitian (Sekaran dan
Bougie, 2010). Dalam tahap pre research penelitian ini, peneliti memperoleh data
primer dengan melakukan wawancara kepada 10 orang yang menggunakan
layanan operator. Selanjutnya pada tahap penelitian sesungguhnya, data primer
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
52
Universitas Indonesia
diperoleh melalui survei dengan menyebarkan kuesioner kepada 145 orang
pengguna layanan operator.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data atau informasi primer yang telah diolah oleh
berbagi sumber ke dalam bentuk table, grafik, diagram, dan sebagainya sehingga
dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan (Umar, 2002). Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan dari sumber-
sumber yang relevan dengan topic penelitian ini, antara lain sejumlah jurnal
ilmiah, buku, artikel majalah, dan artikel dari internet.
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Riset Lapangan (Field Research)
Teknik yang dipergunakan adalah wawancara dan metode survei, secara lebih
rinci adalah sebagai berikut:
i. Wawancara (online interview) kepada 10 responden pada tahap penelitian
awal (pre research) agar penulis dapat memperoleh gambaran awal
mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam berpindah
operator.
ii. Survey penelitian ini menggunakan jasa survey online docs.google.com
dalam jangka waktu bulan Oktober sampai dengan November 2011. Selain
itu kuesioner juga disebarkan ke pengguna jasa operator di beberapa
tempat penjualan handphone di Jakarta.
b. Riset Kepustakaan (Library Research)
Penulis melakukan penelitian dengan mengkaji sejumlah sumber kepustakaan,
antara lain jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku, dan artikel-artikel dari majalah dan
internet.
3.6 Desain Kuesioner
Kuesioner merupakan mekanisme pengumpulan data melalui satu set pertanyaan
tertulis yang diajukan kepada para responden dalam suatu penelitian (Sekaran dan
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
53
Universitas Indonesia
Bougie, 2010). Tujuan kuesioner tersebut adalah agar memberikan informasi dengan
tingkat reliabilitas dan validitas yang tinggi, relevan bagi analisis dan pemecahan
permasalahan penelitian. Oleh sebab itu, agar tingkat reliabilitas dan validitas faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku brand switching konsumen operator telekomunikasi
dapat tercapai, penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai mekanisme pengumpulan
data.
3.6.1 Tahap Penyusunan Kuesioner
Kuesioner yang akan dipergunakan dalam penelitian ini mengalami empat tahap
pengeditan agar memiliki tingkat reliabilitas dan validitas saat nantinya akan disebarkan
kepada responden. Keempat tahapan tersebut adalah:
a. Penerjemahan
Peneliti melakukan penerjemahan beberapa pertanyaan yang diambil dari
sejumlah jurnal ke dalam bahasa Indonesia, yaitu Shukla (2009), dan Keaveney
(1995).
b. Wording Test
Peneliti melakukan wording test untuk menilai pemahaman responden terhadap
tata bahasa setiap pertanyaan dan pertanyaan pada kuesioner yang telah melalui
tahap penerjemahan. Wording dilakukan dengan menyebar kuesioner awal kepada
10 responden yang pernah berbelanja secara online.
c. Re-wording Kuesioner
Berdasarkan sejumlah masukan dan koreksi yang dperoleh dari 10 responden
pada tahap wording test, peneliti melakukan revisi pada pertanyaan-pertanyaan
agar lebih dapat dipahami oleh responden pada survei penelitian.
d. Pre-test Kuesioner
Tahap pre-test ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner hasil re-wording
kepada 30 orang responden pengguna layanan operator telekomunikasi. Tujuan
pre-test ini adalah untuk mengetahui pemahaman responden terhadap pertanyaan
atau pernyataan yang tertera pada kuesioner. Pemahaman responden tersebut akan
diukur melalui penghitungan tingkat validitas dan reliabilitas isi kuesioner
menggunakan SPSS.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
54
Universitas Indonesia
3.6.2 Format Pertanyaan
Adapun format pertanyaan dalam kuesioner yang dipergunakan adalah:
a. Scaled Response Question
Scaled Response Question merupakan format pertanyaan yang mempergunakan
jawaban berskala (Malhotra, 2010). Penelitian ini sendiri mempergunakan scaled
response question sebagai format utama kuesioner untuk mengukur faktor-faktor
yang berkaitan dengan perilaku brand switching konsumen.
b. Closed Question
Closed question merupakan format pertanyaan yang menggiring responden pada
pilihan jawaban yang telah disediakan oleh peneliti (Malhotra, 2010). Dalam
penelitian ini, format closed question dipergunakan untuk mengetahui
karakteristik demografis para responden.
Format pertanyaan dalam kuesioner dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Bagian Perkenalan (Introduction)
Pada bagian ini peneliti melakukan perkenalan secara singkat untuk
memberitahukan maksud dan tujuan kuesioner ini.
b. Batang Tubuh Kuesioner
Pada bagian ini berisi 29 pertanyaan yang akan diajukan kepada responden untuk
mengetahui perilaku responden dalam berpindah dari satu operator ke operator
lainnya.
c. Bagian Karakteristik Demografis Responden
Bagian ini berisi 5 pertanyaan untuk menggambarkan karakteristik demografis
responden, yang mencakup jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendapatan per bulan,
dan pengeluaran per bulan.
3.6.3 Skala Pengukuran
Teknik skala pengukuran yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah scaled
response questions dengan mempergunakan skala Likert, yaitu pengukuran tingkat
kesetujuan melalui pemberian lima pilihan kategori respon atau five-point scale
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
55
Universitas Indonesia
(Malhotra, 2010). Adapun skala yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sangat
setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
3.7 Sampel dan Ukuran Sampel
3.7.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah keseluruhan obyek atau subyek yang berada pada
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan permasalahan
penelitian (Martono, 2010). Populasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah konsumen
operator telekomunikasi di Jabodetabek.
3.7.2 Ukuran Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki cirri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti (Malhotra, 2010). Oleh karena jumlah populasi konsumen
pengguna layanan operator di Indonesia tidak diketahui secara pasti, maka penentuan
ukuran sampel tersebut tergantung pada jumlah variabel teramati penelitian (Ferdinand,
2000 dalam Lenth, 2001). Variabel teramati yang berjumlah total 29 buah dikalikan
dengan 5 (lima) sehingga diperoleh ukuran sampel penelitian sebanyak 145 responden.
3.7.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan metode atau cara menentukan sampel dan besar
sampel penelitian (Malhotra, 2010). Teknik sampling tersebut terbagi atas dua macam,
salah satunya adalah nonprobability sampling. Nonprobability sampling itu sendiri adalah
teknik sampling dimana seluruh anggota populasi tidak memiliki peluang yang sama
untuk dipilih sebagai anggota sampel (Sugiyono, 2007). Penelitian ini mempergunakan
metode convenience (nonprobability sampling), di mana peneliti memilih sejumlah
responden yang selama ini aktif menggunakan layanan operator telekomunikasi.
3.8 Metode Analisis Data
3.8.1 Analisis Deskriptif
Analisa ini digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai tipikal responden
dan menghasilkan pola umum responden.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
56
Universitas Indonesia
3.8.2 Cross-Tab
Cross-tab (Tabel Silang) adalah sebuah tabel silang yang terdiri dari satu barus
atau lebih dan satu kolom atau lebih. Ciri penggunaan cross-tab adalah data input yang
berskala nominal atau ordinal seperti tabulasi antara gender seseorang dengan tingkat
pendidikan orang tersebut. Alat statistik yang kerapkali digunakan untuk mengukur
asosiasi pada sebuah cross-tab adalah chi-square. Alat ini dapat diterapkan untuk menguji
ada tidaknya hubungan antara baris dan kolom dari sebuah cross-tab (Singgih, 2011).
3.8.3 Uji Reliabilitas
Penelitian ini mempergunakan alat uji statistic SPSS versi 17.0. Pada tahap awal,
peneliti melakukan pengolahan data kuesioner penelitian dengan menggunakan SPSS
versi 17.0 untuk melakukan uji reliabilitas dan validitas terhadap data kuesioner (data
primer) yang diperoleh. Peneliti melakukan tes reliabilitas dengan menggunakan kriterian
pengukuran Cronbach’s Alpha untuk menguji konsistensi jawaban responden pada
kuesioner penelitian. Jika Cronbach Alpha (CA) > 0,6 maka dikatakan reliable, namun
untuk data yang menunjukkan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,5 (CA) > 0,5 juga
masih dapat dipergunakan unutk uji berikutnya walaupun dalam kategori poor (George
dan Mallary, 2003).
3.8.4 Analisis faktor
Faktor atau disebut juga kosntruk, merupakan variabel hipotesis yang terbentuk
dari beberapa atribut (karekteristik, dimensi) yang diobservasi. Misalkan, dalam suatu
penelitian telah diperoleh data mengenai jenis kelamin, warna kulit, warna rambut, dan
lain-lain yang merupakan atribut atau variabel fisik. Penggabung semua data fisik itu
akan membentuk faktor fisik dan penggabungan itu dilakukan menggunakan analisis
faktor.
3.8.4.1 Analisis Faktor Eksplorasi
Analisis faktor dapat digunakan untuk mengeksplorasi dan mengkonfirmasi
keberadaan suatu faktor. Analisis faktor eksplorasi digunakan untuk menjajaki apakah
dari sekelompok variabel yang diobservasi dapat membentuk beberapa faktor. Jika
terdapat faktor, maka kita harus member nama dari faktor yang terbentuk tersebut.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
57
Universitas Indonesia
Analisis faktor akan digunakan untuk meringkas sejumlah atribut sehingga menjadi
beberapa dimensi saja. Menurut Fornel, et. Al (2001) yang dikutip dari Aritonang
(2007), pengujian validitas dapat diuji melalui analisis faktor. Jika muatan faktor
(loading factor) dati tiap butir pertanyaan minimal sebesar 0,5 maka validitasnya teruji.
3.8.5 Independent Sample t-test
Independent sample t-test ini akan menguji dua sampel dimana akan melihat
apakah terdapat perbedaan rata-rata antara dua sampel. Pengujian dalam tulisan ini akan
meilhat apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) antara sampel pria dan wanita pada
faktor pertimbangan untuk melakukan brand switching.
3.8.6 Analysis of Variance (ANOVA)
Uji-F atau yang dikenal dengan Analysis of Variace atau ANOVA dilakukan
untuk pengujian lebih dari dua sampel. Esensi dari pengujian adalah yakni ingin
mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan atau jelas antara rata-rata hitung dalam
tiga kelompok data atau lebih. Dengan ANOVA akan memperlihatkan apakah terdapat
perbedaan yang signifikan dari demografi responden terhadap faktor yang mendasarinya
dalam pertimbangan melakukan brand switching.
3.9 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan pernyataan atau proposisi mengenai suatu fenomena yang
menjadi fokus penelitian dan belum teruji validitasnya (Malhotra, 2010). Lebih lanjut,
hipotesis penelitian tersebut, menurut Ashan (dalam Martono, 2010) berfungsi sebagai
solusi sementara yang dapat diuji secara objektif, diterima atau ditolak, untuk
mengarahkan peneliti dalam menafsirkan hasil dan menarik kesimpulan yang
berhubungan dengan tujuan awal penelitian.
Berdasarkan model penelitian ini, maka peneliti akan menguji hipotesis dalam
menggambarkan hubungan antara demografi dengan 8 variabel yang menjadi fokus
penelitian ini.
Perilaku perpindahan merek pada pelanggan merupakan suatu fenomena yang
kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku, persaingan, dan waktu
(Srinivasan, 1996). Perilaku juga dapat terjadi karena adanya masalah yang ditemukan
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
58
Universitas Indonesia
atas produk yang sudah dibeli (Widyasari, 2008). Menurut Van Trijp, Hoyer, dan Inman
(1996) perpindahan merek yang dilakukan konsumen disebabkan oleh pencarian variasi.
Sedangkan menurut Assael (1995) perpindahan merek terjadi pada produk-produk
dengan karakteristik keterlibatan pembelian yang rendah. Tipe perilaku konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian yang cenderung melakukan perpindahan merek adalah
pengambilan keputusan terbatas dan inersia. Konsumen yang hanya mengaktifkan tahap
kognitifnya adalah konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek karena
adanya rangsangan pemasaran (Junaidi dan Dharmmesta, 2002 dalam Oktariko 2011).
Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan di atas dapat dibangun hipotesis sebagai
berikut:
3.9.1 Hipotesis 1
Kebutuhan dan ketertarikan produk dapat berasal dari kelompok usia konsumen
yang beragam (Schiffman, 2000: 39) dan usia akan mempengaruhi lifestyle konsumen.
Usia akan mempengaruhi produk yang dikonsumsinya, media yang mereka gunakan,
tempat berbelanja (Hawkins, 2007: 120). Sebagai contoh, ketika menjelang usia dewasa,
konsumen akan mulai menjaga kesehatan dan bergabung dengan klub kesehatan. Karena
motivasi yang beragam dapat muncul berdasarkan usia, pemasar mulai melakukan
segmentasi pasar menggunakan variabel ini (Schiffman, 2000; 39). Berdasarkan latar
belakang ini, penulis membuat hipotesis usia sebagai salah satu faktor yang menyebabkan
konsumen melakukan brand switching operator telekomunikasi. Hipotesisnya adalah:
H1 : Usia berpengaruh terhadap faktor brand switching operator telekomunikasi.
3.9.2 Hipotesis 2
Pekerjaan adalah hal yang sering digunakan sebagai isyarat untuk mengevaluasi
dan mendefinisikan individu yang kita temui. Pekerjaan diasosiasikan kuat dengan
pendidikan dan pendapatan atau pengeluaran. Selain itu, tipe pekerjaan individu secara
langsung dapat mempengaruhi lifestyle, value, dan segala aspek dalam prosesnya
mengkonsumsi produk (Hawkins, 2007: 117). Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis
melakukan hipotesis terhadap variabel pekerjaan. Hipotesisnya adalah:
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
59
Universitas Indonesia
H2 : Pekerjaan berpengaruh terhadap faktor brand switching operator
telekomunikasi.
3.9.3 Hipotesis 3
Pendapatan dan pendidikan secara langsung dapat berpengaruh terhadap
preferensi konsumen untuk sebuah produk, atau media. Pendapatan akan
menggambarkan bagaimana konsumen memperoleh itu semua (Hawkins, 2007: 120).
Pendapatan yang sama tetapi pekerjaan yang berbeda, akan membuat proses konsumsi
mereka akan berbeda pula. Atas dasar ilmiah, penulis akan melakukan hipotesa terhadap
variabel pendapatan responden. Hipotesisnya adalah:
H3 : Pendapatan berpengaruh terhadap faktor brand switching operator
telekomunikasi.
3.9.4 Hipotesis 4
Pengeluaran dan pendidikan secara langsung dapat berpengaruh terhadap
preferensi konsumen untuk sebuah produk, atau media. Pengeluaran akan
menggambarkan bagaimana konsumen memperoleh itu semua (Hawkins, 2007: 120).
Pengeluaran yang sama tetapi pekerjaan yang berbeda, akan membuat proses konsumsi
mereka akan berbeda pula. Atas dasar ilmiah, penulis akan melakukan hipotesa terhadap
variabel pekerjaan responden. Hipotesisnya adalah:
H4 : Pengeluaran berpengaruh terhadap faktor brand switching operator
telekomunikasi.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
60Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil pengolahan data yang dilakukan sebelumnya.
Tahap penelitian diawali dengan menjawab tujuan penelitian, mencari dimensi dan
teori yang sesuai dengan tujuan penelitian, membentuk kuesioner yang merupakan
penurunan dari dimensi dan teori yang telah disusun, kemudian dilakukan
penghitungan pada program SPSS versi 17.00. Langkah yang terakhir adalah
menganalisis hasil yang telah diperoleh.
Hasil analisis yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan hasil penelitian
dari jumlah responden yang cukup terbatas, cakupan wilayah dan pemilihan lokasi
yang sangat tertentu. Pertanyaan yang dibentuk dalam kuesioner dibentuk sedemikian
rupa sehingga dapat dipahami responden, tidak menyulitkan mereka untuk menjawab,
dan pertanyaan yang disusun pun berasal dari beberapa sumber seperti literatur,
internet, jurnal, majalah yang menceritakan alasan atau atribut yang memicu
terjadinya keputusan brand switching oleh konsumen.
4.1 Uji Pendahuluan
Dalam penelitian ini proses pengumpulan data primer dilakukan melalui
penyebaran kuesioner yang diawali dengan melakukan uji pendahuluan kepada 32
responden. Uji pendahuluan ini bertujuan untuk melihat konsistensi dan keakuratan
dari kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian. Uji reliabilitas dan validitas
dilakukan pada proses pretest ini.
Parameter yang dipergunakan dalam menguji validitas dan reliabilitas tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh nilai Cronbach’s Alpha yang
diproses dengan SPSS 17, pada uji pendahuluan ini semua variabel
memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 yang berarti instrumen
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
61
Universitas Indonesia
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel dan
analisis data dapat dilanjutkan.
b. Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) untuk mengukur kelayakan analisis faktor
yang telah dilakukan. Jika nilainya lebih besar sama dengan 0,5 (KMO
≥ 0,5), maka data tersebut layak untuk diproses lebih lanjut (Malhotra,
2010).
c. Barlett’s test of spericity untuk menguji korelasi antar variable yang
sedang diuji. Nilai Barlett Test didekati dengan nilai chi-square
sehingga nilai signifikansi data harus mendekati nol (< 0,05) agar
dapat diproses lebih lanjut (Malhotra, 2010).
d. Communalities untuk mengukur kemampuan setiap item pertanyaan
dalam menggambarkan variable yang dijelaskan. Item pertanyaan
dikatakan baik jika memiliki nilai communalities lebih besar dari 0,5
(> 0,5) (Malhotra, 2010).
e. Component Matrix untuk mengukur hubungan antar variable
penelitian dan memuat seluruh factor loading dari variable-variabel
pada seluruh faktor yang diesktrak. Hubungan antar variable baik jika
nilai component matrix lebih besar dari 0,5 (> 0,50) (Malhotra, 2010).
Tabel 4.1Uji Pretest untuk Validitas dan Reliabilitas
Variabel
Uji Validitas Uji Reliabilitas
KMO SignifikansiCronbach's
AlphaPrice
0.502
0 0.93Inconvenience 0 0.961Core Service Failure 0 0.973Service Failure 0 0.975Competitors 0 0.964Involuntary 0 0.957Curiosity/Variety Seeking 0 0.958Community 0 0.919
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
62
Universitas Indonesia
Dari hasil uji validitas faktor-faktor tersebut diatas, nilai KMO bernilai diatas
dari 0.5 sehingga kuesioner tersebut dinyatakan valid, kemudian dari uji reliabilitas
hasil dari Cronbach’s Alpha semua variabel pun diatas 0.6, sehingga kuesioner ini
dinyatakan reliable sehingga hasil kuesioner pretest ini dapat dipergunakan sebagai
data primer.
Maka untuk tahapan selanjutnya akan dibagikan kuesioner kepada 145
responden yang menggunakan layanan operator telekomunikasi.
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Tabel 4.2Uji Test untuk Validitas dan Reliabilitas
Variabel
Uji Validitas Uji Reliabilitas
KMO SignifikansiCronbach's
AlphaPrice
0.614
0 0.532Inconvenience 0 0.607Core Service Failure 0 0.734Service Failure 0 0.86Competitors 0 0.643Involuntary 0 0.831Curiosity/Variety Seeking 0 0.862Community 0 0.752
Dilihat dari hasil uji validitas dan reliabilitas untuk delapan variabel yang akan
di uji, variabel Inconvenience, Core Service Failur, Service Failur, Competitors,
Involuntary, Curiosity/Variety Seeking, dan Community hasilnya valid dan reliable
karena hasil dari KMO, nilai signifikansi nya dan Cronbach’s Alpha lebih besar dari
yang diminta. Sedangkan satu variabel yaitu Price reliabilitasnya dibawah 0.6, namun
menurut George dan Mallary (2003) untuk data yang menunjukkan nilai Cronbach
Alpha lebih besar dari 0,5 (CA) > 0,5 juga masih dapat dipergunakan unutk uji
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
63
Universitas Indonesia
berikutnya walaupun dalam kategori poor (George dan Mallary, 2003). Selain itu
menurut Licshtenstein, Ridgway & Netemeyer (1993) salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perpindahan merek konsumen adalah persepsi harga, dan dalam
penelitiannya mengemukakan bahwa harga menjadi salah satu isyarat paling dominan
dalam pemasaran, hal tersebut dikarenakan harga ada pada semua situasi pembelian.
Selain itu perusahaan jasa operator juga saat ini kerapkali melakukan promosi yang
berhubungan dengan strategi pricing untuk mendapatkan pelanggan baru, maka
peneliti memutuskan untuk tetap menggunakan variabel price dalam penelitian ini.
4.3 Screening dan Profil Responden
Tabel 4.3Profil Demografi Responden
N 145Profile Kategori F %
Jenis Kelamin Pria 70 48%Wanita 75 52%
Kelompok Usia 18 – 22 Tahun 12 8%23 – 25 Tahun 51 35%26 – 29 Tahun 49 34%Diatas 30 Tahun 33 23%
Pekerjaan Pelajar 0 0%Mahasiswa 5 3%Karyawan 85 59%Wiraswasta 50 34%Lain - Lain 5 3%
Penghasilan / Bulan Dibawah Rp. 1.000.000 0 0%Rp. 1.000.001 – Rp.3.000.000 19 13%Rp. 3.000.001 – Rp.5.000.000 34 23%Diatas Rp. 5.000.000 92 63%
Pengeluaran / Bulan Dibawah Rp. 1.000.000 6 4%Rp. 1.000.001 – Rp.3.000.000 48 33%Rp. 3.000.001 – Rp.5.000.000 30 21%Diatas Rp. 5.000.000 61 42%
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
64
Universitas Indonesia
Pada table dilihat bahwa responden yang diperoleh antara pria sebanyak 48%
dan wanita 52% maka bisa dikatakan jenis kelamin responden cukup merata.
Kemudian untuk usia, 35% responden berada pada rentang usia 23-25 tahun,
serta 34% berada pada rentang usia 26-29 tahun, hal ini disebabkan karena kuesioner
lebih banyak di bagikan di area perkantoran maupun tempat perbelanjaan handphone
dimana mayoritas yang dating ke tempat tersebut berada pada rentang usia 23-29
tahun.
Pekerjaan responden yang paling banyak terlibat dalam penelitian ini adalah
karyawan, hal ini juga dikarenakan penyebaran kuesioner paling banyak dilakukan di
daerah perkantoran dan pusat penjualan handphone. Selain itu yang kedua terbanyak
adalah wiraswasta.
Sebanyak 34% responden memiliki penghasilan per bulannya diatas Rp.
5.000.000,- penghasilan ini diperuntukkan untuk kebutuhan sehari-hari.
Responden mayoritas memiliki pengeluaran per bulannya diatas Rp.
5.000.000,- pengeluaran ini diperuntukkan untuk kebutuhan sehari-hari maupun
untuk membayar berbagai macam cicilan.
4.3.1 Tabulasi Silang Antara Screening dan Profil Responden
Tabel 4.4Tabulasi Silang Alasan Pindah/Tidaknya Operator
Alasan Berpindah Operator
TotalCompany
PolicyHarga lebih
murahJaringan
lebih baik
Kerabatmenggunakan
layanan operatortersebut
Paket lebihmenarik
Pernah Pindah Tidak 0 21 11 2 12 46
Ya 10 12 43 19 15 99
Total 10 33 54 21 27 145
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
65
Universitas Indonesia
Tabulasi silang hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas
responden yang memutuskan untuk berganti atau pindah operator dikarenakan
jaringan operator baru lebih baik dibandingkan operator yang digunakan sebelumnya.
Sedangkan beberapa responden yang tidak memutuskan untuk pindah operator
dikarenakan harga operator yang digunakannya saat ini lebih murah dibandingkan
operator lain.
Tabel 4.5Tabulasi Silang Usia dan Operator yang Digunakan Responden
UsiaTotal18 – 22 tahun 23 – 25 tahun 26 – 29 tahun > 30 tahun
Operator 3 0 1 1 0 2Axis 0 2 0 2 4Esia 0 1 1 1 3Flexi 4 11 15 8 38Indosat 2 3 4 0 9Telkomsel 5 19 18 20 62XL 1 14 10 2 27
Total 12 51 49 33 145
Tabulasi silang hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas
responden yang berusia 18-22 tahun menggunakan Telkomsel, usia 23-25 tahun
menggunakan Telkomsel dan XL, berusia 26-29 tahun menggunakan Telkomsel dan
Flexi, serta yang berusia > 30 tahun menggunakan operator Telkomsel. Hal ini
menunjukkan bahwa market share Telkomsel memang masih paling unggul
dibandingkan dengan operator lain.
Tabel 4.6Tabulasi silang Jenis Kelamin dan Usia responden
usia
Total18 – 22 tahun 23 – 25 tahun 26 – 29 tahun > 30 tahun
kelamin Pria 0 21 38 11 70
Wanita 12 30 11 22 75
Total 12 33 51 33 145
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
66
Universitas Indonesia
Hasil tabulasi silang ini memperlihatkan mayoritas responden berjenis
kelamin pria berada pada rentang usia 26-29 tahun, sedangkan untuk responden
wanita mayoritas berusia 23-25 tahun.
Tabel 4.7Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Penghasilan Responden
Penghasilan
TotalRp. 1.000.001 –Rp. 3.000.000
Rp. 3.000.001 –Rp. 5.000.000 > Rp. 5.000.000
Pekerjaan Karyawan 10 17 58 85Mahasiswa 3 2 0 5PNS 0 5 0 5Wiraswasta 6 10 34 50
Total 19 34 92 145
Tabulasi silang hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas
responden merupakan karyawan dengan penghasilan lebih dari Rp. 5000.000 dan
wiraswasta dengan penghasilan lebih dari Rp. 5000.000. Selanjutnya didominasi oleh
karyawan dan wiraswasta dengan penghasilan Rp. 3000.001-Rp. 5000.000. Melihat
penghasilan responden yang cukup besar dikarenakan kuesioner disebarkan di daerah
perkantoran dan area tempat penjualan handphone dimana umumnya pengunjung
memiliki penghasilan yang cukup besar.
Tabel 4.8Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Pengeluaran Responden
Pengeluaran
Total< Rp. 1.000.000Rp. 1.000.001 –Rp. 3.000.000
Rp. 3.000.001 –Rp. 5.000.000 > Rp. 5.000.000
Pekerjaan Karyawan 0 25 30 30 85Mahasiswa 0 5 0 0 5PNS 0 5 0 0 5Wiraswasta 6 13 0 31 50
Total 6 48 30 61 145
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
67
Universitas Indonesia
Tabulasi silang hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas
responden yang pekerjaannya wiraswasta memiliki pengeluaran > Rp. 5000.000 dan
juga karyawan memiliki pengeluaran terbesar > Rp. 5000.000 dan Rp. 3000.001-Rp.
5000.000.
4.4 Analisis Faktor
Tabel 4.9 Analisis Faktor
KMO and Bartlett’s Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
.614
Bartlett’s Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square 3314.115
df 406
Sig. .000
Dari tabel KMO and Bartlett’s Test didapat nilai Measure of Sampling
Adequacy sebesar 0,614 (>0,5) sehingga terlihat bahwa terdapat interrelationship
antar variabel (Maholtra, 2007:592)
Dari tabel total varian yang dijelaskan atau total variances explained (terdapat
pada lampiran), dapat diketahui bahwa total variansi dari 29 butir pertanyaan yang
dapat dijelaskan faktor pertama adalah sebesar 24.038%, faktor kedua 13.765%,
faktor ketiga 9.249%. faktor keempat 7.801% dan seterusnya. Terdapat 8 faktor dari
sekelompok variabel yang diobservasi dalam atribut yang mempengaruhi brand
switching oleh konsumen. Kemudian dari 29 pertanyaan yang diajukan kepada
responden, akan dilihat pertanyaan mana saja yang masuk ke dalam faktor pembentuk
yang sama. Tabel berikut adalah Rotated Component Matrix dapat diperhatikan
bahwa tiap butir untuk faktor 1 memiliki muatan lebih besar daripada 0,5.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
68
Universitas Indonesia
Tabel 4.10Rotated Component Matrix
Component
1 2 3 4 5 6 7 8
Q1 .072 .167 .046 .889 -.029 .223 .148 .203
Q2 .053 .017 .090 .933 .040 -.108 -.043 .077
Q3 -.161 .059 -.001 .890 .319 -.049 .007 -.011
Q4 .191 .185 .040 .850 -.038 .195 .157 .026
Q5 .286 .141 .895 .047 .094 .027 .097 .027
Q6 .279 .184 .892 .081 .105 -.036 .083 -.023
Q7 .270 .276 .861 -.002 .219 .138 .010 .060
Q8 .209 .402 .822 .079 .164 -.153 -.023 -.074
Q9 .164 .230 .138 .092 .897 .066 .138 .097
Q10 .104 .312 .159 .071 .885 .016 .132 .138
Q11 .044 .241 .220 .084 .872 -.007 .093 .244
Q12 .105 .899 .225 .124 .231 .058 .077 .173
Q13 .163 .885 .233 .098 .250 .020 .058 .170
Q14 .168 .793 .239 .211 .187 .098 .180 .289
Q15 .148 .819 .324 .083 .268 .061 .212 .036
Q16 .870 .219 .165 .044 -.023 .164 -.067 .047
Q17 .839 .308 .158 .136 .099 -.043 -.050 -.007
Q18 .919 -.040 .181 .058 -.038 .028 .003 .027
Q19 .919 .066 .265 .021 -.034 -.098 -.013 .092
Q20 .905 .006 .171 -.080 .153 .128 .094 -.051
Q21 .911 .001 .233 -.066 .115 .024 .061 .042
Q22 .852 .239 -.076 .156 .238 .064 -.133 -.067
Q23 .851 .014 .096 .003 -.006 .020 .290 -.075
Q24 -.033 .280 -.035 .194 .240 .218 .091 .860
Q25 -.002 .211 .007 .086 .205 .029 .218 .911
Q26 .061 .070 .006 .107 -.019 .962 -.074 .061
Q27 .093 .052 -.014 .048 .076 .958 -.028 .111
Q28 -.008 .151 .096 .100 .040 -.091 .917 .174
Q29 .107 .177 .033 .106 .309 -.022 .851 .109
Extraction Method: Principal Component Analysis.Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 6 iterations.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
69
Universitas Indonesia
Tabel 4.11Faktor-faktor yang mempengaruhi Brand switching
No FAKTOR PERTANYAAN
1 Competitors Q16, Q17, Q18, Q19,
Q20, Q21, Q22, Q23
2 Service Failure Q12, Q13, Q14, Q15
3 Core Service Failure Q9, Q10, Q11
4 Inconvenience Q5, Q6, Q7, Q8
5 Price Q1, Q2, Q3, Q4
6 Involuntary Q24, Q25
7 Curiosity Q26, Q27
8 Community Q28, Q29
Dengan demikian, sesuai dengan syarat validitas konstruk minimal sebesar
0,5 yang harus dipenuhi, sebanyak 29 atribut pertanyaan relevan dalam penelitian ini.
Langkah selanjutnya yakni memberi nama untuk masing-masing faktor yang telah
dibentuk. Berikut penamaan untuk setiap faktor beserta alasan yang melatar
belakanginya:
1. Faktor 1, Competitors :
Kategori “attracted by competitors” memasukkan pengalaman switching yang kritis
dimana pelanggan menceritakan mengenai pengalaman berpindah ke provider
layanan lain yang lebih baik. Pelanggan umumnya berpindah ke penyedia layanan
lain karena alasan pelayanan lebih baik, lebih dapat diandalkan, dan lebih baik
kualitas pelanyanannya. Atribut pertanyaan Q16, Q17, Q18, Q19, Q20, Q21, Q22,
Q23 masuk ke dalam kategori ini karena kedua pertanyaan tersebut menggambarkan
makna dari penjelasan di atas.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
70
Universitas Indonesia
2. Faktor 2, Service Failure:
Kategori “employee responses to services failures” memasukkan pengalaman
switching yang kritis, dimana konsumen berpindah bukan karena kegagalan pada
layanan, tetapi karena pelayanan yang gagal diberikan secara sepantasnya oleh pihak
provider. Dengan begitu atribut pertanyaan Q12, Q13, Q14, Q15 dapat digolongkan
ke dalam faktor ini.
3. Faktor 3, Core Service Failure:
Core service dalam industri telekomunikasi adalah layanan sinyal atau jaringan.
Sehingga sangat penting bagi operator untuk menjaga agar jaringannya luas dan
berjalan dengan baik, kualitas produk suatu perusahaan merupakan unsur yang sangat
penting untuk diperhatikan, bahkan dapat dikategorikan sebagai suatu senjata yang
strategis dalam berkompetisi dengan para pesaing untuk memenangkan perolehan
pangsa pasar dan atribut pertanyaan yang masuk ke dalam faktor ini adalah
pertanyaan Q9, Q10, Q11.
4. Faktor 4, Inconvenience :
Kategori rasa tidak nyaman mencakup semua kejadian dimana konsumen merasa
tidak nyaman karena lokasi customer service, jam operasi, dan waktu menunggu.
Dengan demikian, pertanyaan Q5, Q6, Q7, Q8 dapat digolongkan ke dalam faktor
pembentuk ini.
5. Faktor 5, Price :
Menjelaskan bagaimana harga atau tarif yang dimiliki sebuah operator dapat
mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan brand switching. Kerelevanan
harga operator akan berbeda satu sama lain. Harga sebuah operator dapat dipandang
dari harga maupun tarif yang sesuai dengan layanan operator tersebut. Dengan
demikian pertanyaan Q1, Q2, Q3, Q4 dapat digolongkan untuk faktor ini.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
71
Universitas Indonesia
6. Faktor 6, Involuntary Switching:
Konsumen akan berpindah karena faktor diluar kontrol dari konsumen maupun
penyedia layanan jasa. Hal ini termasuk berpindah karena penyedia layanan jasanya
berpindah, atau sudah tidak tersedia lagi. Konsumen yang secara bebas memilih
untuk berpindah antar penyedia jasa dinamakan voluntary migrant. Atribut
pertanyaan Q24, Q25 masuk ke dalam kategori ini karena kedua pertanyaan tersebut
menggambarkan makna dari penjelasan di atas.
7. Faktor 7, Curiosity:
Keinginan untuk mencari hal yang baru dalam keputusan untuk berpindah
dicerminkan dengan adanya berbagai tindakan yang menggerakkan orang untuk
mencari informasi dan adanya berbagai paket pilihan yang kemudian akan
meningkatkan perhatian konsumen terkait. Atribut pertanyaan Q26 dan Q27 masuk
ke dalam kategori ini karena kedua pertanyaan tersebut menggambarkan makna dari
penjelasan di atas.
8. Faktor 8, Community:
Komunitas adalah kelompok organisme (manusia dan lainnya) yang hidup dan saling
berinteraksi di dalam daerah tertentu yang biasa disebut masyarakat atau paguyuban.
Pemecahan masalah merupakan suatu aliran tindakan timbal balik yang
berkesinambungan di antara faktor lingkungan, proses kognitif dan efektif, serta
tindakan perilaku. Atribut pertanyaan Q28 dan Q29 masuk ke dalam kategori ini
karena kedua pertanyaan tersebut menggambarkan makna dari penjelasan di atas.
4.5 Independent Sample t-test
Uji pada sub bab ini akan melihat apakah jenis kelamin antara pria dan wanita
memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan satu sama lain. Nilai faktor untuk 8
faktor diperoleh dengan cara summated scale. Summated scale merupakan konsep
untuk mengkombinasikan masing-masing atribut pertanyaan ke dalam sebuah faktor
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
72
Universitas Indonesia
Uji-t dilakukan dalam dua tahapan; tahapan pertama adalah menguji apakah
varian kedua sampel dapat dianggap sama. Setelah itu, dilakukan pengujian untuk
melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata dari kedua sampel.
Pada tabel keluaran independent sample t-test yang terdapat pada lampiran,
akan memberikan keluaran mengenai levene’s test for equality assumes dan t-test of
equality of means. Levene’s test for equality assumes akan digunakan untuk menguji
apakah varian faktor terhadap jenis kelamin dapat dikatakan sama atau tidak. Di
bawah ini merupakan hasil rangkuman dari Levene’s test. Tabel 4.10 merupakan tabel
Levene’s test yang akan digunakan untuk membahas sub bagian 4.3.1-4.3.7
Tabel 4.12Probabilitas Varian Faktor Terhadap Variabel Jenis Kelamin
Varian Faktor Terhadap Variabel Jenis Kelamin
Brandswitching
Price Inconvenience Core
failure
Service
failure
Competitors Involuntary Curiosity Community
Sig. 0.029 0.844 0.915 0.051 0.387 0.517 0.313 0.251
Keterangan Tidak
Identik
identik identik identik Identik identik Identik Identik
Sebelum memperhatikan apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara
mean faktor price terhadap variabel jenis kelamin, terlebih dahulu akan diuji nilai
variannya. Dari tabel 4.7, ditunjukkan bahwa nilai probabilitas dari varian Price
terhadap jenis kelamin adalah 0,029. Selain itu faktor inconvenience, core failure,
service failure, competitors, involuntary, curiosity, dan community memiliki
probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya, varian faktor-faktor yang
lebih kecil dari 0,05 tidak dapat dikatakan identik sedangkan faktor yang lebih besar
dari 0,05 tersebut terhadap variabel jenis kelamin dapat dikatakan identik. Setelah
pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor terhadap variabel
jenis kelamin.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
73
Universitas Indonesia
Tabel 4.13
Probabilitas Mean faktor terhadap jenis kelaminMean Faktor Terhadap Variabel Jenis Kelamin
Brandswitching
Price Inconvenience Core
failure
Service
failure
Competitors Involuntary Curiosity Community
Sig. 0.179 0.522 0.823 0.259 0.640 0.683 0.758 0.612
Keterangan Tidak
signifikan
Tidak
signifikan
Tidak
signifikan
Tidak
signifikan
Tidak
signifikan
Tidak
signifikan
Tidak
signifikan
Tidak
signifikan
Tabel diatas merupakan tabel mean faktor terhadap variabel jenis kelamin dan
akan digunakan untuk pembahasan sub bagian 4.5.1-4.5.8. Tabel di atas berisikan
signifikansi atau probabilitas dari faktor-faktor terhadap variabel jenis kelamin
4.5.1 Uji Mean Faktor Price dengan Jenis Kelamin
Tabel 4.14
Jenis kelamin Mean
Price Pria 14.60
Wanita 13.74
Nilai mean faktor price terhadap variabel jenis kelamin pria adalah 14,60 atau
3,65 (“netral” menuju kearah “setuju”) karena terdiri dari 4 pertanyaan. Sedangkan
nilai mean faktor price terhadap variabel jenis kelamin wanita adalah 13.74 atau 3,43
(netral menuju kearah setuju). Pada tabel 4.13, terlihat bahwa probabilitas 0,179.
Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya, mean faktor
price terhadap kategori variabel pria dan wanita dapat dikatakan sama. Sehingga
dapat disimpulkan, jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap faktor price sebagai
salah satu pertimbangan dalam keputusan brand switching.
Price atau harga memang merupakan hal yang menarik, pria dan wanita akan
memberikan pandangan yang sama bahwa mereka “netral” ke arah “setuju” atas
faktor tersebut menjadi pertimbangan dalam melakukan brand switching dari satu
operator ke operator lainnya. Harga merupakan hal yang sensitif, oleh karena itu
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
74
Universitas Indonesia
penting bagi pria maupun wanita untuk mendapatkan harga atau tarif yang terjangkau
dari layanan suatu operator telekomunikasi.
4.5.2 Uji Mean Faktor Inconvenience dengan Jenis Kelamin
Tabel 4.15
Jenis kelamin Mean
Inconvenience Pria 11.98
Wanita 11.54
Nilai mean faktor inconvenience terhadap variabel jenis kelamin pria adalah
11.98 atau 2,99 (“tidak setuju” menuju kearah “netral”) karena terdiri dari 4
pertanyaan. Sedangkan nilai mean faktor inconvenience terhadap variabel jenis
kelamin wanita adalah 11.54 atau 2,88 (“tidak setuju” menuju kearah “netral”). Pada
tabel 4.13, terlihat bahwa probabilitas 0,522. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka
H0 tidak dapat ditolak. Artinya, mean faktor inconvenience terhadap kategori variabel
pria dan wanita dapat dikatakan sama. Sehingga dapat disimpulkan, jenis kelamin
tidak berpengaruh terhadap faktor inconvenience sebagai salah satu pertimbangan
dalam keputusan brand switching.
Inconvenience atau rasa tidak nyaman bagi pria maupun wanita dalam hal
pengaruh pelayanan jasa telekomunikasi terhadap keinginan untuk melakukan brand
switching memiliki pandangan yang hampir sama yaitu “tidak setuju” menuju kearah
“netral”. Hal ini dikarenakan sulit bagi konsumen baik pria maupun wanita untuk
mengevaluasi kualitas dari layanan jasa dibandingkan dengan kualitas dari sebuah
produk, dan sesuai berdasarkan karakteristik layanan jasa antara lain: intangible
(Tidak terlihat), bersifat variabel karena tidak pernah sama bagi setiap konsumen, dan
secara simultan diproduksi dan dikonsumsi.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
75
Universitas Indonesia
4.5.3 Uji Mean Faktor Core Service Failure dengan Jenis Kelamin
Tabel 4.16
Jenis kelamin Mean
Core
failure
Pria 9.42
Wanita 9.28
Nilai mean faktor core service failure terhadap variabel jenis kelamin pria
adalah 9.42 atau 3,14 (“netral” mengarah ke “setuju”) karena terdiri dari 3
pertanyaan. Sedangkan nilai mean faktor core service failure terhadap variabel jenis
kelamin wanita adalah 9.28 atau 3,09 (“netral” mengarah ke “setuju”). Pada tabel
4.13, terlihat bahwa probabilitas 0,823. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak
dapat ditolak. Artinya, mean faktor core service failure terhadap kategori variabel
pria dan wanita dapat dikatakan sama. Sehingga dapat disimpulkan, jenis kelamin
tidak berpengaruh terhadap faktor core service failure sebagai salah satu
pertimbangan dalam keputusan brand switching.
Core service dalam layanan jasa telekomunikasi merupakan sinyal atau
jaringan, baik pria maupun wanita menganggap faktor ini “netral” mengarah ke
“setuju” untuk menjadikan faktor core service failure pertimbangan dalam melakukan
brand switching. Core Service sangat penting dalam industri telekomunikasi karena
bila terdapat kerusakan atau kelalaian yang terjadi, dapat langsung dirasakan oleh
konsumen. Kualitas produk suatu perusahaan merupakan unsur yang sangat penting
untuk diperhatikan, bahkan dapat dikategorikan sebagai suatu senjata yang strategis
dalam berkompetisi dengan para pesaing untuk memenangkan perolehan pangsa
pasar dan.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
76
Universitas Indonesia
4.5.4 Uji Mean Faktor Service Failure dengan Jenis Kelamin
Tabel 4.17
Jenis kelamin Mean
Service
failure
Pria 11.18
Wanita 12.08
Nilai mean faktor service failure terhadap variabel jenis kelamin pria adalah
11.18 atau 2,795 (“tidak setuju” mengarah ke “netral”) karena terdiri dari 4
pertanyaan. Sedangkan nilai mean faktor service failure terhadap variabel jenis
kelamin wanita adalah 12.08 atau 3,02 (“netral” mengarah ke “setuju”). Pada tabel
4.13, terlihat bahwa probabilitas 0,259. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak
dapat ditolak. Artinya, mean faktor service failure terhadap kategori variabel pria dan
wanita dapat dikatakan sama. Sehingga dapat disimpulkan, jenis kelamin tidak
berpengaruh terhadap faktor service failure sebagai salah satu pertimbangan dalam
keputusan brand switching.
Service failure dalam hal ini merupakan pelayanan yang gagal diberikan
secara sepantasnya oleh pihak pemberi jasa layanan sehingga konsumen merasa perlu
untuk melakukan brand switching, baik pria maupun wanita beranggapan faktor ini
“netral” mengarah ke “setuju” untuk menjadi pertimbangan dalam melakukan brand
switching.
4.5.5 Uji Mean Faktor Competitors dengan Jenis Kelamin
Tabel 4.18
Jenis kelamin Mean
Competitors Pria 23.27
Wanita 22.61
Nilai mean faktor competitors terhadap variabel jenis kelamin pria adalah
23.27 atau 2,90 (“tidak setuju” mengarah ke “netral”) karena terdiri dari 8 pertanyaan.
Sedangkan nilai mean faktor competitors terhadap variabel jenis kelamin wanita
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
77
Universitas Indonesia
adalah 22.61 atau 2,82 (“tidak setuju” mengarah ke “netral”). Pada tabel 4.13,
terlihat bahwa probabilitas 0,640. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak
dapat ditolak. Artinya, mean faktor competitors terhadap kategori variabel pria dan
wanita dapat dikatakan sama. Sehingga dapat disimpulkan, jenis kelamin tidak
berpengaruh terhadap faktor competitors sebagai salah satu pertimbangan dalam
keputusan brand switching.
Dalam upaya meningkatkan market share, tiap-tiap perusahaan
telekomunikasi berkompetisi untuk menarik perhatian konsumen, antara lain dengan
cara melakukan aktivitas promosi di berbagai media baik cetak maupun elektronik,
melakukan promosi di pusat penjualan handphone, packaging yang menarik, dan lain
sebagainya, namun baik pria dan wanita menganggap “tidak setuju” mengarah ke
“netral” untuk menjadikan faktor ini pertimbangan dalam melakukan brand switching
dari satu operator ke operator lainnya.
4.5.6 Uji Mean Faktor Involuntary dengan Jenis Kelamin
Tabel 4.19
Jenis kelamin Mean
Involuntary Pria 5.82
Wanita 6.01
Nilai mean faktor involuntary terhadap variabel jenis kelamin pria adalah 5.82
atau 2,91 (“tidak setuju” mengarah ke “netral”) karena terdiri dari 2 pertanyaan.
Sedangkan nilai mean faktor involuntary terhadap variabel jenis kelamin wanita
adalah 6.01 atau 3,00 (“tidak setuju” mengarah ke “netral”). Pada tabel 4.13, terlihat
bahwa probabilitas 0,683. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat
ditolak. Artinya, mean faktor involuntary terhadap kategori variabel pria dan wanita
dapat dikatakan sama. Sehingga dapat disimpulkan, jenis kelamin tidak berpengaruh
terhadap faktor involuntary sebagai salah satu pertimbangan dalam keputusan brand
switching. Hal ini berarti konsumen baik pria maupun wanita beranggapan “tidak
setuju” mengarah ke “netral” akan berpindah dari satu operator ke operator lain
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
78
Universitas Indonesia
karena faktor diluar kontrol dari konsumen maupun penyedia layanan jasa, termasuk
berpindah karena penyedia layanan jasanya berpindah, atau sudah tidak tersedia lagi.
4.5.7 Uji Mean Faktor Curiosity dengan Jenis Kelamin
Tabel 4.20
Jenis kelamin Mean
Curiosity Pria 5.62
Wanita 5.74
Nilai mean faktor curiosity terhadap variabel jenis kelamin pria adalah 5.62 atau 2,81
(“tidak setuju” mengarah ke “netral”) karena terdiri dari 2 pertanyaan. Sedangkan
nilai mean faktor curiosity terhadap variabel jenis kelamin wanita adalah 5.74 atau
2,87 (“tidak setuju” mengarah ke “netral”). Pada tabel 4.13, terlihat bahwa
probabilitas 0,758. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, mean faktor curiosity terhadap kategori variabel pria dan wanita dapat
dikatakan sama. Sehingga dapat disimpulkan, jenis kelamin tidak berpengaruh
terhadap faktor curiosity sebagai salah satu pertimbangan dalam keputusan brand
switching. Oleh karena itu seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa keinginan
untuk mencari hal yang baru dalam keputusan untuk berpindah dicerminkan dengan
adanya berbagai tindakan yang menggerakkan orang untuk mencari informasi dan
adanya berbagai paket pilihan yang kemudian akan meningkatkan perhatian
konsumen terkait, dalam hal ini, baik pria maupun wanita beranggapan “tidak setuju”
mengarah ke “netral”.
4.5.8 Uji Mean Faktor Community dengan Jenis Kelamin
Tabel 4.21
Jenis kelamin Mean
Community Pria 6.61
Wanita 6.43
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
79
Universitas Indonesia
Nilai mean faktor community terhadap variabel jenis kelamin pria adalah 6.61
atau 3,30 (“netral” mengarah ke “setuju”) karena terdiri dari 2 pertanyaan. Sedangkan
nilai mean faktor community terhadap variabel jenis kelamin wanita adalah 6.43 atau
3,21 (“netral” mengarah ke “setuju”). Pada tabel 4.13, terlihat bahwa probabilitas
0,612. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya, mean
faktor community terhadap kategori variabel pria dan wanita dapat dikatakan sama.
Sehingga dapat disimpulkan, jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap faktor
community sebagai salah satu pertimbangan dalam keputusan brand switching.
Komunitas merupakan salah satu aspek penting dalam pengambilan keputusan oleh
konsumen, namun dalam hal ini baik pria maupun wanita menganggap faktor
community “netral” mengarah ke “setuju” sebagai alasan untuk brand switching dari
satu operator ke operator lainnya.
4.6 Uji ANOVA
4.6.1 Uji Mean Faktor-faktor Brand switching terhadap Usia
Tabel 4.22 Hasil Uji ANOVA
Test of Homogeneity of VariancesLevene Statistic df1 df2 Sig.
Price 1.608 3 141 .190Inconvenience .744 3 141 .527Core Serv Failure .028 3 141 .994Serv Failure 4.733 3 141 .004Competitors 3.254 3 141 .024Involuntary .675 3 141 .569Curiosity 4.716 3 141 .004Community 1.632 3 141 .185
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
80
Universitas Indonesia
Tabel 4.23 Probabilitas MeanVarian Faktor Price Terhadap Variabel Usia
Brandswitching
Price Inconvenience Core
failure
Service
failure
Competitors Involuntary Curiosity Community
Sig. 0.628 0.853 0.652 0.119 0.724 0.253 0.520 0.082
Keterangan Identik Identik identik Identik Identik Identik Identik identik
4.6.1.1 Uji Mean Faktor Price dengan Usia responden
Faktor price terbentuk dari 4 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas Levene
Test hitung pada tabel 4.22 di atas adalah 1.068 dengan nilai probabilitas pada tabel
4.23 adalah 0,628. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor price terhadap variabel usia dapat dikatakan identik. Setelah
pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor price terhadap
variabel usia. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat apakah sampel
pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.22, terlihat bahwa
probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran) adalah 0,190. Oleh
karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya, mean faktor price
terhadap semua kategori variabel usia dapat adalah sama, sehingga tidak terdapat
perbedaan untuk setiap kategori usia terhadap faktor price. Dengan kata lain, usia
tidak berpengaruh terhadap faktor price.
4.6.1.2 Uji Mean Faktor Inconvenience dengan Usia responden
Faktor inconvenience terbentuk dari 4 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.22 di atas adalah 0.744 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.23 yaitu 0,853. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor inconvenience terhadap variabel usia t dapat dikatakan identik.
Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
inconvenience terhadap variabel usia. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat
apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.22,
terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran) adalah
0,527. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya, mean
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
81
Universitas Indonesia
faktor inconvenience terhadap semua kategori variabel usia adalah sama, sehingga
tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori usia terhadap faktor inconvenience.
Dengan kata lain, usia tidak berpengaruh terhadap faktor inconvenience.
4.6.1.3 Uji Mean Faktor Core Service Failure dengan Usia responden
Faktor core service failure terbentuk dari 3 pertanyaan. Terlihat bahwa
probabilitas Levene Test hitung pada tabel 4.22 di atas adalah 0.028 dengan nilai
probabilitas pada tabel 4.23 yaitu 0,652. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0
tidak dapat ditolak. Artinya, varian faktor core service failure terhadap variabel usia
dapat dikatakan identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian
nilai mean faktor core failure terhadap variabel usia. Uji Oneway ANOVA dilakukan
untuk melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada
tabel 4.22, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
adalah 0,994. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya,
mean faktor core failure terhadap semua kategori variabel usia adalah sama, sehingga
tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori usia terhadap faktor core service
failure. Dengan kata lain, usia tidak berpengaruh terhadap faktor core service failure.
4.6.1.4 Uji Mean Faktor Service Failure dengan Usia responden
Faktor service failure terbentuk dari 4 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.22 di atas adalah 4.733 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.23 yaitu 0,119. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor service failure terhadap variabel usia dapat dikatakan identik.
Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor service
failure terhadap variabel usia. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat apakah
sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.22, terlihat
bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran) adalah 0,004.
Oleh karena probabilitas < 0,05 maka H0 tidak dapat diterima. Artinya, mean faktor
service failure terhadap semua kategori variabel usia adalah tidak sama, sehingga
terdapat perbedaan untuk setiap kategori usia terhadap faktor service failure. Dengan
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
82
Universitas Indonesia
kata lain, usia berpengaruh terhadap faktor service failure. Manusia pada tahapan
hidup yang berbeda mempunyai pemikiran dan kepentingan yang berbeda dengan
tahapan hidup yang lain, oleh karena itu penerimaan terhadap pelayanan yang
diberikan dapat berbeda pada tiap tahapan usia. Dalam hal ini jasa customer service
yang diberikan oleh operator telekomunikasi umumnya memberikan standar yang
sama pada semua usia pelanggan, namun dari segi karakteristik psikologis yang
berbeda dari setiap tahapan usia mengharuskan customer service juga memperhatikan
usia pelanggan dalam hal pelayanan langsung.
4.6.1.5 Uji Mean Faktor Competitors dengan Usia responden
Faktor competitors terbentuk dari 8 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.22 di atas adalah 3.254 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.23 yaitu 0,724. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor competitors terhadap variabel usia dapat dikatakan identik.
Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
competitors terhadap variabel usia. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat
apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.17,
terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran) adalah
0,024. Oleh karena probabilitas < 0,05 maka H0 tidak dapat diterima. Artinya, mean
faktor competitors terhadap semua kategori variabel usia adalah tidak sama, sehingga
terdapat perbedaan untuk setiap kategori usia terhadap faktor competitors. Dengan
kata lain, usia berpengaruh terhadap faktor competitors. Dari segi psikologis, terdapat
perbedaan karakteristik dari setiap generasi yang umumnya mempengaruhi dalam hal
pengambilan keputusan. Menurut Shukla, orang dewasa yang lebih muda ditemukan
lebih memperhatikan trend terbaru dibandingkan dengan usia lainnya dan
pengaruhnya dalam pergerakan konsumen secara masal. Sehingga dengan ini tampak
bahwa perbedaan usia mempengaruhi seseorang dalam melihat produk-produk lain
yang ada di pasaran.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
83
Universitas Indonesia
4.6.1.6 Uji Mean Faktor Involuntary dengan Usia responden
Faktor involuntary terbentuk dari 2 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.22 di atas adalah 0.675 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.23 yaitu 0,253. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor involuntary terhadap variabel usia dapat dikatakan identik.
Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
involuntary terhadap variabel usia. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat
apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.17,
terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran) adalah
0,569. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya, mean
faktor involuntary terhadap semua kategori variabel usia adalah sama, sehingga tidak
terdapat perbedaan untuk setiap kategori usia terhadap faktor involuntary. Dengan
kata lain, usia tidak/ berpengaruh terhadap faktor involuntary.
4.6.1.7 Uji Mean Faktor Curiosity dengan Usia responden
Faktor curiosity terbentuk dari 2 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.22 di atas adalah 4.716 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.23 yaitu 0,520. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor curiosity terhadap variabel usia dapat dikatakan identik.
Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor curiosity
terhadap variabel usia. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat apakah sampel
pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.17, terlihat bahwa
probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran) adalah 0,004. Oleh
karena probabilitas < 0,05 maka H0 tidak dapat diterima. Artinya, mean faktor
curiosity terhadap semua kategori variabel usia adalah tidak sama, sehingga terdapat
perbedaan untuk setiap kategori usia terhadap faktor curiosity. Dengan kata lain, usia
berpengaruh terhadap faktor curiosity. Menurut Irawan dalam Hutapea (2008)
konsumen yang sensitif terhadap teknologi baru biasanya berasal dari usia muda. Hal
ini menunjukkan bahwa ada konsumen dengan usia tertentu yang selalu ingin mencari
variasi dan berkeinginan untuk terus mencoba berbagai macam fitur yang dapat
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
84
Universitas Indonesia
memberikan kepuasan terbaik, dengan melakukan konsumsi dari berbagai macarm
produk.
4.6.1.8 Uji Mean Faktor Community dengan Usia responden
Faktor community terbentuk dari 2 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.22 di atas adalah 1.632 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.23 yaitu 0,082. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor community terhadap variabel usia dapat dikatakan identik.
Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
community terhadap variabel usia. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat
apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.17,
terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran) adalah
0,185. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya, mean
faktor community terhadap semua kategori variabel usia adalah sama, sehingga tidak
terdapat perbedaan untuk setiap kategori usia terhadap faktor community. Dengan
kata lain, usia tidak berpengaruh terhadap faktor community.
4.6.2 Uji Mean Faktor-faktor Brand switching terhadap Pekerjaan
Tabel 4.24
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Price .759 3 141 .519
Inconvenience 1.316 3 141 .272
Core Service Failure .077 3 141 .972
Service Failure 2.277 3 141 .082
Competitors 1.792 3 141 .151
Involuntary 7.700 3 141 .000
Curiosity .302 3 141 .824
Community 2.467 3 141 .065
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
85
Universitas Indonesia
Tabel 4.25Varian Faktor Price Terhadap Variabel Pekerjaan
Brandswitching
Price Inconvenience Core
failure
Service
failure
Competitors Involuntary Curiosity Community
Sig. 0.341 0.051 0.759 0.045 0.926 0.535 0.966 0.011
Keterangan identik identik identik Tidak
identik
identik identik Identik Tidak
identik
4.6.2.1 Uji Mean Faktor Price dengan Pekerjaan Responden
Faktor price terbentuk dari 4 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas Levene
Test hitung pada tabel 4.24 di atas adalah 0.759 dengan nilai probabilitas pada tabel
4.25 yaitu 0,341. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor price terhadap variabel pekerjaan dapat dikatakan identik.
Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor price
terhadap variabel pekerjaan. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat apakah
sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.24, terlihat
bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran) adalah 0,519.
Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya, mean faktor
price terhadap semua kategori variabel pekerjaan adalah sama, sehingga tidak
terdapat perbedaan untuk setiap kategori pekerjaan terhadap faktor price. Dengan
kata lain, pekerjaan tidak berpengaruh terhadap faktor price.
4.6.2.2 Uji Mean Faktor Inconvenience dengan Pekerjaan responden
Faktor inconvenience terbentuk dari 4 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.24 di atas adalah 1.316 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.25 yaitu 0,051. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor inconvenience terhadap variabel pekerjaan dapat dikatakan
identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
inconvenience terhadap variabel pekerjaan. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk
melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel
4.24, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
86
Universitas Indonesia
adalah 0,272. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya,
mean faktor inconvenience terhadap semua kategori variabel pekerjaan adalah sama,
sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori pekerjaan terhadap faktor
inconvenience. Dengan kata lain, pekerjaan tidak berpengaruh terhadap faktor
inconvenience.
4.6.2.3 Uji Mean Faktor Core Service Failure dengan Pekerjaan responden
Faktor core service failure terbentuk dari 3 pertanyaan. Terlihat bahwa
probabilitas Levene Test hitung pada tabel 4.24 di atas adalah 0.077 dengan nilai
probabilitas pada tabel 4.25 yaitu 0,759. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0
tidak dapat ditolak. Artinya, varian faktor core service failure terhadap variabel
pekerjaan dapat dikatakan identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya
pengujian nilai mean faktor core failure terhadap variabel pekerjaan. Uji Oneway
ANOVA dilakukan untuk melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean)
yang sama. Pada tabel 4.24, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung
terdapat pada lampiran) adalah 0,972. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak
dapat ditolak. Artinya, mean faktor core service failure terhadap semua kategori
variabel pekerjaan adalah sama, sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap
kategori pekerjaan terhadap faktor core service failure. Dengan kata lain, pekerjaan
tidak berpengaruh terhadap faktor core service failure.
4.6.2.4 Uji Mean Faktor Service Failure dengan Pekerjaan responden
Faktor service failure terbentuk dari 4 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.24 di atas adalah 2.277 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.25 yaitu 0,045. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor service failure terhadap variabel pekerjaan dapat dikatakan
identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
service failure terhadap variabel pekerjaan. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk
melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel
4.24, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
87
Universitas Indonesia
adalah 0,082. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya,
mean faktor service failure terhadap semua kategori variabel pekerjaan adalah sama,
sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori pekerjaan terhadap faktor
service failure. Dengan kata lain, pekerjaan berpengaruh terhadap faktor service
failure. sangat memungkinkan bagi konsumen dengan pekerjaan yang berbeda
menganggap faktor response to service failure sangat penting karena tiap kelompok
pekerjaan yang berbeda tentunya mempunyai kebutuhan yang berbeda dengan
kelompok pekerjaan lainnya. Dalam hal ini, konsumen yang memiliki tingkat
pekerjaan lebih tinggi tentu mengharapkan pelayanan yang lebih baik dan tidak akan
sungkan untuk melakukan brand switching apabila pelayanan yang diterimanya tidak
sesuai ekspektasi.
4.6.2.5 Uji Mean Faktor Competitors dengan Pekerjaan responden
Faktor competitors terbentuk dari 8 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.24 di atas adalah 1.792 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.25 yaitu 0,926. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor competitors terhadap variabel pekerjaan dapat dikatakan
identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
competitors terhadap variabel pekerjaan. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk
melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel
4.24, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
adalah 0,151. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya,
mean faktor competitors terhadap semua kategori variabel pekerjaan adalah sama,
sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori pekerjaan terhadap faktor
competitors. Dengan kata lain, pekerjaan tidak berpengaruh terhadap faktor
competitors.
4.6.2.6 Uji Mean Faktor Involuntary Switching dengan Pekerjaan responden
Faktor involuntary switching terbentuk dari 2 pertanyaan. Terlihat bahwa
probabilitas Levene Test hitung pada tabel 4.24 di atas adalah 7.700 dengan nilai
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
88
Universitas Indonesia
probabilitas pada tabel 4.25 yaitu 0,535. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0
tidak dapat ditolak. Artinya, varian faktor involuntary switching terhadap variabel
pekerjaan dapat dikatakan identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya
pengujian nilai mean faktor involuntary switching terhadap variabel pekerjaan. Uji
Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-
rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.24, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-
hitung terdapat pada lampiran) adalah 0,000. Oleh karena probabilitas < 0,05 maka
H0 tidak dapat diterima. Artinya, mean faktor involuntary switching terhadap semua
kategori variabel pekerjaan adalah tidak sama, sehingga terdapat perbedaan untuk
setiap kategori pekerjaan terhadap faktor involuntary switching. Dengan kata lain,
pekerjaan berpengaruh terhadap faktor involuntary switching. Kategori “involuntary
switching” menurut Keaveney (1995) konsumen akan berpindah karena faktor diluar
kontrol dari konsumen maupun penyedia layanan jasa, termasuk berpindah karena
penyedia layanan jasanya berpindah, atau sudah tidak tersedia lagi. Di industri
operator telekomunikasi, sangat memungkinkan bagi konsumen dengan pekerjaan
yang berbeda melakukan involuntary switching karena tiap kelompok pekerjaan yang
berbeda tentunya mempunyai minat dan kebutuhan yang berbeda dengan kelompok
pekerjaan lainnya.
4.6.2.7 Uji Mean Faktor Curiosity dengan Pekerjaan responden
Faktor curiosity terbentuk dari 2 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.24 di atas adalah 0.302 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.25 yaitu 0,966. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor curiosity terhadap variabel pekerjaan dapat dikatakan identik.
Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor curiosity
terhadap variabel pekerjaan. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat apakah
sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.24, terlihat
bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran) adalah 0,824.
Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya, mean faktor
curiosity terhadap semua kategori variabel pekerjaan adalah sama, sehingga tidak
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
89
Universitas Indonesia
terdapat perbedaan untuk setiap kategori pekerjaan terhadap faktor curiosity. Dengan
kata lain, pekerjaan tidak berpengaruh terhadap faktor curiosity.
4.6.2.8 Uji Mean Faktor Community dengan Pekerjaan responden
Faktor community terbentuk dari 2 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.24 di atas adalah 2.467 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.25 yaitu 0,011. Oleh karena probabilitas < 0,05 maka H0 tidak dapat diterima.
Artinya, varian faktor community terhadap variabel pekerjaan dapat dikatakan tidak
identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
community terhadap variabel pekerjaan. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk
melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel
4.24, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
adalah 0,065. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya,
mean faktor community terhadap semua kategori variabel pekerjaan adalah sama,
sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori pekerjaan terhadap faktor
community. Dengan kata lain, pekerjaan berpengaruh terhadap faktor community.
Karakteristik masyarakat yang komunal atau berkelompok akan mempermudah untuk
memperoleh referensi atau informasi mengenai produk atau jasa, konsumen dengan
pekerjaan tertentu tentu akan memiliki pandangan tersendiri, dan akan memberikan
referensi baik itu karena memang tuntutan pekerjaan seperti melakukan brand
switching dari operator sebelumnya karena diberikan nomor kantor, ataupun
memberikan referensi kepada lingkungan terdekatnya untuk menggunakan layanan
suatu operator.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
90
Universitas Indonesia
4.6.3 Uji Mean Faktor-faktor Brand switching terhadap Penghasilan
Tabel 4.26Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Price 1.359 2 142 .260
Inconvenience .516 2 142 .598
Core Service Failure 1.660 2 142 .194
Service Failure 1.008 2 142 .368
Competitors 2.089 2 142 .128
Involuntary 3.199 2 142 .044
Curiosity .681 2 142 .508
Community 2.576 2 142 .080
Tabel 4.27Varian Faktor Price Terhadap Variabel Penghasilan
Brandswitching
Price Inconvenience Core
failure
Service
failure
Competitors Involuntary Curiosity Community
Sig. 0.675 0.639 0.721 0.589 0.182 0.147 0.562 0.361
Keterangan Identik Identik Identik Identik Identik Identik Identik Identik
4.6.3.1 Uji Mean Faktor Price dengan Penghasilan Responden
Faktor price terbentuk dari 4 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas Levene
Test hitung pada tabel 4.26 di atas adalah 1.359 dengan nilai probabilitas 0,675. Oleh
karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya, varian faktor price
terhadap variabel penghasilan dapat dikatakan identik. Setelah pengujian varian
dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor price terhadap variabel
penghasilan. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat apakah sampel pengujian
memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.26, terlihat bahwa probabilitas dari
F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran) adalah 0,260. Oleh karena probabilitas >
0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya, mean faktor price terhadap semua kategori
variabel penghasilan adalah sama, sehingga terdapat perbedaan untuk setiap kategori
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
91
Universitas Indonesia
penghasilan terhadap faktor price. Dengan kata lain, penghasilan tidak berpengaruh
terhadap faktor price.
4.6.3.2 Uji Mean Faktor Inconvenience dengan Penghasilan responden
Faktor inconvenience terbentuk dari 4 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.26 di atas adalah 0.516 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.27 yaitu 0,639. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor inconvenience terhadap variabel penghasilan dapat dikatakan
identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
inconvenience terhadap variabel penghasilan. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk
melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel
4.26, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
adalah 0,598. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya,
mean faktor inconvenience terhadap semua kategori variabel penghasilan adalah
sama, sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori penghasilan terhadap
faktor inconvenience. Dengan kata lain, penghasilan tidak berpengaruh terhadap
faktor inconvenience.
4.6.3.3 Uji Mean Faktor Core Service Failure dengan Penghasilan responden
Faktor core failure terbentuk dari 3 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.26 di atas adalah 1.660 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.27 yaitu 0,721. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor core failure terhadap variabel penghasilan dapat dikatakan
identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
core failure terhadap variabel penghasilan. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk
melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel
4.26, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
adalah 0,194. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya,
mean faktor core failure terhadap semua kategori variabel penghasilan adalah sama,
sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori penghasilan terhadap faktor
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
92
Universitas Indonesia
core failure. Dengan kata lain, penghasilan tidak berpengaruh terhadap faktor core
failure.
4.6.3.4 Uji Mean Faktor Service Failure dengan Penghasilan responden
Faktor service failure terbentuk dari 4 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.26 di atas adalah 1.008 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.27 yaitu 0,589. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor service failure terhadap variabel penghasilan dapat dikatakan
identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
service failure terhadap variabel penghasilan. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk
melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel
4.26, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
adalah 0,368. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya,
mean faktor service failure terhadap semua kategori variabel penghasilan adalah
sama, sehingga terdapat perbedaan untuk setiap kategori penghasilan terhadap faktor
service failure. Dengan kata lain, penghasilan tidak berpengaruh terhadap faktor
service failure.
4.6.3.5 Uji Mean Faktor Competitors dengan Penghasilan responden
Faktor competitors terbentuk dari 8 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.26 di atas adalah 2.089 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.27 yaitu 0,182. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor competitors terhadap variabel penghasilan dapat dikatakan
identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
competitors terhadap variabel penghasilan. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk
melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel
4.26, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
adalah 0,128. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya,
mean faktor competitors terhadap semua kategori variabel penghasilan adalah sama,
sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori penghasilan terhadap faktor
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
93
Universitas Indonesia
competitors. Dengan kata lain, penghasilan tidak berpengaruh terhadap faktor
competitors.
4.6.3.6 Uji Mean Faktor Involuntary dengan Penghasilan responden
Faktor involuntary switching terbentuk dari 2 pertanyaan. Terlihat bahwa
probabilitas Levene Test hitung pada tabel 4.26 di atas adalah 3.199 dengan nilai
probabilitas pada tabel 4.27 yaitu 0,147. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0
tidak dapat ditolak. Artinya, varian faktor involuntary switching terhadap variabel
penghasilan dapat dikatakan identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya
pengujian nilai mean faktor involuntary switching terhadap variabel penghasilan. Uji
Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-
rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.21, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-
hitung terdapat pada lampiran) adalah 0,044. Oleh karena probabilitas < 0,05 maka
H0 tidak dapat diterima. Artinya, mean faktor involuntary switching terhadap semua
kategori variabel penghasilan adalah tidak sama, sehingga terdapat perbedaan untuk
setiap kategori penghasilan terhadap faktor involuntary switching. Dengan kata lain,
penghasilan berpengaruh terhadap faktor involuntary switching. Sangat
memungkinkan bagi konsumen dengan penghasilan yang berbeda melakukan
involuntary switching karena keadaan ekonomi seseorang terdiri dari; pendapatan
yang dibelanjakan, tabungan, hartanya, kemampuan untuk meminjam dan menabung
tentunya mempengaruhi minat dan kebutuhan yang berbeda dengan kelompok yang
memiliki tingkat pendapatan berbeda. Dalam hal ini involuntary switching merupakan
faktor yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan.
4.6.3.7 Uji Mean Faktor Curiosity dengan Penghasilan responden
Faktor curiosity terbentuk dari 2 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.26 di atas adalah 0.681 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.27 yaitu 0,562. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor curiosity terhadap variabel penghasilan dapat dikatakan identik.
Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor curiosity
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
94
Universitas Indonesia
terhadap variabel penghasilan. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat apakah
sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.2, terlihat bahwa
probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran) adalah 0,508. Oleh
karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya, mean faktor curiosity
terhadap semua kategori variabel penghasilan adalah sama, sehingga tidak terdapat
perbedaan untuk setiap kategori penghasilan terhadap faktor curiosity. Dengan kata
lain, penghasilan tidak berpengaruh terhadap faktor curiosity.
4.6.3.8 Uji Mean Faktor Community dengan Penghasilan responden
Faktor community terbentuk dari 2 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.26 di atas adalah 2.576 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.27 yaitu 0,361. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor community terhadap variabel penghasilan dapat dikatakan
identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
community terhadap variabel penghasilan. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk
melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel
4.26, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
adalah 0,080. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya,
mean faktor community terhadap semua kategori variabel penghasilan adalah sama,
sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori penghasilan terhadap faktor
community. Dengan kata lain, penghasilan tidak berpengaruh terhadap faktor
community.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
95
Universitas Indonesia
4.6.4 Uji Mean Faktor-faktor Brand switching terhadap Pengeluaran
Tabel 4.28
Test of Homogeneity of VariancesLevene Statistic df1 df2 Sig.
Price 1.200 3 141 .312Inconvenience .706 3 141 .550Core Service Failure .589 3 141 .623Service Failure .973 3 141 .408Competitors 1.363 3 141 .257Involuntary 5.909 3 141 .001Curiosity 1.937 3 141 .126Community 2.801 3 141 .042
Tabel 4.29Varian Faktor Price Terhadap Variabel Pengeluaran
Brandswitching
Price Inconvenience Core
failure
Service
failure
Competitors Involuntary Curiosity Community
Sig. 0.589 0.660 0.500 0.554 0.379 0.033 0.392 0.665
Keterangan Identik Identik Identik Identik Identik Tidak
Identik
Identik Identik
4.6.4.1 Uji Mean Faktor Price dengan pengeluaran Responden
Faktor price terbentuk dari 4 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas Levene
Test hitung pada tabel 4.28 di atas adalah 1.200 dengan nilai probabilitas 0.589. Oleh
karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya, varian faktor price
terhadap variabel pengeluaran dapat dikatakan identik. Setelah pengujian varian
dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor price terhadap variabel
pengeluaran. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat apakah sampel pengujian
memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.28, terlihat bahwa probabilitas dari
F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran) adalah 0,312. Oleh karena probabilitas >
0,05 maka H0
tidak dapat ditolak. Artinya, mean faktor price terhadap semua kategori
variabel pengeluaran adalah sama, sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
96
Universitas Indonesia
kategori pengeluaran terhadap faktor price. Dengan kata lain, pengeluaran tidak
berpengaruh terhadap faktor price.
4.6.4.2 Uji Mean Faktor Inconvenience dengan Pengeluaran responden
Faktor inconvenience terbentuk dari 4 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.28 di atas adalah 0.706 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.29 yaitu 0,660. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor inconvenience terhadap variabel pengeluaran dapat dikatakan
identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
inconvenience terhadap variabel pengeluaran. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk
melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel
4.28, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
adalah 0,550. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya,
mean faktor inconvenience terhadap semua kategori variabel pengeluaran adalah
sama, sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori pengeluaran terhadap
faktor inconvenience. Dengan kata lain, pengeluaran tidak berpengaruh terhadap
faktor inconvenience.
4.6.4.3 Uji Mean Faktor Core Service Failure dengan Pengeluaran responden
Faktor core service failure terbentuk dari 3 pertanyaan. Terlihat bahwa
probabilitas Levene Test hitung pada tabel 4.28 di atas adalah 0.589 dengan nilai
probabilitas pada tabel 4.29 yaitu 0,500. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0
tidak dapat ditolak. Artinya, varian faktor core failure terhadap variabel pengeluaran
dapat dikatakan identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian
nilai mean faktor core failure terhadap variabel pengeluaran. Uji Oneway ANOVA
dilakukan untuk melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang
sama. Pada tabel 4.28, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat
pada lampiran) adalah 0,623. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat
ditolak. Artinya, mean faktor core service failure terhadap semua kategori variabel
pengeluaran adalah sama, sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
97
Universitas Indonesia
pengeluaran terhadap faktor core service failure. Dengan kata lain, pengeluaran tidak
berpengaruh terhadap faktor core service failure.
4.6.4.4 Uji Mean Faktor Service Failure dengan Pengeluaran responden
Faktor service failure terbentuk dari 4 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.28 di atas adalah 0.973 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.29 yaitu 0,554. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor service failure terhadap variabel pengeluaran dapat dikatakan
identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
service failure terhadap variabel pengeluaran. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk
melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel
4.28, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
adalah 0,408. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya,
mean faktor service failure terhadap semua kategori variabel pengeluaran adalah
sama, sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori pengeluaran terhadap
faktor service failure. Dengan kata lain, pengeluaran tidak berpengaruh terhadap
faktor service failure.
4.6.4.5 Uji Mean Faktor Competitors dengan Pengeluaran responden
Faktor competitors terbentuk dari 8 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.28 di atas adalah 1.363 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.29 yaitu 0,379. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor competitors terhadap variabel pengeluaran dapat dikatakan
identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
competitors terhadap variabel pengeluaran. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk
melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel
4.28, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
adalah 0,257. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat diterima. Artinya,
mean faktor competitors terhadap semua kategori variabel pengeluaran adalah sama,
sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori pengeluaran terhadap faktor
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
98
Universitas Indonesia
competitors. Dengan kata lain, pengeluaran tidak berpengaruh terhadap faktor
competitors.
4.6.4.6 Uji Mean Faktor Involuntary Switching dengan Pengeluaran responden
Faktor involuntary switching terbentuk dari 2 pertanyaan. Terlihat bahwa
probabilitas Levene Test hitung pada tabel 4.28 di atas adalah 5.909 dengan nilai
probabilitas pada tabel 4.29 yaitu 0,033. Oleh karena probabilitas < 0,05 maka H0
tidak dapat diterima. Artinya, varian faktor involuntary switching terhadap variabel
pengeluaran tidak dapat dikatakan identik. Setelah pengujian varian dilakukan,
selanjutnya pengujian nilai mean faktor involuntary switching terhadap variabel
pengeluaran. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk melihat apakah sampel pengujian
memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel 4.28, terlihat bahwa probabilitas dari
F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran) adalah 0,001. Oleh karena probabilitas <
0,05 maka H0 tidak dapat diterima. Artinya, mean faktor involuntary switching
terhadap semua kategori variabel pengeluaran adalah tidak sama, sehingga terdapat
perbedaan untuk setiap kategori pengeluaran terhadap faktor involuntary switching.
Dengan kata lain, pengeluaran berpengaruh terhadap faktor involuntary switching.
Keadaan ekonomi seseorang yang terdiri dari; pendapatan yang dibelanjakan,
tabungan, hartanya, kemampuan untuk meminjam dan menabung. Apabila secara
ekonomi konsumen mampu maka faktor involuntary switching dapat menjadi alasan
bagi konsumen untuk melakukan brand switching.
4.6.4.7 Uji Mean Faktor Curiosity dengan Pengeluaran responden
Faktor curiosity terbentuk dari 2 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.28 di atas adalah 1.937 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.29 yaitu 0,392. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor curiosity terhadap variabel pengeluaran dapat dikatakan
identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
curiosity terhadap variabel pengeluaran. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk
melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
99
Universitas Indonesia
4.28, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
adalah 0,126. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya,
mean faktor curiosity terhadap semua kategori variabel pengeluaran adalah sama,
sehingga tidak terdapat perbedaan untuk setiap kategori pengeluaran terhadap faktor
curiosity. Dengan kata lain, pengeluaran tidak berpengaruh terhadap faktor curiosity.
4.6.4.8 Uji Mean Faktor Community dengan Pengeluaran responden
Faktor community terbentuk dari 2 pertanyaan. Terlihat bahwa probabilitas
Levene Test hitung pada tabel 4.28 di atas adalah 2.801 dengan nilai probabilitas pada
tabel 4.29 yaitu 0,665. Oleh karena probabilitas > 0,05 maka H0 tidak dapat ditolak.
Artinya, varian faktor community terhadap variabel pengeluaran dapat dikatakan
identik. Setelah pengujian varian dilakukan, selanjutnya pengujian nilai mean faktor
community terhadap variabel pengeluaran. Uji Oneway ANOVA dilakukan untuk
melihat apakah sampel pengujian memiliki rata-rata (mean) yang sama. Pada tabel
4.28, terlihat bahwa probabilitas dari F-hitung (F-hitung terdapat pada lampiran)
adalah 0,042. Oleh karena probabilitas < 0,05 maka H0 tidak dapat diterima. Artinya,
mean faktor community terhadap semua kategori variabel pengeluaran adalah tidak
sama, sehingga terdapat perbedaan untuk setiap kategori pengeluaran terhadap faktor
community. Dengan kata lain, pengeluaran berpengaruh terhadap faktor community.
Seseorang yang secara umum berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya,
keluarga, klub, organisasi, maka posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat
diidentifikasikan dalam peran dan status, dan status sosial tersebut tentu dipengaruhi
oleh tingkat ekonomi seseorang termasuk pengeluaran di dalamnya.
.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
100Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi pelanggan suatu operator untuk melakukan brand switching dan
mengetahui apakah terdapat perbedaan faktor berdasarkan demografi pelanggan (usia,
jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan dan pengeluaran) dan pengaruhnya terhadap
keputusan brand switching.
Setelah dilakukan analisa faktor terhadap 29 pertanyaan yang mempengaruhi
pelanggan operator lain untuk melakukan brand switching dari satu operator ke
operator lainnya, ternyata semua pertanyaan relevan.
a. Dari analisa faktor yang dilakukan, diketahui bahwa 29 pertanyaan tersebut
membentuk 8 faktor yang mempengaruhi perilaku brand switching konsumen
jasa operator telekomunikasi. Faktor yang dimaksud adalah : faktor 1 : Price,
faktor 2 : Inconvenience, faktor 3 : Core service failure, faktor 4: Service
failure, faktor 5 : Competitors, faktor 6: Involuntary Switching, faktor 7:
Curiosity, serta faktor 8 : Community.
b. Setelah dilakukan analisis faktor, untuk melihat pengaruh demografi
pelanggan (usia, jenis kelamin, pekerjaan, penghasilan dan pengeluaran)
dilakukan uji ANOVA. Hasil dari uji ANOVA tersebut antara lain:
Faktor price, Inconvenience, core service failure, service failure,
competitors, involuntary, curiosity, community tidak ada yang
dipengaruhi oleh jenis kelamin responden.
Usia hanya berpengaruh terhadap faktor core service failure,
competitors, dan curiosity. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
101
Universitas Indonesia
masing-masing kelompok usia, memiliki pandangan yang berbeda
dengan kelompok usia yang lain. Mereka memberikan pandangan
“biasa saja/netral” mengarah ke “setuju” terhadap faktor ini sebagai
salah satu faktor yang mempengaruhi pelanggan operator lain untuk
melakukan brand switching dari satu operator ke operator lainnya.
Pekerjaan responden hanya berpengaruh kepada involuntary
switching, Sedangkan yang lainnya tidak berpengaruh untuk
melakukan brand switching. Hal ini dapat dikarenakan bahwa faktor
involuntary switching memang menjadi salah satu yang
dipertimbangkan ketika seseorang memutuskan untuk melakukan
brand switching, sedangkan faktor lain tidak lebih diperhatikan karena
tidak dipengaruhi pekerjaan responden.
Penghasilan responden akan berpengaruh kepada involuntary
switching saja. Hal ini dapat dikarenakan tingkat penghasilan yang
berbeda, akan memberikan preferensi yang berbeda pula terhadap
keinginannya untuk melakukan brand switching.
Pengeluaran responden akan berpengaruh kepada beberapa faktor,
yaitu faktor involuntary switching dan community. Hal ini dapat
dikarenakan dengan pengeluaran yang cukup besar, dapat memberikan
kesempatan bagi pelanggan untuk dapat memilih menggunakan
operator yang sesuai dengan kebutuhan, preferensi yang mereka
dapatkan, serta benefit atau manfaat yang ingin mereka peroleh. Selain
itu pengeluaran tentu mempengaruhi faktor komunitas responden,
karena responden dapat mempengaruhi komunitasnya dalam berganti
layanan operator.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
102
Universitas Indonesia
5.2. Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran
yang terkait dengan manajemen yang bersifat praktis, yaitu :
1. Dalam memperjelas positioningnya di mata konsumen, para penyedia jasa
operator telepon selular hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang
membuat pelanggan operator lain untuk melakukan brand switching dari satu
operator ke operator lainnya. Faktor-faktor tersebut di antaranya price,
inconvenience, core service failure, service failure, competitors, involuntary,
curiosity, dan community.
2. Implikasi yang dapat dipetik untuk perusahaan penyedia operator telepon
selular adalah bahwa keputusan pelanggan untuk melakukan brand switching
ke operator lain dipengaruhi oleh demografi pelanggan, sehingga dalam
memasarkan produknya, perusahaan haruslah tetap memperhatikan kebutuhan
dan demografinya agar perusahaan dapat memenuhi target penjualan.
3. Implikasi yang dapat diambil dengan memperhatikan faktor yang signifikan
terhadap beberapa demografi responden adalah bahwa perusahaan penyedia
operator dapat mengeluarkan produk yang ditujukan untuk segmen konsumen
yang sensitif harga dan konsumen yang mengutamakan manfaat dari produk
tersebut.
5.3. Saran Penelitian Selanjutnya
1. Dalam penelitian selanjutnya dapat lebih memperhatikan atribut pembentuk
faktor lain yang termasuk dalam motivasi eksternal dan internal yang dapat
mempengaruhi pelanggan dalam melakukan brand switching.
2. Pemilihan kriteria responden dan jumlahnya, hendaknya dijadikan dasar
pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
103
Universitas Indonesia
3. Penelitian selanjutnya dapat menspesifikkan ke dalam suatu merek operator
tertentu, sehingga dapat lebih terlihat aplikasi faktor-faktor yang telah diteliti
sebelumnya.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
DAFTAR REFERENSI
Aaker, David A and Kumar and Day. (2000). Marketing Research. John Wilet&Son,nc
Adiningsih, Sri. (2007). Persaingan pada Industri Telepon Seluler di Indonesia. 19Juli 2010.http://www.sentrakomunika.com/index.php?act=IndustriTeleponSelular
Anton, Carmen, Carmen Camarero & Mitha Carrero. (2005). “Analyzing Firms”Failures as Determinants of Customer Switching Intention: The Effect ofModerating Factors. European Journal of Marketing vol. 41 no.1/2
Bansal, Harvir.S, Taylor, Shirley F, and James, Yannik St. (2005). “Migrating” toNew service Providers: Toward a Unifying Framework of Consumer’sSwitching Behaviors”, Journal of the Academy of Marketing Science, Volume33 No. 1 Pages 96-115
Belch, E.George. Blech, A Michael. Advertising and Promotion: an IntegratedMarketing Communications Prespective. New York: McGraw-Hill, 2007.
George E. Blech & Michael A. Blech. Advertising and Promotion: An IntegratedMarketing Communications Prespective. 8th ed. New York: McGraw-Hill, 2009.
Grzybowski, Lukazs. (2007). “Estimating Switching Cost in Mobile Telepehony inthe UK”. J Ind Compet Trade 8:113-132
Hawkins,D. Mothersborough Best. Customer Behavior: Building Marketing Strategy10th ed. Boston: McGraw Hill, 2007.
Hutapea, Win-Win. (2008). “Studi Pengaruh Demografi Terhadap Faktor-Faktor yangMempengaruhi dalam Pembelian Televisi”. Magister Manajemen, UniversitasIndonesia.
Kotler, Philip and Gary Amstrong, (2006), Principles of Marketing, Prentice Hal,New Jersey
Keaveney, Susan M (1995). “Customer Switching Behavior in Service Industries: AnExploratory Study” Journal of Marketing vol. 59
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Lichtenstein, Donald R, Ridgway, Nancy M, Netemeyer, Richard G, (1993), “PricePerceptions and Consumer Shopping Behavior: A Field Study”. Journal ofMarketing Research. 234
Maholtra ,N.K. Marketing Research: an Applied Orientation. 6th edition. New Jersey:Pearson Education,Inc, 2010.
Martono,N. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010.
Oktariko, Tristiana. (2011). Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Persepsi HargaTerhadap Keputusan Berpindah Merek pada Konsumen Pembalut Wanita Kotex diSemarang. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro
Parasuraman, A, Leonard L.Berry&Valarie A Zeithaml (1991). “UnderstandingCustomer Expectation of Service”. Sloan Management Review 32:39-48
Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen: Konsep, Implikasi untuk Strategi danPenelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media
Shukla, Paurav. (2009). “Impact of Contextual factors, Brand Loyalty and BrandSwitching on Purchase Decisions”. Journal of Consumer Marketing 348-357
Spire, Hasil Riset Triwulanan (2011).
Rahmania, Karima. (2010). Pengaruh Faktor Push, Pull, dan Mooring TerhadapKeinginan Berpindah pelanggan GSM Prabayar: Studi pada Kelompok Generasi Ydi Jakarta”, Magister Manajemen, Universitas Indonesia.
R. Solomon, Michael. Consumer Behaviour: Buying,Having and Being. 9th edition.New Jersey: Pearson Education,Inc, 2010.
Tabanan. (10 April 2010). Perilaku Pengguna Seluler Sangat Dinamis, 31 Agustus2010, http://www.antaranews.com/berita/1270904871/perilaku-pengguna-seluler-sangat-dinamis
www.mobileburn.com
www.kompasiana.com
www.tns.com/news/blogs
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
KUESIONER
Responden Yth,
Saya, Meilida Nadia adalah mahasiswa program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia, sedang melakukan penelitian mengenai “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPERILAKU BRAND SWITCHING KONSUMEN OPERATOR TELEKOMUNIKASI” sebagai salah satu syaratkelulusan. Saya mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuisioner ini. Seluruh jawaban yang ada dalamkuisioner ini dijamin kerahasiannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja.
Terima kasih
BAGIAN I: SCREENING RESPONDEN
Petunjuk Pengisian : Beri tanda silang (X) pada jawaban anda
1. Operator telekomunikasi apa yang saat ini Anda gunakan?a. Telkomselb. Indosatc. XLd. Axise. 3f. Flexig. Esiah. Lainnya (sebutkan) ….
2. Pernahkah Anda mengganti dari layanan operator satu ke layanan operator lainnya?a. Yab. Tidak
3. Mengapa Anda memutuskan untuk mengganti layanan Operator?a. Harga lebih murahb. Jaringan lebih baikc. Kerabat menggunakan layanan operator tersebutd. Paket lebih menarike. Lainnya (sebutkan) ….
BAGIAN II : PERTANYAAN UTAMA
Petunjuk Pengisian : Beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban anda
STS = Sangat Tidak Setuju
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
TS = Tidak Setuju
N = Netral
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
No Pertanyaan STS TS N S SS
1 Saya akan pindah ke operator lain karena tarif yangdiberikan operator yang saya gunakan sekarang terlalutinggi dibandingkan dengan tariff operator lain
2 Saya akan pindah ke operator lain karena tarif yangdiberikan operator yang saya gunakan mengalamikenaikan
3 Saya akan pindah ke operator lain karena harga yangdiberikan operator yang saya gunakan tidak sesuai denganlayanan yg diberikan (jaringan, customer care)
4 Saya akan pindah ke operator lain karena tarif yangditawarkan operator yang saya gunakan lebih mahaldibandingkan operator lain
5 Saya akan pindah ke operator lain karena lokasi customerservice operator yang saya gunakan lebih jauh dari tempatbekerja/tempat tinggal saya dibandingkan dengan lokasicustomer service operator lain
6 Saya akan pindah ke operator lain karena saya harusmenunggu lama untuk mendapatkan pelayanan customerservice dari operator yang saya gunakan sekarang
7 Saya akan pindah ke operator lain karena apabila sayamenelepon call center operator yang saya gunakan, waktupelayanan yang diberikan sangat lama
8 Saya akan pindah ke operator lain karena sinyal operatoryang saya gunakan tidak dapat diandalkan
9 Saya akan pindah ke operator lain karena operator yangsaya gunakan sekarang sering mengalami kesalahanpemotongan pulsa (untuk pengguna prabayar).Saya akan pindah ke operator lain karena operator yangsaya gunakan sekarang sering mengalami kesalahantagihan (untuk pengguna paskabayar)
10 Saya akan pindah ke operator lain karena layanan (sinyal,luas jaringan, customer care) operator yang digunakansaat ini tidak memuaskan
11 Saya akan pindah ke operator lain karena pelayanan yangdiberikan customer service operator yang saya gunakan
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
sekarang terkesan kurang memperdulikan saya
12 Saya akan pindah ke operator lain karena pelayanan yangdiberikan customer service operator yang saya gunakansekarang tidak sopan/tidak menyenangkan
13 Saya akan pindah ke operator lain karena pelayanan yangdiberikan customer service operator yang saya gunakansekarang tidak merespon keluhan saya
14 Saya akan pindah ke operator lain karena customer serviceoperator yang saya gunakan sekarang kurang menguasaitentang layanan yang diberikan oleh operator
15 Saya akan pindah ke operator lain karena kualitas jaringan(sinyal) operator operator yang saya gunakan sekaranglebih buruk dibandingkan operator lain
16 Saya akan pindah ke operator lain karena operator yangsaya gunakan sekarang tidak menawarkan tarif promosisemenarik operator lain
17 Saya akan pindah ke operator lain karena pelayanancustomer service operator yang saya gunakan sekaranglebih buruk dibandingkan operator lain
18 Saya akan pindah ke operator lain karena promosi di pusatpenjualan handphone yang ditawarkan oleh operator yangsaya gunakan tidak sebanyak operator lain
19 Saya akan pindah ke operator lain karena promosi diberbagai media yang dilakukan oleh operator yang sayagunakan tidak sebanyak operator lain
20 Saya akan pindah ke operator lain karena banyak promoserupa dengan operator yang saya gunakan yangditawarkan oleh operator lain
21 Saya akan pindah ke operator lain karena kualitaskemasan (packaging) dari operator yang saya gunakantidak semenarik operator lain
22 Saya akan pindah ke operator lain karena operator yangsaya gunakan saat ini melakukan kecurangan(pemotongan pulsa,mengikutsertakan program yangmemotong pulsa tanpa izin)
23 Saya akan pindah ke operator lain karena saya haruspindah ke lokasi dimana layanan operator yang sayagunakan sebelumnya tidak tersedia
24 Saya akan pindah ke operator lain karena layananoperator yang saya gunakan tidak lagi tersedia
25 Saya akan pindah ke operator lain karena rasa penasaranakan layanan (harga, sinyal, customer service) yangdiberikan oleh operator yang saya gunakan dibandingkandengan operator lain
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
26 Saya akan pindah ke operator lain karena inginmembandingkan (harga, sinyal, customer care) operatoryang saya gunakan sekarang dengan operator lain
27 Saya akan pindah ke operator lain karena adanyakemudahan dalam berganti-ganti Starter Pack darioperator yang saya gunakan sekarang ke operator lain
28 Saya akan pindah ke operator lain karena komunitas(keluarga, teman, rekan kerja, pasangan) menggunakanoperator berbeda dengan operator yang saya gunakansekarang
29 Saya akan pindah ke operator lain karena komunitas(keluarga, teman, rekan kerja, pasangan) menyarankansaya untuk menggunakan operator berbeda denganoperator yang saya gunakan sekarang
BAGIAN III: PROFIL RESPONDEN
Petunjuk Pengisian : Beri tanda silang (X) pada jawaban anda
1. Jenis kelamina. Priab. Wanita
2. Usiaa. < 18 tahunb. 18 – 22 tahunc. 23 – 25 tahund. 26 – 29 tahune. > 30 tahun
3. Pekerjaana. Pelajarb. Mahasiswac. Karyawand. Wiraswastae. Lainnya (sebutkan) ….
4. Penghasilan per bulana. < Rp. 1.000.000b. Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000c. Rp. 3.000.001 – Rp. 5.000.000d. > Rp. 5.000.000
5. Pengeluaran per bulana. < Rp. 1.000.000
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
b. Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000c. Rp. 3.000.001 – Rp. 5.000.000d. > Rp. 5.000.000
Terima kasih atas partisipasi anda dalam melakukan pengisian kuesioner ini.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Lampiran 1
TABEL
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .578
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 7947.819
df 406
Sig. .000
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Lampiran 2
Total Variance Explained
Compon
ent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
%
1 10.479 36.134 36.134 10.479 36.134 36.134 6.749 23.274 23.274
2 5.115 17.639 53.773 5.115 17.639 53.773 3.847 13.267 36.541
3 3.018 10.407 64.180 3.018 10.407 64.180 3.650 12.588 49.128
4 2.287 7.886 72.067 2.287 7.886 72.067 3.424 11.809 60.937
5 1.999 6.892 78.959 1.999 6.892 78.959 3.082 10.626 71.563
6 1.518 5.234 84.193 1.518 5.234 84.193 2.129 7.341 78.904
7 1.329 4.584 88.778 1.329 4.584 88.778 1.944 6.705 85.608
8 1.024 3.531 92.309 1.024 3.531 92.309 1.943 6.700 92.309
9 .401 1.382 93.690
10 .342 1.180 94.871
11 .281 .969 95.840
12 .243 .839 96.679
13 .154 .530 97.209
14 .149 .514 97.723
15 .134 .463 98.186
16 .118 .406 98.592
17 .093 .322 98.914
18 .078 .270 99.185
19 .062 .213 99.398
20 .047 .160 99.558
21 .040 .138 99.696
22 .027 .092 99.788
23 .018 .063 99.851
24 .016 .054 99.905
25 .012 .043 99.948
26 .007 .024 99.972
27 .005 .018 99.989
28 .002 .006 99.996
29 .001 .004 100.000
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Total Variance Explained
Compon
ent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
% Total
% of
Variance
Cumulative
%
1 10.479 36.134 36.134 10.479 36.134 36.134 6.749 23.274 23.274
2 5.115 17.639 53.773 5.115 17.639 53.773 3.847 13.267 36.541
3 3.018 10.407 64.180 3.018 10.407 64.180 3.650 12.588 49.128
4 2.287 7.886 72.067 2.287 7.886 72.067 3.424 11.809 60.937
5 1.999 6.892 78.959 1.999 6.892 78.959 3.082 10.626 71.563
6 1.518 5.234 84.193 1.518 5.234 84.193 2.129 7.341 78.904
7 1.329 4.584 88.778 1.329 4.584 88.778 1.944 6.705 85.608
8 1.024 3.531 92.309 1.024 3.531 92.309 1.943 6.700 92.309
9 .401 1.382 93.690
10 .342 1.180 94.871
11 .281 .969 95.840
12 .243 .839 96.679
13 .154 .530 97.209
14 .149 .514 97.723
15 .134 .463 98.186
16 .118 .406 98.592
17 .093 .322 98.914
18 .078 .270 99.185
19 .062 .213 99.398
20 .047 .160 99.558
21 .040 .138 99.696
22 .027 .092 99.788
23 .018 .063 99.851
24 .016 .054 99.905
25 .012 .043 99.948
26 .007 .024 99.972
27 .005 .018 99.989
28 .002 .006 99.996
29 .001 .004 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Lampiran 3
Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5 6 7 8
V1_1 .072 .167 .046 .889 -.029 .223 .148 .203
V1_2 .053 .017 .090 .933 .040 -.108 -.043 .077
V1_3 -.161 .059 -.001 .890 .319 -.049 .007 -.011
V1_4 .191 .185 .040 .850 -.038 .195 .157 .026
V2_1 .286 .141 .895 .047 .094 .027 .097 .027
V2_2 .279 .184 .892 .081 .105 -.036 .083 -.023
V2_3 .270 .276 .861 -.002 .219 .138 .010 .060
V2_4 .209 .402 .822 .079 .164 -.153 -.023 -.074
V3_1 .164 .230 .138 .092 .897 .066 .138 .097
V3_2 .104 .312 .159 .071 .885 .016 .132 .138
V3_3 .044 .241 .220 .084 .872 -.007 .093 .244
V4_1 .105 .899 .225 .124 .231 .058 .077 .173
V4_2 .163 .885 .233 .098 .250 .020 .058 .170
V4_3 .168 .793 .239 .211 .187 .098 .180 .289
V4_4 .148 .819 .324 .083 .268 .061 .212 .036
V5_1 .870 .219 .165 .044 -.023 .164 -.067 .047
V5_2 .839 .308 .158 .136 .099 -.043 -.050 -.007
V5_3 .919 -.040 .181 .058 -.038 .028 .003 .027
V5_4 .919 .066 .265 .021 -.034 -.098 -.013 .092
V5_5 .905 .006 .171 -.080 .153 .128 .094 -.051
V5_6 .911 .001 .233 -.066 .115 .024 .061 .042
V5_7 .852 .239 -.076 .156 .238 .064 -.133 -.067
V5_8 .851 .014 .096 .003 -.006 .020 .290 -.075
V6_1 -.033 .280 -.035 .194 .240 .218 .091 .860
V6_2 -.002 .211 .007 .086 .205 .029 .218 .911
V7_1 .061 .070 .006 .107 -.019 .962 -.074 .061
V7_2 .093 .052 -.014 .048 .076 .958 -.028 .111
V8_1 -.008 .151 .096 .100 .040 -.091 .917 .174
V8_2 .107 .177 .033 .106 .309 -.022 .851 .109
Extraction Method: Principal Component Analysis.Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 6 iterations.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Lampiran 4
UJI t TERHADAP JENIS KELAMIN
Group Statistics
jns_kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Price Pria 70 11.6143 2.40346 .28727
Wanita 75 13.7600 2.82288 .32596
Inconvenience Pria 70 10.6286 2.99841 .35838
Wanita 75 12.7200 1.93517 .22345
core_failure Pria 70 8.2286 2.62745 .31404
Wanita 75 10.5333 2.83955 .32788
serv_failure Pria 70 10.1143 2.68405 .32081
Wanita 75 12.6800 3.50737 .40500
competitors Pria 70 22.4714 4.25193 .50820
Wanita 75 23.7467 4.82979 .55770
involuntary Pria 70 5.2143 1.80091 .21525
Wanita 75 5.6933 2.38788 .27573
curiosity Pria 70 5.6571 1.63198 .19506
Wanita 75 5.4000 2.04014 .23557
community Pria 70 6.1714 1.56011 .18647
Wanita 75 6.5733 2.43939 .28168
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Lampiran 5
Independent Samples Test
Levene's Test forEquality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval ofthe Difference
F Sig. t dfSig. (2-tailed)
MeanDifference
Std. ErrorDifference Lower Upper
Price Equal variancesassumed
.678 .412 -4.911 143 .000 -2.14571 .43689 -3.00931 -1.28212
Equal variances notassumed
-4.939 141.831 .000 -2.14571 .43448 -3.00460 -1.28682
Inconvenience Equal variancesassumed
18.707 .000 -5.023 143 .000 -2.09143 .41634 -2.91440 -1.26846
Equal variances notassumed
-4.952 116.641 .000 -2.09143 .42234 -2.92787 -1.25499
core_failure Equal variancesassumed
.169 .681 -5.063 143 .000 -2.30476 .45524 -3.20463 -1.40490
Equal variances notassumed
-5.076 142.991 .000 -2.30476 .45401 -3.20221 -1.40731
serv_failure Equal variancesassumed
10.540 .001 -4.921 143 .000 -2.56571 .52137 -3.59630 -1.53513
Equal variances notassumed
-4.966 137.810 .000 -2.56571 .51666 -3.58732 -1.54411
competitors Equal variancesassumed
2.942 .088 -1.683 143 .095 -1.27524 .75784 -2.77326 .22279
Equal variances notassumed
-1.690 142.525 .093 -1.27524 .75452 -2.76673 .21625
involuntary Equal variancesassumed
8.733 .004 -1.356 143 .177 -.47905 .35315 -1.17712 .21903
Equal variances notassumed
-1.369 137.078 .173 -.47905 .34980 -1.17075 .21265
curiosity Equal variancesassumed
3.011 .085 .834 143 .405 .25714 .30819 -.35205 .86634
Equal variances notassumed
.841 139.785 .402 .25714 .30585 -.34754 .86183
community Equal variancesassumed
30.681 .000 -1.173 143 .243 -.40190 .34276 -1.07944 .27563
Equal variances notassumed
-1.190 126.928 .236 -.40190 .33781 -1.07036 .26655
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Lampiran 6
UJI ANOVA TERHADAP USIA
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Price 5.276 3 141 .002
Inconvenience .831 3 141 .479
core_failure 7.865 3 141 .000
serv_failure 2.658 3 141 .051
competitors 2.158 3 141 .096
involuntary 6.690 3 141 .000
curiosity 7.254 3 141 .000
community 4.085 3 141 .008
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Price Between Groups 63.527 3 21.176 2.736 .046
Within Groups 1091.438 141 7.741
Total 1154.966 144
Inconvenience Between Groups 69.188 3 23.063 3.296 .022
Within Groups 986.647 141 6.997
Total 1055.834 144
core_failure Between Groups 231.940 3 77.313 10.549 .000
Within Groups 1033.398 141 7.329
Total 1265.338 144
serv_failure Between Groups 28.847 3 9.616 .839 .475
Within Groups 1616.905 141 11.467
Total 1645.752 144
competitors Between Groups 331.025 3 110.342 5.759 .001
Within Groups 2701.485 141 19.159
Total 3032.510 144
involuntary Between Groups 34.998 3 11.666 2.657 .051
Within Groups 619.043 141 4.390
Total 654.041 144
curiosity Between Groups 146.532 3 48.844 19.811 .000
Within Groups 347.633 141 2.465
Total 494.166 144
community Between Groups 68.227 3 22.742 5.874 .001
Within Groups 545.911 141 3.872
Total 614.138 144
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Lampiran 7
UJI ANOVA TERHADAP PEKERJAAN
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Price 13.006 3 141 .000
Inconvenience 3.290 3 141 .023
core_failure 18.338 3 141 .000
serv_failure 28.291 3 141 .000
competitors 2.640 3 141 .052
involuntary 27.616 3 141 .000
curiosity 11.612 3 141 .000
community 7.398 3 141 .000
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Price Between Groups 108.809 3 36.270 4.888 .003
Within Groups 1046.156 141 7.420
Total 1154.966 144
Inconvenience Between Groups 155.260 3 51.753 8.103 .000
Within Groups 900.574 141 6.387
Total 1055.834 144
core_failure Between Groups 97.305 3 32.435 3.915 .010
Within Groups 1168.033 141 8.284
Total 1265.338 144
serv_failure Between Groups 284.495 3 94.832 9.823 .000
Within Groups 1361.256 141 9.654
Total 1645.752 144
competitors Between Groups 474.614 3 158.205 8.721 .000
Within Groups 2557.896 141 18.141
Total 3032.510 144
involuntary Between Groups 90.314 3 30.105 7.530 .000
Within Groups 563.727 141 3.998
Total 654.041 144
curiosity Between Groups 2.174 3 .725 .208 .891
Within Groups 491.992 141 3.489
Total 494.166 144
community Between Groups 64.961 3 21.654 5.560 .001
Within Groups 549.176 141 3.895
Total 614.138 144
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Lampiran 8
UJI ANOVA TERHADAP PENGHASILAN
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Price 2.325 2 142 .002
Inconvenience 6.203 2 142 .003
core_failure 8.225 2 142 .000
serv_failure 4.026 2 142 .020
competitors 2.930 2 142 .057
involuntary 10.072 2 142 .000
curiosity 15.505 2 142 .000
community 4.970 2 142 .008
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Price Between Groups 159.918 2 79.959 11.411 .000
Within Groups 995.048 142 7.007
Total 1154.966 144
Inconvenience Between Groups 201.759 2 100.880 16.772 .000
Within Groups 854.075 142 6.015
Total 1055.834 144
core_failure Between Groups 93.247 2 46.623 5.648 .004
Within Groups 1172.091 142 8.254
Total 1265.338 144
serv_failure Between Groups 135.065 2 67.533 6.348 .002
Within Groups 1510.686 142 10.639
Total 1645.752 144
competitors Between Groups 161.659 2 80.829 3.998 .020
Within Groups 2870.852 142 20.217
Total 3032.510 144
involuntary Between Groups 18.889 2 9.445 2.112 .125
Within Groups 635.152 142 4.473
Total 654.041 144
curiosity Between Groups 47.648 2 23.824 7.576 .001
Within Groups 446.517 142 3.144
Total 494.166 144
community Between Groups 57.516 2 28.758 7.336 .001
Within Groups 556.622 142 3.920
Total 614.138 144
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Lampiran 9
UJI ANOVA TERHADAP PENGELUARAN
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Price 6.265 3 141 .001
Inconvenience 7.848 3 141 .000
core_failure 6.006 3 141 .001
serv_failure .922 3 141 .432
competitors 7.398 3 141 .000
involuntary 9.637 3 141 .000
curiosity 17.201 3 141 .000
community 5.818 3 141 .001
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Price Between Groups 151.803 3 50.601 7.112 .000
Within Groups 1003.163 141 7.115
Total 1154.966 144
Inconvenience Between Groups 136.946 3 45.649 7.005 .000
Within Groups 918.888 141 6.517
Total 1055.834 144
core_failure Between Groups 169.300 3 56.433 7.260 .000
Within Groups 1096.038 141 7.773
Total 1265.338 144
serv_failure Between Groups 469.202 3 156.401 18.743 .000
Within Groups 1176.550 141 8.344
Total 1645.752 144
competitors Between Groups 170.234 3 56.745 2.795 .043
Within Groups 2862.277 141 20.300
Total 3032.510 144
involuntary Between Groups 13.546 3 4.515 .994 .398
Within Groups 640.495 141 4.543
Total 654.041 144
curiosity Between Groups 128.245 3 42.748 16.472 .000
Within Groups 365.921 141 2.595
Total 494.166 144
community Between Groups 127.664 3 42.555 12.334 .000
Within Groups 486.474 141 3.450
Total 614.138 144
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Lampiran 10
MEANS ANOVA
USIA
N Mean Std. Deviation Std. Error Maximum
X1 18 - 22 tahun 12 12.9167 4.87029 1.40593 17.00
23 - 25 tahun 51 14.0392 3.88310 .54374 20.00
26 - 29 tahun 49 14.3265 3.63082 .51869 20.00
> 30 tahun 33 14.5455 3.60634 .62778 20.00
Total 145 14.1586 3.80912 .31633 20.00X2 18 - 22 tahun 12 11.3333 4.61880 1.33333 17.00
23 - 25 tahun 51 11.4314 4.34629 .60860 20.0026 - 29 tahun 49 12.0000 3.84599 .54943 20.00> 30 tahun 33 12.0606 4.07691 .70970 20.00Total 145 11.7586 4.11176 .34146 20.00
X3 18 - 22 tahun 12 8.1667 4.19596 1.21127 15.0023 - 25 tahun 51 9.1569 3.99185 .55897 15.0026 - 29 tahun 49 9.5918 4.00478 .57211 15.00> 30 tahun 33 9.7273 3.95500 .68848 15.00Total 145 9.3517 3.98527 .33096 15.00
X4 18 - 22 tahun 12 11.8333 5.63807 1.62757 20.0023 - 25 tahun 51 10.5098 3.72759 .52197 20.0026 - 29 tahun 49 11.8571 5.11534 .73076 20.00> 30 tahun 33 13.0303 5.04656 .87849 20.00Total 145 11.6483 4.74858 .39435 20.00
X5 18 - 22 tahun 12 24.3333 10.80684 3.11967 38.0023 - 25 tahun 51 22.3922 7.82324 1.09547 36.0026 - 29 tahun 49 23.7347 9.13960 1.30566 38.00> 30 tahun 33 22.0606 7.46634 1.29972 35.00Total 145 22.9310 8.42999 .70007 38.00
X6 18 - 22 tahun 12 4.6667 2.74138 .79137 10.0023 - 25 tahun 51 5.7059 2.61759 .36654 10.0026 - 29 tahun 49 6.2041 2.70015 .38574 10.00> 30 tahun 33 6.3030 2.80050 .48750 10.00Total 145 5.9241 2.70823 .22491 10.00
X7 18 - 22 tahun 12 6.5833 1.83196 .52884 9.0023 - 25 tahun 51 5.5882 1.89923 .26594 10.0026 - 29 tahun 49 5.7347 2.69858 .38551 10.00> 30 tahun 33 5.4545 2.37291 .41307 10.00Total 145 5.6897 2.29588 .19066 10.00
X8 18 - 22 tahun 12 6.0000 2.86039 .82572 10.0023 - 25 tahun 51 5.9804 2.05417 .28764 10.0026 - 29 tahun 49 7.0204 2.17457 .31065 10.00> 30 tahun 33 6.7879 2.13245 .37121 10.00Total 145 6.5172 2.21455 .18391 10.00
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
PEKERJAAN
N Mean Std. Deviation Std. Error
X1 mahasiswa 5 12.6000 4.27785 1.91311
karyawan 85 14.1412 3.92839 .42609
wiraswasta 50 14.5800 3.52304 .49823
lainnya 5 11.8000 3.96232 1.77200
Total 145 14.1586 3.80912 .31633X2 mahasiswa 5 15.0000 2.54951 1.14018
karyawan 85 11.2941 4.08780 .44338wiraswasta 50 11.8800 4.03374 .57046lainnya 5 15.2000 4.38178 1.95959Total 145 11.7586 4.11176 .34146
X3 mahasiswa 5 10.6000 4.33590 1.93907karyawan 85 9.0941 3.98397 .43212wiraswasta 50 9.6800 4.01243 .56744lainnya 5 9.2000 4.20714 1.88149Total 145 9.3517 3.98527 .33096
X4 mahasiswa 5 17.0000 4.06202 1.81659karyawan 85 11.0824 4.48864 .48686wiraswasta 50 12.0800 5.08636 .71932lainnya 5 11.6000 3.20936 1.43527Total 145 11.6483 4.74858 .39435
X5 mahasiswa 5 24.6000 11.37102 5.08527karyawan 85 22.8000 7.99226 .86688wiraswasta 50 22.8000 9.14062 1.29268lainnya 5 24.8000 7.46324 3.33766Total 145 22.9310 8.42999 .70007
X6 mahasiswa 5 5.6000 4.09878 1.83303karyawan 85 6.0000 2.62769 .28501wiraswasta 50 6.0000 2.82843 .40000lainnya 5 4.2000 .44721 .20000Total 145 5.9241 2.70823 .22491
X7 mahasiswa 5 5.8000 2.48998 1.11355karyawan 85 5.7294 2.25403 .24448wiraswasta 50 5.6600 2.41264 .34120lainnya 5 5.2000 2.28035 1.01980Total 145 5.6897 2.29588 .19066
X8 mahasiswa 5 8.6000 1.34164 .60000karyawan 85 6.5412 2.17974 .23643wiraswasta 50 6.5200 2.21535 .31330lainnya 5 4.0000 1.22474 .54772Total 145 6.5172 2.21455 .18391
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
PENGHASILAN
N Mean Std. Deviation Std. Error Maximum
X1 Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 19 13.6842 4.25640 .97649 17.00
Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 34 13.8529 4.14241 .71042 20.00
> Rp. 5 juta 92 14.3696 3.60926 .37629 20.00
Total 145 14.1586 3.80912 .31633 20.00X2 Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 19 12.3684 4.49951 1.03226 20.00
Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 34 12.0588 4.07462 .69879 20.00> Rp. 5 juta 92 11.5217 4.06939 .42426 20.00Total 145 11.7586 4.11176 .34146 20.00
X3 Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 19 9.3158 4.24333 .97349 15.00Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 34 8.8824 3.61616 .62017 15.00> Rp. 5 juta 92 9.5326 4.08818 .42622 15.00Total 145 9.3517 3.98527 .33096 15.00
X4 Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 19 12.5263 5.36831 1.23157 20.00Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 34 11.9118 4.35798 .74739 20.00> Rp. 5 juta 92 11.3696 4.77797 .49814 20.00Total 145 11.6483 4.74858 .39435 20.00
X5 Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 19 25.9474 10.11860 2.32136 38.00Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 34 23.4412 8.14710 1.39722 38.00> Rp. 5 juta 92 22.1196 8.09130 .84358 36.00Total 145 22.9310 8.42999 .70007 38.00
X6 Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 19 5.5789 3.02427 .69381 10.00Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 34 5.2353 2.40024 .41164 10.00> Rp. 5 juta 92 6.2500 2.71999 .28358 10.00Total 145 5.9241 2.70823 .22491 10.00
X7 Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 19 6.2105 2.07040 .47498 9.00Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 34 5.6765 2.19808 .37697 10.00> Rp. 5 juta 92 5.5870 2.38195 .24834 10.00Total 145 5.6897 2.29588 .19066 10.00
X8 Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 19 7.0000 2.70801 .62126 10.00Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 34 6.1176 2.40913 .41316 10.00> Rp. 5 juta 92 6.5652 2.02351 .21097 10.00Total 145 6.5172 2.21455 .18391 10.00
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
PENGELUARAN
N Mean Std. Deviation Std. Error Maximum
X1 < Rp. 1 juta 6 13.0000 5.17687 2.11345 17.00
Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 48 13.7917 4.03157 .58191 20.00
Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 30 14.0333 3.97825 .72632 20.00
> Rp. 5 juta 61 14.6230 3.42619 .43868 20.00
Total 145 14.1586 3.80912 .31633 20.00X2 < Rp. 1 juta 6 11.5000 5.20577 2.12525 16.00
Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 48 12.2917 4.27242 .61667 20.00Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 30 11.1000 4.02878 .73555 20.00> Rp. 5 juta 61 11.6885 3.96460 .50761 20.00Total 145 11.7586 4.11176 .34146 20.00
X3 < Rp. 1 juta 6 7.8333 3.86868 1.57938 13.00Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 48 9.1667 4.14797 .59871 15.00Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 30 8.9000 3.99439 .72927 15.00> Rp. 5 juta 61 9.8689 3.87933 .49670 15.00Total 145 9.3517 3.98527 .33096 15.00
X4 < Rp. 1 juta 6 10.3333 4.80278 1.96073 16.00Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 48 12.0625 5.22843 .75466 20.00Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 30 10.7333 4.47162 .81640 20.00> Rp. 5 juta 61 11.9016 4.50816 .57721 20.00Total 145 11.6483 4.74858 .39435 20.00
X5 < Rp. 1 juta 6 28.1667 10.79660 4.40770 38.00Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 48 23.5208 9.09522 1.31278 38.00Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 30 22.2000 7.68967 1.40394 35.00> Rp. 5 juta 61 22.3115 7.98653 1.02257 36.00Total 145 22.9310 8.42999 .70007 38.00
X6 < Rp. 1 juta 6 3.6667 .81650 .33333 4.00Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 48 5.6042 2.75789 .39807 10.00Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 30 5.6000 2.49966 .45637 10.00> Rp. 5 juta 61 6.5574 2.74180 .35105 10.00Total 145 5.9241 2.70823 .22491 10.00
X7 < Rp. 1 juta 6 7.0000 1.09545 .44721 8.00Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 48 5.8750 2.48934 .35931 10.00Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 30 5.3667 2.32651 .42476 10.00> Rp. 5 juta 61 5.5738 2.19438 .28096 10.00Total 145 5.6897 2.29588 .19066 10.00
X8 < Rp. 1 juta 6 5.5000 2.94958 1.20416 10.00Rp. 1 juta - Rp. 3 juta 48 6.5417 2.50920 .36217 10.00Rp. 3 juta - Rp. 5 juta 30 6.4000 2.26822 .41412 10.00> Rp. 5 juta 61 6.6557 1.86981 .23940 10.00Total 145 6.5172 2.21455 .18391 10.00
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Lampiran 11
Riset Eksploratori
Wawancara untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku brand switching konsumen
jasa operator telekomunikasi
Responden 1
Penulis : Selamat pagi Mas, namanya siapa?
Responden : Rian
Penulis : Umurnya berapa Mas?
Responden : 25 tahun
Penulis : Boleh tahu Mas kerja dimana?
Responden : di perusahaan swasta
Penulis : Mas, saya mau Tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : XL
Penulis : Memang dari awal pakai XL atau pernah ganti operator?
Responden : Dulu pernah pakai IM3 dan XL, tapi sekarang pakai XL dan Kartu Halo
Penulis : Kalau boleh tahu Mas, kenapa pindah operator dari IM3 menjadi Halo?
Responden : Berhenti menggunakan IM3 karena paket XL lebih menarik, tadinya ganti-ganti
operator antara XL dan IM3 karena dulu kan teman banyak yang pakai IM3.
Sekarang juga pakai Halo karena dapat dari kantor
Penulis : Ok kalau begitu Mas, terima kasih.
Responden 2
Penulis : Selamat pagi Mba, namanya siapa?
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Responden : Siti
Penulis : Umurnya berapa Mba?
Responden : 26 tahun
Penulis : Boleh tahu Mba kerja dimana?
Responden : di perusahaan swasta
Penulis : Mba, boleh tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : Telkomsel Halo
Penulis : Memang dari awal pakai Telkomsel atau pernah ganti operator?
Responden : Tidak pernah ganti operator, dari dulu pakai Telkomsel
Penulis : Tidak pernah niat ganti operator ya Mba?
Responden : Tidak pernah, karena males ganti-ganti nomor
Penulis : Ok kalau begitu Mba, terima kasih.
Responden 3
Penulis : Selamat sore Mba, namanya siapa?
Responden : Pipit
Penulis : Umurnya berapa Mba?
Responden : 22 tahun
Penulis : Boleh tahu Mba kerja dimana?
Responden : Saya kerjanya Freelance, desainer interior
Penulis : Mba, boleh tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : IM3
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Penulis : Memang dari awal pakai IM3 atau pernah ganti operator?
Responden : Dulu sih pakai Telkomsel, tapi harganya mahal, terus coba pakai XL tapi
sinyalnya ga terlalu bagus. Akhirnya pakai IM3 karena murah dan teman-teman
banyak yang pakai
Penulis : Ooo.. gitu.. Sekarang masih ingin ganti operator lagi tidak Mba?
Responden : Kayaknya tidak akan ganti lagi deh karena sudah pakai nomor ini cukup lama
Penulis : Ok kalau begitu Mba, terima kasih.
Responden 4
Penulis : Selamat sore Dik, namanya siapa?
Responden : Rasya
Penulis : Umurnya berapa Dik?
Responden : 16 tahun
Penulis : Boleh tahu Dik sekolah dimana?
Responden : di SMA 1
Penulis : Dik, boleh tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : XL
Penulis : Memang dari awal pakai XL atau pernah ganti operator?
Responden : Dulu sih pakai IM3, tapi sinyalnya jelek, jadi sekarang pakai XL karena murah,
sinyalnya bagus dan teman-teman banyak yang pakai
Penulis : Ooo.. gitu.. Sekarang masih ingin ganti operator lagi tidak Dik?
Responden : Tergantung kebutuhan kayaknya, belum tahu
Penulis : Ok kalau begitu Dik, terima kasih.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Responden 5
Penulis : Selamat pagi Mas, namanya siapa?
Responden : Alfin
Penulis : Umurnya berapa Mas?
Responden : 24 tahun
Penulis : Boleh tahu Mas kerja dimana?
Responden : di Departemen Pariwisata
Penulis : Mas, saya mau Tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : Telkomsel
Penulis : Memang dari awal pakai Telkomsel atau pernah ganti operator?
Responden : Dari pertama pakai handphone sudah pakai nomor Telkomsel
Penulis : Ga berniat pindah ke operator lain Mas?
Responden : Tidak soalnya udah lama sekali pakai nomor ini
Penulis : Ok kalau begitu Mas, terima kasih.
Responden 6
Penulis : Selamat pagi Pak, namanya siapa?
Responden : Ferdy
Penulis : Umurnya berapa Pak?
Responden : 43 tahun
Penulis : Boleh tahu Pak kerja dimana?
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Responden : di Bank Swasta
Penulis : Pak, saya mau Tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : XL
Penulis : Memang dari awal pakai XL atau pernah ganti operator?
Responden : Dari pertama pakai handphone sudah pakai nomor XL
Penulis : Ga berniat pindah ke operator lain Mas?
Responden : Tidak karena sudah lama sekali pakai nomor ini dan semua orang sudah tahunya
nomor ini, jadi ga berminat ganti nomor
Penulis : Ok kalau begitu Mas, terima kasih.
Responden 7
Penulis : Selamat siang Mas, namanya siapa?
Responden : Aji
Penulis : Umurnya berapa Mas?
Responden : 28 tahun
Penulis : Boleh tahu Mas kerja dimana?
Responden : di BUMN
Penulis : Mas, saya mau Tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : Flexi
Penulis : Memang dari awal pakai Flexi atau pernah ganti operator?
Responden : Dulu sih pernah beberapa kali ganti karena cari harga ya murah, sekarang pakai
Flexi karena harganya murah dan teman kantor pakai Flexi semua
Penulis : Ga berniat pindah ke operator lain lagi Mas?
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Responden : Sementara sih belum ada niat untuk ganti nomor lagi, tapi tergantung kalau
sinyalnya ga bagus ya mungkin pindah
Penulis : Ok kalau begitu Mas, terima kasih.
Responden 8
Penulis : Selamat sore Mba, namanya siapa?
Responden : Gayatri
Penulis : Umurnya berapa Mba?
Responden : 25 tahun
Penulis : Boleh tahu Mba kerja dimana?
Responden : Saya kerja di Bappenas
Penulis : Mba, boleh tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : Telkomsel dan IM3
Penulis : Memang dari awal pakai Telkomsel dan IM3 atau pernah ganti operator?
Responden : Dulu sih hanya pakai Telkomsel, tapi harganya mahal, jadi untuk nelpon pacar
atau keluarga saya pakai IM3
Penulis : Ooo.. gitu.. Sekarang masih ingin ganti operator lagi tidak Mba?
Responden : Kayaknya sih udah cukup, belum ada niat untuk ganti lagi
Penulis : Ok kalau begitu Mba, terima kasih.
Responden 9
Penulis : Selamat sore Dik, namanya siapa?
Responden : Alizar
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Penulis : Umurnya berapa Dik?
Responden : 13 tahun
Penulis : Boleh tahu Dik sekolah dimana?
Responden : di SMP Cinere
Penulis : Dik, boleh tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : XL
Penulis : Memang dari awal pakai XL atau pernah ganti operator?
Responden : Dikasih bapak saya nomor XL karena bapak juga pakai XL jadi kalo nelpon kan
murah
Penulis : Ooo.. gitu.. Sekarang masih ingin ganti operator lagi tidak Dik?
Responden : Teman-teman sih banyak yang pakai IM3, pengen juga pindah ke IM3 tapi
belum tahu
Penulis : Ok kalau begitu Dik, terima kasih.
Responden 10
Penulis : Selamat sore Dik, namanya siapa?
Responden : Salma
Penulis : Umurnya berapa Dik?
Responden : 12 tahun
Penulis : Boleh tahu Dik sekolah dimana?
Responden : di SMP Cikini
Penulis : Dik, boleh tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : XL
Penulis : Memang dari awal pakai XL atau pernah ganti operator?
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Responden : Dikasih ibu saya nomor XL karena ibu juga pakai XL jadi kalo nelpon kan
murah, lagian internetnya juga murah dan sinyalnya bagus ga putus-putus
Penulis : Ooo.. gitu.. Sekarang masih ingin ganti operator lagi tidak Dik?
Responden : Teman-teman sih banyak yang pakai IM3 sama Esia, pengen juga pindah ke IM3
tapi belum tahu karena kan berarti harus beli handphonennya lagi
Penulis : Ok kalau begitu Dik, terima kasih.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Lampiran 2
Riset Eksploratori
Wawancara untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku brand switching konsumen
jasa operator telekomunikasi
Responden 1
Penulis : Selamat pagi Mas, namanya siapa?
Responden : Rian
Penulis : Umurnya berapa Mas?
Responden : 25 tahun
Penulis : Boleh tahu Mas kerja dimana?
Responden : di perusahaan swasta
Penulis : Mas, saya mau Tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : XL
Penulis : Memang dari awal pakai XL atau pernah ganti operator?
Responden : Dulu pernah pakai IM3 dan XL, tapi sekarang pakai XL dan Kartu Halo
Penulis : Kalau boleh tahu Mas, kenapa pindah operator dari IM3 menjadi Halo?
Responden : Berhenti menggunakan IM3 karena paket XL lebih menarik, tadinya ganti-ganti
operator antara XL dan IM3 karena dulu kan teman banyak yang pakai IM3.
Sekarang juga pakai Halo karena dapat dari kantor
Penulis : Ok kalau begitu Mas, terima kasih.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Responden 2
Penulis : Selamat pagi Mba, namanya siapa?
Responden : Siti
Penulis : Umurnya berapa Mba?
Responden : 26 tahun
Penulis : Boleh tahu Mba kerja dimana?
Responden : di perusahaan swasta
Penulis : Mba, boleh tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : Telkomsel Halo
Penulis : Memang dari awal pakai Telkomsel atau pernah ganti operator?
Responden : Tidak pernah ganti operator, dari dulu pakai Telkomsel
Penulis : Tidak pernah niat ganti operator ya Mba?
Responden : Tidak pernah, karena males ganti-ganti nomor
Penulis : Ok kalau begitu Mba, terima kasih.
Responden 3
Penulis : Selamat sore Mba, namanya siapa?
Responden : Pipit
Penulis : Umurnya berapa Mba?
Responden : 22 tahun
Penulis : Boleh tahu Mba kerja dimana?
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Responden : Saya kerjanya Freelance, desainer interior
Penulis : Mba, boleh tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : IM3
Penulis : Memang dari awal pakai IM3 atau pernah ganti operator?
Responden : Dulu sih pakai Telkomsel, tapi harganya mahal, terus coba pakai XL tapi
sinyalnya ga terlalu bagus. Akhirnya pakai IM3 karena murah dan teman-teman
banyak yang pakai
Penulis : Ooo.. gitu.. Sekarang masih ingin ganti operator lagi tidak Mba?
Responden : Kayaknya tidak akan ganti lagi deh karena sudah pakai nomor ini cukup lama
Penulis : Ok kalau begitu Mba, terima kasih.
Responden 4
Penulis : Selamat sore Dik, namanya siapa?
Responden : Rasya
Penulis : Umurnya berapa Dik?
Responden : 16 tahun
Penulis : Boleh tahu Dik sekolah dimana?
Responden : di SMA 1
Penulis : Dik, boleh tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : XL
Penulis : Memang dari awal pakai XL atau pernah ganti operator?
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Responden : Dulu sih pakai IM3, tapi sinyalnya jelek, jadi sekarang pakai XL karena murah,
sinyalnya bagus dan teman-teman banyak yang pakai
Penulis : Ooo.. gitu.. Sekarang masih ingin ganti operator lagi tidak Dik?
Responden : Tergantung kebutuhan kayaknya, belum tahu
Penulis : Ok kalau begitu Dik, terima kasih.
Responden 5
Penulis : Selamat pagi Mas, namanya siapa?
Responden : Alfin
Penulis : Umurnya berapa Mas?
Responden : 24 tahun
Penulis : Boleh tahu Mas kerja dimana?
Responden : di Departemen Pariwisata
Penulis : Mas, saya mau Tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : Telkomsel
Penulis : Memang dari awal pakai Telkomsel atau pernah ganti operator?
Responden : Dari pertama pakai handphone sudah pakai nomor Telkomsel
Penulis : Ga berniat pindah ke operator lain Mas?
Responden : Tidak soalnya udah lama sekali pakai nomor ini
Penulis : Ok kalau begitu Mas, terima kasih.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Responden 6
Penulis : Selamat pagi Pak, namanya siapa?
Responden : Ferdy
Penulis : Umurnya berapa Pak?
Responden : 43 tahun
Penulis : Boleh tahu Pak kerja dimana?
Responden : di Bank Swasta
Penulis : Pak, saya mau Tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : XL
Penulis : Memang dari awal pakai XL atau pernah ganti operator?
Responden : Dari pertama pakai handphone sudah pakai nomor XL
Penulis : Ga berniat pindah ke operator lain Mas?
Responden : Tidak karena sudah lama sekali pakai nomor ini dan semua orang sudah tahunya
nomor ini, jadi ga berminat ganti nomor
Penulis : Ok kalau begitu Mas, terima kasih.
Responden 7
Penulis : Selamat siang Mas, namanya siapa?
Responden : Aji
Penulis : Umurnya berapa Mas?
Responden : 28 tahun
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Penulis : Boleh tahu Mas kerja dimana?
Responden : di BUMN
Penulis : Mas, saya mau Tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : Flexi
Penulis : Memang dari awal pakai Flexi atau pernah ganti operator?
Responden : Dulu sih pernah beberapa kali ganti karena cari harga ya murah, sekarang pakai
Flexi karena harganya murah dan teman kantor pakai Flexi semua
Penulis : Ga berniat pindah ke operator lain lagi Mas?
Responden : Sementara sih belum ada niat untuk ganti nomor lagi, tapi tergantung kalau
sinyalnya ga bagus ya mungkin pindah
Penulis : Ok kalau begitu Mas, terima kasih.
Responden 8
Penulis : Selamat sore Mba, namanya siapa?
Responden : Gayatri
Penulis : Umurnya berapa Mba?
Responden : 25 tahun
Penulis : Boleh tahu Mba kerja dimana?
Responden : Saya kerja di Bappenas
Penulis : Mba, boleh tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : Telkomsel dan IM3
Penulis : Memang dari awal pakai Telkomsel dan IM3 atau pernah ganti operator?
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Responden : Dulu sih hanya pakai Telkomsel, tapi harganya mahal, jadi untuk nelpon pacar
atau keluarga saya pakai IM3
Penulis : Ooo.. gitu.. Sekarang masih ingin ganti operator lagi tidak Mba?
Responden : Kayaknya sih udah cukup, belum ada niat untuk ganti lagi
Penulis : Ok kalau begitu Mba, terima kasih.
Responden 9
Penulis : Selamat sore Dik, namanya siapa?
Responden : Alizar
Penulis : Umurnya berapa Dik?
Responden : 13 tahun
Penulis : Boleh tahu Dik sekolah dimana?
Responden : di SMP Cinere
Penulis : Dik, boleh tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : XL
Penulis : Memang dari awal pakai XL atau pernah ganti operator?
Responden : Dikasih bapak saya nomor XL karena bapak juga pakai XL jadi kalo nelpon kan
murah
Penulis : Ooo.. gitu.. Sekarang masih ingin ganti operator lagi tidak Dik?
Responden : Teman-teman sih banyak yang pakai IM3, pengen juga pindah ke IM3 tapi
belum tahu
Penulis : Ok kalau begitu Dik, terima kasih.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012
Responden 10
Penulis : Selamat sore Dik, namanya siapa?
Responden : Salma
Penulis : Umurnya berapa Dik?
Responden : 12 tahun
Penulis : Boleh tahu Dik sekolah dimana?
Responden : di SMP Cikini
Penulis : Dik, boleh tanya, operator yang sekarang digunakan apa?
Responden : XL
Penulis : Memang dari awal pakai XL atau pernah ganti operator?
Responden : Dikasih ibu saya nomor XL karena ibu juga pakai XL jadi kalo nelpon kan
murah, lagian internetnya juga murah dan sinyalnya bagus ga putus-putus
Penulis : Ooo.. gitu.. Sekarang masih ingin ganti operator lagi tidak Dik?
Responden : Teman-teman sih banyak yang pakai IM3 sama Esia, pengen juga pindah ke IM3
tapi belum tahu karena kan berarti harus beli handphonennya lagi
Penulis : Ok kalau begitu Dik, terima kasih.
Analisis faktor..., Meilida Nadia, FE UI, 2012