UNIT DASAR KEHIDUPAN-SEL.docx
-
Upload
sri-magfirah -
Category
Documents
-
view
46 -
download
1
Transcript of UNIT DASAR KEHIDUPAN-SEL.docx
UNIT DASAR KEHIDUPAN
A. SEL
Sel berasal dari kata latin cella yang berarti ruangan kecil. ukuran sel bermacam-
macam dan bentuk sel juga bermacam-macam . meskipun ukuran sel sangat kecil,
strukturnya sangat rumit dan masing-masing bagian sel memiliki fungsi khusus. misalnya,
mitokondria yang terdapat di dalam sel berfungsi sebagai penghasil energi, sedangkan
lisosom berfungsi sebagai pencerna.
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang dapat melaksanakan
kehidupan. sel disebut sebagai unit terkecil karena sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi
menjadi bagian yang lebih kecil yang berdiri sendiri. sel dapat melakukan proses
kehidupan seperti melakukan respirasi, perombakan, penyusunan, reproduksi melalui
pembelahan sel, dan terhadap rangsangan. sel disebut satuan struktural makhluk hidup. sel
juga disebut sebagai satuan fungsional makhluk hidup.
1. Perkembangan Teori Sel
- Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang yang berkebangsaan Belanda
merupakan orang pertama yang menemukan mikroskop dan meneliti organisme
mikroskopis seperti berbagai Protozoa dan Rotifera yang oleh Beliau diberi nama
”animanculus”, berbagai jenis bakteri, meliputi bakteri basil dan bakteri spiral;.
mengamati sperma pada manusia, katak, anjing, kelinci, dan ikan. Beliau juga
mengamati pergerakan sel-sel darah di dalam kapiler kaki katak dan daun telinga
pada kelinci.
Sumber : http://www.royalsociety.org/downloaddoc.asp dan
http://www.tulane.edu/~wiser/cells/
Gambar-1.1 Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723), dan mikroskop sederhana serta jenis protozoa hasil temuannya
- Marcello Malphigi (1628-1694), seorang berkebangsaan Italia merupakan orang
pertama yang menggunakan mikroskop dalam mengamati sayatan jaringan pada
organ-organ tertentu, seperti otak, hati, ginjal, limfa, dan paru-paru. Selain itu, dia
juga mengamati perkembangan embrio ayam. Dari hasil pengamatannya, dia
menyimpulkan bahwa jaringan tersusun atas unit-unit struktural yang ia sebut
utricles (De Robertis, 1988).
Sumber : http://www.crimezzz.net/forensichistory/images/MALPIGHI_marcelloGambar-1.2 Marcello Malphigi (1628-1694)
- Robert Hooke (1663) merupakan orang pertama yang memperkenalkan istilah sel
berdasarkan hasil pengamatannya pada sayatan sumbat gabus. Ia melaporkan
bahwa sumbat gabus terdiri atas ruang-ruang kecil yang diberi nama sel (bahasa
Yunani: Cellula yang bermakna ruang-ruang kecil).
Sumber : http://www.tulane.edu/~wiser/cells/ dan http://www.nndb.com/people
Gambar-1.3 Ruang-ruang kecil pada sayatan sumbat gabus, R. Hooke (1663) dan mikroskop sederhana
- Rene Dutrochet (1776-1847), seorang yang berkebangsaan Perancis, melaporkan
bahwa semua hewan dan tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel globular. Pada
tahun 1831, Robert Brown (1773-1858), seorang yang berkebangsaan Inggris,
melaporkan bahwa sel-sel epidermis tumbuhan, serbuk sari, dan kepala putik
mengandung suatu struktur yang konstan yang disebut inti. Pada tahun 1840,
Johannes E. Purkinye (1787-1869), seorang yang berkebangsaan Cekoslovakia,
memperkenalkan istilah protoplasma. Pada tahun 1861, W. Schultze menyatakan
bahwa protoplasma merupakan dasar fisik dari kehidupan. Protoplasma adalah
substansi hidup yang berbatas membran dimana di dalamnya terdapat inti atau
nukleus (Karp, 1984).
Sumber : http://clendening.kumc.edu/dc/pc/hitzig.jpg Gambar-1.4 Johannes E. Purkinye (1787-1869)
Sumber : http:// home.tiscalinet.ch/biografien/images/schleiden danhttp://home.tiscalinet.ch/biografien/images/
Gambar-1.5 Mathias J. Schleiden(1804-1882), T(1810-1882). Schwann dan R. Virchow(1821-1902)
- Pada tahun 1938, Mathias J. Schleiden (1804-1882), seorang ahli pengetahuan
berkebangsaan Jerman, melaporkan bahwa tubuh tumbuhan tersusun atas sel.
Secara terpisah, pada tahun 1839 Theodore Schwann (1810-1882) yang juga
seorang ahli pengetahuan berkebangsaan Jerman, melaporkan bahwa tubuh hewan
tersusun atas sel. Schwann kemudian mengusulkan dua azas yang dikenal dengan
teori sel, yaitu: Semua organisme terdiri atas sel, dan sel merupakan unit dasar
organisasi kehidupan. Sepuluh tahun kemudian R. Virchow (1821-1902)
mengusulakn azas ketiga teori sel yang berbunyi: Semua sel berasal dari sel yang
telah ada sebelumnya (Omnis cellula e cellulaI) (Sheeler & Bianchi, 1983). Kemudian
Louis Pasteur (1908-1895) mengemu-kakan teori biogenesis yang menyatakan
bahwa setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya (Omne vivum
e vivo). (Thorpe, 1984; Sheeler and Bianchii, 1983; dan Albert et al., 1984)
-
Sumber : http://art-random.main.jp/samescale/
Gambar-1.6 L. Pasteur (1808-1895)
Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan para ilmuwan tersebut diambil suatu
kesimpulan, yaitu: sel merupakan kesatuan struktural dari makhluk hidup, sel merupakan
kesatuan fungsional dari makhluk hidup, dan sel merupakan kesatuan hereditas dari
makhluk hidup. Namun, dalam lingkup yang lebih kompleks, teori sel mengandung makna
(Villee et al., 1985), yaitu:
1. Semua makhluk hidup terdiri atas sel;
2. Sel yang baru dibentuk, berasal dari pembelahan sel sebelumnya;
3. Semua sel memiliki kemiripan yang mendasar dalam hal komposisi kimia dan
aktivitas metabolismenya;
4. Aktivitas dari suatu organisme dapat dimengerti sebagai aktivitas kolektif, dan
interaksi-interaksi dari unit-unit seluler bergantung satu dengan yang lainnya.
Sumber : http://www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/BIOBK/stomTS.gif
Gambar-1.7 Organisasi kehidupan tingkat individu
B. Struktur dasar sel dan fungsi
Menurut De Robertis et al., (1975), sebuah sel harus memenuhi beberapa kriteria yaitu :1. Memiliki membran plasma;2. Mengandung materi genetic yang penting untuk mengkode berbagai jenis RNA,
termasuk untuk sintesis protein;3. Mengandung “mesin biosintesis” tempat di mana sintesis berlangsung.
C. Ukuran dan bentuk sel
Sel memiliki ukuran yang sangat bervariasi, tergantung pada tipe sel. Pada umumnya, sel hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan sedikit pengecualian seperti sel telur pada burung unta yang memiliki diameter hingga beberapa cm. Pada umumnya, mata manusia tidak mampu memisahkan dua titik yang dipisahkan kurang dari 0,1 mm atau 100 m. Sementara itu, umumnya sel memiliki ukuran yang lebih kecil dari 0,1 mm. Kisaran ukuran sel ditunjukkan pada Gambar-1.11.
Bentuk dan ukuran sel berhubungan dengan fung-sinya. Ukuran minimal sebuah sel harus cukup mengan-dung DNA, protein dan struktur-struktur internal agar ia mampu survive dan bereproduksi. Ukuran maksimal se-buah sel dibatasi oleh kebutuhan area permukaan yang cukup untuk memperoleh nutrien dari lingkungan dan membuang sisa metabolisme. Walaupun sel -sel yang besar mempunyai suatu area permukaan lebih besar dibandingkan sel kecil, mereka relatif mempunyai area permukaan yang sama bila dibandingkan dengan sel-sel yang sederhana pada volume yang sama. Sebab sel yang besar mempunyai suatu area permukaan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan volumenya, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan terhadap semua bagian sitoplasma lebih banyak dibandingkan dengan sel-sel ukurannya lebih kecil (Anonim, 2007a).
Sel mempunyai bentuk yang sangat bervariasi, baik di antara sel-sel yang menyusun tubuh makhluk hidup yang sama maupun yang menyusun makhluk hidup yang berbeda. Beberapa sel tidak memiliki bentuk yang tetap, tetapi berubah-ubah sesuai dengan aktivitasnya. Sel amoeba dan sel darah putih termasuk contoh tipe sel yang bentuknya dapat berubah-ubah. Sel-sel yang lain memiliki bentuk yang khas atau tetap, atau bentuk-bentuk peralihan yang spesifik untuk setiap jenis makhluk hidup. Spermatozoa pada manusia memiliki bentuk yang tetap, namun demikian, sperma pada manusia memiliki bentuk yang berbeda dengan sperma pada hewan lain seperti mencit.
Bentuk-bentuk sel terutama bergantung pada (i) adaptasi fungsionalnya, (ii) tekanan permukaan, (iii) viskositas protoplasma, (iv) tekanan mekanik oleh sel-sel yang ada di sekitarnya, dan (v) rigiditas membran plasma. Selain itu, mikrotubuli memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan bentuk dari suatu tipe sel (De Robertis et al., 1975).
Umumnya sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan berbentuk polihedral. Bila sel diisolasi dalam lingkungan cair, maka ia dapat berubah bentuk menjadi bulat. Bentuk bulat merupakan bentuk dasar sel. Macam-macam bentuk sel antara lain berbentuk gepeng, bentuk kubus, dan bentuk selindris. Umumnya bentuk-bentuk
tersebut dijumpai pada sel-sel epitel. Sel darah merah pada manusia memiliki bentuk bikonkaf; sel-sel otot berbentuk memanjang; sel-sel bakteri memiliki bentuk yang bulat, spiral atau bentuk batang; sel-sel xylem dan floem pada tumbuhan mengalami modifikasi sedemikian rupa sehing-ga memungkinkan melaksanakan fungsinya sebagai jalur angkutan untuk berbagai jenis substansi. Sel-sel saraf memiliki bentuk yang sesuai untuk melaksanakan fungsi-nya dalam menghantarkan impuls-impuls saraf (Sheeler & Bianchi, 1983).
Sumber : http://homepages.ius.edu/dpartin/Lecture3cells.ppt#257,1,LectureGambar-1.8 Sel Saraf (Partin D, 2007)
Sumber : http://homepages.ius.edu/dpartin/Lecture3cells.ppt#257,1,LectureGambar-1.9 Sel Darah Merah (Partin D, 2007)
Gambar-1.10. Berbagai bentuk sel bakteri. (a) Bakteri bentuk kokus, (b) Bakteri bentuk spiral, dan (c) Bakteri bentuk batang (Sheeler & Bianchi, 1983).\
Komponen-komponen sel tertentu tidak dapat di-amati dengan menggunakan mikroskop cahaya. Oleh sebab itu, untuk mengamati komponen-komponen seluler, diperlukan alat bantu berupa mikroskop elektron.
D. Bahan penyusun sel
Protoplasma merupakan suatu massa yang memiliki tanda-tanda hidup. Protoplasma memiliki sifat-sifat dan tanda-tanda struktural, kimiawi, maupun fisikokimiawi, yang serupa untuk semua sel. Perbandingan zat-zat penyusun dan zat-zat yang dihasilkan dapat berbeda-beda. Dari analisis kimia diperoleh hasil bahwa protoplasma terdiri dari air, protein, lipida, karbohidrat (sakarida), dan garam-garam mineral. Di bawah ini dikemukakan tabel tentang senyawa-senyawa penyusun sel (protoplasma) tumbuhan dan hewan.
Tabel 1. Senyawa-senyawa Penyusun Protoplasma
Senyawa sel Protoplas sel hewan
(dalam %)
Protoplasma sel tumbuhan
(dalam %)
Air 60,0 75,0
Senyawa organic 35,7 22,5
Protein dan as. Nukleat 17,8 4
Lipida 11,7 0,5
Sakarida 6,2 18
Senyawa anorganik 4,2 2,5
1. AirDi dalam sel, air dikelompokkan menjadi tiga kelompok; yaitu: Pertama; air
intramolekuler, yaitu molekul air yang merupakan bagian dari molekul-molekul protein, sekitar 4 % dari air selular. Kedua; air terikat, merupakan molekul-molekul air yang terikat pada protoplasma dan memerlukan tenaga cukup besar untuk memisahkannya. Ketiga; air bebas, merupakan air yang terdapat di dalam vakuola. Air intramolekular tidak dapat dihilangkan tanpa merusak protoplasma.
Air berperan sangat penting pada kehidupan sel maupun kehidupan semua organisme. Air merupakan pelarut dan pengangkut senyawa-senyawa yang diperlukan sel maupun limbah yang harus dibuang. Air juga merupakan agensia reaksi-reaksi enzimatis.
Di dalam air bebas, terlarut berbagai jenis senyawa kimia, antara lain: Pertama; senyawa-senyawa yang mengandung Ca, Na, k, Mg, Fe, dan lain-lain. Kedua; senyawa-senyawa organik yang terlarut. Ketiga; gas-gas terlarut berupa O2, CO2, dan N2 yang berasal dari udara.
2. Protein
Komponen lain dari protoplasma yang sangat penting adalah protein. Senyawa ini terdiri dari unsur-unsur: karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Molekul-molekul protein merupakan molekul pekerja. Mereka berperan sebagai katalisator berbagai reaksi kimia, memberi kekakuan struktural, memantau permiabilitas selaput (membran), mengatur kadar metabolit yang diperlukan, mengakibatkan gerakan, dan memantau kegiatan gen. Bahan baku protein adalah molekul-molekul asam amino, karena mengandung gugus karboksil dan gugus amin.
Jenis protein antara lain Fibrosa, misalnya kolagen, fibrin, aktin, miosin, dan sebagainya, serta protein globular, misalnya haemoglobin, mioglobin, enzim dan sebagainya. Selain itu protein digolongkan pula menjadi protein struktural dan protein dinamis.
Protein struktural berperan sebagai penunjang atau penyokong. Protein ini terdapat pada membran, di dalam sel, maupun di luar sel. Protein yang terdapat di dalam sel disebut protein struktural intrasel. Protein-protein ini membentuk kerangka mekanik sel dan disebut kerangka sel atau sitoskelet. Mereka terdiri dari protein tubulin, aktin, pektin, dan lain-lain. Protein struktural yang terdapat di luar sel disebut protein struktural ekstrasel, dijumpai pada organisme multisel, contohnya adalah kolagen pada kulit, tulang rawan dan tulang sejati, keratin pada kuku, rambut, dan sebagainya.
Protein dinamis merupakan protein yang terlibat langsung dalam metabolisme sel, mudah terurai dan terakit kembali. Protein ini mencakup enzim-enzim yang merupakan katalisator pada metabolisme intrasel maupun ekstrasel, hormon, insulin, FSH, LH, tirosen, dan sebagainya serta pigmen darah: hemoglobin dan hemiosianin.
3. Lipida
Lipida mencakup asam lemak, lemak netral, fosfolipida, terpen dan steroid. Asam lemak memiliki dua daerah: Pertama; Rantai hidrokarbon yang bersifat hidrofobik, tidak terlarut di dalam air, dan kurang reaktif, Kedua; Gugus asam karboksilat yang mengion di dalam larutan, terlarut di dalam air, dan mudah beraksi membentuk ester. Asam lemak merupakan sumber zat makanan. Mereka disimpan di dalam sitoplasma berupa tetes-tetes gliserida yang terdiri dari tiga rantai asam lemak, yang masing-masing terikat pada gliserol. Selain sebagai sumber zat makanan dan tenaga, peranan asam lemak yang terpenting adalah sebagai penyusun selaput (membran) plasma. Selaput tipis ini sebagian besar terdiri dari fosfolipida. Setiap molekul fosfolipida memiliki ekor hidrofobik yang terdiri dari dua buah rantai asam lemak, dan gugus kepala yang bersifat polar dan hidrofilik. Molekul-molekul fosfolipida bersifat seperti detergen. Tetesan fosfolipida pada tetesan air akan membentuk lapisan tipis di permukaan air tersebut. Selaput (membran)
plasma terdiri dari lapisan molekul-molekul fosfolipida dengan ekor mengarah ke dalam membran, sedangkan kepalanya mengarah ke luar membran. Dua buah lapisan fosfolipida dapat berkaitan ekor dengan ekor membentuk dwilapisan fosfolipida yang merupakan struktur dasar selaput (membran) plasma.
4. Karbohidrat (Sakarida)
Karbohidrat seringkali disebut sakarida, karena terdiri dari rangkaian molekul-molekul gula yang disebut monosakarida. Beberapa molekul monosakarida mengandung unsur nitrogen dan sulfur. Dua buah monosakarida yang saling berkaitan disebut disakarida, trisakarida terdiri dari tiga buah monosakarida. Empat sampai enam monosakarida yang saling berikatan membentuk oligosakarida, dan lebih dari enam monosakarida atau gabungan monosakarida, disakarida, dan oligosakarida membentuk polisakarida.
Polisakarida yang juga disebut glikan merupakan untaian monosakarida yang sangat panjang. Untaian ini dapat lurus maupun bercabang-cabang. Polisakarida digolongkan menjadi polisakarida struktural dan polisakarida nutrien. Beberapa contoh polisakarida struktural adalah selulosa pembentuk dinding sel tumbuhan, asam hialuronat sebagai salah satu komponen substansi antara sel pada jaringan ikat, glikolipida, glikoprotein, dan sebagainya. Beberapa contoh polisakarida nutrien adalah amilum, terdapat di dalam sel tumbuhan dan bakteria, glikogen di dalam sel hewan dan paramilum di dalam beberapa jenis protozoa.
5. Nukleotida dan Asam nukleat
Komponen lain dari protoplasma yang sangat penting adalah nukleotida dan asam nukleat. Satu molekul nukleotida terdiri dari sebuah basa berbentuk cincin yang mengandung nitrogen, gula dari 5 unsur karbon berupa ribosa atau deoksiribosa, dan gugus fosfat yang terikat pada gula. Basa nitrogen dapat berasal dari kelompok purin, yaitu guanin dan adenin maupun kelompok pirimidin yaitu sitosin, timin, dan urasil. Nukleotida yang berperan sebagai pembawa tenaga antara lain AMP, ADP, dan ATP. Untaian sejumlah nukleotida membentuk asam nukleat. Asam nukleat dinamakan Asam Deoksiribo Nukleat (ADN) jika gugus gulanya terdiri dari deoksiribosa dan Asam Ribo Nukleat (ARN) bila gugus gulanya adalah ribosa. Asam nukleat merupakan senyawa yang sangat penting, terutama ADN sebagai pembawa sifat menurun.
6. Garam-garam mineral
Garam-garam mineral di dalam sel dapat berbentuk molekul maupun terikat dengan molekul lain dalam bentuk ion. Ion dari garam mineral yang penting untuk proses kehidupan sel antara lain ion Na, K, Ca, Fe, Mn, dan lain-lain.
E. SEL PROKARIOT
semua sel prokariotik mempunyai membram plasma, nukleoid (berupa DNA dan
RNA), dan sitoplasma yang mengandung ribosom. sel prokariotik tidak memiliki membram
inti. karena tidak mempunyai membram inti maka bahan inti yang berada di dalam sel
mengadakan kontak langsung dengan protoplasma.ciri lain dari sel prokariotik adalah
tidak memiliki sistem endomembram (membram dalam),sepert reticulum endoplasma dan
komplek golgi.selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan kloropas,
namun mempunyai struktur yang berfungsi sama, yaitu mesosom dan kromatofor.adapun
sel prokariotik meliputi sebagai berikut:
Gambar 1.11 Sel prokariotik
1. Dinding sel
dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk yang tetap. pada
dinding sel terdapat pori-pori sebagai jalan keluar masuknya molekul-molekul.
Gambar 1.12 Dinding Sel
2. Membran plasma
membran sel atau membran plasma tersusun atas molekul lemak dan
protein. fungsinya sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan di
sekitarnya, dengan jalan mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari dan ke dalam
sel.
Gambar 1.13 Membran Plasma
3. sitoplasma
sitoplasma tersusun atas air, protein, lemak, mineral, dan enzim-enzim di
pergunakan untuk mencerna makanan secara ekstraseluler dan untuk melakukan
proses metabolisme sel. metabolisme terdiri dari proses penyusunan (anabolisme)
dan penguraian (katabolisme) zat-zat.
Gambar 1.14 Sitoplasma
4. mesosom
pada tempat tertentu, membran plasma melekuk ke dalam membentuk organel
yang disebut mesosom. mesosom berfungsi sebagai penghasil energi. biasanya
mesosom terletak dekatb dinding sel yang baru terbentuk pada saat pembelahan
biner sel bakteri. pada membram mesosom terdapat enzim-enzim pernapasan yang
berperan dalam reaksi-reaksi oksidasi untuk menghasilkan energi.
Gambar 1.15 Mesosom
5. ribosom
ribosom merupakan organel tempat berlangsungnya sintesis protein.
Gambar 1.16 Ribosom
6. DNA
asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, di singkat DNA) merupakan
persenyawaan yang tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen.
DNA berfungsi sebagai pembawa informasi genetik, yakni sifat-sifat yang harus di
wariskan kepada keturunannya.
Gambar 1.17 DNA
7. RNA
asam ribonukleat (ribonucleic acid, disingkat RNA) merupakan persenyawaan hasil
transkripsi DNA. jadi bagian tertentu DNA melakukan transkripsi (mengkopi dir)
membentuk .RNA. RNA membawa kode-kode genetik sesuai dengan pesanan DNA.
selanjutnya, kode-kode genetik itu akan diterjemahkan dalam bentuk urutan asam
amino dalam proses sintesis protein.
Gambar 1.18 RNA
F. SEL EUKARIOT
perbedaan pokok antara sel prokariotik dan eukariotik adalah sel eukariotik
memiliki membram inti, sedangkan sel prokariotik tidak. selain itu sel, eukariotik
memiliki sistem endomembram, yakni memiliki organel-organel bermembram
seperti retikulum endoplasma, komplek Golgi, mitokondria, dan lisosom. sel
eukariotik juga memiliki sentriol, sedangkan sel prokariotik tidak. adapun sel
eukariotik meliputi sebagai berikut:
Gambar 1.19 sel eukariotik
1. Membran plasma
Membran plasma membatasi sel dengan lingkungan luar, bersifat semi/selektif
permeabel, berfungsi mengatur pemasukan dan pengeluaran zat ke dalam dan ke
luar sel dengan cara difusi, osmosis, dan transport aktif. Membran plasma disusun
oleh fosfolipid, protein dan kolesterol.
Gambar 1.20 membran plasma
2. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang berada di luar inti, terdiri atas air dan zat-zat
yang terlarut serta berbagai macam organel sel hidup.
Gambar 1.21 Sitoplasma
3. Nukleus
Inti sel atau nukleus merupakan organel terbesar yang berada di dalam sel.Nukleus
berdiameter 10 mikrometer .Nukleus biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk
bulat dan oval.
Gambar 1.22 Nukleus
4. Sentriol
Sentriol merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan
pembelahan.Pada fase tertentu dalam daur hidupnya sentriol memiliki silia atau
flagela.Sentriol hanya dijumpai pada sel hewan , sedangkan pada sel tumbuhan
tidak.
Gambar 1.23 sentriol
5. Retikulum Endoplasma
Retikulum berasal dari kata Reticular yang berarti anyaman benang atau jala.karena
letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma ( endoplasma ),maka disebut
sebagai retikulum endoplasma (disingkat RE ).RE hanya dijumpai di dalam sel
eukariotik ,baik sel hewan maupun sel tumbuhan .
Gambar 1.24 Retikulum Endoplasma
6. Ribosom
Ribosom tersusun atas RNA-ribosom ( RNA-r ) dan protein.Ribosom tidak memiliki
membran .
Gambar 1.25 ribosom
7. Kompleks golgi
Kompleks golgi sering disebut golgi saja.Pada sel tumbuhan ,kompleks golgi disebut
diktiosom .Organel ini terletak di antara RE dan membran plasma .
Gambar 1.26 Kompleks golgi
8. Lisosom
Lisosom (lyso =pencernaan ,soma =tubuh ) merupakan membran berbentuk
kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang disebut lisozim.Enzim ini berfungsi
dalam pencernaan intrasel,yaitu mencerna zat-zat yang masuk dalam sel.
Gambar 1.27 lisosom
9. Badan Mikro
Badan mikro disebut karena ukurannya yang kecil , hanya bergaris tengah 0,3-1,5
mikrometer. Badan mikro terdiri atas peroksisom dan glioksisom.
Gambar 1.28 Badan mikro
10. Mitokondria
Mitokondria merupakan penghasil energi ( ATP ) karena berfungsi untuk respirasi .
Secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran atau benang .
Mitokondria mempunyai sifat plastis ,artinya bentuknya mudah berubah . Ukurannya
seperti bakteri dengan diameter 0,5-1 mikrometer dan panjang 3-10 mikrometer.
Gambar 1.29 mitokondria
11. Mikrotubulus dan Mikrofilamen
Mikrotubulus merupakan organel berbentuk tabung atau pipa , yang panjangnya 2,5
mikrometer dengan diameter 25 nm.Tabung tabung kecil itu tersusun atas protein yang
dikenal sebagai tubulin.
Selain mikrotubulus ,yang juga berperan dalam gerakan sel adalah mikrofilamen.
Organel ini berbentuk benang-benang halus ,tipis yang memanjang.Mikrofilamen tersusun
atas dua macam protein ,yaitu aktin dan miosin.Mikrofilamen banyak terdapat pada sel-sel
otot ,dan juga membentuk rangka dalam pada sel.Diameter mikrofilamen hanya 5 nm.
Gambar 1.30 mikrotubulus dan mikrofilamen