Unit 7 Pengaruh Osmotik Garam
-
Upload
syarif-hidayat-amrullah -
Category
Documents
-
view
371 -
download
6
Transcript of Unit 7 Pengaruh Osmotik Garam
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Fisiologi Tumbuhan dengan judul “Pengaruh
Osmotik dari Konsentrasi Garam Hara Terhadap Absorbsi dan Pertumbuhan
Tumbuhan” disusun oleh :
Nama : Syarif Hidayat A.
Nim : 071 404 092
Kelas/Kelompok : B/II
setelah diperiksa oleh Asisten dan dikonsultasikan dengan Koordinator Asisten,
maka dinyatakan diterima.
Makassar, Mei 2009
Koordinator asisten Asisten
Hermayanti, S. Pd. Iwan, S.Si
MengetahuiDosen Penanggung Jawab
Drs. Ismail, M.S.NIP: 131 625 063
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup memiliki fungsi tertentu yang dimiliki oleh setiap
organ tubuhnya. Ilmu fisiologi yang merupakan salah satu cabang ilmu dari
biologi adalah ilmu yang membahas tentang fungsi dari alat-alat atau organ
tubuh. Termasuk ke dalamnya fungsi sel, molekul, dan zat-zat yang terkandung
di dalamnya sehingga dapat mempengaruhi kerja suatu individu. Terkait dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), maka ilmu fisiologi ini
tidak dapat dipisahkan dari cabang-cabang ilmu lainnya seperti morfologi,
anatomi dan sebagainya. Hal ini disebaban ilmu fisiologi juga memegang
peranan yang sangat penting dalam kehidupan.
Tumbuhan hidup sebagaimana halnya dengan organisme lainnya, dalam
hidupnya melewati berbagai tahapan. Tumbuh dari benih, berkecambah, tumbuh
dan berkembang secara optimal selam fase vegetative dan kemudian
melestarikan diri dan jenisnya dengan melalui perkembangan reproduktif. Sel
tumbuhan memerlukan oksigen dan karbondioksida, serta bagaimana zat-zat
tersebut bergerak melewati membran sel? Bagian-bagian penyusun zat di alam
ini selalu dalam keadaan bergerak.
Air dibutuhkan tumbuhan sebagai pelarut bagi kebanyakan reaksi dalam
tubuh tumbuhan dan sebagai medium reaksi enzimatis. Pada tumbuhan
kekurangan air akan menigkatkan sintesis asam absisat, yaitu suatu hormone
yang dapat menghambat pertumbuhan. Sedangkan sintesis hormon lain seperti
auksin, giberelin dan sitokinin terhambat. Pada percobaan ini kita akan melihat
tentang pengaruh osmotik konsentrasi garam hara terhadap absorbsi air dan
perumbuhn tanaman dengan cara osmotis.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu melihat pengaruh
osmotik dari konsentrasi garam hara terhadap absorbsi dan pertumbuhan
tumbuhan.
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dilakukannya percobaan ini yaitu dapat menambah
pengetahuan kita tentang pengaruh osmotik dari konsentrasi garam hara terhadap
absorbsi dan pertumbuhan tumbuhan.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Akar mengabsorbsi air dengan cara osmosis. Oleh karena itu absorbsi air oleh
tumbuhan mungkin dilakukan dengan mengendal;ikan potensial air larutan dimana
akar itu berada. Jika PO larutan luar rendah dari PO sel-sel akar, maka air dapat
masuk dari larutan maka masuknya air kedalam akan menjadi lambat sampai arah
pergerakan air mungkin akan ternalik. Apabila PA larutan luar sangat rendah
sehingga menghabat absorbsi air oleh akar maka akibatnya pertumbuhan tumbuhan
alkan terlambat. Mengembangnya sel terhadap perbedaan potensial air. Air yang
masuk tersebut akan menekan dinding sel merentang menjadi lebih besar
(Ismail, 2009).
Nutrien mencapai akar dengan tiga cara yaitu berdifusi melalui larutan tanah,
terbawa pasif oleh aliran air yang melewati akar dan oleh pertumbuhan akar. Garam
mineral dapat diserap dan diangkut keatas dari daerah akar yang memiliki rambut
akar dan juga oleh bagian akar yang lebih tua. Ujung akar seringkali terdedah pada
konsentrasi garam mineral terlarut tang lebih tinggi daro pada daerah akar yang lebih
tua, karena akar yang lebih tua berada pada bagian anah yang dijelajah dan sebagian
mineralnya telah diambil oleh ujung akar yang tumbuh (Sastramihardja, 1996).
Sebagian besar unsur yang dibutuhkan tanaman diserap dari larutan tanah
melalui akar, kecuali karbon dan oksigen yang diserap dari udara oleh daun.
Penyerapan unsur hara secara umum lebih lambat dibandingkan denan penyimpanan
air oleh akar tanaman. Faktor yang mempengaruhi pola penyebaran akar antara lain
adalah penghalang mekanis, suhu tanah, aerasi, ketersediaan air dan ketersediaan
unsur hara (Benyamin, 2001).
Air yang mengandung molekul-molekul makanan dalam larutan mengalir
kerena tekanan melalui floex. Tekanan itu muncul karena perbedaan dalam
konsentrasi larutan dalam floem dan air yang relatif murni dalam larutan xilem yang
berdekatan. Ketika cairan didorong ke floem maka gula-gula diambil oleh korteks
batang dan korteks akan dimanfaatkan. Yang tertinggal dalam floem air yang relatif
murni dan hal ini ditnggal oleh osmosis dan didorong kem bali oleh tarikan
transpirasi ( Kimball, 1983).
Menurut Anonim (2009), pertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh
faktor dalam (internal), tetapi juga ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu
faktor eksternal tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-
unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsure tersebut tidak
tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsure
tersebut dan pertumbuhan tanaman akan merana. Berdasarkan jumlah yang
diperlukan kita mengenal adanya unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara
makro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar (0.5-3% berat tubuh
tanaman). Sedangkan unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang
relatif kecil (beberapa ppm/ part per million dari berat keringnya).
Contoh:
1. Unsur N termasuk unsur hara makro. Unsur ini diperlukan oleh tanaman dalam
jumlah 1- % berat kering tanaman. Unsur tersebut diperlukan oleh tanaman sebagai
penyusun asam amino, protein, dan klorofil. Apabila tanaman kekurangan unsur N
akan menunjukkan gejala antara lain klorosis pada daun. Gejala kekurangan N
pertama kali akan muncul pada daun tertua.
2. Unsur Al tidak termasuk unsur hara esensial, sebab unsur ini meskipun jumlahnya
banyak dalam tanah tetapi tidak diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.
Keberadaan unsur Al justru dapat bersifat racun bagi tanaman. Unsur ini dapat
mengikat fosfat sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
3. Unsur Cu termasuk unsur hara mikro. Unsur ini diperlukan tanaman dalam jumlah
yang relatifkecil ( 6 ppm). Jika jumlahnya banyak, Cu akan menjadi racun bagi
tanaman, misalnya: Cuakan membunuh ganggang pada konsentrasi 1 ppm.
BAB IIIMETODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Jumat / 17 April 2009
Waktu : Pukul 09.10 s/d 10.50 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai III Barat Jurusan Biologi
FMIPA UNM.
B. Alat dan Bahan
a. Alat
1. 8 buah botol kultur
b. Bahan
1. Kapas
2. 500 ml larutan CaCl 0,5 M
3. 14 Kecambah kacang hijau
C. Prisedur Kerja
a. Dari larutan baku CaCl2 baku 0,5 M buatlah masing-masing 200 ml larutan
0,01, 0,02, 0,03, 0,04, 0,05, 0,1, 0,2
b. Memasukkan masing-masing larutan ke dalam botol kultur dan beri label .
Satu botol dipakai sebagai kontrol, isilah dengan air destilasi saja.
c. Ambil 14 kecambah kacang hijau berumur ± 10 hari. Pilih yangs ehat dan baik
pertumbuhannya dan homogen.
d. Kedua lobang pada tutup botol masing-masing di amsukkan 1 kecambah
kacang hijau. Untuk mengganjal tanaman agak tegak dengan akar terendam
dalam larutan pergunakan kapas. Jaga agar kapas tidak mengenai larutan.
Lakukanlah hal ini untuk semua botol kultur.
e. Mengukur dan mencatat panjang batang diatas kotiledon dengan penggaris
millimeter.
f. Memberi tanda tingginya cairan pada masing-masing botol kultur
g. Setiap 2 hari melihat keadaan cairan. Tambahkan air destilata sampai pada
tingkat semula, catat volume air yang ditambahkan. Amati penampilan
tanaman.
h. Setelah satu minggu mengeluarkan tanaman dan temukan panjang batang di
atas kotiledon, mengamati keadaan tanaman dan tentukan juga total air yang
ditambahkan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
Tabel hasil pengamatan
Pengaruh osmotik dari konsentrasi garam hara terhadap absorbsi dan pertumbuhan
tumbuhan.
Larutan
CaCl2
Panjang batang (cm) Keadaan pada
hari ke ...
Penggunaan
air (ml)
Mula-mula Akhir Pertambahan 2 7
0,2 M
0,01 M
0,02 M
0,03 M
4
1,5
9
6,2
5
5
13
9
1
4,5
4
2,8
-
+
+
+
--
+
++
+
0,5
2
0,8
0,04 M
0,05 M
Air
destilasi
0,1 M
7,3
4,0
2,5
3,5
9
6
20
8
1,7
2
17,5
5,5
+
-
+
-
++
--
++
--
1,6
2,9
0,3
0,6
B. Pembahasan
Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas potennsial osmosis (solut)
dan potensial turgor (tekanan). Dengan adanya potensial osmosis cairan sel, air murni
cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial turgor di dalam sel mengakibatkan air
meninggalkan sel. Pengaturan potensial osmosis dapat dilakukan jika potensial
turgornya sama dengan nol yang terjadi saat sel mengalami plasmolisis. Nilai
potensial osmotik dalam tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
tekanan, suhu, adanya partikel-partikel bahan terlarut yang larut di dalamnya, matrik
sel, larutan dalam vakuola dan tekanan hidrostatik dalam isi sel. Nilai potensial
osmotik akan meningkat jika tekanan yang diberikan juga semakin besar.
Pada percobaan ini, walaupun akan terendam dalam larutan, tumbuhan tidak
mampu menyerap cukup air, karena beda PA tidak cukup besar antara larutan
diluardengan didalam akar. Keadan ini, kekeringan fisiologis ini disebabkan oleh
ketidak mampuan akar mengabsorbsi air. Karena keadaan osmotik meskipun air
tersediam cukup. Keadaan ini sering dijumpai pada tanah-tanah basah . Biasanya PO
larutan tanah dari tanah-tanah pertanian yang irigasinya sekitar 0,5 bar atau kurang.
Pada tanah-tanah rendah. Apabila tanah-tanah seperti ini akan dijadikan tanah
pertanian, maka diperlukan langkah-langkah untuk menetralisir kandungan garam
yang tinggi terlebih dahulu sebelum ditanami.
Jika dilihat dari praktikum ini maka dapat diketahui pengaruh osmotik tingkat
pertumbuhan tanaman terhadap konsentrasi garam hara iitu berbeda-beda, pada air
destilasi/ atau akuades mengalami pertumbuhan yang lebih subur dibbaningkan
dengan larutan CaCl khususnya yang mengalami konsentrasi garam 0,2 M.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan pada dasarnya hal yang dapat disimpulkan
adalah, Pengaruh osmotik darimkonsentrasi garam hara terhadap absorbsi dan
pertumbuhan tumbuhan berbeda-beda, dan yang terlihat paling tinggi tingkat
kesuburannya adalah air destilasi sedangkan yang paling lambat adalh
konsentrasi Cacl 0,2 M.
B. Saran
Diharapkan kepada para praktikan agar lebih teliti dan berhati-hati
dalam melakukan praktikum sehingga hasil yang diperoleh dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Unsur Hara Esensial. http://ms.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 20 April 2009.
Benyamin. 2001. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Ismail. 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.
Kimball. 1983. Biologi Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Sastramihardja. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan Biologi FMIPA ITB. Bandung.
Unsur Hara EsensialPertumbuhan tanaman tidak hanya dikontrol oleh faktor dalam (internal), tetapi juga
ditentukan oleh faktor luar (eksternal). Salah satu faktor eksternal tersebut adalah unsur hara esensial. Unsur hara esensial adalah unsur-unsur yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Apabila unsure tersebut tidak tersedia bagi tanaman, maka tanaman akan menunjukkan gejala kekurangan unsure tersebut dan pertumbuhan tanaman akan merana. Berdasarkan jumlah yang diperlukan kita mengenal adanya unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang lebih besar (0.5-3% berat tubuh tanaman). Sedangkan unsur hara mikro diperlukan oleh tanaman dalam jumlah yang relatif kecil (beberapa ppm/ part per million dari berat keringnya).Contoh: 1. Unsur N termasuk unsur hara makro. Unsur ini diperlukan oleh tanaman dalam jumlah 1- % berat
kering tanaman. Unsur tersebut diperlukan oleh tanaman sebagai penyusun asam amino, protein, dan klorofil. Apabila tanaman kekurangan unsur N akan menunjukkan gejala antara lain klorosis pada daun. Gejala kekurangan N pertama kali akan muncul pada daun tertua.
2. Unsur Al tidak termasuk unsur hara esensial, sebab unsur ini meskipun jumlahnya banyak dalam tanah tetapi tidak diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Keberadaan unsur Al justru dapat bersifat racun bagi tanaman. Unsur ini dapat mengikat fosfat sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman.
3. Unsur Cu termasuk unsur hara mikro. Unsur ini diperlukan tanaman dalam jumlah yang relatifkecil ( 6 ppm). Jika jumlahnya banyak, Cu akan menjadi racun bagi tanaman, misalnya: Cuakan membunuh ganggang pada konsentrasi 1 ppm.
Unsur hara makro antara lain: C, H, O, N, P, K, S, Ca, dan Mg. Sedangkan yang termasuk unsure hara mikro adalah : Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, dan Cl. Beberapa unsur ada yang esensial bagi
tanaman tertentu, misalnya Na, Si dan Co. Karbon diambil oleh tumbuhan dalam bentuk gas CO2 , hidrogen diambil dalam bentuk air (H2O), sedangkan oksigen selain dalam bentuk CO2 dan H2O juga dapat diambil dalam bentuk O2, maupun senyawa lainnya. Unsur C, H, dan O merupakan penyusun utama makromolekul, seperti: karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat. Setelah C, H, dan O, nitrogen merupakan unsur hara makro terpenting. Nitrogen merupakan komponen dari asam-asam amino (juga protein), klorofil, koenzim dan asam nukleat. Nitrogen sering merupakan unsur pembatas pertumbuhan. Defisiensi Fosfor
Tumbuhan membutuhkan fosfor pada semua tahap dalam perkembangannya. Kebutuhan fosfor paling besar adalah pada saat pembentukan biji dan perkembangan awal. Jika ketersediaan fosfor terbatas, fosfor akan ditranslokasikan dari jaringan tua ke jaringan muda pada tumbuhan, seperti daun, akar, dan titik-titik tumbuh lain. Tumbuhan yang kekurangan fosfor memiliki akar yang lemah dan memiliki daun yang berukuran kecil, gelap, dan berwarna abu-hijau. Daun tua yang berada di dasar tangkai berwarna kuning terang. Daun yang berada tepat diatas daun tua tersebut berwarna hijau tua. Urat daun berwarna cokelat pada daun dewasa.Defisiensi Kalsium
Daun termuda pada tumbuhan yang kekurangan kalsium menggulung ke bawah dan pinggiran dau kering.Kalsium penting dalam fungsi membran dan kekuatan dinding sel. Kekurangan kalsium sebagian besar disebabkan oleh salinitas tanah, suplai potasium atau amonium yang tinggi, dan penyakit pada akar. Kalsium biasanya disimpan pada daun tua. Gejala defisiensi ditemukan pada daun muda dan pada titik-titik tumbuh yang memiliki tingkat transpirasi yang rendah. Daun terlihat kering dan cokelat. Daun muda menggulung ke bawah dan pinggiran daun muda kering dan cokelat. Daun dewasa dan daun tua tidak memperlihatkan gejala defisiensi. Pada defisiensi lanjut, pembentukan bunga terhambat dan titi-titik tubuh mati. Buah yang dihasilkan lebih kecil dan tidak berasa.Defisiensi Magnesium
Magnesium merupakan pembangun klorofil. Defisiensi magensium dapat disebabkan oleh pemupukan potasium yang sangat berlebih. Gejala kekurangan magnesium muncul pada musim dingin atau ketika tanah snagat basah dimana akar kurang aktif. Kekurangan magnesium menyebabkan daun tua menguning. Jika defisiensi berkelanjutan, daun yang berwarna kuning akan menjadi kuning kecoklatan . Produksi buah pada tanaman yang kekurangan magnesium berkurang.Defisiensi Besi
Besi dibutuhkan untuk produksi klorofil dan mengaktivasi beberapa enzim, terutama enzim yang terlibat dalam fotosintesis dan respirasi. Kekurangan besi dapat disebabkan oleh drainase yang kurang atau tingginya konsentrasi ion-ion metal dalam tanah. Ketersediaan besi menurun pada pH diatas 7. Selain itu, toksisitas mangan dapat menyebabakan defisiensi besi. Defisiensi besi menyebabkan klorosis hijau pucat pada daun termuda. Jika defisiensi terus berlanjut, urat daun menjadi pucat dan daun seperti terbakar, terutama jika daun terdedah ke sinar matahari dengan intensitas kuat.Defisiensi Sulfur
Sulfur merupakan nutrien non metalik yang dapat diserap dalam bentuk SO2 oleh bagian tanaman di atas tanah (daun) dan bentuk SO42- oleh akar tanaman. Sulfur di tanah dalam bentuk organik dan anorganik, pada tanah organik merupakan recervoir S, misal pada tanah peat kandungan terbesar adalah S. di dalam tanah organik dibedakan dalam dua fraksi : S yang berikatan dengan karbon seperti (asam amino jumlahnya kurang dari separoh fraksi), yang kedua ialah yang tidak berikatan dengan karbon (senyawa fenolik, cholin-sulfat sebagai lemak). Sulfur diserap tanaman secara aktif dalam bentuk SO42-, pH tidak terlalu berpengaruh namun serapan tertinggi berlangsung pada pH 6,5. Banyak senyawa yang mempunyai fungsi penting yang mengandung sulfur misal : asam
amino sistein, metionin, glutation, biotin, coenzim A dan teamin pirofosfat. Konsentrasi SO2 di atmosfer umumnya sekitar 0,1 – 0,2 mg SO2- S/m3, sedang kadar SO2 atmosfer yang dapat meracun mulai 0,5 – 0,7 mg SO2- S/m3. Konsentrasi SO2 atmosfer yang tinggi mengakibatkan gejala nekrotik di daun, sedang pada defisiensi S pada larutan medium (tanah) akan menghambat sintesis protein karena kurangnya asam amino metionin dan sistein. Sebaliknya terjadi akumulasi asam amino non S : asparagin, glutamin, arginin. Defisiensi S menunjukkan gejala klorosis sehingga berakibat rendahnya gula sebagai hasil fotosintesis. Defisiensi S dapat diatasi dengan aplikasi pupuk S seperti gipsum (CaSO4 – 2H2O) untuk tanah yang mengalami defisiensi S sangat tinggi, pupuk superfosfat, amonium sulfat dan potasium sulfat.Defisiensi Potassium
Sumber potassium (K) untuk tanaman diperoleh dari pelapukan batuan mineral (alkali fildspars 4-15% K2O, Muskovit/K-mika 7-11% K2O, Biotit-Mg mika 6-10% K2O, ellite 4-7% K2O) berada di kisi-kisi mineral. Perlakuan tanaman dengan level K+ yang rendah diperoleh penurunan : laju pertumbuhan, besarnya sel, kandungan air dalam jaringan. Dari perlakuan ini disimpulkan bahwa jaringan muda sangat memerlukan K+ untuk memelihara turgor sel yang pada gilirannya untuk pembesaran sel, pada jaringan muda turtgor sel sangat sensitif terhadap status K+, K+ juga berkaitan dengan asimilasi CO2, fosforilasi dan sintesis protein.
Unsur Hara Esensial. http://ms.wikipedia.org