Undang-Undang Penanaman Modal Dan Peran Bank Dunia

8
Undang-Undang Penanaman Modal dan Peran Bank Dunia Kontribusi Dari Administrator Thursday, 22 January 2009 Ponny Anggoro Melalui Country Assistance Strategy (CAS), bergeraklah Bank Dunia melakukan pendekatan ke pemerintah untuk segera memperbaiki Undang-Undang Penanaman Modal dan peraturan lain yang berhubungan dengan aspek peningkatan aktifitas ekonomi kompetitif. Pada tahun 2004, segera setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dilantik, Bank Dunia dan kelompoknya termasuk IBRD dan IFC melalui jasa konsultasi FIAS yang berkedudukan di Australia, melaksanakan strateginya untuk mereformasi kebijakan penanaman modal dengan mengidentifikasi reformasi sebagai prioritas utama.[1] Kelompok ini kemudian menghubungi Wakil Presiden Yusuf Kalla dan Menteri Ekuin saat itu Abu Rizal Bakrie. Dari pembicaraan di atas disetujui beberapa ketentuan antara lain dengan dipersiapkan dan akan disahkannya undang-undang penanaman modal yang diikuti oleh peraturan lain untuk menjamin lancarnya investasi dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Dari hasil persetujuan itu FIAS kemudian menghubungi Menteri Perdagangan Mari E Pangestu sebagai koordinator pemerintah dalam perencanaan dan pembuatan draft undang-undang. FIAS kemudian menyiapkan strategi konsultasi dan draft rencana pembuatan UU Penanaman Modal Indonesia dengan menggunakan referensi UU Penanaman Modal Vietnam, Peraturan Menteri Bhutan, copy laporan yang sudah diseleksi, melihat pentingnya lembaga pelayanan terintegrasi yang disebut One Stop Shop yang ditugaskan pada Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), pembentukan Tim Penanaman Modal dan Eksport Nasional (PEPI), laporan FIAS sejak tahun 1999 pada lisensi-lisensi dan prosedur persetujuan Indonesia, insentif pajak, asas perlakuan sama (equal treatment), rekomendasi FIAS atas operasi dan implementasi Tim Penanaman Modal dan Indonesia For Global Justice http://www.igj.or.id Menggunakan Joomla! Generated: 25 June, 2013, 02:25

description

UU Penanaman Modal dan Peran WB

Transcript of Undang-Undang Penanaman Modal Dan Peran Bank Dunia

Page 1: Undang-Undang Penanaman Modal Dan Peran Bank Dunia

Undang-Undang Penanaman Modal dan Peran Bank Dunia Kontribusi Dari AdministratorThursday, 22 January 2009

  Ponny Anggoro   Melalui Country Assistance Strategy  (CAS), bergeraklah Bank Dunia melakukan pendekatan ke pemerintah untuk segera memperbaiki Undang-Undang Penanaman Modal dan peraturan lain yang berhubungan dengan aspek peningkatan aktifitas ekonomi kompetitif. Pada tahun 2004, segera setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dilantik, Bank Dunia dan kelompoknya termasuk IBRD dan IFC melalui jasa konsultasi FIAS yang berkedudukan di Australia, melaksanakan strateginya untuk mereformasi kebijakan penanaman modal dengan mengidentifikasi reformasi sebagai prioritas utama.[1]    Kelompok ini kemudian menghubungi Wakil Presiden Yusuf Kalla dan Menteri Ekuin saat itu Abu Rizal Bakrie. Dari pembicaraan di atas disetujui beberapa ketentuan antara lain dengan dipersiapkan dan akan disahkannya undang-undang penanaman modal yang diikuti oleh peraturan lain untuk menjamin lancarnya investasi dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Dari hasil persetujuan itu  FIAS  kemudian menghubungi Menteri Perdagangan Mari E Pangestu sebagai koordinator pemerintah dalam perencanaan dan pembuatan draft undang-undang.   FIAS kemudian menyiapkan strategi konsultasi dan draft rencana pembuatan UU Penanaman Modal Indonesia dengan menggunakan referensi UU Penanaman Modal Vietnam, Peraturan Menteri Bhutan, copy laporan yang sudah diseleksi, melihat pentingnya lembaga pelayanan terintegrasi yang disebut One Stop Shop yang ditugaskan pada Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), pembentukan Tim Penanaman Modal dan Eksport Nasional (PEPI), laporan FIAS sejak tahun 1999 pada lisensi-lisensi dan prosedur persetujuan Indonesia, insentif pajak, asas perlakuan sama (equal treatment), rekomendasi FIAS atas operasi dan implementasi Tim Penanaman Modal dan

Indonesia For Global Justice

http://www.igj.or.id Menggunakan Joomla! Generated: 25 June, 2013, 02:25

Page 2: Undang-Undang Penanaman Modal Dan Peran Bank Dunia

Perdagangan Nasional, dan persiapan dan draft isi undang-undang penanaman modal.   Tugas FIAS kemudian adalah mengatur prosedur persiapan dan penyusunan tim dan metode pembuatan serta strategi promosi penanaman modal, membedakannya antara strategi yang dipersiapkan oleh pemerintah dengan strategi operasional yang dibentuk oleh agensi promosi penanaman modal. Untuk memperlancar pelaksanaannya FIAS kemudian melakukan pertemuan dengan berbagai pihak untuk membicarakan dan menyusun draft pembuatan undang-undang tersebut. Pertemuan itu dilakukan dengan pejabat Departemen Perdagangan, para penasehat Menteri Pedagangan, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN, Indonesia Chamber of Commerce), Komite NasionalPemulihan Ekonomi (KPEN, National Economic Recovery Committee), International Business Chamber, dan para ekonom nasional.  Dengan membentuk tim bersama, FIASbersama tim konsultan IFC yakni PENSA dan peneliti-peneliti ekonomi dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) seperti yang ditunjuk oleh Menteri Perdagangan kemudian melakukan persiapan dan strategi.   Dalam pertemuannya dengan berbagai pihak mereka berupaya meyakinkan bahwa undang-undang ini akan lebih baik dan komprehensif dibandingkan undang-undang terdahulu. Mengingat kiprah tim yang sangat banyak dan menyeluruhnya persiapan yang dilakukan, terlihat Bank Dunia berupaya menekankan bahwa undang-undang ini juga akan menjadi landasan bagi seluruh peraturan dan perundangan-undangan di bidang ekonomi lain.   Melalui pengesahan dan pelaksanaan undang-undang inilah target Bank Dunia dalam menjaring investasi dan meningkatkan keuntungan dan kepentingannya di bidang ekonomi semakin nyata. Sebaliknya bagi Indonesia selain sumberdaya alam yang semakin terkuras, pemanfaatan semua dana operasional ekonomi seperti minimalisasi bahkan pembebasan pajak, buruh murah yang semakin lemah posisi dan perlindungannya (dibandingkan dengan buruh asingdengan kemampuan sama), lahan murah dan tak terkontrol, dispensasi yang diperoleh pengusaha oleh adanya equal treatment, dan repatriasi, masalah hutang yang relative tidak berkurang jauh semakin membebani Negara. Data di bawah dapat untuk mengukur bagaimana Bank Dunia lebih memberikan jasa kepada donor dibandingkan kepada Indonesia.   Dalam figur 1 data investasi publik di bawah misalnya, terlihat dinamika investasi yang terlihat dalam progress. Sementara investasi yang masuk ke daerah-daerah lebih banyak adalah investasi asing yang dilakukan dengan melakukan investasi bersama dengan konglomerat nasional.    

Indonesia For Global Justice

http://www.igj.or.id Menggunakan Joomla! Generated: 25 June, 2013, 02:25

Page 3: Undang-Undang Penanaman Modal Dan Peran Bank Dunia

  Gambar 1: Investasi Publik Kembali pada Tingkat Pra-Krisis  (belanja pembangunan % GDP)

                               

Indonesia For Global Justice

http://www.igj.or.id Menggunakan Joomla! Generated: 25 June, 2013, 02:25

Page 4: Undang-Undang Penanaman Modal Dan Peran Bank Dunia

Gambar 2: Hutang Publik (US$ Milyar)                                   Sumber : Bank Dunia  

Indonesia For Global Justice

http://www.igj.or.id Menggunakan Joomla! Generated: 25 June, 2013, 02:25

Page 5: Undang-Undang Penanaman Modal Dan Peran Bank Dunia

Sedangkan dalam figur 2 peningkatan investasi dari figur 1 tidak diiringi oleh pengurangan hutang namun sebaliknya hutang malah bertambah. Dalam figur 3 terlihat bagaimana nasib Indonesia yang berada dalam kumpulan jeratan hutang yang dikuasai oleh negara-negara donor dan Bank Dunia. 

  Dengan diluncurkan dan disahkannya secara paksa dengan menggunakan perangkat pemerintah yang tertinggi dan sah melalui dana pinjamannya Bank Dunia berhasil menanamkan pengaruh yang semakin nyata pada proses pengoperasian ekonomi liberal dengan memaksimalkan investasi tanpa memperhatikan kepentingan dan potensi rakyat Indonesia. Di luar strateginya mengurangi korupsi dengan melakukan control, berdasarkan hasil laporan Bank Dunia sendiri,[2]  Bank Dunia justru menciptakan cara-cara baru mirip korupsi atau penyuapan  (bribery) menggunakan dana pinjaman atau piutang dan asistensi teknikal untuk memperkuat pengaruh hegemoni ekonominya.   Gambar 3 : Sumber Hutang Publik                  

Indonesia For Global Justice

http://www.igj.or.id Menggunakan Joomla! Generated: 25 June, 2013, 02:25

Page 6: Undang-Undang Penanaman Modal Dan Peran Bank Dunia

                    Sumber : Bank Dunia   Sementara itu pemerintah Indonesia menggunakan Bank Dunia sebagai perangkat untuk melancarkan keinginannya lebih kepada aspek pertumbuhan dan stabilitas ekonomi, bukan pengurangan kemiskinan, seperti yang diinginkannya di dalam Buku Putih. [3]  Upaya ini didukung oleh pernyataan Andrew Steer Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, yang pada tanggal 17 Sep 2003 mengemukakan statement “Jika diterapkan, White Paper akan perbaiki peringkat Kredit dan Hidup Jutaan Rakyat”. Dari statement ini terlihat bagaimana Bank Dunia telah mendukung pemerintah dan membuktikan pada public bahwa baik pemerintah dan Bank Dunia mempunyai kebutuhan yang sama yakni lebih mengutamakan kemajuan ekonomi dibandingkan pengentasan kemiskinan (lihat kembali data di atas).[4]   Menafsirkan antara ucapan Wakil Presiden, Menteri Perdagangan dan Bank Dunia terlihat bahwa ketiga pihak ingin telah memaksakan kehendaknya dengan melakukan kebohongan publik menciptakan Undang-Undang Penanaman Modal yang di masa depan nyata-nyata menciptakan kultur ekonomi liberal yang akan menguras habis seluruh aset negara.  

Indonesia For Global Justice

http://www.igj.or.id Menggunakan Joomla! Generated: 25 June, 2013, 02:25

Page 7: Undang-Undang Penanaman Modal Dan Peran Bank Dunia

[1]       The Preparation, loc cit.   [2]       Ibid.   [3]       Buku Putih adalah wujud Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2003 tentang Paket Kebijaksanaan Ekonomi Menjelang dan Sesudah Berakhirnya Program Kerjasama dengan International Monetary Fund. Buku ini  terdiri dari 3 program yaitu Program Stabilisasi Ekonomi Makro, Program Restrukturisasi dan Reformasi Sektor Keuangan dan terakhir Program Peningkatan Investasi, Ekspor dan Penciptaan Lapangan Kerja. Program stabilisasi ekonomi makro terdiri atas 2 kebijakan yaitu Kebijakan Konsolidasi Fiskal dan Kebijakan Menjaga Kemantapan Neraca Pembayaran. (sebagian dari butir-butir rencana tindak telah diselesaikan sesuai dengan sasaran waktu). Http//www.klubsaham.com//op. cit.  Lihat juga ucapan Menko Ekuin Dorodjatun Kuntjorojakti, pada tanggal 29 Juni 2003 seperti dikutip oleh Tempo Online, Rabu 30 Juni 2003.   [4]       Ibid.       Artikel ini juga dimuat di Global Justice Update, Tahun ke-6, Edisi 1, Mei 2008      

Indonesia For Global Justice

http://www.igj.or.id Menggunakan Joomla! Generated: 25 June, 2013, 02:25

Page 8: Undang-Undang Penanaman Modal Dan Peran Bank Dunia

 

Indonesia For Global Justice

http://www.igj.or.id Menggunakan Joomla! Generated: 25 June, 2013, 02:25