Undang-Undang kepramukaan

9
PP NOMOR 13/KN/1978 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN RAIMUNA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 13/KN/1978 PETUNJUK PENYELENGGARAAN RAIMUNA Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka: Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka, maka diselemnggarakan pendidikan kepramukaan yang berbentuk kegiatan- kegiatan yang menarik, sehat dan berguna bagi hidup, kehidupan dan penghidupan anak, remaja dan pemuda pada saat ini dan masa depan mereka ; 2. Bahwa bagi para Pramuka Penggalang telah ditetapkan adanya Jambore sebagai wadah kegiatan bersama, maka sesuai dengan prinsip- prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, bagi para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega perlu ditetapkan suatu wadah kegiatan bersama yang tersendiri dengan istilah lain ; 3. Bahwa kepada para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, sesuai pula dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, diberikan kesempatan untuk memimpin, merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi kegiatan-kegiatan kepramukaan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi pemuda pada saat ini ; 4. Bahwa kata “Raimuna”, yang berasal dari bahasa daerah Irian Jaya, adalah tepat untuk digunakan sebagai pengganti kata Jambore bagi para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, karena selai

description

uud

Transcript of Undang-Undang kepramukaan

PP NOMOR 13/KN/1978 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN RAIMUNAKEPUTUSANKWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKANOMOR : 13/KN/1978PETUNJUK PENYELENGGARAAN RAIMUNAKetua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka:Menimbang :1. Bahwa dalam rangka untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka, maka diselemnggarakan pendidikan kepramukaan yang berbentuk kegiatan-kegiatan yang menarik, sehat dan berguna bagi hidup, kehidupan dan penghidupan anak, remaja dan pemuda pada saat ini dan masa depan mereka ;2. Bahwa bagi para Pramuka Penggalang telah ditetapkan adanya Jambore sebagai wadah kegiatan bersama, maka sesuai dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, bagi para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega perlu ditetapkan suatu wadah kegiatan bersama yang tersendiri dengan istilah lain ;3. Bahwa kepada para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, sesuai pula dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, diberikan kesempatan untuk memimpin, merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi kegiatan-kegiatan kepramukaan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi pemuda pada saat ini ;4. Bahwa kata Raimuna, yang berasal dari bahasa daerah Irian Jaya, adalah tepat untuk digunakan sebagai pengganti kata Jambore bagi para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, karena selai memperkaya bahasa Indonesia juga mempunyai kesamaan idiil, tujuan dan sasaran seperti Jambore ;5. Bahwa untuk maksud tersebut pada titik 1 sampai dengan 4 diatas perlu ditetapkan suatu petunjuk penyelenggaraan yang praktis, luwes dan yang dapat digunakan sebagai pedoman bari Kwartir-kwartir dan Kortan-Kortan, Gugusdepan-gugusdepan, para Pembina Pramuka dan para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam menyelenggarakan Raimuna.Mengingat :1. Keputusan Presiden R.I. No. 238 Tahun 1961 juncto Keputusan Presiden R.I. No. 12 Tahun 1971 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka;2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 045/KN/74, tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;3. Putusan Musyawarah Nasional Nasional Gerakan Pramuka No : 04/MUNAS/74 Tahun 1974 Tahun 1974 Bab III.

PP NOMOR 080 TAHUN 1988 TENTANG POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGAKEPUTUSANKWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKANOMOR : 080 TAHUN 1988TENTANGPOLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PENEGAKDAN PANDEGAKetua Kwartir Nasional Gerakan PramukaMenimbang :a. bahwa Pramuka Penegak dan Pandega merupakan kader utama pelanjut misi Gerakan Pramuka dan calon pembina dan pemimpin, karenanya perlu adanya pembinaan yang seksama ;b. bahwa agar pembinaan termaksud dapat mencapai sasarannya, maka pola pembinaan dan mekanisme pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega perlu disesuaikan dengan perkembangan Gerakan Pramuka dan masyarakat dewasa ini ;c. bahwa berkenaan dengan itu Pola Pembinaan Penegak dan Pandega yang ditrtapkan dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 105 tahun 1980 perlu disempurnakan.Mengingat :1. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.2. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 050 tahun 1987 tentang Pokok-pokok Organisasi Gerakan Pramuka.4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 083 tahun 1979 tentang Penyempurnaan Pola Umum Gerakan Pramuka.5. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 105 tahun 1980 tentang Pola Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.

PP NOMOR 031/KN/78 TAHUN 1978 TENTANG GLADIAN PIMPINAN SATUAN PENEGAKKEPUTUSANKWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKANOMOR : 031/KN/78TAHUN 1978TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN GLADIAN PIMPINAN SATUAN PENEGAKKetua Kwartir Nasional Gerakan PramukaMenimbang :a. bahwa dalam rangka melaksanakan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, khususnya sistem beregu, kepada para pemimpin sangga dan wakil pemimpin sangga perlu diberi bekal pengetahuan dan pengalaman melalui geladian pimpinan satuan, sehingga mereka dapat mengelola dan memimpin sangganya dengan baik.b. bahwa agar geladian pimpinan satuan itu dapat diselenggarakan dengan baik, perlu dikeluarkan petunjuk penyelenggaraan geladian pimpinan satuan penegak.Mengingat :1. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 Tahun 1961, Juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 1971 tentang Gerakan Pramuka.2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.045/KN/74 tahun 1974 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.3. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1974, di Manado, Sulawesi Utara.

ANGGARAN DASAR PRAMUKA : KEPPRES NO 24 TAHUN 2009KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIANOMOR 24 TAHUN 2009TENTANGPENGESAHAN ANGGARAN DASARGERAKAN PRAMUKAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,Menimbang :a. bahwa dalam rangka meningkatkan peranan Gerakan Pramuka diperlukan Anggaran Dasar yang mencerminkan aspirasi, visi, dan misi seluruh Gerakan Pramuka Indonesia, sehingga secara efektif dapat dijadikan landasan kerja Gerakan Pramuka Indonesia;b. bahwa untuk mewujudkan upaya sebagaimana dimaksud pada butir a, telah dilaksanakan penyempurnaan atas Anggaran Dasar Gerakan Pramuka melalui pembahasan dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2003 yang berlangsung dari tanggal 15 sampai dengan 18 Desember 2008 di Cibubur , Jakarta;c. bahwa sehubungan dengan hal-hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, dipandang perlu mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dihasilkan dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 2003 pada tanggal 15 sampai dengan 18 Desember 2008 di Cibubur , Jakarta, dengan Keputusan Presiden;Mengingat : Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

PP NOMOR : 273 TAHUN 1993 TENTANG CARA MENILAI KECAKAPAN PRAMUKAKEPUTUSANKWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKANOMOR : 273 TAHUN 1993TENTANGPETUNJUK PELAKSANAAN CARA MENILAIKECAKAPAN PRAMUKAKetua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka:Menimbang :1. bahwa untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka dengan proses pendidikan kepramukaan yang melibatkan peserta didik dan Pembina Pramuka utnuk meningkatkan mutu pengetahuan, keterampilan dan sikap laku peserta didik, digunakan Sistem Tanda Kecakapan Pramuka ;2. bahwa sistem Tanda Kecakapan Pramuka yang digunakan adalah Suarat Kecakapan Umum (SKU), Syarat Kecakapan Khusus (SKK), dan Syarat Pramuka Garuda (SPG) ;3. bahwa untuk memudahkan pelaksanaan pencapaian SKU, SKK, dan SPG perlu diterbitkan petunjuk pelaksanaan tentang cara menilai kecakapan Pramuka.

PP NOMOR 101 TAHUN 1984 TENTANG PRAMUKA GARUDAKEPUTUSANKWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKANOMOR : 101 TAHUN 1984TENTANGPETUNJUK PENYELENGGARAAN PRAMUKA GARUDAKetua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,Menimbang :1. bahwa dalam rangka usaha mencapai tujuan Gerakan Pramuka melalui proses pendidikan kepramukaan, perlu adanya dorongan dan rangsangan kepada para Pramuka untuk mencapai suatu prestasi dalam kegiatan yang dilaksanakannya ;2. bahwa prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, khususnya sistem tanda kecakapan perlu dilaksanakan dalam pendidikan kepramukaan dalam usaha memberi dorongan dan rangsangan tersebut ;3. bahwa perlu ada peninjauan kembali atas keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 045 Tahun 1980 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pramuka Garuda, khususnya mengenai gambar tanda Pramuka Garuda ;4. bahwa untuk itu dikeluarkan petunjuk penyelenggaraan baru mengenai Pramuka Garuda sebagai penyempurnaan dari petunjuk penyelenggaraan yang lama.

PP NOMOR 178 TAHUN 1979 TENTANG UPACARA DI DALAM GERAKAN PRAMUKAKEPUTUSANKWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKANOMOR : 178 TAHUN 1979TENTANGPETUNJUK PENYELENGGARAAN UPACARA DI DALAM GERAKAN PRAMUKAKetua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,Menimbang :1. bahwa kegiatan upacara dalam Gerakan Pramuka merupakan salah satu alat pendidikan untuk membiasakan selalu berbuat dengan tertib dan menanamkan rasa cinta tanah air, disiplin, gotong ronyong, rasa tanggung jawab dan takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ;2. bahwa kegiatan upacara dalam Gerakan Pramuka belum diatur secara seragam, sehingga belum dapat berfungsi sebagai alat pendidikan yang berdaya guna dan tepat guna ;3. bahwa berkenaan dengan itu perlu ditetapkan Petunjuk Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka.

PP NOMOR 214 TAHUN 2007 TENTANG DEWAN KERJA PENEGAK DAN PANDEGAKEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKANOMOR : 214 TAHUN 2007TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGAKetua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,Menimbang:a.bahwa Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega merupakan wadah pengembangan kepemimpinan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, berkedudukan sebagai bagian dari kwartir yang mengelola Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega ;

b.bahwa Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega yang ditetapkan dengan keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 131 tahun 2003 perlu disempurnakan, sesuai perkembangan Gerakan Pramuka saat ini dan aspirasi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.