ULKUS-PERFORASI
-
Upload
nesyandini -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of ULKUS-PERFORASI
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
1/30
1
BAB I
PENDAHULUAN
Lambung sebagai reservoir/lumbung makanan berfungsi menerima
makanan dan minuman, menggiling, mencampur dan mengosongkan makanan ke
dalam duodenum. Lambung yang selalu berhubungan dengan semua jenis
makanan, minuman, obat-obatan akan mengalami iritasi kronik. Lambung
dilindungi oleh terhadap faktor iritan oleh lapisan mucus dan epitel. Namun
beberapa faktor iritan seperti makanan, minuman, _SAIDs, alkohol dan empedu
dapat menimbulkan defek lapisan mucus dan difusi balik ion H+ sehingga timbul
gastritis dan ulkus gaster.1,2
Ulkus peptikum merupakan masalah pada banyak pasien di Amerika
Serikat. Dalam satu tahun frekuensi ulkus peptikum di AS adalah 1,8% atau 4,5
juta orang. Di negara lain ulkus peptikum mempunyai insidensi yang berbeda.
Penyebab utama terjadinya ulkus adalah inflamasi kronik akibat H. pylori yang
berkoloni di mukosa antrum dan gastrin yang menstimulasi produksi asam
lambung oleh sel parietal.2
Perforasi gastrointestinal merupakan suatu bentuk penetrasi yang komplek
dari dinding lambung, usus halus, usus besar akibat dari bocornya isi dari usus ke
dalam rongga perut. Perforasi dari usus mengakibatkan secara potensial untuk
terjadinya kontaminasi bakteri dalam rongga perut (keadaan ini dikenal dengan
istilah peritonitis). Perforasi lambung berkembang menjadi suatu peritonitis kimia
yang disebabkan karena kebocoran asam lambung kedlam rongga perut. Perforasi
dalam bentuk apapun yang mengenai saluran cerna merupakan suatu kasus
kegawatan bedah. 1,3
Pada anak-anak cedera yang mengenai usus halus akibat dari trauma
tumpul perut sangat jarang dengan insidensinya 1-7 %. Sejak 30 tahun yang lalu
perforasi pada ulkus peptikum merupakn penyebab yang tersering. Perforasi ulkus
duodenum insidensinya 2-3 kali lebih banyak daripada perforasi ulkus gaster.
Hampir 1/3 dari perforasi lambung disebabkan oleh keganasan pada lambung.
Sekitar 10-15 % penderita dengan divertikulitis akut dapat berkembang menjadi
perforasi bebas. Pada pasien yang lebih tua appendicitis acuta mempunyai angka
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
2/30
2
kematian sebanyak 35 % dan angka kesakitan 50 %. Faktor-faktor utama yang
berperan terhadap angka kesakitan dan kematian pada pasien-pasien tersebut
adalah kondisi medis yang berat yang menyertai appedndicitis tersebut. 1,2
Perforasi pada saluran cerna sering disebabkan oleh penyakit-penyakit
seperti ulkus gaster, appendicitis, keganasan pada saluran cerna, divertikulitis,
sindroma arteri mesenterika superior,dan trauma.1,2,3
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
3/30
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi Lambung1. Anatomi
Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas
tepat di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung menyerupai tabung
bentuk J, dan bila penuh, berbentuk seperti buah pir raksasa. Kapasitas normal
lambung adalah 1 sampai 2 liter. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus,
korpus, dan antrumpilorikum atau pilorus. Sebelah kanan atas lambung terdapat
cekungan kurvatura minor, dan bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura
mayor. Sfingter pada kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan
yang terjadi. Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan
masuk ke dalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus
kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama
daerah kardia. Di saat sfingter pilorikum terminal berelaksasi, makanan masuk ke
dalam duodenum, dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya
aliran balik isi usus ke dalam lambung.1,2,3
Sfingter pilorus memiliki arti klinis yang penting karena dapat mengalami
stenosis (penyempitan pilorus yang menyumbat) sebagai penyulit penyakit ulkus
peptikum. Abnormalitas sfingter pilorus dapat pula terjadi pada bayi. Stenosis
pilorus atau piloro spasme terjadi bila serabut otot di sekelilingnya mengalami
hipertrofi atau spasme sehingga sfingter gagal berelaksasi untuk mengalirkan
makanan dari lambung ke dalam duodenum. Bayi akan memuntahkan makanantersebut dan tidak mencerna serta menyerapnya. Keadaan ini mungkin dapat
diperbaiki melalui operasi atau pemberian obat adrenergik yang menyebabkan
relaksasi serabut otot.1,2
Lambung tersusun atas empat lapisan. Tunika serosa atau lapisan luar
merupakan bagian dari peritonium viseralis. Dua lapisan peritonium viseralis
menyatu pada kurvatura minor lambung dan duodenum kemudian terus
memanjang ke hati, membentuk omentum minus. Lipatan peritonium yang keluar
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
4/30
4
dari satu organ menuju ke organ lain disebut sebagai ligamentum. Jadi omentum
minus (disebut juga ligamentum hepatogastrikum atau hepatoduodenalis)
menyokong lambung sepanjang kurvatura minor sampai ke hati. Pada kurvatura
mayor, peritonium terus ke bawah membentuk omentum majus, yang menutupi
usus halus dari depan seperti sebuah apron besar. Sakus omentum minus adalah
tempat yang sering terjadi penimbunan cairan (pseudokista pankreatikum) akibat
penyulit pankreatitis akut.1,2
Gambar 1. Anatomi dan Histologi Gaster
Tidak seperti daerah saluran cerna lain, bagian muskularis tersusun atas
tiga lapis dan bukan dua lapis otot polos: lapisan longitudinal di bagian luar,
lapisan sirkular di tengah, dan lapisan oblik di bagian dalam. Susunan serabut otot
yang unik ini memungkinkan berbagai macam kombinasi kontraksi yang
diperlukan untuk memecah makanan menjadi partikel-partikel yang kecil,
mengaduk dan mencampur makanan tersebut dengan cairan lambung, dan
mendorongnya ke arah duodenum.1,4
Submukosa tersusun atas jaringan areolar longgar yang menghubungkan
lapisan mukosa dan lapisan muskularis. Jaringan ini memungkinkan mukosa
bergerak dengan gerakan peristaltik. Lapisan ini juga mengandung pleksus saraf,
pembuluh darah, dan saluran limfe.1,2
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
5/30
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
6/30
6
posterior duodenum. Ulkus pada dinding posterior duodenum dapat mengerosi
arteri ini dan menyebabkan terjadinya perdarahan. Darah vena dari lambung dan
duodenum, serta yang berasal dari pankreas, limpa, dan bagian lain saluran
gastrointestinal, berjalan ke hati melalui vena porta. 1,4,5
Gambar 2. Vaskularisasi Gaster
2. Fisiologi LambungFungsi lambung:1,2,5,6
1) Fungsi motorik- Fungsi menampung : Menyimpan makanan sampai makanan tersebut
sedikit demi sedikit dicerna dan bergerak pada saluran cerna.
Menyesuaikan peningkatan volume tanpa menambah tekanan dengan
relaksasi reseptif otot polos; diperantarai oleh nervus vagus dan
dirangsang oleh gastrin
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
7/30
7
- Fungsi mencampur : Memecahkan makanan menjadi partikel-partikelkecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot
yang mengelilingi lambung. Konstraksi peristaltik diatur oleh suatu
irama listrik dasar.
- Fungsi pengosongan lambung : Diatur oleh pembukaan sfingter pilorusyang dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman, aktivitas
osmotik, keadaan fisik, serta oleh emosi, obat-obatan, dan olahraga.
Pengosongan lambung diatur oleh faktor saraf dan hormonal, seperti
kolesistokinin.
2) Fungsi pencernaan dan sekresia) Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL dimulai disini; pencernaan
karbohidrat dan lemak oleh amilase dan lipase dalam lambung kecil
peranannya. Pepsin berfungsi memecah putih telur menjadi asam amino
(albumin dan pepton). Asam garam (HCL) berfungsi mengasamkan
makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan, dan membuat suasana asam
pada pepsinogen sehinhha menjadi pepsin.
b) Sintesis dan pelepasan gastrin dipengaruhi oleh protein yang dimakan,peregangan antrum, alkalinisasi antrum, dan rangsangan vagus.
c) Sekresi faktor intrinsik memungkinkan absorpsi vitamin B12 dari usushalus bagian distal.
d) Sekresi mukus membentuk selubung yang melindungi lambung sertaberfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut.
e) Sekresi bikarbonat, bersama dengan sekresi gel mukus, tampaknyaberperan sebagai barier dari asam lumen dan pepsin.
Pengaturan sekresi lambung dapat dibagi menjadi fase sefalik, gastrik, dan
intestinal. Fase sefalik sudah dimulai bahkan sebelum makanan masuk lambung,
yaitu akibat melihat, mencium, memikirkan, atau mengecap makanan. Fase ini
diperantarai seluruhnya oleh saraf vagus dan dihilangkan dengan vagotomi. Sinyal
neurogenik yang menyebabkan fase sefalik berasal dari korteks serebri atau pusat
nafsu makan. Impuls eferen kemudian dihantarkan melalui saraf vagus ke
lambung. Hal ini mengakibatkan kelenjar gastrik terangsang untuk menyekresi
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
8/30
8
HCL, pepsinogen, dan menambah mukus. Fase sefalik menghasilkan sekitar 10%
dari sekresi lambung normal yang berhubungan dengan makanan.
Fase gastrik dimulai saat makanan mencapai antrum pilorus. Distensi
antrum juga dapat menyebabkan terjadinya rangsangan mekanis dari resptor-
reseptor pada dinding lambung. Impuls tersebut berjalan menuju medula melalui
aferen vagus dan kembali ke lambung melalui eferen vagus; impuls ini
merangsang pelepasan hormon gastrin dan secara langsung juga merangsang
kelenjar-kelenjar lambung. Gastrin dilepas dari antrum dan kemudian dibawa oleh
aliran darah menuju kelenjar lambung, untuk merangsang sekresi. Pelepasan
gastrin juga dirangsang oleh PH alkali, garam empedu di antrum, dan terutamaoleh protein makanan dan alkohol. Membran sel parietal di fundus dan korpus
lambung mengandung reseptor untuk gastrin, histamin, dan asetilkolin, yang
merangsang sekresi asam. Setelah makan, gastrin dapat bereaksi pada sel parietal
secara langsung untuk sekresi asam dan juga dapat merangsang pelepasan
histamin dari mukosa untuk sekresi asam.
Fase sekresi gastrik menghasilkan lebih dari duapertiga sekresi lambung
total setelah makan, sehingga merupakan bagian terbesar dari total sekresi
lambung harian yang berjumlah sekitar 2000 ml. Fase gastrik dapat terpengaruh
oleh reseksi bedah pada antrum pilorus, sebab disinilah pembentukan gastrin.
Fase intestinal dimulai oleh gerakan kimus dari lambung ke duodenum.
Fase sekresi lambung diduga sebagian besar bersifat hormonal. Adanya protein
yang tercerna sebagian dalam duodenum tampaknya merangsang pelepasan
gastrin usus, suatu hormon yang menyebabkan lambung terus-menerusmenyekresikan sejumlah kecil cairan lambung. Meskipun demikian, peranan usus
kecil sebagai penghambat sekresi lambung jauh lebih besar.
Distensi usus halus menimbulkan refleks enterogastrik, diperantarai oleh
pleksus mienterikus, saraf simpatis dan vagus, yang menghambat sekresi dan
pengosongan lambung. Adanya asam (PH kurang dari 2,5), lemak, dan hasil-hasil
pemecahan protein menyebabkan lepasnya beberapa hormon usus. Sekretin,
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
9/30
9
kolesitokinin, dan peptida penghambat gastrik (Gastric-inhibiting peptide, GIP),
semuanya memiliki efek inhibisi terhadap sekresi lambung.
Pada periode interdigestif (antara dua waktu pencernaan) sewaktu tidak
ada pencernaan dalam usus, sekresi asam klorida terus berlangsung dalam
kecepatan lambat yaitu 1 sampai 5 mEq/jam. Proses ini disebut pengeluaran asam
basal (basal acid output, BAO) dan dapat diukur dengan pemeriksaan sekresi
cairan lambung selama puasa 12 jam. Sekresi lambung normal selama periode ini
terutama terdiri dari mukus dan hanya sedikit pepsin dan asam. Tetapi,
rangsangan emosional kuat dapat meningkatkan BAO melalui saraf parasimpatis
(vagus) dan diduga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya ulkuspeptikum.
B. Ulkus PeptikumUlkus peptikum adalah tukak (ulkus) pada bagian bawah esofagus, lambung
dan duodenum bagian atas (first portion), yang terjadi pada mukosa, submukosa,
dan kadang hingga lapisan muskularis. Mungkin juga ditemukan ulkus pada
jejunum setelah dilakukan gastrojejunostomi, bahkan kadang pada ileum setelah
gastroileostomi. Terjadinya ulkus duodenum llebih disebabkan hipersekresi asam
lambung, sedangkan ulkus gaster lebih disebabkan kegagalan mekanisme proteksi
mukosa lambung.7,8,9
Ulkus peptikum berasal dari kata ulkus/ulcer yang artinya luka berlubang
dan kata peptic yang mengacu pada suatu masalah yang disebabkan oleh getah
lambung. Ulkus peptikum terjadi pada lapisan saluran pencernaan yang telah
terpapar oleh asam dan enzim-enzim pencernaan, terutama pada lambung dan
usus dua belas jari. 3 Ulkus peptikum adalah putusnya kontinuitas mukosa
lambung yang meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak
meluas sampai ke bawah epitel disebut sebagai erosi, walaupun sering juga
disebut sebagai ulkus(misalnya ulkus karena stres).4
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
10/30
10
C. ETIOLOGI ULKUS PEPTIKUMWalaupun fakor penyebab yang penting adalah aktivitas pencernaan peptic
oleh getah lambung, namun tedapat bukti yang menunjukkan bahwa banyak factor
yang berperan dalam pathogenesis ulkus peptikum. Misalnya, bakteri H. pylori
dijumpai pada sekitar 90% penderita ulkus duodenum.4 Penyebab ulkus peptikum
lainnya adalah sekresi bikarbonat mukosa, genetic, NSAIDs, gastrinoma
(Sindroma Zollinger-Ellison), alcohol, stress (luka bakar, trauma), refluk empedu,
refluk enzim pancreas, Crohns disease, radiasi dan infeksi virus maupun bakteri.1,5,7
Penyebab utama ulkus peptikum yang paling penting adalah infeksi H. pylori
dan NSAIDs. H. pylori merupakan bakteri yang hidup dalam lambung orang yangterinfeksi.1,2 Penemuan mengenai pathogenesis ulkus akibat infeksi H. pylori
merupakan suatu penemuan medis penting pada akhir abad 20, oleh dr. Barry
Marshall dan dr. J. Robin Warren yang dihadiahi nobel atas penemuannya.3
NSAIDs merupakan salah satu obat yang sering digunakan sebagai analgesik.
Terdapat beberapa macam NSAIDs yang beredar dipasaran seperti ; aspirin,
ibuprofen, naproxen, ketorolac dan oxaprozin. Karena _SAIDs sangat umum
digunakan dan mudah didapat tanpa resep dokter, _SAIDs sangat sering
menyebabkan terjadinya ulkus peptikum karena dapat menganggu kemampuan
lambung dan duodenum untuk proteksi dari asam lambung dan juga menganggu
proses pembekuan darah. Hal ini memberikan peranan penting dalam terjadinya
perdarahan. Pada pasien yang mengkonsumsi _SAIDs dalam jangka panjang
maupun dalam jumlah yang besar, mempunyai risiko yang kebih tinggi untuk
terjadinya ulkus. 3,5
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
11/30
11
D. PATOGENESIS ULKUS PEPTIKUMPatogenesis ulkus peptikum terjadi akibat multifaktor yang menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif. 7 Faktor
agresif terbagi menjadi faktor agresif endogen (HCl, pepsinogen/pepsin, garam
empedu) dan faktor agresif eksogen (obat-obatan, alcohol, infeksi). Faktor
defensive meliputi mucus, bikarbonat, dan prostaglandin. 1,7 Keadaan lingkungan
dan individu juga memberikan kontribusi dalam terjadinya ulkus yang
mengakibatkan terjadinya peningkatan sekresi asam lambung atau melemahnya
barier mukosa.6,7
Faktor lingkungan meliputi penggunaan NSAIDs, rokok, alcohol dan emosi
serta stress psikis. Faktor individu berupa H. Pylori dan infeksi lainnya yang
menyebabkan hipersekresi seperti pada sindrom Zollinger-Ellison. 3,7,8
Penggunaan NSAIDs merupakan penyebab yang paling sering yang menyebabkan
kerusakan mukosa dan perdarahan, dan diperkirakan hingga 30% pengkonsumsi
regular _SAIDs mengalami satu ulkus bahkan lebih. Pengguna NSAIDs memiliki
risiko empat kali lipat untuk terjadinya komplikasi perdarahan.1,2
Pemakaian NSAIDs bukan hanya menyebabkan kerusakan struktural pada
gastroduodenal, tetapi juga pada usus halus dan usus besar berupa inflamasi,
ulserasi, atau perforasi. Patogenesis terjadinya kerusakan mukosa terutama
gastroduodenal adalah akibat efek toksik/iritasi langsung pada mukosa yang
menangkap NSAIDs yang bersifat asam sehingga terjadi kerusakan epitel dalam
berbagai tingkat, namun efek utama NSAIDs adalah menghambat kerja dari
enzim siklooksigenase (COX) pada asam arakidonat sehingga menekan produksi
prostaglandin yang berfungsi dalam memelihara keutuhan mukosa denganmengatur aliran darah mukosa, proliferasi sel-sel epitel, sekresi mucus dan
bikaronat,mengatur fungsi imunosit mukosa serta sekresi basal asam lambung.
1,5,8,9
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
12/30
12
Kerusakan mukosa akibat hambatan produksi prostaglandin melalui 4 tahap
yaitu; menurunnya sekresi mucus dan bikarbonat, terganggunya sekresi asam dan
proliferasi sel-sel mukosa, berkurangnya aliran darah mukosa dan kerusakan
mikrovaskuler yang diperberat oleh kerja sama platelet dan mekanisme koagulasi.
1,5,9 Beberapa faktor risiko yang memudahkan terjadinya ulkus peptikum pada
pengguna _SAIDs adalah :
- Umur tua (> 60 tahun)- Riwayat adanya tukak peptic sebelumnya- Dyspepsia kronik- Intoleransi terhadap penggunaan NSAIDs sebelumnya- Jenis, dosis dan lamanya penggunaan NSAIDs- Penggunaan secara bersamaan dengan kortikosteroid, antikoagulan dan
penggunaan 2 jenis NSAIDs bersamaan
- Penyakit penyerta lainnya.5
H. pylori merupakan bakteri gram negative mikroaerophilic, berbentuk spiralpendek/ S shape, hidup dalam suasana asam dalam lambung dan duodenum
dengan ukuran panjang 3 Km dan diameter 5 Km, mempunyai satu atau lebih
flagel pada ujungnya. Bila terjadi infeksi, maka bakteri ini akan melekat pada
permukaan epitel dengan bantuan adhesin. 2,7 Infeksi H. pylori merupakan
penyebab utama ulkus peptikum di Negara berkembang. H. pylori hidup di
lapisan dalam mukosa, terutama mukosa antrum menyebabkan kelemahan pada
sistem pertahanan mukosa dengan mengurangi ketebalan lapisan mukosa dengan
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
13/30
13
melepaskan berbagai macam enzim seperti urease, lipase, protease dan
posfolipase dan mengeluarkan berbagai macam sitotoksin (vacuolating cytotxin/
Vac A gen) yang dapat menyebabkan vakuolisasi sel-sel epitel. Urease dapat
memecah urea dalam lambung menjadi amonia yang toksik terhadap sel-sel epitel,
sedangkan protease dan fosfolipase A2 menekan sekresi mucus yang
menyebabkan daya tahan mukosa menurun, merusak lapisan yang kaya lipid pada
apical sel epitel dan melalui kerusakan sel-sel ini asam lambung berdifusi balik
menyebabkan nekrosis yang lebih luas sehingga terjadi ulkus peptikum. 2,5,7,8,9
H. pylori yang terkonsentrasi dalam antrum mengakibatkan antrum
predominant gastritis sehingga terjadi kerusakan pada sel D yang mengeluarkan
stomatostatin, yang berfungsi mengerem produksi gastrin. Akibatnya produksi
gastrin meningkat dan merangsang sel parietal mengeluarkan asam lambung yang
berlebihan. Asam lambung masuk ke duodenum sehingga keasaman meningkat
menyebabkan duodenitis yang berlanjut menjadi ulkus duodenum. 1,5 Asam
lambung yang tinggi dalam duodenum mengakibatkan gastric metaplasia yang
dapat merupakan tempat hidup H. pylori dan sekaligus dapat memproduksi asam
sehingga lebih menambah keasaman dalam duodenum. Keasaman yang tinggi
akan menekan produksi mucus dan bikarbonat, menyebabkan daya tahan mukosa
lebih menurun dan mempermudah terbentuknya ulkus duodenum.2,5,8,9
E. GEJALA KLINIS ULKUS PEPTIKUMSecara umum pasien ulkus peptikum biasanya mengeluh dyspepsia. Dyspepsia
adalah suatu sindroma klinik/kumpulan keluhan beberapa penyakit saluran cernaseperti mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa terbakar, rasa penuh
ulu hati dan cepat merasa kenyang. Dyspepsia secara klinis dibagi atas : 1)
dyspepsia akibat gangguan motilitas, 2) dyspepsia akibat ulkus, 3) dyspepsia
akibat refluks, 4) dyspepsia tidak spesifik.1,5,9
Pada dyspepsia akibat gangguan motilitas keluhan yang paling menonjol
adalah perasaan kembung, rasa penuh ulu hati setelah makan, cepat merasa
kenyang disertai sendawa. Pada dyspepsia akibat refluks keluhan yang menonjol
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
14/30
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
15/30
15
- Adanya perdarahan hematemesis/melena- BB menurun > 10%- Anoreksia/cepat kenyang- Riwayat ulkus peptikum sebelumnya- Muntah yang persisten- Anemia yang tidak diketahui sebabnyaPada pemeriksaan fisik tidak banyak tanda fisisk yang didapatkan, selain
kemungkinan berupa nyeri tekan epigastrium, kecuali bila sudah terjadi
komplikasi.5
F. KOMPLIKASI ULKUS PEPTIKUMKomplikasi ulkus peptikum menurun setelah adanya obat ARH2, PPI dan
terapi eradikasi bakteri H. pylori. Komplikasi terdiri atas :2,5,8,9,10
1. Perdarahan, insiden perdarahan 15-25%, meningkat pada usia lanjut (>60tahun) akibat adanya penyakit degenerative dan meningkatnya pemakaian
NSAIDs. Sebagian besar perdarahan spontan, sebagian memerlukan
tindakan endoskopi terapi, bila gagal dilanjutkan dengan terapi operasi (5%
pasien memerlukan transfusi darah). Pantozol/PPI 2amp/100ccNACL 0,9
drips selama 10 jam secara parenteral dan diteruskan selama beberapa hari
dapat menurunkan kejadian perdarahan ulang.1,3,
2. Perforasi, insidensi 6-7%, hanya 2-3% mengalami perforasi terbuka keperitoneum, 10% tanpa keluhan/tanda perforasi dan 10% disertai
perdarahan ulkus dengan mortalitas yang meningkat. Insidensi perforasi
pada usia lanjut karena proses aterosklerosis dan meningkatnya penggunaan
NSAIDs. Perforasi ulkus gaster biasanya ke lobus kiri hati dapat
menimbulkan fistula gastro kolik. Penetrasi adalah suatu bentuk perforasi
yang tidak terbuka/tanpa pengeluaran isi lambung karena tertutup
omentum/organ perut sekitar.
3. Stenosis pilorik/gastric outlet obstruction, insidensi 1-2% dari pasien ulkus.Keluhan pasien akibat obstruksi mekanik berupa cepat kenyang, muntah
berisi makanan tak tercerna, mual, sakit perut setelah makan, berat badan
menurun. Kejadian obstruksi bisa temporer akibat peradangan daerah
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
16/30
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
17/30
17
H. PERFORASI GASTERPerforasi gastrointestinal adalah penyebab umum dari akut abdomen.
Penyebab perforasi gastrointestinal adalah : ulkus peptik, inflamasi divertikulum
kolon sigmoid, kerusakan akibat trauma, perubahan pada kasus penyakit Crohn,
kolitis ulserasi, dan tumor ganas di sistem gastrointestinal. Perforasi paling sering
adalah akibat ulkus peptik lambung dan duodenum. Perforasi dapat terjadi di
rongga abdomen (perforatio libera) atau adesi kantung buatan (perforatio tecta).
Pada anak-anak cedera yang mengenai usus halus akibat dari trauma tumpul perut
sangat jarang dengan insidensinya 1-7 %. Sejak 30 tahun yang lalu perforasi pada
ulkus peptikum merupakan penyebab yang tersering. Perforasi ulkus duodenum
insidensinya 2-3 kali lebih banyak daripada perforasi ulkus gaster. Hampir 1/3
dari perforasi lambung disebabkan oleh keganasan pada lambung. Sekitar 10-15%
penderita dengan divertikulitis akut dapat berkembang menjadi perforasi bebas.
Pada pasien yang lebih tua appendicitis acut mempunyai angka kematian
sebanyak 35 % dan angka kesakitan 50 %. Faktor-faktor utama yang berperan
terhadap angka kesakitan dan kematian pada pasien-pasien tersebut adalah kondisi
medis yang berat yang menyertai appedndicitis tersebut.9-12
I. Etiologi Cedera tembus yang mengenai dada bagian bawah atau perut (contoh:
trauma tertusuk pisau)
Trauma tumpul perut yang mengenai lambung. Lebih sering ditemukanpada anak-anak dibandingkan orang dewasa.
Obat aspirin, NSAID (misalnya fenilbutazon, antalgin,dan natriumdiclofenac) serta golongan obat anti inflamasi steroid diantaranya
deksametason dan prednisone. Sering ditemukan pada orang dewasa.
Kondisi yang mempredisposisi : ulkus peptikum, appendicitis akut,divertikulosis akut, dan divertikulum Meckel yang terinflamasi.
Appendicitis akut: kondisi ini masih menjadi salah satu penyebab umumperforasi usus pada pasien yang lebih tua dan berhubungan dengan hasil
akhir yang buruk.
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
18/30
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
19/30
19
peritonitis kimia akan diperparah oleh perkembangan yang bertahap dari
peritonitis bakterial. Pasien dapat asimptomatik untuk beberapa jam antara
peritonitis kimia awal dan peritonitis bakterial lanjut.11-12
Mikrobiologi dari usus kecil berubah dari proksimal samapi ke distalnya.
Beberapa bakteri menempati bagian proksimal dari usus kecil dimana, pada
bagian distal dari usus kecil (jejunum dan ileum) ditempati oleh bakteri aerob
(E.Coli) dan anaerob ( Bacteriodes fragilis (lebih banyak)). Kecenderungan
infeksi intra abdominal atau luka meningkat pada perforasi usus bagian distal. 11,13
Adanya bakteri di rongga peritoneal merangsang masuknya sel-sel
inflamasi akut. Omentum dan organ-organ visceral cenderung melokalisir proses
peradangan, mengahasilkan phlegmon (ini biasanya terjadi pada perforasi kolon).
Hypoksia yang diakibatkannya didaerah itu memfasilisasi tumbuhnya bakteri
anaerob dan menggangu aktifitas bakterisidal dari granulosit, yang mana
mengarah pada peningkatan aktifitas fagosit daripada granulosit, degradasi sel-sel,
dan pengentalan cairan sehingga membentuk abscess, efek osmotik, dan
pergeseran cairan yang lebih banyak ke lokasi abscess, dan diikuti pembesaran
absces pada perut. Jika tidak ditangani terjadi bakteriemia, sepsis, multiple organ
failure dan shock. 11,12
K. GEJALA KLINIK PERFORASINyeri perut hebat yang makin meningkat dengan adanya pergerakan disertai
nausea, vomitus, pada keadaan lanjut disertai demam dan mengigil.5,6,9,10,11,12
L. PEMERIKSAAN FISIK PERFORASI Pemeriksaan pada area perut: periksa apakah ada tanda-tanda eksternal
seperti luka, abrasi, dan atau ekimosis. Amati pasien: lihat pola pernafasan
dan pergerakan perut saat bernafas, periksa adanya distensi dan perubahan
warna kulit abdomen. Pada perforasi ulkus peptikum pasien tidak mau
bergerak, biasanya dengan posisi flexi pada lutut, dan abdomen seperti
papan.
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
20/30
20
Palpasi dengan halus, perhatikan ada tidaknya massa atau nyeri tekan. Biladitemukan tachycardi, febris, dan nyeri tekan seluruh abdomen
mengindikasikan suatu peritonitis. rasa kembung dan konsistensi sperti
adonan roti mengindikasikan perdarahan intra abdominal.
Nyeri perkusi mengindikasikan adanya peradangan peritoneum Pada auskultasi : bila tidak ditemukan bising usus mengindikasikan suatu
peritonitis difusa.
Pemeriksaan rektal dan bimanual vagina dan pelvis : pemeriksaan inidapat membantu menilai kondisi seperti appendicitis acuta, abscess tuba
ovarian yang ruptur dan divertikulitis acuta yang perforasi.
M. PEMERIKSAAN PENUNJANGSejalan dengan penemuan klinis, metode tambahan yang dapat dilakukan
adalah : foto polos abdomen pada posisi berdiri, ultrasonografi dengan vesika
urinaria penuh, CT-scan murni dan CT-scan dengan kontras. Jika temuan foto
Rontgen dan ultrasonografi tidak jelas, sebaiknya jangan ragu untuk
menggunakan CT-scan, dengan pertimbangan metode ini dapat mendeteksi cairandan jumlah udara yang sangat sedikit sekali pun yang tidak terdeteksi oleh metode
yang disebutkan sebelumnya.11-14
1. RadiologiPerforasi gastrointestinal adalah penyebab umum dari akut abdomen.
Isi yang keluar dari perforasi dapat mengandung udara, cairan lambung
dan duodenum, empedu, makanan, dan bakteri. Udara bebas atau
pneumoperitoneum terbentuk jika udara keluar dari sistem gastrointestinal.
Hal ini terjadi setelah perforasi lambung, bagian oral duodenum, dan usus
besar. Pada kasus perforasi usus kecil, yang dalam keadaan normal tidak
mengandung udara, jumlah udara yang sangat kecil dilepaskan. Udara
bebas terjadi di rongga peritoneum 20 menit setelah perforasi.
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
21/30
21
Manfaat penemuan dini dan pasti dari perforasi gaster sangat penting,
karena keadaan ini biasanya memerlukan intervensi bedah. Radiologis
memiliki peran nyata dalam menolong ahli bedah dalam memilih prosedur
diagnostik dan untuk memutuskan apakah pasien perlu dioperasi. Deteksi
pneumoperitoneum minimal pada pasien dengan nyeri akut abdomen
karena perforasi gaster adalah tugas diagnostik yang paling penting dalam
status kegawatdaruratan abdomen. Seorang dokter yang berpengalaman,
dengan menggunakan teknik radiologi, dapat mendeteksi jumlah udara
sebanyak 1 ml. dalam melakukannya, ia menggunakan teknik foto
abdomen klasik dalam posisi berdiri dan posisi lateral decubitus kiri.
Untuk melihat udara bebas dan membuat interpretasi radiologi
dapat dipercaya, kualitas film pajanan dan posisi yang benar sangat
penting. Setiap pasien harus mengambil posisi adekuat 10 menit sebelum
pengambilan foto, maka, pada saat pengambilan udara bebas dapat
mencapai titik tertinggi di abdomen. Banyak peneliti menunjukkan
kehadiran udara bebas dapat terlihat pada 75-80% kasus. Udara bebas
tampak pada posisi berdiri atau posisi decubitus lateral kiri.
Pada kasus perforasi karena trauma, perforasi dapat tersembunyi dan
tertutup oleh kondisi bedah patologis lain. Posisi supine menunjukkan
pneumoperitoneum pada hanya 56% kasus. Sekitar 50% pasien
menunjukkan kumpulan udara di abdomen atas kanan, lainnya adalah
subhepatika atau di ruang hepatorenal. Di sini dapat terlihat gambaran oval
kecil atau linear. Gambaran udara bentuk segitiga kecil juga dapat tampak
di antara lekukan usus. Meskipun, paling sering terlihat dalam bentuk
seperti kubah atau bentuk bulan setengah di bawah diafragma pada posisi
berdiri. Football sign menggambarkan adanya udara bebas di atas
kumpulan cairan di bagian tengah abdomen.
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
22/30
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
23/30
23
pembentukkan granuloma dan adesi peritoneum. Beberapa penulis
menyatakan bahwa CT scan dapat memberi ketepatan sampai 95%.
N. PenatalaksanaanPenderita yang lambungnya mengalami perforasi harus diperbaiki keadaan
umumnya sebelum operasi. Pemberian cairan dan koreksi elektrolit, pemasangan
pipa nasogastrik, dan pemberian antibiotik mutlak diberikan. Jika gejala dan
tanda-tanda peritonitis umum tidak ada, kebijakan nonoperatif mungkin
digunakan dengan terapi antibiotik langsung terhadap bakteri gram-negatif dan
anaerob11-15
Tujuan dari terapi bedah adalah :
1. Koreksi masalah anatomi yang mendasari2. Koreksi penyebab peritonitis3. Membuang setiap material asing di rongga peritoneum yang dapat
menghambat fungsi leukosit dan mendorong pertumbuhan bakteri (seperti
darah, makanan, sekresi lambung)
Laparotomi dilakukan segera setelah upaya suportif dikerjakan. Jahitan saja
setelah eksisi tukak yang perforasi belum mengatasi penyakit primernya, tetapi
tindakan ini dianjurkan bila keadaan umum kurang baik, penderita usia lanjut dan
terdapat peritonitis purulenta. Bila keadaan memungkinkan, tambahan tindakan
vagotomi dan antrektomi dianjurkan untuk mencegah kekambuhan11-15
Perforasi gaster pada per iode neonatal
Meskipun perforasi gaster jarang terjadi, penyakit ini lebih sering terjadi padaanak daripada dewasa, dan biasanya terjadi di ICU neonatal. Tiga mekanisme
telah diajukan untuk perforasi gaster pada neonatal: traumatik, iskemi dan
spontan. Etiologi spesifik dapat sulit ditentukan karena bayi biasanya sakit dan
patologi aktual menyediakan hanya sedikit petunjuk. Kebanyakan perforasi gaster
adalah akibat trauma iatrogenik.10,11
Cedera paling umum adalah akibat pemasangan pipa orogastrik atau
nasogastrik yang terlalu bertenaga. Perforasi biasanya di sepanjang kurvatura
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
24/30
24
mayor dan tampak sebagai luka tusuk atau laserasi pendek. Perforasi gaster
traumatik dapat muncul sebagai akibat distensi gaster yang hebat selama ventilasi
tekanan positif selama resusitasi bag-mask atau ventilasi mekanik untuk gagal
napas.12,13
Mekanisme perforasi iskemik sulit diterangkan karena kasus ini dihubungkan
dengan kondisi stress fisiologis berat seperti prematuritas hebat, sepsis, dan
asfiksia neonatal. Perforasi gastrik iskemik telah dilaporkan dalam hubungan
dengan enterokolitis nekrotikans. Karena stress ulcer gaster telah dilaporkan pada
berbagai bayi yang sakit kritis, telah diajukan bahwa perforasi gaster sebagai
akibat dari nekrosis transmural.
12,13
Perforasi gaster spontan pernah dilaporkan terjadi pada bayi yang sehat,
biasanya dalam minggu pertama kehidupan terutama antara hari ke 2 sampai ke 7.
Istilah spontan menyatakan penyebab yang bukan akibat enterokolitis nekrotikan
atau iskemia, trauma dari intubasi gastrik, obstruksi intestinal atau insuflasi
aksidental selama bantuan ventilasi. Meskipun stress perinatal dan prematuritas
tidak umum dihubungkan, tidak ada faktor predisposisi yang dapat diidentifikasi
pada setidaknya20% kasus.12,13
Satu hipotesis adalah bahwa perforasi spontan berkaitan dengan defek
kongenital dinding muskuler gaster. Namun penemuan patologis yang sama
belum pernah dilaporkan. Perforasi gastroduodenal telah dihubungkan dengan
terapi steroid postnatal untuk mencegah atau terapi BPD. Kebanyakan bayi diberi
makan secara normal sampai saat terjadi perforasi. Gambaran patologis dan klinis
konsisten dengan overdistensi mekanik daripada iskemia sebagai penyebabperforasi. Tanda dan gejala perforasi gaster biasanya mereka dengan gejala akut
abdomen disertai sepsis dan gagal napas. Pemeriksaan abdominal adanya distensi
abdominal yang signifikan. Vomitus adalah gejala yang tidak konsisten.
Konfirmasi radiografi akan pneumoperitoneum masif adalah sugestif dan studi
kontras untuk mengkonfirmasi diagnosis tidak diindikasikan. Tanda-tanda syok
hipovolemik dan sepsis melengkapi gambaran klinik. Perforasi pada bayi baru
lahir merupakan kegawatdaruratan bedah. Karena ukuran yang besar dan tempat
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
25/30
25
perforasi yang proksimal, bayi-bayi ini dapat mendapat pneumoperitoneum
dengan progresifitas cepat yang dihubungkan dengan bahaya kardiopulmoner.
Sebelum intervensi bedah, selama evaluasi dan resusitasi bayi, dekompresi jarum
abdomen dengan kateter intravena besar mungkin diperlukan. Pipa nasogastrik
sebaiknya dipasang ketika resusitasi cepat dikerjakan. Pada bayi dengan berat
lahir yang sangat rendah yang mengalami perforasi terisolasi, drainse peritoneal
saja dapat tercukupi. Udara bebas persisten atau asidosis berkelanjutan dan bukti
peritonitis mengamanatkan eksplorasi bedah. Perbaikan bedah kebanyakan
perforasi terdiri dari debrideman dan penutupan dua lapis gaster. Suatu
gastrostomi mungkin menjamin. Reseksi lambung signifikan sebaiknya dihindari.
kerusakan sering melibatkan dinding posterior lambung sepanjang kurvatura
mayor membuat pembagian omentum gastrokolik dan eksplorasi dinding lambung
posterior diperlukan bahkan jika gangguan ditemukan juga di dinding anterior.
Area multipel dari cedera harus dikecualikan. Terapi suportif yang baik post
operatif bersama dengan penggunaan antibiotik spektrum luas secara intravena
diperlukan.12,13
Faktor yang paling penting yang mempengaruhi angka ketahanan hidup
tampaknya adalah interval antara onset gejala dan dimulainya terapi definitif, luas
kontaminasi peritonel, derajat prematuritas dan keparahan konsekuensi asfiksia.
Berkaitan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan sepsis dan gagal
napas sering ditemukan pada bayi prematur, angka mortalitas perforasi gaster
menjadi tinggi, berkisar antara 45% sampai 58%.15
O. KomplikasiKomplikasi pada perforasi gaster, sebagai berikut:
1. Infeksi Luka, angka kejadian infeksi berkaitan dengan muatan bakteripada gaster
2. Kegagalan luka operasIKegagalan luka operasi (kerusakan parsial atau total pada setiap lapisan
luka operasi) dapat terjadi segera atau lambat. Faktor-faktor berikut ini
dihubungkan dengan kegagalan luka operasi :
- Malnutrisi
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
26/30
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
27/30
27
P. PrognosisApabila tindakan operasi dan pemberian antibiotik berspektrum luas cepat
dilakukan maka prognosisnya dubia ad bonam. Sedangkan bila diagnosis,
tindakan, dan pemberian antibiotik terlambat dilakukan maka prognosisnya
menjadi dubia ad malam.
Hasil terapi meningkat dengan diagnosis dan penatalaksanaan dini. Faktor-faktor
berikut akan meningkatkan resiko kematian :
1) Usia lanjut
2) Adanya penyakit yang mendasari sebelumnya
3) Malnutrisi
4) Timbulnya komplikasi
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
28/30
28
BAB III
KESIMPULAN
Perforasi gastrointestinal merupakan suatu bentuk penetrasi yang komplek
dari dinding lambung, usus halus, usus besar akibat dari bocornya isi dari usus ke
dalam rongga perut. Perforasi dari usus mengakibatkan secara potensial untuk
terjadinya kontaminasi bakteri dalam rongga perut ( keadaan ini dikenal dengan
istilah peritonitis).
Perforasi pada saluran cerna sering disebabkan oleh penyakit-penyakit
seperti ulkus gaster, appendicitis, keganasan pada saluran cerna, divertikulitis,
sindroma arteri mesenterika superior, trauma.
Penatalaksanan tergantung penyakit yang mendasarinya. Intervensi bedah
hampir selalu dibutuhkan dalam bentuk laparotomy explorasi dan penutupan
perforasi dengan pencucian pada rongga peritoneum (evacuasi medis). Terapi
konservatif di indikasikan pada kasus pasien yang non toxic dan secara klinis
keadaan umumnya stabil dan biasanya diberikan cairan intravena, antibiotik,
aspirasi NGT, dan dipuasakan pasiennya.
-
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
29/30
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Pieter, John, editor : Sjamsuhidajat,R. dan De Jong, Wim, Bab 31 :Lambung dan Duodenum, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, EGC :
Jakarta, 2004. Hal. 541-59.
2. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, editor : Mansjoer, Arif.,Suprohalta., Wardhani, Wahyu Ika., Setiowulan, Wiwiek., Fakultas
Kedokteran UI, Media Aesculapius, Jakarta : 2000
3. Sylvia A.Price, Lorraine M. Wilson, Patofisiologi Konsep Klinis proses-proses penyakit volume 1, Edisi 6, EGC : Jakarta, 2006
4. http://www.medcyclopaedia.com/library/topics/volume_vii/g/gastric_rupture Gharehbaghy, Manizheh M., Rafeey, Mandana., Acute Gastric
Perforation in Neonatal Period, available from www.medicaljournal-
ias.org/14_2/Gharehbaghy.pdf
5. Sofi, Amela., Beli, erif., Linceder, Lidija., Vrci, Dunja., Earlyradiological diagnostics of gastrointestinal perforation
6. Tarigan, P., Tukak Gaster, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, editorAru W. Sudoyo, dkk., Edisi IV, FKUI, 2007.
7. Efendi, R., et. al., Level of Gastrin Serum and Ulcer Size on Gastric UlcerCorrelated to Helicobacter pylori Infection, Division of
Gastroenterohepatology, Department of Internal Medicine Adam Malik
Hospital, Medan., Vol: 10, Number 3, December 2009.
8. Schafer, T.W., Peptic Ulcer Disease, The American College ofGastroenterology, Bethesda, Maryland., 2008, www.acg.gi.org, diakses 15
juli 2010.
9. Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson, Patofisiologi, Konsep KlinisProses- Proses Penyakit, edisi 6, Jakarta: Penerbit EGC, 2006.
10.Akil, H.A.M, Tukak duodenum, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,editor Aru W. Sudoyo, dkk., Edisi IV, FKUI, 2007.
11.Shayne, P., Gastritis and Peptic Ulcer Disease, Department of Emergency
http://www.medicaljournal-ias.org/14_2/Gharehbaghy.pdfhttp://www.medicaljournal-ias.org/14_2/Gharehbaghy.pdfhttp://www.medicaljournal-ias.org/14_2/Gharehbaghy.pdfhttp://www.medicaljournal-ias.org/14_2/Gharehbaghy.pdf -
8/13/2019 ULKUS-PERFORASI
30/30
12.Harrisons., Principle of Internal Medicine, 16th edition, editors Kasper,D.L.,et. al., McGarw-Hills Companies, New York, 2005.
13.Fantry GT, Peptic Ulcer Disease. In : eMedicine Journal, Vol 3 No 1,January 2006
14.White TT, Debas HT, Mulholland MW. Gastric Syrgery. In: White TT,Mulhlland MW, Harrison RC, editors. Reoperatif Gastrointestinal Surgery.
2000, 101-138