Ulkus Kornea Ec Bakteri
-
Upload
gita-tanelvi -
Category
Documents
-
view
136 -
download
5
Transcript of Ulkus Kornea Ec Bakteri
Ulkus Kornea e.c. Bakteri
Banyak jenis ulkus kornea bakteri mirip satu sama lain dan hanya bervariasi dalam
beratnya penyakit. Ini terutama berlaku untuk ulkus yang disebabkan bakteri oportunistik
(mis. Streptococcus alfa-hemolyticus, Staphy-lococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,
Nocardia, dan M fortuitum-chelonei), yang menimbulkan ulkus kornea indolen yang
cenderung menyebar perlahan dan superfisial.
1. Ulkus Kornea Pneumokokus
Streptococcus pneumonia masih tetap merupakan penyebab ulkus kornea bakteri di
banyak bagian dunia.
Ulkus kornea pneumokokus biasanya muncul 24-48 jam setelah inokulasi pada kornea
yang lecet atau yang mengalami abrasi.
Infeksi ini secara khas menimbulkan sebuah ulkus berbatas tegas warna kelabu yang
cenderung menyebar secara tak teratur dari tempat infeksi ke sentral kornea.
Batas yang maju menampakkan ulserasi dan infiltrasi aktif sementara batas yang
ditinggalkan mulai sembuh. (Efek merambat ini menimbulkan istilah "ulkus
serpiginosa akut".)
Lapis superfisial kornea adalah yang pertama terlibat, kemudian parenkim bagian
dalam.
Kornea sekitar ulkus sering bening. Biasanya ada hipopion. Kerokan dari tepian depan
ulkus kornea pneumokokus mengandung diplokokus gram-positif berbentuk-lancet.
Terapi awal: Moxifloxacin, gatifloxacin, atau cefazolin (terapi topikal intensif, setiap
jam saat siang hari dan setiap 2 jam saat malam, setidaknya 48 jam pertama dan
kemudian diturunkan perlahan-lahan, penting untuk semua kasus, kecuali yang sangat
ringan.
Terapi alternative: ciprofloxacin, levofloxacin, ofloxacin, gentamisin, ceftadizime, atau
vancomycin
2. Ulkus Kornea Pseudomonas Aeruginosa
Ulkus kornea pseudomonas berawal sebagai infiltrat kelabu atau kuning ditempat epitel
kornea yang retak.
Biasanya terasa sangat nyeri.
Lesi ini cenderung cepat menyebar ke segala arah karena pengaruh enzim proteolitik
yang dihasilkan organisme ini.
Meskipun pada awalnya superfisial, ulkus ini dapat mengenai seluruh kornea dengan
cepat dan mengakibatkan kerusakan yang parah, seperti perforasi kornea dan infeksi
intraocular berat.
Penyerbukan ke dalam dapat mengakibatkan perforasi kornea dalam waktu 48 jam.
Umumnya terdapat hipopion besar yang cenderung membesar dengan berkembangnya
ulkus.
Infiltrat dan eksudat mungkin berwarna hijau-kebiruan. Ini akibat pigmen yang
dihasilkan organisme dan patognomonik untuk infeksi P aeruginosa.
Ulkus kornea Pseudomonas biasanya berhubungan dengan penggunaan lensa kontak
lunak – terutama lensa jenis extended-wear. Organisme penyebab ditemukan melekat
pada permukaan lensa kontak lunak.
Kerokan dari ulkus mengandung batang gram-negatif halus panjang yang jumlahnya
sering tidak banyak.
Terapi Awal: Moxifloxacin, gatifloxacin, ciprofloxacin, tobramycin, atau gentamisin.
Terapi Alternatif: Fluoroquinolone lain, polymixin B, atau carbenicilin.
3. Ulkus Kornea Moraxella Liquefaciens
M liguefaciens (diplobacillus dari Petit) menimbukan ulkus lonjong indolen yang
umumnya mengenai kornea bagian inferior dan meluas ke stroma-dalam setelah
beberapa hari.
Biasanya tidak ada hipopion atau bia ada, hanya sedikit; kornea di sekitarnya umumnya
jernih.
Ulkus M liqufaciens hamper selalu terjadi pada pasiene peminum alkohol, diabetes,
atau dengan penyebab imunosupresi lainnya.
Kerokan menampilkan diplobailli gram ngatif besar dengan ujung persegi.
Terapi awal: Moxifloxacin, gatifloxacin, atau ciprofloxacin.
Terapi Alternatif: Tobramycin atau gentamicin dan cefazolin atau penicillin G.
4. Ulkus Kornea Streptokokus Group-A
Ulkus sentral tidak memiliki cirri yang khas
Stroma kornea di sekitar ulkus sering menunjukkan infiltrat dan sembab, dan biasanya
disertai hipopion berukuran sedang.
Kerokan sering mengandung ulkus gram positif dalam bentuk rantai.
Terapi awal: Cefazolin, moxifloxacin, atau gatifloxacin.
Terapi Alternatif: Fluoroquinolone lain atau ceftazidime.
5. Ulkus Kornea Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Streptococcus
alpha-hemolyticus.
Biasanya terjadi pada kornea yang biasa terkena kortikosteroid topikal
Ulkus sering indolen, tetapi mungkin disertai hipopion dan sedikit infiltrat pada kornea
sekitar.
Ulkus ini sering superficial, dan dasar ulkus terasa padat saat dikerok
Kerokan dapat mengandung kokus gram-positif – satu-satu, berpasangan, atau dalam
bentuk rantai.
Keratopati kristalina infeksiosa (kornea tampak mirip kristal) tela ditemukan pada
pasien yang mendapatkan pengobatan steroid topikal jangka panjang (biasanya
disebabkan oleh Streptococcus alpha-hemolyticus selain oleh strepokokus defisiensi
nutrisi.
6. Ulkus Kornea Mycobacterium fortuitu-chelonei dan Nocardia
Jarang dijumpai
Biasanya setelah terjadi trauma dan sering menyertai riwayat berkontak dengan tanah.
Ulkusnya indolen, dan dasar ulkusnya sering menampakkan garis-garis memancar-
sehingga tamak sebagai kaca yang retak
Hipopion bisa ada, bisa tidak
Kerokan dapat mengandung batang-batang tahan-asam langsing (Mycobacterium
fortuitu-chelonei) atau organisme gram-positif berfilamen yang sering bercabang
(Nocardia)