gilingan getuk lindri, giling getuk, mesin gilingan getuk lindri
UKURAN PARTIKEL DAN SIFAT FISIK HASIL GILINGAN … · Produk Samping Pertanian. ... dan kecernaan...
Transcript of UKURAN PARTIKEL DAN SIFAT FISIK HASIL GILINGAN … · Produk Samping Pertanian. ... dan kecernaan...
UKURAN PARTIKEL DAN SIFAT FISIK HASIL GILINGAN
PRODUK SAMPING PERTANIAN
SUSI HASRAT ALFISYAH
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Ukuran Partikel dan
Sifat Fisik Hasil Gilingan Produk Samping Pertanian adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Susi Hasrat Alfisyah
NIM D24100036
ABSTRAK
SUSI HASRAT ALFISYAH. Ukuran Partikel dan Sifat Fisik Hasil Gilingan
Produk Samping Pertanian. Dibimbing oleh HERI AHMAD SUKRIA dan
ANURAGA JAYANEGARA.
Data dan informasi ukuran partikel dan sifat fisik pakan merupakan faktor
yang penting dalam industri pengolahan hasil pertanian. Tujuan penelitian ini
untuk mengukur dan mengevaluasi ukuran partikel dan sifat fisik bahan baku
yang berasal dari hasil samping pertanian. Penelitian ini menggunakan rancangan
acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan untuk menentukan ukuran
sampel pada analisis ukuran partikel. Rancangan acak lengkap pola faktorial (2x5)
untuk mengevaluasi pengaruh ukuran saringan mesin giling dan jenis hasil
samping pertanian terhadap ukuran partikel dan sifat fisik. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ukuran sampel berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap hasil
analisis ukuran partikel hasil samping pertanian. Ukuran sampel yang disarankan
untuk analisis ukuran partikel hasil samping pertanian pada penelitian ini adalah
50 gram. Hasil penelitian evaluasi pengaruh ukuran saringan mesin giling dan
jenis hasil samping pertanian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara
ukuran saringan mesin giling dan jenis hasil samping pertanian terhadap ukuran
partikel dan sifat fisik.
Kata kunci: hasil samping pertanian, sifat fisik, ukuran partikel, ukuran saringan
ABSTRACT
SUSI HASRAT ALFISYAH. Particle Size and Physical Characteristic of Ground
Agricultural Co-Product Based Feed. Supervised by HERI AHMAD SUKRIA and
ANURAGA JAYANEGARA.
Data and information of particle size and physical properties of feed are
important factors in the agricultural processing industry. This study aimed to
measure and evaluate the particle size and physical characteristic from ground
agricultural co-product based feed. This study was conducted in a Completely
Randomized Design (CDR) with 3 treatments and 4 replications to determine
sample size in particle size analysis. Completely Randomized Factorial Design
(2×5) for analizing effect of grinder screen size and type of ground agricultural
co-product in the particle size and physical characteristic. The results of this study
indicated that sample size significantly (P<0.05) of agricultural co-product on the
particle size. The sample size that recommended for the measurement of particle
size from agriculture co-product in this study is 50 g. The results of evaluation the
effect of grinder screen size and agricultural co-product indicated there was
interaction between of grinder screen size and types of agricultural co-product
significantly on the particle size and physical characteristic.
Keywords: agricultural co-product, particle size, physical characteristic, screen
size
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
UKURAN PARTIKEL DAN SIFAT FISIK HASIL GILINGAN
PRODUK SAMPING PERTANIAN
SUSI HASRAT ALFISYAH
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Ukuran Partikel dan Sifat Fisik Hasil Gilingan Produk Samping
Pertanian
Nama : Susi Hasrat Alfisyah
NIM : D24100036
Disetujui oleh
Dr Ir Heri Ahmad Sukria, MScAgr
Pembimbing I
Dr Anuraga Jayanegara, SPtMSc
Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Panca Dewi MHK MSi
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan limpahan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Ukuran Partikel dan Sifat Fisik Hasil Gilingan
Produk Samping Pertanian”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi ukuran partikel
dan sifat fisik bahan baku pakan yang berasal dari hasil samping pertanian.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan dan memperoleh gelar
Sarjana Peternakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pengecilan ukuran partikel (penggilingan) dalam industri pengolahan pakan
dapat berguna untuk meningkatkan daya guna (mempermudah dalam penggunaan
bahan), mempermudah dalam proses pemcampuran bahan (mixing), dan
mempermudah penyimpanan dan penanganan. Penelitian ini dilakukan dengan
pengayakan secara manual, namun diharuskan memperoleh hasil ukuran partikel
yang sama dengan hasil pengayakan yang menggunakan mesin getar. Oleh karena
itu, diperlukan ukuran sampel yang tepat untuk mendapatkan hasil ukuran partikel
yang memenuhi standar dan sesuai dengan bahan pakan hasil samping pertanian
ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Kritik, saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi pembaca secara umumnya.
Bogor, September 2014
Susi Hasrat Alfisyah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
METODE 2
Bahan 2
Alat 2
Lokasi dan Waktu Penelitian 4
Prosedur 4
Persiapan Bahan 4
Analisis Ukuran Partikel 4
Pengukuran Sifat Fisik Bahan 4
Rancangan Percobaan dan Analisis Data 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
Keadaan Umum Bahan 5
Pengaruh Ukuran Sampel terhadap Ukuran Partikel 6
Ukuran Partikel Hasil Samping Pertanian dengan Ukuran Saringan
Penggilingan Berbeda 8
Sifat Fisik Hasil Samping Pertanian dengan Ukuran Saringan
Penggilingan Berbeda 10
Berat Jenis 10
Kerapatan Tumpukan 11
Kerapatan Pemadatan Tumpukan 12
Sudut Tumpukan 13
SIMPULAN DAN SARAN 15
Simpulan 15
Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 15
LAMPIRAN 17
RIWAYAT HIDUP 21
UCAPAN TERIMA KASIH 21
DAFTAR GAMBAR
1 Penampakan fisik hasil samping pertanian sebelum digiling 3
2 Vibrator ball mill 3
3 Mesin penggilingan (semi fixed hammer mill) 3
4 Saringan penggilinga semi fixed hammer mil 3
5 Sudut tumpukan bahan pakan 14
DAFTAR TABEL
1 Penampakan fisik hasil samping pertanian dari ukuran saringan penggilingan
3 mm dan 5 mm 7
2 Nilai ukuran partikel pada pengukuran partikel dengan metode
dry-sieving menggunakan ukuran sampel berbeda 8
3 Nilai ukuran partikel bahan baku kelima jenis hasil samping pertanian
dengan ukuran saringan penggilingan berbeda 10
4 Berat jenis (kg l-1
) hasil samping pertanian yang disaring dengan saringan
penggilingan berbeda 11
5 Kerapatan tumpukan (g l-1
) hasil samping pertanian yang disaring dengan
saringan penggilingan berbeda 12
6 Kerapatan pemadatan tumpukan (g l-1
) hasil samping pertanian yang
disaring dengan saringan penggilingan berbeda 13
7 Sudut tumpukan (º) hasil samping pertanian yang disaring dengan saringan
penggilingan berbeda 14
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil analisis ragam ukuran partikel dengan ukuran sampel yang berbeda 17
2 Hasil analisis ragam interaksi ukuran saringan penggilingan dengan jenis
hasil samping pertanian terhadap ukuran partikel 19
3 Hasil analisis ragam berat jenis 19
4 Hasil analisis ragam kerapatan tumpukan 19
5 Hasil analisis ragam kerapatan pemadatan tumpukan 20
6 Hasil analisis ragam sudut tumpukan 20
1
PENDAHULUAN
Pemanfaatan produk samping pertanian sebagai bahan pakan ternak
merupakan suatu alternatif dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisi ternak, baik
sebagai suplemen, komponen konsentrat atau pakan dasar. Hasil samping
pertanian dan agroindustri pertanian memiliki potensi yang cukup besar sebagai
sumber pakan ternak ruminansia (Mariyono dan Romjali 2007). Jenis hasil
samping pertanian yang sering digunakan sebagai pakan ternak adalah jerami
padi, jerami jagung, jerami kacang tanah, jerami kedelai, dan pucuk ubi kayu
(Djajanegara 1999). Namun demikian, penggunaan hasil samping pertanian
sebagai sumber pakan pengganti hijauan membutuhkan penanganan tersendiri.
Utomo dan Soejono (2013) menyatakan bahwa hal ini disebabkan oleh hasil
samping pertanian yang hanya melimpah pada saat panen saja, rendahnya zat gizi
dan kecernaan sehingga dibutuhkan penanganan khusus.
Sumber bahan baku pakan lokal berbasis pertanian di Indonesia yang
sangat melimpah, masih belum termanfaatkan secara baik dan optimal sebagai
makanan ternak. Salah satu faktor yang menjadi penyebab pada kondisi ini adalah
data dan informasi standar mutu secara baku mengenai sifat-sifat fisik bahan baku
pakan masih kurang. Data ukuran partikel dan sifat fisik pakan lainnya seperti
sudut tumpukan, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan tumpukan, berat
jenis dan daya ambang pada bahan baku pakan yang akan diterima di industri
merupakan data awal yang penting selain hasil uji secara kimia, untuk
menentukan suatu bahan baku diterima atau tidak dan untuk menentukan
metode pengangkutan, penyimpanan, dan proses selanjutnya di pabrik (Sutardi
1997).
Pemanfaatan nutrien bahan pakan secara alami memerlukan proses
penggilingan (grinding) untuk mengurangi ukuran partikelnya karena akan
mempengaruhi penganan secara fisik yang menyangkut pengemasan,
pergudangan dan transportasi (Susanti dan Nurhidayat 2008). Pengecilan ukuran
partikel (penggilingan) dalam industri pengolahan pakan dapat berguna untuk
meningkatkan daya guna (mempermudah dalam penggunaan bahan),
mempermudah dalam proses pemcampuran bahan (mixing), dan mempermudah
penyimpanan dan penanganan. Cara yang digunakan untuk mengurangi ukuran
partikel bahan baku yaitu melalui proses penggilingan dengan menggunakan
mesin giling (grinder) yang dilengkapi dengan saringan. Ukuran saringan
penggilingan yang digunakan pada pabrik-pabrik pakan dipengaruhi oleh jenis
pakan yang diproduksi dan kualitas produk yang diinginkan. Ukuran partikel
ransum yang dibutuhkan oleh ternak tergantung pada umur, jenis dan ukuran
tubuh ternak (Agustina 2005).
Pengujian ukuran partikel dengan vibrator ball mill telah terstandarisasi
untuk bahan pakan konvensional dengan minimal ukuran sampel 100 g dan
menggunakan mesin getar untuk proses pengayakan (ASAE 2003). Bahan pakan
dapat dibedakan berdasarkan berat jenisnya. Hal ini didukung dengan pernyataan
Khalil (1999b) bahwa berat jenis (BJ) akan berkaitan dengan ukuran partikel dan
bertanggung jawab terhadap homogenitas penyebaran partikel dan stabilitasnya
dalam suatu campuran pakan. Bahan pakan tersebut dibedakan ke dalam 3
kelompok, yaitu high density ingredient, intermediate density ingredient dan fluffy
2
and light density ingredient (Voluminous). Bahan pakan yang termasuk ke dalam
kelompok High density ingredient adalah bahan pakan sumber mineral yang
mempunyai berat jenis tinggi. Rataan berat jenis pakan sumber mineral berkisar
antara 1600-2500 g L-1
(Gautama 1998). Misalnya, kapus, CaCO3, tepung kulit
kerang, dan sebagainya. Bahan pakan yang termasuk ke dalam kelompok
intermediate density ingredient adalah bahan utama di dalam formulasi
(konvensional), yaitu pakan sumber energi dan protein. Terutama dalam ransum
unggas yang memiliki nilai berat jenis cukup tinggi. Rataan berat jenis pakan
sumber energi berkisar antara 1000-1500 g L-1
(Gautama 1998). Misalnya, jagung
(biji-bijian), dedak padi, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dan sebagainya.
Sedangkan bahan pakan yang termasuk ke dalam kelompok fluffy and light
density ingredient (Voluminous) adalah bahan pakan hijauan yang memiliki nilai
berat jenis yang rendah (<1000 g L-1
). Misalnya, rumput lapang, daun singkong,
daun lamtoro, dan sebagainya.
Penelitian ini dilakukan dengan pengayakan secara manual, namun
diharuskan memperoleh hasil ukuran partikel yang sama dengan hasil pengayakan
yang menggunakan mesin getar. Oleh karena itu, diperlukan ukuran sampel yang
tepat untuk mendapatkan hasil ukuran partikel yang memenuhi standar dan sesuai
dengan bahan pakan hasil samping pertanian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi ukuran partikel
dan sifat fisik bahan baku pakan yang berasal dari hasil samping pertanian
(Agricultural Co-Product).
METODE
Bahan
Hasil samping pertanian yang digunakan pada penelitian ini adalah jerami
padi (JP), jerami jagung (JJ) berumur 70 hari, klobot jagung manis (KJ), tongkol
jagung manis (TJ), dan kulit singkong (KS). Hasil samping jagung didapatkan dari
tempat yang berbeda. Kelima jenis hasil samping pertanian didapatkan dari lahan
pertanian setelah pemanenan dan di area sekitar kampus Institut Pertanian Bogor,
Dramaga. Penampakan fisik kelima jenis hasil samping pertanian sebelum digiling
dapat dilihat pada Gambar 1.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas mesin semi fixed
hammer mill (model FEC-37; 2175 rpm; 10 PH). Peralatan yang digunakan untuk
uji fisik yaitu alat ukur sudut tumpukan berupa corong dengan diameter 5 cm dan
alas berupa wadah berbentuk lingkaran terbuat dari alumunium untuk mengukur
sudut tumpukan, gelas ukur 500 mL, timbangan digital, dan alat yang digunakan
untuk uji partikel yaitu vibrator ball mill (Retsch GmbH dan Co KG, Jerman).
Vibrator ball mill, hammer mill, dan saringan penggilingan yang digunakan dapat
dilihat pada Gambar 2, 3, dan 4
3
Jerami Padi Jerami Jagung
Klobot Jagung Tongkol Jagung Kulit Singkong
Gambar 1 Penampakan fisik hasil samping pertanian sebelum digiling
Gambar 2 Vibrator ball mill Gambar 3 Mesin penggilingan (semi fixed
hammer mill)
(a) (b)
Gambar 4 Saringan ukuran 3 mm (a) dan 5 mm (b) pada semi fixed hammer mill
4
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Industri Pakan, Departemen
Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor,
pada bulan Maret sampai dengan Mei 2014.
Prosedur
Persiapan Bahan
Bahan pakan hasil samping pertanian yang telah diperoleh, dipilih yang
masih segar dan berkualitas baik, kemudian dibersihkan dari kotoran. Setelah itu
dilakukan pengeringan sampai kadar air mencapai 11%-14%. Pengeringan
dilakukan dengan matahari untuk bahan limbah pertanian jerami padi (13.8%),
jerami jagung (14%) berumur 70 hari, klobot jagung manis (11.7%), tongkol
jagung manis (14%). Untuk kulit singkong (14.3%) dikeringkan menggunakan
oven 105ºC. Semua bahan pakan digiling menggunakan mesin hammer mill
dengan ukuran saringan penggilingan yang berbeda, yaitu saringan penggilingan 3
dan 5 mm.
Analisis Ukuran Partikel
Ukuran partikel bahan pakan diukur dengan menggunakan metode dry-
sieving menggunakan alat vibrator ball mill. Ukuran sieve (μm) yang digunakan
adalah 4750, 2360, 1180, 600, 300, dan 150. Sampel yang digunakan sebanyak
50, 100, dan 150 g dimasukkan ke sieve yang paling atas, lalu alat digoyangkan
untuk menyaring bahan di setiap sieve. Bahan yang tertinggal pada setiap sieve
ditimbang. Ukuran partikel dihitung dengan menggunakan metode American
Society of Agricultural Engneers (ASAE) 2003, dengan rumus :
Dgw = log-1
[ ∑ Wi(log di)
] ∑ Wi
Sgw= log-1
[ ∑Wi(logdi-log Dgw)
2
]0.5
∑Wi
Keterangan : Dgw = Geometric Mean Diameter (μm)
Sgw = Geometric Standard Deviation (μm)
Wi = mash yang tertinggal dari masing-masing sieve (g)
di = diameter dari masing-masing sieve (μm)
Pengukuran Sifat Fisik Bahan Berat Jenis. Bahan dimasukkan kedalam gelas ukur 500 ml melalui corong
sampai volume 50 ml. Gelas ukur yang telah berisi sampel, dituangkan kedalam
wadah dan ditimbang untuk mengetahui beratnya. Sampel yang sudah ditimbang,
dimasukkan kedalam gelas ukur 500 ml dan dimasukkan aquades sebanyak 50 ml,
serta diaduk menggunakan pengaduk kaca. Pembacaan volume akhir dilakukan
setelah volume tidak berubah lagi. Perubahan volume aquades merupakan volume
bahan yang sesungguhnya (Khalil 1999a). Berat jenis dihitung dengan cara
membagi bobot pakan (g) dengan perubahan volume aquades (ml). Satuan
dimodifikasi dari g ml-1
menjadi kg L-1
.
5
Kerapatan Tumpukan. Bahan dicurahkan kedalam gelas ukur 500 ml kemudian
ditimbang untuk mengetahui beratnya. Pencurahan bahan dilakukan pada
permukaan bidang yang rata. Bahan dicurahkan melalui corong dan menggunakan
sendok pada posisi yang sama. Setiap pengamatan hindari terjadinya goncangan
selama pengukuran (Khalil 1999a). Kerapatan Tumpukan dihitung dengan cara
membagi bobot pakan (g) dengan volume curah pakan atau ruang yang
ditempatinya (ml). Satuan dimodifikasi dari g ml-1
menjadi g L-1
.
Kerapatan Pemadatan Tumpukan. Besarnya kerapatan pemadatan tumpukan
ditentukan dengan cara yang sama seperti penentuan kerapatan tumpukan. Tetapi,
volume dibaca setelah dilakukan pemadatan dengan cara menggoyang-
goyangkan gelas ukur dengan tangan sampai volumenya tidak berubah (Khalil
1999a). Kerapatan pemadatan tumpukan dihitung dengan cara membagi bobot
pakan (g) dengan volume ruang setelah pemadatan (ml). Satuan dimodifikasi dari
g ml-1
menjadi g L-1
.
Sudut Tumpukan. Sudut tumpukan diukur dengan menjatuhkan bahan pada
ketinggian 32.5 cm melalui corong pada bidang datar dengan menggunakan
wadah berbentuk lingkaran berdiameter 25 cm untuk memudahkan pengukuran
diameter. Sudut tumpukan bahan diukur dari diameter (d) dan tinggi (t) tumpukan
bahan setelah jatuh. Sudut tumpukan dinyatakan dalam satuan derajat (º) (Khalil,
1999b). Sudut pemadatan tumpukan dihitung dengan cara mencari Arctg sudut
dari rasio tinggi (cm) dan ½ diameter (cm) tumpukan.
Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Penelitian ini dibagi ke dalam 2 percobaan yaitu penentuan ukuran sampel
pada pengujian ukuran partikel dan evaluasi pengaruh ukuran saringan mesin
giling (grinding) dan jenis hasil samping pertanian terhadap ukuran partikel dan
sifat fisik. Analisis ukuran partikel dengan ukuran sampel yang berbeda
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan.
Perlakuan terdiri dari ukuran sampel 50, 100, dan 150 g. Pengaruh ukuran
saringan dan jenis hasil samping pertanian terhadap ukuran partikel dan sifat fisik
menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2 x 5. Faktor A adalah
saringan penggilingan yang berbeda yaitu saringan penggilingan 3 mm dan 5
mm, faktor B adalah 5 jenis hasil samping pertanian yaitu jerami padi, jerami
jagung, klobot jagung, tongkol jagung, dan kulit singkong.
Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA),
menggunakan program SPSS 16.0, jika terdapat interaksi yang nyata akan
dilanjutkan dengan Uji Duncan (Mattjik dan Sumertajaya 2002).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umun Bahan
Hasil samping pertanian yang digunakan merupakan sumber bahan baku
pakan lokal yang terdapat dalam jumlah melimpah dan mudah untuk
dimanfaatkan sebagai makanan ternak. Namun untuk memenuhi gizi ternak
6
penggunaan jerami padi sebagai makanan utamanya perlu diimbangi dengan
pemberian makanan konsentrat. Selain itu juga diperlukan pengolahan fisik untuk
meningkatkan kualitasnya. Selama penelitian, sampel bahan yang sudah
dikeringkan (KA 11% - 14%) dan digiling di simpan dalam karung tertutup untuk
menghindari kerusakan pada bahan penelitian, sehingga dalam penelitian kualitas
bahan tetap terjaga. Perbandingan ukuran bahan yang digiling pada ukuran
saringan penggilingan berbeda ditunjukan pada Tabel 1.
Pengaruh Ukuran Sampel terhadap Ukuran Partikel
Hasil uji sidik ragam menunjukkan bahwa ukuran sampel hasil samping
pertanian berpengaruh nyata terhadap hasil ukuran partikel jenis hasil samping
pertanian. Berasarkan uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa ukuran sampel pada
saringan 3 mm berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap ukuran partikel jerami padi,
jerami jagung, dan klobot jagung, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0.05)
terhadap ukuran partikel tongkol jagung dan kulit singkong. Pada saringan 5 mm
ukuran sampel berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap ukuran partikel jerami padi,
jerami jagung, dan tongkol jagung, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0.05)
terhadap ukuran partikel klobot jagung dan kulit singkong. Hasil ukuran partikel
pada penggunaan bobot sampel yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 2.
Ukuran partikel menunjukkan hasil yang berbeda pada ukuran sampel 50,
100, dan 150 g. Hasil ukuran partikel yang berbeda pada jerami padi dan jerami
jagung menunjukkan bahwa ukuran sampel 100 dan 150 g sudah melebihi
kapasitas dari setiap sieve. Berdasarkan uji lanjut Duncan, ukuran sampel yang
lebih baik digunakan pada penelitian ini untuk analisis ukuran partikel jerami padi
dan jerami jagung yaitu ukuran sampel 50 g. Hal tersebut dikarenakan sifat bulky
pada kedua jenis hasil samping tersebut mempengaruhi hasil penggilingan yaitu
menjadi tidak seragam dan membuat hasil pengayakan menjadi tidak sempurna.
Nilai ukuran partikel kulit singkong menunjukkan hasil tidak berbeda nyata
(P>0.05). Hal tersebut diduga karena hasil penggilingan dari kulit singkong
seragam dan membuat bahan kulit singkong tersebut lebih mudah pada saat proses
pengayakan. Oleh karena itu, ketiga ukuran sampel tersebut dapat digunakan pada
analisis ukuran partikel kulit singkong.
Nilai ukuran partikel yang diperoleh dari klobot jagung dan tongkol
jagung menunjukkan adanya variasi dalam pengukuran dengan menggunakan
saringan penggilingan 3 mm dan 5 mm. Nilai ukuran partikel pada klobot jagung
dengan menggunakan saringan penggilingan 3 mm menunjukkan hasil yang
berbeda nyata (P<0.05), sedangkan dengan saringan penggilingan 5 mm
menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0.05). Sebaliknya, nilai ukuran
partikel tongkol jagung dengan menggunakan saringan penggilingan 3 mm
menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0.05), sedangkan dengan
saringan penggilingan 5 mm menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0.05).
Oleh karena itu, diperlukan adanya pengamatan dengan sampel yang lebih banyak
untuk menunjukkan konsistensi bahan tersebut. Namun, berdasarkan hasil uji
lanjut dapat diketahui bahwa ukuran sampel yang tepat untuk klobot dan tongkol
jagung yaitu 50 g.
7
Tabel 1 Penampakan fisik hasil samping pertanian dari penggilingan ukuran
saringan 3 mm dan 5 mm
Bahan Ukuran Saringan Penggilingan
3 mm 5 mm
Jerami Padi
Jerami jagung
Klobot jagung
Tongkol jagung
Kulit Singkong
8
Tabel 2 Nilai ukuran partikel pada pengukuran partikel dengan metode dry-
sieving menggunakan ukuran sampel yang berbeda
Perlakuan Ukuran Sampel (g)
50 100 150
---------------------------------- µm-----------------------------
Saringan 3 mm
Jerami padi 264.78±4.52a 349.08±3.30b 383.53±2.92c
Jerami jagung 435.44±2.40a 535.79±1.82b 686.07±1.95c
Klobot jagung 436.48±1.89a 430.88±2.11a 478.81±1.98b
Tongkol jagung 985.05±2.98 975.68±3.00 982.91±3.00
Kulit singkong 457.18±2.08 466.00±2.40 485.91±2.08
Saringan 5 mm
Jerami padi 825.67±2.74a 1103.80±3.60b 3481.70±8.24c
Jerami jagung 1904.05±4.43a 2122.77±4.97b 4276.96±9.14c
Klobot jagung 1030.37±2.39 1072.35±2.65 890.10±2.40
Tongkol jagung 1736.85±4.25a 1682.95±4.49a 1985.20±4.93b
Kulit singkong 2081.21±4.93 2086.50±5.19 2110.63±5.24 Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05).
Hasil analisis ukuran partikel pada ukuran sampel yang berbeda ini
menunjukkan bahwa hasil samping pertanian yang memiliki berat jenis rendah
(<1000 g L-1
), yaitu jerami padi, jerami jagung, klobot jagung, dan tongkol jagung
dapat dikelompokan ke dalam bahan yang mempunyai kerapatan rendah (fluffy
and light density ingredient). Bahan pakan yang mempunyai sifat fluffy and light
density ingredient dapat dicirikan oleh kandungan serat kasar yang tinggi (>18%)
dan kandungan energi tercerna yang rendah. Sedangkan, kulit singkong dapat
dikelompokan ke dalam bahan yang mempunyai kerapatan sedang (intermediate
density ingredient). Kulit singkong merupakan hasil samping pertanian sebagai
pakan sumber energi yang memiliki berat jenis cukup tinggi (1000-1500 g L-1
).
Hasil penggilingan yang diperoleh dari pakan sumber energi ini lebih seragam dan
lebih mudah dibuat halus dibandingkan pakan hijauan (Gauthama 1998). Faktor
tersebut yang menyebabkan perbedaan ukuran sampel untuk hasil samping
pertanian ini. Sehingga, ukuran sampel yang sesuai untuk analisis ukuran partikel
hasil samping pertanian yang disarankan pada penelitian ini adalah 50 g agar
sesuai dengan kapasitas sieve dan memberikan hasil pengukuran yang tepat.
Ukuran Partikel Hasil Samping Pertanian dengan Ukuran
Saringan Penggilingan Berbeda
Hasil analisis ukuran partikel pada Tabel 2 menunjukkan hasil bahwa
ukuran sampel 50 g merupakan ukuran sampel yang tepat untuk bahan pakan yang
berasal dari hasil samping pertanian (fluffy and light density ingredient).
Meskipun hasil pada Tabel 2 juga menunjukkan bahwa kulit singkong dapat
dikelompokan ke dalam bahan yang mempunyai kerapatan sedang (intermediate
density ingredient), analisis ukuran partikel pada Tabel 3 ini menggunakan ukuran
sampel 50 g untuk menyeragamkan data. Karena dapat dipastikan, ukuran sampel
50 g dapat digunakan pada semua jenis hasil samping pertanian ini. Hasil sidik
9
ragam menunjukkan bahwa ukuran saringan mesin giling dan jenis hasil samping
pertanian berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap ukuran partikel. Nilai rataan
ukuran partikel dapat dilihat pada Tabel 3.
Karakteristik bahan yang berbeda pada masing-masing hasil samping
pertanian ini mempengaruhi besarnya nilai ukuran partikel pada kedua ukuran
saringan. Bentuk partikel yang berbeda pada kulit singkong dan jerami padi,
diduga menjadi penyebab adanya perbedaan pada hasil ukuran partikel keduanya.
Selain itu juga berkaitan dengan grindability atau daya giling suatu bahan pakan.
Daya giling (grindability) pakan dipengaruhi oleh sifat fisik dan kimianya. Bentuk
partikel hijauan seperti jerami jagung, klobot jagung, dan jerami padi yang
panjang akan lebih sulit dalam proses pengayakan, dibandingkan dengan tongkol
jagung dan kulit singkong yang akan menjadi butiran setelah proses penggilingan.
Bentuk dan ukuran partikel pakan akan mepengaruhi sifat fisik pakan
lainnya. Ransum ternak membutuhkan ukuran partikel yang disesuaikan dengan
umur, jenis, dan ukuran tubuh ternak. Ukuran rata-rata partikel atau geometric
mean diameter (GMD) yang sesuai dengan kondisi rumen sapi dan domba
berkisar 200 - 1200 µm (Martz dan Belyea 1996). Gerak laju jerami yang
dikurangi ukurannya akan mengalami penurunan waktu keceraan dalam rumen
dari 17.6 jam menjadi 16.6 jam (Utomo dan Soejono 2013). Geometric mean
diameter (GMD) untuk pakan unggas antara 600 – 900 µm (Nir et al. 1994) yang
hampir sama dengan kisaran GMD untuk pakan babi yakni antara 600 -800 µm
(MF 2050 dalam MF 2051). Berdasarkan hasil dapat diketahui bahwa untuk
menghasilkan ukuran partikel pakan yang sesuai untuk pakan ruminansia (200 -
1200 µm), dapat menggunakan kedua ukuran saringan penggilingan pada
beberapa jenis hasil samping.
Hasil ukuran partikel menunjukkan bahwa jerami padi dan klobot jagung
dapat menggunakan saringan penggilingan 3 mm dan 5 mm. Dengan hasil ukuran
partikel berturut-turut pada jerami padi yaitu 264.78 µm dan 825.67 µm,
sedangkan pada klobot jagung yaitu 436.48 µm dan 1030.37 µm. Namun, pada
jerami jagung, tongkol jagung, dan kulit singkong hanya bisa menggunakan
ukuran saringan penggilingan 3 mm. Karena dengan menggunakan saringan 5 mm
mengahsilkan ukuran partikel yang lebih besar dari 1200 µm pada ketiga jenis
hasil samping tersebut. Ukuran partikel dari jerami jagung, tongkol jagung, dan
kulit singkong dengan menggunakan saringan 5 mm berturut-turut adalah
1904.05 µm, 1736.85 µm, dan 2081.21 µm.
Hasil ukuran partikel menunjukkan bahwa jerami padi dan klobot jagung
dapat menggunakan saringan penggilingan 3 mm dan 5 mm. Dengan hasil ukuran
partikel berturut-turut pada jerami padi yaitu 264.78 µm dan 825.67 µm,
sedangkan pada klobot jagung yaitu 436.48 µm dan 1030.37 µm. Namun, pada
jerami jagung, tongkol jagung, dan kulit singkong hanya bisa menggunakan
ukuran saringan penggilingan 3 mm. Karena dengan menggunakan saringan 5 mm
mengahsilkan ukuran partikel yang lebih besar dari 1200 µm pada ketiga jenis
hasil samping tersebut. Ukuran partikel dari jerami jagung, tongkol jagung, dan
kulit singkong dengan menggunakan saringan 5 mm berturut-turut adalah
1904.05 µm, 1736.85 µm, dan 2081.21 µm.
10
Tabel 3 Nilai ukuran partikel bahan baku kelima jenis hasil samping pertanian
dengan ukuran saringan berbeda
Bahan Saringan Penggilingan (mm)
3 5
----------------------------- µm ------------------------
Jerami padi 264.78±4.52g 825.67±2.74e
Jerami jagung 435.44±2.40f 1904.05±4.43a
Klobot jagung 436.48±1.89f 1030.37±2.39c
Tongkol jagung 985.05±2.98d 1736.85±4.25b
Kulit singkong 457.18±2.08f 2081.21±4.93a
Rataan 515.79±2.77 1515.63±3.75 Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05).
Ukuran partikel mempengaruhi luas permukaan yang tersedia bagi
penempatan dan multiplikasi mikro-organisme rumen (Giger-Reverdin 2000).
Pengurangan ukuran partikel hijauan meningkatkan konsumsi bahan kering dan
sintesis protein mikroba yang disebabkan oleh peningkatan laju pengosongan
rumen (Fonseca et al. 2000). Penggilingan akan menyebabkan ukuran partikel
bahan menjadi lebih kecil. Berdasarkan hasil didapatkan rata-rata ukuran partikel
bahan pada saringan 3 mm menghasilkan ukuran partikel sebesar 1/6 dari ukuran
saringan penggilingan yaitu menjadi 0.52 mm sedangkan, rata-rata ukuran partikel
bahan pada saringan 5 mm menghasilkan ukuran partikel sebesar 1/3 dari ukuran
saringan penggilingan yaitu menjadi 1.52 mm.
Pengecilan ukuran partikel (penggilingan) dalam industri pengolahan
pakan dapat berguna untuk meningkatkan daya guna (mempermudah dalam
penggunaan bahan), mempermudah dalam proses pemcampuran bahan (mixing),
dan mempermudah penyimpanan dan penanganan. Hal ini didukung oleh
Herrman (2000) bahwa penggilingan bertujuan untuk meningkatkan kecernaan
dan efisiensi penggunaan pakan, memudahkan proses pencampuran,
menyeragamkan bentuk dan ukuran partikel bahan baku. Selain itu, Fairfield
(1994) berpendapat bahwa karakteristik bahan seperti densitas, kadar air, tekstur
dan ukuran partikel bahan dari berbagai bahan dalam formulasi ransum dapat
mempengaruhi kualitas dan proses produksi pellet.
Sifat Fisik Hasil Samping Pertanian dengan Ukuran
Saringan Penggilingan Berbeda
Berat Jenis
Nilai berat jenis menunjukkan adanya interasi nyata (P<0.05) antara
ukuran saringan penggilingan dengan jenis hasil samping pertanian. Nilai berat
jenis hasil penelitian ini sesuai dengan kriteria penggolongan ukuran partikel pada
Tabel 2. Nilai berat jenis jerami padi, jerami jagung, klobot jagung, dan tongkol
jagung mempunyai nilai berat jenis pada kisaran yang sama yaitu antara 0.54-0.67
kg L-1
yang termasuk ke dalam kelompok fluffy and light density ingredient (BJ
<1 kg L-1
). Nilai berat jenis pada kulit singkong berkisar antara 1.11-1.19 kg L-1
11
yang termasuk ke dalam kelompok intermediate density ingredient (BJ berkisar
antara 1-1.5 kg L-1
). Nilai rataan berat jenis dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Berat jenis (kg L-1
) hasil samping pertanian yang disaring dengan
saringan penggilingan berbeda
Bahan Saringan Penggilingan (mm)
3 5
Jerami padi 0.55±0.03ef 0.56±0.02def
Jerami jagung 0.67±0.02c 0.57±0.01de
Klobot jagung 0.55±0.01ef 0.54±0.01f
Tongkol jagung 0.58±0.02d 0.57±0.02de
Kulit singkong 1.19±0.01a 1.11±0.02b
Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05).
Nilai berat jenis pada jerami padi dan klobot jagung pada kedua ukuran
saringan penggilingan tidak berbeda nyata, sedangkan berat jenis jerami padi dan
jerami jagung pada ukuran saringan penggilingan 5 mm menunjukkan hasil yang
tidak berbeda nyata dengan berat jenis tongkol jagung pada kedua ukuran
saringan penggilingan. Namun, perbedaan tersebut masih dalam kisaran yang
sama yaitu, berat jenis kurang dari 1 kg L-1
. Perbedaan yang terjadi diduga karena
pengaruh dari banyaknya sampel (g) yang digunakan saat pegukuran. Adanya
variasi dalam nilai berat jenis dipengaruhi oleh kandungan nutrisi bahan,
distribusi ukuran partikel, dan karakteristik permukaan partikel (Khalil 1999a).
Rataan ukuran partikel pada jerami padi, jerami jagung, klobot jagung, dan
tongkol jagung yang hampir sama menunjukkan bahwa sifat dari keempat jenis
hasil samping pertanian tersebut sama. Faktor yang dimungkinkan menjadi
penyebab perbedaan nilai berat jenis dari keempat jenis hasil samping pertanian
tersebut dengan kulit singkong yaitu karena sifat keambaan dan kadar serat kasar.
Jerami padi, jerami jagung, klobot jagung, dan tongkol jagung bersifat bulky dan
mempunyai kadar serat kasar yang tinggi. Hal tersebut yang menyebabkan nilai
berat jenis pada keempat bahan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan nilai
berat jenis kulit singkong. Komposisi kimia pakan turut mempengaruhi sifat
fisiknya yang salah satunya yaitu berat jenis pakan (Gauthama 1998). Selain itu,
kulit singkong juga mempunyai karakteristik yang kompak sehingga mempunyai
berat jenis yang lebih tinggi diantara jenis hasil samping pertanian yang lainnya.
Kerapatan Tumpukan
Interaksi antara ukuran saringan penggilingan dengan jenis hasil samping
pertanian menunjukkan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap kerapatan tumpukan.
Nilai kerapatan tumpukan tertinggi terdapat pada kulit singkong (475.64 g L-1
)
dengan ukuran saringan penggilingan 3 mm, sedangkan nilai kerapatan terendah
terdapat pada jerami padi (29.70 g L-1
) dengan ukuran saringan penggilingan 5
mm. Nilai rataan berat jenis dapat dilihat pada Tabel 5.
12
Tabel 5 Kerapatan tumpukan (g L-1
) hasil samping pertanian yang disaring
dengan saringan penggilingan berbeda
Bahan Saringan Penggilingan (mm)
3 5
Jerami padi 94.38±2.01f 29.70±2.35g
Jerami jagung 133.97±3.83f 39.58±3.31g
Klobot jagung 130.16±1.71e 102.01±4.53f
Tongkol jagung 230.21±3.23c 170.41±3.51d
Kulit singkong 475.64±5.57a 341.00±13.63b
Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05).
Bahan dengan kerapatan tumpukan rendah (< 450 g L-1
) membutuhkan
waktu jatuh atau waktu mengalir yang lebih lama dan dapat ditimbang lebih teliti
dengan alat penakar otomatis, baik volumetric maupun grafimetris, sedangkan
bahan dengan kerapatan tumpukan tinggi (> 1000 g L-1
) bersifat sebaliknya. Nilai
kerapatan tumpukan kelima jenis hasil samping pada kedua saringan termasuk ke
dalam golongan yang mempunyai kerapatan tumpukan rendah (< 450 g L-1
),
sehingga akan lebih teliti ketika ditimbang dengan alat penakar otomatis.
Nilai kerapatan tumpukan hasil samping pertanian dengan menggunakan
saringan penggilingan 3 mm lebih tinggi dibandingkan dengan yang
menggunakan saringan penggilingan 5 mm. Hal tersebut disebabkan karena
jumlah partikel halus pada hasil samping pertanian yang menggunakan saringan
penggilingan 3 mm lebih banyak, jika dibandingkan dengan jumlah partikel halus
pada hasil samping pertanian yang menggunakan saringan penggilingan 5 mm.
Kerapatan tumpukan akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya jumlah
partikel halus dalam ransum (Johnson 1994). Selain itu, kerapatan tumpukan juga
dipengaruhi oleh sifat keambaan suatu bahan. Sifat keambaan (bulky) dapat
menurunkan kerapatan tumpukan dan kerapatan pemadatan tumpukan suatu
bahan, walaupun berat jenisnya tidak jauh berbeda (Ghautama 1998). Hal tersebut
lah yang terlihat pada hasil kerapatan tumpukan jerami padi, jerami jagung, klobot
jagung, dan tongkol jagung mempunyai sifat yang sama yaitu bersifat bulky
dengan berat jenis kurang dari 1000 g L-1
.
Kerapatan Pemadatan Tumpukan
Interaksi antara ukuran saringan penggilingan dengan jenis hasil samping
pertanian menunjukkan pengaruh nyata (P<0.05) terhadap kerapatan pemadatan
tumpukan. Nilai kerapatan pemadatan tumpukan tertinggi terdapat pada kulit
singkong (493.77 g L-1
) dengan ukuran saringan penggilingan 3 mm, sedangkan
nilai kerapatan pemadatan tumpukan terendah pada jerami padi (48.52 g L-1
)
dengan ukuran saringan penggilingan 5 mm. Nilai rataan kerapatan pemadatan
tumpukan dapat dilihat pada Tabel 6.
Kerapatan pemadatan tumpukan kulit singkong dengan penggilingan
saringan 3 mm, lebih tinggi disebabkan dari banyaknya partikel halus yang
terbentuk. Proses pemadatan tumpukan dilakukan dengan memaksa partikel-
partikel untuk mengisi celah-celah yang kosong (Prambudi 2001). Hasil
penggilingan kulit singkong dengan penggilingan saringan 3 mm yang lebih halus
13
membuat bahan lebih mudah dalam mengisi celah kosong. Sebaliknya pada
jerami padi yang mempunyai ukuran partikel besar menyebabkan sulitnya bahan
untuk mengisi rongga kosong sehingga mempunyai kerapatan pemadatan
tumpukan yang rendah.
Tabel 6 Kerapatan pemadatan tumpukan (g L-1
) hasil samping pertanian yang
disaring dengan saringan penggilingan berbeda
Bahan Saringan Penggilingan (mm)
3 5
Jerami padi 131.41±5.84f 48.52±7.33h
Jerami jagung 145.40±6.81e 57.78±5.16g
Klobot jagung 166.05±8.23e 144.69±4.78f
Tongkol jagung 238.38±3.23c 184.29±2.41d
Kulit singkong 493.77±24.11a 344.38±11.92b
Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05).
Pemadatan tumpukan juga dapat dipengaruhi oleh berat jenis, sehingga
kulit singkong yang mempunyai berat jenis lebih tinggi dapat menghasilkan
kerapatan pemadatan yang tinggi. Pemadatan pada bahan yang mempunyai berat
jenis tinggi akan meningkatkan tingkat kepadatannya, sehingga berat bahan tiap
satuan volume akan meningkat (Gautama, 1998). Selain itu, Ali (2006)
menyatakan bahwa padatan tumpukan erat hubungannya dengan sifat kohesifitas
bahan, apabila suatu bahan mempunyai sifat kohesifitas yang tinggi maka partikel
bahan tersebut akan sulit mengisi celah kosong yang tersedia. Hasil yang
didapatkan menunjukkan bahwa sifat kohesifitas jerami padi lebih tinggi dan sifat
kohesifitas kulit singkong lebih rendah dibandingkan dengan jenis hasil samping
pertanian lainnya.
Sudut Tumpukan
Nilai sudut tumpukan menunjukkan adanya interasi nyata (P<0.05) antara
ukuran saringan penggilingan dengan jenis hasil samping pertanian. Nilai sudut
tumpukan dari kelima jenis hasil samping berkisar antara 18.13º sampai 50.42º.
Nilai rataan sudut tumpukan dapat dilihat pada Tabel 7. Sudut tumpukan kurang
dari 35º memiliki kebebasan bergerak yang baik, sedangkan sudut tumpukan
antara 35º-45º memiliki kebebasan yang sedang (Paleg dan Bagley 1983 dalam
Prambudi 2001). Hasil pengamatan menunujukkan nilai sudut tumpukan tertinggi
pada jerami padi (50.42º) dan jerami jagung (49.53º) dengan saringan
penggilingan 5 mm, sedangkan sudut tumpukan terendah terdapat pada kulit
singkong (18.13º).
Hasil tersebut bebeda dengan hasil penelitian Gauthama (1998) bahwa
pengecilan ukuran partikel akan meningkatkan nilai sudut tumpukan. Perbedaan
tersebut dapat disebabkan karena pengaruh dari jenis bahan yang digunakan. Oleh
karena itu, sudut pada corong harus disuaikan dengan sudut tumpukan bahan agar
bahan mudah mengalir. Kemampuan mengalir (flowability) bahan sangat
mempengaruhi proses penanganan. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Khalil
(199b) yang menyatakan bahwa sudut tumpukan sangat dipengaruhi oleh ukuran
14
partikel, bentuk, dan karakteristik permukaan partikel, kandungan air, berat jenis,
dan kerapatan tumpukan.
Kulit singkong yang mempunyai berat jenis (1.11-1.19 kg L-1
) lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis hasil hasil samping pertanian lainnya (0.54-0.67 kg L-
1) mempunyai nilai sudut tumpukan yang rendah (18.13-20.18º). Oleh karena itu,
dapat diketahui bahwa nilai berat jenis hasil samping limbah pertanian akan
berbanding terbalik dengan sudut tumpukannya. Jika hasil samping pertanian
mempunyai berat jenis yang tinggi, maka akan menghasilkan sudut tumpukan
yang rendah. Sebaliknya, jika hasil samping pertanian mempunyai berat jenis
yang rendah, maka akan menghasilkan sudut tumpukan yang tinggi.
Tabel 7 Sudut tumpukan (º) hasil samping pertanian yang disaring dengan
saringan penggilingan berbeda
Bahan Saringan Penggilingan (mm)
3 5
Jerami padi 36.93±1.80e 50.42±0.50f
Jerami jagung 33.31±1.23d 49.53±0.92f
Klobot jagung 29.08±2.66c 35.46±1.13e
Tongkol jagung 18.97±0.89ab 20.47±1.44ab
Kulit singkong 18.13±1.07a 21.18±0.47b
Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0.05).
Suatu komoditi dapat mengalir secara bebas atas dasar gravitasi, apabila
besarnya sudut corong sama atau lebih kecil daripada sudut puncak tumpukan
bahan, sehingga kesalahan desain corong karena kurang pengetahuan tentang
sudut tumpukan akan mengakibatkan kemacetan atau tersumbatnya aliran
komoditi (Syarief et al. 1992). Selain itu, dari hasil penelitian diketahui bahwa
berat jenis juga mempengaruhi sudut tumpukan. Sudut tumpukan yang terbentuk
pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Sudut tumpukan bahan pakan
15
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Ukuran sampel yang sesuai untuk analisis ukuran partikel hasil samping
pertanian yang disarankan pada penelitian ini adalah 50 g agar sesuai dengan
kapasitas sieve dan memberikan hasil pengukuran yang tepat. Hasil samping
pertanian yang memiliki berat jenis rendah (<1 kg L-1
) dapat dikelompokan ke
dalam fluffy and light density ingredient, sedangkan yang memiliki berat jenis
cukup tinggi (1 – 1.5 kg L-1
) dapat dikelompokan ke dalam intermediate density
ingredient. Evaluasi pengaruh ukuran saringan dan jenis hasil samping pertanian
terhadap ukuran partikel dan sifat fisik menunjukkan bahwa rata-rata ukuran
partikel bahan pada saringan 3 mm dan 5 mm menghasilkan ukuran partikel
berturut-turut sebesar 1/6 dan 1/3 dari ukuran saringan penggilingan.
Saran
Perlu dilakukan analisis ukuran partikel dan sifat fisik dari limbah
pertanian lainnya untuk menambah data data dan informasi standar mutu bahan
baku pakan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina Y. 2005. Kualitas fisik pellet ransum broiler mengandung bahan dengan
ukuran partikel yang berbeda pada proses produksi berkesinambungan
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Ali AJ. 2006. Karakteristik sifat fisik bungkil kedelai, bungkil kelapa dan bungkil
sawit [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[ASAE] American Society of Agriculutural Engineers. 2003. Method of
Determining and Expressing Fineness of Feed Materials by Sieving
ANSI/ASAE S319; 2003 Feb 3; Michigan, Amerika Serikat. Michigan
(US): American Society of Agricultural Engineers.
Djajanegara A. 1999. Local livestock feed resources. Di dalam: Livestock
Industries of Indonesia Prior to the Asian Financial Crisis. RAP Publication.
37: 29-39.
Fairfield D. 1994. Pelleting Cost Center. Di dalam: R. R. McElhiney (Editor).
Feed Manufactuing Industry IV. American Feed Industry Association Inc,
Arlington.
Fonseca AJM, Cabrita ARJ, Lage AM, Gomes E. 2000. Evaluation of the
chemical composition and the particle size of maize silages produced in
North-West of Portugal. Anim. Feed Sci. Technol. 83: 173-183.
16
Gautama P. 1998. Sifat fisik pakan lokal sumber energi, sumber mineral dan
hijauan pada kadar air dan ukuran partikel yang berbeda [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Giger-Reverdin S. 2000. Characterisation of feedstuffs for ruminants using some
physical parameters. Anim. Feed Sci. Technol. 86: 53-69.
Herrman TJ. 2000. Feed Quality Assurance. Singapore (SG): American Soybean
Association.
Johnson JR. 1994. The realities of bulk solid properties testing. Bulk Solid
handling. 14(1): 129- 134.
Khalil. 1999a. Pengaruh kandungan air dan ukuran partikel terhadap perubahan
perilaku fisik bahan pakan lokal: kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan
tumpukan, dan berat jenis. Med Pet. 22(1): 1-11.
Khalil. 1999b. Pengaruh kandungan air dan ukuran partikel terhadap perubahan
perilaku fisik bahan pakan lokal: sudut tumpukan, daya ambang dan faktor
higroskopis. Med Pet. 22(1): 33-42.
Mariyono, Romjali E. 2007. Petunjuk Teknis Teknologi Inovasi ‘Pakan Murah’
untuk Usaha Pembibitan Sapi Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. Lokasi Penelitian Sapi Potong, Grati.
Martz FA, Belyea RL. 1986. Role of particle size and forage quality in digestion
and passage by cattle and sheep. J Dairy Sci. 69: 1996-2008.
Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi
SAS dan Minitab. Ed ke-1. Bogor (ID): IPB Press.
MF-2051. 2002. Evaluating Particle Size. Kansas State University Agricultural
Experiment Station and Cooperative Extension Service. Manhattan, KS.
Nir L, Melconi JP, Picard M. 1990. Effect of partikel size of sorghum grains on
feed intake and performance of young broilers. Poult Sci. 69: 2177-2184.
Prambudi E. 2001. Sifat fisik dan kandungan protein tepung bahan pakan
hasil pengolahan hasil samping cair industri tempe dengan penambahan
berbagai sumber pati [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Susanti E, Nurhidayat. 2008. Pengaruh ukuran partikel yang berbeda pada pakan
hasil samping agroindustri terhadap kualitas fisiknya. Seminar Nasional
Teknologi dan Veteriner. Purwokerto (ID): Universitas Soedirman.
Sutardi. 1997. Peluang dan Tantangan Pengembangan Ilmu-ilmu Nutrisi Ternak.
Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Nutrisi Ternak. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor. hlm. 103–104.
Syarief R, Simarmata JP, Riantini SA. 1992. Studi karakteristik dan pengolahan
ubi jalar (Ipomea batatas) untuk pangan dan bahan baku industri: I. Bahan
pangan sumber vitamin A. Pusat Pengembangan Teknologi Pangan-LP.
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Utomo R, Soejono M. 2013. Pengaruh Ukuran Partikel Pakan terhadap
Kecernaan. Yogyakarta (ID): Universitas Gajah Mada. hlm. 5-7.
17
Lampiran 1 Hasil analisis ragam ukuran partikel dengan ukuran sampel yang
berbeda
SK db JK KT Fhit Sig
Jerami Padi 3 mm 2 29859.7 14929.9 1648.94 .000
Galat 9 81.4878 9.0542
Total 12 1356322
SK db JK KT Fhit Sig
Jerami Jagung 3 mm 2 127300 63649.9 421.456 .000
Galat 9 1359.22 151.024
Total 12 3790860
SK db JK KT Fhit Sig
Klobot Jagung 3 mm 2 5371.55 2685.78 27.1452 .000
Galat 9 890.469 98.941
Total 12 2420655
SK db JK KT Fhit Sig
Tongkol Jagung 3 mm 2 192.9 96.4502 0.12834 .881
Galat 9 6763.68 751.52
Total 12 1.2E+07
SK db JK KT Fhit Sig
Kulit Singkong 3 mm 2 1733.27 866.634 1.51959 .270
Galat 9 5132.78 570.309
Total 12 2654266
18
SK db JK KT Fhit Sig
Jerami Padi 5 mm 2 1.7E+07 8524179 2214.62 .000
Galat 9 34641.5 3849.05
Total 12 5.6E+07
SK db JK KT Fhit Sig
Jerami Jagung 5 mm 2 1.4E+07 6879394 2251.7 .000
Galat 9 27496.8 3055.2
Total 12 1.1E+08
SK db JK KT Fhit Sig
Klobot Jagung 5 mm 2 416.573 208.286 0.03018 .970
Galat 9 62114.7 6901.64
Total 12 1.3E+07
SK db JK KT Fhit Sig
Tongkol Jagung 5 mm 2 207925 103962 13.8239 .000
Galat 9 67684.1 7520.46
Total 12 3.9E+07
SK db JK KT Fhit Sig
Kulit Singkong 5 mm 2 1947.17 973.585 1.23698 0.335
Galat 9 7083.59 787.066
Total 12 5.3E+07
SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F,
Sig: signifikansi.
19
Lampiran 2 Hasil analisis ragam interaksi ukuran saringan penggilingan dengan
jenis hasil samping pertanian terhadap ukuran partikel
SK db JK KT Fhit Sig
Screen 1 10890772 10890772 12607.77 .000
Bahan 4 4411780 1102945 1276.831 .000
Screen * Bahan 4 2543389 635847.2 736.0922 .000
Galat 30 25914.44 863.8146
Total 40 60934645
SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F,
Sig: signifikansi.
Lampiran 3 Hasil analisis ragam berat jenis
SK db JK KT Fhit Sig
Screen 1 15210.000 15210.000 57.759 .000
Bahan 4 2165210.000 541302.500 2055.579 .000
Screen * Bahan 4
20240.000 5060.000 19.215 .000
Galat 30
7899.000 263.333
Total 40 21197400.000
SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F,
Sig: signifikansi.
Lampiran 4 Hasil analisis ragam kerapatan tumpukan
SK db JK KT Fhit Sig
Screen 1 58258.87 58258.87 1954.156 .000
Bahan 4 632766.3 158191.6 5306.162 .000
Screen * Bahan 4 12911.31 3227.827 108.2698 .000
Galat 30 894.3842 29.81281
Total 40 1925729
SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F,
Sig: signifikansi.
20
Lampiran 5 Hasil analisis ragam kerapatan pemadatan tumpukan
SK db JK KT Fhit Sig
Screen 1 62548.33 62548.33 631.4489 .000
Bahan 4 574375.3 143593.8 1449.634 .000
Screen * Bahan 4 17977.89 4494.473 45.3734 .000
Galat 30 2971.658 99.05525
Total 40 2186296
SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F,
Sig: signifikansi.
Lampiran 6 Hasil analisis ragam sudut tumpukan
SK db JK KT Fhit Sig
Screen 1 838.690 838.690 382.674 .000
Bahan 4 3846.599 961.650 438.778 .000
Screen * Bahan 4 537.949 134.487 61.363 .000
Error 30 65.750 2.192
Total 40 43311.010
SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai F,
Sig: signifikansi.
21
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 30 Mei 1992.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari
pasangan Bapak Suherman dan Ibu Siti Anwariah. Penulis
menempuh pendidikan dasar di SDN 05 Pagi pada tahun 1998-
2004. Pendidikan dilanjutkan di SMPN 239 Jakarta pada tahun
2004-2007 kemudian melanjutkan pendidikan di SMA-IT Al-
Madinah pada tahun 2007-2010.
Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian
Bogor pada tahun 2010 melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI).
Penulis merupakan mahasiswa penerima beasiswa BIDIK MISI. Selama kuliah,
penulis mengikuti kegiatan Magang Laboratorium HIMASITER pada tahun 2012
dan kegiatan Magang di KPBS Pangalengan Bandung pada tahun 2012. Penulis
juga mengikuti kegiatan IPB Goes to Field pengabdian kepada masyarakat di
Kabupaten Bondowoso pada tahun 2013 selama 3 minggu. Penulis menjadi
Anggota Staff RPM (Riset Pengembangan Mahasiswa) Internal BEM-D periode
2011/2012 dan Ketua Departemen RPM (Riset Pengembangan Mahasiswa)
Internal BEM-D periode 2012/2013.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Heri Ahmad Sukria, M.Sc, Agr
selaku pembimbing akademik dan pembimbing skripsi, serta Dr. Anuraga
Jayanegara, S.Pt, M.Sc selaku pembimbing skripsi atas segala bimbingan,
kesabaran, dukungan, sumbangan ide dan materi yang telah diberikan. Dr. Ir.
Widya Hermana, MSi selaku dosen pembahas seminar dan selaku panitia seminar
pada tanggal 16 Juli 2014. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr.
Iwan Prihantoro, S.Pt, M.Si dan Dr. Ir Tuti Suryati MSi selaku dosen penguji
sidang, serta Dr. Ir. Widya Hermana, MSi selaku dosen penguji dan panitia sidang
pada tanggal 8 September 2014.
Di samping itu ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada DIKTI yang
telah memberikan beasiswa pendidikan. Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada staff Laboratorium Industri dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu
Nutrisi dan Teknologi Pakan yang telah membantu selama penelitian ini
dilaksanankan, kepada Megawati selaku teman satu penelitian selama
pengumpulan data atas semua dukungan, suka duka, bantuannya. Terima kasih
juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua, adik (Amalia), dan Amung
Prasetyo Aji serta seluruh keluarga, atas segala doa, dukungan dan kasih
sayangnya. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman D.NET,
teman-teman TPB (Hermin, Anisa, dan Yuli), Novita, Tria, dan Ruth yang telah
membantu selama penelitian dan pengumpulan data.