UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

19
UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi June 15th, 2012 | Author: herusasongko UJIAN KOMPETENSI DASAR IV MANAJEMEN PENGDAAN FARMASI 1. Pada saat masa tanggap darurat Gunung Merapi meletus di Yogyakarta dan sekitarnya, ada bantuan dari berbagai LSM , perusahaan swasta baik dalam negeri maupun luar negeri. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan terkait dengan prosedur bantuan tersebut, jelaskan menggunakan contoh produk barang yang diberikan disertai dengan jumlah dan informasi lain yang dibutuhkan dalam produk tersebut. Tuliskan pustaka yang digunakan untuk menjawab soal tersebut diatas minimal 2 (dua) pustaka! 2. Rumah sakit Raden Mas Sule dalam setiap harinya menerima pasien rawat jalan 150 pasien per hari dan rawat inap dengan kapasitas kamar 300 kamar dan terisi 86% per harinya. Dalam pelayanannya terdapat 6 SDM dirawat jalan yaitu 1 Apoteker, 3 TTK, 1 Reseptir dan 1 bagian administrasi, di rawat inap terdapat 3 SDM yaitu 3 TTK, setiap hari Instalasi Farmasi Rumah Sakit Raden Mas Sule selalu kewalahan untuk menyediakan obat dalam bentuk racikan yang terus menerus digunakan dan sama. Manajemen apa yang harus dilakukan oleh IFRS tersebut agar kebutuhan obat racikan dapat terpenuhi dan mempermudah dalam pelayanannya ? Deskripsikan secara singkat dan jelas sistem pengadaan yang tepat untuk melayani pasien tersebut ! Ketentuan : a. Ujian bersifat mandiri b. Mahasiswa harus absensi di blog ini dengan menyebutkan nama dan NIM mahasiswa c. Ujian ditulis dalam kertas folio bergaris diberi Nama, NIM, Tanggal dan Paraf

description

hj

Transcript of UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

Page 1: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

June 15th, 2012 | Author: herusasongko

UJIAN KOMPETENSI DASAR IV MANAJEMEN PENGDAAN FARMASI

1. Pada saat masa tanggap darurat Gunung Merapi meletus di Yogyakarta dan sekitarnya, ada bantuan dari berbagai LSM , perusahaan swasta baik dalam negeri maupun luar negeri. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan terkait dengan prosedur bantuan tersebut, jelaskan menggunakan contoh produk barang yang diberikan disertai dengan jumlah dan informasi lain yang dibutuhkan dalam produk tersebut. Tuliskan pustaka yang digunakan untuk menjawab soal tersebut diatas minimal 2 (dua) pustaka!

2. Rumah sakit Raden Mas Sule dalam setiap harinya menerima pasien rawat jalan 150 pasien per hari dan rawat inap dengan kapasitas kamar 300 kamar dan terisi 86% per harinya. Dalam pelayanannya terdapat 6 SDM dirawat jalan yaitu 1 Apoteker, 3 TTK, 1 Reseptir dan 1 bagian administrasi, di rawat inap terdapat 3 SDM yaitu 3 TTK, setiap hari Instalasi Farmasi Rumah Sakit Raden Mas Sule selalu kewalahan untuk menyediakan obat dalam bentuk racikan yang terus menerus digunakan dan sama. Manajemen apa yang harus dilakukan oleh IFRS tersebut agar kebutuhan obat racikan dapat terpenuhi dan mempermudah dalam pelayanannya ? Deskripsikan secara singkat dan jelas sistem pengadaan yang tepat untuk melayani pasien tersebut !

 

Ketentuan :

a. Ujian bersifat mandiri

b. Mahasiswa harus absensi di blog ini dengan menyebutkan nama dan NIM mahasiswa

c. Ujian ditulis dalam kertas folio bergaris diberi Nama, NIM, Tanggal dan Paraf

d. Lembar jawaban dikumpulkan hari senin Tgl 18 Juni 2012 di Prodi paling lambat jam 15.00 WIB

Posted in Manajemen Pengadaan Farmasi | 5,659 Comments »

Prosedur Administratif Penerimaan dan Distribusi Obat Donasi di Indonesia

June 14th, 2012 | Author: herusasongko

PROSEDUR ADMINISTRATIF PENERIMAAN DAN DISTRIBUSI OBAT DONASI DI INDONESIA

Page 2: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

 

PRINSIP UMUM

1. Ketentuan penerimaan obat donasi sebagai pelaksanaan Pasal 2 Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.3.00914 tentang Pemasukan Obat Jalur Khusus dan mengikuti Pedoman Obat Donasi Badan Kesehatan Dunia (WHO).

2. Donasi harus memberikan manfaat maksimal bagi negara penerima, sesuai dengan kebutuhan nyata dan memperhatikan aspek suplai serta penggunaan obat yang rasional.

3. Obat donasi yang akan didatangkan harus dimintakan persetujuan pemasukan terlebih dahulu dari Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

4. Obat donasi yang didatangkan harus di dalam kemasan yang utuh dan informatif (tercantum antara lain: nama obat, zat berkhasiat, kekuatan, nomor batch, masa kadaluarsa, cara penyimpanan dan produsen obat).

5. Memenuhi persyaratan mutu serta tidak menggunakan standar ganda bagi mutu obat donasi.

6. Untuk penerimaan vaksin donasi diperlukan persiapan dan perencanaan seperti adanya rekomendasi/pertimbangan misalkan dari Satgas Imunisasi IDAI serta tata laksana vaksinasi. Selain hal tersebut pihak penerima donasi harus memiliki fasilitas penyimpanan dan distribusi vaksin sesuai persyaratan baku.

PROSEDUR

1. Pemberitahuan Awal

Pemberitahuan Awal oleh pihak penerima donasi kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan mengenai adanya rencana penerimaan donasi serta persiapan yang sedang dilakukan.

2. Kelengkapan dokumen

Pihak penerima donasi mengajukan permohonan pemasukan obat donasi kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan disertai rencana/jadwal kedatangan serta dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut :

• Invoice

• Air Waybill (lewat udara) atau Bill of Loading (lewat laut)

• Informasi obat donasi (jumlah, nama produk/obat, zat berkhasiat, kekuatan, bentuk sediaan, kemasan, nomor batch dan masa kadaluarsa sekurang-kurangnya 1 tahun dari tanggal kedatangan) serta informasi produsen dan negara asal donasi.

3. Persetujuan Pemasukan

Badan Pengawas Obat dan Makanan akan mengeluarkan persetujuan/rekomendasi untuk keperluan pemasukan obat donasi.

Page 3: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

4. Permintaan Bebas Bea

Bebas bea dapat diajukan kepada Departemen Keuangan sesuai ketentuan.

5. Pengujian Mutu

Terhadap obat donasi dapat dilakukan sampling dan pengujian oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Uji laboratorium akan dilaksanakan oleh Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional.

6. Distribusi dan Penggunaan

• Pihak penerima obat donasi bertanggung jawab terhadap mutu dan distribusi obat donasi serta untuk penggunaan yang sesuai dengan peruntukannya.

• Penggunaan obat donasi, harus dibawah koordinasi dan tanggung jawab dokter atau organisasi profesi dokter yang bertanggung jawab terhadap penggunaan yang rasional dari obat donasi.

• Obat donasi yang telah kadaluarsa ataupun yang kemudian ternyata tidak memenuhi persyaratan mutu tidak lagi dapat digunakan dan harus dimusnahkan dengan cara yang baku.

Labelling Obat Donasi :

− Informasi tentang jumlah, nama dan kadar zat berkhasiat, bentuk sediaan, produsen, nomor batch, tanggal kadaluarsa. Pencantuman klim-klim setidaknya dalam bahasa Inggris

− Klim “Obat untuk Donasi” dicantumkan dalam wadah atau kemasan Obat

 

PUSTAKA

Anonim, 2004, Prosedur Administratif Penerimaan Dan Distribusi Obat Donasi Di Indonesia, Direktorat Penilaian Obat dan Produk     Biologi Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta Pusat

Posted in Manajemen Pengadaan Farmasi | 5,028 Comments »

Responsi Praktikum Managemen Pengadaan Farmasi

June 14th, 2012 | Author: herusasongko

RESPONSI PRAKTIKUM MANAGEMEN PENGADAAN FARMASI

Page 4: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

Membuat makalah secara kelompok dengan berkunjung / bertanya ke Apotek & Puskesmas yang berisikan :

1. Cara mencegah obat ED (expired date) di apotek dan tuliskan sistem pengendalian barang yang digunakan !

2. Pada pembelian langsung yang dilakukan di apotek, sebutkan nama PBF dan produk apa saja yang dapat dibeli melalui PBF tersebut minimal 10 (sepuluh) PBF  dan 5 (lima) produk pada masing masing PBF

3. Tuliskan alur pengadaan  obat yang ada di puskesmas

 

Catatan :

1. Untuk soal No 1 dan 2 dikerjakan dalam kertas tersendiri  diketik dalam kertas HVS folio non bergaris. Tulis nama apotek yang anda kunjungi  mintakan paraf dan stampel pada pekerjaan anda di akhir pembahasan.

2. Untuk soal no. 3 dikerjakan dalam kertas tersendiri  diketik dalam kertas HVS folio non bergaris. Tulis nama puskesmas  yang anda kunjungi  mintakan paraf dan stampel pada pekerjaan anda pada petugas yang berwenang.

3. Puskesmas dan Apotek bebas ditentukan oleh kelompok mahasiswa, bisa lokasinya di daerah masing – masing.

4. Tulis nama kelompok, NIM dan dijilid jadi satu menggunakan mika warna putih.5. Tugas dikerjakan perkelompok, sesuai dengan kelompok presentasi dan dikumpulkan

paling lambat hari Rabu 20 Juni 2012 Pukul 10.00 WIB.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

 

 

 

 

 

Posted in Manajemen Pengadaan Farmasi | 4,963 Comments »

UKD Manajemen Pengadaan Farmasi

June 11th, 2012 | Author: herusasongko

SOAL  UKD III MANAJEMEN PENGADAAN FARMASI

Instalasi Farmasi RS  Enggal Sembuh ingin melakukan perencanaan pengadaan obat untuk bulan Juni 2012. Data penggunaan obat pada bulan sebelumnya adalah :

No. Nama Obat Satuan Jumlah penggunaan

Harga/satuan (Rp)

1 Amoxsan Syr botol 2000 150002 Plasbumin botol 20 12000003 Baquinor cap capsul 2000 105004 Ciprofloxacin 500

mgkaplet 3000 7000

5 Amosan 500 mg capsul 5000 30006 Pamol tablet 27000 5007 Asam mefenamat tablet 5000 15008 Amikin inj Ampul 50 1200009 Na diklofenac tablet 3000 200010 Lasix tablet 2000 200011 Kloramfenicol capsul 2500 150012 Teophillin tablet 5000 15013 Vit B1 tablet 6000 10014 Vit C tablet 8000 5015 Diazepam tablet 300 300

 

1. Tentukan obat – obat yang termasuk dalam kelas A, B dan C !

Page 6: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

2. Tentukan obat – obat yang temasuk dalam kelas V, E dan N !3. Tentukan obat mana saja yang harus diawasi persediaannya, agar RS tidak rugi !4. Apabila RS hanya mampu membiayai 80 % dari total biaya yg dibutuhkan untuk

pembelian obat , maka obat mana saja yang harus dilakukan pengurangan ?

Instalasi farmasi rumah sakit UNS menggunakan Plasbumin  100 cc sejumlah 120 botol per bulan. Harga perbotolnya RP. 1.300.000,-  Rumah sakit memperkirakan Carryng Cost Interest Rate = 15% dan biaya pemesanan =  Rp.50.000,-/order. Kepala instalasi Farmasi ingin mengetahui berapa banyak Plasbumin  yang harus dipesan setiap kali pemesanan. Buat Fixed period system jika diketahui lead time nya 2 hari !

Kerjakan Soal diatas dengan terlebih dahulu :

1. Absen di blog ini dengan menyebutkan nama dan NIM mahasiswa2. Pekerjaan dikumpulkan hari selasa tgl 12 Maret paling lambat pukul 15.oo WIB di prodi3. Soal dikerjakan menggunakan kertas folio bergaris ditulis tangan dengan rapi dan dapat

dibaca

 

#####  SELAMAT MENGERJAKAN #

Posted in Manajemen Pengadaan Farmasi | 5,362 Comments »

Sistem Pengadaan Perbekalan Farmasi

June 8th, 2012 | Author: herusasongko

SISTEM PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI

Pengadaan barang/jasa dilakukan secara terbuka untuk umum dengan pengumuman secara luas melalui media cetak dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum serta jika memungkinkan melalui media elektronik, sehingga masyarakat luas/dunia usaha yang berminat dan memenuhi syarat dapat mengikutinya (KepPres No. 18 Tahun 2000 pasal 12)

Pengadaan Barang atau Jasa :

1.Pelelangan2.Pemilihan Langsung3.Penunjukan Langsung4.Swakelola5.Donasi6.ProduksiPelelangan

Page 7: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

Yaitu serangkaian kegiatan untuk menyediakan kebutuhan barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat azas sehingga terpilih penyedia jasa terbaik. Pelelangan sendiri terbagi atas :

PELELANGAN UMUM: pemilihan barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media masa dan papan pengumuman resmiPELELANGAN TERBATAS: jika penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas (untuk pekerjaan yang komplek)Pemilihan Langsung

            Jika cara Pelelangan sulit dilaksanakan atau tidak menjamin pencapaian sasaran, dilaksanakan dengan cara membandingkan penawaran dari beberapa penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat melalui permintaan harga ulang (price quotation) atau permintaan teknis dan harga serta dilakukan negosiasi secara bersaing, baik dilakukan untuk teknis maupun harga,sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Pemilihan barang/jasa dapat dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran (minimal 3)

Penunjukan Langsung

Yaitu pengadaan barang/jasa yang penyedia barang/jasanya ditentukan oleh kepala kantor/Satuan kerja/Pemimpin proyek/bagian proyek/pejabat yang disamakan/ditunjuk. Penunjukan langsung ditujukan untuk :

i.Pengadaan barang/jasa yang berskala kecilii.Pengadaan barang/jasa yang setelah dilakukan Pelelangan Ulang hanya 1 (satu) peserta yang memenuhi syarat; atauiii.pengadaan yang bersifat mendesak/khusus setelah mendapat persetujuan dari Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non               Departemen/Gubernur/Bupati/Walikota/Direksi BUMN/BUMD; atauiv.penyedia barang/jasa setempat;Swakelola

Yaitu pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri, atau upah borongan tenaga.

Donasi

Donasi pada dasarnya bukan merupakan sistem pengadaan barang, akan tetapi merupakan penerimaan barang atau jasa yang berwujud sumbangan.

Produksi

Page 8: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

Rumah sakit / apotek memproduksi sendiri obat, alat kesehatan atau perbekalan lainnya yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan.

Tujuan produksi adalah :

1.Obat lebih murah jika diproduksi sendiri.2.Obat tidak terdapat dipasaran atau formula khusus Rumah Sakit3.Obat untuk penelitian4.Kerjasama dengan pihak ketiga5.Sumbangan

Posted in Manajemen Pengadaan Farmasi | 5,941 Comments »

Pengendalian Persidiaan ABC-VEN

June 8th, 2012 | Author: herusasongko

Model ABC (Always Better Control)

              Pengendalian perusahaan berhubungan dengan aktivitas pengaturan persediaan bahan-bahan agar dapat menjamin persediaan dan pelayanannya kepada pasien. Salah satu pengendalian persediaan adalah dengan model ABC atau analisis pareto. Analisi ABC ini menekankan kepada persediaan yang mempunyai nilai penggunaan yang relatif tinggi atau mahal, seperti pada bagan berikut ini  :

ABC mengelompokkan berdasarkan kebutuhan dana yaitu:

A = Kel obat yg nilai rencananya menyerap dana 75%

B = Kel obat yg nilai rencananya menyerap dana 20%

C = Kel obat yg nilai rencananya menyerap dana 5%

Langkah- langkah menentukan kelompok A, B dan C :

Page 9: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

1. Hitung  jumlah dana yg dibutuhkan untuk masing-masing obat dengan cara mengalikan kwantum obat dengan harga obat.2. Tentukan ranking mulai yg terbesar dana sampai yg terkecil.3. Hitung persentase thdp total dana yg dibutuhkan4. Hit kumulasi persennya.5. Obat kel A termasuk dlm kumulasi 75%6. Obat kel B termasuk dlm kumulasi > 75% s/d 95%7. Obat kel C termausk dlm kumulasi > 95% – 100%Contoh Soal :Suatu Rumah Sakit ingin melakukan perencanaan pengadaan obat, dengan melihat data penggunaan obat periode sebelumnya, data tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Langkah selanjutnya :

Page 10: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

Selanjutnya dapat dilihat :

Analisa VEN

Pengelompokan obat berdasarkan dampak tiap jenis obat pd kes.

Kel V:   (SSE)  Kel obat yg sangat sangat esensial (vital), mis:

                  -  Life saving drug                  -  Obt unt pel kes pokok                  -  Obt unt mengatasi peny penyebab kematian terbesar.

Kel E:  (SE)

Kel obat yg bekerja pd sumber peny (kausal)

Kel N:  (E)

Obat-2 penunjang (kerjanya ringan dan biasanya utk menimbulkan kenyamanan / mengatasi keluhan ringan

Sistem VEN digunakan untuk:     -Penyesuaian rencana kebutuhan obat dg alokasi dana yg tersedia.     -Dalam penyusunan kebut obat yg masuk kel V diusahakan tidak terjadi kekosongan.

Kriteria penentuan VEN dpt mencakup berbagai aspek:

   -Klinis

Page 11: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

   -Konsumsi   -Target kondisi   -Biaya

Langkah-2 menentukan VEN:

   -Menyusun kriteria menentukan VEN   -Menyediakan data pola peny   -Standar Px

 

Posted in Manajemen Pengadaan Farmasi | 5,097 Comments »

Economic Order Quantity (EOQ)

June 7th, 2012 | Author: herusasongko                   Economic Order Quantity

                 Makin besar persediaan berarti resiko penyimpanan serta besarnya fasilitas yang harus dibangun, sehingga membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih besar, namun dilain  pihak biaya pemesanan dan biaya distribusi menjadi lebih kecil. Ini berarti perlu adanya optimalisasi agar tercapai kesetimbangan antara membangun persediaan serta biaya distribusi dan pemesanan.Teknik pengendalian persediaan tertua dan paling terkenal, mudah digunakanAda beberapa asumsi:

1. Tingkat permintaan diketahui & bersifat konstan

2. Lead time, waktu antara pemesanan &  penerimaan pesanan, diketahui dan bersifat konstan

3. Persediaan diterima dengan segera à persediaan yg dipesan tiba dalam bentuk kumpulan produk, pada satu waktu

4. Tidak mungkin diberikan diskon

5. Biaya variabel yg muncul hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan persediaan sepanjang waktu

6. Keadaan kehabisan stok dapat dihindari sama sekali bila pemesanan dilakukan pada waktu yg tepat.

Secara matematis perhitungan  tersebut dirumuskan dalam rumus  Jumlah pesanan yang ekonomisEOQ    : Economic Order QuantityEOI     : Economic Order IntervalROP    : Re Order Point / Saat dilakukan pemesanan kembali

Page 12: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

      ROP = d . L           d  = D / Jumlah hari kerja per tahundimana :

d  : Kebutuhan per hari,    L  : Waktu tunggu (Lead time),      D  : Kebutuhan tahunan

Dimana      Co  :   Cost per Order (sekali Pesan)                    Cm  :   Cost of maintenance dari persediaan dalam setahun                       S   :   Jumlah permintaan setahun                      U   :   Cost per unitCOntoh Soal : Instalasi farmasi rumah sakit ABC menggunakan Halothane 250 cc sejumlah 1200 botol per tahun. Harga perbotolnya RP. 900.000,-  Rumah sakit memperkirakan Carryng Cost Interest Rate = 20% dan biaya pemesanan =  Rp.50.000,-/order. Kepala instalasi Farmasi ingin mengetahui berapa banyak Halothane yang harus dipesan setiap kali pemesanan. Buat Fixed period system jika diketahui lead time nya 2 hari.Jawab :

Dimana EOI :

Page 13: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

dan ROP :

Posted in Manajemen Pengadaan Farmasi | 5,199 Comments »

Inventory Control Management

April 23rd, 2012 | Author: herusasongko

Pengertian

Pengawasan terhadap persediaan yang dikenal juga sebagai inventory control adalah bagaimana fungsi tersebut dapat dilaksanakan secara efektif. Mengapa pengendalian persediaan sangat penting ? Karena begitu besar jumlah yang diinvestasikan dalam   persediaan. Pengendalian persediaan yang tepat memiliki pengaruh yang kuat dan langsung terhadap perolehan kembali atas investasi. Pengendalian persediaan juga penting dalam menentukan stok yang benar.

Page 14: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

Inventory dapat berupa :

barang mentah (raw material) barang setengah jadi (work in process) barang jadi (finished goods) barang pengemas (packaging materials)

Pengendalian Persediaan yang Efektif

           Pengendalian persediaan yang efektif adalah mengoptimalkan dua tujuan  yaitu memperkecil total investasi pada persediaan dan menjual atau menyediakan berbagai produk yang benar untuk memenuhi permintaan konsumen. Hal ini dapat dicapai apabila dapat menentukan :

Berapa banyak suatu item barang akan dipesan pada suatu waktu. Kapan dilakukan pemesanan ulang terhadap item tersebut. Yang mana dari item-item tersebut perlu dilakukan pengawasan.

Masalah Pengendalian Persediaan

Masalah klasik dari pengendalian persediaan adalah bagaimana cara menyeimbangkan antara pengaturan persediaan dengan biaya-biaya yang ditimbulkannya.

 

Pertimbangan Biaya variabel

1. Biaya penyimpanan

Page 15: UKD IV Manajemen Pengadaan Farmasi

adalah biaya-biaya variabel yang berhubungan langsung dengan jumlah persediaan, seperti: biaya resiko kerusakan, kecurian, penerangan, keusangan, dll.

2. Biaya pemesananadalah biaya yang setiap kali harus ditnggung dalam pemesanan suatu bahan/barang, seperti: biaya telepon, pemrosesan pesanan, pemeriksaan penerimaan, pengiriman ke gudang.3. Biaya penyiapanadalah biaya yang harus ditanggung oleh RS dalam memproduksi suatu komponen apabila bahan-bahan tersebut tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri, seperti Biaya mesin-mesin tidak terpakai, persiapan tenaga kerja langsung, penjadwalan, ekspedisi.4. Biaya kehabisan (kekurangan bahan)adalah biaya ini terjadi apabila persediaan tidak mencukupi terhadap permintaan atas bahan tersebut, seperti: adanya biaya karena pemesanan khusus, biaya kegiatan administrasi, kehilangan pelanggan, dll.Dalam hal ini, perlu dilakukan pengendalian jumlah persediaan untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang paling ekonomis dan meminimalkan  total biaya persediaan.Tujuan Inventory ControlTujuan dari persediaan yang paling penting :1. Melindungi dari kerugian.Persediaan dapat melindungi dari berbagai fluktuasi dari permintaan dan penawaran. Jika distribusi obat dari supplier terlambat atau permintaan tiba-tiba meningkat seperti pada kasus penyakit epidemik tertentu, maka sistem persediaan yang baik dapat melindungi persediaan dari stok kosong.2. Membuat sistem pengadaan/ manufaktur.Harga unit-unit dari obat dengan sistem manufaktur biasanya lebih rendah, dan hal tersebut dihasilkan dari sistem persediaan yang baik.3. Meminimalkan waktu tunggu.Sistem persediaan dapat meningkatkan ketersediaan obat secara optimal, sehingga pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan.4. Meningkatkan efisiensi transportasi.Biaya transportasi akan meningkat jika tidak ada sistem persediaan atau stok.5. Mengantisipasi fluktuasi.Fluktuasi akan permintaan sulit untuk diprediksi. Sistem inventori dapat mengantisipasi kenaikan permintaan yang tidak menentu.

Posted in Manajemen Pengadaan Farmasi | 6,834 Comments »