uji_kualitatif_Lipid.docx
-
Upload
moch-nafila -
Category
Documents
-
view
105 -
download
7
Transcript of uji_kualitatif_Lipid.docx
UJI KUALITATIF LIPID
Meilani Anggraeni1), Jeanne Isbeanny LFH1*), , Mohamad Amin1), Roscha Amelia1), Ana Roudlotul Jannah1), Aditya Putra Pratama1)
Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jalan Ir. H. Juanda No.95 Ciputat 15412 Indonesia. Telp (62-21) 7493606*)Email : [email protected]
ABSTRAK
Percobaan yang telah dilakukan mengkaji sifat minyak kelapa terhadap
penambahan senyawa tambahan mencakup kelarutan lipid dengan penambahan air, alcohol, eter
dan kloroform serta pengaruh penambahan emulgator terhadap kelarutannya. Lipid dalam air dan
alcohol tidak larut dengan terbentuknya dua fasa sedangkan lipid larut dalam eter dan
kloroform. Lipid juga akan membentuk membrane protein dengan terbentuknya emulsi
stabil setelah lipid dicampurkan dengan protein 1% menggunakan albumin encer yang
berperan sebagai emulgator. Dari hasil percobaan ini lipid tidak larut pada senyawa polar
sedangkan lipid larut dalam senyawa nonpolar dan membentuk emulsi stabil dalam senyawa
polar dengan bantuan emulgator.
ABSTRACT
The experiments have been performed examining the nature of coconut oil against
the addition of additional compounds include lipid solubility with the addition of water,
alcohol, ether and chloroform, as well as the influence of the addition of emulgator
towards solubility. Lipid in water and alcohol with the formation of two insoluble phase
while the lipid soluble in ether and chloroform. Lipid membrane protein forms will also
be with the formation of stable emulsions after lipid protein mixed with 1% use albumin
diluted as emulgator. From the results of this experiment the lipid is insoluble in polar
compounds, whereas lipid soluble in nonpolar compounds and form a stable emulsion in
polar compounds with the help of emulgator.
I. PENDAHULUAN
Lipid adalah kelompok senyawa
organik kedua terbesar selain
karbohidrat dan protein yang terdapat
dalam tumbuhan, hewan dan manusia.
Lipid memiliki peranan penting dalam
struktur dan fungsi sel. Lipid mengacu
pada golongan senyawa hidrokarbon
alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena
nonpolar , lipid tidak larut dalam pelarut
polar seperti air, alcohol, eter, kloroform
dan aseton. Fungsi biologis terpenting
lipid diantaranya untuk menyimpan
energi, sebagai komponen structural
membrane sel, dan sebagai pensinyalan
sel. Berdasarkan kelarutannya tersebut,
lipid dapat diperoleh dengan cara
ekstrasi dari jaringan hewan atau
tumbuhan dengan menggunakan pelarut
nonpolar.
Lipid diklasifikasikan menjadi 3
golongan besar yaitu:
1. Lipid sederhana merupakan
senyawa ester asam lemak dan
gliserol. Contohnya minyak dan
lemak
2. Lipid kompleks (gabungan)
merupakan senyawa eter asam
lemak yang memiliki gugus lain
selain alcohol dan asam lemak.
Contohnya fosfolipid, glikolipid
dan lipoprotein
3. Derivat lipid merupakan senyawa
yang dihasilkan dari proses
hidrolisis lipid. Contohnya
vitamin larut lemak, kolestrol
Minyak dalam air akan
membentuk emulsi yang tidak stabil.
Adanya emulsifier, zat yang dapat
menstabilkan emulsi seperti detergen
atau Na2CO3 akan melarutkan
minyak dalam air sehingga
membentuk emulsi yang stabil. Daya
kerja emulsifier adalah menurunkan
nilai tegangan permukaan diantara
kedua fase cairan. Contoh emulsifier
adalah sabun, protein, garam
empedu. Proses ketengikan dapat
dipercepat oleh cahaya, kelembaban,
pemanasan aktivitas mikroba. Asam
lemak terdiri dari asam lemak jenuh
yang tidak memiliki ikatan rangkap
dan asam lemak tak jenuh yang
memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap. Lemak hewani banyak
mengandung asam lemak jenuh,
sedangkan asam lemak tak jenuh
banyak terdapat di dalam lemak
nabati. Asam lemak tak jenuh dapat
menghilangkan air brom karena
reaksi adisi brom pada ikatan
rangkap.
Kelompok senyawa lipid
lainnya yang tidak larut dalam air
seperti fosfolipid dan sterol
merupakan komponen penting
membrane sel. Kolestrol adalah
golongan sterol utama yang banyak
terdapat di alam. Untuk mengetahui
keberadaan kolesterol, dapat
dilakukan uji kolestrol dengan
pereaksi Lieberman Burchard.
II. METODE
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah labu
Erlenmeyer, neraca analitik, plat
tetes porselen, tabung reaksi,
penjepit tabung, pipet ukur, pipet
tetes dan kertas lakmus.
Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah minyak
kelapa (baru dan tengik), minyak
ikan, alcohol 96%, kloroform,
kolestrol 0,5% dalam kloroform,
eter, aquades, Na2CO3 0,5%,
NaOH, asam asetat 5M, CaCl2
5%, MgSO4 5%, larutan Pb-asetat
5%, asam asetat anhidrus, H2SO4
pekat, larutan sabun, larutan
detergen, larutan albumin 2%,
larutan empedu, margarin atau
lemak padat dan air brom.
B. Prosedur Kerja
B.1. Uji Kelarutan Lipid
Disiapkan 5 tabung reaksi
yang bersih dan kering,
kemudian diisi secara berurutan
dengan air suling, alcohol 96%,
eter, kloroform, larutan Na2CO3
0,5% masing-masing sebanyak 1
mL. Setelah itu ditambahkan
pada setiap tabung 2 tetes minyak
kelapa, kemudian tabung tersebut
dikocok hingga homogeny, lalu
dibiarkan beberapa saat. Setelah
itu diamati kelarutannya dan catat
pengamatannya.
B.2. Uji Pembentukan Emulsi
Disiapkan 5 tabung reaksi
yang bersih dan kering.
Kemudian tabung tersebut diisi
dengan bahan-bahan yang telah
dipersiapkan, tabung I dengan
2mL air dan 2 tetes minyak
kelapa, tabung II dengan 2mL air
ditambahkan Na2CO3 5% dan 2
tetes minyak kelapa, tabung III
dengan 2mL air ditambahkan 2
tetes larutan sabun dan 2 tetes
minyak kelapa, tabung IV dengan
2 mL larutan protein dan 2 tetes
minyak kelapa, tabung V dengan
2mL larutan empedu dan 2 tetes
minyak kelapa. Kemudian setiap
tabung dikocok dengan kuat, lalu
dibiarkan beberapa saat.
Kemudian diamati terjadinya
emulsi dan dicatat pada lembar
pengamatan.
B.3. Uji Keasaman Minyak
Diteteskan sedikit minyak
kelapa pada porselen tetes.
Setelah itu di uji dengan kertas
lakmus dan diamati perubahan
yang terjadi. Percobaan diulang
dengan minyak kelapa tengik dan
diamatin perbedaannya.
B.4. Uji Sifat Ketidakjenuhan
Asam Lemak
Dimasukkan 2 tetes minyak
kelapa ke dalam tabung reaksi.
Kemudian ditambahkan 2mL
kloroform, setelah itu setetes
demi setetes air brom
ditambahkan hingga warna brom
yang berwarna merah tidak
berubah. Lalu dihitung beberapa
tetes yang dibutuhkan. Percobaan
diulangi dengan menggunakan
margarin atau lemak padat dan
setelah itu jumlah tetesan
dibandingkan.
B.5 Uji Reaksi Penyabunan
Dimasukka 5mL minyak
kelapa ke dalam labu
Erlenmeyer. Kemudian
tambahkan 1,5g NaOH dan 25mL
alcohol 96%. Setelah itu,
dipanaskan hingga mendidih ±15
menit. Diambil 3 tetes laritan,
lalu dilarutkan ke dalam air.
Reaksi penyabunan telah
sempurna apabila zat tersebut
larut. Kemudian larutan tersebut,
uapkan alcohol yang tersisa.
Kemudian didinginkan, setelah
itu ditambahkan 75mL air dan
dipanaskan sampai sabun melarut
kembali. Diambil 5 mL larutan
sabun dengan pipet ukur,
kemudian dinetralkan dengan
asam asetatencer 5M. larutan
yang telah netral dibagi ke dalam
3 buah tabung reaksi. Ke dalam
tabung reaksi masing-masing
ditambahkan CaCl2 5%,MgSO4
5%dan Pb-asetat 5mL. setelah
itu, dikocok dan diamati
perubahan yang terjadi,
kemudian percobaan tersebut
diulang namun tidak perlu
dinetralkan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Kelarutan Lipid
Hasil
Peng
amat
an
Ta
bu
ng
I
Tab
ung
II
Ta
bu
ng
III
Tabu
ng IV
Tab
ung
V
Larut
/
tidak
larut
Tid
ak
lar
ut
Tid
ak
laru
t
Tid
ak
lar
ut
LarutLar
ut
Air
suli
ng
+
mi
nya
k
kel
apa
Alk
oho
l
96
%+
min
yak
kel
apa
Ete
r+
mi
nya
k
kel
apa
Klor
ofor
m+
miny
ak
kelap
a
N
a2C
O3+
min
yak
kela
pa
Berdasarkan
percobaan di atas yaitu uji
kelarutan lipid. Tabung I yaitu air
suling 1mL ditambahkan 2 tetes
minyak kelapa, hasil yang kami
dapatkan kedua larutan tersebut
tidak bisa bercampur atau tidak
larut. Hal ini terjadi karena air
termasuk larutan polar dan
minyak kelapa termasuk larutan
non polar.
Berdasarkan tabung II
yaitu alcohol 96% ditambahkan 2
tetes minyak kelapa, hasil yang
kami dapatkan kedua larutan
tersebut tidak bercampur atau
tidak larut. Hal ini terjadi karena
alcohol termasuk larutan polar
dan minyak termasuk larutan
nonpolar, tetapi apabila alcohol
tersebut dipanaskan terlebih
dahulub lalu ditambahkan
minyak kelapa, maka keduanya
akan tercampur atau larut.
Berdasarkan tabung
III yaitu larutan eter ditambahkan
2 tetes minyak kelapa, hasil yang
kami dapatkan kedua larutan
tersebut tidak bercampur atau
tidak larut tetapi seharusnya
larutan eter yang ditambahkan
minyak kelapa dapat larut. Hal
ini terjadi karena kemungkinan
tabung reaksi yang digunakan
setelah dicuci tidak dikeringkan
terlebih dahulu sehingga masih
tersisa air-air yang tidak dapat
melarutkan eter dengan minyak
kelapa.
Berdasarkan tabung
IV yaitu larutan kloroform
ditambahkan 2 tetes minyak
kelapa, hasil yang kami dapatkan
kedua larutan tersebut dapat
tercamput atau larut dan oada
tabung V yaitu larutan Na2CO3
ditambahkan 2 tetes minyak
kelapa, hasil yang kami dapatkan
kedua larutan tersebut juga
tercampur atau larut. Hal ini
terjadi karena larutan kloroform
dan larutan Na2CO3 merupakan
larutan nonpolar dan minyak
kelapa juga merupakan larutan
nonpolar. Apabila larutan
nonpolar dicampurkan dengan
larutan nonpolar maka keduanya
akan tercampur atau larut.
B. Uji Pembentukan Emulsi
Hasi
l
Pen
gam
atan
Tab
ung
I
Tabu
ng II
Tab
ung
III
Ta
bu
ng
IV
Ta
bun
g V
Laru
t/
tida
k
larut
Tida
k
larut
Tida
k
larut
Laru
t
Ti
da
k
lar
ut
Lar
ut
Air+
min
yak
kela
pa
Air+
Na2C
O3+
miny
ak
kelap
a
Air
+sa
bun
+
min
yak
kela
pa
Pr
ote
in+
mi
ny
ak
kel
ap
a
Em
ped
u+
mi
nya
k
kel
apa
Berdasarkan
percobaan di atas yaitu uji
kelarutan lipid. Tabung I yaitu
2mL air ditambahkan 2 tetes
minyak kelapa, hasil yang kami
dapatkan kedua larutan tersebut
tidak larut. Hal ini terjadi karena
kedua larutan ini tidak berfungsi
sebagai emulgator sehingga
kedua larutan ini tidak akan larut,
karena yang berfungsi sebagai
emulgator adalah sabun.
Berdasarkan tabung II
yaitu 2mLm air ditambahkan
larutan Na2CO3 dan ditambahkan
2 tetes minyak kelapa, hasil yang
kami dapatkan setelah dicampur
ketiga larutan tersebut tidak bisa
larut. Hal ini diperkirakan
konsentrasi Na2CO3 yang
digunakan untuk melakukan
oercobaan ini kurang tepat atau
diperkirakan bahan-bahan yang
dipergunakan untuk percobaan
ini kurang bagus sehingga hasil
yang dihasilkan bereaksi negatif.
Berdasarkan tabung
III yaitu 2mL air ditambahkan 2
tetes larutan sabun dan 2 tetes
minyak kelapa, hasil yang kami
dapatkan ketiga larutan tersebut
dapat larut. Hal ini terjadi Karen
pada tabung ini terdapat larutan
sabun yang berfungsi sebagai
emulsifier yang dapat
menurunkan nilai tegangan
permukaan diantara kedua fase
larutan. Adapun reaski
penyabunan :
R – COOH + NaOH R
– COONa + H2O
Berdasarkan tabung
IV yaitu larutan protein
ditambahkan 2 tetes minyak
kelapa, hasil yang kami dapatkan
kedua larutan tersebut tidak dapat
larut. Seharusnya larutan protein
yang ditambahkan minyak kelapa
dapat larut karena protein
merupakan salah satu contoh dari
emulsifier. Dalam percobaan ini
protein tidak dapat larut, hal ini
diperkirakan ada kesalahan pada
saat menghomogenkan larutan,
mungkin kedua larutan yang
sudah dicampur kurang dikocok
dengan kuat dan mungkin kami
kurang teliti pada saat member
tetesan pada larutan tersebut
sehingga kedua larutan tersebut
tidak dapat larut.
Berdasarkan tabung V
yaitu larutan empedu
ditambahkan 2 tetes minyak
kelapa, hasil yang kami dapatkan
kedua larutan tersebut dapat larut.
Hal ini terjadi karena di dalam
larutan empedu terdapat garam
empedu yang berperan sebagai
emulsifier yang dapat
menurunkan nilai tegangan
permukaan diantara kedua fase
cairan.
C. Uji Keasaman Lemak
No. Zat UjiSifat asam
atau basa
1Minyak
kelapaAsam pH = 6
2Minyak
tengikAsam pH = 6
Berdasarkan
percobaan di atas yaitu uji
keasaman lemak dengan
membandingkan sifat asam atau
basa pada minyak kelapa murni
dengan minyak kelapa tengik.
Pertama minyak kelapa murni
dan minyak kelapa tengik
masing-masing diteteskan pada
porselen tetes, kemudian di uji
dengan menggunakan kertas
indikator pH. Hasil yang kami
dapatkan pada kertas indicator
pH menunjukkan bahwa pH
antara minyak kelapa murni
dengan minyak tengik sama yaitu
6. Seharusnya pada percobaan ini
minyak tengik bersifat lebih asam
karena telah mengalami
hidrolisis dan oksidasi yang
mengahasilkan aldehid, keton
dan asam lemak bebas. Hal ini
terjadi karena minyak tengik
yang digunakan pada saat
praktikum belum terlalu tengik,
dimana dalam minyak tengik
tersebut belom mengalami
oksidasi yang sempurna yang
dapat mengalami perubahan pada
sifat kimia maupun sifat
fisikannya.
Tanda awal minyak
goreng mengalami kerusakan
adalah terbentuknya akrolein
yang menyebabkan rasa gatal
pada tenggorokan pada saat
mengkonsumsi makanan yang
digoreng dengan minyak
jelantah. Minyak jelantah sangat
disukai jamur aflatoksin yaitu
jenis jamur penghasil racun
aflatoksin yang dapat
menyebabkan kerusakan hati.
Berikut reaksi keasaman minyak:
Faktor yang kualitas
minyak adalah oksigen, semakin
sering minyak terpapar oksigen
minyak akan sering teroksidasi.
Suhu, semakintinggi suhu
minyak pada saat digunakan
proses oksidasi minyak akan
semakin cepat terjadi. Cahaya
merupakan katalis terjadinya
oksidasi. Struktur asam lemak:
D. Uji Ketakjenuhan Asam Lemak
Zat Uji
Jumlah
tetesan
larutan
Iod
Kesimpulan
Minyak
kelapa13 tetes
Lemak
jenuh
Margarine 21 tetesLemak
jenuh
Berdasarkan padaa
percobaan uji ketidakjenuhan
asam lemak, kami mengujikan
kejenuhan antara minyak kelapa
dengan margarine. Pada tabung I
diisikan minyak kelapa lalu
ditambahkan 2mL kloroform dan
ditambahkan larutan Iod dan
tabung II yaitu diisikan margarin
lalu ditambahkan 2mL kloroform
dan ditambahkan larutan Iod,
hasil yang kami dapatkan
keduanya bersifat lemak jenuh
dan tetesan Iod paling banyak
terdapat pada margarin.
Berdasarkan
percobaan yang dilakukan
seharusnya minyak kelapa
bersifat lemak tidak jenuh dan
bila dibandingkan memang
margarine yang seharusnya
memiliki sifat lemak jenuh. Hal
ini karena minyak kelapa
mempunyai ikatan rangkap yang
banyak sehingga molekul Iod
yang dibutuhkan banyak untuk
dapat bereaksi adisi dengan
minyak. Sedangkan untuk
margarine seharusnya tidak
membutuhkan molekul iodium
yang banyak karena tidak ada
ikatan rangkap sehingga di
kelompokkan dalam golongan
asam lemak jenuh.Semakin
banyak ikatan rangkap pada
lemak seakin banyak pula iod
yang dibutuhkan untuk mengadisi
ikatan rangkap tersebut.
Komposisi asam
lemak dalam trigliserida terdiri
atas asam lemak jenuh yang tidak
memiliki ikatan rangkap dan
asam lemak tak jenuh yang
memiliki satu atau lebih ikan
rangkap.
E. Uji Reaksi Penyabunan
BahanTabung
I
Tabung
II
Tabung
III
Larutan
sabun2mL 2mL 2mL
CaCl2
5%5mL - -
MgSO4
5%- 5mL -
Pb-asetat
5%- - 5mL
Hasil
Percobaa
n
Keruh
dan
ada
endapa
n
banyak
Keruh
dan
ada
endapa
n
Keruh
dan
ada
endapa
n
Berdasarkan
percobaan uji reaksi penyabunan,
pada percobaan ini menguji sifat-
sifat sabun untuk menguji
kesadahannya. Hasil yang kami
dapatkan dengan penambahan
CaCl2 5%, MgSO4 5% dan Pb-
asetat 5% membentuk endapan
pada larutan sabun. Endapan
yang terbentuk bervariasi ada
endapan putih pada penambahan
MgSO4 dan Pb-asetat dan
endapan amorf pada pembelahan
CaCl3.
Hal ini menunjukkan
bahwa jika terbentuk endapan,
maka larutan sudah bersifat
sadah.baik sabun maupun
deterjenmembentuk endapan
yang disebabkan oleh
kemampuannya untuk
mengendapkan ion Mg, Ca dan
alkali tanah. Adapun yang
menyebabkan endapan yang
terbentuk bervariasi karena
tergantung pada tingkat
kesadahan pada larutan. Semakin
banyak endapan yang terbentuk
berarti semakin sadah. Adapun
reaksinya sebagai berikut:
CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) –>
CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) –>
MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
IV. KESIMPULAN
1. Lipid tidak larut dalam air
(pelarut polar) sedangakan larut
dalam pelarut nonpolar
2. Penambahan minyak kelapa
terhadap sabun, Na2CO3, eter dan
larutan empedu membentuk
emulsi yang stabil sedangkan
pada air tidak membentuk emulsi
3. Margarin lebih jenuh
dibandingkan dengan minyak
kelapa
4. Minyak tengik bersifat lebih
asam dibandingkan minyak
murni
5. Sabun dapat mengendapkan ion
Mg, Ca dan alkali tanah
V. Daftar Pustaka
Chang, Raymond.2008.Kimia
Dasar 2.Jakarta:Erlangga
Fessenden & Fessenden JS.1986
Kimia Organik.AH
Pundjaatmaka
Ph.D.Jakarta.Erlangga
Poedjiadi, Anna.1994.Dasar-Dasar
Biokimia.Jakarta:UI Press
Sumardjo,Damin.2006.Pengantar
Kimia.Jakarta:Buku
Kedokteran EGC
Sumarlin, La Ode.2013.Dasar-Dasar
Biomolekul Dan Konsep
Metabolisme.Ciputat:Program
Studi Kimia FST UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta