Ujian Akhir Semester
-
Upload
nina-febriantina -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
description
Transcript of Ujian Akhir Semester
UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH HUKUM DAN POLITIK
Nama :David Pandapotan Simanjuntak
NPM:1112011096
Mata Kuliah Minat Hukum Tata Negara /Hukum dan Politik/Armen Yasir ,S.H,M.Hum
Jawaban
1. Analisis ketentuan pasal 6A ayat (2) UUD 1945dari perspektif hukum dan politik ,serta
argument hukum dan politik yang berhubungan dengan:
a. Implikasi terhadap pasangan calon
Pasal 6A ayat (2) yang menyatakan bahwa “calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan
oleh Partai politik dan/atau Gabungan Partai Politik Peserta Pemilihan umum” hal tersebut
merupakan sebuah konsekuensi logis dari Pasal 6A ayat (1) yang menyatakan bahwa Presiden
dan Wakil Presiden dipilih dalam satu Pasangan secara langsung oleh rakyat”, dengan adanya
pemilihan yang dipilih oleh rakyat secara one man, one vote maka, mendorong partai politik
sebagai wadah penampung aspirasi rakyat, untuk mengambil hak konstitusional partai politik
dalam mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Pengusulan Presiden dan wakil presiden dalam pemilihan presiden oleh partai politik atau
gabungan beberapa partai politik yang memenuhi kuota kursi di parlemen sebenarnya tidak
terlepas dari infrastruktur dan suprastrur sistem politik yang ada di Indonesia ,hal tersebut
dikarenakan legislative atau DPR yang berwenang membuat undang-undang tersebut berasal dari
partai politik,otomatis pada saat pencalonan Presiden atau wakil presiden secara mutlak akan
disepakati bahwa harus berasal dari partai politik lah pengusulan calon presiden atau wakil
presiden tersebut.Bahkan dalam daftar gugatan di Mahkamah Konstitusi belum ada hingga kini
gugatan tertulis dari pihak manapun yang menyatakan keberatan atas point dalam pasal ini.
Dengan demikian secara politis Presiden atau wakil presiden yang diusulkan oleh partai
politik tersebut harus berasal dari kader partai atau tokoh yang berpengaruh dan telah memiliki
kesepakatan dengan partai-partai pengusung.Pengaturan yang meyatakan hubungan hukum
anatara Presiden dengan partai politik hanya dapat kita lihat pada pasal 6 UUD ,dengan demikian
saya menyimpulkan hubungan hukum antara presiden serta wakil presiden dan partai politik
hanya terjadi pada saat sebelum pemilihan umum,sedangkan setelah pemilihan hubungan
presiden dan partai politik adalah hubungan yang bersifat politis.
Adanya pengaturan yang tertuang dalam Pasal 6A ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945
tersebut secara hukum berarti pencalonan presiden dan wakil presiden oleh partai politik atau
gabungan partai politik yang memenuhi kuota perolehan kursi di parlemen merupakan suatu
syarat mutlak yang harus ditaati.Namun implikasi dari hanya adanya pengaturan mengenai
hubungan presiden serta wakil presiden dan partai politik sesudah pemilu-lah yang dapat
mengindikasi adanya konflik kepentingan ,Presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh
partai politik pengusungnya tentu tidak dapat dengan sebebas-bebasnya menjalankan kekuasaan
eksekutifnya,kesepakatan yang dibuat oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden dengan
partai tentang politik transaksional bagi-bagi kursi mentri dan sebagainya pastilah ada .
b.Implikasi Dari Gabungan Partai Politik
Untuk menjadi calon Presiden dan Wakil Presiden harus melalui mekanisme partai
politik yang telah diatur oleh dasar negara Indonesia yang menjadi fondasi partai politik dalam
mewujdkan proses demokrasi di Indonesia, mekanisme tersebut telah diatur dalam Pasal 6A ayat
(2) UUD 1945 yang mengharuskan calon Presiden dan Wakil Presiden tersebut diusulkan oleh
partai politik atau gabungan partai politik, dengan adanya pencantuman pasal tersebut
menjadikan peran partai politik sebagai penghubung antara rakyat dan lembaga negara yang ada,
sehingga dalam proses pendemokrasian kehidupan ketatanegaraan, partai politik memiliki posisi
strategis sebagai intermediate actor (aktor penghubung) dalam kekuasaan pemerintahan negara.
Dalam Pasal 10 Undang no 42 tahun 2008 menyatakan penentuan calon Presiden dan
Wakil Presiden ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme Partai Politik yang ingin mencalonkan
calonnya untuk mengikuti Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, partai politik juga berhak
unutk melakukan kesepakatan dengan partai politik lain apabila calon yang hendak di usung
sama, dan berhak untuk menggabungkan diri dengan partai lain apabila mempunyai kesamaan
Visi misi.
Dampak dari reformasi di Indonesia salah satunya adalah sistem kepartaian yang dianut
oleh Indonesia,yaitu sistem multi partai,sehingga partai-partai di Indonesia jumlahnya tidak
sedikit.Jika ditinjau dari segi hukum dan Hak Asasi Manusia hal tersebut hal tersebut tidaklah
salah,karena menyangkut kebebasan berkumpul dan berserikat,serta sebagi media untuk
menyalurkan aspirasi rakyat .Dari sekian banyak partai yang ada di Indonesia tentunya pasti
memiliki visi dan misi yang berbeda satu dengan yang lainnya, namun dampak dari gabungan
dari beberapa partai politik untuk dapat mengusulkan pasangan presiden dan wakil presiden yang
memiliki visi yang sama saya rasa merupakan retorika belaka.Dapat dikatakan ,koalisi dari
beberapa partai tersebut bukan sepenuhnya untuk mewujudkan visi dan misi partai ,melainkan
sebagai media untuk memperoleh kekuasaan atau kursi mentri.Hal tersebut dapat kita lihat dari
jarangnya beberapa partai yang berani untuk menjadi oposisi karena alasan perbedaan visi yang
dimiliki oleh presiden dan wakil presiden yang terpilih.Dengan kata lain implikasi dari gabungan
partai politik untuk mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadikan visi dan
misi partai yang ideal tidak akan terwujud.
c.Implikasi Terhadap Pembentukan Kabinet
Dengan penjelasan pasal-pasal dalam UUD 1945, mulai Pasal 10 sampai dengan Pasal 15
tersebut menyatakan secara tidak langsung kekuasan dan kedudukan Presiden adalah
konsekuensi dari kedudukan Presiden selaku kepala negara dan kepala pemerintahan, sesuai
dengan penjelasan Pasal 4 dan Pasal 8 UUD NRI 1945, maupun ketentuan pasal lainnya yang
berhubungan dengan kedudukan hukum Presiden selaku kepala pemerintahan dapat digolongkan
kedalam pasal yang lebih khusus dan spesifik lagi. Ini merupakan konsekuensi dari kedudukan
Presiden sebagai kepala pemerintahan, sedangkan Pasal 4 sampai dengan Pasal 15 mengatur
tentang kekuasaan pemerintah negara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kekuasaan
Presiden sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara, disatukan dalam kekuasaan pemerintah
negara.
Seperti yang kita ketahui dalam pasal 6A ayat (2) UUD 1945 Presiden dan wakil presiden
diusulkan dan dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik,demikian juga dalam
proses kampanyenya tidak dapat dilepaskan dari kekuatan partai politik pengusung.Proses
pecalonan Presiden dan wakil presiden yang diusulkan yang telah melalui mekanisme partai
tentunya telah memiliki kesepakatan dengan partai pengusung .Kesepakatan tersebut biasanya
berkaitan dengan amanah partai pendukung yang harus dijalankan oleh presiden dan wakil
presiden ketika menjabat.Politik transaksional mengenai bagi-bagi kursi di mentri merupakan
suatu budaya yang telah ada sejak keberadaan Negara ini .
Dalam sistem pemerintahan presidensial ,presiden selaku kepala pemerintahan memiliki
hak untuk memilih menteri-menteri yang akan membantu presiden dalam menjalankan roda
pemerintahan atau dengan kata lain presiden sebagai formatur tunggal dalam kabinet.Namun
kesepakatan yang dibuat antara presiden dan wakil presiden dengan partai politik pengusung
inilah yang sering menyebabkan terjadinya ketidakprofesionalan dalam hal penyusunan kabinet.
Dapat kita lihat dari kabinet yang disusun oleh presiden dan wakil presiden terpilih tersebut
berasal dari ketua ataupun kader partai terbaik pendukung,namun yang menjadi dilematis adalah
proses penyusunan kabinet tersebut seringkali tidak menetapkan orang yang benar-benar
professional di bidangnya tersebut.Hal demikianlah yang menyebabkan proses berjalannya
pemerintahan dalam kabinet tidak dapat berjalan dengan ideal.
2. Analisis pola penyelenggaraan pemilihan Presiden 9 Juli 2014
Tidak dapat dipungkiri ,pasca Reformasi proses bergulirnya demokrasi dalam hal
menjalankan amanat kedaulatan rakyat di Indonesia semakin bebas,bahkan sangat bebas.Hal
tersebut dapat kita lihat salah satunya dari proses kampanye para presiden dan wakil presiden
saat ini yang demikian bebasnya .
Proses penyelenggaraan pemilihan presiden yang akan dilaksanakan 9 Juli 2014 mendatang
ibarat dua sisi mata uang yang memiliki dampak positif dan negative.Dari sisi positif nya dapat
kita lihat bahwa dengan diadakannya debat presiden dan maraknya kampanye di dunia maya
memberikan dampak kepada masyarakat untuk dapat lebih mengenal calon presiden dan wakil
presiden yang akan dipilihnya ,lebih memahami visi dan misinya,lebih mendalami akan
kapasitas dan kapabilitasnya dari cara bertutur,pengetahuannya akan kondisi terkini di Negara
yang akan dipimpinnya dan lain halnya.Hal tersebut sebenarnya adalah baik dan menandakan
semakin modern dan kreatifya pesta demokrasi yang akan berlangung di Negara kita.Namun jika
kita membandingkan antara sisi positf dan negatif antara pola penyelenggaraan pemilihan umum
sekarang ini menurut hemat saya lebih memiliki unsuri negatifnya ,unsur negative yang saya
analisis dengan pola penyelenggaraan pemilihan presiden pada saat ini adalah:
Pendidikan Politik Yang Tidak Sehat Kepada Masyarakat
Pola penyelenggaraan pemilihan umum pada saat ini menurut hemat saya lebih
cenderung pada pembodohan publik kepada masyarakat dan pendidikan politik yang
tidak sehat kepada masyarakat,dapat kita lihat dari beberapa acara di media tingkah
laku dan statement para tim suskses dari masing-masing calon kurang menunjukkan
etika dalam berperilaku,selain itu dapat kita lihat juga dari sikap para tokoh
masyarakat yang selama ini menjadi panutan dan teladan menjadi tidak netral dan
tidak pantas dicontoh perilakunya dalam menyikapi pemilihan presiden.
Media Yang Tidak Netral Lagi
Tidak dapat dipungkiri peran media masa dalam menyampaikan informasi kepada
masyarakat sangatlah besar dan sangat mempengaruhi masyarakat,dapat kita lihat
dari peran media dalam proses proklamasi kemerdekaan Indonesia hingga proses
bergulirnya reformasi.Dari kejadian-kejadian besar tersebut dapat kita lihat begitu
besarnya peran media dalam mempengaruhi opini masyarakat ,khusunya kalangan
non intelektual.
Walaupun kita ketahui bahwa hampir semua media dimiliki oleh salah satu tim sukses
calon namun peran media yang netral dalam menyampaikan informasi kepada
masyarakat ,kita lihat pada saat ini media masa bukan lagi menjalankan seyogianya
fungsinya sebagai media untuk menyampaikan informasi yang akurat dan
berimbang,namun malah sebagai media kampanye bahkan black campaign terhadap
calon dari pihak lawan.
Tidak Sesuai Dengan Budaya Bangsa Indonesia
Budaya bangsa Indonesia adalah budaya yang bersumber dengan falsafah
pancasila ,kebhineka tunggak ika-an,kesantunan ,namun dapat kita lihat dari
penyelenggaraan pemilihan presiden sekarang ini,budaya itu perlahan seolah luntur
dengan budaya yang begitu liberal ,bahkan untuk menyerang lawan main politiknya
tidak segan-segan melakukan black campaign hingga menyangkut ke persoalan yang
berifat prifasi.
Dan nasih banyak lagi sebenarnya ulasan mengenai sisi positif dan negtif pola penyelenggaraan
pemilihan presiden di Indonesia dewasa ini.Adalah baik memang jika proses penyelenggaraan
pemilihan presiden dan wakil presiden dewasa ini makin modern dan cenderung tidak
kaku.Namun alangkah baiknya jika proses pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2014 ini
bila kita dilakukan dengan cara yang lebih santun dan cerdas serta media masa dapat
menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya dan tetap menjaga netrlitasnya.Black campaign
memang suatu hal yang pasti terjadi dalam setiap pemilihan presiden dan wakil presiden ,namun
hal tersebut sebenarnya tidak akan terlalu berpengaruh terhadap masyarakat jika media informasi
dan komunikasi dapat tetap bersifat netral.Dan satu hal lagi yang seharusnya masyarakat
perhatikan adalah agar tidak terlalu fanatic dan menjelek-jelakkan salah satu calon yang bukan
menjadi pilihannya ,karena suka tidak suka dan mau tidak mau salah satu pasangan dari dua
pasang calon presiden dan wakil presiden inilah yang kelak akan memimpin Negara ini kedepan.