Uji Triangle
-
Upload
juju-junengsih -
Category
Documents
-
view
162 -
download
11
Transcript of Uji Triangle
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN
UJI TRIANGLE
Disusun Oleh :
JUJU JUNENGSIH
10/297392/PN/11910
TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
LABORATORIUM TEKNOLOGI IKAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengujian sensori sangat penting dalam pengembangan produk, terutama produk baru
karena dapat meminimalkan resiko dalam pengambilan keputusan. uji sensori dapat
digunakan untuk menilai adanya perubahan yang dikehendaki atau tidak dikehendaki dalam
produk atau formulasi bahan untuk resep produk, mengidentifikasi area pengembangan,
menentukan apakah optimasi telah diperoleh, mengevaluasi produk pesaing, mengamati
perubahan yang terjadi selama proses atau penyimpanan dan memberikan data yang
diperlukan bagi promosi produk (Setyaningsih, 1998). Salah satu uji sensori yang sering
digunakan adalah uji pembedaan.
Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan sifat
sensorik atau organoleptik antara dua sampel. Meskipun dapat saja disajikan sejumlah
sampel, tetapi selalu ada dua sampel yang dipertentangkan. Uji ini juga dipergunakan untuk
menilai pengaruh beberapa macam perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan
pangan suatu industri, atau untuk mengetahui adanya perbedaan atau persamaan antara dua
produk dari komoditi yang sama. Jadi agar efektif sifat atau kriteria yang diujikan harus jelas
dan dipahami panelis. Keandalan (reliabilitas) dari uji pembedaan ini tergantung dari
pengenalan sifat mutu yang diinginkan, tingkat latihan panelis dan kepekaan masing-masing
panelis (Rahadrjo, 1998).
Pengujian pembedaan juga dapat digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam
perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri atau untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi yang
sama. Salah satu contoh pengujian pembedaan adalah uji triangle yang lebih banyak
digunakan karena lebih peka daripada uji pasangan. Hal inilah yang mendasari dilakukan
acara praktikum uji triangle.
Uji triangle merupakan salah satu metode pengujian yang banyak digunakan di dalam
pengujian mutu produk terutama produk hasil perikanan. Hal ini dikarenakan metode
pengujian yang mudah dan sederhana sehingga dapat dilakukan oleh semua orang (Kartika et
al., 1988). Selain itu, metode pengujian ini tergolong murah karena hanya menggunakan
peralatan yang sederhana sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal.
II. METODE PRAKTIKUM
A. Alat
1. Alat tulis
2. Lembar penilaian (scoresheet)
3. Cup plastik
4. Penutup mata
B. Bahan
1. Sampel bakso (2 sampel dengan tingkat kekenyalan yang sama dan 1 sampel dengan
tingkat kekenyalan yang berbeda)
C. Cara Kerja
1. Penyaji menyiapkan 3 buah bakso yang disajikan dalam cup plastik. Masing-masing
cup plastik diberi kode yang terdiri dari 3 angka acak.
2. Masing-masing panelis diberikan 3 gelas uji beserta scoresheet.
3. Masing-masing panelis diminta menetukan salah satu sampel yang berbeda tingkat
kekenyalannya.
4. Mekanismenya panelis masuk keruangan uji dengan didampingi asisten sekaligus
membantu panelis di dalam melakukan penilaian terhadap sampel yang diujikan. Hal
ini dikarenakan selama proses pengujian mata panelis ditutup untuk memaksimalkan
proses penilaian data dan menghasilkan data yang akurat.
5. Pengujian dilakukan sebanyak 7x.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Data Hasil Uji Triangle
No
.Nama Panelis
Jawaban
Benar
Persentas
e (%)
Keterangan
(sig. 5%)
1 Maria 3 42.86 Tidak terlatih
2 Dewi 7 100.00 terlatih
3 M. Iqbal 7 100.00 terlatih
4 Faldo 7 100.00 terlatih
5 Vivi 7 100.00 terlatih
6 Chatarina 7 100.00 terlatih
7 Ryvonne 7 100.00 terlatih
8 Isnarsela 5 71.43 terlatih
9 Tri Indah 7 100.00 terlatih
10 Yasinta 7 100.00 terlatih
11 Alfani 7 100.00 terlatih
12 Dwi 7 100.00 terlatih
13 Diani 7 100.00 terlatih
14 Igan 7 100.00 terlatih
15 Ari W 7 100.00 terlatih
16 Rr. Radipta 7 100.00 terlatih
17 Fadli 7 100.00 terlatih
18 Kun C 7 100.00 terlatih
19 Abdurriza 7 100.00 terlatih
20 Terry 7 100.00 terlatih
21 Ari A 7 100.00 terlatih
22 Ichsan 7 100.00 terlatih
23 Dika 7 100.00 terlatih
24 Juju 7 100.00 terlatih
B. Pembahasan
Soekarto (1985) menyebutkan bahwa uji triangle termasuk salah satu dari uji
pembedaan yang digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil. Uji ini dimaksudkan
untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan sifat sensorik atau organoleptik antara dua
contoh produk sehingga tidak ada produk sebagai pembanding. Pembedaan dalam uji triangle
tidak terarah, tidak perlu disertai pernyataan sifat yang satu lebih dari yang lainnya, cukup
menyatakan ada perbedaan atau tidak.
Pengujian ini lebih banyak digunakan karena lebih peka daripada uji berpasangan.
Dalam pengujian ini kepada masing-masing panelis disajikan secara acak tiga contoh produk
dengan kode berbeda dimana dua dari ketiga produk sama. Panelis diminta memilih satu di
antara tiga contoh mana yang mempunyai perbedaan. Keseragaman tiga contoh sangat
penting seperti ukuran atau bentuk. Sifat contoh yang tidak sama dimiliki dari ketiga contoh
tersebut dibuat sama (Soekarto, 1985).
Mula-mula metode ini dikembangkan oleh Bengtsson untuk pengendalian mutu dan
riset, selanjutnya juga digunakan untuk seleksi panelis (Setyaningsih, 2010). Uji triangle ini
ada yang bersifat sederhana, artinya hanya untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dua
macam sampel, tetapi ada yang sifatnya lebih terarah, untuk mengetahui sejauh mana
perbedaan antara dua sample tersebut.
Pengujian ini menggunakan tiga sampel berkode secara acak. Dua dari tiga sampel
tersebut sama dan sampel yang ketiga berbeda. Panelis diminta memilih satu diantara tiga
sampel yang berbeda dari dua sampel yang lain. Dalam uji ini tidak ada contah baku atau
pembanding.
Kehandalan dari uji triangle ini tergantung dari pengenalan sifat masing-masing mutu
yang diinginkan, tingkat latihan dan kepekaan masing-masing panelis. Pada praktikum ini,
digunakan panel agak terlatih yaitu mahasiswa. Menurut Soekarto (1985), panelis dalam
kategori ini, mengetahui sifat-sifat sensorik dari contoh yang dinilai karena mendapat
penjelasan atau sekedar latihan. Panelis untuk panel agak terlatih jumlahnya terletak diantara
panelis terlatih dan panelis tidak terlatih. Jumlah itu berkisar antara 15-25 orang. Makin
kurang terlatih makin besar jumlah panelis yang diperlukan.
Prinsip pengujian dengan metode triangle adalah memberikan 3 sampel dimana 2 dari
3 sampel tersebut memiliki intensitas parameter uji yang sama sehingga diharapkan ketika
dilakukan pengujian, panelis dapat membedakan sampel mana yang paling berbeda dari
ketiga sampel yang disajikan, uji ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara sampe
lmakanan yang disajikan berdasarkan parameter yang diujikan (Soekarto, 1985).
Sampel yang digunakan di dalam praktikum uji triangle ini yaitu bakso ikan. Bakso
ikan merupakan salah satu produk olahan hasil perikanan berupa daging ikan yang dicampur
dengan bumbu dan tapioka dan dibentuk bulat sehingga menghasilkan tekstur yang kenyal
dan lembut ketika direbus ataupun digoreng. Parameter yang diukur dalam uji ini yaitu
kekenyalan.
Praktikum mengenai uji triangle difokuskan untuk pengujian tekstur dari sampel
bakso ikan. Pengujian ini memiliki beberapa tahapan kerja. Pertama yang dilakukan adalah
mempersiapkan semua alat dan bahan yang digunakan untuk proses pengujian. Setelah semua
alat dan bahan siap, praktikan masuk kedalam ruang pengujian dengan didampingi asisten
dan tim piket. Praktikan yang masuk kedalam ruangan harus menggunakan penutup mata.
Hal ini bertujuan agar praktikan yang berperan sebagai panelis hanya fokus terhadap
parameter yang diujikan yaitu tekstur sehingga konsentrasi panelis tidak terganggu dan
memunculkan persepsi yang mungkin timbul bila melihat kenampakan dari sampel bakso
yang disediakan. Panelis yang melakukan pengujian harus menebak sampel mana yang
memiliki teksstur yang berbeda sebanyak 7 kali ulangan.
Hasil pengamatan dan analisis data yang diperoleh selama kegiatan praktikum,
terdapat 24 orang panelis yang melakukan pengujian triangle dan didapatkan hasil hanya 2
panelis yang tidak menjawab hasil pengujian secara sempurna. 2 panelis tersebut menjawab
benar 5 (Isnarsela) dan 3 (Maria) dari 7 sampel yang disediakan, sehingga persentase benar
kedua panelis tersebut tidak 100%. Hasil pengamatan menunjukkan hanya terdapat 1 orang
panelis tidak terlatih sedangkan sisanya panelis terlatih. Panelis terlatih merupakan panelis
yang mampu menjawab benar ≥ 5 dari 7 sampel sedangkan panelis tidak terlatih hanya
mampu menjawab < 5 dari 7 sampel yang disediakan. Hal ini dapat dilihat dari statistic chart
(tabel statistik) 1 dengan number of tester (banyaknya ulangan uji) sebanyak 7x dan
digunakan signifikansi (tingkat kepercayaan) 5% sehingga berdasarkan tabel tersebut panelis
dapat dikatakan terlatih apabila jumlah jawaban benarnya ≥ 5 sedangkan jika jawaban
benarnya< 5 maka panelis tersebut masuk ke dalam kategori tidak terlatih.
A. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Pengujian triangle dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat
kekenyalan antara ketiga sampel bakso yang digunakan yang mana 2 dari ketiga
sampel memiliki kekenyalan yang sama.
b. Panelis yang digolongkan di dalam kategori terlatih merupakan panelis yang
mampu menjawab benar ≥ 5 dari 7x uji sedangkan panelis yang tidak terlatih
merupakan panelis yang jumlah jawaban benarnya < 5 dari 7x uji.
c. Panelis yang melakukan uji sebanyak 24 orang dan hanya 1 orang panelis yang
tidak terlatih sedangkan yang lainnya terlatih.
2. Saran
Sebaiknya parameter yang diujikan lebih bervariasi lagi. Tujuannya agar praktikan
lebih memahami cara menguji triangle.
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, B., B. Hastuti., W. Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi
UGM. Yogyakarta.
Rahardjo, J. T. M. 1998. Uji Inderawi. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman.
Purwokerto.
Setyaningsih, Dwi. 2010. Analisis Sensori Untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press.
Bogor.
Soekarto, Soewarno. 1985. Penilaian Organoleptik. PT. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.