Uji Toksisitas Akut Jus Daun Katuk pada Hepar Tikus Betina Galur Wistar
-
Upload
lufendy-kusuma-wisnuaji -
Category
Documents
-
view
179 -
download
1
Transcript of Uji Toksisitas Akut Jus Daun Katuk pada Hepar Tikus Betina Galur Wistar
IDENTIFIKASI EFEK TOKSIK AKUT JUS DAUN KATUK (Sauropus androgynus)
PADA HEPAR TIKUS GALUR WISTAR
Lufendy Kusuma Wisnuaji(1080840)
LATAR BELAKANG
KeamananKhasiat
ASIDEATH
TOKSIK
FIRST-PASS METABOLISM
Rumusan masalah• Berapa nilai LD50 dari uji toksisitas akut jus daun katuk pada tikus
betina galur Wistar?• Apakah ada perubahan kondisi fisik tikus betina galur Wistar
setelah pemberian jus daun katuk?• Apakah ada perbedaan kondisi makroskopis dan mikroskopis
hepar tikus betina galur Wistar setelah pemberian jus daun katuk?
Tujuan penelitian• Mengetahui nilai LD50 dari uji toksisitas akut jus daun katuk pada
tikus betina galur Wistar.• Mengetahui efek pemberian jus daun katuk terhadap kondisi fisik
tikus betina galur Wistar.• Mengetahui efek pemberian jus daun katuk terhadap perbedaan
kondisi makroskopis dan mikroskopis hepar tikus betina galur Wistar.
Manfaat Penelitian• Bagi Peneliti :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai toksisitas bahan alam dan menjadi sumber informasi penelitian lebih lanjut mengenai uji toksisitas subkronis pemberian jus daun katuk (Sauropus androgynus) pada tikus betina galur Wistar• Bagi ilmu pengetahuan:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kekayaan ilmu pengetahuan di bidang ilmu farmasi terutama dalam pengembangan dan penelitian obat-obat herbal sekaligus dalam hal toksikologi.
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat• Alat
Pada penelitian ini digunakan beberapa alat yaitu timbangan tikus, kandang tikus, botol minum, sonde oral, timbangan analitik (Sartorius BL 210 S), satu set alat bedah minor, mikroskop cahaya (Olympus CX21), mortir, stamper, pengayak 100 mesh, spuit injeksi 1 ml dan 3 ml, alumunium foil, beaker glass 50 ml, gelas ukur 10 ml, pengaduk, pot, Freeze-dryer, dan Moisture content balance (Mettler Toledo HB43).
• Bahan
Bahan yang digunakan di penelitian ini adalah daun katuk, aquadest, buffered formali 10%, CMC Na, Ketamin 1000 mg/ 10 ml
Variabel Penelitian• Variabel Tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah kondisi fisik hewan coba selama masa pengamatan dan end phase, kondisi makroskopis dan mikroskopis hepar pada end phase dan nilai LD50.
• Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah dosis serbuk daun katuk.• Variabel Terkendali
Variabel terkendali pada penelitian ini adalah asal pengambilan daun katuk, bentuk food processing, jenis kelamin tikus dan galur tikus.
Syarat:
Makanan pellet B12 1x/hari ± 10g/tikus
Minum aquadest secukupnya
Suhu kandang 22±3ᵒC
Kelembaban 30-70%
Pencahayaan 12 jam terang dan 12 jam gelap
Kandang dengan alas serbuk gergaji
Persiapan dan Adaptasi Hewan Coba
Tikus Betina Galur Wistar
Cuci dan Keringkan
Pisahkan daun dari tangkai
Suspensi
Daun katuk
Cuci dan keringkan
Freeze-Dry
GerusAyak dengan pengayak 100 mesh
Serbuk kering daun katuk
MoistureContent
Preparasi Bahan Uji
SKEMA KERJA
DEATH
aquadest
1000 mg/kg BB
500 mg/kg BB
3000 mg/kg BB
5000 mg/kg BB
Perhitungan LD50
Makroskopis Mikroskopis
Hidup Exsanguination via cardiac puncture
Dibedah
Organ hepar diambilPemberiaan Sediaan
Pengamatan selama 14 hari
Preparasi Bahan Uji
Analisis
TEKNIK ANALISIS DATA
Data
LD50Hasil Pengamatan Makroskopis dan Mikroskopis
Uji NormalitasUji Non-parametrik Kruskall-wallis
Uji Homogenitas
Uji parametrik ANAVA satu arah
Uji Probitp<0,05
p<0,05p>0,05
p>0,05
HASIL PENELITIAN
Kelompok Perlakuan Jumlah Sampel
Jumlah Tikus Mati
F (-) Aquadest 3 0F 1 Jus Daun Katuk 500 mg/kgbb 3 0
F 2 Jus Daun Katuk 1000 mg/kgbb
3 0
F 3 Jus Daun Katuk 3000 mg/kgbb
3 0
F 4 Jus Daun Katuk 5000 mg/kgbb
3 0
Tabel Jumlah Tikus yang Mati Setelah Pemberian Jus Daun Katuk Pada Pengamatan 14 Hari
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak ada satupun tikus yang mati dari seluruh kelompok sehingga tidak dapat dilakukan uji probit. Didapatkan nilai LD50 > 5000 mg/kg BB dan tergolong tidak toksik.
KelompokTikus
ke-Perlakuan
Kerontokan rambut
Kejernihan Mata
Ada/tidaknya lendir di hidung
Ada/tidaknya diare
Aktivitas motorik dan pola perilaku
F (-)
1
Aquadest
Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
2 Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
3 Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
F 1
1Dosis 500 mg/kg
BB
Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
2 Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
3 Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
F 2
1Dosis 1000 mg/kg
BB
Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
2 Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
3 Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
F 3
1Dosis 3000 mg/kg
BB
Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
2 Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
3 Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
F 4
1Dosis 5000 mg/kg
BB
Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
2 Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
3 Tidak ada Jernih Tidak ada Tidak ada Normal
Tabel Hasil Pengamatan Kondisi Fisik Hewan Coba Selama Penelitian
Gejala toksik diamati selama 14 hari, sesaat sebelum eutanasia hewan coba diamati kembali dan ternyata tidak timbul perbedaan. Waktu muncul dan lamanya gejala toksik tidak dapat diketahui karena tidak muncul gejala toksik pada semua hewan coba. Semua tikus aktif dan rasa ingin tahunya besar serta mempunyai rambut yang bagus dan tidak rontok, bermata jernih, hidungnya tidak berlendir, dan tidak diare.
KelompokTikus
ke-Bobot sebelum diberi
perlakuan (g)Bobot sebelum dieutanasia (g)
Perubahan Bobot badan (g)
% Perubahan Bobot Badan*)
F (-)
1 158,0 169,0 11,0 6,962 115,0 133,2 18,2 15,83
3 128,0 138,0 10,0 7,81
± SD 133,67±22,05 146,73±19,54 14,73±23,89 10,2±4,89
F 11 117,0 140,3 23,3 19,912 146,5 148,2 1,7 1,163 128,0 177,4 49,4 38,59
± SD 130,50±14,90 155,3±19,54 24,80±23,89 19,00±18,72
F 21 120,0 119,4 -0,6 -0,502 140,0 153,5 13,5 9,643 133,0 148,4 15,4 11,58
± SD 131,00±10,14 140,43±18,39 9,43±8,74 7,20±6,49
F 31 122,5 119,2 -3,3 -2,692 138,0 174,9 36,9 26,743 131,0 124,0 -7,0 -5,34
± SD 130,50±7,76 139,37±30,86 8,87±24,35 6,80±17,80
F 41 123,5 140,6 17,1 13,852 138,0 148,3 10,3 7,463 131,0 134,8 3,8 2,90
± SD 130,83±7,25 141,23±6,77 10,40±6,65 7,95±5,50
Tabel Hasil Pengamatan Bobot Badan
*) =
Hasil uji normalitas dan homogenitas menunjukkan bahwa data persen perubahan bobot badan merupakan data yang terdistribusi normal (p=0,331) dan homogen (p=0,151). Sehingga dilakukan uji ANAVA satu arah.
Sum of Squares df Mean Square F pBetween Groups 374,713 4 93,678 0,613 0,663Within Groups 1527,180 10 152,718
Total 1901,894 14
Tabel Hasil Uji ANAVA Satu Arah Persen Perubahan Bobot Badan Tikus
Hasil uji ANAVA satu arah menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada % perubahan bobot badan (p>0,05).
Kelompok Tikus ke-Bobot Badan
(g)Morfologi
HeparBobot Hepar
(g)
Rasio Bobot Hepar Terhadap Bobot
Badan*) (%)
Volume Hepar (ml)
Rasio Volume Hepar Terhadap Bobot
Badan**) (%)
Aquadest1 169,0 Normal 6,8609 4,06 6,0 3,552 133,2 Normal 5,5023 4,13 5,2 3,903 138,0 Normal 5,4270 3,93 3,8 2,75
± SD 5,9300±0,81 4,04±0,10 5,00±1,11 3,40±0,59KV (%) 13.61 2.51 22.27 17.34
5001 140,3 Normal 5,4654 3,90 4,4 3,142 148,2 Normal 5,8730 3,96 5,7 3,853 177,4 Normal 5,7440 3,24 4,8 2,71
± SD 5,6941±0,21 3,70±0,40 4,97±0,67 3,23±0,58KV (%) 3.66 10.80 13.41 17.81
10001 119,4 Normal 4,1760 3,50 5,5 4,612 153,5 Normal 5,8600 3,82 5,4 3,523 148,4 Normal 5,9328 4,00 4,7 3,17
± SD 5,3229±0,99 3,77±0,25 5,20±0,44 3,77±0,75KV (%) 18.67 6.71 8.38 19.94
30001 119,2 Normal 5,0054 4,20 4,4 3,692 174,9 Normal 7,3753 4,22 6,9 3,953 124,0 Normal 4,7835 3,86 4,6 3,71
± SD 5,7200±1,44 4.09±0,2 5,30±1,39 3,78±0,14KV (%) 25.11 4.94 26.21 3.82
50001 140,6 Normal 5,2493 3,73 4,4 3,132 148,3 Normal 8,1055 5,47 6,8 4,593 134,8 Normal 5,6965 4,23 4,4 3,26
± SD 6,3500±2,02 4.48±1,23 5,20±1,7 3,66±1,03KV (%) 30.25 26.75 30.30 26.75
Tabel Hasil Pengamatan Makroskopis Hepar
*)= **)=
Sum of Squares
df Mean Square
F p
Between Groups 1,133 4 0,283 1,314 0,329Within Groups 2,155 10 0,215
Total 3,288 14
Hasil uji normalitas dan homogenitas dari data rasio bobot hepar terhadap bobot badan menunjukkan bahwa data terdistribusi normal (p=0,06) dan homogen (p=0,027). Oleh karena itu dilakukan uji ANAVA satu arah untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan. Hasil uji dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel Hasil Uji ANAVA Satu Arah Rasio Bobot Hepar Terhadap Bobot Badan
Hasil uji ANAVA satu arah menunjukkan nilai p=0,329 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada rasio bobot hepar terhadap bobot badan.
Data rasio volume hepar terhadap bobot badan merupakan data terdistribusi normal (p=0,487) dan homogen (p=0,193) sehingga dilakukan uji ANAVA satu arah untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan.
SS df MS F p
Rasio volume hepar
terhadap bobot badan
Between Groups
0,704 4 0,176 0,459 0,765
Within Groups 3,834 10 0,383 Total 4,537 14
Tabel Hasil Uji ANAVA Satu Arah Rasio Volume Hepar Terhadap Bobot Badan
Hasil uji ANAVA satu arah menunjukkan nilai p=0,765 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada rasio volume hepar terhadap bobot badan.
Kelompok Perlakuan Tikus ke- Nekrosis
F (-) Aquadest1 Tidak ada2 Tidak ada3 Tidak ada
F 1 Jus daun katuk dosis 500 mg/kg bb1 Tidak ada2 Tidak ada3 Tidak ada
F 2 Jus daun katuk dosis 1000 mg/kg bb1 Tidak ada2 Tidak ada3 Tidak ada
F 3 Jus daun katuk dosis 3000 mg/kg bb1 Tidak ada2 Tidak ada3 ada
F 4 Jus daun katuk dosis 5000 mg/kg bb1 Tidak ada2 Tidak ada3 ada
Tabel Hasil Pengamatan Jaringan Hepar Secara Kualitatif
KelompokTikus
ke-Lap.
PandangSel Nekrosis Sel Normal Total % Nekrosis
F 3 3
1 16 247 263 6,08
2 23 252 275 8,37
3 31 237 268 11,57
4 38 220 258 14,72
± SD 10,18± 3,7696
F 4 3
1 44 212 256 17,19
2 28 245 273 10,26
3 16 245 261 6,13
4 36 233 269 13,38
± SD 11,74±4,6924
Tabel Hasil Pengamatan Jaringan Hepar Secara Kuantitatif
Hasil uji normalitas dan homogenitas dari data persen nekrosis menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal (p=0,000) dan tidak homogen (p=0,001) sehingga dilakukan uji kruskall-wallis
Persen nekrosisChi-square 3,38
df 4p 0,519
Tabel Hasil Uji Kruskal-wallis pada Pengamatan Mikroskopis Hepar
Hasil uji kruskal-wallis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signikan pada pengamatan mikroskopis hepar (p>0,05)
Gambar Jaringan Hepar Normal
Jaringan Hepar yang mengalami nekrosis
Sel Nekrosis
Sel Normal
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian tentang identifikasi efek toksikjus daun katuk pada tikus betina galur wistar didapatkan kesimpulan sebagai berikut:• LD50 jus daun katuk pada tikus betina galur Wistar adalah >
5000 mg/kg BB sehingga jus daun katuk tergolong praktis tidak toksik pada uji toksisitas akut.
• Pemberian jus daun katuk tidak menimbulkan perubahan bermakna pada kondisi fisik tikus betina galur Wistar.
• Pemberian jus daun katuk tidak menimbulkan perbedaan bermakna pada kondisi makroskopis dan mikroskopis hepar tikus betina galur Wistar walaupun pada jaringan hepar tikus ke-3 kelompok dosis 3000 mg/kg BB dan tikus ke-3 kelompok dosis 5000 mg/kg BB terdapat sel-sel yang mengalami nekrosis.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka ada beberapa hal yang dapat disarankan:• Penggunaan sampel katuk yang diambil dari berbagai
daerah, dengan perbedaan kondisi geografis dan lingkungan untuk uji toksisitas.
• Identifikasi efek toksik akut jus daun katuk pada organ ginjal.
• Uji toksisitas sub kronis dan kronis berdasarkan hasil uji toksisitas akut.