Uji Skoring Rapih

9
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN UJI SKORING Disusun Oleh: Nihlah Chalidah 12/336705/PN/13045 Golongan A LABORATORIUM TEKNOLOGI IKAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015

description

Uji Skoring

Transcript of Uji Skoring Rapih

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN

    UJI SKORING

    Disusun Oleh:

    Nihlah Chalidah

    12/336705/PN/13045 Golongan A

    LABORATORIUM TEKNOLOGI IKAN

    JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2015

  • I. PENDAHULUAN A. Tinjauan Pustaka

    Uji skoring adalah pengujian dengan menggunakan skala 1 sebagai nilai

    terendah dan angka 7 sebagai nilai tertinggi (1-2-3-4-5-6-7). Skala spesifikasi ini

    dicantumkan dalam scoresheet (Soekarto, 1985). Menurut Kartika (1988), lingkup

    dan penerapan uji skoring adalah panelis diminta untuk menilai penampilan sampel

    berdasarkan intensitas atribut atau sifat yang dinilai. Panelis harus paham benar akan

    sifat yang dinilai. Oleh karena itu dalam pengujian ini digunakan panelis yang

    terpilih dan terlatih.

    Tipe pengujian ini sering digunakan untuk menilai mutu dan intensitas sifat

    tertentu misalnya kemanisan, kekerasan, dan warna. Selain itu digunakan untuk

    mencari korelasi pengukuran subyektif dengan obyektif dalam rangka penentuan

    presisi pengukuran obyektif (Kartika, 1988).

    Dalam pembuatan skala skoring perlu memperhatikan beberapa hal antara lain

    sebagai berikut:

    a. Bila nilai yang dinilai lebih dari satu sifat urutan, sifat yang dinilai adalah

    kenampakannya, kemudian bau, kemudian rasa (dicicipi)

    b. Skala tidak terlalu besar atau terlalu kecil, diperkirakan dapat memberi

    gambaran sifat yang dinilai dan reproducible

    c. Ada kesamaan persepsi antara panelis mengenai perbedaan dan kesamaan

    yang ada dengan membandingkan dengan standar atau suatu kesepakatan

    d. Untuk keperluan pengendalian untuk dapat digunakan istilah baik dan

    tidak baik yang disesuaikan dengan standar jika diperlukan

    e. Skala nilai dapat dibuat terstruktur atau tidak terstruktur, terstruktur

    digunakan potongan-potongan skala sedangkan tidak terstruktur anya

    bagian kepala dan belakang saja diberi deskripsi

    f. Bentuk skala yang umum digunakan samsa dengan skala hedonik yaitu

    grafik, skala verbal, skala numerik, dan skala standar.

    Uji skoring dilakukan dengan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan

    dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk. Dalam sistem skoring, angka

    digunakan untuk menilai intensitas produk dengan susunan meningkat atau menurun

    (Anonim, 2006).

  • B. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami prinsip uji skoring

    2. Mahasiswa dapat mengetahui apakah sampel berbeda nyata atau tidak

    C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari, tanggal : Senin, 30 Maret 2015

    Waktu : 13.30-15.00

    Tempat : Laboratorium Teknologi Ikan Jurusan Perikanan UGM

    II. Metode Praktikum A. Alat

    1. Scoresheet

    2. Cup plastik

    3. Alat tulis

    B. Bahan

    1. Bakso Ikan

    2. Permen FOX

    3. Putih Telur

    C. Cara Kerja

    1. Penyaji menyiapkan tiga buah bakso yang disajikan dalam cup plastik, masing-

    masing cup plastik diberi kode yang terdiri dari 3 angka acak

    2. Dilakukan seleksi panelis dengan menggunakan uji triangle untuk mendapatkan

    panelis terlatih

    3. Masing masing panelis diberikan 3 cup plastik berisi sampel bakso ikan, permen

    FOX sebagai kontrol keras, dan putih telur sebagai kontrol kenyal, beserta

    scoresheet dan alat tulis

    4. Masing-masing panelis diminta menentukan penilaian berdasarkan tekstur bakso

    5. Olah data

  • III. Hasil dan Pembahasan A. Hasil

    No Nama

    panelis

    Kode sampel Jumlah

    (Yj) Yj2 Yj2

    314 145 458

    1 Rizqi 2 5 4 11 121

    804

    2 Andika 2 3 4 9 81

    3 Lovina 6 7 3 16 256

    4 Lulu 2 4 3 9 81

    5 Sheila 4 3 4 11 121

    6 Almira 5 3 4 12 144

    Jumlah (yi) 21 25 22 68 4624

    Rerata 3.5 4.16667 3.66667

    0

    Yi2 441 625 484

    Yi2 1550

    ANOVA

    Source of

    Variation JK df KT F P-value F crit

    Panelis 11.11111 5 2.222222 1.197605 0.376585 3.325835

    Sampel 1.444444 2 0.722222 0.389222 0.687416 4.102821

    Error 18.55556 10 1.855556

    Total 31.11111 17

    B. Pembahasan Uji skoring merupakan uji dimana panelis diminta untuk menilai penampilan

    sampel berdasarkan intensitas atribut atau sifat yang dinilai. Menurut Soekarto

    (1985), uji skoring merupakan pengujian dengan menggunakan skala angka satu

    sebagai nilai terendah dan angka tujuh sebagai nilai tertinggi. Skala angka dan

    spesifikasi ini dicantumkan dalam scoresheet. Panelis harus paham benar akan sifat

    yang dinilai. Oleh karena itu dalam pengujian ini digunakan panelis yang terpilih dan

    terlatih. Dalam menyeleksi panelis, sebelum uji skoring dilakukan uji triangle

    terlebih dahulu. Menurut Setyaningsih (2010), pada uji triangle panelis disajikan tiga

  • buah sampel yang terdiri atas dua sampel sama dan satu sampel berbeda, panelis

    diminta memilih sampel yang berbeda. Menurut Kartika (1988), metode pengujian

    ini sering digunakan untuk menilai sifat sensoris dan intensitas sifat sensoris tersebut

    misalnya kekerasan, kemanisan, dan warna.

    Langkah yang dilakukan dalam uji skoring adalah melakukan seleksi panelis

    menggunakan uji triangle. Panelis yang terpilih dari uji triangle dapat mengikuti uji

    skoring. Uji skoring dilakukan dengan cara penyaji menyiapkan 3 macam bakso yang

    berbeda dan diletakkan dalam cup plastik serta diberikan kode yang berbeda. Kode

    bakso yang digunakan dalam praktikum adalah 314, 145, dan 458. Dihadapan panelis

    disediakan pula kontrol keras berupa permen FOX dan kontrol kenyal berupa putih

    telur, serta lembar scoresheet. Panelis diminta untuk menilai sampel bakso yang

    diberikan berdasarkan teksturnya. Kontrol keras berupa permen FOX dan kontrol

    kenyal berupa putih telur bertujuan untuk memberikan keseragaman atau persamaan

    persepsi antar panelis, atau dengan kata lain untuk memudahkan panelis dalam

    melakukan pengujian dikarenakan panelis mampu mengetahui ambang batas keras

    dan kenyal, sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat.

    Pelaksanaan praktikum uji skoring dilakukan dengan menggunakan 6 panelis

    terlatih dari hasil uji triangle sebelumnya. Analisis data yang dilakukan dalam

    mengolah data yang diperoleh adalah uji ANOVA untuk menentukan apakah sampel

    berbeda nyata atau tidak. Hipotesis awal yang diajukan dalam praktikum ini yakni

    H0 adalah tidak ada beda nyata pada tingkat kekenyalan antara sampel bakso 314,

    145, dan 458 serta H1 yakni ada beda nyata pada tingkat kekenyalan antara sampel

    bakso 314, 145, dan 458. Sebelum dilakukan uji ANOVA, dilakukan beberapa

    perhitungan data terlebih dahulu diantaranya ni, faktor koreksi, JK Total, JK

    Sampel, JK Panelis, dan JK Sesatan. ni diperoleh dengan mengalikan jumlah

    panelis terlatih dengan total sampel yang digunakan dalam satu kali ulangan. Nilai

    ni yang didapat pada pelaksanaan praktikum adalah 18. Faktor koreksi (FK)

    diperoleh dengan menjumlahkan semua hasil kuadrat seluruh data (tiga kode sampel)

    kemudian dibagi dengan ni sehingga diperoleh nilai FK adalah 256.88. JK Total

    ditentukan dengan menjumlahkan semua hasil kuadrat kemudian dikurangi dengan

    nilai FK. JK Total yang diperoleh adalah 31.11. JK Sampel diperoleh dengan

    menjumlakan semua skor pada masing-masing sampel kemudian dikuadratkan. Hasil

    pengkuadratan dibagi dengan db ni dan dikurangi dengan FK. JK Sampel yang

    diperoleh adalah 1.44. JK Panelis didapatkan dengan menjumlahkan hasil skor per

  • panelis kemudian masing-masing dikuadratkan dan dibagi banyaknya kode sampel

    lalu keseluruan dijumlahkan dan dikurangi FK. JK Panelis didapatkan yaitu 11.11.

    JK Sesatan diperoleh dengan mengurangi nilai JK Total dengan JK Sampel dan JK

    Panelis dan didapatkan nilai JK Sesatan adalah 18.55. Berdasarkan hasil yang uji

    ANOVA yang dilakukan pada data yang didapatkan, nilai P-value sampel bakso

    adalah 0.68 (> 0.05) serta F hitung < F tabel (0.38 < 4.10). Sehingga apabila dikaitkan

    dengan hipotesis awal yang diajukan maka keputusan yang dapat dinyatakan H0

    diterima, artinya tidak ada beda nyata pada tingkat kekenyalan antar ketiga sampel

    bakso yang diujikan.

  • IV. Penutup A. Kesimpulan

    1. Uji triangle adalah salah satu metode pengujian yang menggunakan panelis

    terlatih dan prinsip pengujiannya dengan memberikan penilaian terhadap sampel

    berdasarkan tingkatan atribut yang diuji dengan memperhatikan kontrol

    2. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan ANOVA didapatkan nilai P-value

    sampel bakso adalah 0.68 (> 0.05) serta F hitung < F tabel (0.38 < 4.10), maka H0

    diterima dengan kesimpulan tidak ada beda nyata pada tingkat kekenyalan antar

    ketiga sampel bakso yang diujikan.

    B. Saran Sebaiknya dalam pelaksaanaan uji juga dilakukan penilaian parameter lain misalnya

    bau, warna, dan rasa yang mungkin memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi

    C. Daftar Pustaka Anonim. 2006. Pengujian Organoleptk (Evaluasi Sensori) dalam Industri Pangan. E-

    book. www.pangan.com. Diakses 7 April 2015.

    Kartika, B. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. Pusat Antar Universitas

    Pangan dan Gizi. Yogyakarta.

    Setyaningsih, D., Anton, A. Maya, P. 2010. Analisis Sensori untuk Industri Pangan

    dan Agro. IPB Press. Bogor.

    Soekarto, S. T.,1985. Penilaian Organoleptik. Bharata Karya Aksara, Jakarta.

  • LAMPIRAN

    Hasil Uji Skoring

    No Nama

    panelis

    Kode sampel Jumlah

    (Yj) Yj2 Yj2

    314 145 458

    1 Rizqi 2 5 4 11 121

    804

    2 Andika 2 3 4 9 81

    3 Lovina 6 7 3 16 256

    4 Lulu 2 4 3 9 81

    5 Sheila 4 3 4 11 121

    6 Almira 5 3 4 12 144

    Jumlah (yi) 21 25 22 68 4624

    Rerata 3.5 4.16667 3.66667

    0

    Yi2 441 625 484

    Yi2 1550

    Perhitungan

    ni = panelis x sampel = 6 x 3 = 18

    Faktor Koreksi (FK) = yij2/ni = 4624/18 = 256.8889

    JK Panelis = (yj2/nj)-FK = (804/3) 256.8889 = 11.11111

    JK Sampel = (yi2/ni)-FK = (1550/6) 256.8889 = 1.444444

    JK Total = (yij2-FK = (yij2-FK = 31.11111

    JK Sesatan = 18.55556

    Tabel ANOVA

    ANOVA

    Source of

    Variation JK df KT F P-value F crit

    Panelis 11.11111 5 2.222222 1.197605 0.376585 3.325835

    Sampel 1.444444 2 0.722222 0.389222 0.687416 4.102821

    Error 18.55556 10 1.855556

    Total 31.11111 17

  • Hipotesis yang diajukan:

    H0 : Tidak ada beda nyata tingkat kekenyalan antara sampel bakso 314, 145, dan 458

    H1 : Ada beda nyata tingkat kekenyalan antara sampel bakso 314, 145, dan 458

    Kesimpulan

    Diperoleh nilai P-value > 0,05 dan atau F hitung < F tabel (0.38 < 4.10) maka H0 diterima.

    Sehingga tingkat kekenyalan sampel bakso 314, 145, dan 458 tidak ada beda nyata.