Uji Publik RUU Cagar Budaya (Sept - Okt 2010)
-
Upload
elanto-wijoyono -
Category
News & Politics
-
view
1.994 -
download
4
description
Transcript of Uji Publik RUU Cagar Budaya (Sept - Okt 2010)
UJI PUBLIK
RANCANGAN UNDANG-UNDANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG TENTANG CAGAR BUDAYCAGAR BUDAYAA
Aceh, Yogyakarta, Makassar, BaliAceh, Yogyakarta, Makassar, Bali
30-09-2010 sd 2-10-201030-09-2010 sd 2-10-2010
Ruang (Darat + Air)
Objek (Technofact, Sosiofact,
Religiofact)
Situs Kawasan
CAGAR BUDAYA
Benda Bangunan Struktur
Lokasi tempat ditemukannya
benda, bangunan,
struktur, dan sisa akitivitas
masa lalu
Lokasi luas terdiri dari dua atau lebih situs
yang letaknya
berdekatan
Artefak Ekofak
Benda buatan
manusia
Unsur alam yang
dimanfaatkan oleh manusia
Ruang artifisial beratap
Ruang artifisial
tanpa atap
Ruang
Situs Kawasan Benda
Artefak Ekofak
Objek
BangunanStruktur
Tinggalan Purbakala
Pembagian Tinggalan PurbakalaPembagian Tinggalan Purbakala
(1)
(1) Monumen hidup dan mati
(2)
(2) Bergerak dan tidak bergerak
(3) (3)
(3) Monolit dan multi unsur
(4)
(4) Berupa lansekap budaya atau lapisan budaya
(5)
(5) Secara fisik dapat dalam keadaan utuh, rusak, dan hancur
Pengaturan lebih banyakmemberikan kewajiban/ larangan kepada masyarakat
Pengaturan lebih bersifat mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dalam pelestarian cagar budaya
Pelestarian Pelestarian bendabenda Pelestarian Pelestarian cagar budayacagar budaya
Pemerintahan bersifat sentralistikPemerintahan bersifat sentralistik
Pemerintahan yang bersifat Pemerintahan yang bersifat desentralistik (seperti pembagian desentralistik (seperti pembagian tugas dan tugas dan kewenangankewenangan berdasarkan berdasarkan peringkat cagar budayaperingkat cagar budaya))
Peran dominan Pemerintah dalam Peran dominan Pemerintah dalam pelestarianpelestarian
Pelestarian berbasis masyarakatPelestarian berbasis masyarakat
Orientasi pada “ memajukan kebudayan Orientasi pada “ memajukan kebudayan nasional” saja (pasal 32 UUD’45)nasional” saja (pasal 32 UUD’45)
Orientasi pada “memajukan Orientasi pada “memajukan kebudayan nasional” (pasal 32) dan kebudayan nasional” (pasal 32) dan “untuk sebesar-besarnya “untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” (pasal 33 kemakmuran rakyat” (pasal 33 UUD’45)UUD’45)
PARADIGMA LAMAPARADIGMA LAMA PARADIGMA BARUPARADIGMA BARU
Pemerintah sebagai operator utama dalam pengelolaan pemanfaatan Kemitraan dalam pengelolaan
pemanfaatan
Pemanfaatan untuk kepentingan Pemanfaatan untuk kepentingan akademikakademik
Pemanfaatan untuk Pemanfaatan untuk sebesar-besarnya sebesar-besarnya kemakmuran rakyatkemakmuran rakyat
Pelestarian bersifat statik Pelestarian bersifat statik
Pelestarian bersifat dinamik Pelestarian bersifat dinamik berdasarkan atas prinsip pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan
Ketidakseimbangan orientasi Ketidakseimbangan orientasi pengelolaan pelestarian pengelolaan pelestarian
Orientasi yang seimbang antara Orientasi yang seimbang antara akademik, ideologik, dan ekonomikakademik, ideologik, dan ekonomik
PARADIGMA LAMAPARADIGMA LAMA PARADIGMA BARUPARADIGMA BARU
Paradigma1. Pemerintahan yang bersifat sentralistik berubah menjadi
pemerintahan desentralistik (UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah)
2. Perubahan cara pandang pelestarian Object-Oriented menjadi Site-Oriented yang mengarah pada Kawasan
3. Cakupan terestrial (daratan) meluas ke perairan (arkeologi bawah air) Pelestarian statis menjadi dinamis
4. Pelestarian Dinamis yang berdasarkan atas prinsip pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan
5. Pelestarian Cagar Budaya yang semula hanya ditujukan pada objek materinya saja, kini mengarah pada pelestarian objek materi dan nilai untuk pembentukan identitas (Jatidiri Bangsa) dan kesejahtaraan rakyat
AKADEMIK
AKADEMIK IDEOLOGIKEKONOMIK
AKADEMIK IDEOLOGIK EKONOMIK
MO1931
RUU CB2010
UUBCB1992
Orientasi Akademik, Ideologik dan Ekonomik harus seimbang
Menuju Kemakmuran Rakyat
Perubahan Orientasi Substansi
PENGELOLAAN DAN PELESTARIAN
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
PEMANTAUAN & PENGENDALIAN
EVALUASI
PEMBINAAN
PENGEMBANGAN
PERLINDUNGAN
PEMANFAATAN
PELESTARIAN(RUU CB )
PENGELOLAAN(SISTEM MANAJEMEN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
KONVENSI INTERNASIONAL
• Konvensi tentang pelindungan benda cagar budaya pada saat terjadi konflik bersenjata (Convention for the Protection of Cultural Property in the Event of Armed Conflict, 1954)
• Konvensi tentang pelindungan benda cagar budaya terhadap perdagangan ilegal (Convention on the Means of Prohibiting and Preventing of Illicit, Import, Export, and Transfer of Ownership of Cultural property, 1970)
• Konvensi Unesco menghendaki pelestarian Cagar Budaya termasuk juga pelestarian alam dan lingkungannya. (Convention on the Protection of the World Cultural and Natural Heritage, 1972)
• Konvensi tentang pelindungan warisan budaya bawah air (Convention on the Protection of Underwater Cultural Heritage, 2001)
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
IDE, GAGASAN, KONSEP
PERILAKU
BENDA
BUDAYA TAKBENDA
(INTANGIBLE CULTURAL
ASPECT)
BUDAYA BENDA
(TANGIBLE CULTURAL ASPCETS)
TANGIBLETANGIBLE INTANGIBLEINTANGIBLE
WUJUD WARISANBUDAYALAINNYA
RUANG/ LINGKUNGAN BUDAYA
SEBARAN SITUS BAWAH AIR
KESIMPULAN:
• Mengingat dan memperhatikan bahwa yang akan diubah itu mencakup materi pokok yang saling berkaitan antara pasal dan bab, maka UU No. 5 Tahun 1992 tentang BCB perlu diganti dengan UU tentang Cagar Budaya
Tujuan revisi :
•Mengganti UU No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya •Menyesuaikan dengan perkembangan situasi & kondisi masyarakat saat ini dengan ruang lingkup Pelestarian Cagar Budaya
PEMANFAATAN(Pf)
PENGEMBANGAN(Pb)
PELINDUNGAN(Pl)
Pemugaran
Pemeliharaan
Penetapan
Surat Keterangan Objek
Surat Keterangan Pemilikan
Penyelamatan
Pengamanan
Pendaftaran
Zonasi
Revitalisasi
Adaptasi
Penelitian
Revitalisasi
Adaptasi
Penelitian
PELESTARIAN
Bermula dan berakhir di sini
Pemugaran
Pemeliharaan
Penetapan
Surat Keterangan Objek
Surat Keterangan Pemilikan
Penyelamatan
Pengamanan
Pendaftaran Tersedianya data kekayaan budaya
Terbedakannya objek CB dan bukan CB
Ditetapkannya status kecagar budayaan objek
Diketahuinya status pemilikan atas CB
Terhindarnya CB dari bahaya
Terlindungnya CB dari ancaman
Terhidarnya CB dari pelapukan
Pulihnya kondisi fisik CB
PELINDUNGAN
KEGIATANKEGIATAN TUJUANTUJUAN
Unsur Pelestarian 1: Unsur Pelestarian 1: PelindunganPelindungan
Zonasi Tertatanya fungsi ruang
Revitalisasi
Adaptasi
PenelitianTersedianya data baru kekayaan
budaya dan kebutuhan untuk melestarikan CB
Pemanfaatan situs dan kawasan dalam konteks baru
Terlindunginya eksistensi CB sesuai pemanfaatan baru
PENGEMBANGAN
KEGIATANKEGIATAN TUJUANTUJUAN
Unsur Pelestarian 2: Unsur Pelestarian 2: PePellindunganindungan
Kesejahteraan Masyarakat
Lahir
Bathin
PEMANFAATAN
KEGIATANKEGIATAN ASPEKASPEK
Unsur Pelestarian 3: Unsur Pelestarian 3: PemanfaatanPemanfaatan
Ekonomi dan ekspresi
Apresiasi dan kontemplasi
TUJUANTUJUAN
Rehabilitasi
Restorasi
KonsolidasiMelakukan perbaikan terbatas berupa
penguatan struktur dan gaya arsitektur
Melakukan perbaikan berskala menengah berupa penguatan struktur
dan pengembalian gaya arsitektur yang rusak
Melakukan perbaikan berskala besar terhadap keseluruhan BC berupa
penguatan struktur dan dan pengembalian gaya arsitektur
PEMUGARAN
KEGIATANKEGIATAN TUJUANTUJUAN
SISTEM SISTEM ZONASIZONASI
• Zona I (Inti)Daerah perlindungan maksimum. Tertutup untuk kegiatan komersial dan rekreasi. Lokasi hanya digunakan untuk kepentingan pelestarian dan kegiatan-kegiatan bersifat spesifik , kenegaraan, atau upacara keagamaan yang tidak bersifat rutin. Tidak diperbolehkan mendirikan bangunan baru atau fasilitas baru yang bertentangan dengan nilai keaslian lingkungan, teknologi, pengerjaan, bahan, dan gaya arsitektur. Perlindungan diarahkan pada semua tinggalan purbakala yang berada di atas maupun di bawah tanah.
• Zona II (Penyangga/ Green Belt)Daerah perlindungan maksimum. Tertutup untuk kegiatan komersial, terbuka untuk kegiatan rekreasi terbatas. Sifat pemanfaatannya sama dengan Zona I namun diperbolehkan mendirikan bangunan baru dalam jumlah , ukuran, dan fungsi terbatas untuk maksud mendukung pelestarian situs maupun objek yang dipentingkan.
• Zona III (Pengembangan)Daerah perlindungan skala menengah. Terbuka untuk kegiatan komersial dan rekreasi terbatas. Dapat dimanfaatkan untuk kepentingan keagamaan, kepariwisataan, dan kepentingan umum lain dalam jumlah, cakupan, dan intensitas yang terbatas. Diutamakan seagai daerah konservasi lingkungan alam, lansekap budaya, dan kehidupan baudaya tradisional. Ketinggian bangunan dan luas bangunan dan fasilitas umum dikendalikan.
• Zona IV (Pemanfaatan)Daerah perlindungan skala menengah. Terbuka untuk kegiatan komersial dan rekreasi umum, namun tetap dikendalikan jumlah bangunan, ketiggian bangunan, luas bangunan, dan pemanfaatan lahan dalam zona.
PELESTARIAN
PENGATURAN PEMBANGUNAN DI
SEKITAR CAGAR BUDAYA
UNDANG-UNDANG TERKAIT
PPEMANFAATANEMANFAATAN
ZONASI
Dead Living
Pemanfaatan
Pengembangan
Difokuskan pada perawatan kondisi, pemulihan wujud, dan dilarang difungsikan seperti semula.
Difokuskan pada aspek potensi (nilai, informasi, kemanfaatan, dll.) tanpa melakukan perubahan fisik dari Cagar Budaya
Difokuskan pada perawatan kondisi dan pemulihan wujud dengan melakukan penyesuasian terhadap kebutuhan dengan tetap memperhatikan prinsip pelindungan
Dapat dengan melakukan penambahan utilitas dan fasilitas baru, melakukan perubahan minor terhadap ruang, unsur, dan gaya arsitektur setelah memperoleh rekomendasi Tim Ahli dan izin Pemerintah.
Dikuasai/ dimiliki Negara atau oleh Setiap orang
Dikuasai/ dimiliki oleh NegaraKriteria
menjaga otentisitas bahan, tata letak, disain,
dan pengerjaan asli
Pemilik/ Penguasa
Pendaftaran (langsung atau melalui internet
Pemeriksaan oleh Petugas
Pendaftar
Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan oleh Petugas
Pendaftar
Pengisian Database
Pendaftaran (Inventarisai)
Penilaian Tim Ahli
Tidak memenuhi kriteria
Cagar Budaya
Bukan Cagar
Budaya
Register Nasional
Cagar Budaya
Pemberian Tanda Bukti Kepemilikan
dan keaslian Cagar Budaya
Penghapusan
SKEMA UMUM PENDAFTARAN TINGGALAN PURBAKALA DAN PENETAPANNYA SEBAGAI CAGAR SKEMA UMUM PENDAFTARAN TINGGALAN PURBAKALA DAN PENETAPANNYA SEBAGAI CAGAR BUDAYABUDAYA
Pemeringkatan Dunia, Nas., Prov,
Kab/Kot
Penanganan [pelindungan,
pengembangan, pemanfaatan)
Penemuan
Pencarian
[Kab/Kot]
Akumulatif dan terdistribusiMusnah karena alam atau
perbuatan manusia tanpa menghilangkan data dalam
register
Dengan memperhatikan kepentingan pelestarian dan
masyarakat
Penemuan kembali PP / Permen?
Pemilikan
Penguasaan
Hak terkuat dan terpenuh terhadap Cagar Budaya dengan tetap memperhatikan fungsi sosialnya [kepentingan masyarakat umum]
Pemberian hak atau kewenangan untuk mengurus mengelola [atas nama pemilik] Cagar Budaya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Baik pemilik maupun penguasa tidak lepas dari kewajiban:
1.melindungi Cagar Budaya serta mendaftarkan, dan 2.melaporkan Cagar Budaya kepada Pemerintah/ Pemerintah Daerah
Pemerintah (berkewajiban)
Pengawasan
Masyarakat (peran serta)
Pemilikan dan PenguasaanPemilikan dan Penguasaan
Setiap orangWNA dan/atau
badan hukum asing
Benda Cagar Budaya
Bangunan Cagar Buidaya
Pemilikan dan PenguasaanPemilikan dan Penguasaan
Struktur Cagar Budaya
Kawasan Cagar Budaya
Situs Cagar Budaya
Negara
Penguatan Museum
Insentif Pajak?Jumlah dan
jenisnya telah memenuhi kebutuhan
negara
Pendaftaran Pendaftaran
Pelaksana1.Setiap orang
[perseorangan, masyarakat, kelompok orang, atau badan usaha]
2. PemerintahUnit Pelaksana
Teknis [BP3, seluruh museum, Galeri Nasional, Perpustakaan Nasional, Arsip Negara RI, Dinas yang bertanggung jawab ataskebudayaan, dan Pamong Budaya di Daerah, Perwakilan RI di Luar Negeri, dll.]
Penetapan Penetapan
Hanya oleh Pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten/ Kota. Bila tidak mampu dapat didukung Pemerintah Provinsi atau Pemerintah bila tidak mampu.
Penetapan Cagar Budaya di Luar Negeri hanya dilakukan oleh Pemerintah.
Pendaftaran dan Penetapan Pendaftaran dan Penetapan
Penilaian Penilaian
Tim AhliSekelompok orang yang terdiri dari ahli purbakala dan ahli bidang lain yang memenuhi standar kompetensi untuk merekomendasikan penetapan, peringkat, dan penghapusan Cagar Budaya
OperasionalisasiPemerintah dan setiap orang memiliki kewajiban untuk mendaftarkan Cagar Budaya, baik langsung maupun “online”. Data berikut dokumentasinya yang terkumpul dijadikan dasar untuk melakukan penilaian oleh Tim Ahli, rekomendasi yang dikeluarkan menjadi dasar penetapan objek oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai Cagar Budaya. Untuk tujuan pendaftaran, Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban memfasilitasi peningkatan kapasitas SDM, peralatan, dana, dan sistem.
Penemuan
Pendaftaran
Penetapan Cagar Budaya
Penghapusan
Larangan
Pengawasan dan Penyidikan
Pidana
Pemilikan/ Penguasan
Pendaftaran
Tim AhliRegister CB
Nasional
SK Cagar BUdaya
Surat Pemilikan
Kriteria Cagar Budaya
Pentapan
Pemaringkatan
Pemeringkatan: Nas., Prov., Kab/ Kot oleh Pusat
Penghapusan
Pendanaan
Pencarian
Pendaftaran
Logika Susunan Undang-undangLogika Susunan Undang-undang
KRITERIA
CAGAR BUDAYA
Usia
Mewakili masa gaya
Memiliki arti khusus bagi
sejarah
Memiliki arti penting /
keistimewaan
Kemungkinan Lainnya?
MUSEUM
Cagar Budaya?
Pemanfaatan
Simpan Titip
KURATOR
UU No. 43/2007 tentang
Perpustakaan
UU Tersendiri?
KOLEKSI MUSEUM
NASKAH KUNO
PELINDUNGAN
Penyelamatan
Pengamanan
Zonasi
POLISI KHUSUS CAGAR
BUDAYA?
Pemeliharaan
Pemugaran
UU NO. 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN
NEGARA RI
Penanganan Darurat
Dilakukan dalam waktu cepat/ mendesak
Segera
Terencana
Dilakukan dalam waktu singkat dengan rencana untuk
melakukan penyelematan
Pengertian darurat:Situasi yang berpotensi menimbulkan dampak merusak dan dapat terjadi setiap saat.
Jenis situsasi darurat:Bencana alam, konflik sosial, dan konflik bersenjata.
Penanganan DaruratPenanganan Darurat
PELESTARIAN
KOMPENSASI / INSENTIF /
PENGURANGAN ?
APBN APBD
PPENDANAANENDANAAN
SUMBER LAIN
HASIL PEMANFAATA
N
BENTUK / JENIS
LARANGAN
Pidana Khusus (Extra Ordinary Crime) ?
Pidana Umum ?
LARANGAN, SANKSI, DAN KETENTUAN PIDANALARANGAN, SANKSI, DAN KETENTUAN PIDANA
Pidana maksimal ?
Pidana Minimal ?
SANKSI SOLUTIF
DRAFT DRAFT SUSUNAN SUSUNAN
RUU RUU
TENTANG TENTANG CAGAR CAGAR
BUDAYA BUDAYA
(XIV BAB (XIV BAB 87 PASAL)87 PASAL)
Bab I: Ketentuan UmumBab II: Kepemilikan dan PenguasaanBab III: Penemuan dan PencarianBab IV: Tugas dan WewenangBab V: Register NasionalBab VI: PelindunganBab VII: PengembanganBab VIII: PemanfatatanBab IX: PendanaanBab X: LaranganBab XI: PengawasanBab XII: Ketentuan PidanaBab XIII: Ketentuan PeralihanBab XIV: Ketentuan Penutup
USUL/MASUKAN/SARAN/KRITIKUSUL/MASUKAN/SARAN/KRITIK
SAMPAIKAN KE:SAMPAIKAN KE:
[email protected][email protected]@gmail.com