uji nyala

5
Mengapa di gunakan HCL pekat ? Digunakan HCl pekat untuk membersihkan kawat nikrom dilakukan karena , apabila HCl dibakar pada lampu bunsen warna yang dihasilkan sama dengan nyala api Bunsen yakni tidak berwarna. Implikasi dari hal tersebut, dalam proses identifikasi tidak akan menggangu warna nyala logam alkali dan alkali tanah ketika diamati. Pemilihan HCl Pekat dikarenakan HCl dapat melarutkan zat-zat pengotor atau kontaminan yang masih melekat pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih. Pada pada percobaan uji nyala ini, hal pertama yang dilakukan adalah membuat nyala lampu Bunsen spiritus. Hal ini dilakukan dengan mengatur nyala Bunsen melalui pengaturan cincin pengatur sehingga didapatkan nyala api yang kebiruan atau tidak berwarna. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan pengamatan warna nyala terhadap kation- kation golongan IA dan IIA selama proses pembakaran. Sebaliknya, jika nyala Bunsen menunjukkan warna tertentu, misalnya merah maka akan dapat mengganggu proses identifikasi kation golongan alkali dan alkali tanah. Langkah kedua yang dilakukan adalah kawat nikrom yang telah ditancapkan pada sebatang gelas dibersihkan dengan cara memasukkan ujung kawat tersebut ke dalam HCl pekat dan dipanaskan pada daerah peleburan dari nyala api. Kawat nikrom ini bersih jika api tidak

Transcript of uji nyala

Page 1: uji nyala

Mengapa di gunakan HCL pekat ?

Digunakan HCl pekat untuk membersihkan kawat nikrom dilakukan karena , apabila HCl dibakar pada lampu bunsen warna yang dihasilkan sama dengan nyala api Bunsen yakni tidak berwarna. Implikasi dari hal tersebut, dalam proses identifikasi tidak akan menggangu warna nyala logam alkali dan alkali tanah ketika diamati. Pemilihan HCl Pekat dikarenakan HCl dapat melarutkan zat-zat pengotor atau kontaminan yang masih melekat pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih.

Pada pada percobaan uji nyala ini, hal pertama yang dilakukan adalah membuat nyala lampu Bunsen spiritus. Hal ini dilakukan dengan mengatur nyala Bunsen melalui pengaturan cincin pengatur sehingga didapatkan nyala api yang kebiruan atau tidak berwarna. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan pengamatan warna nyala terhadap kation-kation golongan IA dan IIA selama proses pembakaran. Sebaliknya, jika nyala Bunsen menunjukkan warna tertentu, misalnya merah maka akan dapat mengganggu proses identifikasi kation golongan alkali dan alkali tanah.Langkah kedua yang dilakukan adalah kawat nikrom yang telah ditancapkan pada sebatang gelas dibersihkan dengan cara memasukkan ujung kawat tersebut ke dalam HCl pekat dan dipanaskan pada daerah peleburan dari nyala api. Kawat nikrom ini bersih jika api tidak berwarna lagi. Digunakan HCl pekat untuk membersihkan kawat nikrom dilakukan karena , apabila HCl dibakar pada lampu bunsen warna yang dihasilkan sama dengan nyala api Bunsen yakni tidak berwarna. Implikasi dari hal tersebut, dalam proses identifikasi tidak akan menggangu warna nyala logam alkali dan alkali tanah ketika diamati. Pemilihan HCl Pekat dikarenakan HCl dapat melarutkan zat-zat pengotor atau kontaminan yang masih melekat pada kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat, sehingga kawat benar-benar bersih.

Page 2: uji nyala

Selanjutnya, sampel padat dari garam-garam klorida ditempatkan dalam plat tetes kemudian ditambahkan beberapa tetes HCl pekat. Penambahan HCl ini dilakukan untuk menghasilkan sampel yang kental sehingga sampel lebih mudah menempel pada kawat nikrom. Selanjutnya ujung kawat nikrom dicelupkan ke dalam larutan cuplikan dan dipanaskan ke dalam daerah oksidasi bawah. Dalam hal ini, garam-garam klorida dari golongan alkali akan lebih mudah atau cepat menguap bila dibandingkan garam-garam klorida dari golongan alkali tanah. Akibatnya, uji nyala api untuk garam-garam klorida dari golongan alkali (natirum dan kalium) dipanaskan pada daerah oksidasi bawah. Daerah oksidasi bawah ini ditujukkan untuk zat-zat yang mudah menguap. Sedangkan untuk garam-garam klorida dari golongan alkali tanah (kalsium, stronsium, barium) di panaskan pada daerah peleburan yakni daerah nyala paling panas.Pada percobaan digunakan garam-garam klorida dari natrium, kalium, kalsium, stronsium, dan barium. Dipilihnya garam-garam klorida dari golongan alkali dan alkali tanah karena garam-garam ini mampu membentuk garam-garam klorida yang ketika dibakar menunjukkan warna yang spesifik. Pada dasarnya, apabila suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Kemudian, atom-atom dari unsur logam tersebut mampu menyerap sejumlah energi tinggi (keadaan tereksitasi). Pada keadaan energi tinggi, atom logam tersebut sifatnya tidak stabil sehingga mudah kembali ke keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara memancarkan energi yang diserapnya dalam bentuk cahaya.LX + q → L + qL + q → L*L* → L + hvBesarnya energi yang diserap atau yang dipancarkan oleh setiap atom unsur logam bersifat khas. Hal ini dapat ditujukkan dari wrna nyala atom-atom logam yang mampu meneyerap radiasi cahaya didaerah sinar tampak.

Page 3: uji nyala

teknik ini dikatakan uji warna nyala atau kadang disingkat uji nyala adalah metoda

analisis untuk LOGAM.

prinsipnya sederhana : melihat perubahan warna

nyala api. Karena beberapa logam memberikan

warna nyala yang khas bila dibakar pada api

oksidasi (api warna biru) ya… harus api wana biru.

metoda ini sebenernya metoda klasik tapi masih

cukup akurat untuk analisis kualitatif, setidaknya

memberikan arah yang sangat jelas untuk analisis logam.

Alat yang dipakai hanyalah Kawat nikrom (sebuah alloy nikel-kromium) atau kawat

platina, harus logam ini yang dipakai karena kedua kawat tersebut tidak akan

memberikan warna bila dibakar, dan harus hati-hati dengan kawat ose, karena

bentuknya yang agak mirip.

sedangkan prosedurnya adalah sebagai berikut:

Bersihkan sebuah kawat  dengan mencelupkannya

ke dalam asam hidroklorat pekat

Panaskan pada Bunsen. Ulangi prosedur ini sampai kawat tidak menimbulkan warna

pada nyala api Bunsen.

Basahi kawat dengan asam dan kemudian celupkan ke dalam sedikit bubuk padatan

yang akan diuji sehingga ada beberapa bubuk padatan yang menempel pada kawat

tersebut.

Bakar kawat pada nyala Bunsen.

Ulangi prosedur dari awal jika warna nyala memudar,

Page 4: uji nyala

Perhatikan lampu pijar listrik disamping. Lampu ini mempunyai ciri khas berupa “tali” yang berada didalam bola kaca. Tali itu begitu tipis namun cukup kuat. Nah, tali ini biasa disebut kawat filamen atau wolfram. Wolfram sendiri merupakan salah satu unsur kimia yang mempunyai nama lain yaitu Tungsten. Tali wolfram ini mempunyai keunikan yang berupa sifatnya yang bisa berpijar dan menyala tanpa terbakar ketika arus listrik dialirkan kepadanya. Sifat memijar tanpa terbakar ini disebabkan karena wolfram mempunyai titik lebur yang sangat tinggi. Lalu, apa hubungan kawat wolfram dengan pertanyaan KENAPA nyala bohlam berbeda-beda