Uji Kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia ... · tahun 2009 tentang Kesehatan (SKN)...
Transcript of Uji Kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia ... · tahun 2009 tentang Kesehatan (SKN)...
Uji Kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia
Asosiasi Institus Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Uji Kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia
Asosiasi Institus Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Uji Kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia
Asosiasi Institus Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Uji Kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia
Asosiasi Institus Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Uji Kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia
Asosiasi Institus Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia
LAPORAN KEGIATAN
UJI KOMPETENSI SARJANA KESEHATAN
MASYARAKAT (UKSKMI)
2014-2016
IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI
KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kegiatan Uji Kompetensi SKM Indonesia dan Analisis Capaiannya telah disusun
melalui beberapa pertemuan oleh komite nasional dan dapat dipertanggungjawabkan dalam
implementasinya kedepan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan lulusan
Kesehatan Masyarakat.
Jakarta, Oktober 2016
Mengetahui,
Ketua Komite Nasional UKSKMI
dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D.
Menyetujui,
Ketua Umum IAKMI Ketua AIPTKMI
dr. Adang Bachtiar, MPH, ScD Bambang WIspriyono, Apt, PhD
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan pembangunan seperti yang tercantum dalam Undang-undang nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan (SKN) adalah terwujudnya kemampuan untuk dapat
hidup sehat bagi setiap warga negara sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Kesehatan menjadi tolok ukur dari kesejahteraan karena merupakan suatu
investasi sumber daya manusia, sehingga kesehatan seharusnya diselenggarakan secara
menyeluruh, terpadu, merata, dan dengan kualitas yang baik, serta dapat diterima dan
dirasakan masyarakat dengan harga yang terjangkau. Namun hal ini tidak cukup karena
masyarakat harus diberdayakan sehingga memandirikan masyarakat. Guna mencapai
tujuan pembangunan kesehatan diperlukan upaya komprehensif baik di tingkat individu
maupun di tingkat masyarakat.
Penyelenggaraan uji kompetensi secara nasional pada tahap akhir
pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat merupakan upaya standardisasi mutu
lulusan dan penjaminan kompetensi tenaga kesehatan. Komite Nasional UKSKMI
yang merupakan tim bentukan dari IAKMI-AIPTKMI memiliki fokus pada
pengembangan uji kompetensi bagi tenaga kesehatan masyarakat dan mensyaratkan
proses ujian yang berkualitas, komprehensif, dan sesuai dengan tingkat kompetensi
yang diharapkan. Salah satu program yang dilaksanakan adalah pengembangan
sistem uji kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat menggunakan metode paper
based testing (PBT) mengacu pada Blueprint Uji Kompetensi Sarjana Kesehatan
Masyarakat Indonesia.
Uji Kompetensi bagi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia dilakukan
berdasarkan amanat Undang - Undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
dan UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang kemudian
ditindaklanjuti dengan Permendikbud No.83, tentang Sertifikasi Kompetensi,
PermenKes No.46 tentang Registrasi Tenaga kesehatan serta Permenkes No.26 Tahun
2013 tentang pekerjaan dan praktek tenaga Kesehatan Masyarakat. Undang-Undang
tenaga kesehatan No.36 Tahun 2014 mengamanahkan, bahwa semua lulusan tenaga
kesehatan diharapkan melalui sertifikasi dan registrasi tenaga kesehatan.
Merujuk pada Permendikbud No.83 Tahun 2013 tentang Sertifikasi
Kompetensi pentingnya untuk melaksanakan Uji kompetensi sebagai Exit Exam, maka
dapat diketahui bahwa uji kompetensi dapat dilaksanakan pada tahap akhir pendidikan
sebelum dilakukan yudisium dan wisuda (sebagai exit exam), dan No.81 tahun 2014,
tentang Ijasah dan sertifikasi. Implementasi uji kompetensi sebagai exit exam akan
mengurangi dampak negatif dari banyaknya jumlah retaker saat ini, karena persiapan
uji kompetensi serta pembinaan retaker akan dilakukan langsung di bawah
tanggungjawab Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat.
Dengan demikian penjaminan mutu tenaga kesehatan masyarakat melalui uji
kompetensi menjadi sebuah standar dan kebijakan yang harus didukung oleh seluruh
pihak dalam hal ini seluruh institusi pendidikan tinggi penyelenggara program studi
kesehatan masyarakat, Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat
Indonesia (AIPTKMI) dan organisasi profesi dalam hal ini Ikatan Ahli Kesehatan
Masyarakat Indonesia.
1.2 Tujuan Kegiatan
Uji kompetensi program studi Sarjana Kesehatan Masyarakat dilakukan untuk
penjaminan mutu proses pengelolaan pendidikan tinggi Kesehatan Masyarakat dan
Sertifikasi Lulusan yang menggunakan Ujian Berbasis Standar Nasional.
Tujuan d a r i p e l a k s a n a n u j i k o m p e t e n s i adalah: (1)
meningkatkan kemampuan SDM dalam penyelenggaraan uji kompotensi
berskala nasional, (2) meningkatkan kesiapan institusi dalam menghadapi uji
kompetensi nasional, dan (3) memberikan pengalaman bagi para peserta uji coba
untuk menghadapi uji kompetensi dan mengukur kesiapan masing masing individu.
Hasil evaluasi kegiatan i n i akan menjadi masukan bagi upaya-upaya
perbaikan pada metodologi ujian maupun pada manajemen penyelenggaraannya.
Baik uji coba maupun uji kompetensi ini juga berguna sebagai sarana bagi
AIPTKMI dan IAKMI untuk belajar mandiri dalam penyelenggaraan uji
kompetensi. Informasi hasil uji juga bermanfaat sebagai feedback bagi prodi dalam
penyelenggaraan program studi Sarjana kesehatan Masyarakat maupun bagi
mahasiswa peserta uji coba. Institusi pendidikan akan memperoleh masukan terkait
keselarasan capaian pembelajaran calon lulusannya terhadap Standar Kompetensi
Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia serta posisi institusi masing-masing
terhadap standar nasional. Para mahasiswa yang mengikuti uji coba dan uji
kompetensi mendapatkan kesempatan untuk mengukur kompetensi yang
dimilikinya sehingga dalam belajar akan lebih terarah pada pencapaian kompetensi
yang belum dimilikinya.
1.3 KPI Kegiatan
Komite Nasional UKSKMI memiliki tujuan yang spesifik yang meliputi
beberapa hal yaitu bertujuan untuk mewujudkan pelaksanaan uji kompetensi yang
berbasis standard nasional, mewujudkan lulusan sarjana kesehatan masyarakat yang
bermutu dan terstandar, mewujudkan institusi yang memiliki mutu akreditasi yang
meningkat, mewujudkan pendidik kesehatan masyarakat yang berwawasan uji
kompetensi sesuai dengan capaian pembelajaran dan menciptakan bank soal yang
berkualitas.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan uji kompetensi yang berbasis standard
nasional, komite nasional UKSKMI selalu berkoordinasi dengan Lembaga
Pengembangan Uji Kompetensi (LPUK) sehingga selalu ada standar dalam
pelaksanaan dari mulai awal pengembangan soal dan registrasi hinggal penyerahan
hasil dan umpan balik. Kaitannya dengan lulusan dan institusi yang bermutu dan
terstandar, komite nasional telah melaksanakan uji coba dan uji kompetensi secara rutin
sejak 2014 sehingga memiliki cukup umpan balik baik dari sisi peserta maupun
institusi untuk dapat ditindaklanjut dalam rangka perbaikan yang terus menerus.
Adapun untuk peningkatan kapasitas pendidik dan menciptakan soal yang berkualitas,
komite nasional sudah rutin dalam setiap proses uji coba maupun uji kompetensi selalu
mengadakan pelatihan kapasitas bagi seluruh pendidik calon Sarjana Kesehatan
Masyarakat agar memiliki kompetensi dan wawasan yang mengacu pada kompetensi
nasional sesuai dengan KKNI dan capaian pembelajaran bidang kesehatan masyarakat.
BAB 2
PEMBENTUKAN BADAN UJI NASIONAL UNTUK PENDIDIKAN
TINGGI TENGA KESEHATAN (LPUK)
2.1 Pendahuluan tentang Program
Dalam rangka mengimplementasikan Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) pada institusi penyelenggara program pendidikan Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM), khususnya dalam hal menjamin mutu lulusan, diperlukan
standardisasi mutu lulusan. Untuk itu perlu diimplementasikan uji kompetensi yang
bermutu sebagai bagian dari proses evaluasi pembelajaran yang terintegrasi dalam
sistem pendidikan. Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi. Uji
Kompetensi Sarjana Kesehatan Masyarakat Indonesia (UKSKMI) dikembangkan
dan diselenggarakan sebagai pemenuhan amanat Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang kemudian diikuti
oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 83 Tahun 2013
tentang Sertifikat Kompetensi dan Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2013 dan Nomor
1/IV/PB/2013 tentang Uji Kompetensi bagi Mahasiwa Perguruan Tinggi Bidang
Kesehatan.
Untuk menyelenggarakan UKSKMI tersebut pada tahun 2014 Asosiasi
Institusi Pendidikan tinggi Kesehatan Masyarakatan Indonesia (AIPTKMI) dan
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) membentuk Panitia
Nasional UKSKMI yang disebut Panitia Nasional Uji Kompetensi Sarjana
Kesehatan Masyarakat Indonesia (Panitia Nasional UKSKMI) yang kemudian
dirubah mengikuti blueprint UKSKMI yaitu Komite Nasional UKSKMI sejak tahun
2015.
2.2 Pemetaan Capaian Program Dengan Target KPI
Analisis Capaian Program
2.2.1 Analisis SWOT
Analisis Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Tantangan dalam
pencapaian program tertera sebagaimana berikut :
Kekuatan
Keterpaduan antara AIPTKMI-IAKMI yang saling bersinergis
Jumlah Prodi Kesehatan Masyarakat yang cukup banyak
Jumlah Pendidik (dosen) kesehatan masyarakat yang berkualitas sesuai
keahliannya
Kelemahan
Waktu dari masing – masing anggota yang cukup terbatas
Pengalaman melaksanakan uji kompetensi dengan format LPUK yang
masih akan terus diperbaiki
Kesibukan dari masing-masing anggota komite nasional UKSKMI
Kesempatan
Dukungan dari seluruh prodi kesehatan masyarakat se-Indonesia
Dukungan system baik operasional dan non operasional dari LPUK dalam
pelaksanaan program
Narasumber atau pemateri yang handal dalam persiapan hingga
pelaksanaan program
Tantangan
Anggota tim komite nasional yang berbeda institusi
Adanya amanah lain diluar sebagai tim panitia nasional
Adanya isu payung hukum pelaksanaan UKSKMI yang masih belum jelas
2.2.2 Analisis Key Success, Key Actors, dan Key Obstacle
a. Key Succes : Komitmen tinggi dari para pengurus IAKMI dan AIPTKMI
serta komite nasional
b. Key Actors : Semua mitra yang terlibat dalam pembentukan komite
nasional UKSKMI
c. Key Obstacle : Sumber Daya khususnya waktu dan dana
d. Analisis Risiko dan Implementasi Program : Kualitas dari setiap kegiatan
dan lemahnya Monitoring dan evaluasi karena kesibukan dari komite
Nasional
2.2.3 Lesson Learned dan Good Practices (termasuk isu strategis dalam
implementasi Program
Pembelajaran utama dalam komite nasional adalah diperlukannya orang
yang memang memiliki keluangan waktu dan pemahaman terhadap uji
kompetensi itu sendiri. Selain itu, proses monitoring dan evaluasi menjadi isu
utama kedepan dalam menjaga mutu UKSKMI.
2.4 Rekomendasi untuk Menjaga Keberlanjutan Program
Rekomendasi utama dalam pembentukan panitia nasional adalah untuk dapat
memilih orang yang memiliki komitmen dan waktu yang memang dikhususkan
menangani Uji Kompetensi. Proses Monitoring dan evaluasi serta rapat koordinasi rutin
harus menjadi perhatian agar maksimal dalam pencapaian yang diharapkan kedepannya.
BAB 3
PENGEMBANGAN METODOLOGI DAN MANAJEMEN UJIAN
BERBASIS STANDAR NASIONAL
3.1 Pendahuluan Tentang Program
Tujuan yang spesifik dari komite nasional yang meliputi beberapa hal yaitu
bertujuan untuk mewujudkan pelaksanaan uji kompetensi yang berbasis standard
nasional, mewujudkan lulusan sarjana kesehatan masyarakat yang bermutu dan
terstandar, mewujudkan institusi yang memiliki mutu akreditasi yang meningkat,
mewujudkan pendidik kesehatan masyarakat yang berwawasan uji kompetensi sesuai
dengan capaian pembelajaran dan menciptakan bank soal yang berkualitas.
Dalam upaya peningkatan sistem ujian pada pendidikan tenaga kesehatan
khususnya Kesehatan Masyarakat fokus dari komite nasional adalah memperbaiki
metodologi dan manajemen ujian berbasis nasional. Metode ujian yang telah digunakan
adalah ujian tertulis dengan Paper Based Test (PBT) dan juga pernah melakukan dengan
metode computer based testing (CBT). Untuk mempersiapkan uji kompetensi Kesehatan
Masyarakat dilaksanakan try out sebelum pelaksanaan uji kompetensi Kesehatan
Masyarakat Nasional. Tujuan dari kegiatan tersebut adalah menguji coba sistem uji
kompetensi PBT secara nasional, mendapatkan gambaran motivasi institusi pendidikan
dalam ujian kompetensi nasional serta mendapatkan soal baik pasca uji sebagai persiapan
uji kompetensi.
Demi keberhasilan pelaksanaan ujian dilakukan persiapan infrastruktur pendukung
uji kompetensi. Infrastruktur tersebut terdiri atas komite nasional, Tempat Uji
Kompetensi (TUK), persiapan pengawas pusat, pengawas lokal, penanggung jawab
lokasi, tenaga administrasi, pengelolaan uji, pengelolaan materi uji, pasca uji serta
analisis hasil uji. Adapun pelaksanaan Uji Coba dan uji kompetensi telah dilaksanakan
beberapa kali sebagai berikut :
TABEL PELAKSANAAN UJI COBA DAN UJI KOMPETENSI SKM INDONESIA
NO. Waktu Pelaksanaan Tipe Ujian Metode
1 6 Desember 2014 Uji Coba PBT
2. 15 Agustus 2015 Uji Coba CBT
3 5 Desember 2015 Uji Kompetensi PBT
4 28 Mei 2016 Uji Coba PBT 5 6 Agustus 2016 Uji Kompetensi PBT
3.2 Kegiatan Program
Dalam mendukung kegiatan uji coba dan uji kompetensi tersebut telah
dilaksanakan beberapa kegiatan pendahulu sebagaimana ditampilkan dalam tabel
dibawah ini :
Tabel 3.1 Kegiatan Pra Pendukung Uji Coba UKSKMI 2014
No Kegiatan Tanggal Peserta Hasil Kegiatan
1 Penelahaan &
penyempurnaan Blueprint
UKSKMI
AIPTKMI
& IAKMI
Naskah Blueprint
UKSKMI
2 Pelatihan Nasional Pelatih
Penulis dan Penelaah Soal
Uji Kompetensi Bagi Lulusan
Sarjana Kesehatan
Masyarakat Indonesia
25-26
September
2014
AIPTKMI
& IAKMI
40 Orang Tim Fasilitator
400 Soal masukan
UKSKMI
Tim panitia item review di
regional
3 Pelatihan Pelatih Penulis dan
Penelaah Soal Uji
Kompetensi Bagi Lulusan
Sarjana Kesehatan
Masyarakat Indonesia
Regional Barat
1-2 Oktober
2014
AIPTKMI
& IAKMI
Tim Penulis dan
Penelaah Soal di masing
masing regional
400 soal masukan
UKSKMI
4
Pelatihan Pelatih Penulis dan
Penelaah Soal Uji
Kompetensi Bagi Lulusan
Sarjana Kesehatan
Masyarakat Indonesia
Regional DKI Jakarta Raya
2-3 Oktober
2014
AIPTKMI
& IAKMI
Tim Penulis dan
Penelaah Soal di masing
masing regional
400 soal masukan
UKSKMI
5 Pelatihan Pelatih Penulis dan
Penelaah Soal Uji
Kompetensi Bagi Lulusan
Sarjana Kesehatan
Masyarakat Indonesia
Regional Tengah
8-9 Oktober
2014
AIPTKMI
& IAKMI
Tim Penulis dan
Penelaah Soal di masing
masing regional
400 soal masukan
UKSKMI
6 Pelatihan Pelatih Penulis dan
Penelaah Soal Uji
Kompetensi Bagi Lulusan
Sarjana Kesehatan
Masyarakat Indonesia
Regional Timur
14-15
Oktober 2014
AIPTKMI
& IAKMI
Tim Penulis dan
Penelaah Soal di masing
masing regional
400 soal masukan
UKSKMI
Tabel 3.2 Kegiatan Pra Pendukung Uji Kompetensi UKSKMI Desember 2015
No Kegiata
n
Tanggal Peserta Hasil Kegiatan
1 Item Review Nasional 15 November
2015
8 orang
perwakilan
institusi dan
bidang
peminatan
Terpilih 180 jumlah soal
untuk Uji Kompetensi
periode Desember 2015
Tabel 3.3 Kegiatan Pra Pendukung Pelaksanaan Uji Coba UKSKMI Mei 2016
No Kegiatan Tanggal Peserta Hasil Kegiatan
1 Pelatihan Item
Development Regional
Jakarta
1 - 2 April 2016 37 Orang ∑ soal yang diterima: 271
2 Pelatihan Item
Development Regional
Tengah I
4 - 5 April 2016 29 Orang ∑ soal yang diterima: 223
3 Pelatihan Item
Development Regional
Tengah II
7 - 8 April 2016 13 Orang ∑ soal yang diterima: 142
4 Pelatihan Item
Development Regional
Timur
11 - 12 April 2016 36 Orang ∑ soal yang diterima: 181
5 Pelatihan Item
Development Regional
Barat
15 - 16 April 2016 28 Orang ∑ soal yang diterima: 228
6 Pelatihan Aplikasi
SIPENA Pada Penulisan
Soal UKSKMI
22 - 23 April 2016 15 Orang
7 Item Review Nasional 9 - 10 Mei 2016 20 Orang ∑ soal yang direview :
1045
∑ soal yang diterima :
625
∑ soal yang ditolak :
420
8 Panel Expert Review 13 - 14 Mei 2016 15 Orang ∑ soal yang direview:
625
∑ soal yang diterima :
555
∑ soal yang ditolak : 70
9 Review Prosentase
Tinjauan 1
Tim IBA ∑ soal yang direview :
555
∑ soal yang diterima :
540
∑ soal yang ditolak : 15
Tabel 3.4 Kegiatan Pra Pendukung Pelaksanaan Uji Kompetensi UKSKMI Agustus
2016
No Kegiatan Tanggal Peserta Hasil Kegiatan
1 Final Checking Soal 15 Juli
2016 8 Orang ∑ soal yang direview: 540
∑ soal yang diterima : 180
∑ soal yang ditolak : 360
Tabel 3.5 Kegiatan Saat dan Pasca Pelaksanaan Uji Coba UKSKMI 2014
No Kegiatan Tanggal ∑ Peserta
& Institusi
Hasil Kegiatan
1 Briefing dan
Pelatihan Pengawas
Pusat Uji Coba
UKSKMI
3-4 Desember
2014
66 Peserta Terbentuknya 66 Pengawas
Pusat Pelaksanaan Uji Coba
UKSKMI
2 Pelaksanaan Uji Coba
UKSKMI
5-6 Desember
2014
7474 Peserta Telah Terlaksananya Uji
Coba UKSKMI
3 Pelatihan Calon Juri
untuk Penentuan Nilai
Batas Lulus UKSKMI
dengan PBT
18-19
Desember 2014
55 Peserta Terbentuknya Juri yang
handal untuk penentuan batas
lulus
Adanya nilai batas lulus untuk
UKSKMI
Tabel 3.6 Kegiatan Saat dan Pasca Pelaksanaan Uji Coba UKSKMI Agustus 2015
No Kegiatan Tanggal ∑ Peserta
& Institusi
Hasil Kegiatan
1 Briefing dan
Pelatihan Pengawas
Pusat Uji Coba
UKSKMI
13 – 14
Agustus 2015
20 Peserta
dari 17
Institusi
Terbentuknya Pengawas
Pusat Pelaksanaan Uji Coba
UKSKMI
2 Pelaksanaan Uji Coba
UKSKMI
15 – 16
Agustus 2016
2880 Peserta Telah Terlaksananya Uji
Coba UKSKMI dengan
peserta hadir 2697 dari 53
institusi
Tabel 3.7 Kegiatan Saat dan Pasca Pelaksanaan Uji Kompetensi UKSKMI Periode
Desember 2015
No Kegiatan Tanggal ∑ Peserta
& Institusi
Hasil Kegiatan
1 Briefing dan
Pelatihan Pengawas
Pusat UKSKMI
2 – 3 Desember
2015
27 Peserta,
21 Institusi
Terbentuknya 27 Pengawas
Pusat Pelaksanaan UKSKMI
2 Pelaksanaan
UKSKMI
4 – 5 Desember
2015
2953 Peserta,
89 Institusi
Telah Terlaksananya
UKSKMI dengan peserta
hadir 2879 orang dari 86
Institusi
3 Pelatihan Calon Juri
untuk Penentuan Nilai
Batas Lulus UKSKMI
dengan PBT
5 – 6 Januari
2016
27 Peserta
dari 26
Institusi
Terbentuknya Juri yang
handal untuk penentuan
batas lulus
Adanya nilai batas lulus
untuk UKSKMI
Tabel 3.8 Kegiatan Saat dan Pasca Pelaksanaan Uji Coba UKSKMI Periode Mei
2016
No Kegiatan Tanggal ∑ Peserta
& Institusi
Hasil Kegiatan
1 Briefing dan Pelatihan
Pengawas Pusat
UKSKMI
25 – 26 Mei
2016
10 Peserta,
10 Institusi
Terbentuknya 10
Pengawas Pusat
Pelaksanaan UKSKMI
2 Pelaksanaan
UKSKMI
27 – 28 Mei
2016
1200 Peserta,
56 Institusi
Telah Terlaksananya
UKSKMI
Tabel 3.9 Kegiatan Saat dan Pasca Pelaksanaan Uji Kompetensi UKSKMI Periode
Agustus 2016
No Kegiatan Tanggal ∑ Peserta
& Institusi
Hasil Kegiatan
1 Briefing dan Pelatihan
Pengawas Pusat
UKSKMI
3 – 4 Agustus
2016
33 Peserta, 27
Institusi
Terbentuknya 33
Pengawas Pusat
Pelaksanaan UKSKMI 2 Pelaksanaan
UKSKMI
4 – 5 Agustus
2016
4265 Peserta,
86 Institusi
Telah Terlaksananya
UKSKMI dengan peserta
hadir 4218 orang dari 85
Institusi
3 Pelatihan Calon Juri
untuk Penentuan Nilai
Batas Lulus UKSKMI
dengan PBT
19 – 20 Agustus
2016
34 Peserta dari
34 Institusi
Terbentuknya Juri yang
handal untuk penentuan
batas lulus
Adanya nilai batas lulus
untuk UKSKMI
Tabel 3.10 Test Properties Ujicoba dan Uji Kompetensi 2014-2016
No. Tanggal Kegiatan Metode Nilai
Rata-Rata
SD Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
1. 6 Desember 2014 Uji Coba PBT Buku 1 :
35.65
Buku 2 :
40.38
Buku 1 :
14.57
Buku 2 :
15.61
Buku 1 :
61.11
Buku 2 :
67.78
Buku 1 : 11.67 Buku 2 : 13.33
2. 15 Agustus 2015 Uji Coba CBT Buku 1 :
45.96
Buku 2 :
42.60
Buku 1 :
19.74
Buku 2 :
14.79
Buku 1 :
73.33
Buku 2 :
62.22
Buku 1 : 13.89 Buku 2 : 20.00
3. 5 Desember 2015 Uji
Kompetensi
PBT 36.93 9.95 66.67 8.89
4. 28 Mei 2016 Uji Coba PBT Buku 1 :
41.04
Buku 2 :
43.67
Buku 3 :
42.83
Buku 1 :
10.99
Buku 2 :
10.41
Buku 3 :
11.12
Buku 1 :
71.11
Buku 2 :
68.33
Buku 3 :
71.67
Buku 1 :
11.11
Buku 2 :
15.56
Buku 3 :
14.44
5. 6 Agustus 2016 Uji
Kompetensi
PBT 44.68 12.37 81.11 11.67
3.3 Pemetaan Capaian Program Dibandingkan dengan Target KPI
3.4 Analisis Capaian Program
3.4.1 Analisis SWOT
Analisis Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Tantangan dalam pencapaian
program tertera sebagaimana berikut :
Kekuatan
Keterpaduan antara AIPTKMI-IAKMI yang saling bersinergis
Jumlah penulis soal dan item soal yang cukup banyak dihasilkan
Kelemahan
Kualitas penulis soal yang belum merata
Kurikulum pendidikan kesmas yang belum standar secara nasional
Jumlah penelaah dan ahli yang masih belum merata secara kompetensi
Kesempatan
Dukungan dari seluruh prodi kesehatan masyarakat se-Indonesia
Dukungan system baik operasional dan non dari LPUK dalam pelaksanaan
program
Narasumber atau pemateri yang handal dalam persiapan hingga
pelaksanaan program
Tantangan
Perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat yang terus berkembang
Perkembangan Program Studi Kesehatan Masyarakat yang cukup pesat
Jumlah mahasiswa kesehatan masyarakat yang terus bertambah akibat
jumlah prodi yang berkembang secara pesat
Disparitas kompetensi antara satu institusi satu dengan yang lain
Wilayah geografis yang berbeda di setiap daerah asal institusi pendidikan
tinggi kesehatan masyarakat sehingga akan menyulitkan dalam penentuan
metode ujian khususnya CBT
3.4.2 Analisis Key Success, Key Actors, Key Obstacle dan Analisis Risiko dan
Implementasi Program
a. Key Succes : Komitmen tinggi dari seluruh stakeholder
b. Key Actors : Semua mitra yang terlibat pengembangan Metode dan Soal
Uji
c. Key Obstacle : Disparitas kompetensi antara dosen ataupun institusi
d. Analisis Risiko dan Implementasi Program : Kualitas dan kuantitas metode
dan soal yang diujikan
3.4.3 Lesson Learned dan Good Practices (termasuk isu strategis dalam
pelaksanaan program)
Pembelajaran yang menjadi isu strategis pasca pelaksanaan uji adalah
untuk terus meningkatkankapasitas institusi pendidikan prodi kesmas agar
lulusannya khususnya Sarjana mampu untuk mencapai kompetensi nasional yang
telah ditetapkan. Selain itu, pengambangan soal yang baik juga perlu mendapat
perhatian agar mencapai target sasaran serta mulai diperlukan pengembangan
system secara online agar lebih memudahkan dalam hal pelaksanaan uji.
3.5 Rekomendasi untuk Menjaga Keberlanjutan Program
Rekomendasi utama dalam menjaga keberlanjutan program adalah dengan
menjaga tim yang sudah ada untuk terus berkembang dan meningkatkan kapasitas
sehingga program dapat berjalan dengan labih baik kedepannya. Selain itu, perlu adanya
regenerasi dalam tubuh komite nasional sehingga semakin banyak yang mampu dan
faham dalam proses uji kompetensi SKM ini. Tambahan lainnya adalah pengembangan
system uji dengan metode CBT menjadi salah satu rekomendasi yang harus mulai
diujikan kedepannya agar capaian peserta lebih luas. Adapun pengembang soal, penulis
soal, dan penelaah soal juga harus terus dikembangan agar program dapat terus berlanjut
kedepannya.
BAB 4
PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN BANK SOAL UNTUK MENDUKUNG
UJIAN BERSTANDAR NASIONAL
4.1 Pendahuluan Tentang Program
Untuk mengembangkan sistem Uji Kompetensi harus didukung oleh adanya sistem
jaringan Bank Soal Nasional yang kredibel dan akuntabel sehingga securitas dan
pengelolaan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, mulai tahun 2012 dikembangkan
aplikasi SIPENA untuk pengelolaan Bank Soal. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
dilakukan pengembangan sistem jaringan dengan menyelenggarakan pelatihan atau
workshop untuk peningkatan kemampuan pengelola Bank Soal ditingkat nasional
kemudian disosialisasikan ke tingkat regional.
4.2 Kegiatan Program
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mendukung pengembangan jaringan soal
untuk mendukung ujian berstandar nasional adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Kegiatan Pengembangan Sistem Jaringan Soal
No Kegiatan Tanggal ∑ Peserta &
Institusi
Hasil Kegiatan
1 Item Review Nasional I 30-31
Oktober
2014
51 peserta ∑ soal yang direview: 603
∑ soal yang diterima : 391
∑ soal yang ditolak : 212
2 Item Review Nasional
II
5-6
November
2014
49 Peserta ∑ soal yang direview: 730
∑ soal yang diterima : 398
∑ soal yang ditolak : 332
3 Pelatihan Aplikasi
SIPENA Pada
Penulisan Soal UKAI
13-14
November
2014
37 Peserta
3 panitia
IBA institusi terlatih
menggunakan program
SIPENA
4 Panel Expert Review 17-18
November
2014
27 Peserta ∑ soal yang direview: 762
∑ soal yang diterima : 362
∑ soal yang ditolak : 400
5 Pelatihan Item
Development Regional
Jakarta
1 - 2 April
2016 37 Orang ∑ soal yang diterima: 271
6 Pelatihan Item
Development Regional
Tengah I
4 - 5 April
2016
29 Orang ∑ soal yang diterima: 223
7 Pelatihan Item
Development Regional
Tengah II
7 - 8 April
2016 13 Orang ∑ soal yang diterima: 142
8 Pelatihan Item
Development Regional
Timur
11 - 12
April 2016 36 Orang ∑ soal yang diterima: 181
9 Pelatihan Item
Development Regional
Barat
15 - 16
April 2016 28 Orang ∑ soal yang diterima: 228
10 Pelatihan Aplikasi
SIPENA Pada
Penulisan Soal
UKSKMI
22 - 23
April 2016 15 Orang
11 Item Review Nasional 9 - 10 Mei
2016 20 Orang ∑ soal yang direview : 1045
∑ soal yang diterima : 625
∑ soal yang ditolak : 420
12 Panel Expert Review 13 - 14
Mei 2016 15 Oarng ∑ soal yang direview: 625
∑ soal yang diterima : 555
∑ soal yang ditolak : 70
13 Final Checking 15 Juli
2016 8 Orang
4.3 Pemetaan capaian program dibandingkan dengan target KPI
4.4 Analisis capaian program:
4.4.1 Analisis SWOT
Analisis Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Tantangan dalam pencapaian
program tertera sebagaimana berikut :
Kekuatan
Adanya Koordinator IBA di setiap regional
Pengelolaan bank soal sudah menggunakan aplikasi software yang aman
Sudah banyak tenaga pendidik yang mampu menjadi IBA secara mandiri
Kelemahan
Tidak semua regional dapat mengikuti IBA dan terpapar aplikasi SIPENA
Update Software terhadap pengelola bank soal belum merata
Belum adanya IBA institusi di semua institusi pendidikan tinggi kesmas
Kesempatan
Banyaknya jumlah prodi kesmas di seluruh Indonesia
Banyaknya jumlah dosen kesmas di Indonesia sehingga memungkinkan
banyaknya soal yang dibuat untuk diinput ke IBA dan menjadi IBA
regional ataupun institusi
Tantangan
Masih banyak soal yang belum tereview dengan baik
Belum adanya strukturisasi IBA hingga tingkat paling rendah dalam hal ini
institusi
4.4.2 Analisis Key Success, Key Actors, Key Obstacle dan Analisis Risiko dan
Implementasi Program
a. Key Succes : Komitmen tinggi dari seluruh stakeholder
b. Key Actors : Semua mitra yang terlibat pengembangan jaringan bank soal
c. Key Obstacle : belum semua dosen terpapar aplikasi SIPENA
d. Analisis Risiko dan Implementasi Program : produktivitas dalam penulisan
soal belum dilakukan sepenuhnya oleh yang sudah dilatih dan IBA harus bisa
menguasai IT untuk mengatasi kendala berkaitan dengan penggunaan
software/aplikasi program.
4.5 Lessons learned dan good practices (termasuk isu strategis dalam implementasi
program)
Pembelajaran dalam pengembangan jaringan bank soal adalah diperlukan system
yang tersusun hingga level terendah. Kemudian penguatan bank soal melalui proses
pelatihan hingga tingkat regional dan institusi.
4.6 Rekomendasi untuk menjaga keberlanjutan program
Pengembangan sistem jaringan bank soal.
Pelatihan pengelola bank soal terutama ditingkat regional, sehingga program
pengembangan soal uji kompetensi ditingkat regional dapat dikelola dengan baik.
Menyelenggaraan kegiatan item development dan item review di tingkat
regional/lokal secara berkala.
Sering dilakukan uji coba soal untuk memperbanyak jumlah soal yang masuk ke IBA.
Penyebarluasan pedoman item development untuk setiap institusi dan mendorong
penggunaan pedoman tersebut untuk pembuatan soal-soal ujian.
BAB 5
RENCANA TINDAK LANJUT
Beberapa rencana tindak lanjut kedepannya dari komite nasional uji kompetensi kesehatan
masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Evaluasi secara keseluruhan dari awal hingga akhir kegiatan untuk merumuskan
beberapa hal
2. Persiapan untuk pelaksanaan uji coba dan uji kompetensi 2016-2 dengan mengacu
pada hasil evaluasi pada Uji coba dan uji kompetensi 2016-1 sebelumnya.
3. Strukturisasi ulang kepanitiaan untuk membagi beban pekerjaan mengingat ada
beberapa SDM yang sudah cukup tinggi amanahnya.
4. Menyusun kembali RAB untuk pelaksanaan tahap berikutnya
5. Penyebaran hasil uji kompetensi 2016-1 kepada seluruh institusi yang mahasiswanya
mengikuti uji kompetensi
BAB 6
PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini dibuat sebagai bahan evaluasi untuk keberlanjutan program
berikutnya.