UJI EFEK HIPOGLIKEMIK RENDAMAN BERAS KETAN HITAM … · metode uji toleransi glukosa oral, cuplikan...
Transcript of UJI EFEK HIPOGLIKEMIK RENDAMAN BERAS KETAN HITAM … · metode uji toleransi glukosa oral, cuplikan...
UJI EFEK HIPOGLIKEMIK RENDAMAN BERAS KETAN HITAM PADA TIKUS BETINA YANG DIBEBANI GLUKOSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Maria Riaswati
NIM : 058114077
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
UJI EFEK HIPOGLIKEMIK RENDAMAN BERAS KETAN HITAM PADA TIKUS BETINA YANG DIBEBANI GLUKOSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Maria Riaswati
NIM : 058114077
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN
P engesahan Skripsi B erjudul
UJI EFEK IIIPOGLIKEMIK RENDAMAIY BERAS KETAN IIITAM PADA
TIKUS BETINA YANG DIBEBA}II GLUKOSA
Oleh:
Maria Riaswati
NIM: 058114077
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji SkripsiFakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharmapada tanggal:20 Jaruari 2009
Mengetatrui,Fakultas Farmasi
Pembimbing:
Drs. Mulyono, Apt
Penguji:
l. Drs. Mulyono, Apt
2. dr. Lusiana Kuswibawanti, M.Kes
3. Ipang Djunarko, S.Si, APt
lv
Suhadi, M.Si., Apt.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Orang bijak akan selalu bertanya
Orang pintar selalu menjawab semua pertanyaan
Ada empat hal yang tidak bisa kembali dalam hidup manusia :
Batu ketika sudah dilempar, Waktu ketika sudah dilewatkan, Kesempatan ketika
sudah hilang, Perkataan ketika sudah terucapkan. (Romo Rudi, OMI)
Karya ini ku persembahkan untuk:
Pelindungku Bunda Maria dan Yesus Kristus yang telah memberikan rahmat
berlimpah dan menjadikan semua yang diciptakannya begitu indah
Bapak, mamak sebagai tanda cinta dan bakti yang tidak sebanding dengan kasih yang
diberikan, Kakak dan adik-adikku sebagai motivasi untuk terus berkarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan penyertaan yang diberikan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Uji Efek Hipoglikemik Rendaman Beras Ketan Hitam pada Tikus Betina
yang Dibebani Glukosa”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana Farmasi di Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa
bimbingan, bantuan dan pengarahan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Drs. Mulyono, Apt selaku pembimbing utama, inspirator dan dosen
penguji yang selalu memberikan masukan dan semangat hingga
terselesaikannya skripsi ini.
2. Dr. Lusiana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.
3. Ipang Djunarko, S.Si, Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan
saran dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si sebagai pimpinan laboratorium Farmasi
yang telah memberikan izin penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk
penelitian skripsi ini.
5. Mas Kayat, Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Yuono dan semua staf
laboratorium Farmasi yang bersedia direpotkan dan menemani selama
penelitian berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
6. Bapak (Yohanes Edi Daru P.) dan mamak (Yustina Tri Andari) atas semua
doa, kasih sayang dan pendampingan yang tiada habisnya.
7. Mbak Anggar dan Mas Karlin, adikku Bram dan Agri yang selalu memberi
semangat dan penyegaran ketika semangat mulai turun.
8. Mbak Asih sahabat terbaikku, pendengar yang baik dan sang pemberi solusi.
9. Teman terbaikku, Virginia Permatasari yang selalu setia mendampingi tanpa
pamrih selama penelitian dan penulisan skripsi ini.
10. Mbak Gayatri yang sering bareng memberi makan tikus.
11. Lina Chang dan Felisia tempat diskusi dan mencari solusi.
12. Diana Erosita dengan penuh semangat mau ikut ke laboratorium hayati
Imono.
13. Teman-teman seperantauan Weni, Darti dan semua warga Flamboyan tempat
curhat dan menghibur diri.
14. Teman teman KMPKS Voice yang membuat jiwaku bernyanyi, segar dan
bahagia.
15. Staf keamanan kampus III Paingan yang selalu siap direpotkan.
16. Romo Sunu SJ atas segala bantuan dan masukannya.
17. Bapak Aris yang telah memperkenalkan statistika yang sangat berguna dalam
penelitian ini.
18. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu
Semoga Tuhan yang maha kasih selalu menyertai dan memberikan rahmat
kebahagiaan dalam hidup mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Bak kata pepatah Tiada Gading yang Tak Retak, penulis menyadari karya
ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis membuka diri untuk segala
masukan, saran dan kritik membangun demi perbaikan penulisan skripsi ini. Penulis
berharap hasil penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu farmasi di bidang
eksplorasi bahan alam dan obat tradisional dan bagi masyarakat khususnya mereka
yang menderita diabetes melitus.
Yogyakarta, Desember 2008
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
PRAKATA .....................................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
INTISARI ........................................................................................................
ABSTRACT ...................................................................................................
BAB I. PENGANTAR
A. Latar Belakang .....................................................................................
1. Perumusan masalah ........................................................................
2. Keaslian penelitian .........................................................................
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis ........................................................................
b. Manfaat praktis .........................................................................
B. Tujuan Penelitian ..................................................................................
ii
iii
iv
v
vi
ix
x
xiv
xvi
xvii
xviii
xix
1
2
3
3
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus ...................................................................................
B. Metabolisme Karbohidrat .....................................................................
C. Beras Ketan Hitam ...............................................................................
D. Metode Penetapan Kadar Glukosa
dalam Darah .........................................................................................
E. Obat Antidiabetes Oral..........................................................................
F. Landasan Teori .....................................................................................
G. Hipotesis ..............................................................................................
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...........................................................
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian .........................................................................
2. Definisi operasional ........................................................................
C. Bahan Penelitian ..................................................................................
D. Alat Penelitian ......................................................................................
E. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan glukosa monohidrat 15%b/v ........................................
2. Pembuatan CMC Na 1%b/v ...........................................................
3. Penentuan keseragaman bobot tablet glibenklamid .......................
4. Pembuatan suspensi glibenklamid 5 mg%b/v ................................
5. Penentuan dosis glibenklamid ......................................................
5
11
12
14
15
17
18
19
19
20
21
22
22
23
23
23
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
6. Penentuan waktu serapan stabil/operating time ...........................
7. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum .......................
8. Pembuatan persamaan kurva baku ...............................................
9. Penentuan waktu pemberian Glibenklamid ....................................
10. Pembuatan rendaman beras ketan hitam .......................................
11. Perlakuan terhadap hewan uji ........................................................
12. Penetapan kadar glukosa darah ......................................................
F. Analisis Data ........................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penentuan Waktu Serapan Stabil .........................................................
B. Penetapan Panjang Gelombang
Serapan Maksimum ..............................................................................
C. Persamaan Kurva Baku ........................................................................
D. Reaksi Pembentukan Warna ................................................................
E. Penentuan Waktu Pemberian Glibenklamid ........................................
F. Efek Hipoglikemik
Rendaman Beras Ketan Hitam .............................................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................
24
24
25
25
26
27
28
29
30
32
33
34
35
36
48
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................
BIOGRAFI .......................................................................................................
49
52
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Persyaratan Keseragaman Bobot Tablet
Menurut Farmakope Indonesia III ......................................................... 23
Tabel II. Data Penetapan Waktu Serapan Stabil
Glukosa Monohidrat ................................................................................ 30
Tabel III. Hasil Pengukuran Kadar Seri Kurva Baku .......................................... 33
Tabel IV. Pengaruh waktu pemberian glibenklamid 0,45 mg/kg BB
terhadap persentase penurunan LDDK0-300
glukosa darah UTGO tikus .................................................................. 35
Tabel V. Rata-rata kadar glukosa darah tikus (mg/dL) terhadap waktu (menit)
setelah perlakuan Kontrol negatif (Air suling),kontrol positif
(Glibenklamid), rendaman Beras Ketan Hitam 15;30; dan 60 g
yang ditambahkan 100 ml air suling .................................................... 37
Tabel VI. LDDK0-300 (menit.mg/dL) pada pemberian air suling .......................... 39
Tabel VII. LDDK0-300 (menit.mg/dL) pada pemberian Glibenklamid
dosis 0,45 mg/Kg BB ............................................................................ 39
Tabel VIII. LDDK0-300 (menit.mg/dL) pada pemberian rendaman
beras ketan hitam konsentrasi 15 g dalam 100 ml air suling................. 40
Tabel IX. Kadar glukosa darah tikus pada pemberian rendaman
beras ketan hitam konsentrasi 30 g ditambah 100 ml air suling ........... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel X. LDDK0-300 (menit.mg/dL) pada pemberian rendaman
beras ketan hitam konsentrasi 60 g ditambah 100 ml air suling ............. 41
Tabel XI. Rata-rata LDDK0-300 pada perlakuan air suling,
Glibenklamid, Rendaman Beras Ketan Hitam
konsentrasi 15%; 30% dan 60% b/v ..................................................... 41
Tabel XII. Nilai Luas Daerah di Bawah Kurva (LDDK)0-300
dan persentase penurunan kadar glukosa darah (PKGD
terhadap kontrol air suling ................................................................ 43
Tabel XIII. Uji Distribusi Normal Sampel LDDK0-300 ..................................... 43
Tabel XIV. Hasil Uji Post Hoc Antar Kelompok Perlakuan
dengan Taraf Kepercayaan 95 %........................................................ 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pengaruh peningkatan beban metabolik
akibat nutrisi berlebih dan penurunan aktivitas ................................. 8
Gambar 2. Mekanisme apoptosis sel beta pada patogenesis
diabetes melitus tipe 2 ...................................................................... 9
Gambar 3. Metabolisme karbohidrat .................................................................... 12
Gambar 4. Struktur umum golongan sulfonilurea ................................................. 16
Gambar 5. Struktur umum golongan biguanid ...................................................... 16
Gambar 6. Kurva hubungan antara waktu inkubasi dan
absorbansi glukosa monohidrat .......................................................... 31
Gambar 7. Kurva hubungan antara panjang gelombang
dan absorbansi .................................................................................... 32
Gambar 8. Kurva hubungan korelasi antara
kadar glukosa monohidrat (mg/dL) vs absorbansi .............................. 33
Gambar 9. Profil rata-rata kadar glukosa darah vs. Waktu
setelah perlakuan kontrol negatif (air suling),kontrol positif
(Glibenklamid), Rendaman Beras Ketan Hitam
konsentrasi 15; 30; 60 g dalam 100 ml air suling............................... 38
Gambar 10. Diagram Rata-rata LDDK0-300 perlakuan akuades,
glibenklamid, rendaman beras ketan hitam
konsentrasi 15; 30 dan 60 % b/v ......................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Keseragaman Bobot Tablet Glibenklamid ...................................... 52
Lampiran 2. Pengukuran Waktu Serapan Stabil/Operating Time ....................... 53
Lampiran 3. Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum ..................... 54
Lampiran 4. Penimbangan Bahan ....................................................................... 55
Lampiran 5. Data Penentuan Waktu Pemberian Glukosa Monohidrat ............... 56
Lampiran 6. Data kadar glukosa darah dan hasil perhitungan
Luas Daerah di Bawah Kurva (LDDK)0-300 ..................................... 58
Lampiran 7. Analisis Statistik Menggunakan SPSS 15 ...................................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
INTISARI
Beras ketan hitam merupakan salah satu bahan pangan kaya nutrisi dan mengandung komponen kimia alami seperti protoantosianidin, antosianidin, flavonoid, isoflavon, tokostienol, dan fitosterol. Warna hitam pada ketan hitam diakibatkan kandungan antosianin yang tinggi. Saat ini, secara empiris rendaman ketan hitam digunakan dalam pengobatan diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai efek hipoglikemik dari rendaman ketan hitam. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap pola searah menggunakan tikus Wistar betina umur 2,5-3,5 bulan, berat 150 – 200 g. Pengujian hipoglikemik rendaman beras ketan hitam dilakukan dengan metode uji toleransi glukosa oral, cuplikan darah akan diambil pada menit ke-0, 15, 30, 60, 90, 120, 180, 240 dan 300 setelah pemberian glukosa oral. Kadar glukosa darah akan ditetapkan dengan metode enzimatis menggunakan enzim GOD PAP “Diasys”. Luas Daerah di Bawah Kurva (LDDK)0-300 diperoleh dengan metode Trapezoid lalu dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA satu arah dan kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tuckey dengan taraf kepercayaan 95 %.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rendaman beras ketan hitam dengan berat 15; 30; dan 60 g yang ditambahkan 100 ml air suling mampu menurunkan secara signifikan (p<0,05) kadar glukosa darah berturut–turut 24,97 %; 44,71%; dan 51,59% pada tikus betina yang dibebani glukosa.
Kata kunci : rendaman beras ketan hitam, hipoglikemik, glukosa oral dan metode GOD PAP
Yogyakarta ,.....................................
Drs. Mulyono, Apt Pembimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
ABSTRACT Black glutinous rice is one of nutritious food contain of natural chemical
component such as protoanthocyanidin, anthocyanidin, flavonoids, isoflavon, tikostineol and fitosterol. The higher level of anthocyanin in Black glutinous rice make it has a black color. Today, empirically the submerged of Black glutinous rice use in treat of diabetes mellitus. This research has been performed to obtain information on the hypoglycemic effect of submerged of Black glutinous rice.
This study is an experimental research with the one-way complete randomized design use Wistar female rats, aged 2,5-3,5 month, weight 150-200 g. The submerged of Black glutinous rice had been tested using oral glucose tolerance test, the submerged samples take on minutes 0, 15, 30, 60, 90, 120, 180, 240 and 300 after giving oral glucose. The blood glucose level determines with enzymatic method use GOD PAP “Diasys”. The Area Under Curve (AUC)0-300 was determinated with Trapezoid method, after that it was analyzed using the one way ANOVA with 95% significance level continued using Post Hoc Tuckey.
The result show that submerged of black glutinous rice on weight 15; 30 and 60 gram are added with 100 ml of aquadest have potention to decrease significantly (p<0,05) the blood glucose level of female rats that induce with oral glucose on 24,97%; 44,71% and 51,59% ratio with aquadest as negative control.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Globalisasi telah berkembang dengan pesat dan mempengaruhi hidup
masyarakat. Pola makan yang kurang sehat seperti makanan cepat saji yang
kurang serat dan kaya kolesterol, minuman dengan bahan pewarna dan pengawet
dapat memicu timbulnya berbagai penyakit salah satunya diabetes melitus.
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar
glukosa dalam darah lebih dari normal. Menurut kriteria diagnostik Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia (PERKENI), seseorang dikatakan menderita diabetes jika
memiliki kadar gula darah puasa lebih dari 126mg/dL dan pada tes sewaktu lebih
dari 200 mg/dL (Soegondo, 2006). Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi
terhadap organ lain, misalnya gangguan pada retina dan ginjal, kerusakan saraf
perifer, dan mendorong terjadinya penyakit aterosklerosis pada jantung, kaki dan
otak.
Indonesia menempati peringkat keempat dunia untuk penyakit diabetes
dengan 5–6 juta penderita (Soegondo, 2006). Meningkatnya jumlah penderita
penyakit diabetes melitus tidak lepas dari berubahnya gaya hidup masyarakat.
Masyarakat mulai tidak memperhatikan dan menyeimbangkan antara asupan kalori
dari makanan dengan jumlah kalori yang dibutuhkan untuk kegiatannya. Kondisi ini
diperparah dengan berkurangnya aktivitas olah raga karena sudah dimanjakan oleh
kemajuan teknologi dan berkembangnya transportasi. Dalam penelitiannya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Susilowati dan Amiruddin (2008) menyatakan bahwa risiko diabetes melitus
meningkat dengan adanya faktor risiko berupa obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi,
stres serta riwayat diabetes dalam keluarga.
Dalam penanggulangan penyakit diabetes melitus, obat hanya merupakan
pelengkap diet dan hanya diberikan apabila pengaturan diet secara maksimal tidak
mengendalikan kadar gula darah (Agoes, 1991). Obat hipoglikemik oral dapat
menyebabkan efek samping diantaranya prevalensi kematian tinggi untuk
glibenklamid yang diberikan pada pasien diabetes melitus dengan penyakit
kardiovaskuler, efek diuretik dijumpai pada klorpropamid, acetohexamide,
tolazamide dan gliburide (Ediningsih, 2006).
Beras ketan hitam merupakan salah satu bahan pangan kaya komponen
kimiawi dan manfaat bagi kesehatan. Akhir-akhir ini rendaman beras ketan hitam
secara empiris digunakan masyarakat dalam pengobatan diabetes melitus. Penelitian
menyatakan pigmen pada beras ketan hitam berperan dalam pencegahan pengerasan
pembuluh nadi, pengobatan pada tekanan darah tinggi dan masalah ginjal. Untuk
membuktikan rendaman beras ketan hitam memiliki aktivitas hipoglikemik, maka
perlu dilakukan penelitian mengenai efek tersebut pada hewan uji.
1. Perumusan masalah
Penggunaan bahan alam dalam penanggulangan penyakit membutuhkan
suatu penelitian ilmiah untuk mengetahui kebenaran khasiatnya. Pokok
permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah mengetahui apakah
rendaman beras ketan hitam memiliki aktivitas hipoglikemik pada penyakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
diabetes melitus tipe 2 yang ditandai dengan penurunan kadar glukosa setelah
Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO)?
Permasalahan kedua yang ingin diketahui adalah apakah dengan
meningkatnya berat beras ketan hitam yang direndam dengan menambahkan 100
ml air suling akan meningkatkan aktivitasnya dalam menurunkan kadar glukosa
darah?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran penulis di perpustakaan Universitas Sanata Dharma,
penelitian mengenai uji efek hipoglikemik rendaman beras ketan hitam pada
tikus betina yang dibebani glukosa belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Penelitian mengenai uji efek hipoglikemik rendaman
beras ketan hitam diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan tentang obat bahan alam sebagai alternatif dalam penanggulangan
penyakit diabetes melitus.
b. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai khasiat bahan alam kepada masyarakat khususnya bagi penderita
penyakit Diabetes Melitus tipe 2 tentang kegunaan rendaman beras ketan hitam
sebagai obat antidiabetes oral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui
aktivitas hipoglikemik rendaman beras ketan hitam terhadap tikus betina yang
dibebani glukosa. Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi suatu informasi
pengobatan penyakit diabetes melitus tipe 2 (Diabetes Melitus Tidak Tergantung
Insulin / DMTTI).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
Diabetes melitus, penyakit gula, atau penyakit kencing manis diketahui
sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan menahun terutama
pada sistem metabolisme karbohidrat, lemak, dan juga protein dalam tubuh
(Lanywati, 2001). Dalam keadaan normal, kira-kira 50% glukosa yang dimakan
mengalami metabolisme sempurna menjadi karbondioksida dan air, 5% diubah
menjadi glikogen dan kira-kira 30-40% diubah manjadi lemak (Suharto dan
Handoko, 1999). Gangguan metabolisme karbohidrat disebabkan kurangnya
produksi insulin yang diperlukan dalam proses pengubahan gula menjadi tenaga serta
sintesis lemak (Lanywati, 2001).
Dalam keadaan normal kadar gula dalam darah saat berpuasa berkisar antara
80–120 mg/dL, sedangkan satu jam sesudah makan akan mencapai 170 mg/dL, dan
dua jam sesudah makan akan turun hingga mencapai 140 mg/dL. Jika kadar gula
dalam darah lebih tinggi dari nilai normal, maka disebut hiperglikemia, namun
sebaliknya jika lebih rendah dari nilai normal, maka disebut hipoglikemia (Lanywati,
2001). Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) menganjurkan
penegakkan diagnosis diabetes melitus berdasarkan ditemukannya minimal dua hal
berikut pada hari yang sama yaitu: kadar glukosa darah sewaktu lebih dari 11,1
mmol/L ; glukosa darah puasa lebih dari 7,0 mmol/L; dan diabetes 2 jam posprandial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
lebih dari 11,1 mmol/L setelah pemberian glukosa oral 75 g ( Rubenstein, Wayne,
and Bradley, 2007).
Menurut Lanywati (2001), gejala khas dan klasik pada penyakit diabetes
melitus yaitu poliuria, polidipsi dan polipagio.
1. Poliuria (banyak kencing), merupakan gejala umum pada penderita diabetes
melitus. Hal ini disebabkan kadar glukosa darah berlebihan, sehingga
merangsang tubuh untuk mengeluarkannya melalui ginjal bersama air dan
kencing. Gejala ini umumnya terjadi pada malam hari.
2. Polidipsi (banyak minum), merupakan reaksi tubuh akibat banyaknya
pengeluaran urin. Untuk menghindari tubuh kekurangan cairan, maka secara
otomatis pada penderita akan timbul rasa haus yang menyebabkan timbulnya
keinginan untuk minum selama kadar glukosa darah belum terkontrol.
3. Polipagio (banyak makan), terjadi akibat berkurangnya kadar glukosa dalam
tubuh meskipun kadar glukosa dalam darah tinggi. Hal ini terjadi karena tubuh
berusaha memperoleh tambahan cadangan gula yang berasal dari makanan.
Gejala yang umumnya tampak pada penderita diabetes melitus adalah
sebagai berikut
1. adanya perasaan haus yang terus-menerus
2. sering buang air kecil dan dalam jumlah banyak
3. timbul rasa letih yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
4. timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun
pada tingkat penyakit yang berat, akan timbul beberapa gejala lain seperti
1. terjadi penurunan berat badan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. timbulnya rasa kesemutan/ mati rasa atau sakit pada tangan atau kaki
3. timbulnya luka pada kaki yang tidak kunjung sembuh
4. hilangnya kesadaran diri
(Lanywati, 2001)
Hasil penelitian pada tahun 2001 menunjukkan bahwa diabetes melitus tidak
hanya disebabkan oleh faktor keturunan (genetik), tetapi juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang multi-kompleks, antara lain kebiasaan hidup dan lingkungan.
Kebiasaan hidup misalnya makan yang berlebihan yang menyebabkan kelenjar
pankreas harus bekerja lebih keras dalam memproduksi hormon insulin. Jika suatu
saat pankreas sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan insulin maka glukosa
tidak dapat terolah dan masuk ke dalam darah serta urin (Lanywati, 2001).
Menurut Katzung (2002), diabetes melitus dapat diklasifikasikan menjadi
empat jenis, yaitu
1. diabetes melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe ini disebabkan oleh defisiensi absolut hormon
insulin. Pada tipe ini terjadi destruksi sel-sel β pankreas sehingga sel-sel β
pankreas tidak mampu membuat dan mengeluarkan insulin dalam jumlah cukup,
bahkan kadang-kadang tidak terdapat sekresi insulin sama sekali sehingga sel-sel
tidak bisa menyerap glukosa darah (Tjay dan Raharja, 2002). Diabetes melitus
tipe 1 yang diawali oleh faktor autoimun hingga saat ini belum diketahui dengan
jelas, namun proses ini diperantarai oleh sel makrofag dan limfosit T melalui
autoantibodi terhadap antigen sel-β (Dipiro, Wells dan Schwinghammer, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. diabetes melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 biasanya dialami oleh orang dewasa yang
menderita obesitas. Diabetes melitus tipe ini biasanya terjadi akibat resistensi
insulin maupun disfungsi sel beta (Lina dan Wijaya, 2005). Resistensi insulin
ditunjukkan dengan meningkatnya lipolisis dan produksi asam lemak bebas,
peningkatan produksi glukosa hepar, dan penurunan pengambilan glukosa oleh
otot (Dipiro at al, 2003). Menurut Lina dan Wijaya (2005), disfungsi sel beta
bisa terjadi melalui mekanisme-mekanisme sebagai berikut
a. Adaptasi jumlah sel beta. Jumlah sel beta akan berubah dinamis dan
beradaptasi dengan beban metabolik dalam tubuh. Peningkatan beban metabolik
dapat disebabkan oleh obesitas dan resistensi insulin.
Gambar 1. Pengaruh peningkatan beban metabolik akibat nutrisi berlebih dan penurunan aktivitas (Indriyanti, 2005)
Pada manusia peningkatan jumlah sel beta disebabkan oleh replikasi dan
neogenesis serta hipertrofi sel beta. Pada kondisi normal, sel beta terdapat dalam
70% sel-sel endokrin islet. Akan tetapi pada penderita diabetes melitus tipe 2,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
jumlah islet dapat menurun (akibat timbulnya plak amiloid) dan dapat berubah
bentuk.
b. Apoptosis sel beta. Apoptosis adalah bentuk kematian sel pada
organisme multiseluler yang terjadi saat pergantian sel, perubahan jaringan dan
pembuangan sel-sel mati. Selama patogenesis diabetes melitus tipe 2, terdapat
mekanisme yang memicu peningkatan apoptosis sel beta diantaranya
hiperglikemia kronis yang memicu stres retikulum endoplasma dan stres
oksidatif.
Gambar 2. Mekanisme apoptosis sel beta pada patogenesis
diabetes melitus tipe 2 (Lina dan Wijaya, 2005)
Apoptosis sel beta juga bisa disebabkan akibat fosforilasi tirosin IRS-
2 (Insulin Receptor Substrate 2) yang mengakibatkan peningkatan pertumbuhan
dan pertahanan sel beta. Selain itu, IRS-2 juga merupakan bagian untuk
fosforilasi serin/threonin yang dapat memberikan efek negatif dari transduksi
sinyal IRS yang memicu degradasi IRS akibatnya pertumbuhan sel beta menjadi
terhambat yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel beta.
c. Stres oksidatif. Pada kondisi hiperglikemia dan konsentrasi lipid yang
tinggi akan menginduksi protein UCP2 (Uncoupling Protein) yang merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
regulator sekresi insulin dalam sel beta pankreatik dan juga memicu
meningkatnya produksi superoksida melalui rantai transfer elektron.
Pembentukan superoksida merupakan suatu hasil dari respirasi seluler
mitokondrial akibat terbentuknya elektron yang tidak berpasangan. Elektron
tidak berpasangan ini akan bereaksi dengan oksigen membentuk ion superoksida
yang merupakan radikal bebas yang sangat reaktif. USP2 yang teraktivasi akan
menjadi sarana keluarnya proton yang akan mengganggu proses GSIS (Glucose
Stimulated Insulin Secretion) sehingga menurunkan produksi ATP dari glukosa.
3. diabetes gestational
Diabetes melitus tipe ini terjadi pada wanita yang sedang hamil.
Biasanya timbul pada trimester kedua (minggu 24-28) dan akan berakhir pada
saat bayi lahir. Diabetes ini disebabkan karena tubuh penderita tidak dapat
menggunakan glukosa dalam darah dengan normal sehingga kadar glukosa dalam
darah lebih tinggi dari seharusnya.
4. diabetes melitus spesifik yaitu Maturity Onset Diabetes of The Young (MODY).
Maturity Onset Diabetes of The Young merupakan bentuk diabetes yang
berkaitan dengan salah satu gen pada fungsi sel beta pankreas dan umumnya
tidak terkait dengan resistensi insulin. MODY disebabakan terjadinya mutasi
pada faktor-faktor transkripsi hepatocyte nuclear factor, HNF-1α, insulin
promotor factor-1, HNF-1β dan neuroD.BETA2 yang berujung pada disfungsi
sel beta (Lina dan Wijaya, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat
adalah penghasil energi di dalam tubuh (Irawan, 2007). Karbohidrat akan mengalami
proses pencernaan dalam mulut, lambung dan usus menjadi monosakarida. Sebagian
besar karbohidrat yang terdapat dalam makanan akan membentuk glukosa, galaktosa
ataupun fruktosa setelah dicerna. Senyawa-senyawa ini lalu diangkut ke hepar
melalui vena porta hati. Di dalam hati, galaktosa dan fruktosa segera diubah manjadi
glukosa (Murray, Granner, Mayes and Rodwell, 2000).
Di dalam tubuh, karbohidrat yang telah terkonversi menjadi glukosa tidak
hanya akan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi kontraksi otot atau aktivitas
fisik tubuh, namun glukosa juga berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem saraf
pusat termasuk juga untuk kerja otak. Selain itu, karbohidrat yang dikonsumsi juga
dapat tersimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen di dalam otot dan
hati. Glikogen otot merupakan salah satu sumber energi tubuh saat sedang
berolahraga sedangkan glikogen hati dapat berfungsi untuk membantu menjaga
ketersediaan glukosa di dalam sel darah dan sistem saraf pusat (Irawan, 2007).
Pembentukan glikogen yang berasal dari glukosa dikenal sebagai siklus
asam laktat atau siklus glukosa-alanin. Siklus asam laktat terjadi di hati dan di otot.
Mekanisme sederhana proses metabolisme glukosa menjadi glikogen tampak pada
gambar 3 pada halaman 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar 3. Metabolisme karbohidrat pada orang normal (Suharto dan Handoko, 1999)
Pada keadaan normal, persediaan glikogen dalam hati cukup untuk
mempertahankan kadar glukosa darah selama beberapa jam. Bila hepar terganggu
fungsinya maka akan mudah terjadi hipoglikemia dan hiperglikemia (Suharto dan
Handoko, 1999). Selain di hati glikogen juga disimpan di otot. Metabolisme glikogen
menjadi glukosa diatur oleh enzim. Di dalam otot metabolisme glikogen diatur oleh
hormon epinephrine dan insulin sedangkan di dalam hati, metabolisme glikogen
diatur oleh hormon glukagon, insulin dan perbandingan glukagon insulin (Davidson,
1999). Kadar gula dalam darah diatur oleh hormon insulin yang dihasilkan oleh sel-
sel β pada pulau-pulau Langerhans pankreas dan disekresikan ke dalam darah
sebagai reaksi terhadap keadaan hiperglikemia (Murray dkk, 2000).
C. Beras Ketan Hitam
Beras ketan hitam merupakan salah satu spesies yang termasuk ke dalam
suku Poaceae yang memiliki nilai ekonomis yang penting. Beras ketan hitam
diketahui mengandung senyawa golongan antosianin, yang memiliki beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
aktivitas farmakologi salah satunya adalah aktivitasnya sebagai antioksidan (Aligita,
2007).
Penelitian di China menunjukkan beras ketan hitam itu mempunyai khasiat
menyembuhkan berbagai penyakit. Beras ketan hitam saat ini digunakan sebagai obat
dan bahan pangan, kadar vitamin, mikroelemen dan asam amino dari beras ketan
hitam semuanya lebih tinggi daripada beras biasa. Pigmen pada beras ketan hitam
kaya akan aktif flavonoid dan kadarnya lima kali lipat dari pada beras putih dan
berperan sangat besar bagi pencegahan pengerasan pembuluh nadi (Anonim,
2008b).
Beras ketan hitam memiliki kandungan kimia alami seperti
protoantosianidin, antosianidin, flavonoid, isoflavon, tokostienol, dan fitosterol
(Anonim, 2008a). Wrolstad (2001) menemukan bahwa pigmen antosianin pada
Bilberries (Vaccinium myrtillus) telah lama digunakan pada kerusakan sirkulasi.
Wrolstad (2001) melaporkan adanya penelitian yang menyatakan antosianin dan
flavonoid memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi dan adanya laporan bahwa
penggunaan antosianin secara oral bermanfaat untuk mengobati diabetes, ulser,
mungkin juga memiliki aktivitas sebagai antivirus dan antimikroba. Cazarolli,
Zanatta, Elga, Reis, Folador, Damazio, Pizzolatti Mena dan Fatima (2008) pada
penelitiannya memfokuskan pada mekanisme aksi seluler dan molekuler dari
flavonoid pada metabolisme karbohidrat. Hasil penelitian ini diharapkan memberi
manfaat terkait diabetes melitus. Salah satu aktivitas flavonoid adalah
kemampuannya mencegah absorpsi glukosa atau meningkatkan toleransi glukosa.
Selanjutnya, flavonoid merangsang masuknya glukosa dalam jaringan peripheral,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mengatur aktivitas dan/ekspresi enzim yang terlibat dalam jalur metabolisme
karbohidrat.
D. Metode Penetapan Kadar Glukosa dalam Darah
Menurut Widowati (1997), secara umum metode penentuan glukosa darah
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
1. Metode kondensasi gugus amin
Prinsip dari metode ini adalah terjadinya kondensasi aldosa dengan
orto toluidin dalam suasana asam dan akan menghasil larutan berwarna hijau
setelah dipanaskan. Penetapan kadar glukosa ditentukan dengan metode
spektrofotometri sesuai dengan intensitas warna yang terjadi.
2. Metode reduksi
Prinsip metode ini adalah dengan reaksi oksidasi reduksi menggunakan
suatu oksidan ferisianida. Adanya glukosa dalam darah akan mereduksi
ferisianida menjadi ferosianida suasana basa dan dengan pemanasan. Kemudian
kelebihan garam feri akan dititrasi secara iodometri.
3. Metode pemisahan glukosa
Pada metode ini glukosa dipisahkan dalam keadaan panas dengan
antron atau timol dalam suasana asam menggunakan asam sulfat pekat. Glukosa
juga dapat dipisahkan secara kromatografi, tetapi pemisahan glukosa ini jarang
dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. Metode enzimatik
Penetapan kadar glukosa dapat ditentukan secara enzimatik, rnisalnya
dengan penambahan enzim glukosa oksidase (GOD). Dengan adanya oksigen
atau udara, glukosa dioksidasi dengan dikatalisis oleh enzim menjadi asam
glukonat disertai pembentukan H2O2. Dengan adanya enzim fenoaminoantipirin
peroksidase, H2O2 akan membebaskan O2 yang mengoksidasi akseptor
kromogen yang sesuai serta memberikan warna yang sesuai pula. Penetapan
kadar glukosa darah dilakukan berdasarkan intensitas warna yang terjadi dan
diukur intensitasnya secara spektrofotometri (Anonim, 2008c).
Pada penelitian ini penetapan kadar glukosa dilakukan dengan metode
enzimatik. Enzim biasa digunakan untuk menganalisis suatu bahan dalam suatu
campuran. Metode enzimatik merupakan metode yang spesifik, reprodusibel,
sensitif, cepat, dan ideal untuk tujuan analisis. Metode enzimatis memiliki
sensitifitas dan spesifisitas tinggi sehingga analisis kuantitatif suatu komponen
dalam sampel yang kompleks dengan sedikit atau tanpa preparasi dapat dilakukan
(Anonim, 2008c).
E. Obat Antidiabetes Oral
Antidiabetes oral mungkin berguna untuk penderita alergi insulin atau yang
tidak mau menggunakan insulin. Dalam penanggulangan penyakit diabetes, obat
hanya merupakan pelengkap diet dan hanya diberikan apabila olah raga dan
pengaturan diet secara maksimal tidak dapat mengendalikan kadar gula darah
(Agoes, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dipiro, Wells dan Schwinghammer (2003) mengelompokkan obat
antidiabetes oral menjadi tiga golongan yaitu
1. Golongan sulfonilurea
R1
O2S
HN C
O
HN R2
Gambar 4. Struktur umum golongan sulfonilurea (Ediningsih, 2006)
Golongan sulfonilurea utamanya bekerja dengan merangsang sekresi
insulin di pankreas selain itu golongan sulfonilurea memiliki efek regulasi
terhadap reseptor-reseptor insulin di jaringan sehingga akan memperbesar
kepekaan jaringan terhadap insulin (Ediningsih, 2006). Terdapat dua golongan
sulfonilurea yaitu generasi pertama (asetohexamide, clorpropamide, talozamide
dan tolbutamid) dan generasi kedua (glimepiride, glipizide, glibenklamid, dan
gluburide).
Antidiabetes oral golongan sulfonilurea biasanya digunakan pada
pasien yang kurus karena obat ini cenderung meningkatkan berat badan. Efek
samping obat ini adalah gejala saluran cerna, sakit kepala, dan hipoglikemia
yang dapat terjadi tanpa gejala khas (Tjay dan Rahardja, 2002).
2. Golongan biguanid
H2N C C R
NHNH
R
Gambar 5. Struktur umum golongan biguanid (Ediningsih, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Golongan biguanid bekerja dengan meningkatkan sensitifitas terhadap
insulin yang terdapat pada sel hati dan otot yaitu golongan biguanid dan
tiazolidindion. Suharto dan Hartono (1999) menyatakan golongan biguanid
secara in vitro merangsang glikolisis anaerob dan peristiwa itu memungkinkan
glukosa lebih banyak masuk ke sel otot. Agoes (1991) menyatakan ada tiga jenis
obat golongan ini yaitu metformin, buformin dan fenformin. Namun yang
digunakan saat ini adalah metformin karena dua jenis yang lain memiliki efek
samping asidosis laktat yang dapat menyebabkan kematian.
3. Penghambat kerja enzim α-glukosidase
Obat yang masuk golongan ini seperti acarbose dan miglitol. Obat-obat
ini akan bekerja dengan mengambat enzim α-glukosidase di usus dalam
penyerapan amilum. Dengan penghambatan enzim tersebut maka reaksi
penguraian polisakarida menjadi monosakarida juga terhambat sehingga glukosa
yang dilepaskan lebih lambat dan kecepatan absorspsi ke dalam darah juga
berkurang.
F. Landasan Teori
Antosianin merupakan pigmen tumbuhan yang memberikan warna ungu.
Penelitian yang dilakukan oleh Wrolstad (2001) menemukan bahwa kandungan
antosianin dalam tumbuhan digunakan dalam pengobatan diabetes. Cazzaroli at al
(2008) menemukan bahwa kandungan flavonoid dalam tumbuhan akan memiliki
aktivitas memperlambat proses metabolisme karbohidrat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Beras ketan hitam memiliki kandungan alami di antaranya antosianin,
protoantosianidin, antosianidin, flavonoid, isoflavon, tokostienol, dan fitosterol.
Adanya kandungan antosianin pada beras ketan hitam memungkinkan beras ketan
hitam memiliki efek dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah.
G. Hipotesis
Rendaman beras ketan hitam memiliki efek dalam menurunkan kadar
glukosa darah (hipoglikemik) pada tikus betina yang dibebani glukosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan
pola rancangan acak lengkap searah.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Variabel utama pada penelitian ini adalah berat beras ketan hitam yang
ditambahkan dalam 100 ml air suling dan Luas Daerah di Bawah Kurva (LDDK)
pada menit ke-0 sampai 300 (Ambarwati, 2002).
a. Variabel bebas.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah berat ketan hitam yang
ditambahkan dalam 100 ml air suling. Berat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah 15 g; 30 g; dan 60 g.
b. Variabel tergantung.
Variabel tergantung adalah Luas Daerah di Bawah Kurva (LDDK)
pada rentang waktu menit ke- 0 sampai menit ke 300.
c. Variabel pengacau terkendali.
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini antara lain
Jenis kelamin : betina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Umur hewan uji : 2,5 – 3,5 bulan
Berat badan : 150-200 g
Galur : Wistar
d. Variabel pengacau tak terkendali
Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi
patofisiologi hewan uji.
2. Definisi operasional
a. Sampel uji
Sampel uji adalah rendaman beras ketan hitam yang merupakan hasil
rendaman beras ketan hitam selama 30 menit dalam 100 ml air suling lalu
disaring untuk memisahkan butiran beras ketan hitam dan air rendaman.
b. Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI)
Diabetes melitus tipe ini terjadi akibat tubuh tidak memproduksi
insulin dalam jumlah cukup untuk mengolah glukosa. Kenaikan kadar
glukosa diinduksi dengan cara pemberian glukosa monohidrat 1,75 g/ Kg BB.
c. Luas Daerah di Bawah Kurva (LDDK)
Luas Daerah di Bawah Kurva merupakan luas daerah di bawah
kurva pada rentang waktu menit ke-0 sampai menit ke-300. Luas daerah di
bawah kurva ini menggambarkan kadar glukosa darah pada rentang waktu
menit ke-0 sampai 300 berdasarkan metode Trapezoid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
C. Bahan Penelitian
1. Hewan uji
Hewan uji yang digunakan adalah tikus berjenis kelamin betina galur
Wistar yang berumur 2,5–3,5 bulan, berat badan 150-200 g dengan kondisi
sehat. Hewan uji diperoleh dari Laboratorium Hayati Imono Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma. Banyaknya hewan uji adalah 5 ekor untuk setiap
perlakuan.
2. Bahan uji
Bahan uji adalah beras ketan hitam yang diperoleh di salah satu
supermarket di Yogyakarta dengan merek Delanggu.
3. Pereaksi Glukosa Oksidase Peroksidase (GOD-PAP) “Diasys”
Pereaksi GOD-PAP berisi bahan-bahan sebagai berikut yaitu: Bufer
fosfat pH 7,5 250 mmol/L, Fenol 5 mmol/L, 4-aminoantipirin 0,5 mmol/L,
glukosa oksidase lebih dari 10 kU/L dan Peroksidase lebih dari 1 kU/L.
4. Lain-lain
a. Inviclot® Heparin Sodium (Fahrenheit) 5000 IU/ mL sebagai
antikoagulan saat pengambilan darah.
b. Glukosa monohidrat p.a (E. Merck) sebagai standar dan larutan baku
c. Air suling yang berasal dari laboratorium Farmakologi Universitas Sanata
Dharma.
d. Larutan asam trikloroasetat/TCA (E. Merck) 15 % digunakan untuk
deproteinasi cuplikan darah sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
D. Alat Penelitian
Alat- alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut
1. spektrofotometer UV-Vis merek OPTIMA SP 300 Spectrofotometer
2. mikropipet 40 – 200 µL
3. mikropipet 200 – 1000 µL
4. neraca analitik merek Mettler AE 260 Deltarange
5. neraca kasar Mettler Toledo
6. vortex
7. sentrifugator merek Hettich EBA 8S
8. syiring Peroral
9. pengaduk magnetik
10. tabung Evendorf
11. alat-alat gelas
E. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan glukosa monohidrat 15 % b/v
Pembuatan larutan glukosa monohidrat ini diawali dengan
menimbang seksama 15,0 g glukosa monohidrat kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 100,0 ml dan ditambahkan air suling hingga tanda lalu
dihomogenkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Pembuatan CMC Na 1 % b/v
Pembuatan CMC Na 1% diawali dengan penimbangan CMC Na
sebanyak 1,0 g, lalu bahan dimasukkan dalam labu ukur 100,0 ml dan
ditambah air suling hingga tanda lalu dihomogenkan.
3. Penentuan keseragaman bobot tablet glibenklamid
Pengujian keseragaman bobot tablet diawali dengan penimbangan
20 tablet Glibenklamid satu per satu lalu hitung bobot rata-ratanya. Dalam
Farmakope Indonesia III (1979), Tablet dikatakan seragam jika memenuhi
persyaratan “tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan pada
kolom A dan tidak ada satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot
rata-ratanya lebih dari harga yang tertera pada kolom B” yang terdapat pada
tabel I.
Tabel I. Persyaratan Keseragaman Bobot Tablet Menurut Farmakope Indonesia III
Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata dalam %
A B
25 mg atau kurang
26 mg sampai dengan 150 mg
151 mg sampai dengan 300 mg
Lebih dari 300 mg
15
10
7,5
5
30
20
15
10
4. Pembuatan suspensi glibenklamid 5 mg % b/v
Pembuatan suspensi glibenklamid 5 mg%b/v diawali dengan
menggerus 20 tablet glibenklamid lalu dihomogenkan. Langkah selanjutnya
adalah dengan menimbang seksama serbuk tablet glibenklamid yang setara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dengan 5 mg glibenklamid lalu dimasukkan dalam labu ukur 100,0 ml.
Kemudian lakukan penambahan CMC Na 1% hingga tanda lalu
dihomogenkan.
5. Penentuan dosis glibenklamid
Dosis terapi Glibenklamid adalah 5 mg untuk usia dewasa dengan
berat badan 70 kg. Dosis tersebut kemudian dikonversi ke dalam dosis tikus
200 g dengan nilai konversi 0,018.
Konversi dosis = 5 mg x 0,018 = 0,09 mg/ 200g BB tikus
= 0, 45 mg/kg BB tikus.
6. Penentuan waktu serapan stabil/ operating time
Penentuan waktu serapan stabil diawali dengan mengambil 100 μL
glukosa monohidrat dengan kadar 100 mg %, kemudian ditambahkan 900μL
air suling dan 2 mL pereaksi GOD-PAP “Diasys”. Proses selanjutnya adalah
mendiamkan larutan pada suhu ruangan lalu mengukur serapannya pada
panjang gelombang 500 nm. Pengukuran dilakukan dengan selang waktu 5
menit selama 60 menit. Waktu serapan stabil adalah waktu pendiaman yang
menghasilkan serapan yang stabil.
7. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum
Penentuan waktu serapan stabil diawali dengan mengambil 100 μL
glukosa monohidrat dengan kadar 100 mg %, kemudian ditambahkan 900 μL
air suling dan 2 mL pereaksi GOD-PAP “Diasys”. Proses selanjutnya adalah
mendiamkan larutan pada suhu ruangan selama operating time kemudian
lakukan pengukuran serapan pada rentang panjang gelombang lalu mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
serapannya pada panjang gelombang 490-510 nm dengan interval 2 nm.
Panjang gelombang yang dipilih untuk pengukuran selanjutnya adalah yang
memiliki serapan maksimum.
8. Pembuatan persamaan kurva baku
Persamaan kurva baku diawali dengan penimbangan seksama
100,0 mg glukosa monohidrat kemudian dimasukkan dalam labu ukur 25,0
ml dan ditambahkan air suling hingga tanda. Untuk memperoleh persamaan
dibuat seri kurva baku dengan konsentrasi 12,5 mg%, 25 mg%, 50 mg%, 75
mg% dan 100 mg%. Masing–masing konsentrasi diambil 100 μL dan
ditambahkan 900 μL air suling dan 2 ml pereaksi GOD-PAP “Diasys”. Proses
selanjutnya adalah mendiamkan larutan pada suhu ruangan selama operating
time dan diukur serapannya pada panjang gelombang serapan maksimum.
Persamaan kurva baku diperoleh dengan program regresi linear diplotkan
antara konsentrasi glukosa monohidrat vs absorbansi sehingga diperoleh
persamaan kurva baku.
9. Penentuan waktu pemberian glibenklamid
Tujuan tahap ini adalah untuk melihat pengaruh waktu pemberian
terhadap efek penurunan kadar glukosa darah oleh glibenklamid agar saat Uji
Toleransi Glukosa Oral (UTGO), glibenklamid sudah memberikan efek
penurunan kadar glukosa darah.
Penetapan kadar dilakukan dengan spektofotometri mengikuti
metode GOD-PAP. Selanjutnya dibuat kurva UTGO dan dilakukan
perhitungan harga LDKK0–300. Penentuan waktu pemberian glibenklamid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
didasarkan pada prosentase penurunan harga LDDK0– 300 dari UTGO pada
kelompok perlakuan terhadap kontrol, dilakukan dengan cara sebagai berikut:
enam tikus dipilih random kemudian masing-masing tikus akan mendapat
perlakuan berbeda secara per oral yang terdiri dari:
a. Satu tikus mendapat perlakuan dengan kontrol CMC Na 1% dengan
volume pemberian 25 ml/ Kg BB tikus pada menit ke-15 sebelum
UTGO.
b. Satu tikus mendapat perlakuan dengan kontrol CMC Na 1% dengan
volume pemberian 25 ml/ Kg BB tikus pada menit ke-30 sebelum
UTGO.
c. Satu tikus mendapat perlakuan dengan kontrol CMC Na 1% dengan
volume pemberian 25 ml/ Kg BB tikus pada menit ke-45 sebelum
UTGO.
d. Satu tikus mendapat perlakuan Glibenklamid dosis 0,45 mg/Kg BB pada
menit ke-15 sebelum UTGO.
e. Satu tikus mendapat perlakuan Glibenklamid dosis 0,45 mg/Kg BB pada
menit ke-30 sebelum UTGO.
f. Satu tikus mendapat perlakuan Glibenklamid dosis 0,45 mg/Kg BB pada
menit ke-45 sebelum UTGO.
10. Pembuatan randaman beras ketan hitam
Pembuatan rendaman beras ketan dimulai dengan mempersiapkan
beras ketan hitam, dibersihkan dari kotoran kemudian ditimbang 15 g, 30 g
dan 60 g. Langkah selanjutnya adalah memasukkan beras ketan hitam ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dalam gelas beker dan ditambahkan air suling sebanyak 100 ml. Pengadukan
dilakukan dengan bantuan pengaduk magnetik selama 30 menit dan disaring
dengan bantuan kain kasa sehingga diperoleh air rendaman.
11. Perlakuan terhadap hewan uji
Sebelum perlakuan dilakukan orientasi berat beras ketan hitam yang
ditambahkan dalam 100 ml air suling pemberian rendaman beras ketan hitam
menggunakan konsentrasi 30 g beras ketan hitam yang direndam dengan
menambahkan 100 ml air suling, berat badan hewan uji 150 g dan volume
pemberian 5 ml.
Hewan uji yang digunakan dalam percobaan ini sebanyak 25 ekor
untuk lima perlakuan. Sebelum perlakuan subyek uji dipuasakan selama 18
jam terlebih dahulu. Volume pemberian adalah 5 ml untuk setiap 150 g BB
tikus. Perlakuan terdiri dari kontrol negatif air suling 25 ml/ Kg BB, kontrol
positif glibenklamid dosis 0,45 mg/Kg BB, rendaman dari beras ketan hitam
15 g yang ditambah 100 ml air suling; 30 g ditambah 100 ml air suling; dan
60 g ditambah 100 ml air suling. Setelah perlakuan, secara per oral
diinjeksikan glukosa monohidrat dengan dosis 1,75 g/Kg BB berdasarkan
hasil percobaan penentuan waktu pemberian glukosa. Pengamatan kadar
glukosa darah dilakukan dengan pengambilan cuplikan darah melalui vena
lateralis ekor dan ditampung dalam tabung Evendorf yang berisi setetes
heparin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Pengambilan cuplikan darah dilakukan sesaat sebelum UTGO
sebagai menit ke- 0 dan setelah UTGO pada menit ke- 15, 30, 60, 90, 120,
180, 240 dan 300.
12. Penetapan kadar glukosa darah
Kadar glukosa darah ditetapkan secara spektrofotometri dengan
metode enzimatik menggunakan pereaksi glukosa oksidase peroksida
“Diasys”. Sampel darah diambil dari vena lateralis ekor dan ditampung dalam
tabung Evendorf yang berisi setetes heparin. Langkah selanjutnya adalah
mengambil 100 μL darah heparinat dan dimasukkan dalam tabung yang
berisi100 μL TCA 15% b/v, divorteks lalu disentrifugasi dengan kecepatan
3000 rpm selama 10 menit untuk mengendapkan protein. Kemudian diambil :
Sampel : 100 μL supernatan ditambahkan 900 μL air suling dan 2 mL
pereaksi GOD-PAP “Diasys”
Blangko : 1 mL air suling, 2 tetes heparin dan 100 µL TCA 15% dan
2 ml pereaksi GOD-PAP “Diasys”
Masing-masing tabung Evendorf didiamkan pada suhu ruangan
selama operating time. Kemudian pengukuran serapan dilakukan pada
panjang gelombang serapan maksimum.
Selanjutnya dibuat kurva Uji Toleransi Glukosa Oral (UTGO)
dengan mengeplotkan kadar glukosa darah dengan waktu pengambilan
cuplikan. Kadar glukosa darah dari setiap waktu pengambilan kemudian
dihitung Luas Daerah Di Bawah Kurva (LDDK)0-300 yang menggambarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kadar glukosa darah selama 300 menit waktu pengamatan. LDDK dihitung
dengan metode Trapezoid dengan persamaan:
)(..............)().( 11
1212
10010
222 −−− +
−++
−++
−= n
nntnt CCnttCCttCCttLDDK
Keterangan :
LDDK = luas daerah di bawah kurva (menit. mg/dL) t = waktu (menit) C = kadar glukosa dalam darah (mg/dL)
F. Analisis Data
Data yang diperoleh dari percobaan berupa nilai Luas Daerah di Bawah
Kurva (LDDK0-300) kemudian akan dianalisis secara statistik menggunakan
Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui distribusi sampel dan dilanjutkan dengan
ANOVA satu arah dan kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tuckey dengan
taraf kepercayaan 95 % untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penentuan Waktu Serapan Stabil
Penentuan waktu serapan stabil dilakukan untuk mengetahui berapa waktu
yang dibutuhkan agar seluruh glukosa dalam cuplikan darah bereaksi sempurna
dengan pereaksi GOD-PAP “Diasys”. Pengukuran serapan dilakukan pada panjang
gelombang teoritis reaksi yang terdapat dalam lefleat enzim GOD-PAP “Diasys”
yaitu 500 nm. Data percobaan dapat dilihat pada tabel II.
Tabel II. Data Penetapan Waktu Serapan Stabil Glukosa Monohidrat
Waktu (menit) Absorbansi5 0,487 10 0,524 15 0,646 20 0,675 25 0,880 30 0,880 35 0,880 40 0,880 45 0,856 50 0,856 55 0,834 60 0,833 65 0,834
Data yang terdapat dalam tabel II lalu disajikan dalam kurva hubungan antara
absorbansi dan waktu inkubasi yang tampak pada gambar 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 6. Kurva hubungan antara waktu inkubasi dan absorbansi glukosa
monohidrat
Dari gambar tersebut tampak bahwa inkubasi menit ke-5 sampai 25
menunjukkan terjadi peningkatan absorbansi yang berarti sedang terjadi reaksi antara
glukosa monohidrat dan enzim GOD-PAP. Waktu inkubasi 25 – 40 menit (ditandai
garis merah putus-putus) menunjukkan kurva mendatar yang berarti reaksi antara
glukosa monohidrat dan pereaksi GOD-PAP berlangsung sempurna. Pada menit 40–
65 tampak kurva menurun yang berarti telah terjadi oksidasi kompleks warna yang
menyebabkan penurunan intensitas warna yang ditandai dengan menurunnya
absorbansi. Berdasarkan hasil tersebut maka waktu pendiaman pada suhu ruangan
dilakukan selama 25 menit agar reaksi berlangsung sempurna dan pengukuran
absorbansi dilakukan pada menit ke-25 sampai menit ke-40.
Pada penelitian ini dipilih metode analisis kuantitatif secara enzimatis.
Metode enzimatis dipilih karena tidak memerlukan penyiapan sampel yang
kompleks. Kelebihan metode enzimatis dibandingkan dengan metode yang lain
karena sifatnya yang lebih selektif hanya mengkatalisis reaksi oksidasi glukosa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dibanding metode lain misalnya menggunakan metode kondensasi gugus amin yang
diganggu oleh asam amino atau metode reduksi yang diganggu oleh senyawa
reduktor selain glukosa.
B. Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
Penentuan panjang gelombang serapan maksimum merupakan syarat dalam
analisis kuantitatif secara spektrofotometri. Hal ini disebabkan serapan senyawa
yang diukur pada panjang gelombang maksimum akan memberikan sensitivitas
serapan yang maksimum dan kesalahan pembacaan serapan yang minimum.
Dalam percobaan ini penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan
dengan mengukur serapan kuinonimin (senyawa berwarna merah) pada daerah
panjang gelombang sinar tampak yaitu 490 sampai 510 nm. Hasil percobaan
disajikan dalam grafik hubungan antara panjang gelombang dan absorbansi pada
gambar 7 di bawah ini.
Gambar 7. Kurva hubungan antara panjang gelombang dan absorbansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Dari kurva pada Gambar 7 tampak bahwa pada panjang gelombang 504 nm
memiliki absorbansi yang paling besar sehingga pengukuran serapan kuinonimin
(senyawa berwarna merah) dilakukan pada panjang gelombang tersebut.
C. Persamaan Kurva Baku
Pembuatan kurva baku pada penelitian ini menggunakan lima seri
konsentrasi glukosa monohidrat. Tujuannya untuk mendapatkan persamaan regresi
linear yang akan digunakan untuk menghitung kadar glukosa dalam darah hewan
uji. Data seri kadar kurva baku dapat dilihat pada tabel III.
Tabel III. Hasil Pengukuran Kadar Seri Kurva Baku
Kadar (mg/dL) Absorbansi 12,396 0,213 26,03 0,423 51,65 0,644 74,38 0,925 103,3 1,131
Data yang terdapat dalam tabel IV disajikan dalam bentuk kurva hubungan
antara kadar gukosa monohidrat (mg/dL) vs absorbansi tampak pada gambar 8.
y=0,01x + 0,129
Gambar 8. Kurva hubungan korelasi antara kadar glukosa monohidrat (mg/dL) vs absorbansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Persamaan kurva baku diperoleh dengan program regresi linear dengan cara
plot antara kadar glukosa monohidrat vs absorbansi. Dari data pada Tabel III
diperoleh persamaan y = 0,01x + 0,129 dengan koefisien korelasi 0,9942. Koefisien
korelasi pada persamaan (r = 0,9942) lebih besar dari r tabel dengan tiga derajat
bebas yaitu 0,840 yang berarti terdapat hubungan korelatif linear antara peningkatan
kadar glukosa monohidrat dengan peningkatan absorbansi. Persamaan kurva baku
tersebut akan digunakan dalam menghitung kadar glukosa dalam darah.
D. Reaksi Pembentukan Warna
Kadar glukosa darah ditetapkan dengan metode enzimatik menggunakan
pereaksi GOD-PAP “Diasys”. Reaksi yang terjadi adalah reaksi pembentukan
warna. Intensitas warna yang dihasilkan akan diukur serapannya dengan bantuan
spektrofotometer sinar tampak (visible). Dalam penetapan kadar ini, glukosa akan
mengalami oksidasi dengan bantuan enzim glukosa oksidase menghasilkan asam
glukonat dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida, 4-aminoantipirin dan fenol
akan membentuk kuinonimin yang berwarna merah melalui reaksi enzimatik
menggunakan enzim fenoaminoantipirin peroksidase. Reaksi yang terjadi tampak
halaman 35.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
O
OH
H
H
OH
H
OH
CH2OH
HH
OH+ O2
GOD OH
COH
H
H
OH
CH2OH
HH
OH
O
OH+ H2O2
2H2O2 +
NN
O
CH3H2N
CH3
+
OH
NN CH3
CH3N
O
O
+ 4H2O
PAP
glukosaasam glukonat
4-aminoantiirin fenol quinon imine(senyawa berwarna merah)
hidrogen peroksida
hidrogenperoksida
Keterangan: GOD = Glukosa oksidase PAP = phenoaminoantipirin peroksidase
E. Penentuan Waktu Pemberian Glibenklamid
Penentuan waktu pemberian glibenklamid (senyawa pembanding
antidiabetik oral) bertujuan untuk mengetahui waktu paling optimum yang dapat
menghasilkan persentase penurunan terbesar kadar glukosa darah tikus hasil
UTGO yang ditunjukkan dengan nilai LDDK0-300 terhadap kontrol.
Tabel IV. Pengaruh waktu pemberian glibenklamid 0,45 mg/kg BB terhadap persentase penurunan LDDK0-300 glukosa darah UTGO tikus
Waktu pemberian
UTGO (menit)
LDDK 0-300 (menit .mg/dL) Selisih LDDK0-300 (menit.mg/dL)
% Selisih LDDK0-300
(menit. mg/dL)Kontrol Perlakuan 15 13749,75 10485,75 3264 23,74 30 15008,25 11102,25 3906 26,03* 45 15346,25 12401,25 2945,25 19,19 *selisih terbesar Data pada Tabel IV menunjukkan pengaruh pemberian glibenklamid 0,45
mg/kg BB secara oral lebih efektif diberikan 30 menit sebelum UTGO. Hal ini
disebabkan pada menit ke-30 penggunaan glibenklamid menunjukkan persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
penurunan kadar glukosa darah UTGO terbesar dibandingkan pemberian pada menit
ke-15 atau menit ke-45 yaitu 26,03%. Pada uji ini tidak dilakukan replikasi untuk
memenuhi syarat statistik dikarenakan tidak cukupnya hewan uji untuk perlakuan
yang lain. Hal ini disebabkan hewan uji harus seragam dalam pemeliharaan dan
hanya bisa mendapatkan satu perlakuan. Oleh karena itu, peneliti tidak menggunakan
hewan uji dari sumber yang lain karena ditakutkan akan menimbulkan bias dalam
penelitian ini.
F. Efek Hipoglikemik Rendaman Beras Ketan Hitam
Penelitian ini menggunakan tiga peringkat berat beras ketan hitam yaitu 15,
30 dan 60 g yang direndam dengan menambahkan 100 ml air suling yang diberikan
secara oral kepada tikus setelah perlakuan UTGO. Penelitian ini menggunakan
glibenklamid sebagai kontrol positif untuk membandingkan efek rendaman beras
ketan hitam dengan glibenklamid yang sudah diketahui efeknya dalam menurunkan
kadar glukosa darah. Kontrol negatif pada penelitian ini adalah air suling. Kadar
glukosa darah rata-rata untuk setiap waktu pengambilan disajikan pada tabel V pada
halaman 37.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel V. Rata-rata kadar glukosa darah tikus (mg/dL) terhadap waktu (menit) setelah perlakuan Kontrol negatif (Air suling), kontrol positif (Glibenklamid), rendaman
Beras Ketan Hitam 15;30; dan 60g ditambah 100 ml air suling,
Waktu
(menit)
kadar glukosa darah rata-rata dalam mg/dL ± SD
kontrol Air
suling kontrol positif perlakuan I perlakuan II perlakuan III
0 79,52 ± 3,49 71,50 ± 0,63 49,38 ± 8,70 50,02 ± 11,14 46,50 ± 11,78
15 83,10 ± 3,40 68,90 ± 3,40 54,74 ± 33,31 84,38 ± 9,98 41,42 ± 6,69
30 80,92 ± 1,51 68,48 ± 10,60 96,92 ± 20,68 51,46 ± 9,64 57,22 ± 19,61
60 87,62 ± 2,35 45,26 ± 18,21 70,48 ± 23,43 68,68 ± 13,19 44,90 ± 6,18
90 86,90 ± 2,05 48,10 ± 13,97 89,26 ± 9,37 55,14 ± 19,34 45,68 ± 14,07
120 86,56 ± 1,79 24,16 ± 9,65 63,16 ± 23,32 45,14 ± 10,59 37,92 ± 7,15
180 85,38 ± 2,37 24,84 ± 12,97 55,28 ± 7,84 20,76 ± 2,92 40,86 ± 5,56
240 82,92 ± 2,24 20,50 ± 4,94 58,50 ± 10,07 46,88 ± 8,68 29,26 ± 5,70
300 84,70 ± 2,88 25,98 ± 5,17 56,62 ± 11,99 39,76 ± 12,73 29,90 ± 4,00
Keterangan : Perlakuan I : rendaman beras ketan hitam 15 g ditambah 100 ml air suling Perlakuan II : rendaman beras ketan hitam 30 g ditambah 100 ml air suling Perlakuan III : rendaman beras ketan hitam 60 g ditambah 100 ml air suling
Data kadar glukosa darah yang tertera pada Tabel V dibuat kurva hubungan
antara kadar glukosa darah (mg/dL) vs waktu (menit). Profil kurva kadar glukosa
darah tikus setelah pemberian rendaman beras ketan hitam disajikan pada gambar 9.
Dari profil penurunan glukosa darah diduga rendaman beras ketan hitam memiliki
mekanisme yang sama dengan glibenklamid dalam menurunkan kadar glukosa darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 9. Profil rata-rata kadar glukosa darah vs. Waktu setelah perlakuan kontrol negatif (air suling), kontrol positif (Glibenklamid), perlakuan I,II dan III berturut-
turut (Rendaman Beras Ketan Hitam 15; 30; 60 g ditambah 100 ml air suling).
Luas Daerah di Bawah Kurva (LDDK)0-300 yang diperoleh dengan metode
Trapezoid akan menggambarkan kadar glukosa darah tikus pada rentang waktu
menit ke-0 sampai menit ke-300. Hasil LDDK0-300 akan digunakan untuk
membandingkan kemampuan penurunan kadar glukosa darah pada masing-masing
perlakuan.
Luas Daerah di Bawah Kurva (LDDK)0-300 pada kontrol negatif air suling;
CMC Na; kontrol positif glibenklamid, rendaman beras ketan hitam 15; 30; dan 60 g
ditambah 100 ml air suling berturut-turut disajikan pada tabel VI, VII, VIII, IX , dan
X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel VI. LDDK0-300 (menit.mg/dL) pada pemberian air suling
Interval waktu
Perlakuan I II III IV V Jumlah
0-15 1209 1287 1231,5 1159,5 1211,25 6098,25
15-30 1223,25 1259,25 1248,75 1192,5 1227 6150,75
30-60 2491,5 2496 2575,5 2521,5 2556 12640,5
60-90 2637 2548,5 2631 2571 2701,5 13089
90-120 2611,5 2592 2632,5 2553 2620,5 13009,5
120-180 5073 4038 5265 5190 5025 24591
180-240 5067 3861 4962 5139 5016 24045
240-300 5181 4926 4851 4989 5196 25143
LDDK0-300 25493,3
23007,8
25397,3
25315,5
25553,3
124767
Rata-rata LDDK0-300 ± SD: 24953,4 ± 1091,43
Tabel VII. LDDK0-300 (menit.mg/dL) pada pemberian Glibenklamid
dosis 0,45 mg/Kg BB
Interval
Waktu
Perlakuan
I II III IV V Jumlah
0-15 1006,5 1071 1071 1053,75 1062,75 5265
15-30 987,75 939,75 1165,5 1052,25 1006,5 5151,75
30-60 2106 1183,5 1758 1743 1740 8530,5
60-90 1699,5 838,5 1153,5 1656 1654,5 7002
90-120 1032 630 919,5 1504,5 1333,5 5419,5
120-180 1281 825 1146 2436 1662 7350
180-240 1239 1152 1005 2121 1284 6801
240-300 1716 1524 993 1347 1392 6972
LDDK0-300 11067,75 8163,75 9211,5 12913,5 11135,25 52491,75
Rata-rata LDDK0-300 ± SD: 10498,35 ± 1848,591
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel VIII. LDDK0-300 (menit.mg/dL) pada pemberian rendaman beras ketan hitam konsentrasi 15 g ditambah 100 ml air suling
Interval
Waktu
Perlakuan
I II III IV V Total
0-15 1125 721,5 770,25 682,5 492,75 3792
15-30 1472,25 1041,75 1007,25 940,5 663 5124,75
30-60 2737,5 2388 2454 1936,5 1689 11205
60-90 2497,5 2226 2238 1873,5 2245,5 11080,5
90-120 2352 2416,5 1869 2094 2025 10756,5
120-180 3906 4575 2730 3387 2718 17316
180-240 3402 3582 3495 3582 3006 17067
240-300 3069 3873 3840 3657 2829 17268
LDDK0-300 20561,25 20823,75 18403,5 18153 15668,25 93609,75
Rata-rata LDDK0-300 ± SD: 18721,95 ± 2094,683
Tabel IX. Kadar glukosa darah tikus pada pemberian rendaman beras ketan hitam konsentrasi 30g ditambah 100 ml air suling
Interval
Waktu
Perlakuan
I II III IV V Total
0-15 911,25 1152 1149,75 857,25 969,75 5040
15-30 923,25 1197,75 1014 945 1014 5094
30-60 1342,5 2233,5 1618,5 1869 1947 9010,5
60-90 1591,5 2145 2164,5 1455 1930,5 9286,5
90-120 1285,5 1476 2007 1326 1426,5 7521
120-180 1674 1845 2010 2418 1938 9885
180-240 2145 2100 2088 2190 1623 10146
240-300 3165 2313 2937 2760 1821 12996
LDDK0-300 13038 14462,25 14988,75 13820,25 12669,75 68979
Rata-rata LDDK0-300 ± SD : 13795,8 ± 963,085
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel X. LDDK0-300 (menit.mg/dL) pada pemberian rendaman beras ketan hitam konsentrasi 60g ditambah 100 ml air suling
Interval
Waktu
Perlakuan
I II III IV V Total
0-15 647,25 622,5 516,75 792 718,5 3297
15-30 739,8 671,25 774 796,5 903,75 3885,3
30-60 1531,8 1279,5 1786,5 1453,5 2034 8085,3
60-90 1358,7 1411,5 1467 924 1866 7027,2
90-120 1254 1419 1221 759 1936,5 6589,5
120-180 2363,4 2292 2019 1428 4050 12152,4
180-240 2103,6 2058 1788 1587 2967 10503,6
240-300 1774,8 1554 1491 1701 2340 8860,8
LDDK0-300 11773,35 11307,75 11063,25 9441 16815,75 60401,1
Rata-rata LDDK 0-300 ± SD : 12080,22 ± 2789,078
Rata-rata LDDK0-300 pada masing-masing perlakuan secara ringkas
disajikan pada tabel XI di bawah ini.
Tabel XI. Rata-rata LDDK0-300 pada perlakuan air suling, Glibenklamid, Rendaman Beras Ketan Hitam konsentrasi 15; 30 dan 60g ditambah 100 ml air suling
Jumlah ( N ) Kelompok Nilai LDDK0-300 ± SD
5 Air suling 24953,4 ± 1091,43
5 Glibenklamid 0,45 mg/kg BB 10498,35 ± 1848,591
5 Perlakuan I 18721,95 ± 2094,683
5 Perlakuan II 13795,8 ± 963,085
5 Perlakuan III 12080,22 ± 2789,078
Keterangan: Perlakuan I : rendaman beras ketan hitam 15 g ditambah 100 ml air suling Perlakuan II : rendaman beras ketan hitam 30 g ditambah 100 ml air suling Perlakuan III : rendaman beras ketan hitam 60 g ditambah 100 ml air suling
Kadar glukosa darah masing-masing perlakuan pada menit ke-0 hingga 300
tampak pada diagram batang pada gambar 10 pada halaman 42.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 10. Diagram Batang Rata-rata LDDK0-300 perlakuan akuades, glibenklamid, rendaman beras ketan hitam konsentrasi 15; 30 dan 60 g ditambah 100 ml air suling
Dari data yang disajikan pada gambar 10 tampak bahwa rata-rata LDDK0-
300 pada perlakuan rendaman beras ketan hitam lebih rendah dibandingkan perlakuan
air suling. Kemampuan rendaman beras ketan hitam dalam menurunkan kadar
glukosa darah akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi namun tidak
memiliki hubungan korelasi linear. Hal ini akan tampak pada persentase penurunan
kadar glukosa darah (PKGD) terhadap kontrol air suling untuk rendaman beras ketan
hitam yang tampak lebih jelas disajikan pada tabel XII pada halaman 43.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel XII. Nilai Luas Daerah di Bawah Kurva (LDDK)0-300 dan persentase penurunan kadar glukosa darah (PKGD) terhadap kontrol air suling
Jumlah (N) Kelompok Nilai LDDK0-300 ± SD % PKGD
5 Air suling 24953,44 ± 1091,43 0
5 Glibenklamid 10285,05 ± 1315,06 57,95
5 perlakuan I 19531,95 ± 2875,08 24,97
5 perlakuan II 13795,80 ± 963,08 44,71
5 perlakuan III 12080,22 ± 2789,08 51,59
Keterangan : Perlakuan I : rendaman beras ketan hitam 15 g ditambah 100 ml air suling Perlakuan II : rendaman beras ketan hitam 30 g ditambah 100 ml air suling Perlakuan III : rendaman beras ketan hitam 60 g ditambah 100 ml air suling
Analisis data dilanjutkan dengan statistik untuk membandingkan masing-
masing perlakuan apakah memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak. Analisis
statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS diawali dengan uji distribusi
sampel menggunakan Kolmogorov Smirnov dengan taraf kepercayaan 95 %. Hasil
uji distribusi sampel menggunakan Kolmogorov Smirnov disajikan dalam tabel XIII.
Tabel XIII. Hasil analisis Kolmogorov-Smirnov LDDK0-300 semua kelompok perlakuan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
2516009,95205631,49789
,141,141
-,111,706,702
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
LDDK0-300(menit.mg%)
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Dari pengujian distribusi normal menggunakan Kolmogorov-Smirnov suatu
sampel dikatakan terdistribusi normal jika nilai p (Asymp Sig (2 tailed))) > 0,05
(Triton, 2006). Hasil analisis pada tabel XIV tampak bahwa p=0,702 yang berarti
p>0,05 maka dapat disimpulkan sampel terdistribusi normal. Analisis kemudian
dilanjutkan dengan analisis Anova One Way dan analisis Post Hoc untuk mengetahui
lebih rinci pasangan kelompok perlakuan yang berbeda signifikan (BS) dan pasangan
kelompok perlakuan yang berbeda tidak signifikan (TBS).
Analisis menggunakan Post Hoc terhadap LDDK0-300 akan menunjukkan
signifikansi perbedaan pada masing-masing kelompok perlakuan. Hasil uji Post Hoc
disajikan pada tabel XIV.
Tabel XIV. Hasil Uji Post Hoc Antar Kelompok Perlakuan dengan Taraf Kepercayaan 95 %
Kelompok I II III IV V
I BS BS BS BS
II BS BS BTS BTS
III BS BS BS BS
IV BS BTS BS BTS
V BS BTS BS BTS
*BS : Berbeda signifikan (p<0,05) BTS : Berbeda tidak signifikan (p>0,05) Keterangan: I : kontrol air suling II : glibenklamid dosis 0,45 mg/kg BB III : rendaman beras ketan hitam 15 g ditambah 100 ml air suling IV : rendaman beras ketan hitam 30 g ditambah 100 ml air suling V : rendaman beras ketan hitam 60 g ditambah 100 ml air suling
Hasil analisis terhadap kontrol negatif (air suling) menunjukkan bahwa
kelompok perlakuan rendaman beras ketan hitam pada tiga tingkat berat berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
terdapat perbedaan yang bermakna. Hal ini menyatakan bahwa rendaman beras ketan
15 g ditambah 100 ml air suling, 30 g ditambah 100 ml air suling dan 60 g ditambah
100 ml air suling memiliki efek menurunkan kadar glukosa darah (hipoglikemik).
Hasil analisis terhadap kontrol positif (glibenklamid dosis 0,45 mg/kg BB)
menunjukkan bahwa kelompok perlakuan rendaman beras ketan hitam konsentrasi
15 g ditambah 100 ml air suling terdapat perbedaan bermakna. Namun, pada
rendaman beras ketan hitam konsentrasi 30 g ditambah 100 ml air suling dan 60 g
ditambah 100 ml air suling terdapat perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini
menyatakan bahwa rendaman beras ketan hitam pada konsentrasi 30 g ditambah 100
ml air suling dan 60 g ditambah 100 ml air suling mempunyai efek penurunan kadar
glukosa yang sama dengan glibenklamid dosis 0,45 mg/kg BB.
Pada kelompok perlakuan rendaman beras ketan konsentrasi 15 g ditambah
100 ml air suling menunjukkan perbedaan bermakna dengan kontrol negatif (air
suling). Perbedaan ini dapat diartikan bahwa kelompok ini memiliki efek
hipoglikemik. Hasil analisis terhadap kelompok kontrol positif (glibenklamid dosis
0,45 mg/kg BB) menunjukkan perbedaan yang bermakna artinya efek hipoglikemik
rendaman beras ketan hitam konsentrasi 15 g ditambah 100 ml air suling sebesar
24,97% lebih kecil dibandingkan dengan efek hipoglikemik kontrol positif
(glibenklamid dosis 0,45 mg/kg BB) 57,95%. Hasil analisis rendaman beras ketan
hitam konsentrasi 15 g ditambah 100 ml air suling terhadap rendaman beras ketan
hitam konsentrasi 30 g ditambah 100 ml air suling dan 60 g ditambah 100 ml air
suling menunjukkan perbedaan bermakna artinya efek hipoglikemik rendaman beras
ketan hitam 15 g ditambah 100 ml air suling (24,97%) lebih kecil dibandingkan efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
hipoglikemik rendaman beras ketan hitam 30 g ditambah 100 ml air suling dan 60 g
ditambah 100 ml air suling (44,71% dan 51,59%).
Pada kelompok perlakuan rendaman beras ketan konsentrasi 30 g ditambah
100 ml air suling menunjukkan perbedaan bermakna dengan kontrol negatif (air
suling). Perbedaan ini dapat diartikan bahwa kelompok ini memiliki efek
hipoglikemik. Hasil analisis terhadap kelompok kontrol positif (glibenklamid dosis
0,45 mg/kg BB) dan rendaman beras ketan hitam konsentrasi 60 g ditambah 100 ml
air suling menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna artinya efek hipoglikemik
rendaman beras ketan hitam konsentrasi 30 g ditambah 100 ml air suling sebesar
44,71% sama dengan efek hipoglikemik kontrol positif (glibenklamid dosis 0,45
mg/kg BB) dan rendaman beras ketan hitam konsentrasi 60 g ditambah 100 ml air
suling (57,95% dan 51,79%). Hasil analisis rendaman beras ketan hitam konsentrasi
30 g ditambah 100 ml air suling terhadap rendaman beras ketan hitam konsentrasi 15
g ditambah 100 ml air suling menunjukkan perbedaan bermakna artinya efek
hipoglikemik rendaman beras ketan hitam 30 g ditambah 100 ml air suling (44,71%)
lebih besar dari pada rendaman beras ketan hitam 15 g ditambah 100 ml air suling
(24,97%).
Pada kelompok perlakuan rendaman beras ketan konsentrasi 60 g ditambah
100 ml air suling menunjukkan perbedaan bermakna dengan kontrol negatif (air
suling). Perbedaan ini dapat diartikan bahwa kelompok ini memiliki efek
hipoglikemik. Hasil analisis terhadap kelompok kontrol positif (glibenklamid dosis
0,45 mg/kg BB) dan rendaman beras ketan hitam konsentrasi 30 g ditambah 100 ml
air suling menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini menyatakan efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
hipoglikemik rendaman beras ketan hitam konsentrasi 60 g ditambah 100 ml air
suling sebesar 51,59% sama dengan efek hipoglikemik kontrol positif (glibenklamid
dosis 0,45 mg/kg BB) dan rendaman beras ketan hitam konsentrasi 30 g ditambah
100 ml air suling (57,95% dan 44,71%). Hasil analisis rendaman beras ketan hitam
konsentrasi 60 g ditambah 100 ml air suling terhadap rendaman beras ketan hitam
konsentrasi 15 g ditambah 100 ml air suling menunjukkan perbedaan bermakna
artinya efek hipoglikemik rendaman beras ketan hitam 60 g ditambah 100 ml air
suling (51,59%) lebih besar dari pada rendaman beras ketan hitam 15 g ditambah 100
ml air suling (24,97%).
Dari hasil analisis diperoleh bahwa beras ketan hitam memiliki efek
menurunkan kadar glukosa darah dan dengan semakin meningkat berat beras ketan
hitam yang ditambahkan dalam 100 ml air suling, semakin tinggi pula efek
penurunan kadar glukosa darah yang dihasilkan. Namun hubungan antara berat beras
ketan hitam dan efek penurunan kadar glukosa darah tidak menunjukkan hubungan
yang linear.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Rendaman beras ketan hitam memiliki efek hipoglikemik pada tikus betina yang
dibebani glukosa.
2. Dengan taraf kepercayaan 95%, rendaman beras ketan hitam dengan berat 15 g;
30 g; dan 60 g ditambah 100 ml air suling mampu menurunkan kadar glukosa
darah tikus berturut–turut 24,97 %; 44,71 %; dan 51,59 %.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasikan senyawa aktif
yang terkandung di dalam rendaman beras ketan hitam yang memiliki efek
hipoglikemik pada tikus betina yang dibebani glukosa.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai mekanisme kerja rendaman
beras ketan hitam dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus betina
yang dibebani glukosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
DAFTAR PUSTAKA
Agoes A., 1991, Pengobatan Tradisional di Indonesia, Medika, 17 (8); 632.
Aligita,W., 2007, Isolasi Antosianin dari Ketan Hitam (Oriza Sativa L Forma
Glutinosa),http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-widhyaalig-27652 diakses tanggal 3 November 2008.
Ambarwati, N., 2002, Efek Hipoglikemi Rebusan Biji Buah Makuto Dewo [Phaleria Macrocarpa [Scheff.] Boerl] pada Tikus Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin [DMTTI], Skripsi, Universitas Sanata Sharma, Yogyakarta.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 7, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 2008a, Anthocyanin, http://en.wikipedia.org/wiki/Anthocyanin diakses tanggal 29 Oktober 2008.
Anonim, 2008b, Beras, http://in.wikipedia.org/wiki/beras diakses tanggal 4 April 2008.
Anonim, 2008c, Technical Buletin, http://www.sigma.pdf diakses tanggal 4 April 2008.
Barke, S., 2002, Insulin Resistance & Diabetes, http://www.snac.ucla.edu/pages/Resources/Handouts/HODiabetesandInsulinResistance.pdf diakses pada 9 mei 2008.
Cazarolli,L.H., Zanatta, L., Alberton, E.H., Reis, B.F.M.S., Folador, P., Damazio, R.G., Pzzolatti, M.G., Mena B.S.F.R., 2008, Flavonoids: Cellular and Molecular Mechanism of Action in Glucose Homeostasis, http://www.ingentaconnect.com/content/ben/mrmc/2008 diakses pada 14 November 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Dipiro, J,T., Wells, B.G., Swhwinghammer, T.L., dan Hamilton, C.W, 2003, Pharmacotheraphy Handbook, 5th Edition, 170-181, Macgraw Hill Companies Inc., New York.
Ediningsih, E., 2006, Oral Hypoglichemic Agent, http://www.farmako.uns.ac.id/penguasa/barak_upload/materi/oral20%HIPOGLIKEMIK%20AGENTS.pdf diakses pada 25 Januari 2008.
Indriyanti, 2005, Peran Asam Lemak Bebas, Stres Oksidatif dan Keadaan Inflamasi terhadap Kejadian Resistensi Insulin, Forum Diagnosticum,6,4.
Irawan, M.A., 2007, Karbohidrat, http://www.pssplab.com/journal/03.pdf diakses pada 9 Mei 2008.
Katzung, B.G., 2002, Farmakologi Dasar dan Klinik, 689-691, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
Lanywati, E., 2001, Diabetes Melitus: Penyakit Kencing Manis, 7-18, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Lina, Y dan Wijaya, A., 2005, Mekanisme Molekular Diabetes Tipe 2, Diagnosticum, 2, 5,-7,9-12,14.
Murray, R.,K., Daryl, K.G., Peter, A.M., Victor W.R., 2000, Harper’s Biochemistry, 25th Edition, Appleton and Lange Publisher, United States of America.
Rubenstein,D., Wayne, D., and Bradley, J., 2007, Kedokteran Klinis, Edisi VI, 177, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Soegondo, S., 2006, Diabetes The Sillent Killer, http://www.medicastore.com/diabetes diakses tanggal 9 Mei 2008.
Suharto, B dan Handoko, T., Insulin, Glukogon dan Antidiabetik Oral dalam Ganiswara, S., 1999, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, 469-487, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Susilowati, A., dan Amiruddin, R., 2008, Faktor Risiko Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar 2007, Medika, 34 (3); 182-184.
Tjai, T.H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting, edisi V, cetakan I, 693-713, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta.
Triton, 2006, SPSS 13.0 Terapan, Riset Statistik Parametrik, Edisi I, 79, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Widowati , L., Dzulkarnain, B., dan Sa'roni, 1997, Tanaman Obat untuk Diabetes Melitus, Cermin Dunia Kedokteran, 116; 53-54
Wrolstad, R.E, 2001, The Possible Health Benefits of Anthocyanin Pigments and Polyphenolics, http://lpi.oregonstate.edu/ss01/anthocyanin.html diakses pada 14 November 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
LAMPIRAN 1
Keseragaman Bobot Tablet Glibenklamid
Tablet Ke- Berat (g) Tablet Ke- Berat (g)
1 0,2040 11 0,2033
2 0,2020 12 0,2011
3 0,1999 13 0,2034
4 0,2042 14 0,2009
5 0,1997 15 0,2024
6 0,2006 16 0,2018
7 0,1986 17 0,2040
8 0,2008 18 0,2009
9 0,2110 19 0,2014
10 0,2034 20 0,2105
Rata-rata 0,2026
SD 0,0032
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
LAMPIRAN 2
Pengukuran Waktu Serapan Stabil/Operating Time
Waktu (menit) Absorbansi
5 0,487
10 0,524
15 0,646
20 0,675
25 0,880
30 0,880
35 0,880
40 0,880
45 0,856
50 0,856
55 0,834
60 0,833
65 0,834
Pada menit ke-25 hingga menit ke-40 tampak serapan stabil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
LAMPIRAN 3
Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
Tampak absorbansi tertinggi pada panjang gelombang 504 nm
Panjang Gelombang (nm) Absorbansi
490 0,840
492 0,852
494 0,853
496 0,862
498 0,873
500 0,880
502 0,885
504 0,890
506 0,888
508 0,885
510 0,885
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
LAMPIRAN 4
Penimbangan Bahan
a. Glukosa monohidrat 15 % dengan volume 10 ml larutan
Berat (g) I II III IV V
kertas kosong 0,3955 0,3950 0,3864 0,4056 0,3867
kertas + zat 0,5456 0,5453 0,5366 0,5559 0,5368
kertas + sisa 0,3954 0,4004 0,3865 0,4058 0,3870
Zat 0,1502 1,4490 1,501 1,501 1,4980
b. Glibenklamid 45 mg/kg BB konsentrasi 2,52 mg %
Penimbangan glibenklamid dilakukan dengan cara:
Berat kertas kosong = 0, 3955 g
Berat kertas + zat = 0, 4978 g
Berat kertas + sisa = 0, 3958 g
Berat zat = 0, 1020 g
c. Beras ketan hitam
Berat (g) Konsentrasi 15 g di dalam 100
ml air suling 30 g ditambah 100
ml air suling 60 g ditambah 100
ml air suling kertas kosong 1,4099 1,4110 1,3999 kertas + ketan 16,4149 31,4162 61,4199 kertas + sisa 1,4099 1,4110 1,3999 Ketan hitam 15,0050 30,0052 60,0200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
LAMPIRAN 5
Data Penentuan Waktu Pemberian Glukosa Monohidrat
Kadar glukosa darah (mg/dL) pada tiga waktu induksi glukosa monohidrat
LDDK 0-300 (menit.mg/dL) pada tiga waktu induksi glukosa monohidrat Waktu Menit ke -15 Menit ke-30 Menit ke-45
(menit) kontrol Perlakuan Kontrol perlakuan Kontrol perlakuan
0-15 984 822 1095 686,25 1079,25 1033,5
15-30 1055,25 861,75 1085,25 783 1111,5 1101
30-60 2071,5 1563 2112 1377 2179,5 2029,5
60-90 1611 1245 1720,5 1159,5 1671 1747,5
90-120 1188 1053 1357,5 1144,5 1131 1428
120-180 2337 1821 2580 2226 2178 2631
180-240 2424 1641 2547 2031 1701 2940
240-300 2079 1479 2511 1695 1350 2436
LDDK 0-300 13749,75 10485,75 15008,25 11102,25 12401,25 15346,5
Selisih 3264 3906 2945,25
waktu
(menit)
Menit ke-15 Menit ke-30 Menit ke-45
kontrol Perlakuan kontrol Perlakuan Kontrol Perlakuan
0 61,1 51,9 72,9 41,4 66,9 65,2
15 70,1 57,7 73,1 50,1 77 72,6
30 70,6 57,2 71,6 54,3 71,2 74,2
60 67,5 47 69,2 37,5 74,1 61,1
90 39,9 36 45,5 39,8 37,3 55,4
120 39,3 34,2 45 36,5 38,1 39,8
180 38,6 26,5 41 37,7 34,5 47,9
240 42,2 28,2 43,9 30 22,2 50,1
300 27,1 21,1 39,8 26,5 22,8 31,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Pengaruh waktu pemberian glibenklamid 0,45 mg/kg BB terhadap persen penurunan
LDDK 0-300 glukosa darah pada tikus
Waktu
pemberian
UTGO (menit)
LDDK 0-300 (mg/dL menit) Selisih
LDDK0-300
(mg/dL menit)
% Selisih
LDDK0-300
(mg/dL
menit)
kontrol perlakuan
15 13749,75 10485,75 3264,00 23,74
30 15008,25 11102,25 3906,00 26,03*
45 15346,25 12401,25 2945,25 19,19
*selisih tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
LAMPIRAN 6
Data kadar glukosa darah dan hasil perhitungan Luas Daerah di Bawah Kurva
(LDDK )0-300
A. Kontrol negatif air suling 25 ml/ kg BB
Kadar glukosa darah (mg/dL)
Waktu Perlakuan
(menit) I II III IV V Rata-rata
0 77,3 85,2 80,4 77,3 77,4 79,52 15 83,9 86,4 83,8 77,3 84,1 83,1 30 79,2 81,5 82,7 81,7 79,5 80,92 60 86,9 84,9 89 86,4 90,9 87,62 90 88,9 85 86,4 85 89,2 86,9 120 85,2 87,8 89,1 85,2 85,5 86,56 180 83,9 86,8 86,4 87,8 82 85,38 240 85 81,9 79 83,5 85,2 82,92 300 87,7 82,3 82,7 82,8 88 84,7
LDDK 0-300 glukosa darah (menit.mg/dL)
Interval
waktu
Perlakuan
I II III IV V Jumlah
0-15 1209 1287 1231,5 1159,5 1211,25 6098,25
15-30 1223,25 1259,25 1248,75 1192,5 1227 6150,75
30-60 2491,5 2496 2575,5 2521,5 2556 12640,5
60-90 2637 2548,5 2631 2571 2701,5 13089
90-120 2611,5 2592 2632,5 2553 2620,5 13009,5
120-180 5073 4038 5265 5190 5025 24591
180-240 5067 3861 4962 5139 5016 24045
240-300 5181 4926 4851 4989 5196 25143
LDDK0-300 25493,3
23007,8
25397,3
25315,5
25553,3
124767
Rata-rata LDDK0-300 ± SD: 24953,4 ± 1091,43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
B. Kontrol positif Glibenklamid dosis 0,45 mg/kg BB
Kadar glukosa darah (mg/dL) pada
Waktu Perlakuan
(menit) I II III IV V Rata-rata
0 70,9 72 70,8 72,2 71,6 71,5
15 63,3 70,8 72 68,3 70,1 68,9
30 68,4 54,5 83,4 72 64,1 68,48
60 72 24,4 33,8 44,2 51,9 45,26
90 41,3 31,5 43,1 66,2 58,4 48,1
120 27,5 10,5 18,2 34,1 30,5 24,16
180 15,2 17 20 47,1 24,9 24,84
240 26,1 21,4 13,5 23,6 17,9 20,5
300 31,1 29,4 19,6 21,3 28,5 25,98
LDDK 0-300 glukosa darah (menit.mg/dL)
Interval
Waktu
Perlakuan
I II III IV V Jumlah
0-15 1006,5 1071 1071 1053,75 1062,75 5265
15-30 987,75 939,75 1165,5 1052,25 1006,5 5151,75
30-60 2106 1183,5 1758 1743 1740 8530,5
60-90 1699,5 838,5 1153,5 1656 1654,5 7002
90-120 1032 630 919,5 1504,5 1333,5 5419,5
120-180 1281 825 1146 2436 1662 7350
180-240 1239 1152 1005 2121 1284 6801
240-300 1716 1524 993 1347 1392 6972
LDDK0-300 11067,75 8163,75 9211,5 12913,5 11135,25 52491,75
Rata-rata LDDK0-300 ± SD: 10498,35 ± 1848,591
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
C. Rendaman beras ketan hitam Konsentrasi 15g ditambah 100 ml air suling
Kadar glukosa darah (mg/dL)
Waktu Perlakuan
(menit) I II III IV V Rata-rata
0 53,000 43,100 60,800 51,400 38,600 49,380
15 112,000 53,100 41,900 39,600 27,100 54,740
30 114,300 100,800 107,400 100,800 61,300 96,920
60 98,200 88,400 71,200 43,300 51,300 70,480
90 98,300 90,000 78,000 81,600 98,400 89,260
120 88,500 86,100 46,600 58,000 36,600 63,160
180 56,700 66,400 44,400 54,900 54,000 55,280
240 56,700 53,000 72,100 64,500 46,200 58,500
300 45,600 76,100 55,900 57,400 48,100 56,620
LDDK 0-300 glukosa darah (menit.mg/dL)
Interval
Waktu
Perlakuan
I II III IV V Total
0-15 1125 721,5 770,25 682,5 492,75 3792
15-30 1472,25 1041,75 1007,25 940,5 663 5124,75
30-60 2737,5 2388 2454 1936,5 1689 11205
60-90 2497,5 2226 2238 1873,5 2245,5 11080,5
90-120 2352 2416,5 1869 2094 2025 10756,5
120-180 3906 4575 2730 3387 2718 17316
180-240 3402 3582 3495 3582 3006 17067
240-300 3069 3873 3840 3657 2829 17268
LDDK0-300 20561,25 20823,75 18403,5 18153 15668,25 93609,75
Rata-rata LDDK0-300 ± SD: 18721,95 ± 2094,683
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
D. Rendaman beras ketan hitam Konsentrasi 30 g ditambah 100 ml air suling
Kadar glukosa darah (mg/dL)
Waktu Perlakuan
(menit) I II III IV V Rata -rata
0 36,000 56,700 64,900 44,600 47,900 50,020
15 85,500 96,900 88,400 69,700 81,400 84,380
30 37,600 62,800 46,800 56,300 53,800 51,460
60 51,900 86,100 61,100 68,300 76,000 68,680
90 54,200 56,900 83,200 28,700 52,700 55,140
120 31,500 41,500 50,600 59,700 42,400 45,140
180 24,300 20,000 16,400 20,900 22,200 20,760
240 47,200 50,000 53,200 52,100 31,900 46,880
300 58,300 27,100 44,700 39,900 28,800 39,760
LDDK 0-300 glukosa darah (menit.mg/dL)
Interval
Waktu
Perlakuan
I II III IV V Total
0-15 911,25 1152 1149,75 857,25 969,75 5040
15-30 923,25 1197,75 1014 945 1014 5094
30-60 1342,5 2233,5 1618,5 1869 1947 9010,5
60-90 1591,5 2145 2164,5 1455 1930,5 9286,5
90-120 1285,5 1476 2007 1326 1426,5 7521
120-180 1674 1845 2010 2418 1938 9885
180-240 2145 2100 2088 2190 1623 10146
240-300 3165 2313 2937 2760 1821 12996
LDDK0-300 13038 14462,25 14988,75 13820,25 12669,75 68979
Rata-rata LDDK0-300 ± SD : 13795,8 ± 963,085
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
E. Rendaman beras ketan hitam Konsentrasi 60g ditambah 100 ml air suling
Kadar glukosa darah (mg/dL)
Waktu Perlakuan
(menit) I II III IV V Rata -rata
0 42,400 41,400 39,900 64,700 44,100 46,500
15 43,900 41,600 29,000 40,900 51,700 41,420
30 29,900 47,900 74,200 65,300 68,800 57,220
60 43,800 37,400 44,900 31,600 66,800 44,900
90 31,200 56,700 52,900 30,000 57,600 45,680
120 31,100 37,900 28,500 20,600 71,500 37,920
180 36,500 38,500 38,800 27,000 63,500 40,860
240 34,100 30,100 20,800 25,900 35,400 29,260
300 25,500 21,700 28,900 30,800 42,600 29,900
LDDK 0-300 glukosa darah (menit.mg/dL)
Interval
waktu
Perlakuan
I II III IV V Total
0-15 647,25 622,5 516,75 792 718,5 3297
15-30 739,8 671,25 774 796,5 903,75 3885,3
30-60 1531,8 1279,5 1786,5 1453,5 2034 8085,3
60-90 1358,7 1411,5 1467 924 1866 7027,2
90-120 1254 1419 1221 759 1936,5 6589,5
120-180 2363,4 2292 2019 1428 4050 12152,4
180-240 2103,6 2058 1788 1587 2967 10503,6
240-300 1774,8 1554 1491 1701 2340 8860,8
LDDK0-300 11773,35 11307,75 11063,25 9441 16815,75 60401,1
Rata-rata LDDK 0-300 ± SD : 12080,22 ± 2789,078
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
LAMPIRAN 7
Analisis Statistik Menggunakan SPSS 15
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
2516009,95205631,49789
,141,141
-,111,706,702
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
LDDK0-300(menit.mg%)
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Interpretasi data:
Jumlah sampel 30 sampel data
Diketahui nilai probabilitas (Asymp. Sig.(2 tailed)) 0,702.
Pengambilan kesimpulan:
Jika nilai probabilitas atau p > 0,05 maka sampel dikatakan terdistribusi
normal. Pada analisis tampak bahwa p= 0,702 yang berarti p>0,05 maka
disimpulkan sampel terdistribusi normal. Maka analisis dapat dilanjutkan
dengan analisis Anova one way.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
One way Anova Descriptives
LDDK(menit.mg%)
5 24953,44 1091,43197 488,10322 23598,2482 26308,6318 23007,80 25553,30
5 10498,35 1848,59052 826,71481 8203,0217 12793,6783 8163,75 12913,50
5 18721,95 2094,68291 936,77067 16121,0576 21322,8424 15668,25 20823,755 13795,80 963,08522 430,70480 12599,9718 14991,6282 12669,75 14988,755 12080,22 2789,07842 1247,314 8617,1217 15543,3183 9441,00 16815,75
25 16009,95 5631,49789 1126,300 13685,3839 18334,5201 8163,75 25553,30
Kontrol akuadestGlibenklamid0,45 mg/kg bblarutan Alarutan Blarutan CTotal
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval forMean
Minimum Maximum
Test of Homogeneity of Variances
LDDK0-300(menit.mg%)
1,061 4 20 ,402
LeveneStatistic df1 df2 Sig.
ANOVA
LDDK(menit.mg%)
6,9E+008 4 172579912,5 48,744 ,00070810795 20 3540539,7357,6E+008 24
Between GroupsWithin GroupsTotal
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Multiple Comparisons
Dependent Variable: LDDK(menit.mg%)Tukey HSD
14455,090* 1190,049 ,000 10894,0185 18016,1615
6231,49000* 1190,049 ,000 2670,4185 9792,561511157,640* 1190,049 ,000 7596,5685 14718,711512873,220* 1190,049 ,000 9312,1485 16434,2915
-14455,090* 1190,049 ,000 -18016,1615 -10894,0185-8223,6000* 1190,049 ,000 -11784,6715 -4662,5285-3297,4500 1190,049 ,078 -6858,5215 263,6215-1581,8700 1190,049 ,677 -5142,9415 1979,2015-6231,4900* 1190,049 ,000 -9792,5615 -2670,4185
8223,60000* 1190,049 ,000 4662,5285 11784,6715
4926,15000* 1190,049 ,004 1365,0785 8487,22156641,73000* 1190,049 ,000 3080,6585 10202,8015-11157,640* 1190,049 ,000 -14718,7115 -7596,5685
3297,45000 1190,049 ,078 -263,6215 6858,5215
-4926,1500* 1190,049 ,004 -8487,2215 -1365,07851715,58000 1190,049 ,610 -1845,4915 5276,6515-12873,220* 1190,049 ,000 -16434,2915 -9312,1485
1581,87000 1190,049 ,677 -1979,2015 5142,9415
-6641,7300* 1190,049 ,000 -10202,8015 -3080,6585-1715,5800 1190,049 ,610 -5276,6515 1845,4915
(J) perlakuanGlibenklamid0,45 mg/kg bblarutan Alarutan Blarutan CKontrol akuadestlarutan Alarutan Blarutan CKontrol akuadestGlibenklamid0,45 mg/kg bblarutan Blarutan CKontrol akuadestGlibenklamid0,45 mg/kg bblarutan Alarutan CKontrol akuadestGlibenklamid0,45 mg/kg bblarutan Alarutan B
(I) perlakuanKontrol akuadest
Glibenklamid0,45 mg/kg bb
larutan A
larutan B
larutan C
MeanDifference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval
The mean difference is significant at the .05 level.*.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Homogeneous Subsets LDDK(menit.mg%)
Tukey HSDa
5 10498,35
5 12080,225 13795,805 18721,955 24953,44
,078 1,000 1,000
perlakuanGlibenklamid0,45 mg/kg bblarutan Clarutan Blarutan AKontrol akuadestSig.
N 1 2 3Subset for alpha = .05
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.a.
Keterangan : Larutan A = rendaman 15 g beras ketan hitam ditambah 100 ml air suling Larutan B = rendaman 30 g beras ketan hitam ditambah 100 ml air suling Larutan C = rendaman 60 g beras ketan hitam ditambah 100 ml air suling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BIOGRAFI PENULIS
Penulis Skripsi berjudul “Uji Efek Hipoglikemik
Rendaman Beras Ketan Hitam pada Tikus Betina yang
Dibebani Glukosa” bernama Maria Riaswati dilahirkan di
Pringsewu (Lampung Selatan), 6 Oktober 1987 sebagai
putri kedua dari pasangan Yohanes Edi Daru Putranto dan
Yustina Tri Andari.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 1999 di SD Negeri No.
47 Kota Jambi. Pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di
SLTP Xaverius 2 Jambi. Pendidikan menengah atas diselesaikan di SMA Xaverius 2
Jambi pada tahun 2005. Penulis melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma tahun 2005-2009.
Selama kuliah penulis menjadi anggota Herbal Garden Team (2005), asisten
dosen Praktikum Kimia Analisis (2007 & 2008), Seksi Liturgi Dies Farmasi (2007),
Seksi Konsumsi Dies Farmasi (2008), asisten Kepala Pusat Informasi Penelitian Obat
Fakultas Farmasi Sanata Dharma (2008), staf redaksi majalah Tiramisu (2008), aktif
dalam kegiatan Campus Ministry unit Paingan, seksi Dekorasi misa Dies Universitas
Sanata Dharma ke-52 (2007), panitia pekan suci Paskah (2007 & 2008), sekretaris
Pekan Budaya USD (2007). Selain itu, penulis mengikuti kegiatan di luar universitas
yaitu sebagai Sekretaris (2006-2007) dan Bendahara (2007-2008) Keluarga
Mahasiswa/i dan Pelajar Katolik Sumatera bagian Selatan (KMPKS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI