Uji Batuan

5
PENGUJIAN PADA MINERAL DAN BATUAN A. Uji Batuan Mineral dan Batuan a. Analisis Petrografi dan Mineralogi Analisi petrografi ini merupakan analisis yang dilakukan untuk menentukan penamaan batuan secara mikroskopis dan kemudian dapat menafsirkan genesa dari batuan tersebut pendeskripsian tekstur, struktur, dan komposisi kimia dan mineral batuan dengan menggunakan alat bantuan sayatan tipis dan mikroskop polarisasi. b. Pemisahan Mineral Flotase merupakan pemisahan mineral dengan cara pengapungan, yaitu dengan mengapungkan mineral tertentu dari mineral lainnya dengan gelembung udara sampai ke permukaan air. Prinsip pemisahannya yaitu dengan memanfaatkan perbedaan sifat permukaan mineral terhadap air yaitu sifat Hydrophobicity. Berdasarkan sifat permukaannya mineral dibagi menjadi dua kelompok yaitu mineral hydrophobic dan mineral hydrophilic. c. Kuat Tekan Batuan Tujuan utama uji kuat tekan uniaksial adalah untuk mendapatkan nilai kuat tekan dari contoh batuan. Harga tegangan pada saat contoh batuan hancur didefinisikan sebagai kuat tekan uniaksial batuan dan diberikan oleh hubungan :

description

mekanika batuan

Transcript of Uji Batuan

PENGUJIAN PADA MINERAL DAN BATUAN

A. Uji Batuan Mineral dan Batuana. Analisis Petrografi dan Mineralogi Analisi petrografi ini merupakan analisis yang dilakukan untuk menentukan penamaan batuan secara mikroskopis dan kemudian dapat menafsirkan genesa dari batuan tersebut pendeskripsian tekstur, struktur, dan komposisi kimia dan mineral batuan dengan menggunakan alat bantuan sayatan tipis dan mikroskop polarisasi.b. Pemisahan MineralFlotase merupakan pemisahan mineral dengan cara pengapungan, yaitu dengan mengapungkan mineral tertentu dari mineral lainnya dengan gelembung udara sampai ke permukaan air.Prinsip pemisahannya yaitu dengan memanfaatkan perbedaan sifat permukaan mineral terhadap air yaitu sifat Hydrophobicity. Berdasarkan sifat permukaannya mineral dibagi menjadi dua kelompok yaitu mineral hydrophobic dan mineral hydrophilic.c. Kuat Tekan BatuanTujuan utama uji kuat tekan uniaksial adalah untuk mendapatkan nilai kuat tekan dari contoh batuan. Harga tegangan pada saat contoh batuan hancur didefinisikan sebagai kuat tekan uniaksial batuan dan diberikan oleh hubungan :c =

Keterangan :c = Kuat tekan uniaksial batuan (MPa)F = Gaya yang bekerja pada saat contoh batuan hancur (kN)A = Luas penampang awal contoh batuan yang tegak lurus arah gaya (mm)

B. Pengujian Pada Batubaraa. Proxima dan UltimatKualitas pada batubara merupakan sifat fisik dan kimia dari batubara yang berpengaruh terhadap potensi kegunaannya Kualitas batubara ini ditentukan oleh maseral dan mineral matter serta derajat coalification (Rank).Pada umumnya pengujian pada batubara ini dilakukan dengan beberapa penganalisaan yaitu analisa proksimat dan ultimat. Analisis proximat ini dilakukan untuk mengetahui jumlah air (moisture), karbon padat (fixed carbon), dan kadar abu (Ash). Analisis ultimah dilakukan untuk mengetahui kandungan unsur kimia pada batubara seperti : karbon, hydrogen oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan unsur jarang.b. Analisis Kimia pada batubaraSelain itu analisis kimia juga dilakukan pada batubara dengan sejumlah tes untuk menentukan parameter fisik batubara, seperti uji densitas relatif , distribusi ukuran partikel, dll. 1. Densitas relatif: Densitas relatif batubara tergantung pada rank dan mineral pengotornya. Data densitas relatif diperlukan untuk membuat sampel komposit dalam menentukan banyaknya asap (seam). Selain itu diperlukan juga sebagai faktor penting dalam mengubah cadangan batubara dari unit volume menjadi unit massa. Penentuan dilakukan dengan menghitung banyaknya kehilangan berat pada saat dicelupkan ke dalam air. Cara terbaik adalah dari data berat batubara dengan menggunakan piknometer. Grafik di bawah ini memberikan hubungan antara densitas relatif terhadap kandungan abu untuk batubara dan serpih karbon di cekunagn Agades. 2. Distribusi Ukuran Partikel: Distribusi ukuran pertikel pada batubara yang rusak tergantung pada metode penambangan, cara penanganannya, serta derajat perekahan material tersebut. Distribusi ukuran merupakan faktor kritis yang dapat menunjukkan bagian tumbuhan penyusunnya. Penentuan dilakukan dengan metode ayakan. Grafik data pengeplotan menghasilkan data rata-rata ukuran partikel dan derajat keseragaman partikel. 3. Uji Pengapungan (Float-sink testing): Uji ini dilakukan untuk menentukan distribusi densitas partikel sampel dengan cara mencelupkan sampel batubara ke dalam larutan yang diketahui densitas relatif. Selain itu dilakukan juga penelitian lain seperti penghitungan energi spesifik. Larutan yang digunakan biasanya mempunyai densitas berkisar antara 1,3 2,0. Campuran larutan organik ini antara lain tetrabromoethane (R.D.2,89), perchlorethylene (R.D.1,60), dan Toluena (R.D.1,60) yang sering digunakan karena viscositasnya rendah dan sifat pengeringan yang baik. Grafik yang diplot menunjukkan persentase material yang mengapung dan yang tenggelam yang dihitung dalam basis kumulatif. Akhirnya dapat digunakan untuk menentukan fraksi pengapungan dengan kandungan spesifik abu. 4. Uji Kerusakan Serpih (Shale breakdown test): Ada beberapa masalah pada saat ekstraksi batubara, misalnya akibat pengotor (abu,dll) yang biasanya diakibat oleh hadirnya mineral lempung, contoh montmorilonit pada komponen non-batubara. Jumlah shale breakdown didapat dari proporsi material yang ditentukan dengan analisis sedimentasi residu. Uji lainnya adalah Karbonisasi yaitu proses pemanasan batubara pada temperatur beberapa ratus derajat untuk menghasilkan material-material: Padatan yang mengalami pengayaan karbon yang disebut coke. Larutan yang merupakan campuran hidrokarbon tar dan amoniacal liquor. Hidrokarbon lain dalam bentuk gas yang didinginkam ke temperatur normal.5. Plastometer Gieseler: Plastometer Gieseler adalah viskometer yang memantau viscositas sampel batubara yang telah dileburkan. Dari tes ini direkam data-data sbb: Initial softening temperature. Temperatur viscositas maksimum Viskositas maksimum. Temperatur pemadatan resolidifiation temperatur. 6. Indeks Roga: Indeks Roga menyatakan caking capacity. Ditentukan dengan cara memanaskan 1 gram sampel batubara yang dicampur dengan 5 gram antrasit pada 850C selama 15 menit.

DAFTAR PUSTAKA

Tarmizi,ahmad, 2011, Pengujian Kualitas Batubara,ahmad-tarmizi.blogspot.c om/2012/11/pengu jiankualitasbatubara.html#ixzz3IXD5exFw. Diakses pada tanggal 9 November 2014.Irvan, geofisikan, 2010, Mekanika Batuan, bumih.wordpress.com/about/. Diakses pada tanggal 9 November 2014.