UJI AKTIVITAS FRAKSI n-HEKSANA-ETIL ASETAT DAUN ASOKA · vii PRAKATA Puji dan syukur penulis...
Transcript of UJI AKTIVITAS FRAKSI n-HEKSANA-ETIL ASETAT DAUN ASOKA · vii PRAKATA Puji dan syukur penulis...
UJI AKTIVITAS FRAKSI n-HEKSANA-ETIL ASETAT DAUN ASOKA
(Ixora coccinea L.) TERHADAP PENGHAMBATAN MATRIX
METALLOPROTEINASE-9 (MMP-9)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Maria Angelina Djohan
NIM : 168114107
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UJI AKTIVITAS FRAKSI n-HEKSANA-ETIL ASETAT DAUN ASOKA
(Ixora coccinea L.) TERHADAP PENGHAMBATAN MATRIX
METALLOPROTEINASE-9 (MMP-9)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Maria Angelina Djohan
NIM : 168114107
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur”
(Filipi 4:6)
“Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu”
(Amsal 16:3)
KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK:
Tuhan Yesus Kristus, sumber kehidupan, keselamatan, dan pengharapanku.
Papa Djohan Solihin dan Mama Netty Maria Sutopo yang telah memberikan
cinta dan kasih sayang, serta senantiasa mendoakan kesuksesanku.
Koko Albertus Djauhari Djohan. You are my best brother ever.
dan tentunya,
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat anugerah-Nya, skripsi yang berjudul Uji Aktivitas Fraksi n-Heksana-Etil
Asetat Daun Asoka (Ixora Coccinea L.) Terhadap Penghambatan Matrix
Metalloproteinase-9 (MMP-9) dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Maywan Hariono, Ph.D., Apt.
yang didanai oleh Persatuan Kimia Medisinal Indonesia (PERAKMI)-
Timmerman Award 2017 dan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
melalui dana student club 2019. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Farmasi (S.Farm.) di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Banyak pihak yang turut serta mendukung dan membimbing penulis
dalam penyusunan naskah skripsi ini. Tanpa bantuan mereka, penulis tidak
mungkin sampai pada tahap penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
hendak mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Maywan Hariono, Ph.D., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah membimbing tim penelitian serta selalu memberikan dukungan,
kritik dan saran kepada penulis dari awal penyusunan skripsi hingga
selesai.
4. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. dan Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt.
selaku dosen penguji skripsi yang telah memberi masukan dan saran dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
5. Papa Djohan Solihin dan Mama Netty Maria Sutopo yang selalu
memberikan semangat, cinta kasih, dan doa dalam penyusunan skripsi
hingga selesai.
6. Koko Albertus Djauhari Djohan yang telah mendengarkan keluh kesah
penulis, memberikan dukungan, semangat, dan doa dalam melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
penelitian hingga selesai serta penulis berharap agar kakak tersayang dapat
sukses selalu.
7. Pandu Hariyono dan Jasson Rhinehard Karamoy, selaku sahabat yang
telah dianggap saudara sendiri, penulis berterima kasih karena telah
menemani penulis dalam suka maupun duka selama dua tahun ini.
8. Seluruh anggota Drug Discovery Student Club, terutama Pandu, Jasson,
Wiwy, dan Try, selaku teman seperjuangan skripsi yang telah mendukung
dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
9. “Divisi Penelitian dan Pengembangan BEMF Farmasi 2018/2019” yang
telah mendukung dan bekerja sama dengan penulis dalam selama
melakukan penelitian.
10. Kevin, Ervan, Krisna, Sangga, Wisnu, dan Aldo, Ricky, Aris, Willy,
Kemara, Glenys, Sese, Maudy, Ingrid selaku kakak-kakak yang turut
membantu dan memberikan dukungan kepada penulis terkait penelitian
yang dilakukan.
11. Etha, Chasa, Evi, Gita, Erdyn, dan Maxi, selaku sahabat terbaik. Penulis
mengucapkan terima kasih atas persahabatan yang dijalani selama ini.
12. Christa, Chacha, Desty, Lilik, dan Audrey selaku teman-teman kelas yang
telah berjuang bersama dalam perkuliahan. Penulis mengucapkan terima
kasih atas pertemanan yang telah dijalani.
13. Teman-teman FSM C 2016 serta Angkatan 2016 Farmasi yang telah
bertahan sampai sejauh ini dan memberikan banyak kenangan selama
perkuliahan.
14. Pak Wagiran, Mas Bimo, dan Pak Parlan, selaku laboran yang telah
mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian hingga
selesai.
15. Adik-adik tingkat tersayang yang meliputi kelompok “Pemecah Kuvet”,
“Pharmacy of Fransiskus”, “Malaikat Cantik”, “Aku Cinta Kimia
Organik”, FSM A 2019, dan FSM D 2019. Penulis mengucapkan terima
kasih atas dukungan dan doa serta penulis berharap agar adik-adik
tersayang kelak sukses selalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dan berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Terima kasih.
Yogyakarta, 9 Januari 2020
Penulis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
Enzim Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9) memiliki peranan penting
dalam perkembangan kanker payudara triple negative karena ekspresi yang tinggi
pada enzim tersebut dapat meningkatkan laju migrasi dan metastasis sel kanker.
Salah satu permasalahan kompleks terapi kanker payudara yaitu kurangnya
selektivitas obat terhadap target terapinya sehingga diperlukan penemuan baru
berbasis bahan alam dengan memanfaatkan sumber daya sekitar untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi terapi tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk melakukan fraksinasi daun asoka (Ixora coccinea L.) dan mengidentifikasi
senyawa-senyawa yang terkandung dalam fraksi tersebut yang diharapkan aktif
menghambat enzim MMP-9 secara in vitro. Fraksinasi dilakukan menggunakan
kromatografi kolom fase normal dengan fase gerak n-heksana-etil asetat (3:1) dan
dianalisis menggunakan kromatografi lapis tipis dan Gas Chromatography-Mass
Spectrometry (GC-MS). Uji in vitro enzim MMP-9 dilakukan dengan prinsip
fluorescence resonance energy transfer (FRET) based MMP-9. Hasil uji in vitro
menunjukkan persen penghambatan aktivitas enzim MMP-9 oleh fraksi 1 dari
partisi etil asetat daun asoka sebesar 75% pada konsentrasi 1000 µg/mL sehingga
fraksi tersebut memiliki potensi sebagai kandidat obat kanker payudara triple
negative. Senyawa yang terkandung dalam fraksi 1 berdasarkan analisis spektra
GC-MS diprediksi sebagai ixorapeptida dengan variasi residu asam amino.
Kata kunci: Ixora coccinea L., kanker payudara, MMP-9, triple negative, uji in
vitro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9) plays an important role in a triple
negative breast cancer progression because its over-expression increases cancer
cells migration as well as its metastatic rate. One of the complicated problems in
the breast cancer therapy is the lack of selectivity against its targets; therefore,
new discoveries are urgently needed especially using natural products resources
to increase its therapeutic effectiveness and efficiency. This study aims to
fractionate asoka (Ixora coccinea L.) leaves and to identify its chemical
substances in fractions that are expected to inhibit in vitro MMP-9 enzyme
activity. Fractionation was carried out using a normal phase column
chromatography with n-hexane-ethyl acetate as the mobile phase and followed by
analyzing them using thin layer chromatography and Gas Chromatography-Mass
Spectrometry (GC-MS). MMP-9 in vitro assay was carried out using a
fluoroscence resonance energy transfer (FRET) based MMP-9. The result
demonstrates that fraction 1 from ethyl acetate partition is able to inhibit 75% of
MMP-9 activity at 1000 µg/mL associated with its potency to delay the triple
negative breast cancer cell progression. Compounds that might be identified in
fraction 1 are ixorapeptide with modified amino acid residue based on GC-MS
spectrum analysis.
Keywords: Ixora coccinea L., breast cancer, MMP-9, triple negative, in vitro
assay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................... vi
PRAKATA .............................................................................................. vii
ABSTRAK .............................................................................................. x
ABSTRACT .............................................................................................. xi
DAFTAR ISI ........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv
PENDAHULUAN ................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ......................................................................... 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 7
KESIMPULAN ....................................................................................... 16
SARAN ................................................................................................... 17
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 18
LAMPIRAN ............................................................................................ 20
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................. 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Perhitungan persentase aktivitas enzim dan persentase
penghambatan terhadap MMP-9.................................................. 13
Tabel II. Prediksi senyawa-senyawa yang terkandung dalam fraksi 1 n-
heksana-etil asetat daun asoka berdasarkan library
WILEY7.LIB .............................................................................. 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Profil KLT ekstrak metanol daun asoka menggunakan fase
gerak n-heksana : etil asetat (3:1) menggunakan sinar UV 254
nm (a) dan profil KLT partisi etil asetat menggunakan fase
gerak n-heksana : etil asetat (3:1) menggunakan sinar UV 365
nm (b)........................................................................................ 9
Gambar 2. Profil KLT partisi etil asetat menggunakan fase gerak n-
heksana : etil asetat (3:1) menggunakan sinar UV 254 nm (a)
dan profil KLT partisi etil asetat menggunakan fase gerak n-
heksana : etil asetat (3:1) menggunakan sinar UV 365 nm
(b)........................................................................................ 10
Gambar 3. Hasil uji KLT 3 fraksi n-heksana-etil asetat daun asoka
menggunakan sinar UV 254 nm (a) dan hasil uji KLT 3 fraksi
n-heksana-etil asetat daun asoka menggunakan sinar UV 365
nm (b)........................................................................................ 11
Gambar 4. Mekanisme pemotongan substrat oleh enzim MMP-9 ............. 12
Gambar 5. Kromatogram GC fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun asoka
dengan ditandakannya masing-masing puncak 1,2, dan 3 ........ 14
Gambar 6. Spektrum MS senyawa pada puncak 1 .................................... 14
Gambar 7. Spektrum MS senyawa pada puncak 2 .................................... 15
Gambar 8. Spektrum MS senyawa pada puncak 3 .................................... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rancangan microwell plate untuk uji aktivitas in vitro ....... 20
Lampiran 2. Surat keterangan determinasi tanaman asoka ..................... 21
Lampiran 3. Perhitungan kadar air serbuk simplisia daun asoka ............ 22
Lampiran 4. Perhitungan persentase rendemen ekstrak daun asoka ........ 22
Lampiran 5. Perhitungan persentase rendemen partisi etil asetat daun
asoka ................................................................................. 22
Lampiran 6. Perhitungan persentase rendemen tiga fraksi n-heksana-
etil asetat daun asoka ......................................................... 22
Lampiran 7. Struktur prediksi senyawa-senyawa yang terkandung
dalam fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun asoka
berdasarkan library WILEY7.LIB ..................................... 23
Lampiran 8. Struktur ixorapeptide I dan ixorapeptide II ........................ 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang disebabkan oleh sel-sel
pada payudara yang mulai tumbuh di luar kendali sehingga dapat membentuk
tumor dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya serta menyebar ke organ lain
yang disebut metastasis (American Cancer Society, 2016). Matrix
metalloproteinase-9 (MMP-9) merupakan salah satu enzim yang berperan penting
dalam perkembangan kanker payudara karena dapat mendegradasi extracellular
matrix (ECM) sehingga sel kanker dapat bermigrasi dan bermetastasis (Merdad et
al., 2014). Ekspresi MMP-9 diidentifikasi paling tinggi pada kanker payudara
jenis triple-negative dan berkontribusi pada perkembangan metastasis (Mehner et
al., 2014). Studi menunjukkan adanya hubungan ekspresi berlebihan MMP-9
dengan tingginya insiden metastasis (Yousef et al., 2014). Dengan adanya insiden
metastasis yang merugikan bagi penderita kanker payudara, maka diperlukan
penemuan baru khususnya dari bahan alam dengan memanfaatkan sumber daya
sekitar yang efektif dalam pengobatan kanker payudara.
Penelitian mengenai MMP-9 inhibitor telah dilakukan oleh Drug
Discovery Student Club (DDSC) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
dengan melakukan seleksi tanaman di Indonesia yang berpotensi sebagai
penghambat MMP-9. Seleksi ini didasarkan pada uji in silico (komputasi) docking
molekular struktur kristal enzim MMP-9 terhadap 200 senyawa dari in-house
database yang dikoleksi dari salah satu situs herbal Indonesia
(http://herbaldb.farmasi.ui.ac.id/v3/) menggunakan software AutoDock Vina
(www.scripps.edu.my). Sebanyak 17 tanaman di Indonesia telah diseleksi dari 20
senyawa dengan energi bebas ikatan terendah (-11,2 hingga -8,1 kkal/mol). Salah
satu senyawa hits yang menarik, terkandung dalam daun asoka yaitu ixorapeptide
I yang mempunyai free energy of binding sebesar -8,3 kkal/mol (Rollando et al.,
2019).
Penelitian mengenai MMP inhibitor dilanjutkan dengan melakukan
ekstraksi pada bagian tanaman tertentu menggunakan pelarut metanol pada
sepuluh tanaman yang diketahui keberadaannya berdasarkan monografi dan studi
literatur. Ekstrak dari tiap tanaman dilanjutkan dengan uji in vitro penghambatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pada MMP-9 dan menunjukkan persen penghambatan yang bervariasi dari 0-92%
pada konsentrasi 1 mg/mL. Salah satu ekstrak tanaman yang menunjukkan
penghambatan yang tinggi adalah daun asoka (Ixora coccinea L.) dengan
hambatan sebesar 86% dan IC50 = 81,55 µg/mL (Rollando et al., 2019).
Penelitian lain juga melaporkan bahwa ekstrak metanol daun asoka
menunjukkan aktivitas sebagai antibakteri, antijamur, antioksidan, dan antitumor
(Lee et al., 2010). Sebanyak 30 senyawa berhasil diidentifikasi pada ekstrak
metanol daun asoka, salah satunya yaitu ixorapeptide I yang memiliki aktivitas
sitotoksik terhadap sel kanker hati Hep3B. Senyawa ini berhasil diisolasi dari
partisi etil asetat dan fraksi yang diperoleh menggunakan fase gerak n-heksana-
etil asetat dengan metode kromatografi kolom (Lee et al., 2010).
Penelitian ini melanjutkan penelitian dari DDSC Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma dengan melakukan fraksinasi pada partisi etil asetat
dari ekstrak metanol daun asoka menggunakan fase gerak n-heksana-etil asetat
dan metode kromatografi kolom. Partisi etil asetat dipilih dalam penelitian ini
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Lee et al., 2010) yang menyatakan
bahwa partisi etil asetat telah diidentifikasi mengandung ixorapeptide I. Fraksi
yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan profil kromatografi lapis tipis dan
diuji penghambatannya terhadap aktivitas enzim MMP-9 secara in vitro.
METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Seluruh bahan kimia yang digunakan bermutu analisis yang disuplai oleh
Merck, kecuali pada proses ekstraksi dan partisi yang menggunakan bahan kimia
bermutu teknis yang disuplai oleh CV. General Labora. Bahan utama yang
digunakan untuk ekstraksi dan partisi adalah serbuk daun asoka, metanol, n-
heksana, etil asetat, n-butanol, akuades, kloroform dan kertas saring Whatman No.
1. Bahan untuk fraksinasi yaitu silika gel 60 untuk kromatografi kolom, plat silika
gel 60 F254 untuk KLT, dan pelarut organik sebagai fase gerak yaitu n-heksana
dan etil asetat. Bahan untuk uji aktivitas in vitro yaitu kit enzim MMP-9 yang
didapatkan dari Biovision terdiri dari enzim MMP-9 terliofilisasi, substrat peptida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Fluorescence Resonance Energy Transfer (FRET)-based MMP-9, buffer, NNGH
(N-isobutil-N-(4-metoksifenilsulfonil) glisil hidroksamat) sebagai kontrol positif,
gliserol untuk mengencerkan enzim, dan dimetilsulfoksida (DMSO) sebagai
pelarut sampel.
Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain timbangan analitik
(Ohaus), pompa vakum (GAST model DOA-P504-BN), oven (Memmert UF 260),
waterbath (Memmert), grinder, vaccum rotary evaporator (Buchi), shaker
(Optima®), corong pisah (Pyrex), pipet mikro (Socorex), chamber, kolom
kromatografi dengan panjang 29,5 cm dan diameter 5 cm, lampu UV254, lampu
UV365, dan alat gelas pada umumnya. Alat untuk uji aktivitas in vitro yaitu pipet
mikro (Eppendorf), microwell plate 96, pipet tips, inkubator, vortex, dan multi-
mode microplate reader (Synergy HTX-3). Alat untuk identifikasi struktur yaitu
kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS QP2010S Shimadzu).
Prosedur Penelitian
Penyiapan Bahan Uji dan Determinasi Tanaman
Daun asoka varietas bunga kuning diperoleh dari daerah Paingan,
Yogyakarta dengan kriteria daun memiliki permukaan halus, tidak berlubang,
berwarna hijau, segar, bersih, dan berukuran sedang sampai besar. Daun asoka
kemudian dideterminasi di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta untuk memastikan spesimen yang dimaksud merupakan tanaman
asoka (Ixora coccinea L.)
Pembuatan Simplisia Daun Asoka
Daun asoka dipisahkan dari bahan pengganggu seperti tanah, batu kerikil,
rumput, bagian tanaman yang tidak dibutuhkan (batang dan bunga), bagian yang
rusak, dan lain-lain. Setelah itu, daun dicuci dengan air mengalir sambil
dibersihkan. Kemudian daun asoka dipotong membujur dengan ukuran sedang
hingga besar. Setelah dipotong, daun asoka tersebut dikeringkan dengan cara
dijemur di atas nampan yang ditutupi dengan kain hitam. Daun asoka yang telah
kering dipisahkan dari bahan-bahan pengganggu yang masih tersisa, kemudian
dibuat serbuk dengan menggunakan grinder dan disimpan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Penetapan Kadar Air Pada Simplisia Daun Asoka
Menurut Farmakope Herbal Indonesia (2011), penetapan kadar air
dilakukan dengan metode destilasi toluena. Pereaksi toluen jenuh air dibuat
dengan cara mengocok toluen P dengan sedikit air kemudian dibiarkan terpisah
dan lapisan air dibuang. Setelah itu, serbuk daun asoka ditimbang lebih kurang 10
gram dan ditambahkan 200 mL toluen jenuh air dalam labu. Toluen jenuh air
dimasukan ke tabung penerima melalui pendingin sampai leher alat penampung
dan labu dipanaskan selama 15 menit. Setelah toluen mulai mendidih,
penyulingan diatur dengan kecepatan lebih kurang 2 tetes tiap detik sampai
sebagian besar air tersuling. Setelah itu, kecepatan penyulingan dinaikan hingga 4
tetes tiap detik. Penyulingan dilanjutkan selama 5 menit dan tabung penerima
didinginkan hingga suhu ruang. Setelah itu, volume air dibaca setelah air dan
toluen terpisah. Kadar air dapat dihitung menggunakan rumus:
Kadar air = x 100 %
(Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI, 2011).
Pembuatan Ekstrak Metanol Daun Asoka
Pembuatan ekstrak metanol daun asoka dilakukan dengan metode
maserasi menggunakan pelarut metanol dengan perbandingan serbuk : metanol
(1:3) selama 24 jam sambil diaduk dengan menggunakan shaker. Serbuk daun
asoka ditimbang lebih kurang 180 gram dengan pelarut metanol sebanyak 540
mL. Hasil maserasi kemudian disaring dengan menggunakan corong Buchner
yang dilapisi kertas saring Whatman No. 1 sambil divakum. Serbuk hasil
penyarian dimaserasi kembali dengan pelarut yang sama dengan volume awal
selama 24 jam, proses maserasi ini dilakukan sebanyak empat kali.
Hasil maserasi pertama, kedua, ketiga, dan keempat kemudian
dimasukkan ke dalam vaccum rotary evaporator pada suhu 40°C untuk
menguapkan pelarut metanol yang terdapat pada ekstrak. Kemudian, ekstrak
diletakkan pada cawan petri dan diuapkan kembali dengan menggunakan
waterbath pada suhu 40°C untuk menghilangkan pelarut yang masih terdapat
dalam ekstrak. Ekstrak yang diperoleh diuji pemisahannya dengan KLT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menggunakan fase diam plat silika gel 60 F254 dan fase gerak n-heksana : etil
asetat (3:1). Selanjutnya, rendemen ekstrak dihitung menggunakan rumus:
Persentase rendemen ekstrak = x 100 %
(Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI, 2011).
Partisi Ekstrak Metanol Daun Asoka
Ekstrak metanol daun asoka ditimbang lebih kurang empat puluh gram
(40 g) dan dipartisi dengan 800 mL pelarut mulai dari n-heksana, etil asetat, n-
butanol, dan air menggunakan corong pisah sehingga didapatkan partisi dari
masing-masing pelarut (Abu et al., 2017). Partisi yang diperoleh diuji
pemisahannya dengan KLT menggunakan fase diam plat silika gel 60 F254 dan
fase gerak n-heksana : etil asetat (3:1). Selanjutnya, rendemen partisi dihitung
menggunakan rumus:
Persentase rendemen partisi = x 100 %
(Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI, 2011).
Fraksinasi Partisi Etil Asetat Daun Asoka
Partisi etil asetat daun asoka ditimbang lebih kurang lima gram (5 g)
untuk dilakukan fraksinasi menggunakan kromatografi kolom dengan fase diam
berupa silika gel 60 untuk kromatografi kolom dan fase gerak n-heksana : etil
asetat (3:1) yang telah dipilih secara isokratik berdasarkan optimasi. Fraksi-fraksi
yang diperoleh diuji pemisahannya dengan KLT menggunakan fase diam plat
silika gel 60 F254 dan fase gerak n-heksana : etil asetat (3:1), kemudian fraksi yang
mempunyai profil KLT yang sama dijadikan satu. Selanjutnya, rendemen fraksi
dihitung menggunakan rumus:
Persentase rendemen fraksi = x 100 %
(Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI, 2011).
Uji Aktivitas In Vitro Penghambatan MMP-9
Enzim MMP-9 yang terliofilisasi direkonstitusi dengan 110 µL gliserol
30 % dalam air deionisasi. Enzim yang telah terekonstitusi dilarutkan dalam 550
µL buffer dan siap digunakan untuk pengujian. Sampel disiapkan dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dilarutkan dalam DMSO dengan konsentrasi akhir 100.000 ppm dalam larutan
stok sehingga diperoleh konsentrasi akhir 1000 ppm dalam tiap well. Konsentrasi
akhir DMSO dalam tiap well sebesar 1 %. Pertama, blanko kontrol disiapkan
dengan menambahkan 100 µL buffer uji MMP-9, sedangkan blanko sampel
disiapkan dengan menambahkan 99 µL buffer uji MMP-9 dan 1 µL sampel yang
akan diuji. Sampel disiapkan dengan cara menambahkan 44 µL buffer uji MMP-9,
1 µL fraksi yang akan diuji, dan 5 µL enzim MMP-9 tiap well. Kontrol pelarut
disiapkan sama dengan penyiapan sampel namun 1 µL fraksi yang akan diuji
diganti dengan pelarut yang digunakan (DMSO). Kontrol positif terdiri dari 43 µL
buffer uji MMP-9, 2 µL NNGH, dan 5 µL enzim MMP-9. Kontrol negatif
disiapkan dengan menambahkan 45 µL buffer uji MMP-9, dan 5 µL enzim MMP-
9. Blanko kontrol, blanko sampel, sampel, kontrol positif, kontrol negatif, dan
kontrol pelarut kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 30 menit. Setelah itu,
1 µL substrat FRET-based MMP-9 dan 49 µL buffer ditambahkan pada sampel,
kontrol pelarut, kontrol positif, dan kontrol negatif serta diinkubasi pada suhu
37°C selama 60 menit. Rancangan microwell plate untuk uji aktivitas in vitro
dapat dilihat pada Lampiran 1.
Setelah inkubasi selesai, fluorosensi dari masing-masing well dibaca
menggunakan multi-mode microplate reader (Synergy HTX-3) pada panjang
gelombang eksitasi 325 nm dan panjang gelombang emisi 393 nm. Hasil
fluorosensi senyawa sampel, kontrol positif, dan kontrol negatif dikurangi dengan
blanko dan didapatkan persentase aktivitas enzim dengan rumus
( x 100 %). Persentase penghambatan enzim
MMP-9 didapatkan dengan rumus (100 % - persentase aktivitas enzim (%)).
Identifikasi Senyawa dalam Fraksi n-heksana-etil asetat
Identifikasi senyawa dilakukan dengan metode Gas Chromatography-Mass
Spectrometry (GC-MS) yang dilakukan di Laboratorium Terpadu Universitas
Islam Indonesia. Fraksi sebanyak 5 mg dilarutkan dalam pelarut kloroform
kemudian diambil sebanyak 0,5 µL untuk diinjeksikan ke dalam GC-MS. GC-MS
yang digunakan memiliki jenis kolom Rtx 5 MS (5% diphenyl / 95% dimethyl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
polysiloxane), fase gerak berupa helium dan suhu kolom dikondisikan sebesar
100°C selama 5 menit dan dinaikkan sebesar 5
°C per menit hingga mencapai
300°C.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Daun asoka yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari daerah
Paingan, Yogyakarta. Tanaman tersebut telah dideterminasi dengan cara
pengamatan ciri-ciri dari tanaman tersebut dan dicocokkan dengan literatur. Hasil
determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang diteliti adalah daun asoka dengan
nama latin Ixora coccinea L. yang ditunjukkan pada surat keterangan determinasi
tanaman asoka (Lampiran 2).
Pada penelitian ini, dilakukan penetapan kadar air pada serbuk simplisia
daun asoka dengan metode destilasi toluena (Direktorat Jendral Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan RI, 2011) yang bertujuan untuk meminimalisir terjadinya
pertumbuhan mikroba, jamur, dan mikroorganisme lainnya (Sulistyani, 2018).
Persyaratan kadar air untuk serbuk simplisia yang dapat diterima yaitu ≤ 10 %
(Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2014). Volume air yang didapatkan dalam
penetapan kadar air untuk serbuk simplisia daun asoka adalah 0,5 mL dan bobot
serbuk simplisia yang ditimbang adalah 10,00 gram sehingga kadar air serbuk
simplisia daun asoka yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu 5 % sehingga
telah memenuhi persyaratan kadar air yang telah ditetapkan. Perhitungan kadar air
serbuk simplisia daun asoka disajikan pada Lampiran 3.
Sebanyak 182,71 gram serbuk daun asoka diekstraksi dengan
menggunakan 548,13 mL pelarut metanol. Ekstraksi dilakukan dengan metode
maserasi yang bertujuan agar pelarut yang digunakan dapat menembus dinding sel
tanaman dan melarutkan kandungan senyawa-senyawa sehingga dapat dilepaskan
dari dinding sel tanaman. Metode maserasi digunakan karena metode ini
merupakan metode yang sederhana dan tidak menggunakan proses pemanasan
sehingga mencegah kerusakan senyawa akibat pemanasan. Selain itu, metode
maserasi biasanya digunakan untuk mengekstraksi bahan tanaman yang lunak
seperti daun (Nn, 2015). Pemilihan pelarut dalam ekstraksi dipengaruhi oleh
beberapa faktor meliputi selektivitas, polaritas, titik didih, keamanan, dan biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
(International Centre for Science and High Technology, 2008). Pelarut yang
digunakan dalam proses ekstraksi adalah metanol karena memiliki indeks
polaritas sebesar 5,1 sehingga dapat menarik senyawa yang bersifat polar dan non
polar, memiliki titik didih sebesar 64,7°C sehingga dapat diuapkan dengan
optimal, dan lebih ekonomis (Department of Chemistry, 2005; International
Centre for Science and High Technology, 2008). Ekstrak kental daun asoka yang
didapatkan memiliki organoleptis berupa cairan kental berwarna coklat kehitaman
dengan bau yang khas. Ekstrak metanol daun asoka diperoleh sebesar 47,84 gram
sehingga didapatkan persentase rendemen ekstrak sebesar 26,18 %. Perhitungan
persentase rendemen ekstrak metanol daun asoka disajikan pada Lampiran 4.
Pemilihan fase gerak yang tepat merupakan langkah yang sangat
penting untuk mendapatkan pemisahan komponen campuran senyawa yang
optimal (Atun, 2014). Optimasi fase gerak dilakukan dengan metode kromatografi
lapis tipis (KLT). KLT merupakan teknik pemisahan komponen campuran senyawa
dengan menggunakan fase diam yang dilapiskan pada plat kaca atau aluminium
dan fase gerak yang akan mengalir melewati fase diam. Pengaliran fase gerak
dikenal sebagai proses elusi. Sejumlah sampel yang sangat kecil ditotolkan
menggunakan pipa kapiler di atas permukaan plat, kemudian plat diletakkan
dengan tegak dalam bejana yang berisi fase gerak. Setelah itu, fase gerak akan
naik sepanjang permukaan lapisan plat dan membawa komponen yang terdapat
dalam sampel (Atun, 2014). Plat yang sudah dielusi kemudian dilihat di bawah
detektor UV untuk analisis lebih lanjut (Sherma and Fried, 2013). Pemilihan fase
gerak yang digunakan yaitu n-heksana : etil asetat (3:1) yang menghasilkan
pemisahan komponen campuran senyawa yang optimal dengan panjang elusi
sebesar 4 cm.
Berdasarkan pengamatan profil KLT ekstrak metanol daun asoka,
terdapat sembilan bercak pada detektor UV254 dan sepuluh bercak pada detektor
UV365. Bercak pada profil KLT terlihat gelap pada sinar UV 254 nm, sedangkan
warna bercak pada sinar UV 365 nm yaitu ungu violet. Selain itu, terdapat
beberapa bercak menumpuk yang menandakan terdapat beberapa senyawa dalam
tiap bercak sehingga perlu dilakukan optimasi fase gerak yang lebih spesifik agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
mendapatkan pemisahan senyawa yang paling optimal. Profil KLT ekstrak
metanol daun asoka menggunakan fase gerak n-heksana : etil asetat (3:1) disajikan
pada Gambar 1.
Gambar 1. Profil KLT ekstrak metanol daun asoka menggunakan fase gerak n-heksana : etil
asetat (3:1) menggunakan sinar UV 254 nm (a) dan profil KLT partisi etil asetat
menggunakan fase gerak n-heksana : etil asetat (3:1) menggunakan sinar UV 365 nm (b)
Sebanyak 40,02 gram ekstrak metanol daun asoka dipartisi dengan 800
mL pelarut mulai dari n-heksana, etil asetat, n-butanol, dan air menggunakan
corong pisah sehingga didapatkan partisi dari masing-masing pelarut (Abu et al.,
2017). Partisi etil asetat dipilih dalam penelitian ini berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh (Lee et al., 2010) yang menyatakan bahwa partisi etil asetat telah
diidentifikasi mengandung ixorapeptide I. Partisi etil asetat diuapkan pada suhu
45°C untuk menguapkan pelarut etil asetat karena etil asetat memiliki titik didih
sebesar 77°C (Pubchem, 2019). Bobot partisi etil asetat daun asoka yang didapat
sebesar 6,36 gram sehingga didapatkan persentase rendemen partisi etil asetat
sebesar 15,89 %. Perhitungan persentase rendemen partisi etil asetat disajikan
pada Lampiran 5.
Berdasarkan pengamatan profil KLT partisi etil asetat, terdapat delapan
bercak pada detektor UV254 dan tujuh bercak pada detektor UV365. Hal ini
menandakan bahwa terdapat beberapa senyawa dalam ekstrak metanol daun asoka
yang dapat terlarut dalam etil asetat. Bercak pada profil KLT terlihat gelap pada
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sinar UV 254 nm, sedangkan warna bercak pada sinar UV 365 nm yaitu ungu
violet dan biru aquamarine. Bercak gelap yang muncul pada deteksi UV 254 nm
disebabkan karena adanya penyerapan sinar UV254 oleh senyawa di area tersebut
yang menyebabkan indikator fosfor pada plat KLT tidak berfluorosensi
(Touchstone, 1992; World Health Organization, 2019). Deteksi UV365
menunjukkan adanya bercak berwarna ungu violet dan aquamarine yang
menandakan bahwa senyawa-senyawa tersebut berfluoresensi pada UV 365 nm.
Fluoresensi ini disebabkan karena adanya penyerapan sinar UV365 oleh senyawa
tersebut dan sinar yang telah diserap akan diemisikan kembali (Garcia et al.,
2012). Profil KLT partisi etil asetat menggunakan fase gerak n-heksana : etil
asetat (3:1) disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Profil KLT partisi etil asetat menggunakan fase gerak n-heksana : etil asetat (3:1)
menggunakan sinar UV 254 nm (a) dan profil KLT partisi etil asetat menggunakan fase gerak
n-heksana : etil asetat (3:1) menggunakan sinar UV 365 nm (b)
Partisi etil asetat kemudian difraksinasi menggunakan kromatografi
kolom dengan fase diam berupa silika gel 60 untuk kromatografi kolom dan fase
gerak dengan perbandingan n-heksana : etil asetat (3:1) yang telah dipilih secara
isokratik berdasarkan optimasi. Fraksi-fraksi yang diperoleh diuji pemisahannya
dengan KLT menggunakan fase diam plat silika gel 60 F254 dan fase gerak n-
heksana : etil asetat (3:1). Setelah itu, fraksi yang mempunyai profil KLT yang
sama dijadikan satu sehingga didapatkan tiga fraksi yang memiliki profil KLT
berbeda.
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Berdasarkan pengamatan profil KLT pada detektor UV254 dan UV365,
terdapat lima bercak pada fraksi 1, enam bercak pada fraksi 2, dan tiga bercak
pada fraksi 3. Bercak pada profil KLT ketiga fraksi terlihat gelap pada sinar UV
254 nm, sedangkan warna bercak pada sinar UV 365 nm yaitu ungu violet. Bercak
yang menyerap sinar UV254 diprediksi mengandung gugus kromofor (ikatan
rangkap terkonjugasi) (Sherma and Fried, 2013), sedangkan bercak yang
berfluoresensi pada UV 365 nm biasanya mengandung struktur yang rigid,
mempunyai gugus N-heterosiklik atau ikatan hidrogen intramolekular (Sherma
and Fried, 2013). Hasil uji KLT tiga fraksi n-heksana-etil asetat daun asoka
disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Hasil uji KLT 3 fraksi n-heksana-etil asetat daun asoka menggunakan sinar UV
254 nm (a) dan hasil uji KLT 3 fraksi n-heksana-etil asetat daun asoka menggunakan sinar
UV 365 nm (b)
Bobot fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun asoka yang didapat sebesar 0,34
gram sehingga didapatkan persentase rendemen fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun
asoka sebesar 6,79 %. Bobot fraksi 2 n-heksana-etil asetat daun asoka yang
didapat sebesar 0,02 gram sehingga didapatkan persentase rendemen fraksi 2 n-
heksana-etil asetat daun asoka sebesar 0,40 %. Bobot fraksi 3 n-heksana-etil asetat
daun asoka yang didapat sebesar 0,04 gram sehingga didapatkan persentase
rendemen fraksi 3 n-heksana-etil asetat daun asoka sebesar 0,80 %. Perhitungan
(a) (b)
Fraksi 1 Fraksi 2 Fraksi 3 Fraksi 1 Fraksi 2 Fraksi 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
persentase rendemen tiga fraksi n-heksana-etil asetat daun asoka disajikan pada
Lampiran 6.
Uji Aktivitas In Vitro Penghambatan MMP-9
Fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun asoka dipilih untuk dilakukan uji
aktivitas penghambatan enzim MMP-9 in vitro karena persentase rendemen yang
didapatkan paling tinggi di antara dua fraksi yang lain. MMP-9 adalah enzim
protease yang memiliki aktivitas proteolitik sehingga dapat memotong ikatan
peptida pada substratnya. Substrat yang digunakan dalam pengujian ini berupa
peptida yang terikat dengan gugus fluorofor sehingga ketika terpotong oleh MMP-
9, maka gugus fluorofor akan terlepas dan terbaca fluorosensinya. Semakin tinggi
fluorosensi yang terbaca menunjukkan semakin tinggi pula aktivitas enzim dalam
memotong ikatan peptida pada substrat (Nicolotti, 2012). Mekanisme pemotongan
substrat oleh enzim MMP-9 disajikan pada Gambar 4.
Gambar 4. Mekanisme pemotongan substrat oleh enzim MMP-9 (Nicolotti, 2012)
Blanko kontrol dalam penelitian ini digunakan sebagai baseline bacaan
fluoresensi berupa buffer tanpa aktivitas enzim MMP-9, sedangkan blanko sampel
digunakan sebagai baseline nilai fluoresensi sampel dalam buffer tanpa aktivitas
enzim MMP-9. Kontrol negatif digunakan untuk mengetahui nilai bacaan
MMP-9
Gugus
fluorofor
Peptida
MMP-9 +
Senyawa yang mengandung
gugus fluorofor terlepas
Kompleks MMP-9 – substrat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
fluoresensi aktivitas enzim MMP-9 tanpa adanya inhibitor, sedangkan kontrol
positif digunakan sebagai pembanding penghambatan enzim MMP-9 serta
memastikan bahwa prosedur dan kit enzim telah sesuai untuk pengujian.
Kontrol positif dalam penelitian ini memiliki persen penghambatan
sebesar 100% yang mengindikasikan bahwa NNGH memiliki aktivitas yang
tinggi dalam menghambat aktivitas enzim MMP-9, sedangkan fraksi 1 n-heksana-
etil asetat daun asoka memiliki persen penghambatan sebesar 75% pada
konsentrasi 1000 µg/mL. Sartorelli et al., (2007) menyatakan bahwa senyawa
tunggal mampu memiliki aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan fraksi
sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap fraksi 1 n-heksana-etil
asetat daun asoka yang dapat diasosiasikan dengan penghambatan kanker
payudara triple negative. Perhitungan persentase aktivitas enzim dan persentase
penghambatan terhadap enzim MMP-9 disajikan pada Tabel I.
Tabel I. Perhitungan persentase aktivitas enzim dan persentase penghambatan terhadap enzim
MMP-9
Bacaan
Rata-
rata
Rata-rata
Blanko
Aktivitas
Enzim
(%)
Inhibisi
Enzim
(%)
Inhibisi
Enzim
Kontrol
Pelarut
(%)
Replikasi
1
Replikasi
2
Replikasi
3
Blanko
Kontrol 72 81 83 79 0 - - -
Blanko
Sampel 77 81 76 78 0 - - -
Kontrol
Negatif 181 209 192 194 115 100 0 -
Kontrol
Positif 81 68 68 72 -6 -5 105 100±7
Kontrol
Pelarut 184 186 194 188 109 95 5 5±5
Sampel 95 102 105 101 23 20 80 75±4
Identifikasi Senyawa
Identifikasi senyawa dilakukan dengan metode Gas Chromatography-
Mass Spectrometry (GC-MS) yang bertujuan untuk memprediksi senyawa-
senyawa yang terkandung dalam fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun asoka
berdasarkan bobot molekulnya. Senyawa-senyawa tersebut dipisahkan terlebih
dahulu berdasarkan waktu retensinya dengan menggunakan Gas Chromatography
(GC) yang memiliki prinsip pemisahan komponen dalam sampel yang didasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pada perbedaan distribusi antara fase diam (cairan atau padatan) dan fase gerak
berupa gas inert yang akan mengalir melalui sistem kromatografi (Enndler, 2004).
Setelah itu, senyawa-senyawa tersebut dideteksi massanya menggunakan Mass
Spectrometry (MS) dan dianalisis berdasarkan bobot molekulnya.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga puncak yaitu puncak 1, 2, dan
3 pada kromatogram yang mengindikasikan bahwa terdapat 3 senyawa yang
terdeteksi menggunakan GC. Waktu retensi yang diperoleh tiap puncak berbeda-
beda yaitu 10,709 menit, 12,380 menit, dan 14,153 menit. Semakin rendah waktu
retensi yang diperoleh, semakin rendah titik didih senyawa tersebut dan semakin
rendah pula afinitas senyawa tersebut dengan kolom yang digunakan (Pavia et al.,
2015). Kromatogram fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun asoka disajikan pada
Gambar 5.
Gambar 5. Kromatogram GC fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun asoka dengan ditandakannya
masing-masing puncak 1, 2, dan 3
Puncak 1 memiliki waktu retensi sebesar 10,709 menit, dan memiliki m/z
sebesar 548 yang terbaca pada spektrum MS. Spektrum MS senyawa pada puncak
1 disajikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Spektrum MS senyawa pada puncak 1
Puncak 2 memiliki waktu retensi sebesar 12,380 menit dan memiliki m/z
sebesar 529 yang terbaca pada spektrum MS. Spektrum MS senyawa pada puncak
2 disajikan pada Gambar 7.
1 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Gambar 7. Spektrum MS senyawa pada puncak 2
Puncak 3 memiliki waktu retensi sebesar 14,153 menit dan memiliki m/z
sebesar 528 yang terbaca pada spektrum MS. Spektrum MS senyawa pada puncak
3 disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8. Spektrum MS senyawa pada puncak 3
Ketiga profil spektra yang diperoleh kemudian diprediksi senyawanya
menggunakan library WILEY7.LIB dengan pemilihan kemiripan yang tinggi
sehingga diperoleh lima prediksi senyawa untuk setiap puncak yang diperoleh.
Prediksi senyawa-senyawa yang terkandung dalam fraksi 1 n-heksana-etil asetat
daun asoka disajikan pada Tabel II dengan struktur prediksi senyawa-senyawa
tersebut yang disajikan pada Lampiran 7.
Tabel II. Prediksi senyawa-senyawa yang terkandung dalam fraksi 1 n-heksana-etil asetat
daun asoka berdasarkan library WILEY7.LIB
Puncak
Waktu
retensi
(menit)
Persen
intensitas Mr Fragmen Prediksi senyawa
1 10,709 37,10 548
282
275
174
757
370
Phenol,2,2'-[(1-methyl-1,2 ethanediyl) bis
(nitrilomethylidyne)] bis
Monoamidoethylmalonic acid
Butanoic acid, 2-oxo-, trimethylsilyl ester
Pregn-5-en-20-one, 3,11,17,21-
tetrakis[(trimethylsilyl)oxy]-,O-
(phenylmethyl)oxime,(3.beta,11.beta)
2,6-dihydroxybenzoic acid
2 12,380 32,18 529
318
100
264
276
186
Alpha-D-glucopyranoside, methyl 4,6-O-
nonylidene
4-deuterio-trans-3,4-dihydroxy-cyclopentene
Alpha-D-glucopyranoside, 4-O-hexyl
Beta-D-glucopyranosid, 1-O-methyl-4,6-O-N-
hexyliden
Undecanoic acid
3 14,153 30,72 528
200
318
305
354
Octanoic acid, 2-butyl
Menthyl-beta-D-glucopyranoside
Alpha-D-glucopyranose, 2-amino-3,6-anhydro-
2-deoxy-1,4-bis-O-(trimethylsilyl)-2-amino-
3,6-anhydro-A-glucopyranose-1,4
Oleic acid, trimethylsilyl ester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Lee et al. (2010) berhasil melakukan isolasi sebanyak 30 senyawa dari
ekstrak metanol daun asoka yaitu delapan triterpenoid meliputi lupeol (Mr =
426,7), 3-asetil betulat (Mr = 498,7), asam betunolat (Mr = 454,7), α-amirin (Mr =
426,7), β-amirin (Mr = 426,7), asam ursolat (Mr = 456,7), 3-asetil ursolat (Mr =
498,4), dan asam oleanonat (Mr = 454,7), empat steroid meliputi 6β-
hidroksistigmast-4-en-3-one (Mr = 428,7), sitosteril-3-O-β-D-glukosida (Mr =
576,86), β-sitosterol (Mr = 414,7), dan stigmasterol (Mr = 412,7), tujuh flavonoid
meliputi kaempferol (Mr = 286,24), kaempferol-7-O-α-rhamnoside (Mr = 432,4),
kaempferitrin (Mr = 578,5), luteolin (Mr = 286,24), (-)-epi-katekin (Mr = 290,27),
(+)-katekin (Mr = 290,079), dan epikatekin-(4β8,2βO7)-ent-epikatekin
(Mr = 864,8), tiga kumarin yang meliputi skopoletin (Mr = 192,17), kumarin (Mr
= 146,14), dan eritro-10,20-albiflorin (Mr = 480,5), dua diterpenoid yang meliputi
16α-hidro-19-asetoksi-(-)-kauran-17-oat (Mr = 360,5), dan 16α-hidro-19-ol-(-)-
kauran-17-oat (Mr = 318,5), dua peptida meliputi ixorapeptide I (Mr = 500,6) dan
ixorapeptide II (Mr = 534,7), dua kuinon meliputi 1,4-dihidroksi-3-metil-
antrakuinon (Mr = 254,24) dan α-tokoferil kuinon (Mr = 446,7), satu trigliserol
yaitu 2,3-dihidroksipropileicosanoat (Mr = 386,6), dan satu asam lemak yaitu
asam oleat (Mr = 282,5). Berdasarkan data tersebut, senyawa yang diprediksi
terdapat dalam fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun asoka adalah golongan
ixorapeptida dengan variasi jenis residu asam amino karena berada dalam rentang
Mr 500,6 hingga 534,7. Selain itu terdapat kemiripan massa relatif dari fragmen
puncak 1, yaitu m/z 282 yang sesuai dengan Mr asam oleat dan m/z 318 yang
sesuai dengan Mr 16α-hidro-19-ol-(-)-kauran-17-oat, berdasarkan pengujian dari
Lee et al. (2010). Struktur ixorapeptide I dan ixorapeptide II disajikan pada
Lampiran 8.
KESIMPULAN
Fraksi n-heksana-etil asetat daun asoka dapat diperoleh melalui fraksinasi
menggunakan kromatografi kolom. Salah satu fraksi yang diperoleh (fraksi 1 n-
heksana-etil asetat daun asoka) mempunyai persentase penghambatan sebesar
75% pada konsentrasi 1000 µg/mL terhadap aktivitas MMP-9 secara in vitro
sehingga fraksi tersebut memiliki potensi sebagai kandidat obat kanker payudara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Senyawa yang diprediksi terkandung dalam fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun
asoka berdasarkan analisis spektra GC-MS adalah ixorapeptida dengan variasi
residu asam amino.
SARAN
Berdasarkan hasil uji aktivitas penghambatan enzim MMP-9 secara in
vitro oleh fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun asoka, dapat dilakukan penelitian
lebih lanjut yaitu menguji aktivitas penghambatan MMP-9 pada fraksi 2 dan
fraksi 3 n-heksana-etil asetat untuk menemukan senyawa lain yang berpotensi
menghambat MMP-9 dan melakukan penelusuran terkait kandungan fraksi 1 n-
heksana-etil asetat daun asoka berupa isolasi serta pengujian aktivitas setiap isolat
yang diperoleh untuk menemukan senyawa yang potensial menghambat MMP-9.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis berterima kasih kepada Persatuan Kimia Medisinal Indonesia
(PERAKMI)-Timmerman Award 2017 dan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma melalui dana student club 2019 yang telah memberikan dukungan
finansial untuk penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
DAFTAR PUSTAKA
Abu, F., Norma, C., Taib, M., Aris, M., Moklas, M., Akhir, S.M., 2017.
Antioxidant Properties of Crude Extract , Partition Extract , and Fermented
Medium of Dendrobium sabin Flower 2017. 1–9.
American Cancer Society, 2016. Breast Cancer What is breast cancer ? 33–34.
Atun, S., 2014. Metode Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Organik Bahan
Alam. Konservasi Cagar Budaya Borobudur, 8, 53–61.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2014. Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014
Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Jakarta: Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI, 9.
Department of Chemistry, U. of M.A., 2005. Solvent Physical Properties [WWW
Document]. URL https://people.chem.umass.edu/xray/solvent.html (accessed
12.1.19).
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI, 2011. Farmakope
Herbal. Suplemen II. Edisi I, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, XXIV,
101–102, 105–111.
Enndler, E.R.K., 2004. Introduction to Chromatography 1–25.
Garcia, J.A., Moreno, J.M., Perales, F.J., Romero, J., Sanchez, P., Gomez-
Robledo, L., 2012. Fluorescence: An Interdisciplinary Phenomenon for
Different Education Levels 3(3), 30–35.
International Centre for Science and High Technology, 2008. Extraction
Technologies for Medicinal and Aromatic Plants. United Nations Industrial
Development Organization and the International Centre for Science and High
Technology. 103, 106.
Kondeti, R.R., Mulpuri, K.S., Meruga, B., 2014. Advancements in Column
Chromatography : A Review. World Journal of Pharmaceutical Sciences,.
1375–1383.
Lee, C., Liao, Y., Hwang, T., Wu, C., Chang, F., 2010. Ixorapeptide I and
ixorapeptide II , bioactive peptides isolated from Ixora coccinea. Bioorganic
& Medicinal Chemistry Letters, 20(24), 7354–7357.
Mehner, C., Hockla, A., Miller, E., Ran, S., Radisky, D.C., Radisky, E.S., 2014.
Tumor cell-produced matrix metalloproteinase 9 (MMP-9) drives
malignant progression and metastasis of basal-like triple negative breast
cancer. Oncotarget, 5(9). 2736–2749.
Merdad, A., Karim, S., Schulten, H., Dallol, A., 2014. Expression of Matrix
Metalloproteinases ( MMPs ) in Primary Human Breast Cancer : MMP-9 as a
Potential Biomarker for Cancer Invasion and Metastasis 1366, 1355–1366.
Nicolotti, O., Catto, M., Giangreco, I., Barletta, M., Leonetti, F., Stefanachi, A., et
al., 2012. Design, synthesis and biological evaluation of 5-hydroxy, 5-
substituted pyrimidine-2,4,6-triones as potent inhibitors of gelatinases
MMP-2 and MMP-9. European Journal of Medicinal Chemistry, 58,
368–376.
NN, A., 2015. Medicinal & Aromatic Plants A Review on the Extraction Methods
Use in Medicinal Plants , Principle , Strength and Limitation 4(3), 3–8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Pavia, D.L., Lampman, G.M., Kriz, G.S., Vyvyan, J.R., 2015. Introduction to
Spectroscopy. 109.
Pubchem, 2019. Ethyl Acetate. Pubchem (Online),
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/8857 accessed 24
November 2019.
Rollando, R., Karamoy, J.R., Hariyono, P., Atmono, M.T., Djohan, M.A., Wiwy,
W., Anggoro, A.B., Kurniawan, C., Nuwarda, R., Salin, N., Wahab, H.,
Hariono, M., 2019. Identifying Local Plants with Anti-Breast Cancer Matrix
Metalloproteinase 9 Activities : In Silico and In Vitro Study. 1–17.
Sartorelli, P., Andrade, S.P., Melhem, M.S.C., Prado, F.O., Tempone, A.G., 2007.
Isolation of Antileishmanial Sterol from the Fruits of Cassia fistula using
Bioguided Fractionation. 644–647.
Sherma, J., Fried, B., 2013. Handbook of Thin-Layer Chromatography. Marcel
Dekker. 2, 18, 39, 79, 749, 757, 1029.
Sulistyani, N., 2018. Modul 006: Pengembangan Sediaan Obat Tradisional.
Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, 10–11,
21, 24.
Touchstone, J.C., 1992. Practice of Thin Layer Chromatography, 3rd ed. Wiley
Interscience. 195.
World Health Organization, 2019. Thin-layer chromatography, in: The
International Pharmacopoeia. World Health Organization. 1.
Yousef, E.M., Tahir, M.R., St-Pierre, Y., Gaboury, L.A., 2014. MMP-9
expression varies according to molecular subtypes of breast cancer. BMC
Cancer, 14(1), 1–12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
LAMPIRAN
Lampiran 1. Rancangan microwell plate untuk uji aktivitas in vitro
Blanko Kontrol Blanko Sampel Kontrol negatif Kontrol positif
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A B100 B100 B100 B99
S1
B99
S1
B99
S1
B45
E5
Sb50
B45
E5
Sb50
B45
E5
Sb50
B43
I2
E5
Sb50
B43
I2
E5
Sb50
B43
I2
E5
Sb50
B Kontrol pelarut Sampel
B44
P1
E5
Sb50
B44
P1
E5
Sb50
B44
P1
E5
Sb50
B44
S1
E5
Sb50
B44
S1
E5
Sb50
B44
S1
E5
Sb50
C
D
E
F
G
H
Keterangan :
B100 = Buffer uji MMP-9 100 μL
B99 = Buffer uji MMP-9 99 μL
B44 = Buffer uji MMP-9 44 μL
B43 = Buffer uji MMP-9 43 μL
B45 = Buffer uji MMP-9 45 μL
P1 = Pelarut (DMSO)
S1 = Sampel (fraksi 1 n-heksana-etil asetat daun asoka) 1 μL
I2 = Inhibitor (NNGH) 2 μL
E5 = Enzim MMP-9 5 μL
Sb50 = Substrat 1 μL + buffer uji MMP-9 49 μL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 2. Surat keterangan determinasi tanaman asoka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 3. Perhitungan kadar air serbuk simplisia daun asoka
Kadar air = x 100 %
= x 100 % = 5 %.
Lampiran 4. Perhitungan persentase rendemen ekstrak metanol daun asoka
Persentase rendemen ekstrak = x 100 %
= x 100 % = 26,18 %.
Lampiran 5. Perhitungan persentase rendemen partisi etil asetat daun asoka
Persentase rendemen partisi = x 100 %
= x 100 % = 15,89 %
Lampiran 6. Perhitungan persentase rendemen tiga fraksi n-heksana-etil asetat
daun asoka
Persentase rendemen fraksi 1 = x 100 %
= x 100 % = 6,79 %.
Persentase rendemen fraksi 2 = x 100 %
= x 100 % = 0,40 %.
Persentase rendemen fraksi 3 = x 100 %
= x 100 % = 0,80 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 7. Struktur prediksi senyawa-senyawa yang terkandung dalam fraksi 1
n-heksana-etil asetat daun asoka berdasarkan library WILEY7.LIB
Senyawa Struktur
Phenol,2,2'-[(1-methyl-1,2 ethanediyl)
bis(nitrilomethylidyne)]bis
Monoamidoethylmalonic acid
Butanoic acid, 2-oxo-, trimethylsilyl ester
Pregn-5-en-20-one, 3,11,17,21-
tetrakis[(trimethylsilyl)oxy]-, O-
(phenylmethyl)oxime, (3.beta.,11.beta.)
2,6-dihydroxybenzoic acid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Alpha-D-glucopyranoside, methyl 4,6-O-nonylidene
4-deuterio-trans-3,4-dihydroxy-cyclopentene
Alpha-D-glucopyranoside, 4-O-hexyl
Beta-D-glucopyranosid, 1-O-methyl-4,6-O-N-
hexyliden
Undecanoic acid
Octanoic acid, 2-butyl
Menthyl-beta-D-glucopyranoside
Alpha-D-glucopyranose, 2-amino-3,6-anhydro-2-
deoxy-1,4-bis-O-(trimethylsilyl)-2-amino-3,6-
anhydro-A-glucopyranose-1,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Oleic acid, trimethylsilyl ester
Lampiran 8. Struktur ixorapeptide I dan ixorapeptide II
Senyawa Struktur
Ixorapeptide I
Ixorapeptide II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi berjudul “Uji Aktivitas Fraksi n-
Heksana-Etil Asetat Daun Asoka (Ixora coccinea L.)
terhadap Penghambatan Matrix Metalloproteinase-9
(MMP-9)” memiliki nama lengkap Maria Angelina
Djohan. Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal
31 Agustus 1998 sebagai anak kedua dari dua
bersaudara dari pasangan Djohan Solihin dan Netty
Maria Sutopo. Pendidikan formal penulis diawali di TK
Fransiskus Bandar Lampung (2002-2004), SD
Fransiskus 1 Bandar Lampung (2004-2010), SMP Fransiskus 1 Bandar Lampung
(2010-2013), dan SMA Fransiskus Bandar Lampung (2013-2016). Penulis
kemudian melanjutkan Pendidikan Sarjana 1 di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2016. Selama menempuh kuliah, penulis
terlibat dalam beberapa kegiatan organisasi dan kepanitiaan, antara lain bendahara
organisasi Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) periode 2016/2017,
bendahara kegiatan Malam Keakraban (Makrab) JMKI dan Upgrading II 2017,
bendahara Seminar Nasional 2017, bendahara kegiatan Herbal Cosmetic
Competition 2017, sekretaris kegiatan Forum Diskusi Mahasiswa Farmasi 2017,
anggota divisi Perlengkapan kegiatan Pharmacy Performance 2016, dan anggota
divisi Perlengkapan Lomba Cerdas Cermat Kimia 2016. Selain itu, penulis pernah
mendapatkan prestasi berupa Juara I pada lomba esai dalam kegiatan Pekan
Olimpiade Mahasiswa 2017 yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan sebagai perempatfinalis Clinical
Pharmacy Skill Event (CPSE) dalam Kompetisi Farmasi Seluruh Indonesia
(KOFEIN) 2019 di Universitas Airlangga. Penulis pernah menjadi anggota dan
sekretaris dari Drug Discovery Student Club (DDSC) periode 2017-2019. Penulis
juga berperan aktif sebagai asisten praktikum mata kuliah Botani Farmasi (2017),
Kimia Analisis (2018), Kimia Organik (2019) dan Kimia Dasar (2019). Selain itu,
penulis merupakan alumnia Beasiswa Djarum Foundation periode 2018-2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI