UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

60
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH MERAH PAPUA (Pandanus conoideus Lam.) DENGAN METODE DPPH (2,2-DIFENIL-1-PIKRILHIDRAZIL) MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS SKRIPSI diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari Oleh: TRI PURNOMO DIA171435 UNIVERSITAS AL-GHIFARI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FARMASI BANDUNG 2019

Transcript of UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

Page 1: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN

BUAH MERAH PAPUA (Pandanus conoideus Lam.) DENGAN

METODE DPPH (2,2-DIFENIL-1-PIKRILHIDRAZIL)

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

SKRIPSI

diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Jurusan FarmasiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari

Oleh:

TRI PURNOMO

DIA171435

UNIVERSITAS AL-GHIFARI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FARMASI

BANDUNG

2019

Page 2: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

LEMBAR PENGESAHAAN

Setelah membaca skripsi ini dengan seksama, menurut pertimbangan kami telah memenuhipersyaratan ilmiah sebagai suatu skripsi

Bandung, 06 Desember 2019

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ginayanti Hadisoebroto M.Si.,Apt Ita Inayah M.Pd

JUDUL : UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI

SEDIAAN BUAH MERAH PAPUA (Pandanus conoideus

Lam.) DENGAN METODE DPPH (2,2-DIFENIL-1-

PIKRILHIDRAZIL) MENGGUNAKAN SPEKTRO-

FOTOMETRI UV-VIS

PENYUSUN : TRI PURNOMO

NIM : DIA171435

Page 3: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

i

ABSTRAK

Antioksidan adalah senyawa yang dapat mencegah proses oksidasi radikal bebas.Radikal bebas tanpa kita sadari terbentuk secara terus-menerus di dalam tubuh.Mengkonsumsi bahan alam yang kaya antioksidan dapat menjadi upaya untukmenurunkan terjadinya penyakit degeneratif, misalnya kardiovaskular, kanker,aterosklerosis, dan osteoporosis. Salah satu buah yang memiliki kandunganantioksidan tinggi adalah buah merah. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmenentukan aktivitas antioksidan yang terdapat pada sediaan buah merah(Pandanus conoideus Lam.) dengan metode Spektrotometri Uv-Vis menggunakanpereaksi DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil). Proses ekstraksi dilakukan dengancara sentrifugasi, dilakukan secara berulang hingga diperoleh total volume ekstrakcair 168 ml. Proses fraksinasi terhadap sediaan dilakukan dengan menggunakanpelarut non-polar (n-heksan), semi-polar (etil asetat) dan polar (air), denganmenggunakan corong pisah. Fraksi kemudian dikeringkan dengan cara diuapkandi atas penangas air menggunakan cawan penguap. Dari hasil pengujian diperolehIC50 n-heksan 36,550 ppm, IC50 etil asetat 31,520 ppm, IC50 air 34,298 ppm, danIC50 sediaan ekstrak buah merah 56,12 ppm. Sedangkan vitamin C sebagai larutanpembanding memiliki nilai IC50 8,90 ppm. Dapat disimpulkan bahwa fraksi etilasetat memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi.

Kata Kunci : Antioksidan, Buah Merah, DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil),Spektrofotometri UV-Vis

Page 4: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

ii

ABSTRACT

Antioxidants are compounds that can prevent the process of oxidation of freeradicals. Unconsciously, free radicals are formed continuously in the body.Consuming natural ingredients that are rich in antioxidants can be an effort toreduce the occurrence of degenerative diseases, such as cardiovascular disease,cancer, atherosclerosis and osteoporosis. One of the fruits that has a highantioxidant content is red fruit. The purpose of this study was to determine theantioxidant activity found in red fruit preparations (Pandanus conoideus Lam.),with the UV-Vis spectrophotometric method using DPPH (2,2-Diphenyl-1-Pikrilhidrazil) reagent. The extraction process was carried out by repeatedcentrifugation until obtained the total volume of the liquid extract was 168 ml.The fractionation process of the preparations was carried out using non-polar (n-hexane), semi-polar (ethyl acetate) and polar (water) solvents, using a separatingfunnel. Then the fraction dried by evaporating over a water bath using anevaporator cup. From the test results obtained IC50 n-hexane was 36.550 ppm,IC50 ethyl acetate 31.520 ppm, IC50 water 34.298 ppm, and IC50 of red fruitextract was 56.12 ppm. Meanwhile, vitamin C as a comparison solution has anIC50 value of 8.90 ppm. It can be concluded that the ethyl acetate fraction has thehighest antioxidant activity.

Keywords: Antioxidants, Red Fruit, DPPH (2,2-Diphenyl-1-Pikrilhidrazil), UV-Vis Spectrophotometry

Page 5: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas ridho

dan karuniaNya, penulis diberikan kekuatan dan kemampuan untuk

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Antioksidan dari Fraksi

Sediaan Buah Merah Papua (Pandanus conoideus Lam.) dengan Metode DPPH

(2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil) Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS”. Tujuan

penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan

gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Al-Ghifari.

Penulis menyadari sepenuhnya akan segala keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan yang penulis miliki, sehingga dalam penulisan ini masih banyak

kekurangan dan hasilnya masih jauh dari kesempurnaan. Penyusunan skispsi ini

tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak, baik secara

moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Bapak Dr. H. Didin Muhafidin, S.I.P., M.Si, selaku Rektor Al-Ghifari

Bandung.

2. Bapak Ardian Baitariza M.Si., Apt, selaku Dekan Fakultas MIPA Universitas

Al-Ghifari, Bandung.

3. Ibu Ginayanti Hadisoebroto M.Si., Apt, selaku Ketua Jurusan Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Al-Ghifari

Bandung, sekaligus menjadi pembimbing I yang telah memberikan petunjuk

Page 6: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

iv

dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Ita Inayah M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan petunjuk

dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya selama masa perkuliahan, dan

seluruh staf dan karyawan Universitas Al-Ghifari Bandung.

6. Kepada ibu, bapak, dan keluarga tercinta yang telah memberikan

dukungannya selama masa perkuliahan.

7. Kepada teman-teman konversi, regular maupun non-regular yang telah

bersama- sama menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat bermain Playstation 3 Liga 1 Sumbersari yaitu Sahid, Sastra, Rizki

Holis, Karbinianus, Heribertus, Cristian Fernando, Toni Permadi dan seluruh

sahabat seperjuangan angkatan tahun 2017 yang telah bersama-sama dalam

menimba ilmu.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kesalahan

dan kekurangan, karenanya kritik dan saran dangat diharapkan. Akhir kata, penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

penulis pada khususnya, Aamiin.

Bandung, Desember 2019

Penulis

Page 7: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................ABSTRAK ............................................................................................................. iABSTRACT ........................................................................................................... iiKATA PENGANTAR ......................................................................................... iiiDAFTAR ISI.......................................................................................................... vDAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viiiDAFTAR TABEL ............................................................................................... ixDAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 4

2.1 Buah Merah..................................................................................... 4

2.1.1 Deskripsi.................................................................................. 4

2.1.2 Klasifikasi................................................................................ 5

2.1.3 Morfologi................................................................................. 6

2.1.4 Habitat ..................................................................................... 6

2.1.5 Kandungan Buah Merah.......................................................... 7

2.2 Radikal Bebas ................................................................................. 8

2.3 Antioksidan..................................................................................... 11

2.4 DPPH .............................................................................................. 12

2.5 Vitamin C........................................................................................ 14

2.6 Fraksinasi ........................................................................................ 15

2.7 Spektofotometri UV-VIS................................................................ 18

2.7.1 Teori Spektrofotometri Ultraviolet........................................ 18

2.7.2 Hukum Lambert Beer ............................................................ 21

2.7.3 Penggunaan Spektrofotometri Ultraviolet............................. 22

Page 8: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

vi

2.7.4 Analisis Kualitatif.................................................................. 23

2.7.5 Analisis Kuantitatif................................................................ 23

2.7.6 Peralatan Untuk Spektrofotometri......................................... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 27

3.1 Alat.................................................................................................. 27

3.2 Bahan .............................................................................................. 27

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian......................................................... 27

3.4 Pengumpulan Sampel ..................................................................... 27

3.5 Penyiapan Sampel........................................................................... 27

3.6 Metode Fraksinasi........................................................................... 28

3.6.1 Fraksinasi N-Heksan ............................................................. 28

3.6.2 Fraksinasi Etil Asetat............................................................. 28

3.6.3 Fraksinasi Air ........................................................................ 28

3.6.4 Fraksinasi Sediaan Ekstrak Buah Merah............................... 28

3.7 Uji Aktivitas Antioksidan ............................................................... 29

3.7.1 Penyiapan DPPH ................................................................... 29

3.7.2 Penentuan Panjang Gelombang............................................. 29

3.7.3 Pembuatan Larutan Standar................................................... 29

3.7.4 Uji Aktivitas Antioksidan...................................................... 29

3.7.5 Metode Penetapan Kadar....................................................... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 31

4.1 Panjang Gelombang Maksimum..................................................... 31

4.2 Sentrifugasi dan Pengeringan Sampel ............................................ 32

4.3 Aktivitas Antioksidan Baku Pembanding Vitamin C ..................... 32

4.4 Aktivitas Antioksidan Fraksi N-Heksan ......................................... 33

4.5 Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat ........................................ 34

4.6 Aktivitas Antioksidan Fraksi Air .................................................... 35

4.7 Aktivitas Antioksidan Fraksi Sediaan Ekstrak Buah Merah .......... 36

4.8 Perhitungan IC50 ............................................................................. 38

Page 9: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

vii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 40

5.1 Simpulan ......................................................................................... 40

5.2 Saran ............................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 41

LAMPIRAN........................................................................................................ 44

Page 10: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tanaman Buah Merah .......................................................................... 5

2.2 Reaksi antara DPPH dengan Antiradikal Bebas .................................. 13

2.3 Struktur Kima Asam Askorbat............................................................. 14

4.1 Panjang Gelombang DPPH.................................................................. 32

4.2 Kurva Inhibisi Vitamin C..................................................................... 33

4.3 Kurva Inhibisi N-Heksan ..................................................................... 34

4.4 Kurva Inhibisi Etil Asetat .................................................................... 35

4.5 Kurva Inhibisi Air ................................................................................ 36

4.6 Kurva Inhibisi Sediaan Ekstrak............................................................ 37

Page 11: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Pengukuran Vitamin C .................................................................. 33

4.2 Hasil Pengukuran N-Heksan .................................................................... 34

4.3 Hasil Pengukuran Etil Asetat ................................................................... 35

4.4 Hasil Pengukuran Air............................................................................... 36

4.5 Hasil Pengukuran Sediaan Minyak .......................................................... 37

4.6 Sifat Antioksidan...................................................................................... 39

Page 12: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Diagram Alir ........................................................................................ 44

2 Hasil Dokumentasi Penelitian.............................................................. 45

3 Certificate Of Analysis ......................................................................... 47

Page 13: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antioksidan adalah senyawa yang dapat mencegah proses oksidasi

radikal bebas (Darmawati dkk. 2016). Radikal bebas tanpa kita sadari

terbentuk secara terus-menerus di dalam tubuh baik berupa proses

metabolisme sel normal, peradangan, kekurangan gizi, serta akibat respon

terhadap pengaruh dari luar tubuh, misalnya polusi lingkungan, ultraviolet

(UV), dan asap rokok. Radikal bebas sering dihubungkan dengan berbagai

peristiwa fisiologis misalnya peradangan, penuaan, dan penyebab kanker

(Bhaigyabati dkk. 2011).

Kecenderungan masyarakat Indonesia saat ini adalah memilih

pemanfaatan produk-produk alami yang diyakini melindungi tubuh dari

berbagai penyakit karena cenderung tidak memiliki efek samping. Oleh

karena itu, pemanfaatan bahan alam sebagai alternatif pengobatan menjadi

pilihan yang tepat. Mengkonsumsi bahan alam yang kaya antioksidan dapat

menjadi upaya untuk menurunkan terjadinya penyakit degeneratif, misalnya

kardiovaskular, kanker, aterosklerosis, dan osteoporosis. Buah dan sayuran

adalah penyedia vitamin dan mineral yang merupakan sumber dari

phytochemical yang berfungsi sebagai antioksidan dan mekanisme pelindung

lainnya (Slavin dan Liyod, 2012).

Salah satu buah yang memiliki kandungan antioksidan tinggi adalah

buah merah (Sarungallo dkk, 2015). Pada beberapa tahun terakhir ini, buah

Page 14: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

2

merah (Pandanus conoideus Lam.) mulai banyak digunakan untuk

pengobatan alternatif terhadap beberapa penyakit degeneratif dan kanker.

Buah merah yang paling banyak dipakai adalah species Pandananus

conoideus dengan buah merah marum, agak pendek dan biji agak besar

dibandingkan dengan spesies yang lainnya (Budi dan Paimin, 2005).

Dalam penelitian diketahui buah merah mengandung karoten dan

tokoferol yang merupakan senyawa antioksidan tinggi. Buah merah

(Pandanus conoideus Lam.) merupakan tanaman asli dari Provinsi Papua,

Indonesia. Buah ini memiliki panjang 68- 110 cm dan diameter 10-15 cm,

berwarna merah, dan mengandung minyak dalam jumlah besar. Bagi

masyarakat lokal, diyakini bahwa buah merah dapat mengobati beberapa

penyakit degeneratif seperti kanker, arteosklerosis, rheumatoid arthritis, dan

stroke (Budi dan Paimin, 2004). Ekstrak minyak buah merah mengandung

vitamin E (α dan γ-tokoferol) (Sarungallo dkk, 2015), β-karoten (Sarungallo

dkk, 2015), dan juga menunjukkan aktivitas antioksidan (Rohman dkk, 2010).

Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian mengenai studi

penentuan kadar antioksidan pada sediaan buah merah Papua yang beredar di

masyarakat dengan metode Spektrofotometri Uv-Vis pada panjang

gelombang 400-800 nm.

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana aktivitas dari sediaan dan fraksi antioksidan yang terdapat

dalam fase air dan fase minyak dari sediaan buah merah (Pandanus conoideus

Lam.) setelah diukur menggunakan Spektrofotometer Uv-Vis dan metode

Page 15: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

3

DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil)?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menentukan aktivitas antioksidan yang terdapat pada sediaan

ekstrak buah merah (Pandanus conoideus Lam.) dengan menggunakan

Spektrofotometer Uv-Vis dan metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan memberikan informasi

khususnya kepada masyarakat mengenai aktivitas antioksidan pada buah

merah (Pandanus conoideus) sehingga dapat bermanfaat untuk dijadikan

bahan referensi dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.

Page 16: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah Merah (Pandanus Conoideus Lam.)

2.1.1 Deskripsi

Buah merah (Pandanus conoideus) merupakan jenis tanaman yang

termasuk ke dalam famili pandanaceae dan tanaman ini ditemukan secara

endemik di wilayah Papua (Malik, 2009). Terdapat lebih dari 30 jenis buah merah

yang tumbuh di wilayah Papua, 4 diantaranya yang banyak dibudidayakan adalah:

a. Buah merah panjang yang memiliki bentuk silindris, ujung tumpul dan

pangkal menjantung.

b. Buah merah pendek memiliki bentuk silindris, ujung lancip dan pangkal

menjantung

c. Buah merah cokelat memiliki bentuk silindris, ujung tumpul dan pangkal

menjantung.

d. Buah kuning memiliki warna kuning dan bentuk silindris, ujung tumpul

dengan pangkal menjantung (Budi dan Paimin, 2005).

Buah tersusun dari ribuan biji yang tersusun bebas membentuk kulit

buah. Biji berukuran kecil memanjang 9-13 mm dengan bagian atas meruncing.

Bagian pangkal biji menempel pada bagian jantung. Sedangkan ujungnya

membentuk totol-totol dibagian kulit buah. Biji berwarna hitam kecoklatan

dibungkus daging tipis berupa lemak. Daging buah dapat berwarna kuning, coklat,

atau merah bata tergantung jenisnya (Budi dan Paimin, 2005). Buah merah

(Pandanus conoideus) berbentuk silindris, ujung tumpul, dan pangkal

Page 17: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

5

menjantung. Panjang buah mencapai 96-102 cm dengan diameter 15-20 cm.

Bobot buah mencapai 7-8 kg (Limbongan, 2009). Buah merah mengandung

senyawa antioksidan dengan kandungan yang cukup tinggi yaitu karotenoid

12.000 ppm, beta-karoten 700 ppm, dan tokoferol 11.000 ppm (Budi dan Paimin,

2000).

Gambar 2.1 Makroskopis Buah Merah (Lebang dkk, 2004)

2.1.2 Klasifikasi

Buah merah termasuk jenis tanaman pandan-pandanan (Pandanus).

Diperkirakan ada sekitar 600 jenis tanaman yang tergolong dalam genus

Pandanus, salah satunya adalah buah merah. Klasifikasi buah merah adalah

sebagai berikut (Budi dan Paimin, 2005). :

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Monocotyledonae

Ordo : Pandanales

Famili : Pandanaceae

Page 18: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

6

Genus : Pandanus

Spesies : P. Conoideus

2.1.3 Morfologi

Pada dasarnya terdapat lebih dari 30 jenis atau kultivar buah merah di

Papua. Secara garis besar diketahui ada empat kultivar yang banyak

dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis, yaitu kultivar buah merah

panjang, buah merah pendek, cokelat, dan kuning serta warna, bentuk, dan ukuran

buah masing- masing jenis berbeda-beda. Kultivar buah merah panjang memiliki

buah berbentuk silindris, ujung tumpul, dan pangkal menjantung. Panjang buah

mencapai 96-102 cm dengan diameter 15-20 cm. Bobot buah mencapai 7-8 kg.

Warna buah merah bata saat muda dan merah terang saat matang, buah dibungkus

daun pelindung berbentuk melancip dengan duri pada tulang utama sepanjang

8/10 bagian dari ujung (Budi dan Paimin, 2005).

2.1.4 Habitat

Buah merah termasuk tanaman endemik. Secara umum habitat asal

tanaman ini adalah hutan sekunder dengan kondisi tanah lembab. Tanaman ini

ditemukan tumbuh liar di wilayah Papua dan Papua New Guinea. Di wilayah

Papua, tanaman buah merah ditemukan tumbuh di daerah dengan ketinggian

antara 2-2.300 m di atas permukaan laut. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman

buah merah dapat tumbuh di mana saja di wilayah Papua, mulai dataran rendah

hingga dataran tinggi. Buah merah juga bisa ditemukan di bagian utara Maluku

yang menyebar dari daerah pantai hingga daerah pegunungan (Budi dan Paimin,

2005). Pada dasarnya terdapat lebih dari 30 jenis atau kultivar buah merah di

Page 19: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

7

Papua. Namun, secara garis besar diketahui ada empat kultivar yang banyak

dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis, yakni kultivar merah panjang,

merah pendek, cokelat, dan kuning. Warna, bentuk, dan ukuran buah masing-

masing jenis itu berbeda-beda. Kultivar merah panjang memiliki buah berbentuk

silindris, ujung tumpul, dan pangkal menjantung.

2.1.5 Kandungan Buah Merah

Buah merah (Pandanus conoideus) mengandung beberapa senyawa aktif

yang penting sebagai agen antikanker diantaranya tokoferol, β-karoten, dan

karoten. Buah merah juga mengandung banyak kalori penambah energi, kalsium,

serat, protein,vitamin B1, vitamin C dan sedikit asam kaprat, asam laurat, asam

miristat, asam linoleat, asam dekonoat, omega 3, omega 6 dan omega 9 (Hadad

dkk, 2005). Oleh karena itu, buah merah memiliki potensial untuk dikembangkan

sebagai bahan baku obat penyakit-penyakit degeneratif seperti gangguan jantung,

lever, kanker, kolesterol, diabetes, asam urat, osteoporosis, serta sebagai

antiinfeksi dan HIV. Tokoferol merupakan bentuk vitamin yang larut dalam

lemak yang berperan penting dalam tubuh. Senyawa ini dikenal juga sebagai

vitamin E yang berfungsi dalam pertahanan terhadap peroksidasi asam lemak dan

sebagai antioksidan dengan memutuskan berbagai reaksi rantai radikal bebas

(Pratiwi, 2009). Karoten secara kimia adalah suatu zat yang disintesis secara

biokimia dari delapan satuan isoprena, dan terbagi dalam dua bentuk utama yaitu

α-karoten dan β-karoten (Mun’im dkk, 2006).

Buah merah juga memiliki kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh

tubuh yaitu karatenoid. Karotenoid berperan dalam membentuk respon imun yang

Page 20: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

8

lebih baik, perlindungan terhadap kanker, dan juga berfungsi sebagai antioksidan.

Secara umum karotenoid, β-karoten dan α-karoten dikenal untuk mengurangi

radikal bebas. Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel yang bersifat

karsinogenik. Aktivitas antioksidan dari karotenoid adalah alasan dibalik efek

antikanker dan peningkatan sistem kekebalan tubuh (Wyeth, 2008). Buah merah

juga mengandung asam lemak yang mempunyai peran penting bagi tubuh

diantaranya asam oleat, asam palmitoleat dan asamα-linolenat.

2.2 Radikal Bebas

Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul yang memiliki satu

atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya. Adanya elektron yang

tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut reaktif mencari pasangan

dengan cara menyerang dan mengikat elektron molekul yang berada di

sekitarnya. Senyawa yang mudah teroksidasi secara umum adalah senyawa yang

berikatan kovalen. Ikatan kovalen akan sangat berbahaya karena ikatan yang

digunakan secara bersama-sama pada orbital terluarnya. Senyawa yang memiliki

ikatan kovalen umumnya merupakan molekul-molekul besar (biomakromolekul),

yaitu lipid, protein maupun DNA. Target utama radikal bebas adalah protein,

asam lemak tak jenuh dan lipoprotein serta unsur DNA termasuk karbohidrat.

Asam lemak tak jenuh merupakan molekul yang paling rentan terhadap serangan

radikal bebas. Radikal bebas memiliki reaktivitas yang tinggi, yaitu sifatnya yang

sangat menarik atau menyerang elektron disekelilingnya. Senyawa radikal bebas

juga dapat mengubah suatu molekul menjadi radikal bebas. Senyawa radikal

bebas di dalam tubuh dapat merusak asam lemak tak jernih ganda pada membran

Page 21: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

9

sel yang mengakibatkan dinding sel menjadi rapuh. Senyawa radikal bebas ini

berpotensi merusak DNA sehingga mengacaukan sistem info genetika dan

berlanjut pada pembentukan sel kanker. Jaringan lipid juga akan dirusak oleh

senyawa radikal bebas sehingga terbentuk peroksida yang memicu munculnya

penyakit degeneratif (Winarsi, 2013).

Reaksi oksidatif tidak hanya menyerang komponen lipid, melainkan

juga komponen penyusun sel lainnya, seperti protein, lipoprotein, maupun DNA.

Radikal bebas dapat merusak 3 senyawa penting yang berperan untuk

mempertahankan integritas (Lampe, 2010), yaitu :

a. Asam lemak, terutama asam lemak tidak jenuh yang merupakan komponen

penting fosfolipid penyusun membran sel.

b. DNA, yang merupakan perangkat genetik sel.

c. Protein, yang berperan sebagai enzim, reseptor, antibodi dan penyusun matriks

serta sitoskeleton.

Mekanisme reaksi radikal bebas paling tepat dibayangkan sebagai suatu

deret reaksi-reaksi bertahap, yaitu (Fessenden, 1992):

a. Inisiasi

Tahap inisiasi ialah pembentukan awal radikal-radikal bebas. Dalam

klorinasi metana, tahap inisiasi adalah pemaksapisahan (cleavage) homolitik

molekul Cl2 menjadi dua radikal bebas klor. Energi untuk reaksi ini diberikan

oleh cahaya ultraviolet (UV) atau oleh pemanasan campuran ke temperatur

yang sangat tinggi.

b. Propagasi

Page 22: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

10

Setelah terbentuk, radikal bebas klor mengawali sederetan reaksi

sehingga terbentuk radikal bebas baru. Secara kolektif, terbentuknya reaksi ini

disebut tahap propagasi dari reaksi radikal bebas. Pada hakikatnya,

pembentukan awal beberapa radikal bebas akan mengakibatkan

perkembangbiakan radikal bebas baru dalam suatu reaksi pengabdian diri (self

perpetuating) yang disebut reaksi rantai. Sebagai tahap propagasi pertama,

radikal bebas klor yang reaktif merebut sebuah atom hydrogen dari molekul

metana, menghasilkan radikal bebas metal dan HCl. Radikal bebas metal itu

juga reaktif. Dalam tahap propagasi kedua, radikal bebas metil merebut sebuah

atom klor dari dalam molekul Cl2. Tahap ini menghasilkan salah satu dari

produk keseluruhan klorometana. Produk ini juga menghasilkan ulang radikal

bebas klor, yang nantinya dapat merebut atom hidrogen dari molekul metana

lain dan memulai deret propagasi selanjutnya.

c. Terminasi

Daur propagasi terputus oleh reaksi-reaksi pengakhiran (termination).

Reaksi apa saja yang memusnahkan radikal bebas atau mengubah radikal

bebas menjadi radikal yang stabil dan tidak reaktif, dapat mangakhiri daur

propagasi radikal bebas. Klorinasi metana diakhiri terutama oleh

bergabungnya radikal-radikal bebas, inilah pemusnahan radikal bebas.

Senyawa apa saja yang mudah terurai menjadi radikal bebas dapat bertindak

sebagai satu inisiator. Satu contoh ialah peroksida (ROOR), yang mudah

membentuk radikal bebas karena energi disosiasi ikatan RO-RO hanyalah

sekitar 35 kkal/mol, lebih rendah daripada kebanyakan ikatan.

Page 23: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

11

2.3 Antioksidan

Antioksidan merupakan senyawa yang menangkap radikal bebas

(Prakash, 2011). Antioksidan digunakan untuk menghambat autooksidasi. Fenol-

fenol, senyawa dengan gugus OH yang terikat pada karbon cincin aromatik,

merupakan antioksidan yang efektif. Produk radikal bebas senyawa-senyawa ini

terstabilkan secara resonansi dan karena itu tidak reaktif dibandingkan dengan

kebanyakan radikal bebas lain. Vitamin E dan flavonoid adalah suatu antioksidan

alamiah yang dijumpai dalam minyak-minyak nabati (Fessenden, 1992).

Dalam pengertian kimia, antioksidan adalah senyawa-senyawa pemberi

elektron, tetapi dalam pengertian biologis lebih luas lagi, yaitu semua senyawa

yang dapat meredam dampak negatif oksidan, termasuk enzim-enzim dan

protein-protein pengikat logam (Rohman, 2012).

Berdasarkan sumbernya, antioksidan digolongkan menjadi 3 kelompok,

yaitu antioksidan primer, antioksidan sekunder dan antioksidan tersier:

a. Antioksidan primer

Antioksidan primer adalah antioksidan yang sifatnya sebagai pemutus

reaksi berantai (chain-breaking antioxidant) yang bisa bereaksi dengan

radikal-radikal lipid dan mengubahnya menjadi produk-produk yang lebih

stabil. Antioksidan primer bekerja untuk mencegah pembentukan senyawa

radikal baru, yaitu mengubah radikal bebas yang ada menjadi molekul yang

berkurang dampak negatifnya sebelum senyawa radikal bebas bereaksi.

Antioksidan primer mengikuti mekanisme pemutusan rantai reaksi radikal

Page 24: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

12

dengan mendonorkan atom hidrogen secara cepat pada suatu lipid yang

radikal, produk yang dihasilkan lebih stabil dari produk awal (Sayuti, 2015).

b. Antioksidan sekunder

Antioksidan sekunder bekerja dengan cara mengkelat logam yang

bertindak sebagai pro-oksidan, menangkap radikal dan mencegah terjadinya

reaksi berantai. Antioksidan sekunder berperan sebagai pengikat ion-ion

logam, penangkap oksigen, pengurai hidroperoksida menjadi senyawa non

radikal, penyerap radiasi UV atau deaktivasi singlet oksigen (Sayuti, 2015).

c. Antioksidan tersier

Kelompok antioksidan tersier meliputi sistem enzim DNA-repair dan

metionin sulfoksida reduktase. Enzim-enzim ini berfungsi dalam perbaikan

biomolekuler rusak akibat rekativitas radikal bebas (Yuliani, 2010).

Berdasarkan jenisnya, antioksidan dapat dibedakan menjadi 4

golongan,yaitu:

1. Antioksidan enzimatik (SOD, glutation peroksidase, katalase),

2. Antioksidan hidrofilik (asam askorbat, GSH, asam urat),

3. Antioksidan lipofilik (tokoferol, flavonoid, karotenoid),

4. Antioksidan pereduksi (glutation reduktase, dehidroaskorbat reduktase).

2.4 DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil)

Metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) adalah suatu senyawa radikal

nitrogen. DPPH akan mengambil atom hidrogen yang terdapat dalam suatu

senyawa, misalnya senyawa fenol. Mekanisme terjadinya reaksi DPPH ini

berlangsung melalui transfer elektron. Larutan DPPH yang berwarna ungu

Page 25: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

13

memberikan serapan absorban maksimum pada 517 nm. Larutan DPPH ini akan

mengoksidasi senyawa dalam ekstrak tanaman. Proses ini ditandai dengan

memudarnya warna larutan dari ungu menjadi kuning (Prakash, 2011).

Metode DPPH mudah digunakan, cepat, cukup teliti dan mudah untuk

mengukur kapasitas antioksidan dengan menggunakan radikal bebas DPPH.

Metode DPPH dapat digunakan untuk sampel padatan, larutan dan tidak spesifik

untuk komponen antioksidan tertentu. Elektron bebas dalam radikal DPPH

memberikan absorbansi maksimum pada 517 nm dan berwarna ungu (Prakash,

2011).

Gambar 2.2. Rumus Struktur 1,1-diphenyl-2-picrylehydrazyl

Metode DPPH berfungsi untuk mengukur elektron tunggal seperti

aktivitas transfer hidrogen juga untuk mengukur aktivitas penghambatan radikal

bebas. Pada uji DPPH, penangkapan radikal diikuti dengan monitoring penurunan

absorpsi yang terjadi karena reduksi oleh radikal (Prakash, 2011).

Adanya senyawa yang bereaksi sebagai antiradikal akan mereduksi

radikal DPPH menurut reaksi:

Page 26: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

14

Gambar 2.3. Reaksi antara DPPH dengan Antiradikal Bebas

Akibatnya penambahan senyawa yang bereaksi sebagai antiradikal bebas

akan menurunkan konsentrasi DPPH. Adanya penurunan konsentrasi DPPH akan

menyebabkan penurunan absorbansi dibandingkan dengan absorbansi bebas

control yang tidak diberi dengan senyawa uji yang diduga mempunyai aktivitas

antiradikal (Rohman, 2005).

2.5 Vitamin C

Vitamin C adalah salah satu antioksidan sekunder yang memiliki

kemampuan menangkap radikal bebas dan mencegah terjadinya reaksi berantai.

Berbagai penelitian yang dilakukan vitamin C digunakan dalam beberapa tingkat

konsentrasi untuk dapat mengetahui aktivitas antioksidan, yaitu kemampuan

untuk dapat meredam radikal bebas dengan menggunakan metode DPPH (Sayuti,

2015).

Vitamin C sebagai sumber antioksidan memiliki manfaat bagi tubuh

antara lain membantu menjaga pembuluh-pembuluh kapiler, meningkatkan

penyerapan asupan zat besi, menghambat produksi nitrosamine, zat pemicu

kanker dan memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Senyawa yang digunakan

sebagai pembanding (kontrol positif) dalam uji aktivitas penangkapan radikal

hidroksil dalam penelitian ini adalah vitamin C (Cahyadi, 2008).

Page 27: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

15

Gambar 2.4. Struktur Kima Asam Askorbat

Dalam keadaan murni, vitamin C berbentuk kristal putih dengan berat

molekul 176,13 dengan rumus bangun C6H8O6, dengan titk lebur 190-192oC

(Depkes RI, 2014).

Asam askorbat dapat meningkatkan fungsi imun, dengan menstimulasi

produksi interferon (protein yang melindungi sel dari serangan virus). Vitamin ini

dapat menstimulasi kemotaksis dan respon proliferasi netrofil, serta melindungi

sel dari serangan radikal bebas yang diproduksi oleh netrofil teroksidasi. Asam

askorbat dinyatakan dapat memacu kerja sintesis factor humoral, terutama

antibody IgG dan IgM. Vitamin C mampu mereduksi radikal superoksidasi,

hidroksil, asam hipoklorida dan oksigen reaktif yang berasal dari netrofil dan

monosit yang teraktifasi.

2.6 Fraksinasi

Fraksinasi pada prinsipnya adalah proses penarikan senyawa pada suatu

ekstrak dengan menggunakan dua macam pelarut yang tidak saling bercampur.

Pelarut yang umumnya dipakai untuk fraksinasi adalah n-heksan, etil asetat, dan

metanol. Untuk menarik lemak dan senyawa non polar digunakan n-heksan, etil

asetat untuk menarik senyawa semi polar, sedangkan metanol untuk menarik

senyawa- senyawa polar. Dari proses ini dapat diduga sifat kepolaran dari

Page 28: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

16

senyawa yang akan dipisahkan. Sebagaimana diketahui bahwa senyawa-senyawa

yang bersifat non polar akan larut dalam pelarut yang non polar sedangkan

senyawa-senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut yang bersifat polar

juga (Mutiasari, 2012).

Kolom kromatografi dikemas kering (biasanya dengan penjerap mutu

KLT 10-40 μm) dalam keadaaan vakum agar diperoleh kerapatan kemasan

maksimum. Vakum dihentikan, pelarut yang kepolarannya rendah dituangkan ke

permukaan penjerap lalu divakumkan lagi. Kolom dihisap sampai kering dan siap

dipakai. Cuplikan dilarutkan ke dalam pelarut yang cocok, dimasukkan langsung

pada bagian atas kolom atau pada lapisan penjerap dan dihisap sampai kering

pada setiap pengumpulan fraksi. Oleh karena itu, kromatografi vakum cair

menggunakan tekanan rendah untuk meningkatkan laju aliran fase gerak

(Hostettmann dkk, 1995).

Kromatografi vakum cair merupakan modifikasi dari kromatografi kolom

gravitasi. Metode ini lebih banyak digunakan untuk fraksinasi sampel dalam

jumlah besar (10-50 g). Kolom yang digunakan biasanya terbuat dari gelas

dengan lapisan berpori pada bagian bawah. Ukuran kolom bervariasi tergantung

ukurannya. Kolom disambungkan dengan penampung eluen yang dihubungkan

dengan pompa vakum. Pompa vakum akan menghisap eluen dalam kolom,

sehingga proses pemisahan berlangsung lebih cepat. Penggunaan tekanan

dimaksudkan agar laju aliran eluen meningkat sehingga meminimalkan terjadinya

proses difusi karena ukuran silika gel yang biasanya digunakan pada lapisan

kromatografi lapis tipis (KLT) sebagai fasa diam dalam kolom yang halus yaitu

Page 29: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

17

200-400 mesh. Kolom yang digunakan berukuran lebih pendek dari pada kolom

kromatografi gravitasi dengan diameter yang lebih besar (5- 10 cm). Kolom KVC

dikemas kering dalam keadaan vakum agar diperoleh kerapatan kemasan

maksimum. Sampel yang akan dipisahkan biasanya sudah diadsorbsikan ke

dalam silika kasar terlebih dahulu (ukuran silika kasar 30-70 mesh) agar

pemisahannya lebih teratur dan menghindari sampel langsung menerobos

kedinding kaca tanpa melewati adsorben terlebih dahulu, yang dapat berakibat

gagalnya proses pemisahan. Pelarut yang kepolarannya rendah dituangkan ke

permukaan penyerap yang sebelumnya sudah dimasukkan sampel. Kolom dihisap

perlahan-lahan ke dalam kemasan dengan memvakumkannya. Kolom dielusi

dengan campuran pelarut yang cocok, mulai dengan pelarut yang kepolarannya

rendah lalu kepolaran ditingkatkan perlahan-lahan. Kolom dihisap sampai kering

pada setiap pengumpulan fraksi, sehingga kromatografi vakum cair disebut juga

kolom fraksinasi (Atun, 2014).

Kromatografi kolom merupakan salah satu contoh kromatografi adsorbsi.

Senyawa yang dipisahkan dengan kromatografi kolom memiliki mekanisme yang

sama dengan jenis kromatografi lain yaitu berkaitan dengan perbedaan gaya-gaya

antarmolekul dalam sampel dengan fase gerak dan antara komponen dengan fasa

diam. Prinsip kerja kromatografi kolom yaitu zat cair sebagai fasa gerak akan

membawa cuplikan senyawa mengalir melalui fasa diam sehingga terjadi

interaksi berupa adsorbsi senyawa-senyawa tersebut oleh padatan dalam kolom.

Kecepatan bergerak suatu komponen dalam cuplikan tergantung pada seberapa

besar/lama komponen tersebut tertahan oleh padatan penyerap dalam kolom.

Page 30: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

18

Hasil yang diperoleh berupa fraksi-fraksi senyawa (eluat) yang ditampung pada

bagian bawah kolom (Rubiyanto, 2016).

Beberapa jenis pelarut dan fasa gerak untuk kromatografi kolom menurut

deret Trappe. Deret ini menggambarkan kekuatan elusi pelarut-pelarut dengan

kolom yang menggunakan padatan penyerap silika gel:

Air murni<metanol<etanol<propanol<aseton<etil asetat<dietil

eter<kloroform<metilen klorida<benzena<toluena<trikloro etilen<karbon

tetraklorid<sikloheksana<heksana

Urutan pelarut-pelarut diatas menunjukkan bahwa semakin turun

kepolarannya maka semakin bertambah kekuatan pelarut tersebut untuk

mengelusi senyawa yang teradsorbsi oleh silika gel (Rubiyanto, 2016).

2.7 Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur energi

secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, dan diemisikan

sebagai fungsi dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu. Sedangkan

fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang

diabsorbsi (Khopkar, 2008).

2.7.1 Teori Spektrofotometri Ultraviolet

Spektrofotometri Serapan merupakan pengukuran suatu interaksi antara

radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang

sering digunakan dalam analisis farmasi meliputi Spektrofotometri Ultraviolet,

Cahaya tampak, Inframerah dan Serapan Atom. Jangkauan panjang gelombang

untuk daerah ultraviolet adalah 190-380 nm, daerah cahaya tampak 380-780 nm,

Page 31: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

19

daerah inframerah dekat 780-3000 nm, dan daerah inframerah 2,5-40 µm atau

4000-250 cm-1 (Ditjen POM, 1995).

Radiasi ultraviolet dan sinar tampak diabsorpsi oleh molekul organik

aromatik, molekul yang mengandung elektron-π terkonjugasi dan atau atom yang

mengandung elektron-n, menyebabkan transisi elektron di orbital terluarnya dari

tingkat energi elektron dasar ke tingkat energi elektron tereksitasi lebih tinggi.

Besarnya serapan radiasi tersebut sebanding dengan banyaknya molekul analit

yang mengabsorpsi sehingga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif

(Satiadarma, 2004).

Gugus fungsi yang menyerap radiasi di daerah ultraviolet dekat dan daerah

tampak disebut khromofor dan hampir semua khromofor mempunyai ikatan tak

jenuh. Pada khromofor jenis ini transisi terjadi dari π→π*, yang menyerap pada λ

max kecil dari 200 nm (tidak terkonjugasi), misalnya pada >C=C< dan -C≡C-.

Khromofor ini merupakan tipe transisi dari sistem yang mengandung elektron π

pada orbital molekulnya. Untuk senyawa yang mempunyai sistem konjugasi,

perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil

sehingga penyerapan terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar.

Gugus fungsi seperti –OH, -NH2 dan –Cl yang mempunyai elektron-

elektron valensi bukan ikatan disebut auksokhrom yang tidak menyerap radiasi

pada panjang gelombang lebih besar dari 200 nm, tetapi menyerap kuat pada

daerah ultraviolet jauh. Bila suatu auksokhrom terikat pada suatu khromofor,

maka pita serapan khromofor bergeser ke panjang gelombang yang lebih panjang

(efek batokhrom) dengan intensitas yang lebih kuat. Efek hipsokhrom adalah

Page 32: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

20

suatu pergeseran pita serapan ke panjang gelombang lebih pendek, yang sering

kali terjadi bila muatan positif dimasukkan ke dalam molekul dan bila pelarut

berubah dari non polar ke pelarut polar (Dachriyanus, 2004).

Secara eksperimental, sangat mudah untuk mengukur banyaknya radiasi

yang diserap oleh suatu molekul sebagai fungsi frekuensi radiasi. Suatu grafik

yang menghubungkan antara banyaknya sinar yang diserap dengan frekuensi

(panjang gelombang) sinar merupakan spektrum absorpsi. Transisi yang

dibolehkan (allowed transition) untuk suatu molekul dengan struktur kimia yang

berbeda adalah tidak sama sehingga spectra absorpsinya juga berbeda. Dengan

demikian, spectra dapat digunkan sebagai bahan informasi yang bermanfaat untuk

analisis kualitatif. Banyaknya sinar yang diabsorpsi pada panjang gelombang

tertentu sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi, sehingga

spectra absorpsi juga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif (Gandjar dan

Rohman, 2007).

Hal–hal yang harus diperhatikan dalam analisis Spektofotometri

Ultraviolet adalah:

1. Pemilihan Panjang Gelombang Maksimum

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang

gelombang dimana terjadi serapan maksimum. Untuk memperoleh panjang

gelombang serapan maksimum, dilakukan dengan membuat kurva hubungan

antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada

konsentrasi tertentu.

2. Pembuatan Kurva Kalibrasi

Page 33: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

21

Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai

konsentrasi. Masing–masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi

diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi

dengan konsentrasi. Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi maka kurva

kalibrasi berupa garis lurus.

3. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan

Absorbansi yang terbaca pada Spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai

0,6. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai absorbansi

tersebut kesalahan fotometrik yang terjadi adalah paling minimal (Gandjar

dan Rohman, 2007).

2.7.2 Hukum Lambert Beer

Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel

yang disinari. Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya

monokromatik dan larutan yang sangat encer, serapan berbanding lurus dengan

konsentrasi (banyak molekul zat). Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu

dalam Hukum Lambert-Beer, sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus

terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat ditulis dalam persamaan:

A = a.b.C g/liter atau A = ε . b. C mol/liter

Keterangan:

A = serapan (tanpa dimensi)

a = absorptivitas (g-1 cm-1)

b = ketebalan sel (cm)

C = konsentrasi (g. l-1)

Page 34: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

22

ε = absorptivitas molar (M-1cm-1)

Jadi dengan Hukum Lambert-Beer konsentrasi dapat dihitung dari ketebalan

sel dan serapan. Absorptivitas merupakan suatu tetapan dan spesifik untuk setiap

molekul pada panjang gelombang dan pelarut tertentu.

Menurut Roth dan Blaschke 1981, absorptivitas spesifik juga sering

digunakan sebagai ganti absorptivitas. Harga ini memberikan serapan larutan 1%

(b/v) dengan ketebalan sel 1 cm sehingga dapat diperoleh persamaan:

A = . b . C

Keterangan :

= absorptivitas spesifik (ml g-1 cm-1)

b = ketebalan sel (cm)

C = konsentrasi senyawa terlarut (g/100 ml larutan)

2.7.3 Penggunaan Spektrofotometri Ultraviolet

Pada umumnya spektrofotometri ultraviolet dalam analisis senyawa organik

digunakan untuk:

1. Menentukan jenis khromofor, ikatan rangkap yang terkonjugasi dan

auksokhrom dari suatu senyawa organik.

2. Menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang gelombang serapan

maksimum suatu senyawa.

3. Mampu menganalisis senyawa organik secara kuantitatif dengan

menggunakan hukum Lambert-Beer (Dachriyanus, 2004).

Page 35: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

23

2.7.4 Analisis Kualitatif

Kegunaan Spektrofotometri Ultraviolet dalam analisis kualitatif sangat

terbatas, karena rentang daerah radiasi yang relatif sempit hanya dapat

mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena

itu identifikasi senyawa yang tidak diketahui tidak memungkinkan.

Penggunaannya terbatas pada konfirmasi identitas dengan menggunakan

parameter panjang gelombang puncak absorpsi maksimum, λmax, nilai

absorptivitas, a, nilai absorptivitas molar, ε, atau nilai ekstingsi, A1%, 1cm, yang

spesifik untuk suatu senyawa yang dilarutkan dalam suatu pelarut dan pH tertentu

(Satiadarma, 2002).

2.7.5 Analisis Kuantitatif

Penggunaan utama Spektrofotometri Ultraviolet adalah dalam analisis

kuantitatif. Apabila dalam alur Spektrofotometer terdapat senyawa yang

mengabsorpsi radiasi, akan terjadi pengurangan kekuatan radiasi yang mencapai

detektor. Parameter kekuatan energi radiasi khas yang diabsorpsi oleh molekul

adalah absorban (A) yang dalam batas konsentrasi rendah nilainya sebanding

dengan banyaknya molekul yang mengabsorpsi radiasi dan merupakan dasar

analisis kuantitatif. Penentuan kadar senyawa organik yang mempunyai gugus

khromofor dan mengabsorpsi radiasi ultraviolet-sinar tampak, penggunaannya

cukup luas. Konsentrasi kerja larutan analit umumnya 10 sampai 20 µg/ml, tetapi

untuk senyawa yang nilai absorptivitasnya besar dapat diukur pada konsentrasi

yang lebih rendah. Senyawa yang tidak mengabsorpsi radiasi ultraviolet-sinar

tampak dapat juga ditentukan dengan Spektrofotometri Ultraviolet-Sinar tampak,

Page 36: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

24

apabila ada reaksi kimia yang dapat mengubahnya menjadi khromofor atau dapat

disambungkan dengan suatu pereaksi khromofor (Satiadarma, 2004).

2.7.6 Peralatan Untuk Spektrofotometri

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau serapan

suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Alat ini terdiri dari spektrometer

yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan

fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang

diabsorpsi (Khopkar, 1990; Day and Underwood, 1981).

Berikut ini adalah uraian bagian-bagian spektrofotometer:

1. Sumber-sumber Lampu

Lampu panjang digunakan untuk daerah UV pada panjang gelombang dari

190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau lampu tungsten digunakan

untuk daerah visibel (pada panjang gelombang antara 350-900 nm).

2. Monokromator

Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya

dapat berupa prisma ataupun grating. Untuk mengarahkan sinar

monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian.

a. Celah (Slit)

Celah monokromator adalah bagian yang pertama dan terakhir dari suatu

sistem optik monokromator pada Spektrofotometer. Celah monokromator

berperan penting dalam hal terbentuknya radiasi monokromator dan

resolusi panjang gelombang.

Page 37: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

25

b. Filter Optik

Cahaya tampak yang merupakan radiasi elektromagnetik dengan panjang

gelombang 380-780 nm merupakan cahaya putih yang merupakan

campuran cahaya dengan berbagai macam panjang gelombang. Filter

optik berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya

tampak yang diteruskan merupakan cahaya yang berwarna sesuai dengan

warna filter optik yang dipakai.

c. Prisma dan kisi (grating)

Prisma dan kisi merupakan bagian monokromator yang terpenting.

Prisma dan kisi pada prinsipnya mendispersi radiasi elektromagnetik

sebesar mungkin supaya didapatkan revolusi yang baik dari radiasi

polikromatis.

3. Kuvet

Pada pengukuran di daerah tampak, kuvet kaca atau kuvet kaca corex dapat

digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah UV kita harus menggunakan

sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal

kuvet adalah 10 mm, tetapi yang lebih kecil ataupun yang lebih besar dapat

digunakan. Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi, tetapi bentuk silinder

dapat juga digunakan. Kuvet yang bertutup digunakan untuk pelarut organik.

Sel yang baik adalah kuarsa atau gelas hasil leburan yang homogen.

4. Detektor

Detektor merupakan salah satu bagian dari Spektrofotometer yang penting

oleh sebab itu detektor akan menemukan kualitas dari Spektrofotometer

Page 38: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

26

adalah mengubah signal elektronik. Peranan detektor penerima adalah

memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang.

5. Suatu amplifier (penguat) dan rangkaian yang berkaitan yang membuat

isyarat listrik dapat untuk diamati.

6. Sistem pembacaan yang memperlihatkan besarnya isyarat listrik (Rohman,

2007).

Page 39: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan adalah labu ukur 100 mL (Iwaki pyrex), labu ukur 50

mL (Iwaki pyrex), labu ukur 25 mL (Iwaki pyrex), labu ukur 10 mL (Iwaki pyrex),

gelas kimia (Schott duran), corong, rotary vaporator (IKA), neraca analitik

(Shimadzu), spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu Corporation UV-1800),

sentrifugator, pipet volume, pipet, spatel, kaca arloji, dan vial.

3.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan adalah sediaan buah merah (Pandanus conoideus

Lam), aquadest, etil asetat, n- heksan, etanol 96%, DDPH, asam askorbat (Vit C).

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November 2019 di

Laboratorium Instrumen, Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Al-Ghifari, Bandung, Jawa Barat.

3.4 Pengumpulan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sediaan buah merah

(Pandanus conoideus Lam) yang diambil dari Jayapura, Papua.

3.5 Penyiapan Sampel

7ml sediaan ditambahkan 7 ml aquadest lalu disentrifugasi menggunakan

alat sentrafugator dilakukan secara berulang sebanyak total sediaan 168 ml.

Page 40: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

28

3.6 Metode Fraksinasi

3.6.1 Fraksinasi N-Heksan

Proses pemisahan zat aktif dengan pelarut non-polar n-heksan dengan

menggunakan corong pisah (metode fraksinasi). Fraksi air 40mL ditambahkan

pelarut n-heksan dikocok dalam corong pisah, menghasilkan n-heksan dan air,

dilakukan secara berulang (tiga kali pengulangan). Fraksi kemudian dikeringkan

dengan cara diuapkan di atas penangas air menggunakan cawan penguap.

3.6.2 Fraksinasi Etil Asetat

Proses pemisahan zat aktif dengan pelarut semi-polar etil asetat dengan

menggunakan corong pisah (metode fraksinasi). Fraksi air 40mL ditambahkan

pelarut etil asetat dikocok dalam corong pisah, menghasilkan etil asetat dan air,

dilakukan secara berulang (tiga kali pengulangan). Fraksi kemudian dikeringkan

dengan cara diuapkan di atas penangas air menggunakan cawan penguap.

3.6.3 Fraksinasi Air

Hasil akhir setelah proses pemisahan oleh pelarut n-heksan dan pelarut etil

asetat yang telah dilakukan, kemudian fraksi air dikeringkan dengan cara

diuapkan di atas penngas air menggunakan cawan penguap.

3.6.4 Fraksinasi Sediaan Ekstrak Buah Merah

80mL hasil sentrifugasi sediaan minyak ekstrak buah merah (Pandanus

conoideus Lam.) diambil 20 lalu diupkan dengan penangas air menggunakan

cawan penguap. Namun karena ekstrak tidak mengering, langsung ke proses

pengenceran 10:100 (100 ppm) dengan menimbang 10mg sediaan ekstrak

Page 41: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

29

(mengandung minyak) dan dilarutkan dalam labu ukur 100mL menggunakan

ethanol 96%

3.7 Uji Aktivitas Antioksidan

3.7.1 Penyiapan DPPH

Sebanyak 4 mg DPPH dilarutkan dengan etanol 96% dalam labu ukur 100

mL hingga diperoleh konsentrasi 40 ppm (0,004%). Larutan dijaga pada suhu

rendah dan terlindung dari cahaya untuk segera digunakan (Fu Kuang, dkk.,

2009).

3.7.2 Penentuan Panjang Gelombang

Sebanyak 2 mL larutan DPPH 40 ppm ditambahkan 1 ml etanol 96% dan

didiamkan selama ± 30 menit. Kemudian dilakukan pengukuran λmaks dengan

spektrofometer UV-VIS pada panjang gelombang 400 – 800 nm. ( Rahayu dkk,

2010).

3.7.3 Pembuatan Larutan Standar

Asam askorbat digunakan sebagai pembanding dengan konsentrasi 2, 4. 6,

8, 10 ppm. Diambil sebanyak 1 mL asam askorbat kemudian ditambahkan 2 mL

DPPH 40 ppm ke dalam tiap konsentrasi larutan asam askorbat, didiamkan

kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. (Sri

Maryam dkk,. 2013). Kemudian dihitung dengan persamaan IC50 y=bx + a

3.7.4 Uji Aktivitas Antioksidan

Konsentrasi sampel uji berupa fraksi n-heksan, fraksi etilasetat, fraksi air,

dan sediaan minyak buah merah (Pandanus conoideus Lam), dengan masing-

masing larutan induk yaitu 100 ppm dibuat berbagai konsentrasi yaitu 2, 4, 6, 8,

Page 42: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

30

dan 10 ppm. Dari konsentrasi larutan uji diambil sebanyak 1 mL lalu ditambahkan

larutan DPPH sebanyak 2 mL ke dalam masing-masing larutan uji, kemudian

diinkubasi selama 30 menit. Blangko yang digunakan adalah larutan etanol 96%.

Absorbansi diukur menggunakan Spektrofotometer UV-Vis pada λ = 515,5 nm.

Uji aktivitas antioksidan dapat dihitung berdasarkan nilai peredaman radikal

bebas (%) dengan rumus sebagai berikut:

% ℎ = . − .. × 100%Persen inhibisi aktivitas antioksidan dari berbagai konsentrasi ekstrak dibuat

persamaan regresi linier. Aksis (sumbu x) adalah konsentrasi sampel dan ordinat

(sumbu y) adalah persen inhibisi aktivitas antoksidan, sehingga y = ax + b. Nilai

IC50 dihitung ketika persen aktivitas antioksidan sebesar 50% yaitu konsentrasi

larutan yang mampu memberikan perendaman DPPH sebesar 50% (Molyneux,

2004).

3.7.5 Metode Penetapan Kadar

Diukur serapan larutan sampel menggunakan Spektrofotometri UV-Vis

pada panjang gelombang 400-800 nm. Kadar antioksidan sediaan buah merah

(Pandanus conoideus Lam) dihitung menggunakan persamaan IC50 yang telah

didapat.

Page 43: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Panjang Gelombang Maksimum

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian mengenai studi penentuan kadar

antioksidan pada sediaan buah merah Papua yang beredar di masyarakat dengan

metode spektrofotometri uv-vis pada panjang gelombang 400-800 nm. Tujuannya

untuk menentukan aktivitas antioksidan yang terdapat pada sediaan ekstrak buah

merah (Pandanus conoideus Lam.) dengan menggunakan Spektrofotometer Uv-

Vis dan metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil). Manfaatnya untuk

mengetahui dan memberikan informasi khususnya kepada masyarakat mengenai

aktivitas antioksidan pada buah merah (Pandanus conoideus) sehingga dapat

bermanfaat untuk kesehatan.

Uji aktivitas antioksidan pada esktrak buah merah dilakukan dengan

menggunakan DPPH dengan alasan ujinya sederhana, mudah, cepat dan peka.

Serta hanya memerlukan sedikit sampel (Utomo dkk., 2008). Pengukuran aktivitas

antoksidan pada sampel dilakukan pada panjang gelombang 517 nm, yang

merupakan panjang gelombang maksimum DPPH. Adanya aktivitas antioksidan

dari sampel mengakibatkan terjadinya perubahan warna pada larutan DPPH dalam

etanol dari warna ungu kehitaman berubah menjadi sedikit lebih terang dari warna

awalnya. Perubahan warna ini terjadi saat radikal DPPH ditangkap oleh

antioksidan yang melepas atom hidrogen untuk menangkap DPPH-H stabil.

Diketahui bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak buah merah, maka semakin

Page 44: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

32

kuat ekstrak buah merah menghambat radikal bebas. Hal ini dapat dijelaskan

bahwa dengan adanya aktivitas antioksidan dari sampel mengakibatkan perubahan

warna pada larutan DPPH yang berwana ungu kehitaman berubah menjadi lebih

terang.

Gambar 4.1. Panjang Gelombang DPPH

Setelah dilakukan pengukuran λmaks DPPH 40 ppm dengan spektrofometer

UV-VIS pada panjang gelombang 400 – 800 nm, diperoleh λmaks = 515,5 nm

dengan absorbansi 0,779. Dengan bentuk spektrum seperti pada Gambar 4.1.

4.2 Sentrifugasi dan Pengeringan Sampel

Dari hasil sentrafugasi pemisahan air dan sediaan minyak buah merah yang

mengandung zat aktif antioksidan diperoleh 84mL fraksi air, dan 84mL minyak

sediaan ekstrak buah merah (Pandanus conoideus Lam.). Kemudian dari ekstrak

kering masing-masing fraksi diperoleh yaitu dari mulai fraksi n-heksan kering

2mg, fraksi etil asetat 2mg, dan fraksi air 60mg.

4.3 Aktivitas Antioksidan Baku Pembanding Vitamin C

Larutan standar dibuat dengan berbagai konsentrasi tertentu yaitu dengan

Page 45: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

33

cara melarutkan bahan vitamin c murni dengan etanol dengan perbandingan

10:100 (100 ppm) di encerkan dalam 10mL (100 ppm) larutan induk dan di bagi

menjadi 5 konsentrasi uji yaitu 2,4,6,8, dan 10 ppm. Penggunaan etanol sebagai

pelarut karena vitamin c dapat larut dalam etanol. Kemudian diperoleh hasil

persamaan IC50 yaitu 8,90 ppm

Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Vitamin C

Konsentrasi Absorbansi Abs. dpph(blanko)

% Inhibisi

2 0,712

0,779

8,514 0,638 18,066 0,529 32,098 0,425 45,3710 0,338 56,57

Gambar 4.2. Kurva Inhibisi Vitamin C

4.4 Aktivitas Antioksidan Fraksi N-Heksan

Dari hasil penelitian aktivitas antioksidan sediaan buah merah (Pandanus

conoideus Lam.), fraksi n-heksan dimana 2mg fraksi n-heksan kering di encerkan

dalam 20mL (100 ppm) larutan induk dan diencerkan menjadi 5 konsentrasi uji

yaitu 2,4,6,8, dan 10 ppm menghasilkan % inhibisi sebagai berikut ;

y = 0.0481x + 0.2401R² = 0.9966

0

0.2

0.4

0.6

0.8

0 2 4 6 8 10 12

abso

rban

si

konsentrasi

% inhibisi Vit C

Page 46: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

34

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Fraksi N-Heksan

Konsentrasi AbsorbansiAbs. dpph(blanko)

% Inhibisi

2 0,515

0,779

33,8894 0,527 32,3496 0,533 31,5788 0,544 30,16610 0,554 28,883

Gambar 4.3. Kurva Inhibisi Fraksi N-heksan

Dengan persamaan y=bx + a dari gambar kurva n-heksan diatas diperoleh

hasil yaitu IC50 = 36,550 ppm. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

aktivitas antioksidan dari fraksi n-heksan dengan IC50 = 36,550 ppm. sesuai tabel

4.6 memiliki sifat antioksidan yang sangat kuat.

4.5 Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat

Dari hasil penelitian aktivitas antioksidan sediaan buah merah (Pandanus

conoideus Lam.), fraksi etil asetat dimana 2mg fraksi etil asetat kering di encerkan

dalam 20mL (100 ppm) larutan induk dan diencerkan menjadi 5 konsentrasi uji

yaitu 2,4,6,8, dan 10 ppm menghasilkan % inhibisi sebagai berikut ;

y = 0.0048x + 0.5061R² = 0.9926

0.510.520.530.540.550.56

0 2 4 6 8 10 12

abso

rban

si

konsentrasi

Hasil fraksi N-Heksan

Page 47: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

35

Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Fraksi Etil Asetat

Konsentrasi AbsorbansiAbs. dpph(blanko)

% Inhibisi

2 0,571

0,779

26,74 0,574 26,3166 0,577 25,9318 0,578 25,54510 0,582 25,289

Gambar 4.4. Kurva Inhibisi Fraksi Etil Asetat

Dengan persamaan y=bx + a dari gambar kurva etil asetat diatas diperoleh

hasil yaitu IC50 = 31,520 ppm. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

aktivitas antioksidan dari fraksi air dengan IC50 = 31,520 ppm sesuai tabel 4.6

memiliki sifat antioksidan yang sangat kuat.

4.6 Aktivitas Antioksidan Fraksi Air

Dari hasil penelitian aktivitas antioksidan sediaan buah merah (Pandanus

conoideus Lam.), fraksi air dimana 6mg fraksi air kering di encerkan dalam 60mL

(100 ppm) larutan induk dan diencerkan menjadi 5 konsentrasi uji yaitu 2,4,6,8,

dan 10 ppm menghasilkan % inhibisi sebagai berikut ;

y = 0.0013x + 0.5685R² = 0.9959

0.570.5720.5740.5760.578

0.580.5820.584

0 2 4 6 8 10 12

abso

rban

si

konsentrasi

inhibisi fraksi etil asetat

Page 48: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

36

Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Fraksi Air

Konsentrasi AbsorbansiAbs. dpph(blanko)

% Inhibisi

2 0,546

0,779

29,914 0,555 28,7546 0,569 27,2148 0,582 25,28810 0,597 23,491

Gambar 4.5. Kurva Inhibisi Fraksi Air

Dengan persamaan y=bx + a dari gambar kurva air diatas diperoleh hasil

yaitu IC50 = 34,298 ppm. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

aktivitas antioksidan dari fraksi air dengan IC50 = 34,298 ppm sesuai tabel 4.6

memiliki sifat antioksidan yang sangat kuat.

4.7 Aktivitas Antioksidan Fraksi Sediaan Ekstrak Buah Merah

Dari hasil penelitian aktivitas antioksidan sediaan buah merah (Pandanus

conoideus Lam.), dimana 10mg sediaan ekstrak diencerkan dalam 100mL (100

ppm) larutan induk dan diencerkan menjadi 5 konsentrasi uji yaitu 2,4,6,8, dan 10

ppm menghasilkan % inhibisi sebagai berikut ;

y = 0.0065x + 0.5311R² = 0.9936

0.540.550.560.570.580.59

0.6

0 2 4 6 8 10 12

abso

rban

si

konsentrasi

inhibisi fraksi air

Page 49: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

37

Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Sediaan Ekstrak

Konsentrasi AbsorbansiAbs. dpph(blanko)

%Inhibisi

2 0,594

0,779

23,7484 0,600 22,9786 0,609 21,8238 0,618 20,66810 0,629 19,256

Gambar 4.6. Kurva Inhibisi sediaan minyak

Dengan persamaan y=bx + a dari gambar kurva sediaan ekstrak diatas

diperoleh hasil yaitu x = 56,12 ppm. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, aktivitas antioksidan dari fraksi air dengan IC50 = 56,12 ppm sesuai

tabel 4.6 memiliki sifat antioksidan yang kuat.

Antioksidan adalah senyawa yang dapat mencegah proses oksidasi radikal

bebas (Darmawati dkk. 2016). Radikal bebas sering dihubungkan dengan berbagai

peristiwa fisiologis misalnya peradangan, penuaan, dan penyebab kanker

(Bhaigyabati dkk. 2011). Kecenderungan masyarakat Indonesia saat ini adalah

memilih pemanfaatan produk-produk alami yang diyakini melindungi tubuh dari

berbagai penyakit karena cenderung tidak memiliki efek samping. Oleh karena

itu, pemanfaatan bahan alam sebagai alternatif pengobatan menjadi pilihan yang

y = 0.0044x + 0.5836R² = 0.9903

0.59

0.6

0.61

0.62

0.63

0.64

0 2 4 6 8 10 12

abso

rban

si

konsentrasi

inhibisi sediaan minyak

Page 50: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

38

tepat. Mengkonsumsi bahan alam yang kaya antioksidan dapat menjadi upaya

untuk menurunkan terjadinya penyakit degeneratif. Buah dan sayuran adalah

penyedia vitamin dan mineral yang merupakan sumber dari phytochemical yang

berfungsi sebagai antioksidan dan mekanisme pelindung lainnya (Slavin dan

Liyod, 2012). Salah satu buah yang memiliki kandungan antioksidan tinggi adalah

buah merah (Sarungallo dkk, 2015). Dalam penelitian diketahui buah merah

mengandung karoten dan tokoferol yang merupakan senyawa antioksidan tinggi.

Buah merah (Pandanus conoideus Lam.) merupakan tanaman asli dari Provinsi

Papua, Indonesia. Ekstrak minyak buah merah mengandung vitamin E (α dan γ-

tokoferol) (Sarungallo dkk, 2015), β-karoten (Sarungallo dkk, 2015), dan juga

menunjukkan aktivitas antioksidan (Rohman dkk, 2010).

4.8 Perhitungan IC50

Parameter yang digunakan untuk menilai daya antioksidan suatu

bahan dalam kategori lemah, kuat atau sangat lemah adalah menggunakan

IC50. IC50 merupakan besarnya konsentrasi larutan uji yang mampu

menurunkan 50% absorbansi DPPH dibandingkan dengan larutan blangko

(Molyneux, 2003). Semakin kecil nilai IC50 berarti semakin tinggi aktivitas

antioksidan bahan tersebut.

Nilai koefisien kolerasi yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa data

probit dari sediaan ekstrak dan fraksi buah merah dan vitamin C hampir

mendekati 1 yang artinya nilai tersebut linear, karena terdapat korelasi antara %

inhibisi dengan konsentrasi. Senyawa yang tergolong sangat kuat memiliki

nilai IC50 kurang dari 50 mg/L, sementara senyawa yang tergolong kuat

Page 51: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

39

memiliki nilai IC50 antara 50-100 mg/L, dan senyawa yang tergolong sedang

memiliki nilai IC50 antara 101-150 mg/L, sedangkan senyawa yang tergolong

sangat lemah memiliki nilai IC50 antara 151-200 mg/L (Molyneux, 2003).

Berdasarkan kategori tersebut maka dapat dikatakan bahwa sediaan ekstrak

dan fraksi buah merah dan vitamin C tergolong antioksidan yang sangat kuat.

Sifat Antioksidan berdasarakan IC50 (Molyneux, 2004) dapat dilihat pada

Tabel.4.6

Tabel 4.6. Sifat Antioksidan

Nilai IC50(ppm)

SifatAntioksidan

<50 Sangat Kuat50-100 Kuat100-150 Sedang150-200 Lemah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh aktivitas antioksidan

dari sediaan ekstrak buah merah aktivitas antioksidannya kuat dengan IC50 =

56,12 ppm. Sedangkan fraksi lain seperti fraksi n-heksan dengan IC50 = 36,550

ppm, fraksi etil asetat IC50 = 31,520 ppm, dan fraksi air IC50 = 34,298 ppm sesuai

tabel 4.6 memiliki sifat antioksidan yang sangat kuat.

Page 52: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa sediaan ekstrak buah merah memiliki aktivitas antioksidan kuat dengan

IC50 = 56,12 ppm dan fraksi lain seperti fraksi n-heksan memiliki IC50 = 36,550

ppm, fraksi etil asetat memiliki IC50 = 31,520 ppm, dan fraksi air memiliki IC50 =

34,298 ppm yang sesuai tabel IC50 memiliki sifat antioksidan yang sangat kuat.

5.2 Saran

Adapun saran dari penulis adalah perlunya penelitian selanjutnya

mengenai perbedaan IC50 dari sediaan ekstrak buah merah (Pandanus Conoideus

Lam.) dan fraksi lainnya seperti fraksi air, fraksi etil asetat, dan fraksi n-heksan.

Page 53: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

41

DAFTAR PUSTAKA

Atun, Sri. Metode Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Organik BahanAlam. Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, 2014.

Budi, I Made. 2001. Kajian Kandungan Zat Gizi dan Sifat Fisiko KimiaBerbagai Jenis Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk) HasilEkstraksi secara tradisional di Kabupaten Jayawijaya Irian Jaya. Tesis.Institut PertanianBogor.

Budi, I Made. 2000. Kajian Kandungan Zat Gizi dan Sifat Fisika KimiaBerbagai Jenis Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) HasilEkstraksi secara Tradisional di Kabupaten Jayawijaya Propinsi IrianJaya. TesisProgram Pasca Sarjana. IPB-Bogor.

Budi, M. & Paimin, F.R. 2004. Red Fruits (Pandanus conoideus Lam.). PenebarSawadaya. Jakarta.

Bhaigyabati TT, Kirithika J, Ramya K, Usha. 2011. Phytochemical constituensand antioxidant activity of various extracts of corn silk (Zea mays L).Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences.2(4): 986-993.

Cahyadi, Wisnu., Analisis dan Aspek Kesehatan. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Dachriyanus., 2004., Analisis Struktur Senyawa Organik SecaraSpektroskopi., Andalas University Press., Padang

Darmawati, Niartiningsih A, Syamsuddin R, Jompa J. 2016. Analisis kandungankarotenoid rumput laut Caulerpa sp. yang dibudidayakan di berbagaijarak dan kedalaman. Seminar Nasional Inovasi IPTEK PerguruanTinggi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. 29-30 Agustus2016. Hal 196-201. 236

Day and Underwood., Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima., Erlangga.,Yogyakarta

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan., 2014., FarmakopeIndonesia Edisi V., Departemen kesehatan Republik Indonesia.., Jakarta

------------. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI, 1995.

Fessenden, R. J., Fessenden, J. S. Kimia Organik Jilid I Edisi Ketiga.Terjemahan dari Organic Chemistry oleh Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta:Erlangga, 1994.

Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2007., Kimia Farmasi Analisis., PustakaPelajar., Yogyakarta

Hadad M, Oktivia T. 2005. Eksplorasi dan konservasi tanaman buah merah(Pandanus conoideus Lamk.) dalam upaya pengelolaan sumberdaya

Page 54: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

42

genetik yang berkelanjutan. Lokakarya Nasional Pengelolaan danPerlindungan Sumberdaya Genetik di Indonesia: Manfaat Ekonomi untukMewujudkan Ketahanan Nasional. Hal 81- 92.

Khopkar, S. M., 2008., Konsep Dasar Kimia Analitik., UI Press., Jakarta

Khopkar, S. M., 2009., Konsep Dasar Kimia Analitik., UI Press., Jakarta

Lampe, JW. Health Effect of Vegetables and Friut: asseing mechanisms ofaction in Human Experimental studies. American journal of ClinicalNutrition, Vol. 70, No.3, 2010.

LebangA, Amiruddin, Limbongan J, Kore, Pambunan GI, dan Budi IM. 2004.Pelepasan Varietas Buah Merah Mbarugum, Laporan Usulan Kerja SamaBalai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan HortikulturaProvinsi Papua dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Papua.

Limbongan J, Uhi HT. 2005. Penggalian Data Pendukung Domestikasi danKomersialisasi Jenis, Spesies dan Varietas Tanaman Buah di ProvinsiPapua, Prosiding Lokakarya I Domestikasi dan Komersialisasi TanamanHortikultura: 55-82.

Limbongan J, Malik A.2009. Peluang Pengembangan Buah Merah (Pandanusconoideus Lamk.) di Provinsi Papua. Jurnal Litbang Pertanian, 28(4): 134-136.

Maryam, S., Hadisoebroto, G., 2013., Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak DanFraksi Buah Blueberry (Ganus vaccinium) Dengan Metode DPPH., JurnalSabdariffarma Tahun 2013 Vol 1: 9-13., Bandung., Jurusan Farmasi FMIPAUniversitas Al-Ghifari.

Molyneux, P. 2004. The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl(DPPH) For Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin JournalScience Technology., 26(2) : 211-219.

Mutiasari, IR. Identifikasi Golongan Senyawa Kimia Fraksi Aktif, Journal.Jakarta: FMIPA-UI, 2012.

Prakash, Aruna, Fred Rigelholf and Eugene Miller. Antioksidant Activity.Medallion Laboratories, 2011.

Rahayu, D. S., Kusrini., D., Fachriyah, E ., 2010,. Penentuan AktivitasAntioksidan dari Ekstrak Etanol Daun Ketapang ( Terminalia catappaL., ), Dengan Metode DPPH ( 1,1-Difenil – 2-Pikrilhidrazil )., Semarang.,Jurusan Kimia FMIPA Universitas Diponegoro., Hal 4.

Rohman, A., Sugeng, R. dan Diah, U. “Antioxidant Activities, Total PhenolicandFalvonoid Contents of Ethyl Acetate Extrct of Mengkudu(Morindacitrifolia, L.) Fruit and Its Fractions”. Fakultas Farmasi.Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. 2005.

Page 55: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

43

Rohman, A., Riyanto, S., Yuniarti, N., Saputra, W. R.,Utami, R. & Mulatsih, W.2010. Antioxidant activity, total phenolic, and total flavaonoid of extractsand fractions of red fruit (Pandanus conoideus Lam). International FoodResearch Journal, 17: 97-106.

Rohman, Abdul. Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kemuning (MurayyaPaniculata L.) Secara in-vitro. Majalah Farmasi Indonesia, 16 vol.3: 136140. 2012.

Rubiyanto, Dwiarso. Teknik Dasar Kromatografi. Yogyakarta: Deepublish,2016.

Saptarini, M. N., Herawati, I. E., 2015. Comparative Antioxidant Activity on theFicusbenjamina and Anona reticulate Leaves. International Journal ofPublic Health Science (IJPHS), VOL.IV., NO. 1., Bandung., Hal 21-26.

Sarungallo, Z.L., Hariyadi,P., Andarwulan,N., & Purnomo,E.H. 2015.Characterization of Chemical Properties, Lipid Profile, Total Phenol andTocopherol Content of Oils Extracted from Nine Clones of Red Fruit(Pandanus conoideus). Kasetsart Journal -Natural Science, 49(2): 237-250.

Sarungalloa, Z.L., Hariyadia,P.,Andarwulana,N., Purnomo,E.H. & Wadad, M.2015. Analysis of α-cryptoxanthin, β-cryptoxanthin, α-carotene, and β-carotene of Pandanus conoideus oil by high-performance liquidchromatography (HPLC). Procedia Food Science, 3: 231–243.

Sayuti, Kesuma, M.S. Antioksidan Alami dan Sintetik. Padang: AndalasUniversity Press, 2015.

Slavin, J.L & Lloyd B. 2012. Health Benefits of Fruits and Vegetables.Advances in Nutrition, 3: 506-516.

Sutiadarma., 2004., Analisis Struktur Organik secara Spektroskopi., UGMPress., Yogyakarta

Winarsi, Hery. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius.2013.

Yuliani, Dewi. Kajian Aktivitas Antioksidan Fraksi Etanol Jintan Hitam(Nigella sativa L.). Malang: Jurusan Kimia Fakultas Sains dan TeknologiUIN. 2010.

Page 56: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

44

Lampiran 1 Diagram Alir

Sentrafugasi

Sampel

Fraksinasi

Analisa Data

Uji Antioksidan

Air N-Heksan

Hasil

Pembahasan

Etil Asetat Sediaan Minyak

Kesimpulan

Metode DPPH Pembanding Vit C

Gambar 3.1. Diagram Alir

Page 57: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

45

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian

No. Keterangan Gambar1 Pembuatan larutan

induk 100 ppm

2 Proses pengencerandengan konsentrasi2,4,6,8,10 ppm

3 Pencampuran sampeluji dan DPPH

4 Inkubasi 30 menitsetelahpencampuran

Page 58: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

46

5 Sentrifugasi

6 Proses fraksinasi

7 Dpph dan sampel yangakan di masukkankedalamSpektrofotometri

8 Pembacaan panjanggelombang

Page 59: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

47

Page 60: UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI SEDIAAN BUAH …

49