UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel,...

92
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET EKSTRAK KEONG MATAH MERAH (Cerithidea obtusa) SKRIPSI KHAIRUL FADLI AKBAR 11141020000008 FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA NOVEMBER 2018

Transcript of UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel,...

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FORMULASI TABLET EKSTRAK KEONG MATAH

MERAH (Cerithidea obtusa)

SKRIPSI

KHAIRUL FADLI AKBAR

11141020000008

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

NOVEMBER 2018

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

ii UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FORMULASI TABLET EKSTRAK KEONG MATAH

MERAH (Cerithidea obtusa)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

KHAIRUL FADLI AKBAR

11141020000008

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

NOVEMBER 2018

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

iii UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

iv UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

v UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

vi UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ABSTRAK

Nama : Khairul Fadli Akbar

Program Studi : Farmasi

Judul : Formulasi Tablet Ekstrak Keong Matah Merah (Cerithidea

obtusa).

Keong matah merah (Cerithidea obtusa) merupakan salah satu gastropoda laut dari

filum moluska. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak keong

matah merah berpotensi menghambat sel kanker serviks, kanker paru, sel kanker

leukemia, dan juga sebagai antioksidan. Potensi yang besar sebagai obat dari keong

matah merah menjadi daya tarik untuk diformulasikan menjadi sediaan tablet yang

belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk menentukkan

konsentrasi optimum dari agen pengikat PVP K30 dan agen penghancur

crospovidon pada tablet ekstrak etanol keong matah merah (Cerithidea obtusa),

sehingga menghasilkan tablet dengan kerapuhaan, kekerasan dan waktu hancur

yang diharapkan. Proses pembuatan tablet menggunakan metode granulasi basah,

dibuat sebanyak empat formula dengan memvariasikan konsentrasi PVP K30 dan

crospovidon. Tablet yang dihasilkan dari keempat formula memiliki hasil

kerapuhan, kekerasan, dan waktu hancur yang memenuhi persyaratan, namun pada

tablet formula 1 tidak memenuhi persyaratan pada evaluasi kerapuhan. Ekstrak

keong matah merah (Cerithidea obtusa) dapat diformulasikan menjadi sediaan

tablet yang baik menggunakan PVP K30 sebagai agen dan crospovidon sebagai

agen penghancur dengan metode granulasi basah.

Kata kunci : Keong matah merah (Cerithidea obtusa), tablet, granulasi basah, PVP

K-30, crospovidon.

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

vii UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

ABSTRACT

Name : Khairul Fadli Akbar

Study Programe : Pharmacy

Title : Formulation of Tablet Contaning Mollusk Matah Merah

Ethanolic Extract (Cerithidea obtusa).

Mollusks matah merah (Cerithidea obtusa) is one of sea gastropods from mollusks

phylum. The studies have reported the potency of mollusks matah merah extract for

inhibiting cervix cancer cell, lung cancer cell, leukemia cancer cell, and its

antioxidant. Because its potency as medicines, ethanolic extract of mollusks matah

merah can be formulated as tablet dosage form which never been done before. This

study was aimed to establish optimum concentration of binding agent (PVP K30)

and disintegrating agent (crospovidone) which can be formulated as tablet

containing mollusks matah merah (Cerithidea obtusa) ethanolic extract, which will

produce tablets with desired friability, hardness, and disintegration time. Tablets

manufacturing was done by using wet granulation method, the four formulations

were made with variation on concentration of PVP K30 and crospovidone. Four

formulation tablets showed that they meet the requirements of friability test,

hardness test, and disintegration time test, but the tablet formulation 1 didn’t meet

the requirement of friability test. Based on this result, mollusks matah merah

(Cerithidea obtusa) ethanolic extract can be formulated into tablet dosage form

using PVP K30 as the binder and crospovidone as the disintegration with by wet

granulation method.

Key words : Mollusks matah merah (Cerithidea obtusa), tablet, wet granulation,

PVP K-30, crospovidone.

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

viii UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun skripsi berjudul “Formulasi

Tablet Ekstrak Keong Matah Merah (Cerithidea obtusa)”.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas akhir sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Ilmu

Kesehatan Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis

menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis telah

memperoleh bantuan, bimbingan, motivasi dan saran dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan

terimakasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM.,M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Azrifitria, M.Si., Apt. dan Bapak Imam Prabowo, M.Farm., Apt.

selaku pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, ilmu,

arahan, masukan dan motivasi kepada penulis.

4. Kedua orang tua tercinta Ibu Soimah dan Bapak Warijan serta seluruh

keluarga yang selalu memberikan kasih sayang, cinta, dukungan baik moril

maupun materil serta doa tanpa henti yang menyertai setiap langkah penulis.

5. Ibu Yuni Anggraeni, M.Farm., Apt. dan seluruh dosen Farmasi UIN yang

telah membimbing serta memberikan ilmunya selama ini.

6. Kakak – kakak laboran Program Studi Farmasi (Kak Eris, Kak Walid, Kak

Zaenab dan Mbak Rani) yang telah banyak membantu penulis dalam

menjalankan penelitian.

7. Inez Latanza Vidiyanti. Terima kasih atas perhatian, semangat, bantuan dan

kesediaannya menemani penulis serta mendengarkan keluh kesah penulis

selama ini.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

ix UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

8. Teman – teman Tarekat, Sunnihaq al-faaz, Ridho faiqyl layaly, Suhelmi, Deki

yanto, Muhammad firmansyah yang telah memberikan banyak cerita seru,

canda dan tawa tiada akhir selama empat tahun terakhir.

9. Farmasi 2014 yang telah memberikan pengalaman dalam masa perkuliahan

dan sudah banyak membantu serta berbagi selama perkuliahan dan penelitian.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penulis selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun

harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan. Akhir kata penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian ini.

Jakarta, 08 November 2018

Penulis

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

x UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

xi UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.......................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4

2.1. Keong Matah Merah (Ceritidhea obtusa) ................................................ 4

2.1.1. Deskripsi dan Klasifikasi Keong Matah Merah (Cerithidea

obtusa) ........................................................................................... 4

2.1.2. Komposisi Kimia Keong Matah Merah (Cerithidea obtusa) ........ 5

2.2. Ekstrak dari Bahan Alam ...................................................................... 6

2.2.1. Proses Pembuatan dan Pabrikasi Ekstrak Bahan Alam ................. 6

2.2.2. Ekstrak Bahan Alam: Kompleksitas Senyawa Kimia dan

Klasifikasi ..................................................................................... 8

2.2.3. Penelitian Terbaru dalam Formulasi dan Proses Pembuatan ......... 9

2.3. Tablet...................................................................................................... 11

2.4. Granulasi Basah ..................................................................................... 13

2.5. Karakteristik Granul ............................................................................... 14

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

xii UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2.6. Eksipien Dalam Sediaan Tablet ............................................................. 17

2.7. Monografi Eksipien ................................................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 26

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 26

3.2. Alat dan Bahan ....................................................................................... 26

3.2.1. Alat .............................................................................................. 26

3.2.2. Bahan ........................................................................................... 26

3.3. Prosedur Kerja ........................................................................................ 26

3.3.1. Karakterisasi Fisikokimia Ekstrak ............................................... 26

3.3.2. Formulasi Tablet Ekstrak Keong Matah Merah .......................... 30

3.3.3. Evaluasi Granul ........................................................................... 33

3.3.4. Evaluasi Tablet ............................................................................ 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 39

4.1 Karakterisasi Fisikokimia Ekstrak .......................................................... 39

4.1.1. Penapisan Fitokimia .................................................................... 39

4.1.2. Parameter Standar ........................................................................ 41

4.2 Formulasi Tablet Ekstrak Keong Matah Merah (Cerithidea obtusa) ..... 42

4.2.1. Pembuatan Ekstrak Kering .......................................................... 42

4.2.2. Karakterisasi Fisik Ekstrak Keong Matah Merah........................ 45

4.2.3. Evaluasi Granul ........................................................................... 47

4.2.4. Evaluasi Tablet .................................................................................... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 57

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 57

5.2 Saran ........................................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58

LAMPIRAN ......................................................................................................... 63

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

xiii UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kandungan Gizi Keong Matah Merah (Cerithidea obtusa) ............ 6

Tabel 2.2. Hubungan antara Sudut Istirahat, Indeks Carr’s dan Rasio Hausner

terhadap Sifat Alir Serbuk ............................................................. 16

Tabel 2.3. Pengisi Tablet ................................................................................ 18

Tabel 2.4. Sistem Granulasi yang Umum digunakan ..................................... 19

Tabel 3.1. Hubungan antara Sudut Istirahat dan Indeks Carr’s ...................... 32

Tabel 3.2. Formula Tablet Ekstrak Etanol Keong Matah Merah (Cerithidea

obtusa) ........................................................................................... 32

Tabel 3.3. Hubungan antara Sudut Istirahat dan Indeks Carr’s ...................... 35

Tabel 3.4. Keseragaman Bobot Tablet ........................................................... 37

Tabel 4.1. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Etanol Keong Matah Merah

(Cerithidea obtusa) ........................................................................ 39

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

xiv UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Keong Matah Merah (Cerithidea obtusa) ................................... 6

Gambar 2.2. Proses Pembuatan Ekstrak Bahan Alam dan Produk .................. 8

Gambar 4.1. Ekstrak Serbuk Keong Matah Merah (Cerithidea obtusa) ........ 44

Gambar 4.2. Permasalahan sifat alir pada hopper .......................................... 46

Gambar 4.3. Proses Agglomerasi Serbuk pada Granulasi Basah ................... 48

Gambar 4.4. Kurva Distribusi Ukuran Partikel Granul .................................. 49

Gambar 4.5. Tablet Ekstrak Keong Matah Merah ......................................... 52

Gambar 4.6. Mekanisme Mengembang Crospovidon (swelling) ................... 56

Gambar 4.7. Mekanisme Aksi Kapiler Crospovidon ..................................... 56

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

xv UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Distribusi Ukuran Partikel Granul ............................................. 63

Lampiran 2. Sertifikat Analisis PVP K-30..................................................... 68

Lampiran 3. Sertifikat Analisis laktosa monohidrat ...................................... 71

Lampiran 4. Sertifikat Analisis crospovidon ................................................. 72

Lampiran 5. Sertifikat Analisis magnesium stearate ..................................... 74

Lampiran 6. Sertifikat Analisis aerosil .......................................................... 75

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

1 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keong matah merah (Cerithidea obtusa) merupakan salah satu gastropoda

laut dari filum moluska, yang dijadikan makanan di negara Cina dan Taiwan karena

dipercaya mengandung stimulan yang dapat meningkatkan stamina. Penduduk

pantai Indonesia telah mengonsumsi keong matah merah sejak dulu sebagai obat

(Purwaningsih, Sri, 2012). Keong matah merah merupakan suatu objek yang

menarik untuk diteliti lebih lanjut karena memiliki potensi besar untuk pengobatan.

Penelitian yang dilakukan Purwaningsih dkk (2008), melaporkan bahwa

hasil analisis ragam ekstrak keong matah merah, yaitu ekstrak dari air, air dan

metanol, aseton, etil asetat, serta methanol berpengaruh nyata (α = 0.05) terhadap

penghambatan proliferasi sel kanker HeLa. Uji beda Duncan menunjukkan bahwa

penghambatan tertinggi terjadi pada ekstrak dengan pelarut aseton pada konsentrasi

25 ppm yaitu sebesar 90.62% dan berbeda dengan ekstrak lain. Purwaningsih

(2008), melaporkan ekstrak aseton keong matah merah (Cerithidea obtusa)

memiliki aktivitas sebagai antiangiogenesis pada konsentrasi 36,9 µg/kg berat

badan dalam menghambat pertumbuhan sel kanker pada mencit C3H. Purwaningsih

juga melaporkan, bahwa rebusan ekstrak keong matah merah (Cerithidea obtusa)

sebanyak 250 gram daging keong dengan 250 ml air selama 10 menit pada individu

yang menderita kanker myeloma, dan hasilnya sel kanker myeloma tidak tumbuh

kembali. Penelitian ini, tidak menggunakan ekstrak aseton keong matah merah

melainkan ekstrak etanol keong matah dikarenakan residu aseton yang berpotensi

toksik terhadap manusia.

Penggunaan ekstrak keong matah merah secara tradisonal menimbulkan

rasa dan bau yang tidak enak, oleh karena itu ekstrak keong matah merah

diformulasikan menjadi bentuk sediaan tablet untuk memudahkan dalam

penggunaannya. Pemilihan bentuk sediaan tablet dikarenakan, tablet merupakan

sediaan yang kompak sehingga menjadi sediaan yang lebih stabil, bentuk sediaan

yang memberikan kapabilitas yang baik pada ketepatan dosis dan variabilitas dosis

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

2

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

yang sedikit, bentuk sediaan yang lebih baik untuk diproduksi skala besar

dibandingkan sediaan oral lainnya (Lachman, Lieberman dan Kanig, 1987).

Penelitian dalam memformulasikan ekstrak keong matah merah menjadi

bentuk sediaan tablet belum pernah dilakukan. Tantangan utama dalam

memformulasikan tablet dari ekstrak kering yaitu sifat alir dan/atau kompaktibilas

yang buruk sehingga mempengaruhi inkonsistensi proses pengisian ke die, yang

kemudian menghasilkan ketidakseragaman bobot dan ketidakseragaman

kandungan (Augsburger dan Hoag, 2008).

Beberapa penelitian telah melaporkan, metode granulasi dapat memperbaiki

sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011,

membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk memperbaiki sifat fisik dan teknis dari sifat alir yang buruk dan

kohesif yang tinggi dari laktosa monohidrat untuk memecahkan masalah sifat alir

yang memberikan efek dari pembuatan tablet. Hasil menunjukkan, saat proses

pembuatan tablet memiliki nilai gaya ejeksi tablet yang rendah, hasil evaluasi tablet

yang baik (keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur)

mengindikasikan kompresibilitas yang baik dari granul yang dibuat dengan teknik

Fluidized Bed (HPMC konsentrasi 2,5% sebagai pengikat) dan ko-proses laktosa

(Patel, Telange, dan Sharma, 2011). Oleh karena itu, proses formulasi sediaan tablet

ekstrak keong matah merah (Cerithidea obtusa) menggunakan metode granulasi

basah.

Formulasi sediaan tablet ekstrak keong matah merah menggunakan variasi

konsentrasi PVP K30 sebagai pengikat. PVP K30 digunakan sebagai pengikat tablet

dalam proses granulasi basah akan menghasilkan granul dengan sifat alir yang baik.

Distribusi yang merata larutan PVP K30 selama proses granulasi akan membentuk

jembatan cairan antar partikel sehingga membentuk ikatan yang baik dan

menghasilkan kekerasan yang baik dan kerapuhan yang rendah (Lannie et al, 2016).

Ekstrak yang sangat higroskopis, setelah kontak dengan air akan

membentuk gel pada permukaan tablet yang akan mencegah penetrasi air ke dalam

tablet (Von Eggelkraut-Gottanka, Abed, MṺller, dan Schmidt. 2002). Ekstrak keong

matah merah bersifat higroskopis, oleh karena itu crospovidon dipilih dalam

formulasi tablet ekstrak keong matah merah karena mekanisme kerjanya kombinasi

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

3

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

dari mengembang tanpa membentuk gel dan membentuk poros. Crospovidon

merupakan bahan yang kompresibilitasnya tinggi karena morfologi partikelnya

yang memiliki poros (Mohanachandran, Sindhumol, Kiran, 2011). Variasi

konsentrasi crospovidon digunakan untuk mengetahui waktu hancur tablet ekstrak

keong matah merah yang memenuhi persyaratan mutu obat tradisional.

Penelitian ini bermaksud untuk memformulasikan ekstrak keong matah

merah (Cerithidea obtusa) menjadi bentuk sediaan tablet menggunakan metode

granulasi basah. Formulasi dibuat dengan memvariasikan konsentrasi PVP K30

sebagai pengikat dan crospovidon sebagai penghancur untuk mendapatkan

kerapuhan, kekerasan dan waktu hancur yang diharapkan sesuai dengan peraturan

Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor 12 tahun 2014 tentang persyaratan

mutu obat tradisional dan Farmakope Indonesia.

1.2. Rumusan masalah

Apakah ekstrak keong matah merah (Cerithidea obtusa) dapat dibuat

menjadi bentuk sediaan tablet menggunakan variasi konsentrasi PVP K30 sebagai

pengikat dan crospovidon sebagai penghancur dengan metode granulasi basah yang

memenuhi persyaratan peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor 12

tahun 2014 tentang persyaratan mutu obat tradisional dan Farmakope Indonesia?

1.3. Tujuan penelitian

Memformulasikan tablet ekstrak keong matah merah (Cerithidea obtusa)

menggunakan variasi konsentrasi PVP K30 sebagai pengikat dan crospovidon

sebagai penghancur dengan metode granulasi basah sehingga didapatkan

kerapuhan, kekerasan dan waktu hancur tablet yang diharapkan sesuai dengan

peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor 12 tahun 2014 tentang

persyaratan mutu obat tradisional dan Farmakope Indonesia.

1.1. Manfaat penelitian

Memberikan informasi dasar bagi penelitian lanjutan dalam

memformulasikan ekstrak keong matah merah (Cerithidea obtusa).

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

4 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keong Matah Merah (Ceritidhea obtusa)

2.1.1. Deskripsi dan Klasifikasi Keong Matah Merah (Cerithidea obtusa)

Keong matah merah merupakan salah satu spesies yang termasuk ke dalam

filum moluska. Keong matah merah memiliki bentuk tubuh simetris bilateral yang

dilindungi oleh cangkang berbentuk kerucut dan melingkar. Bentuk kepala keong

jelas serta memiliki mata dan radula. Klasifikasi keong matah merah (Cerithidea

obtusa) menurut (Abbot dan Boss, 1989) adalah sebagai berikut:

Filum : Molusca

Kelas : Gastropoda

Sub Kelas : Orthogastropoda

Ordo : Caenogastropoda

Super Famili : Sorbeococha

Famili : Cerithiodea

Sub Famili : Potamididae

Genus : Cerithidea

Spesies : Cerithidea obtusa

Pada umumnya, keong memiliki bentuk yang runcing pada ujungnya dan

beberapa tampak seperti terpotong. Mata keong matah merah memiliki tangkai,

bagian tepi luar kaki jalannya dihiasi dengan garis berwarna merah, secara lengkap

ditampilkan pada Gambar 2.1.

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

5

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Gambar 2.1. Keong Matah Merah (Cerithidea obtusa).

Sumber : Lamarck, 1822.

Tubuh keong terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, kaki, dan alat-alat

pencernaan. Pada bagian depan atau ventral kepala keong terdapat mulut, sepasang

mata yang biasanya bergagang satu atau dua pasang tentakel sebagai alat peraba

atau alat panca indra. Mulut pada keong berhubungan dengan faring yang

mengandung radula, yaitu alat pengunyah yang terbuat dari kitin dan mempunyai

gigi yang tersusun secara transversal. Jumlah gigi pada radula keong berkisar antara

16-750.000 buah (Suwignyo et al, 1998). Kaki keong berada dibelakang kepalanya,

yaitu dibagian bawah badannya. Sistem pencernaan makanan keong meliputi

rongga mulut, kerongkongan, kelenjar ludah, tembolok, lambung kelenjar, dan

usus. Sistem peredaran darah keong adalah sistem terbuka dengan jantung dan

saluran darah sebagai alat transportasi. Sistem saraf berupa ganglion yang

bercabang di seluruh tubuh. Alat pernafasan keong umumnya dilakukan oleh insang

atau paru-paru (Manandmollusc, 2011).

Keong matah merah pada umumnya hidup pada akar, batang, dan ranting-

ranting mangrove. Keong menempel menggunakan benang-benang lendir pada

bagian batang yang tidak terkena lendir. Pada umumnya, keong mangrove ini

banyak dijumpai di kawasan Asia Tenggara (Coremap, 2010).

2.1.2. Komposisi Kimia Keong Matah Merah (Cerithidea obtusa)

Komposisi kimia merupakan data yang menunjukkan kandungan suatu

bahan pangan yang didapatkan melalui uji proksimat. Komposisi kimia meliputi

kadar air, protein, lemak, abu, dan karbohidrat. Nilai komposisi kimia yang

terkandung dalam suatu bahan pangan menunjukkan kandungan gizi yang

terkandung dalam suatu bahan pangan. Semakin tinggi kandungan gizi pada suatu

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

6

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

bahan pangan maka semakin baik untuk dikonsumsi oleh manusia. Salah satu bahan

pangan dengan kandungan gizi yang baik adalah keong laut. Keong matah merah

(Cerithidea obtusa) merupakan salah satu spesies keong laut yang memiliki nilai

gizi yang cukup tinggi sehingga sangat baik dimanfaatkan sebagai sumber

makanan.

Daging keong laut mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6 yang

bermanfaat bagi perkembangan otak. Daging keong laut mengandung vitamin A,

D, dan mineral (Natural, 2000). Kandungan gizi keong matah merah disajikan pada

Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Kandungan Gizi Keong Matah Merah (Cerithidea obtusa).

Sumber : Purwaningsih, 2007.

Komposisi kimia suatu sumber bahan pangan dapat dipengaruhi oleh faktor-

faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi kandungan

gizi suatu sumber pangan meliputi umur, jenis, ukuran, dan lain-lain. Faktor

eksternal yang berpengaruh meliputi habitat dan kondisi lingkungan (Winarno

2008).

2.2. Ekstrak dari Bahan Alam

2.2.1. Proses Pembuatan dan Pabrikasi Ekstrak Bahan Alam

Pembuatan ekstrak bahan alam dimulai dari pengumpulan sampel bahan

alam segar. Setelah dibersihkan dan/atau dikeringkan, sampel bahan alam dapat di

ekstraksi dengan berbagai jenis pelarut, misalnya air, pelarut organik, atau bahkan

minyak. Hasil ekstraksi merupakan ekstrak cair yang kemudian dapat dilakukan ke

proses selanjutnya (contoh: evaporasi, pengeringan, dan pengenceran) menjadi

bentuk ekstrak yang berbeda, yang kemudian akhirnya dapat dibuat menjadi

Zat gizi Komposisi (%)

Kadar air 80,30

Kadar abu 4,50

Kadar lemak 2,80

Kadar protein 11,80

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

7

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

berbagai bentuk sediaan seperti tablet, kapsul, sediaan cair, dan salep (Augsburger

dan Hoag, 2008).

Gambar 2.2. Proses Pembuatan Ekstrak Bahan Alam dan Produk.

Sumber : Augsburger dan Stephen, 2008.

Pembuatan sampel bahan kasar, dimulai dari pengumpulan, pembersihan

dan pengeringan, yaitu berdasarkan dari prosedur literatur bahan tersebut. Ekstraksi

merupakan proses memindahkan senyawa kandungan yang diinginkan yang

terdapat dalam sampel ke pelarut. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk

ekstraksi, yaitu ekstraksi menggunakan pelarut organik, ekstraksi gas superkritis,

dan destilasi uap. Ekstraksi menggunakan pelarut merupakan metode yang paling

sering dilakukan di industri. Pelarut dipilih berdasarkan beberapa faktor yaitu,

karakteristik fisikokimia senyawa yang terkandung, harga, dan lingkungan.

(Augsburger dan Hoag, 2008).

Jika yang diinginkan ekstrak kering, dilakukan evaporasi untuk

menghilangkan pelarutnya. Hasil dari evaporasi yaitu ekstrak kental yang kemudian

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

8

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

dikeringkan dengan pengering yang cocok, misalnya spray dryer, belt dryer, atau

freeze dryer. Metode pengeringan dipilih berdasarkan stabilitas dari kandungan

senyawa aktif dan kandungan kelembapan ekstrak harus dihilangkan. Dalam

banyak kasus, ekspien yang cocok seperti maltodekstrin, laktosa, atau silikon

dioxide harus ditambahkan ke ekstrak kental sebelum pengeringan selanjutnya.

Dalam prakteknya, pembuatan ekstrak kering tidak dapat dikeringkan tanpa

penambahan eksipien, yang mungkin disebabkan karena higroskopisitas dan

kandungan lemak dan pektin yang tinggi. Kemudian didapatkan ekstrak kering

setelah penggilingan dan pengayakan dan dapat diformulasi lebih lanjut menjadi

sediaan padat (Augsburger dan Hoag, 2008).

2.2.2. Ekstrak Bahan Alam: Kompleksitas Senyawa Kimia dan Klasifikasi

Ekstrak bahan alam merupakan campuran yang kompleks dari berbagai

macam substansi. Substansi yang kompleks ini yang dapat memberikan efek

farmakologi atau fisiologinya mungkin hanya satu substansi atau kombinasi

substansi tersebut. Dalam teori, kandungan senyawa dari ekstrak bahan alam dapat

diklasifikasikan menjadi senyawa aktif, senyawa ko-aktif, senyawa penanda

(marker compounds), atau senyawa lain yang berkontribusi dalam aktivitasnya

(Augsburger dan Hoag, 2008).

“Senyawa aktif” dan “senyawa ko-aktif” keduanya diketahui sebagai

aktivitas farmakologi atau fisiologi. Ketika diuji aktivitas farmakologinya, senyawa

aktif hasil proses isolasi dengan ekstrak total, senyawa aktif menunjukkan aktivitas

yang sama atau mirip seperti pada ekstrak total (contoh sennosides dalam ekstrak

senna). Sebaliknya, pada senyawa ko-aktif yang tidak menunjukkan level aktivitas

yang sama seperti pada ekstrak total (contoh procyanidines/flavonoid dalam ekstrak

kulit pinus) (Augsburger dan Hoag, 2008).

“Senyawa penanda (marker compounds)” seharusnya tidak memiliki kaitan

dalam aktivitas fisiologis ekstrak. Senyawa penanda hanya memberikan gambaran

teknis dalam proses pabrikasi, seperti konfirmasi identifikasi, evaluasi stabilitas

dsb. Dalam prakteknya, menentukkan senyawa yang bersifat sebagai senyawa

aktif/ko-aktif atau senyawa penanda tidak mudah. Sering terjadi data yang

bertentangan tentang senyawa yang aktif dalam fisiologis. Ekstrak yang memiliki

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

9

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

aktivitas fisiologisnya tertentu saja, klasifikasi dari senyawa ini bergantung pada

penggunaan dari ekstrak tersebut (Augsburger dan Hoag, 2008).

“Senyawa lain” yaitu kandungan dari ekstrak yang tidak berperan dalam

aktivitas maupun analitisnya. Senyawa ini biasanya bagian normal dari ekstrak

(resin, karbohidrat, protein dan lemak) atau substansi yang mungkin berefek

terhadap keamanan dan harus dalam rentang yang dapat diterima (contoh: logam

berat, pestisida) (Augsburger dan Hoag, 2008).

2.2.3. Penelitian Terbaru dalam Formulasi dan Proses Pembuatan

Tablet atau kapsul dapat dibuat dari sampel bahan mentah atau ekstrak

merupakan bentuk sediaan yang paling sering dibuat dari produk bahan alam.

Formulator dalam membuat sediaan biasanya dalam bentuk serbuk ekstrak, yang

dapat memberikan karakteristik fisikokimia, yang dapat memberikan data penting

untuk proses formulasi sehingga menghasilkan produk dengan kualitas yang baik.

Tantangan dalam memformulasikan sediaan dari bahan alam yaitu sifat alir

dan/atau kompaktibilitas yang buruk, sulit dalam mengevaluasi profil sediaan

karena komponennya yang kompleks, ketidakstabilan komponen aktif, dan tidak

dapat diprediksinya sifat disolusi (Augsburger dan Hoag, 2008).

2.2.3.1. Tantangan Proses Formulasi dari Sampel Bahan Alam yang Sifat Alir

dan Kompaktibilitas Buruk

Tantangan utama dalam formulasi dari ekstrak kering yaitu sifat alir yang

buruk. Sifat alir yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam proses

pembuatan, khususnya ketika proses pengisian menggunakan mesin kempa tablet

dengan kecepatan tinggi atau dalam proses enkapsulasi otomatis. Sifat alir ekstrak

kering yang buruk atau sangat buruk telah banyak dilaporkan, sifat ini dapat

mempengaruhi inkonsistensi dalam proses pengisian pada tablet atau cangkang

kapsul, yang kemudian menghasilkan ketidakseragaman bobot, dan

ketidakseragaman kandungan. Sifat alir yang buruk dapat disebabkan oleh beberapa

faktor yaitu ukuran partikel yang kecil, bentuk partikel yang tidak beraturan,

permukaan partikel yang kasar, sifat kohesif antar partikel. Sifat alir ekstrak bahan

alam dapat bervariasi jika diproduksi dengan proses yang berbeda (contoh:

penggunaan pelarut, penambahan pembawa, metode pengeringan, kondisi, dsb),

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

10

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

tetapi sifat alir ekstrak juga dapat bervariasi jika diproduksi dengan proses yang

sama pada sumber bahan alam yang berbeda (Augsburger dan Hoag, 2008).

Karakteristik ekstrak lainnya yang penting dalam formulasi sediaan padat

adalah kompaktibilitas. Kekuatan mekanik kekompakan tablet merupakan ikatan

yang terjadi karena adanya tekanan. Beberapa peneliti menyatakan bahwa ekstrak

bahan alam terutama membentuk deformasi plastik. Bahan-bahan yang membentuk

deformasi plastik yang menunjukkan bergantung waktu (time-dependency) dan

senisitif laju peregangan (sensitivitas strain-rate), yang akan menimbulkan masalah

capping atau laminating selama proses pembuatan tablet dengan kecepatan tinggi

(Augsburger dan Hoag, 2008).

Karena sifat ekstrak bahan alam membentuk deformasi plastik,

pembentukan kekompakan yang kohesif masih menjadi masalah dalam ekstrak

bahan alam. Terdapat dua kasus ekstrak dengan jenis ekstrak yang sama dari

sumber yang berbeda yang dapat menggambarkan deformasi plastik. Kasus

pertama ditunjukkan dengan kompaktibilitas yang buruk, yang tidak dapat

diperbaiki dengan meningkatkan tekanan pengempaan. Kasus yang kedua,

menghasilkan tablet yang tidak dapat pecah yang akan menimbulkan masalah

dalam penetrasi cairan kedalam tablet dan disintegerasi (Augsburger dan Hoag,

2008).

Kompatibilitas bervariasi tergantung dari kondisi ekstraksi. Sebagai contoh,

Endale et al. Mengekstraksi biji Glinus lotodies dengan pelarut yang berbeda

(metanol 60%, 70% dan 80%) dan hasilnya ekstrak metanol 80% menunjukan

kompaktibilitas yang lebih baik dari pada dua ekstrak yang lain. Sifat ikatan yang

tinggi mungkin disebabkan dari komponen yang terekstraksi seperti komponen

minyak, lemak atau bahan lainnya (Augsburger dan Hoag, 2008).

Ekstrak bahan alam tidak sesuai dibuat sediaan tablet dengan metode kempa

langsung karena sifat alir dan kompaktibilitasnya yang buruk. Selain itu, karena

komponen aktif dari ekstrak, biasanya dosis yang dibutuhkan tinggi. Granulasi

merupakan metode yang digunakan secara luas untuk memperbaiki sifat alir dan

kompaktibilitas sediaan dosis tinggi. Diaz et al melaporkan bahwa granulasi basah

non-aqueous ekstrak Plantago lanceolata dengan Eudragit®E (Rohm & Hass

GmbH, Darmstadt, Germany) menghasilkan sifat alir dan disolusi yang lebih baik

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

11

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

dibandingkan ekstrak kering sendiri. Onunkwo et al. membuat tablet dari ekstrak

Garcinia kola dengan metode granulasi basah, menggunakan empat pengikat

berbeda (akasia, gelatin, amilum jagung, dan natrium carboksimetil selulosa) pada

konsentrasi yang bervariasi menghasilkan tablet dengan waktu hancur, dissolusi,

dan kekerasan serta kerapuhan yang baik. Tablet yang diformulasikan dengan

amilum menunjukkan disintegerasi yang baik namun sangat rapuh. Peningkatan

konsentrasi pengikat menghasilkan tablet yang lebih keras dan pelepasan zat aktif

yang lebih lambat. Untuk pertimbangan stabilitas, metode granulasi kering lebih

cocok dari pada granulasi basah. Granulasi kering menurunkan daya hancur

(crushing strength) tablet, menurunkan debu dan memberikan masalah selama

pengempaan dan mencegah tablet capping (Augsburger dan Hoag, 2008).

2.3. Tablet

Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan bahan

tambahan yang cocok. Karakteristik tablet bervariasi mulai dari ukuran, bentuk,

berat, kekerasan, ketebalan, disintegrasi, dan disolusi serta aspek lainnya, yang

bergantung dari penggunaan dan metode pembuatannya. Kebanyakan tablet dibuat

untuk pemberian oral. Beberapa tablet dibuat dengan bahan tambahan seperti warna

dan penyalutan. Tablet utamanya dibuat dengan cara pengempaan, ada berapa tablet

yang dibuat dengan cara mencetak (Allen et al, 2011).

Pada umumnya tablet kempa mengandung zat aktif dan bahan pengisi,

bahan pengikat, disintegeran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan warna

dan lak (bahan warna yang diadsorpsikan pada alumunium hidroksida yang tidak

larut) yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis. Bahan pengisi

ditambahkan jika jumlah zat aktif sedikit atau sulit dikempa. Bahan pengisi tablet

yang umum adalah laktosa, pati, kalsium fosfat dibasa dan selulosa mikrokristal.

Tablet kunyah sering mengandung sukrosa, manitol atau sorbitol sebagai bahan

pengisi. Jika kandungan zat aktif kecil, sifat tablet secara keseluruhan ditentukan

oleh bahan pengisi yang besar jumlahnya. Karena masalah ketersediaan hayati obat

hidrofobik yang kelarutannya dalam air kecil, maka digunakan bahan pengisi yang

larut dalam air (Kemenkes RI, 2014).

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

12

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu

granulasi dan pada tablet kempa serta menambah daya kohesi yang telah ada pada

bahan pengisi. Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering, tetapi lebih

efektif jika ditambahkan dalam larutan. Bahan pengikat yang umum meliputi gom

akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metil selulosa, karboksi metil selulosa dan pasta

pati terhidrolisis. Bahan pengikat kering yang paling efektif adalah selulosa

mikrokristalin, yang umumnya digunakan dalam membuat tablet kempa langsung

(Kemenkes RI, 2014).

Disintegeran membantu hancurnya tablet setelah ditelan. Disintegran tablet

yang paling banyak digunakan adalah pati. Pati dan selulosa yang termodifikasi

secara kimia, asam alginat, selulosa mikrokristal dan povidone sambung-silang juga

dapat digunakan. Campuran efervesen digunakan sebagai disintegran dalam sistem

tablet larut. Kandungan disintegran cara penambahan dan derajat kepadatan

berperan dalam efektivitas daya hancur tablet (Kemenkes RI, 2014).

Lubrikan mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga

berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan. Senyawa asam stearat

dengan logam, asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi dan talk digunakan

sebagai lubrikan. Pada umumnya lubrikan bersifat hidrofobik, sehingga cenderung

menurunkan kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu, kadar

lubrikan yang berlebihan harus dihindarkan. Polietilen glikol dan beberapa garam

lauril sulfat digunakan sebagai lubrikan yang larut, tetapi lubrikan seperti ini

umumnya tidak memberikan sifat lubrikasi yang optimal, dan diperlukan dengan

kadar yang lebih tinggi (Kemenkes RI, 2014).

Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir

serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi. Glidan

yang paling efektif adalah silika pirogenik koloidal (Kemenkes RI, 2014).

Bahan pewarna dan lak yang diizinkan sering ditambahkan pada formulasi

tablet untuk menambah nilai estetik atau untuk identitas produk. Kebanyakan bahan

pewarna peka terhadap cahaya dan warnanya akan memudar jika terpapar cahaya

(Kemenkes RI, 2014).

Metode pembuatan tablet meliputi tiga metode yaitu granulasi basah,

granulasi kering (mesin rol atau mesin slag) dan kempa langsung. Tujuan granulasi

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

13

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

basah dan kering adalah unuk meningkatkan aliran campuran dan/atau kemampuan

kempa (Kemenkes RI, 2014).

Keuntungan bentuk sediaan tablet (Sahoo, 2007) :

1. Memberikan kapabilitas yang baik dari bentuk sediaan oral lainnya sehingga

presisi dosis yang baik dan keseragaman kandungan yang paling sedikit.

2. Biaya paling murah dari semua bentuk sediaan oral.

3. Paling mudah dan paling murah untuk dikemas.

4. Mudah ditelan.

5. Produk lepas berkala dapat dibuat dengan cara salut enterik.

6. Cocok untuk produksi skala besar.

7. Ringan sehingga mudah untuk dibawa

Kerugian bentuk sediaan tablet (Sahoo, 2007) :

1. Sulit untuk ditelan pada anak-anak dan pasien yang tidak sadar

2. Obat dengan kebasahan yang buruk, sifaat disolusi lambat, absorpsi optimum

tinggi dalam saluran cerna mungkin akan susah di formulasikan sebagai

tablet.

2.4. Granulasi Basah

Granulasi basah merupakan proses yang menggunakan penambahan cairan

ke serbuk yang menggunakan pengadukan kemudian menghasilkan agglomerasi

atau granul. Granulasi basah merupakan metode yang paling banyak digunakan.

Dalam granulasi basah, sifat ikatan cairan pengikat biasanya cukup untuk

menghasilkan ikatan dengan minimumnya bahan tambahan (Lachman, 1989).

Tahapan dalam granulasi basah yaitu, menimbang bahan dan mencampur,

kemudian membuat serbuk yang lembab (massa yang lembab), setelah itu

pengayakan massa lembab menjadi granul, dilakukan proses pengeringan granul,

mengecilkan ukuran granul, menambahkan lubrikan dan/atau eksipien lain dan

dicampur, kemudian dibuat tablet dengan pengempaan (Allen et al, 2011).

Keuntungan metode granulasi basah (Lachman, 1989):

1. Kohesif dan kompresibilitas serbuk lebih baik karena adanya penambahan

pengikat yang melapisi partikel serbuk, karena serbuk menempel satu sama lain

jadi akan membentuk agglomerat yang disebut granul. Dengan metode ini,

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

14

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

komponen formula dapat dimodifikasi untuk melengkapi kekurangan untuk

proses pengempaan.

2. Obat yang memiliki dosis besar dan sifat alir dan/atau kompresibilitas yang

buruk harus dibuat granul dengan metode granulasi basah untuk mendapatkan

sifat alir dan kohesi yang cocok untuk pengempaan. Dalam kasus ini, dibutuhkan

proporsi pengikat yang jauh lebih sedikit untuk memberikan kompresibilitas dan

aliran yang adekuat dari pada pengikat kering yang digunakan dalam metode

kempa langsung.

3. Distribusi dan keseragaman kandungan baik

4. Banyak eksipien yang cocok untuk metode granulasi basah

5. Serbuk yang kecil dan besar dapat dikendalikan

6. Granulasi basah mencegah segregasi komponen serbuk homogen selama proses

pencampuran, pemindahan dan pengendalian. Efeknya, komposisi setiap granul

konstan.

7. Laju disolusi dari obat yang sulit larut dapat diperbaiki dengan pemilihan pelarut

dan pengikat yang tepat.

8. Bentuk sediaan lepas terkendali dapat dilakukan dengan pemilihan pengikat dan

pelarut yang tepat.

Kekurangan metode granulasi basah (Lachman, 1989) :

1. Membutuhkan biaya yang besar karena membutuhkan tempat yang luas dengan

suhu dan kelembapan yang terkendali, waktu dan peralatan yang digunakan.

2. Memungkinkan bahan yang hilang selama proses karena dilakukan pemindahan

dari satu unit ke unit lain.

3. Kemungkinan kontaminan silang lebih besar

4. Dapat menimbulkan disolusi obat lambat dari dalam granul setelah tablet hancur

jika formula dan proses tidak tepat.

5. Tidak coock untuk zat aktif yang sensitif terhadap kelembapan dan panas.

2.5. Karakteristik Granul

Karakteristik tablet seperti kekompakan, stabilitas fisika dan kimia, efikasi,

kapabilitas produksi semuanya bergantung dari kualitas granul. Granul harus

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

15

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

memiliki dua karakteristik yaitu kemudahan fluiditas dan kompresibilitas. Sifat alir

yang baik sangat penting untuk membawa bahan melalui hopper hingga kedalam

die. Bahan tablet harus dalam bentuk fisik yang mengalir dengan baik dan seragam.

Bentuk fisik yang dimaksud adalah sferik/bola, yang memiliki kontak permukaan

yang kecil antar granul dan dinding mesin (Sahoo, 2007).

Karakteristik granul yang harus diverifikasi sebelum pengempaan (Sahoo,

2007) :

a. Ukuran dan Bentuk Partikel : Ukuran partikel dapat berefek terhadap rata-rata

berat tablet, keragaman tablet, waktu hancur, kerapuhan, kemampuan alir granul.

Metode untuk menentukkan distribusi ukuran partikel yaitu pengayakan,

mikroskopi dan pengendapan.

b. Luas Permukaan : Disolusi obat tergantung dari luas permukaan bahan atau

granul. Metode yang paling sering digunakan untuk menentukan luas permukaan

yaitu adsorpsi gas dan permeabilitas air.

c. Densitas : Densitas granul mempengaruhi kompresibilitas, porositas tablet,

disolusi dan sifat lainnya.

d. Kekerasan dan Kerapuhan : Granul merupakan aggregasi komponen partikel

yang saling bergandengan karenan adanya daya ikatan. Penilaian kekerasan

granul merupakan estimasi daya menarik antar granul untuk saling berikatan.

Kerapuhan merupakan kemampuan untuk membentuk serbuk atau fragmen.

Kekerasan dapat dinilai dengan cara meletakan granul antara dua landasan

(permukaan datar) dan tekanan yang dibutuhkan untuk menghancurkan granul.

e. Sifat Alir : Untuk pergerakan granul dari hopper ke dalam rongga die dibutuhkan

sifat alir yang baik. Aliran yang tidak baik akan menyebabkan keragaman bobot

dan keseragaman kandungan yang buruk. Faktor yang mempengaruhi sifat alir :

(a) Gaya friksi / gesekan

(b) Gaya tekanan permukaan

(c) Gaya mekanik yang disebabkan ikatan antar partikel yang berbentuk

irregular

(d) Gaya elektrostatik

(e) Kohesif atau Gaya Van der Waals

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

16

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Sifat alir granul dapat ditentukan dengan sudut istirahat, indeks

kompresibilitas Carr’s dan rasio Hausner, laju alir hopper (Wadher, 2016) :

a. Sudut istirahat : Sudut maksimum antara permukaan tumpukan serbuk dan

permukaan datar horizontal, yang mana serbuk dialirkan dari tinggi yang

ditentukan. Sudut istirahat dapat ditentukan dengan metode corong. Serbuk atau

granul dibiarkan mengalir melalui corong sampai gundukan menyentuh ujung

corong. Sudut istirahat (Ɵ) dihitung dengan persamaan : tan Ɵ =ℎ

𝑟

h = tinggi gundukan

r = jari-jari gundukan

Sudut istirahat ≤ 30 = bahan yang mudah mengalir

Sudut istirahat ≥ 30 = bahan yang sifat alirnya buruk

b. Indeks Kompresibilitas Carr’s dan Rasio Hausner : Untuk menilai sifat alir dan

kompresibilitas serbuk yang ditentukan dengan menghitung densitas bulk dan

densitas tapped.

Tabel 2.2. Hubungan antara Sudut Istirahat dan Indeks Carr’s terhadap Sifat Alir

Serbuk.

Sifat Alir Sudut Istirahat Indeks Carr’s

Sangat Baik 25-30 5-10

Baik 31-35 11-15

Sedang 36-40 16-20

Cukup Baik 41-45 21-25

Buruk 46-55 26-31

Sangat Buruk >56 >32

Sumber : Wadher, 2016.

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝑎𝑟𝑟′𝑠 =𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑘 − 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎ℎ

𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑘𝑥 100%

𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐻𝑎𝑢𝑠𝑛𝑒𝑟 =𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑘

𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎ℎ

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

17

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Baru-baru ini rheometer serbuk juga digunakan untuk mengukur sifat alir

serbuk.

c. Laju Alir Hopper : Granul dibiarkan mengalir dari hopper kemudian dihitung

dw/dt (Sahoo, 2007).

2.6. Eksipien Dalam Sediaan Tablet

Tablet mengandung sejumlah bahan yang bersifat inert yang digunakan

sebagai pelarut atau pembawa bagi obat disebut bahan tambahan atau eksipien.

Eksipien yang ditambahkan berbagai macam jenis sesuai dengan kebutuhan

formulator. Eksipien antara lain yaitu diluent atau pengisi, pengikat atau adhesive,

penghancur, lubrikan, glidan atau penambah aliran, pewarna, perasa, dan pemanis.

Semua eksipien tersebut harus memiliki kriteria sebagai berikut (Lachman, 1989):

a. Harus bersifat inert.

b. Harus terdaftar dalam badan pengawas.

c. Harus stabil secara fisik dan kimia.

d. Harus bebas dari bakteri yang bersifat patogen atau substansi lainnya.

e. Tidak mengganggu bioavailibilitas dari zat aktif.

f. Tersedia dalam bentuk yang siap pakai dan murni sebagai standar

farmasetika.

g. Untuk produk obat yang diklasifikasikan sebagai makanan seperti

vitamin, tambahan untuk diet lainnya, eksipien harus terdaftar dalam

bahan tambahan aman untuk makanan.

(a) Pengisi (Diluen)

Pengisi atau diluen digunakan sebagai penambah massa tablet, pemilihan

pengisi sebagai pembawa hal yang sangat penting. Kombinasi pengisi juga dapat

dilakukan, pertimbangan dilakukan untuk memungkinkan pencampuran. Pengisi

tablet terdiri dari substansi kelompok heterogenous yang terdapat dalam tabel

2.3 (Lachman, 1989).

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

18

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Tabel 2.3. Pengisi Tablet.

Tidak larut Larut

Calcium sulfate, diydrate Lactose

Calcium phosphate, dibasic Sucrose

Calcium phosphate, tribasic Dextrose

Calcium carbonate Mannitol

Starch Sorbitol

Modified starches (carboxymethyl starch, dll)

Microcrystalline cellulose

Sumber : Lachman, 1989.

Laktosa merupakan pengisi yang paling bayak digunakan dalam formulasi

tablet. Laktosa tidak memiliki reaksi dengan senyawa obat, laktosa digunakan

dalam bentuk hidrat atau anhidrat. Laktosa anhidrat memiliki kelebihan yaitu

tidak mengalami reaksi Maillard yang akan menyebabkan perubahan warna

menjadi coklat pada tablet karena interaksi antara gugus amin obat dengan

laktosa (Sahoo, 2007).

(b) Pengikat

Pengikat bersifat adhesive yang ditambahkan kedalam fromulasi sediaan

padat. Pengikat utamanya memberikan sifat kekohesifan untuk mengikat

partikel padat yang kemudian menjadi sediaan tablet. Dalam proses granulasi

basah, pengikat membentuk partikel lebih besar sehingga menghasilkan granul

yang memperbaiki sifat alir dari campuran bahan dan zat aktif selama proses

pembuatan. Pengikat juga juga meningkatkan kekerasan dari tablet dengan cara

meningkatkan ikatan intragranular. Dalam proses kempa langsung, pengikat

dapat juga sebagai pengisi dan memberikan kompresibilitas dari campuran

serbuk. Sifat kohesif pengikat akan menurunkan kerapuhan tablet dan

menambah daya tahan. Pengikat dalam formulasi tidak boleh mempengaruhi

hancurnya tablet dan laju disolusi, sifat ini mungkin disebabkan karena

perubahan sifat kebasahan dari formulasi (Parikh, 2005).

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

19

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Tipe pengikat yaitu polimer alam, polimer sintetik, atau gula. Pemilihan tipe

pengikat berdasarkan penggunaan secara empirik dan berdasarkan pengalaman

formulator dalam menghubungkan dengan uji kompatibilitas eksipien.

Pemilihan kuantitas pengikat yang dibutuhkan dapat ditentukan dengan cara uji

optimasi, menggunakan parameter seperti kerapuhan granul, kerapuhan tablet,

kekerasan, waktu hancur, dan laju dissolusi obat. Pengikat yang umum

digunakan dalam metode granulasi basah ditampilkan dalam tabel 2.4 (Parikh,

2005).

Tabel 2.4. Sistem Granulasi yang Umum digunakan.

Pengikat Metode

Presentase

penggunaan

dalam formula

Pelarut

Presentase

penggunaan

dalam sistem

granulasi

Polimer alam :

1. Amilum

2. Amilum

pregelatiasi

3. Gelatin

4. Akasia

5. Asam alginat

6. Natrium alginat

1. Pencampuran basah

2. Pencampuran basah

Pencampuran kering

3. Pencampuran basah

4. Pencampuran basah

5. Pencampuran kering

6. Pencampuran basah

2-5

2-5

5-10

1-3

3-5

1-5

1-3

Air

Air

Air

Air

Air

Air

Air

5-25

10-15

5-10

10-15

3-5

Polimer sintetik :

1. PVP

2. Metil selulosa

3. HPMC

1. Pencampuran basah

Pencampuran kering

2. Pencampuran basah

Pencampuran kering

3. Pencampuran basah

0,5-5

5-10

1-5

5-10

2-5

Air atau

larutan

hydroalco

holic

Air

Air atau

larutan

5-10

2-15

5-10

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

20

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

4. Na-CMC

5. Ethyl selulosa

Pencampuran kering

4. Pencampuran basah

Pencampuran kering

5. Pencampuran basah

Pencampuran kering

5-10

1-5

5-10

1-5

5-10

hydroalco

holic

Air

Etanol

2-15

2-10

Gula :

1. Glukosa

2. Sukrosa

3. Sorbitol

1. Pencampuran basah

2. Pencampuran basah

3. Pencampuran basah

2-25

2-25

2-10

Air

Air

Air

25-50

50-67

2-25

Sumber : Parikh, 2005.

(c) Lubrikan

Lubrikan digunakan dalam formula tablet agar tablet mudah

dikeluarkan/ejeksi dari die, untuk mencegah melekatnya tablet pada punch, dan

mencegah aus yang berlebihan pada punch dan die. Fungsinya menjadi perantara

daya geser rendah pada permukaan antara tablet dan dinding die serta permukaan

punch. Lubrikan harus dipilih secara hati-hati untuk efisiensi dan untuk sifat dari

formula (Lachman, 1989).

(d) Penghancur

Penghancur ditambahkan kedalam granulasi tablet bertujuan untuk

memecah menjadi bagian lebih kecil (disintegerasi) ketika didalam air. Fungsi

utama penghancur adalah untuk memutus ikatan karena pengikat tablet dan

karena tekanan fisik pada saat pengempaan tablet. Pengikat yang lebih kuat, agen

penghancur harus lebih efektif dalam menghancurkan untuk melepaskan obat.

Idealnya, penghancur harus menyebabkan seluruh tablet hancur, tidak hanya

granul tetapi juga partikel serbuk (Lachman, 1989). Superdisintegran

mengembang hingga sepuluh kali dalam 30 detik ketika kontak dengan air

(Sahoo, 2007).

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

21

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1. Pati termodifikasi (Sodium starch glycolate)

Pati kentang yang disambung silang dengan agen esterifikasi

seperti natrium trimetaphosphate atau phosphorus oxychloride dalam

suspense basa. Efek dari gugus hidrofilik karboksimetil untuk

mengganggu ikatan hidrogen yang terdapat pada struktur polimer. Oleh

karena itu, air dapat berpenetrasi kedalam molekul dan polimer menjadi

larut dengan air dingin. Efek dari sambung silang adalah menurunkan

kelarutan dalam air dan viskositasnya. Keseimbangan antara derajat

substitusi dan tingkat sambung silang akan memfasilitasi air masuk tanpa

membentuk gel (Mohanachandran, Sindhumol, Kiran, 2011).

2. Sambung silang polyvinylpyrrolidone (crospovidon)

Superdisintegran crospovidon memiliki mekanisme kerja

kombinasi dari mengembang dan membentuk kapiler. Hasil pengujian

dibawah mikroskop elektron, partikel crospovidon berbentuk granular

dan berporos. Morfologi partikel berporos memfasilitasi air masuk

kedalam tablet dan partikel sehingga tablet akan cepat hancur.

Superdisintegran lain memiliki sifat yang kompresibilitas nya yang

buruk, crospovidon merupakan bahan yang sangat kompresibel

dikarenakan dari morfologi partikel yang berpori (Mohanachandran,

Sindhumol, Kiran, 2011).

Crospovidon tidak cenderung membentuk gel walaupun pada

konsentrasi tinggi tidak seperti sodium starch glycolate dan

croscarmellose sodium. Crospovidon memberikan rasa yang baik dan

tablet yang kuat (Mohanachandran, Sindhumol, Kiran, 2011).

3. Selulosa termodifikasi (croscarmellose sodium)

Croscarmellose sodium merupakan sambung silang dari polimer

karboksimetilselulosa.substitusi menggunakan sintesis eter Williamson

untuk memberikan garam natrium dari karboksimetilselulosa

(Mohanachandran, Sindhumol, Kiran, 2011).

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

22

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(e) Glidan

Glidan merupakan bahan yang memperbaiki sifat alir dari granul dengan

cara menurunkan friksi/gesekan interpartikel. Glidan meningkatkan aliran bahan

dari lubang yang lebih besar atau lebih kecil, dari hoper kedalam lubang die.

Glidan tipe silika merupakan glidan yang paling efisien karena ukuran partikel

yang kecil. Dalam satu penelitian, glidan tipe silika meningkatkan sifat alir

granul yang dapat dilihat dari berat tablet yang meningkat dan menurunnya

variasi berat tablet. Secara kimia, glidan silika merupakan silikon dioksida, yang

tersedia dalam dua tipe yaitu (a) silika pirogenik yang dibuat dari pembakaran

silikon tetraklorida dalam atmosfer oksigen dan (b) hidrogel, yang dibuat dari

pengendapan silika yang larut. Silika pirogenik umumnya terdiri dari partikel

yang lebih kecil yang menjadikan bentuknya lebih sferik/bulat. Silika pirogenik

tersedia dalam bentuk hidrofilik dan hidrofobik (Lachman, 1989).

2.7. Monografi Eksipien

A. Laktosa Monohidrat

Laktosa monohidrat memiliki rumus empiris C12H22O11.H2O dengan

bobot molekul 360.31. Dalam keadaan padat, laktosa menunjukkan bentuk

isomerik yang beragam, berdasarkan kodisi kristalisasi dan pengeringan,

contohnya seperti α-laktosa monohidrat, β-laktosa anhidrat, dan α-laktosa

anhidrat. Bentuk kristal yang stabil dari laktosa yaitu α-laktosa monohidrat,

β-laktosa anhidrat, dan α-laktosa anhidrat stabil. Laktosa partikel kristal

atau serbuk putih hingga putih pucat. Laktosa tidak berbau dan sedikit rasa

manis; sekitar 20% α-laktosa sama manisnya dengan sukrosa, sedangkan β-

laktosa 40% sama manisnya (Rowe, 2012).

Laktosa secara luas digunakan sebagai pengisi tablet dan kapsul, dan

dapat juga sebagai produk liofilisasi dan formula bayi. Laktosa juga

digunakan sebagai pengisi sediaan inhalasi serbuk kering. Berbagai macam

mutu dari laktosa yang beredar memiliki perbedaan dalam sifat fisik seperti

distribusi ukuran partikel dan karakteristik sifat alir. Sifat tersebut

menjadikan laktosa merupakan bahan yang paling tepat untuk aplikasi yang

khusus; sebagai contoh, rentang ukuran partikel dipilih untuk kapsul sering

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

23

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

bergantung pada tipe mesin enkapsulasi yang digunakan. Biasanya, kelas

laktosa yang halus digunakan dalam pembuatan tablet dengan metode

granulasi basah atau selama proses pengayakan dilakukan, ukurannya yang

halus sehingga menjadi lebih baik dicampur dengan bahan lain dalam

formula dan dapat menjadi pengikat yang efisien. Aplikasi lain dari laktosa

yaitu digunakan sebagai produk liofilisasai, laktosa ditambahkan kedalam

larutan yang akan di freeze-dried untuk meningkatkan ukuran hambatan dan

menambah kohesi (Rowe, 2012).

B. Povidone

Povidon K30 memiliki nama kimia 1-Ethenyl-2-pyrrolidinone

homopolymer dengan berat molekul 50.000. Povidone berbentuk serbuk,

berwarna putih hingga putih kekuningan, tidak berbau atau hampir tidak

berbau, higroskopis. Povidone dengan nilai-K yang sama dengan atau

kurang dari 30 dibuat dengan cara spray-drying dan berbentuk bola.

Povidone K-90 dan povidolne yang nilai-K lebih tinggi dibuat dengan cara

drum drying dan berbentuk pipih. Povidone sangat higroskopis, sangat

signifikan jumlah kelembapan yang diserap pada relatif kelembapan yang

rendah (Rowe, 2012).

Povidone digunakan secara luas dalam berbagai macam bentuk

sediaan, namun utamanya povidone digunakan untuk bentuk sediaan padat.

Dalam pembuatan tablet, larutan povidone digunakan sebagai pengikat

dalam proses granulasi basah. Povidone juga ditambahkan kedalam

campuran serbuk dalam bentuk keringnya dan digranulasikan secaara in situ

dengan penambahan air, alkohol, atau larutan hidroalkoholik. Povidone

digunakan sebagai pelarut dalam formulasi sediaan oral dan paarenteral, dan

telah menunjukan peningkatan disolusi dari obat yang kelarutannya buruk

dari bentuk sediaan padat. Larutan povidone juga dapat digunakan sebagai

agen penyalut/pelapis atau sebagai pengikat zat aktif. Povidone dapat

digunakan sebagai pensuspensi, penstabil, atau peningkat viskositas dalam

sejumlah sediaan topikal, suspensi oral, dan larutan. Kelarutan beberapa zat

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

24

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

aktif yang buruk dapat ditingkatkan dengan pencampuran povidone (Rowe,

2012).

C. Crospovidon

Crospovidon memiliki nama kimia 1-Ethenyl-2-pyrrolidinone

homopolymer dengan berat molekul lebih dari 1.000.000. Crospovidon

berwarna putih hingga putih kekuningan, serbuk halus, mudah mengalir,

praktis tidak berasa, tidak berbau atau hampir tidak berbau, serbuk

higroskopis. Crospovidon merupakan penghancur tablet yang tidak larut air

dan agen pelarut digunakan pada konsentrasi 2-5% untuk pembuatan tablet

dengan metode kempa langsung atau granulasi basah dan kering.

Crospovidone cepat menunjukan aktivitas kapiler yang tinggi dan kapasitas

hidrasi yang nyata, dengan sedikit kecenderungan untuk membentuk gel.

Penelitian menyarankan bahwa ukuran partikel crospovidon sangat kuat

mempengaruhi waktu hancur tablet analgesik (Rowe, 2012).

Partikel yang lebih besar memberikan waktu hancur yang lebih cepat

dibandingkan partikel yang lebih kecil. Crospovidon disarankan sebagai

alternatif untuk selulosa mikrokristalin sebagai tambahan dalam

pembentukan pelet. Crospovidon juga dapat digunakan sebagai peningkat

kelarutan. Dengan teknik evaporasi bersama, crospovidon dapat

meningkatkan kelarutan dari obat yang memiliki kelarutan yang buruk.

Obat mengadsorpsi crospovidon dengan adanya pelarut yang cocok dan

kemudian pelarut dievaporasi. Teknik ini menghasilkan laju disolusi yang

lebih cepat (Rowe, 2012).

D. Magnesium Stearat

Magnesium stearat memiliki nama kimia Octadecanoic acid

magnesium salt dengan berat molekul 591.24. Serbuk halus putih, serbuk

yang ringan karena densitas bulk rendah, berbau lemah asam stearat dan rasa

yang khas. Mudah melekat dikulit, bebas dari butiran. Magnesium stearat

secara luas digunakan dalam kosmetik, makanan, dan formulasi farmasetik.

Magnesium stearat terutama digunakan sebagai lubricant pada tablet dan

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

25

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

kapsul dengan konsentrasi antara 0.25% - 5.0% w/w. Kelarutan magnesium

stearat yaitu praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan air;

sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol hangat (95%) (Rowe, 2012).

E. Colloidal Silicon Dioxide

Colloidal Silicon Dioxide atau aerosil memiliki nama kimia silika

dengan berat molekul 60.08. Koloidal silikon dioksida merupakan

submikroskopik silika dengan ukuran partikel sekitar 15 nm. Koloidal

silikon dioksida ringan, lembek, berwarna putih kebiru-biruan, tidak berbau,

tidak berasa, serbuk amorf. Koloidal silikon dioksida secara luas digunakan

dalam produk farmasetika, kosmetik, dan makanan. Ukuran partikel kecil

dan luas permukaan spesifiknya besar yang memberikan karakteristiknya

dalam hal aliran, sehingga membantu memperbaiki sifat alir dari serbuk

kering dalam proses pembuatan tablet dan pengisian kapsul (Rowe, 2012).

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

26 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Juli 2018 hingga September

2018 di Laboratorium Teknologi Sediaan Padat, Laboratorium Penelitian II,

Laboratorium Farmakognosi dan Laboratorium Kimia Obat Program Studi Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidatullah Jakarta.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah single punch tablet

machine (ERWEKA), MALVERN Mastersizer 3000 Aero S, corong, stopwatch,

oven, tapped density (ERWEKA), friabiliator (ELECTROLAB), hardness tester

(ERWEKA), disintegration tester (ERWEKA), tanur (Thermo Scientific),

timbangan analitik, freeze dry (EYELA FDU 1200).

3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan sebagai zat aktif yaitu ekstrak etanol keong matah

merah (Certhidea obtusa) yang didapat dari Departemen Teknologi Hasil Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, eksipinen yang

digunakan yaitu laktosa monohidrat (Caelo, Jerman), povidone K 30 (BASF,

Jerman), crospovidon (Polyplasdone XL, Ashland), magnesium stearat (FACI Asia

Pacific PTE LTD), colloidal silicon dioxide (CABOT), etanol 96%.

3.3. Prosedur Kerja

3.3.1. Karakterisasi Fisikokimia Ekstrak

A. Penapisan Kandungan Ekstrak

1. Alkaloid

Uji Alkaloid : Sebanyak 0,1 g sampel dilarutkan dalam beberapa

tetes asam sulfat 2N kemudian diuji dengan dua peraksi yaitu

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

27

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

pereaksi Dragendorff dan pereaksi Mayer. Hasil uji dinyatakan

positif jika adanya endapan putih kekuningan untuk pereaksi Meyer

dan endapan merah jingga untuk pereaksi Dragendorff (Harborne,

1987).

2. Flavonoid

Sebanyak 100 mg ekstrak dalam tabung reaksi ditambahkan dengan

1 mL etanol 70% kemudian ditambahkan serbuk Mg, lalu

ditambahkan asam klorida pekat. Apabila terbentuk warna orange,

merah, atau kuning, berarti positif flavonoid (Harborne, 1987).

3. Fenol Hidrokuinon

Sebanyak 0,1 g sampel diekstrak dengan 2 ml metanol panas. Filtrat

yang dihasilkan diteteskan pada plat tetes dan ditambahkan NaOH

10%. Terbentuknya warna kuning-merah menunjukkan adanya

senyawa fenol dalam bahan (Harborne, 1987).

4. Steroid dan Triterpenoid

Sebanyak 100 mg ekstrak dalam tabung reaksi ditambahkan 1 mL

etanol 70% kemudian Pada uji dengan menggunakan pereaksi

Lieberman-Buchard, adanya steroid menunjukan warna biru-

kehijauan sedangkan triterpenoid menunjukkan warna merah, merah

muda, atau ungu (Farnsworth, 1966).

5. Saponin

Sebanyak 0,1 g sampel ditambah dengan 20 ml aquades, kemudian

dipanaskan selama 5 menit. Larutan dituang ke dalam tabung reaksi

dalam keadaan panas. Larutan diambil sebanyak 10 ml, kemudian

dikocok kuat secara vertikal selama 10 detik. Adanya saponin

ditandai dengan terbentuknya busa yang stabil setinggi 1-10 cm

selama 10 menit dan tidak hilang pada saat ditambahkan dengan satu

tetes HCl 2N (Harborne, 1987).

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

28

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

B. Pengujian Parameter Non Spesifik

1. Kadar Air

Metode gravimetri : Cawan porselen dikeringkan dalam oven pada

suhu 105ºC selama 1 jam. Cawan tersebut kemudian diletakkan ke

dalam desikator selama 15 menit, dibiarkan sampai dingin dan

ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Sampel sebanyak

2 g dimasukkan ke dalam cawan tersebut, kemudian dikeringkan

dengan oven pada suhu 105ºC selama 5 jam dan ditimbang.

Lanjutkan pengeringan dan timbang pada jarak 1 jam sampai

perbedaan antara 2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari

0,25%. Persyaratan kadar air menurut BPOM RI yaitu ≤ 10%

(DepKes RI, 2000; BPOM, 2014).

Perhitungan kadar air :

Keterangan :

A = Berat cawan kosong (g)

B = Berat cawan yang diisi dengan sampel (g)

C = Berat cawan dengan sampel yang sudah dikeringkan (g)

2. Kadar Abu Total

Krus porselen dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada suhu

105o C, kemudian didinginkan selama 15 menit di dalam desikator

dan ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Sampel

ekstrak sebanyak 2-3 g dimasukkan ke dalam krus porselen dan

dipijarkan di atas nyala api bunsen hingga tidak berasap lagi. Cawan

dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dengan suhu 600o C selama

1 jam atau sampai bebas karbon, kemudian didinginkan dalam

desikator serta ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan

(DepKes RI, 2000).

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 𝐵 − 𝐶

𝐵 − 𝐴 𝑥 100%

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

29

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Perhitungan kadar abu :

Keterangan :

A = Berat cawan porselen kosong (g)

B = Berat cawan dengan sampel (g)

C = Berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan (g)

A. Pengujian Parameter Spesifik

1. Organoleptik

Meliputi penggunaan panca indra untuk mendeskripsikan bentuk

(padat, serbuk-kering, kental, cair, dll), warna (kuning, coklat, dll),

bau (aromatik, tidak berbau, dll), rasa (pahit, manis, kelat, dll).

Dengan tujuan untuk pengenalan awal yang sederhana (Depkes RI,

2000).

2. Kadar Sari Larut Air

Sebanyak 1 gram ekstrak (A1) dimaserasi selama 24 jam dengan 20

ml air Kloroform. Dikocok berkali-kali (6 jam pertama), selanjutnya

dibiarkan 18 jam, lalu disaring. Sebanyak 4 ml filtrat diuapkan

hingga kering dalam cawan. (Cawan kosong = A0) Residu

dipanaskan 105°C sampai bobot tetap (A2) Dihitung persen

kadar sari larut air (Depkes RI, 2000) :

3. Kadar Sari Larut Etanol

Sebanyak 1 gram ekstrak (A1) dimaserasi selama 24 jam dengan 20

ml etanol 96%. Dikocok berkali-kali (6 jam pertama), selanjutnya

dibiarkan selama 18 jam, lalu disaring. Sebanyak 4 ml filtrat

diuapkan hingga kering dalam cawan. (Cawan kosong = A0). Residu

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑏𝑢 𝐶 − 𝐴

𝐵 − 𝐴 𝑥 100%

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑎𝑖𝑟 =(𝐴2 − 𝐴0) ×

20

4

𝐴1× 100

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

30

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

dipanaskan 105°C sampai bobot tetap (A2). Dihitung persen

senyawa terlarut etanol (Depkes RI, 2000) :

3.3.2. Formulasi Tablet Ekstrak Keong Matah Merah

A. Pembuatan Ekstrak Kering

Ekstrak kental dikeringkan menggunakan freeze dryer (EYELA FDU

1200) dengan suhu -45 oC dan tekanan 17 pa selama 8 jam. Ekstrak setelah

di freeze dry masih kental dan lengket sehingga pengeringan dilakukan

dengan penambahan laktosa dengan rasio ekstrak : laktosa yaitu 1:3 (5 g :

15 g) diatas penangas air (± 80oC) sambal digerus hingga kering (Rivai,

Wahyuni, dan Fadhilah, 2013; Rahman, Kardono, dan Tamat, 2014).

B. Karakterisasi Fisik Ekstrak Kering

(a) Organoleptik

Meliputi penggunaan panca indra untuk mendeskripsikan bentuk

(padat, serbuk-kering, kental, cair, dll), warna (kuning, coklat, dll), bau

(aromatik, tidak berbau, dll), rasa (pahit, manis, kelat, dll). Dengan

tujuan untuk pengenalan awal yang sederhana (Depkes RI, 2000).

(b) Densitas

Sifat alir serbuk, kompresibilitas, disolusi dan sifat lainnya yang

mungkin bergantung dari densitas serbuk (Chandira et al, 2012).

1. Densitas Ruah

Ekstrak kering ditimbang sebanyak 50 g kemudian

dimasukkan kedalam gelas ukur 100 ml dan dicatat volumenya

(Kemenkes RI, 2014).

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 =(𝐴2 − 𝐴0) ×

20

4

𝐴1× 100

Densitas ruah (𝑔 𝑚𝑙) =⁄𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑆𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 (𝑚𝑙)

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

31

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2. Densitas Mampat

Dari penentuan densitas ruah, gelas ukur ditempatkan pada

penyangga. Diketuk sebanyak 10, 500, dan 1250 kali dan dicatat

volumenya (V10, V500 dan V1250). Jika perbedaan antara V500

dan V1250 kurang dari atau sama dengan 2 ml, V1250 merupakan

hasil volume mampat. Jika perbedaan antara V500 dan V1250

lebih dari 2 ml, ulangi dengan penambahan ketukan (seperti 1250

ketukan), sampai perbedaan penilaian berikutnya kurang dari atau

sama dengan 2 ml. dicatat dan dihitung densitas mampat dengan

persamaan sebagai berikut (Kemenkes RI, 2014).

3. Indeks Kompresibilitas Carr’s

Indeks Kompresibilitas Carr’s (CI) ditentukan dengan cara

menghitung densitas ruah dan densitas mampat yang memberikan

nilai sifat alir dan kompresibilitas (Bodhmage, 2006).

(b) Waktu Alir dan Sudut Istirahat Ekstrak Kering

Waktu alir granul ditentukan dengan cara menimbang 50 gram

serbuk ekstrak, kemudian dimasukkan ke dalam corong, dan dihitung

waktu yang diperlukan granul untuk melewati corong tersebut.

Kecepatan alir yang baik adalah tidak kurang dari 10 gram per detik

(Parrot, 1971).

Sudut istirahat granul ditentukan dengan cara menimbang 50 gram

granul dimasukkan ke dalam corong yang telah diposisikan 2-4 cm dari

puncak permukaan sampel dan bagian bawah corong ditutup. Granul

dibiarkan mengalir melalui corong, kemudian sudut istirahatnya

𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 (𝑔 𝑚𝑙) =⁄𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑢𝑘 (𝑚𝑙)

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝑎𝑟𝑟′𝑠 =𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 − 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎ℎ

𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡𝑥 100%

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

32

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

dihitung dari gundukan berbentuk kerucut dengan rumus sebagai

berikut:

α adalah sudut istirahat, h adalah tinggi kerucut (cm), r adalah jari-jari

kerucut (cm) (Voight, 1995).

Tabel 3.1. Hubungan antara sudut istirahat dan Indeks Carr’s.

Sifat Alir Sudut Istirahat Indeks Carr’s

Sangat Baik 25-30 5-10

Baik 31-35 11-15

Cukup Baik 36-40 16-20

Agak Cukup Baik 41-45 21-25

Buruk 46-55 26-31

Sangat Buruk >56 >32

C. Formula Tablet

Tabel 3.2. Formula Tablet Ekstrak Etanol Keong Matah Merah (Certhidea obtusa)

Fungsi Formula F1 (mg) F2 (mg) F 3 (mg) F 4 (mg)

Zat Aktif Serbuk Ekstrak Keong

Matah Merah

150

(37,5%)

150

(37,5%)

150

(37,5%)

150

(37,5%)

Pengisi Laktosa Monohidrat 218

(54,5%)

210

(52,5%)

210

(52,5%)

202

(50,5%)

Pengikat Povidone K 30 12

(3%)

20

(5%)

12

(3%)

20

(5%)

Penghancur Crospovidon 12

(3%)

12

(3%)

20

(5%)

20

(5%)

Lubrikan Mg stearat 4

(1%)

4

(1%)

4

(1%)

4

(1%)

Glidan Aerosil 4

(1%)

4

(1%)

4

(1%)

4

(1%)

Pelarut pengikat Etanol 96% 25 ml 30 ml 25 ml 30 ml

(Sumber : Lannie et al., 2016, telah dimodifikasi)

Tablet dibuat satu batch sebanyak 200 tablet @ 400 mg.

𝑡𝑔α =ℎ

𝑟

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

33

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

D. Pembuatan Tablet

Pembuatan tablet ekstrak keong matah merah (Cerithidea

obtusa) dengan metode granulasi basah dan crospovidon ditambahkan

pada intra-ekstra granular. Tahap pertama yaitu proses penimbangan

bahan dengan timbangan analitik sesuai dengan perhitungan. Proses

selanjutnya dilakukan pencampuran awal fase dalam tablet (serbuk

ekstrak keong matah merah, laktosa monohidrat dan setengah bagian

crospovidon) hingga homogen di dalam wadah (campuran 1).

Kemudian disiapkan larutan povidon k30 dalam gelas beker yang

dilarutkan dengan etanol 96% sebanyak 25 ml untuk formula 1 dan 3

dan 30 ml untuk formula 2 dan 4. Setelah povidon larut sempurna

dimasukkan ke dalam botol penyemprot.

Tahap selanjutnya yaitu proses granulasi, larutan povidon k30

disemprotkan ke dalam campuran 1 sedikit demi sedikit sambil diaduk

hingga terbentuk massa yang dapat dikepal. Proses selanjutnya yaitu

pengayakan basah, massa granul basah yang didapatkan diayak

menggunakan mesh nomor 16 (1190 mikron) dan dikeringkan dengan

oven pada suhu 65oC. Granul kering yang dihasilkan dilakukan

pengayakan kering dengan mesh nomor 16 agar granul tidak menempel

setelah pengeringan dan dilakukan evaluasi granul.

Proses selanjutnya yaitu pencampuran akhir, fase luar (sebagian

crospovidon, magnesium stearat dan aerosil) ditambahkan ke dalam

granul kering di dalam botol kaca dan dikocok hingga homogen. Hasil

pencampuran kemudian dicetak dengan alat Single Punch Tablet

Machine dan dilakukan evaluasi tablet.

3.3.3. Evaluasi Granul

A. Waktu Alir dan Sudut Istirahat

Waktu alir granul ditentukan dengan cara menimbang 50 gram

granul, kemudian dimasukkan ke dalam corong, dan dihitung waktu

yang diperlukan granul untuk melewati corong tersebut. Kecepatan alir

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

34

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

granul yang baik adalah tidak kurang dari 10 gram per detik (Parrot,

1971).

Sudut istirahat granul ditentukan dengan cara menimbang 50

gram granul dimasukkan ke dalam corong yang telah diposisikan 2-4

cm dari puncak permukaan sampel dan bagian bawah corong ditutup.

Granul dibiarkan mengalir melalui corong, kemudian sudut istirahatnya

dihitung dari gundukan berbentuk kerucut dengan rumus sebagai

berikut:

α adalah sudut istirahat, h adalah tinggi kerucut (cm), r adalah jari-jari

kerucut (cm) (Voight, 1995).

B. Densitas

(a) Densitas Ruah

Ekstrak kering ditimbang sebanyak 50 g kemudian dimasukkan

kedalam gelas ukur 100 ml dan dicatat volumenya (Kemenkes RI,

2014).

(b) Densitas Mampat

Dari penentuan densitas ruah, pasang gelas ukur pada penyangga.

Diketuk sebanyak 10, 500, dan 1250 kali dan dicatat volumenya (V10,

V500 dan V1250). Jika perbedaan antara V500 dan V1250 kurang dari

atau sama dengan 2 ml, V1250 merupakan hasil volume mampat. Jika

perbedaan antara V500 dan V1250 lebih dari 2 ml, ulangi dengan

penambahan ketukan (seperti 1250 ketukan), sampai perbedaan

penilaian berikutnya kurang dari atau sama dengan 2 ml. dicatat dan

𝑡𝑔α =ℎ

𝑟

Densitas ruah (𝑔 𝑚𝑙) =⁄𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 (𝑚𝑙)

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

35

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

dihitung densitas mampat dengan persamaan sebagai berikut

(Kemenkes RI, 2014).

(c) Indeks Kompresibilitas Carr’s

Indeks Kompresibilitas Carr’s (CI) ditentukan dengan cara

menghitung densitas ruah dan densitas mampat yang memberikan nilai

sifat alir dan kompresibilitas (Bodhmage, 2006).

Tabel 3.3. Hubungan Antara Sudut Istirahat dan Indeks Carr’s.

Sifat Alir Sudut Istirahat Indeks Carr’s

Sangat Baik 25-30 5-10

Baik 31-35 11-15

Cukup Baik 36-40 16-20

Agak Cukup Baik 41-45 21-25

Buruk 46-55 26-31

Sangat Buruk >56 >32

C. Distribusi Ukuran Partikel

Menilai distribusi ukuran partikel granul menggunakan Malvern

Mastersizer 3000 Aero S menggunakan metode difraksi sinar laser.

Pengukuran distribusi ukuran partikel dengan dispersi kering yang dapat

menganalisis ukuran partikel dengan rentang 0,1 – 3500 µm dengan tekanan

dispersi 0,1 bar.

𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 (𝑔 𝑚𝑙) =⁄𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔)

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑢𝑘 (𝑚𝑙)

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐶𝑎𝑟𝑟′𝑠 =𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 − 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑟𝑢𝑎ℎ

𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡𝑥 100%

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

36

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

D. Kelembapan Granul

Metode Gravimetri : Cawan porselen dikeringkan dalam oven pada

suhu 105º C selama 1 jam. Cawan tersebut kemudian diletakkan ke dalam

desikator selama 15 menit, dibiarkan sampai dingin dan ditimbang hingga

didapatkan berat yang konstan. Sampel sebanyak 1-2 g dimasukkan ke

dalam cawan tersebut, kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 65ºC

selama 4 jam (dilakukan pengecekan tiap jam) hingga bobot granul konstan.

Persyaratan kadar air sediaan padat obat dalam ≤ 10% (Depkes RI, 2014;

BPOM, 2014).

3.3.4. Evaluasi Tablet

A. Uji Penampilan

Tablet diambil secara acak dan dinilai secara organoleptis yaitu, warna,

bau, rasa dan bentuk (Chandira et al, 2012).

B. Uji Keseragaman Ukuran

Uji keseragaman ukuran dilakukan dengan 20 tablet dengan mengukur

diameter dan ketebalan tablet menggunakan jangka sorong. Persyaratan

keseragaman ukuran adalah jika diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan

tidak kurang dari 11

3 tebal tablet (Depkes RI, 1979).

C. Keseragaman Bobot

Dari 20 tablet, tidak lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya

menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari pada harga yang

ditetapkan dalam kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya

menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan

dalam kolom B, yang tertera pada daftar berikut :

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

37

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Tabel 3.4. Keseragaman Bobot Tablet.

Bobot rata-rata isi

tablet

Penyimpangan terhadap

bobot isi rata-rata

A B

25 mg atau kurang

26 mg sampai 150 mg

151 mg sampai 300 mg

Lebih dari 300 mg

15 %

10 %

7,5 %

5 %

30 %

20 %

15 %

10 %

Timbang tablet satu persatu, timbang 20 tablet sekaligus hitung

bobot rata-rata (BPOM, 2014).

D. Uji Kerapuhan

Uji kerapuhan menggunakan alat Roche Friabilator. Diambil 20 tablet

secara acak kemudian ditimbang satu-persatu. Dimasukan kedalam alat dan

diatur dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit. Kemudian tablet

dibersihkan dari debu ditimbang kembali dan dihitung presentase

kehilangan bobot dengan persamaan :

Persyaratan dari % kerapuhan harus kurang dari 1 % (Chandira et al, 2012).

E. Uji Kekerasan

Uji kekerasan menggunakan alat Hardness Tester sebanyak 10 tablet

dengan skala awal 0, alat dijalankan sampai tablet pecah, skala pada alat

dibaca dan nilai diperoleh menyatakan kekerasan tablet dalam Kg

(Kilogram) (Monton, 2014). Persyaratan kekerasan tablet 4-8 Kg (Parrot,

1971).

𝐹 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙𝑥 100

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

38

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

F. Uji Waktu Hancur

Masukkan 1 tablet pada masing-masing 6 tabung dari keranjang dan

masukkan 1 cakram pada tiap tabung. Jalankan alat, gunakan media air

bersuhu 37 ± 2o C. Pada akhir batas waktu, angkat keranjang dan amati

semua tablet. Tablet harus hancur sempurna. Bila 1 atau 2 tablet tidak

hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya : tidak kurang

16 tablet dari 18 tablet yang diuji harus hancur semua (Kemenkes RI, 2014).

Persyaratan waktu hancur ≤ 30 menit (BPOM, 2014).

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

39 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakterisasi Fisikokimia Ekstrak

4.1.1. Penapisan Fitokimia

Berdasarkan hasil penapisan fitokimia yang telah dilakukan terhadap

ekstrak etanol keong matah merah (Cerithidea obtusa) terdapat beberapa golongan

senyawa meliputi alkaloid, flavonoid, triterpenoid dan saponin. Hasil dapat dilihat

pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Cair Etanol Keong Matah Merah

(Cerithidea obtusa).

Golongan Senyawa Hasil Keterangan

Alkaloid

Pereaksi Dragendorf = terbentuk

endapan merah jingga

Pereaksi Mayer = terbentuk endapan

putih

Positif

Flavonoid Terbentuk warna oranye Positif

Fenolhidrokuinon Terbentuk warna kuning Negatif

Steroid dan triterpenoid Terbentuk warna merah Positif triterpenoid

Negatif steroid

Saponin

Terbentuk busa yang stabil setinggi

2 cm dan tidak hilang dengan

penambahan HCL

Positif

Hasil penapisan fitokimia yang dilakukan pada penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Cahyani, Purwaningsih, and Azrifitria pada tahun

2015 menunjukkan bahwa hasil ekstrak etanol keong matah merah positif

mengandung alkaloid, flavonoid, triterpenoid dan saponin.

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

40

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Tujuan dilakukannya penapisan fitokimia adalah sebagai tahap awal

mengidentifikasi kandungan kimia yang terkandung dalam ekstrak. Pada pengujian

senyawa alkaloid, terbentuk endapan putih saat direkasikan dengan pereaksi Mayer

dan terbentuk endapan merah jingga pada saat direaksikan dengan perekasi

Dragendroff. Terbentuknya endapan putih dapat diperkirakan merupakan kompleks

kalium-alkaloid. Pada pembuatan pereaksi Mayer, larutan merkurium (II) iodida

ditambah dengan kalium iodida akan bereaksi membentuk kalium

tetraiodomerkurat (II). Alkaloid mengandung atom nitrogen yang mempunyai

pasangan elektron bebas sehingga dapat digunakan untuk membentuk ikatan

kovalen koordinat dengan ion logam. Reagen Mayer dan Dragendorf merupakan

reagen senyawa garam kompleks logam berat yang bereaksi membentuk produk

yang tidak larut dengan berikatan pada nitrogen di alkaloid (Fransworth, 1966).

Penentuan alkaloid dalam suatu sampel dibutuhkan paling tidak 4-5 reagen,

namun beberapa penelitian mengungkapkan bahwa setidaknya dibutuhkan 2 reagen

untuk mengidentifikasi alkaloid dibandingkan hanya mengidentifikasi dengan 1

reagen saja, hal ini dikarenakan perbedaan kesensitifitasan reagen untuk

mengidentifikasi alkaloid. Reagen mayer dan dragendorf merupakan reagen yang

memiliki kandungan logam berat. Kandungan logam berat tersebut yang

berkontribusi terjadinya reaksi kesalahan-positif alkaloid (false-positive) pada

sampel yang mengandung protein. Protein yang dapat diendapkan oleh logam berat

yaitu substansi albumin, pepton, ptomaine, dan asam amino. Literatur juga

menyebutkan senyawa yang dapat menyebabkan reaksi kesalahan-positif alkaloid

(false-positive) antara lain glikosida, karbohidrat, betaine, kolin, purin, emin

metilasi, tannin, dan garam ammonium (Fransworth, 1966).

Pada identifikasi flavonoid menunjukkan warna orange yang berarti positif

adanya flavonoid. Logam Mg dan HCl pada uji ini berfungsi untuk mereduksi inti

benzopiron yang terdapat pada struktur flavonoid sehingga terbentuk perubahan

warna menjadi merah, orange atau jingga. Jika dalam suatu ekstrak terdapat

senyawa flavonoid akan membentuk garam flavilium saat penambahan Mg dan HCl

yang berwarna merah, orange atau jingga (Setyowati, Ariani, Ashadi, Mulyani, dan

Rahmawati, 2014).

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

41

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Identifikasi triterpenoid menggunakan perekasi Lieberman-Burchard

(anhidrida asetat-H2SO4 pekat) yang memberikan warna merah. Perubahan warna

tersebut dikarenakan terjadinya oksidasi pada golongan senyawa triterpenoid

melalui pembentukan ikatan rangkap terkonjugasi. Prinsip reaksi dalam mekanisme

reaksi uji triterpenoid salah satunya yaitu pelepasan H2O dan penggabungan

karbokation. Reaksi ini diawali dengan proses asetilasi gugus hidroksil

menggunakan asam asetat anhidrat. Gugus asetil yang merupakan gugus yang akan

lepas, sehingga terbentuk ikatan rangkap. Selanjutnya terjadi pelepasan gugus

hidrogen beserta elektronnya, mengakibatkan ikatan rangkap berpindah. Senyawa

ini mengalami resonansi yang bertindak sebagai elektrofil atau karbokation.

Serangan karbokation menyebabkan adisi elektrofilik, diikuti dengan pelepasan

hidrogen. Kemudian gugus hidrogen beserta elektronnya dilepas dan

mengakibatkan senyawa mengalami perpanjangan konjugasi yang memperlihatkan

munculnya warna merah (Setyowati, Ariani, Ashadi, Mulyani, dan Rahmawati,

2014). Identifikasi saponin dibuktikan dengan terbentuknya busa dan dapat

bertahan tidak kurang dari 10 menit serta tidak hilang setelah penambahan HCl.

Timbulnya busa menunjukkan adanya glikosida yang mempunyai kemampuan

membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa (Setyowati, Ariani,

Ashadi, Mulyani, dan Rahmawati, 2014).

4.1.2. Parameter Standar

Parameter standarisasi ekstrak yang dilakukan yaitu parameter nonspesifik

dan parameter spesifik. Parameter nonspesifik ekstrak yang dilakukan meliputi

kadar air dan kadar abu. Sedangkan parameter spesifik ekstrak yang dilakukan

meliputi organoleptik (bentuk, warna, bau, rasa), kadar sari larut air dan kadar sari

larut etanol.

Pengukuran kadar air dengan metode gravimetri kurang tepat karena tidak

selektif dengan air. Metode penetapan kadar air dengan gravimetri lebih tepatnya

disebut susut pengeringan. Susut pengeringan ekstrak dilakukan untuk memberikan

batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses

pengeringan. Hasil pengujian susut pengeringan ekstrak keong matah merah

(Cerithidea obtusa) memenuhi persyaratan. Penetapan kadar air perlu dikaji lagi

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

42

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

dengan Metode Karl Fischer. Metode ini memiliki kelebihan selektif terhadap air

(air bebas dan air yang terikat), membutuhkan sampel dalam jumlah yang kecil,

preparasinya juga sederhana dan cepat.

Penetapan kadar abu bertujuan memberikan gambaran kandungan mineral

internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak.

Nilai kadar abu tidak memenuhi standarisasi yang terdapat dalam farmakope herbal

I (2008). Kadar abu bertujuan untuk mengetahui kemurnian bahan, kontaminasi

mineral yang bersifat toksik dan tingkat kebersihan pengolahan bahan. Mutu

ekstrak keong matah merah juga dipengaruhi dari faktor biologi yaitu lokasi habitat

keong matah merah. Keong matah merah merupakan gastropoda laut yang hidup

pada daerah pohon bakau. Lokasi merupakan faktor eksternal meliputi lingkungan

laut dimana hewan berinteraksi dan materi (air, makanan, senyawa organik dan

anorganik).

Ekstrak cair etanol keong matah merah (Cerithidea obtusa) memiliki bentuk

kental, warna coklat kehitaman, bau yang amis dan rasa yang hambar. Hasil kadar

sari larut air ekstrak keong matah merah memenuhi nilai standarisasi yang terdapat

dalam Farmakope Herbal Indonesia Edisi I (2008) dimana nilai kadar sari larut air

tidak kurang dari 12,4%. Hasil kadar sari larut etanol dari ekstrak keong matah

merah memenuhi standar yang terdapat dalam Farmakope Herbal Indonesia Edisi I

(2008) yaitu tidak kurang dari 3,2%.

4.2. Formulasi Tablet Ekstrak Keong Matah Merah (Cerithidea obtusa)

4.2.1. Pembuatan Ekstrak Kering

Proses pengeringan merupakan tahap yang sangat penting karena untuk

menjaga ekstrak bahan alam tetap awet sehingga tidak mengalami perubaan. Proses

pengeringan harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga warna dan komposisi

senyawa dalam ekstrak tetap stabil. Kondisi saat proses pengeringan harus

dioptimalkan dan dimonitor dari suhu, kelembapan, intensitas cahaya, aliran udara,

waktu, dan kandungan kelembapan akhir setelah pengeringan. Paparan terhadap

panas dengan durasi paparan yang cukup juga dibutuhkan untuk menghilangkan

residu pelarut dan kontaminasi mikroba.

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

43

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Penyimpanan yang baik merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk

menjaga integritas dan kualitas dari bahan alam. Perlindungan terhadap cahaya,

oksigen, kelembapan, dan/atau panas biasanya dibutuhkan untuk bahan alam.

Metode pengeringan dengan kering beku (freeze dry) umumnya metode yang baik

dalam menjaga kualitas ekstrak bahan alam dan diutamakan dibandingkan dengan

metode pengeringan lainnya (Augsburger dan Hoag, 2008).

Proses pengeringan ekstrak cair keong matah merah yaitu diawali dengan

metode beku kering (freeze dry) selama 8 jam. Hasil susut pengeringan ekstrak

belum memenuhi persyaratan. Freeze dry merupakan proses pengeringan dengan

cara menyublimasi air dari sampel setelah dibekukan. Sublimasi air terjadi karena

adanya suhu -45oC dan tekanan 17 pa (EYELA FDU 1200). Sampel dibekukan

sehingga air dalam sampel akan membeku, kemudian dengan tekanan tinggi air

yang membeku akan tersublim menjadi uap air sehingga menghasilkan produk

akhir yang sudah kering (Gaidhani, Harwalkar, Bhambere, dan Nirgude,, 2016).

Kadar air ekstrak masih tinggi sehingga dilakukan proses pengeringan lebih

lanjut. Formulator dalam memformulasikan sediaan biasanya dalam bentuk ekstrak

serbuk, karena dalam bentuk serbuk dapat memberikan karakteristik fisikokimia

yang dapat memberikan data yang penting untuk proses pembuatan produk dengan

kualitas yang baik. Proses pengeringan kemudian dilanjutkan dengan penambahan

pengisi yaitu laktosa monohidrat dengan rasio ekstrak:laktosa (1:3). Proses

pengeringan dengan penambahan laktosa, dikarenakan laktosa dapat mengikat air

yang terdapat dalam ekstrak sehingga air lebih cepat menguap (Rivai, Wahyuni,

dan Fadhilah, 2013).

Pengeringan dengan penambahan laktosa dilakukan diatas penangas air

dengan suhu ± 80oC sambil digerus dengan alu hingga terbentuk menjadi serbuk.

Hasil susut pengeringan dari ekstrak kering keong matah merah dengan

penambahan laktosa sudah memenuhi persyaratan. Pembuatan ekstrak kering

dengan penambahan laktosa mempengaruhi konsentrasi ekstrak menjadi 14⁄

bagian dari total keseluruhan serbuk ekstrak dan juga mempengaruhi karakteristik

dari serbuk ekstrak keong matah merah.

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

44

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Gambar 4.1. Ekstrak Serbuk Keong Matah Merah (Cerithidea obtusa).

(Sumber : Milik Pribadi).

Hasil pengeringan dengan penambahan laktosa monohidrat secara visual

yaitu berwarna coklat pucat dan lengket (gambar 4.1). Serbuk ekstrak keong matah

merah yang dihasilkan, saat ditempatkan pada wadah yang terbuka (suhu ruang)

kembali menjadi lebih lengket. Polimorfisme dan isomerik laktosa berperan secara

signifikan terhadap higroskopisitas.

Listiohadi, Hourigan, Sleigh dan Steele pada tahun 2008, melakukan

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan menyerap kelembapan

dan kemampuan membentuk caking serbuk laktosa yang berbeda polimorfisme (α-

monohidrat, α-anhidrat tidak stabil, α-anhidrat stabil, β-anhidrat) dan laktosa

semprot kering (spray dried). Sampel di kompakan dan disimpan pada kelembapan

relative 33%, 43%, 57% dan 75% (25oC selama 3 bulan). Hasil menunjukkan

bahwa α-laktosa monohidrat menyerap kelembapan dengan cepat selama

penyimpanan pada semua level kelembapan relatif. Penambahan bobot sebesar 0,1-

0,9% kurang dari 10 hari dan stabil hingga 3 bulan. Hal tersebut sesuai dengan

adsorpsi air pada isotherm yang hanya sedikit molekul air yang terbentuk pada

permukaan α-laktosa monohidrat sehingga bobot total yang berubah kecil (kurang

dari 1%). Higroskopis α-laktosa monohidrat kurang dari kelembapan relatif 75%.

α-laktosa monohidrat mula-mula dapat mengabsorpsi kelembapan namun

kemudian mendesorpsi.

Pengeringan ekstrak keong matah merah (Cerithidea obtusa) dengan

pengisi laktosa monohidrat kurang tepat. Laktosa monohidrat memiliki

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

45

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

kemampuan absorpsinya yang kecil dan laktosa monohidrat mula-mula

mengabsorpsi kelembapan namun kemudian mendesorpsi.

4.2.2. Karakterisasi Fisik Ekstrak Keong Matah Merah

Sifat alir merupakan hasil dari berbagai faktor yaitu densitas, ukuran rata-

rata dan distribusi ukuran partikel, kohesif dan friksi internal, kadar kelembapan,

dan peralatan yang digunakan, sehingga sifat alir tidak dapat dievaluasi secara

adekuat dengan satu nilai (Jin, Madieh, dan Augsburger, 2008; Bodhmage, 2006).

Sifat alir yang buruk atau sangat buruk merupakan hal yang sangat penting,

khususnya ketika pengempaan tablet dengan kecepatan tinggi yang akan

mempengaruhi inkonsistensi dalam pengisian die sehingga menghasilkan

keseragaman bobot yang tidak baik dan keseragaman kandungan yang buruk

(Augsburger dan Hoag, 2008).

Indeks Carr’s merupakan uji yang paling umum digunakan untuk uji sifat

alir, sehingga dalam penelitian ini indeks Carr’s dikombinasikan dengan metode

waktu alir dan sudut istirahat. Indeks Carr’s dinilai dari perubahan densitas serbuk

setelah diketuk. Peningkatan densitas yang besar biasanya mengindikasikan kohesi

inter partikel dan friksi yang tinggi, dan sifat alir yang buruk. Nilai indeks Carr’s

kurang dari 15% mengindikasikan serbuk mengalir dengan baik, sedangkan nilai

lebih besar dari 32 % mengindikasikan serbuk mengalir sangat buruk. Berdasarkan

standar indeks Carr’s, ekstrak kering keong matah merah memiliki sifat alir yang

cukup baik.

Laju alir yang dihasilkan tidak memenuhi persyaratan yaitu 10 gram/detik.

Serbuk ekstrak keong matah merah bersifat lengket dan higroskopis sehingga

mengakibatkan gaya kohesi antar partikel karena terbentuk jembatan cairan antar

partikel yang mempengaruhi aliran (Bodhmage, 2006). Sudut istirahat dari serbuk

ekstrak termasuk dalam klasifikasi sifat alir yang sangat baik. Sudut istirahat

merupakan metode yang cepat dan sederhana untuk menentukan sifat alir. Sudut

istirahat yang kecil menunjukkan sifat alir yang baik, sedangkan sudut istirahat

yang besar mengindikasikan sampel yang bersifat kohesif atau sifat alir yang buruk.

Proses pembuatan tablet dalam industri farmasi biasanya dengan metode

kempa langsung karena mengurangi tahapan pembuatan dan biaya peralatan yang

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

46

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

digunakan. Permasalahan umum yang dihadapi industri farmasi yaitu pengendalian

sifat alir serbuk halus. Serbuk ekstrak keong matah merah memiliki sifat alir yang

cukup baik namun higroskopis yang akan menyerap kelembapan sehingga serbuk

ekstrak keong matah merah menjadi kohesif. Kohesif terjadi karena pembentukkan

jembatan cairan antar partikel yang menyebabkan aliran buruk. Oleh karena itu,

dapat menimbulkan permasalahan sifat alir serbuk yang memiliki kohesifitas tinggi

dalam proses kempa langsung pada hopper yaitu lengkungan (arching),

membentuk lubang (ratholing) dan flooding, gambar 4.2. (Bodhmage, 2006).

Gambar 4.2. Permasalahan Sifat Alir pada Hopper

(Sumber : Cocco,Ray, 2016)

Von Eggelkraut-Gottanka pada tahun 2002, menemukan tablet yang

mengandung serbuk ekstrak waktu hancurnya lebih lambat dibandingkan tablet

yang mengandung ekstrak yang digranulasikan. Pelepasan senyawa aktif dari

ekstrak Hypericum perforatum L (hyperforin, hypericib, dan rutin) lebih cepat

dilepaskan dari tablet yang mengandung ekstrak yang digranulasikan dibandingkan

tablet yang mengandung serbuk ekstrak pada 15 menit. Tablet yang mengandung

ekstrak yang digranulasikan hancurnya tablet menjadi lebih cepat menjadi partikel

yang lebih kecil, melepaskan granul ekstrak untuk penetrasi air lebih lanjut. Oleh

sebab itu, serbuk ekstak keong matah merah dibuat menjadi bentuk sediaan tablet

dengan metode granulasi basah untuk menghindari permasalahan sifat alir pada

proses kempa langsung dan waktu hancur tablet lebih efektif.

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

47

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

4.2.2. Evaluasi Granul

Granulasi merupakan suatu proses memperbesar ukuran partikel yang

melibatkan beberapa proses sehingga partikel kecil menggumpal dan menjadi lebih

kompak. Alasan dilakukannya granulasi, yaitu untuk meningkatkan keseragaman

distribusi obat, memperbaiki kompaktibilitas, meningkatkan laju alir, mengurangi

partikel kecil (fines), mengatur kelarutan, porositas kekerasan, ukuran partikel dan

memperbaiki penampilan produk (Parikh, 2005).

Agglomerasi serbuk selama proses penambahan larutan pengikat pada

granulasi basah terdapat tiga tahap (gambar4.3); (1) nukleasi partikel; (2)

konsolidasi dan koalesen antara agglomerate; (3) pemecahan dan atrisi. Nukleasi

terjadi pada partikel serbuk yang terbasahi oleh larutan pengikat; kemudian

membentuk formasi yang longgar, inti tersusun dari sejumlah kecil partikel. Ukuran

partikel membesar bergantung dari pelarut yang ditambahkan. Konsolidasi dan

koalesen merupakan proses penggabungan partikel serbuk (fines) yang terbasahi.

Pengadukan pada proses konsolidasi dan koalesen memperbesar ukuran granul

karena terjadi tubrukan antar aggolmerat, granul dan serbuk, atau granul dan

peralatan yang menjadikan granul lebih kompak dan lebih besar. Cairan bebas yang

terdapat pada permukaan agglomerat membantu pengikatan interpartikel yang

berkontribusi memeberikan kekuatan dan mencegah partikel terpisah pada proses

pencampuran. Tahap ketiga, pemecahan atau atrisi dapat terjadi pada granul basah

atau kering karena proses pengadukan (Cantor, Gerhardt, Hoag, dan Augsburger,

2008).

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

48

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Gambar 4.3. Proses Agglomerasi Serbuk pada Granulasi Basah

Sumber : (Cantor, Gerhardt, Hoag, dan Augsburger, 2008).

Evaluasi granul yang dilakukan yaitu waktu alir dan sudut istirahat,

densitas, indeks kompresibilitas Carr’s, distribusi ukuran partikel dan kelembapan

granul. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan mengalir granul yang

akan mempengaruhi keseragaman bobot tablet. Laju alir dari empat formula tidak

memenuhi persyaratan yaitu 10 gram/detik. Granul keong matah merah bersifat

lengket yang mengakibatkan gaya kohesi antar partikel. Sudut istirahat yang

dihasilkan dari granul termasuk dalam klasifikasi bahwa granul memiliki sifat alir

yang sangat baik. Sudut istirahat merupakan metode yang cepat dan sederhana

untuk menentukan sifat alir. Sudut istirahat yang kecil menunjukkan sifat alir yang

baik, sedangkan sudut istirahat yang besar mengindikasikan sampel yang bersifat

kohesif atau sifat alir yang buruk.

Nilai indeks kompresibilitas Carr’s F1 dan F3 diindikasikan memiliki sifat

alir yang cukup baik. Nilai indeks Carr’s F2 dan F4 mengindikasikan sifat alirnya

masuk dalam kategori sifat alir baik. Nilai tersebut bergantung terhadap beberapa

faktor yaitu ukuran partikel, distribusi ukuran dan bentuk partikel. Densitas ruah

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

49

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

dan mampat dari keempat formula memiliki peningkatan yang rendah, hal tersebut

menunjukkan bahwa pengikat dapat menahan ikatan interpartikel sehingga dengan

diberikan ketukan dapat menahan bentuk dan ukuran partikel. Granul menjadi

rapuh ketika diberikan ketukan sehingga ukuran granul menjadi kecil, bentuk

granul menjadi berubah, dan penurunan porositas intergranular (Hadinugroho,

Martodihardjo, Fudholi, dan Riyanto, 2017).

Peningkatan densitas yang besar biasanya mengindikasikan kohesi inter

partikel dan friksi yang tinggi, dan sifat alir yang buruk. Nilai indeks

kompresibilitas Carr’s granul keempat formula lebih kecil dibandingkan serbuk

ekstrak saja, hal tersebut menunjukkan bahwa memperbesar ukuran partikel dengan

granulasi dapat memperbaiki sifat alir dari serbuk ekstrak. Kelembapan granul dari

keempat formula memenuhi persyaratan mutu obat tradisional BPOM yaitu ≤ 10%.

PVP K30 merupakan bahan yang sangat higroskopis, meskipun telah dikeringkan

tetapi granul akan menyerap kelembapan. Granul yang lembab akan menghambat

aliran karena granul memiliki kohesifitas yang kuat karena membentuk jembatan

cairan.

Gambar 4.4. Kurva Distribusi Ukuran Partikel Granul.

Kominusi atau memperkecil ukuran partikel, merupakan proses mekanik

memperkecil ukuran partikel atau agregat. Granul merupakan agregat dari partikel

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

50

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

yang saling mengikat karena adanya gaya ikatan yang terbatas, dan kekuatan granul

basah tergantung dari tegangan permukaan larutan granulasi dan gaya kapiler.

Granul setelah dikeringkan, ikatan granul menjadi lebih kuat karena campuran dan

rekristalisasi partikel, dan bantuan dari agen pengikat. Hasil akhir ukuran dan

distribusi ukuran granul dan karakteristik tablet bergantung dari eksipien dan

konsentrasi eksipien dalam formula yang digunakan, serta tipe peralatan untuk

proses granulasi (Parikh, 2005). Ukuran dan distribusi ukuran granul memiliki

pengaruh yang penting terhadap sifat granul yaitu, kompaktibilitas, sifat alir dan

variasi berat tablet.

Konsentrasi pengikat dan jumlah pelarut yang digunakan untuk melarutkan

agen pengikat dapat memepengaruhi ukuran granul (Juppo, Yliruusi, Kervinen dan

StoÖrm, 1992). Pelarut yang digunakan yaitu etanol 96% dikarenakan lebih mudah

menguap pada saat proses pengeringan. Pelarut berperan penting pada proses

granulasi, jembatan cairan akan terbentuk antar partikel dan gaya tarik ikatan antar

partikel meningkat sehingga membentuk granul yang lebih keras dan rentang

ukuran lebih sempit (Lachman, Lieberman dan Kanig, 1987).

Hasil ukuran partikel mendukung hasil dari indeks Carr’s. Sifat alir

bergantung pada interaksi interpartikel, ukuran partikel yang lebih besar akan lebih

sedikit kontak antar partikel yang umunya mengalir lebih baik dari pada ukuran

partikel yang lebih kecil (Jin, Madieh, dan Augsburger. 2008). Gambar 4.4

menujukkan kurva hasil distribusi ukuran partikel. Hasil distribusi ukuran partikel

menunjukkan formula 2 dan 4 memiliki distribusi ukuran partikel yang lebih sempit

dibandingkan distribusi ukuran partikel formula 1 dan 3. Serbuk (fines) memiliki

ukuran ≤ 250 µm, formula 2 dan 4 memiliki presentase fines yang kecil sedangkan

formula 1 dan 3 memiliki presentase fines yang lebih tinggi.

PVP K30 dapat ditambahkan dalam bentuk larutan maupun kering,

penelitian ini proses penambahan PVP K30 dalam bentuk larutan. Penambahan

PVP K30 dalam bentuk larutan karena, konsentrasi yang dibutuhkan lebih kecil

dibandingkan penambahan PVP K30 dalam bentuk kering. PVP K30 merupakan

sintetik polimer yang mudah larut, sehingga lebih mudah didistribusikan

(disemprotkan) secara homogen ke dalam massa granul.

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

51

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Larutan pengikat yang disemprotkan akan mencakup seluruh permukaan

serbuk dan akan mencegah keterbasahan terlokalisasi granul yang berlebihan yang

akan menghasilkan ukuran partikel granul yang berlebihan. Laju penambahan

pengikat yang konsisten merupakan hal yang penting, laju penambahan yang tetap

diharapkan mendapatkan distribusi ukuran partikel yang sempit dan konsisten.

Penambahan pengikat dalam bentuk kering tidak direkomendasikan karena

distribusi pengikat pada campuran massa granul tidak dapat dipastikan (Cantor,

Gerhardt, Hoag, dan Augsburger, 2008).

4.2.3. Evaluasi tablet

Evaluasi tablet yang dilakukan yaitu uji penampilan, uji keseragaman

ukuran, uji keseragaman bobot, uji kerapuhan, uji kekrasan, uji waktu hancur.

Organoleptik dari tablet yang dihasilkan yaitu bentuk kaplet, berwarna kuning pucat

dengan bitnik-bintik coklat, tidak berasa dan berbau amis. Organoleptik dari tablet

dapat dilihat pada gambar 4.5. Kekurangan dari bentuk sediaan tablet yaitu tidak

bisa menutupi rasa dan bau yang tidak enak. Bau amis dari tablet berasal dari bau

keong matah merah itu sendiri. Bau amis tablet menjadi kekurangan dari sediaan

tablet ini yang dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan pasien ketika

mengonsumsinya sehingga kepatuhan pasien akan menurun.

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

52

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Gambar 4.5. Tablet Ekstrak Keong Matah Merah

(Sumber : Milik Pribadi)

Tablet ekstrak keong matah merah dibuat sebanyak 200 tablet setiap

formula dengan bobot satu tablet 400 mg. Satu tablet mengandung 150 mg serbuk

ekstrak keong matah merah, dosis tersebut diambil secara acak di karenakan

penelitian yang masih berjalan terkait dosis yang tepat dalam penggunaan ekstrak

keong matah merah. Proses pengeringan ekstrak keong matah merah dengan

penambahan laktosa akan mempengaruhi konsentrasi ekstrak keong matah merah.

Hasil evaluasi sudut istirahat dan indeks kompresibilats Carr’s granul

menunjukkan keempat formula memiliki aliran granul cukup baik, namun pada saat

proses pencetakan otomatis, tablet yang dihasilkan memiliki variasi bobot dibawah

400 mg, penampilan tablet tidak rata dan kekerasan tablet tidak memenuhi

persyaratan. Hasil tablet dengan pencetakan otomatis yang tidak baik dikarenakan

aliran granul pada hopper yang kurang baik sehingga inkonsistensi pengisian granul

ke die tablet. Oleh karena itu, proses pencetakan tablet dilakukan secara manual.

Persyaratan keseragaman ukuran tablet yaitu diameter tidak lebih dari tiga

kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. Hasil keseragaman, ukuran diameter

formula 3 dan formula 4 tidak memenuhi persyaratanKetebalan tablet bervariasi

dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel dan hasil dari proses pencampuran

(Lachman, Lieberman, dan Kanig, 1990).

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

53

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Keseragaman bobot dievaluasi dengan menimbang 20 tablet secara acak.

Hasil evaluasi tablet menunjukkan keempat formula memenuhi persyaratan.

Persyaratan untuk sediaan tablet dengan rata-rata lebih dari 300 mg yaitu tidak lebih

dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya

lebih besar dari 5% dan tidak ada satupun tablet yang bobotnya menyimpang dari

bobot rata-ratanya lebih besar dari 10%. Keseragaman bobot tablet dipengaruhi

oleh sifat alir, distribusi ukuran partikel dan proses pencampuran antara partikel dan

granul yang adekuat (Lachman, Lieberman, dan Kanig, 1990).

Tablet harus memiliki kekuatan yang cukup, kekerasan dan ketahanan

terhadap kerapuhan agar dapat tahan dari goncangan mekanik pada saat proses

pembuatan, pengemasan, dan pendistribusian (Lachman, Lieberman, dan Kanig,

1990). Hasil pengujian kerapuhan dan kekerasan tablet menunjukkan bahwa

kekerasan tablet pada semua formula memenuhi persyaratan sedangkan hasil

kerapuhan tablet hanya formula 1 yang tidak memenuhi persyaratan. Pengikat

dalam formulasi dapat meningkatkan kohesi partikel dan bekerja memfasilitasi

nukleasi granul dan memperbesar ukuran granul; dengan demikian berpengaruh

terhadap sifat alir dan juga memperbaiki kekerasan dengan cara meningkatkan gaya

intragranular dan menurunkan kerapuhan tablet.

Hasil uji kekerasan tablet pada semua formula memenuhi peryaratan yaitu

persyaratan kekerasan tablet 4-8 kg. Kekerasan tablet tertinggi dimiliki formula 2

dan terkecil pada formula 3. PVP K30 merupakan pengikat yang higroskopis yang

sensitif terhadap suhu dan kelembapan, oleh karena itu dapat membentuk ikatan

yang kuat antar granul (Hadinugroho, Martodihardjo, Fudholi, dan Riyanto, 2017).

Kekerasan tablet juga berguna sebagai metode pengontrolan fisik selama proses

pengempaan (in process control), bila terdapat peningkatan kekerasan tablet artinya

kekuatan tekanan kempa bertambah dan apabila terjadi penurunan kekerasan tablet

artinya kekuatan tekanan kempa berkurang sehingga alat kempa tablet dapat dijaga

keselarasannya.

Penggunaan pengikat secara berlebihan harus dihindari dan dikendalikan

kuantitasnya untuk menghindari kemungkinan terjadinya perubahan waktu hancur

dan laju disolusi. Penggunaan pengikat yang lebih kuat pada formulasi tablet harus

dikompensasi dengan penggunaan agen penghancur yang lebih efektif agar

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

54

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

pelepasan obat lebih optimal. Penggunaan terlalu banyak pengikat atau pengikat

yang terlalu kuat dan kohesif akan menghasilkan tablet yang lebih keras yang

mengakibatkan sulitnya hancur tablet yang mempengaruhi pelepasan obat.

Penggunaan kuantitas pengikat yang terlalu rendah akan menghasilkan granul yang

rapuh, dapat menghasilkan serbuk (fines) dalam jumlah banyak, dan menghasilkan

tablet yang kekerasannya tidak memenuhi persyaratan (Cantor, Gerhardt, Hoag,

dan Augsburger, 2008).

Waktu hancur tablet ektrak keong matah merah dari keempat formula

memenuhi persyaratan. Disintegran merupakan agen yang ditambahkan pada

formula tablet untuk hancurnya tablet menjadi partikel lebih kecil ketika kontak

dengan air sehingga meningkatkan luas permukaan partikel dan membantu

melepaskan substansi obat lebih cepat. Disintegran memiliki fungsi utama yaitu

untuk melawan dari efisiensi pengikat dan tekanan fisik yang dihasilkan dari

pengempaan tablet (Mohanachandran, Sindhumol, Kiran, 2011).

Tablet pada formula 2 memiliki kekerasan yang paling tinggi sehinga waktu

hancur tablet menjadi lebih lama dari pada formula yang lainnya, sebaliknya

kekerasan tablet pada formula 3 yang paling rendah yang menjadikan waktu hancur

tablet paling cepat. Faktor yang mempengaruhi efektivitas penghancur yaitu

konsentrasi agen penghancur yang digunakan, tipe pengikat yang digunakan,

penggunaan kombinasi agen penghancur, kekerasan tablet, proses pencampuran

(Varma, 2016). Pengikat yang lebih kuat, agen penghancur harus lebih efektif

bekerja untuk melepaskan obat. Disintegran merupakan komponen yang sangat

penting dalam formula tablet karena kemampuannya yang berinteraksi kuat dengan

air sehingga tablet dapat hancur dan terdisolusi dalam cairan medium dengan

optimal.

Penelitian ini menggunakan agen penghancur pada “intragranular” dan

“ekstragranular” agar lebih efektif, dengan demikian agen penghancur bekerja

menghancurkan tablet menjadi granul dan granul akan dihancurkan lebih lanjut

menjadi partikel lebih kecil untuk melepaskan obat hingga terdispersi dalam cairan

medium. Disintegran yang ditambahkan intragranular biasanya kurang efektif dari

bagian yang ditambahkan di ekstragranular karena proses pembasahan dan

pengeringan massa serbuk tablet yang menurunkan aktivitas disintegran.

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

55

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Karakteristik ideal dari agen penghancur yaitu memiliki kelarutan yang buruk, tidak

membentuk gel, kapasitas hidrasi yang baik, kompresibilitas dan sifat alir yang

baik, tidak cenderung membentuk kompleks dengan obat (Varma, 2016).

Von Eggelkraut-Gottanka pada tahun 2002, menemukan tablet yang

mengandung serbuk ekstrak waktu hancurnya lebih lambat dibandingkan tablet

yang mengandung ekstrak yang digranulasikan. Pelepasan senyawa aktif dari

ekstrak Hypericum perforatum L (hyperforin, hypericib, dan rutin) lebih cepat

dilepaskan dari tablet yang mengandung ekstrak yang digranulasikan dibandingkan

tablet yang mengandung serbuk ekstrak pada 15 menit. Hal tersebut

mengindikasikan terdapat hubungan antara waktu hancur dan disolusi. Tablet

kontak dengan air, ekstrak yang sangat higroskopis akan membentuk gel pada

permukaan tablet, mencegah air berpenetrasi masuk kedalam tablet sehingga

digunakan crospovidon sebagai penghancur karena crospovidon tidak membentuk

gel. Tablet yang mengandung ekstrak yang digranulasikan hancurnya tablet

menjadi lebih cepat menjadi partikel yang lebih kecil, melepaskan granul ekstrak

untuk penetrasi air lebih lanjut.

Crospovidon merupakan superdisintegran yang mekanisme kerjanya

kombinasi dari mengembang dan menyerap air oleh aksi kapiler. Ketika dianalisa

dibawah mikroskop elektron, partikel crospovidon berbentuk granular dan

memiliki poros yang banyak. Morfologi partikel yang berporos tersebut

memfasilitasi air masuk kedalam tablet dan partikel sehingga menghasilkan

hancurnya tablet yang cepat. Karena densitas sambung-silang yang besar,

crospovidon mengembang sangat cepat tanpa membentuk gel. Crospovidon tidak

larut air dan tidak ada kecenderungan membentuk gel, bahkan pada konsentrasi

yang tinggi. Crospovidon merupakan bahan yang kompresibilitasnya tinggi karena

morfologi partikelnya yang memiliki poros (Mohanachandran, Sindhumol, Kiran,

2011).

Crospovidon mengembang ketika kontak dengan air, sehingga membuat

tablet pecah yang ditunjukkan pada gambar 4.7. (Rawat, Derle, Fukte, Shinde, dan

Parve, 2014).

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

56

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Gambar 4.6. Mekanisme Mengembang Crospovidon (swelling)

Sumber : (Rawat, Derle, Fukte, Shinde, dan Parve, 2014).

Mekanisme aksi kapiler, cairan akan masuk kedalam tablet melalui kapiler

dan memecah ikatan interpartikel sehingga tablet pecah menjadi partikel lebih kecil

(Rawat, Derle, Fukte, Shinde, dan Parve, 2014).

Gambar 4.7. Mekanisme Aksi Kapiler Crospovidon

Sumber : (Rawat, Derle, Fukte, Shinde, dan Parve, 2014).

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

57 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Proses pembuatan tablet ekstrak keong matah merah (Cerithidea obtusa)

yang dicetak secara otomatis masih menimbulkan masalah yaitu tablet yang

dihasilkan memiliki variasi bobot yang tinggi, penampilan tablet tidak rata dan

kekerasan tablet tidak memenuhi persyaratan. Tablet yang dihasilkan dengan cetak

manual memenuhi persyaratan tablet yang baik meliputi kerapuhan, kekerasan dan

waktu hancur sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor

12 tahun 2014 tentang persyaratan mutu obat tradisional dan Farmakope Indonesia.

Formula tablet ekstrak keong matah merah (Cerithidea obtusa) menggunakan

metode granulasi basah dengan pencetakan manual yang baik menggunakan

konsentrasi PVP K30 sebagai pengikat 3% dan crospovidon sebagai penghancur

3%.

5.2 Saran

1.Pengeringan ekstrak keong matah merah dengan laktosa monohidrat

kurang tepat, sehingga perlu diteliti lebih lanjut untuk menentukkan

adsorben yang tepat.

2.Formulasi diperlukan penambahan antiadherent karena bagian punch tablet

menjadi lengket yang diakibatkan dari serbuk kering ekstrak keong matah

merah yang lengket.

3.Ekstrak keong matah merah bersifat higroskopis, sehingga untuk

menghasilkan kualitas produk tablet yang baik salah satu caranya adalah

dengan mengatur kelembapan dan suhu ruang produksi.

4.Isolasi senyawa metabolit sekunder ekstrak keong matah merah perlu

dilakukan untuk mengetahui senyawa yang berperan dalam aktivitas

farmakologinya dan dilakukan pengujian in vivo untuk mengetahui dosis

yang tepat untuk diformulasikan menjadi bentuk sediaan tablet.

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

58

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR PUSTAKA

Abbot RT, Boss KJ. 1989. A Classification of the Living Mollusca. American

Malacalogist. New York: Van Nostrand Reinhold.

Allen, Loyd V et al. 2011. Ansel’s Pharmaceutical Dosage Form and Drug

Delivery Systems, Ninth Edition. Philadelphia: Lippincot Williams &

Wilkins, a Wolters Kluwer business.

Augsburger, Larry L and Hoag, Stephen W. 2008 . Pharmaceutical Dosage Form:

Tablets Third Edition, Volume 2: Rational Design and Formulation. New

York : Informa Healthcare USA, Inc.

Bruttel, Peter dan Schlink, Regina. 2003. Water Determination by Karl Fischer

Titration. Switzerland : Methrom Ltd.

Bodhmage, Abhaykumar. 2006. Correlation Between Physical Properties and

Flowability Indicators for Fine Powders. Canada: University of

Saskatchewan.

Cahyani, R.T., Purwaningsih, S., and Azrifitria., 2015. Antidiabetic potential and

secondary metabolites screening of mangrove gastropod Cerithidea obtusa.

Journal of Coastal Life Medicine. 3(5): 356-360.

Cantor, S., Gerhardt, A., Hoag, Stephen.W., and Augsburger, L.L., 2008.

Pharmaceutical Granulation Processes, Mechanism and the Use of Binders.

USA : ResearchGate.

Chandira, R.M., Bhowmik, D., Yadav, R., Jayakar, B., and Sampath Kumar, K.P.,

2016. Formulation and Evaluation The Oral Tablets Ibuprofen, Volume. 1

No. 9. India: The Pharma Innovation.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan

Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

59

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Fransworth, Norman R. 1966 . Biological and Phytochemical Screening of Plants,

Volume 55 No. 33. Journal of Pharmaceutical Science.

Gaidhani, K., Harwalkar, M., Bhambere, D., and Nirgude, P.S., 2015.

Lyophilization / Freeze Drying – A Review. World Journal of

Pharmaceutical Research. Volume 4, Issue 8, 516-543.

Hadinugroho, W., Martodihardjo, S., Fudholi, A., dan Riyanto, S., 2017. Evaluation

of Polymers as Binder on Coprocess of Tablet. International Journal of

ChemTech Research. Vol.10, No.5, pp 46-51.

Harborne, JB. 1987. Metode fitokimia: penuntun cara modern menganalisis

tumbuhan. Edisi IV. Kokasih P, Soediro I, penerjemah. Bandung (ID): ITB.

Jin, Ping., Madieh, S., and Augsburger, L.L., 2008. Selected Physical and Chemical

Properties of Feverfew (Tanacetum parthenium) Extract Important for

Formulated Product Quality and Performance. USA: AAPS PharmSciTech,

Vol. 9, No. 1.

Juppo, A.M., Yiruusi, J., Kervinen, L., and StrÖm, P., 1992. Determination of size

distribution of lactose, glucose, and mannitol granules by sieve analysis and

laser diffractometry. International Journal of Pharmaceutics, 88 (1992) 141-

149.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Farmakope Indonesia, Edisi V. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. 2017. Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi

dan Alat Kesehatan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. 1994. Persyaratan Obat Tradisional. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Lachman, Leon., Lieberman, H.A., and Kanig, J.L., 1987 . The Teory and Practice

of Industry Pharmacy. Third Edition. Bombay : Varghese Publishing House.

Lamarck. 1822. Cerithidea obtusa. http://www.femorale.com.br. Diakses pada

tanggal 05 Februari 2018.

Lannie, H et al. 2016. Formulation Development and Optimization of Tablet

Containing Combination of Salam (Syzyginium polyanthum) and Sambiloto

(Andrographis Paniculata) Ethanolic Extracts. International Journal of

Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Vol 8, Issue 3, 267-273.

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

60

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Listiohadi, Y., Hourigan, J.A., Sleigh, R.W., and Steele, R.J. 2008. Moisture

sorption, compressibility and caking of lactose polymorphs. International

Journal of Pharmaceutics 359 (2008) 123-134.

Manandmollusc. 2011. Gastropoda. http://www.manandmollusc.net

Mohanachandran, P.S., Sindhumol, P.G., Kiran, T.S., 2011. Superdisintegrans: An

Overview. International Journal of Pharmaceutical Science Review and

Research. Volume 6, Issue 1; Article-022.

Monton, Chaowalit., Saingam, W., Suksaeree, J., and Sakunpak, A., 2014.

Formulation Development and Physical Properties Study of Thai

Traditional Herbal Tablets : Original Jit-Tra-Rom Recipe, Vol. 6, Issue. 4.

Thailand: International Journal of Pharmacy and Pharmacetical Science.

Natural, H. 2000. Natural food-seafood and freshwater food.

http://www.naturalhub.com

Parikh, Dilip M. 2005 . Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology,

Second Edition. USA: Taylor & Francis Group, LLC.

Parrot, E.L. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics.

Minneapolis: Burgess Publishing Company.

Patel, P., Telange, D., and Sharma, N., 2011. Comparison of Different Granulation

Techniques for Lactose Monohydrate. International Journal of

Pharmaceutical Science and Drug Research; 3(3): 222-225.

Pradeepa, M., Kalidas, V., Harini, K., Archana, C.M., and Geetha, N., 2016 .

Preformulation Studies on Ethanolic Extract of Pelargonium Graveolens

L’Her for Wound Management. India: International Journal of

Pharmaceutical Sciences and Bussiness Management.

Prasad.M, Hari Har dan Duraivel.S. 2012. Effect of Different Binders and Super

Disintegrans on Formulation of Glimepiride Immediate Release Tablets by

Wet Granulation Method. Vijayawada: Nimra College of Pharmacy.

Purwaningsih, Sri., Rimbawan., dan Priosoeryanto, B.P., 2008 . Ekstraksi

Komponen Aktif Sebagai Antikanker Pada Sel Lestari Keong Matah Merah

(Cerithidea obtusa). Bogor: Institut Pertanian Bogor, Jurnal Ilmu-ilmu

Perairan dan Perikanan Indonesia. Jilid 15, Nomor 2: 103-108.

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

61

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Purwaningsih, Sri. 2008 . Pengaruh Ekstrak dari Keong Matah Merah (Cerithidea

obtusa) Terhadap Sel Kanker Secaara In Vivo. Bogor: Institut Pertanian

Bogor, Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia.

Purwaningsih, Sri. 2012 . Aktivitas Antioksidan dan Komposisi Kimia Keong Matah

Merah. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Indonesian Journal of Marine

Science. Vol. 17 (1) 39-48.

Rahman, E., Kardono, L.B.S., dan Tamat, S.R. 2014. Formulasi Tablet

Mengandung Ekstrak Daun Sirsak, Ekstrak Kullit Buah Manggis dan Ekstrak

Jamur Ling Zhi serta Uji Aktivitas sebagai Antioksidan dan Imunomodulator.

Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, Vol. 12, No. 1, hlm. 124-138, ISSN

1693-1831.

Rivai, H., Wahyuni, A.H., dan Fadhilah, H. 2013. Pembuatan dan Karakterisasi

Ekstrak Kering Simplisia Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.). Jurnal

Farmasi Higea, Vol. 5, No. 1. Sains Farmasi dan Farmakologi.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E., 2012 . Handbook of Pharmaceutical

Excipients, Seventh Edition. UK dan USA: Pharmaceutical Press and

American Pharmacists Association.

Sahoo, P.K. 2007 . Pharmaceutical Technology Tablets. New Delhi: Delhi Institute

of Pharmacy Science and Research.

Setyowati, W.A.E., Ariani, S.R.D., Ashadi., Mulyani, B., dan Rahmawati, C.P.,

2014. Skrining Fitokimia dan Identifikasi Komponen Utama Ekstrak

Metanol Kulit Durian (Durio zibethinus Murr.) Varietas Petruk. Surakarta:

Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia VI.

Suwignyo S, B Widigdo, Y Wardiatmo, M Krisanti. 1998. Avertebrata Air untuk

Mahasiswa Perikanan 2. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Syarif, Amir dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Jakarta : Badan Penerbit

FKUI.

Varma, Karthik. 2016 . Excipients Used in The Formulation of Tablets. Research

and Reviews : Journal of Chemistry. Volume 5, Issue 2.

Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Diterjemahkan

oleh Soendani N.S, UGM Press.

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

62

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Von Eggelkraut-Gottanka, S.G., Abed, S.A., MṺller, W., and Schmidt, P.C., 2002.

Roller Compaction an Tabletting of St.John’s Wort Plant Dry Extract Using

a Gap Width and Force Controlled Roller Compactor. I. Granulation and

Tabletting of Eight Different Extract Batches. New York : Marcel Dekker,

Inc. Pharmaceutical Development an Technology, Vol. 7, No. 4, pp. 433-445.

Wadher, Kamlesh J et al. 2016. Pharmaceutical Dosage Form: Basic and Beyond.

India: Pharma med Publication.

Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

63 UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

64

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

65

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

66

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

67

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

68

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 2. Sertifikat Analisis PVP K-30

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

69

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 2. Sertifikat Analisis PVP K30 (lanjutan)

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

70

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 2. Sertifikat Analisis PVP K30 (lanjutan)

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

71

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 3. Sertifikat Analisis Laktosa Monohidrat

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

72

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 4. Sertifikat Analisis Crospovidon

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

73

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 4. Sertifikat Analisis Crospovidon (lanjutan)

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

74

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 5. Sertifikat Analisis Magnesium Stearat

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

75

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 6. Sertifikat Analisis Aerosil

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

76

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 6. Sertifikat Analisis Aerosil (lanjutan)

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FORMULASI TABLET … · sifat alir dan kompaktibilitas. Patel, Telange, dan Sharma pada tahun 2011, membandingkan teknik granulasi untuk laktosa monohidrat.

77

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Lampiran 6. Sertifikat Analisis Aerosil (lanjutan)