Uang dan Inflasi (mine)

4

Click here to load reader

Transcript of Uang dan Inflasi (mine)

Page 1: Uang dan Inflasi (mine)

Triyani ( C 301 13 039 ) | @TR_YN

UANG DAN INFLASI

A. Apakah Uang Itu ?

Bagi seorang ekonom, uang tidak mengacu pada seluruh kekayaan tetapi

hanya salah satu jenis dari kekayaan. Uang adalah persediaan aset yang bisa

dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi.

(Sumber: N. Gregory Mankiw. Teori makroekonomi edisi keempat, 2000 : 145)

1. Fungsi Uang

Uang memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai penyimpanan nilai, unit hitung,

dan media pertukaran.

a. Penyimpan Nilai (store of value)

Fungsi uang sebagai penyimpan nilai dikaitkan dengan

kemampuan uang menyimpan hasil transaksi atau pemberian yang

meningkatkan daya beli, sehingga semua transaksi tidak perlu dihabiskan

saat itu juga. Maksudnya adalah jika seseorang mendapatkan penghasilan

pada hari ini senilai Rp.1.000.000,- , ia tidak mesti menghabiskannya hari

itu juga, melainkan dapat menyimpan uang tersebut untuk dibelanjakan di

masa depan. Namun demikian, uang adalah penyimpan nilai yang tidak

sempurna. Jika harga meningkat, jumlah yang bisa Anda beli dengan

jumlah uang tertentu akan turun.

(Sumber: N. Gregory Mankiw. Teori makroekonomi edisi keempat, 2000 : 145)

b. Unit Hitung (unit of account)

Yang dimaksud uang sebagai satuan hitung adalah uang dapat

memberikan harga suatu komoditas berdasarkan satu ukuran umum,

sehingga syarat terpenuhinya kehendak ganda yang selaras tidak

diperlukan lagi. Misalnya, jika harga sebuah sepatu Rp.150.000,-, maka

bila saya ingin membelinya, saya harus mempersiapkan uang sebesar

Rp.150.000,-. Seandainya saya memiliki dua buah sepeda yang harganya

masing-masing Rp.100.000,-, saya tidak perlu membawa satu setengah

sepeda saya ke toko sepatu. Yang perlu saya lakukan adalah menjual

kedua sepeda saya kemudian uangnya digunakan untuk membeli sepatu

dan sisanya digunakan untuk keperluan yang lainnya.

Page 2: Uang dan Inflasi (mine)

Triyani ( C 301 13 039 ) | @TR_YN

c. Media Pertukaran (medium of exchange)

Untuk dapat menjadi alat, uang harus diterima atau mendapat

jaminan kepercayaan. Jaminan kepercayaan tersebut diberikan oleh

pemerintah berdasarkan undang-undang atau keputusan yang memiliki

kekuatan hukum. Uang membuat transaksi tidak langsung menjadi

mungkin. Misalnya seorang ibu membeli sayur, penjual sayur

menggunakan penghasilannya untuk membayar iuran SPP anaknya,

pihak sekolah menggunakan SPP yang diterimanya untuk membeli meja

dan kursi sekolah, tukang kayu menggunakan pendapatannya untuk

membeli kayu. Dalam perekonomian yang kompleks, perdagangan

biasanya bersifat tidak langsung dan membutuhkan penggunaan uang.

2. Jenis-jenis Uang

a. Uang Fiat

Uang fiat adalah komoditas yang diterima sebagai uang, namun

nilai nominalnya jauh lebih besar dari nilai komoditas itu sendiri (nilai

intrinsiknya). Masyarakat menerima itu sebagai uang karena pemerintah

telah menetapkannya berdasarkan keputusan resmi, sehingga masyarakat

menjadi percaya.

b. Uang Komoditas

Uang komoditas adalah uang yang nilainya sebesar nilai komoditas

itu sendiri. Contohnya, pada masa lalu nilai sekeping uang perunggu

adalah lebih kecil dari nilai satu keping uang perak, tetapi satu keping

uang perak nilainya lebih kecil dari nilai satu keping uang emas, sebab

nilai perunggu lebih murah dari perak, sedangkan nilai perak lebih murah

dari emas.

c. Uang Hampir Likuid Sempurna / Near Money

Selain kedua jenis uang tadi ada juga aset finansial yang berfungsi

sebagai uang. Namun untuk menggunakannya harus ditukarkan /

dicairkan terlebih dahulu. Misalnya uang dalam bentuk cek dapat diterima

Page 3: Uang dan Inflasi (mine)

Triyani ( C 301 13 039 ) | @TR_YN

sebagai alat pembayaran. Namun tidak semua pelaku kegiatan ekonomi

mau menerimanya. Bukan karena tidak dipercaya, tetapi bila ingin

digunakan harus ditukarkan ke dalam bentuk uang kertas atau uang

logam. Kerena itu walaupun dapat digunakan sebagai uang, cek bukanlah

substitusi sempurna bagi uang kertas / logam.

B. Inflasi dan Tingkat Bunga

1. Tingkat Bunga Riil dan Nominal

Para ekonom menyebutkan tingkat bunga yang dibayar bank sebagai

tingkat bunga nominal dan kenaikan dalam daya beli anda dengan tingkat

bunga riil. Jika 𝑖 menyatakan tingkat bunga nominal, 𝑟 tingkat bunga riil, dan 𝜋

tingkat inflasi, maka hubungan diantara ketiga variable ini bisa ditulis sebagai

:

𝑟 = 𝑖 − 𝜋

Tingkat bunga riil adalah perbedaan diantara tingkat bunga nominal

dan tingkat inflasi.

(Sumber: N. Gregory Mankiw. Teori makroekonomi edisi kelima, 2003 : 86)

2. Efek Fisher

Kalau kita atur kembali persamaan tingkat bunga riil diatas, kita bisa

melihat tingkat bunga nominal adalah jumlah tingkat bunga riil dan tingkat

inflasi:

𝑖 = 𝑟 + 𝜋

Persamaan diatas disebut persamaan Fisher (Fisher equation), diambil

dari nama belakang ekonom Irving Fisher (1867-1947). Persamaan itu

menunjukkan tingkat bunga bisa berubah karena dua alasan: karena tingkat

bunga riil berubah atau karena tingkat inflasi berubah.

Sekali kita memisahkan tingkat bunga nominal menjadi dua bagian,

kita bisa gunakan persamaan ini untuk mengembangkan teori yang

menjelaskan tingkat bunga nominal. Pada pembahasan pendapatan nasional

menunjukkan bahwa tingkat bunga riil menyesuaikan untuk menyeimbangkan

tabungan dan investasi. Teori kuantitas uang menunjukkan bahwa tingkat

pertumbuhan uang menentukan tingkat inflasi. Persamaan Fisher lalu

Page 4: Uang dan Inflasi (mine)

Triyani ( C 301 13 039 ) | @TR_YN

meminta kita menambah tingkat bunga riil dengan tingkat inflasi untuk

menentukan tingkat bunga nominal.

Teori kuantitas dan persamaan Fisher sama-sama menyatakan

bagaimana pertumbuhan uang mempengaruhi tingkat bunga nominal.

Menurut teori kuantitas, kenaikan dalam tingkat pertumbuhan uang sebesar 1

persen menyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat inflasi. Menurut

persamaan Fisher, kenaikan 1 persen dalam tingkat inflasi sebaliknya

menyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat bunga nominal. Hubungan

satu-untuk-satu antara tingkat inflasi dan tingkat bunga nominal disebut efek

Fisher (Fisher effect).

(Sumber: N. Gregory Mankiw. Teori makroekonomi edisi kelima, 2003 : 86-87)

3. Hiperinflasi

Hiperinflasi sering didefinisikan sebagai inflasi yang melebihi 50 persen

per bulan, atau lebih dari 1 persen per hari. Dimajemukkan selama berbulan-

bulan, tingkat inflasi ini mengarah ke kenaikan besar-besaran dalam tingkat

harga. Tingkat inflasi 50 persen per bulan menunjukkan kenaikan lebih dari

100 kali lipat dalam tingkat harga selama setahun, dan kenaikan lebih dari 2

juta kali selama tiga tahun.

(Sumber: N. Gregory Mankiw. Teori makroekonomi edisi kelima, 2003 : 98)

Selama hiperinflasi, sebagian besar dari biaya inflasi menjadi lebih

parah. Hiperinflasi biasanya dimulai ketika pemerintah mendanai defisit

anggaran yang besar dengan menetak uang. Hiperinflasi berakhir ketika

reformasi fiskal menghapuskan kebutuhan terhadap seigniorage.

Seigniorage adalah penerimaan yang diperoleh pemerintah dengan

mencetak uang. Ia merupakan pajak atas memegang uang. Meskipun kecil

secara kuantitatif dalam sebagian besar perekonomian, namun seigniorage

seringkali merupakan sumber penerimaan pemerintah yang penting dalam

perekonomian yang mengalami hiperinflasi.

(Sumber: N. Gregory Mankiw. Teori makroekonomi edisi kelima, 2003 : 104-105)