Tyas Widiastuti
-
Upload
raisha-selviastuti -
Category
Documents
-
view
233 -
download
6
description
Transcript of Tyas Widiastuti
KEMAMPUAN ENCENG GONDOK (Eichornia crassipes (Mart) Solm)
dalam MENURUNKAN KADAR KADMIUM (Cd) pada LIMBAH
RENDAMAN KERANG
RINGKASAN SKRIPSI
Diringkas oleh :
Raisha Selviastuti 25010112130191
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
KEMAMPUAN ENCENG GONDOK (Eichornia crassipes (Mart) Solm)
dalam MENURUNKAN KADAR KADMIUM (Cd) pada LIMBAH
RENDAMAN KERANG
Oleh :Tyas Widiastuti1
1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang,[email protected]
Abstrac
The Ability of water hyacinth (Eichhornia crassipes (Mart) Solm) to reduce cadmium (Cd) in the waste of shell immersion
Wastewat in this research is from effluent from the stidents research. Waste water result contain cadmium that exceeded the standartd from KEMENLH No. 51 of 1995 (0,005 mg/L). Phytoremediation is wastetreatment using aquatic plans. Aquatic plans used in this study in general to the ability of water hyacinth plants to reduce heavy mental cadmium in the effluent. In this experiment the density of water hyacinth was determine 250 grams in 1 litre wastewater in 1-5 days variation. This research using posttest only control group design. Replication 5 times and analyzed using kruscal levels of cadmium with average cadmium content of control was 0,250 mg/L. Average cadmium levels after treatment with water hyacinth for 1-5 days 0,151 mg/L; 0,130 mg/L; 0,127 mg/L ; 0, 106 mg/L dan 0,1 mg/L. The results of the analysis with kruscal walis in probability values obtained < 0,005 at the 95 % confidence level. This means that there were significant differences in the levels of cadmium in wastewater after treatment with various time 1-5 days. This study still metals in waste and combined with other waste treatment.
Keywords : water hyacinth, cadmium, wastewater
Abstrak
Kemampuan enceng gondonkan (Eichhonia crassipes (mart) Solm) dalam menurukan kandar kadmium (Cd) pada limbah rendaman kerang
Limbah yang digunakan yaitu limbah cair hasil dari penelitian mahasiswa dalam menurunkan logam pada biota laut misalnya ikan dan kerang. Limbah cair yang dihasilkan mengandung logam berat kadmium melebihi baku mutu menurut kepMenLH No 51 tahun 1995 sebesar 0,05 mg/L. Fitoremediasi yaitu pengolahan limbah menggunakan tanaman air. Tanaman air yang digunakan dalam penelitian ini adalah enceng gondok (Eichhomia crassipes (Mart) Solm).tujuan penelitian ini secara umum mengetahui kemampuan tanaman enceng gondok dalam penurunan kadar logam berat kadmium pada limbah. Dalam penelitian ini digunakan enceng gondok dengan kepadatan 250 gram dalam 1 liter limbah dengan variasi waktu 1-5 hari. Jenis peneliatian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian postest-only control group design. Replikasi sebanyak 5x dan analisis menggunakan uji shapiro wilk dan kruscal walis. Hasil penelitian bahwa tanaman enceng gondok selama 1-5 hari mampu menurunkan kadar logam berat kadmium. Kadar kadmium rata-rata kontrol 0,250 mg/L. Rata –rata kadar kadmium setelah perlakuan dengan enceng gondok selama 1-5 hari berturut- turut 0,151 mg/L; 0,130 mg/L; 0,127 mg/L; 0,106 mg/L dan 0,1 mg/L. Hasil analisis dengan uji shapiro wilk diperoleh nilai probabilitas <0,05 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini menujukkan data tidak berdistribusi normal, sehingga digunakan uji kruscal walis. Hasil analisis dengan uji kruscal walis pada limbah diperoleh nilai probabilitas <0,05 pada taraf kepercayaan 95%. Hal ini berarti terdapat perbedaan bermakna kadar kadmium limbah setelah perlakuan dengan variasi waktu 1-5 hari. Penelitian ini masih perlu dilanjutkan untuk mengetahui kemampuan enceng gondok dalam menurunkan kandungan logam berat lain pada limbah dikombinasikan dengan pengolahan limbah lainnya.
Kata Kunci : enceng gondok, kadar kadmium
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berkembangnya peradaban manusia serta kemajuan ilmu dan teknologi, dapat dilihat
dari peningkatan aktivitas pembangunan, khususnya pembangunan industri. Sebagai dampak
dari aktivitas tersebut, selain bertambahnya jumlah penduduk juga telah memberikan
pengaruh besar terhadap kualitas perairan. Akibatnya terjadi pencemaran laut yang
berdampak pada menurunnya kualitas yang air laut kerena aktivitas manusia baik yang
disengaja maupun yang tidak disengaja, yaitu aktivitas yang dilakukan di laut misalnya
pembuangan minyak dan yang dilakukan di darat misalnya pembuangan air limbah industri
dalam jumlah tertenyu, sehingga menimbulkan akibat negatif bagi sumber daya hidup di
laut.1
Ekosistem pantai merupakan kawasan yang mendapatkan tekanan berat dari aktivitas
di darat mulai dari hulu hingga hilir. Aktivitas industri domestik, industri besar dan limbah
pertanian menghasilkan limbah yang menjadi sumber bahan pencemaran utama, baik
pencemran kimia maupun mikrobiologi yang dapat mempengaruhi kualitas perairan.
Sebagian besar bahan kimia tersebut bersift toksik dan persisten di alam sehingga
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan perairan. Apabila perairan sudah tercemar
akan berdampak negatif pada konsumen.2
Daerah pantai di Semarang dapat dikatagorikan pada tingkat pencemaran ringan
sampai berat. Daerah ini hampir semuanya tidak memenuhi persyaratan kualitas air bagi
perikanan dan budidaya laut. Pelabuhan Tanjung mas Semarang merupakan sarana yang
multifungsi, selain sebagai sarana transportasi juga sebagai sarana perdagangan dan bisnis,
industri, rekreasi, cagar budaya dan pemikiman. Aktivitas industri dalam proses produksinya
juga menghasilkan buangan baik cair maupun gas yang dapat menyebabkan pencemaran
kawasan di sekitarnya. Aktivitas darat lainnya berupa pergunangan, docking atau perbaiakn
kapal, industri da perkantoran juga menghasilkan banyak limbah setiap harinya. Hal ini
berakibat terhadap biota laut yang terdapat di sekitar pelabuhan akibat dari pencemaran
tersebut.2
Kerang adalah salah satu makann laut yang banyak dikosumsi dan diminati
masyarakat. Keberadaannya di dasar laut dengan gerakan yang lambat mengakibatkan biota
ini rentan terhadap pengaruh pencemaran akibat air laut yang tercemar dibandingkan ikan
yang cenderung berpindah-pindah. Kerang dapat bertahan hidup meskipun kandungan logam
beratnya lebih tinggi dari berat tubuhnya atau dagingnya. Kerang mendapat asupan banyak
limbah bukan hanya dari limbah industri tetapi juga limbah rumah tangga.3 peningkatan kadar
logam berat dalam air laut akan diikutu peningkatatan logam kadar logam berat dalam biota
laut yang pada gilirannya melalui rantai makanan akan menimbulkan keracunan akut dan
kronik, bahkan bersifat karsinogenik pada manusia konsumen hasil laut.
Kumpulan gejala keracunan menggambarkan penderita atau rasa nyeri di daerah
persendian pasien yang disebabkan terjadinya proses osteomalacia. Penyakit ini
diidentifikasikan pertama kali pada tahun 1960 di daerah Toyama, Jepang. Penyakitnya
bernama itai-itai.3
Berdasarkan penelitian sebelumnya, dengan menggunakan sample kerang darah
(Anadara granosa) yang ada di perairan sekitar pelabuhan, kandungan logam berat adalah
0,466 ppm, dan kadar kadmium dalam air laut adalah 0,248 ppm. Salah satu cara untk
menurunkan kadar logam berat adalah menggunakan larutan asam cuka 25%.
Berdasarkan penelitian tersebut akan diperoleh air limbah rendaman kerang yang
mengandung logam berat. Apabila air rendaman tersebut dibuang begitu saja tanpa
pengolahan terlebih dahuu ke badan air, maka akan terjadi pencemaran lingkungan. Salah
satu cara untuk mendekontaminasi polutan dari lingkungan adalah dengan menggunakan
teknologi fitoremediasi, yaitu metode pemulihan lingkungan dengan memanfaatakan
kemampuan penyerapan tanaman terhadap suatu kontaminan. Enceng gondok memiliki
kemampuan dalam mengabsorpsi nutrien, logam dan zat toksik lain yang terkandung dalam
air limbah. Keuntungan menggunakan tanaman ini adalah pengoperasiannya tidak mahal.
Tumbuhan ini mampu mengurangi limbah organik dan menyerap logam berat.6 Apabila hal
ini dikembangkan dalam sistem pengolahan air limbah, maka cara ini merupakan cara yang
efektif dan efesien.7
Enceng gondok (Eichhomia crassipes (Mart) Solm) adalah salah satu gulma air yang
selama ini dianggap merugikan dan merupakan tanaman yang tidak berguna. Enceng gondok
mampu menyerap timbunan logam berbahaya seperti Cr (9,4 %), Cu (29%), Zn (26,7%), Cd
(3,92 mg/g(g berat kering.hari)) selama periode 14 hari.8 Sebgai penyerap dan penyaring
logam berbahaya seperti Pb (0,176 mg/(g berat kering)), Hg (0,15 mg/(g berat kering)) dan
Cd serta pestisida.9 Hampir seluruh komponen dalam larutan pada badan air diserap oleh akar
enceng gondok seperti layaknya spons.
Dari hasil penelitian pendahuluan logam kadmium yang dilakukan limbah yang
dihasilkan oleh penelitian mahasiswa mengandung logam kadmium sebesar 0,34 ppm.
Berdasarkan KepMenLH No 51 tahun 1995 untuk air limbah yang mengandung logam Cd
maksimal 0,05 mg/l. Setelah dilakukan perlakuan dengan menggunakan tanaman enceng
gondok selama 1 hari kandungan logam kadmium menjadi sebesar 0,22 ppm, sehingga terjadi
penurunan sebesar 64,7 %. Berdasarkan uraian dan fakta di lapangan, maka penulis
bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai kemampuan enceng gondok (Eichhornia
crassipes (Mart) Solm) dalam menurunkan kadar kadmium pada limbah rendaman kerang.
Air limbah yang berasal dari penelitian mahasiswa tentang penurunan kadar logam
pada ikan dan kerang yang mengandung logam berat Kadmium (Cd). Apabila air rendaman
tersebut dibuang begitu saja tanpa pengolahan maka akan terjadi pencemaran lingkungan.
Salah satu cara untuk mendekontaminasi polutan dari lingkungan adalah dengan
menggunakan teknologi fitoremediasai.
Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Megetahui kemampuan tanaman enceng gondok (Eichhomia crassipes (Mart) Solm)
dalam penurunan kadar logam berat kadmium (Cd) pada limbah rendaman kerang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengukur kandungan logam kadmium sebelum diberi tanaman enceng gondok
b. Menukur kandungan logam kadmium setela diberi tanaman enceng gondok
dengan perbedaan lama waktu perendaman
c. Mengukur kandungan kadmium pada tanaman enceng gondok setelah perlakuan
selama 5 hari
d. Menganalisis pengaruh tanaman enceng gondok dalam penurunan kadar logam
berat pada air limbah.
Tinjauan pustaka
A. Pencemaran lingkungana
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau
tidak berfungsi lagi sesuai dengan fungsinya. Pencemaran terjadi pada tanah, air
tanah, badan air, sungai, udara, bahkan terputusnya rantai dari suatu tatanan
lingkungan hidup penghancuran suatu organisme yang pada akhirnya menghancurkan
ekosistem.13
Pencemaran laut diartikan dengan masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi dan komponen lain ke dalam lingkungan laut. Hal ini disebabkan oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan fungsinya.
B. Limbah
Air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung zat- zat yang berbahaya bagi
kehidupan manusia dan umumnya berasal dari pemukiman, perdagangan,
perkantoran, dan industri.14,15 Komposisi limbah bervariasi sesuai sumber limbah
sebagian besar terdiri dari air (99,9%) dan sisanya meliputi partikel-partikel padat
terlarut adalah (dissolve solid) dan tidak terlaru (suspended solid) sebesar 0,1%.
Sifat air limbah perlu diketahiu adalah volume aliran, konsentrasi organik, toksisitas
serta sifat-sifat karakteristik. Karakteristik air limbah ada 3, yaitu: sifat fisik, sifat
kimia, dan sifat biologis
C. Pengolahan limbah secara biologis
Pada dasarnya tujuan pengolahan biologis adalah untuk memisahkan sebanyak
mungkin bahan organik yang larut untuk menghasilkan perubahan dari larutan
organik menjadi larutan hara anorganik. Pada proses ini zat organik yang terdapat
pada air limbah didegradasi atau didekkomposisi olek mikroba adalah karbohidrat,
protein, lemak dan beberapa zat organik lainnya yang bersifat biodegradable seperti
serat. Banyaknya bahan pencemaran dalam perairan akan mengurangi spesies yang
ada dan pada umumnya akan meningkatkan populasi jenis yang tahan terhadap
kondisis perairan tersebut.19
Indikator biologi biologi digunakan untuk menilai secara makro perubahan
keseimbangan ekologi, khususnya ekosistem akibat pengaruh limbah. Dibandingkan
secara kimia dan fisika, indikator biologi dapat memantau secara kontinyu.
D. K
Hewan air jenis kerang- kerangan (bivalvia) atau jenis binatang lunak (molusca), baik
jenis klam (kerang besar) atau oister (kerang kecil), pergerakannya sangat lambat di
dalam air. Mereka biasanya hidup menetap di suatu lokasi tertentu didasar air.2 Jenis
kerang baik hidup di air laut banyak digunakan sebagai indikator pencemran logam.
Hal ini disebabkan karena habitat hidupnya yang menetap atau sifat bioakumulatifnya
terhadap logam berat. Karena kerang banyak dikosumsi oleh manusia maka sifat
bioakumulatif inilah yang menyebabkan kerang harus diwaspadai bila dikosumsi
terus-menerus.2
E. Logam berat
Logam berat sama dengan kriteria jenis logam yang lainnya. Perbedaannya terletak
dari pengaru yang diasilkan bila logam berat ini masuk kedalam tubuh organisme
hidup. Unsur logam berat baik itu logam berat beracun seperti kadmium (Cd), bila
masuk ke dalam tubuh dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan pengaruh –
pengaruh buruk terhadap dungsi fisiologi tubuh.12 Ada dua jenis logam yaitu logam
berat esensial (Zn, Cu, Fe, Co, Mn) dan logam berat tidak esensial (Hg, Cd, Pb, Cr).
Sifat –sifat logam berat ,yaitu sulit didegradasi, dapat terakumulasi dalam organisme,
dan mudah terakumulasi di sendimen. Dampak pencemaran akibat logam logam-
logam berat adalah disebabkan karena sifatnya yang tidak dapat terurai dan mudah
diabsorbsi oleh biota laut sehingga terkumulasi dalam tubuh. Unsur logam berat dapat
masuk dalm tubuh biota laut melai 3 cara, yaitu melalui permukaan tubuh, terserap
insang dan melalui rantai makanan. Selain mengganggu ekosistem, unsur logam,
unsur logam berat secara tidak langsung juga merusak perikanan dan kesehatan
manusia.8
F. Kadmium
Kadmium (Cd) adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut
dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadmium oksida bila dipanaskan.
Kadmium (Cd) umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd klorida) atau
belerang (Cd sulfit). Kadmium bisa membentuk Cd2+ yang bersifat tidak stabil.
Kadmium (Cd) memiliki nomor atom 48, berat atom 112,4 g/mol, titik leleh
321oC,dan titik didih 767oC.27
Masuknya logam berat ke dalam tubuh organisme perairan dengan 3 cara, yaitu
melalui makanan, insang dan difusi melalui permukaan kulit. Kerang masih dapat
bertahan hidup meskipun kandungan logam berat dari tubuhnya.. cara hidup kerang
dengan memakan sedimen tanah dan menyaring air bagian dasar. Kerang mampu
menyimpan logam berat dalam jumlah yang tinggi. Kerang dapat mengakumulasikan
kadmium 325 kali lebih tinggi dari kadar kadmium yang terdapat dalam airnya.
G. Eceng gondok
H. Biological Treatment (Fitoremediasi)
Fitoremediasi adalah prose bioremediasi yang menggunakan berbagai tanaman untuk
menghilangkan, memindahkan, dan menghancurkan kontaminan dalam tubuh dan air
bawah tanah. Konsep penggunaan tanaman untuk penanganan limbah dan sebagai
indikator pencemaran udara dan air sudah lama ada, yaitu fitoremediasi dengan sistem
lahan basah, lahan alang-alang dan tanaman apung. Selanjutnya konsep fitoremediasi
berkembang untuk penanganan masalah pencemaran tanah.32
Fitoremediasi dapat dilakukan secara in situ (langsung di tempat terjadinya
pencemaran), maupun secara ex situ atau menggunakan kolam buatan yang
merupakan bioreaktor besar untuk penanganan limbah. Tanaman dapat membersihkan
polutan dari tanah, air maupun udara, dengan berbagai cara. Tanaman dapat merusak
atau merombak polutan organik, maupun menyerap dan menstabilisasikan logam
polutan. Dalam hal ini polutan organik dapat dibersikan oleh tanaman melalui satu
mekanisme atau kombinasi proses-proses fitodegradasi, rizogradasi, dan
fitovolatilasasi. Polutan organik seperti crude oil, pelarut, dan polyaromatic
hydrocarbons (PAHs) telah dibuktikan dapat diatasi dengan teknik ini. Sedangkan
logam berat dan unsur radioaktif dapat dibersihkan oleh tanaman melalui proses
fitoekstraksi/ fitoakumulasi, rizofiltrasi, dan fitostabilisasi. 32
Hasil
Hasil penurunan kadar kadmium air limbah pada kontrol dan setelah perlakuan menggunakan
tanaman enceng gondok dapat dilhat tabel 1 dibawah ini :
Tabel 1. Penurunan dan Presentase Penurunan Kadar Logam Kadmium pada Limbah setelah
perlakuan selama 1-5 hari
Ulanga
n
Kontro
l
P1 P2 P3 P4 P5 Rata-rata
penuruna
n
Satua
n
Presentas
e (%)
I 0,245 0,08
5
0,10
8
0,11
9
0,13
7
0,14
6
0,098 mg/L 39
II 0,247 0,08
1
0,12
1
0,12
0
0,13
9
0,14
3
0,120 mg/L 48
III 0,256 0,11 0,13 0,12 0,15 0,16 0,122 mg/L 49
2 4 9 7 3
IV 0,251 0,10
8
0,10
7
0,12
3
0,13
2
0,14
2
0,144 mg/L 57
V 0,249 0,10
5
0,13
0
0,12
1
0,15
3
0,15
4
0,150 mg/L 60
Mean 0,250 0,09
8
0,09
8
0,12
0
0,14
4
0,15
0
mg/L
Melalui tabel 1 dapat kita lihat bahwa kadar kadmium pada limbah setiap harinya semakin
meningkat penurunannya. Penurunan terkecil sebesar 0,098 mg/L dan penurunan terbesar
yaitu pada perlakuan hari kelima sebesar 0,150 mg/L. Berdasarkan tabel tersebut dapat
diketahui bahwa presentase penurunan terbesar adalah penanaman dengan enceng gondok
selama 5 hari yaitu sebesar 60%.
Pengaruh Waktu Tinggal Terhadap Konsentrasi Kadmium pada Limbah
Analisis
Metode dari penelitian ini menggunakan uji statistik untuk mengetahui adanya perbedaan
lama waktu perlakuan menggunakan tanaman eceng gondok terhadap penurunan kadar
kadmium dari limbah. Analisis data statistik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas dan menggunakan Uji Shapiro- Wilk, selanjutnya menggunakan uji Kruskal-
Wallis.
Melalui uji dengan menggunakan shapiro wilk didapatkan data pengukuran kadar kadmium
dalam limbah menghasilhan nilai p= 0,001 (<0,05), sedangkan data pengukuran kadar
kadmium pada tanaman yaitu (p) =0,001 (<0,05). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
data tidak berdistribusi normal. Kemudian dilanjutkan dengan uji kruscal walls. Berdasarkan
uji Kruskal- Wallis pada tanaman diperoleh nilai signifikansi (p)=0,001, maka dapat diambil
kesimpula bahwa antara kelompok perendaman tersebut terdapat perbedaan yang signifikan.
Manfaat Penelitian
Bagi ilmu pengetahuan dapat diperoleh informasi mengenai kemampuan tanaman
enceng gondok dalam menurunkan kandungan kandungan Cd dalam rendaman
kerang. Bagi industri penghasil limbah memberikan alternatif dalam pengolahan
limbah secara biologis.
Metode Penelitian
Hipotesis
1. Ada perbedaan kadar logam kadmium pada limbah rendaman kerang antara
kontrol (tanpa perlakuan) dan dengan perlakuan selama 1-5 hari
2. Ada perbedaan kadar logam kadmium pada tanaman eceng gondok antara kontrol
(tanpa perlakuan) dan setelah perlakuan dengan limbah selama 1-5 hari.
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
hubungan sebab akibat dengan cara memberikan satu perlakuan atau lebih kelompok
eksperimen dan menbandingkannya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang
tidak diberi perlakuan. Metode yang dgunakan pada penelitian ini adalah metode
eksperimen semu, dengan menggunakan rancangan penelitian posttest-only kontrol
group desaign, diasumsikan bahwa di dalam suatu populasi tertentu, tiap unit populasi
adalah homogen.
Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian adalah limbah rendaman kerang hasil dari perlakuan
penurunan daging kerang yang diambil dari Pelabuhan Tanjung mas dengan asam
sitrat (jeruk nipis) dan asam cuka yang mengandung logam kadmium. Sedangkan,
sampel penelitian ini adalah 15 liter limbah rendaman kerang yang diambil. Untuk
menghindari kesalahan sekicil-kecinya maka replikasi eksperimen ditentukan dengan
rumus sebagai berikut.34
Adanya 6 perlakuan yang terdiri dari kontrol dan 5 perlakuan menggunakan enceng
gondok dengan variasi waktu 1-5 hari. Sehingga pengulangannya minimal 5 kali.
Sehingga ada 25 kali perlakuan limbah dan 5 kontrol
Variable Penelitian
(t-1) (r-1) ≥ 15
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lama kontak enceng gondok dengan
limbah yaitu 1-5 hari. Variabel terikat adalah kadar logam kadmium (Cd) limbah
rendaman kerang. Variabel pengganggu berarti variabel yang harus dikendalikan
adalah umur enceng gondok, berat eceng gondok, sinar matahari dan pH.
Instumen penelitin
1. Persiapan penelitian
2. Pelaksanaan penelitian
a. Pengambilan sampel limbah kerang
b. Peralatan dan bahan yang digunakan
3. Cara kerja pengujian kadmium
a. Preparasi sampwl padat (uji enceng gondok)
1) Ditimbang setiap sampel tanaman enceng gondok yang akan di uji
dengan berat yang sama
2) Dimaskan kedalam labu destruksi dan ditambahkan 1 ml asam sulfat
pekat dan diadk rata
3) Selanjutnya ditambahkan asam nitrat pekat dan asam perchlorat pekat
dengan perbandingan 5:2. Diamkan 24 jam, dengan tujuan
mempercepat destruksi.
4) Setelah 24 jam, dilakukan destruksi dengan memanaskan labu yang
berisi sampel dalam oil bath dengan suhu ±2000C, destruksi dihentikan
jika sudah didapatkan larutan yang jernih atau berwarna hijau jejrnih
5) Dipindahkan larutan ke labu takar 50 ml dan ditambahkan aquadest
sampai tanda
6) Dilakukan analisis logam kadmium dengan metode AAS
b. Analisis dengan AAS
1) Spektometer serapan atom yang digunakan adalah Perklin Elmer 3110
2) Dipilih panjang gelombang, lebar celah dan arus atau aliran lampu yang
sesuai
3) Untuk pemeriksaan Cd panjang gelombang yang digunakan adalah 328,1
nm
4) Digunakan lebar celah 0,7 dan arus lampunya 5 mA
5) Digunakan tombol vertikal dan horontal, diputar untuk menghasilkan
nyala api yang sesuai
6) Dinyalakan udara/ asetilr HP flame
7) Dimasukan aquades dan di nol kan
8) Dimasukan standar yang terkuat (5 ppm) dan nyalakan api yang sesuai
untuk mendapatkan absrbansi yang terbaik
9) Dikalibrasikan dengan 3 atau lebih larutn standar Cd dalam air
10) Dimasukkan blanko dan sampel
11) Dibuat kurva kalibrasi absorben vs konsentrasi standar dengan regrasi
linear
12) Dikurangkan absorbansi banko dari sampel dan tentukan konsentrasi
sampel dari persamaan kurva standar
Pengumpulan data
Data primer diperoleh dari pemeriksaa laboratorium, baik untuk variabel
bebas, variabel terikat maupun variabel pengganggunya yaitu umur dan berat
tanaman, pH dan sinar matahari. Sedangkan data sekunder yang digunakan
diperoleh dari hasi pengukuran sebelumnya (penelitian pendahuluan).
Analisis data
Dalam penelitian ini dilakukan analisis dengan cara deskriptif analitik.
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui kemampuan tanaman enceng
gondok dalam menurunkan kadar logam kadmium pada masing- masing
sampel limbah rendaman. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk.
Hasil penelitian menujukkan p = 0,001 (<0,05) yang berarti data tidak
berdistribusi normal. Kerena data berdistribusi tidak normal dilanjutkan
dengan analisis Kruskal-Walis (non parametrik).
Pembahasan
A. Hasil pengukuran kadar kadmium pada limbah sebelum berlakuan
Hasil uji pemeriksaan kadar logam kadmium pada limbah menggunakan
ASS menujukan rata-rata sebesar 0,250 mg/L. Dari hasil tersebut melebihi
ambang batas maksimum cemaran logam berat kadmium pada limbah
yang ditentukan menurut KepMenLH no 51 tahun 1995 yaitu sebesar
mg/L. Apabila suatu industri menghasilkan limbah yang tidak dikelola
dengan baik dan masih mengandung ligam berat melebihi baku mutu
secara terus-menerus, maka hal ini berakibat pencemaran lingkungan
khususnya pencemaran laut yang berdampak pada menurunnya kualitas air
laut karena aktivitas manusia baik yang disengaja maupun yang tidak
disengaja.1
Dampak pencemaran akibat logam-logam berat adalah disebabkan sifatnya
yang tidak dapat terurai dan mudah diabsorbsi oleh biota laut sehingga
terakumulasi dalam tubuh. Hal ini menimbulkan berupa penyakit paru-
paru, hati, tekanan darah tinggi, gangguan pada sistem ginja dan kelenjar
pencemaran serta mengakibatkan kerapuhan pada tulang. Selain
mengganggu ekosistem, unsur logam berat secara tidak langsung juga
merusak perikanan dan kesehatan manusia.8
B. Hasil pengukuran kadar 6kadmium pada tanaman
Uji sampel tanaman enceng gondok yang diperiksa ada 10 tanaman yaitu 5
tanaman kontrol dan 5 tanaman perlakuan. Pada kelima tanaman kontrol
memiliki kandungan kadmium yang berbeda-beda. Setiap harinya terdapat
peningkatan kandungan kadmium dalam tanaman enceng gondong setelah
dilakukan perlakuan dengan limbah.
Hasil uji pemeriksaan kadar logam kadmium pada tanaman enceng gondok
pada tanaman kontrol (tanpa perlakuan) menujukan rata-rata 0,0122
mg/kg. Setelah dilakukan perlakuan dengan limbah sela 5 hari didapatkan
hasil huji pemeriksaan kadar kadmium pada tanaman enceng gondok 5
hari berturut- turut sebagai berikut 0,1093 mg/kg; 0,0816 mg/kg; 0,1185
mg/kg; 0,1545 mg/kg, dan 0,1636 mg/kg. Setiap harinya mengalami
peningkatan kadar logam kadmium. Hal ini membuktikan bahwa tanaman
enceng gondok memiliki kemampuan dalam menyerap logam berat
khususnya logam kadmium. Walaupun tanaman enceng gondok
merupakan gulma air yang dianggp merugikan tetapi juga memiliki
peranan dalam pemanafaatannya sebagai depolutan pada badan air.6
C. Perlakuan limbah dengan menggunakan tanaman enceng gondok
Hasil pengukuran rata-rata kadar logam berat kadmium pada air limbah
rendaman kerang pada kelompok kontrol (tanpa menggunakan enceng
gondok) adalah sebesar 0,250 mg/l. Setelah dilakukan perlakuan selama 1-
5 hari dimana volume limbah 1 liter untuk 250 gram tanaman enceng
gondok diperoleh rata-rata penurunan kandungan logam berat kadmium
sebesar 0,098 mg/l atau sekitar 39% selama 1 hari.
Setelah dilakukan perlakuan selama 2 hari terjadi penurunan kadar logam
berat kadmium sebesar 0,120 mg/L atau sekitar 48%. Pada perlakuan
selama 3 hari terjadi penurunan kadar logam kadmium sebesar 0,122 mg/L
atau sekitar 49%. Sedangkan pada perlakuan selam 4 hari terjadi
penurunan kadar logam berat kadmium sebesar 0,144 mg/L atau sekitar
57% dan pada perlakuan selama 5 hari terjadi penurunan kadar logam
berat kadmium sebesar 0,150 mg/L atau sekitar 60%.
Dengan demikian penelitian ini membuktikan pernyataan penelitian
sebelumnya bahwa enceng gondok mampu mengurangi limbah organik
dan menyerap logam berat.6 dimana pada penelitian sebelumnya yaitu
penelitian Windarso (1994) menujukkan setelah 7 hari tanaman enceng
gondok mampu menurunkan kadar Pb terlarut rata-rata 7,35 ppm yang
ditanam pada media air yang telah diberi Pb sebanyak 25 ppm, 26 ppm, 27
ppm, 28 ppm, dan 30 ppm.35 penelitian ini menguatkan penelitian-
penelitian sebelumnya bahwa tanaman enceng gondok dapat dimanfaatkan
sebagai penyerap logam.
Perbedaan penurunan kandungan kadmium pada limbah maupun
peningkatan kadar kadmium pada tanaman enceng gondok selama 1-5 hari
disebabkan karena perbedaan waktu kontak antara tanaman enceng gondok
dengan limbah. Sehingga perbedaan penurunan dan peningkatan kadar
kadmium cukup besar.
D. Kemampuan tanaman enceng gondok (Eicchornia crassipes (Mart) Solm)
Perbedaan penurunan kandungan kadmium pada imbah dengan perlakuan
menggunakan tanaman enceng gondok selama 1-5 hari disebabkan adanya
perbedaan waktu kontak anatara tanaman enceng gondok dengan limbah,
sehingga penurunana yang terjadi semakin besar dan keseragaman umur
tanaman yang tidak bisa sama. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata
kadar logam berat kadmium pada limbah tanpa perlakuan (kontrol) ebesar
0,250 mg/L melebihi baku mutu cemaran logam berat kadmium pada
limbah yang ditentukan menurut KepMenLH no 51 tahun 1995 yaitu
sebesar 0,05 mg/L.33 Setelah dilakuakan perlakuan dengan menggunakan
tanaman enceng gondok terjadi penurunan kandungan logam berat
kadmium. Rata- rata penurunan kadar kadmium setelah perlakuan
menggunakan tanaman enceng gondok selama 1-5 hari berturut-turut
adalah 0,098 mg/L (39%); 0,120 mg/L (48%); 0,122 mg/L (49%); 0,144
mg/L (57%) dan 0,150 mg/L (60%).
Semakin tinggi kepadatan eceng gondok, maka semakin besar penyerapan
dalam menurunkan kadar kadmium pada air limbah. Hal ini dapat retjadi
dengan kepadatan enceng gondok yang semakin tinggi, maka berumur
masih muda relatif mempunyai sistem evapotranspirasi yang sangat kuat
sehingga penyerapan air dari habitat sekitarnya akan cepat juga. Hal ini
disebabkan adanya suatu jaringan yang ada pada permukaan duan baik
berupa rambut- rambut meupun sistem stomata. Sedangkan pada sistem
perakaran tanaman air mempunyai jaringan parenchimatis sehingga
penyerapan air cepat terjadi.37
Selain itu juga dukungan adanya mikroba rhizofera yang hidup secara
simbiosis disekitar akar tanaman yang kehadirannya secara khas
bergantung pada akat tersebut, sehingga semakin tinggi kepadatan enceng
gondo semakin banyak jumlah mikroba yang terdiri dari bakteri dan jamur
yang mempunya kemampuan menguraikan senyawa organik dan
anorganik.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang kamampuan enceng gondok
(Eichhomia crassipes (Mart) Solm) dalam menurunkan kadar logam
kadmium (Cd) pada limbah rendaman kerang dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Rata –rata kadar logam berat kadmium pada air limbah setelah
perlakuan selama 1 -5 hari dengan menggunakan tanaman enceng
gondok mengalami penurunan.
2. Rata –rata kadar logam berat kadmium pada tanaman enceng gondok
setelah perlakuan selama 1-5 hari mengalami peningkatan.
3. Prosentase penurunan rata-rata kadar logam berat kadmium pada air
limbah setelah perlakuan 1-5 mengalami peningkatan
4. Terdapat perbedaan bermakna rata-rata kadar kadmium dalam air
limbah tanpa perlakuan (kontrol) dan setelah perlakuan dengan eceng
gondok selama 1-5 hari pada taraf kepercayaan 95% dengan nilai
probabilitas (p) = 0,001.
5. Terdapat perbedaan bermakna kadar kadmium dalam tanah enceng
gondok tanpa perlakuan (kontrol) dan setelah perlakuan dalam limbah
selama 1-5 hari pada taraf kepercayaan 95% dengan nilai probabilitas
(p) = 0,001.
Saran
Bagi peneliti lain dapat memperpanjang lama waktu kontak sehingga terjadi penurunan
logam berat cadmium pada limbah yang memenuhi baku mutu. Bagi industri penghasil
limbah dabat memanfaatkan tanaman enceng sebagai penyerap logam berat sebelum dibuang
ke badan air.