Tutorial Ojn

22
TUTORIAL OBSTRUKSI JALAN NAPAS Pembimbing : Dr. Hj. Fitriah Shebubakar, Sp. THT KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN THT RSIJ PONDOK KOPI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2015

description

ojn

Transcript of Tutorial Ojn

Slide 1

TUTORIALOBSTRUKSI JALAN NAPASPembimbing : Dr. Hj. Fitriah Shebubakar, Sp. THTKEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN THTRSIJ PONDOK KOPIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2015

Obstruksi saluran napas atas adalah sumbatan pada saluran napas atas (laring) yang disebabkan oleh adanya radang, benda asing, trauma, tumor dan kelumpuhan nervus rekuren bilateral sehingga ventilasi pada saluran pernapasan terganggu.

Definisi Obstruksi saluran napas bagian atas disebabkan oleh trauma, tumor, infeksi akut, kelainan kongenital hidung atau laring, difteri, paralysis satu atau kedua plika vokalis, pangkal lidah jatuh ke belakang pada penderita yang tidak sadar karena penyakit, cedera, atau narkose maupun karena benda asing. Obstruksi saluran napas bagian atas ditandai dengan sesak napas, stridor inspiratore, ortopne, pernapasan cuping hidung, dan cekung di daerah jugularis-supraklavikula-interkostal. Selanjutnya penderita akan sianotik dan gelisah.

Penyebab dan Gejala Klinis Obstruksi Saluran Napas AtasKongenital atresia koane stenosis supraglotis,glottis dan infraglotis kista duktus tireoglosus kista bronkiegen yang besar laringokel yang besarRadang laringotrakeitis epiglotitis hipertrofi adenotonsiler angina ludwig abses parafaring atau retrofaring Traumatik ingesti kaustik patah tulang wajah atau mandibula cedera laringotrakeal

intubasi lama: udem/stenosis dislokasi krikoaritenoid paralysis n. laringeus rekurens bilateralTumor hemangioma higroma kistik papiloma laring rekuren limfoma tumor ganas tiroid karsinoma sel skuamosa laring, faring atau oesofagusLain-lain benda asing udem angioneurotikDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Gejala dan tanda sumbatan yang tampak adalah :

Serak (disfoni) sampai afoniSesak napas (dispnea)Stridor (nafas berbunyi) yang terdengar pada waktu inspirasi.Cekungan yang terdapat pada waktu inspirasi di suprasternal, epigastrium, supraklavikula dan interkostal. Cekungan itu terjadi sebagai upaya dari otot-otot pernapasan untuk mendapatkan oksigen yang adekuat.Gelisah karena pasien haus udara (air hunger)Warna muka pucat dan terakhir menjadi sianosis karena hipoksia.

DiagnosisLaringoskop. Dilakukan bila terdapat sumbatan pada laring. Laringoskop dapat dilakukan secara direk dan indirek.NasoendoskopiX-ray. Dilakukan pada foto torak yang mencakup saluran nafas bagian atas. Apabila sumbatan berupa benda logam maka akan tampak gambaran radiolusen. Pada epiglotitis didapatkan gambaran thumb like.Foto polos sinus paranasalCT-Scan kepala dan leherBiopsi

Pemeriksaan penunjangJackson membagi sumbatan laring yang progresif dalam 4 stadium:Stadium I: Adanya retraksi di suprasternal dan stridor. Pasien tampak tenangStadium II: Retraksi pada waktu inspirasi di daerah suprasternal makin dalam, ditambah lagi dengan timbulnya retraksi di daerah epigastrium. Pasien sudah mulai gelisah.

Stadium Obstruksi Saluran Napas AtasStadium III: Retraksi selain di daerah suprastrenal, epigastrium juga terdapat di infraklavikula dan di sela-sela iga, pasien sangat gelisah dan dispnea.Stadium IV: Retraksi bertambah jelas, pasien sangat gelisah, tampak sangat ketakutan dan sianosis, jika ini berlangsung terus maka penderita akan kehabisan tenaga, pusat pernapasan paralitik karena hiperkapnea. Pada keadaan ini penderita tampaknya tenang dan tertidur, akhirnya penderita meninggal karena asfiksia.

Pada prinsipnya penanggulangan pada obstruksi atau obstruksi saluran napas atas diusahakan supaya jalan napas lancar kembali.

Tindakan konservatif: Pemberian antiinflamasi, antialergi, antibiotika serta pemberian oksigen intermiten, yang dilakukan pada obstruksi laring stadium I yang disebabkan oleh peradangan.

Tindakan operatif/resusitasi: Memasukkan pipa endotrakeal melalui mulut (intubasi orotrakea) atau melalui hidung (intubasi nasotrakea), membuat trakeostoma yang dilakukan pada obstruksi laring stadium II dan III, atau melakukan krikotirotomi yang dilakukan pada obstruksi laring stadium IV.Penatalaksanaan

Perjalanan udara melalui nostril seringkali tersumbat oleh deviasi septum nasi, hipertrofi tulang turbinat, atau tekanan polip. Obstruksi ini juga dapat mengarah pada kondisi infeksi kronis hidung dan mengakibatkan nasofaringitis yang sering. Infeksi seringkali meluas hingga ke sinus hidung. Jika terjadi sinusitis dan drainase dari rongga ini terhambat oleh deformitas atau pembengkakan didalam hidung, maka nyeri akan dialami pada sinus yang sakit.Obstruksi nasalPenatalaksanaan medis :Pengobatan dengan mengangkat obstruksi, dan mengatasi infeksi kronis jika ada.Prosedur spesifik dilakukan tergantung pada jenis obstruksi hidung yang ditemukan.Obstruksi nasalPenatalaksanaan medis :1. Jika obstruksi disebabkan oleh deviasi septum : dokter bedah akan melakukan operasi reseksi submukosa atau septoplasti.2. Jika diakibatkan oleh polip hidung, maka polip ini akan diangkat.3. Jika diakibatkan oleh hipertrofi tulang turbinat, maka diobati dengan memberikan astrigen untuk mengerutkan hipertrofi.Obstruksi nasalIntervensi keperawatan :Kebanyakan dari prosedur medis tsb dilakukan dibagian rawat jalan. Naikkan kepala tempat tidur untuk meningkatkan drainase dan membantu menghilangkan rasa tidak nyaman akibat edema. Higiene oral disarankan untuk mengatasi kekeringan karena bernafas melalui mulut.Obstruksi nasalEdema laring adalah kondisi yang serius dan seringkali fatal.Laring adalah kotak kaku yang tidak dapat meregang. Laring mengandung ruang sempit antara pita suara dimana udara harus melewati ruang ini. Jika membran mukosa laring bengkak, jalan udara ini akan tertutup rapat sehingga mengarah pada asfiksia.Obstruksi laringBenda asing sering teraspirasi kedalam faring, laring, atau trakea dan menyebabkan masalah ganda.Benda asing ini dapat menyumbat jalan udara dan menyebabkan kesulitan nafas, mengarah pada asfiksia. Lalu benda asing ini dapat terbawa jauh kebawah masuk ke bronki ataupun cabang bronki dan menyebabkan gejala iritasi, seperti batuk kering keluar darah dan lendir, atau pernafasan labored.Obstruksi laringDalam keadaan darurat, jika ditemukan tanda asfiksia, dibutuhkan tindakan cepat. Jika benda asing tersangkut di faring dan terlihat, dapat diambil dengan tangan.Jika obstruksi terjadi di laring atau trakea, manuver dorongan abdominal subdiafragmatik dapat dilakukan. Jika semua tindakan tidak berhasil, perlu cepat dilakukan trakeostomi.Obstruksi laring