Tutorial

10
2 minggu sebelum sembab, dendi panas dan sakit tenggorokan. Setelah berobat, panas hilang dan sakit tenggorokan mereda. a. Apa kemungkinan penyebab sakit tenggorokan secara umum? Virus Virus merupakan etiologi terbanyak dari faringitis. Beberapa jenis virus ini yaitu: Rhinovirus Coronavirus Virus influenza Virus parainfluenza Adenovirus· Herpes Simplex Virus tipe 1 dan 2 Coxsackievirus A Cytomegalovirus Virus Epstein-Barr HIV Bakteri Beberapa jenis bakteri penyebab faringitis yaitu: Streptoccocus pyogenes, merupakan penyebab terbanyak pad a faringitis akut Streptokokus grup A, merupakan penyebab terbanyak pada a nak usia 5– 15 tahun Streptokokus grup C dan G Neisseria gonorrheae Corynebacterium diphtheria Corynebacterium ulcerans Yersinia enterocolitica Treponema pallidum

description

tutorial

Transcript of Tutorial

Page 1: Tutorial

2 minggu sebelum sembab, dendi panas dan sakit tenggorokan. Setelah berobat, panas

hilang dan sakit tenggorokan mereda.

a. Apa kemungkinan penyebab sakit tenggorokan secara umum?

Virus

Virus merupakan etiologi terbanyak dari faringitis. Beberapa jenis virus ini yaitu:

Rhinovirus

Coronavirus

Virus influenza

Virus parainfluenza

Adenovirus· Herpes Simplex Virus tipe 1 dan 2

Coxsackievirus A

Cytomegalovirus

Virus Epstein-Barr

HIV

Bakteri

Beberapa jenis bakteri penyebab faringitis yaitu:

Streptoccocus pyogenes, merupakan penyebab terbanyak pada faringitis akut

Streptokokus grup A, merupakan penyebab terbanyak pada anak usia 5– 15 tahun

Streptokokus grup C dan G

Neisseria gonorrheae

Corynebacterium diphtheria

Corynebacterium ulcerans

Yersinia enterocolitica

Treponema pallidum

Pemeriksaan penunjang

Darah tepi :

Hb : 8,5 %, Leukosit : 14.500, Trombosit :400.000, LED : 100

Kimia darah :

Protein total : 6gr/dL, Albumin : 3gr/dL, Globulin : 3 gr/dL, Ureum :59

mg/dL ,Kreatinin : 1,5 mg/dL, Cholesterol : 180

Page 2: Tutorial

Urinalisis

Urine seperti air cucian daging, proteinuria(++), eritrosit 10-15 sel /LPB, leukosit 5-10

sel/LPB, thorak hialin , noktah (+)

Biakan apusan tenggorok : streptococcus B- hemolitikus (+),

Imunoserologi : ASTO : 200 IU, C3 : 35 IU , CRP : 12 IU

a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas pada pemeriksaan

penunjang ? (jangan lupa buat derajat proteinurua yang masif dan tidak masif)

Darah Tepi

Nilai normal Interpretasi

Hb 8,5 g/dl 10 – 16 g/dl Anemia karena

hematuria akibat

kerusakan glomerulus

Leukosit 14.500/mm3 900-12.000/mm3 Adanya infeksi

Trombosit 400.000/mm3 400.000/mm3 Normal

LED 100mm/jam 0 – 15 mm/jam Meningkat karena

hipervolemia dan

adanya infeksi akut

lokal

Mekanisme Abnormal:

Hb 8,5 g/dl anemia

- Disebabkan karena hematuri sehingga eritrosit banyak keluar akibat kerusakan pada

kapiler glomerulus

- gangguan kerusakan pada ginjal gangguan produksi eritropoietin

leukosit 14.500/mm3 Leukositosis yang menunjukkan adanya proses

inflamasi/radang akut

kompleks antigen-antibodi di dalam darah dan bersikulasi ke dalam glomerulus dan

terperangkap didalam membrane basalis komplemen akan tefiksasi mengakibatkan

lesi dan peradangan yg menarik leukosit polimorfonuklear (PMN) dan trombosit

menuju tempat lesi

LED 100mm/jam meningkat : Meningkat tajam yang menandakan adanya

inflamasi akut dan infeksi bakteri

Kimia Darah

Page 3: Tutorial

Nilai normal interpretasi

Protein total : 6,0

g/dl

6,7 – 8,7 Hipoproteinuria

Albumin : 3,0 g/dl 3,8 – 4,4 hipoalbumin

Globulin 3 g/dl 1,5 – 3,0 Normal

Ureum 59 mg/dl 22-40 meningkat

Kreatinin 1,5

mg/dl

0,5 – 0,9 meningkat

Kolesterol : 180

mg/dl

Kurang dari 200 normal

Mekanisme Abnormal:

albumin 3,5g/dl hipoalbuminemia

-disebabkan oleh kerusakan kapiler glomerulus

ureum 59mg/dl meningkat

creatinin serum 1,5mg/dl meningkat

-ueum dan kreatinin meningkat karena gangguan pada system filtasi akibat penurunan

laju filtasi glomerulus

Urinalisis

Nilai normal Interpretasi

Proteinuria (+2) (-) Ginjal telah

mengalami

kerusakan .

Eritrosit 10-15

sel/LPB

0-1 Kelainan pada

saluran kemih

Lekosit : 5-10

sel/LPB

0-5 Adanya infeksi

saluran kemih

Torak hialin (-) Abnormal

noktah (-) Abnormal

Mekanisme Abnormal:

protein (+2) proteinuria

Page 4: Tutorial

RBC 10-15 sel/LPB hematuria

Infeksi streptococcus terbentuk kompleks antigen antibodi di dalam darah beredar

di sirkulasi masuk ke sirkulasi glomerulus dan membran basalis komplemen

teraktifasi peradangan fagositosis dan pelepasan lisosom kerusakan endotel dan

membran basalis kebocoran kapiler glomerulus kerusakan glomerulus laju

filtrasi glomerulus menurun protein dan sel eritrosit banyak keluar hematuri dan

proteinuria

WBC 5-10 sel/LPB adanya infeksi

torak hyaline terdiri dari mucoprotein (protein Tamm-horsfall) yg di keluarkan oleh

sel-sel tubulus. Jumlah yg besar pada proteinuria ginjal (misal pada penyakit glomeruler)

noktah butiran /granul, deposit imun karena kompleks imun

Biakan apusan tenggorok : Streptokokkus beta hemolitikus

Adanya infeksi oleh streptokokkus beta hemolitikus biasanya grup A

Imunoserologi

Jenis

Pemeriksaan

Nilai Norma Intepretasi

ASTO 200 IU

C3 35 IU

200 IU

40 IU

Meningkat,

menunjukan

adanya infeksi

Menurun,

berkurangnya

komplemen dalam

darah menunjukan

adanya inflamasi

CRP 12 IU 20 IU Menurun

menunjukkan

penyakit

glomerulonefritis,

SLE, anemia,

Page 5: Tutorial

malnutrisi protein

Mekanisme Abnormal:

ASTO 200 IU meningkat

Peningkatan titer antibodi terhadap streptolisin-O (ASTO) terjadi 10- 14 hari setelah

infeksi streptokokus

C3 35 IU menurun

CRP 12 IU menurun

Kadar serum komplemen rendah pada glomerulonefritis pasca infeksi Streptococcus

akut. Komplemen berperan dalam mekanisme pertahanan humoral.

GNAPS

Definisi

Glomerulonefritis akut merupakan keadaan timbulnya hematuria, proteinuria secara

mendadak, adanya sel darah merah pada urin, edema dan hipertensi dengan atau tanpa

oligouri. Glomerulo nefritis timbul setelah infeksi streptokokus.

Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menjelaskan berbagai ragam

penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh

suatu mekanisme imunologis.

Glomerulonefritis adalah suatu terminologi umum yang menggambarkan adanya inflamasi

pada glomerulus, ditandai oleh proliferasi sel-sel glomerulus akibat proses imunologik

(Travis dan Glauser).

SKDI

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Adanya infeksi streptokokus harus dicari dengan melakukan biakan tenggorok dan kulit.

Biakan mungkin negatif apabila telah diberikan antimikroba. Beberapa uji serologis terhadap

antigen streptokokus dapat dipakai untuk membuktikan adanya infeksi streptokokus, antara

lain antistreptozim, ASTO, antihialuronidase, dan anti Dnase B. Skrining antistreptozim

cukup bermanfaat oleh karena mampu mengukur antibodi terhadap beberapa antigen

streptokokus. Titer anti streptolosin O meningkat pada 75-80% pasien dengan

glomerulonefritis akut pasca streptokokus dengan faringitis, meskipun beberapa strain

streptokokus tidak memproduksi streptolisin O. Bila semua uji dilakukan uji serologis

dilakukan, lebih daro 90% kasus menunjukkan adanya infeksi streptokokus.

Page 6: Tutorial

Titer ASTO meningkat pada hanya 50% kasus glomerulonefritis akut pascastreptokokus atau

pascaimpetigo, tetapi antihialuronidase atau antibodi yang lain terhadap antigen streptokokus

biasanya positif. Pada awal penyakit titer antibodi streptokokus belum meningkat, hingga

sebaiknya uji titer dilakukan secara seri. Kenaikan titer 2-3 kali lipat berarti adanya infeksi.

Tetapi , meskipun terdapat bukti adanya infeksi streptokokus, hal tersebut belum bdapat

memastikan bahwa glomerulonefritis tersebut benar-benar disebabka karena infeksi

streptokokus. Gejala klinis dan perjalanan penyakit pasien penting untuk menentukan apakah

biopsi ginjal memang diperlukan.

Titer antibodi streptokokus positif pada >95 % pasein faringitis, dan 80% pada pasien dengan

infeksi kulit. Antistreptolisin, antinicotinamid dinucleotidase (anti-NAD), antihyaluronidase

(Ahase) dan anti-DNAse B positif setelah faringitis. Titer antibodi meningkat dalam 1

minggu puncaknya pada satu bulan dan akan menurun setelah beberapa bulan.

Pada pemeriksaan serologi didapatkan penurunan komponen serum CH50 dan konsentrasi

serum C3. Penurunan C3 terjadi ada >90% anak dengan GNA PS. Pada pemeriksaan kadar

komplemen, C3 akan kembali normal dalam 3 hari atau paling lama 30 hari setelah onset 4,5,6

Peningkatan BUN dan kreatinin. Peningkatannya biasanya transien. Bila peningkatan ini

menetap beberapa minggu atau bulan menunjukkan pasien bukan GNA PS sebenarnya.

Pasien yang mengalami bentuk kresentik GN mengalami perubahan cepat, dan penyembuhan

tidak sempurna. Adanya hiperkalemia dan asidosis metabolik menunjujjan adanya gangguan

fungsi ginjal. Selain itu didapatkan juga hierfosfatemi dan Ca serum yang menurun.

Pada urinalisis menggambarkan abnormalitas, hematuria dan proteinuria muncul pada semua

kasus. Pada sedimen urin terdapat eritrosit, leukosit, granular. Terdapat gangguan fungsi

ginjal sehingga urin menjadi lebih terkonsentrasi dan asam. Ditemukan juga glukosuria.

Eritrosit paling baik didapatkan pada urin pagi hari, terdapat 60-85% pada anak yang dirawat

di RS. Hematuria biasanya menghilang dalam waktu 3-6 bulan dan mungkin dapat bertahan

18 bulan. Hematuria mikroskopik dapat muncul meskipun klinis sudah membaik. Proteinuria

mencapai nilai +1 sampai +4, biasanya menghilang dalam 6 bulan. Pasien dengan proteinuria

dalam nephrotic-range dan proteinuria berat memiliki prognosis buruk.

Pada pemeriksaan darah tepi gambaran anemia didapatkan,anemia normositik normokrom.

Pemeriksaan Pencitraan

a. Foto toraks dapat menunjukkan Congestif Heart Failure.

b. USG ginjal biasanya menunjukkan ukuran ginjal yang normal.

Biopsi Ginjal

Page 7: Tutorial

Biopsi ginjal diindikasikan bila terjadi perubahan fungsi ginjal yang menetap, abnormal urin

dalam 18 bulan, hipokomplemenemia yang menetap, dan terjadi sindrom nefrotik.

Indikasi Relatif :

a. Tidak ada periode laten dianara infeksi streptokokus dan GNA

b. Anuria

c. Perubahan fungsi ginjal yang cepat

d. Kadar komplemen serum yang normal

e. Tidak ada peningkatan antibodi antistreptokokus

f. Terdapat manifestasi penyakit sistemik di ekstrarenal

g. GFR yang tidak mengalami perbaikan atau menetap dalam 2 minggu

h. Hipertensi yang menetap selama 2 minggu

Indikasi Absolut :

a. GFR yang tidak kembali normal dalam 4 minggu

b. Hipokomplemenemia menetap dalam 6 minggu

c. Hematuria mikroskopik menetap dalam 18 bulan

d. Proteinuria menetap dalam 6 bulan