tutor2

33
TUTORIAL BLOK 4.2 KELOMPOK 3A SKENARIO 2 Tutor : dr. M. Qathar Refa Tulandi Anggota : Septia Puji Mayasari G1A112075 R. M. Andriyan G1A112076 Alvin Pratama G1A112083 Shintia Bela Bangsa G1A113004 Hani Ledly Norvitasari G1A113005 Alnesti Purnama. Y G1A113006 Sandi Putra Perdana G1A113009 (ppt+mind mapping) Floera Finalita G1A113011 Frizka Primadewi. F G1A113012 (cover+skenario)

description

tutorial skenario suspect fraktur tulNg

Transcript of tutor2

TUTORIAL BLOK 4.2KELOMPOK 3ASKENARIO 2

Tutor : dr. M. Qathar Refa Tulandi

Anggota :Septia Puji MayasariG1A112075R. M. AndriyanG1A112076Alvin PratamaG1A112083Shintia Bela BangsaG1A113004Hani Ledly NorvitasariG1A113005Alnesti Purnama. YG1A113006Sandi Putra PerdanaG1A113009 (ppt+mind mapping)Floera FinalitaG1A113011Frizka Primadewi. F G1A113012 (cover+skenario)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JAMBI2014

SKENARIO

Seorang laki-laki Tn. A, umur 65 tahun, datang ke IGD RS Raden Mattaher, dengan keluhan nyeri dan rasa panas terbakar pada telinga kiri, telah dirasakan sejak 5 hari yang lalu, didapatkan keluar cairan dari telinga kiri sejak 2 hari yang lalu, pendengaran telinga kiri dirasa berkurang sejak 2 hari yang lalu, tidak ada riwayat mengorek telinga, pasien tidak demam, pasien tidak ada riwayat batuk/pilek, riwayat penyakit sebelumnya : DM (-), hipertensi (-), pernah menderita sakit cacar (varicella) 10 tahun yang lalu.

Dari pemeriksaan fisik dijumpai : Os tampak kesakitan. Kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, RR 24x/menit, temperatur 38(0C). Status lokalisata : Wajah : terlihat tidak simetris, dengan sudut mulut kiri tertinggal pada saat os diminta tersenyum, dan mata kiri os tidak bisa tertutup. Pada pipi kiri sampai aurikula sinistra dijumpai ruam kulit berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa terdapat ekskotiasi dan krusta. Liang telinga kiri : hiperemis, ditemukan vesikel, ditemukan sekret. Membran timpani kiri : perforasi central. Hidung : tidak ada septum deviasi, mukosa tidak hiperemis, tidak ada sekret. Tenggorok : Tonsil Ti Ti, tidak hiperemis. Faring : tidak hiperemis, tidak didapatkan granul. Pemeriksaan penala : Rinne test : telinga kanan (+), telinga kiri (+) Weber test : lateralisasi ke telinga kanan Swabach test : telinga kanan sama dengan pemeriksa, telinga kiri : memendek

KLARIFIKASI ISTILAH(5)

1. Varicella: Cacar air/penyakit infeksi akut primer yang disebabkan oleh virus varicella Zoster yang sering menyerang kulit dan mukosa.2. Ruam: Bintik-bintik dan benjolan kecil kemerahan pada kulit.3. Komposmentis: Tingat kesadaran yang normal, orang tersebut sadar sepenuhnya atas diri sendiri dan dapat menjawab pertanyaan tentang keadaan Sekelilingnya.4. Vesikel: Tonjolan epidermis, berbatas tegas, mengandung cairan serosa.5. Eritemaosa: Kemerahan pada kulit yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah kapiler reversibel.6. Ekskotiasi: Kerusakan kulit sampai ujung stratum papilaris sehingga kulit tampak merah disertai bintik-bintik perdarahan.7. Krusta: Ruam sekunder berupa cairan eksudat pada kulit yang mengering dan dapat bercampur dengan kotoran.8. Hiperemis: Vasodilatasi dan peningkatan jumlah darah di bagian organ tubuh/ekses darah pada bagian tubuh tertentu.9. Septum deviasi: Suatu kondisi medis yang ditandai dengan ketidak sejajaran dari septum. 10. Granul: Gumpalan-gumpalan dari partikel yang kecil.

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi telinga? 2. Apa makna klinis rasa nyeri dan rasa terbakar pada telinga kiri sejak 5 hari yang lalu? 3. Apa makna klinis keluar cairan dan berkurangnya pendengaran pada telinga kiri sejak 2 hari yang lalu? 4. Apa saja penyakit yang ditandai dengan rasa nyeri dan rasa terbakar pada telinga kiri? 5. Apa makna klinis pasien tidak ada riwayat mengorek telinga, tidak demam, tidak batuk/pilek?6. Apa hubungan riwayat Tn.A pernah menderita penyakit cacar (varisella) 10 tahun yang lalu dengan keluhan?7. Jelaskan interpretasi dari hasil vital sign?8. Jelaskan interpretasi dari hasil status lokalisata? 9. Mengapa pada Tn.A, perforasi yang terjadi terletak di central, bukan di marginal?10. Jelaskan interpretasi dari pemeriksaan penala? 11. Apa saja macam-macam pembesaran tonsil? 12. Apa diagnosis banding dari penyakit Tn. A?13. Bagaimana alur diagnosa dari penyakit Tn. A? 14. Apa yang terjadi pada Tn. A? 15. Apa definisi dari keluhan Tn.A?16. Apa saja klasifikasi dari keluhan Tn.A?17. Apa epidemiologi dari keluhan Tn. A?18. Apa etiologi dari keluhan Tn.A? 19. Apa saja faktor resiko dari keluhan Tn. A?20. Bagaimana patofisiologi dan pathogenesis dari keluhan Tn. A?21. Apa saja manifestasi klinis dari keluhan Tn. A?22. Bagaimana tatalaksana dan edukasi dari keluhan Tn. A?23. Apa komplikasi dari keluhan Tn.A?24. Bagaimana prognosis dari keluhan Tn.A?

ANALISIS MASALAH1. Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi telinga? Anatomi TelingaTelinga dibagi menjadi 3 bagian :a. Telinga luar : Auricula/pinna, Meatus Akustikus Eksternusb. Telinga tengah : Membran timpani, cavum timpani yang berisi tulang-tulang pendengaran (malleus, incus, stapes).c. Telinga dalam : Tulang labirin (vestibula dan cochlea)

Auricula/pinna :

Membran timpani :

Telinga dalam :

Telinga dalam terdiri dari 2 bagian penting, yaitu cochlea (untuk pendengaran) dan vestibula (untuk keseimbangan tubuh).(18)

Histologi Telinga1. Telinga LuarTerdiri atas: Daun telinga Meatus akustikus eksternus Membran Timpani

a. Daun telinga /aurikula/pinna Lempeng Tulang rawan elastis tebal 0,5-1mm, di lapisi perikondrium dan serat elastis. Kulit tipis pada kedua sisi mempunyai rambut halus sedikit, kelenjar sebasea, dan sedikit kelenjar keringat. Otot skelet dalam jaringan subkutan.

b. Meatus akustikus eksternus Mulai dari aurikula sampai membrana timpani. 1/3 luar, terdiri dari rangka tulang rawan elastis, dilapisi epitel berlapis gepeng pada bagian yang berhubungan langsung dengan kulit 2/3 dalam, terdiri dari tulang temporalMeatus akustikus eksternus (bagian luar): Terdapat rambut yang fungsinya mencegah masuknya benda asing protektif. kelenjar sebasea. kelenjar serumina.

c. Membrana timpani Bentuk oval dan semi transparan. Berfungsi meneruskan getaran suara ke osikula telinga tengah. Terdiri atas 3 lapis:a. Luar Epidermis yang sangat tipis tidak mengandung rambut dan kelenjar.b. Tengah Serat kolagen radier & sirkuler. Serat elastin dan fibroblast. Serat elastin terutama terdapat di bagian sentral dan perifer mebrana timpanic. Dalam Dilapisi mukosa yang terdiri dari epitel selapis kubis dan lamina propria yang tipis Kwadran anterosuperior membrana timpani terdapat bagian yang lunak dan lebih transparan, yang tidak mengandung serat kolagen. Bagian ini disebut membran Shrapnell, dan mengandung pembuluh darah.

2. Telinga TengahKavum/ruang timpani, beserta isinya: Osikula auditoris Tuba faringotimpani (tuba Eustachii)

a. Kavum Timpani Adalah ruang berisi udara,bentuk tidak beraturan,terdapat dalam os temporal. Pada tulang yang memisahkan kavum timpani dan telinga dalam terdapat 2 celah yang disebut foramen ovalis (oval window) dan foramen rotundum (round window), yang masing masing ditutup suatu membran .

b. Tuba Faringotimpani (tuba Eustachii) Merupakan saluran antara bag anterior kavum timpani dan bag lateroposterior nasofaring. Lumen sempit berbentuk gepeng dalam bidang vertikal. Akan terbuka saat menelan sehingga tekanan udara telinga tengah seimbang dg tekanan udara luar. 2/3 bag sebelah nasofaring sebagian besar merupakan tulang rawan elastis. 1/3 bag lainya mempunyai kerangka tulang.

3. Telinga Dalam/LabirinTerdiri dari 2 labirin: Labirin tulang (labyrinthus osseus) : terdiri atas sejumlah rongga di dalam pars petrosus tulang temporal berisi perilimfe Labirin membranosa (labyrinthus membranaceus) : sederetan rongga yang berlapiskan ep. selapis gepeng dg jar ikat tipis berisi endolimfe Diantara labirin tulang dan membranosa terdapat sistem perilimfatik subarachnoid otak

a. Labirin tulang (labyrinthus osseus)1. Vestibulum Ruangan berbentuk ovoid. Ditempati oleh 2 struktur memanjang yg berbeda yaitu, sakulus dan utrikulus Posterior dari vestibulum tdp 3 kanalis semisirkularis membungkus duktus semisirkularis.

2. Kanalis Semisirkularis Duktus endolimfatikus dilapisi epitel selapis gepeng, mendekati sakus endolimfatikus berubah menjadi epitel silindris tinggi, dimana terdiri atas 2 jenis sel yang salah satunya memiliki mikrovili pada permukaan apikalnya dan banyak vesikel dan vakuol pinositotik.

3. Koklea Fungsi untuk menerima suara. Merupakan saluran tulang berbentuk spiral dengan 2 -2 putaran, panjang 35 mm yang disebut modiolus, didalam nya terdapat serat saraf dan pembuluh darah. Dalam modiolus terdapat ganglion spiralis. Di bag lateral modiolus terdapat rigi tulang disebut lamina spiralis ossea. Organ Corti tampak di atas lamina spiralis, terdiri atas sel-sel sensoris untuk pendengaran. Koklea di bagi menjadi 3 saluran oleh lamina spiralis dan membrana vestibuli, yaitu: Skala vestibuli Skala media ( duktus koklearis), termasuk labirin membranosa yg terisi endolimf. Skala timpani

b. Labirin membranosa Utrikulus, Sakulus, Kanalis semisirkularis membranosa dilapisi oleh epitel selapis gepeng , kecuali daerah sensoris pada utrikulus dan sakulus (makula) dan di kanalis semisirkularis membranosa (krista ampularis). Makula dan krista ampularis terdiri atas penebalan jaringan penyambung perilimfatik , dilapisi oleh epitel yg terdiri dari sel reseptor (sel rambut) dan sel penyokong.a. Sel rambut : silindris, strereosilia kaku yang sebenarnya merupakan mikrovili khusus. Sel rambut ada 2 jenis (dipisahkan oleh bentuk persarafan aferen): Tipe I (ujung berbentuk mangkuk besar, mengelilingi sebagian besar basis sel). Tipe II (memiliki banyak ujung aferen kecil) keduanya juga memiliki ujung saraf eferen. b. Sel penyokong: Terletak diantara sel rambut. Bentuk silindris dg inti pada dasar sel dan mikrovili pada permukaan apikal menghasilkan glikoprotein berbentuk agar-agar yang ditaburi kristal kalsium karbonat (Otolit). (14)

Fisiologi PendengaranSuara masuk melalui auricula (pinna) meatus akustikus eksternus gelombang menggetarkan membran timpani gelombang diperkuat oleh tulang-tulang pendengaran (malleus, incus, stapes) gelombang masuk menggetarkan scala vestibuli scala media (organ corti) depolarisasi dari ujung saraf.(23)

2. Apa makna klinis rasa nyeri dan rasa terbakar pada telinga kiri sejak 5 hari yang lalu? Rasa nyeri dan terbakar merupakan nyeri radikuler dimana terjadi infeksi atau iritasi pada saraf. Tn. A merasa nyeri dan terbakar dikarenakan telah terjadi infeksi di persarafan sekitar telinga.(15)

3. Apa makna klinis keluar cairan dan berkurangnya pendengaran pada telinga kiri sejak 2 hari yang lalu? Sekret dari telinga luar dan tengah : konsistensinya cair Sekret dari telinga dalam : sekret mukoid (berbentuk seperti benang)Pada skenario tidak dijelaskan konsistensi dari sekret sehingga belum bisa diprediksi asal sekretnya. Kemungkinan, cairan yang keluar disebabkan oleh Virus varicella yang berjalan melalui persarafan. Kemudian, virus menginfeksi membran timpani sehingga timbul vesikel. Apabila vesikel pecah menyebabkan perforasi membaran timpani dan keluarnya cairan vesikel.(21,22) Penurunan pendengaran juga disebabkan oleh perforasi membran timpani, yang mana membran timpani berperan dalam proses penghantaran suara ke telinga bagian tengah dan dalam.

4. Apa saja penyakit yang ditandai dengan rasa nyeri dan rasa terbakar pada telinga kiri? a. Trauma : Menyebabkan kerusakan di nervus sensorisb. Infeksi : Otitis mediaTuba eustachi menghubungankan telinga tengah dengan tenggorokkan dan untuk drainase cairan dari telinga tengah. Jika tuba diblokir cairan akan terakumulasi di telinga tengah. Kondisi ini baik untuk pertumbuhan infeksi sehingga menyebabkan rasa nyeri dan terbakar ditelinga. Otitis eksterna/ swimming earAir kaporit masuk ke telinga sehingga menyebabkan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan kuman SinusitisSinus tersumbat sehingga terhambatnya drainase. Cairan terakumulasi di sinus menyebabkan kondisi yang baik untuk pertumbuhan bakteri.c. Herpes zoster Otikus : Infeksi di nervus trigeminus cabang Id. Penyakit kulit : Eczema, psoriasis, neurodermatitise. Alergi(3)

5. Apa makna klinis pasien tidak ada riwayat mengorek telinga, tidak demam, tidak batuk/pilek? Makna klinis pasien tidak demam, suhu pasien 38 celcius (subfebris), kemungkinan keluhan tidak terlalu mengganggu pasien. Makna klinis pasien tidak batuk dan pilek, menyingkirkan faktor resiko penyakit yang dapat disebabkan oleh infeksi saluran nafas atas.

6. Apa hubungan riwayat Tn.A pernah menderita penyakit cacar (varisella) 10 tahun yang lalu dengan keluhan? Kemungkinan penyebab keluhan Tn.A adalah virus Varisela zoster yang juga merupakan penyebab cacar 10 tahun yang lalu. Infeksi primer Varisela zoster partikel virus dapat tetap tinggal di ganglion sensoris saraf spinalis selama tahunan respon imunitas seluler dan antibodi menurun reaktivasi virus ruam kulit yang terlokalisir di satu dermatom.(23)

7. Jelaskan interpretasi dari hasil vital sign?a. Tekanan darah : 120/80 mmHg = normalb. Nadi : 80x/menit = normalc. Respiratory rate : 24x/menit = normald. Temperatur : 380C = Sub Febris (N = 36,5 37,20C)

8. Jelaskan interpretasi dari hasil status lokalisata? a. Wajah : Paralisis Nervus Facialisb. Pipi-auricula sinistra : setelah 2 hari timbul berupa erupsi kulit, nyeri terlokalisir dengan makula kemerahan. Lokasi : preaurikular Warna : eritema dan vesikel krustac. Liang telinga : Hiperemis ( Terjadi inflamasi {erupsi kulit}) Vesikel Adanya sekret (cairan)d. Perforasi sentral membran timpani : Terjadi pada pars tensa (tegang), sedangkan di seluruh tepi perforasi masih ada sisa membran timpani. e. Hidung : Normalf. Tenggorok : T1= Masih terdapat dalam fossa tonsilaris (normal) Faring = Normal(21)

9. Mengapa pada Tn.A, perforasi yang terjadi terletak di central, bukan di marginal?Karena kalau perforasi marginal disebabkan oleh barotrauma (bunyi yang keras), sedangkan pada skenario tidak dipaparkan bahwa pasien mengalami barotrauma.(21)

10. Jelaskan interpretasi dari pemeriksaan penala? a. Rinne test : telinga kanan (+), telinga kiri (+) = normal atau tuli sensorineuralb. Weber test : lateralisasi ke telinga kanan = tuli sensori neuralc. Swabach test : telinga kanan = normal, telinga kiri swabach memendek = tuli sensori neural.Kesimpulan = telinga kanan normal, telinga kiri tuli sensorineural.(21)

Tuli sensorineural terjadi karena virus Varisela zoster menyerang sistem saraf, bukan hantaran (konduksi) dari pendengaran. Virus tetap tinggal di ganglion geniculata sistem imun pasien menurun terjadi reaktivasi virus Varisela zoster virus menyerang saraf-saraf sekitarnya tuli sensorineural.(9)

11. Apa saja macam-macam pembesaran tonsil? a. T0: Tonsil telah diangkatb. T1: Dalam arcus anteriorc. T2: Tidak melebihi dari jarak arcus anterior dan uvulad. T3: Lebih dari jarak arcus anterior dan uvulae. T4: Bila besarnya mencapai uvula

12. Apa diagnosis banding dari penyakit Tn. A?Diagnosa BandingGejala

Bells PalsyTerdapat kelamahan separuh otot wajah. Hal yang sangat membedakan adalah adanya ruam pada SRH

Miringitis Bullosa Tiba-tiba mengalami sakit telinga yang parah atau otalgia sifatnya berdenyut. Nyeri biasanya terletak di dalam telinga, tetapi dapat menyebar ke ujung mastoid, tengkuk, temporomandibula hingga ke seluruh wajah.(11) Terdapat bulla pada membran timpani, pada sisi posterior atau postero inferior membran timpani atau pada dinding kanalis posterior. Penurunan pendengaran.

Otitis eksterna Otalgia, pruritus, keluarnya cairan dan hilangnya pendengaran. Terdapat nyeri tekan tragus dan liang telinga hiperemis dan bengkak.(1)

Trigeminal neuralgiaMuncul secara tiba-tiba, unilateral, nyeri yang berat terasa tertusuk dan rasa nyeri rekuren sesuai dengan saraf trigeminal tetapi trigeminal neuralgia tidak menyebabkan adanya deficit nerologis.(13)

13. Bagaimana alur diagnosa dari penyakit Tn. A? Diagnosis SRH ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fungsi nervus VII diperlukan untuk menentukan letak lesi, beratnya kelumpuhan dan evaluasi pengobatan. Pemeriksaan meliputi fungsi motorik otot wajah, tonus otot wajah, gustatometri dan tes Schimer.Dari dalam anamnesis riwayat penyakit dahulu bisa didapatkan ada riwayat terkena penyakit cacar air. Penyakit ini didahului dengan gejala prodromal berupa nyeri kepala, nyeri telinga, lesu, demam, sakit kepala, mual dan muntah. Lesi terdapat di telinga luar dan sekitarnya, kelainan berupa vesikel berkelompok di atas daerah yang eritema, edema dan disertai rasa nyeri seperti terbakar pada telinga dan kulit sekitarnya (nyeri radikuler).Pemeriksaan dan otoscopy menunjukkan vesikel-vesikel di dalam saluran atau di membrana tympani. Derajat kelumpuhan saraf fasialis dapat dinilai secara subjektif dengan menggunakan sistim House-Brackmann selain itu derajat dapat digunakan untuk evaluasi.Tabel 1. House Brackman(2)(tabel juga)Disamping itu juga dapat dilakukan tes topografi untuk menentukan letak lesi saraf fasialis dengan tes Schirmer dan tes gustometri. Pemeriksaan N. VII dimulai dari fungsi saraf motorik dengan cara menggerakkan otot-otot wajah utama di muka, mulai dari mengankat alis (m. frontalis), mengerutkan alis (m. soucilier), mengakat serta mengeruktan hidung ke atas (m. piramidalis), memejamkan mata kuat-kuat (m. orbicularis okuli), tertawa lebar sambil memperlihatkan gigi (m. zygomatikus), memoncongkan mulut ke depan sambil memperlihatkan gigi (m. relever komunis), meggembungkan kedua pipi (m. businator), bersiul (m. orbicularis oris), menarik kedua sudut bibir ke bawah (m. triangularis), dan memoncongkan mulut yang tertutup rapat ke depan ( m. mentalis). Setiap gerakkan yang dilakukan dibandingkan kanan dan kiri. Penilaiain yang diberikan adalah angka 3 jika gerakkan normatl serta simetris, angka 1 jika sedikit ada gerakkan, angka 2 gerakkan yang berada diantara angka 3 dan 1, angka 0 jika tidak ada gerakkan sama sekali. Tes gustatomeri ini digunakan untuk menilai n.corda timpani, dengan cara membandingkan ambang rasang antara sisi lidah kanan dan kiri. Tes Schrimer digunakan untuk mengetahui fungsi serabut serabut pada simpatis dari N.VII yang disalurkan melalui nervus petrosus superfisialis mayor setinggi genikulatum, dengan cara meletekkan kertas lakmus pada bagian inferior konjungtiva dan dihitung berapa banyak sekresi kelenjar lakrimalis.(20)

14. Apa yang terjadi pada Tn. A? Ramsay Hunt Syndrome

15. Apa definisi dari keluhan Tn.A?Ramsay Hunt Symdrome adalah facial neurophaty perifer akut yang ditandai dengan adanya ruam-ruam vesikel erithemotous pada kulit di saluran telinga, auricula, dan/atau membran mukosa dari orofaring.(2)

16. Apa saja klasifikasi dari keluhan Tn.A?Berdasarkan gejala klinis.a. Penyakit yang menyerang bagian sensoris.b. Penyakit yang menyerang bagian sensoris dan motorik.c. Penyakit yang menyerang bagian sensoris, motorik, dan gangguan pendengaran.d. Penyakit yang menyerang bagian sensoris, motorik, gangguan pendengaran dan gangguan keseimbangan.(16)

17. Apa epidemiologi dari keluhan Tn. A?Ramsay Hunt Syndrome merupakan komplikasi yang jarang dari infeksi virus Varisela zoster. Ramsay Hunt Syndrome diperkirakan sebesar 16% merupakan penyebab kelumpuhan wajah unilateral pada anak-anak dan 18% pada dewasa. Ramsay Hunt Syndrome jarang berhubungan dengan mortalitas. Keberhasilan penyembuhan Ramsay Hunt Syndrome dilihat dari keadaan wajah pasien.Selain itu SRH juga dikatakan menjadi penyebab dari Bells Palsy sebanyak 20% dari kasus yang ada.(9)

18. Apa etiologi dari keluhan Tn.A? Ramsay Hunt Syndrome disebabkan oleh infeksi varicella zoster yang reaktivasi kembali, menyebabkan kelainan neurologik. Menyerang beberapa saraf sekitar kepala sehingga menyebabkan paralisis fasial, ruam pada telinga, lidah atau langit2 mulut.

19. Apa saja faktor resiko dari keluhan Tn. A?a. Usia lebih dari 60 tahunb. Pernah terinfeksi virus varicellac. Memiliki Imunitas yang lemahd. Malnutrisie. Orang dengan riwayat pemakaian obat imunosupressan jangka panjang(4)

20. Bagaimana patofisiologi dan pathogenesis dari keluhan Tn. A?Penyebab SRH adalah virus varisela zoster yang merupakan jenis virus neurotropik. Virus ini termasuk dalam anggota family dari Herpesviridae dan penyebab utama dari penyakit cacar air. Penyakit cacar air biasanya dapat sembuh sempurna tanpa sequele, namun virus tetap dapat mengalami masa dormansi di neuron. SRH terjadi akibat reaktivasi dari infeksi virus varisela zoster sebelumnya. Pada tahap awal virus varisela zoster masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas atas dan mukosa konjungtiva, kemudian bereplikasi pada kelenjar limfe regional dan tonsil. Virus kemudian menyebar melalui aliran darah dan berkembang biak di organ dalam.Fokus replikasi virus terdapat pada sistem retikuloendotelial hati, limpa dan organ lain. Pada saat titer tinggi, virus dilepaskan kembali ke aliran darah (viremia kedua) dan membentuk vesikel pada kulit dan mukosa saluran nafas atas. Kemudian berkembang dan menyebar melalui saraf sensoris dari jaringan kutaneus, menetap pada ganglion serebrospinalis dan ganglion saraf kranial. Parese nervus VII timbul akibat reaktivasi virus varisela zoster yang menetap pada ganglion genikulatum dan proses ini disebut dengan ganglionitis. Ganglionitis menekan selubung jaringan saraf, sehingga menimbulkan gejala pada nervus VII. Peradangan dapat meluas sampai ke foramen stilomastoid. Gejala kelainan nervus VIII yang juga dapat timbul akibat infeksi pada ganglion yang terdapat di telinga dalam atau penyebaran proses peradangan dari nervus VII.(8,10,19)

21. Apa saja manifestasi klinis dari keluhan Tn. A?Kriteria diagnosa dari Ramsay Hunt Syndrome dikenal adanya trias ramsay hunt syndrome: ipsilateral facial paralysis, nyeri pada telinga, dan vesikel pada aurikula dan kanal auditori.Manifestasi klinis lainnya, yaitu: Ruam-ruam bisa mendahului onset paralisis n. Facial. Vertigo dan kehilangan pendengaran ipsilateral. Tinnitus Sakit kepala Dysarthria Gait ataxia Demam Cervical adenopathy.(17)

22. Bagaimana tatalaksana dan edukasi dari keluhan Tn. A?Sistemik:a. Obat antiviral, lebih baik diberikan pada 3 hari pertama sejak timbulnya lesi. Pilhan obat: Asiklovir 5x800 mg per oral selama 7 hari Valasiklovir 3x1000 mg per oral selama 1 hari. Namun, bila lesi baru tetap muncul, obat ini dapat diteruskan hingga 2 hari bebas lesi.b. Analgesik, untuk mengatasi keluhan nyeri. Pilihan obat: Asam mefenamat 3x 1500 mg/hari Agen antikovulsan, ex: carbamazepinec. Kortikosteroid diberikan apabila terjadi sindrom Ramsay-Hunt untuk mencegah terjadinya paralisis: Prednison 3x20 mg per hari, setelah seminggu dosis dapat diturunkan secara bertahap.d. Diazepam, untuk menekan vertigo.

Topikal:a. Obat tetes mata agar tidak kering Artifical tears: cendolytex (ED) 6x/ hari b. Bedak jika vesikel belum pecah dan obat salep antibotik jika vesikel pecah

Follow up : Setelah inisial terapi medis, pasien harus di follow up setelah 2 minggu, 6 minggu, dan 3 bulan.

Jika terjadi penekanan saraf wajah, dilakukan pembedahan untuk memperlebar lubang yang dilalui oleh saraf wajah. Setelah pembedahan biasanya kelumpuhan wajah akan menghilang.Bila parese menetap lebih dari 60 hari tanpa tanda-tanda perbaikan, tindakan dekompresi harus dilakukan. Dekompresi dilakukan pada segmen horizontal dan ganglion genikulatum.(9,12,15)

23. Apa komplikasi dari keluhan Tn.A?a. Neuralgia pascaherpetik: rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah penyakit sembuh. Komplikasi ini kebanyakan timbul pada usia di atas 40 tahun.b. Komplikasi herpes zoster oftalmikus: ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, koriorenitis, neuritis optik.c. Paralisis motorik muncul dalam 2 minggu pasca-awitan lesi.(12)

24. Bagaimana prognosis dari keluhan Tn.A?Prognosis bergantung pada: Umur : jika lebih dari 60 tahun prognosis buruk Penyakit autoimun: jika dengan penyakit autoimun prognosis buruk Kerusakan saraf : jika kerusakan safar parah prognosis buruk Pada kehilangan pendengaran umumnya penyembuhan baik, tapi buruk pada pria tua.(6)

25.

DAFTAR PUSTAKA

1. Agius AM, Pickles JM, Burch KL. A prospective study of otitis externa. Clin Otolaryngol 1992;17:150-4.2. Bhupal HK. Ramsay hunt syndrome presenting in primary care. In: ThePrectitioner casebook:2010;254:33-35.3. Bora, chandramita. 2013. Burning Sensation in the Ear. Diakses tanggal 25 Mei 2015 (http://www.www.buzzle.com) .4. Davis, Charles Patrick. 2015. Ramsay Hunt Syndrome. Diunduh 25 Mei 2015 (http://www.MedicineNet.com) 5. Dorland, W A Newman. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. Jakarta: EGC6. Draper, Richard. 2011. Herpes Zoster Oticus (Ramsay Hunt Syndrome). Diunduh 25 Mei 2015 (http://www.Patient.co.uk)7. Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC8. Honda, Nobumitsu et al. Swelling of the intratemporal facial nerve in Ramsay Hunt syndrome. Acta Otolaryngol. 2002; 122:348-52.9. http://emedicine.medscape.com. Diakses tanggal 28 Mei 201510. Kim HJ, et al. Ramsay Hunt syndrome complicated by a brainstem lesion. Journal of Clinical virology 39 (2007) 322-325.11. Kotikosi, M. Acute miringitis in children less than two years of age. Acta University Tamperensis 991. Finland. 2004. p.7, 15-20, 24-42.12. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Penyunting. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI: 201413. Merskey H, Bogduk N. Classification of chronic pain. Descriptions of chronic pain syndromes and definitions of pain terms. Seattle (WA): IASP Press; 1994. p. 59-71.14. Mescher,Anthony L. Histologi Dasar Junqueira Teks & Atlas, Edisi 12. 2011. Jakarta : EGC 15. Munilson, Jacky, et all. 2014. Diagnosis dan Penatalaksanaan Sindrom Ramsay Hunt. Universitas Andalas.16. Ramussen et all. 2014. Virology Discovery. Diakses tanggal 25 Mei 2015 (http://www.hoajonline.com/journals/pdf/2052-6202-2-2.pdf)17. Ryu EW, Lee HY, Lee SY, Park MS, Yeo SG. Clinical manifestations and prognosis of patients with Ramsay Hunt syndrome. Am J Otolaryngol. November 8th 2011.18. Saladin, Kenneth S. 2008. Human Anatomy, 2nd edition. Jakarta: EGC 19. Sjaiful dkk. Infeksi Virus Herpes. Jakarta: kelompok studi herpes Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2002.p196-7.20. Sjarifudin, Bashirudin J, Bramantyo B. Kelumpuhan Nervus Fasialis Perifer. Dalam: Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher Edisi 6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2007.p114 -1721. Soepardi, Eflaty Arsyad, Prof., Dr., Sp.THT-KL (K), et al. 2012. Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, Edisi Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.22. Thompson, Dennis. 2015. A Shingles Complication That Can Damage Hearing. Diunduh 25 Mei 2015 (http://www.EverydayHealth.com) 23. www.nejm.org. Diakses tanggal 26 Mei 2015.

NyeriRasa panas terbakarKeluarnya sekretPendengeran berkurangRriwayat sakit cacar (Varicella)Perforasi central membran timpaniMIND MAPING

Tn.A65 tahun

Anamnesis

Anatomi

Pemeriksaan FisikTanda vitalStatus lokalisataKulitTHTPemeriksaan pelana

Histologi

Fisiologi

Diagnosis Banding

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis

Ramsay Hunt Syndrome

Faktor ResikoEtiologiKlasifikasiEpidemiologiDefinisiPatofisiologi dan Patogenesis

PrognosisKomplikasiTatalaksana dan EdukasiManifestasi Klinis