TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan...

91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENENDANG BOLA SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA PANDANARAN BOYOLALI TAHUN 2010 (Studi Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Massed Practice dan Distributed Practice di Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali) Skripsi Oleh: ADRIANTO PUTRO PAMUNGKAS K.5606001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 i

Transcript of TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan...

Page 1: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN PANJANG

TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENENDANG

BOLA SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA

PANDANARAN BOYOLALI TAHUN 2010

(Studi Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Massed Practice dan

Distributed Practice di Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali)

Skripsi

Oleh:ADRIANTO PUTRO PAMUNGKAS

K.5606001

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

i

Page 2: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN PANJANG

TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENENDANG

BOLA SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA

PANDANARAN BOYOLALI TAHUN 2010

(Studi Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Massed Practice dan

Distributed Practice di Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali)

Oleh :ADRIANTO PUTRO PAMUNGKAS

K.5606001

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana PendidikanProgram Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A

2010

ii

Page 3: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Sudjarwo, M.Pd. Hendrig Joko Prasetyo, S.Pd., M.Or. NIP. 130 206 394 NIP. 19800805 200801 1 021

iii

Page 4: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 1 Desember 2010

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. H. Agus Margono, M. Kes.

Sekretaris : Fadilah Umar, S. Pd, M. Or.

Anggota I : Prof. Dr. H. Sudjarwo, M. Pd.

Anggota II : Hendrig Joko Prasetyo, S. Pd, M. Or.

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.NIP. 19600727198702 1 001

iv

Page 5: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Adrianto Putro P. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN MENENDANG BOLA SEPAKBOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA PANDANARAN BOYOLALI TAHUN 2010. (Studi Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Massed Practice dan Distributed Practice di Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh metode latihan massed practice dan distributed parctice terhadap ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. (2) Perbedaan hasil peningkatan ketepatan menendang bola antara siswa yang memiliki tungkai panjang dengan siswa yang memiliki tungkai pendek pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. (3) Ada tidaknya pengaruh interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai terhadap ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010 berjumlah 54 orang. Teknik pengambilan sampel penelitian yang digunakan adalah purposive random sampling. Dari jumlah 54 orang selanjutnya dilakukan tes dan pengukuran panjang tungkai dengan mengukur dari trochanter sampai telapak kaki. Dari hasil tes dan pengukuran panjang tungkai diklasifikasikan menjadi dua yaitu: kategori tungkai panjang dan kategori tungkai pendek. Sampel yang digunakan adalah 20 siswa yang memiliki kategori tungkai panjang dan 20 siswa dengan kategori tungkai pendek. Metode latihan yang digunakan adalah metode latihan massed practice dan distributed practice. Teknik pengumpulan data yaitu pengukuran panjang tungkai dari trochanter sampai telapak kaki dan ketepatan tendangan melambung dalam permainan sepakbola. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians 2 X 2 dilanjutkan dengan Newman-Keuls.Penelitian ini melibatkan tiga variabel, yaitu: variabel independent (manipulatif/bebas), variabel atributif dan variabel dependent (terikat). Variabel independent terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok metode massed practice dan kelompok distributed practice. Variabel atributif terdiri dari dua kelompok usia yaitu, kelompok tungkai panjang dan kelompok tungkai pendek. Sedangkan variabel dependent yaitu ketepatan tendangan lambung dalam permainan sepakbola.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagi berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. (nilai Fo

v

Page 6: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10.83 > Ft 4.11). (2) Ada perbedaan peningkatan ketepatan menendang bola yang signifikan antara siswa yang memiliki tungkai panjang dengan siswa yang memiliki tungkai pendek pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. (nilai Fo 5.44 > Ft 4.11). (3) Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dan panjang tungkai terhadap peningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. (nilai Fo 16.93 > Ft 4.11). (a) Metode latihan massed practice lebih cocok bagi siswa yang memiliki tungkai panjang. (b) Metode latihan distributed practice lebih cocok bagi siswa yang memiliki tungkai pendek.

vi

Page 7: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

ADRIANTOAdrianto Putro P.

Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke Negeri Cina dan sesungguhnya menuntut

ilmu itu wajib atas setiap orang Islam.

(HR. Ibnu Abdil Barr)

Ilmu dapat membuat orang lebih bijaksana, mencegah berbuat aniaya dan

membuat yang tak tahu arah menjadi terarah.

(Al Imam Al Mawardi)

vii

Page 8: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Bapak dan ibu tercinta

Lope Dima tersayang

Kedua kakak ku tercinta

Teman-teman angkatan 2006

Almamater

viii

Page 9: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HalamanJUDUL ................................…………………………………………………

PENGAJUAN ...............................………………………………………….

PERSETUJUAN .........................…………………………………………..

PENGESAHAN ..............................…………………………………………

ABSTRAK .................……………………………………………………….

MOTTO .....................……………………………………………………….

PERSEMBAHAN .............................………………………………………..

DAFTAR ISI ......................................……………………………………….

KATA PENGANTAR ..................................………………………………..

DAFTAR TABEL ...................………………………………………………

DAFTAR GAMBAR ...................................………………………………..

DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN ..............................…………………………………

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………

B. Perumusan Masalah ......………………………………………

C. Tujuan Penelitian .....……………………………………………

D. Manfaat Penelitian .....…………………………………………..

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………..

A. Tinjauan Pustaka ...………………………………………………

1. Permainan Sepakbola…………………………………………

a. Hal-Hal yang Harus Dikuasai dalam Permainan Sepak

Bola………………………………………………………

b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola………

2. Teknik Dasar Menendang Bola………………………………

a. Tujuan Menendang Bola dalam Permainan Sepakbola….

b. Jenis-Jenis Tendangan dalam Permainan Sepakbola…….

c. Bagian-Bagian kaki untuk Menendang Bola…………….

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

ix

x

xiv

xv

x

vix

vi

1

1

6

7

7

8

8

8

10

11

12

12

13

ix

Page 10: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Tendangan Melambung dalam Permainan Sepakbola…..

e. Teknik Tendangan Melambung………………………….

3. Latihan……………………………………………………….

a. Tujuan Latihan……………………………………………

b. Metode Latihan…………………………………………..

c. Prinsip-Prinsip Latihan……………………………………

d. Komponen-Komponen Latihan…………………………..

4. Latihan Tendangan Melambung dengan Metode Massed

Practice………………………………………………………

a. Metode Massed Practice…………………………………

b. Pelaksanaan Tendangan Melambung dengan Metode

Massed Practice………………………………………….

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Tendangan

Melambung dengan Metode Massed Practice…………..

5. Latihan Tendangan Melambung dengan Metode Distributed

Practice………………………………………………………

a. Metode Distributed Practice…………………………….

b. Pelaksanaan Latihan Tendangan Melambung dengan

Metode Distributed Practice…………………………….

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Tendangan

Melambung dengan Metode Distributed Practice………

6. Panjang Tungkai……………………………………………..

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Panjang Tungkai…..

b. Peranan Panjang Tungkai terhadap Ketepatan

Tendangan Melambung dalam Permainan Sepakbola…..

B. Penelitian yang Relevan………………………………………….

C. Kerangka Pemikiran .......………………………………………

D. Perumusan Hipotesis…………………………………………..

14

16

18

20

21

22

23

27

30

30

30

33

34

34

35

37

38

40

41

42

43

47

x

Page 11: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III METODE PENELITIAN .............………………………………

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………………………………..

B. Metode dan Rancangan penelitian….………………………….

C. Variabel Penelitian…….……………………………………….

D. Populasi Dan Sampel Penelitian……………………………….

E. Teknik Pengumpulan Data..……………………………………

F. Definisi Operasional Variabel…………………………...……

G. Teknik Analisis Data…………………………………………...

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................……………………………….

A. Deskripsi Data ...............……………………………………….

B. Mencari Reliabilitas…………………………………………….

C. Pengujian Persyaratan Analisis…………………………………

1. Uji Normalitas……………………………………………….

2. Uji Homogenitas……………………………………………

D. Pengujian Hipotesis……………………………………………..

1. Pengujian Hipotesis Pertama……………………………….

2. Pengujian Hipotesis Kedua…………………………………

3. Pengujian Hipotesis Ketiga…………………………………

E. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........………. ………

A. Simpulan..................……………………………………………

B. Implikasi ....................…………………………………………

C. Saran .........................…………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA .............................……………………………………

LAMPIRAN.........................…………………………………………………

48

48

48

51

52

52

53

54

60

62

63

63

64

64

64

66

66

66

67

71

71

72

73

74

77

xi

Page 12: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan

penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Drs.Bambang Wijanarko, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

4. Prof. Dr. H. Sudjarwo, M.Pd., sebagai pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

5. Hendrig Joko Prasetyo, S.Pd., M.Or., sebagai pembimbing II yang telah

memberikan semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga

skripsi dapat tersusun dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK UNS Surakarta yang secara tulus

memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

7. Pembina dan Pelatih SSB Pandanaran Boyolali yang telah memberikan ijin

untuk mengadakan penelitian di SSB yang dipimpinnya.

8. Siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010

yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

xii

Page 13: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap

semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan

bagi para pembaca.

Surakarta, Desember 2010

APP

xiii

Page 14: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rancangan Penelitian Anava Dua Jalur dengan Design

Rancangan Faktorial 2 X 2…………………………………..

Tabel 2. Ringkasan Anava Dua Jalur…………………………………

Tabel 3. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Hasil

Ketepatan Menendang Bola dalam Permainan Sepakbola

Menurut Kelompok Penelitian…………….…………………

Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Ketepatan

Menendang Bola dalam Permainan Sepakbola………………

Tabel 5. Range Kategori Reliabilitas………………………………….

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors……………………..

Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet…………………..

Tabel 8. Ringkasan Nilai Rerata Ketepatan Menendang Bola

Berdasarkan Metode Latihan dan Panjang Tungkai

Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan…………………….

Tabel 9. Ringkasan Analisis Anava Faktorial 2 X 2………………….

Tabel 10 Hasil Uji Rentang Newman Keuls setelah Anava…………..

Tabel 11 Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi

Faktor Utama terhadap Peningkatan Ketepatan Menendang

Bola………………………………………………………….

52

56

60

63

63

63

64

65

65

65

69

xiv

Page 15: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skematis Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola…….

Gambar 2. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola………………

Gambar 3. Ilustrasi Latihan Tendangan Melambung dengan Metode

Massed Practice……………………………………………

Gambar 4. Ilustrasi Latihan Tendangan Melambung dengan Metode

Distributed Practice…………………………………………

Gambar 5. Tes dan Pengukuran Panjang Tungkai………………………

Gambar 6. Lapangan Tes Ketepatan Tendangan Lambung…………….

15

16

32

36

101

103

xv

Page 16: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Nilai Rata-Rata Ketepatan Menendang Bola Berdasarkan

Tiap Kelompok Perlakuan dan Panjang Tungkai…………….

Grafik 2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Ketepatan Menendang Bola

dalam Permainan Sepakbola antara Kelompok Perlakuan…..

Grafik 3. Interaksi antara Metode Latihan dan Panjang Tungkai………

61

62

69

xvi

Page 17: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Tes Pengukuran Panjang Tungkai…………………

Lampiran 2. Data Tes Awal Ketepatan Tendangan Lambung dalam

Permainan Sepakbola Berdasarkan Kelompok Sampel

Penelitian…………………………………………………

Lampiran 3. Data Tes Awal Ketepatan Tendangan Lambung dalam

Permainan Sepakbola Berdasarkan Kelompok Sampel

Penelitian dengan Penilaian Belah Ganjil dan Genap……

Lampiran 4.Uji Reliabilitas Data Tes Awal………………………….

Lampiran 5.Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 1 (A1B1) dan

Kelompok 2 (A1B2)……………………………………..

Lampiran 6.Uji Normalitas Data Tes Awal Kelompok 2 (A2B1) dan

Kelompok 2 (A2B2)……………………………………..

Lampiran 7. Uji Homogenitas Data Tes Awal…………………………

Lampiran 8. Data Tes Akhir Ketepatan Tendangan Lambung dalam

Permainan Sepakbola……………………………………

Lampiran 9. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Ketepatan Tendangan

Melambung dalam Permainan Sepakbola……………….

Lampiran 10.Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan

Tendangan Lambung Sepakbola Kelompok 1 dan

Kelompok 2…………………………………………….

Lampiran 11.Rekapitulasi Data Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan

Tendangan Lambung Sepakbola Kelompok 3 dan

Kelompok 4…………………………………………….

Lampiran 12.Deskripsi Data Hasil Peningkatan Rata - Rata antar

Kelompok Sampel sebagai Persiapan Analisis Anava

Faktorial 2 X 2………………………………………….

Lampiran 13 Hasil Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls……………

78

80

81

82

84

85

86

87

88

90

91

92

94

xvii

Page 18: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran 14. Program Latihan Tendangan Lambung dengan Metode

Massed Practice dan Distributed Practice……………..

Lampiran 15. Petunjuk Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Panjang

Tungkai………………………………………………….

Lampiran 16. Petunjuk Pelaksanaan Tes Ketepatan Tendangan

Lambung…………………………………………………

Lampiran 17. Program Latihan Siswa SSB Pandanaran Boyolali

Menurut Prinsip Individual……………………………….

Lampiran 18. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian……………………

Lampiran 19. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret

Surakarta…………………………………………………

Lampiran 20. Surat Keterangan Penelitian dari SSB Pandanaran

Boyolali…………………………………………………

97

101

102

104

107

110

111

xviii

Page 19: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan olahraga yang cukup memasyarakat dan digemari

seluruh lapisan dunia. Banyak kejuaraan yang telah diselenggarakan diberbagai

event dunia seperti Piala Champion, Piala Dunia, Piala Eropa dan lain sebagainya.

Dari event-event sepakbola tersebut mampu menghipnotis semua masyarakat di

dunia untuk menyaksikan pertandingan sepakbola. Banyak negara-negara Eropa

permainan sepakbola dijadikan olahraga Nasional. Seperti dikemukakan Beltasar

Tarigan (2001: 1) bahwa, “Sepakbola merupakan permainan beregu yang paling

populer di dunia dan bahkan telah menjadi permainan Nasional bagi setiap negara

di Eropa, Amerika Selatan, Asia, Afrika dan bahkan pada saat ini permainan itu

digemari di Amerika Serikat”.

Di Indonesia permainan sepakbola mengalami perkembangan yang cukup

pesat. Munculnya klub-klub sepakbola, Lembaga Pendidikan Sepakbola, Sekolah

sepakbola di berbagai daerah menunjukkan perkembangan sepakbola di Indonesia

yang cukup baik. Diadakannya pertandingan resmi yang diselenggarakan PSSI

yaitu Liga Sepakbola Indonesia merupakan wujud kepedulian pemerintah

terhadap sepakbola Indonesia.

Maraknya Sekolah Sepakbola di berbagai daerah merupakan wahana

untuk membina dan melatih anak-anak pemula yang memiliki bakat bermain

sepakbola. Pembinaan dan pelatihan yang dilakukan sejak usia dini merupakan

suatu usaha untuk mencetak pemain-pemain sepakbola yang terampil dan

diharapkan ke depannya menjadi pemain sepakbola yang berprestasi. Hal ini

seperti dikemukakan M. Furqon H. (2003: 3) bahwa, “Bila dikaitan dengan

perkembangan dan pertumbuhan anak, pemassalan sangat baik jika dimulai sejak

masa kanak-kanak, terutama pada masa akhir kanak-kanak (6-12 tahun). Pada

masa ini merupakan tahap perkembangan keterampilan gerak dasar”. Sedangkan

Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 37) berpendapat, “Pelaksanaan

Page 20: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dalam pemassalan olahraga yang ditujukan kepada para pelajar merupakan

langkah awal dalam usaha untuk menemukan bibit-bibit atlet atau olahragawan

yang berbakat sehat fisik dan mental, bentuk tubuh yang predominan terhadap

cabang olahraga dan intelegensi”.

Upaya meningkatkan keterampilan bermain sepakbola harus menguasai

macam-macam teknik dasar bermain sepakbola. Kemampuan seorang pemain

sepakbola menguasai teknik dasar bermain sepakbola dapat mendukung

penampilannya dalam bermain sepakbola baik secara individu maupun secara

kolektif. Pentingnya peranan penguasaan teknik dasar bermain sepakbola, maka

bagi para pemain pemula harus dilatih secara baik dan benar.

Menendang bola merupakan salah satu teknik dasar bermain sepakbola

yang memiliki kontribusi besar dalam permainan sepakbola. Hampir seluruh

permainan sepakbola dilakukan dengan menendang bola. Besarnya kontribusi

menendang bola terhadap permainan sepakbola secara kolektif, maka perlu

dilatihkan kepada siswa pemula. Wahjoedi (1999: 120) menyatakan, “Menendang

bola merupakan keterampilan paling penting dan mendasar yang harus dikuasai

dalam permainan sepakbola. Oleh karena itu yang pertama kali harus dikuasai

oleh setiap pemain adalah teknik dasar menendang bola”.

Menendang bola merupakan salah satu teknik dasar bermain sepakbola

yang paling sering dan banyak dilakukan dalam permainan sepakbola. Hampir

seluruh permainan sepakbola dilakukan dengan menendang bola. Menendang bola

merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang memiliki kontribusi besar dalam

permainan sepakbola. Teknik dasar menendang bola memiliki beberapa fungsi di

antaranya: untuk memberikan operan (passing), menembak (shooting) bola ke

gawang, membersihkan (clearing) dan tendangan-tendangan khusus. Dari fungsi

menendang bola tersebut, tentunya setiap tendangan yang dilakukan seorang

pemain sepakbola memiliki maksud dan tujuan yang berbeda-beda menurut

kebutuhannya. Sebagai contoh menendang bola di daerah pertahanan biasanya

sebagai umpan atau membersihkan (menyelamatkan gawang) dari lawan,

Page 21: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

menendang bola di daerah pertahanan lawan sebagai umpan atau melakukan

shooting ke gawang lawan.

Melakukan tendangan atau operan jarak jauh yang tepat pada sasaran

yang diinginkan tidaklah mudah. Banyak faktor yang mempengaruhinya misalnya

akurasi (ketepatan), lawan yang selalu menghalang-halangi, konsentrasi, feeling

dan lain sebagainya. Ditinjau dari fungsinya, tendangan jarak jauh (melambung)

memiliki kontribusi besar yaitu, untuk memberikan umpan-umpan jarak jauh atau

umpan ke daerah gawang lawan. Umpan-umpan yang tepat dan akurat akan

memudahkan teman seregunya untuk menerimanya atau menyelesaikannya

mencetak gol ke gawang lawan. Selain itu, tendangan melambung memiliki

efektivitas yang cukup baik, karena bola di atas sangat kecil kemungkinan untuk

digagalkan oleh lawan. Pentingnya peranan menendang bola melambung, maka

harus dilatih dan dikembangkan secara sistematis dan kontinyu.

Latihan secara sistematis dan kontinyu merupakan langkah yang tepat

untuk meningkatkan kemampuan tendangan melambung bagi pemain sepakbola

pemula. Dalam pelaksanaan latihan tendangan melambung bagi siswa pemula

dibutuhkan metode latihan yang tepat. Banyaknya macam-macam metode latihan,

maka dalam pelaksanaan latihan menuntut seorang pelatih harus cermat dan tepat

dalam menerapkan metode latihan. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.56) bahwa,

“Metode latihan yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan

teknik di antaranya dengan massed practice dan distributed practice”.

Metode latihan massed practice dan distributed practice merupkan metode

latihan yang menekankan pada pengulangan giliran praktik. Dari kedua metode

latihan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dan masing-masing memiliki

kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui efektivitasnya terhadap

peningkatan ketepatan tendangan melambung dalam permainan sepakbola. Disisi

lain, keterampilan tendangan melambung seorang pemain sepakbola tidak hanya

dipengaruhi oleh metode latihan yang diterapkan seorang pelatih. Faktor individu

(pemain/siswa) sangat menentukan terhadap penguasaan keterampilan yang

dipelajari. Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 70) berpendapat, “…

untuk tercapainya suatu puncak prestasi dalam bidang olahraga, sumbangan yang

Page 22: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

terbesar bersumber dari atlet, meskipun ada faktor-faktor lain yang menjadi

pendukung mempunyai peran yang penting juga. Diperkirakan sumbangan yang

bersumber dari atlet adalah 60-70% dan faktor penunjang lainnya 30-40%”.

Faktor yang terdapat pada individu atau siswa ini sangat kompleks, seperti

kemampuan fisik, mental, semangat latihan, postur tubuh dan lain sebagainya.

Postur tubuh merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung pencapaian

prestasi olahraga, termasuk ketepatan tendangan lambung dalam permainan

sepakbola. M. Sajoto (1995: 11) menyatakan, “Salah satu aspek dalam mencapai

prestasi dalam olahraga adalah aspek biologis yang meliputi struktur dan postur

tubuh yaitu: (1) ukuran tinggi dan panjang tungkai, (2) ukuran besar, lebar dan

berat badan, (3) somatotype (bentuk tubuh)”.

Setiap cabang olahraga pada umumnya menuntut postur tubuh yang ideal

sesuai tuntutan dari cabang olahraga yang dipelajari agar mampu meraih prestasi

yang tinggi. Demikian halnya dalam permainan sepakbola, pemain sepakbola

yang ideal harus memiliki postur tubuh yang tinggi, atletis disertai otot-otot yang

kuat. Postur tubuh yang tinggi sudah barang tentu disertai segmen-segmen tubuh

yang panjang seperti tungkai dan lengannya. Segmen-segmen tubuh yang panjang

seperti tungkai dan lengan dapat mendukung penampilan seorang atlet yang

membutuhkan segmen-segmen tersebut seperti, melompat, meloncat, menendang,

memukul, menolak, melempar dan lain-lain.

Ditinjau dari analisa tendangan melambung sepakbola, proporsi tungkai

yang dimiliki seorang pemain sepakbola harus dimanfaatkan seoptimal mungkin

pada teknik yang benar agar tendangan yang dilakukan sesuai yang diharapkan.

Apakah benar tungkai yang panjang memiliki pengaruh terhadap ketepatan

tendangan melambung dalam sepakbola yang lebih baik, jika dibandingkan

dengan pemain yang tungkainya panjang. Untuk mengetahui hal ini, maka perlu

dibuktikan kebenarannya, karena ketepatan tendangan melambung sepakbola

tidak hanya dipengaruhi proporsi tungkai, namun masih ada faktor lainnya seperti

penguasaan teknik menendang yang benar, mental, feeling, kemampuan fisik dan

lain sebagainya.

Page 23: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Untuk mengetahui metode latihan mana yang lebih baik pengaruhnya

antara metode latihan massed practice dan metode latihan distributed practice,

serta pengaruh panjang tungkai terhadap ketepatan tendangan melambung dalam

permainan sepakbola, maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam baik

secara teori maupun praktik melalui penelitian eksperimen.

Siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun

2010 adalah sampel yang digunakan dalam penelitian. Salah satu sisi menarik

untuk mengambil sampel penelitian pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah

Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010 yaitu, Sekolah Sepakbola Pandanaran

Boyolali tersebut cukup eksis dan latihan dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan

kenyataannya, siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali

tahun 2010 beberapa kali mengikuti tournament atau pertandingan antara Sekolah

Sepakbola berdasarkan kelompok umur di berbagai daerah. Dari pertandingan

yang telah diikuti prestasi yang dicapai belum maksimal. Kondisi yang demikian

perlu ditelusuri faktor penyebabnya dari semua aspek baik, pelatih, atlet, metode

latihan dan lain sebagainya.

Prestasi yang belum maksimal dari siswa usia 13-15 tahun Sekolah

Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010 tersebut merupakan masalah yang

harus dipecahkan dan perlu latihan yang lebih intensif. Pelatihan fisik, teknik,

taktik dan mental harus ditingkatkan. Melatih macam-macam teknik dasar

bermain sepakbola merupakan faktor yang mendasar dan harus dikuasai oleh

setiap siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun

2010. Salah satu latihan yang terus ditingkatkan pada siswa usia 13-15 tahun

Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010 yaitu, kemampuan tendangan

melambung. Disisi lain dalam memilih atau siswa yang masuk pada Sekolah

Sepakbola Padanaran Boyolali hendaknya memiliki postur tubuh yang ideal

(tinggi, atletis). Selama ini belum pernah dilakukan seleksi siswa yang masuk atau

ikut latihan pada Sekolah Sepakbola Padanaran Boyolali, sehingga proporsi

tubuhnya termasuk panjang tungkainya belum diketahui.

Memberikan metode latihan yang tepat untuk meningkatkan ketepatan

tendangan melambung dalam permainan sepakbola sangat penting untuk

Page 24: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

mendukung kerjasama tim yang kompak. Selain metode latihan yang tepat,

memanfaatkan segmen tubuh (panjang tungkai) dalam melakukan tendangan

melambung juga sangat penting. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode

latihan massed practice dan distributed practice serta pengaruh panjang tungkai

terhadap ketepatan tendangan melambung dalam permainan sepakbola, perlu

dilakukan penelitian dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Metode Latihan dan

Panjang Tungkai terhadap Peningkatan Ketepatan Menendang Bola dalam

Permainan Sepakbola pada Siswa Usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola

Pandanaran Boyolali Tahun 2010 (Studi Ekperimen tentang Perbedaan Pengaruh

Metode Massed Practice dan Distributed Practice di Sekolah Sepakbola

Pandanaran Boyolali Tahun 2010)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh antara metode latihan menggunakan massed

practice dan distributed parctice terhadap peningkatan ketepatan menendang

bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali

tahun 2010?

2. Adakah perbedaan hasil peningkatan ketepatan menendang bola antara siswa

yang memiliki tungkai panjang dengan siswa yang memiliki tungkai pendek

pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun

2010?

3. Adakah interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai terhadap

ketepatan menendang bola siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola

Pandanaran Boyolali tahun 2010?

Page 25: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh metode latihan massed practice dan distributed parctice

terhadap ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah

Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010.

2. Perbedaan hasil peningkatan ketepatan menendang bola antara siswa yang

memiliki tungkai panjang dengan siswa yang memiliki tungkai pendek pada

siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010.

3. Ada tidaknya pengaruh interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai

terhadap ketepatan tendangan melambung pada siswa usia 13-15 tahun

Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat

memberi manfaat antara lain:

1. Dapat membantu siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

Boyolali untuk meningkatkan ketepatan tendangan melambung dalam

permainan sepakbola menjadi lebih baik.

2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi pembina dan pelatih

Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali pentingnya metode latihan yang baik

dan tepat untuk meningkatkan ketepatan tendangan melambung dalam

permainan sepakbola.

3. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan dan memilih metode

latihan yang lebih baik dan efektif untuk meningkatkan ketepatan tendangan

melambung dalam permainan sepakbola untuk siswanya.

Page 26: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB IILANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Permainan Sepakbola

Sepakbola berkembang pesat di tengah masyarakat karena olahraga ini

cukup fleksible, artinya sepakbola dapat diterima oleh masyarakat karena bisa

dimainkan oleh laki-laki dan perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Oleh

karena itu permainan sepakbola menjadi olahraga yang sangat diminati oleh

sebagian besar masyarakat. Perkembangan sepakbola diharapkan dapat ikut

meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga.

Secara sederhana sepakbola merupakan olahraga yang hampir keseluruhan

permainannya menggunakan tungkai. Sekilas penyajian permainan itu menjadi hal

yang mudah dilakukan. Namun sepakbola merupakan salah satu olahraga

permainan yang kompleks. Karena untuk dapat melakukan setiap gerakan dengan

benar dibutuhkan koordinasi antara organ-organ tubuh. Soekatamsi (1988: 11)

menyatakan bahwa, “Pandai bermain sepakbola adalah memahami, memiliki

pengetahuan, dan terampil melaksanakan dasar-dasar untuk pembinaan dan

bermain sepak bola untuk meningkatkan dan mencapai prestasi maksimum”. Dari

pendapat tersebut dapat diartikan bahwa dapat bermain sepakbola saja belum

tentu pandai bermain sepakbola.

Berdasarkan gambaran mengenai sepakbola di atas, beberapa pendapat

yang mengemukakan pengertian serpakbola secara umum. Menurut Sucipto,

Sutiyono. Bambang, Thohir. Indra M, dan Nurhadi (2000: 7) mengatakan bahwa,

“Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas

pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang”. Sedangkan Soekatamsi,

(1988: 11-12) mengemukakan bahwa :

“Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau permainan team, maka suatu kesebelasan yang baik, kuat, tangguh adalah kesebelasan yang terdiri atas pemain-pemain yang mampu menyelenggarakan permainan yang kompak, artinya mempunyai

6

Page 27: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

kerjasama team yang baik. Untuk mencapai kerjasama team yang baik diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai semua bagian-bagian dan macam-macam teknik dasar dan keterampilan sepakbola, sehingga dapat memainkan bola dalam segala posisi dan situasi dengan cepat, tepat, dan cermat artinya tidak membuang-buang energi dan waktu”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sepakbola

merupakan permainan beregu yang terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya

adalah penjaga gawang. Oleh karena itu kekompakan dan kerjasama tim yang

baik di antara para pemain sangat dibutuhkan. Karena dimainkan di atas lapangan

yang luas, maka seorang pemain harus memiliki keterampilan mengolah bola dan

juga kondisi kesegaran tubuh yang baik. Oleh karena itu, untuk dapat bermain

sepakbola dengan baik dibutuhkan latihan sesuai dengan prosedur yang telah ada.

Permainan sepakbola merupakan cabang olahraga yang cukup populer dan

memasyarakat di seluruh dunia. Hampir setiap orang di seluruh dunia mengenal

dan menggemari permainan sepakbola. Jika dibandingkan dengan olahraga

permainan lain, permainan sepakbola lebih populer. Timo Scheunemann (2005:

15) bahwa, “Sepakbola pada saat ini adalah olahraga yang paling populer di

dunia, jauh lebih populer dibandingkan olahraga populer lainnya seperti basket,

volleyball, atau pun tenis”.

Kepopuleran permainan sepakbola karena memiliki daya tarik yang

berbeda dengan olahraga permainan lainnya. Beltasar Tarigan (2001:2)

menyatakan, “Daya tarik permainan sepak bola adalah keterampilan

memperagakan kemampuan dalam mengolah bola, penampilan usaha yang

sungguh-sungguh penuh perjuangan, gerakan yang dinamis, disertai dengan

kejutan-kejutan taktik, yang membuat penonton kagum melihatnya”. Pendapat

lain dikemukakan Joseph A. Luxbacher (1997: 1) bahwa,

Alasan dari daya tarik sepakbola terletak pada kealamian permainan tersebut. Sepakbola adalah permainan yang menantang secara fisik dan mental. Anda harus melakukan gerakan yang terampil di bawah kondisi permainan yang waktunya terbatas, fisik dan mental yang lelah dan sambil menghadapi lawan. Anda harus mampu berlari beberapa mil dalam satu pertandingan, hampir menyamai kecepatan sprinter dan menanggapi berbagai perubahan situasi permainan dengan cepat dan harus memahami taktik permainan individu, kelompok dan beregu. Kemampuan untuk memenuhi semua tantangan ini menentukan penampilan anda di lapangan.

Page 28: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Pendapat tersebut menunjukkan, sepakbola merupakan olahraga

permainan yang di dalam pelaksanaan permainannya memiliki karakteristik

tersendiri. Penampilan seorang pemain sangat bergantung pada kemampuannya

memecahkan masalah yang terjadi dalam permainan yaitu, bagaimana

memperagakan sebuah teknik yang serasi, ditinjau dari posisi lawan dan kawan,

kemampuan fisik dan mental yang baik, kemampuan memperagakan taktik dan

strategi permainan baik individu, kelompok maupun tim, usaha yang sungguh-

sungguh dan kerjasama yang kompak untuk memenangkan pertandingan.

a. Hal Mendasar yang Harus Dikuasai dalam Permainan Sepakbola

Sepakbola merupakan olahraga permainan yang memiliki gerakan yang

cukup kompleks, sehingga setiap pemain harus memiliki skill yang baik untuk

memenangkan suatu pertandingan. Kemenangan suatu tim tercipta melalui

kerjasama yang kompak dalam satu tim. Beltasar Tarigan (2001: 3) menyatakan,

“Dalam permainan sepakbola, keterampilan-keterampilan yang dimiliki pemain

tidak biasa dipisahkan dari satu kesatuan tim dan tidak pernah ia akan

menggunakannya sendiri. Artinya, keterampilan-keterampilan yang dimiliki

seorang pemain, tidak pernah merupakan tujuan tersendiri”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kualitas individu atau tim suatu

kesebelasan sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan teknik dasar sepakbola

oleh para pemainnya. Ini artinya, faktor yang mendasar dan harus dikuasai

seorang pemain sepakbola adalah menguasai teknik dasar bermain sepakbola. A.

Sarumpaet dkk., (1992: 47) menyatakan, “Dalam usaha meningkatkan mutu

permainan ke arah prestasi, maka masalah teknik merupakan salah satu

persyaratan yang menentukan”. Menurut Soekatamsi (1995: 20) bahwa, “Pemain

pertama-tama (permulaan) harus menguasai macam-macam teknik dasar bermain

sepakbola. Seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai keterampilan teknik

dasar bermain sepakbola tidaklah mungkin akan menjadi pemain yang baik”. Hal

senada dikemukakan Remmy Muchtar (1992: 27) bahwa:

Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik perlu menguasai teknik dengan baik pula. Tanpa penguasaan teknik yang baik tidak mungkin dapat menguasai atau mengontrol bola dengan baik. Dan tanpa

Page 29: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

kemampuan menguasai bola dengan baik, tidak mungkin dapat menciptakan kerjasama dengan pemain lain. Sedangkan kerjasama adalah inti dari permainan sepakbola.

Menguasai teknik dasar bermain sepakbola merupakan faktor yang

mendasar dan harus dilatihkan sejak awal berlatih sepakbola. Dengan menguasai

teknik dasar bermain sepakbola dengan baik, maka memberi peluang yang besar

untuk memenangkan pertandingan dan meraih prestasi yang optimal. Strategi atau

taktik permainan sebaik apapun, jika pemainnya tidak menguasai teknik dasar

sepakbola dengan baik, taktik atau strategi tersebut tidak ada manfaatnya. Seperti

dikemukakan Josef Sneyers (1990: 24) bahwa, “Dilihat dari segi taktis, mutu

permainan suatu kesebelasan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar. Semakin

terampil seorang pemain dengan bola, dan semakin mudah ia dapat (tanpa

kehilangan bola) meloloskan diri dari suatu situasi, semakin baik jalannya

pertandingan bagi kesebelasannya”.

Dengan menguasai teknik dasar bermain sepakbola akan dapat mendukung

penampilannya baik secara individu maupun tim. Semakin baik seorang pemain

menguasai teknik dasar bermain sepakbola, maka ia akan memiliki keterampilan

teknik bermain sepakbola yang baik.

b. Macam-Macam Teknik Dasar Bermain Sepakbola

Ditinjau dari pelaksanaan permainan sepakbola bahwa, gerakan-gerakan

yang terjadi dalam permainan adalah gerakan-gerakan dari badan dan macam-

macam cara memainkan bola. Gerakan badan dan cara memainkan bola adalah

dua komponen yang saling berkaitan dalam pelaksanaan permainan sepakbola.

Remmy Muchtar (1992: 27) menyatakan, “Berdasarkan gerakan-gerakan yang

terjadi dalam permainan sepakbola, teknik sepakbola dibagi atas teknik badan dan

teknik bola.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar

bermain sepakbola dikelompokkan menjadi dua macam yaitu teknik tanpa bola

dan teknik dengan bola. Teknik badan atau teknik tanpa bola pada dasarnya

bertujuan mengembangkan kemampuan fisik untuk mencapai kesegaran jasmani

Page 30: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

(physical fitness) agar dapat bermain sepakbola dengan baik. Unsur-unsur teknik

tanpa bola menurut Remmy Muchtar (1992: 28) terdiri atas “(1) cara berlari, (2)

cara melompat, (3) gerak tipu badan”.

Teknik dengan bola merupakan cara-cara memainkan bola, untuk

mendukung keterampilan bermain sepakbola. Kemampuan seorang pemain dalam

memainkan bola akan membantu penampilannya baik secara individu maupun

kolektif, sehingga memberi peluang untuk memenangkan pertandingan. Lebih

lanjut Remmy Muchtar (1992: 29) menyatakan bahwa unsur-unsur teknik dengan

bola meliputi :

1) Teknik menendang bola.2) Teknik menahan bola (trapping).3) Teknik menggiring bola (dribble).4) Gerak tipu. 5) Teknik menyundul bola (heading).6) Teknik merebut bola (tackling).7) Teknik lemparan ke dalam (throw-in).8) Teknik penjaga gawang.

Pada prinsipnya unsur teknik tanpa bola dan unsur teknik dengan bola

memiliki keterkaitan yang erat dalam pelaksanaan bermain sepakbola. Kedua

teknik dasar tersebut harus mampu diperagakan atau dikombinasikan di dalam

situasi permainan menurut kebutuhannya dan situasi yang dihadapi dalam

permainan. Kualitas dan kemampuan teknik yang baik akan mendukung

penampilan seorang pemain. Semakin baik penguasaan teknik yang dimiliki,

semakin efektif dan efisien dalam memperagakan teknik-teknik sepakbola dengan

baik dan terampil.

2. Teknik Dasar Menendang Bola

a. Tujuan Menendang Bola dalam Permainan Sepakbola

Menendang bola pada prinsipnya bertujuan memindahkan bola dari satu

tempat ke tempat lain sebagai umpan atau mencatak gol ke gawang lawan.

Berkaitan dengan menendang bola A. Sarumpaet dkk. (1992: 20) menyatakan,

“Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari sutau

Page 31: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaki. Menendang bola dapat

dilakukan dalam keadaan bola diam, menggelinding maupun melayang di udara”.

Joseph A. Luxbacher (1997: 12) menyatakan, “Keterampilan untuk mengoper dan

menerima bola membentuk jalan vital yang menghubungkan kesebelasan pemain

ke dalam satu unit yang berfungsi lebih baik daripada bagian-bagiannya”.

Sedangkan Beltasar Tarigan (2001: 37) berpendapat, “Sepakbola merupakan

permainan tim. Oleh karena itu, operan bola merupakan alat penghubung antara

pemain yang satu dengan lainnya”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, menendang bola

merupakan salah satu teknik dasar bermain sepakbola yang paling sering

dilakukan dalam permainan sepakbola. Melalui tendangan yang cermat dan

akurat, maka akan terjalin kerjasama yang kompak dalam satu tim. A. Sarumpaet

dkk., (1992: 20) menyatakan tujuan menendang bola yaitu:

1) Untuk memberikan bola kepada teman atau mengoper bola.2) Dalam usaha memasukkan bola ke gawang lawan.3) Untuk menghidupkan bola kembali setelah terjadi suatu pelanggaran

seperti tendangan bebas, tendangan penjuru, tendangan hukuman, tendangan gawang dan sebagainya.

4) Usaha melakukan clearing atau pembersihan dengan jalan menyapu bola yang berbahaya di daerah sendiri atau dalam usaha membendung serangan lawan pada daerah pertahanan sendiri.

Menendang bola mempunyai peran penting dalam permainan sepakbola,

baik sebagai umpan, mencetak gol ke gawang lawan, menghidupkan kembali

permainan dan untuk clearing atau menyapu bola dari daerah pertahanan. Untuk

mencapai kualitas tim yang baik, maka setiap pemain sepakbola harus menguasai

teknik menendang bola yang baik dan benar.

b. Jenis-Jenis Tendangan dalam Permainan Sepakbola

Menendang bola merupakan ciri khas yang dominan dalam permainan

sepakbola. Agar menjadi pemain sepakbola yang berkualitas, seorang pemain

perlu mengembangkan kemahirannya dalam menendang bola. Menendang bola

pada dasanya mempunyai tujuan yang berbeda-beda menurut situasi yang

dihadapi dalam permainan. Menurut Agus Mukholid (2004: 24) tujuan

menendang bola adalah, “Untuk mengumpan, menembak ke gawang agar terjadi

Page 32: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

gol, dan untuk menghalau atau menyapu dalam rangka menggagalkan serangan

atau permainan lawan”.

Menendang bola dengan cermat dan akurat adalah salah satu sisi menarik

dari permainan sepakbola. Melalui tendangan yang cermat dan akurat akan

terjalin kerjasama yang baik, bahkan melalui tendangan dapat tercipta gol yang

indah dan spetakuler. Tendangan dalam permainan sepakbola dapat bermacam-

macam bentuknya. Adakalanya tendangan bola keras menyusur tanah, tendangan

lurus (setengah melambung) dan keras, tendangan melambung tinggi dan

melengkung. Soekatamsi (1988: 48-49) membedakan jenis tendangan sebagai

berikut:

1) Berdasarkan atas tinggi rendahnya lambungan bola, tendangan dibedakan menjadi tiga yaitu:(1) Tendangan bola rendah, bola menggulir datar di atas tanah sampai

setinggi lutut.(2) Tendangan bola melambung lurus atau melambung sedang, bola

melambung paling rendah setinggi lutut dan paling tinggi setinggi kepala.

(3) Tendangan bola melambung tinggi, bola melambung paling rendah setinggi kepala.

2) Berdasarkan atas putaran dan jalannya bola yaitu: (1) Tendangan lurus (langsung), bola setelah ditendang tidak berputar

sehingga bola melambung lurus dan jalannya kencang. Tenaga tendangan melalui titik pusat bola.

(2) Tendangan melengkung, bola setelah ditendang berputar ke arah yang berlawanan dengan tendangan dan arah bola.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, jenis tendangan dalam sepakbola

dibedakan menjadi dua yaitu, berdasarkan tinggi rendahnya lambungan bola dan

berdasarkan putaran jalannya bola. Kemampuan seorang pemain melakukan jenis-

jenis tendangan tersebut didasarkan pada kebutuhan dalam permainan. Untuk

menjadi pemain yang baik, maka jenis-jenis tendangan tersebut harus dikuasai

melalu latihan yang sistematis dan kontinyu.

c. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola

Menendang bola merupakan teknik sepakbola yang memiliki konstribusi

besar dalam permainan sepakbola. Oleh karenanya, seorang pemain harus mampu

Page 33: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

menendang bola dengan baik dan benar. Untuk memperoleh kemampuan

menendang bola yang baik, maka setiap pemain sepakbola harus mampu

menggunakan bagian-bagian kaki untuk menendang bola dengan efektif. Menurut

Remmy Muchtar (1992: 29-30) bagian kaki yang dapat digunakan untuk

menendang bola yaitu “(1) Kaki bagian dalam (inside-foot), (2) Punggung kaki

(instep-foot), (3) Punggung kaki bagian dalam (inside-instep), (4) Punggung kaki

bagian luar (Outside-instep)”. Menurut hasil penelitian Wahjoedi (1999: 120)

bahwa, “Menendang bola pada prinsipnya dapat dilakukan dengan menggunakan

kaki kanan maupun kaki kiri, pada (1) bagian dalam kaki, (2) bagian punggung

kaki, (3) bagian luar kaki”. Menurut Bisanz (1982) yang dikutip A. Sarumpaet

dkk., (1992: 20) menggambarkan skematis cara menendang bola sebagai berikut:

Gambar 1. Skematis Bagian-Bagian kaki untuk Menendang Bola (A. Sarumpaet dkk., 1992: 20)

Menendang bola pada dasarnya dapat dilakukan dengan empat bagian kaki

yaitu kaki bagian dalam (inside-foot), punggung kaki (instep-foot), punggung kaki

bagian dalam (inside-instep) dan punggung kaki bagian luar (outside-instep).

Bagian-bagian kaki yang dapat digunakan untuk menendang bola harus mampu

dimanfaatkan secara optimal menurut kebutuhannya. Hal ini karena, setiap bagian

kaki memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda dalam melakukan tendangan

sepakbola. Oleh karena itu, dalam melakukan tendangan harus diperhitungkan

Dengan kaki bagian dalam

Kura-kura kaki bagian dalam

Kura-kura kaki bagian luar

Kura-kura kaki bagian atas

Dengan kepala

Memberikan bolaMenendang bolaMembuang bola

Tendangan salto

Tendangan berputar

Dropkick

Tendangan efek

Page 34: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dengan cermat bagian kaki mana yang harus digunakan untuk menendang bola

agar menghasilkan tendangan yang benar dan tepat pada sasaran yang diinginkan.

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar bagian-bagian kaki yang dapat digunakan

untuk menendang bola sebagai berikut:

Gambar 2. Bagian-Bagian Kaki untuk Menendang Bola (Soekatamsi, 1988:47)

d. Tendangan Melambung dalam Permainan Sepakbola

Tendangan melambung pada prinsipnya bertujuan untuk mengoperkan

bola kepada teman seregunya. Tendangan melambung ini sebagai operan, karena

jarak penendang dan penerima cukup jauh. Melalui tendangan melambung tinggi

akan lebih efektif sebagai operan, sehingga akan lebih cepat menghubungkan

pemain satu dengan lainnya. Selain itu, tendangan melambung tinggi akan sulit

digagalkan lawan. Sebagai contoh bila seorang pemain akan memberikan umpan

kepada teman seregunya dan di depannya banyak lawan, maka alternatif untuk

memberikan umpan yaitu, dengan umpan melambung tinggi. Seperti

dikemukakan Joseph A. Luxbacher (1997: 21) bahwa, “Walaupun dalam hampir

semua situasi permainan, anda harus mengoperkan bola di atas permukaan

lapangan, terkadang ada saatnya tertentu dimana operan tinggi menjadi pilihan

terbaik”.

Pendapat tersebut menunjukkan, tendangan melambung tinggi merupakan

alternatif pilihan yang tepat untuk memberi umpan kepada teman seregunya, jika

Page 35: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

di depannya banyak pemain lawan. Ditinjau fungsi dan manfaatnya, tendangan

melambung tinggi mempunyai konstribusi besar mendukung serangan untuk

mencetak gol ke gawang lawan melalui umpan-umpan bola crossing. Tidak

menutup kemungkinan gol tercipta melalui tendangan penjuru yang melambung

tinggi yang diarahkan pada daerah gawang lawan sebagai umpan untuk

diselesaikan teman seregunya agar tercipta gol ke gawang lawan. Richard

Widdows & Paul Buckle (1981: 30) menyatakan bahwa, “Dalam pertandingan

masa-masa ini, tendangan-tedangan silang yang mengasilkan hampir separoh dari

gol yang dicetak diperoleh dari pemain-pemain tengah (midfiled players), back-

back yang maju dan para penyerang yang lari melebar yang semuanya memberi

dukungan”. Sedangkan Beltasar Tarigan (2001: 116) menyatakan, “Salah satu

faktor yang harus diperhatikan dalam tendangan penjuru, usahakan agar bola yang

diumpan ke tengah lapangan masuk daerah bahaya”.

Salah satu upaya untuk membantu penyerangan dapat dilakukan dengan

umpan-umpan bola melambung tinggi yang dilakukan pemain-pemain tengah atau

pemain belakang (back) yang berusaha mendukung penyerangan melalui

tendangan melambung tinggi. Hal terpenting dan harus diperhatikan dalam

melakukan tendangan melambung adalah ketepatan tendangan, sehingga mudah

diselesaikan oleh pemain penyerang untuk menciptakan gol ke gawan lawan.

Selain itu, tidak menutup kemungkinkan tendangan bola melambung tinggi dapat

mengelabuhi penjaga gawang dan sulit untuk ditangkap kiper. Seperti

dikemukakan Richard Widdows & Paul Buckle (1981: 33) bahwa, “Tendangan

tinggi itu cara efektif untuk menendang bola melewati kiper yang maju

mendekat”. Sedangkan Soedjono (1985: 64) menyatakan, “Tembakan yang

diarahkan jauh dari jangkauan penjaga gawang, misalnya tembakan ke arah tiang

jauh, biasanya lebih sulit untuk diselamatkan daripada tembakan yang diarahkan

ke tiang dekat”.

Tendangan melambung tinggi mempunyai peran penting dalam permainan

sepakbola. Tendangan melambung tinggi dapat dijadikan sebagai umpan atau

mencetak gol ke gawang lawan. Hal ini sering dijumpai dalam permainan, sering

kali tendangan bola-bola mati dekat dengan daerah gawang dilakukan melambung

Page 36: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

tinggi untuk melewati tembok pagar hidup agar masuk ke dalam gawang. Beltasar

Tarigan (2001: 123) berpendapat, “Tembakan langsung ke gawang seyogyanya

tinggi agar dapat melewati tembok yang kokoh dari pihak pemain bertahan, arah

bola cukup rendah untuk menerobos daerah di bawah mistar gawang, dan penjaga

gawang”.

Sangat besar peranan tendangan melambung dalam permainan sepakbola.

Sebaik apapun pertahanan suatu tim seringkali masih bisa diciptakan gol melalui

tendangan melambung dari jarak jauh. Seperti dikemukakan Eric C. Batty (2003:

1) bahwa, “Pertahanan yang bagaimanapun ketatnya masih bisa ditembus oleh

tendangan-tendangan dari luar daerah pinalti…”. Upaya meningkatkan ketepatan

tendangan jarak jauh seorang pemain sepakbola harus dilakukan latihan secara

sistematis dan kontinyu.

e. Teknik Tendangan Melambung

Menendang bola dengan baik dan tepat pada sasaran adalah bagian penting

dalam permainan sepakbola. Agar seorang pemain sepakbola mampu melakukan

tendangan dengan baik dan tepat pada sasaran yang diinginkan harus menguasai

teknik menendang bola. Untuk mendapatkan ketepatan tendangan yang baik,

maka harus mampu memanfaatkan bagian-bagian kaki yang dapat digunakan

untuk menendang bola. Namun pada dasarnya semua bagian kaki dapat digunakan

untuk menendang bola. Menurut Remmy Muchtar (1992: 29-30) bagian kaki yang

dapat digunakan untuk menendang bola yaitu: “(1) Kaki bagian dalam (inside-

foot), (2) Punggung kaki (instep-foot), (3) Punggung kaki bagian dalam (inside-

instep), (4) Punggung kaki bagian luar (Outside-instep)”. Menurut hasil penelitian

Wahjoedi (1999: 120) bahwa, “Menendang bola pada prinsipnya dapat dilakukan

dengan menggunakan kaki kanan maupun kaki kiri, pada (1) bagian dalam kaki,

(2) bagian punggung kaki, (3) bagian luar kaki”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, menendang bola pada

dasarnya dapat dilakukan dengan empat bagian kaki. Tetapi untuk tendangan

jarak jauh atau tendangan melambung tinggi biasanya menggunakan kura-kura

kaki bagian dalam. Menurut Soekatamsi (1988: 123-124) tendangan dengan kura-

Page 37: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kura kaki bagian dalam memiliki fungsi antara lain: “(1) untuk operan jarak jauh,

(2) untuk operan melambung ke atas, (3) memasukkan bola tepat ke mulut

gawang, (4) tendangan bola melengkung”. Beltasar Tarigan (2001: 50) bahwa,

“Umpan jauh atau panjang menggunakan sisi atas kaki bagian dalam”. Sedangkan

Clive Gifford (2007: 16) menyatakan, “Mengumpan dengan kura-kura kaki adalah

umpan paling umum untuk menendang bola pada jarak yang lebih jauh”.

Teknik pelaksanaan menendang bola dengan kura-kura kaki bagian dalam

menurut Soekatamsi (1988: 117-119) sebagai berikut:

1) Letak kaki tumpu:a) Kaki tumpu diletakkan di belakang samping bola, ± 25 - 30 cm.b) Arah kaki tumpu membuat sudut ± 400 dengan garis lurus arah bola

(garis di belakang bola). 2) Kaki yang menendang:

a) Kaki yang menendang bola diangkat ke belakang, kemudian diayunkan ke depan ke arah sasaran.

b) Hingga kura-kura kaki bagian dalam tepat mengenai tengah-tengah di bawah bola.

c) Gerakan kaki yang menendang dilanjutkan ke depan (gerak lanjut ke depan).

3) Sikap badana) Pada waktu kaki menendang bola diayunkan ke belakang, badan

condong ke depan.b) Pada waktu menendang bola karena posisi kaki tumpu berada di

samping belakang bola, sikap badan condong ke belakang.c) Kedua lengan terbuka ke samping badan untuk menjaga

keseimbangan. 4) Pandangan mata

Pada waktu menendang bola, mata melihat pada bola dan ke arah sasaran.

5) Bagian bola yang ditendanga) Bola ditendang tepat ditengah-tengah bawah bola, akan

melambung tinggi. b) Dilakukan dengan ancang-ancang, bola dalam keadaan berhenti,

pemain berdiri 3 - 5 langkah di belakang samping bola, sehingga letak pemain membuat sudut kurang lebih 400 dengan garis lurus arah sasaran bola di belakang bola.

Page 38: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Berikut ini disajikan ilustrasi teknik pelaksanaan menendang bola dengan

kura-kura kaki bagian dalam sebagai berikut:

Gambar 3. Teknik Menendang Bola dengan Kura-Kura Kaki Bagian Dalam (Soeketamsi, 1988: 117)

3. Latihan

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan latihan Suharno HP.

(1993: 1) dalam seri bahan penataran pelatih tingkat muda/madya dikatakan,

“Berlatih atau latihan ialah suatu proses penyempurnaan kualitas atlet secara sadar

untuk mencapai prestasi maksimal dengan diberi beban latihan fisik dan mental

secara teratur, terarah, bertahap, meningkat, berkesinambungan dan berulang-

ulang waktunya”. Menurut Sudjarwo (1993: 14) bahwa, “Latihan adalah suatu

proses yang sistematis secara berulang-ulang, secara ajeg dengan selalu

memberikan peningkatan beban latihan”. Hal senada dikemukakan Andi

Suhendro (1999: 3.4) berpendapat, “Latihan (training) merupakan proses kerja

yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang

makin meningkat”.

Hakikat latihan yang dikemukakan tiga ahli tersebut pada prinsipnya

mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa,

latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis dan

Page 39: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kontinyu, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin

meningkat.

Latihan yang sistematis adalah program latihan direncanakan secara

matang, dilaksanakan sesuai jadwal menurut pola yang telah ditetapkan, dan

evaluasi sesuai dengan alat yang benar. Penyajian materi harus dilakukan dari

materi yang paling mudah ke arah materi yang paling sukar, dari materi yang

sederhana mengarah kepada materi yang paling kompleks.

Latihan harus dilakukan secara berulang-ulang, maksudnya latihan harus

dilakukan menimal tiga kali dalam seminggu. Dengan pengulangan ini diharapkan

gerakan yang pada saat awal latihan dirasakan sukar dilakukan, pada tahap-tahap

berikutnya akan menjadi lebih mudah dilakukan.

Beban latihan harus meningkat maksudnya, penambahan jumlah beban

latihan harus dilakukan secara periodik, sesuai dengan prinsip-prinsip latihan, dan

tidak harus dilakukan pada setiap kali latihan, namun tambahan beban harus

segara dilakukan ketika atlet merasakan latihan yang dilaksanakan terasa ringan.

a. Tujuan Latihan

Latihan (training) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis

dan kontinyu, dilakukan dalam waktu yang lama dan secara berulang-ulang

dengan beban latihan yang semakin meningkat untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Menurut Russel R. Pate., BruceMc. Clenaghan & Robert Rotella

(1993: 317) tujuan akhir latihan yaitu, “Untuk meningkatkan penampilan

olahraga”. Menurut Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 126) bahwa,

“Tujuan utama latihan adalah untuk membantu atlit meningkatkan keterampilan

dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin”. Sedangkan Bompa (1990: 4)

menyatakan tujuan umum latihan yaitu:

1) Untuk mencapai dan meningkatkan perkembangan fisik secara multiralteral.

2) Untuk meningkatkan dan mengamankan perkembangan fisik yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan olahraga yang ditekuni.

3) Untuk menghaluskan dan menyempurnakan teknik dari cabang olahraganya.

Page 40: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

4) Untuk meningkatkan dan menyempurnakan teknik maupun strategi yang diperlukan.

5) Untuk mengelola kualitas kemauan.6) Untuk menjamin dan mengamankan persiapan individu maupun tim

secara optimal.7) Untuk memperkuat tingkat kesehatan tiap atlet.8) Untuk pencegahan cidera.9) Untuk meningkatkan pengetahuan teori.

Tujuan umum latihan pada prinsipnya sangat luas. Namun hal yang utama

dari latihan olahraga prestasi yaitu, untuk meningkatkan keterampilan dan

mencapai prestasi setinggi mungkin dari atlet yang berlatih.Untuk mencapai

tujuan tersebut, ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam latihan yaitu, “(1)

Latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik dan, (4) latihan mental (Yusuf

Adisasmita & Aip Syarifuddin, 1996: 12-127). Dari keempat aspek tersebut saling

berkaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya.Untuk mencapai

tujuan latihan, maka perlu diterapkan metode latihan yang tepat.

b. Metode Latihan

Tujuan utama dari olahraga prestasi adalah pencapaian prestasi setinggi

mungkin. Untuk mencapai prestasi olahraga yang tinggi banyak faktor yang

mempengaruhinya. Salah satu faktor yang memberikan sumbangan bagi

pencapaian prestasi dalam olahraga adalah penerapan metode latihan yang ilmiah.

Metode latihan merupakan suatu cara yang digunakan oleh pelatih dalam

menyajikan materi latihan, agar tujuan latihan dapat tercapai. Berkaitan dengan

metode latihan, Noseck (1982: 15) menyatakan, “Metode latihan merupakan

prosedur dan cara-cara pemilihan jenis-jenis latihan dan penataannya menurut

kadar kesulitan, kompleksitas dan beratnya beban”. Menurut Yusuf Adisasmita

dan Aip Syarifuddin (1996: 142) “metode mengajar atau melatih adalah suatu cara

tertentu, sistem kerja seorang pelatih, atau olahragawan, sehubungan dengan

pengetahuan dan kemampuannya yang cukup”. Hal senada dikemukakan Andi

Suhendro (1999: 3.53) bahwa, “Meode latihan adalah suatu cara sistematis dan

terencana, yang berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan fungsi fisiologis,

Page 41: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

psikologis dan keterampilan gerak, agar memiliki keterampilan yang lebih baik

pada suatu penampilan khusus”.

Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan, metode latihan

merupakan cara yang digunakan seorang pembina atau pelatih berfungsi sebagai

alat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan bagi atlet

yang dilatih. Seorang pelatih harus mampu menerapkan metode latihan yang

efektif. Hal ini karena, keberhasilan dari suatu latihan dapat dipengaruhi oleh

metode latihan yang diterapkan oleh pelatih.

c. Prinsip-Prinsip Latihan

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara berulang-ulang

dengan meningkatkan beban latihan secara periodik. Dalam pelaksanaan latihan

harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Menurut Sudjarwo

(1993: 21) bahwa, “Pinsip-prinsip latihan digunakan agar pemberian dosis latihan

dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”.

Prinsip latihan merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan

dalam latihan yang terorganisir dengan baik. Agar tujuan latihan dapat dicapai

secara optimal, hendaknya diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat.

Dalam pemberian beban latihan harus memahami prinsip-prinsip latihan yang

sesuai dengan tujuan latihan. Menurut Sudjarwo (1993: 21-23) prinsip-prinsip

latihan di antaranya: “(1) Prinsip individu, (2) Prinsip penambahan beban, (3)

Prinsip interval, (4) Prinsip penekanan beban (stress), (5) Prinsip makanan baik

dan, (6) Prinsip latihan sepanjang tahun”.

Prinsip-prinsip latihan tersebut sangat penting untuk diperhatikan dalam

latihan. Tujuan latihan dapat tercapai dengan baik, jika prinsip-prinsip latihan

tersebut dilaksanakan dengan baik dan benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip

latihan diuraikan sebagai berikut:

1) Prinsip Individu

Manfaat latihan akan lebih berarti, jika di dalam pelaksanaan latihan

didasarkan pada karakteristik atau kondisi atlet yang dilatih. Perbedaan antara

Page 42: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

atlet yang satu dengan yang lainnya tentunya tingkat kemampuan dasar serta

prestasinya juga berbeda. Oleh karena perbedaan individu harus diperhatikan

dalam pelaksanaan latihan. Sadoso Sumosardjuno (1994: 13) menyatakan,

"Meskipun sejumlah atlet dapat diberi program pemantapan kondisi fisik yang

sama, tetapi kecepatan kemajuan dan perkembangannya tidak sama". Menurut

Andi Suhendro (1999: 3.15) bahwa, “Prinsip individual merupakan salah satu

syarat dalam melakukan olahraga kontemporer. Prinsip ini harus diterapkan

kepada setiap atlet, sekali atlet tersebut memiliki prestasi yang sama. Konsep

latihan ini harus disusun dengan kekhususan yang dimiliki setiap individu agar

tujuan latihan dapat tercapai”.

Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan yang diterapkan

direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi setiap atlet.

Sudjarwo (1993: 21) menyatakan, “Pemberian beban latihan harus selalu

mengingat kemampuan dan kondisi masing-masing atlet. Faktor-faktor individu

yang harus mendapat perhatian misalnya tingkat ketangkasan atlet, umur atau

lamanya berlatih, kesehatan dan kesegaran jasmani serta psychologis”.

2) Prinsip Penambahan Beban (Over Load Principle)

Prinsip beban lebih merupakan dasar dan harus dipahami seorang pelatih

dan atlet. Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang mendasar untuk

memperoleh peningkatan kemampuan kerja. Kemampuan seseorang dapat

meningkat jika mendapat rangsangan berupa beban latihan yang cukup berat,

yaitu di atas dari beban latihan yang biasa diterimanya. Andi Suhendro (1999: 3.7)

menyatakan, “Seorang atlet tidak akan meningkat prestasinya apabila dalam

latihan mengabaikan prinsip beban lebih”. Sedangkan Rusli Lutan dkk. (1992: 95)

berpendapat:

Setiap bentuk latihan untuk keterampilan teknik, taktik, fisik dan mental sekalipun harus berpedoman pada prinsip beban lebih. Kalau beban latihan terlalu ringan, artinya di bawah kemampuannya, maka berapa lama pun atlet berlatih, betapa sering pun dia berlatih atau sampai bagaimana capek pun dia mengulang-ulang latihan itu, prestasinya tidak akan meningkat.

Page 43: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, prinsip beban

lebih bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan tubuh.

Pembebanan latihan yang lebih berat dari sebelumnya akan merangsang tubuh

untuk beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan

meningkat. Kemampuan tubuh yang meningkat mempunyai peluang untuk

mencapai prestasi yang lebih baik.

Salah satu hal yang harus tetap diperhatikan dalam peningkatan beban

latihan harus tetap berada di atas ambang rangsang latihan. Beban latihan yang

terlalu berat tidak akan meningkatkan kemampuan atlet, tetapi justru sebaliknya

yaitu kemunduran kemampuan kondisi fisik atau dapat mengakibatkan atlet

menjadi sakit.

3) Prinsip Interval

Interval atau istirahat merupakan bagian penting dalam latihan. Hal ini

dimaksudkan untuk menjaga kondisi atlet. Berkaitan dengan prinsip interval

Sudjarwo (1993: 22) menyatakan, “Latihan secara interval adalah merupakan

serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu(interval). Faktor

istirahat (interval haruslah diperhatikan setelah jasmani melakukan kerja berat

akibat latihan.”

Istirahat atau interval merupakan factor yang harus diperhatikan dalam

latihan. Kelelahan akibat dari latihan harus diberi istirahat. Dengan istirahat akan

memulihkan kondisi atlet, sehingga untuk melakukan latihan berikutnya

kondisinya akan lebih baik.

4) Prinsip Penekanan Beban (Stress)

Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan

tekanan yang berat atau bahkan dapat dikatakan membuat atlet stress. Penekanan

beban latihan harus sampai menimbulkan kelelahan secara sungguh-sungguh, baik

kelelahan lokal maupun kelelahan total jasmani dan rokhani atlet. Dengan waktu

Page 44: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

tertentu serta beban latihan dengan intensitas maksimal akan berakibat timbulnya

kelelahan lokal yaitu otot-otot tertentu atau pun fungsi organisme. Kelelahan total

disebabkan adanya beban latihan dengan volume yang besar, serta intensitasnya

maksimal dengan waktu yang cukup lama. Prinsip penekanan beban (stress)

diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, penggemblengan mental

yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan-pertandingan.

5) Prinsip Makanan Baik

Makanan yang sehat dan baik sangat penting bagi seorang atlet. Makanan

yang dikonsumsi atlet harus sesuai dengan tenaga yang diperlukan dalam latihan.

Untuk menentukan jenis makanan yang harus dikonsumsi seorang atlet harus

bekerjasama dengan ahli gizi. Sudjarwo (1993: 23) menyatakan, “Untuk seorang

atlet diperlukan 25-35% lemak, 15% putih telur, 50-60% hidrat arang dan vitamin

serta meniral lainnya”. Pentingnya peranan makanan yang baik untuk seorang

atlet, maka harus diperhatikan agar kondisi atlet tetap terjaga, sehingga akan

mendukung pencapaian prestasi yang maksimal.

6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun

Pencapaian prestasi yang tinggi dibutuhkan latihan yang teratur dan

terprogram. Sudjarwo (1993: 23) menyatakan, “Kembali kepada sistematis dari

latihan yang diberikan secara teratur dan ajeg serta dilaksanakan sepanjang tahun

tanpa berseling. Hal ini bukan berarti tidak ada istirahat sama sekali, ingat akan

prinsip interval”.

Sistematis suatu latihan sepanjang tahun akan diketahui melalui periode-

periode latihan. Oleh karena itu, latihan sepanjang tahun harus dijabarkan dalam

periode-periode latihan. Melalui penjabaran dalam periode-periode latihan, maka

tujuan kan lebih fokus, sehingga prestasi yang tinggi dapat dicapai.

Page 45: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

d. Komponen-Komponen Latihan

Setiap pelatihan olahraga akan mengarah kepada sejumlah perubahan yang

bersifat anatomis, fisiologis, biokimia, kejiwaan dan keterampilan. Efisiensi dari

suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh

dan jumlah pengulangan (volume), beban dan kecepatannya intensitas, serta

frekuensi penampilan (densitas).

Semua komponen dibuat sedemikian rupa dalam berbagai model yang

sesuai dengan karakteristik fungsional dan ciri kejiwaan dari cabang olahraga

yang dipelajari. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menentukan tujuan latihan

secara pasti, komponen mana yang menjadi tekanan latihan dalam mencapai

tujuan penampilannya yang telah direncanakan. Cabang olahraga yang banyak

menentukan keterampilan yang tinggi termasuk tenis lapangan, maka

kompleksitas latihan merupakan hal yang sangat diutamakan. Menurut Andi

Suhendro (1999: 3.17) komponen-komponen penting yang harus diperhatikan

dalam suatu latihan meliputi: “(1) volume latihan, (2) intensitas latihan, (3)

density atau kekerapan latihan dan, (4) kompleksitas latihan”.

Komponen-komponen latihan tersebut sangat penting dalam latihan

olahraga prestasi. Komponen-komponen latihan tersebut berkaitan antara yang

satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, komponen-komponen latihan tersebut

harus diterapkan dengan baik dan benar agar tujuan latihan dapat tercapai. Untuk

lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat diuraikan secara singkat

sebagai berikut:

1) Volume Latihan

Volume latihan merupakan syarat yang sangat penting untuk mencapai

kemampuan fisik yang yang lebih baik. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.17)

bahwa, “Volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau kuantitas

derajat besarnya suatu rangsang yang dapat ditujukan dengan jumlah repetisi, seri

atau set dan panjang jarak yang ditempuh”. Sedangkan Depdiknas (2000: 106)

menyatakan, “Unsur-unsur latihan meliputi: (1) waktu atau lama latihan, (2) jarak

Page 46: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

tempuh atau berat beban yang diangkut setiap waktu dan (3) jumlah ulangan

latihan atau unsur teknik yang dilakukan dalam waktu tertentu”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, volume latihan

mencerminkan kuantitas atau banyaknya latihan yang dilakukan pada saat latihan.

Untuk meningkatkan kemampuan fisik, maka volume latihan harus ditingkatkan

secara berangsur-angsur (progresif). Peningkatan beban latihan harus disesuaikan

dengan perkembangan yang dicapai. Hal ini karena, semakin tinggi kemampuan

seseorang makin besar volume latihannya, karena terdapat korelasi antara volume

latihan dan prestasi.

2) Intensitas Latihan

Intensitas latihan merupakan komponen kualitas latihan yang mengacu

pada jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu unit waktu tertentu. Semakin

banyak kerja yang dilakukan, semakin tinggi intensitasnya. Suharno HP. (1993:

31) menyatakan, “Intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar atau

tingkatan pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan

maupun pertandingan”.

Intensitas latihan tercermin dari kuatnya stimuli (rangsangan) syaraf dalam

latihan. Kuatnya rangsangan tergantung dari beban, kecepatan gerakan dan variasi

interval atau istirahat antar ulangan. Antara intensitas latihan dan volume latihan

sulit untuk dipisahkan, karena latihan selalu mengkaitkan antara kuantitas dan

kualitas latihan. Untuk mencapai hasil latihan yang baik, maka intensitas latihan

yang diberikan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Intensitas suatu

latihan yang tidak memadai atau terlalu rendah, maka pengaruh latihan yang

ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya bila intensitas

latihan terlalu tinggi dapat menimbulkan cidera.

3) Densitas Latihan

Densitas merupakan frekuensi (kekerapan) dalam melakukan serangkaian

stimuli (rangsangan) harus dilakukan dalam setiap unit waktu dalam latihan.

Page 47: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Dalam hal ini Andi Suhendro (1999: 3.24) menyatakan, “Density merupakan

ukuran yang menunjukkan derajat kepadatan suatu latihan yang dilakukan”.

Densitas menunjukkan hubungan yang dicerminkan dalam waktu antara

aktifitas dan pemulihan (recovery) dalam latihan. Ketepatan densitas dinilai

berdasarkan perimbangan antara aktivitas dan pemulihan. Perimbangan ini

berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan seseorang. Lama waktu istirahat

atau interval antar aktivitas tergantung pada berbagai faktor antara lain: intensitas

latihan, status kemampuan peserta, fase latihan, serta kemampuan spesifik yang

ditingkatkan.

4) Kompleksitas Latihan

Kompleksitas dikaitan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan

dalam latihan. Hal ini sesuai penapat Depdiknas (2000: 108) bahwa,

“Kompleksitas latihan menunjukkann tingkat keragaman unsur yang dilakukan

dalam latihan”. Kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi,

dapat menjadi penyebab penting dalam menambah intensitas latihan.

Keterampilan teknik yang rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan

permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot,

khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan

lemah. Suatu gambaran kelompok individual terhadap keterampilan yang

kompleks, dapat membedakan dengan cepat mana yang memiliki koordinasi yang

baik dan yang jelek. Seperti dikemukakan Astrand dan Rodahl dalam Bompa

(1983: 28) “Semakin sulit bentuk latihan semakin besar juga perbedaan individual

serta efisiensi mekanismenya”.

Page 48: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

4. Latihan Tendangan Melambung dengan Metode Massed Practice

a. Metode Massed Practice

Keterampilan suatu cabang olahraga dapat dicapai dengan baik, maka

dalam pelaksanaan latihan seorang atlet harus melakukan pengulangan gerakan

dengan frekuensi sebanyak-banyaknya. Metode massed practice merupakan

pengaturan giliran latihan yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi

istirahat. Berkaitan dengan metode massed practice Rusli Lutan (1988: 113)

menyatakan, “Massed practice adalah kegiatan latihan yang dilakukan dalam satu

rangkaian dengan selang waktu istirahat yang amat kecil diantara kegiatan

mencoba”. Menurut Sugiyanto (1996: 62) bahwa, “Massed practice adalah

mempraktikkan gerakan yang dipelajari secara terus menerus tanpa waktu

istirahat atau sangat pendek waktu istirahatnya”. Menurut Andi Suhendro (1999:

3.58) “Massed practice adalah prinsip pengaturan giliran latihan dimana atlet

melakukan gerakan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat”. Hal senada

dikemukakan Adang Suherman dan Agus Mahendra (2001: 165) bahwa, “Metode

massed practice atau latihan padat yaitu, latihan suatu keterampilan olahraga dari

waktu yang tersedia dimanfaatkan secara keseluruhan tanpa istirahat”. Berdasarkan pengertian metode massed practice yang dikemukakan

keempat ahli tersebut mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat

disimpulkan, metode massed practice merupakan prinsip pengaturan giliran

praktik latihan keterampilan yang pelaksanaannya dilakukan secara terus menerus

tanpa istirahat. Keterampilan yang dipelajari dilatih atau dilaksanakan secara

berulang-ulang sampai batas waktu atau program yang dijadwalkan selesai tanpa

diselingi istirahat.

b. Pelaksanaan Latihan Tendangan Melambung dengan Metode Massed

Parctice

Prinsip dasar metode latihan massed practice yaitu, melakukan latihan

atau pengulangan gerakan secara terus menerus tanpa istirahat. Bertolak dari

pengertian metode massed practice di atas, maka pelaksanaan latihan tendangan

Page 49: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

melambung sepakbola dengan metode massed practice yaitu, pelatih menjelaskan

tenik tendangan melambung yang benar dari letak kaki tumpu, bagian kaki yang

digunakan untuk menendang bola, sikap badan, pandangan mata dan bagian bola

yang ditendang. Setelah teknik tendangan lambung dijelaskan, selanjutnya pelatih

mendemontrasikan atau memberi contoh tendangan melambung. Tugas pelatih

selanjutnya mengorganisasi latihan dengan menata siswa sedemikian rupa yaitu,

tendangan melambung dilakukan secara berpasangan. Jarak antara siswa satu

dengan pasangannya antara 20-30 meter. Siswa melakukan tendangan melambung

yang diarahkan kepada pasangannya dan pasangannya berusaha mengontrol bola.

Setelah bola dapat dikontrol dengan baik, selanjutnya ditendang melambung ke

arah pasangannya, demikian seterusnya dilakukan secara bergantian. Dalam

metode massed practice siswa berusaha melakukan tendangan melambung

sebanyak-banyaknya selama waktu latihan tanpa istirahat. Andi Suhendro (1999:

3.58) bahwa, “Metode massed practice setiap atlet diberi instruksi mempraktikkan

secara terus menerus selama waktu latihan”.

Prinsip dari latihan tendangan melambung dengan metode massed

practice yaitu, bola harus melambung setinggi mungkin (minimal tidak dapat

dijangkau dengan lompatan). Melalui pengulangan tendangan melambung

sebanyak-banyaknya akan diperoleh keterampilan yang lebih baik. Karena tanpa

melakukan pengulangan gerakan keterampilan yang dipelajari, maka suatu

keterampilan tidak dapat dikuasai. Seperti dikemukakan Suharno HP. (1993: 22)

bahwa, “Untuk mengotomatiskan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan

keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan

frekuensi sebanyak-banyaknya secara kontinyu”.

Mengulang-ulang gerakan yang dipelajari secara terus menerus atau

sebanyak-banyaknya merupakan faktor yang sangat penting agar keterampilan

yang dipelajari dapat dikuasai dengan baik. Dengan mengulang-ulang secara terus

menerus akan menguatkan respon. Hal ini sesuai pendapat Sugiyanto dan Agus

Kristiyanto (1998: 3) bahwa, “Hubungan stimulus respon diperkuat melalui

pengulangan-pengulangan. Selama pengulangan, hubungan stimulus respon

diperkuatdan respon yang dikehendaki menjadi meningkat”.

Page 50: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Metode latihan massed practice merupakan bentuk latihan yang dilakukan

secara terus menerus tanpa diselingi waktu istirahat. Dalam hal ini siswa

melakukan tendangan melambung sepakbola secara terus menerus sesuai dengan

program yang telah dijadwalkan. Dengan melakukan tendangan melambung

secara berulang-ulang, maka akan menguatkan respon. Untuk lebih jelasnya

berikut ini disajikan ilustrasi latihan tendangan melambung sepakbola dengan

metode massed practice sebagai berikut:

X arak antara 20-30 meter X

Gambar 3. Ilustrasi Latihan Tendangan Melambung dangan Metode Massed Practice

Ditinjau dari proses informasi dan sistem memori, latihan ketepatan

tendangan melambung dengan metode massed practice termasuk sistem memori

jangka panjang atau long term memory. Rusli Lutan (1988: 170) menyatakan:

Tujuan latihan teknik dalam olahraga ialah untuk menguasai keterampilan secara efisien dan keterampilan itu melekat selama waktu tertentu. Hal ini erat kaitannya dengan konsep memori jangka panjang, karena dalam banyak hal pengembangan memori jangka panjang merupakan tujuan akhir dari proses mengajar atau belajar dalam keterampilan meotorik. Dalam keadaan informasi itu melekat, maka pada suatu ketika bisa terjadi memori itu melemah yang berarti informasi dalam memeori jangka panjang itu semakin hilang. Selain itu, dengan latihan atau pengulangan, maka semakin meningkat jumlah asosiasi dalam informasi yang telah dipelajari (misalnya semakin meningkat kebermaknaannya).

Pendapat tersebut menunjukkan, latihan latihan ketepatan tendangan

melambung yang dilakukan secara terus menerus, maka suatu keterampilan akan

dikuasai dengan baik. Gerakan keterampilan yang dilakukan secara terus menerus

akan tersimpan didalam memori, sehingga siswa akan memiliki konsep gerakan

tendangan melambung yang konsisten. Pada waktu yang lain, keterampilan yang

telah dikuasai tidak akan mudah hilang. Jika tidak ditunjang dengan latihan secara

teratur lambat laun keterampilan yang dimiliki akan menurun.

Page 51: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Tendangan Melambung dengan

Metode Massed Practice

Mengulang-ulang gerakan yang dipelajari secara terus menerus tanpa

diselingi istirahat merupakan ciri dari metode massed practice. Latihan yang

dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi istirahat akan berpengaruh

terhadap kapasitas total paru-paru dan volume jantung. Hal ini terjadi sebagai

akibat adanya rangsangan cukup berat yang diberikan terhadap sistem aerobik di

dalam tubuh. Junusul Hairy (1989: 203) menyatakan, “Latihan terus menerus

dapat mempertinggi kapasitas aerobik, karena bentuk latihan tersebut memberikan

pembebanan yang cukup berat terhadap sistem aerobik, sehingga bisa

dipergunakan untuk meningkatkan kesegaran aerobik”. Pendapat lain

dikemukakan Yusuf Adisasmitas dan Aip Syarifuddin (1996: 142) bahwa,

"Metode terus menerus dapat meningkatkan daya tahan keseluruhan dan

peningkatan perlawanan terhadap kelelahan".

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, metode massed

practice pada prinsipnya dapat meningkatkan daya tahan secara keseluruhan. Di

samping itu, latihan secara terus menerus akan meningkatkan kemampuan

mengontrol gerakan pada waktu melakukan latihan dan akan merangsang

kemampuan otot yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu untuk

membantu mencapai prestasi yang lebih baik. Lebih lanjut Yusuf Adisasmita dan

Aip Syarifuddin (1996: 142) menyatakan, “Metode terus menerus meningkatkan

self control atlet pada waktu melakukan usaha-usaha atau latihan yang

melelahkan, dan kemampuannya untuk merangsang kelompok-kelompok otot

yang memegang peranan dalam pelaksanaan cabang olahraga”.

Berdasarkan pelaksanaan latihan latihan ketepatan tendangan melambung

dengan metode massed practice dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya.

Kelebihan latihan passing dengan metode massed practice antara lain:

1) Penguasaan terhadap pola teknik gerakan tendangan melambung akan lebih

cepat tercapai, karena latihan secara terus menerus dapat membentuk pola

gerakan tendangan melambung yang lebih cepat.

Page 52: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2) Dapat meningkatkan daya tahan fisik, sehingga akan mendukung

penampilannya dalam bermain sepakbola.

Selain kelebihan di atas, latihan ketepatan tendangan melambung dengan

metode massed practice memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan latihan

tendangan melambung dengan metode massed pracitce antara lain:

1) Gerakan tendangan melambung yang dilakukan secara terus menerus akan

menyebabkan kelelahan, hal ini akan berpengaruh terhadap kesempurnaan

teknik tendangan melambung.

2) Pengontrolan dan perbaikan teknik tendangan melambung sulit dilakukan

karena tidak ada waktu istirahat.

3) Akan sering terjadi kesalahan teknik karena terlalu lelah.

5. Latihan Tendangan Melambung dengan Metode Distributed Practice

a. Metode Distributed Practice

Metode distributed practice merupakan kebalikan dari metode massed

practice. Metode distributed practice merupakan prinsip pengaturan giliran

praktik keterampilan yang pelaksanaannya diselingi dengan waktu istirahat di

antara waktu latihan. Rusli Lutan (1988:113) menyatakan “Distributed practice

adalah serangkaian kegiatan latihan melibatkan kegiatan istirahat yang cukup

diantara kegiatan mencoba”. Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1992: 358)

bahwa, “Distributed practice adalah mempraktikkan gerakan yang dipelajari

dengan mengatur secara selang-seling antara waktu praktik dan waktu istirahat”.

Hal senada dikemukakan Adang Suherman dan Agus Mahendra (2001: 166)

bahwa, “Metode distributed practice atau latihan distribusi adalah suatu latihan

yang diselingi dengan waktu istirahat”.

Metode latihan distributed practice pada prinsipnya merupakan

pengaturan giliran praktik latihan, yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara

berselang-seling antara waktu latihan dan waktu istirahat. Waktu istirahat

merupakan faktor penting dan harus diperhitungkan dalam metode distributed

practice. Andi Suhendro (1999: 3.58) menyatakan, “Penggunaan waktu istirahat

Page 53: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian

bagian penting di dalam proses belajar gerak untuk memperoleh pemulihan yang

cukup”. Pendapat lain dikemukakan Sugiyanto & Sudjarwo (1992: 284) bahwa,

"Waktu istirahat yang diberikan tidak perlu menunggu sampai mencapai

kelelahan, tetapi juga jangan terlalu sering. Yang penting adalah mengatur agar

rangsangan terhadap sistem-sistem yang menghasilkan gerakan tubuh diberikan

secara cukup, atau tidak kurang atau tidak berlebihan".

Metode latihan distributed practice merupakan metode latihan yang

mempertimbangkan waktu istirahat sama pentingnya dengan waktu untuk praktik

(latihan). Waktu untuk istirahat bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi

merupakan bagian penting di dalam proses latihan keterampilan. Waktu istirahat

di antara waktu latihan bertujuan untuk recovery atau pemulihan. Dengan istirahat

yang cukup di antara waktu latihan memungkinkan kondisi atlet pulih dan lebih

siap untuk melakukan kerja atau latihan berikutnya.

b. Pelaksanaan Latihan Tendangan Lambung dengan Metode Distributed

Practice

Metode latihan distributed practice merupakan pengaturan giliran praktik

keterampilan yang dilakukan secara berselang seling di antara waktu latihan dan

waktu istirahat. Bertolak dari pengertian metode latihan distributed practice

tersebut, maka maka pelaksanaan latihan tendangan melambung sepakbola

dengan metode distyributed practice yaitu, pelatih menjelaskan tenik tendangan

melambung yang benar dari letak kaki tumpu, bagian kaki yang digunakan untuk

menendang bola, sikap badan, pandangan mata dan bagian bola yang ditendang.

Setelah teknik tendangan lambung dijelaskan, selanjutnya pelatih

mendemontrasikan atau memberi contoh tendangan melambung. Tugas pelatih

selanjutnya mengorganisasi latihan dengan menata siswa sedemikian rupa yaitu,

tendangan melambung dilakukan berpasangan secara kelompok. Jarak kelompok

1 dan kelompok 2 antara 20-30 meter. Siswa pada kelompok 1 (siswa paling

depan) melakukan tendangan melambung yang diarahkan kepada kelompok

pasangannya (pemain paling depan kelompok 2) berusaha mengontrol bola.

Page 54: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Setelah melakukan tendangan melambung ke posisi barisan paling belakang.

Pemain depan pada kelompok 2 berusaha mengontrol bola, selanjutnya

menendang bola melambung ke pemain 2 kelompok 1, demikian seterusnya

dilakukan secara bergantian.

Setelah siswa menendang bola melambung masuk ke baris paling

belakang dimaksudkan, memberi kesempatan untuk istirahat sesuai dengan

program yang telah dijadwalkan. Istirahat yang diberikan tersebut dapat

digunakan untuk relaksasi atau pemulihan. Dengan demikian kondisi atlet akan

pulih, selain itu dapat mengenali atau mencermati kesalahan pada saat melakukan

latihan, sehingga pada kesempatan berikutnya kesalahan tidak diulang lagi.

Metode latihan distributed practice merupakan bentuk latihan yang

dilakukan secara berselang-seling. Ini artinya, setelah melakukan gerakan diberi

waktu istirahat. Latihan yang dilakukan secara berselang-seling tersebut akan

berdampak keterampilan yang dipelajari tersimpan dalam memori sangat singkat.

Pengulangan gerakan yang diberi waktu interval (istirahat), maka keterampilan

yang dipelajari akan lebih lama dikuasai. Untuk lebih jelasnya berikut ini

disajikan ilustrasi latihan tendangan melambung dengan metode distributed

practice sebagai berikut:

X X Xo jarak 20-30 meter X X X

Gambar 4. Ilustrasi Latihan Tendangan Melambung denganMetode Distributed Practice

Ditinjau dari proses informasi dan sistem memori, latihan tendangan

melambung dengan metode distributed practice termasuk sistem memori jangka

pendek atau short term memory. Short term memory merupakan suatu pemrosesan

informasi yang diterima dalam waktu singkat dan dapat hilang dengan cepat pula

karena lamanya waktu. Menurut hasil penafsiran Sperling yang dikutip Rusli

Lutan (1988: 164) bahwa:

Page 55: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

1) Penyimpanan sensori jangka pendek mampu untuk menyimpan semua informasi yang dihadirkan ke dalamnya (karena subjek dapat mengingatkan kembali huruf jika suara dibunyikan dengan segera).

2) Penyimpanan sensori jangka pendek itu kehilangan informasi dengan cepat seiring dengan lamanya waktu.

Bertolak dari pendapat tersebut menunjukkan, latihan tendangan melambung

sepakbola dengan metode distributed practice yaitu, pemain akan mengingat

gerakan tendangan melambung pada saat melakukan gerakan tersebut. Namun

setelah melakukan gerakan tendangan melambung diberi waktu istirahat atau

diselingi oleh pemain lainnya. Pemberian waktu istirahat atau gerakan dilakukan

pemain lainnya tersebut akan berdampak penurunan keterampilan yang dipelajari.

Oleh karena itu, dalam pemberian waktu istirahat harus diperhatikan sebaik

mungkin, karena pemberian waktu istirahat yang terlalu lama, maka keterampilan

akan cepat hilang.

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Tendangan Melambung dengan

Metode Distributed Practice

Metode latihan distributed practice merupakan bentuk latihan yang

diselingi dengan istirahat di antara waktu latihan. Berdasarkan hal tersebut,

metode latihan distributed practice ini mempunyai beberapa keuntungan baik bagi

pelatih maupun atlet. Menurut Suharno HP. (1993: 17) bahwa kegunaan prinsip

interval dalam latihan yaitu: “(1) menghindari terjadinya overtraining, (2)

memberikan kesempatan organisme atlet untuk beradaptasi terhadap beban latihan

dan (3) pemulihan tenaga kembali bagi atlet dalam proses latihan”.

Waktu istirahat sangat penting diantara waktu latihan. Waktu istirahat

memberi kesempatan untuk atlet mengadakan pemulihan diantara pengulangan

gerakan. Ditinjau dari pelaksanaan latihan tendangan melambung dengan metode

distributed practice dapat diidentifikasi kelebihannya antara lain:

1) Dapat meminimalkan kesalahan teknik tendangan melambung, karena setiap

kesalahan dapat segera dibetulkan.

2) Kondisi fisik siswa akan terhindar dari kelelahan yang berlebihan

(overtraining).

Page 56: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3) Kondisi atlet akan lebih siap untuk melakukan sesion atau latihan berikutnya

dengan baik.

Latihan tendangan melambung dengan metode distributed practice juga

memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan latihan tendangan melambung dengan

metode distributed practice antara lain:

1) Dapat menimbulkan rasa bosan atau jenuh saat istirahat untuk menunggu

gilirannya.

2) Siswa yang aktif adalah atlet yang sedang mendapat giliran, sedangkan yang

lainnya hanya menjadi penonton untuk menunggu giliran.

3) Seringnya waktu istirahat akan mengakibatkan penguasaan teknik gerakan

menjadi agak berkurang karena gerakan yang sudah terbentuk akan berkurang

lagi dalam istirahat.

4) Latihan ini prioritasnya hanya untuk peningkatan keterampilan teknik,

sedangkan kondisi fisiknya terabaikan.

6. Panjang Tungkai

Setiap cabang olahraga memiliki karakteristik masing-masing. Dengan

demikian setiap cabang olahraga membutuhkan kesesuaian bentuk tubuh agar

dapat mendukung tercapainya prestasi yang tinggi. Watson (1984) yang dikutip

Andi Suhendro (1999: 2.15) menyatakan “Keberhasilan atlet dalam mencapai

prestasi puncak turut ditentukan oleh sifat-sifat seperti tinggi badan dan berat

badan”. Depdiknas. (2002: 26) menjelaskan, “Unsur-unsur yang dominan dalam

permainan sepakbola di antaranya tubuh tinggi”. Sedangkan Yusuf Adisasmita &

Aip Syarifuddin (1996: 73) menyatakan, “Orang yang tinggi umumnya anggota

badannya seperti lengan dan tungkainya juga panjang. Bentuk tubuh serta

anggota badan yang demikian akan memberikan keuntungan bagi cabang

olahraga yang spesifikasinya memerlukan tubuh yang demikian”.

Tungkai merupakan bagian tubuh yang mempunyai peran penting untuk

aktivitas olahraga. Tungkai berperan untuk menopang tubuh untuk berdiri dan

melakukan gerakan-gerakan seperti berjalan, berlari, melangkah, melompat,

Page 57: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

meloncat, menendang dan aktivitas lainnya yang melibatkan tungkai. Dalam

permainan sepakbola, tungkai merupakan bagian tubuh yang dominan dalam

melakukan tendangan. Untuk memperoleh kualitas tendangan yang baik, maka

kemampuan serta proporsi tungkai harus dimanfaatkan secara maksimal pada

teknik yang benar.

Panjang tungkai merupakan ukuran atau proporsi tungkai dari pangkal

paha sampai telapak kaki. Tungkai yang dimaksud adalah anggota gerak bawah

yang terdiri dari seluruh kaki, mulai dari pangkal paha sampai dengan jari kaki.

Tungkai tersebut dapat dibagi dua macam yaitu tungkai atas dan tungkai bawah.

Panjang tungkai atas yaitu panjang tungkai pada paha sedangkan panjang tungkai

bawah adalah panjang tungkai pada betis. Berkaitan dengan panjang tungkai

Depdiknas (2000: 49) menjelaskan, “Panjang tungkai adalah jarak antara SIAS

(Spina Illioca Anterior Superior ) dan (mata kaki) moleolus”. Seangkan Ismaryati

(2006: 100) menyatakan, “Pengukuran panjang tungkai dari tulang belakang

bawah atau dapat juga dari trochanter sampai ke lantai”.

Berdasarkan pengertian panjang tungkai yang dikemukakan dua ahli

tersebut dapat disimpulkan, panjang tungkai merupakan proporsi tungkai yang

diukur dari trochanter sampai lantai (tidak memakai alas kaki/sepatu).

Keberadaan panjang tungkai dalam permainan sepakbola mempunyai peran

penting untuk mendukung kualitas tendangan. Tungkai yang panjang mempunyai

jangkauan yang lebih panjang atau jauh dibandingkan dengan orang yang

tungkainya pendek. Tungkai yang panjang memiliki langkah yang lebar dan

ayunan kaki yang lebih panjang. Untuk mencapai tendangan melambung yang

baik, maka panjang tungkai harus dimanfaatkan pada teknik yang benar saat

menendang bola.

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Panjang Tungkai

Karakteristik fisik, ukuran tubuh seseorang akan berpengaruh dalam

menentukan keberhasilan suatu pencapaian prestasi olahraga. Hal ini karena,

olahraga bersifat universal, artinya dapat diikuti oleh orang-orang dari berbagai

ukuran tubuh untuk berprestasi. Namun prestasi yang dapat diraih tidak akan

Page 58: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

sebaik yang bisa diraih oleh orang-orang yang mempunyai ukuran tubuh ideal

sesuai dengan cabang olahraga yang bersangkutan. M. Sajoto (1995: 11)

menyatakan, “Salah satu aspek dalam mencapai prestasi dalam olahraga adalah

aspek biologis yang meliputi struktur dan postur tubuh yaitu: (1) ukuran tinggi

dan panjang tungkai, (2) ukuran besar, lebar dan berat badan, (3) somatotype

(bentuk tubuh)”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, aspek biologis yang meliputi

struktur dan postur tubuh yang meliputi ukuran tinggi, panjang tungkai, panjang

lengan, ukuran besar, lebar, berat badan dan tipe tubuh merupakan faktor yang

dapat mendukung pencapaian prestasi olahraga. Keberadaan struktur maupun

postur tubuh seseorang dipengaruhi oleg perkembangan dan pertumbuhan.

Perkembangan dan pertumbuhan ukuran tubuh seseorang dapat dipengaruhi oleh

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang

dipengaruhi dari dalam seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari

luar seseorang. Sugiyanto (1998: 37) menyatakan, “Terhadap sifat dan

pertumbuhan fisik, faktor keturunan sangat berpengaruh. Pengaruh yang nyata

adalah terhadap ukuran, bentuk dan kecepatan atau irama pertumbuhan”.

Sedangkan Sarwoto dan Bambang Soetedjo (1993: 231) menyatakan, “Keadaan

fisik seseorang sebagian besar tergantung pada kualitas makanan kita sehari-hari,

yang mengandung nilai gizi yang baik”.

Keturunan mempunyai pengaruh yang dominan terhadap keadaan

seseorang. Jika kedua orang tuanya tinggi-tinggi, maka anak-anaknya cenderung

tinggi pula. Namun sebaliknya, jika kedua orang tuanya pendek maka anak-

anaknya juga pendek. Selain itu, makanan yang bergizi yang dikonsumsi setiap

hari akan mempengaruhi pertumbuhan baik rangka tubuh maupun organ lainnya.

Sugiyanto (1998: 37) menyatakan, “Pengaruh gizi terhadap pertumbuhan fisik

dibedakan menjadi 4 macam pengaruh yaitu, (1) kecepatan pertumbuhan, (2)

ukuran tubuh setelah dewasa, (3) bentuk tubuh dan (4) komposisi jaringan tubuh”.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan

pertumbuhan seseorang menunjukkan bahwa, ukuran tubuh seseorang dipengaruhi

oleh faktor keturunan dan gizi yang dikonsumsi sehari-hari. Hal ini maksudnya,

Page 59: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

kondisi atau segmen tubuh seseorang (termasuk panjang tungkai) dipengaruhi

oleh faktor keturunan dan faktor makanan atau gizi.

Postur tubuh yang tinggi umumnya disertai tungkai dan lengan yang

panjang. Selain itu, pertumbuhan dan perkembangan akan berjalan dengan normal

baik postur tubuh maupun bagain-bagian tubuh lainnya jika makanan yang

dikonsumsi sehari-hari mempunyai nilai gizi yang tinggi sesuai dengan kebutuhan

tubuh. Dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, maka perkembangan dan

pertumbuhan menjadi normal yaitu pertumbuhan menjadi cepat, ukuran tubuh

normal baik tinggi badan maupun segmen tubuh lainnya.

b. Peranan Panjang Tungkai terhadap Ketepatan Tendangan Melambung

dalam Permainan Sepakbola

Menguasai teknik menendang bola melambung dengan baik dan benar

sangat penting agar memiliki kemampuan tendangan melambung yang baik.

Selain menguasai teknik menendang melambung yang benar, memanfaatkan

proporsi tungkai pada teknik yang benar akan dapat membantu kualitas tendangan

melambung menjadi lebih baik. Untuk menghasilkan ketepatan tendangan

melambung yang baik, maka panjang tungkai harus dimanfaatkan pada teknik

yang benar.

Ditinjau dari biomekanika gerak, tungkai yang panjang memiliki

jangkauan yang jauh atau panjang. Dengan demikian, tungkai yang panjang

memiliki ayunan kaki yang lebih panjang atau jauh, sehingga dapat dimanfaatkan

atau membantu kemampuan tendangan melambung dalam permainan sepakbola.

Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 73) menyatakan, “Keuntungan kaki

yang panjang adalah dimungkinkan bertambahnya panjang langkah”. Sedangkan

Sudarminto (1995: 40) menyatakan, “Makin panjang pengungkit makin besar

usaha yang digunakan untuk mengayun”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, tungkai yang

panjang memiliki ayunan kaki yang lebih panjang, sehingga hal ini akan

mempangaruhi kualitas tendangan lambung dalam permainan sepakbola. Dengan

Page 60: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

ayunan tungkai yang panjang dapat membantu hasil tendangan melambung

menjadi lebih jauh, sehingga bermanfaat untuk operan-operan yang jauh. Namun

sebaliknya, bagi pemain sepakbola tungkainya pendek, jangkauan dan

ayunannya pendek pula. Jangkauan atau ayunan kaki tendang yang pendek dapat

memberi dampak tendangan melambung yang dilakukan (jaraknya) tidak

maksimal, jika dibandingkan dengan pemain yang tungkainya panjang.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang

dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan

khususnya yang terkait dengan metode latihan massed practice dan distributed

practice dengan hasil yang masih bervariasi atau beragam.

Penelitian Deni Tribuana Dirgantara dengan judul, “Perbedaan Pengaruh

Metode Massed Practice dan Distributed Practice terhadap Prestasi Lay Up Shoot

Bola Basket pada Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler SLTP Kastria Solo Baru

Tahun 2003/2004” menunjukkan: ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara

metode massed practice dan distributed practice terhadap prestasi lay up bola

basket thitung = 2,610 > ttabel = 2,145). Metode distributed practice memiliki

pengaruh yang lebih baik dari pada metode massed practice. Peningkatan metode

massed practice12.034% sedangkan metode distributed practice 14.992%. Dari

penelitian Ari Basuki dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Metode Massed

Practice dan Distributed Practice terhadap Kemampuan Pukulan Forehand Tenis

Meja Pemain Putera Klub Tenis Meja Dwi Bengawan Sukoahrjo Tahun 2006”,

menunjukkan, (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan

massed practice dan distributed practice terhadap kemampuan pukulan forehand

tenis meja pemain putera klub tenis meja Dwi Bengawan Sukoharjo tahun 2006,

(thit 3.361 > ttabel5% 2.160). (2) Metode latihan massed practice lebih baik

pengaruhnya daripada metode latihan distributed practice terhadap kemampuan

pukulan forehand tenis meja pemain putera klub tenis meja Dwi Bengawan

Sukoharjo tahun 2006. Metode latihan massed practice memiliki peningkatan

Page 61: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

30.171% lebih besar daripada metode latihan distributed practice yaitu 21.305%.

Sedangkan dari hasil penelitian Oky Wahyu Wibowo dengan judul, “Hubungan

antara Power Otot Tungkai, panjang Tungkai dan Koordinasi Mata-Kaki dengan

Ketepatan Tendangan Jarak Jauh dalam Permainan sepakbola pada Siswa Usia 15

Tahun Sekolah Sepakbola Soedramodjo Gemolong Taun 2009” menunjukkan

ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan ketepatan tendangan

jarak jauh dalam permainan sepakbola pada siswa usia 15 tahun Sekolah

Sepakbola Soedarmodjo 1952 Gemolong tahun 2009. Dari hasil penghitungan

korelasi antara panjang tungkai dengan ketepatan tendangan jarak jauh dalam

permainan sepakbola diperoleh nilai rhitung = 0.5864 > rtabel 5% = 0.361.

C. Kerangka Pemikiran

Tendangan melambung merupakan salah satu teknik dasar bermain

sepakbola yang memiliki kontribusi besar dalam permainan sepakbola. Untuk

memberikan operan-operan jarak jauh dapat dilakukan dengan tendangan

melambung. Untuk memperoleh kualitas tendangan melambung yang baik harus

didukung penguasaan teknik yang benar, kemampuan fisik yang baik dan

dilakukan latihan secara sistematis dan kontinyu. Dalam pelaksanaan latihan

tendangan melambung dapat diterapkan metode latihan massed practice dan

distributed practice.

Page 62: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Berdasarkan kajian teori yang mendasari dari variabel penelitian, maka

dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut:

Berdasarkan kerangka konseptual yang digambarkan tersebut dapat

diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Massed Practice dan Distributed

Practice terhadap Peningkatan Ketepatan Menendang Bola dalam

Permainan Sepakbola

Metode latihan massed practice merupakan bentuk latihan keterampilan

yang tidak diselingi waktu istirahat pada saat latihan berlangsung. Sedangkan

metode latihan distributed practice merupakan bentuk latihan keterampilan yang

diselingi dengan waktu istirahat di antara waktu latihan. Metode massed practice

menitik beratkan pentingnya pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyak-

banyaknya tanpa memperhitungkan waktu istirahat, sedangkan metode latihan

Ketepatan tendangan lambung

Proporsi tungkai

Tungkai panjang

Tungkai pendek

Tungkai panjang

Tungkai pendek

Metode Massed practice

Metode Distributed practice

Latihan ketepatan tendangan lambung

Page 63: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

distributed practice merupakan bentuk latihan yang mempertimbangkan waktu

istirahat juga sama pentingnya dengan waktu pengulangan gerakan.

Berdasarkan karakteristik metode latihan massed practice menunjukkan,

latihan tendangan melambung sepakbola dengan metode massed practice

memiliki kelebihan antara lain: penguasaan terhadap pola gerakan tendangan

melambung akan lebih cepat tercapai, dapat meningkatkan keterampilan sekaligus

meningkatkan daya tahan fisik. Kelemahan latihan tendangan melambung

sepakbola dengan metode massed practice antara lain: penguasaan teknik

tendangan melambung sulit dikuasai karena kondisi yang lelah, penampilan siswa

tidak stabil karena kondisi yang lelah, pengontrolan dan perbaikan terhadap teknik

tendangan melambung sulit dilakukan karena tidak ada waktu istirahat.

Sedangkan latihan tendangan melambung dengan metode distributed

practice memiliki kelebihan antara lain: penguasaan terhadap teknik tendangan

melambung akan lebih baik, perbaikan terhadap kesalahan teknik dapat dilakukan

lebih dini, akan terhindar dari kelelahan yang berlebihan, penampilan kondisinya

selalu stabil karena adanya istirahat yang cukup. Kelemahan latihan tendangan

melambung dengan metode distributed practice antara lain: seringnya waktu

istirahat mengakibatkan penguasaan teknik menjadi agak berkurang. Hal ini

disebabkan pola gerakan yang sudah terbentuk akan berkurang lagi dalam

istirahat. Metode ini prioritasnya hanya untuk peningkatan penguasaan teknik,

sedangkan kondisi fisiknya terabaikan, siswa akan bosan atau jenuh karena sering

istirahat dan menunggu giliran.

Berdasarkan karakteristik, kelebihan dan kelemahan dari metode latihan

massed practice dan distributed practice tersebut sudah jelas bahwa, kedua

bentuk latihan ini mempunyai perbedaan yang mencolok. Perbedaan tersebut

tentunya akan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan

ketepatan tendangan melambung dalam permainan sepakbola. Dengan demikian

diduga bahwa, metode latihan massed practice dan distributed practice memiliki

perbedaan pengaruh terhadap ketepatan tendangan melambung dalam permainan

sepakbola.

Page 64: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2. Perbedaan Peningkatan Ketepatan Menendang Bola antara Siswa yang

Memiliki Tungkai Panjang dengan Siswa yang Memiliki Tungkai Pendek

Tungkai merupakan bagian tubuh yang dominan dalam gerakan

menendang dalam permainan sepakbola. Proporsi dan kemampuan tungkai

seorang pemain sepakbola harus mampu dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam

melakukan tendangan melambung. Dengan memanfaatkan panjang tungkai pada

teknik yang benar, maka tendangan dapat dilakukan dengan melambung jauh

sehingga dapat dimanfaatkan untuk melakukan operan-operan jarak jauh.

Panjang tungkai dapat mendukung kemampuan tendangan melambung

dalam permainan sepakbola karena, tungkai yang panjang memiliki jangkauan

atau ayunan yang panjang. Secara biomekanika, ayunan kaki yang panjang akan

membantu gerakan tendangan lebih maksimal. Jika dibandingkan dengan pemain

yang tungkai pendek, maka jangkauan dan ayunan kaki pendek pula, sehingga

hasil tendangannya juga tidak maksimal. Untuk memperoleh ketepatan tendangan

melambung yang baik (jauh), maka seorang pemain sepakbola harus mampu

memanfaatkan tungkainya semaksimal mungkin pada teknik yang benar, sehingga

hasil tendangannya lebih maksimal (lebih jauh). Dengan demikian diduga, tungkai

panjang dan tungkai pendek memiliki perbedaan pengaruh terhadap ketepatan

tendangan melambung dalam permainan sepakbola.

3. Pengaruh Interaksi antara Metode Latihan dan Panjang Tungkai

terhadap Ketepatan Menendang Bola dalam Permainan Sepakbola

Metode latihan massed practice dan distributed practice merupakan

bentuk latihan keterampilan yang dapat digunakan untuk meningkatkan ketepatan

tendangan melambung dalam permainan sepakbola. Dari kedua metode latihan

tersebut memiliki penekanan yang berbeda, sehingga dari kedua metode latihan

tersebut akan menimbulkan pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan

ketepatan tendangan melambung dalam permainan sepakbola.

Kemampuan seorang pemain sepakbola melakukan tendangan melambung

tidak terlepas dari dukungan proporsi tubuhnya (panjang tungkai). Hal ini karena,

proporsi tubuh yang ideal akan membantu penampilannya dalam bermain

Page 65: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

sepakbola, termasuk tendangan melambung. Ditinjau dari pelaksanaan metode

massed practice yaitu, latihan yang dilakukan secara terus menerus. Berdasarkan

hal inilah, siswa yang memiliki tungkai panjang lebih cocok diberi metode latihan

massed practice. Karena metode massed practice pada latihan tendangan

melambung lebih menekankan hasil yaitu, tendangannya agar melambung

setinggi mungkin, sehingga tungkai yang panjang harus dimanfaatkan semaksimal

mungkin. Sedangkan siswa yang memiliki tungkai pendek cocok diberi metode

latihan distributed practice. Karena siswa yang tungkainya pendek lebih

ditekankan pada penguasaan teknik menendang melambung yang benar. Dengan

penguasaan teknik menendang yang benar, sehingga tendangannya dapat

melambung tinggi sesuai yang diharapkan. Dengan demikian diduga antara

metode latihan dan panjang tungkai memiliki interaksi di antara keduanya.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah

dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh antara metode latihan menggunakan massed practice

dan distributed practice terhadap peningkatan ketepatan menendang bola pada

siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010.

2. Ada perbedaan pengaruh peningkatan ketepatan menendang bola antara siswa

yang memiliki tungkai panjang dengan siswa yang memiliki tungkai pendek

pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun

2010.

3. Ada interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai terhadap peningkatan

ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola

Pandanaran Boyolali tahun 2010.

Page 66: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di lapangan sepakbola Sekolah Sepakbola

Pandanaran Boyolali (Stadion Pandan Arang Boyolali) . Penelitian dilaksanakan

selama satu setengah bulan dengan tiga kali latihan dalam satu minggu. Penelitian

dilaksanakan dari bulan 20 Mei sampai dengan bulan 8 Juli 2010. Jadwal

penelitian menyesuaikan jadwal dari Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali.

B. Metode Dan Rancangan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dasar

penggunaan penelitian eksperimen yaitu kegiatan percobaan yang diawali dengan

memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna

mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Dalam hal ini Sugiyanto

(1995: 21) menyatakan, “Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk meneliti ada

tidaknya hubungan sebab akibat serta besarnya hubungan sebab akibat tersebut

dengan cara memberikan perlakukan (treatment) terhadap kelompok eksperimen

yang hasilnya dibandingkan dengan hasil kelompok yang tidak diberi perlakuan

atau diberi perlakuan yang berbeda”. Sedangkan rancangan yang digunakan yaitu

Pretest-Postest. Dengan demikian rancangan penelitian yang tepat adalah anava

faktorial 2 X 2. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar rancangan

penelitian anava faktorial 2 X 2 menurut Sugiyanto ( 1995:31 ) sebagai berikut:

Tabel 1. Rancangan Penelitian Faktorial 2 X 2

Atributif

Manipulatif

Kelompok

Tungkai panjang

(b1)

Kelompok

Tungkai pendek

(b2)Metode massed practice (a1) a1b1 a2b1

Metode distributed practice (a2) a1b2 a2b2

Keterangan:

Page 67: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

a1b1: kelompok metode massed practice dengan kriteria sampel tungkai panjang a1b2: kelompok metode massed practice dengan kriteria sampel tungkai pendeka2b1: kelompok metode distributed practice dengan kriteria sampel tungkai

panjanga2b2: kelompok metode distributed practice dengan kriteria sampel tungkai

pendek

Untuk mendapatkan keyakinan bahwa ketepatan tendangan melambung

sepakbola merupakan hasil perlakuan dapat digeneralisasikan ke populasi yang

ada, maka dilakukan pengontrolan terhadap kemungkinan yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian yaitu, validitas internal dan eksternal. Merujuk

pada pendapat Thomas, Nelson (2001: 311), validitas internal dan validitas

eksternal yang dikontrol dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Validitas Internal

Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap variabel-

variabel luar yang dapat menimbulkan interpretasi lain. Variabel-variabel yang

dikontrol meliputi :

a. Pengaruh sejarah

Selama mengikuti program pelatihan sampel tidak diperbolehkan

mengikuti aktivitas permainan sepakbola diluar jadwal eksperimen. Hal ini

dilakukan dengan tidak memberikan materi pada saat kegiatan intra

kurikuler, dan siswa ditekankan untuk tidak melakukan aktifitas bermain

sepakbola pada waktu senggang.

b. Pengaruh pertumbuhan, perkembangan dan kematangan

Untuk menghindari adanya pengaruh proses pertumbuhan, dan

kematangan motorik, perlakuan diberikan dalam waktu yang tidak terlalu

lama selama 18 kali pertemuan.

c. Testing

Hasil dari sebuah percobaan berurutan dengan pengambilan dari tes

yang sama.

d. Pengaruh instrumen

Page 68: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu diuji tingkat

keajegannya. Tes yang valid dan reliable yang digunakan sebagai

instrumen.

e. Pengaruh pemilihan subjek

Dikontrol dengan penempatan subjek yang memiliki kemampuan

awal yang sama secara berimbang terhadap kelompok eksperimen.

f. Pengaruh kehilangan peserta eksperimen

Dikontrol terus menerus, memotivasi dan memonitor kehadiran

sampel melalui daftar hadir yang ketat sejak awal dan akhir eksperimen.

g. Pengaruh perlakuan

Dikontrol dengan memberikan perlakuan yang sama pada

kelompok eksperimen.

h. Penurunan statistik

Suatu kenyataan bahwa group yang terpilih berdasarkan skor yang

tinggi sebenarnya tidak mempunyai tinggi skor yang sama dalam

percobaan selanjutnya.

i. Dugaan / Harapan

Dikontrol dengan cara mengantisipasi pelaku percobaan terhadap

penampilan partisipan-partisipan tertentu yang mungkin akan lebih bagus.

2. Validitas Eksternal

Pengontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa

faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Campbell dan Stanley

(1963) dalam Thomas, Nelson (2001: 314), mengidentifikasi 4 perlakuan

dalam validitas eksternal yaitu :

a. Pengaktifan kembali atau efek balik dari percobaan

Pre tes mungkin akan membuat partisipan lebih waspada atau

sensitive dengan percobaan yang akan datang sehingga perlakuan tidak

efektif tanpa tes awal.

b. Interaksi terhadap prasangka dan perlakuan percobaan

Page 69: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Ketika group diplih berdasarkan beberapa karakteristik percobaan

mungkin hanya berlaku pada group yang mempunyai karakteristik

tersebut.

c. Efek balik dari penyusunan percobaan

Perlakuan yang efektif dalam situasi yang bebas dan dalam setting

yang leluasa seperti kenyataanya.

d. Gangguan percobaan yang berlipat

Ketika para partisipan menerima lebih dari satu percobaan efek

dari percobaan yang lebih dulu mungkin mempengaruhi percobaan

selanjutnya.

C. Variabel Penelitian

Dalam Penelitian ini melibatkan tiga variabel, yaitu :

1) Variabel independent ( bebas ) yaitu variabel yang

mempengaruhi variabel lain. Variable independent ( bebas )

dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok

metode massed practice dan kelompok distributed practice.

2) Variabel dependent ( terikat ) yaitu variabel yang dipengaruhi

oleh variable lain. Variable dependent ( terikat ) dalam

penelitian ini yaitu ketepatan tendangan lambung dalam

permainan sepakbola

3) Variabel atributif yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh

variabel lain. Variabel atributif dalam penelitian ini terdiri dari

dua taraf yaitu, kelompok tungkai panjang dan kelompok

tungkai pendek..

Page 70: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

D. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Sepakbola Pandanaran

Boyolali tahun 2010 yang berjumlah 54 siswa.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa usia 13-15 tahun

Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010 berjumlah 40 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel penelitian yang digunakan adalah purposive

random sampling. Mastur AW. (1992: 61) menyatakan, “Teknik purposive

sampling mendasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan

mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam

populasi yang sudah diketahui sebelumnya”.

Sampel yang digunakan berdasarkan ciri panjang tungkai. Panjang tungkai

diperoleh dari tes dan pengukuran panjang tungkai dari trochanter sampai telapak

kaki. Dari hasil tes dan pengukuran panjang tungkai diklasifikasikan menjadi dua

yaitu: 27 siswa dengan kategori tungkai panjang, 27 siswa kategori tungkai

pendek. Sampel yang digunakan adalah 20 siswa yang memiliki kategori tungkai

panjang dan 20 siswa dengan kategori tungkai pendek. Selanjutnya penentuan

kelompok latihan dilakukan secara random.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan dilakukan tes dan

pengukuran meliputi:

Page 71: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1) Pengukuran panjang tungkai dari Ismaryati (2006: 100). Petunjuk pelaksanaan

tes dan pengukuran terlampir.

2) Tes dan pengukuran ketepatan tendangan melambung dalam permainan

sepakbola dari Frank M. Verducci (1980: 335). Petunjuk pelaksanaan tes dan

pengukuran terlampir.

3) Untuk mengetahui keajegan alat ukur ketepatan menendang bola lambung

dilakukan uji reliabilitas menggunakan korelasi interklas dari Mulyono B.

(2001: 42), dengan rumus sebagai berikut:

MSA – MSW

R = MSA

Keterangan :

R = Koefisien reliabilitas

MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok

MSW= Jumlah rata-rata antar kelompok

F. Definisi Operasional Variabel

1. Metode Latihan Massed Practice

Metode latihan massed practice merupakan pengaturan giliran praktik

yang dilakukan secara terus menerus tanpa diselingi waktu istirahat, sampai batas

waktu yang telah ditentukan atau program latihan yang telah dijadwalkan.

2. Metode Latihan Distributed Practice

Metode latihan distributed practice merupakan pengaturan giliran praktik

yang dilakukan dengan diselingi dengan interval-interval berupa istirahat diantara

waktu latihan.

3. Panjang Tungkai

Page 72: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Panjang tungkai merupakan ukuran atau proporsi tungkai dari pangkal

paha sampai telapak kaki. Tungkai yang dimaksud adalah anggota gerak bawah

yang terdiri dari seluruh kaki, mulai dari pangkal paha sampai dengan jari kaki.

4. Peningkatan Kemampuan Menendang Bola

Peningkatan kemampuan menendang bola merupakan kemampuan

menendang bola lambung yang diarahkan pada sasaran berdasarkan alat ukur

yang telah ditentukan dengan membandingkan antara tes awal sebelum diberi

perlakuan dan setelah diberi perlakuan.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan anava dua jalur

dan uji prasyarat analisis dan uji hipotesis. Langkah-langkah teknik analisis data

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji

homogenitas. Adapun langkah masing-masing uji prasyarat tersebut sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas (Metode Lilliefors)

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel

penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak.

Langkah-langkah:

1) Pengamatan X1,X2,X3,………….Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,Z3,………..

Zn, dengan menggunakan rumus :

Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan simpangan baku.

2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor

tertinggi.

3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi

normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi).

Page 73: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu :

S(Zi) = i/n.

5) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya.

6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo.

Rumusnya : Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum.

Kreteria :

Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas ( Metode Bartlet )Uji Homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Langkah-langkah

pengujiannya sebagai berikut :

1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom–kolom kelompok sampel:

dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2.

2) Menghitung varians gabungan dari semua sampel.

Rumusnya : ( )( )

( )11...............1 2

2

−−=

nSdnSD i

( )12 −= nSdLogB i

3) Menghitung X2

Rumusnya : X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1………(2)

Dengan (Ln 10) = 2,3026

Hasilnya ( X2 hitung ) kemudian dibandingkan dengan ( X2 tabel ), pada taraf

signifikansi α = 0,05 dan dk (n-1).

4) Apabila X2 hitung < X2 tabel, maka Ho diterima.

Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2 hitung > X2

tabel, maka Ho ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen.

Page 74: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

2. Uji Hipotesis

a. ANAVA Dua JalurMetode AB untuk perhitungan ANAVA dua FaktorTabel 2. Ringkasan ANAVA Dua Jalur

Sumber

Variasidk JK RJK Fo

Rata – rata

Perlakuan

ABAB

1

a-1

b-1

(a-1) (b-1)

Ry

Ay

By

ABy

R

A

B

AB

A/E

B/E

AB/E

Kekeliruan ab(n-1) Ey E

Keterangan :

A = Taraf faktorial A N = Jumlah sampel

B = Taraf faktorial B

Langkah- langkah perhitungan:

a) 2

11

2ij

b

j

a

i

Υ=Υ ∑∑ ∑−−

b)abn

R

b

j

a

iy

∑∑−−

=11

c) ( ) yij

b

j

a

i

RJJab −= ∑∑−−

2

11

d) ( ) yi

a

iy Rbn −Α=Α ∑

/2

1

Page 75: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

e) ( ) yi

b

jy Ran −Β=Β ∑

/2

1

f) yyaby Jb Β−Α−=Α

g) )(2yyyyy R Α Β+Β−Α−−Υ=Ε

2) Kreteria Pengujian Hipotesis

Jika ( ) ( )211 VVFF −−≥ α , maka hipotesis nol ditolak.

Jika ( ) ( )211 VVFF −−< α , maka hipotesis nol di terima dengan : dk pembilang

( )1−ΚiV dan dk penyebut ( )αknknV −+= .............12 = taraf signifikan untuk pengujian hipotesis.

Keterangan:

∑Y2 : Jumlah kuadrat data

Ry : Rata-rata peningkatan karena perlakuan

Ay : Jumlah peningkatan pada kelompok berdasarkan metode latihan massed practice dan distributed practice.

By : Jumlah peningkatan berdasarkan panjang tungkai

Aby: Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah peningkatan kelompok perlakuan dan panjang tungkai

Jab : Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan.

b. Uji Rentang Newman – Keuls setelah ANAVA

Menurut Sudjana (1994: 36) langkah-langkah untuk melakukan uji

Newman-Keuls adalah sebagai berikut:

1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang

terkecil sampai ke yang terbesar.

2) Dari rangkaian ANAVA, diambil haarga RJK disertai dk-nya.

Page 76: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus:

( )N

KekeliruanRJKS Ey = RJK (Kekeliruan) juga didapat dari hasil

rangkuman ANAVA.

4) Tentukan taraf signifikan α, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk uji

Newman – Keuls, diambil V = dk dari RJK ( Kekeliruan ) dan P = 2,3…,k.

Harga – harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan

P supaya dicatat.

5) Kalikan harga-harga yang didapat di titik…….. di atas masing – masing

yS dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang

signifikan terkecil (RST).

6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih

rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-1),

dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata–rata terbesar

kedua rata–rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1), selisih rata-rata

terbesar kedua dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P =

(k-2), dan seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada ( )12/1 −kK

pasangan yang harus dibandingkan. Jika selisih–selisih yang didapat lebih

besar dari pada RST-nya masing–masing maka disimpulkan terdapat

perbedaan yang signifikan antara rata–rata perlakuan.

a. Hipotesa Statistik

Untuk memudahkan dalam pengujian hipotesis, maka perlu dirumuskan

hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (HA). Rumusan hipotesis yang diajukan

untuk uji Range Berganda Duncan disusun sebagai berikut:

Hipotesa 1 210 Α≥Α= µµH

21 Α<Α= µµAH

Hipotesa 2 210 Β≥Β= µµH

Page 77: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

21 Β<Β= µµAH

Hipotesa 3 00 =Β×Α= InteraksiH

0≠Β×Α= InteraksiH A

Keterangan

µ = Nilai rata – rata

A1 = Metode massed practiceA2 = Metode distributed practiceB1 = Tungkai panjang

B2 = Tungkai pendek

Page 78: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap

sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal

secara keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi empat sesuai rancangan

factorial 2 X 2. Rangkuman hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam

bentuk tabel.

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data hasil ketepatan menendang bola pada siswa

usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010 sesuai

dengan kelompok yang dibandingkan, disajikan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

Tabel 3. Ringkasan Angka-Angka Statistik Deskriptif Data Hasil Ketepatan Menendang Bola dalam Permainan sepakbola Menurut Kelompok Penelitian.

Metode Tungkai Statistik Tes Awal Tes Akhir Peningkatan

Massed Practice

A1

Panjang (B1)

Jumlah 130.00 215.00 85.00Mean 13.00 21.50 8.50SD 9.17 8.53 4.14

Pendek (B2)

Jumlah 118 149 31.00Mean 11.80 14.90 3.10SD 7.18 7.29 0.88

Distributed Practice

A2

Panjang (B1)

Jumlah 162.00 200.00 38.00Mean 16.20 20.00 3.80SD 4.47 5.54 1.55

Pendek (B2)

Jumlah 126.00 170.00 44.00Mean 12.60 17.00 4.40SD 5.54 5.89 0.97

1. Jika antara kelompok siswa yang mendapat perlakuan metode massed practice

dan distributed practice dibandingkan, maka dapat diketahui kelompok

metode latihan massed practice lebih besar 1.70 daripada kelompok metode

latihan distributed practice.

Page 79: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

2. Jika antara siswa yang memiliki tungkai panjang dan siswa yang memiliki

tungkai pendek dibandingkan, dapat diketahui siswa yang memiliki tungkai

panjang sebesar 2.40 lebih besar dari siswa yang memiliki tungkai pendek.

3. Untuk mengetahui gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata hasil peningkatan

ketepatan menendang bola dalam permainan sepakbola sebelum dan sesudah

diberi perlakuan maka dapat dibuat grafik perbandingan nilai-nilai sebagai

berikut:

12.414.4 14.6

12.2

18.2 18.520.75

15.95

5.84.1

6.153.75

0

5

10

15

20

25

A1 A2 B1 B2

T.awal

T.akhirPn

Grafik 1. Nilai Rata-Rata Ketepatan Menendang Bola Berdasarkan Tiap Kelompok Perlakuan dan Panjang Tungkai

Keterangan: A1 : Metode massed practiceA2 : Metode distributed practiceB1 : Tungkai panjangB2 : Tungkai pendek

4. Agar nilai rata-rata peningkatan ketepatan menendang bola dalam permainan

sepakbola yang dicapai tiap kelompok perlakuan mudah dipahami, maka nilai

peningkatan ketepatan menendang bola pada tiap kelompok perlakuan

disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Page 80: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

8.5

3.13.8

4.4

0

2

4

6

8

10

A1B1 (1) A1B2 (2) A2B1 (3) A2B2 (4)

Grafik 2. Nilai Rata-Rata Peningkatan Ketepatan Menendang Bola dalam Permainan sepakbola antara Kelompok Perlakuan

Keterangan:

a1b1: kelompok metode massed practice dengan kriteria sampel tungkai panjang

a1b2: kelompok metode massed practice dengan kriteria sampel tungkai pendek

a2b1: kelompok metode distributed practice dengan kriteria sampel tungkai

panjang

a2b2: kelompok metode distributed practice dengan kriteria sampel tungkai

pendek

B. Mencari Reliabilitas

Tingkat reliabilitas hasil tes ketepatan menendang bola melambung dalam

permainan sepakbola diketahui melalui uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas tes

awal dan tes akhir ketepatan menendnag bola melambung dalam permainan

sepakbola dalam penelitian sebagai berikut:

Page 81: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Ketepatan Menendang Bola dalam Permainan sepakbola

Hasil Tes Reliabilitas KategoriTes awal 0.73 CukupTes akhir 0.89 Tinggi

Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilita tes tersebut,

menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip

Mulyono B.(1992: 15) sebagai berikut:

Tabel 5. Range Kategori Reliabilitas

Kategori Validitas Reliabilitas ObyektivitasTinggi sekali

Tinggi

Cukup

Kurang

Tidak signifikan

0,80 – 1,0

0,70 – 0,79

0,50 – 0,69

0,30 – 0,49

0,00 – 0,29

0,90 – 1,0

0,80 – 0,89

0,60 – 0,79

0,40 – 0,59

0,00 – 0,39

0,95 – 1,0

0,85 – 0,94

0,70 – 0,84

0,50 – 0,69

0,00 – 0,49

C. Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji

normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji

normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok sebagai berikut:

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas dengan Lilliefors.

Kelompok N Prob Lo Lt KesimpulanA1B1

A1B2

A2B1

A2B2

10

10

10

10

0,05

0,05

0,05

0,05

0.1863

0.1898

0.1887

0.2136

0,258

0,258

0,258

0,258

Distribusi normal

Distribusi normal

Distribusi normal

Distribusi normal

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Lo < Lt. Hal ini

menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi yang

Page 82: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas data telah

terpenuhi. Rincian dan prosedur uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.

2. Uji Homogenitas

Dengan data yang sama, setelah dianalisis menggunakan uji bartlet, maka

diperoleh hasil pengujian homogenitas seperti tabel berikut:

Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Bartlet.

∑ Kelompok Ni S2 X2hit X2

tabel Kesimpulan4 10 58.407 1.349 7.81 Homogen

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui X2hit lebih kecil dari pada X2

tabel.

Hal ini menunjukkan bahwa sampel penelitian bersifat homogen. Dengan

demikian persyaratan homogenitas juga dipenuhi. Mengenai rincian dan prosedur

analisis uji homogenitas varians dapat diperiksa pada lampiran.

D. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis berdasarkan pada hasil analisis data dan interprestasi

analisis varians. Uji rentang newman keuls ditempuh sebagai langkah uji rerata

setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh

kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang newman keuls dimaksudkan

untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik.

Berkenaan dengan hasil analisis dan uji rentang newman keuls, ada

beberapa hipotesis yang harus diuji. Hasil analisis data dapat dilihat seperti tabel

berikut ini:

Tabel 8. Ringkasan Nilai Rerata Ketepatan Menendang Bola Berdasarkan Metode Latihan dan Panjang Tungkai Sebelum dan Sesudah Diberi Perlakuan.

Page 83: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Variabel penelitian

RerataA1 A2

B1 B2 B1 B2

Sebelum Sesudah

13.0021.50

11.8014.90

16.2020.00

12.6017.00

Peningkatan 8.50 3.10 3.80 4.40

Tabel 9. Ringkasan Analisis Anava dua jalur.

Sumber Varians dk Jk RJk Fo Ftrerata lat 1 980.10 980.10A 1 57.60 57.60 10.83* 4.11B 1 28.90 28.90 5.44*AB 1 90.00 90.00 16.93*Kekeliruan 36 191.40 5.32 1348.00

Keterangan :

* : Hasil Analisis F0 ditolak A : Metode Latihan (Massed practice dan Distributed practice) B : Proprsi tungkai (Tungkai panjang dan Tungkai pendek)AB : Interaksi antara metode latihan dengan panjang tungkai

Tabel 10. Hasil Uji Rentang Newman Keuls setelah Anava.

KP Rerata A1B2 A2B1 A2B2 A1B1

3,10 3,80 4,40 8,50 0,70 1,30 5.40* 0,60 4.70* 4.10*

A1B1 8,50 Keterangan : * signifikan pada P < 0,05

Keterangan:

a1b1: kelompok metode massed practice dengan kriteria sampel tungkai panjang

a1b2: kelompok metode massed practice dengan kriteria sampel tungkai pendek

a2b1: kelompok metode distributed practice dengan kriteria sampel tungkai

panjang

a2b2: kelompok metode distributed practice dengan kriteria sampel tungkai

pendek

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Page 84: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Metode latihan massed practice dan distributed practice dari hasil

penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan

ketepatan menendang bola dalam permainan sepakbola pada siswa usia 13-15

tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. Dari hasil

penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 10.83 lebih besar dari Ft =

4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini berarti hipotesis nol (H0) ditolak.

Hasil ini menunjukkan, metode latihan massed practice dan distributed practice

terdapat perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan ketepatan menendang

bola dalam permainan sepakbola. Dengan selisih perbedaan peningkatan 1.70

lebih besar pada metode latihan massed practice.

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Berdasarkan panjnag tungkai pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah

Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010 hasil penelitian ini menunjukkan ada

perbedaan yang signifikan terhadap ketepatan menendang bola dalam permainan

sepakbola. Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F0 = 5.44

lebih besar dari Ft = 4,11 ( F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5%. Ini artinya

hipotesis nol (H0) ditolak. Hasil ini menunjukkan antara siswa yang memiliki

tungkai panjang dan siswa yang memiliki tungkai pendek terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap ketepatan menendang bola dalam permainan sepakbola. Siswa

yang memiliki tungkai panjang lebih baik daripada siswa yang memiliki tungkai

pendek, dengan selisih perbedaan 2.40.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Pengaruh interaksi faktor utama penelitian dalam bentuk interaksi dua

faktor menunjukkan ada interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai. Dari

hasil penghitungan diperoleh nilai F0 = 16.93 ternyata lebih besar dari Ft = 4,11

(F0 > Ft ) pada taraf signifikansi 5% sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat

Page 85: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

disimpulkan, metode latihan dan panjang tungkai memiliki pengaruh interaksi

terhadap ketepatan menendang bola dalam permainan sepakbola.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut

mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya.

Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan tiga simpulan yaitu: (1) ada

perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan massed practice dan

distributed practice terhadap ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15

tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. (2) ada perbedaan

pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan menendang bola antara siswa yang

memiliki tungkai panjang dan siswa yang memiliki tungkai pendek pada siswa

siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. (3)

ada pengaruh interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai terhadap

ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola

Pandanaran Boyolali tahun 2010. Simpulan analisis tersebut dapat dipaparkan

secara rinci sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Massed Practice dan Distributed

Practice terhadap Ketepatan Menendang Bola dalam Permainan

Sepakbola

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama menunjukkan, ada perbedaan

pengaruh antara metode latihan massed practice dan distributed practice terhadap

ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola

Pandanaran Boyolali tahun 2010. Kelompok siswa yang diberi perlakuan metode

latihan massed practice mempunyai peningkatan lebih baik dibandingkan dengan

kelompok siswa yang diberi perlakuan metode latihan distributed practice.

Metode massed practice menuntut pengulangan gerakan secara terus menerus.

Dengan melakukan pengulangan tendangan secara terus menerus, maka suatu

keterampilan akan lebih cepat dikuasai. Semakin banyak melakukan pengulangan

gerakan, maka gerakan keterampilan yang dipelajari dapat dilakukan secara

Page 86: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

otomatis dan reflektif. Sedangkan metode latihan distributed practice latihan

dilakukan secara berselang seling antara waktu latihan dan waktu istirahat. Hal ini

akan berdampak menurunnya keterampilan yang telah dikuasai pada saat istirahat.

Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo

sebesar 10.83 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan sebesar 1.70

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh metode

latihan massed practice dan distributed practice terhadap peningkatan ketepatan

menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

Boyolali tahun 2010, dapat diterima kebenarannya.

2. Perbedaan Ketepatan Menendang Bola antara Siswa yang Memiliki

Tungkai Panjang dan Siswa yang Memiliki Tungkai Pendek

Berdasarkan pengujian hipotesis kedua menunjukkan, ada perbedaan

pengaruh signifikan ketepatan menendang bola antara siswa yang memiliki

tungkai panjang dan siswa yang memiliki tungkai pendek pada siswa usia 13-15

tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. Siswa yang memiliki

tungkai panjang memiliki ketepatan menendang bola yang lebih baik daripada

siswa yang memiliki tungkai pendek. Karena tungkai yang panjang memiliki

jangkauan atau ayunan yang panjang. Secara biomekanika, ayunan kaki yang

panjang akan membantu gerakan tendangan lebih maksimal. Sedangkan tungkai

pendek jangkauan atau ayunan kakinya tidak jauh/panjang, sehingga pada saat

menendang bola ayunan kakinya kurang maksimal.

Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai Fo

5.44 > Ft 4.11. Dengan selisih perbedaan peningkatan 2.40. Dengan demikian

hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan peningkatan ketepatan menendang

bola antara siswa yang memiliki tungkai panjang dengan siswa yang memiliki

tungkai pendek pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

Boyolali tahun 2010, dapat diterima kebenarannya.

Page 87: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

3. Pengaruh Interaksi antara Metode Latihan dan Panjang Tungkai

terhadap Ketepatan Menendang Bola

Dari tabel 10 tampak ada interaksi secara nyata antara kedua faktor utama

penelitian. Untuk kepentingan pengujian interaksi faktor utama terbentuklah tabel

sebagai berikut:

Tabel 11. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Ketepatan Menendang Bola

A1 A2 Rerata A1 - A2

B1 8.50 3.80 6.15 4.70B2 3.10 4.40 3.75 -1.30Rerata 5.80 4.10 4.95 1.70B1 - B2 5.40 -0.60 2.40

8.5

3.83.1

4.4

0

2

4

6

8

10

A1 A2

B1B2

Grafik 3. Interaksi Metode Latihan dan Panjang Tungkai

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan, bentuk garis perubahan

besarnya nilai peningkatan ketepatan menendang bola yaitu berpotongan,

sehingga ada interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai. Dengan

demikian dalam menerapkan metode latihan ketepatan menendang bola perlu

mempertimbangkan panjang tungkai yang dimiliki siswa. Siswa yang memiliki

tungkai panjang lebih cocok diberi metode latihan massed practice, hal tersebut

dapat dibuktikan dengan melihat tabel Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan

Interaksi Faktor Utama terhadap Peningkatan Ketepatan Menendang Bola yang

menunjukkan bahwa A1B1 dengan hasil 8.50 lebih baik hasinya daripada A2B1

Page 88: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dengan hasil 3.80. Sedangkan siswa yang memiliki tungkai pendek lebih cocok

diberi metode latihan distributed practice, hal tersebut dapat dibuktikan dengan

melihat tabel Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama dan Interaksi Faktor Utama

terhadap Peningkatan Ketepatan Menendang Bola yang menunjukkan bahwa

A2B2 dengan hasil 4.40 lebih baik hasilnya daripada A1B2 dengan hasil 3.10.

Karena siswa yang memiliki tungkai panjang memiliki peningkatan ketepatan

menendang bola yang lebih besar lebih besar daripada siswa yang memiliki

tungkai pendek sebesar 2.40. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada

pengaruh interaksi antara metode latihan dan panjang tungkai terhadap

peningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah

Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010, dapat diterima kebenarannya.

Page 89: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik simpulan sebagai

berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan massed

practice dan distributed practice terhadap peningkatan ketepatan menendang

bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali

tahun 2010. (nilai Fo 10.83 > Ft 4.11).

2. Ada perbedaan peningkatan ketepatan menendang bola yang signifikan antara

siswa yang memiliki tungkai panjang dengan siswa yang memiliki tungkai

pendek pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali

tahun 2010. (nilai Fo 5.44 > Ft 4.11)

3. Ada pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dan panjang

tungkai terhadap peningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-

15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali tahun 2010. (nilai Fo 16.93

> Ft 4.11).

a. Metode latihan massed practice lebih cocok bagi siswa yang memiliki

tungkai panjang.

b. Metode latihan distributed practice lebih cocok bagi siswa yang memiliki

tungkai pendek.

Page 90: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

B. Implikasi

Simpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide

yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar

simpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut:

1. Peningkatan ketepatan menendang bola dipengaruhi oleh beberapa faktor,

salah satunya metode latihan. Metode latihan massed practice dan distributed

practice merupakan metode latihan yang dapat digunakan untuk

meningkatkan ketepatan menendang bola dalam permainan sepakbola. Selain

itu, perlu juga memperhatikan proporsi tungkai yang dimiliki siswa.

2. Metode latihan massed practice memiliki pengaruh yang lebih baik dalam

meningkatkan ketepatan menendang bola bagi siswa yang memiliki tungkai

panjang. Oleh karenanya, siswa yang memiliki tungkai panjang sebaiknya

diberikan metode latihan massed practice. Untuk siswa yang memiliki tungkai

pendek lebih cocok diberi metode latihan distributed practice.

3. Perbedaan proporsi tungkai merupakan variabel yang mempengaruhi

peningkatan ketepatan menendang bola dalam permainan sepakbola. Dalam

melatih ketepatan menendang bola kepada siswa yang memiliki tungkai

panjang, hendaknya menggunakan metode massed practice. Bagi siswa yang

memiliki tungkai pendek hendaknya menggunakan metode latihan distributed

practice.

4. Metode latihan massed practice akan lebih sering digunakan pada siswa SSB

Pandanaran boyolali dikarenakan hasil yang di dapatkan menunjukkan bahwa

metode latihan massed practice lebih baik daripada metode latihan distributed

practice.

Page 91: TUNGKAI TERHADAP PENINGKATAN KETEPATAN ...eprints.uns.ac.id/5184/1/188141011201110191.pdfpeningkatan ketepatan menendang bola pada siswa usia 13-15 tahun Sekolah Sepakbola Pandanaran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukakan

kepada guru pembina dan pelatih Sekolah Sepakbola Pandanaran Boyolali

sebagai berikut:

1. Kepada para pelatih Sekolah Sepakbola sebaiknya pada saat melatih lebih

sering menggunakan metode latihan massed practice dalam upaya

meningkatkan ketepatan menendang bola, karena metode latihan massed

practice menuntut pengulangan gerakan secara terus menerus, sehingga

gerakan keterampilan yang dipelajari dapat dilakukan secara otomatis dan

reflektif serta dapat meningkatkan feeling siswa dalam mengarahkan bola

pada sasaran.

2. Kepada para pelatih dalam memilih metode latihan yang akan digunakan

sebaiknya memperhatikan perbedaan proporsi tubuh para siswanya, agar

penggunaan metode latihan agar sesuai dengan kondisi siswa.

3. Diharapkan para pelatih sepakbola senantiasa menambah pengetahuannya

dengan membaca buku-buku dan artikel-artikel mengenati metode-metode

latihan.

4. Kepada para pelatih sepakbola diharapkan dapat mempelajari, memahami dan

menerapkan metode latihan lainnya, tidak hanya monoton menggunakan satu

metode latihan saja dengan harapan dapat diperoleh hasil latihan yang

maksimal.