Tuna Netra

10
TUGAS IDENTIFIKASI, PERENCANAAN DAN MODIFIKASI PEMBELAJARAN BAGI TUNA NETRA OLEH : AHMAD WINDIYATNO K4608040 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

description

anak berkebutuhan khusus

Transcript of Tuna Netra

Page 1: Tuna Netra

TUGAS

IDENTIFIKASI, PERENCANAAN DAN MODIFIKASI

PEMBELAJARAN BAGI TUNA NETRA

OLEH :

AHMAD WINDIYATNO

K4608040

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: Tuna Netra

TUNANETRA

Identifikasi

Suatu hal penting yang dapat kita gali dari pernyataan seorang tunanetra

(Lieberman:2005): Ketiadaan visi (lack of sight does not mean lack of vision). Sebuah

ungkapan perasaan yang cukup dalam dari seseorang cacat tunanetra. Dia memang bintang

track (track star) dari kalangan tunanetra. Ungkapan rasa yang disampaikan Tim sangat

menyentuh, dan saya kira semua orang tidak terkecuali para penyandang cacat ingin meraih

kesuksesan. Satu hal lagi, dari pelajaran diatas telah menuntut kita untuk lebih

memperhatikan program pendidikan jasmani secara baik dan terencana agar para tunanetra

dapat mengikuti secara aktif sehingga hidupnya menjadi lebuh bugar dan berarti.

Tunanetra (visual impairment) adalah mereka yang penglihatannya menghambat

untuk memfungsikan dirinya dalam pendidikan, tanpa menggunakan material khusus, latihan

khusus atau bantuan lainnya secara khusus. Pada umumnya tunanetra mampu melihat cahaya,

dan barng kali hanya 1 dari 4 tunanetra yang betul-betul buta total. Tunanetrayang buta total

sebagian terjadi sejak lahir.

1. Klasifikasi Tunanetra

NO

Klasifikasi Deskripsi: buta total dan parsial

1. Partial Sight Dapat membaca tulisan besar atau menggunakan alat pembesar2. Blind Tidak bisa membaca huruf besar kecuali menggunakan kaca

pembesar3. Legal Blindness Dapat melihat dengan ketajaman 20/200 atau kurang. (mampu

membaca huruf E paling besar di snellen chart dari jarak 20 feet)

4. Travel Vision Mampu melihat dari jarak 5 sd 10 kaki yang orang normal dapat membaca dari jarak 200 feet 5/200 sd 10/200). Atau dapat melihat benda bergerak dari jarak 3 sd 5 kaki , seperti normal dat melihat dari jarak 200 feet.

5. Light Perception Mampu merasakan cahaya yang kuat dari jarak 3 kaki tetapi tidak mampu mendeteksi tangan yang digerakkan dari jarak yang sama.

6. Total Blind Tidak mampu mengenali cahaya yang kuat yang diarahkan lurus ke matanya.

(Lieberman, 2005)

2. Pengelompokan secara pendidikan

Secara pendidikan tunanetra dikelompokkan menjadi:

Mereka yang mampu membaca cetakan standart

Mampu membaca cetakan standart dengan menggunakan kaca pembesar.

1

Page 3: Tuna Netra

Mampu membaca cetakan kombinasi besar (ukuran huruf No. 18) mampu membaca

cetakan kombinasi cetakan reguler dan cetakan besar.

Membaca cetakan besar dengan menggunakan kaca pembesar.

Menggunakan Braille tetapi masih bisa melihat cahaya (sangat berguna untuk

mobilitas).

Menggunakan Braille tetapi tidak punya persepsi cahaya.

3. Kebutuhan pembelajaran anak tuna netra

Keterbatasan anak tunanetra

Keterbatasan dalam konsep dan pengalaman baru.

Keterbatasan dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Keterbatasan dalam mobilitas.

Karena itu pengajaran bagi tunanetra harus mengacu kepada ;

Kebutuhan akan pengalaman kongkrit.

Kebutuhan akan pengalaman memadukan

Kebutuhan akan berbuat dan bekerja dalam belajar.

Media belajar anak tunanetra dikelempokkan menjadi dua yaitu:

Kelompok buta dengan media pendidikannya tulisan braille.

Kelompok low vision dengan medianya adalah tulisan awas.

4. Olahraga untuk Tunanetra

Terdapat dua organisasi besar untuk atlet tunanetra: 1). United Stated Assosiation

For Blind/Atheletes (USABA). Dan 2). International Blind Sport Organization (IBSA) :

dua organisasi ini ikut dalam menentukan aturan-aturan pertandingan yang diperuntukkan

bagi orang buta. Kedua organisasi besar ini membuat peraturan khusus pertandingan untuk

tunanetra dan mengelompokkan jenis olahraga untuk para tunanetra.

Ski Alpine dan Nordic

Atletik

Goal Ball

Judo

Powerlifting (angkat berat)

Renang

Tandem Cycling (sepeda tandem)

Gulat

5. Klasifikasi untuk pertandingan

2

Page 4: Tuna Netra

PELAKSANAAN

EVALUASIPERENCANAAN

FEEDBACK

PENGAJARAN

a. B 1 : yaitu dari Total Blind yaitu yang tidak mampu mengenali cahaya yang kuat yang

diarahkan lurus kematanya. Sampai dengan Light Perseption yaitu yang mampu

merasakan cahaya yang kuat dari jarak 3 kaki tetapi tidak mampu mendeteksi tangan

yang digerakkan dari jarak yang sama.

b. B 2 : Kemampuan mengenali objek atau kontur sampai dengan ketajaman 2/60 atau

dibatasi pandangan sejauh 5 derajat.

c. B 3 : Ketajaman antara 2/60 ke 6/60 (20/200) atau pandangan seluas 5 sd 20 derajat.

Perencanaan

Perencanaan merupakan bagian integral dari pengajaran yang efektif. Efektivitas

pengajaran akibat diadakannya perencanaan akan nampak lebih jelas manakala guru ingin

menerapkan model-model atau materi pembelajaran yang tidak pernah diterapkan

sebelumnya atau pada saat dihadapkan dengan lingkungan pembelajaran yang serba terbatas.

Untuk itu kemampuan kemampuan membuat perencanaan bagi calon guru penjas merupakan

bagian integral dari upaya meningkatkan kemampuan guru dalam ketrampilan mengajarnya

dalam hal ini perencanaan untuk individu berkebutuhan khusus (IBK) khususnya Tunanetra.

Apabila dilihat dari lingkup perencanaan pendidikan jasmani, perencanaan ini dapat

diklasifikasikan kedalam: perencanaan keseluruhan, perencanaan unit pelajaran, dan per-

pertemuan atau sering disebut sebagai satuan pelajaran. Pada dasarnya prose mengajar adalah

penataan yang akan selalu melibatkan proses sebelum pelaksanaan (perencanaan),

pelaksanaan (melaksanakan), dan setelah pelaksanaan (evaluasi). Perencanaan dalam

mengajar dapat diumpamakan seperti jadwal dalam mengajar atau seperti notasi dalam

bermain musik. Tanpa perencanaan yang jelas siswa dan guru tidak tahu pelajaran apa

berikutnya, jam berapa, dan hari apa pelajaran penjas berikutnya. Oleh karena itu

perencanaan merupakan bagian integral dari pengajaran yang efektif dan sekaligus

menempati kedudukan yang sangat penting untuk membantu memperlancar keberhasilan

tujuan pengajaran.

3

Page 5: Tuna Netra

Perencanaan satuan pelajaran pada dasarnya merupakan penuntun bagi proses pengajaran

dalam satu pertemuan yang berlandaskan pada perencanaan unit pengajaran. Untuk

perencanaan individu berkebutuhan khusus (IBK) juga sama dengan perencanaan untuk

pembelajaran individu normal, yang membedakan hanyalah perlakuananya.

Perencanaan satuan pelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (Tunanetra)

Sekolah : SLB

Kelas : V

Unit pengajaran : Melempar, blok dan kontrol bola dalam permainan Goal Ball (golbol)

Fokus pengajaran : Latihan melempar, blok dan kontol

Peralatan : Bola

Jumlah waktu : 35x2

Tujuan bagi siswa: siswa diharapkan mampu:

Melakukan lemparan dengan satu tangan (psikomotor)

Melakukan blok dengan menjatuhkan/merobohkan badan kesamping (psikomotor)

Melakukan kontrol bola dengan memegang bola sambil merobohkan badan (psikomotor)

Mengidentifikasi teknik lemparan, blok, dan kontol bola (kognitif)

Berlatih dan mengikuti pembelajaran secara serius dan semangat (afektif)

Tujuan bagi guru: guru diharapkan:

Memberikan feedback yang spesifik dan sesuai dengan penampilan lemparan, blok dan

kontrol bola.

Merubah aktivitas belajar pada kadar dan tingkat kesulitan yang sesuai dengan

kemampuan siswa.

Materi: lemparan, blok dan kontrol

Perluasan Penghalusan PenerapanMelempar bola kedepan Menekuk lutut

Menggelindingkan bola ke lantai

Melempar, mengeblok dan mengontrol bola sebanyak-banyaknya dengan berpasangan dua-dua sesuai lintasan masing-masing.

Mengeblok bola dengan menjatuhkan badan kesamping, menggunakan satu tangan dan dua tangan.

Kaki kuda-kuda tangan kesamping.

Mengkontrol bola dengan merobohkan badan kesamping, menggunakan tangan satu dan tangan dua.

Posisi tubuh miring, badan lurus dengan tangan berada diatas kepala.

4

Page 6: Tuna Netra

Rencana pelaksanaan pengajaran

Antisipasi kemajuan Komunikasi aktivitas belajar

Organisasi pengajaran

Orientasi tujuan/ feedback

Melempar bola dengan keras dan teknik yang benar

Penjelasan dari guru Saling berhadapan Menekuk lututAyunan lengan saat melempar

Mengeblok bola dengan reaksi yang cepat, dengan merobohkan badan kesampaing

Siswa self practise Satu lawan satu (melempar dan mengeblok, mengontrol, saling bergantian)

Memelihara posisi kuda-kuda saat ingin ngeblok dan mengontrol

Mengontrol bola dengan kedua tangan dan teknik yang benar

Memelihara kondisi kesegaran jasmani siswa.

Akhir satuan pengajaran

Review

Guru melakukan review kembali tentang pembelajaran yang telah dilakukan, tentang teknik

melempar, mengeblok dan mengontrol dengan baik.

Modifikasi Goal Ball (Golbol)

Heads Up. Modifikasi pertandingan yang dilakukan dalam setengah lapang. Pemain saling

berhadapan satu sama lainnya. Kemudian bola dilempar ke arah lawan dengan berbagai

bentuk melempar. Pemain bertahan boleh menahan bola dengan mengeblok. Pemein harus

tetap terus berlangsung tanpa mengangkat atau menyimpan bola tersebut terlalu lama.

Kecepatan. Permainan dilakukan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari tiga orang.

Ketiga pemain mengambil posisi jongkok dan berlutut dan membentuk segitiga dengan jarak

masing-masing 3,7m. Ketiga pemain yang berada disetiap sudut segitiga ini menghadap

ketengah-tengah. Untuk memulai permainan, gelundungkan bola kearah pemain yang berada

disisi kanannya kemudian pemain yang berada di posisi kanan tadi menangkap bola dan

meneruskannya kepemain yang berada disisi kananya, seperti yang dilakukan oleh pemain

pertama. Demikian seterusnya sampai bola kembali ketempat orang pertama melempar tadi.

Apabila pemain yang menangkap bola tidak dapat mengontrolnya maka pemain tersebut

harus cepat mengambil bola dan kembali ketempat duduknya, kemudian segera

melemparkannya tadi keteman yang disamping kanannya. Skor diambil dari beberapa kali

bola melewati pemain pertama dalam waktu satu menit saja.

Variasi dan modifikasi lain

5

Page 7: Tuna Netra

Team

Area

Landing A

rea

Team

Area

Landing A

rea

Neutral Area

Players position lines

18 m

3 m 3 m 3 m3 m6 m

Modifikasi boleh dilakukan dengan cara merubah ukuran lapangan menjadi lebih besar

dengan menambah jumlah pemain disampingnya. Pemain yang memeliki kelainan mobilitas

boleh menggunakan squater untuk bermain dan bagi mereka yang mempunyai problem

dilengan dan bahu boleh menggunakan bola yang lebih ringan.

Gambar: Denah lapangan Golbol menurut peraturan IBSA

6

Goal L

ine

Goal L

ine9 m