Tumor Otak by Hendra Lf

47
LAPORAN KASUS A. STATUS PASIEN MRS : 03 April 2015 Tempat Pemeriksaan : Ruang Asoka Identitas Nama : Tn. AR Usia : 37 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Kepatihan RT 01 RW01 Krangan Pekerjaan : Swasta Pendidikan : SMA Agama : Islam Suku : Jawa B. HASIL ANAMNESA 1. Keluhan Utama Penurunan Kesadaran 2. Riwayat Penyakit Sekarang Sejak Tahun 2009 Pasien sering mengeluh nyeri kepala cekot-cekot, Hilang timbul, semakin memberat, timbul tiba-tiba dan dirasa memberat saat kelelahan. Tahun 2011 pasien kejang seluruh anggota tubuh disertai penurunan kesadaran, namun hanya berlangsung beberapa menit lalu sadar kembali. Pasien juga muntah dan mengeluh lengan kanan lemah dan baal. Pasien diperiksa 1

description

free

Transcript of Tumor Otak by Hendra Lf

LAPORAN KASUS

A. STATUS PASIEN

MRS : 03 April 2015 Tempat Pemeriksaan: Ruang Asoka Identitas Nama: Tn. AR Usia: 37 tahun Jenis Kelamin: Laki-laki Alamat: Kepatihan RT 01 RW01 Krangan Pekerjaan: Swasta Pendidikan: SMA Agama: Islam Suku: JawaB. HASIL ANAMNESA1. Keluhan UtamaPenurunan Kesadaran2. Riwayat Penyakit SekarangSejak Tahun 2009 Pasien sering mengeluh nyeri kepala cekot-cekot, Hilang timbul, semakin memberat, timbul tiba-tiba dan dirasa memberat saat kelelahan. Tahun 2011 pasien kejang seluruh anggota tubuh disertai penurunan kesadaran, namun hanya berlangsung beberapa menit lalu sadar kembali. Pasien juga muntah dan mengeluh lengan kanan lemah dan baal. Pasien diperiksa ke rumah sakit Elizabeth, dilakukan CT-Scan dan didiagnosis kanker otak. Keluarga di motivasi untuk dirawat dan dilakukan operasi pada pasien namun keluarga menolak. Program kemoterapi juga tidak dilakukan pada pasien. Keluarga lebih memilih melakukan pengobatan alternatif herbal pada pasien. Sejak melakukan pengobatan alternatif keluhan nyeri kepala dirasakan berkurang oleh pasien. Pada tahun 2014 pasien mengaku kaki kanan juga dirasakan ikut melemah dan baal, nyeri kepala dirasakan lebih berat dan lebih sering baik saat aktivitas maupun istirahat, pasien juga mengeluh pandangan menjadi kabur dan double. Pasien sempat memeriksa ke dokter mata dan memakai kacamata namun hanya beberapa waktu saja dan tidak lanjut memakainya. pasien sempat berobat ke dokter umum dan diberi asam mefenamat dan amitryphilene 3x25 mg. Sejak saat itu, pasien selalu minum obat tersebut ketika nyeri kepala muncul, namun untuk keluhan kelemahan anggota gerak tidak pernah diperiksa. Tidak ada masalah dalam buang air besar dan buang air kecil selama ini. Pasien juga sempat mengalami kesulitan berbicara serta berkomunikasi kurang lebih 1 bulan terakhir. Namun menurut pengakuan pasien, ia hanya merasa nyeri kepala bila terlalu banyak berbicara, sehingga pasien kurang mau berbicara. Pada tanggal 1 April pasien sering mengeluh mual dan sempat muntah 2 kali berisi makanan, darah tidak ada. Pada tanggal 3 april 2015 pagi pukul 06.00 pagi pasien mengeluh sakit kepala dan meminum obat amitryphiline, pukul 07.00 pagi dirumah, pasien kejang seluruh tubuh kurang lebih 5 menit dan tidak sadarkan diri, pasien lalu dibawa ke IGD RSUD Ambarawa sampai pukul 8.30 Pagi. Ketika tiba di igd, kejang telah berhenti namun kesadaran pasien tetap menurun. 2. Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Hipertensi (-) Disangkal Riwayat DM (-), disangkal Riwayat Jantung disangkal ( belum pernah melakukan pemeriksaan dan tidak ada keluhan) Pasien sering menelfon memakai handphone berjam-berjam dengan rekan kerjanya. Dalam 1 hari total bisa lebih dari 3 kali menelfon. 3. Riwayat Penyakit KeluargaAyah pasien memiliki riwayat hipertensi dan riwayat DM tipe II, penyakit jantung, dan asma disangkal. Ayah pasien meninggal karena stroke tahun 2002Paman pasien meninggal karena kanker paru-paru.4. Anamnesa Sistem : Sistem serebrospinal : Penurunan kesadaran Sistem kardiovaskular : tidak ada keluhan Sistem respirasi : tidak ada keluhan Sistem gastrointestinal : tidak ada keluhan Sistem Muscukoskeletal : Kelemahan separuh anggota gerak Sistem Integumen : Rasa baal dan hilang sensasi di separuh anggota gerak Sistem Urogenital : tidak ada keluhanResume Anamnesa : Tn. AR 37 tahun dengan penurunan kesadaran. Riwayat Sering mengeluh nyeri kepala, pandangan kabur dan ganda, mual dan muntah, kelemahan separuh anggota tubuh bagian kanan, rasa baal di lengan dan kaki sebelah kanan. Riwayat kejang diseluruh tubuh lebih dari 1 kali selama beberapa menit. Tahun 2011 dilakukan ct-scan dan didiagnosis SOL ec Tumor intracerebri. Menolak untuk dilakukan operasi dan lebih memilih terapi herbal Sering mengkonsumsi obat amitrypylin dan asam mefenamat untuk nyeri kepala.Diskusi 1Berdasarkan aloanamnesa pasien dengan penurunan kesadaran. Penurunan kesadaran merupakan kegawatan neurologi yang menjadi petunjuk kegagalan fungsi integritas otak dan sebagai bentuk akhir dari kegagalan organ tubuh yang mengarah kepada kegagalan otak dengan akibat kematian. Kesadaran diatur oleh pusat kesadaran yang disebut ARAS (Asscending Retikulary Alert system) yang terdapat di batang otak. Adanya gangguan terhadap ARAS baik ditingkat supratentorial, subtentorial dan metabolik dapat mengakibatkan penurunan kesadaran. Secara garis besar penyebab penurunan kesadaran dapat dibagi menjadi dua berdasarkan ada atau tidaknya lateralisasi. Jika terdapat adanya lateralis, kemungkinan penyebabnya adalah tumor, trauma atau stroke, jika tidak ditemukan adanya lateralisasi kemungkinan penyebabnya antara lain karena kelainan metabolic, intoksikasi, infeksi, epilepsy, encepalopati, encephalitis. Pasien telah dilakukan CT-scan sebelumnya dan didagnosis adanya SOL (Space Occupying lesion) pada korteks cerebri sinistra. Berdasarkan gejala dan hasil ct scan terdahulu, kemungkinan penurunan kesadaran pada pasien saat ini disebabkan karena SOL Space occupying lesion(SOL) merupakan lesi yang meluas atau menempati ruang dalam otak termasuk tumor, hematoma dan abses. SOL hemisfer cerebri masuk dalam kategori lesi supratentorial dimana hal ini dapat mengakibatkan destruksi dan kompresi yang dapat menyebabkan gangguan fungsi neuron dan herniasi. Herniasi yang terjadi dapat mengenai batang otak dan mempengaruhi ARAS sehingga mengakibatkan penurunan kesadaran. Gejala-gejala yang dialami pasien memiliki onset kronis, hal ini mengarahkan kearah adanya penyakit kronis salah satunya keganasan. Pasien mengeluh riwayat nyeri kepala kronis. Nyeri kepala disebabkan karena rangsangan terhadap nosiseptor nyeri di kepala. Terangsangnya reseptor diduga akibat SOL tersebut. Nyeri kepala juga mencurigai bahwa adanya peningkatan tekanan intracranial pada pasien. Kelemahan anggota tubuh dan rasa baal separuh bagian diduga disebabkan karena lesi massa berada di daerah motorik dan sensorik pada cereberum kontralateral sehingga menyebabkan gangguan motorik dan sensorik. Adanya kejang, muntah, pandangan kabur dan double menunjukkan lesi yag terjadi cukup luas.

SPACE OCCUPYING LESION (SOL)Definisi Space Occupying Lession merupakan generalisasi masalah tentang adanya lesi pada ruang Intrakranial khususnya yang mengenai otak. Banyak penyebab yang dapat menimbulkan lesi pada otak seperti kuntusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor intrakranial. Space occupying lesion(SOL) merupakan lesi yang meluas atau menempati ruang dalam otak termasuk tumor, hematoma dan abses. Karena cranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi maka lesi-lesi ini akan meningkatkan tekanan intrakranial. Tekanan Intrakranial adalah tekanan dalam ruang tengkorak. Dimana ruang tengkorak terdiri atas (2-10%), cairan serebrospinal (9-11%) dan jaringan otak (s.d 88%).Peningkatan tekanan Intrakranial adalah suatu peningkatan diatas normal dari tekanan cairan serebrospinal di dalam ruang subaraknoid. Normalnya tekanan Intrakranial adalah 80-180 mm air atau 0-15 mmHg.Epidemiologi

Etiologi Penyebab peningkatan tekanan Intrakranial yaitu :1. Space occupying lesion yang meningkatkan volume jaringan :a. Kontusio serebriKonstusio serebral merupakan cedera kepala berat, dimana otak mengalami memar, dengan kemungkinan adanya daerah hemoragi. Pasien berada pada periode tidak sadarkan diri. Gejala akan muncul dan lebih khas. Pasien terbaring kehilangan gerakan; denyut nadi lemah, pernapasan dangkal, kulit dingin dan pucat. Sering terjadi defekasi dan berkemih tanpa disadari. Pasien dapat diusahakan untuk bangun tetapi segera masuk kembali ke dalam keadaan tidak sadar. Tekanan darah dan suhu subnormal dan gambaran sama dengan syok.Umumnya, invidu yang mengalami cedera luas mengalami fungsi motorik abnormal, gerakan mata abnormal,dan peningkatan TIK mempunyai prognosis buruk. Sebaliknya, pasien dapat mengalami pemulihan kesadaran komplet dan mungkin melewati tahap rangsang serebral. b. Hematoma Hematoma (pengumpulan darah) yang terjadi di dalam kubah cranial adalah akibat paling serius dari cidera kepala. Hematoma disebut sebagai epidural, subdural atau intraserebral, bergantung pada lokasinya. Efek utama adalah seringkali lambat sampai hematoma tersebut cukup besar untuk menyebabkan distorsi dan herniasi otak serta peningkatan TIK. c. Infark Sebuah infark serebral adalah iskemik jenis stroke karena gangguan di pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak. Sebuah infark otak terjadi bila pembuluh darah yang memasok bagian dari otak tersumbat atau kebocoran terjadi di luar dinding pembuluh. Ini kehilangan hasil suplai darah dalam kematian yang area dari jaringan.d. Abses Abses otak merupakan kumpulan dari unsur-unsur infeksius dalam jaringan otak. Ini dapat terjadi melalui invasi otak langsung dari trauma Intrakranial atau pembedahan.; melalui penyebaran infeksi dari daerah lain seperti sinus, telinga dan gigi (infeksi sinus paranasal, otitis media,, sepsis gigi); atau melalui penyebaran infeksi melalui penyebaran infeksi dari organ lain (abses paru-paru, endokarditis infektif); dan dapat menjadi komplikasi yang berhubungan dengan beberapa bentuk meningitis. Abses otak merupakan komplikasi yang dikaitkan dengan beberapa bentuk meningitis. Abses otak adalah komplikasi yang meningkat pada pasien yang system imunnya disupresi baik karena terapi atau penyakit. Untuk mencegah abses otak maka perlu dilakukan pengobatan yang tepat pada otitis media, mastoiditis,sinusitis,infeksi gigi dan infeksi sistemik. e. Tumor IntrakranialTumor Intrakranial meliputi lesi desak ruang jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak.Klien tumor Intrakranial datang dengan berbagai gejala yang membingungkan oleh karena itu penegakkan diagnosis menjadi sukar. Tumor Intrakranial dapat terjadi pada semua umur, tidak jarang menyerang anank-anak dibawah usia 10 tahun, tetapi paling sering terjadi pada orang dewasa pada usia 50-an dan 60-an.Klasifikasi tumor saraf pusat oleh World Health Organization (WHO), yaitu :1) Tumor neuroepitelial1) Tumor gliala. Astrositoma Astrositoma pilositik Astrositoma difus Astrositoma anaplastik Glioblastoma Xantoastrositoma pleomorfik Astrositoma subependimal sel raksasab. Tumor oligodendroglial Oligodendroglioma Oligodendroglioma anaplastikc. Glioma campuran (mixed glioma) Oligoastrositoma Oligoastrositoma anaplastikd. Tumor ependimal Ependimoma myxopapilari Subependimoma Ependimoma Ependimoma anaplastike. Tumor neuroepitelial lainnya Astroblastoma Glioma koroid dari ventrikel III Gliomatosis serebri2) Tumor neuronal dan campuran neuronal-gliala. Gangliositomab. Gangliogliomac. Astrositoma desmoplastik infantild. Tumor disembrioplastik neuroepiteliale. Neurositoma sentralf. Liponeurositoma serebelarg. Paraganglioma3) Tumor non-gliala. Tumor embrional Ependimoblastoma Meduloblastoma Tumor primitif neuroektodermal supratentorialb. Tumor pleksus khoroideus Papiloma pleksus khoroideus Karsinoma pleksus khoroideusc. Tumor parenkim pineal Pineoblastoma Pineositoma Tumor parenkim pineal dengan diferensiasi intermediet2) 3) 4) Tumor meningeala. Meningiomab. Hemangoperisitomac. Lesi melanositik5) Tumor germ cella. Germinomab. Karsinoma embrionalc. Tumor sinus endodermal (yolk sac)d. Khoriokarsinomae. Teratomaf. Tumor germ cell campuran6) Tumor sellaa. Adenoma hipofisisb. Karsinoma hipofisisc. Kraniofaringioma7) Tumor dengan histogenesis yang tidak jelasHemangioblastoma kapiler8) Limfoma system saraf pusat primer9) Tumor nervus perifer yang mempengaruhi SSP10) Tumor metastasis2. Masalah serebral : Peningkatan produksi cairan serebrospinal Bendungan system ventricular Menurun absorbsi cairan serebrospinal3. Edema serebral : Penggunaan zat kontras yang merubah homestatis otak Hidrasi yang berlebihan dengan menggunakan larutan hipertonik Pengaruh trauma kepalaPatofisiologiPeningkatan tekanan Intrakranial adalah suatu mekanisme yang diakibatkan oleh beberapa kondisi neurologi. Ini sering terjadi secara tiba-tiba dan memerlukan intervensi pembedahan.Isi dari cranial adalah jaringan otak, pembuluh darah dan cairan serebrospinal. Bila terjadi peningkatan satu dari isi cranial mengakibatkan peningkatan tekanan Intrakranial, sebab ruang cranial keras, tertutup, tidak bisa berkembang.Peningkatan satu dari beberapa isi cranial biasanya disertai dengan pertukaran timbal balik dalam satu volume yang satu dengan yang lain. Jaringan otak tidak dapat berkembang, tanpa berpengaruh serius pada aliran dan jumlah cairan serebrospinal dan sirkulasi serebral. Space occupying lesion (SOL) menggantikan dan merubah jaringan otak sebagai suatu peningkatan tekanan. Peningkatan tekanan dapat secara lambat (sehari/minggu) atau secara cepat, hal ini tergantung pada penyebabnya. Pada pertama kali satu hemisphere dari otak akan dipengaruhi, tetapi pada akhirnya kedua hemisphere akan dipengaruhi.Peningkatan tekanan Intrakranial dalam ruang cranial pada pertama kali dapat dikompensasi dengan menekan vena dan pemindahan cairan serebrospinal. Bila tekanan makin lama makin meningkat, aliran darah ke serebral akan menurun dan perfusi menjadi tidak adekuat, maka akan meningkatkan PCO2 dan menurunkan PO2 dan pH. Hal ini akan menyebabkan vasodilatasi dan edema serebri. Edema lebih lanjut akan meningkatkan tekanan Intrakranial yang lebih berat dan akan menyebabkan kompresi jaringan saraf. Pada saat tekanan melampaui kemampuan otak untuk berkompensasi, maka untuk meringankan tekanan, otak memindahkan ke bagian kaudal atau herniasi ke bawah. Sebagian akibat dari herniasi, batang otak akan terkena pada berbagai tingkat, yang mana penekanannya bisa mengenai pusat vasomotor, arteri serebral posterior, saraf okulomotorik, traktus kortikospinal dan serabut-serabut saraf ascending reticular activating system. Akibatnya akan mengganggu mekanisme kesadaran, pengaturan tekanan darah, denyut nadi, pernafasan dan temperatur tubuh. Manifestasi KlinikGejala klinik umum timbul karena peningkatan tekanan intrakranial, meliputi :a) Nyeri kepalaNyeri bersifat dalam, terus menerus, tumpul dan kadang-kadang bersifat hebat sekali, biasanya paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat beraktivitas yang menyebabkan peningkatan TIK, yaitu batuk, membungkung, dan mengejan.b) Nausea atau muntahMuntah yang memancar (projectile vomiting) biasanya menyertai peningkatan tekanan intrakranial.

c) Papil edemaTitik buta dari retina merupakan ukuran dan bentuk dari papilla optik atau diskus optik. Karena tekanan intrakranial meningkat, tekanan ditransmisi ke mata melalui cairan cerebrospinal sampai ke diskus optik. Karena meningens memberi refleks kepada seputar bola mata, memungkinkan transmisi tekanan melalui ruang-ruang oleh cairan cerebrospinal.Karena diskus mata membengkak retina menjadi tertekan juga. Retina yang rusak tidak dapat mendeteksi sinar.4. False lokalizing signs dan tanda lateralisasiFalse lokalizing signs ini melibatkan neuroaksis kecil dari lokasi tumor yang sebenarnya. Sering disebabkan karena peningkatan tekanan intrakaranial, peregeseran dari struktur-struktur intrakranial atau iskemi. Lesi pada salah satu kompartemen otak dapat menginduksi pergeseran dan kompresi dibagian otak yang jauh dari lesi primer. Suatu tumor intra cranial dpat menimbulkan manifestasi yang tidak sesuai dengan fungsi area yang ditempatinya. Tanda tersebut adalah: a. Kelumpuhan saraf otak. Karena desakan tumor, saraf dapat tertarik atau tertekan. Desakan itu tidak harus langsung terhadap saraf otak. Saraf yang sering terkena tidak langsung adalah saraf III dan IVb. Refleks patologis yang positif pada kedua sisi, dapat ditemukan pada tumor yang terdapat di dalam salah satu hemisferium saja.c. Gangguan mentald. Gangguan endokrin dapat juga timbul SOL di daerah hipofise. 5. Gejala klinik lokalManifestasi lokal terjadi pada tumor yang meneyebabkan destruksi parenkim, infark atau edema. Juga akibat pelepasan faktor-faktor kedaerah sekitar tumor (contohnya: peroksidase, ion hydrogen, enzim proteolitik dan sitokin), semuanya dapat meyebabkan disfungsi fokal yang reversibel.a. Tumor Lobus FrontalTumor lobus frontal menyebabkan terjadinya kejang umum yang diikuti paralisis

b. Tumor Lobus TemporalisGejala tumor lobus temporalis antara lain disfungsi traktus kortikospinal kontralateral, perubahan kepribadian, disfungsi memori dan kejang parsial kompleksc. Lobus ParietalDapat menimbulkan gejala modalitas sensori, kortikal hemianoksi homonym d. Tumor Lobus Oksipital Tumor lobus oksipital sering menyebabkan hemianopsia homonym yang kongruen.e. Tumor pada Ventrikel TigaTumor didalam atau yang dekat dengan ventrikel tiga menghambat ventrikel atau aquaduktus dan menyebabkan hidrosepalus.f. Tumor Batang OtakTerutama ditandai oleh disfungsi saraf kranialis, defek lapangan pandang, nistagmus, ataksia dan kelemahan ekstremitasg. Tumor SerebellarMuntah Berulang dan sakit kepala dibagian oksiput merupakan gejala yang sering ditemukan pada tumor serebellar. h. Tumor HipotalamusGangguan perkembangan seksual pada anak-anak, gangguan cairan cerebrospinal.i. Tumor Fosa PosteriorGangguan berjalan nyeri kepala dan muntah disertai dengan nistagmus.Diagnosa sementara :1. Diagnosa klinis : Penurunan kesadaran dengan lateralisasi ke kanan, 2. Diagnosa topis : Hemisphere cerebrum sinistra,3. Diagnosis Etiologis : Tumor intracranial

C. PEMERIKSAAN FISIK ( Tanggal 3 April 2015)1. Status GeneralisKeadaan Umum : Tampak Sakit berat, kesan status gizi cukup Tanda Vital Tekanan Darah : 130/69 mmHg Nadi: 108x/menit Pernafasan: 22 x/menit Suhu: 37,40C SpO2 : 98 % Kepala Mesosephal . Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-) Leher Benjolan dileher (+), Pembesaran KGB (-), Pembesaran gl. Tiroid (-) Thoraks ParuI: Dada tampak simetris pada thoraks dextra dan sinistra, tidak terlihat retraksi intercostaPa: Gerakan nafas teraba simetris pada thoraks dextra dan sinistra, fremitus suara teraba simetris pada thoraks dextra dan sinistraPe: Batas paru-hepar : ICSVI MCL dextraA: Wheezing (-/-), Rhonki (-/-), vs (+/+) JantungI: Ictus cordis tidak tampak Pa: Ictus cordis tidak terabaPe: Batas jantung : Batas jantung atas : ICS IIIMCL sinistra Batas jantung kanan: parasternal line dextra Batas jantung kiri : ICS V II jari lateral MCL sinistra Batas jantung bawah: ICS VI MCL sinistraA: S1/S2 normal, thrill (-), gallop (-), murmur (-)

Abdomen I : Bentuk datar Gerakan peristaltik tidak terlihat Massa (-) A : Peristaltik usus normal Pa : Soefl Hepar tidak teraba Lien tak teraba Nyeri tekan epigastrium (-) Pe: Timpani di seluruh abdomen

Ekstremitas atas dan bawah Edema (-) Sianosis (-) Hangat 2. Status Psychicus Cara berpikir dan tingkah laku : penurunan respon terhadap sekitar Kecerdasan, perasaan hati dan ingatan : pasien tampak somnolen3. Status Neurologicusa. KesadaranKompos mentis, GCS (E2 V2 M4)b. KepalaBentuk normal, simetris. Pericranial tenderness (-/-)c. LeherPergerakan (+). d. Pemeriksaan Saraf Kranialis

Pemeriksaan Saraf KranialisKananKiri

Olfaktorius (I) Subjektif Objektif (Kopi, Teh, rokok)Sulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasi

Optikus (II) Tajam penglihatan (Subjektif) Lapangan pandang (Subjektif) Melihat warnaTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Okulomotorius (III) Pergerakan mata kearah superior, medial, inferior, torsi inferior Ptosis Strabismus Nystagmus Eksoftalmus Refleks Cahaya Refleks Cahaya konsensuil Bentuk pupil Ukuran DiplopiaSulit dievaluasi

(-)(-)(-)(-)(+)(+)Bulat, isokor 3 mmSulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

(-)(-)(-)(-)(-)(+)Bulat, isokor 3 mmSulit dievaluasi

Troklearis (IV) Pergerakan mata torsi superiorSulit dievaluasiSulit dievaluasi

Trigeminus (V) Membuka mulut Mengunyah MenggigitSulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasi

Sensibilitas mukaSulit dievaluasiSulit dievaluasi

Abdusens (VI) Pergerakan mata ke lateral(+)(+)

Fasialis (VII) Mengerutkan dahi Menutup mata Memperlihatkan gigi

Sudut bibir BersiulSulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasi

simetrisSulit dievaluasi

Vestibulokoklearis (VIII) Fungsi pendengaran (Subjektif) Detik arloji Suara berbisik Tes Rinne, Scwabah, weberSulit dievaluasi

Sulit dievaluasi(+)Tidak dilakukanSulit dievaluasi

Sulit dievaluasi (+)Tidak dilakukan

Glossofaringeus (IX) Perasaan lidah (bagian belakang) Refleks muntah Suara sengauSulit dievaluasi

(+)(+)Sulit dievaluasi

(+)(+)

Vagus (X) Bicara Menelan (-)(+)(-)(+)

Assesorius (XI) Mengangkat bahu Memalingkan kepalaSulit dievaluasi (+)Sulit dievaluasi (+)

Hipoglossus (XII) Pergerakan lidah Artikulasi Sulit dievaluasiSulit dievaluasi

e. Pemeriksaan meningeal : Kaku kuduk : - Kernig Sign : - Lasseuqe : - Bruzinsky 1 : - Bruzinsky 2 : -f. Pemeriksaan motorik dan sensorikLateralisasi (+) kearah kananBadan dan Anggota Gerak Badan Motorik: Sulit dievaluasiRefleks (kulit): NormalSensibilitas : Taktil (raba): Sulit dievaluasi Nyeri: Normal Anggota Gerak AtasKananKiri

Motorik Pergerakan Kekuatan Tonus Sulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasi

Sensibilitas Taktil Nyeri Sulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasi

Refleks fisiologis Biseps Triceps (-) Menurun(-) Menurun(+) Normal(+) Normal

Refleks patologis Tromner Hoffman

(-)(-)

(-)(-)

Anggota Gerak BawahKananKiri

Motorik Pergerakan Kekuatan Tonus Sulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasi Sulit dievaluasi

Sensibilitas Taktil (raba) Nyeri Sulit dievaluasiSulit dievaluasiSulit dievaluasi Sulit dievaluasi

Refleks fisiologis Patella Achilles Sulit di evaluasiSulit di evaluasiSulit di evaluasi(+) Normal

Refleks patologis Babinski Chaddock Schaefer Oppenheim Clonus paha Clonus kaki(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)(-)

g. Pemeriksan otonom Fungsi BAB : dalam batas normal Fungsi BAK : dalam batas normal Keringat : Normale. Pemeriksaan PenunjangLab: ( 4-4-2015)

PemeriksaanHasilUnitNilai Normal

HematologiDarah LengkapHb HCTLeukositTrombositEritrositLEDMasa PerdarahanMasa Pembekuan

14,541,310.900260.0004,85302001100

g/dl%Sel/cmmSel/cmmJuta/cmmmm/1 jammenitmenit

13,5-1840-544.000-11.000150.000-450.0004,5-6,5< 15< 5< 15

Hitung JenisEosinofilBasofil NetrofilLimfositMonosit1070244%%%%%1-50-150-7020-353-8

Kimia DarahGDSSGOTSGPTUreumKreatinin1101312320,84mg/dlU/LU/Lmg/dlmg/dl