Tumbuhan Paku

25
Psilophytinae (Paku Purba) Sebagian jenis paku purba telah banyak yang punah. Sekarang ini hanya tinggal sedikit jenis paku purba yang masih ada. Anggota paku purba merupakan paku telanjang (tidak daun) atau memiliki daun kecilkecil (mikrofil) yang belum terdeferensiasi. Ada sebagian yang belum memiliki akar, bercabang menggarpu dengan sporangium pada ujung batang dan bersifat homospor. Contoh paku purba, antara lain, Rhynia major, Taeniocrada deeheniana, Zosterophyllum australianum, Asteroxylon mackei, Asteroxylon elberfeldense, Psilotum nudum, Psilotum triquetrum, dan Tmesipteris tannensis. Dari contoh di atas, hanya bangsa Psilotum yang masih dapat ditemukan sampai sekarang, misalnya, Psilotum nudum masih terdapat di Pulau Jawa, Psilotum triquetrum hanya terdapat di daerah tropika, dan Tmesipteris tannensis di Australia. Jenis-jenis Tumbuhan Paku 2 ) Lycopodinae (Paku Rambut) Jenis tumbuhan paku ini daunnya kecil-kecil, tidak bertangkai, dan bertulang satu. Daun ada yang berbentuk seperti jarum dan tersusun rapat menurut garis spiral serta tidak mengandung klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan diperoleh dari jamur yang bersimbiosis dengannya. Tumbuhan ini biasa hidup dengan menempel pada batang pohon. Sporofil merupakan daun penghasil sporangium. Contohnya adalah Lycopodium clavatum (bahan obat-obatan), Lycopodium cernuum (buket bunga), Selaginella

Transcript of Tumbuhan Paku

Psilophytinae (Paku Purba)Sebagian jenis paku purba telah banyak yang punah. Sekarang ini hanya tinggal sedikit jenis paku purba yang masih ada. Anggota paku purba merupakan paku telanjang (tidak daun) atau memiliki daun kecilkecil (mikrofil) yang belum terdeferensiasi. Ada sebagian yang belum memiliki akar, bercabang menggarpu dengan sporangium pada ujung batang dan bersifat homospor.Contoh paku purba, antara lain, Rhynia major, Taeniocrada deeheniana, Zosterophyllum australianum, Asteroxylon mackei, Asteroxylon elberfeldense, Psilotum nudum, Psilotum triquetrum, dan Tmesipteris tannensis. Dari contoh di atas, hanya bangsa Psilotum yang masih dapat ditemukan sampai sekarang, misalnya, Psilotum nudum masih terdapat di Pulau Jawa, Psilotum triquetrum hanya terdapat di daerah tropika, dan Tmesipteris tannensis di Australia.

Jenis-jenis Tumbuhan Paku2 ) Lycopodinae (Paku Rambut)Jenis tumbuhan paku ini daunnya kecil-kecil, tidak bertangkai, dan bertulang satu. Daun ada yang berbentuk seperti jarum dan tersusun rapat menurut garis spiral serta tidak mengandung klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan diperoleh dari jamur yang bersimbiosis dengannya. Tumbuhan ini biasa hidup dengan menempel pada batang pohon. Sporofil merupakan daun penghasil sporangium. Contohnya adalah Lycopodium clavatum (bahan obat-obatan), Lycopodium cernuum (buket bunga), Selaginella selaginoides, Selaganella caudata, dan Isoetes lacustris. Ada juga Lycopodiinae yang telah menjadi fosil, seperti Drepanophycus spinaeformis yang merupakan tumbuhan paku tertua dan Protolepidodendron scharynum.

Jenis-jenis Tumbuhan Paku3 ) Equisetinae (Paku Ekor Kuda)Paku ekor kuda sampai sekarang masih dapat ditemukan, khususnya di tempat-tempat yang lembap. Batangnya bercabang, berkarang, beruas-ruas, dan mengandung zat kersik yang dapat dijadikan bahan penggosok, contohnya, Equisetum.

Jenis-jenis Tumbuhan Paku4 ) Filicinae (Paku Sejati)Tumbuhan paku sejati juga disebut dengan tumbuhan paku benar. Tumbuhan paku ini merupakan kelompok tumbuhan paku yang sering kita jumpai karena sering dijadikan tanaman hias, seperti suplir (Adiantum cuneatum), simbar menjangan (Platycerium coronatium), dan paku sarang burung (Asplenium nidus).Tumbuhan ini biasa hidup di tempat yang lembap dan sedikit berair. Daun lebar dan tulang daunnya terlihat jelas. Selain itu, tidak ada perbedaan bentuk daun antara daun fertil dan daun streril.5 ) Hydropteridales (Paku Air)Paku air merupakan tumbuhan paku yang hidup di air, misalnya, Salvinia natans dan Marsilea crenata (semanggi).MACAM-MACAM TUMBUHAN PAKU

1. Amphineuron sp

KlasifikasiKingdom: PlantaeDivisi: PterydophytaKelas: FilicopsidaOrdo: PolypodialesFamili: ThelypteridaceaeGenus: AmphineuronSpesies: Amphineuron sp

Merupakan paku teresterial ( Pigggot, 1964. ) Hidupnya di tanah ada juga letaknya di pinggir pohonTanaman paku ini punya ciri khaso ujung daunnya bergerigio daun nya ( Tumbuhan pakunya ) sebagai sporofit (penghasil spora)o akarnya serabuto pasti sudah ada jaringan pengangkut Xylem - Floem (Trcheophyta)o tipe berkas pengangkut tipe konsentris

2. Dryopteris subarrborea

KlasifikasiKingdom: PlantaeDivisi: PterydophytaKelas: FilicopsidaOrdo: PolypodialesFamili: AspidiaceaeGenus: DryopterisSpesies: Dryopteris subarrborea Hidupnya banyak ditemukan di tanah atau sebagai epirit.Tanaman paku punya ciri khaso ujung daunnya tumpulo daun nya ( Tumbuhan pakunya ) sebagai sporofit (penghasil spora)o akarnya serabuto pasti sudah ada jaringan pengangkut Xylem - Floem (Trcheophyta)o tipe berkas pengangkut tipe konsentriso sporogonium mempunyai bagian bagian antara lain

1) Tumbuhan Paku Homospora.Dari hasil pengamatan dan penelitian diketahui bahwa ternyata tumbuhan ini ada yang mempunyai spora berumah satu dan berukuran sama besar yang dinamakan paku homospora/isospora. Contoh jenis paku ini adalah suplir (Adiantum cuneatum).

Amati tumbuhan paku suplir! Batangnya menjalar di dalam tanah yang berupa rizoma, kemudian tumbuhan daun muda yang menggulung seperti spiral. Pada permukaan bawah daun fertil (sporofil) terdapat bintik-bintik coklat yang sering disebut sorus. Sorus ini merupakan kumpulan sporangium, di dalam tiap sporangium terdapat sel induk spora yang akan membelah secara mitosis yang akan menghasilkan sejumlah spora yang bentuk dan ukurannya sama. Bila spora jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalium. Pada permukaan bawah gametofit dewasa akan terbentuk anteridium yang menghasilkan spermatozoid dan arkegonium. Jika terjadi fertilisasi terbentuk zigot. Zigot berkembang menjadi tumbuhan suplir baru (sporofit).2) Tumbuhan Paku Heterospora.Ada pula tumbuhan paku yang mempunyai protalium tidak sama besar dan berumah dua, pemisahan jenis kelamin ini terjadi pada pembentukan spora dan ukurannya pun berbeda, sehingga tumbuhan paku ini disebut dengan paku heterospora. Spora yang berukuran besar mengandung banyak makanan cadangan dinamakan makrospora/megaspora. Adapun spora yang kecil dinamakan mikrospora, dihasilkan dari mikrosporangium. Contohnya paku semanggi (Marsilea), paku rane (Selaginella).

Perlu Anda ketahui mikrospora akan tumbuh menjadi mikroprotalium, sedangkan makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium. Selanjutnya, mikroprotalium membentuk mikroogametofit yang akan menghasilkan anteridium dan akan menghasilkan sperma. Sebaliknya makroprotalium membentuk makrogametofit yang akan menghasilkan arkegonium dan akan menghasilkan ovum. Jika terjadi fertilisasi antara sperma dan ovum, maka akan menghasilkan tumbuhan paku. Dan tumbuhan paku ini akan berkembang menghasilkan spora, demikian seterusnya.3) Tumbuhan Paku Peralihan.Selain paku homospora dan heterospora, ada pula jenis paku yang sporangiumnya menghasilkan spora sama besar, tetapi berbeda jenis kelaminnya, sehingga disebut dengan tumbuhan paku peralihan. Tumbuhan paku ini dianggap sebagai bentuk peralihan antara paku homospora dan heterospora, misalnya paku tapal kuda (Equisetum debile).

Apabila spora jatuh ke tanah sebagian akan tumbuh menjadi protalium jantan dan sebagian tumbuh menjadi protalium betina. Dari ketiga jenis paku ini coba Anda pelajari mengenai daur hidupnya dan perbedaannya! Berdasarkan daur hidup tersebut, fase manakah yang berumur panjang?

Gambar 7.24 Skema daur hidup tumbuhan paku homospora

Gambar 7.25 Skema daur hidup tumbuhan paku heterospora

Gambar 7.26 Skema daur hidup tumbuhan paku peralihanBerdasarkan sifat sporanya, jenis tumbuhan paku dapat dibedakan seperti yang telah Anda pelajari di depan. Akan tetapi pembagian ini tidak mencerminkan jauh dekatnya hubungan kekerabatannya. Dalam taksonomi, termasuk tumbuhan paku yang sudah punah dimasukkan dalam pembagian dalam beberapa divisio, yaitu sebagai berikut.1) Psilophyta (Paku Telanjang). Jenis paku ini sebagian besar telah punah, tumbuhan ini belum berdaun dan berakar, batang telah mempunyai berkas pengangkut, bercabangcabang menggarpu dengan sporangium pada ujung cabang-cabangnya. Sporofil menghasilkan satu jenis spora (homospora). Untuk memperoleh makanan gametofit paku ini bersimbiosis dengan jamur, karena tidak mempunyai klorofil. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka tumbuhan paku dinamakan paku telanjang, misalnya Rhynia major dan Psilotum.

2) Lycopodiophyta (Paku Kawat/Paku Rambut). Tumbuhan paku ini mempunyai ciri-ciri bentuk daun kecil-kecil, tidak bertangkai, batang seperti kawat dan akarnya bercabang-cabang, selalu bertulang satu. Pada beberapa jenis, daunnya mempunyai lidah-lidah (ligula), daunnya yang amat banyak tersusun rapat menurut garis spiral. Sporangium terdapat pada ketiak daun dan berkumpul membentuk seperti kerucut yang disebut strobilus, misalnya Lycopodium clavatum, Selaginela sp. Jika Anda menemukan paku kawat amatilah sesuai dengan ciri-ciri yang sudah Anda ketahui!

Gambar 7.27 Selaginela sp.3) Equisetophyta (Paku Ekor Kuda). Tumbuhan ini sampai sekarang masih hidup, umumnya berupa herba yang menyukai tempat-tempat lembap, biasanya hidup di dataran tinggi. Paku ekor kuda mempunyai daun-daun kecil seperti selaput dan tersusun seperti karang, daunnya terdapat di setiap buku, melingkar, dan berbentuk sisik. Adapun batangnya mirip dengan daun cemara, berongga, berbuku-buku, dan tumbuh tegak. Sporofil selalu berbeda dengan daun biasa, sporofil ini berbentuk perisai dengan sejumlah sporangium pada sisi bawahnya. Semua sporofil tersusun dan merupakan suatu badan berbentuk gada/kerucut pada ujung batang/cabang. Protaliumnya berwarna hijau dan berkembang di luar spora. Agar lebih jelas, carilah paku ekor kuda. Setelah Anda dapatkan, amati sporofil, protalium, ciri-ciri daun dan batangnya! Bandingkan dengan Gambar 7.28 ini!

Gambar 7.28 Equisetum sp.4) Pterophyta (Paku Sejati). Pernahkah Anda melihat suplir (Adiantum cuneatum), paku tiang (Alsophila galuca), ekor merak (Adiantum farleyense), paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum)? Tumbuhan ini sering digunakan untuk tanaman hias, dapat juga dimanfaatkan untuk sayur, misalnya semanggi (Marsilea crenata), bahkan ada yang digunakan untuk bahan obat-obatan, misalnya Dryyopteris filix-mas.

Bagaimana ciri-ciri tumbuhan ini? Dalam bahasa sehari-hari, paku sejati dikenal sebagai tumbuhan paku/pakis yang sebenarnya atau paku sejati, mempunyai daun-daun besar (makrofil), bertangkai, mempunyai banyak tulang, pada waktu masih muda daun itu tergulung pada ujungnya, dan pada sisi bawah mempunyai banyak sporangium. Paku ini banyak tumbuh di tempat-tempat yang teduh/lembap, sehingga di tempat yang terbuka dapat mengalami kerusakan akibat penyinaran matahari.

KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKUI. Divisi Psilotophyta

A. Nama spesies : Psilotum nudum atau Paku Purba

B. Deskripsi : Di Jawa, tumbuh dua psilotum yang dikenal dengan nama simbar ganyoh ( Psilotum camplanatum ) dan kumpai sapu ( Psilotum nudum ). Perbedaan keduanya terlihat dari segi kegepengan batang dan cara menempelnya pada pohon. Jenis kumpai sapu lebih mudah di jumpai di alam daripada simbar ganyoh. Kumpai sapu tumbuh baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi (pegunungan). Dari contoh herbariumnya dapat disimpulkan bahwa ketinggian tempat untuk tumbuh paku tersebut berkisar antara 0-1830 m di atas permukaan laut. Jenis paku ini selain tumbuh menempel pada batang atau sela-sela dahan, tumbuh pula di atas tanah yang berhumus, di batuan kapur atau tanah berbatu di sekitar pantai. Di Pulau Aru jenis ini dijumpai menempel pada pohon bakau dan di P. Handeuleun serta P. Panaitan tumbuh di daerah pantai pada batuan karang yang sudah tua. Tumbuhnya tidak hanya di hutan-hutan primer dan sekunder saja, tetapi jenis paku ini banyak tumbuh di sekitar perkampungan, ladang dan kebun. Apabila diperhatikan, tumbuhnya sering berasosiasi dengan jenis tumbuhan lain yang memang tumbuh epifit seperti paku-pakuan lain. Ciri-ciri yang nampak adalah paku ini bercabang banyak dan bila diperhatikan, percabangannya selalu menggarpu, tinggi yang dapat dicapai sekitar 0,6 m, batang tersebut berbentuk bulat sampai segitiga, warnanya hijau sampai hijau muda. Bila sudah dewasa, batang yang bercabang banyak tumbuh berjumbai. Akar rimpangnya pendek dan menjalar. Kantong sporanya berupa benjolan-benjolan yang bundar, bersegitiga, dan berwarna kuning cerah serta tumbuh tidak bertangkai, bergaris tengah 2-3 mm. Daunnya berukuran kecil sekali yang tersusun 2-3 baris.C. Manfaat : Sebagai tanaman hiasD. Literatur : http://www.freewebs.com/arl_ipb_2006/deskripsi/pakuan.pdf

II. Divisi Lycopodophyta

Nama Spesies :

a. Licopodium serratum

Deskripsi : Tumbuhan ini banyak di temukan di daerah hutan tropis dan sub tropis. Lycopodium serratum ini tumbuh menempel di pohon (epifit), namun ada pula yang hidup bebas di tanah, pada bebatuan, dan tebing sungai. Batang naik atau agak menjalar di dasar, dengan tegak bercabang cabang dicotomously beberapa kali bagian atas beberapa kali bantalan gemmae dekat apex.leaves eliptic untuk sempit, acuminate di puncak, petiolate, irregullarly bergerigi di urat margin yang berbeda, dibesarkan di atas; chartaceous twexture tipis, dalam hijau. sporophylls lanset, kecil, 3-5 mm panjang, konstan pada bagian atas tanaman, tetapi tidak membentuk kerucut yang berbeda.b. Licopodium squarrosum

Deskripsi : Jenis ini termasuk dalam suku Lycopodiaceae. Mempunyai sinonim Huperzia squarrosa (G. Forster) Trevisan dan Phlegmaria squarrosus (G. Forster) Lve &Lve. Biasa disebut dengan rock tassel fern, water tassel fern atau ikur-ikur biang. Tumbuhan ini merupakan jenis epifit, berukuran sedang, berumpun, menjuntai atau tegak.Batang panjang mencapai 1,5 m, lebar 1,5-2,5 cm, selalu hijau, beberapa kali bercabang dan percabangannya khasyaitu setiap cabang bercabang dua lagi. Daun steril bundar telur menyempit sampai memanjang menggaris, panjang 1,5-2 cm, mirip kawat tetapi tidak kaku, tersusun rapat, tersebar kecuali di bagian ujung batang. Daun fertil mirip dengan daun steril. Strobili terdapat di ujung cabang, tidak bercabang, panjang mencapai 20 cm. Strobili ini mudah dibedakan dengan batang yang berdaun karena ukurannya lebih kecil. L. squarrosum biasanya tumbuh epifit di pohon-pohon besar dan menempel pada humus yang tebal. Jenis ini umumnya terdapat di tempat yang agak ternaung sampai terbuka, pada ketinggian 1.440 m dpl. Jenis ini tersebar di Afrika, Asia, New Guinea, Australia, dan Polinesia. Perawakannya yang menawan menjadikan jenis ini berpotensi sebagai tanaman hias. Masyarakat Karo di Sumatera Utara memanfaatkannya untuk angin-angin (mengusir setan atau membebaskan diri dari pengaruh santet).c. Licopedium cernuum L.

Deskripsi : Tumbuhan paku ini hidup di tanah. Jenis ini di kenal dengan nama paku kawat karena batangnya yang kecil menjalar, kaku seperti kawat. Batang tersebut bercabang-cabang tak beraturan. Daunnya kecil dan tumbuh rapat menutupi batang. Banyak dimanfaatkan sebagai rangkaian bunga.Tidak halnya paku-pakuan pada umumnya, paku kawat mempunyai daun yang subur yng tersusun dalam bentuk bulir yang disebut strobilii. Daun strobilii tumbuh pada akhir percabangan. Strobil ini letaknya tegak dan bentuknya seperti bumbung. Akhir-akhir ini paku kawat telah mulai di budidayakan karena kegunaanya sebagai tanaman hias. Disamping itu dapat pula dipakai sebagai obat batuk dan obat sesak nafas dengan cara meminum air rebusannya. Selain itu, abu paku kawat untuk menyembuhkan kulit yang terserang bisul, dengan cara mencampurnya dengan cuka.dapat pula dimanfaatkan sebagai pengisi bantal atau pengganti bantal. Paku kawat ini mudah dijumpai karena tumbuhan ini banyak terdapat di daerah tertutup atau terbuka. Bahkan, tumbuhan ini masih bisa tumbuh di daerah kering dan di tanah yang kurang subur.

d. Lycopodium nummularifium L

Deskripsi : Lycopodium nummularifium jenis tumbuhan paku perrenial dan hidup sebagai epifit di bawah dan melekat pada batang pohon-pohon pada habitat aslinya, yaitu hutan tropis. Dibandingkan dengan kerabat Lycopodium lain yang tumbuh merumpun (menggerombol), spesies ini cenderung bertipikal tumbuh menjalar, memanjang atau menggantung. Batang berbentuk bulat, kecil, keras dan memanjang seperti kawat (wiry stem). Dua cabang dikotomi (dichotomous branches) terbentuk pada ujung batang/cabang sebelumnya yang selanjutnya tumbuh menjadi cabang-cabang baru. Cabang-cabang kemudian dapat tumbuh hingga mencapai tanah dan menjalar membentuk system perakaran baru (rhizoma). Rhizoma berakar adventif merupakan bentuk modifikasi batang yang berfungsi selain sebagai alat trasport air dan nutrient untuk proses photosynthesis, juga sebagai alat perekat tanaman pada tempat tumbuhnya. Tergantung pada tempat tumbuhnya, rizhoma berakar adventif dapat menjalar di atas maupun di bawah media tempat tumbuhnya hingga mencapai kedalaman 5 15 cm. Rizhoma-rhizoma ini pun berpotensi untuk membentuk tunas baru yang kemudian dapat tumbuh menjadi tanaman baru (vegetative reproduction). Daun kecil (microphyll) berwarna hijau, berbentuk bulat hingga oval lonjong/lanceolate (scale-like leaves), pipih dengan satu tulang daun yang berada di tengah helaian. Daun melekat pada segmen-segmen batang yang mirip buku dengan susunan duduk daun berpasangan dengan sedikit alternasi (opposite, slightly alternate). Sudut duduk daun berjarak seragam pada batang. Susunan daun-daun pada batang tanaman overlap linier dengan daun yang lain pada buku yang berikutnya, sehingga membentuk suatu rangkaian radial mirip mata rantai dengan bidang datar yang rata. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Asia Tenggara beriklim tropis, dengan pusat endemik di sekitar semenanjung Melayu, di Malaysia bagian timur, Indonesia di sekitar Kalimantan hingga Filipina bagian selatan, Irian dan Papua nugini. Beberapa penelitian eskplorasi akhir-akhir ini mengindikasikan bahwa Lycopodium nummularifolium juga diketemukan tumbuh secara alami di hutan-hutan sebelah timur Papua nugini hingga bagian utara Australia. Penyebaran secara alami diperkirakan dengan menggunakan spora yang ringan dan dapat terbang terbawa oleh angin serta dapat bertahan lama hingga mencapai tempat tumbuh yang kondusif untuk berkecambah.Kerabat-kerabatnya dalam satu genus, mempunyai area dispersal yang luas hingga ke daratan Amerika yang beriklim tropis. Dahulu spora Lycopodium yang dikeringkan sering digunakan pada acara teaterikal. Spora kering ini digunakan untuk memberikan efek seperti kobaran api. Spora dapat terbakar dengan cepat dan terang, tetapi dengan panas yang rendah dan aman. Selain spora, bentuk segar tanaman baik berupa untaian batang potong atau tanaman dalam pot digunakan sebagai tanaman hias, sebagai filler atau suplemen dalam rangkaian bunga atau tanaman hidup dalam pot maupun pada taman. Beberapa spesies Lycopodium juga digunakan salah satu bahan pembuat pembungkus pil/kapsul obat-obatan hingga saat ini. Untuk bahan obat-obatan spesies ini dijual dalam bentuk tepung. Spesies-spesies tertentu oleh suku Aborigin juga digunakan sebagai bahan obat-obatan untuk penyakit (homeophatic). Pada pengobatan modern spesies Lycopodium masih digunakan digunakan untuk homeophatic. Homeophatic merupakan suatu sistem pengobatan yang aman dan efektif serta tanapa efek samaping. Cara ini membantu mendorong tubuh untuk melakukan penyembuhan baik secara fisik, mental maupun emosional Kandungan bahan/sifat fisik/kimia bagian tanaman Nuansa terang karena daya terbakar spora yang cepat dengan suhu rendah pada efek teateritikal. Untuk reproduksi seksual, tanaman ini membentuk organ yang disebut strobilus yang biasanya tumbuh pada dasar duduk daun (microphyll axils). Sporangium sebagai sebagai tempat sel induk spora terdapat pada strobilus, berbentuk seperti ginjal. Pada fase gametofit, spora akan membentuk organ-organ gametangia, seperti arkegonium dan anteridium sebagai penghasil gamet-gamet jantan dan betina.

e. Licopodium phlegmaria L

Deskripsi : Jenis paku ini sangat tahan kekeringan. Dari namanya dapat diketahui bahwa masih termasuk satu marga dengan kumpai. Seperti jenis-jenis marga Lycopodium pada umumnya, kumpai pure tumbuh menumpang. Batangnya tumbuh bergantung dan percabangannya khas yaitu setiap cabang bercabang lagi menjadi dua. kadang- kadang tumbuhan ini dapat mencapai panjang 0.9 m. Jenis ini mudah di bedaka dari jenis lainnya dalam marga lycopedium Karen adaunnya kasar, berbentuk bulat dengan ujungnya yang runcing. Berbeda dengan kumpai, strobilii kumpai pure membentuk percabangan yang khas seperti batangnya. Panjang strobilii tersebut mencapai 20 cm. dapat dibedakan dengan batang yang berdaun dan ukurannya yang lebih kecil sporofilnya pendek dan bentuknya menyirip. Pada tumbuhan ini mengandung saponin yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan mecuci rambut serta dapat digunakan untuk hiasan kebun.

f. Lycopodium carinatum

Deskripsi : Batang pendoulus panjangnya dapat mencapai lebih dari 50 cm. kadang- kadang memiliki diameter 2-3 mm. Daunnya pendek berbentuk lancet Subulate di pucuk, penyempitan ke arah dasar, sesil sampai 1,3 panjang, lebar 1,3 mm, seluruh; vena tidak jelas, tekstur chartaceous. Sporophylls sedikit berbeda dari tropophills, oblong subdeltoid, sampai 5 mm, 1,5 luas, ditempatkan hanya pada bagian apikal atau kadang ke bawah ke bagian tengah, tidak membentuk kerucut yang berbeda. Ephypitic pada batang pohon berlumut di hutan evergen padat sampai dengan 900 m.

g. Licopodium hamiltonii

Deskripsi : Batang biasanya gantung, 20-50 cm, bercabang dikotomis beberapa kali, 1-1,5 mm beberapa kali, 1-1,5 mm diameter pangkalan dekat. Batang biasanya gantung, 20-50 cm, bercabang dikotomis beberapa kali, 1-1,5 mm diameter dasar dekat. naik daun, jarang subpatent, lanset, melainkan variabel dalam bentuk dan ukuran, akut untuk berkumpul di pucuk, penyempitan terhadap sessile atau setiap dasar segera stalkeed, mereka pada bagian tengah atau lebih rendah yang terbesar, 1-1,5 cm panjang, 2-5 mm luas, seluruh; vena lebih atau kurang jelas di bawah; tekstur lembut chartaccous untuk lebih tebal, hijau ke hijau kekuningan. biasanya lebih kecil daripada tropophylls sporophills, untuk 7 mm, 1.5mm luas, yang konstan yang berkumpul di bagian apikal, tidak membentuk kerucut yang berbeda, fertille batang biasanya sekitar 1 / 3 di ketebalan yang sterille yang lain.

h. Licopodium piscium

Deskripsi : Mirip dengan L. hamiltonii tetapi dapat dibedakan dari: daun sangat sempit, linier, paling 1,5 mm luas, margin seringkali rumit; ramping porsi subur, sekitar 1 mm, sporophylls jauh lebih kecil daripada tropophills.

i. Licopodium clavatum

Deskripsi : Batang utama menjalar, bawah tanah, bercabang tidak teratur, bantalan daun sempit jarang berdiameter 3-4 mm; udara naik ke batang tegak, percabangan dikotomus beberapa kali, bantalan denses daun 0,5 -1 cm diameter termasuk daun. Daun sebenarnya, melengkung di bagian atas, linier-lanceoplate, berkumpul di pucuk berakhir di setae membranosus panjang canucosus, 4-6 mm panjang, 0.5-1 mm luas, seluruh, sessile; urat nyaris tidak terlihat; tekstur seperti kulit, hijau atau hijau kekuningan. kerucut tegak tangkai 7-15 cm, dengan daun linier jarang tampak lurus, menghasilkan beberapa kerucut di setiap pucuk dengan tangkai pendek; kerucut silinder, tegak, 3-8 cm panjang, 4-5 mm; sporophylls lonjong bulat telur, berkumpul di pucuk dengan membran setaceous, tepi transparan, membran, dentate, sekitar 2,5 mm, 1,5 mm luas. Manfaat : secara umum lycopodium banyak dimanfaatkan sebagai hiasan dikebun dan karangan bunga. Dahulu spora Lycopodium yang dikeringkan sering digunakan pada acara teaterikal. Spora kering ini digunakan untuk memberikan efek seperti kobaran api. Spora dapat terbakar dengan cepat dan terang, tetapi dengan panas yang rendah dan aman. Selain spora, bentuk segar tanaman baik berupa untaian batang potong atau tanaman dalam pot digunakan sebagai tanaman hias, sebagai filler atau suplemen dalam rangkaian bunga atau tanaman hidup dalam pot maupun pada taman. Beberapa spesies Lycopodium juga digunakan salah satu bahan pembuat pembungkus pil/kapsul obat-obatan hingga saat ini. Untuk bahan obat-obatan spesies ini dijual dalam bentuk tepung. Spesies-spesies tertentu oleh suku Aborigin juga digunakan sebagai bahan obat-obatan untuk penyakit (homeophatic). Pada pengobatan modern spesies Lycopodium masih digunakan digunakan untuk homeophatic. Homeophatic merupakan suatu sistem pengobatan yang aman dan efektif serta tanapa efek samaping. Cara ini membantu mendorong tubuh untuk melakukan penyembuhan baik secara fisik, mental maupun emosional Kandungan bahan/sifat fisik/kimia bagian tanaman Nuansa terang karena daya terbakar spora yang cepat dengan suhu rendah pada efek teateritikal. L. Cernuum, yang di Jawa Barat banyak digunakan dalam pembuatan karangan bunga L. Clavatum, yang sporanya dikumpulkansebagai serbuk likopodium (pulvis licopodii) yang dipergunakan sebagai pembalut pil agar tidak lengket satu sama lain. Juga dipergunakan dalam percobaan Kundt untuk mengukur panjang gelombang suara. Literatur : http://hiddennumb.wordpress.com/2011/04/30/lycopodium/

j. Selaginella plana

Deskripsi : di tempat yang teduh biasanya daunnya menjadi kebiruan sehingga menambah indahnya tumbuhan ini. Perawakan maupun bentuknya serupa rane halus (Selaginella willdenowii). Hanya saja ukuran daun lebih lebar. Daunnya kecil-kecil dan tersusun melingkari batangnya. Berbeda dengan rane halus (Selaginella willdenowii) daun-daun suburnya lebih lancip. Susunannya pun lebih rapat. Batangnya terletak di permukaan tanah dan kadang-kadang berakar membentuk tanaman baru. Di daerah yang cocok tumbuhan ini mencapai panjang 1 m. Di antara tumbuhan rasam yang tidak lebat di lereng-lereng bukit di Jawa Barat, sering dijumpai jenis paku lain yang disebut rane biru. Tumbuhan ini hanya terdapat di daerah yang lembap dan teduh. Selain sebagai tanaman hias, rane biru ini telah lama dikenal sebagai obat penasak darah dan obat ulu hati. Manfaat : Menurut Setyawan AD. (2011) dalam jurnalnya menyatakan bahwa manfaat dari Genus Selaginella (Selaginellaceae) adalah :1. Selaginella adalah bahan baku obat yang potensial, yang mengandung beragam metabolit sekunder seperti alkaloid, fenolik (flavonoid), dan terpenoid.2. Spesies ini secara tradisional digunakan untuk menyembuhkan beberapa penyakit terutama untuk luka, nifas, dan gangguan haid. Biflavonoid, suatu bentuk dimer dari flavonoid, adalah salah satu produk alam yang paling berharga dari Selaginella, yang meliputi sekurang-kurangnya 13 senyawa, yaitu amentoflavone, 2,8-biapigenin, delicaflavone, ginkgetin, heveaflavone, hinokiflavone, isocryptomerin, kayaflavone, ochnaflavone, podocarpusflavone A, robustaflavone, sumaflavone, dan taiwaniaflavone. 3. Secara ekologis, tumbuhan menggunakan biflavonoid untuk merespon kondisi lingkungan seperti pertahanan terhadap hama, penyakit, herbivora, dan kompetisi, sedangkan manusia menggunakan biflavonoid secara medis terutama untuk antioksidan, anti-inflamasi, dan anti karsinogenik.4. Selaginella juga mengandung trehalosa suatu disakarida yang telah lama dikenal untuk melindungi dari pengeringan dan memungkinkan bertahan terhadap tekanan lingkungan hidup yang keras. Senyawa ini sangat berpotensi sebagai stabilizer molekul dalam industri berbasis sumberdaya hayati.