Tumbuhan Berbahaya

6
Tumbuhan Berbahaya Allamanda cathartica Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Etnobotani Yang dibimbing oleh Drs. Sulisetujono M. Pd Oleh: Septi Kurniama Sari 100342404647

description

Etno

Transcript of Tumbuhan Berbahaya

Tumbuhan Berbahaya

Allamanda catharticaDisusun untuk memenuhi tugas matakuliah Etnobotani

Yang dibimbing oleh Drs. Sulisetujono M. Pd

Oleh:

Septi Kurniama Sari

100342404647

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Oktober 2012Alamanda cathartica Klasifikasi

Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi : AngiospermaeKelas

: Dicotyledoneae

Bangsa

: Apocynales

Suku

: Apocynaceae

Marga

: Allamanda

Jenis

: Allamanda cathartica L. Deskripsi

Akar tunggang, putih kotor. Termasuk tanaman perdu berkayu, bentuk bulat, berbaring, berbuku-buku dengan tinggi mencapai 2 meter. Bergetah, percabangan monopodial, cabang muda hijau, atas ungu, putih kehijauan. Bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun), batang tua berwarna cokelat karena pembentukan kayu, sementara tunas mudanya berwarna hijau. Daun tunggal bentuk lonjong, ujung dan pangkal meruncing, permukaan kasar, panjang 6 hingga 16 cm, lebar 2, 5-5 cm. Tepi rata melipat ke bawah, daun tebal, pertulangan menyirip, warna hijau. Daun muda berwarna hijau muda, daun tua warna hijau tua/hijau gelap. Daun berkarang, melingkar, empat sampai lima helai. Bunga alamanda berwarna kuning, bentuk seperti terompet diameter 5-7,5 cm. Bunga majemuk, bentuk tandan, berkelamin dua, di ujung cabang dan ketiak daun, tangkai silindris pendek, warna hijau, kelopak bentuk lanset, permukaan halus, warna hijau, benang sari tertancap pada mahkota, mahkota berseling pada lekukan, tangkai putik silindris, kepala putik bercangap dua, warna kuning. Mahkota bentuk terompet atau corong, permukaan rata. Buah kotak, bulat, diameter 1,5 cm. Biji bentuk segitiga, masih muda warna hijau keputih-putihan setelah tua hitam. Ekologi dan PenyebaranAlamanda dapat ditemukan di daerah sekitar sungai atau tempat terbuka yang terkena banyak sinar matahari dengan hujan yang cukup dan kelembaban tinggi sepanjang tahun. Tanaman ini tidak mampu tumbuh pada tanah yang bergaram, terlalu basa. Sensitif terhadap suhu dingin, suhu -1C dapat mematikan tanaman tersebut. Tumbuh baik dan menghasilkan bunga pada intensitas matahari penuh tanpa halangan, kondisi tanah berpasir, kaya bahan organik, serta beraerasi baik. Secara keseluruhan, alamanda adalah tanaman yang mudah tumbuh pada kondisi yang sesuai sehingga pada beberapa daerah juga dipandang sebagai gulma. Umumnya tumbuh di daerah dingin dan cukup air. Tanaman ini tidak dapat tumbuh di tanah yang jenuh atau tergenang karena batang dan daunya akan cepat membusuk, dan tanaman ini juga tidak dapat tumbuh di daerah yang kurang air karena daun dan batangnya akan mengerdil.Banyak tumbuh di daerah beriklim tropis. Di habitat aslinya, alamanda hidup pada ketinggian 0-700 meter dari permukaan laut dengan curah hujan 1000 hingga 2800 mm per tahun. Karena pertumbuhannya yang cepat, alamanda umum digunakan sebagai ornamen untuk menghias pagar dan tembok. Bunga alamanda berasal dari daerah Amerika Tengah dan Selatan dan banyak ditemukan di Brazil umum digunakan sebagai tanamanhias. Di Indonesia banyak tersebar di daerah dataran rendah dengan iklim sejuk. Cara budidayaTanaman alamanda berbunga sepanjang tahun, tanaman ini dapat berkembangbiak dengan biji, namun perbanyakan yang umum dilakukan adalah dengan stek batang. Sebab, beberapa varietas hibrida sulit memunculkan kapsul biji. Batang yang sudah agak tua dapat dipotong dan ditacapkan pada lahan yang gembur dan cukup air. Kandungan kimia dan pengaruhnya terhadap manusia

Mengandung zat triterpenoid resin dan alamandarin yang merupakan hasil metabolisme sekunder tumbuhan yang berfungsi untuk mekanisme perlindungan diri. Getahnya yang beracun dapat mematikan belatung dan jentik nyamuk. Kandungan zat alamandarin pada buah yang telah matang atau getah tanaman hias ini jika tertelan, dapat menyebabkan mual (emetik), menyebabkan demam, dan keram perut, mengganggu pencernaan atau bersifat pencahar (purgative). Umumnya digunakan untuk pengobatan luar, belum ada rekomendasi medis untuk pengobatan dalam dengan diminum.