tumbang

63
Modul : Tumbuh Kembang (TUMBANG) Fasilitator : Tri Widodo., SKM.,M.Ph Nama : Alamul Huda NIM : FAA 113 044 Kelompok : Enam (6) Diskusi Kelompok Pemicu 3 (DKP3) Pertanyaan Terjaring 1. Berapa berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala untuk anak normal pada usia 1-12 tahun? 2. Apa saja factor-faktor penyebab bayi lahir prematur? 3. Jelaskan resiko-resiko yang mungkin diderita bayi lahir prematur? 4. Apa perbedaan pertumbuhan dan perkembangan bayi lahir prematur dan bayi lahir normal? 5. Bagaimana pemberian nutrisi pada bayi lahir prematur? 6. Apa saja factor penyebab perkembangan terlambat? 7. Apa saja hormone yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan? 8. Bagaimana metabolisme, fungsi dan sumber dari zat besi? 9. Apa saja yang menyebabkan kadar Hb dibawah normal? 10. Apa hubungan antara kadar Hb dengan perkembangan terlambat?

description

123

Transcript of tumbang

Modul :Tumbuh Kembang (TUMBANG) Fasilitator: Tri Widodo., SKM.,M.PhNama: Alamul Huda NIM: FAA 113 044Kelompok: Enam (6)

Diskusi Kelompok Pemicu 3 (DKP3) Pertanyaan Terjaring

1. Berapa berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala untuk anak normal pada usia 1-12 tahun?2. Apa saja factor-faktor penyebab bayi lahir prematur?3. Jelaskan resiko-resiko yang mungkin diderita bayi lahir prematur?4. Apa perbedaan pertumbuhan dan perkembangan bayi lahir prematur dan bayi lahir normal?5. Bagaimana pemberian nutrisi pada bayi lahir prematur?6. Apa saja factor penyebab perkembangan terlambat?7. Apa saja hormone yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan?8. Bagaimana metabolisme, fungsi dan sumber dari zat besi?9. Apa saja yang menyebabkan kadar Hb dibawah normal?10. Apa hubungan antara kadar Hb dengan perkembangan terlambat?11. Bagaimana tahapan perkembangan bicara normal? Jelaskan!12. Apa saja penyebab gangguan bicara dan berjalan pada anak umur 2 tahun?13. Jelaskan perkembangan motoric kasar dan motoric halus!14. Bagaimana perkembangan sosial terhadap perkembangan terlambat?15. Bagaimana penanganan pada pemicu?

Jawaban Pertanyaan Terjaring

1. Berapa BB, PB, dan LK untuk anak normal pada usia 1-12 tahun ? Jawab : Tabel 1. Berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala berdasarkan kurva WHO 2005 untuk anak laki-lakiUsiaBeratTinggiLingkar Kepala

1 bulan3.3-6.0 kg51.0-57.5 cm34.5-39 cm

2 bulan4.3-7.2 kg54.5-62.5 cm36-41 cm

3 bulan5.1-8.0 kg57.5-65.0 cm37-43 cm

4 bulan5.7-8.6 kg60.0-68.0 cm38.5-44 cm

5 bulan6.0-9.2 kg62.0-70.0 cm40-45 cm

6 bulan6.4-9.7 kg63.5-72.5 cm40.5-46 cm

7 bulan6.8-10.2 kg65.0-73.5 cm41-47 cm

8 bulan7.0-10.6 kg66.5-75.0 cm42-48 cm

9 bulan7.2-10.6 kg68.0-76.0 cm42.5-48.5 cm

10 bulan7.4-11.3 kg69.0-78.0 cm43-49 cm

11 bulan7.6-11.6 kg70.0-79.0 cm43.5-49.5 cm

12 bulan7.8-11.8 kg71.0-80.5 cm45-50.5 cm

15 bulan8.4-12.7 kg74.5-84.0 cm45-50.5 cm

18 bulan8.9-13.5 kg77.3-88.5 cm45.5-51.5 cm

2 tahun9.9-15.0 kg81.5-93.0 cm46-52 cm

2.5 tahun10.7-16.7 kg85.5-98.0 cm47-52.5 cm

3 tahun11.4-18.0 kg89.0-103.0 cm48-53 cm

3.5 tahun12.2-19.5 kg97.5-107.0 cm48-53 cm

4 tahun12.9-20.9 kg95.5-111.0 cm48-53 cm

4.5 tahun13.6-22.3 kg98.0-114.0 cm48.5-53 cm

5 tahun14.3-23.8 kg101.0-119.0 cm48.5-53.5 cm

Tabel 2. Berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala berdasarkan kurva WHO 2005 untuk anak perempuanUsiaBeratTinggiLingkar Kepala

1 bulan3.2-5.6 kg50.0-58.0 cm33-39 cm

2 bulan4.0-6.6 kg53.0-61.5 cm35-40 cm

3 bulan4.6-7.5 kg56.0-64.0 cm36-42 cm

4 bulan5.1-8.2 kg58.0-66.5 cm37.5-43 cm

5 bulan5.5-8.2 kg62.0-70.0 cm39-44 cm

6 bulan5.8-9.2 kg61.5-70.0 cm39.5-45 cm

7 bulan6.1-9.6 kg63.0-72.0 cm40-46 cm

8 bulan6.3-10.0 kg64.5-73.5 cm41-46.5 cm

9 bulan6.5-10.4 kg65.5-75.0 cm41.5-47 cm

10 bulan6.8-10.8 kg67.0-76.5 cm42-47.5 cm

11 bulan7.0-11.0 kg68.0-78.0 cm42.5-48 cm

12 bulan7.2-11.3 kg69.0-79.0 cm43-48.5 cm

15 bulan7.6-12.2 kg72.0-83.0 cm44-49.5 cm

18 bulan8.2-13.0 kg75.0-86.0 cm44.5-50 cm

2 tahun9.2-14.6 kg80.0-92.0 cm45-50.5 cm

2.5 tahun10.1-16.3 kg84.0-97.0 cm45.5-51 cm

3 tahun11.0-17.8 kg88.0-102.0 cm46-51.5 cm

3.5 tahun11.8-19.5 kg91.5-107.0 cm46.5-52 cm

4 tahun12.5-21.1 kg94.5-111.0 cm47-52.6 cm

4.5 tahun13.2-22.8 kg97.5-115.0 cm47.5-53 cm

5 tahun14.0-24.3 kg100.5-119.0 cm47.5-53 cm

Sumber : Jafar, Nurhaedar. 2005. Pertumbuhan Bayi. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar. Available From repository.unhas.ac.id/.../B25%20PERTUMBUHAN%20BAYI.docx?...1.

2. Apa saja penyebab bayi lahir prematur ? Jawab : a. Ibu tidak sehat Kondisi kesehatan ibu yang kurang baik sangat mempengaruhi kondisi janin. Misalnya, ibu mengalami preeklamsi yaitu hipertensi pada kehamilan, dan eklamsi atau kehamilan disertai kejang dan hipertensi berat. Ibu hamil yang menderita penyakit diabetes juga berpotensi melahirkan bayi prematur. Tak hanya itu, adanya masalah kesehatan pada alat reproduksi juga berisiko melahirkan bayi prematur.b. Merokok Kelahiran bayi prematur juga bisa disebabkan oleh gaya hidup si ibu yang tidak sehat seperti merokok, minum-minuman keras, dan konsumsi obat terlarang. Ibu yang tidak merokok juga sebaiknya menghindar jadi perokok pasif atau menghisap asap rokok dari perokok. Sebab, zat nikotin pada rokok bisa mengurangi oksigen yang diterima bayi dan membuat pertumbuhan terhambat.c. Riwayat kehamilan Selain itu, riwayat kehamilan pada sang ibu juga bisa menyebabkan bayi lahir prematur. Misalnya, pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya, pernah keguguran, dan melakukan aborsi.d. Kondisi janin Faktor lain yaitu karena kondisi janin. Diantaranya, pertumbuhan janin terhambat, infeksi dalam kandungan, dan simpul tali pusat yang bisa menghambat pertumbuhan bayi. Janin pun harus diberi gizi yang cukup agar tak lahir prematur. Dalam hal ini, para ibu harus rajin kontrol ke dokter kandungan.e. Kondisi psikologi Kondisi psikologi ibu hamil juga bisa mempengaruhi. Jika sering merasa cemas, stres, hingga depresi, calon ibu juga berisiko melahirkan bayi prematur. Sumber : Fitriani, Hasifah, Eddyman W. Ferial. 2012. Hubungan Ketuban Pecah Dini (KPD) Terhadap Kejadian Bayi Lahir Prematur Di RSIA Siti Fatimah Makassar. Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar. Available From Http://Library.Stikesnh.Ac.Id/Files/Disk1/1/ELibrary%20stikes%20nani%20hasanuddin--Fitrianiha-2-1-2.Fitri-I.Pdf.

3. Jelaskan resiko-resiko yang mungkin diderita bayi lahir premature ! Jawab : Bersangkutan dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomik maupun fisiologik maka mudah timbul beberapa kelainan seperti berikut : 1. Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuhyang disebabkan oleh penguapan yang bertambah akibat dari kurangnya jaringanlemak di bawah kulit, permukaan tubuh yang relatif lebih luas dibandingkandengan berat badan, otot yang tidak aktif, produksi panas yang berkurang olehkarena lemak coklat yang belum cukup serta pusat pengaturan suhu yang belumberfungsi sebagaimana mestinya. 2. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Halini disebabkan oleh kekurangan surfaktan, pertumbuhan dan pengembangan paruyang belum sempurna, otot pernafasan yang masih lemah dan tulang iga yangmudah melengkung. Penyakit gangguan pernafasan yang sering diderita bayiprematur adalah penyakin membran hialin dan aspirasi pneumoni. Di samping itusering timbul pernafasan periodik dan apnea yang disebabkan oleh pusat pernafasan di medulla belum matur.3. Gangguan alat pencernaan dan problematika nutrisi.4. Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K5. Ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun fungsinya.6. Perdarahan mudah terjadi karena pembuluh darah yang rapuh.7. Gangguan imunologik, daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang.8. Perdarahan intraventrikuler. Lebih dari 50% bayi prematur menderita perdarahanintraventrikuler. Hal ini disebabkan oleh karena bayi prematur sering menderitaapnea, asfiksia berat dan sindrom gangguan pernafasan. Akibatnya bayi menjadihipoksia, hipertensi dan hiperkapnia. Sumber : Mutiara, E. 2012. Bayi Lahir Prematur. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Available From repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32814/3/Chapter%20II.pdf

4. Apa perbedaan pertumbuhan dan perkembangan bayi lahir normal dan bayi lahir prematur ? Jawab : Pertumbuhan (growth) berkait dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur. Sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teraturdan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan, organ-organ dan system organ yang berkembang untuk memenuhi fungsinya.Pada masa postnatal, pertumbuhan berjalan sangat cepat, pertambahan panjang badan pada usia 1 tahun akan bertambah 50% sedangkan pertambahan berat badannya berlipat 3 kali pada waktu 1 tahun. Factor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah :a. GenetikMerupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkadang di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.b. Faktor lingkunganLingkungan merupakan factor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan ini merupakan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.Tumbuh kembang bayi prematurTumbuh kembang setiap organ terbagi menjadi 3 fase, yaitu :1. Tahap hiperplasi, yaitu saat jumlah sel (DNA) bertambah.2. Tahap hiperplasi dan hipertropi, yaitu saat pembelahan sel berkurang, tetapi pembesaran dan kematangannya bertambah.3. Tahap hipertropi, yaitu saat pembelahan sel terhenti, tetapi besar dan fungsinya terus bertambah sampai mencapai kematangan.Bayi prematur belum mempunyai alat-alat tubuh sempurna seperti bayi aterm. Semakin muda umur kehamilan, maturitas organ-organ tubuh semakin belum sempurna. Beberapa gangguan tumbuh kembang anak akibat prematuritas organ-organ tubuh pada bayi lahir prematur adalah :a. Imaturitas system saraf pusat (SSP)Menyebabkan mudahnya terjadi perdarahan periventrikuler. Tulang tengkorak yang lunak da jaringan imatur, lebih rentan terhadap kompresi kepala dan resiko pendarahan intracranial adalah kali lebih sering disbanding bayi aterm yang menyebabkan kerusakan sel-sel otak yang permanen dan dapat mengganggu tumbuh kembang anak.b. Imaturitas metabolism bilirubinMempermudah terjadinya hiperbilirubinemia. Bilirubin indirek atau tak langsung yang tak terikat oleh albumin sehingga dapat menembu sawar darah otak dan dapat menimbulkan ensefalopatia biliaris yang akan mengganggu fungsi otak kemudian hari.c. Imaturitas paru-paruRespiratory distress syndrome (RDS) dan penyakit membrane hialin mudah terjadi pada bayi yang mempunyai paru-paru imatur. d. Pneumonia aspirasiSering ditemukan pada bayi prematur karena refleks menelan dan batuk kurang sempurna.e. Imaturitas saluran pencernaanMempermudah terjadinya malabsorbsi yang menyebabkan tumbunh kembang anak terganggu.f. Perdarahan intravertikulerPerdarahan spontan di ventrikel otak, biasanya disebabkan oleh anoksia otak.g. Fibroplasia retrolentalh. Penyakit yang biasa dan terutama ditemukan pada bayi prematur dan disebabkan karena gangguan oksigen yang berlebihan. Kelainan ini biasa dilihat pada bayi yang beratnya kurang dari 2 kg dan telah mendapat oksigen dan konsentrasi yang tinggi.i. Ginjal imaturMengakibatkan produksi urin yan sedikit , urea clearance yang rendah, tak sanggup mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolit dari badan dengan akibat mudahnya terjadi edema dan asidosis metabolik. j. Gangguan imunologi Disebabkan karena rendahnya IgG gamma globulin. Bayi prematur relative belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik.

Factor-faktor lain yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi adalah : AsfiksiaMengakibatkan bahaya kekurangan oksigen dan membahayakan jaringan otak yang sel-selnya sedang mengalami pesat tumbuh serta sangat rentan terhadap gangguan atau perubahan. Kompikasi persalinan Penyakit ibu dan komplikasi selama kehamilan. Trauma kepalaMenyebabkan kerusakan otak secara permanen yang berpengaruh pada tumbuh kembang otak.Sumber : Ratna, Nita. 2014. Bayi Lahir Prematur Akibat Preeklampsia. Departemen Anak Rumah Sakit Premier Bintaro. Available From http://www.parenting.co.id/article/bayi/bayi.lahir.prematur.akibat.preeklampsia/001/002/619

5. Bagaimana pemberian nutrisi pada bayi lahir prematur ? Jawab : a. Pemberian ASI pada bayi prematur sehat Kemampuan bayi untuk menyusu bergantung pada kematangan fungsi refleks hisap dan menelan. Bayi dengan usia kehamilan ibu di atas 34 minggu (berat di atas 1800 gram) dapat disusukan langsung kepada ibu karena refleks hisap dan menelannya biasanya sudah cukup baik. Bayi yang usia kehamilan ibu 32 minggu hingga 34 minggu (berat badan 1500-1800 gram) seringkali refleks menelan cukup baik, namun refleks menghisap masih kurang baik, oleh karena itu, Ibu dapat memerah ASI dan ASI dapat diberikan dengan menggunakan sendok, cangkir, atau pipet. Jika bayi lahir dengan usia kehamilan ibu kurang dari 32 minggu (berat badan 1250-1500 gram), bayi belum memiliki refleks hisap dan menelan yang baik, maka ASI perah diberikan dengan menggunakan pipa lambung/orogastrik (sonde). Pemberian minum dengan menggunakan cangkir merupakan metode alternatif pemberian minum bayi prematur. Metode ini juga didukung oleh Baby Friendly Hospital Initiative. Lang dkk. melakukan penelitian di Nepal pada bayi prematur yang diberikan ASI dengan cangkir, dan kini metode tersebut telah dipraktekkan hampir di seluruh dunia. Namun demikian, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemberian ASI dengan cangkir, karena hasil-hasil penelitian masih kontroversi. Meta analisis Cochrane menyebutkan bahwa pemberian minum dengan menggunakan cangkir tidak direkomendasikan di atas penggunaan botol, karena penggunaan cangkir tidak memberikan keuntungan yang bermakna dalam mempertahankan pemberian ASI setelah bayi dipulangkan dari rumah sakit, selain juga didapatkan bahwa pemberian minum dengan cangkir berpotensi terhadap perawatan yang lebih lama di rumah sakit. Namun, terdapat peningkatan prevalens menyusui saat bayi prematur mendapatkan ASI dengan menggunakan cangkir dibandingkan dengan bayi yang menggunakan botol, dan hal serupa juga ditemukan pada bayi yang cukup bulan/matur. Menyusui dengan menggunakan cangkir atau botol, berhubungan dengan kejadian tersedak yang cukup tinggi. Namun demikian, penggunaan cangkir cukup aman. Pemberian ASI dengan cangkir memerlukan waktu yang lebih lama dengan volume minum yang lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan botol, tetapi keuntungan yang diperoleh yaitu bayi dapat melakukan pengaturan atas kebutuhan minum, yang sesuai dengan perkembangan neurologis bayi prematur, sehingga tidak menyebabkan keterpaksaan saat minum. Bukti obyektif lain didapatkan dari pengamatan denyut jantung dan saturasi oksigen, bahwa pada bayi yang diberi minum melalui cangkir, didapatkan laju denyut jantung yang lebih rendah serta saturasi oksigen yang lebih baik, sehingga pemberian minum dengan cangkir lebih alami dibandingkan kelompok yang mendapat pemberian ASI melalui botol susu. Bayi yang diberikan minum dengan cangkir menunjukkan perilaku yang lebih matur dibandingkan bayi yang diberi minum dengan botol pada usia di atas 6 minggu. Penelitian serupa di Amerika Serikat oleh Jones (2005) didapatkan pola oksigenasi yang lebih stabil pada bayi prematur yang menyusu langsung pada ibu dibandingkan dengan bayi yang menyusu pada botol. Hasil pada penelitian ini juga didukung oleh penelitian serupa yang menemukan bahwa BBLSR yang menyusu langsung pada ibu lebih jarang mengalami desaturasi oksigen dibandingkan kelompok yang mendapat pemberian susu melalui botol. Sehingga dari hasil penelitian di atas, adalah logis untuk meningkatkan keterampilan minum bayi prematur setelah pemberian minum dengan pipa lambung, dengan disusukan langsung ke ibu tanpa harus melalui proses pemberian minum dengan menggunakan botol susu. Kenyataannya, banyak BBLSR tidak dapat menyusu langsung pada payudara ibu pada saat lahir, dan memerlukan pemberian minum dengan ASI perah melalui pipa orogastrik. Belum didapatkan data kapan waktu terbaik mempersiapkan bayi untuk menyusu langsung pada ibu. Selain itu, banyak kekuatiran neonatologis bahwa BBLSR sebaiknya tidak menyusu langsung karena kuatir beban kerja yang terlalu berat bagi bayi, selain juga refleks hisap baru matang di usia 34 minggu. Namun penelitian yang dilakukan oleh Berger dkk. menemukan bahwa resting energy expenditure bayi prematur yang menyusu langsung pada ibu lebih rendah dibandingkan bayi yang menyusu pada botol. Hasil penelitian ini mendukung pula penggunaan ASI dibandingkan susu formula dari sudut keseimbangan/balans energi. Dari penelitian ini didapatkan pula bahwa bayi > 32 minggu tampaknya cukup aman untuk dapat menyusu langsung pada ibu, jika bayi dapat menoleransi pemberian minum oral, untuk mendapatkan keuntungan nutrisi, fisiologis, dan emosional. Gambaran klinis yang dapat dijadikan acuan bahwa bayi prematur dapat mulai diberikan asupan nutrisi oral yaitu jika didapatkan: bayi dapat menoleransi pemberian nutrisi oral bolus, stabil fisiologinya, fungsi respirasi stabil, terdapat non-nutritive sucking yang ritmis dan usia kehamilan sekurangnya antara 32-34 minggu.b. Pemberian ASI pada bayi prematur sakit Bayi lahir prematur seringkali disertai masalah kesehatan. Bayi prematur sakit berat mungkin belum dapat minum (nutrisi enteral) sehingga perlu diberikan nutrisi melalui infus (nutrisi parenteral). Bayi yang lahir dengan berat lahir di bawah 1250 gram dengan permasalahan medis, mungkin perlu mendapat pemberian nutrisi parenteral selama 24 sampai 48 jam pertama, kemudian diberikan trophic feeding 10 mL/kgBB/24 jam. Jika bayi sudah dapat menoleransi pemberian minum, maka jumlah minum dapat dinaikkan sambil menurunkan pemberian nutrisi parenteral. Dilaporkan bahwa terdapat gangguan struktur dan fungsi gastrointestinal, vili usus yang memendek, hilangnya DNA mukosa saluran cerna, kandungan protein dan aktivitas enzim berkurang, meskipun status anabolisme dipertahankan dengan pemberian nutrisi parenteral. Pada model tikus, atrofi gastrointestinal terjadi setelah 3 hari tanpa asupan enteral, dan perbaikan terjadi setelah mulai dilakukan pemberian nutrisi enteral. Pemberian trophic feeding (minimal enteral feeding, gastrointestinal priming, early hypocaloric feeding), merupakan suatu konsep yang diperkenalkan, untuk menghindari efek puasa. Prinsip trophic feeding yaitu untuk menstimulasi perkembangan saluran cerna/gastrointestinal, tanpa memperberat derajat penyakit. Trophic feeding diberikan dengan jumlah 10-20 mL/kg/hari. Karena bayi prematur seringkali tidak dapat melakukan koordinasi antara gerakan menghisap, menelan, dan bernafas, maka perlu digunakan selang orogastrik. Metode yang sering digunakan yaitu infus susu kontinu dan intermiten (bolus) yang diberikan setiap 3 jam. Penelitian terkini memberikan hasil bahwa pemberian nutrisi secara bolus, memperbaiki konsentrasi hormon-hormon terkait dengan keadaan puasa-minum, sehingga memperbaiki perkembangan saluran cerna, serta didapatkan toleransi minum dan pertumbuhan yang lebih baik pada bayi yang mendapatkan nutrisi enteral secara bolus. Oleh karena itu, pemberian minum secara bolus lebih menguntungkan daripada pemberian minum kontinu pada bayi prematur dengan saluran cerna yang relatif lebih sehat. Data penelitian terbaru juga menyokong pemberian minum lebih awal (GI early priming), yang ternyata tidak menambah komplikasi perawatan bayi baru lahir di ruang intensif. Masih diperlukan penelitian lanjutan, dalam hal penambahan volume early feeding, agar pemberian terapi nutrisi parenteral dapat dikurangi. Pemberian nutrisi enteral lebih memiliki keuntungan dibandingkan nutrisi parenteral, di antaranya yaitu mempertahankan integritas mukosa saluran cerna dan menurunkan kejadian sepsis akibat translokasi bakteri. Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa toleransi terhadap susu, fungsi hati, penyakit metabolik tulang, lama hari perawatan, dan penambahan berat bayi mengalami perbaikan setelah dilakukan pola trophic feeding. Infeksi Rumah Sakit (IRS) juga berkurang, mungkin disebabkan perbaikan barrier mukosa gastrointestinal, atau disebabkan perubahan yang melibatkan flora enterik yang menguntungkan. Penggunaan ASI memberikan efek yang paling nyata, karena berhubungan dengan menurunnya morbiditas. Rekomendasi pemberian minum pada bayi lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu harus berdasarkan pada berat lahir dan tahap perkembangan, yang ditingkatkan sesuai dengan usia koreksi. Berdasarkan usia koreksi, Peningkatan pemberian minum pada kebanyakan bayi prematur hampir menyamai bayi cukup bulan.c. Menilai kecukupan pemberian ASI bayi premature Uji pengukuran berat (weighing test) sering digunakan untuk memperkirakan asupan susu bayi yang mendapat ASI. Pada hari yang sama sampel susu dikumpulkan, bayi ditimbang sebelum dan sesudah mendapatkan ASI, tanpa menggunakan pakaian.Peningkatan berat sesudah bayi mendapatkan ASI (gram) dihitung sebagai jumlah asupan ASI (gram). Pengukuran berat tersebut dikonversi ke dalam ukuran volume, dengan mengalikan dengan faktor berat jenis, yaitu 1,031. Berat bayi diharapkan meningkat sekitar 20-40 g/hari, jika peningkatan di atas 40 g/hari perlu dipertimbangkan kemungkinan pemberian nutrisi yang berlebihan, atau disebabkan retensi cairan. Sumber : Primadi , Aris. 2013. Buku Indonesia Menyusui. Klinik Konsultasi IDAI. Available From http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/pemberian-asi-pada-bayi-lahir-kurang-bulan.html

6. Apa saja faktor penyebab perkembangan terlambat ? Jawab : Perkembangan terlambat terjadi karena faktor-faktor yang mempengaruhi dan menghambat proses tumbuh kembang terjadi pada : 1. Masa sebelum lahir (antenatal) : Adanya kelainan genetik (Sindroma Down, Turner), gizi ibu hamil yang tidak adekuat kekurangan makronutrien dan atau mikronutrien, dan infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes) 2. Masa persalinan (natal) : Asfiksia yang terjadi karena gangguan pada plasenta dan tali pusat, kesukaran persalinan, infeksi, trauma lahir, dan tindakan pada persalinan patologik. 3. Masa pasca persalinan (post natal) : Pola asuh yang salah dan infeksi, gangguan syaraf dan perilaku karena pengaruh lingkungan yang tidak optimal. Sumber : Fattory, Hittoh. 2013. Perkembangan Terlambat(Developmental Delay). PPDS Ilmu Kesehatan Anak FKUB Malang. Available From http://old.pediatrik.com/

7. Apa saja hormon yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan ? Jawab :

Sumber : Retno, Dwirini. 2014. Hormon Tumbuh Kembang. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

8. Bagaimana metabolisme, Fungsi, dan Sumber Fe ? Jawab : A.) Metabolisme Zat Besi (Fe) Tubuh manusia mengandung sekitar 2 sampai 4 gram besi. Lebih dari 65% zat besi ditemukan di dalam hemoglobin dalam darah atau lebih dari 10% ditemukan di mioglobin, sekitar 1% sampai 5% ditemukan sebagai bagian enzim dan sisa zat besi ditemukan di dalam darah atau ditempat penyimpanan. Jumlah total besi ditemukan dalam orang tidak hanya terkait berat badan tetapi juga pengaruh dari berbagai kondisi psikologi termasuk umur, jenis kelamin kehamilan dan status tingkat pertumbuhan. Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Didalam tubuh sebagian besar Fe terkonjugasi dengan protein dan terdapat dalam bentuk ferro atau ferri. Bentuk aktif zat besi biasanya terdapat sebagai ferro, sedangkan bentuk inaktif adalah sebagai ferri(misalnya dalam bentuk storage). Besi, mempunyai beberapa tingkat oksidasi yang bervariasi dari Fe6+ menjadi Fe2-, tergantung pada suasana kimianya. Hal yang stabil dalam cairan tubuh manusia dan dalam makanan adalah bentuk ferri (Fe3+) dan ferro (Fe2+). Bentuk-bentuk konjugasi Fe adalah: 1. Hemoglibin; mengandung bentuk ferro. Fungsi hemoglobin adalah mentranspor CO2 dari jaringan keparu-paru untuk dieksresikan kedaam udara pernapasan dan membawa O2 dari paru-paru ke sel-sel jaringan. Hemoglibin terdapat pada erytrocyt. 2. Myoglobin; terdapat dalam sel-sel otot, mengandung Fe bentuk ferro. Fungsi myoglobin adalah dalam proses kontraksi otot.Transferrin; mengandung Fe bentuk ferro. Transferrin merupakan konjugat Fe yang berfungsi mentransporFe tersebut didalam plasma darah dari tempat penimbunanFe kejaringan-jaringan (sel) yang memerlukan (sumsum tulang dimana terdapat jaringan hemopoletik). 3.Ferritin; adalah bentuk storage Fe, dan mengandung bentuk Ferri. B.) Fungsi Besi (Fe) Berikut fungsi Besi dalam tubuh. 1. Alat angkut oksigen. Sebagian besar besi berada dalam hemoglobin (molekul protein mengandung besi dari sel darah merah dan mioglobin di dalam otot. Hemoglobin dalam darah membawa oksigen untuk disalurkan ke seluruh tubuh. Miogloboin berperan sebagai reservoir oksigen: menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. 2. Metabolisme energi Fungsi besi sebagai kofaktor enzim-enzim yang terlibat dalam metabolisme energi. Kemampuan belajar Beberapa bagian dari otak mempunyai kadar besi tinggi yang diperoleh dari transport besi yang dipengaruhi oleh reseptor transferin. Defisiensi besi berpengaruh negatif terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi sistem neurotransmitter. Akibatnya, kepekaan reseptor saraf dopamin berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut. Daya konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan belajar terganggu, ambang batas rasa sakit meningkat, fungsi kelenjar tiroid dan kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. 3. Sistem kekebalan. Besi memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh. Respon kekebalan sel oleh limfosit-T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel-sel tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA. Berkurangnya sistesis DNA ini disebabkan oleh gangguan enzim reduktase ribonukleotida yang membutuhkan besi untuk dapat berfungsi.

C.) Sumber Besi biasanya selalu terkandung dalam makanan. Diet orang barat diperkirakan tidak lebih dari 5-7 mg besi per 1.000 kkal. Diet besi ditemukan dalam satu dari dua bentuk dalam makanan yaitu hem dan non hem. Besi heme terutama berasal dari hemoglobin dan mioglobin. Besi hem berada pada makanan hewani dan besi non hem berada pada makanan nabati. Besi nonheme umumnya terdapat dalam makanan (kacang-kacangan, buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan tofu) dan dairy produk (susu, keju dan telur), meskipun dairy produk sangat sedikit mengandung besi. Besi nonheme biasanya berikatan dengan komponen makanan dan harus di hidrolisis atau dilarutkan terlebih dahulu baru di absorbsi. Sumber besi ialah makanan hewani, seperti daging, ayam, dan ikan.. Sumber baik yang lainnya ialah telur, serelia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah. Makanan yang memiliki banyak kadar besi, yaitu hati dan organ daging, yang bukan merupakan bahan yang popular di kebanyakan diet orang barat. Beberapa makanan yang lebih popular yang secara keseluruhan merupakan sumber besi yang baika dalah daging merah, tiram dan kerang, kacang (lima,laut), dark green, sayur daun-daunan, dan buah kering. Sebagai tambahan untuk sejumlah besi alami ditemukan pada makanan, makanan seperti roti, roti kadet, paset, sereal, kersik, dan tepung yang difortifikasi dengan besi. Besi alami, besi askorbat, besi karbonat,besi sitrat, besi fumarat, besi glukonat, besi laktat, besi pirofosfat, dan besi sulfat disediakan dan digunakan untuk fortifikasi makanan.Sumber : Sunata, Asep. 2011. Metabolisme Zat Besi (Fe). Akademi Keperawatan Kabupaten Subang.

9. Apa saja yang menyebabkan kadar Hb di bawah normal ? Jawab : Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah : 1. Kecukupan Besi dalam Tubuh Menurut Parakkasi, Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien essensil dalam memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengantar oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, untuk dieksresikan ke dalam udara pernafasan, sitokrom, dan komponen lain pada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase, dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam sel otot. Kandungan 0,004 % berat tubuh (60-70%) terdapat dalam hemoglobin yang disimpan sebagai ferritin di dalam hati, hemosiderin di dalam limpa dan sumsum tulang (Zarianis, 2006). Kurang lebih 4% besi di dalam tubuh berada sebagai mioglobin dan senyawa-senyawa besi sebagai enzim oksidatif seperti sitokrom dan flavoprotein. Walaupun jumlahnya sangat kecil namun mempunyai peranan yang sangat penting. Mioglobin ikut dalam transportasi oksigen menerobos sel-sel membran masuk kedalam sel-sel otot. Sitokrom, flavoprotein, dan senyawa-senyawa mitokondria yang mengandung besi lainnya, memegang peranan penting dalam proses oksidasi menghasilkan Adenosin Tri Phosphat (ATP) yang merupakan molekul berenergi tinggi. Sehingga apabila tubuh mengalami anemia gizi besi maka terjadi penurunan kemampuan bekerja. Pada anak sekolah berdampak pada peningkatan absen sekolah dan penurunan prestasi belajar (WHO dalam Zarianis, 2006). Menurut Kartono J dan Soekatri M, Kecukupan besi yang direkomendasikan adalah jumlah minimum besi yang berasal dari makanan yang dapat menyediakan cukup besi untuk setiap individu yang sehat pada 95% populasi, sehingga dapat terhindar kemungkinan anemia kekurangan besi (Zarianis, 2006). 2. Metabolisme Besi dalam Tubuh Menurut Wirakusumah, Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram. Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5 g), myoglobin (150 mg), phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (> 200-1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan cadangan. Hemoglobin, mioglobin, sitokrom, serta enzim hem dan nonhem adalah bentuk besi fungsional dan berjumlah antara 25-55 mg/kg berat badan. Sedangkan besi cadangan apabila dibutuhkan untuk fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan. Ferritin dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya terdapat dalam hati, limpa dan sumsum tulang. Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran. Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2008). Anemia sebagai keadaan dimana level hemoglobin rendah karena kondisi patologis. Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi bukanlah satu-satunya penyebab anemia (Fatmah dalam FKM UI, 2007). Menurut Nursalam, Anemia adalah berkurangnya kadar eritrosit (sel darah merah) dan kadar hemoglobin (Hb) dalam setiap milimeter kubik darah dalam tubuh manusia. Hampir semua gangguan pada sistem peredaran darah disertai dengan anemia yang ditandai dengan warna kepucatan pada tubuh, penurunan kerja fisik, penurunan daya tahan tubuh. Penyebab anemia bermacam-macam diantaranya adalah anemia defisiensi zat besi (Murgiyanta, 2006). Menurut Wirakusumah, anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah normal. Pada pendertita anemia lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah atau hemoglobin dibawah normal. Penyebabnya bisa karena kekurangan zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali (Oppusungu, 2009). Menurut Soekirman, anemia gizi besi adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan cadangan besi dalam hati, sehingga jumlah hemoglobin darah menurun dibawah normal. Sebelum terjadi anemia gizi besi, diawali lebih dulu dengan keadaan kurang gizi besi (KGB). Apabila cadangan besi dalam hati menurun tetapi belum parah, dan jumlah hemoglobin masih normal, maka seseorang dikatakan mengalami kurang gizi besi saja (tidak disertai anemia gizi besi). Keadaan kurang gizi besi yang berlanjut dan semakin parah akan mengakibatkan anemia gizi besi, dimana tubuh tidak lagi mempunyai cukup zat besi untuk membentuk hemoglobin yang diperlukan dalam sel-sel darah yang baru (Wulansari, 2006). Ada tiga penyebab anemia defisiensi zat besi, yaitu : (Arisman, 2008) a. Kehilangan darah secara kronis Pada pria dewasa, sebagian besar kehilangan darah disebabkan oleh proses perdarahan akibat penyakit atau akibat pengobatan suatu penyakit. Sementara pada wanita, terjadi kehilangan darah secara alamiah setiap bulan. Jika darah yang keluar selama haid sangat banyak akan terjadi anemia defisiensi zat besi. Selain itu, kehilangan zat besi dapat pula diakibatkan oleh infestasi parasit, seperti cacing tambang, schistosoma dan trichuris trichiura. Hal ini sering terjadi di negara tropis, lembab dan keadaan sanitasi yang buruk. Darah yang hilang akibat infestasi cacing tambang bervariasi antara 2-100 cc/hari, tergantung pada beratnya infestasi. Jika jumlah zat besi dihitung berdasarkan banyaknya telur cacing yang terdapat dalam tinja, jumlah zat besi yang hilang per seribu adalah sekitar 0,8 mg untuk necator americanus sampai 1,2 mg untuk ancylostoma duodenale. b. Asupan dan serapan tidak adekuat Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah bahan makanan yang berasal dari daging hewan. Selain banyak mengandung zat besi, serapan zat besi dari sumber makanan tersebut mempunyai angka keterserapan sebesar 20-30%. Sebagian besar penduduk di negara yang sedang berkembang tidak mampu menghadirkan bahan makanan tersebut. Kebiasaan konsumsi makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat besi seperti kopi dan teh secara bersamaan pada waktu makan menyebabkan serapan zat besi semakin rendah. c. Peningkatan kebutuhan Asupan zat besi harian diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang melalui tinja, air seni dan kulit. Berdasarkan jenis kelamin, kehilangan zat besi untuk pria dewasa mendekati 0,9 mg dan 0,8 untuk wanita. Sebagian peningkatan ini dapat terpenuhi dari cadangan zat besi, serta peningkatan adaptif jumlah persentase zat besi yang terserap melalui saluran cerna. Namun, jika cadangan zat besi sangat sedikit sedangkan kandungan dan serapan zat besi dalam dan dari makanan sedikit, pemberian suplementasi pada masa-masa ini menjadi sangat penting. Sumber : Lyza, R. 2010. Anemia. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Available From repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20481/4/Chapter%20II.pdf.

10. Apakah hubungan antara kadar Hb yang rendah dengan perkembangan terlambat ? Jawab : Pada masa pertumbuhan diperlukan tambahan zat besi sekitar 0,5-1 mg perhari, sedangkan wanita pada masa mensturasi memerlukan tambahan zat besi antara 0,5-1 mg perhari. Pada wanita hamil kebutuhan zat besi sekitar 3-5 mg perhari dan tergantung pada tuanya kehamilan. Pada seorang laki laki normal dewasa kebutuhan besi telah cukup bila dalam makanannya terdapat 10-20 mg zat besi setiap harinya.1Asupan zat besi yang masuk ke dalam tubuh kira-kira 10-20 mg setiap harinya, tapi ternyata hanya 1-2 mg atau 10% saja yang di absorbs oleh tubuh. 70% dari zat besi yang di absorbsi tadi di metabolisme oleh tubuh dengan proses eritropoesis menjadi hemoglobin, 10-20% di simpan dalam bentuk feritin dan sisanya 5-15% di gunakan oleh tubuh untuk proses lain.Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin atau hitung eritrosit lebih rendah dari jumlah normal. Dikatakan anemia bila hemoglobin kurang dari 14 g/dL pada pria atau kurang dari 12 g/dL pada wanita. Menurut WHO pada anak usia 6 bulan sampai 6 tahun dikatakan anemia bila jumlah hemoglobinnya kurang dari 11 g/dL. Sedangkan pada usia 6 tahun keatas kurang dari 12 g/dL dikatakan kurang hemoglobinnya.Anemia defisiensi besi merupakan keadaan dimana kandungan besi tubuh total turun dibawah tingkat normal. Anemia ini merupakan jenis anemia yang paling sering menyerang semua umur. Dampak dari anemia defisiensi zat besi adaalah :1) Perkembangan terlambat atau mengalami gangguan tumbah kembang2) Produktifitas kerja rendah3) Daya tahan tubuh terhadap penyakit menurun4) Kemampuan belajar rendah5) Anak lebih mudah stress6) Kekurangan neotransmitan sehingga menyebabkan anak menjadi hiperaktif7) Anak yang pernah mengalami defisiensi besi menunjukan skor motorik, IQ verbal dan IQ keseluruhan lebih rendah pada umur 11-14 tahun (karena transfer oksigen terhambat, kecepatan impuls saraf akan terganggu).8) Gangguan perilaku dan konsentrasi.9) Mudah terkena infeksi.Sumber : Lyza, R. 2010. Anemia. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Available From repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20481/4/Chapter%20II.pdf. 11. Bagaimana tahapan perkembangan bicara normal ? Jelaskan ! Jawab : a. Usia 0-6 bulan Saat lahir, bayi hanya dapat menangis untuk menyatakan keinginannya. Pada usia 2-3 bulan, bayi mulai dapat membuat suara-suara sseperti aah atau uuh yang dikenal dengan istilah cooing. Ia juga senang bereksperimen dengan berbagai bunyi yang dapat dihasilkannya, misalnya suara menyerupai berkumur. Bayi juga mulai bereaksi terhadap orang lain dengan mengeluarkan suara. Setelah usia 3 bulan, bayi akan mencari sumber suara yang didengarnya dan menyukai mainan yang mengeluarkan suara. Mendekati usia 6 bulan, bayi dapat berespons terhadap namanya sendiri dan mengenali emosi dalam nada bicara. Cooing berangsur menjadi babbling, yakni mengoceh dengan suku kata tunggal, misalnya papapapapa, dadadadada, bababababa, mamamamama. Bayi juga mulai dapat mengatur nada bicaranya sesuai emosi yang dirasakannya, dengan ekspresi wajah yang sesuai.b. Usia 6-12 bulan Pada usia 6-9 bulan, bayi mulai mengerti nama-nama orang dan benda serta konsep-konsep dasar seperti ya, tidak, habis. Saat babbling, ia menggunakan intonasi atau nada bicara seperti bahasa ibunya. Ia pun dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti mama dan papa tanpa arti.Pada usia 9-12 bulan, ia sudah dapat mengucapkan mama dan papa (atau istilah lain yang biasa digunakan untuk ibu dan ayah atau pengasuh utama lainnya) dengan arti. Ia menengok apabila namanya dipanggil dan mengerti beberapa perintah sederhana (misal lihat itu, ayo sini). Ia menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya, misalnya menunjuk, merentangkan tangan ke atas untuk minta digendong, atau melambaikan tangan (dadah). Ia suka membeo, menirukan kata atau bunyi yang didengarnya. Pada usia 12 bulan bayi sudah mengerti sekitar 70 kata.c. Usia 12-18 bulan Pada usia ini, anak biasanya sudah dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, dapat mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan, menunjuk anggota tubuh atau gambar yang disebutkan orang lain, dan mengikuti perintah satu langkah (Tolong ambilkan mainan itu). Kosakata anak bertambah dengan pesat; pada usia 15 bulan ia mungkin baru dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, namun pada usia 18 bulan kosakatanya telah mencapai 5-50 kata. Pada akhir masa ini, anak sudah bisa menyatakan sebagian besar keinginannya dengan kata-kata.d. Usia 18-24 bulanDalam kurun waktu ini anak mengalami ledakan bahasa. Hampir setiap hari ia memiliki kosakata baru. Ia dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata (mama mandi, naik sepeda) dan dapat mengikuti perintah dua langkah. Pada fase ini anak akan senang mendengarkan cerita. Pada usia dua tahun, sekitar 50% bicaranya dapat dimengerti orang lain.e. Usia 2-3 tahunSetelah usia 2 tahun, hampir semua kata yang diucapkan anak telah dapat dimengerti oleh orang lain. Anak sudah biasa menggunakan kalimat 2-3 kata mendekati usia 3 tahun bahkan 3 kata atau lebih dan mulai menggunakan kalimat tanya. Ia dapat menyebutkan nama dan kegunaan benda-benda yang sering ditemui, sudah mengenal warna, dan senang bernyanyi atau bersajak (misalnya Pok Ami-Ami).f. Usia 3-5 tahunAnak pada usia ini tertarik mendengarkan cerita dan percakapan di sekitarnya. Ia dapat menyebutkan nama, umur, dan jenis kelaminnya, serta menggunakan kalimat-kalimat panjang (>4 kata) saat berbicara. Pada usia 4 tahun, bicaranya sepenuhnya dapat dimengerti oleh orang lain. Anak sudah dapat menceritakan dengan lancar dan cukup rinci tentang hal-hal yang dialaminya. Sumber : Soebadi, Amanda. 2013. Keterlambatan Bicara. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM. Available From http://idai.or.id/public-articles/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara.html. 12. Apa saja penyebab gangguan bicara dan berjalan pada anak umur 2 tahun ? Jawab : 1.) Gangguan Bicara Adapun beberapa penyebab gangguan atau keterlambatan bicara adalah sebagai berikut : A. Gangguan Pendengaran. Anak yang mengalami gangguan pendengaran kurang mendengar pembicaraan disekitarnya. Gangguan pendengaran selalu harus difikirkan bila ada keterlambatan bicara. Terdapat beberapa penyebab gangguan pendengaran, bisa karena infeksi, trauma atau kelainan bawaan. Infeksi bisa terjadi bila mengalami infeksi yang berulang pada organ dalam sistem pendengaran. Kelainan bawaan biasanya karena kelainan genetik, infeksi ibu saat kehamilan, obat-obatan yang dikonsumsi ibu saat hamil, atau bila terdapat keluarga yang mempunyai riwayat ketulian. Gangguan pendengaran bisa juga saat bayi bila terjadi infeksi berat, infeksi otak, pemakaian obat-obatan tertentu atau kuning yang berat (hiperbilirubin).Pengobatan dengan pemasangan alat bantu dengar akan sangat membantu bila kelainan ini dideteksi sejak awal. Pada anak yang mengalami gangguan pendengaran tetapi kepandaian normal, perkembangan berbahasa sampai 6-9 bulan tampaknya normal dan tidak ada kemunduran. Kemudian menggumam akan hilang disusul hilangnya suara lain dan anak tampaknya sangat pendiam. Adanya kemunduran ini juga seringkali dicurigai sebagai kelainan saraf degeneratif. B. Kelainan Organ Bicara. Kelainan ini meliputi lidah pendek, kelainan bentuk gigi dan mandibula (rahang bawah), kelainan bibir sumbing (palatoschizis/cleft palate), deviasi septum nasi, adenoid atau kelainan laring.Pada lidah pendek terjadi kesulitan menjulurkan lidah sehingga kesulitan mengucapkan huruf t, n dan l. Kelainan bentuk gigi dan mandibula mengakibatkan suara desah seperti f, v, s, z dan th.Kelainan bibir sumbing bisa mengakibatkan penyimpangan resonansi berupa rinolaliaaperta, yaitu terjadi suara hidung pada huruf bertekanan tinggi seperti s, k, dan g. C. Retardasi Mental. Redartasi mental adalah kurangnya kepandaian seorang anak dibandingkan anak lain seusianya. Redartasi mental merupakan penyebab terbanyak dari gangguan bahasa. Pada kasus redartasi mental, keterlambatan berbahasa selalu disertai keterlambatan dalam bidang pemecahan masalah visuo-motor.D. Genetik Heriditer Dan Kelainan Kromosom Gangguan karena kelainan genetik yang menurun dari orang tua. Biasanya juga terjadi pada salah satu atau ke dua orang tua saat kecil. Biasanya keterlambatan. Menurut Mery GL anak yang lahir dengan kromosom 47 XXX terdapat keterlambatan bicara sebelum usia 2 tahun dan membutuhkan terapi bicara sebelum usia prasekolah. Sedangkan Bruce Bender berpendapat bahwa kromosom 47 XXY mengalami kelainan bicara ekpresif dan reseptif lebih berat dibandingkan kelainan kromosom 47 XXX. E. Kelainan Sentral (Otak). Gangguan berbahasa sentral adalah ketidak sanggupan untuk menggabungkan kemampuan pemecahan masalah dengan kemampuan berbahasa yang selalu lebih rendah. Ia sering menggunakan mimik untuk menyatakan kehendaknya seperti pada pantomim. Pada usia sekolah, terlihat dalam bentuk kesulitan belajar. F. Autisme Gangguan bicara dan bahasa yang berat dapat disebabkan karena autism. Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. G. Mutism Selektif Mutisme selektif biasanya terlihat pada anak berumur 3-5 tahun, yang tidak mau bicara pada keadaan tertentu, misalnya di sekolah atau bila ada orang tertentu. Atau kadang-kadang ia hanya mau bicara pada orang tertentu, biasanya anak yang lebih tua. Keadaan ini lebih banyak dihubungkan dengan kelainan yang disebut sebagai neurosis atau gangguan motivasi. Keadaan ini juga ditemukan pada anak dengan gangguan komunikasi sentral dengan intelegensi yang normal atau sedikit rendah. H. Gangguan Emosi Dan Perilaku Lainnya. Gangguan bicara biasanya menyerta pada gangguan disfungsi otak minimal, gejala yang terjadi sangat minimal sehingga tidak mudah untuk dikenali. Biasanya diserta kesulitan belajar, hiperaktif, tidak terampil dan gejala tersamar lainnyaI. Alergi Makanan. Alergi makanan ternyata juga bisa mengganggu fungsi otak, sehingga mengakibatkan gangguan perkembangan salah satunya adalah keterlambatan bicara pada anak. Gangguan ini biasanya terjadi pada manifestasi alergi pada gangguan pencernaan dan kulit. Bila alergi makanan sebagai penyebab biasanya keterlambatan bicara terjadi usia di bawah 2 tahun, di atas usia 2 tahun anak tampak sangat pesat perkembangan bicaranya. J. Deprivasi Lingkungan. Dalam keadaan ini anak tidak mendapat rangsang yang cukup dari lingkungannya. Apakah stimulasi yang kurang akan menyebabkan gangguan berbahasa? Penelitian menunjukkan sedikit keterlambatan bicara, tetapi tidak berat. Bilamana anak yang kurang mendapat stimulasi tersebut juga mengalami kurang makan atau child abuse, maka kelainan berbahasa dapat lebih berat karena penyebabnya bukan deprivasi semata-mata tetapi juga kelainan saraf karena kurang gizi atau penelantaran anak. Berbagai macam keadaan lingkungan yang mengakibatkan keterlambatan bicara adalah : 1. Lingkungan Yang Sepi. Bicara adalah bagian tingkah laku, jadi ketrampilannya melalui meniru. Bila stimulasi bicara sejak awal kurang, tidak ada yang ditiru maka akan menghambat kemampuan bicara dan bahasa pada anak. 2. Status Ekonomi Sosial. Menurut penelitian Mc Carthy, orang tua guru, dokter atau ahli hukum mempunyai anak dengan perkembangan bahasa yang lebih baik dibandingkan anak dengan orang tua pekerja semi terampil dan tidak terampil. 3. Tekhnik Pengajaran Yang Salah. Cara dan komunikasi yang salah pada anak sering menyebabkan keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa pada anak, karena perkembangan mereka terjadi karena proses meniru dan pembelajaran dari lingkungan.4. Sikap Orang Tua Atau Orang Lain Di Lingkungan Rumah Yang Tidak Menyenangkan. Bicara bisa mengekspresikan kemarahan, ketegangan, kekacauan dan ketidak senangan seseorang, sehingga anak akan menghindari untuk berbicara lebih banyak untuk menjauhi kondisi yang tidak menyenangkan tersebut. 5. Harapan Orang Tua Yang Berlebihan Terhadap Anak. Sikap orang tua yang mempunyai harapan dan keinginan yang berlebihan terhadap anaknya, dengan memberikan latihan dan pendidikan yang berlebihan dengan harapan anaknya menjadi superior. Anak akan mengalami tekanan yang justru akan menghambat kemampuan bicaranya. K. Anak Kembar. Pada anak kembar didapatkan perkembangan bahasa yang lebih buruk dan lama dibandingkan dengan anak tunggal. Mereka satu sama lain saling memberikan lingkungan bicara yang buruk, karena biasanya mempunyai perilaku yang saling meniru. Hal ini menyebabkan mereka saling meniru pada keadan kemampuan bicara yang sama sama belum bagus.L. Bilingual ( 2 Bahasa). Pemakaian 2 bahasa kadang juga menjadi penyebab keterlambatan bicara, namun keadaan ini tidak terlalu mengkawatirkan. Umumnya anak akan memiliki kemampuan pemakaian 2 bahasa secara mudah dan baik. Smith meneliti pada kelompok anak bilingual tampak mempunyai perbendaharaan yang kurang dibandingkan anak dengan satu bahasa, kecuali pada anak dengan kecerdasan yang tinggi.M. Keterlambatan Fungsional. Dalam keadaan ini biasanya fungsi reseptif sangat baik, dan anak hanya mengalami gangguan dalam fungsi ekspresif: Ciri khas adalah anak tidak menunjukkan kelainan neurologis lain.Sumber : Judarwanto, Widodo. 2013. Keterlambatan Bicara, Berbahaya Atau Tidak Berbahaya. Rumah Sakit Bunda Jakarta. Available From http://doktersehat.com/penyebab-dan-cara-mengatasi-anak-terlambat-bicara/ 2.) Gangguan berjalan A. Ketidakmatangan Persyarafan. Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yang mengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang ada di pusat susunan syarat belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu mengontrol gerakan-gerakan motorik. Pada usia 5 tahun, syaraf-syaraf ini sudah mencapai kematangan, dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik. Otot-otot besar yang mengontrol gerakan motorik kasar, seperti berjalan,berlari, melompat dan berlutut, berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halus yang mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari-jari tangan untuk menyusun puzzle , memegang pensil atau gunting membentuk dengan plastisin atau tanah liat, dan sebagainya. B. Gangguan vestibularis atau keseimbangan. Pada anak yang mengalami dysfunction of sensory integration (DSI) sering mengalami gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan yang terjadi ini seringkali dianggap anak kurang percaya diri. Gangguan keseimbangan ini biasanya ditandai dengan anak takut saat berenang, menaiki mainan yang bergerak dan bergoyang seperti ayunan, mainan kuda-kudaan listrik dengan koin, naik lift atau eskalator. Anak tidak suka naik umumnya di dalam mobil. Anak mungkin tidak kooperatif sebagai upaya menghindari sensasi yang membuat anak terganggu. Anak yang underreactive untuk input vestibular tampaknya tidak pusing bahkan setelah berputar untuk waktu yang lama, dan tampaknya menikmati gerakan cepat seperti berayun. Bila berjalan terburu-buru, gerakannya canggung, mudah tersandung atau jatuh. Dia mungkin tidak membuat upaya untuk menangkap dirinya sendiri ketika dia jatuh. Anak tampak kesulitan memegang kepalanya sambil duduk. Anak tidak cenderung untuk melakukannya dengan baik dalam olahraga. Dia mungkin memiliki gaya canggung, atau gerakan yang tidak biasa ketika bergerak lengan atau kepala. Biasanya juga disertai keterlambatan membaca, menulis, berbicara, dan persepsi visual-spasial yang khas. C. Keterlambatan ringan perkembangan motorik kasar. Seorang anak yang terlambat berjalan, kemungkinan juga terlambat dalam duduk dan merangkak. Namun sayangnya, keterlambatan ini bukanlah hal pertama yang mungkin disadari oleh para orangtua. Jika ini penyebabnya, maka dokter akan melihat jalan anak dalam konteks yang berbeda dan mencari tahu berada dimana ia dalam rangkaian perkembangan motoriknya. Biasanya juga disertai keterlambatan membaca, menulis, berbicara, dan persepsi visual-spasial yang khas. D. Gangguan sensoris. Pada kasus tertentu, anak sering mengalami sensitif pada telapak tangan dan kaki. Sehingga hal ini mengakibatkan anak sering jinjit. Selama ini, jalan jinjit atau Tip Toe masih belum diketahui penyebabnya. Meskipun bukan karena kelainan anatomis. Selama ini, orangtua menganggap hal itu adalah memang perilaku anak. Pada anak dengan gangguan sensoris raba biasanya disetai gangguan sensoris suara dan cahaya. Gangguan sensoris suara biasanya anak takut dan tidak nyaman ketika mendengar suara dengan frekuensi tertentu seperti suara blender, suara bayi menangis, suara gergaji listrik. Gangguan sensoris cahaya biasanya anak sangat sensitif terhadap cahaya terang dan sinar matahari. E. Faktor Predisposisi. Keterlambatan berjalan biasanya sering terjadi pada kelompok anak tertentu seperti : Bayi prematur, obesitas atau kegemukan, bayi lahir dengan berat bada rendah atau kurang dari 2.500 gram, anak dengan gangguan hipersensitif saluraan cerna seperti gastropoesepageal refluks, sering muntah, mual atau sering sulit buang air besar. Keadaan ini sering terjadi pada anak alergi atau hipersensitif saluran cerna. Sangat jarang pada anak menderita tumor otak, retardasi mental dan cerebral palsy.Sumber : Dewi, Narulita. 2015. Keterlambatan Berjalan Pada Anak, Penyebab Dan Penanganannya. Children Foot Clinic (Klinik Khusus Gangguan Masalah Kaki Pada Anak). Available From http://health.kompas.com/read/2012/08/06/16285422/keterlambatan.berjalan.pada.anak.penyebab.dan.penanganannya.

13. Bagaimana perkembangan motorik kasar dan motorik halus ? Jawab : A.) Perkembangan Motorik Kasar AnakMotorik kasar merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya. Perkembangan motorik kasar pada bayi memiliki rangkaian tahapan yang berurutan. Artinya setiap tahapan harus dilalui dan dikuasai dulu sebelum memasuki tahapan selanjutnya. Tidak semua bayi akan menguasai suatu keterampilan di usia yang sama, karena perkembangan anak bersifat individual. Tapi perbedaan itu tidak disebabkan bayi yang satu lebih pandai daripada bayi yang lain. Perkembangan keterampilan tidak ada pengaruhnya langsung dengan kecerdasan. Berikut merupakan tahapan perkembangan motorik pada anak sesuai dengan pertumbuhan usianya : 1. Anak Usia 3 Tahun A. Berbalik atau berhenti secara tiba-tiba atau cepat. B. Melompat dengan lompatan kurang lebih 37-60 cm. C. Naik tangga tanpa dibantu. D. Meloncat dengan tambahan beberapa variasi lompatan. 2. Anak Usia 4 Tahun A.Sangat aktif, mampu meniru, mengikuti dan menikmati berbagai gerakan yang dicontohkan. B. Mampu mengontrol gerakan dan memberikan respon bila diberi petunjuk orang dewasa. Seperti berhenti, memulai, atau berputar yang lebih efektif. C. Naik turun tangga dengan langkah kaki yang saling bergantian. 3. Anak Usia 5 Tahun A. Mampu melakukan gerakan dengan konstan dan waktu istirahat yang pendek. B. Mampu mengikuti permainan fisik yang bersifat sosial. C. Mampu menaik sepeda roda tiga. D. Berjalan di garis lurus ke depan atau ke belakang. E. Lompat ditempat dengan 1 kaki. F. Berjalan di atas papan keseimbangan.

B.) Perkembangan Motorik Halus Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal kekuatan maupun ketepatannya. perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulai yang didapatkannya. Lingkungan (orang tua) mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik halus anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak, terutama pada masa-masa pertama kehidupannya.Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan, hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha dilakukan si kecil. Berikut perkembangan motorik halus anak berdasarkan tahapan usianya : 1. Anak Usia 3 Tahun A. Menggambar mengikuti bentuk. B. Menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran. C. Membuka menutup kotak. D. Menggunting kertas mengikuti pola garis lurus. 2. Anak Usia 4 Tahun A. Menggambar sesuatu yang diketahui, bukan yang dilihat. B. Mulai menulis sesuatu dan mampu mengontrol gerakan tangannya. C. Menggunting zig zag, melengkung, membentuk dengan lilin. D.Menyelesaikan pasel 4 keping. 3. Anak Usia 5 Tahun A. Melipat. B. Menggunting sesuai pola. C.Menyusun mainan konstruksi bangunan. D. Mewarnai lebih rapi tidak keluar garis. E. Meniru tulisan. Sumber : Hermawati, Erlina. 2015. Stikes Duta Gama. Perkembangan Motorik Halus Anak. Available From http://jurnal.stikesdutagama.ac.id/index.php/ilmu_kesehatan/article/download/3/2.

14. Bagaimana perkembangan sosial terhadap perkembangan terlambat ? Jawab : Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetic atau keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial.Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan, sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan fase awal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi, sosial, dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi dua faktor tersebut. Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Sedangkan factor eksternal terdiri dari gizi, stimulasi, psikologis, dan sosial ekonomi. Faktor sosial tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan dan perkembangan anak. Contoh factor social yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak adalah kemiskinan. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek, serta kurangnya pengetahuan. Perkembangan anak pada fase awal terbagi menjadi 4 aspek kemampuan fungsional, yaitu motorik kasar, motorik halus dan penglihatan, berbicara dan bahasa, serta sosial emosi dan perilaku. Sektor personal sosial meliputi komponen penilaian yang berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri anak di masyarakat dan kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi anak. Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan anak meliputi gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan motorik, bahasa, emosi, dan perilaku. Gangguan pada factor social lebih mengarah pada emosi dan perilaku. Pada gangguan terhadap emosi dan perilaku, anak dapat mengalami berbagai gangguan yang terkait dengan psikiatri. Kecemasan adalah salah satu gangguan yang muncul pada anak dan memerlukan suatu intervensi khusus apabila mempengaruh interaksi sosial dan perkembangan anak. Contoh kecemasan yang dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan berpisah, fobia sosial, dan kecemasan setelah mengalami trauma. Gangguan perkembangan pervasif pada anak meliputi autisme serta gangguan perilaku dan interaksi sosial. Autism adalah kelainan neurobiologis yang menunjukkan gangguan komunikasi, interaksi, dan perilaku. Autisme ditandai dengan terhambatnya perkembangan bahasa, munculnya gerakan-gerakan aneh seperti berputar-putar, melompat-lompat, atau mengamuk tanpa sebab.Sumber : Fattory, Hittoh. 2013. Perkembangan Terlambat(Developmental Delay). PPDS Ilmu Kesehatan Anak FKUB Malang.

15. Bagaimana penanganan pada pemicu ? Jawab : A. Penanganan untuk terlmaambat berbicara 1. Konsultasikan anak ke dokter atau psikolog tentang tumbuh kembang anak, bicarakan pada para ahli tentang tumbuh kembang anak dan kemampuan apa saja yang sudah bisa dikuasainya.2. Berikan anak kesempatan untuk berinteraksi dan bermain dengan teman-teman sebayanya. Kegiatan ini bisa memotivasi anak untuk belajar bicara karena bermain dengan anak-anak lainnya membutuhkan kemampuan komunikasi verbal.3. Ibu bisa menstimulasi anak dengan mengajaknya berkomunikasi meskipun anak belum mampu berbicara dengan baik. Ibu bisa mengajak anak untuk membacakan dongeng dan bernyanyi.4.Mengajarkan kata kepada anak dengan pengucapan yang jelas. Usahakan anak melihat gerakan bibir Anda ketika mengucapkan kata-kata tersebut. Misalnya, susu bukan cucu, minum bukan mik atu num, makan bukan maem atau mamam.Sumber : Soebadi, Amanda. 2013. Keterlambatan Bicara. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM. Available From http://idai.or.id/public-articles/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara.html. B. Penanganan untuk berjalan Jika terjadi keterlambatan si kecil dalam berjalan, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah memastikan adanya gangguan persarafan dengan melakukan pemeriksaan neurologis, penilaian terhadap fleksibilitas sendi, kekuatan otot dan berbagai gerakan. Bila penyebabnya disebabkan karena adanya keterlambatan motorik dan gangguan keseimbangan maka sebaiknya dilakukan beberapa stimulasi intervensi latihan untuk memperbaikinya. Stimulasi dan intervensi bila dilakukan pada keterlambatan berjalan yang ringan karena akan berdampak dengan kemampuan motorik lainnya dimasa depan. Terapi fisik dilakukan tenaga terlatih khususnya Dokter Spesialis Fisik dan Rehabilitasi untuk kasus dengan gangguan keterlambatan berjalan ringan hingga berat.

Sumber : Dewi, Narulita. 2015. Keterlambatan Berjalan Pada Anak, Penyebab Dan Penanganannya. Children Foot Clinic (Klinik Khusus Gangguan Masalah Kaki Pada Anak). Available From http://health.kompas.com/read/2012/08/06/16285422/keterlambatan.berjalan.pada.anak.penyebab.dan.penanganannya.