Tulisan Kentang Irma

18
KAJIAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA Moral Abadi Girsang* dan Irma Calista Siagian** *Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara **Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu [email protected] ABSTRAK Kajian pengembangan agribisnis kentang di Kabupaten Karo ini adalah untuk melihat kondisi agribisnis kentang di Kabupaten Karo dan peluang pengembangannya di masa depan. Menyusun Pola Pertanaman Kentang dan kegiatan terkait yang dapat memenuhi permintaan pasar baik dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas dengan harga yang layak. Kegiatan kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode desk study, data-data sekunder dari instansi terkait ditabulasi dan di analisis secara deskriptif. Data primer didapatkan dari hasil baseline survey dan dianalisis dengan metode input-output untuk mendapatkan hasil analisis usaha tani komoditi kentang. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa Kabupaten karo memiliki prospek yang cerah untuk pengembangan tanaman kentang dimana produksi kentang yang disumbangkan untuk propinsi Sumatera Utara sebesar 78.171 ton atau 33% dari produksi kentang Sumatera Utara (235.424 ton) di tahun 2009. Hasil analisis usahatani kentang di Kabupaten Karo menunjukkan bahwa usaha memberikan keuntungan kepada petani dengan tingkat R/C rasio sebesar 2,25 %. Membuat produk kentang Karo menjadi kelas Internasional, selain perlu perbaikan mutu secara terus-menerus, peningkatan produktivitas kentang dan upaya efisiensi biaya produksi kentang, perlu dilakukan secara bertahap, salah satu di antaranya melalui pengurangan biaya pestisida, dengan cara melaksanakan Pemberantasan Hama Terpadu (PHT). 1

description

PROPOSAL USAHA

Transcript of Tulisan Kentang Irma

Page 1: Tulisan Kentang Irma

KAJIAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI KABUPATEN KARO SUMATERA UTARA

Moral Abadi Girsang* dan Irma Calista Siagian**

*Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara**Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

[email protected]

ABSTRAK

Kajian pengembangan agribisnis kentang di Kabupaten Karo ini adalah untuk melihat kondisi agribisnis kentang di Kabupaten Karo dan peluang pengembangannya di masa depan. Menyusun Pola Pertanaman Kentang dan kegiatan terkait yang dapat memenuhi permintaan pasar baik dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas dengan harga yang layak. Kegiatan kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode desk study, data-data sekunder dari instansi terkait ditabulasi dan di analisis secara deskriptif. Data primer didapatkan dari hasil baseline survey dan dianalisis dengan metode input-output untuk mendapatkan hasil analisis usaha tani komoditi kentang. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa Kabupaten karo memiliki prospek yang cerah untuk pengembangan tanaman kentang dimana produksi kentang yang disumbangkan untuk propinsi Sumatera Utara sebesar 78.171 ton atau 33% dari produksi kentang Sumatera Utara (235.424 ton) di tahun 2009. Hasil analisis usahatani kentang di Kabupaten Karo menunjukkan bahwa usaha memberikan keuntungan kepada petani dengan tingkat R/C rasio sebesar 2,25 %. Membuat produk kentang Karo menjadi kelas Internasional, selain perlu perbaikan mutu secara terus-menerus, peningkatan produktivitas kentang dan upaya efisiensi biaya produksi kentang, perlu dilakukan secara bertahap, salah satu di antaranya melalui pengurangan biaya pestisida, dengan cara melaksanakan Pemberantasan Hama Terpadu (PHT).

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Kabupaten Karo tidak bisa terlepas dari sektor pertanian

dan parawisata, karena dominan masyarakatnya hidup dan bekerja dari kedua

sektor tersebut. Dengan demikian, khusus pembangunan pertanian harus

menerapkan sistem dan usaha agribisnis, artinya jangan seperti yang terjadi

selama ini, sebagian besar petani hanya menekuni on farm atau budidaya,

sedangkan hulu dan hilir kurang diminati. Maka agribisnis akan menjadi sektor

ekonomi utama baik dalam perekonomian secara keseluruhan maupun bagi

ekonomi rakyat. Kesempatan berusaha, kesempatan kerja, sumber pendapatan

rakyat, maupun sumber pendapatan asli daerah (PAD) sebagian besar disumbang

1

Page 2: Tulisan Kentang Irma

oleh agribisnis. Karena itu meningkatkan kinerja pengembangan agribisnis sama

artinya dengan membangun perekonomian Kabupaten Karo secara keseluruhan,

karena adanya keterkaitan.

Kentang merupakan salah satu komoditas yang banyak di tanam

masyarakat sekaligus menjadi komoditas unggulan yang dipasarkan untuk

memenuhi kebutuhan lokal dan manca negara. Karena itu pengembangan

komoditas kentang tersebut akan berdampak luas bagi ekonomi rakyat.

Permasalahan pokok pembangunan komoditas kentang karo adalah pasar.

Apa yang diminta pasar (kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan waktu) tidak selalu

sesuai dengan apa yang dihasilkan. Akibatnya harga yang diterima petani

cenderung menjadi rendah dan atau bahkan sering mengalami kesulitan dalam

memenuhi permintaan pasar baik dari segi kualitas, kontinuitas, jumlah dan

waktu.

Pengembangan komoditas kentang ke depan, perlu perubahan ke

pendekatan market driven. Perecanaan perlu dimulai dengan mengetahui dengan

jelas “apa” yang diinginkan konsumen. Kemudian diturunkan pada usaha

pengolahan, lalu ke usahatani dan selanjutnya ke sarana input (bibit, pupuk,

pestisida, dll).

Pengembangan agribisnis kentang guna memenuhi kebutuhan dalam

negeri dan ekspor merupakan upaya untuk meningkatkan penggunaan komoditas

kentang dari Kabupaten Karo oleh para konsumen. Karena itu pengembangan

agribisnis kentang di Kabupaten Karo dapat dipandang sebagai Roadmap

Agribisnis Kentang Karo menjadi Kelas Nasional.

Tentu saja menjadikan kelas nasional bukanlah target akhir dari komoditas

kentang Kabupaten Karo. Masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Karo sudah

saatnya mengembangkan agribisnis kentang berkelas Internasional yakni, mampu

bersaing di pasar ekspor secara berkesinambungan.

2. METODOLOGI

Kegiatan kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode desk study,

data-data sekunder dari instansi terkait ditabulasi dan di analisis secara deskriptif.

2

Page 3: Tulisan Kentang Irma

Data primer didapatkan dari hasil baseline survey dan dianalisis dengan metode

input-output untuk mendapatkan hasil analisis usaha tani komoditi kentang.

3. HASIL

3.1. Kondisi Fisik Kabupaten Karo

Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi pengunungan Bukit Barisan

dan merupakan daerah hulu sungai, tepatnya terletak pada posisi 2º 52´-3º 19´

Lintang Utara dan 97º 55´-98º 37´ Bujur Timur.

Secara keseluruhan Kabupaten Karo termasuk dalam kategori iklim

musim tropis dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 1000 - 4000 mm per

tahun. Curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Barusjahe (2.630 mm),

Kecamatan Simpang Empat (1.852 mm) dan Kecamatan Payung (1.589 mm).

Sedangkan curah hujan terendah terjadi di Kecamatan Juhar, Tigabinanga,

Mardinding dan Laubaleng. Tingkat kelembaban udara cukup tinggi karena

dipengaruhi oleh iklim tropis basah dengan nilai kelembaban rata-rata 82%. Suhu

udara berkisar 16-27% dengan suhu rata-rata 22°C.

Secara demografis, jumlah penduduk Kabupaten Karo relatif lebih

rendah jika dibandingkan dengan wilayah lainnya. Berdasarkan data Biro Pusat

Statistik, jumlah populasi penduduk tahun 2009 sebanyak 305.452 jiwa atau

memiliki kepadatan penduduk 144 jiwa/km². (BPS Karo, 2009)

Dari jumlah penduduk sebesar 279.470 jiwa tersebut terdapat jumlah

penduduk yang berumur produktif (15-60 tahun) sebesar 64%. Namun dari

potensi tenaga kerja tersebut sudah tercatat sebanyak 154.951 jiwa yang bekerja

atau 86% dari jumlah tenaga kerja produktif yang tersedia.

3.2. Perkembangan Komoditas Kentang di Kabupaten Karo

3.2.1. Luas Areal Pengembangan Kentang

Kabupaten karo memiliki prospek yang cerah untuk pengembangan

tanaman kentang. Hal ini dibuktikan dengan produksi kentang yang

disumbangkan untuk propinsi Sumatera Utara sebesar 78.171 ton atau 33% dari

produksi kentang Sumatera Utara (235.424 ton) di tahun 2009.

Fluktuasi luas panen dari tahun ke tahun kemungkinan dipengaruhi oleh

pola tanam, pola curah hujan daerah produsen, fluktuasi harga jual, minat petani

3

Page 4: Tulisan Kentang Irma

atau akibat konversi ke budidaya tanaman lain. Hal ini juga berdampak pada

tingkat produksi kentang yang dihasilkan.

Tabel 1. Luas Panen Pertanaman Kentang Menurut Kecamatan Di Kabupaten Karo, Tahun 2005-2009.

No KecamatanLuas Panen (Ha)

2005 2006 2007 2008 2009

1 Barusjahe 598 1.006 833 324 517

2 Tigapanah 1.525 2.058 1.600 697 1.347

3 Kabanjahe 388 419 528 307 617

4 Simpang IV 2.368 1.763 996 1.078 1.222

5 Payung - - - - -

6 Munte 1 - - - -

7 Tigabinanga - - - - -

8 Juhar - - - - -

9 Kutabuluh - - - - -

10 Mardingding - - - - -

11 Berastagi 335 437 286 252 205

12 Merek 1.787 2.127 1.677 .613 953

13 Laubaleng - - - - -

Jumlah 7.002 7.810 5.920 4.271 4.861 Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Karo, 2009

3.2.2. Produksi Kentang

Data pada Dinas Pertanian Kabupaten Karo menunjukkan bahwa tingkat

produksi kentang di Kabupaten Karo cenderung menurun. Meskipun demikian,

Kabupaten Karo masih memiliki peluang untuk dapat meningkatkan tingkat

produksi kentangnya, karena komoditi ini memiliki prospek pasar yang baik,

bentuk olahannya juga memiliki nilai tambah (value added) karena dibutuhkan

untuk bahan baku industri makanan, snack). Tabel 2, menyajikan tingkat produksi

selama 5 tahun di setiap kecamatan di Kabupaten Karo dan dapat disimpulkan

bahwa daerah sentra produksi kentang terdapat di Kecamatan Tigapanah,

Simpang Empat dan Merek serta kecamatan lainnya yang masih memiliki peluang

untuk pengembangan budidaya kentang.

4

Page 5: Tulisan Kentang Irma

Tabel 2. Produksi Kentang Menurut Kecamatan di Kabupaten Karo, Tahun 2005-2009.

No KecamatanProduksi (Ton)

2005 2006 2007 2008 2009

1 Barusjahe 10.113 15.238 11.260 4.550 11.556

2 Tigapanah 24.745 33.309 17.746 11.782 23.266

3 Kabanjahe 6.075 5.806 7.399 4.298 8.638

4 Simpang IV 37.834 24.995 13.169 14.387 16.880

5 Payung - - - - -

6 Munte 20 - - - -

7 Tigabinanga - - - - -

8 Juhar - - - - -

9 Kutabuluh - - - - -

10 Mardingding - - - - -

11 Berastagi 7.705 9.936 6.578 4.741 4.436

12 Merek 21.198 27.924 22.092 19.319 13.396

13 Laubaleng - - - - -

Jumlah 107.690 117.208 78.244 59.077 78.171Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Karo, 2004

3.2. 3. Kegiatan Operasional Lapangan

Kondisi geografi Kabupaten Karo sangat mendukung dalam

pengembangan budidaya kentang sebagai salah satu komoditas unggulan. Dari 13

kecamatan di kabupaten karo, dipilih tiga kecamatan sebagai pembanding untuk

melihat potensi pengembangan komoditas kentang. Kecamatan tersebut antara

lain, kecamatan Tigapanah, Simpang Empat dan Kecamatan Merek yang juga

merupakan Kawasan Sentra Produksi Kentang di Karo.

Dari 20 petani yang digunakan sebagai sampel, diproleh data bahwa

masa tanam di mulai pada bulan April dan di akhiri dengan masa panen pada

bulan Agustus. Tetapi ada beberapa petani yang memulai masa tanam pada bulan

Mei mengalami kegagalan panen. Hal ini disebabkan curah hujan yang cukup

tinggi pada bulan Mei – Juni dan serangan hama penyakit yang menyerang

tanaman kentang.

5

Page 6: Tulisan Kentang Irma

Hasil survei di lapangan, pada 20 petani sampel, menunjukkan bahwa

biaya bahan (pembelian benih, pupuk dan pestisida) merupakan pengeluaran

terbesar dalam biaya produksi. Hal ini disebabkan masih tingginya harga pupuk

dan pestisida di pasaran. Tetapi pengeluaran untuk biaya produksi dapat tertutupi

dengan penerimaan dari hasil penjualan kentang karena dari hasil analisis usaha

tani, nilai R/C ratio sebesar 2,25% menunjukkan bahwa petani menerima

keuntungan yang relatif besar. R/C ratio merupakan perbandingan antara total

penerimaan (nilai produksi) dengan total biaya produksi.. Secara lengkap, hasil

analisis kentang dalam satu musim tanam (6 bulan) dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3. Analisis Usahatani Kentang Satu Kali Musim Tanam (6 bln)

Uraian VolumeHarga (Rp.)

Jumlah (Rp.)

A Biaya Produksi        1 Biaya Sewa Lahan       400.0002 Bibit 1.200 kg 5.000 6.000.0003 Pemupukan Organik Porasi 30 ton 400.000 12.000.0004 Penyemprotan EM 6 ltr 22.500 135.0005 Pestisida Organik EM 24 ltr 25.000 600.0006 Tenaga Kerja:          - Pengolahan Lahan Sempurna     1.700.000 1.700.000  - Penanaman 25 HOK 25.000 625.000  - Tenaga Pemupukan 20 HOK 25.000 500.000  - Penyiangan, Pembunbunan 30 HOK 25.000 750.000  - Tenaga Penyemprotan 20 HOK 25.000 500.000  - Panen dan Pasca Panen 15 HOK 25.000 375.000  - Penjaga 4 bln 100.000 400.000  - Gubug / Lain - Lain     200.000 200.000  Jumlah Biaya       24.185.000  Biaya Lain - Lain 10 %       2.418.500  Total Biaya       26.603.500B Produksi dan Pendapatan          Produksi Rata - Rata (Kg)       30.000  Harga Rata - Rata / Kg       2.000  Hasil Penjualan ( R )       60.000.000  Biaya Produksi ( C )       26.603.500  Keuntungan ( B )       33.396.500  R/C Ratio       2,25  B/C Ratio       1,25

3.3. Target Pengembangan Kentang

6

Page 7: Tulisan Kentang Irma

Dalam pengembangan kentang di Kabupaten Karo ke depan ada dua target

penting yang perlu dilakukan yakni:

1. Target Kelas Nasional. Dalam hal ini pengembangan agribisnis

kentang dalam jangka pendek diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

nasional, baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.

2. Target Kelas Internasional. Hal ini mengupayakan agribisnis kentang

Karo agar mampu bersaing secara internasional melalui peningkatan

produktivitas dan efisiensi biaya produksi.

3.4. Roadmap Pengembangan Kentang di Kabupaten Karo

Menuju Kentang Karo dengan Kelas Nasional, dapat dicapai dengan

melihat kelemahan agribisnis kentang Karo selama ini, khususnya masalah mutu

dan kontinuitas pasokan. Dengan tingkat produktivitas dan biaya produksi yang

ada pada saat ini, dilakukan pembenahan mutu dan kontinuitas pasokan.

Sebagai acuan mutu kentang, digunakan standar mutu kentang yang

dipakai oleh industri di Indonesia yakni sesuai dengan SNI 01 – 3920 – 1995,

sebagaimana pada Tabel 4.. Produsen kentang di Kabupaten Karo harus mengacu

kepada persyaratan standar mutu yang dianjurkan, sehingga dapat bersaing di

pasar global.

Tabel 4.Standar Mutu Kentang Berdasarkan SNI 01 – 3920 – 1995

Indikator Mutu I Mutu II Mutu III Mutu IV1. Kadar Air (%)2. Butir rusak (%)3. Butir warna lain (%)4. Butir pecah (%)5. Kotoran (%) 6. Hama penyakit7. Bau

8.Kandungan pestisida9. Suhu

max 14max 2max 1max 1max 1bebas

bebas bau busuk, asam

bebasnormal

max 14max 4max 3max 2max 1bebas

bebas bau busuk, asam

bebasnormal

max 15max 6max 7max 3max 2bebas

bebas bau busuk, asam

bebasnormal

max 17max 8max 10max 5max 2bebas

bebas bau busuk, asam

bebasnormal

7

Page 8: Tulisan Kentang Irma

Untuk memenuhi kontinuitas pasokan, dapat dipenuhi dengan melalui

pengaturan dan rotasi pola tanam kentang pada sentra-sentra produksi kentang di

Tanah Karo.

Tabel 5. Struktur Umum dan Alokasi Usahatani Kentang di Kabupaten Karo

Umur KentangJanuari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Pengolahan Lahan 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 82. Penanaman (0-1 mg) 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 83. Umur 2 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 84. Umur 3 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 85. Umur 4 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 86. Umur 5 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 87. Umur 6 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 88. Umur 7 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 89. Umur 8 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 810. Umur 9 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 811. Umur 10 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 812. Umur 11minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 813. Umur 12 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 814. Umur 13 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 815. Umur 14 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 816. Umur 15 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 817. Panen 8 8 8 8 8 8 8 8

Umur KentangJuli Agustus September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41. Pengolahan Lahan 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 82. Penanaman (0-1 mg) 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 83. Umur 2 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 84. Umur 3 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 85. Umur 4 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 86. Umur 5 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 87. Umur 6 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 88. Umur 7 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 89. Umur 8 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 810. Umur 9 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 811. Umur 10 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 812. Umur 11minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 813. Umur 12 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 814. Umur 13 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 815. Umur 14 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 816. Umur 15 minggu 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 817. Panen 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8

8

Page 9: Tulisan Kentang Irma

Tabel 6. Target Produksi Kentang Asal Tanah Karo Sesuai Kebutuhan Pasar

Uraian Januari Februari Maret April Mei Juni1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Volume Kentang 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 yang dibutuhkan pasar (ton)

2. Volume Kentang (ton) 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550

3. Volume Kentang 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 yang harus dihasilkan (ton)

Uraian Juli Agustus September Oktober November Desember1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Volume Kentang 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 yang dibutuhkan pasar (ton)

2. Volume Kentang (ton) 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550

3. Volume Kentang 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 550 yang harus dihasilkan (ton)

32

Page 10: Tulisan Kentang Irma

Membuat produk kentang Karo menjadi kelas Internasional, selain perlu

perbaikan mutu secara terus-menerus, peningkatan produktivitas kentang dan upaya

efisiensi biaya produksi kentang, perlu dilakukan secara bertahap, salah satu di

antaranya melalui pengurangan biaya pestisida, dengan cara melaksanakan

Pemberantasan Hama Terpadu (PHT) yaitu menggunakan pestisida pada saat

dibutuhkan, tidak seperti yang terjadi selama ini, tiada hari tanpa penggunaan

pestisida. Mungkin juga ke depan karena populasi hama dan penyakit yang banyak,

sudah mengarah kepada pertanaman kentang dalam rumah plastik sehingga hama dan

penyakit bisa dikendalikan.

Berdasarkan hasil survei di tiga kecamatan terhadap masing-masing 20 petani,

menunjukkan bahwa produktivitas kentang di Tanah Karo secara rata-rata selama 5

tahun terakhir baru mencapai sekitar 30 ton perhektar. Sedangkan rata-rata biaya

produksi adalah Rp 890/kg

Berdasarkan uraian di atas, maka pengembangan agribisnis kentang Karo

harus malukukan perbaikan pemupukan, perbaikan mutu bibit dan Efisiensi biaya

produksi.

4. KESIMPULAN

- Usaha agribisnis kentang di Kabupaten Karo memberikan keuntungan

kepada petani sebesar Rp. 33.396.500 per musim tanam

- Untuk memenuhi kontinuitas pasokan maka perlu dilakukan pengaturan

dan rotasi pola tanam kentang pada sentra-sentra produksi kentang

- Pengembangan agribisnis kentang Karo harus malukukan perbaikan

pemupukan, perbaikan mutu bibit dan Efisiensi biaya produksi.

33

Page 11: Tulisan Kentang Irma

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pertanian Kabupaten Karo. 2009. Pertanian Kabupaten Karo. Pemerintah Kabupaten Karo.

Direktorat Bina Usaha Tani Dan Pengolahan Hasil. 1998. Departemen Pertanian.

Karo Dalam Angka. 2010. Karo Dalam Angka 2009. Kerjasama Pemerintah Kabupaten Karo dengan Biro Pusat Statistik.

Pemkab Karo. 2003. Potensi dan Peluang Investasi di Kabupaten Karo.

SNI. 1995. Standar Mutu Kentang Menurut SNI 01 – 3920 – 1995

34