Tujuan(1)

15
PERCOBAAN 1 PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN SENYAWA ANORGANIK A. Tujuan 1. Mempelajari tes-tes yang digunakan untuk mengidentifikasi unsur penyusun senyawa tersebut 2. Mengamati beberapa perbedaan sifat dasar antara senyawa organik dan anorganik B. Landasan Teori Pada awal perkembangan ilmu kimia, kimia organik didefinisikan sebagai kimia yang datang dari benda hidup. Namun pada saat ini, kimia organik telah didefinisikan sebagai kimia senyawa karbon. Definisi ini pun tidak terlalu tepat, karena beberapa senyawa karbon seperti karbon dioksida, natrium karbonat dan kalium sianida dianggap sebagai senyawa anorganik. Namun demikian, definisi ini dapat diterima sebab semua senyawa organik mengandung karbon. Karbon adalah suatu unsur yang dapat terikat dengan atom karbon lain dan terhadap unsur-unsur lain menurut berbagai macam cara, yang menuju ke berbagai macam senyawa dalam jumlah yang hampir tidak terhingga banyaknya. Senyawa-senyawa ini bervariasi dalam kekompleksan dari gas alam dan gas lainnya, sampai ke asam nukleat yang rumit, yaitu pengemban kode genetik dalam kehidupan (Fessenden, 1982). Senyawa organik seperti telah disebutkan, dulunya dianggap hanya melibatkan senyawa yang diturunkan dari makhluk hidup. Makhluk hidup dianggap mempunyai “tenaga gaib” dalam proses sintesis senyawa-senyawa tersebut. Pada tahun 1828, seorang kimiawan Jerman, Frederich Wohler memanaskan ammonium sianat (senyawa anorganik) dan diperoleh senyawa urea yang merupakan senyawa organik (Petrucci, 1987).

Transcript of Tujuan(1)

Page 1: Tujuan(1)

PERCOBAAN 1

PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN SENYAWA ANORGANIK

A. Tujuan

1. Mempelajari tes-tes yang digunakan untuk mengidentifikasi unsur penyusun

senyawa tersebut

2. Mengamati beberapa perbedaan sifat dasar antara senyawa organik dan

anorganik

B. Landasan Teori

Pada awal perkembangan ilmu kimia, kimia organik didefinisikan sebagai

kimia yang datang dari benda hidup. Namun pada saat ini, kimia organik telah

didefinisikan sebagai kimia senyawa karbon. Definisi ini pun tidak terlalu tepat,

karena beberapa senyawa karbon seperti karbon dioksida, natrium karbonat dan

kalium sianida dianggap sebagai senyawa anorganik. Namun demikian, definisi ini

dapat diterima sebab semua senyawa organik mengandung karbon. Karbon adalah

suatu unsur yang dapat terikat dengan atom karbon lain dan terhadap unsur-unsur

lain menurut berbagai macam cara, yang menuju ke berbagai macam senyawa

dalam jumlah yang hampir tidak terhingga banyaknya. Senyawa-senyawa ini

bervariasi dalam kekompleksan dari gas alam dan gas lainnya, sampai ke asam

nukleat yang rumit, yaitu pengemban kode genetik dalam kehidupan (Fessenden,

1982).

Senyawa organik seperti telah disebutkan, dulunya dianggap hanya

melibatkan senyawa yang diturunkan dari makhluk hidup. Makhluk hidup dianggap

mempunyai “tenaga gaib” dalam proses sintesis senyawa-senyawa tersebut. Pada

tahun 1828, seorang kimiawan Jerman, Frederich Wohler memanaskan ammonium

sianat (senyawa anorganik) dan diperoleh senyawa urea yang merupakan senyawa

organik (Petrucci, 1987).

Page 2: Tujuan(1)

Zat organik dibagi menjadi 2, yaitu zat organik aromatis yang merupakan

senyawa organik beraroma, secara kimia senyawa ini mempunyai ikatan rantai yang

melingkar, misalnya benzene, toluene, dan zat organik non-aromatis merupakan

senyawa organik yang tidak beraroma dan secara kimia tidak mempunyai ikatan

rantai yang melingkar, misalnya etana, etanol dan formalin (M. Hidayati dan Yusrin,

2010).

Bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan rusak; sebagian

besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO2), hidrogen menjadi uap air,

dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2). Sebagian besar mineral jika dibakar akan

tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta

akan terjadi penggabungan antarindividu atau dengan oksigen sehingga terbentuk

garam anorganik (Arifin, 2008).

Arsen adalah elemen yang tersebar luas dimana-mana dengan sifat seperti

mineral. Senyawa arsen sangat kompleks dan berbeda antara arsen bentuk organik

dan bentuk anorganik. Senyawa arsen anorganik yang terpenting adalah arsen

trioksida (As2O3 atau As4O6). Arsen trioksida sangat cepat larut dalam asam klorida

dan alkalis. Senyawa arsen organik sangat jarang dan mahal. Ikatan karbon-arsen

sangat stabil pada kondisi pH lingkungan dan berpotensi teroksidasi. Beberapa

senyawa methylarsenic sebagaimana di dan trimethylarsenes terjadi secara alami,

karena merupakan hasil dari aktivitas biologik (Sukar, 2003).

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem

kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang

terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena

dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. Bahan organik tanah dapat

diartikan sebagai semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah,

termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan

organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus

(Tompodung, 2009).

Hasil perombakan bahan organik yang berperan penting dalam perbaikan

sifat-sifat tanah adalah fraksi terhumifikasi dikenal pula sebagai humus atau

Page 3: Tujuan(1)

senyawa humat. Senyawa organik ini berperan dalam memperbaiki kualitas sifat

kimia tanah seperti KTK dan sifat fisik tanah seperti agregasi (Dariah dan Nurida,

2011).

Penggunaan pupuk anorganik yang digunakan secara terus menerus dapat

menyebabkan terjadinya akumulasi zat kimia yang menimbulkan kondisi tanah yang

semula sehat menjadi tanah yang tidak sehat seperti struktur tanah yang

terdegradasi dan beracun bagi tanaman. Sedangkan bahan organik mempunyai

fungsi luas dalam memperbaiki kondisi fisik, kimia maupun biologi tanah. Pemberian

bahan organik ke dalam tanah berpengaruh baik terhadap tanah karena dapat

meningkatkan kembali kandungan humus, menghindari terjadinya pencemaran

lingkungan, mengurangi laju pengurangan hara yang terikut bersama bahan

panenan dan erosi serta dapat memperbaiki sifat-sifat tanah (Setyowati et al.,

2009).

Page 4: Tujuan(1)

C. Alat dan Bahan

1. Alat

- Cawan porselin

- Gelas kimia

- Hot plate

- Kawat ose

- Lampu Bunsen

2. Bahan

- Aqua (air es)

- Etanol

- Kloroform (CHCl3)

- Larutan AgNO3

- Larutan KI

- Larutan NaCl

Page 5: Tujuan(1)

D. Prosedur Kerja

1. Tes unsur-unsur dengan pembakaran senyawa organik

a. Deteksi unsur-unsur dengan pembakaran senyawa organik

- Dimasukkan ke dalam cawan porselin

- Dibakar

- Dipipet air sebanyak 2 ml

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia

- Diletakkan air yang di dalam gelas kimia ke

dalam cawan porselin

- Diamati perubahan yang terjadi

Hasil ?

b. Tes Beilstein

- Dimasukkan ke dalam tabung

reaksi

- Dibakar kawat dengan

menggunakan

lampu bunsen

- Dicelupkan ke dalam tabung reaksi

- Diamati hasil yangterjadi

Hasil ?

Etanol 2 ml

Kloroform 2 ml KI 2 ml

Page 6: Tujuan(1)

2. Perbedaan senyawa organik dan anorganik

a. Perbedaan dalam ionisasi

- Dimasukkan masing-masing

larutan ke dalam dua tabung

reaksi

- Ditambahkan masing-masing 3

tetes AgNO3

- Diamati hasil yang terjadi

Hasil ?

NaCl 2 ml Kloroform 2 ml

Page 7: Tujuan(1)

E. Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Hasil

1. - Etanol dimasukkan ke dalam cawan +

panaskan

- Air + panaskan

Menguap

Tidak menguap (hangat)

2. - Kloroform + kawat panas (dibakar)

- KI + kawat panas (dibakar)

Menggelembung

Tidak menggelembung

3. - NaCl + AgNO3

- Kloroform + AgNO3

Endapan putih

Terbentuk 2 lapisan

Page 8: Tujuan(1)

F. Pembahasan

Senyawa organik dan senyawa anorganik mempunyai ciri masing-masing

yang menandakan perbedaan keduanya. Perbedaan-perbedaan itu antara lain

sebagai berikut senyawa organik mempunyai warna yang cerah dan beraneka ragam

sedangkan senyawa anorganik warna yang dimilikinya tidak terlalu beraneka ragam,

senyawa organik mempunyai titik lebur rendah (dibawah 400ºC) bahkan sering kali

mengalami dekomposisi karena panas sedangkan senyawa anorganik memiliki titik

lebur yang tinggi umumnya di atas 500ºC, senyawa organik yang berasal dari alam

tersusun dari beberapa unsur saja sedangkan senyawa anorganik unsur-unsur

penyusunnya beraneka ragam, senyawa organik kelarutannya dalam air pada

umumnya kecil sedangkan senyawa anorganik pada umumnya mudah larut dalam

air, serta senyawa organik umumnya memiliki ikatan kovalen sedangkan senyawa

anorganik memiliki ikatan ion.

Pada praktikum ini, dilakukan berbagai uji identifikasi untuk mengetahui

perbedaan antara senyawa organik dan anorganik antara lain uji pembakaran, tes

Beilstein dan tes ionisasi. Uji pembakaran dilakukan dengan cara menempatkan kira-

kira 2 ml etanol ke dalam cawan porselin kemudian dibakar, selanjutnya air dingin

sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam gelas kimia, setelah itu simpan air tersebut di

atas pembakaran etanol. Tes Beilstein dilakukan dengan memanaskan ujung suatu

kawat dalam lampu Bunsen sampai berwarna merah, fungsi pemanasan disini

adalah untuk menghilangkan zat pengotor dan agar kawat tembaga bisa teroksidasi,

kemudian masukkan kawat panas ke dalam larutan kloroform (CHCl3) dan KI. Tes ini

bertujuan untuk mengidentifikasi adanya unsur H dalam larutan dimana akan terjadi

gelembung gas jika senyawa tersebut termasuk senyawa organik, telah diketahui

bahwa senyawa ini mengandung unsur C, H, O dan N. Sedangkan tes ionisasi cara

kerjanya yaitu dengan menempatkan masing-masing 2 ml larutan NaCl dan

kloroform pada tabung reaksi yang berbeda, selanjutnya pada kedua tabung reaksi

tersebut ditambahkan 3 tetes larutan AgNO3. Pada masing-masing uji identifikasi,

diamati perubahan yang terjadi.

Page 9: Tujuan(1)

Berdasarkan hasil pengamatan, etanol menguap habis sementara air menjadi

hangat. Unsur hidrogen dan karbon (unsur penyusun senyawa organik) misalnya

dapat terurai melalui proses pembakaran. Jadi ketika etanol dibakar, etanol akan

habis menguap. Maka dapat disimpulkan bahwa etanol mengandung karbon dan

hidrogen serta oksigen, sehingga senyawa ini termasuk senyawa organik.

Etanol walaupun memiliki berat molekul yang lebih tinggi daripada air tetapi

lebih cepat mencapai titik didihnya dibandingkan air atau bersifat volatile (mudah

menguap). Hal ini dipengaruhi oleh faktor ikatan yang dibentuk oleh molekul air,

dimana antara atom O pada suatu molekul akan mengikat dengan ikatan hidrogen

pada atom H molekul lainnya. Berdasarkan teori, ikatan hidrogen ini merupakan

merupakan ikatan kovalen polar yang tingkat kekuatan ikatannya berada di bawah

ikatan ionik dan ikatan ini banyak dibentuk oleh senyawa organik. Tetapi air tetap

tergolong ke dalam senyawa anorganik karena tidak mengandung unsur karbon.

Untuk memutuskan ikatan hidrogen sangat susah sebab kecenderungan atom H

untuk tertarik ke atom O yang bersifat lebih elektronegativitas, sehingga

menyebabkan air lebih lambat menguap. Sedangkan pada etanol meskipun memiliki

molekul yang hampir sama dengan air, tetapi adanya gugus alkil pada sisi lain atom

O membuat ikatan yang dibentuk tidak sekuat ikatan yang dibentuk oleh air. Selain

itu senyawa organik biasanya memiliki titik didih yang rendah sehingga mudah

menguap.

Berdasarkan teori, pada tes Beilstein hasil yang diperoleh seharusnya

senyawa organik tidak terdapat gelembung sedangkan pada larutan senyawa

anorganik seharusnya terdapat gelembung. Ketika kawat panas dimasukkan ke

dalam larutan, ion-ion pada larutan senyawa anorganik akan menghantarkan panas

dan akan terbentuk gelembung-gelembung gas yang berupa hidrogen sebagai

bentuk penguapan. Sedangkan pada larutan senyawa organik tidak dapat

membentuk ion-ion sehingga gelembung gas tidak dapat dihasilkan. Pengamatan

pada tes tersebut menunjukkan hasil sebaliknya yaitu terbentuknya gelembung

ketika kawat panas dicelupkan pada kloroform (CHCl3), sedangkan pada larutan KI

tidak memberikan respon apapun selain bunyi desisan. Hal ini dapat disebabkan oleh

Page 10: Tujuan(1)

kekurang telitian dari praktikan sehingga bisa saja tabung reaksi antara kedua

larutan tersebut tertukar.

KI merupakan senyawa anorganik, meskipun memiliki atom H. Hal tersebut

karena meskipun KI memiliki atom H, tetapi banyak aspek yang perlu ditinjau antara

lain ikatan antara atom dalam senyawa, apakah termasuk dalam ikatan ionik atau

ikatan kovalen, konduktivitas zat serta keadaan zat setelah pembakaran. Karena KI

merupakan ikatan ionik, maka KI tidak dapat digolongkan sebagai senyawa organik.

Hasil pengamatan pada tes ionisasi menunjukkan terbentuknya endapan

putih ketika NaCl ditambahkan AgNO3 dan terbentuk 2 lapisan saat kloroform (CHCl3)

ditambahkan AgNO3. Pembentukan 2 lapisan ini karena adanya perbedaan sifat

kepolaran antara kloroform dan AgNO3, dimana kloroform merupakan senyawa yang

bersifat non polar yang disebabkan tidak adanya elektron bebas dalam molekulnya,

sehingga tidak dapat dilarutkan oleh AgNO3 yang sifatnya polar. Hal ini sesuai

dengan prinsip “like dissolve like” bahwa suatu larutan akan larut jika dilarutkan ke

dalam pelarut yang sifatnya sama, yang berarti senyawa yang bersifat non polar

akan dapat larut pada senyawa non polar juga, sehingga kloroform tidak larut pada

AgNO3.

Senyawa organik merupakan senyawa non elektrolit dan senyawa anorganik

merupakan senyawa elektrolit. Elektrolit adalah kemampuan untuk menghantarkan

listrik yang disebabkan oleh terbentuknya kation dan anion dalam larutan sehingga

listrik dapat dihantarkan. Ketika NaCl yang merupakan senyawa anorganik,

ditambahkan beberapa tetes AgNO3, maka ikatan ion NaCl terputus dengan

terbentuknya Na yang beruang parsial positif dan Cl yang beruang parsial negatif.

Sedangkan pada senyawa organik, ketika kloroform ditambahkan AgNO3, kloroform

tidak dapat berubah menjadi ion-ion karena tidak memiliki elektron bebas pada

molekulnya. Tujuan penambahan AgNO3 yaitu untuk bereaksi dengan senyawa

larutan sehingga pada senyawa yang terdiri atas ion, ion-ionnya akan lebih mudah

bergerak bebas. Selain itu AgNO3 juga dapat berfungsi untuk mengendapkan unsur-

unsur halogen, dimana unsur halogen merupakan unsur pembentuk garam

Page 11: Tujuan(1)

sementara NaCl adalah garam, sehingga terbentuklah endapan putih ketika

keduanya direaksikan.

Manfaat dari percobaan ini dalam bidang farmasi misalnya adalah dengan

mengetahui perbedaan sifat dasar antara senyawa organik dan senyawa anorganik

maka dalam pembuatan obat ketika bahan obat yang dipakai baik itu zat aktif

maupun zat tambahan merupakan senyawa organik, harus diperhatikan titik

didihnya, karena senyawa ini seperti yang telah dijelaskan di atas memiliki titik didih

yang rendah. Sifat polar maupun non polar dari senyawa organik dan senyawa

anorganik yang diketahui melalui berbagai uji identifikasi juga berguna untuk

mengetahui kompatibel atau inkompatibelnya suatu bahan obat dengan pelarutnya

jika dalam pembuatannya memerlukan pelarut.

Page 12: Tujuan(1)

G. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Tes-tes yang digunakan untuk mengidentifikasi unsur penyusun senyawa organik

dan senyawa anorganik antara lain uji pembakaran, tes Beilstein dan uji

perbedaan ionisasi.

2. Perbedaan sifat dasar antara senyawa organik dan anorganik antara lain

senyawa organik memiliki titik didih yang rendah sehingga mudah menguap

sedangkan senyawa anorganik sebaliknya, senyawa organik bersifat non

elektrolit sedangkan senyawa anorganik bersifat elektrolit atau dapat

menghantarkan listrik.

Page 13: Tujuan(1)

Daftar Pustaka

Arifin, Z. 2008. Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro Dalam Sistem Biologi DanMetode Analisisnya. Jurnal Litbang Pertanian. 27 (3): 99-105.

Dariah, A. dan Nurida, N. L. 2011. Formula Pembenah Tanah Diperkaya SenyawaHumat untuk Meningkatkan Produktivitas Tanah Ultisols Taman Bogo, Lampung.Jurnal Tanah Dan Iklim. No. 33: 33-38.

Fessenden, Fessenden. 1982. Kimia Organik. Edisi ketiga Jilid 1, Erlangga. Jakarta.

M., Ana Hidayati dan Yusrin. 2010. Pegaruh Lama Waktu Simpan Pada Suhu Ruang(27-29ºC) Terhadap Kadar Zat Organik Pada Air Minum Isi Ulang. ProsidingSeminar Nasional UNIMUS. 2010, Semarang, Indonesia. Hal. 49-54.

Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar. Erlangga. Jakarta.

Setyowati, N., Nurjanah, U. dan Khorisma, R. 2009. Korelasi antara Sifat-sifat Tanahdengan Hasil Cabai Merah pada Substitusi Pupuk N-Anorganik dengan BokasiTusuk Konde (Wedelia trilobata L.). Akta Agrosia. 2 (12): 184-194.

Sukar, 2003. Sumber Dan Terjadinya Arsen di Lingkungan (Review). Jurnal EkologiKesehatan. 2 (2): 232-238.

Tompodung, H. M. 2009. Pengaruh Bahan Organik Terhadap PertumbuhanTanaman. Adiwidia. Edisi Desember 2009, No. 2: 12-17.

Page 14: Tujuan(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

PERCOBAAN 1

PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN SENYAWA ANORGANIK

OLEH

NAMA : AYU MERIAH REZKI

NIM : F1F1 11083

KELOMPOK : IV

KELAS : FARMASI C

ASISTEN : RIFA’ATUL MAHMUDAH

LABORATORIUM FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2013

Page 15: Tujuan(1)